Nama : Toni Mubarok NIM
: 14121015
Kelas : 22 Prodi : SI Administrasi Bisnis Jelaskan sebanyak-banyaknya (meliputi: Pengertian, Penerapan/Ruang Lingkup, Tahapan-tahapan, disertai dengan contoh) : a) Teori Organisasi Dan Manajement Bisnis b) Prisip-Prinsip Organisasi c) Prinsip Pembagian Kerja d) Prinsip Manajemen e) Gaya Dan Teknik Manajemen Jawab: Teori Organisasi TEORI ORGANISASI adalah teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi, Salah satu kajian teori organisasi, diantaranya membahas tentang bagaimana sebuah organisasi menjalankan fungsi dan mengaktualisasikan visi dan misi organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang didalamnya maupun lingkungan kerja organisasi tersebut. Menurut Lubis dah Husein (1987) bahwa teori organisasi itu adalah sekumpulan ilmu pengetahuan yang membecarakan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Teori organisasi merupakan sebuah teori untuk mempelajari kerjasama pada setiap individu. Berikut ini adalah bagan perkembangan teori organisasi:
A) Teori Klasik Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19).
Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah
lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas. Dikatakan teori mesin karena organisasi ini menganggap manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin. Teori Klasik berkembang dalam 3 Aliran: •
BIROKRASI: Dikembangkan dari Ilmu Sosiologi
•
ADMINISTRASI: Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Makro sebuah organisasi.
•
MANAJEMEN ILMIAH: Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Mikro sebuah organisasi.
Semua teori diatas dikembangkan sekitar tahun 1900-1950. Pelopor teori ini kebanyakan dari sebuah negara berbentuk kerajaan “Mesir, Cina & Romawi”. •
Teori Birokrasi Dikemukakan oleh “MAX WEBER” dalam buku “The Protestant Ethic and Spirit of
Capitalism” dan “The Theory of Social and Economic Organization”. Istilah BIROKRASI berasal dari kata LEGAL-RASIONAL: “Legal” disebakan adanya wewenang dari seperangkat aturan prosedur dan peranan yang dirumuskan secara jelas.
Sedangkan
“Rasional” karena adanya penetapan tujuan yang ingin dicapai. Karekteristik-karekteristik birokrasi menurut Max Weber: ◦ Pembagian kerja ◦ Hirarki wewenang ◦ Program rasional ◦ Sistem Prosedur ◦ Sistem Aturan hak kewajiban ◦ Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal
•
Teori Administrasi Teori ini dikembangkan oleh Henry Fayol, Lyndall Urwick dari Eropa dan James D.
Mooney, Allen Reily dari Amerika. HENRY FAYOL (1841-1925): Seorang industrialis asal
Perancis tahun 1916 menulis sebuah buku “Admistration industrtrielle et Generale” diterjemahkan dalam bahasa inggris 1926 dan baru dipublikasikan di amerika 1940. 14 Kaidah manjemen menurut Fayol yang menjadi dasar teori administrasi: •
Pembagian kerja
•
Sentralisasi
•
Wewenang & tanggung jawab
•
Rantai Skalar
•
Disiplin
•
Aturan
•
Kesatuan perintah
•
Keadilan
•
Kesatuan pengarahan
•
Kelanggengan personalia
•
Mendahulukan kepentingan umum
•
Inisiatif
•
Balas jasa
•
Semangat korps
Fayol membagi kegiatan industri menjadi 6 kelompok: Kegiatan Teknikal (Produksi, Manufaktur, Adaptasi) Kegiatan Komersil (Pembelian, Penjualan, Pertukaran) Kegiatan Financial (penggunaan optimum modal) Kegiatan Keamanan Kegiatan Akuntansi Kegiatan Manajerial atau “FAYOL’s FUNCTIONALISM” yaitu: a) Perencanaan b) Pengorganisasian c) Pemberian perintah d) Pengkoordinasian e) Pengawasan •
Teori Manajemen ilmiah Dikembangkan tahun 1900 oleh FREDERICK WINSLOW TAYLOR).
Definisi
Manajemen Ilmiah: “Penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan masalah organisasi” atau “Seperangkat mekanisme untuk meningkatkan efesiensi kerja”. F.W. TAYLOR menuangkan ide dalam tiga makalah: “Shop Management”, “The Principle Oif Scientific Management” dan “Testimony before the Special House Comitte”. Dari tiga makalah tersebut lahir sebuah buku “Scientific Management”.
Berkat jasa-jasa yang sampai sekarang konsepnya masih dipergunakan pada praktek manajemen modern maka F.W. TAYLOR dijuluki sebagai “BAPAK MANAJEMEN ILMIAH”. Empat kaidah Manajemen menurut Frederick W. Taylor: a) Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan metode atas dasar ilmu pengetahuan. b) Mengadakan seleksi, latihan dan pengembangan karyawan c) Pengembangan ilmu tentang kerja, seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah perlu intregasikan. d) Perlu dikembangkan semangat dan mental karyawan untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah B) Teori Neoklasik Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada
“pentingnya aspek
psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”. Munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang dilakukan di Pabrik Howthorne tahun 1924 milik perusahaan Western Elektric di Cicero yang disponsori oleh Lembaga Riset Nasional Amerika. Percobaan yang dilakukan ELTON MAYO seorang riset dari Western Electric menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan insentif upah dan Kondisi kerja karyawan dipandang sebagai factor penting peningkatan produktifitas. Dalam pembagian kerja Neoklasik memandang perlunya: a. Partisipasi b. Perluasan kerja c. Manajemen bottom-up C) Teori Modern Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Teori Modern sering disebut dengan teori “Analiasa Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan neokalsi. Teori Organisasi Modern melihat bahwa semua unsure organisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan system terbuka yang berkaitan dengan
lingkunngan dan apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan. Manajemen Bisnis Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Sedangkan manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Maka manajemen bisnis memiliki arti, semua proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk memperoleh keuntungan melalui produksi barang maupun jasa. Prinsip Organisasi Dan dalam berorganisasi ada berapa hal yang harus diketahui seseorang dalam membentuk organisasi . Ada beberapa prinsip organisasi,yaitu : ➢ Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
➢ Prinsip Rentang Pengendalian. ➢ Prinsip Fungsional.
➢ Prinsip Skala Hirarkhi.
➢ Prinsip Pemisahan.
➢ Prinsip Kesatuan Perintah.
➢ Prinsip Keseimbangan.
➢ Prinsip Pendelegasian Wewenang.
➢ Prinsip Kepemimpinan.
➢ Prinsip Pertanggungjawaban.
➢ Prinsip Fleksibilitas.
➢ Prinsip Pembagian Pekerjaan.
1. Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas. Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi pelayanan keolahragaan seperti Komite Olahraga Nasioanal sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan kesepahaman dan informasi ataupun pemberi kebijakan dalam dunia olahraga di Indonesia dan lain – lainnya. 2. Prinsip Skala Hirarkhi. Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, Sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan. Dalam hal ini,struktur keorganisasian berperan penting dalam tercapainya prinsip ini. Struktur keorganisasian yang baik dan terstruktur akan memberikan pembagian tugas yang jelas dan baik. 3. Prinsip Kesatuan Perintah. Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan saja. Sehingga dalam prinsip ini pimpinan berperan penting dalam mengatur dan mengontrol sepenuhnya akan suatu kebijakan dalam perintahnya. 4. Prinsip Pendelegasian Wewenang. Seorang
pemimpin
mempunyai
kemampuan
terbatas
dalam
menjalankan
pekerjaannya, Sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi. Meski pengambilan keputusan itu tetap harus dipertanggungjawabkan kepada pimpinan atau atasan. 5. Prinsip Pertanggungjawaban. Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan. Dan setiap pegawai berkewajiban menjalankan tugas dengan sebaik –baiknya.
6. Prinsip Pembagian Pekerjaan. Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi. Dalam pembagian kerja seorang pimpinan mempunyai kemampuan untuk memberikan perintah / tugas terhadap pegawai. 7. Prinsip Rentang Pengendalian. Prinsip rentang pengendalian artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya. Dalam menentukan banyaknya jumlah bawahan maka harus adanya batasan proposional suatu organisasi. Disesuaikan dengan kebutuhan organisasi tersebut. Dan apabila jumlanya bawahan atau staf yang harus dikendalikan berjumlah banyak maka semakin besar juga pengendalian yang harus dilakukan. 8. Prinsip Fungsional. Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya. Hal ini juga berhubungan dengan prinsip pembagian kerja. Dan secara prinsif fungsional struktur keorganisasian memiliki juga kekuatan penting dalam mengontrol dan mengatur pembagian tugasnya secara fungsional dalam fungsionalnya. 9. Prinsip Pemisahan. Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain. Dalam pembagian tugas telah ada bagian masing – masing kerja tiap pegawai / staf dan akan dipertanggung jawabkan kepada pemimpin. Sehingga tugas yang telah diberikan sesuai kompeten masing – masing harus dilaksanakan dengan sebaik –baiknya.
10. Prinsip Keseimbangan. Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan. Dan tujuan tersebut adalah salah satu dasar kerja dari organisasi yang terbentuk. Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh klub sepak bola di suatu desa terpencil, Struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi klub sepak bola yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya. 11. Prinsip Fleksibilitas Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya. Fleksibilitas dari suatu organisasi akan mempengaruhi eksistensi organisasi tersebut dalam menghadapi perkembangan. Organisasi yang mampu berkembang dan menyesuaikan terhadap pertumbuhan sosial akan mampu terus tumbuh dan membuat organsasi tersebut menjadi lebih baik. 12. Prinsip Kepemimpinan. Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut. Prinsip Pembagian Pekerjaan. Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi. Dalam pembagian kerja seorang pimpinan mempunyai kemampuan untuk memberikan perintah / tugas terhadap pegawai.
Contoh pembagian kerja misalnya pada suatu tim sepakbola: Dimana ada manajer tim, kepada pelatih, asisten pelatih, dokter tim, dan pemain. Tentu saja pemain pun masih dapat dibagi-bagi sesuai kemampuan dan strategi yang digunakan oleh tim tersebut. Prinsip Manajemen Prinsip manajemen adalah dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen. Menurut Henry Fayol, prinsip-prinsip dalam manajemen sebaiknya perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi yang berubah. Prinsip-prinsip manajemen diuraikan sebagai berikut. a) Devision of work atau pembagian kerja, untuk mencapai dalam menggunakan tenaga manusia dan faktor-faktor produksi lainnya. Prinsip ini sangat penting mengingat adanya keterbatasan kemampuan manusia dalam mengerjakan semua pekerjaan. Manusia antara satu dengan yang lainnya punya keterbatasan mengenai kebutuhan waktu, pengetahuan, kemampuan, dan perhatian, sehingga dalam keterba-tasannya dapat dilaksanaka oleh pihak yang berkemampuan untuk itu. b) Authority and responsibility atau asas kekuasaan (kewenangan) dan pertanggungan jawab. Kedua prinsip ini merupakan kunci dalam menjalankan roda usaha kerja sama. Sebab tanpa kewenangan dan pertanggungan jawab para manajer tidak dapat mengadakan hubungan ke bawah maupun ke atas (two way communication). Harus ada
kekuasaan untuk memberi perintah (the right to art) dan kekuasaan untuk
membuat dirinya ditaati. Pertanggungan jawab timbul oleh adanya kekuasaan tadi. Keduanya harus seimbang (party) tidak ada kekuasaan tanpa tanggung jawab dan sebaliknya. Misalnya: kekuasaan/weweng sebesar X, maka tanggung jawab pun hrus sebesar X pula. Wewenang menimbulkan “hak” sedangkan tanggung jawab menibulkan “kewajiban”. Hak dan kewajiban menyebabkan terjdinya interaksi dan komunikasi antara atasan dan bawahan. c) Discipline (disiplin), yang meliputi: ketaatan, kesungguhan hati, kerajinan, kesiapan, persetujuan, kebiasaan, tata krama antara badan usaha tersebut dengan warganya. d) Unity of command (kesatuan perintah/komando) adalah prinsip yang mengharuskan bahwa perintah yang diterima oleh seseorang pegawai tidak boleh diberikan oleh lebih dari seorang petugas di atasnya e) Unity of direction (kesatuan arah gerak) adalah prinsip yang mengatakan bahwa tiap-tiap golongan pekerjaan yang mepunyai tujuan yang sama harus mempunyai satu
rencana dan dikepalai oleh seorang manajer saja. Seperti dibedakan dari prinsip “unity of command”, Fayol berpendapat bahwa unity of direction dihubungkan dengan struktur atau “badan perusahaan”. Sedangkan unity of command dihubungkan dengan jalannya fungsi personalia (to the functioning of personnel. f) Subordination of individual interest to general interest (subordinasi kepentingan perseorangan terhadap kepentingan umum) maksudnya di dalam golongan manapun kepentingan kelompok harus mampu mengatasi kepentingan perorangan. Bila subordinasi
ini
terganggu
maka
manajemen
berfungsi
untuk
mendamaikannya/mengembalikannya (it is function of management to reconcile them) g) Remuneration of personnel (pemberian upah/gaji para pegawai) Prinsip ini menurut Fayol yaitu pembayaran upah dan cara-cara pembayarannya supaya adil dan memberikan kepuasan yang maksimum bagi pegawai dan majikan (and afford the maximum satisfaction to employee and employer). Dengan sistem upah/gaji yang memuaskan akan merangsang para bawahan atau pegawai untuk bekerja lebih giat. h) Centralization (sentralisasi) yaitu prinsip yang mengatakan bahwa semua organisasi harus dapat berpusat, harus mempunyai pusat (centralistis atau decentralistis).Prinsip ini harus menunjukkan sampai batas mana wewenang itu dipusatkan atau dibagi dalam sesuatu perusahaan. Keadaan masing-masing akan menentukan tingkat sentralisasi yang akan memberikan hasil keseluruhan yang sebaik-baiknya. i) Chain of command (rangkaian perintah) adalah prinsip yang meng-haruskan bahwa perintah dari atas ke bawah selalu mengambil jarak yang paling dekat. Hirarki dari atas dengan adanya kekuasaan dibarengi dengan ketaatan dari bawah adalah untuk menjamin kemungkinan dua arah (two way communications) dan kesatuan perintah (unity of direction) j) Order (Tata tertib/ketentraman) prinsip ini menurut Fayol dibagi atas “ketertiban material” dan “ketertiban sosial”. Kedua ketertiban tersebut sebagai suatu semboyan, bahwa harus diadakan tempat untuk tiap orang maupun barang dan supaya tiap orang maupun barang harus ada pada tempatnya. Fayol mengatakan “a place for everything (every one) and everything (every one) in its (his) place” k) Equity (keadilan) prinsip ini menurut Fayol dianggap sebagai sesuatu yang menimbulkan kesetiaan dan ketaatan bawahan dengan jalan mengkoordinasikan kebaikan dan keadilan para manajer dalam memimpin bawahannya, sehingga menimbulkan rasa tunduk terhadap kekuasaan dari pihak atasan. Atmosudirdjo (1975)
menerjemahkan sebagai prinsip “kewajaran” bukan keadilan. Keadilan adalah realisasi dari sesuatu yang sudah tetap. Kewajaran memerlukan banyak “pikiran sehat”, banyak pengalaman dan banyak “kebaikan hati”. Pada umumnya para pegawai minta diperlakukan secara wajar, tidak usah secara adil (artinya selalu mendapat apa yang menjadi haknya atau kewajibannya), l) Stability of tenure of personel (stabilitas masa jabatan dalam kepegawaian), untuk menghindarkan labor turn over yang tidak dikehendaki. Oleh karena hal ini dapat mengakibatkan ongkos-ongko tinggi dalam produksi. Diperlukan waktu bagi seorang pegawai untuk menyesuaikan diri pada jabatannya (fungsinya) yang baru dan untuk mencapai penunaian tugas yang cukup baik. m) Initiative (inisiatif) adalah prinsip yang mengatakan bahwa seseorang kepala harus pandai memberi inisiatif (prakarsa) kepada bawahannya, yaitu kesempatan untuk memikirkan dan merencanakan sendiri sesuatu karya, mengusulkannya kepada atasan dan kemudian diberi kesempatan untuk melaksanakannya sendiri. Dengan demikian maka pegawai tersebut akan memperoleh kepuasan dan kegembiraan organisasi. n) Esprit de corps (kesetiaan kelompok) adalah prinsip bersatu itu teguh (union is strenghth), suatu kelanjutan dari prinsip kesatuan komando. Fayol ini menegaskan perlunya kerjasama kelompok (team work) dan pentingnya komunikasi untuk tercapainya keharmonisan. Gaya dan teknik menajemen Sebuah gaya manajemen yang efektif dapat membuat sebuah perbedaan, misalnya mampu menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu dan sesuai anggaran. Manajer yang baik harus memiliki beberapa teknik yang berbeda untuk mencapai tujuan tersebut. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan: Delegasi Tidak ada yang bisa melakukan segalanya. Inilah sebabnya mengapa Anda memiliki karyawan. Manajer harus menahan keinginan untuk mencoba melakukan pekerjaan karyawan. Manajer yang baik mampu melakukan delegasi terhadap pekerjaan yang dapat dilakukan oleh bawahannya. Manajemen konflik Hal ini penting dikuasai karena orang-orang yang terlibat kadang-kadang terjadi konflik. Manajer yang baik harus mampu menemukan cara untuk menenangkan keadaan
tersebut. Konsultasi Tidak ada orang yang bisa tahu segalanya. Sementara manajer menjalankan tugas kantor dan mungkin menjadi orang yang paling berpengalaman, namun pengetahuan kolektif dan kemanfaatan dari seluruh staf jauh lebih besar manfaatnya. Untuk alasan ini, merupakan ide yang baik bagi manajer untuk berkonsultasi dengan karyawan, terutama ketika membuat keputusan yang mungkin mempengaruhi bagaimana mereka melakukan pekerjaan mereka. Otokratis Dalam beberapa situasi, gaya konsultasi dan kerjasama yang santai harus dibuang. Manajer yang baik tahu kapan waktunya untuk mulai mengeluarkan perintah tegas kepada karyawannya. Gaya otokratis semacam ini paling sering dibutuhkan saat keadaan darurat atau beberapa situasi yang tak terduga yang membutuhkan penyesuaian yang cepat.