K.NGRE'
.mrAN
**o;i#Xf-
f#h ,&\ *,#$ APoTEKER TNDoNESIA RAKERNAS
20{i
Progr.m Sfudl Fenneel FMIPA Unsrst JL. Kampue Unaral Klealr Mrnado 95t15 TIp. &At-E355{12, Fax.
No. Lampiran Hal.
EW
04tl&i3715, (N3l{25S}2
: 005/PP/Kongresllmiah&Rakemas/A/lAlDgz011 :
-
: Undangan
Kepada Yth., Bapakllbu/Sdr.:
Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt.
DL Tempat Dengan hormat, Berdasarkan hasil seleksi yang dilakukan oleh Panitia Kongres llmiah XIX dan Rakemas 2011 lkatan Apoteker lndonesia (lAl), kami memutuskan bahwa makalah Bapakdengan: Judul
: UjiAktMtas antimalaria Ekshak Batang Anamirta cocculus(L.)Wght
& Am. ln Vitro dinyatakan diierima untuk dipresentasikan secarEl Oral prcsentasi dalam acar€l kongres tersebut. Selanjutnya kami mengundang BapUibu untuk mempresentasikan makalah tercebut pada acara Kongres llmiah tanggal 28-29 Oktober 2011 di Hotel Sintesa Peninsula Manado - Sulawesi Utara. Makalah lengkap dimasukkan paling lambat tanggal 28 Oktober Z0fi. Demikianlah hal ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.
Manado, 18 Oktober
2Afi
Panitia Kongres llmiah XIX lAl, Horrratkami Sekretaris Panitia Pelaksana
Ketua Panitia Pelaksana
Dra Andeane. C. Wullur,M.Kes,Apt
Drs. C. G. Parera, Apt.
{e
rF
IE lo
o N
o
o
o
z
o o
z w
w E I
rr pni
Y S=\ rpri I IJJ F q*a uI
o L
z s . I
ss go, o 'i
3,6 6
U)
o
T
4=6
& ad %
o
so
oa, !e
tr
o #g o sC'
.E
o o^
s au ot
n[E s
(,
s
EEt gE*
vt
tr I
C' .t-
J {
a.
o 3 5
=o
o L
a
lo
$
;{
E:i s€
s 8E E*= € Es x.33 fiEt x sE 3€
Ef bd
lq tg o
F F
o
xx
N L o ! o #
ii
o N
L
= d z, =: o J
frz 96 o
I
F E' e. s oo (9
gE; il
{g
(, G o
-,
*Bs =
c,r
c,
c, U) o. o
€
S
Et : *S
= t -oIt 't o C, g
, lo-
=\ t-!
I a
IIJ
l.E
-
{. -
lL
>a
I
o N
k
r
a
o-
G
E
G
=1 :;r
( \_
IE
=
s
E u v
E z
o 1'
z
,..1 \,'
'_/
o 'E
o
L
*i
G
CL
o o J
6
= E
o o
*a
{o
;t H
I
frE =s t
{E
\9.
,l
yi rlE
E! )
E(
\'= \(E
t=(o )Tt
o z o Y
J-
-tr '* o .t'E< .-* AE / :"': {r \:t)
li
e1
11
"'..
( \,
s.-.
.,hP";
\e
*,
CL
g o L
o N
(E
o-
q o
a
*f
o
J=
o
t y)a
IIJ
z
o a
4*e
w z t-ry I
E tr 1td IIJ \*ro" v rtn8 I IrJ
F o tr
+s
&
a&
z c% E
Y I
o
-
o
d
Ia
v@ Y P
'sfl
(E
L
o o
Pg n.8
s s
z
I
0.
o L)
o .E
too
o N
.it-
a
-!
!u
G!
z* B€ E5 {f E,B SA
llJ SE so oE Yo tr rsE EI kt o Eil XE # {.d #s o € s E&E cq so9a u oE €B $i g is xi TG J x3 €$ C'
T'
=i
= dx
v o s (o d o.
C,
CL q,
tz L o g
!6 EN
.g otr G o o. I
v
-G
f; s Y o
U)
o (a ! 1r)
q,
AA
G
E
o
o.
d
C,=
I
ar
o 3 U)
3
Y
z o.
@ = o.
o-
Y
(E
a! U' (, G
5
g, E E o o o.
o
!
-? t!
.=
s {2 J= s$ q
o
U) uJ
o
(9
o L
S5
C,
E,
z
o Y
o
vd t-
-IXI
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR EDITOR.. SUSUNAN TIM EDITOR PROSIDING KONGRES ILMIAH IAI KE XIX SAMBUTAN KETUA UMUM PENGURUS PUSAT IAI........ DAFTAR IS1.............................
III
iv v vi
FARMAKOGNOSI, FITOKIMIA JAWER KOTOK, DARI LEGENDA CIUNG WANARA MEN'ADI SEDIMN ANTI-INFLAMASI MODERN S, dan L.B. Kardono
Moelyono MW, Anas Subarnas, Supriyatna
FLAVONOID DALAM EKSTMK (AIR) KERING DAIJN AVERRHOA BILIMBI.,.. Suswini Kusmaningati, Afifah B. Sutjiatmo, yulinah Sukandar EFEK SITOTOKSIK DAUN MAITAN, DAUN SENGGANI DAN DAUN IATI BELANDA TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D .....................
Rosita Melannisa, Ika Trisharyanti Dian Kusumowati, Muhammad Da'i dan Ratna yuliani
AKTMTAS ANTIMIKROBA EKSTMK ETANOL DAUN SENGG ANI (Metastoma
ffine D. Don) DAN
t5
HERBA 22
Ika T D. Kusumowati, Rosita Melannisa TOKSISITAS FMKSI HEKSAN, KLOROFORM DAN AIR SISA GENDRUWO (Manihot utilissima Pohl)........
EKSTMK ETANOL DAUN DAN AKAR KETELA 32
Sajekti Palupi, Elisawati W, Ratih TL, Eta HA APAKAH DAUN DEWA (GYNUM PSEI]DO.CHINA (L.) DC.), HEPATOTOKSIK PADA MANUSIA MAUPUN TERNAK YANG MENGKONSUMSINYA? Tri Windono, Umar A. Jenie, Leonardus B.S. Kardono
42
DEKLOROFILISASI EKSTMK ETANOLIK DAUN MANGG A(MANGIFEM INDICA,L) DENGAN METODE 53
Hadianti Nurfitri, Andayana puspitasari
UII AKTIVITAS ANTIMALARIA EKSTMK
BATANG TALIKUNING (ANAMIRTA COCCULUS (L.)
60
uswatun chosanah, Dorta simamora, sasangka prosetyawan S, Loeki Enggar Fitri AKTIVITAS ANTI0KSIDAN EKSTMK ETAN0L DAUN ALPOKAT (persea americana MilD
....
68
Retno Wahyuningrum, Wiranti Sri Rahayu, Ardiansyah Bayu Setiadi. AKTIVITAS EKSTMK ETANOL DAUN ALPUKAT (Persea americana M.) SEBAGAI KRIM TABIR SURyA..........-....... Frenly Wehantouw Edi Suryanto, Novel N. Kojong dan enny pontoan
74
f
UJI AKIIVITASANTI BAKTERI EKSTMK ETANOLIK DAUN MANGGIS (Garcinia Mangostana L.) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI ......-.................... Suparman, Diniatik
AKTIVITAS AFRODISIAKA BEBEMPA EKSTMK DAUN SANREGO (Lunasia amara Blanco.) PADA MENCIT [Mus musculus) JANTAN..... Gemini Alam, Restu Ariyasta Ramadhan, Subehan, Usmar UJI EFEKANTIASKARIASIS EKSTMK ETANOLIK BUI LABU
fcucurbia moschata Duch. Poi[ semen) TERHADAP
MEMH
GACING
Ni Nyoman Yulianil, Elisma2, Maria Hilaria2, yulia Selphi2
Ascaris Suum...........
Kongres llmiah lkatanApoteker Indonesia ke XlX, Manado 2g-30 oktober 2011
80
90
FARMAKOGNOSI
UJI AKTIVITAS ANTIMALARIA EKSTRAK BATANG TATJKUNING (ANAMIRTA COCCULUS (I.)WIGHT & ARN.) lN VITRO AN TIMALARIAL ACTIVITY O F TALI KU N IN G (AN AMI RTA COCCULUS (L,)WIGHT & ARN,) STEM EXTRACT IN VITRO llswatun
Chasanaha), Dorta Simamorab) Sasangka Praseqtawan S'), Loeki Enggar Fitrid)
"lProgram Studi Farmasi, Universitas Muhammadiyah Malang ulFakultas Kedokteran, Universitas Wij aya Kusuma, Surabaya .)Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang a)Fakultas Kedokteran, Universitas Brawif aya Malang ABSTRAK Latar Belakang: Malaria masih merupakan masalah kesehatan dunia. Tumbuh dan menyebarnya resistensi terhadap semua obat antimalaria lapis pertama yang dipakai pada pengobatan dan pencegahan malaria telah menimbulkan masalah besar pada program penanggulangan malaria. Salah
iatu upaya untuk menanggulangi perkembangan resistensi malaria adalah dengan dilakukan penelitian obat antimalaria terutama yang berasal dari dari tanaman obat. Anamirta cocculus(L')Wight a A.n. merupakan tanaman obat yang secara empiris telah digunakan sebagai obat antimalaria di Papua. Penelitian tentang isolasi dan identifikasi senyawa kimia pada batang Anamirta cocculus(L.)Wight & Arn. memberikan hasil adanya senyawa alkaloid kuartener pada akar dan batang
tanaman tersebut.. Alkaloid kuartener tersebut diduga mempunyai aktivitas fisiologi sebagai antimalaria. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak batang Anamirta cocculus(L.)Wight & Arn. terhadap pertumbuh an Plasmodium falciparum 3D7 in vitro. Metode: Biakan Plasmodium falciparum 3D7 (Eijkman Institute) dipapar dengan ekstrak batang Anamirta cocculus(L.)Wight & Arn. dengan dosis masing-masing lpg/ml, 1Opg/ml dan 100pg/ml yang dibandingkan dengan klorokuin pada dosis lpg/ml dan 10pg/ml. Pengamatan dilakukan pada 30 jam setelah masa inkubasi pada 370C dengan menghitung sel-sel darah merah yang terinfeksi diantara 5000 sel.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua dosis ekstrak batang Anamirta cocculus(L.)Wight.& Arn. (1p.g/ml, 1Opg/ml dan 100pg/ml) dapat menurunkan pertumbuhan Plasmodium falciparum 3D7; ekstrak batang Anamirta cocculus(L.)Wight & Arn. dosis 10pg/ml dan
100prg/ml mempunyai aktifitas antimalaria lebih baik daripada klorokuin dosis Lpg/ml dan mempunyai aktifitas antimalaria yang tidak berbeda bermakna jika dibandingkan dengan klorokuin dosis 1gpg/ml [p>0.05; ANOVA). Dengan demikian ekstrak batang Anamirta cocculus berpotensi sebagai obat malaria.
Kata kunci: Anamirta cocculus, antimalaria, Plasmodiumfalciparum
3D, in vitro
ABSTRACT
Background: Malaria remains a globol health problem. Grow and spread of antimalarial drug to firstline drugs has caused major problems in malaria control programs. Talikuning (Anamirta cocculus (L.) Wight & Arn. is a medicinal plant that has been used empirically as an antimalarial drug in Papua. The stem of Anamirta cocculus (L).Wight & Arn.) was known to contain several quorterner alkaloids that thought to have anti-malarial effecL This study was conducted in order to explore the effect of Anamirta cocculus (L.)Wight & Arn. stem extract on reducing the growth of Plasmodium falciparum 3D7 in vitro. Methods; Cultures of Plasmodiumfalciparum 3D7 (Eijkman Institute) exposed to Anamirta cocculus (L.) Wight AArn.stem extractwith the doses of 7pg/m,7A pg/ml and 100p9/ml compared to chloroquine resistance
Kongres llmiah lkatan Apoteker lndonesia ke XlX, Manado 28-30 Oktober 2011
FARMAKOGNOSI
at
doses of 1 1tg/ml and l?pg/ml. The observation was done at 30h after incubation qt 37 T by counting the infected red blood cells (RBCs) in 5000 ceils. Results: The results of this study indicate that all doses of Anamirta cocculus (L.) Wight. & Arn.stem extract (l-pg/ml, 101t9/ml and 100 pq/m0 could decrease the growth of Plasmodium fatciparum 3D7;
Anamirta cocculus (L.) Wight & Arn.stem extract doses 101tg/mt and 100 pg/;l had q better qntimalarial activity than chloroquine dose of 11tg/mt and were not significantly dffirent when compared to chloroquine dose of 10pg/ml (p> 0.05; ANOVA). Conclusion: The Anamirta cocculus(L.)Wight & Arn. stem extrqct was potential as ontimalarial drugs,
Key word : Anamirta cocculus(L.)Wight & Arn., antimalarial, Plasmodium fatciparum 3D7, in vitro
PENDAHULUAN Malaria masih merupakan infeksi parasitik paling penting di dunia. Menurut WHO separuh penduduk dunia mempunyai risiko terkena malaria. Pada tahun 2008 diperkirakan ada 243 juta kasus dengan angka kematian 863000 jiwatrl. Di Indonesia dilaporkan bahwa 45o/o dari penduduk Indonesia yang berjumlah 230 juta orang hidup di daerah endemik malaria dan yang terserang malaria sebanyak 2,5 jutajiwa dengan angka kematian sebanyak 3480 orang pada tahun 2006L21. Kematian karena malaria ini terutama disebabkan oleh infeksi Plasmodium falciparum disertai berbagai komplikasi pada anak-anak, wanita hamil, dan individu non-imunt3l. Upaya untuk mengurangi tingginya angka mortalitas dan morbiditas akibat malaria mengalami hambatan. Salah satu faktor terjadinya hambatan ini adalah karena adanya perkembangan resistensi obat anti malaria terutama pada spesie s Plqsmodium falciparumi+t. Peningkatan kasus resistensi terhadap obat standar yaitu klorokuin [Ce) dan suifadoksinpirimetamin [sPJ telah terjadi di hampir seruruh propinsi di Indonesia; di beberapa propinsi resistensi tersebut sudah melebihi 25o/o sehingga obat-obat lama seperti kllroi
Kongres llmiah lkatan Apoteker lndonesia ke XlX, Manado 2g-30 oktober 2011
FARMAKOGNOSI
Sampai saat ini masih belum ada pembuktian secara ilmiah apakah batang tanaman Anamirta cocculus mempunyai efek sebagai obat antimalaria, oleh karena itu akan dilakukan penelitian terhadap tanaman tersebut dengan cara melakukan uji efek ekstrak batang Anamirta cocculus terhadap pertumbuhan parasit Plasmodium falciparum in vitro. Adanya berbagai bahan aktif yang terdapat di dalam ekstrak batang Anamirta cocculus tersebut diharapkan menghasilkan efek antimalaria yang bersifat sinergis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara ilmiah bahwa pemberian ekstrak batang Anamirta cocculus mampu menghambat pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro.
METODE PENELITIAN Tanaman untuk Penelitian Tanaman yang digunakan untuk penelitian adalah batang talikuning (Anamirta cocculus [L.)Wight & Arn.) yang diperoleh dari Papua. Determinasi batang talikuning dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di Bogor. Parasit Penelitian. Parasit yang digunakan adalah isolat Plasmodium falciparum 3D7 yang diperoleh dari Lembaga Eijkman fakarta dan kultivasi dilakukan berdasarkan metode Trager-lensen (Le76). Bahan Pembanding. Kontrol negatif yang digunakan pada penelitian ini adalah kultur P. falciparum 3D7 yang tidak diberi bahan uji dan sebagai kontrol positif adalah kultur P. falciparum 3D7 yang diberi klorokuin pro-analitik [Biomedicalls, LLC).
Preparasi ekstrak batang Cnamirta cocculus Ekstrak batang tanaman Anamirta cocculus dibuat secara maserasi [perendaman). Seratus gram serbuk batang Anamirta cocculus dengan derajat halus 100 dimasukkan ke dalam bejana maserasi, dituangi dengan petroleum ether sampai diperoleh lapisan petroleum ether di atas permukaan bubur serbuk. Campuran dibiarkan selama satu malam. Petroleum ether diganti dengan petroleum ether yang baru sampai diperoleh cairan petroleum ether yang jernih. Campuran disaring, ampas dituangi 750 ml metanol, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sesekali diaduk. Setelah 5 hari campuran tersebut disaring, diperas, dicuci ampasnya dengan metanol secukupnya hingga diperoleh 1000 ml. Maserat dipindah dalam bejana tertutup dan dibiarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2hari,lalu maserat dienap tuangkan atau disaring. Kemudian maserat diuapkan pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50'C hingga konsistensi yang dikehendaki. Ekstrak dimasukkan dalam oven pada suhu 50oC sampai diperoleh ekstrak ksn12ltr:l Dari hasil ekstraksi serbuk kering batang Anamirta cocculus sebanyak L00 gram diperoleh ekstrak kasar kental sebanyak 2,422 g Pembuatan larutan obat Klorokuin dan ekstrak batang talikuning (Anamirta cocculus (1.) wight &Arn.). Klorokuin dibuat larutan dengan konsentrasi 1 pg/ml dan 10pg/ml dengan cara melarutkan klorokuin dalam aquadestilata, untuk pengencerannya ditambahkan RPMI 1640 dan pengenceran selanjutnyd mengggunakan medium komplit LUo/o. Ekstrak batang Anamirta cocculus dibuat pada konsentrasi L yg/ml, l0pg/ml dan 100pg/ml dengan cara melarutkan ekstrak kasar batang Anamirta cocculus dalam etanol 70o/o, untuk pengencerannya ditambahkan larutan RPMI 1640 dan pengenceran selanjutnya menggunakan medium komplit 10%.
Uii Aktivitas Antimalaria ekstrak batang talikuning (Anamirta Cocculus (t.) Wight & Arn.) dibandingkan dengan obat standar Klorokuin in vif,vslr+|. Kongres llmiah lkatan Apoteker lndonesia ke XlX, Manado 28-30 Oktober 2011
FARMAKOGNOSI
p.falciparum beku dicairkan kemudian dikultivasi dalam medium kultur yang mengandung eritrosit golongan darah O dengan hematokrit 5olo dan serum darah manusia tipe AB t0olo dalam inkubator dengan aliran COzSo/o pada suhu 37"C. Medium kultur dua hari sekali diganti dan dikultivasi sampai diperoleh tingkat parasitemia L-Zo/o. Pengujian ekstrak batangAnamirta coccullus dilakukan dalam lempeng mikro steril yang terdiri dari24 sumur, Pada sltiap sumur diberi L250pIkultur malaria dengan hematokrit 7lo/o.Pada kolom I berisi kultur P.falciparum tanpa bahan uji yang merupakan kontrol negatif. Selanjutnya pada kolom kedla dan ketiga masing-masing berisi kultur P.falciparum yang diinkubasi du.,g"n klorokuin tpg/ml dan 1Opg/ml. Berikutnya pada kolom keempat, kelima dan keenam adalah merupakan kultur P.falciparum yang diinkubasi dengan ekstrak batang Anamirta cocculus tl.)ryl/ight & Arn berturut-turut pada dosis lptg/ml, 1Opg/ml dan 100pg/, selanjutnya diinkubaii rulr*r 30 jam. Kontrol negatif yang merupakan kultur P.falciparum tanpa obat/ekstrak uji dianggap memiliki pertumbuhan LOOo/o. Setelah 30 jam, dibuat hapusan darah tipis dan diperiksa secara mikroskopik dengan pewarnaan Giemsa- Dilakukan penghitungan jumlah eritrosit yang terinfeksi dalam 5000 eritrosit, kemudian iumlah eritrosit terparasitasi ini dijadikan persen per 100 eritrosil %o
o/o eritrosit terinfeksi : I total eritrosit yang dihitungJ x L00 yang mendaPat 3D7 pada P.rfalclparum kultur Perlakuan = eritrgsit terinfeksi o/o eritrosit terinfeksi pada kultur P.falciparum 3D7 pada kontrol negatif
eritrosit terinfeksi =
persentase
parasit
(
!
o/o
Analisis Data.
perbedaan persentase parasit antara kelompok kontrol dan perlakuan dianalisa dengan u)i oneway ANOVA. Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi perbedaan tiap-tiap kelompok perlakuan dilakukan uji Turkey HSD pada taraf So/a.
Hasil Uii Aktivitas Antimalaria ekstrak batangAnamirta cocculus Aktivitas antimalaria ekstrak batang Anamirta cocculus ditetapkan mdlalui pengukuran persentase parasit. Persentase parasit diperiksa pada berbagai kadar ekstrak batang Anamirta cocculus dan dibandingkan dengan kontrol yang tidak mengalami perlakuan apapun. plqsmodium falciparum 3D7 dipilih sebagai model untuk mengetahui aktivitas antimalaria dari ekstrak batang Anamirta cocculus. Plasmodium falciparum 3D7 adalah galur plasmodium yang sensitif terhidap klorokuin, oleh sebab itu pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan aktivitas antimalaria klorokuin sebagai pembanding. pengujian antimalaria ini dilakukan pada sumur mikro steril. Kultur P.falciparum yang diberi kloiokuin/ekstrak batang Anamirta cocculus diinkubasi selama 30 iam, setelah itu dibuat hapusan tipis pelet dan kemudian diberi pewarnaan Giemsa. Selaniutnya pada hapusan tipis dilatukin pengamatan iumlah eritrosit yang terinfeksi parasit pada 5000 eritrosit dengan bantuan mikroskop cahaya pembesaran L000x dan kemudian dilakukan perhitungan persentase parasit Gambaran mikroskopis dari hapusan tipis kultur p.falcipaium SbZ yangdibeii ekstrak batangAnamirta cocculus dapat dilihat pada Gambar 1. Diri gambar i t"inf,rt bahwa pada masa inkubasi selama 30 menit biakan Plasmodium bentuk skizon' Pemberian fatciparulm3DT berkembang dengan baik dan tumbuh menjadi gorbmrin baik pada dosis ipg/ml maupun lOpgml pada kultur Plasmodium falciparum 3D7 sudah berpengaruh untuk menghambat pertumbuhan Plasmodium falciparum 3D7, dari kedua dosis klorokuin tersebut jelas bahwa klorokuin lOpg/ml mempunyai aktivitas antimalaria yang lebih baik daripada klorokuin 1pg/ml, tampak jelas pada hasil hapusan tipis pada kiorokuin dosis 10pg/ml sudah bersih dari eritrosit yang terinfeksi Plasmodium faiciparum 3D7. Pada biakan Plasmodium falciparum 3D7 yang diberi ekstrak batang Anamirta cocculus jika dibandingkan dengan control negatif tampak ielas berbeda iuga. pengaruh pemberian ekstrak batang Anamirta cocculus terhadap pertumbuhan biakan plasmodium falciparum 3D7 tergantung dosis yang diberikan, seiring dengan semakin meningkatnya dosis ekstrak batang Anamirta cocculus yang diberikan pada biakan plasmidium falciparum 3D7, maka gambar hapusan tipis yang dihasilkan juga semakin bersih dari eritrosit yang terinfeksi parasit, artinya efek antimalaria yang dihasilkan iuga
Kongres llmiah lkatan Apoteker lndonesia ke XlX, Manado 2&30 Oktober
2011
63
semakin meningkaL Unuk lebrh jelasnya hlsil p,erhitrrngan persentase parasit airibat pemberian klorokuin maupun ekstrak batangAnamirta cocculus dapat dilihat pada Tabel 1.
G
it.i i i
iiiti
*'l;
r,w
'
'tYry:+1t'
;
I
ll, ,l
,,t_,.,.
L,,r r::::;:::::::=:;
,]Ii,*,
':1-
,::
Li'.?rir ,: :i.ltii.u;;!
r'^
',%
:...
i
I nrrl
T_--_-:--1
| ,.''r
: i,il
I
{.,,,ffi r; Gambar 1 : Hapusan tipis sel darah merah terinfeksi Plasmodiumfalciparum 3D7 dengan pengecatan Giemsa.
Keterangan : K[-)o = kontrol negatif pada jam 0. K[-)ro = kontrol negatif setelah masa inkubasi 30 jam, parasit berkembang menjadi bentuk skizon (panah); Kl1 kontrol positif, merupakan kultur = Pfalciparum3DT yang diberi klorokuin 1pg/ml setelah masa inkubasi 30 jam; KlZ = kontrol positil merupakan kultur P.falciparum3DT yang diberi klorokin lOpg/ml, tampak hapusan bersih tanpa parasit; ETkl = kultur P.falciparum3DT yang diberi ekstrak batang Anamirta cocclus dosis 1pg/ml setelah inkubasi 30 jam, parasit menjadi crisis form; ETk2 = kultur P.falciparum 3D7 yang diberi ekstrak batang Anqmirta cocculus dosis 10pg/ml setelah inkubasi 30 jam, parasit mengalami cnsrs form; ETk3 = kultur P.falciparum 3D7 yang diberi ekstrak batang Anamirta cocculus dosis 100pg/ml setelah inkubasi 30 jam, hapusan bersih dari parasit .Gambar adalah hasil pengamatan hapusan tipis di bawah mikroskop perbesaran 1000 kali. Sel darah merah terinfeksi ditunjukkan dengan tanda panah.
Kongres llmiah lkatan Apoteker lndonesia ke XlX, Manado 28-30 oktober 2011
FARMAKOGNOSI
abel I-. Hasi
ntase Daras
ekstrak ba
cocculus Anamirta na
l.:il{
i:32'r'
.1
ifit KC]
L,120/o
KIT
0i5-6%r
::;{12
L,530/o
ii0;56%
I
100,00%
100,000/o
100,00 + 0,00u
,5;Ss%,
"6
4,3;30,,+'.,
6O,06,,,
7,74 t
,48t
L,69c
KI2
0,100/o
o,Loo/o
8,930/o
6,540/o
:Eillll
o,4,go/a
0iv,Zvo
*2,4,6Yi
4V;A6Y+,.,
*4i96-il}.,2',97rt
ETK2
0,29o/o
ASlVo
25,890/o
20,260/o
23,08
ET:IEB
0;03%
O;090/o
2;6t8.,s,ft
r15,88%
4.i2&b,2,,2,$-!,
r
3,98.
Huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda bermakna (u< 0.05, ANOVA)
Keterangan: K[- ) = Kultur P.falciparum 3D7 tanpa penambahan obat/ekstrak, Kl1 = Kultur P.falciparum3DT + Klorokuindosis lpg/ml Klz = Kultur P.falciparum3DT + Klorokuindosis lOpg/ml ETkl = Kultur P.falciparum3DT + ekstrak batangAnamirta cocculus dosis 1pg/ml ETk2 = Kultur P.falciparum3DT + ekstrak batangAnamirta cocculus dosis 10pg/ml ETk3 = Kultur P.falciparum3DT + ekstrak batangAnamirta cocculus dosis 100pg/ml Dari Tabel 1 tampak bahwa setelah masa inkubasi 30 jam ekstrak batang Anamirta cocculus Lpg/ml,1opg/ml dan 100pg/ml mempunyai persentase parasit yang lebih rendah secara bermakna dibandingkan dengan kontrol negatil dengan demikian ekstrak batang talikuning dapat menurunkin pertumbuhan Plasmodium falciparum 3D7. |ika dibandingkan dengan kontiol positif maka ielas bahwa ekstrak batang talikuning 7yg/ml mempunyai aktiiitas antimalaria yang sama dengan klorokuin lpg/ml, ekstrak batang talikuning L0pg/ml dan 100pg/ml mempunyai aktifitas antimalaria yang tidak berbeda bermakna jika dibandingkan dengan klorokuin dosis 10pg/ml (p<0'05, Tukey HSD). DISKUSI DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini ternyata membuktikan bahwa ekstrak batangAnamirta cocculus mampu menurunkan pertumbuhan Plasmodium falciparum in uitro (Gambar 1). Penurunan akibat pemberian ekstrak batangAnamirta cocculus ini pertumbuh an Plasmocliun
falciparum membuktikan bahwa batang Anamirta cocculus mengandung senyawa aktif yang mempunyai aktifitas sebagai obat antimalaria. Senyawa aktif tersebut diduga adalah alkaloid kuarterner/alkaloid isokuinolin yaitu berberin, palmatiry columbamir! dan magnoflorin. Dugaan bahwa senyawa alkaloid isokuinolin tersebut mempunyai aktifitas sebagai antimalaria telah dibuktikan oleh Wright C.W. et.al.(2000) yang telah meneliti aktivitas antiplasmodial berberin terhadap Plasmodium falciparum K1 in vitrotrsl. Tentang mekanisme berberine sebagai antiplasmodial telah dilakukan penelitian oleh N. Sriwilaiiareon et al.(ZOO2), yang menyatakan bahwa berberine yang diekstraksi dari Arcangeiisia flava (L.) Merr., menghambat aktivitas telomerase Plasmodium falciparum pada siklus= perkembangan plasmodium intraeritrositik terutama pada tahap trophozoid dan ski2sntio). Berbeiin luga dapat berikatan dengan DNA sehingga biosintesis DNA meniadi *".h"*b"a,"'. Pendekatan mekanisme kerja dari suatu senyawa baru yang mempunyai aktifitas antimalaria antara lain dengan cara menganalogikan senyawa baru tersebut dengan obat antimalaria yang sudah ada. Isokuinolin adalah merupakan struktur dasar dari senyawa berberine, pit-itir", magnofllorine dan columbaminstrel fgldqpat beberapa obat antimalaria dengan stiuktur dasar kuinolin, diantaranya adalah 4-aminokuinolin. Obat antimalaria yang J Kongres llmiah lkatan Apoteker lndonesia ke XlX, Manado 2&30 Oktober
2011
65
FARMAKOGNOSI
termasuk golongan 4-aminokuinolin adalah klorokuin dan amodiskuintrrt. Oleh sebab itu aktivitas antimalaria dari ektrak batang talikuning fberberin, palmatin, magnoflorin dan kolumbaminJ diduga melalui penghambatan pembentukan hemozoin. Hemozoin atau pigmen malaria adalah polimer heme yang diproduksi oleh Plasmodiumsp selama degradasi hemoglobin dalam food vacoul. Hemozoin ini berada pada semua bentuk plasmodiuir yang terdapat dalam sel darah merah, yaitu bentuk cincin, tropozoit, skizon maupun gametosid. Dengan ditemukannya heme polymerase, adalah suatu enzim yang mengkata-lis pJlimerisasi dari ferrriprotoporphyrine lX IFP IX) menjadi bentuk B-hematin, semakin memperkuat dugaan bahwa klorokuin menurunkan produksi hemozoin dengan cara mempengaruhi kerla
heme polimerasstzol.
Senyawa berberine, palmatin, magnoflorin dan columbamin juga dapat digolongkan
sebagai senyawa amonium kuarterner. Senyawa lain dengan bentuk rrn*oni.ryn kuarterner
telah diketahui dapat menghambat pertumbuhan Plimodium dengan cara memblok transport intraseluler kolintztl. Senyawa kolin diperlukan untuk biosintesis phospholipid dalam pembentukan membran parasit untuk menutup parasitophorous vacuole, sitosol dan berbagai subseluler kompartemen. Pengeblokan transport kolin ini telah digunakan sebagai salah satu strategi pengobatan 62lx1i6tzzl. Atas dasar persamaan struktur dari keduanya yakni merupakan senyawa amonium kuarterner, menjadi dasar dugaan bahwa mekanisme aksi antimalaria ekstrak batang talikuning boleh jadi |uga dengan clara memblok transport kolin. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian di atas adalah bahwa ekstrak batang Anamirta cocculus {apat menghambat pertumbuhan paras it Plasmodium falciparum in vitro. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap batang Anamirta cocculus sehubungan potens i Anamirta cocculus sebagai kandidat obat antimalaria, misalnya dilakukan standardisasi bahan aktif yang terdapat dalam ekstrak batang Anamirta cocculus. Dilakukan uji aktifitas antimalaria kombinaii ekstrak batang Anamirta cocculus dengan obat antimalaria yang lain (klorokuin atau pyrimetamin) yan! diharapkan menghasilkan efek sinergis dan dilakukan penelitian tentang mekanisme kerji dari ekstrak batang.4n amirta cocculus sebagai obat antimalaria. DAFTAR PUSTAKA
World Health Organization. Impact of malaria control in World Molaria Report 2009. WHO Press, Geneva. 2009:14
World Health Organization. Estimated burden of malaria in 2006. ln : World Malaria Report 200B.WHO Press, Geneva. 2008: 9,L44 Gunawan S. Epidemiologi Malaria. Di dalam: Harijanto PN (edJ. Malaria Epidemiologi,
P atog enesis, M anifestasi Klinis, & penang anan. ECG,f akarta. 2000 :t-L6. Wongsrichanalai G Pickard AL, Wernsdorfer WH, Meshnick SR. Epidemiolory of drug_ resistant malaria. Lancet Infect. Dis.2002; 2(4):209-LB. Harijanto P.N. Perubahan Radikal dalam Pengobatan Malaria di Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran. 2006; LSZ: 30 Word Health Organization, 2009b. Policies, strategies and targets for malaria control. in World Malaria Report 2009. WHO press, Geneva. 2009:9 Denis MB, Tsuyuoka-R, Lim P, et al. Efficary of arcemether-lumefantrine for the treatment of uncomplicated falciparum malaria in northwest Cambodia. Abstract. Trop Med Int Health. 2006;LL(12):1800-07. Verpoorte R, Siwon |, Tieken MEM, svenden AB.lndonesian Medicinal plant 5. The Alkatoids of Anamirta cocculus. f.Nat. prod.19g1; aa(Z):LZL-ZZ4 Ropivia ), Derbr6 S, Rouger C, Pagniez F, Pape Pl,and Richomme p. Isoquinolines from the Roots of Thalictrum flavum L. and Their Evaluation as Antiparisitic Compounds. Molecules 2010;15: 647 6-6484 Titanji V PK Zofou D, NGemenya MN, The Antimalarial Potential of Medicinal plants Used for the Treatment of Malaria in Cameroonian Folk Medicine. Afr Tradit Complement Altern J Med. 2008; 5(3): 302-32L.
i
Kongres llmiah lkatan Apoteker lndonesia ke XlX, Manado 2g-30 oktober 2011
FARMAKOGNOSI
sheng, w.D', fiddawi, M'S,
I?ne'x'Q"
lPdlliis^y:l::i:1:,:il:'}r1"J"".?l;r;;;:1'"t3:l'ffi il;;;,;., retracvcrine or cotiimoxazote' East Arr
[?,*:**lX:i#;];,iliXft,t'";#i, Med J.1997;74:283-4'
ii'.'iil,i,lir,-
& Biological
peuetieT Arkaroids. rn_:
:Y^I"9ii,f:!:,*",::ficat I 1?e 1(?1qg Ltd'::^'^1 i,i!i"il",i,:;,';;i:;;,;;;;;, i!i;ii"r'science ',::::::'"'L''"i? ,"rliiio,ixl'H,'"'#i'J;#ifi i-'ffi ,-,:,::::*ry::*i::'iii:?#i:ix;;T:u'*' ,XT:T'Tf;XT#::d;ffi ili:';;;;:r{*::::i:'-"}:31,1:l?11il':#l:;:'1e76; ;;il;-;"i",i,"' in conrinuous curture. science.
s.n,t"fJ.
,*l:1"ff:'ffi::ffi.Hffi D3$25\:673-67s'
*.,il.'ffi:^il;:;i;1lne,-,ur Pt:'
and 0' 63
" ; q,,i nolin" akir oids. r. " T:lilH: ;[""1:',i,;;;;; [12), pP 1638-1640' r.'.,5t13i;iiJ:'-:, iffii,,, s., Mutirangur'' o:-lol***:::u?:kyi1?iiXi'i;'333tififi io inhibition bv berberine' El:,',Xil
li'l'l:'^1^'^'fl""i11'1,':;.il"l'il;l1i:[58[i N at' Pro d
i*;;;; '"i
'Ji?il:'U'Y
"iiochemicar pharmacorogv. ;;;;;*i;sy International' 2002; 51 [1) :ee-103 ..":ffi"#i1-il,Tff:ffi:i:;ri#';,'i"!d#,". "il",ihi;,i,*#:,r.-):
200
1e7e; 2,t7)z
1081-1084. B., (eds). Alkaloids fn Sadasivam,S., ThaYumanavan' York Sadasivam, S', Thayumanavan' B' New to Pests' Marcel Dekker, Madison Avenue' Molecular Host Plant Resistance 2003; P t74 ComPlete ,*"1?fl#rtC*rtrt" PS, Bravfield A' McGlashan .l*' f 1'llt^*; AAo. n (qA-(gq 'tn'
yily$;f
ilTJt""i;.ffi ffi ;;;h;;:"n'f i"rriprotoporphvrin l:::'i:::i3l;33,i'',';'''i;?L1 lX interaction hypothesis, ,n.il,.till';Tfi",;iri.. r.r,ir"*i.iaus' Parasitol. TodaY .1986;2 :330-331 o,.ffir'',i:l i"!y^ il,"i'"'.i.''a:;;;*r-.1*-:ni11-:,'-yT":?'.f:11'i:"L,i:X*l rmpairment or choline rransport by ?i1r,r#i;;^^"frnioilr"#'''.ril*n"ii,'viiro le8e; ze : Bt4 - 820'
ffi#ffi
irl';;;;;
rrd chemotherapv'
,,##.J?ilWx}iffii."#;;;li:X;:I"lE,,i," parasitology'2 00 21(7): 799 -302" ?.""at i"
5
r'"n'porters
as a drug-deriverv stratesv'
;
ke XIX' Manado 28-30 Oktober Kongres llmiah lkatan Apoteker lndonesia I
2011
67