MOTIVASI MASYARAKAT PALANGKA RAYA DALAM PELAKSANAAN TRADISI MENUNGGU KUBURAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam
Oleh:
KUSUMA WARDANA NIM. 050 211 0249
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI AL AHWAL AL SYAKHSIYYAH 1434 H/2013 M
i
ii
iii
iv
MOTO
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman: “Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Hasyr [59] : 10)
v
vi
MOTIVASI MASYARAKAT PALANGKA RAYA DALAM PELAKSANAAN TRADISI MENUNGGU KUBURAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM
ABSTRAK Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah tentang motivasi masyarakat Palangka Raya dalam pelaksanaan tradisi menunggu kuburan ditinjau dari hukum Islam. Salah satu tradisi yang masih dilakukan oleh masyarakat Palangka Raya adalah dengan mengadakan tradisi menunggu kuburan. Adat atau tradisi ini didasari oleh adanya kekhawatiran pihak keluarga terhadap keluarga mereka yang meninggal setelah pemakaman yang mereka pahami akan adanya ajab kubur, disebabkanya muncul rasa takut keluarga akan tidak mampunya menjawab pertanyaan malaikat saat di dalam kubur dan juga ada alasan yang lain yang menyebabkan dilaksanakan menunggu kuburan. Berdasarkan latar belakang inilah dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) Apakah yang melatarbelakangi dan memotivasi masyarakat Palangka Raya melaksanakan tradisi menunggu kuburan? (2) Bagaimana tata cara proses pelaksanaan menunggu kuburan? (3) Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap tradisi menunggu kuburan?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan apa yang melatarbelakangi masyarakat Palangka Raya melaksanakan tradisi menunggu kuburan, tata cara proses pelaksanaan menunggu kuburan, tinjauan Islam tentang tradisi menunggu kuburan di Palangka Raya. Metode dalam penelitian ini penulis mengunakan pendekatan kualitatif deskriptif, berusaha mengerti dan memahami suatu peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam studi tertentu. Dalam menentukan subjek penelitian ini, penulis menggunakan teknik purposive sampling yaitu peneliti mengambil subjek penelitian di masyarakat berdasarkan kriteria tertentu. Dari penelitian yang telah dilakukan berdasarkan prihal yang melatar belakangi dan motivasi masyarakat Palangkaraya dalam pelaksanaan tradisi menunggu kuburan adalah disebabkan (1) Tradisi turun-temurun dilaksanakan dan (2) Merupakan wujud ikhtiar keluarga agar keluarga dimudahkan dan diampuni dosanya serta dilindungi dari azab kubur. Pada pelaksanaan menunggu kuburan dilaksanakan (1) Membaca Alqur’an sampai 30 juz selama 3 hari menunggu kuburan (2) diadakan acara batamat (khatmul qur’an). Batamat merupakan prosesi terakhir dalam tradisi ini di dalamnya pelaksanaannya keluarga menyiapkan piduduk dan nasi ketan. Dalam pelaksanaannya penulis menemukan etika atau perilaku yang tidak dapat dibenarkan yang dilakukan oleh orang yang menuggu kuburan yaitu tidur di atas kubur. Menurut tinjauan hukum Islam tradisi ini dikategorikan sebagai adat (‘urf). Urf dalam pelaksanaan tradisi menunggu kuburan, urf terdiri dua macam yaitu ‘urf shahih dan‘urf fasid. Tradisi menuggu kuburan ini dapat dikatakan urf Shahih disebabkan: 1) Tradisi ini bertujuan ikhtiar dari hamba Allah SWT yang lemah, dengan mendo’akan yang orang yang ada dalam kubur agar Allah memberi rahmat untuk orang yang meninggal, vii
2) Bertujuan Agar menjaga kuburan agar tidak dicuri. 3) Tidak mengakibatkan mudharat bagi yang melaksanakan tradisi menunggu kubur, Sedangakan Tradisi menuggu kuburan ini dapat dikatakan urf fasid disebabkan: 1) Terdapat unsur mudharat bagi orang yang menunggu kuburan, seperti dalam pelaksanaannya orang yang menunggu kuburan jadi sakit. 2) Didasari dengan niat yang tidak bersandar kepada Allah SWT, yaitu bertujuan agar selama tradisi ini malaikat tidak datang untuk menanyai jenazah di kubur. Dalam pelaksanaannya tradisi menuggu kuburan ini termasuk ke dalam urf shaheh, disebabkan karena tradisi ini bertujuan menjaga dan mendo’akan kuburan semata-mata mengharapkan perlindungan dari Allah SWT agar keluarga yang meninggal diampuni dosa-dosanya.
viii
KATA PENGANTAR
ِاﻟﺮﱠﺣِ ﻴ ْ ﻢ ِﺑِﺴ ْ ﻢِاﷲِاﻟﺮﱠﲪ ْ ﻦ Dengan kesungguhan hati dan perasaan rendah diri, penulis sebagai manusia memanjatkan puji syukur kepada Maha Pencipta yaitu Allah swt., karena dengan limpahan berkah dan karuniaNya penulis pada akhirnya mampu menyelesaikan
skripsi
yang
berjudul
“MOTIVASI
MASYARAKAT
PALANGKA RAYA DALAM PELAKSANAAN TRADISI MENUNGGU KUBURAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM”. Tujuan utama penulisan skripsi ini setelah mengharapkan berkah ilmu adalah untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (S.Hi) di STAIN Palangka Raya. Dalam penulisan skripsi ini tidak pernah terlepas dari bantuan berbagai pihak, dan sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Penghormatan begitu besar tak lupa penulis peruntukkan kepada ayahanda Djaninul Kifli dan ibunda Siti Kasminah yang membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil, serta seluruh keluarga yang selalu memberikan motivasi secara ikhlas lahir dan batin kepada penulis untuk selalu belajar dan terus belajar. 2. Bapak Dr. Ibnu S. Pelu SH. MH selaku ketua STAIN Palangka Raya yang telah senantiasa
mendorong mahasiswa
intelektual.
ix
mengembangkan pengetahuan
3. Bapak Munib, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Syariah yang telah mendorong dan memotivasi para mahasiswa agar dapat menyelesaikan studi di jurusan yang beliau bina. 4. Para pembimbing yakni, Drs. H. Abu Bakar HM, M.Ag, selaku pembimbing I, dan bapak H. Ahmad Dasuki L.C, M.A, selaku pembimbing II, yang selalu memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 5. Bapak DR. H. Khairil Anwar M. Ag yang telah senantiasa membimbing mahasiswa agar tidak hanya cerdas dalam intelektual tetapi juga membina agar mahasiswa memiliki akhlak yang terpuji. 6. Para dosen, karyawan, Kepala Perpustakaan STAIN, rekan-rekan mahasiswa khususnya mahasiswa Syariah program studi al Ahwal al Syakhsiyyah angkatan 2005 dan berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 7. Siti Noor Thaibah yang mendukung dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Akhir kata, hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan mengucap syukur dan semoga karya sederhana ini dapat memberikan banyak manfaat bagi penulis khususnya dan orang lain yang membacanya, amin. Palangka Raya, Juni 2013. Penulis,
KUSUMA WARDANA
x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB DAN LATIN
A. Konsonan Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian lagi dengan huruf dan tanda sekaligus. Di bawah ini daftar huruf Arab itu dan transliterasinya dengan huruf Latin. Huru
Nama
Huruf Latin
Nama
ا
alif
ب ت
ba
Tidak dilambangka n b
Tidak dilambangka n Be
ta
t
Te
ث ج
sa
ṡ
jim
J
es (dengan titik di atas) Je
ح
ha
ḥ
خ
kha
kh
ha (dengan titik di bawah) ka dan ha
د ذ ر ز س
dal
d
De
zal
z
ra
r
zet (dengan titik di atas) Er
zai
z
Zet
sin
s
Es
f Arab
xi
ش ص
syin
sy
es dan ye
sad
ṣ
ض
dad
ḍ
ط
ta
ṭ
ظ
za
ẓ
ع
‘ain
‘
غ ف
gain
g
es (dengan titik di bawah) de (dengan titik di bawah) te (dengan titik di bawah) zet (dengan titik di bawah) Koma terbalik (di atas) Ge
fa
f
Ef
ق ك
qaf
q
Ki
kaf
k
Ka
ل م
lam
l
El
mim
m
Em
nun
n
En
wau
w
We
ha
h
Ha
hamza h ya
’
Apostrof
y
Ye
ن و ه ء ي
xii
2. Vokal Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. 1) Vokal Tunggal Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut: Tanda
Nama
Huruf Latin
Nama
_ _َ _ _
Fathah
a
a
_ ِ_ _ _
Kasrah
i
i
_ _ ُ_ _
Dammah
u
u
2) Vokal Rangkap Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu: Tanda dan Huruf
Nama
Gabungan huruf
Nama
ْ _ _َ _ي
fathah dan ya
ai
a dan i
ْ __ _َ و
fathah dan wau
au
a dan u
Contoh :
َ ﻛَ ﺘَﺐ
- kataba
َ ﻓـَﻌ َ ﻞ
- fa’ala
3. Maddah Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu: Tanda dan huruf
Gabungan huruf
Nama
xiii
Nama
ى.َ.. ا.َ..
fathah dan alif atau ya
ā
a dan garis di atas
ى.ِ..
kasrah dan ya
ī
i dan garis di atas
و.ُ..
dammah dan wau
ū
u dan garis di atas
Contoh :
َﻗَﺎل-
qāla
َ ﻞ-ْ ﻴqīla ِﻗ ُﻘُﻮ ْ ل- َyaqūlu ﻳـ 4. Ta marbutah Transliterasi untuk ta marbutah ada dua. a. Ta marbutah hidup Ta marbutah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah, transliterasinya adalah t (te). b. Ta marbutah mati Ta marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah h (ha). c. Kalau pada kata yang terakhir dengan ta marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta kedua kata itu terpisah maka ta tarbutah itu ditransliterasikan dengan h (ha). Contoh :
ِ ْ ﺿَاْﺔُﻷَﻃْﻔَ ﺎل--ر َ و
raudah al-aţfal raudatul aţfāl
al-Munawwarah ُﻨَﺔُـَﻮﱠر َ ة ﺪِاﻟﻳـْﻤْ ُ ﻨ-- َ al-Madīnah ْﻤ ﻟ َا al-Madīnatul Munawwarah
xiv
5. Syaddah (tasydid) Syaddah atau tasydid yang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau berupa tasydid dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Contoh :
َ ﺑـﱠﻨَﺎRabbana ر َـَﺰﱠلNazzala ﻧ 6. Kata Sandang Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu , namun dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas kata sandang diikuti oleh huruf syamsiyyah dan kata sandang yang diikuti huruf qamariyah a. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf l diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.
ال
b. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah ditransliterasikan sesuai aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya. Baik diikuti huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyah, kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sempang. Contoh :
xv
7. Hamzah Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif. Contoh :
ُأُﻣِ ﺮ ْ ت
Umirtu
إِنﱠ
Inna
8. Penulisan Kata Pada dasarnya setiap kata, baik fiil, isim maupun harf ditulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan, maka transliterasi ini, penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya. Contoh :
َـُﻮوْﻜ ََﻴا ْاﻟﻞْﻤَِ ﻴـ ْ ﺰ َ ان ْﻓَﺎَو ْ ﻓ اﻟ
Fa aufu al-kaila wa al mīzān
َ ْ اﻟﺮﱠازِﻗِﲔ ُ ﺧَ َﻴـ ْ ﺮ ﳍَُﻮ َ و َ إِ نﱠاﷲ
Wa innallāha lahua khair arraziqīn
ُ اَﻟﺮﱠﻞ ُﺟ
-
ar-rajulu
ُاﻟﺸﱠﻴﱢﺪَ ة
-
as-sayyidatu
ُ اَﻟﺸﱠﻤ ْ ﺲ-
asy-syamsu
ُ اَ ﻟْﻘَ ﻠَﻢ
al-qalamu
-
ُ اَ ﻟْﺒ َ ﺪِ ﻳ ْﻊ-
al-badi’u
9. Huruf Kapital Meskipun dalam sistem tulisan Arab, huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf xvi
kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD, di antaranya: Huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bilama nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Contoh :
ٌﳏَُﻤﱠﺪٌَ إِﺳﻻُﱠ ﻮ ْ ل و َ ﻣَ ﺎ ر
Wa mā Muhammadun illā rasūl
َ ْ َبﱢَﻤِ ﲔ اَﳊْ َ ﻤ ْ ﺪُ ارﻟاﷲْﻌ َ ﺎﻟ
Alhamdu lillāhi rabbi al-‘ālamīn
Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam tulisan Arab-nya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan kata lain, sehingga ada huruf atau harakat yang dilambangkan, huruf kapital tidak dipergunakan. Contoh :
ﲨَ ُِ ﻴـ ْ ﻌ ً ﺎ ﻠﱠﻪَِﻣ ْ ﺮ ﻟِ اْﻷ ٌ ﻗَﺮِﻳ ْﺐ ٌ اﷲِـَﺘْﺢ ﻧَﺼ ْ ﺮ ٌﻣﱢﻦ َو َ ﻓ
Lillāhi al-amru jamī’an Naşrun minallāhi wa fathun qarīb
10. Tajwid Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman transliterasi ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan ilmu Tajwid. Karena itu peresmian pedoman transliterasi ini perlu disertai dengan pedoman Tajwid.
Sumber: SKB MENAG DAN MENDIKBUD REPUBLIK INDONESIA Nomor : 158 Th. 1987 dan Nomor : 0543b/U/1987
xvii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
PERSETUJUAN SKRIPSI .........................................................................
ii
NOTA DINAS ............................................................................................
iii
PENGESAHAN SKRIPSI ..........................................................................
iv
PERSEMBAHAN.......................................................................................
v
ABSTRAKSI ..............................................................................................
vi
ABSTRACT ...............................................................................................
vi
PERNYATAAN ORISINALITAS ..............................................................
vii
KATA PENGANTAR ................................................................................
viii
MOTO ........................................................................................................
ix
DAFTAR TRANSLITERASI .....................................................................
x
DAFTAR ISI ..............................................................................................
xvi
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xx
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
7
C. Tujuan Penulisan .............................................................................
8
D. Kegunaan Penulisan ........................................................................
8
E. Sistematika Pembahasan ..................................................................
9
xviii
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................
10
A. Penelitian Terdahulu ..................................................................
10
B. Deskripsi Teoritik ......................................................................
12
1. Pengertian Motivasi .............................................................
12
2. Pengertian Kuburan .............................................................
14
3. Pengertian Urf .....................................................................
18
4. Dasar Hukum .......................................................................
20
a. Alquran dan Hadits ........................................................
20
b. Kaidah Fiqhiyyah ...........................................................
27
C. Kerangka Pikir dan Pertanyaan Penelitian..................................
32
BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................
35
A. Waktu dan Lokasi Penelitian .....................................................
35
B. Pendekatan, Obyek dan Subyek Penelitian .................................
35
C. Penentuan Latar Penelitian ........................................................
38
D. Teknik Pengumpulan Data .........................................................
38
E. Pengabsahan Data......................................................................
40
F. Analisis Data .............................................................................
41
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...........................................................................
42
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..........................................
42
1. Keadaan Geografis Kota Palangkaraya ................................
42
2. Keadaan Penduduk..............................................................
43
xix
3. Sarana Pendidikan ...............................................................
44
4. Agama ................................................................................
45
B. Lokasi Penelitian ......................................................................
46
C. Analisis dan Pembahasan ..........................................................
48
1. Proses Tradisi Menunggu Kuburan Masyarakat Palangka Raya .....................................................................
48
a. Tempat Pelaksanaan .......................................................
48
b. Pembiayaan ....................................................................
48
c. Waktu Pelaksanaan ........................................................
49
d. Pemimpin Adat ..............................................................
49
2. Tata Cara atau Proses Pelaksanaan Tradisi Menunggu Kuburan Masyarakat Palangka Raya ....................................
50
a. Syarat-syarat dan Perlengkapan yang Mendukung .........
50
b. Proses Acara Menunggu Kuburan .................................
51
c. Latar Belakang Tradisi Menunggu Kuburan ..................
53
D. Analisis dan Hasil Penelitian .....................................................
76
1. Analisis terhadap Motivasi yang mendasari masyarakat Palangkaraya melaksanakan Tradisi Menunggu Kuburan .....
76
2. Analisis Terhadap Tata cara dan Proses Pelaksanaan Menunggu Kuburan .............................................................
78
E. Tinjauan Hukum Islam Tentang Tradisi Menunggu Kuburan .....
81
1. Motivasi Masyarakat Palangka Raya dalam Pelaksanaan Tradisi Menunggu Kuburan .................................................
xx
81
2. Tata Cara Pelaksanaan Tradisi Menunggu Kuburan..............
92
BAB V PENUTUP .....................................................................................
100
A. Kesimpulan ..............................................................................
100
B. Saran-saran ...............................................................................
101
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xxi
DAFTAR TABEL
TABEL I.
LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK DAN KEPADATAN PENDUDUK .................................................
47
TABEL II. BANYAKNYA SEKOLAH, MURID DAN GURU MENURUT JENIS SEKOLAH ..............................................
48
TABEL III. BANYAKNYA PEMELUK AGAMA MASYARAKAT KOTA PALANGKA RAYA ..................................................
48
TABEL IV. BANYAKNYA FASILITAS TEMPAT IBADAH ...................
49
TABEL V. DATA PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN SUBJEK..............
51
xxii
DAFTAR PUSTAKA
A,Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Renika Cipta, 1993 Al-Banjari, Syekh Muhammad Arsyad, Kitab Sabilal Muhtadin, Surabaya: PT. Bina Ilmu Al-Hafizh Ibnu Hajar, Bulughul Maram min Adillatin Ahkam, diterjemahkan oleh Ahmad Najieh, dengan judul Terjemah Bulughul Maram Jilid I, Semarang: Pustaka Nuun, 2011. Al-Asqolani, Al-Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar Shahih Bukhari, diterjemahkan oleh Gazira Abdi Ummah dalam bukunya Syarah Fathul Baari, jilid 1, Jakarta: Pustaka Azzam, 2002. __________________Shahih Bukhari, diterjemahkan oleh Gazira Abdi Ummah dalam bukunya Syarah Fathul Baari, jilid 7, Jakarta: Pustaka Azzam, 2002. Az-Zamaksyari dan Ibnu Asyur yang di kutip oleh Attabiq Luthfi, Membangun Akhlakul Karimah, Jakarta: SD. Ar Rahman Motik. Azyurmardi Azra (et.al), Ensiklopedi Islam, Artikel “al-’adah atau al-‘urf”, Jakarta: PT.Ichtiar Baru van Hoeve, 1996 Abdul Azis Dahlan (et al.), Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 1996, h. 1877. Abdul Karim Zaidan, al Wajiz fi Syarhi al Qawaid al Fiqhiyyah fi Asy Syari’ah al Islamiyah, diterjemahkan oleh Muhyiddin Mas Rida dengan judul al Wajiz 100 Kaidah fiqih dalam kehidupan sehari-hari, Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2008, cet. I, h. 134-135. Departemen Agama Republik Indonesia, AL QUR’AN DAN TERJEMAH, Surabaya: C.V Jaya Sakti, 1997. Daud, Alfani, Islam dan Masyarakat Banjar Deskripsi dan Analisa Kebudayaan Banjar , Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1997. Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
xxiii
Ensiklopedi Hukum Islam/Editor, Abdul Azis dahlan…(et al). cet. 1, Jakarta: Ichtiar Baru Vab Hoeve, 1996. Erni Budiwanti, Islam Sasak, Wetu Telu versus Waktu Lima, cet. I, Yogyakarta: LkiS Yogyakarya, 2000, h. 48. Khalaf, Abdul Wahab, Kaidah-kaidah Hukum Islam ( Ilmu Ushulul Fiqh ), cet. VIII, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2002 Imam Syafi’i Abu Abdullah Muhammad bin Idris, Ringkasan Kitab Al Umm Jilid 3, yang diterjemahkan oleh Amiruddin, cet. III, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Surabaya : Angkasa, 2001 _____________, Metodologi Penelitiaf Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004 Mubarok, Jaih, kaidah fikih dan kaidah asasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002. Muchlis Usman, Kaidah-kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyah, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1999 Mudjib, Abdul, Kaidah-Kaidah Ilmu Fiqih, Jakarta: PT. Kalam Mulia, 2001 Musbikin, Imam, Qawa’id al-Fiqhiyah, cet. I, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001 Nasir, Muhammad, Metode Penelitian, Jakarta: Graha Indonesia 1998 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002. Sardiman, A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, ed. 1, Cet. 7, Jakarta: RajaGrafindo, 2000. Sayyid Muhammad Al-Muhdhar Bin Alwi Al-Maliki Al-Hasan, Sampaikah Pahala Bacaan Yasin dan Tahlil Kepada Mayyit, Pen. Ahmad Yunus AlMuhdhar, Cet. I, Surabaya: Cahaya Ilmu, 2007. Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, cet. 1, Jakarta : PT. Pena Pundi Aksara, 2009 ___________, Fiqih Sunnah, jilid 4 Jakarta : PT. Pena Pundi Aksara, 2009
xxiv
Shihab, M. Quraish, Tafsir al Misbah: Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Vol 5, Jakarta, PT. Lentera Hati, 2002 ________________Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Vol. 13 Jakarta: Lentera Hati, 2002 Soekanto, Soerjono, Hukum Adat Indonesia, Ed. 1, Cet. 6, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Indonesia, ed. 3, Cet-3, Jakarta: Balai Pustaka, 2005 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Palangka Raya: STAIN Palangka Raya Press, 2007. Uman, Chaerul, Ushul Fiqih 1, Jakarta: Pustaka Setia, 2000. Qatadah yang dikutip oleh Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir, Kairo: Pustaka Imam Asy-Syafi’i jilid 3, 2004 Qodir, Abdul, Metodologi Riset Kualitatif Panduan Dasar Melakukan Penelitian Ilmiah, Palangka Raya : tanpa penerbit, 1999. Qurthubi, Syeikh Imam Tafsir Qurthubi, Jil 4, pen Ahmad Khatib dkk, ed., Mukhsin B. Mukti, Jakarta: Pustaka Azzam, Jakarta 2009 ____________________ Tafsir Qurthubi, Jil 13, pen Ahmad Khatib dkk, ed., Mukhsin B. Mukti, Jakarta: Pustaka Azzam, Jakarta 200 ___________________, Tafsir Qurthubi, Jil 13, pen Ahmad Khatib dkk, ed., Mukhsin B. Mukti, Jakarta: Pustaka Azzam, Jakarta 200 Yasid, Abu, Fiqh Realitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Referensi Tambahan http://uun-halimah.blogspot.com/2008/06/upacara-kematian-pada-masyarakat-banjar.html,
on
line tanggal 7 mei 2009. http://melayuonline.comindculturedig/23/01/upacara-kematian-masyarakat-banjar.html. on line
tanggal 8 mei 2009
xxv
CURRICULUM VITAE Nama
: KUSUMA WARDANA
Tempat Tanggal Lahir
: PALANGKA RAYA, 24 APRIL 1987
Jenis Kelamin
: LAKI-LAKI
Alamat
: JL. RADEN SALAH VII NO. 08
Nama Orang Tua
:
1. Ayah
: DJAINUL KIFLI
2. Ibu
: KASMINAH
Pekerjaan Orang Tua
:
1. Ayah
: PENSIUNAN BUMN
2. Ibu
: IBU RUMAH TANGGA
Anak Ke
: 3 DARI 4 BERSAUDARA
Pendidikan
: 1. MIN Langkai Palangka Raya, tamat tahun 1999 2.
MTs Annur Palangka Raya, tahun 2002
3.
MAN Model Palangka Raya, tamat tahun 2005
Palangka Raya,
Penulis
xxvi
Juli 2013