Kode Mapel :020KB000
MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BIDANG TAMAN KANAK-KANAK KELOMPOK KOMPETENSI G PEDAGOGIK: Komunikasi Efektif TK PROFESIONAL: Merancang Pengembangan Nilai Moral, Agama, Sosial, dan Emosional Tim Penulis 1. Drs. Yaya Kurnia, M.Pd 2. Drs. Andi Rusbandi
Penelaah Dr. Putu Aditya Antara, S.Pd., M.Pd; 087863031350;
[email protected]
Ilustrator Eko Haryono, M.Pd; 087824751905;
[email protected] Cetakan Pertama, 2016 Cetakan Kedua, 2017 Copyright© 2017 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Taman Kanak-kanak & Pendidikan Luar Biasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Hak cipta dilindungi Undang-undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
i
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
ii
KATA SAMBUTAN Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru. Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring). Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
iii
Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Kependidikan,
Guru
Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP 195908011985031002
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
iv
dan
Tenaga
KATA PENGANTAR Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan, diawali dengan pelaksanaan Uji Kompetensi Guru dan ditindaklanjuti dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Untuk memenuhi kebutuhan bahan ajar kegiatan tersebut, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB), telah mengembangkan Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bidang Taman Kanak-kanak yang terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Kedalaman materi dan pemetaan kompetensi dalam modul ini disusun menjadi sepuluh kelompok kompetensi. Setiap modul meliputi pengembangan materi kompetensi pedagogik dan profesional bagi guru Taman Kanak-kanak. Judul-judul modul yang disusun sebagai berikut; (1) Karakteristik Anak Usia Dini, (2) Teori Bermain dan Merancang Kegiatan Bermain di Taman Kanak-kanak, (3) Kurikulum dan Program Pembelajaran di Taman Kanak-kanak, (4) Penyelenggaraan Kegiatan Pengembangan yang Mendidik, (5) Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Taman Kanakkanak, (6) Media dan Sumber Belajar di Taman Kanak-kanak, (7) Komunikasi Efektif bagi Guru Taman Kanak-kanak, (8) Konsep dan Teknik Penilaian di Taman Kanak-kanak, (9) Penelitian Tindakan Kelas dan Pemanfaatan PTK dalam Pengembangan Anak di Taman Kanak-kanak, (10) Layanan Bantuan Peserta Didik dan Pengembangan Profesi Guru. Kami berharap modul yang disusun ini dapat menjadi bahan rujukan utama dalam pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bidang Taman Kanakkanak. Untuk pengayaan materi, peserta disarankan untuk menggunakan referensi lain yang relevan. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan modul ini. Bandung, Maret 2017 Kepala,
Drs. Sam Yhon, M.M. NIP. 195812061980031003
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
v
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
vi
DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN ....................................................................... iii KATA PENGANTAR.......................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xi DAFTAR TABEL ......................................................................... xiii A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Tujuan ................................................................................... 2 C. Peta Kompetensi ....................................................................... 3 D. Ruang Lingkup Materi ................................................................. 4 KOMPETENSI PEDAGOGIK: ............................................................ 7 KOMUNIKASI EFEKTIF DI TK .............................................................. 7 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 KONSEP KOMUNIKASI EFEKTIF DI TK ............................................................................................. 9 A. Tujuan Pembelajaran .................................................................. 9 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................... 9 C. Uraian Materi ........................................................................... 9 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................... 17 E. Latihan .................................................................................. 17 F. Rangkuman ............................................................................ 18 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................... 19 H. Refleksi dan Tindak Lanjut ........................................................... 20 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ....................................................... 21 KOMUNIKASI GURU DENGAN PESERTA DIDIK ANAK USIA DINI ............ 21 A. Tujuan Pembelajaran .................................................................. 21 B. Indikator Pencapaian Kompetensi .................................................. 21 C. Uraian Materi .......................................................................... 21 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................... 35 E. Latihan .................................................................................. 36 F. Rangkuman ............................................................................ 37 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ..................................................... 39 PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
vii
H. Refleksi dan Tindak Lanjut .......................................................... 39 KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA .............................................................................. 41 A. Tujuan Pembelajaran ................................................................ 41 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................. 41 C. Uraian Materi.......................................................................... 41 D. Aktivitas Pembelajaran .............................................................. 53 E. Latihan ................................................................................. 53 F. Rangkuman ........................................................................... 54 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................... 57 H. Refleksi dan Tindak Lanjut .......................................................... 58 KOMPETENSI PROFESIONAL: ....................................................... 59 MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN NILAI MORAL, AGAMA, SOSIAL, DAN EMOSIONAL................................................................ 59 KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 ...................................................... 61 MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN NILAI MORAL DAN AGAMA .................................................................................... 61 A. Tujuan Pembelajaran ................................................................ 61 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................. 61 C. Uraian Materi.......................................................................... 61 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................. 100 E. Latihan ................................................................................ 101 F. Rangkuman .......................................................................... 103 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................... 104 H. Refleksi dan Tindak Lanjut ......................................................... 105 KEGIATAN PEMBELAJARAN 5 ...................................................... 107 MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ......... 107 A. Tujuan Pembelajaran ............................................................... 107 B. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................ 107 C. Uraian Materi......................................................................... 107 D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................. 117 E. Latihan ................................................................................ 117 F. Rangkuman .......................................................................... 119 PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
viii
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................... 121 H. Refleksi dan Tindak Lanjut ......................................................... 122 EVALUASI ................................................................................ 123 KUNCI JAWABAN LATIHAN .......................................................... 128 PENUTUP ................................................................................ 131 GLOSARIUM ............................................................................. 133 DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 135
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
ix
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
x
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. 1 Peta Kompetensi
3
Gambar 4. 1 Alur Perencanaan Kegiatan Pembelajaran Gambar 4. 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (Rpm) Gambar 4. 3 Rencana Program Pembelajaran Mingguan (Rppm)TK Ceria Gambar 4. 4 Alur Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) TK
74 83 91 93
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
xi
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
xii
DAFTAR TABEL tabel 1. 1 Refleksi dan Tindak Lanjut
20
Tabel 2. 1 Refleksi dan Tindak Lanjut
39
Tabel 3. 1 Contoh Format Laporan Pencapaian Perkembangan Anak (LPPA) Tabel 3. 2 Refleksi dan Tindak Lanjut
49 58
Tabel 4. 2 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Lingkup Perkembangan Nilai Agama Dan Moral Kelompok Usia 4 –6 Tahun 67 Tabel 4. 3 Kompetensi Inti Anak Usia Dini 68 Tabel 4. 4 Uraian dari setiap Kompetensi Dasar untuk setiap kompetensi inti 69 Tabel 4. 5 Daftar Tema Dan Cakupan Materi 75 Tabel 4. 6 Contoh Program Smester 79 Tabel 4. 7 Ruang Lingkup Pembelajaran 84 Tabel 4. 8 Penyusunan Materi 95 Tabel 4. 9 Format Penilaian 99 Tabel 4. 10 Refleksi dan Tindak Lanjut 105 Tabel 5. 1 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Lingkup Perkembangan Nilai Sosial Dan Emosional Kelompok Usia 4 –6 Tahun 114 Tabel 5. 2 Refleksi dan Tindak Lanjut 122
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
xiii
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
xiv
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB)
dalam rangka
meningkatkan kompetensi dan performansi pendidik dan tenaga pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) dilakukan melalui moda diklat. Diklat yang berkualitas adalah diklat yang sesuai dengan kebutuhan peningkatan kompetensi guru di lapangan. Sesuai kebijakan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pelaksanaan PKB guru Taman Kanak-Kanak melalui moda diklat harus didasarkan pada pemetaan hasil Uji Kompetensi Guru (UKG). Hasil UKG digunakan untuk menentukan level diklat yang akan diikuti oleh guru. Begitu juga bahan ajar/modul yang digunakan dalam diklat pasca UKG harus didasarkan pada kisi-kisi soal UKG yang mengacu pada standar kompetensi guru PAUD dalam Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 lampiran 2. Hal ini dilakukan agar sesuai dengan kebutuhan peningkatan kompetensi guru di lapangan.
PPPPTK TK dan PLB sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud yang bertugas meningkatkan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak melalui diklat. Maka dalam rangka melaksanakan kebijakan tersebut telah menyusun program diklat pasca Uji Kompetensi Guru Taman Kanak-Kanak menjadi sepuluh (10) level diklat. Masingmasing level diklat tersebut dilengkapi dengan modul
yang mengacu standar
kompetensi guru Taman Kanak-kanak (TK) yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Modul dengan judul “ Komunikasi Efektif di TK”, adalah modul yang digunakan dalam Diklat Pasca UKG bagi Guru Taman Kanak-Kanak adalah Level Tujuh (7). Modul ini merupakan salah satu dari sepuluh modul diklat pasca Uji Kompetensi Guru TK. Diantara modul dimaksud adalah: 1. Deteksi tumbuh kembang anak TK 2. Teori bermain dan perkembangan anak TK 3. Pengembangan kurikulum di TK 4. Strategi pengembangan dan pembelajaran anak TK 5. Teknologi dan informasi dalam pembelajaran di TK PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
1
6. Sarana, sumber, media dan materi belajar sambil bermain dalam pengembangan potensi dan kreativitas anak di TK 7. Komunikasi efektif di TK 8. Penilaian di TK 9. Penelitian Tindakan Kelas di TK 10. Penilai Kinerja Guru dan PKB di TK
Dengan adanya modul diklat yang mengacu pada kisi-kisi soal UKG sesuai Standar Kompetensi Guru TK, hal ini diharapkan sesuai dengan kebijakan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan dapat memenuhi tuntutan kebutuhan peningkatan
kompetensi para guru Taman Kanak-
Kanak di lapangan. Selain itu, materi modul ini terintegrasi dengan lima nilai utama pendidikan karakter, yaitu: nilai religious, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Dengan demikian diharapkan agar pengguna modul ini disamping mempelajari substansi materi, juga mampu menghayati dan menerapkan setiap nilai yang terkandung di dalamnya baik pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran, maupun dalam kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan Secara umum tujuan yang diharapkan dicapai pada modul ini adalah peserta memahami komunikasi efektif di TK. Secara khusus tujuan yang diharapkan dapat dicapai pada modul ini adalah: 1. Menjelaskan tentang konsep komunikasi 2. Menjelaskan komunikasi yang efektif dan santun antara guru dengan peserta didik di TK 3. Menjelaskan komunikasi yang efektif dan santun guru dan orang tua di TK 4. Merancang kegiatan pengembangan nilai agama dan moral di TK 5. Menjelaskan kegiatan pengembangan sosial emosional di TK
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
2
C. Peta Kompetensi Gambar 1. 1 Peta Kompetensi
KONSEP KOMUNIKASI EFEKTIF DI TK
KOMUNIKASI GURU DAN PESERTA DIDIK DI TK
KOMUNIKASI EFEKTIF DI TAMAN KANAKKANAK
KOMUNIKASI GURU DAN ORANG TUA DI TK
MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN NILAI AGAMA DAN MORAL DI TK
TERBANGUNY A KOMUNIKASI YANG EFEKTIF ANTARA GURU DAN PESERTA DIDIK SERTA ORANG TUA DI TK DALAM PENGEMBA NGAN ANAK USIA DINI DI TK
MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL DI TK
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
3
D. Ruang Lingkup Materi 1. Konsep komunikasi efektif di TK, yang mencakup: a. Pengertian Komunikasi b. Unsur-Unsur Komunikasi c. Tujuan dan Fungsi Komunikasi d. Jenis Komunikasi e. Bentuk Komunikasi f. Proses Komunikasi g. Membangun komunikasi efektif
2. Komunikasi guru dengan peserta didik di TK a. Komunikasi Efektif, Empatik, dan Santun antara Guru dengan Peserta Didik b. Strategi Komunikasi Antara guru dengan peserta didik c. Bentuk Pengembangan Komunikasi Guru dan Peserta Didik d. Komunikasi Guru dan Peserta Didik dalam Pembelajaran e. Model Pembelajaran f.
Pendekatan Pembelajaran
g. Metode Pembelajaran 3. Komunikasi Guru dengan Orang Tua di TK a. Pengertian Komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik b. Tujuan Komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik c. Menjelaskan Pentingnya komunikasi guru dan orang tua d. Menjelaskan Komunikasi Efektif, empati, dan santun antara Guru dengan Orang Tua e. Teknik komunikasi antara Guru dengan Orang tua f. Mengkomunikasikan hasil penilaian tingkat pencapaian perkembangan anak dalam bentuk buku Laporan (LPPA)
4. Merancang kegiatan pengembangan nilai agama dan moral di TK a. Nilai Agama b. Nilai Moral c. Esensi dan Bentuk Kegiatan Pengembangan nilai Agama dan Moral d. Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai Agama dan moral pada Anak Taman Kanak-kanak e. Metode dan Pendekatan Pengembangan Nilai-nilai Agama dan Moral PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
4
f. Ruang Lingkup Materi Pengembangan Nilai agama dan Moral g. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA), h. Kompetensi Inti, i. Kompetensi Dasar, j. Lama Belajar k. Merancang Kegiatan Pembelajaran Nilai agama dan Moral 5. Merancang kegiatan pengembangan sosial emosional di Tk a. Pengertian perkembangan sosial dan emosional b. Bentuk Pengembangan nilai Sosial dan Emosional c. Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai sosial dan emosional pada Anak Taman Kanak-kanak d. metode pengembangan nilai sosial dan emosional e. Lingkup materi pengembangan nilai sosial dan emosional f. Merancang kegiatan pembelajaran nilai sosial dan emosional a. Saran Cara Penggunaan Modul Untuk mengoptimalkan pemanfaatan modul ini sebagai bahan pelatihan, beberapa langkah berikut ini perlu menjadi perhatian para peserta pelatihan. 1. Lakukan pengecekan terhadap kelengkapan modul ini, seperti kelengkapan halaman, kejelasan hasil cetakan, serta kondisi modul secara keseluruhan. 2. Bacalah petunjuk penggunaan modul serta bagian Pendahuluan sebelum masuk pada pembahasan materi pokok. 3. Pelajarilah modul ini secara bertahap dimulai dari materi pokok I sampai tuntas, termasuk didalamnya latihan dan evaluasi sebelum melangkah ke materi pokok berikutnya. 4. Buatlah catatan-catatan kecil jika ditemukan hal-hal yang perlu pengkajian lebih lanjut atau disampaikan dalam sesi tatap muka. 5. Lakukanlah berbagai latihan sesuai dengan petunjuk yang disajikan pada masingmasing materi pokok. Demikian pula dengan kegiatan evaluasi dan tindak lanjutnya. 6. Disarankan tidak melihat kunci jawaban terlebih dahulu agar evaluasi yang dilakukan dapat mengukur tingkat penguasaan peserta terhadap materi yang disajikan. 7. Pelajarilah keseluruhan materi modul ini secara intensif. Modul ini dirancang sebagai bahan belajar mandiri persiapan uji kompetensi.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
5
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
6
KP
1
KOMPETENSI PEDAGOGIK: KOMUNIKASI EFEKTIF DI TK
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
7
KP
1
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
8
KP
1 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 KONSEP KOMUNIKASI EFEKTIF DI TK A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran I ini, peserta mampu menjelaskan konsep dasar komunikasi.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi Setelah mempelajari materi satu ini, peserta diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian komunikasi 2. Menjelaskan unsur-unsur komunikasi 3. Menjelaskan tujuan dan fungsi komunikasi 4. Menjelaskan jenis-jenis komunikasi 5. Menjelaskan bentuk-bentuk komunikasi 6. Menjelaskan proses komunikasi 7. Menjelaskan komunikasi efektif, empatik, dan santun
C. Uraian Materi 1. Pengertian Komunikasi Komunikasi dilakukan untuk berbagai keperluan atau kepentingan oleh siapa saja, kapan saja, dimana saja, dan dengan cara apa saja; bahkan ketika Ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin maju, komunikasi dapat dilakukan secara langsung tanpa mengenal jarak dan waktu melalui berbagai media elektronik dengan percepatan yang begitu tinggi. Seseorang bisa dihubungi atau menghubungi secara langsung dikarenakan hampir setiap orang sudah memiliki dan membawa alat komunikasi, seperti handphone. Demikian juga komunikasi secara tertulis dapat dilakukan secara langsung tanpa mengenal batas wilayah dalam waktu yang sangat cepat, seperti komunikasi melalui
SMS, BBM,
whatsApp, facebook, email, dan lain-lain. Kecanggihan alat dan media komunikasi saat ini semakin mempercepat manusia dalam melakukan komunikasi untuk berbagai kepentingan. Secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata units, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata Benda communio, yangdalam
bahasa
Inggris
disebut
dengan
communion,
yang
berarti
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
9
KP
1 kebersamaan, persatuan, persekutuan gabungan, pergaulan,atau hubungan. Karena untuk bercommunio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata itu dibuat kata kerja communicate yang berarti membagi sesuatu dengan sese orang, tukarmenukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran,berhubungan, berteman. Jadi, komunikasi berarti pemberitahuan pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan (Hardjana, 2003). Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti ‘sama’; communico, communication atau communicare yang berarti membuat sama (make to common). Dalam hal ini berarti membuat kesamaan makna tentang suatu hal antara dua orang atau lebih yang terlibat dalam prosses di dalamnya. Kata communico, communication, atau communicare juga mengandung makna’ berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’. Jadi, apa yang disampaikan (ide, informasi, pengalaman menjadi milik orang lain juga. (Alvonco, 2014:8) Sedangkan pengertian komunikasi secara terminoligis adalah “Proses pengiriman dan penerimaan pesan atara dua orang atau diantara sekelompok kecil orangorang, dengan beberapa elemen dan beberapa umpan balik Effendy (2003:60)”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi diartikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Dari pengertian komunikasi di atas, ada empat hal yang berkaitan dengan komunikasi; pertama, komunikasi melibatkan dua orang atau lebih, kedua, komunikasi merupakan pertukaran informasi, ketiga, komunikasi mengandung pemahaman, dan keempat terjadinya umpan balik.
Dengan demikian, komunikasi merupakan proses dinamis yang menggunakan bahasa sebagai alat utamanya dan dilakukan dalam pergaulan sosial dengan melibatkan ekspresi, perasaan, penyampaian gagasan, keinginan, kebutuhankebutuhan, kepentingan untuk mencapai tujuan. Berkomunikasi artinya menyampaikan pesan dengan baik dan benar. Oleh karena itu, seorang komunikator harus mampu menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa yang baik, efektif, dan santun.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
10
KP
1 2. Unsur-Unsur Komunikasi Unsur sering juga disebut bagian, komponen, dan elemen. Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan unsur sebagai bagian penting dalam suatu hal, sedangkan komponen atau elemen berarti bagian yang merupakan seutuhnya. Jadi, yang dimaksud dengan komponen atau unsur ialah bagian dari keseluruhan dalam sesuatu hal. Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur yang mutlak harus dipenuhi. Ketiga unsur komunikasi itu merupakan kesatuan yang utuh dan bulat. Apabila salah satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi. Dengan demikian, setiap unsur dalam komunikasi itu mempunyai hubungan yang sangat erat, dan saling ketergantungan satu dengan lainnya. Artinya, keberhasilan komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut. Ketiga unsur komunikasi itu ialah: a. Komunikator /sender /pengirim Komunikator/sender adalah orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada komunikan. Komunikator bisa perorangan, kelompok, atau organisasi pengirim berita. b. Komunikan/Receiver/Penerima Komunikan/penerima
adalah
partner/rekan
dari
komunikator
dalam
komunikasi. Sesuai dengan namanya ia berperan sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim dan penerima selalu bergantian sepanjang pembicaraan. Penerima mungkin mendengarkan pembicara atau menuliskan teks atau mengintepretasikan pesan denganberbagai cara. c. Channel/saluran/media Channel adalah saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada komunikan. Atau jalan yang dilalui feedback komunikan kepada komunikator yang digunakan oleh pengirim pesan. Pesan dapat berupa kata-kata atau tulisan, tiruan, gambaran atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim melalui berbagai channel yang berbeda seperti telepon, televisi, fax, photocopy, hand signal, E-Mail, sandi morse, semaphore, SMS dan sebagainya.
3. Tujuan dan Fungsi Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan tertentu. Tujuan dari komunikasi tersebut diantaranya:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
11
KP
1 a. Untuk menyampaikan Informasi Informasi yang disampaikan oleh pemberi pesan kepada pihak terkait yang berkepentingan, baik dengan peserta didik, teman sejawat, kepala sekolah, orang tua peserta didik, Masyarakat, maupun dengan pihak yang berkepenting an lainnya. Hal-hal yang dikomunikasikan bisa berhubungan dengan program, pelaksanaan program, penilaian, dan pelaporan hasil pelaksanaan program, dan sebagainya. a. Untuk menjalin Hubungan Sosial yang harmonis Melalui komunikasi, guru menciptakan kerjasama yang sinergis dengan berbagai pihak terkait untuk mendapatkan dukungan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, sehingga proses pembelajaran berjalan lancar dengan pencapaian hasil pembelajaran yang memuaskan berbagai pihak. Kerjasama bisa dilakukan oleh guru dengan peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik, Masyarakat, dan dengan piha yang berkepentingan. Melalui kerjasama yang dilakukan oleh guru dan pihak-pihak terkait yang berkepentingan, maka semua pesan dan tujuan dari komunikasi akan tersampaikan dan dapat diterima tanpa banyak mengalami hambatan dan gangguan. b. Menjalin kerja sama Melalui komunikasi, guru menciptakan kerjasama yang sinergis dengan berbagai pihak terkait untuk mendapatkan dukungan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, sehingga proses pembelajaran berjalan lancar dengan pencapaian hasil pembelajaran yang memuaskan berbagai pihak. Adapun fungsi komunikasi adalah sebagai adalah: a. Menampaikan informasi (to inform) b. Mendidik (to educate) c. Menghibur (to entertain) d. Mempengaruhi (to influence)
4. Jenis Komunikasi Alat atau media utama dalam komunikasi adalah bahasa, yaitu bahasa verbal (lisan) dan non verbal (ekspresi wajah, isyarat, gerak tubuh, gambar atau simbol, dan tulisan). Komunikasi berlangsung tidak hanya dengan menggunakan bahasa verbal (lisan), melainkan juga dengan bahasa non verbal. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara umum jenis komunikasi itu ada dua, yaitu: komunikasi verbal (lisan) dan komunikasi non verbal (ekspresi wajah, isyarat, gerak tubuh, PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
12
KP
1 gambar atau symbol, dan tulisan). Komunikasi juga dapat dilakukan baik secara langsung melalui tatap muka maupun secara tidak langsung seperti melalui tulisan.
5. Bentuk Komunikasi Komunikasi mempunyai aneka macam bentuk yang semuanyatergantung dari segi apa kita memandangnya. Berikut adalah diantaranya: a. Dari segi penyampaian pesannya, komunikasi dapat dilakukansecara lisan dan secara tertulis, atau secara elektronik melalui radio, televisi, telepon, internet dan sebagainya. b. Dari segi kemasan pesan, komunikasi dapat dilakukan secaraverbal (dengan berbicara) atau dengan non verbal (dengan bahasa isyarat). Komunikasi verbal: diwakili dalam penyebutan kata-kata, yang pengungkapannya dapat dengan lisan atau tertulis. Komunikasi non verbal: terlihat dalam ekspresi atau mimik wajah, gerakan tangan, mata dan bagian tubuh lainnya. c. Dari segi kemasan keresmian pelaku komunikasi, salurankomunikasi yang digunakan, dan bentuk kemasan pesan, komunikasi dapat dikategorikan sebagai bentuk komunikasi formal dan non formal.Dari segi pasangan komunikasi, komunikasi dapat dilihat sebagai: 1) Komunikasi intrapersonal (Infra PersonalCommunication), ialah proses komunikasi dalam dirikomunikator: pengirim dan pesannya adalah dirinya sendiri. (Manusia sebagai makhluk rohani); 2) Komunikasi interpersonal (Inter Personal Communication) ialah interaksi tatap muka antara duaorang atau lebih di mana pengirim dapat menyampaikanpesan
secara
langsung,
dan
penerima
pesan
dapatmenerima dan menanggapinya secara langsung pula.(Manusia sebagai makhluk sosial).
6. Proses Komunikasi Mulyana (2005:61) menyatakan bahwa terdapat tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi. a. Komunikasi sebagai tindakan satu arah Merujuk pada pendapat Mulyana di atas, komunikasi sebagai tindakan satu arah adalah komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
13
KP
1 dari seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) baik secara lanngsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi (2005:61).
Menurut
Mulyana, bahwa komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatap muka, namun mungkin tidak terlalu keliru bila diterapkan pada komunikasi publik (pidato) dan komunikasi massa (cetak dan elektrronik) yang tidak melibatkan tanya jawab. Komunikasi ini dianggap sebagai suatu prises linier yang dimulai dari sumber atau pengirim dan berakhir pada penerima, sasaran atau tujuannya (2005:61). b. Komunikasi sebagai interaksi Menurut Mulyana (2005:61), pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal maupun non verbal atau menganggukakan kepala, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu seterusnya. Pokoknya masing-masing dari kedua pihak berfungsi secara berbeda, bila yang satu sebagai pengirim, maka yang satunya lagi sebagai penerima. Begitu pula sebaliknya. Komunikasi kedua ini masih masih membedakah para peserta sebagai pengirim dan penerima pesan, karena itu masih tetap berorientasi sumber, meskipun kedua peran tersebut dianggap bergantian. Jadi pada dasarnya proses interaksi yang berlangsung juga masih bersifat mekanis dan statis. Namun demikian, konsep kedua ini sudah terdapat umpan balik (feed back) karena respon yanbg dilakukan oleh penerima pesan bisa mempengaruhi perilaku pemberi pesan selanjutnya. c. Komunikasi sebagai transaksi Komunikasi sebagai transaksi ini lebih dinamis daripada komunikasi sebagai tindakan satu arah dan komunikasi sebagai interaksi. Pada komunikasi sebagai transaksi, penerima pesan bisa saja langsung bereaksi untuk mengirimkan pesan, baik secara verbal maupun nonverbal, karena orangorang yang berkomunikasi bisa saling bertanya, berkomentar, menyela, tersenyum, mengacungkan telunjuk, member isyarat, dan sebagainya sehingga proses penyandian (encoding) dan penyandian balik (decoding) bersifat simultan diantara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi. Semakin banyak orang yang berkomunikasi, maka akan semakin rumit
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
14
KP
1 transaksi komunikasi yang terjadi, karena disitu akan lebih banyak peran, hubungan yang lebih rumit, dan lebih banyak pesan verbal dan nonverbal. Dalam konteks ini komunikasi adalah suatu proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Penafsiran Anda atas perilaku verbal dan nonverbal orang lain yang anda kekukakan kepadanya juga mengubah mengubah penafsiran orang lain atas pesanpesan anda, dan pada gilirannya , mengubah penafsiran anda atas pesanpesannya, begitu seterusnya. Oleh karena itulah, komunikasi ini lebih bersifat dinamis. Komunikasi transaksional ini komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun perilaku nonverbalnya (2005:67-68). Proses komunikasi dapat dilakukan oleh guru dengan memperhatikan dan mempertimbangkan situasi dan kondisi dari teman bicara, baik peserta didik, teman sejawat, maupun orang tua peserta didik sehingga pesan yang akan disampaikan dapat diterima, dimengerti, dan difahami.
7. Komunikasi efektif Komunikasi efektif (effective communications) adalah komunikasi yang tepat sasaran, berhasil guna, atau mencapai tujuandengan melibatkan kejelasan, perkataan langsung, dan aktif mendengarkan (clear, direct speech, active listening). Komunikasi dikatakan efektif jika informasi, pemikiran, atau pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik sehingga menciptakan kesamaan persepsi, mengubah perilaku, atau mendapatkan informasi (menjadi tahu/paham).Tujuan komunikasi adalah untuk menyampaikan informasi, menjalin kerja sama, menjalin hubungan sosial yang harmonis. Menurut jenisnya, komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dan nonverbal. Adapun beberapa beberapa komponen yang sangat penting dalam komunikasi, adalah sebagai berikut : a. Encoding Komunikasi efektif diawali dengan encoding atau penetapan kode atau simbol yang memungkinkan pesan tersampaikan secara jelas dan dapat diterima serta dipahami dengan baik oleh komunikan (penerima pesan). b. Decoding Decoding, komponen penting lainnya dalam komunikasi efektif, yaitu kemampuan penerima memahami pesan yang diterimanya. Karenanya, dalam PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
15
KP
1 komunikasi efektif, pemahaman tentang audiens sangat penting guna menentukan metode penyampaian dan gaya bahasa yang cocok dengan mereka.
c.
Konteks (Context) Konteks komunikasi yaitu konteks komunikasi yaitu ruang, tempat, dan kepada siapa kita melakukan komunikasi. Konteks komunikasi juga mengacu kepada level komunikasi—komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok (grup),
komunikasi
organisasi,
komunikasi
massa.Konteks
komunikasi
mempertimbangkan usia, wilayah, jenis kelamin, dan kemampuan intelektual penerima pesan. Berkomunikasi dengan anak kecil tentu akan berbeda cara dan gaya bahasanya dengan berkomunikasi dengan orang dewasa.
d. Bahasa Tubuh (Body Language) Bahasa tubuh—dikenal juga sebagai komunikasi nonverbal (nonverbal communication)-- meliputi postur, posisi tangan dan lengan, kontak mata, dan ekspresi wajah. Bahasa tubuh yang konsisten dan sesuai dapat meningkatkan pengertian. Gerakan anggota badan harus sesuai dengan yang diucapkan. Bahasa
tubuh
terpenting
adalah
senyum
dan
kontak
mata.
e. Pikiran Terbuka (Be Open-minded) Pikiran tebuka meurpakan komponen penting lain dalam komunikasi efektif. Jangan terburu menilai atau mengkritisi ucapan orang lain. Kita harus mengedepankan respek, menghargai pendapat atau pandangan orang lain, juga menujukkan empati dengan berusaha memahami situsai atau masalah dari perspektif orang lain.
f.
Mendengar Aktif (Active Listening) Menjadi pendengar yang baik dan aktif akan meningkatkan pemahaman atas pemikiran
dan
perasaan
orang
lain.
Tunjukkan
bahwa
kita
fokus
mendengarkan ucapan orang lain, misalnya dengan menganggukkan kepala dan membuat “indikasi verbal” bahwa kita setuju dengan mengatakan— misalnya—“oh...”. Jangan menginterupsi pembicaraan orang lain. Ini akan mengganggu kelancaran obrolan.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
16
KP
1 D. Refleksi (Reflection) Pastikan bahwa kita mengerti ucapan orang lain dengan “konfirmasi”, yaitu meringkas pesan utama yang disampaikan orang lain. Kita bisa mengulang yang diucapkan orang lain, sekaligus “klarifikasi” bahwa maksud perkatannya “begini” dan “begitu”.
E. Aktivitas Pembelajaran Mempelajari konsep dasar komunikasi (waktu: 1 JP) Sebelum saudara melakukan kegiatan lebih lanjut, jawablah pertanyaan di bawah ini melalui diskusi kelompok. 1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi? 2. Apa yang menjadi tujuan komunikasi? 3. apa saja jenis-jenis komunikasi? 4. Apa saja yang menjadi komponen komunikasi? 5. Apa saja bentuk komunikasi? 6. Apa yang dimaksud dengan komunikasi yang efektif? 7. Bagaimana cara mengembangkan komunikasi yang efektif? Saudara dipersilakan untuk mengisi pertanyaan di atas ke dalam LK 01 dengan sungguh-sungguh, percaya diri, dan penuh tanggung jawab.
F. Latihan Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, Anda dipersilakan untuk mengerjakan latihan di bawah ini. Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf A, B, C, atau D yang mewakili jawaban yang paling benar. 1. Pemberitahuan, pembicaraan, pertukaran pikiran, dan percakapan termasuk pada... A. Pengertian komunikasi B. Komponen komunikasi C. Jenis komunikasi D. Fungsi komunikasi 2. Di bawah ini tidak termasuk ciri komunikasi efektif: A. Direncanakan B. Tepat sasaran C. Berhasil guna D. Mencapai tujuan PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
17
KP
1 3. Seorang guru TK mengundang para orang tua peserta didik dan menginformasikan jadual kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak kepada mereka. Kata ”menginformasikan” pada kalimat di atas termasuk pada kategori... A. Pengertian komunikasi B. Fungsi komunikasi C. Komponen komunikasi D. Jenis komunikasi 4.
Pada kegiatan upacara, kepala sekolah brerpidato di hadapan semua peserta upacara. Dari kalimat di atas, yang terjadi pada upacara tersebut adalah bentuk komunukasi … A. verbal satu arah B. verbal dua arah C. verbal tiga arah D. verbal multi arah
5.
Jika Anda menasihati peserta didik, baik secara verbal maupun non verbal, kemudian peserta didik tersebut menganggukakan kepala, kemudian Anda bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari peserta didik tadi, maka komunikasi tersebut dikategorikan sebagai… A. Informasi B. Sosialisai C. Interaksi D. Transaksi
G. Rangkuman Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atara dua orang atau lebih dan terjadi umpan balik sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Terdapat beberapa unsure komunikasi, diantaranya adalah Komunikator /sender /pengirim,
Komunikan/Receiver/Penerima,
Channel/saluran/media.
Adapun
komponen komunikasi terdri dari encoding, decoding, konteks, bahasa tubuh atau body language, pikiran terbuka, mendengar aktif, dan refleksi. Komunikasi dilakukan dengan tujuan: untuk menyampaikan Informasi, menjalin Hubungan Sosial yang harmonis, dan menjalin kerja sama. Komunikasi berfungsi untuk menampaikan informasi (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
18
KP
1 entertain), dan mempengaruhi (to influence). Secara singkat, komunikasi terdiri dari komunikasi verbal (lisan) dan non-verbal non verbal (ekspresi wajah, isyarat, gerak tubuh, gambar atau simbol, dan tulisan). Komunikasi dapat dilakukan secara formal dan informal yang keduanya bisa dilakukan secara intrapersonal dan interpersonal. Proses komunikasi dapat dilakukan oleh siapasaja, kapan saja, dimana saja, dan dengan berbagai cara dan media. Komunikasi efektif (effective communications) adalah komunikasi yang tepat sasaran, berhasil guna, atau mencapai tujuandengan melibatkan kejelasan, perkataan langsung, dan aktif mendengarkan (clear, direct speech, active listening). Komunikasi dikatakan efektif jika informasi, pemikiran, atau pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik sehingga menciptakan kesamaan persepsi, mengubah perilaku, atau mendapatkan informasi (menjadi tahu/paham).Tujuan komunikasi adalah untuk menyampaikan informasi, menjalin kerja sama, menjalin hubungan sosial yang harmonis. Menurut jenisnya, komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi dalam pembelajaran dapat dilakukan oleh guru dengan peserta didik baik dilakukan secara verbal dan non-verbal dengan menggunakan berbagai media, sumber, pola komunikasi, dan sebagainya untuk mencapai tujuan.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban yang telah tersedia. Hitung jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus berikut ini 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 Tingkat penguasaan = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒐𝒂𝒍
Arti tingkat penguasaan :
× 𝟏𝟎𝟎%
90 – 100 % = Baik sekali 80 – 89 % = Baik 70 – 79 % = Cukup < 70 %
= Kurang
Jika mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan pembelajaran berikutnya. Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi pokok 2, terutama materi-materi yang belum dikuasai.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
19
KP
1 H. Refleksi dan Tindak Lanjut Saudara diminta untuk mengisi format di bawah ini dengan memberikan tanda cek (V) pada kolom “tercapai”. Sebaliknya berilah tanda cek (V) pada kolom “belum tercapai”, jika saudara belum mencapainya. tabel 1. 1 Refleksi dan Tindak Lanjut
No
Tujuan Pembelajaran
1
Pengertian komunikasi
2
Unsur-unsur komunikasi
3
Tujuan dan fungsi komuniksi
4
Jenis-jenis komunikasi
5
Bentuk komunikasi
6
Proses Komunikasi
7
Mengembangkan komunikasi efektif
Tindak Lanjut:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
20
Tercapai
Belum Tercapai
Keterangan
KP
2
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 KOMUNIKASI GURU DENGAN PESERTA DIDIK ANAK USIA DINI A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran dua ini, peserta mampu menjelaskan komunikasi guru dengan peserta didik anak usia dini
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Komunikasi Efektif, Empatik, dan Santun antara Guru dengan Peserta Didik 2. Strategi Komunikasi Antara guru dengan anak usia dini 3. Bentuk Pengembangan Komunikasi Guru dan Peserta Didik 4. Komunikasi Guru dan Peserta Didik dalam Pembelajaran di TK 5. Model Pembelajaran di TK 6. Pendekatan Pembelajaran di TK 7. Metode Pembelajaran di TK
C. Uraian Materi 1. Komunikasi efektif, empatik, dan santun antara guru dengan peserta didik Komunikasi antara guru dengan peserta didik adalah proses penyampaian pesan dari guru terhadap peserta didik atau dari peserta didik terhadap guru sehingga penerima pesan tersebut mengerti, memahami dan menanggapinya dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Komunikasi antara guru dengan peserta didik hendaknya berlangsung secara efektif, empatik dan santun, lebih-lebih komunikasi yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan contoh atau keteladanan yang baik dari guru terhadap peserta didik, sehingga mereka dapat meniru perilaku guru dalam berkomunikasi.
a. Komunikasi efektif Komunikasi antara guru dengan peserta didik hendaknya berlangsung secara efektif, sehingga pesan yang disampaikan oleh guru segera dapat diterima dengan baik. Terkait dengan komunikasi efektif ini telah dipaparkan pada PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
21
KP
2
kegiatan pembelajaran satu. Namun demikian tidak ada salahnya jika diulas kembali untuk mengingat ulang materi sebelumnya. Seperti telah dipaparkan pada kegiatan pembelajaran satu, bahwa hal esensial yang
seharusnya
dikembangkan
dalam
pembelajaran
yaitu
dengan
menemukan kunci penting menjalankan komunikasi secara efektif. Komunikasi yang efektif itu terangkum dalam kata REACH yang bermakna merengkuh atau meraih.Pertama, Respect. Komunikasi yang efektif harus dibangun dari sikap menghargai terhadap setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang disampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain, yang akan lahir kerjasama yang sinergis sehingga efektifitas kinerja seseorang dapat tercapai. Guru harus memperlakukan peserta didik sebagai manusia yang memiliki hati dan perasaan untuk dihormati dan dihargai, guru harus memperlakukan peserta didik sebagai subjek belajar sehingga lahir sinergi antara guru dan peserta didik dalam meraih tujuan bersama melalui proses pembelajaran.Kedua, Empathy, Empati adalah kemampuan seseorang menempatkan dirinya sesuai dengan situasi atau kondisi yang diharapkan oleh orang lain. Guru harus mengerti dan memahami dengan empati terhadap calon penerima pesan ( peserta didik) sehingga pesan tersebut akan sampai tanpa ada halangan psikologis untuk mendengar dengan sikap positif karena esensi komunikasi adalah aliran dua arah. Ketiga, Audible, makna Audible antara lain adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Seorang guru yang mampu menggunakan media komunikasi modern dalam proses pembelajaran seperti komputer, LCD dan yang lainnya akan menghasilkan pembelajaran yang lebih berkualitas. Keempat,Clarity, Selain pesan dapat dimengerti pesan juga harus mendapat perhatian sehingga tidak menimbulkan kesalah tafsiran. Dalam proses belajar, keterbukaan guru terhadap peserta didik merupakan bentuk sikap yang positif, dan dapat menerima masukkan dari peserta didik demi perbaikan proses pembelajaran. Kelima,Humble, Membangun komunikasi yang efektif adalah rendah hati, sikap ini pada intinya antara lain ,adalah sikap yang penuh melayani, sikap menghargai, mau mendengar, dan menerima kritik, tidak sombong, dan mengutamakan kepentingan yang lebih besar. Seorang guru yang melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan lima hukum komunikasi ini akan menjadi seorang komunikator yang andal, dapat membangun
jaringan
hubungan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
22
dengan
peserta
didik
yang
penuh
KP
2
penghargaan, yang saling menguntungkan kedua belah pihak ( guru dan peserta didik ). http://www.komunikasipraktis.com/2014/09/teknik-dasar-komunikasiefektif.htmlhttp://simsondundu01.blogspot.com/2014/03/pentingnya-komunikasiyang-efektif-di.html
Dalam komunikasi efektif, pesan yang disampaikan harus langsung, jelas, dan aktif mendengarkan sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik. Komunikasi dikatakan efektif jika menciptakan kesamaan persepsi, mengubah perilaku, atau mendapatkan informasi. Komunikasi juga harus bersifat empatik. Seperti dijelaskan di atas, empatik adalah kemampuan seseorang menempatkan dirinya sesuai dengan situasi atau kondisi yang diharapkan oleh orang lain. Guru harus mengerti dan memahami dengan empati terhadap calon penerima pesan (peserta didik) sehingga pesan tersebut akan sampai tanpa ada halangan psikologis untuk mendengar dengan sikap positif karena esensi komunikasi adalah aliran dua arah.
b. Komunikasi empatik Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi, dan merasakan perasaan orang lain. Menurut Bullmer, empati adalah suatu proses ketika seseorang merasakan perasaan orang lain dan menangkap arti perasaan itu, kemudian mengkomunikasikannya dengan kepekaan sedemikian rupa hingga menunjukkan bahwa ia sungguh sungguh mengerti perasaan orang lain itu. Alfred Adler menyebut empati sebagai penerimaan terhadap perasaan orang lain dan meletakkan diri kita pada tempat orang itu. Seseotang yang memiliki empati akan menempatkan pikiran dan perasaannya dalam perspektif orang lain. Perasaan empati harus dimiliki oleh guru, lebih-lebih guru Taman Kanak-Kanak sehingga guru tersebut dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya mampu menempatkan dirinya tidak hanya sebagai guru tetapi juga lebih dari itu sebagai teman para peserta didik. Jika guru sudah mampu menempatkan dirinya berada ditengah-tengah anak-anak dan bersama mereka, maka guru tersebut tidak akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan mengkomunikasikan pesan-pesan pendidikan terhadap peserta didik. Rasa empati guru terhadap peserta didik akan menumbuhkan rasa PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
23
KP
2
kasih sayang, pengertian, dan pemahaman terhadap keberagaman karakteristik dan latar Belakang peserta didik. Dengan empati, akan terjadi hubungan emosional yang sangat dekat dan harmonis antara guru dengan peserta didik
Untuk membangun empati, seorang guru hendaknya mampu: 1. Menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap peserta didik 2. Melihat keadaan peserta didik dan berpikir tentang kondisi peserta didik itu sendiri. 3. Melihat segala sesuatu dari sudut pandang dan kebutuhan peserta didik ( yang berbeda ). 4. Melihat pikiran dan perasaan peserta didik dan memberikan respon terhadap perasaan dan prilaku mereka. 5. Memperhatikan situasi dan tempat tertentu yang dapat memberikan pengaruh terhadap proses empati, agar dapat berempati lebih baik di banding situasi yang lain. 6. Menggunakan bahasa yang dapat diterima dan difahami oleh peserta didik.
Oleh karena itu, beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam berempati,diantaranya adalah: 1. Menunjukkan perhatian penuh terhadap peserta didik 2. Memperhatikan apa yang dialami dan dirasakan oleh peserta didik 3. Berupaya selalu mendengarkan peserta didik secara aktif 4. Bersikap terbuka terhadap peserta didik 5. Menunjukkan sikap dan rasa kasih sayang terhadap peserta didik, 6. Mengetahui dan memahami kebutuhan peserta didik 7. Memberikan bantuan yang berarti dan bermakna terhadap masalah dan kesulitan yang dialami peserta didik 8. Memerankan diri sebagai teman atau relawan dengan mendampingi dan membimbing
peserta
didik
membantu
mecahkan
masalahnya
yang
dialaminya, 9. Menggunakan imajinasi agar mampu dan turut merasakan keadaan peserta didik, kemudian menggunakan pemahaman ini untuk berempati 10. Menerima peserta didik apa adanya dan memperlakukannya sebagai orang penting dan berharga, 11. Menampilkan postur dan gerakan tubuh dengan baik, memperhatikan ekspresi wajah, dan bersikap lembut agar peserta didik merasa nyaman. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
24
KP
2
12. Memberikan
sentuhan-sentuhan
fisik
dan
emosional
dengan
penuh
kelembutan dan kasih sayang, 13. Memberikan penghargaan dan pujian terhadap perubahan dan perkembangan peserta didik.
c. Komunikasi santun Kata “santun” lebih mengarah pada penggunaan bahasa dan sikap atau perilaku, terutama dalam bertutur kata dan berekspresi. Komunikasi santun adalah komunikasi yang disertai dengan sikap menghargai, menghormati, dan perhatian. Sikap tersebut akan muncul dari guru yang memiliki kepribadian dengan karakter yang santun. Guru yang santun dalam berkomunikasi ditandai dengan penggunaan bahasa yang baik, tutur kata yang lembut, serta ekspresi yang penuh perhatian dan meyakinkan, bersikap terbuka, menjadi pendengar aktif dan cepat tanggap, menerima saran dan kritik dengan tenang dan berjiwa besar, serta menjadikan orang lain merasa diperhatikan, dihargai, dan bernilai. Komunikasi santun yang dilakukan oleh guru terhadap para peserta didik akan berdampak positif, baik terhadap para peserta didik maupun terhadap guru yang bersangkutan. Para pesera didik akan merasa gembira, aman, nyaman, dan terlindungi ketika mereka berada bersama guru yang santun, selain itu secara langsung maupun tidak langsung mereka juga akan meniru sikap dan perilaku santun dalam berbahasa yang dilakukan guru. Dampak positif bagi guru adalah munculnya penghargaan dan kepercayaan dari peserta didik sehingga guru menjadi sosok yang layak untuk digugu dan ditiru atau diteladani. Komunikasi santun dalam pelaksanaan pembelajaran akan berjalan lancar dan efektif karena pesan yang disampaikan guru akan dengan mudah diterima; demikian juga komunikasi dengan orang tua para peserta didik, sehingga akan melahirkan kerjasama yang harmonis dan berkesinambungan antara guru dengan orang tua dalam upaya mencapai perkembangan anak secara optimal. Untuk mengembangkan sikap santun peserta didik, seorang guru hendaknya mampu: 1. Bersikap terbuka 2. Menunjukkan perhatian penuh terhadap peserta didik, 3. mampu memilih dan menggunakan bahasa yang baik 4. Menggunakan bahasa yang dapat diterima dan difahami oleh peserta didik. 5. Menggunakan intonasi suara yang lembut PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
25
KP
2
6. Menunjukkan ekspresi wajah yang tenang, sejuk, bersahabat, dan penuh keakraban,
Keterampilan guru dalam berkomunikasi secara santun tidak akan terlepas dari karakter guru itu sendiri, yaitu karakter santun. Karakter santun merupakan prasyarat untuk menjadi guru sekaligus prasyarat untuk mencapai tujuan pendidikan yang dalam hal ini pencapaian tingkat perkembangan anak sesuai dengan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) yang dimuat dalam Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014. 2. Strategi Komunikasi Antara guru dengan anak usia dini Proses pendidikan atau pembelajaran di TK dilakukan untuk mencapai Standard Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA), meliputi aspek perkembangan nilai-nilai agama dan moral, fisik-motorik, sosial-emosional, kognitif, bahasa, dan seni, demikian juga dengan Kompetensi inti, dan kompetensi dasar. Untuk mencapai semuanya itu diperlukan strategi yang tepat, yaitu strategi komunikasi. Strategi komunikasi merupakan keseluruhan rencana berikut perlengkapan disiapkan, disusun dan ditetapkan untuk melakukan kegiatan komunikasi guna mencapai tujuan dari komunikasi. Tujuan komunikasi adalah agar pesan yang disampaikan oleh guru dapat diterima dan difahami oleh anak. Agar komuniksi antara guru dengan peserta didik berjalan lancer, maka STPPA, KI, dan KD yang sudah ada dikemas ke dalam program semester, rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH). Strategi berkomunikasi dengan anak usia dini dimulai dengan kejelasan perencanaan terkait dengan rumus 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why + How) yang dipaparkan di bawah ini. a. Apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan dan apa saja yang harus disusun dan disiapkan? b. Siapa saja yang menyampaikan dan menerima pesan / melakukan komunikasi? c. Kapan waktu yang tepat untuk penyampaian pesan / berkomunikasi? d. Dimana tempat yang tepat untuk penyampaian pesan / berkomunikasi?, e. Mengapa pesan komunikasi itu harus dilakukan?, f.
Bagaimana cara menyampaikan pesan / berkomunikasi tersebut?
Sebelum guru menyampaiakan pesan, terlebih dahulu guru perlu menyusun perencanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan pendekatan, model, dan PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
26
KP
2
metode pembejaran yang disesuaikan dengan karakteristik anak dan budaya local. Ruang lingkup perencanaan pembelajaran tersebut meliputi: a. program semester (Prosem), b. rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan c. rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).
Perencanaan pembelajaran disusun oleh Guru PAUD, Guru Pendamping pada satuan atau program PAUD.
(Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Dengan demikian, strategi komunikasi yang perlu disiapkan guru untuk menyampaikan pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran hendaknya mengacu pada: rumus 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why + How), yaitu: a. Pesan atau materi (apa) yang akan disampaikan atau dikomunikasikan terhadap peserta didik, dan (apa) saja yang harus disusun dan disiapkan? b. Siapa saja yang menyampaikan dan menerima pesan atau yang melakukan komunikasi? c. Kapan waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan atau berkomunikasi dg peserta didik? d. Dimana tempat yang tepat untuk berkomunikasi dan mengkomunikasikan pesan atau materi?, e. Mengapa komunikasi dengan peserta didik itu harus dilakukan, atau mengapa pesan itu harus disampaikan?, f.
Bagaimana cara menyampaikan pesan atau berkomunikasi dengan peserta didik?
Berdasarkan rumus 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why + How), tersebut di atas, maka guru harus menyusun Program Pembelajaran Tahunan atau Semester, Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
Mingguan
(RPPM),
dan
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPPH) yang di dalamnya memuat pasan atau materi, guru dan peserta didik, waktu, tempat, lingkungan belajar, sumber belajar, tujuan, pendekatan, model, metode, teknik pembejaran, media atau alat pembelajaran dan lain-lain yang disesuaikan dengan karakteristik perkembangan anak dan budaya local guna memperlancar dan mempermudah proses komunikasi dan pencapaian perkembangan peserta didik. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
27
KP
2
Dari semua paparan di atas, yang secara langsung paling erat kaitannya dengan komunikasi efektif, empatik, dan santun dalam pedagogic adalah pemilihan media, model, metode, dan teknik pembelajaran yang tepat dengan dukungan komponen lainnya.
3. Bentuk Pengembangan Komunikasi Guru dengan Peserta Didik Komunikasi efektif, empatik, dan santun bisa direncanakan dalam bentuk kegiatan secara terprogram dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan anak secara individual, kelompok, dan atau klasikal di dalam maupun di luar kelas, serta kegiatan secara tidak terprogram dapat dilaksanakan pada kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, b. Kegiatan Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus c. Kegiatan Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk memberikan contoh atau keteladanan terhadap anak.
Semua bentuk kegiatan komunikasi dalam bentuk kegiatan pembelajaran tersebut di atas tidak hanya berorientasa pada pemenuhan kebutuhan anak yang terkait dengan program dan tujuan seluruh aspek pengembangan, melainkan juga penerimaan anak terhadap program dan tujuan pengembangan. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh guru agar pesan yang disampaikan guru menjadi gayung bersambut karena peserta didik sudah memiliki kesiapan untuk menerima, mendengarkan, menuruti instruksi atau arahan, dan melakukannya dengan senang hati dan guru juga harus mampu menempatkan diri sesuai dengan harapan peserta didik dengan cara memahami kondisi psikologis dan katakteristik peserta didik dan melakukan proses pembelajaran yang berpusat pada aktivitas mereka yang menyenangkan. demikian juga pada kegiatan rutin, spontan, dan keteladanan. Komunikasi yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran tersebut di atas disamping harus dapat mengembangan seluruh kompetensi peserta didik, juga terutama harus mampu mengembangkan karakteristik positif peserta didik sehingga menjadi kebiasaan yang baik dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat bagi kehidupannya kelak.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
28
KP
2
4. Model Pembelajaran di TK Komunikasi guru dan peserta didik di TK dilakukan sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan. Pemilihan dalam penggunaan model pembelajaran disusun dalam perencanaan pembelajaran sebelum kegiatan pembelajaran diselenggarakan. Modelmodel pembelajaran tersebut adalah: 1) Model pembelajaran kelompok dengan sudut-sudut kegiatan 2) Model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman 3) Model pembelajaran area 4) Model pembelajaran sentra Untuk menerapkan model pembelajaran perlu dikomunikasikan secara lansung oleh guru dengan memberikan petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan yang jelas. Guru pun harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan Tanya jawab secara terbuka sehingga peserta mengerti dan memiliki kesiapan untiuk melakukan aktivitasnya hingga tuntas. Agar semua peserta didik mengerti dan memahami kegiatan yang harus dilakukannya dalam proses pembelajaran, disarankan agar guru mampu memberikan arahan dan bimbingan dengan menggunakan komunikasi yang efektif, empati, dan santun sehingga siswa beraktivitas sesuai dengan yang diharapkan.
5. Pendekatan dalam Pembelajaran Pelaksanaan kegiatan pembelajaran mengacu pada perencanaan pembelajaran, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang sudah disiapkan oleh guru sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada perencanaan pembelajaran harian harus sudah ditetapkan dan ditentukan pendekatan pembelajaran yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan, karakteristik anak, dan budaya lokal. Dalam kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak (TK), terdapat dua pendekatan pembelajaran, yaitu: pendekatan tematik terpadu dan pendekatan saintifik. 1) Pendekatan Tematik Terpadu Dalam model pembelajaran tematik terpadu dilakukan untuk satu tema, sub tema, atau sub-sub tema yang dirancang untuk mencapai secara bersama-sama kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan mencakup sebagian atau seluruh aspek pengembangan.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui pembelajaran langsung dan tidak langsung yang terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung adalah proses pembelajaran melalui interaksi langsung antara guru dengan PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
29
KP
2
pendidik yang dirancang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Pembelajaran langsung berkenaan dengan pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang terkandung dalam Kompetensi Inti-3 (pengetahuan) dan Kompetensi Inti-4 (keterampilan). Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang tidak dirancang secara khusus namun terjadi dalam proses pembelajaran langsung. Melalui proses pembelajaran langsung untuk mencapai kompetensi pengetahuan dan keterampilan akan terjadi dampak ikutan pada pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam Kompetensi Inti-1 (sikap spiritual) dan Kompetensi Inti-2 (sikap sosial). Pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan dalam tahapan kegiatan pembukaan, inti dan penutup.
i.
Pendekatan saintifik Berkomunikasi yang efektif dengan peserta didik selain mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas dengan baik, juga perlu memilih pendekatan yang tepat. Pendekatan lain dapat yang digunakan guru TK dalam kegiatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik yang implementasinya menggunakan langkah-langkah: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, Kemdikbud (2014:12).
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif membangun kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. b. Mengamati Mengamati
dilakukan
untuk
mengetahui
objek
diantaranya
dengan
menggunakan indra seperti melihat, membaca buku, mendengar, menghidu, merasa, dan meraba. c. Menanya Anak didorong untuk bertanya, baik tentang objek yang telah diamati maupun hal-hal lain yang ingin diketahui. d. Mengumpulkan Informasi Mengumpulkan informasi dilakukan melelui beragam cara, misalnya: dengan melakukan,
mencoba,
mendiskusikan,
menyimpulkan hasil dari berbagai sumber. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
30
‘membaca’
buku,
menanya,
dan
KP
2
e. Menalar Menalar merupakan kemampuan menghubungkan informasi yang baru diperoleh sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang suatu hal. f.
Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan merupakan kegiatan untuk menyampaikan hal-hal yang telah dipelajari dalam berbagai bentuk, misalnya melalui cerita, gerakan, dan dengan menunjukkan hasil karya berupa gambar, berbagai bentuk dari adonan, boneka dari bubur kertas, kriya dari bahan daur ulang, dan hasil anyaman.
Agar peserta didik memiliki kesamaan persepsi dengan guru terkait dengan aktivitas yang akan dilakukannya, terlebih dahulu peserta didik harus mengerti dan memahami aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukannya. Dalam hal ini tugas guru adalah menjelaskan tema/ sub tema berikut tujuannya. Selanjutnya secara langsung dan terbuka guru memberikan petunjuk, arahan, bimbingan, bahkan instruksi kepada peserta didik langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peserta didik mulai dari langkah atau aktivitas
mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar, sampai mengomunikasikan. Kedua pendekatan pembelajaran tersebut memerlukan komunikasi efektif, empatik, dan santun dalam memberi arahan, petunjuk, dan bimbingan dari guru.
7. Metode Pembelajaran di TK Komunikasi efektif, empatik, dan santun juga dapat direncanakan ketika memilah, memilih, dan menetapkan metode pembelajaran yang akan digunakan. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan pendidik dalam melakukan kegiatan pembelajaran kepada anak untuk mencapai kompetensi tertentu. Metode pembelajaran dirancang dalam kegiatan bermain yang bermakna dan menyenangkan bagi anak (Buku panduan PAUD 4-5 tahun). Penggunaan metode hendaknya disesuaikan dengan tema, sub tema, dan
tujuan
atau
indicator.
Selanjutnya
penggunaan
metode
pembelajaran sangat erat kaitannya dengan pemilihan dan penentuan jenis komunikasi, bentuk komunikasi, dan pola komunikasi. Metode pembelajaran tersebut adalah: a. Metode bermain PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
31
KP
2
Bermain
merupakan
salah
satu
alat
yang
paling
kuat
untuk
membelajarkan kemempuan berbahasa anak. Secara spesifik, bermain dapat memajukan perkembangan dari segi komunikasi berikut ini: (1) bahasa reseptif (penerimaan) yaitu mengikuti petunjuk-petunjuk dan memahami konsep dasar, (2) bahasa ekspresif, yaitu kebutuhan mengekspresikan keinginan, perasaan, penggunaan kata-kata, frasefrase, kalimat, berbicara secara jelas dan terang, (3) komunikasi non verbal, yaitu penggunaan komunikasi kongruen, ekspresi muka, isyarat tubuh, isyarat tangan, dan (4) memori pendengaran / pembedaan, yaitu memahami bahasa berbicara dan membedakan bunyi (Catron dan Allen:1999:151-256). b. Metode karyawisata Karyawisata adalah kunjungan secara langsung ke objek-objek di lingkungan kehidupan anak yang sesuai dengan tema yang sedang dibahas. (Panduan PAUD, 2015:24). Dengan karyawisata, guru mengajak anak untuk mengamati berbagai jenis objek yang sesuai dengan tema dan sub-tema atau sub-sub tema secara langsung. Dengan metode karyawisata, guru bisa menciptakan dan membangun komunikasi yang efektif, empatik dan santun. Komunikasi bisa dijalin dengan
menstimulasi
mengamati,
anak
menanya,
menalar/mengasosiasi,
dan
untuk
mengamati
objek
mengumpulkan
tertentu, informasi,
mengkomunikasikannya.
Metode
karyawisata bisa digunakan untuk mendukung pendekatan saintifik yang memuat aspek mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan hasilnya.
c. Metode berceritera Salah satu kegemaran anak-anak adalah mendengarkan cerita. Ceritera disajikan dalam bentuk komunikasi, yakni mengkomunikasikan pesanpesan yang sudah disiapkan oleh guru. Melalui cerita seorang guru selain dapat menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada anak, juga dapat mengembangkan
kemampuan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
32
berbahasa.
Cerita
yang
dibawakan
KP
2
hendaknya yang berhubungan dengan dunia anak-anak sehinga akan lebih menarik minat mereka untuk mendengarkan dan memperhatikan.
d. Metode bercakap-cakap Metode bercakap-cakap ini disamping dapat menunjang program pengembangan bahasa, juga dapat meningkatkan kemampuan anak-anak dalam berkomunikasi dan mengkomunikasikan berbagai pikiran dan perasaan anak. Dengan metode ini anak-anak belajar berkomunikasi untuk mendengarkan pembicaraan guru atau temannya sekaligus belajar mengemukakan pendapatnya dan mengungkapkan perasaannya. Dengan bercakap-cakap
pula
anak-anak
belajar
berkonsentrasi,
menjadi
pendengar yang baik, dan belajar menyimak pembicaraan guru atau temannya. e. Metode Tanya jawab Metode Tanya jawab dilaksanakan dengan memberi pertanyaan – pertanyaan tertutup atau terbuka kepada anak untuk menstimulasi anak agar berkonsentrasi mendengarkan pertanyaan, aktif berpikir, dan memiliki kemampuan unrtuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru hendaknya mempertimbangkan beberapa aspek, diantaranya: 1) Tingkat kemampuan anak dalam memahami pertanyaan yang diajukan 2) Tingkat kemampuan anak dalam menjawab pertanyaan 3) Tingkat kemampuan anak dalam mengkomunikasikan jawaban (pikiran dan perasaannya) Selain hal tersebut di atas, disarankan agar guru bersikap terbuka untukmenerima dan menjawab pertanyaan yang dikemukakan oleh anak secara efektif, empatik, dan santun, sehingga anak-anak atau peserta didik merasakan suasana yang sangat menyenangkan. f. Metode pemberian tugas Pemberian tugas dilakukan oleh guru untuk memberi pengalaman yang nyata kepada anak baik secara individu maupun secara berkelompok. Pemberian tugas merupakan pekerjaan tertentu yang dengan sengaja PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
33
KP
2
harus dikerjakan oleh anak yang mendapat tugas. Di taman kanak-kanak tugas diberikan dalam bentuk kesempatan melaksanakan kegiatan sesuai dengan petunjuk langsung guru. Dengan pemberian tugas, anak dapat melaksanakan kegiatan secara nyata dan menyelesaikannya sampai tuntas. Tugas dapat diberikan secara kelompok atau perorangan. Pemberian tugas merupakan salah satu metode pengajaran yang memungkinkan
anak
untuk
mengembangkan
kemampuan
bahasa
reseptif; kemampuan mendengar dan menangkap arti; kemampuan kognitif: memperhatikan, kemauan bekerja sampai tuntas.
g. Metode Proyek Projek merupakan suatu tugas yang terdiri atas rangkaian kegiatan yang diberikan oleh pendidik kepada anak, baik secara individu maupun secara berkelompok dengan menggunakan objek alam sekitar maupun kegiatan sehari-hari. Metode proyek digunakan untuk melatih kemampuan anak memecahkan masalah yang dialami anak dalam kehidupan sehari-hari. Cara ini juga dapat menggerakkan anak untuk melakukan kerja sama sepenuh hati. Kerja sama dilaksanakan secara terpadu untuk mencapai tujuan bersama.
h. Metode eksperimen Eksperimen merupakan pemberian pengalaman nyata kepada anak dengan melakukan percobaan secara langsung dengan mengamati dan membuktikan sendiri hasilnya. Metode eksperimen erat kaitannya dengan pendekatan saintifik, yaitu peserta didik diajak untuk mengamati, menanya,
mengumpulkan
informasi,
menalar/mengasosiasi,
dan
mengkomunikasikan
i. Metode demontrasi Suatu
penyampaian
pelajaran
yang
penyajiannya
mengutamakan
peragaan. Metode ini menampilkan kondisi pada figur yang nyata dan tujuan
pembelajarannya
lebih
menekankan
pada
proses.
Untuk
memperkuat pemahaman tersebut maka pelaksanaannya dilanjutkan PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
34
KP
2
dengan
pemberian
tugas.
Metode
Demontrasi
digunakan
melalui
peragaan langsung yang dapat disaksikan oleh peserta didkik karena sulit untuk dijelaskan dengan metode menggunakan metode lain. Metode ini dapat dipergunakan untuk memenuhi dua fungsi. Pertama untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada peserta didik, dan yang kedua, metode ini dapat membantu meningkatkan daya pikir anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, berfikir konvergen, dan berfikir evaluative.
j. Metode sosiodrama atau bermain peran Sosio-drama atau bermain peran dilakukan untuk mengembangkan daya khayal/imajinasi, kemampuan berekspresi, dan kreativitas anak yang diinspirasi dari tokoh-tokoh atau benda-benda yang ada dalam cerita yang dilakukan dengan cara memperagakan suatu kegiatan secara singkat dengan tekanan utama pada karakter/sifat orang.
k. Metode Keteladanan Berkomunikasi tidak hanya terbatas dengan menggunakan bahasa lisan saja, tetapi bisa dilakukan guru dengan menggunakan komunikasi nonverbal melalui pemberian contoh atau teladan. Pesan yang disampaikan melalui komunikasi non-verbal tidak kalah pentingnya untuk dijadikan metode pembelajaran karena anak-anak memiliki kecenderungan untuk meniru-niru perilaku guru, orang tua atau orang dewasa lainnya. Metode keteladanan adalah bentuk komunikasi non-verbal yang paling efektif dalam membentuk sikap dan perilaku yang baik dan terpuji sehingga membentuk kebiasaan pada diri anak.
D. Aktivitas Pembelajaran Sebelum saudara melakukan kegiatan lebih lanjut, jawablah pertanyaan di bawah ini melalui diskusi kelompok. Saudara dipersilakan untuk mengisi pertanyaan di atas ke dalam LK 02 dengan sungguh-sungguh, percaya diri, bekerjasama dengan penuh tanggung jawab. Jelaskan apa yang dimaksud komunukasi yang efektif, empatik, dan santun? PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
35
KP
2
Berikan satu contoh komunikasi efektif, empatik, dan santun dalam proses pembelajaran yang saudara lakukan ketika saudara menggunakan pendekatan tematik terintegrasi. Berikan satu contoh komunikasi efektif, empatik, dan santun dalam proses pembelajaran yang saudara lakukan ketika saudara menggunakan pendekatan saintifik. Berikan satu contoh komunikasi efektif, empatik, dan santun dalam proses pembelajaran yang saudara lakukan ketika saudara menggunakan metode berceritera.
E. Latihan Isilah soal di bawah ini dengan membubuhkan tanda cek (V) pada salah satu jawaban yang benar
1. Di bawahinitermasuk komunikasiefektif… A. Clarity B. sugesti C. simpati D. reaksi 1. Bahasa tubuh yang paling penting dalam melakukan komunikasi adalah… A. senyum B. kontak mata C. wajah D. gerakan kepala 2. Komunikasi yang efektif harus dibangun dari sikap guru dalam menghargaii peserta didik yang menjadi sasaran pesan yang disampaikan. Hal itu disebut... A. empaty B. audible C. respect D. clarity
3. Suatu pesan harus mendapat perhatian sehingga tidak menimbulkan kesalah tafsiran. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
36
KP
2
A. imitatif B. enjoyable C. informative D. aplikatif
4. Pemberitahuan, pembicaraan, pertukaran pikiran, dan juga percakapan termasuk pada… A. komponen komunikasi B. jenis komunikasi C. fungsi komunikasi D. pengertian komunikasi
F. Rangkuman Komunikasi antara guru dengan peserta didik adalah proses penyampaian pesan dari guru terhadap peserta didik atau dari peserta didik terhadap guru sehingga penerima pesan tersebut mengerti, memahami dan menanggapinya dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Komunikasi yang dilakukan oleh guru dengan perserta didik merupakan komunukasi pedagogic. Hal tersebut lebih disebabkan karena peran guru dalam upaya memandirikan atau mendewasakan peserta didik. Salah satu kompetensi pedagogic guru pada pendidikan anak usia dini adalah guru harus memiliki
kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun.
Komunikasi efektif (effective communications) adalah komunikasi yang tepat sasaran, berhasil guna, atau mencapai tujuan. . Untuk menjalin komunikasi efektif dengan anak, maka ada tiga hal yang perlu dilakukan oleh guru. Ketiga hal ini merupakan rangkaian yang tak terpisahkan, yaitu : a. Maksud yang hendak dikomunikasikan, b. Cara mengomunikasikan, dan c. Maksud bisa diterima Komunikasi antara guru dengan peserta didik hendaknya berlangsung secara efektif, empatik, dan santun sehingga pesan yang disampaikan oleh guru segera dapat diterima dan difahami dengan baik.
Komunikasi efektif itu melibatkan kejelasan, perkataan langsung, dan aktif mendengarkan (clear, direct speech, active listening). Komunikasi dikatakan efektif PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
37
KP
2
jika informasi, pemikiran, atau pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik sehingga menciptakan kesamaan persepsi, mengubah perilaku, atau mendapatkan informasi (menjadi tahu/paham). Selanjutnya komunikasi empatik .merupakan salah satu karakter yang harus dimiliki oleh guru. Rasa empati guru terhadap peserta didik akan menumbuhkan rasa kasih sayang, pengertian, dan pemahaman terhadap keberagaman karakteristik dan latar Belakang peserta didik. Dengan empati, akan terjadi hubungan emosional yang sangat dekat dan harmonis antara guru dengan peserta didik Dalam berkomuniksai, diperlukan juga sikap santun,. Kata “santun” lebih mengarah pada sikap atau perilaku, terutama dalam bertutur kata. Kesantunan biasanya diawali dengan kerendahan hati yang melahirkan lain dalam hal ini dari peserta didik. Komunikasi yang santun akan mendapat respon yang baik berupa penerimaan terhadap pesan yang disampaikan sesuai dengan harapan dari penyampai pesan. Keterampilan guru dalam menjalin keakraban dalam berkomunikasi secara santun dengan anak akan memudahkan dalam mempengaruhi dan menyampaikan pesanpesan positif yang dengan mudah dapat diterima oleh anak. Dengan demikian, komunikasi dengan anak akan berlangsung secara efektif dan efisien.
Dalam kominukasi efektif, empatik, dan santun, hendaknya guru mampu menghindari perkataan dan sikap yang dapat menjauhkan peserta didik dari aktivitas pembelajaran di TK, seperti: merendahkan, mencela, mengkritik, menggerutu, menyalahkan, membanding-bandingkan diantara peserta didik, menyindir, member label negative, atau bahkan mengancam peserta didik. Strategi komunikasi merupakan rencana yang disusun dan ditetapkan untuk mencapai tujuan dari komunikasi. Tujuan dari komunikasi adalah agar pesan yang disampaikan oleh guru dapat diterima dan difahami oleh anak. Pesan yang hendak disampaikan oleh guru terhadap anak berupa program-program pengembangan untuk mencapai Standard Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA), meliputi aspek perkembangan nilai-nilai agama dean moral, fisik-motorik, sosialemosional, kognitif, bahasa, dan seni. Kompetensi inti, dan kompetensi dasar, yang dikemas ke dalam program semester, rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH). Strategi berkomunikasi dengan anak usia dini dimulai dengan kejelasan perencanaan terkait dengan rumus 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why + How). Komunikasi efektif, empatik, dan santun bisa bisa direncanakan dalam bentuk kegiatan secara PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
38
KP
2
terprogram dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan anak secara individual, kelompok, dan atau klasikal di dalam maupun di luar kelas., dan kegiatansecara tidak terprogram dapat dilaksanakan pada kegiatan sebagai berikut: a. Kegiatan Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, b. Kegiatan Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus c. Kegiatan Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk memberikan contoh atau keteladanan terhadap anak. Komunikasi efektif itu melibatkan kejelasan, perkataan langsung, dan aktif mendengarkan (clear, direct speech, active listening).
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokan jawaban anda dengan kunci jawaban yang telah tersedia. Hitung jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus berikut ini Tingkat penguasaan =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙
Arti tingkat penguasaan :
× 100%
90 – 100 % = Baik sekali 80 – 89 % = Baik 70 – 79 % = Cukup < 70 %
= Kurang
Jika mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan pembelajaran berikutnya. Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi pokok 2, terutama materi-materi yang belum dikuasai.
H. Refleksi dan Tindak Lanjut Saudara diminta untuk mengisi format di bawah ini dengan memberikan tanda cek (V) pada kolom “tercapai”. Sebaliknya berilah tanda cek (V) pada kolom “belum tercapai”, jika saudara belum mencapainya. Tabel 2. 1 Rrfleksi dan Tindak Lanjut
No
Tujuan Pembelajaran
Tercapai
Belum
Keterangan
Tercapai 1
Konsep dasar komunikasi antara guru dengan peserta didik PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
39
KP
2
2
Strategi Komunikasi Antara guru dengan anak usia dini
3
Bentuk Pengembangan Komunikasi Guru dan Peserta Didik
4
Komunikasi Guru dan Peserta Didik dalam Pembelajaran di TK
5
Metode Pembelajaran di TK
Tindak Lanjut:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
40
KP
3
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pokok 3 ini, peserta mampu menjelaskan komunikasi antara guru dengan orang tua di TK
B. Indikator Pencapaian Kompetensi Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran tiga, peserta diharapkan dapat : 1. Menjelaskan Pengertian Komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik
2. Menjelaskan Tujuan Komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik 3. Menjelaskan Pentingnya komunikasi guru dan orang tua 4. Menjelaskan Komunikasi Efektif, empati, dan santun antara Guru dengan Orang Tua 5. Teknik komunikasi antara Guru dengan Orang tua 6. Mengkomunikasikan hasil penilaian tingkat pencapaian perkembangan anak dalam bentuk buku Laporan (LPPA)
C. Uraian Materi 1. Pengertian Komunikasi antara guru dengan orang tua Komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik adalah proses penyampaian pesan dari guru terhadap orang tua peserta didik atau sebaliknya dari orang tua peserta didik terhadap guru sehingga diantara mereka terjadi saling mengerti, memahami, dan menanggapinya dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan. Komunikasi antara guru dengan orang tua perlu dijalin untuk bersama-sama dan bekerjasama mengembangkan potensi peserta didik secara berkesinambungan oleh orang tua di rumah dan oleh guru di sekolah atau di TK, sehingga peserta didik mencapai standar tingkat pencapaian kompetensi yang diharapkan seperti yang dimuat pada Permendikbud nomor 137 Tahun 2014.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
41
KP
3
2. Tujuan Komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik
Pada hakekatnya guru dan orang tua dalam pendidikan mempunyai tujuan yang sama, yakni mengasuh, mendidik, membimbing, membina serta memimpin anaknya menjadi orang dewasa dan dapat memperoleh kebahagiaan hidupnya dalam arti yang seluas-luasnya. Tujuan guru berkomunikasi dengan orang tua peserta didik adalah: a. memberikan pengertian tentang pentingnya pendidikan bagi anak usia dini b. mensosialisasikan program yang sudah, sedang, dan akan dilaksanakan di TK c. menyampaikan Informasi oleh guru kepada orang tua, baik yang berhubungan dengan program pendidikan, pelaksanaan program, penilaian, dan pelaporan hasil pelaksanaan program, dan sebagainya. d. Memotivasi orang tua agar mendukung anaknya dalam melakukan kegiatan pembelajaran, e. memotivasi dan mendorong partisipasi orang tua untuk mendukung penyelenggaraan program pembelajaran di TK, f.
memberiakn kesempatan kepada orang tua untuk berperan serta dalam memajukan pendidikan TK
g. menciptakan iklim pendidikan yang sehat di TK h. memajukan kualitas proses dan hasil dari kegiatan pembelajaran i.
menjalin Hubungan Sosial yang harmonis.
j.
Melalui
komunikasi,
guru
dapat
menciptakan,
mengembangkan,
dan
memelihara hubungan sosial yang harmonis dengan orang tua peserta didik. k. Bertukar
informasi
dengan
orang
tua
tentang
pertumbuhan
dan
perkembangan anak dan upaya yang mesti dilakukan untuk meningkatkannya secara normal dan optimal, l.
Menjalin kerja sama Melalui komunikasi, guru menciptakan kerjasama yang sinergis dengan orang tua untuk mendapatkan dukungan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, sehingga proses pembelajaran berjalan lancar dengan pencapaian hasil pembelajaran yang memuaskan berbagai pihak
3. Pentingnya komunikasi guru dan orang tua Pada umumnya komunikasi antara guru dengan orang tua/wali merupakan salah satu realisasi dari akuntabilitas sekolah. Orang tua menitipkan anak-anaknya ke PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
42
KP
3
TK agar anak mereka mencapai tingkat perkembangan yang diharapkan, demikian juga dengan guru harapan dan tujuan dalam mendidik anak. Oleh karena itu guru membutuhkan informasi dan bantuan dari orang tua untuk memahami anak, karena orang tua merupakan sumber informasi yang paling lengkap tentang anaknya. Berkomunikasi antara guru dengan orang tua disamping akan saling mengenal satu sama lain, juga akan mempermudah guru dalam menyampaikan sesuatu yang bersifat pribadi terhadap orang tua mengenai anak-anak mereka. Demikian juga sebaliknya, orangtua tidak akan merasa sungkan untuk memberikan informasi terhadap guru terkait dengan hal-hal yang perlu diketahui oleh guru mengenai anak. Pertukaran informasi tersebut dapat dimanfaatkan guru untuk menjadikan orang tua sebagai mitra kerja untuk bekerja sama dalam mendidik anak. Hal tersebut tentunya akan membantu guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Jalinan komunikasi dan kerjasaman orang tua peserta didik yang diciptakan oleh guru akan memotivasi para orang tua dalam mendukung program-program
di
Taman
Kanak-kanak,
dan
bahkan
tidak
menutup
kemungkinan para orang tua akan turut berpartisipasi aktif untuk melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak.
4. Komunikasi Efektif, Empati, dan santun antara Guru dengan Orang Tua a. Komunikasi efektif guru dengan orang tua di TK Mengembangkan komunikasi yang efektif dengan orang tua sangat penting bagi setiap guru. Komunikasi harus berfokus pada hal-hal positif daripada mengedepankan masalah atau kekurangan. Hendaklah para guru berfokus pada
teknik
berkomunikasi
dengan
orang
tua
untuk
mengurangi
kesalahpahaman. Misalnya menanyakan pada orang tua, mengenai saluran komunikasi yang lebih disukai orang tua, mulai dari surat tertulis, email, telepon, atau secara langsung. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian guru dalam menjalin komunikasi efelktif dengan orang tua. Cara yang dilakukan oleh guru untuk dapat berkomunikasi dengan orang tua peserta didik adalah sebagai berikut: 1)
Membuat program pertemuan
2)
Memotivasi orang tua untuk datang ke sekolah
3)
Melakukan diskusi dua arah
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
43
KP
3
4)
Mengidentifikasi hal-hal dimana orang tua harus membantu anak agar mencapai kemajuan
5)
Berbagi informasi sehingga anak berpeluang untuk sukses
6)
Berbagi tugas agar mereka dapat membantu anaknya di rumah
7)
Melakukan umpan balik secara positif terhadap pekerjaan anak
Untuk membangun komunikasi yang efektif dengan orang tua, hendaklah para guru atau pihak lembaga PAUD memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Inisiasi,
Guru harus mengawali kontak secapatnya saat guru sudah
mengenal siswanya di kelas. Perkenalan dengan orang tua dapat menjadi kontak awal yang dilakukan guru. Perkenalan ini dapat dilakukan melalui telepon atau mengirimkan surat ke orang tua untuk memperkenalkan diri Anda secara khusus. 2) Jadwal kontak, Orang tua dapat segera mengontak Anda dengan segera jika ada permasalahan, maka pada saat itu juga solusi dapat ditemukan. Menunggu terlalu lama dapat menimbulkan masalah baru. 3) Konsistensi dan frekuensi: orang tua menginginkan umpan balik yang sering diberikan guru/sekolah tentang hasil karya anak-anak mereka di sekolah. 4) Mengikuti dengan seksama : Orang tua dan guru saling melihat bahwa satu sama lain saling melakukan apa yg dijanjikan oleh masing-masing pihak Komunikasi yang jelas dan berguna: orang tua dan guru harus memiliki informasi yang mereka butuhkan untuk membantu siswa, dalam sebuah bentuk dan bahasa yang membuat orang tua memahaminya
b. Komunikasi empatik antara guru dengan orang tua Komunikasi empatik antara guru dengan orang tua diawali dengan pengertian dan perasaan terhadap tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam mendidik anak. Dengan demikian seorang guru hendaknya mengerti dan merasakan kesulitan dan kebutuhan orang tua dalam mendidik anaknya. Oleh karenanya, guru harus bersikap terbuka untuk berkomunikasi dengan orang tua dan mengijinkannya untuk berbagi pemikiran, informasi, dan saran. Memberi kesempatan orang tua untuk mengetahui bahwa guru merasa tertarik dengan kesuksesan anak. Untuk menunjukan ketulusan dan perhatian kepada anak didik, guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut dalam berkomunikasi: 1)
Mengirim surat selamat datang ke setiap orang tua siswa baru.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
44
KP
3
2)
Mengirimkan catatan-catatan yang positif mengenai anak ke pihak orang tua.
3)
Mengungkapkan maksud dan tujuan dengan kata-kata yang jelas dan dengan sikap yang hormat.
4)
Memberikan orang tua kesempatan untuk membagi ide dan apa yang menjadi harapan mereka.
5)
Menghargai secara cepat komunukasi yang diawali oleh orang tua.
6)
Mencari cara-cara komunikasi yang informal dengan orang tua agar semakin akrab dengan mereka
7)
Kekurangan pertukaran informasi bukan berarti usaha Anda tidak dihargai.
c. Komunikasi santun antara guru dengan orang tua Komunikasi yang santun dengan orang tua peserta didik diawali dengan menghargai orang tua peserta didik sebagai pendidik pertama dan utama bagi anaknya. Penghargaan terhadap orang tua dapat diwujudkan oleh guru dengan menampilkan sikap santun dalam berkomunikasi. Guru yang santun dalam berkomunikasi adalah guru yang mampu berkomunikasi disertai dengan kerendahan hati, kelembutan suara, ekspresi wajah yang tenang, sejuk, dan menarik, menggunakan bahasa yang baik atau positif, dan mampu menghindari bahasa yang negative, baik bahasa verbal maupun non-verbal. Guru yang berkomunikasi secara santun adalah guru yang sudah terbiasa menjadi pendengar aktif, penuh perhatian, dan manjauhkan diri dari memotong pembicaraan orang lain. Guru yang berkomunikasi secara santun adalah guru menghargai dirinya sendiri dengan cara menghargai orang tua peserta didik. Guru yang selalu menghargai orang tua akan dihargai dan disukai tidak hanya oleh peserta didiknya dan orang tua, melainkan juga oleh orang lain dalam pergaulan sosial di tengah-tengah masyarakat. Guru yang mampu berkomunikasi secara santun akan mendapatkan kemudahan dalam menyampaikan pesan-pesan sesuai dengan tujuannya, baik dalam mengkomunukasikan pesan secara verbal dalam pertemuan guru dengan orang tua, maupun non verbal melalui ekspresi dan bahasa tubuh maupun bahasa secara terlulis. Kesantunan dalam berkomunikasi dengan orang tua juga bisa ditunjukkan dalam mengisi laporan Perkembangan peserta didik. Pada buku laporan, guru menguraikan seluruh kemajuan perkembangan anak berdasarkan kompetensi yang dicapai anak meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Diawali dengan menguraikan kekuatan peserta didik dengan cara yang unik dan bermakna yang PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
45
KP
3
dapat menjadi bagian dari citra diri peserta didik serta menghindari pernyataan yang bersifat negatif. Pada laporan, hendaknya dalam melaporkan pencapaian perkembangan anak dikomunikasikan secara santun, yaitu guru menggunakan pernyataan positif dan menghindari pernyataan negative.
5. Teknik komunikasi antara Guru dengan Orang tua Guru dapat melakukan komunikasi dengan orang tua melalui teknik komunikasi formal atau resmi dan non-formal atau tidak resmi. Teknik komunikasi yang resmi bersifat formal dan mempunyai tujuan apa yang akan disampaikan telah direncanakan serta memiliki tema yang khusus. Konferensi dengan orangtua, pertemuan dengan orangtua secara pribadi, kunjungan rumah, dan laporan berkala merupakan bentuk komunikasi yang resmi dengan para orangtua. Pertemuan dengan orangtua dilakukan pertama kali ketika memasukkan anak ke sekolah. Pada kegiatan tersebut guru memberikan penjelasan tentang peraturan dan program yang disepakati bersama selama satu tahun ajaran ke depan. Hal ini juga termasuk biaya yang akan digunakan selama program pembelajaran berlangsung. Kunjungan rumah adalah salah satu bentuk kemudahan komunikasi guru dengan orang tua. Program ini harus melalui perjanjian terlebih dahulu dengan orangtua anak yang rumahnya akan menjadi objek kunjungan. Kunjungan
biasanya
berlangsung
selama
45-60
menit.
Guru
dapat
melakukan pengamatan terhadap lingkungan belajar anak ketika di rumah dan
mendengarkan
apa
yang
disampaikan
oleh
orangtua
mengenai
perkembangan anaknya. Laporan berkala merupakan keterangan dari pihak sekolah yang dikirimkan secara teratur kepada masing-masing orangtua yang berisi tentang peristiwa atau pengalaman selama anak berada di sekolah. Teknik komunikasi nonformal merupakan penyampaian keterangan tentang apa yang terjadi selama jam sekolah dengan cara sederhana, hal ini bisa dilakukan di awal dan akhir jam sekolah. Misalnya ketika menjemput anak, guru menyapa atau menegur orangtua dan bicara singkat tentang kejadian apa saja yang dialami anak selama di sekolah pada hari tersebut. Penjelasan yang disampaikan baik dari orangtua atau guru akan menjadi langkah awal dari keterangan yang lebih luas dan menyeluruh tentang tingkah laku anak baik ketika di rumah maupun di sekolah. Biasanya komunikasi dengan teknik PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
46
KP
3
tidak resmi ini bersifat umum, artinya tidak perlu dirahasiakan dan dapat didiskusikan di depan anak. Selain itu, teknik yang lain adalah dengan memberi surat berupa secarik kertas yang dititipkan pada anak melalui botol minuman anak dan dengan telepon. Essa (2014: 63) menyatakan bahwa selain komunikasi nonformal dan formal yang termasuk kedalam metode komunikasi individual, biasanya lembaga prasekolah
juga
menggunakan
metode
kelompok
untuk
memberikan
infromasi pada orangtua. Terdapat tiga teknik dalam komunikasi secara kelompok yaitu: pengumuman resmi seperti memo, e-mail atau bentuk tulisan lain yang dapat
memberikan informasi kepada orangtua, papan
pengumuman bagi orangtua, dan pertemuan secara kelompok Beberapa teknik yang dapat dipertimbangkan untuk menjalin komunikasi antara orang tua dan guru meliputi: 1. Laporan berkala dari guru ke orang tua 2. Curriculum Nights (Pertemuan yang biasanya diadakan pada petang hari, pertemuan orang tua dengan guru dan memiliki tujuan untuk membicarakan program yang ditawarkan oleh sekolah sering disebut juga Open House atau Meet the Teacher Night) 3. Kunjungan ke rumah 4. Telepon 5. Kalendar Tahunan Sekolah 6. Menyampaikan informasi pada koran lokal 7. Mengundang pakar di bidang pendidikan dan pengasuhan anak 8. Homework Hotline (merupakan sebuah layanan yang menawarkan bantuan secara langsung via telepon dan menawarkan tugas rumah secara online (dalam jaringan) 9. Workshop (Lokakarya) 10.
Komunikasi yang secara langsung difokuskan kepada orang tua
6. Mengkomunikasikan hasil penilaian tingkat pencapaian perkembangan anak dalam bentuk buku Laporan (LPPA) Pada bagian akhir rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) terdapat instrumen penilaian yang berfungsi untuk mencatat semua hasil pada pencapaian perkembanagan anak pada akhir kegiatan pembelajaran. Instrumen penilaian tersebut diantaranya adalah: instrument observasi, unjuk kerja, hasil PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
47
KP
3
karya, sikap dan perilaku, dan sebagainya. Agar penilaian dapat terlaksana dengan baik, hendaknya guru mengikuti prosedur penilaian sebagai berikut: 1) Mengacu
pada
kompetensi
dan
dilakukan
seiring
dengan
kegiatan
pembelajaran yang diprogramkan dalam RPPH. 2) Mencatat semua hasil perkembangan anak dengan menggunakan instrumen penilaian, seperti observasi, percakapan, unjuk kerja, hasil karya, dan melakukan pencatatan terhadap sikap dan perilaku anak yang terjadisecara insidental pada format catatan anekdot. 3) Merangkum
semua
hasil
perkembangan
anak
dan
dipindahkan
ke
dalamformat yang telah disiapkan baik harian,mingguan maupun semester. 4) Mengolah
hasil
rangkuman
selama
satu
semester
menjadi
bentuk
laporandeskripsi secara singkat meliputi 3 kompetensi yaitu kompetensi Sikap,Pengetahuan dan Keterampilan. 5) Merumuskan deskripsi secara objektif sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah bagi orang tua atau wali dalam bentuk LPPA (Laporan Pencapaian Perkembangan Anak)
Penilaian terhadap anak dalam proses dan hasil kegiatan pembelajaran akan menjadi bahan untuk menyusun pelaporan yang nantinya dikomunikasikan dan diberikan kepada orang tua sebagai bukti nyata akan adanya perubahan dan perkembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Pelaporan tersebut ditulis dan dideskripsikan oleh guru dalam bentuk narasi yang nantinya harus dikomunikasikan oleh guru kepada orang tua peserta didik. Seluruh hasil penilaian yang dilakukan oleh guru ditulis dalam bentuk laporan atau pelaporan. Pelaporan adalah kegiatan mengomunikasikan hasil penilaian tentang tingkat pencapaian perkembangan anak baik secara psikis maupun fisik yang dilakukan secara berkala oleh pendidik. Apabila terdapat pertumbuhan dan perkembangan yang tidak biasa pendidik dapat berkonsultasi ke ahli yang relevan. (Buku Panduan Pendidik Anak Usia 5-6 Tahun, hlm.35). Pelaporan merupakan aktivitas guru dalam menyampaiakan dan mengkomunikasikan hasil penilaian terhadap anak yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang telah dicapai anak dalam kurun waktu tertentu.
Penilaian yang dilakukan oleh guru berdasarkan RPPH disebut penilaian harian, dan jika RPPH diakumulasikan pada akhir semester desebut penilaian semester. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
48
KP
3
Penilaian semester ditulis pada buku laporan anak dan selanjutnya menjadi laporan tertulis. Ada beberapa aktivitas yang perlu dilakukan guru dalam pelaporan: 1) Menentukan bentuk laporan 2) Menuliskan isi laporan 3) Melaksanakan pertemuan dengan orang tua anak 4) Menyampaikan laporan kepada orang tua atau wali anak. Kemdikbud, Materi Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru TK Tahun 2015, 2015:313) 5) Contoh bentuk Laporan: Tabel 3. 1 Contoh Format Laporan Pencapaian Perkembangan Anak (LPPA)
LAPORAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK Tahun Pelajaran : ………… Nama Anak Didik:………………………………………….. Induk:………………………………….
Nomor
Kelompok Usia:…………………………………………….. Semester:………………………………………. PERTUMBUHAN
PERKEMBANGAN
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
49
KP
3
Mengetahui,
…………………….,…………………..
…………………………………… ……………….
……………………………………………………… …
Kepala Sekolah
Guru Kelas
Keterangan:
Komentar Orang Tua:
Sakit
:……………….hari
Ijin
:……………….hari
……………………………………………………… ……………………
Alpha
:………………hari
……………………………………………………… ………………….. ………………..,……………..
-------------------------Orang Tua
1) Petunjuk Pengisian LPPA Pertumbuhan Pada kolom ini diuraikan catatan seluruh kemajuan pertumbuhan fisik anak meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, panca indera, kesehatan secara umum, dll.
Perkembangan Pada kolom ini diuraikan catatan mengenai seluruh kemajuan perkembangan anak berdasarkan kompetensi yang dicapai anak meliputi sikap, pengetahuan dan PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
50
KP
3
keterampilan. Diawali dengan menguraikan kekuatan peserta didik dengan cara yang unik dan bermakna yang dapat menjadi bagian dari citra diri peserta didik serta menghindari pernyataan yang bersifat negatif.
Pernyataan positif sebagai contoh:
anak unggul dalam...
menunjukkan inisiatif dalam hal ...
dapat bekerjasama ...
bangga dengan karyanya ...
mau mendengarkan ...
dapat menyampaikan ide/gagasan ...
bekerja dengan rapi ...
menunjukkan pekerjaan dengan tuntas ...
memahami dengan cepat ...
sangat disukai oleh teman-teman ...
Pernyataan yang harus dihindari misalnya: anak tidak pernah ... anak tidak akan ... anak tidak bisa ... anak akan selalu ...
Untuk menghindari kesan negatif dalam mengomentari kelemahan anak dapat menggunakan bahasa yang positif misalnya: anak lebih menyukai... anak ramah dan lebih disukai anak akan dapat manfaat dari berlatih... anak menunjukkan peningkatan dalam ... Beberapa contoh kalimat yang dapat mendorong, sebagai berikut:
anak telah mengembangkan sikap positif terhadap ...
anak telah maju dalam ...
anak telah menunjukkan keinginan untuk ...
anak telah menunjukkan kemajuan dalam ...
anak telah menunjukkan peningkatan yang nyata ...
anak telah menunjukkan keterampilan sosial ...
anak telah menunjukkan antusias untuk ... PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
51
KP
3
anak senang belajar untuk ...
anak menjadi mandiri ...
anak sedang mengembangkan keterampilan konsentrasi ...
anak mulai mendapatkan kepercayaan diri ...
anak menjadi pendengar yang baik ...
anak sedang mengembangkan cara yang lebih positif untuk berinteraksi dengan orang lain ...
anak bersifat kooperatif ketika bekerja dalam kelompok ...
Catatan: Kalimat di atas merupakan contoh yang dapat digunakan dalam membuat deskripsi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik di LPPA. Format dan muatan khusus (keagamaan, kesenian, budaya, bahasa daerah) LPPA dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi daerah, satuan PAUD/lembaga PAUD, peserta didik.
2) Menyusun/Menulis Laporan Penulisan laporan dimulai dari menelaah apa yang penting diinformasikan kepada orang
tua
atau
orang
yang
berkepentingan
dengan
perkembangan
dan
pengembangan dari anak baik sesuatu yang sudah berhasil maupun yang belum berhasil. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menuliskan laporan, yaitu: a) Keruntutan kompetensi yang harus dilaporkan b) Memulai dari hal positif (sesuatu yang sudah dimiliki) c) Gunakan kata dan kalimat yang dapat dipahami oleh orang tua d) Memuat tindak lanjut dari hasil belajar e) Mendorong orang tua untuk berperan aktif dalam pengembangan diri anak.
3) Mengkomunikasikan laporan penilaian Laporan hasil penilaian yang sudah ditulis dalam bentuk kartu, buku atau yang lainnya perlu dikomunikasikan kepada orang tua atau yang lainnya. Komunikasi dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.Komunikasi langsung adalah penyampaian laporan perkembangan dan hasil belajar dalam pertemuan tatap muka antara guru/pendidik PAUD dengan orang tua. Komunikasi tidak langsung adalah penyampaian laporan perkembangan dan hasil belajar yang disampaikan media tertentu, seperti kartu, buku, dan surat.Beberapa metode yang digunakan dalam pertemuan guru/pendidik dengan orang tua, yaitu: a) Seminar PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
52
KP
3
b) Diskusi kelompok c) Pertemuan individual Agar tatap muka dan pelaporan dapat disampaikan kepada orang tua/wali dengan baik, guru perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini: a)
Sampaikan jadwal pertemuan minimal satu minggu sebelum pertemuan,
b)
Kalau memungkinkan, siapkan ruangan khusus yang membuat orang tua/wali nyaman berbicara dengan guru,
c)
Gunakan ekspresi yang ramah dan sikap badan yang membuat orang tua/wali merasa penting tetapi nyaman
d)
Ketika berbicara, peliharalah kontak mata dengan orang tua/wali
e)
Hindari membuat catatan pada waktu orang tua berbicara, buat rangkuman setelah kegiatan konsultasi selesai dilakulkan
f)
Sampaikan apresiasi dan terima kasih kepada orang tua telah menyempatkan hadir dan membuat tatap muka atau konsultasi ini menjadi produktif.
D. Aktivitas Pembelajaran Mempelajari komunikasi guru dengan peserta didik (2 JP)) 1. jelaskan Pengertian Komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik 2. jelaskan Tujuan Komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik 3. Mjelaskan Pentingnya komunikasi guru dan orang tua 4. jelaskan Komunikasi Efektif, empati, dan santun antara Guru dengan Orang Tua 5. Bagaimana teknik komunikasi yang dilakukan oleh guru dengan Orang tua Bagaimana langkah-langkah untuk mengkomunikasikan hasil penilaian tingkat pencapaian perkembangan anak dalam bentuk buku Laporan (LPPA)
E. Latihan Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf A, B, C, atau D yang mewakili jawaban yang paling benar. 1. Memberikan pengertian kepada orang tua tentang pentingnya pendidikan bagi anak usia dini merupakan
2.
A.
pengertian komunikasi
B.
tujuan komunikasi
C.
manfaat komunikasi
D.
pentingnya komunikasi
Di bawah ini adalah pentingnya menjalin komunikasi antara guru dengan orang tua A.
menjalin komunikasi PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
53
KP
3
3.
B.
menjalin kerkeluargaan
C.
menjalin kerjasama
D.
menjalin keharmonisan
Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk membagi ide dan apa yang menjadi harapan mereka termasuk komunikasi
4.
A.
empati
B.
interpersonal
C.
santun
D.
efektif
salah satu cara yang dilakukan oleh guru untuk dapat berkomunikasi dengan orang tua adalah…
5.
A.
melibatkan orang tua dalam kegiatan di TK
B.
menceriterakan cara guru mengajar
C.
memberikan laporan kepada orang tua
D.
membuat program pertemuan
Di bawah ini termasuk komunikasi empatik yang dilakukan guru terhadap orang tua: A.
menggunakan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan difahami
B.
melembutkan suara dan menggunakan bahasa yang baik
C. menghargai secara cepat komunikasi yang diawali oleh orang tua menampilkan ekspresi yang meyakinkan
F. Rangkuman Komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik adalah proses penyampaian pesan dari guru terhadap orang tua peserta didik atau sebaliknya dari orang tua peserta didik terhadap guru sehingga diantara mereka terjadi saling mengerti, memahami, dan menanggapinya dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan. Komunikasi antara guru dengn orang tua peserta didik bertujuan untuk memberikan pengertian tentang pentingnya pendidikan mensosialisasikan program yang sudah, sedang, dan akan dilaksanakan menyampaikan Informasi oleh guru kepada orang tua, baik yang berhubungan dengan program pendidikan, pelaksanaan program, penilaian, dan pelaporan hasil pelaksanaan program, Memotivasi orang tua agar mendukung anaknya dalam melakukan kegiatan pembelajaran,memotivasi dan mendorong partisipasi orang tua untuk mendukung penyelenggaraan program pembelajaran di TK, bertukar informasi, dqan menjalin kerja sama untuk mengembangkan potensi peserta didik PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
54
KP
3
Untuk meningkatan motivasi anak dan meningkatkan komitmen terhadap kepedulian terhadap perkembangan anak.dan Komunikasi menghasilkan hubungan dan pengertian yang lebih baik antara guru dengan orang tua Untuk membangun komunikasi yang efektif dengan orang tua, hendaklah para guru melakukan kontak dan berkenalan dengan orang tua, menyusun jadwal pertemuan, berkomunikasi secara formal dan non-formal, dan sebagainya. selanjutnya dalam guru hendaknya menggunakan bahasa sederhana yang mudah dimenerti dan difahami, focus pada masalah, tujuan, dan alternative pemecahan masalah. Oleh karena itu yang dilakukan guru dalam berkomunikasi dengan orang tua adalah sikap respect menghargai/menghormati), empathy (menempatkan diri sesuai dengan yang diharapkan oleh orang tua),audible (menggunakan bahasa atau media yang dapat dimengerti), clarity(isi pesan harus mndapat perhatian sehingga tidak menimbulkan kesahan tafsir), dan humble (sikap rendah hati, sikap yang penuh melayani, sikap menghargai, mau mendengar, dan menerima kritik), Guru juga hatus memiliki sikap empati, artinya guru memiliki kemampuan menangkap perasaan dan pikiran orang tua peserta didik dan menempatkan perasaan serta pikirannya dalam sudut pandang orang tua. Selanjutnya sikap santun guru sangat penting dalam berkomunikasi dengan orang tua. Sikap santun ditandai dengan penggunaan kata-kata dan bahasa yang baik dengan intonasi yang lembut dan ekspresi yang ramah dan bersahabat. Selain itu guru bersikap terbuka untuk dihubungi dan menerima informasi atau saran-saran dari oaring tua. Untuk menjalin keharmonisan hubungan dan kerja sama dengan orang tua, guru menggunakan teknik komunikasi yang meliputi: 1. Laporan berkala dari guru ke orang tua 2. Curriculum Nights (Pertemuan yang biasanya diadakan pada petang hari, pertemuan orang tua dengan guru dan memiliki tujuan untuk membicarakan program yang ditawarkan oleh sekolah sering disebut juga Open House atau Meet the Teacher Night) 3. Kunjungan ke rumah 4. Telepon 5. Kalendar Tahunan Sekolah 6. Menyampaikan informasi pada koran lokal 7. Mengundang pakar di bidang pendidikan dan pengasuhan anak PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
55
KP
3
8. Homework Hotline (merupakan sebuah layanan yang menawarkan bantuan secara langsung via telepon dan menawarkan tugas rumah secara online (dalam jaringan) 9. Workshop (Lokakarya) 10. Komunikasi yang secara langsung difokuskan kepada orang tua Selanjutnya komunikasi guru dengan orang tua dilakukan ketika melaporkan Mengkomunikasikan hasil penilaian tingkat pencapaian perkembangan anak dalam bentuk buku Laporan (LPPA). Pelaporan adalah kegiatan mengomunikasikan hasil penilaian tentang tingkat pencapaian perkembangan anak baik secara psikis maupun fisik yang dilakukan secara berkala oleh pendidik Pelaporan merupakan aktivitas guru dalam menyampaiakan dan mengkomunikasikan hasil penilaian terhadap anak yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang telah dicapai anak dalam kurun waktu tertentu. Penilaian yang dilakukan oleh guru berdasarkan RPPH disebut penilaian harian, dan jika RPPH diakumulasikan pada akhir semester desebut penilaian semester. Penilaian semester ditulis pada buku laporan anak dan selanjutnya menjadi laporan tertulis. Ada beberapa aktivitas yang perlu dilakukan guru dalam pelaporan: 1. Menentukan bentuk laporan 2. Menuliskan isi laporan 3. Melaksanakan pertemuan dengan orang tua anak 4. Menyampaikan laporan kepada orang tua atau wali anak. Dalam menulis laporan, guru dianjurkan untuk menggunakan kata-kata dan pernyataan yang positif serta menghindari pernyataan yang negatif Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menuliskan laporan, yaitu: f)
Keruntutan kompetensi yang harus dilaporkan
g) Memulai dari hal positif (sesuatu yang sudah dimiliki) h) Gunakan kata dan kalimat yang dapat dipahami oleh orang tua i)
Memuat tindak lanjut dari hasil belajar
j)
Mendorong orang tua untuk berperan aktif dalam pengembangan diri anak.
Laporan hasil penilaian yang sudah ditulis dalam bentuk kartu, buku atau yang lainnya perlu dikomunikasikan kepada orang tua atau yang lainnya. Komunikasi dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.Komunikasi langsung adalah penyampaian laporan perkembangan dan hasil belajar dalam pertemuan tatap muka antara guru/pendidik PAUD dengan orang tua. Komunikasi tidak langsung adalah penyampaian laporan perkembangan dan hasil belajar yang disampaikan media PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
56
KP
3
tertentu, seperti kartu, buku, dan surat.Beberapa metode yang digunakan dalam pertemuan guru/pendidik dengan orang tua, yaitu: 1. Seminar 2. Diskusi kelompok 3. Pertemuan individual Agar tatap muka dan pelaporan dapat disampaikan kepada orang tua/wali dengan baik, guru perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini: 1.
Sampaikan jadwal pertemuan minimal satu minggu sebelum pertemuan,
2.
Kalau memungkinkan, siapkan ruangan khusus yang membuat orang tua/wali nyaman berbicara dengan guru,
3.
Gunakan ekspresi yang ramah dan sikap badan yang membuat orang tua/wali merasa penting tetapi nyaman
4.
Ketika berbicara, peliharalah kontak mata dengan orang tua/wali
5.
Hindari membuat catatan pada waktu orang tua berbicara, buat rangkuman setelah kegiatan konsultasi selesai dilakulkan
6.
Sampaikan apresiasi dan terima kasih kepada orang tua telah menyempatkan hadir dan membuat tatap muka atau konsultasi ini menjadi produktif.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawabanyang terdapat di bagian akhir kegiatan pembelajaran 3 ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap kegiatan pembelajaran3.
Tingkat penguasaan =
Jumlah Jawaban Anda yang benar x 5
100%
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 – 100% = baik sekali 80 – 89 % = baik 70 – 79 % = cukup < 70 %
= kurang
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran berikutnya. Bagus!Tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulang kembalikegiatan pembelajaran3, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
57
KP
3
H. Refleksi dan Tindak Lanjut Saudara diminta untuk mengisi format di bawah ini dengan memberikan tanda cek (V) pada kolom “tercapai”. Sebaliknya berilah tanda cek (V) pada kolom “belum tercapai”, jika saudara belum mencapainya. Tabel 3. 2 Refleksi dan Tindak Lanjut
No
Tujuan Pembelajaran
Tercapai
Belum Tercapai
1
Menjelaskan Pengertian Komunikasi antara guru dengan orang tua
2
Menjelaskan tujuan komunikasi guru dengan orang tua peserta didik
3
Menjelaskan pentingnya komunikasi antara guru dengan orang tua peserta didik
4
Menjelaskan komunikasi efektif, empatik, dan santun
5
Menjelaskan teknik komunikasi guru terhadap orang tua
6
Mengkomunikasikan hasil penilaian tingkat pencapaian perkembangan anak dalam bentuk buku Laporan (LPPA)
Tindak Lanjut:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
58
Keterangan
KP
4
KOMPETENSI PROFESIONAL:
MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN NILAI MORAL, AGAMA, SOSIAL, DAN EMOSIONAL
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
59
KP
4
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
60
KP
4
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN NILAI MORAL DAN AGAMA A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pokok 4 ini, peserta mampu merancang kegiatan pengembangan nilai agama dan moral di TK
B. Indikator Pencapaian Kompetensi Setelah mempelajari mata diklat ini, guru mampu: 1. Menjelaskan Nilai Agama 2. Menjelaskan Nilai Moral 3. Menjelaskan Esensi dan Bentuk Kegiatan Pengembangan nilai Agama dan Moral di Taman Kanak-kanak 4. Menjelaskan Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai Agama dan moral pada Anak Taman Kanak-kanak 5. Menjelaskan Metode dan Pendekatan Pengembangan Nilai-nilai Agama dan Moral 6. Menjelaskan Ruang Lingkup Materi Pengembangan Nilai agama dan Moral 7. Menjelaskan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA), 8. Menjelaskan Kompetensi Inti, 9. Menjelaskan Kompetensi Dasar, 10. Menjelaskan Lama Belajar 11. Merancang Kegiatan Pembelajaran Nilai agama dan Moral
C. Uraian Materi 1. Nilai Agama Pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak dikemukakan bahwa program pengembangan nilai agama dan moral merupakan salah satu muatan kurikulum pendidikan anak usia dini. Program tersebut mencakup perwujudan suasana belajar untuk berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari nilai agama dan moral serta bersumber dari kehidupan bermasyarakat dalam konteks bermain. Program pengembangan nilai agama PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
61
KP
4
dan moral mengarah pada perkembangan perilaku keagamaan dan moral anak dalam dimensi vertikal berupa ketundukan dan ketaatan terhadap Tuhan dan dimensi horizontal untuk berperilaku baik terutama dengan sesama di tengah-tengah kehidupan masyarakat kelak dikemudian hari. Oleh karenanya, nilai-nilai agama dan moral harus dikembangkan terhadap anak sejak dini.
a. Sifat-sifat Pemahaman Anak Taman Kanak-kanak pada Nilai-nilai
Agama Sifat-sifat pemahaman anak usia Taman Kanak-kanak terhadap nilai-nilai keagamaan pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di antaranya:
1) Unreflective: pemahaman dan kemampuan anak dalam mempelajari nilai-nilai agama sering menampilkan suatu hal yang tidak serius, disebabkan tidak mampu memahami konsep agama dengan mendalam. 2) Egocentris: dalam mempelajari nilai-nilai agama, anak usia Taman Kanakkanak terkadang belum mampu bersikap dan bertindak konsisten. Anak lebih terfokus pada hal-hal yang menguntungkan dirinya. 3) Misunderstand: anak akan mengalami salah pengertian dalam memahami suatu ajaran agama yang banyak bersifat abstrak. 4) Verbalis dan Ritualis: kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan nilai-nilai agama pada diri mereka dengan cara memperkenalkan istilah, bacaan, dan ungkapan yang bersifat agamis. Seperti memberi latihan menghafal, mengucapkan, memperagakan, dan sebagainya 5) Imitative: anak banyak belajar dari apa yang mereka lihat secara langsung. Mereka banyak meniru dari apa yang pernah dilihatnya sebagai sebuah pengalaman belajar. Dengan demikian guru dan orang tua harus memperhatikan sifat-sifat tersebut untuk kepentingan menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat bagi anak.
2. Nilai Moral a. Pengertian Moral Pengertian moral, menurut Suseno (1998) adalah ukuran baik-buruknya seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak manusia bermoral dan manusiawi. Sedangkan menurut Ouska dan Whellan PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
62
KP
4
(1997), moral adalah prinsip baik-buruk yang ada dan melekat dalam diri individu/seseorang. Walaupun moral itu berada dalam diri individu, tetapi moral berada dalam suatu sistem yang berwujud aturan. Moral dan moralitas memiliki sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik-buruk sedangkan moralitas merupakan kualitas pertimbangan baik-buruk. Dengan demikian, hakekat dan makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang memiliki moral dalam mematuhi maupun menjalankan aturan.
Pandangan Lickona (1992) dikenal dengan educating for character atau pendidikan karakter/watak untuk membangun karakter atau watak anak. Dalam hal ini, Lickona mengacu pada pemikiran filosofi Michael Novak yang berpendapat bahwa watak/ karakter seseorang dibentuk melalui tiga aspek yaitu, moral knowing, moral feeling, dan moral behavior, yang satu sama lain saling berhubungan dan terkait. Lickona menggarisbawahi pemikiran Novak. Ia berpendapat bahwa pembentukan karakter/watak anak dapat dilakukan melalui tiga kerangka pikir, yaitu konsep moral (moral knowing), sikap moral(moral feeling), dan prilaku moral(moral behavior). Dengan demikian, hasil pembentukan sikap karekter anak pun dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu konsep moral, sikap moral, dan perilaku moral.
Pemikiran Lickona ini mengupayakan dapat digunakan untuk membentuk watak anak, agar dapat memiliki karakter yang baik. Oleh karena itu, materi tersebut harus
menyentuh
tiga
aspek
teori
(Lickona),
seperti
berikut.
Konsep moral (moral knowing) mencakup kesadaran moral (moral awarness), pengetahuan nilai moral (knowing moral value), pandangan ke depan (perspective talking), penalaran moral (reasoning), pengambilan keputusan (decision
making),
dan
pengetahuan
diri
(self
knowledge).
Sikap moral (moral feeling) mencakup kata hati (conscience), rasa percaya diri (self esteem), empati (emphaty), cinta kebaikan (loving the good), pengendalian diri (self control), dan kerendahan hati (and huminity). Prilaku moral (moral behavior) mencakup kemampuan (compalance), kemauan (will) dan kebiasaan (habbit).
Berdasarkan uraian di muka, dapat disimpulkan bahwa pengertian moral/ moralitas adalah suatu tuntutan prilaku yang baik yang dimiliki individu sebagai moralitas, yang tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan tingkah laku. Dan PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
63
KP
4
pengembangan moral ini sangat penting untuk dilakukan pada anak di Taman Kanak-Kanak.
Puncak yang diharapkan dari tujuan pengembangan moral anak Taman Kanakkanak adalah adanya keterampilan afektif anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk merespon orang lain dan pengalaman-pengalaman barunya, serta memunculkan perbedaan-perbedaan dalam kehidupan teman disekitarnya. Hal yang bersifat substansial tentang pengembangan moral anak usia Taman Kanakkanak
di
antaranya
adalah
pembentukan
karakter,
kepribadian,
dan
perkembangan sosialnya.
3.
Esensi dan Bentuk Kegiatan Pengembangan nilai Agama dan Moral di Taman Kanak-kanak
1) Esensi Pengembangan Nilai Agama dan Moral Pengembangan nilai agama dan moral ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam Peraturan Pemerintah No. 27/1990 Pasal 1 tentang Pendidikan Prasekolah, dinyatakan:
Eksistensi Taman Kanak-kanak sangat strategis untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani terutama jiwa keagamaan anak di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar yang diselenggarakan di jalur pendidikan prasekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah.
Keberadaan Taman Kanak-kanak sangat strategis guna meletakkan dasar-dasar keagamaan. Menumbuhkembangkannya, dan menjadi motivasi spiritual sehingga menjadi pondasi yang kokoh dan sangat penting baik untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan sekolah Dasar maupun sebagai modal awal yang baik guna menghadapi kehidupan yang akan datang.
2) Bentuk Pengembangan nilai agama dan moral Untuk mencapai keberhasilan pengembangan nilai agama dan moral maka guru dapat melakukannya melalui bentuk kegiatan terprogram, kegiatan rutin, kegiatan spontan, dan keteladanan. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
64
KP
4
a) Kegiatan pengembangan nilai agama secara terprogram dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan anak secara individual,
kelompok, dan atau klasikal di dalam maupun di luar
kelas. b) Kegiatan pengembangan agama secara tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai berikut: 1) Kegiatan Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti: berdo’a, ibadah khusus keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri. 2) Kegiatan Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti: pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri, mengatasi pertengkaran, dan lain-lain. 3) Kegiatan Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti: berdo’a, berpakaian rapi, berbahasa yang baik, gemar menolong, memuji kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, , sabar, dan lain-lain.
4.
Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai Agama dan moral pada Anak Taman Kanak-kanak Dalam proses pembinaan dan pengembangan nilai-nilai agama bagi anak usia Taman Kanak-kanak, muatan materi pembelajarannya harus bersifat: a) Aplikatif: materi pembelajaran bersifat terapan, yang berkaitan dengan kegiatan rutin anak sehari-hari dan sangat dibutuhkan untuk kepentingan aktivitas anak, serta yang dapat dilakukan anak dalam kehidupannya. b) Enjoyable: pengajaran materi dan materi yang dipilih diupayakan mampu membuat anak senang, menikmati dan mau mengikuti dengan antusias. c) Mudah ditiru: materi yang disajikan dapat dipraktekkan sesuai dengan kemampuan fisik dan karakter lahiriah anak
5.
Metode Pengembangan Nilai-nilai Agama dan Moral Metode adalah cara yang teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai hasil yang baik seperti yang dikehendaki (BaduduZain:1996:896). Dengan demikian metode berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Demikian pula dengan guru TK yang dalam kegiatannya memerlukan metode-metode tertentu guna mengembangkan berbagai kemampuan dan potensi anak-anak. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
65
KP
4
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk pengembangan nilai agama kepada anak-anak, diantaranya : a) Metode bermain b) Metode bercakap-cakap c) Metode demonstrasi d) Metode proyek. e) Metode bercerita. f)
Metode pemberian tugas.
g) Metode uswah hasanah atau keteladanan
6.
Lingkup Materi Pengembangan Nilai agama dan Moral Ruang
lingkup pengembangan nilai agama dan moral yang tercantum pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) adalah sebagai berikut: Untuk anak 4-5 tahun: 1) Mengetahui agama yang dianutnya 2) Meniru gerakan beribadah dengan urutan yang benar 3) Mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu 4) Mengenal perilaku baik/sopan dan buruk 5) Membiasakan diri berperilaku baik 6) Mengucapkan salam dan membalas salam
Untuk anak 5-6 Tahun: (1) Mengenal agama yang dianut (2) Mengerjakan ibadah (3) Berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sportif, dsb (4) Menjaga kebersihan diri dan lingkungan (5) Mengetahui hari besar agama (6) Menghormati (toleransi)agama orang lain
7.
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA), Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA)Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak merupakan acuan untuk mengembangkan PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
66
KP
4
standar isi, proses, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan,
serta
pembiayaan
dalam
pengelolaan
dan
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini.STPPA merupakan acuan yang dipergunakan dalam pengembangan kurikulum PAUD.
Program pengembangan nilai agama dan moral mencakup perwujudan suasana belajar untuk berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari nilai agama dan moral serta bersumber dari kehidupan bermasyarakat dalam konteks bermain.
Tabel 4. 1 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Lingkup Perkembangan Nilai Agama Dan Moral Kelompok Usia 4 –6 Tahun Lingkup
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
Perkembangan Usia 4 - 5 tahun
Usia5 - 6 tahun
I. Nilai Agama Mengetahui agama yang
Mengenal agama yang dianut
dan Moral
dianutnya
Mengerjakan ibadah
Meniru gerakan beribadah
Berperilaku jujur, penolong, sopan,
dengan urutan yang benar
hormat, sportif, dsb
Mengucapkan doa
Menjaga kebersihan diri dan
sebelum dan/atau
lingkungan
sesudah melakukan
Mengetahui hari besar agama
sesuatu
Menghormati (toleransi)agama orang
Mengenal perilaku
lain
baik/sopan dan buruk Membiasakan diri berperilaku baik Mengucapkan salam dan membalas salam
Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pengorganisasian muatan kurikulum, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan lama belajar. Kompetensi yang akan dicapai melalui kegiatan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi. Proses pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk tecapainya kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan yang melibatkan 6 aspek perkembangan secara terpadu.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
67
KP
4
8. Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan gambaran pencapaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan PAUD usia 6 (enam) tahun. Kompetensi Inti mencakup: 1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual. 2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial. 3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan. 4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. Uraian tentang kompetensi PAUD dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4. 2 Kompetensi Inti Anak Usia Dini
KOMPETENSI INTI KI-1
Menerima ajaran agama yang dianutnya Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya diri,
KI-2
disiplin, mandiri, peduli, mampu menghargai dan toleran kepada orang lain, mampu menyesuaikan diri, tanggungjawab, jujur, rendah hati dan santun dalam berinteraksi dengan keluarga, pendidik, dan teman Mengenali diri, keluarga, teman, pendidik, lingkungan sekitar, agama, teknologi, seni, dan budaya di rumah, tempat bermain dan satuan PAUD
KI-3
dengan cara: mengamati dengan indera (melihat, mendengar, menghidu, merasa, meraba); menanya; mengumpulkan informasi; menalar, dan mengomunikasikan melalui kegiatan bermain Menunjukkan yang diketahui, dirasakan, dibutuhkan, dan dipikirkan melalui
KI-4
bahasa, musik, gerakan, dan karya secara produktif dan kreatif, serta mencerminkan perilaku anak berakhlak mulia
9. Kompetensi Dasar Kompetensi
Dasar
merupakan
tingkat
kemampuan
dalam
konteks
muatan
pembelajaran, tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada Kompetensi Inti.Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan awal anak serta tujuan setiap program pengembangan. Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti yaitu: 1. Kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
68
KP
4
2. Kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2. 3.
Kelompok
3:
kelompok
Kompetensi
Dasar
pengetahuan
dalam
rangkamenjabarkan KI-3. 4. Kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4 Tabel 4. 3 Uraian dari setiap Kompetensi Dasar untuk setiap kompetensi inti
Adalah sebagai berikut: KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
KI-1. Menerima
1.1. Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya
ajaran agama yang
1.2. Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar
dianutnya
sebagai rasa syukur kepada Tuhan
KI-2. Memiliki
2.1. Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat
perilaku hidup
2.2. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu
sehat, rasa ingin
2.3. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif
tahu, kreatif dan
2.4. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis
estetis, percaya
2.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri
diri,disiplin, mandiri,
2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap
peduli, mampu
aturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan
menghargai dan
2.7. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau
toleran kepada
menunggu giliran, mau mendengar ketika orang lain berbicara)
orang lain, mampu
untuk melatih kedisiplinan
menyesuaikan diri,
2.8. Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian
jujur, rendah hati
2.9. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau
dan santun dalam
membantu jika diminta bantuannya
berinteraksi dengan
2.10. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap menghargai
keluarga, pendidik,
dan toleran kepada orang lain
dan teman
2.11. Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri 2.12. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap tanggungjawab 2.13. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur .2. 14. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah hati dan santun kepada orang tua, pendidik, dan teman
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
69
KP
4
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
KI-3. Mengenali diri, keluarga,
3.1. Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
teman, pendidik, lingkungan
3.2. Mengenal perilaku baik sebagai cerminan akhlak
sekitar, agama,teknologi, seni,
mulia
dan budaya di rumah,tempat
3.3. Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya
bermain dan satuan PAUD
untuk pengembangan motorik kasar dan motorik halus
dengan cara: mengamati
3.4. Mengetahui cara hidup sehat
dengan indera (melihat,
3.5. Mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari
mendengar, menghidu,
dan berperilaku kreatif
merasa, meraba); menanya;
3.6. Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna,
Mengumpulkan informasi;
bentuk, ukuran, pola, sifat,suara, tekstur, fungsi, dan
menalar; Dan
ciri-ciri lainnya)
mengomunikasikan melalui
3.7. Mengenal lingkungan sosial (keluarga,teman,
kegiatan bermain
tempat tinggal, tempat ibadah,budaya, transportasi) 3.8. Mengenal lingkungan alam (hewan,tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan,dll) 3.9. Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll) 3.10. Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca) 3.11. Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal) 3.12. Mengenal keaksaraan awal melalui bermain 3.13. Mengenal emosi diri dan orang lain 3.14. Mengenali kebutuhan, keinginan, dan minat diri 3.15. Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
KI-4. Menunjukkan
4.1. Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan
yang diketahui,
orang dewasa
dirasakan,
4.2. Menunjukkan perilaku santun sebagai cerminan akhlak
dibutuhkan, dan
mulia
dipikirkan melalui
4.3. Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motorik
bahasa, musik,
kasar dan halus
gerakan, dan karya
4.4. Mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
70
KP
4
secara produktif dan
4.5. Menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif
kreatif, serta
4.6. Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda
mencerminkan
di sekitar yang dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola,
perilaku anak
sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciriciri lainnya) melalui berbagai
berakhlak mulia
hasil karya 4.7. Menyajikan berbagai karya yang berhubungan dengan lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan gerak tubuh 4.8. Menyajikan berbagai karya yang berhubungan dengan lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batubatuan, dll) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan gerak tubuh 9. Menggunakan teknologi sederhana untuk menyelesaikan tugas dan kegiatannya (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll) 4.10. Menunjukkan kemampuan berbahasa reseptif (menyimak dan membaca) 4.11. Menunjukkan kemampuan berbahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal) 4.12. Menunjukkan kemampuan keaksaraan awal dalam berbagai bentuk karya 4.13. Menunjukkan reaksi emosi diri secara wajar 4.14. Mengungkapkan kebutuhan, keinginan dan minat diri dengan cara yang tepat 4.15. Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai media
Pembelajaran untuk mencapai KD-KD pada KI Sikap Spiritual dan KI Sikap Sosial dilakukan secara tidak langsung, tetapi melalui pembelajaran untuk mencapai KD-KD pada KI Pengetahuan dan KI Keterampilan, serta melalui pembiasaan dan keteladanan. Dengan kata lain, sikap positif anak akan terbentuk ketika dia memiliki pengetahuan dan mewujudkan pengetahuan itu dalam bentuk hasil karya dan/atau unjuk kerja. Contoh sikap positif itu adalah perilaku hidup sehat, jujur, peduli, rasa ingin tahu, kreatif, kritis, percaya diri, disiplin, mandiri, mampu bekerja sama, mampu menyesuaikan diri, dan santun. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
71
KP
4
10. Lama Belajar 1) Lama belajar merupakan keseluruhan waktu untuk memperoleh pengalaman belajar yang harus diikuti anak dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun. Lama belajar pada PAUD dilaksanakan melalui pembelajaran tatap muka. 2) Kegiatan tatap muka di PAUD dengan lama belajar sebagai berikut. a. kelompok usia lahir sampai 2 (dua) tahun dengan lama belajar paling sedikit 120 menit per minggu; b. kelompok usia 2 (dua) tahun sampai 4 (empat) tahun dengan lama belajar paling sedikit 360 menit per minggu; dan c. kelompok usia 4 (empat) tahun sampai 6 (enam) tahun dengan lama belajar paling sedikit 900 menit per minggu. 3)
Satuan PAUD untuk kelompok usia 4-6 tahun yang tidak dapat melakukan pembelajaran 900 menit per minggu wajib melaksanakan pembelajaran 540 menit dan ditambah 360 menit pengasuhan terprogram.
11. Merancang Kegiatan Pembelajaran Nilai agama dan Moral Merancang kegiatan pengembangan moral dan agama merupakan sesuatu yang sangat esensial untuk dilakukan oleh guru sebelum kegiatan pengembangan dilakukan. Hal tersebut merupakan rangkaian
aktivitas pemikiran, perkiraan
penyusunan suatu rancangan kegiatan yang menggambarkan hal-hal yang harus dikerjakan, dan cara mengerjakannya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Bab 1, Pasal 1, butir 4 dijelaskan bahwa
perencanaan pembelajaran termasuk bagian dari
standar proses. Standar Proses adalah kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran pada satuan atau program PAUD dalam rangka membantu pemenuhan tingkat pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak. Standar proses tersebut mencakup: a. perencanaan pembelajaran; b. pelaksanaan pembelajaran; c. evaluasi pembelajaran; dan d. pengawasan pembelajaran.
Pada pasal 12 disebutkan bahwa perencanaan pembelajaran dilakukan sesuai pendekatan dan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, karakteristik PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
72
KP
4
anak, dan budaya lokal. Adapun ruang lingkup perencanaan pembelajaran tersebut meliputi:
a. program semester (Prosem), b. rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan c. rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).
Perencanaan pembelajaran disusun oleh Guru PAUD, Guru Pendamping pada satuan atau program PAUD. . (Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini) Penyusunanperencanaan pembelajarah harus mengacu pada standar PAUD yang merupakan
satu
penyelenggaraan
kesatuan pendidikan
yang anak
tidak usia
terpisahkan dini
serta
dalam
pengelolaan
menjadi
acuan
dan dalam
pengembangan, implementasi, dan evaluasi kurikulum PAUD.
Standar PAUD terdiri atas: a. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak; b. Standar Isi; c. Standar Proses; d. Standar Penilaian; e. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; f.
Standar Sarana dan Prasarana;
g. Standar Pengelolaan; dan h. Standar Pembiayaan.
Standar PAUD berfungsi sebagai: a. dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan tindak lanjut pendidikan dalam rangka mewujudkan PAUD bermutu; b. acuan setiap satuan dan program PAUD untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional; dan dasar penjaminan mutu PAUD. (Permendikbud No. 137 Tahun 2014, Pasal 3)
Alur Perencanaan Kegiatan Pembelajaran Perencanaan kegiatan pembelajaran di PAUD mengacu kepada output dapat berbentuk program semester, perencanaan mingguan, dan perencanaan harian. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
73
KP
4
Gambar 4. 1 Alur Perencanaan Kegiatan Pembelajaran
STPPA (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak), meliputi aspek perkembangan:
- Nilai-nilai agama dan moral - Fisik-motorik - Sosial Emosional
- Kognitif - Bahasa - Seni
KI/KD SIKAP
PENGERAHU AN
KETERAMPIL AN TAHUNAN
PROGRAM
SEMESTER RPPM
KEGIATAN PEMBELAJARAN
RPPH INDIKATOR
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kegiatan pembelajaranantara lain pemilihan tema tema,penetapan metode, pemilihan model pembelajaran, pelaksanaan
PENILAIAN
MenyusunRancangan Pengembangan Nilai Agama dan Moral 1)
Menyusun Program Semester Program semester berisi daftar tema satu semester termasuk alokasi waktu setiap tema dengan menyesuaikan hari efektif kalender pendidikan yang bersifat fleksibel. Tema berfungsi sebagai wadah yang berisi bahan kegiatan untuk mengembangkan potensi anak dan menyatukan seluruh kompetensi dalam satu kesatuan yang lebih berarti,
memperkaya
wawasan
dan
pembelajaran menjadi lebih bermakna. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
74
perbendaharaan
kata
anak
sehingga
KP
4
Prosem berisi daftar tema satu semester dan alokasi waktu setiap tema. Berikut adalah langkah-langkah dalam menyusun program semester: (a) Membuat daftar tema satu semester Daftar tema berisi sejumlah tema dalam setahun yang dibagi menjadi 2 semester. Dalam contoh ini, tema semester I terdiri dari 4 tema, yaitu Diriku, Keluargaku, Lingkungan, dan Binatang. Tema semester II terdiri dari 4 tema,yaitu Tanaman, Kendaraan, Alam Semesta, dan Negaraku. Tema-tema tersebut dapat dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik masingmasing lembaga dan daerah. Muatan pembelajaran adalah cakupan materi yang ada pada kompetensi dasar sebagai bahan yang akan dijadikan kegiatan-kegiatan untuk mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Tabel 4. 4 Daftar Tema Dan Cakupan Materi
No
Tema
Sub Tema
1
Diriku
Identitasku
Cakupan materi Usia 4 – 5 Tahun Nama, usia, jenis kelamin, alamat rumah lengkap, agamaku
Tubuhku
Anggota tubuh, bagian-bagian anggota
Kesukaanku tubuh, fungsi, gerak, kebersihan, ciri-ciri khas, kesehatan dan keamanan diri Makanan, minuman, mainan, dan macam-macam kegiatan 2
Keluargaku
Anggota
Ayah, ibu, kakak, adik,
Keluargaku
kakek, nenek, paman, bibi
Profesi
Macam-macam pekerjaan
anggota keluarga 3
Lingkunganku Rumahku
- Fungsi rumah - Bagian-bagian rumah - Jenis peralatan rumah tangga: kursi, meja, tempat tidur, kasur,
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
75
KP
4
peralatan makan (piring, gelas, sendok, garpu), lemari es, radio, televisi, kaset, CD, telepon - Fungsi peralatan rumah tangga - Cara menggunakan peralatan rumah tangga Sekolahku
Gedung dan halaman sekolah, ruang belajar, tempat bermain dan alatalat permainan, orang-orang yang ada di sekolah, tata tertib sekolah Usia 5 – 6 Tahun
No
Tema
Sub Tema
4
Binatang
Binatang di
- Bagian-bagian tubuh binatang
air,
- Makanan,
misalnya:
- Bahaya
- Ikan
- Manfaat
Cakupan Materi
- Lele - Belut Binatang di
- Bagian-bagian tubuh binatang
darat,
- Makanan, Bahaya, Manfaat
misalnya: - Ayam, Kucing, Anjing Binatang
- Bagian-bagian tubuh binatang
bersayap,
- Makanan, Bahaya, Manfaat
misalnya: - Serangga, Kupu-kupu - Burung Binatang PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
76
- Bagian-bagian tubuh binatang
KP
4
hutan,
- Makanan, Bahaya, Manfaat
misalnya: - Orang utan, Gajah, Harimau 5
Tanaman
Tanaman
- Macam-macam tanaman buah
Buah
- Bagian-bagian tanaman buah - Manfaat tanaman buah - Cara menanam dan merawat tanaman buah
Tanaman
- Macam-macam tanaman sayur
Sayur
- Bagian-bagian tanaman sayur - Manfaat tanaman sayur - Cara menanam dan merawat tanaman sayur
Tanaman
- Macam-macam tanaman hias
Hias
- Bagian-bagian tanaman hias - Manfaat tanaman hias - Cara menanam dan merawat tanaman hias
Tanaman
- Macam-macam tanaman obat
Obat
- Bagian-bagian tanaman obat - Manfaat tanaman obat - Cara menanam dan merawat tanaman obat
No
Tema
Sub Tema
Cakupan materi Usia 4 – 5 Tahun - Jenis kendaraan di darat - Fungsi dan kegunaan
6
Kendaraan
Kendaraan
- Nama pengendara/pengemudi
darat
- Tempat pemberhentian - Bagian-bagian kendaraan - Tempat pemberhentian
Kendaraan
- Jenis kendaraan di air PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
77
KP
4
air
- Fungsi dan kegunaan - Nama pengendara/pengemudi - Tempat pemberhentian - Jenis kendaraan di udara
Kendaraan
- Fungsi dan kegunaan
udara
- Nama pengendara/pengemudi - Tempat pemberhentian
Bendabenda alam
7
- Jenis benda-benda alam (tanah, air, pasir, batu, besi, emas, perak) - Manfaat benda-benda alam
Benda-
- Jenis benda-benda langit
Alam
benda
(matahari, bulan, bintang)
Semesta
langit
- Manfaat benda-benda langit Macam-macam gejala alam (siang, malam, banjir, gunung
Gejala alam
meletus, banjir, tanah longsor, ombak, pelangi, petir, hujan, gempa bumi) - Nama negara - Lambang negara - Presiden dan wakil
8
Negaraku
Tanah Air
presiden - Lagu kebangsaan - Bendera - Desa, Kota, Pegunungan, Pesisir
2)
Menentukan alokasi waktu untuk setiap tema
3)
Menentukan KD pada setiap tema
4)
Memilih, menata, dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai
berikut: (1) Tema dipilih dari lingkungan yang terdekat dengan kehidupan anak. (2) Tema dimulai dari hal yang sederhana menuju hal yang lebih rumit bagi anak. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
78
KP
4
(3) Tema ditentukan dengan mempertimbangkan minat anak. (4) Ruang lingkup tema mencakup semua aspek perkembangan 5)
Menjabarkan tema ke dalam sub tema dan dapat dikembangkan lebih rinci lagi menjadi sub-sub tema untuk setiap semester; dalam menyusun Prosem, satuan PAUD diberi keleluasaan dalam menentukan format.
Penentuan tema dapat dikembangkan oleh satuan PAUD atau mengacu pada tema yang tersedia. Langkah-langkah penyusunan program semester adalah sebagai berikut: a) membuat daftar tema satu semester; b) memilih, menata dan mengurutkan tema yang sudah dipilih c) menentukan alokasi waktu untuk setiap tema; d) menjabarkan tema kedalam sub tema dan dapat dikembangkan lebih rinci lagi menjadi sub-sub tema untuk setiap semester; e) mencermati
kompetensi
dasar
yang
sesuai
dengan
sub
tema
yang
akan
dikembangkan. f) KD yang ditetapkan akan dipakai selama tema yang sama g) KD yang sudah dipilih untuk tema dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok yang disesuaikan dengan sub tema. h) KD yang diambil untuk sub tema tersebut akan digunakan terus selama sub tema dibahas. i) KD yang sudah digunakan pada tema dan sub tema dapat diulang untuk digunakan kembali pada tema yang berbeda Dalam menyusun perencanaan program semester, lembaga diberikan keleluasaan dalam menentukan format.Contoh Perencanaan Program Semester Tabel 4. 5 Contoh Program Smester
Tema
Sub Tema
KD
Waktu
Diriku
Tubuhku
1.1, Mempercayai Tuhan melalui
Juli m. 2 s/d
Kesukaanku
ciptaan-Nya
m. 4
Identitasku
1.2 Menghargai diri, orang lain, &
No 1
lingk 2.1 Perilaku hidup sehat 2.2 Perilaku sikap ingin tahu 2.4 Sikap estetis 2.5 sikap percaya diri PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
79
KP
4
3.1 dan 4.1 Kegiatan ibadah sehari-hari 3.3 dan 4.3 Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya 3.7 dan 4.7 Mengenal lingkungan keluarga 3.10 dan 4.10 Mampu menyimak cerita
2
Keluargaku
Anggota
1.1 Mempercayai Tuhan melalui
Agustus
Keluargaku
ciptaanNya
m.1 dan
Pekerjaan
1.2 Menghargai diri, orang lain, &
m.2
keluargaku
lingk 2.3 Sikap kreatif 2.5 sikap percaya diri 2.8 Sikap Kemandirian 2.10 Sikap kerjasama 3.3 dan 4.3 Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya 3.4 dan 4.4 Cara hidup sehat 3.12 dan 4.12 keaksaraan awal
3
Binatang
Ayam
1.2 Menghargai lingk sebagai rasa
Agustus m
peliharaan
Kambing
syukur
3 dan 4
Burung
2.1 Perilaku hidup sehat 2.3. Sikap kreatif 2.13. Sikap santun kepada orang tua, guru, dan teman 3.1. Kegiatan beribadah seharihari 3.6. Mengenal benda -benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) 3.8. Mengenal lingkungan alam (hewan)
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
80
KP
4
3.14. Mengenali kebutuhan, keinginan, dan minat diri 4
Tanaman
Sayuran
1.2 Menghargai lingk sebagai rasa
September
Buah-buahan
syukur
m 1 - m4
Umbi-umbian
2.1 Perilaku hidup sehat 2.3. Sikap kreatif 2.13. Sikap santun kepada orang tua, guru, dan teman 3.1. Kegiatan beribadah seharihari 3.6. Mengenal benda -benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) 3.8. Mengenal lingkungan alam (hewan) 3.14. Mengenali kebutuhan, keinginan, dan minat diri
Dst
Dst
Dst
(Sumber : Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, Dan Informal Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan 2014)
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) Perencanaan program mingguan merupakan rencana kegiatan yang disusun untuk pembelajaran selama satu minggu. Perencanaan kegiatan mingguan dapat berbentuk jaringan tema (web). Jaringan tema berisi projek- projek yang akan dikembangkan menjadi kegiatan-kegiatan pembelajaran.
Pada akhir satu atau beberapa tema dapat dilaksanakan kegiatan puncak tema yang menunjukkan prestasi peserta didik. Puncak tema dapat berupa kegiatan antara lain: melaksanakan ibadah, membantu orang yang kesusahan, membuat kue/makanan, makan bersama, pameran hasil karya, pertunjukan, panen tanaman, dan kunjungan. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
81
KP
4
a) RPPM disusun sebagai acuan pembelajaran selama satu minggu. RPPM dapat berbentuk jaringan tema atau format lain yang dikembangkan oleh satuan PAUD yang berisi projek-projek yang akan dikembangkan menjadi kegiatan pembelajaran. b) RPPM berisi kegiatan-kegiatan sesuai dengan Kompetensi Dasar yang tercantum dalam Prosem program semester sesuai dengan tema, sub tema, dan alokasi waktu yang telah ditentukan. c) Pada akhir satu atau beberapa tema dapat dilaksanakan kegiatan puncak tema untuk menunjukkan hasil belajar. Puncak tema dapat berupa kegiatan antara lain membuat kue/makanan, makan bersama, pameran hasil karya, pertunjukan, panen tanaman, dan kunjungan.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
82
KP
4
Contoh RPPM:. Gambar 4. 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (Rpm) Taman Kanak - Kanak
KUAMATI TUBUHKU DI CERMIN Mengamati : Tubuhku di cermin Tanya Jawab : tentang tubuhku Bernyanyi : Kepala Pundak Lutut Kaki Mengukur tinggi badan Membuat boneka orang Memainkan boneka buatan sendiri
UNIKNYA WAJAHKU
Mengamati wajah di cermin Tanya jawab tentang wajah Membuat buku “Wajah teman ku“ Menceriterakan “Gambar wajah nya“ Senam wajah Bermain peran tersesat Senam wajah BERMAIN PERAN PERGI KE TUKANG CUKUR
Menceritakan buku bergambar : “ Rambutku semakin panjang ” Menyisir rambut Bermain peran Tukang Cukur Menyusun huruf menjadi tulisan ” tukang cukur ” Bernyanyi : Tukang Cukur
TUBUHKU
AYO MANDI Mengamati alatalat mandi Bernyanyi : “ Mandi” Memandikan boneka Mendandani boneka Mencuci baju boneka yangkotor Menceritakan pengalaman tentang “Mandi”
TANGAN DAN KAKIKU BERMANFAAT Mengamati tangan dan kaki sendiri Berdiskusi tentang tangan dan kaki Bernyanyi “Hati-hati gunakan tangan dan kakimu“ Berlomba memasang kaos kaki dankaos tangan Membuat boneka kaos tangan dan boneka kaos kaki Menonton sandiwara boneka dari kaos tangan dan kaos kaki judul “ Cerita tanganku”
PERMAINAN PANCAINDERA
Mendengarkan cerita : tentang orang butadan orang tuli Tanya jawab tentang panca indera dan kegunaannya Bermain kotak ajaib “Menebak, melihat,meraba, mengecap, menghidu, benda-benda yang ada di dalam kotak”. Mengelompokkan benda berdasarkan jenis. Bermain Pesan Berantai Menggambar benda-benda yang ada di kotak ajaib Bernyanyi “ Guna Panca indera”
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
83
KP
4
KEGIATAN UNTUK MENCAPAI KD 3.3-4.3, 3.7-4.7, 3.15-4.15, 3.11-4.11, 3.3-4.3, 3.14-4.14, 3.9-4.9, 3.6-4.6. Berdasarkan jaringan tema pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) di atas, selanjutnya disusun pula ruang lingkup pembelajaran yang memuat kegiatan pembelajaran pada tiap sub tema sekaligus kemampuan yang akan dikembangkan (sikap, pengetahuan, dan keterampilan). Pelajari contoh pada table dan uraian pelaksanaan pembelajaran di bawah: Tabel 4. 6 Ruang Lingkup Pembelajaran
TEMA : DIRIKU SUB TEMA : TUBUHKU Kegiatan Pembelajaran
Kemampuan yang berkembang Sikap
KUAMATI TUBUHKU DI CERMIN
Menyayangi dan mensyukuri ciptaan Tuhan
Menghargai diri sendiri dan oranglain
Mengamati: Tubuhku di cermin
Tanya Jawab : tentang tubuhku
Mengenal tubuh sendiri
Bernyanyi : Kepala Pundak Lutut
Mengenal benda-benda sekitarnya
Pengetahuan
Kaki
Mengukur tinggi badan
Membuat boneka orang
Memainkan boneka buatan sendiri
bedasarkan cirri
Mengenal keaksaraan awal
Keterampilan
Menyebutkan bagian-bagian tubuh
Meyebutkan cirri-ciri tubuh
Membedakan ukuran tinggi rendah
Mengucapkan 4-5 kata tentang nama anggota tubuh
TANGAN DAN KAKIKU BERMANFAAT PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
84
Menirukan gerakan terkoordinasi
Sikap
KP
4
Mengamati tangan dan kaki
Menyayangi ciptaan Tuhan
sendiri
Menghargai diri sendiri dan oranglain
Berdiskusi tentang tangan dan
Memiliki rasa ingin tahu
kaki
Memiliki sikap estetis
tangan dan kakimu“
Pengetahuan
Berlomba Memasang kaos kaki
Mengenal anggota tubuh dan
Bernyanyi “Hati-hati gunakan
dan kaos tangan
fungsinya
Membuat boneka kaos tangan
Mengenal keaksaraan awal
dan boneka kaos kaki
Mengenal bilangan
kaos tangan dan kaos kaki judul “
Keterampilan
Cerita tanganku”
Menyebutkan anggota tubuh
Menirukan gerakan terkoordinasi
Mengucapkan 4-5 kata
Memasangkan benda
Membentuk
Menonton sandiwara boneka dari
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
85
KP
4
PERMAINAN PANCAINDERA
Sikap
Mendengarkan cerita : tentang
Menyayangi ciptaan Tuhan
orang buta dan orang tuli
Menghargai diri sendiri dan oranglain
Tanya jawab tentang panca indera
Memiliki rasa ingin tahu
dan kegunaannya
Mengenal lingkungan
Bermain kotak ajaib “Menebak
Pengetahuan
,melihat,,meraba,mengecap,meng
Mengenal keaksaraan awal
hidu,benda-benda yang ada di
Mengenal bilangan
dalam kotak “
Mengenal jenis dan cirri-ciri benda
Mengelompokkan benda
Memahami bahasa
berdasarkan jenis
Keterampilan
Bermain Pesan Berantai
Mengucapkan beberapa kalimat
Menggambar benda-benda yang
Membedakan jenis dan cirri benda
ada di kotak ajaib
Mengelompokkan benda berdasarkan
Bernyanyi “ Guna Panca indera”
BERMAIN PERAN PERGI KE TUKANG
cirri dan jenis
Melakukan gerakan terkoordinasi
Bernyanyi
Sikap
CUKUR
Menghargai ciptaan Tuhan
Menceritakanbuku bergambar :
Memelihara ciptan Tuhan
“Rambutku semakin panjang”
Memiliki perilaku hidup
Menyisir rambut
Bermain peran Tukang Cukur
Menyusun huruf menjadi tulisan
Mengetahui cara hidup sehat
”tukang cukur”
Mengenal lingkungan social,alam
sehat,mandiri,percaya diri Pengetahuan
Bernyanyi : Tukang Cukur Keterampilan
Terbiasa menolong diri sendiri agar sehat
AYO MANDI PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
86
Menyusun huruf
Bernyanyi
Sikap
KP
4
Mengamati alat-alat mandi
Menghargai ciptaan Tuhan
Bernyanyi : “ Mandi”
Memelihara ciptan Tuhan
Memandikan boneka
Memiliki perilaku hidup sehat
Mendandani boneka
Mencuci baju boneka yang kotor
Mengetahui cara hidup sehat
Menceritakan pengalaman tentang
Mengenal lingkungan social,alam
“Mandi”
Pengetahuan
Keterampilan
Terbiasa menolong diri sendiri agar sehat
Mampu
Bernyanyi
Bercerita
URAIAN KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KUAMATI TUBUHKU DI CERMIN Media dan Sumber Belajar : Cermin besar,tubuh anak sendiri Langkah-Langkah Kegiatan: 1.Mengamati tubuh di cermin
Anak melihat tubuhnya di cermin untuk mengamati setiap bagian tubuh yang terlihat dicermin bergantian dengan temannya dan saling mengkomunikasikan pendapatnya
Guru dan anak bertanya jawab tentang hasil pengamatannya
2. Mengukur tinggi badan
Anak untuk mengukur tinggi badan menggunakan mistar panjang atau alat pengukur di dinding
Menyebutkan tanda angka yang tertera pada alat ukur tinggi badan
Membandingkan tinggi badannya dengan tinggi tubuh temannya
3. Bernyanyi lagu “Kepala pundak lutut kaki”
Anak mengungkapkan hasil pengamatannya melalui nyanyian lagu Kepala Pundak Lutut Kaki
4. Membuat boneka orang dari kertas koran
Anak berekspresi berdasarkan pengalaman hasil pengamatan dengan membuat boneka orang dari kertas koran dengan bimbingan guru
5. Bermain sandiwara boneka “ PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
87
KP
4
Anak secara bergiliran mengekspresikan hasil karyanya dengan memainkan boneka buatan sendiri di panggung boneka dihadapan teman-temannya
URAIAN KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TANGAN DAN KAKIKU BERMANFAAT Media dan Sumber Belajar : Tangan dan kaki sendiri,kaos kaki,sarung tangan, benda-benda kecil Langkah-Langkah Kegiatan:
1. Mengamati tangan dan kaki
Anak melihat dan mengamati tangan dan kaki masing-masing (apa ciri-ciri,berapa jumlah jarinya,bagaimana memeliharanya dsb),
Membandingkan antara tangan dan kaki sendiri dengan tangan
dan kaki temannya lalu mengkomunikasikan pendapatnya kepada guru dan teman
2. Berdiskusi tentang tangan dan kaki
Anak bertanya jawab dengan guru dan teman tentang hasil pengamatannya
3. Bernyanyi : “Guna tangan dan kaki”
Guru memberi penguatan tentang apa yang diamati oleh anak melalui mengenalkan nyanyian “Guna tangan dan kaki ”
Anak menyanyikan dan mengucapkan syair lagu guna tangan dan kaki sambil menggerakkan kaki dan tangannya
4. Lomba memasang kaos kaki dan sarung tangan
Anak mengamati kaos kaki dan sarung tangan sambil mencocokkannya dengan jari tangan dan jari kaki
Anak mengikuti lomba memasang kaos kaki dan sarung tangan atas arahan guru
5. Membuat boneka sarung tangan dan kaos kaki
Anak berekspresi berdasarkan pengalaman hasil pengamatan tentang kaki dan tangan dengan membuat boneka dari sarung tangan dan kaos kaki dengan bimbingan guru
6. Menonton sandiwara boneka dari kaos tangan dan kaos kaki judul “ Cerita tanganku”
Anak berekspresi dengan memainkan boneka hasil karyanya sendiri di hadapan teman-temannya secara bergiliran
URAIAN KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
88
KP
4
PERMAINAN PANCAINDERA Media dan Sumber Belajar : Kotak ajaib berisi benda-benda berbagai jenis bau,tekstur,warna,bentuk, Langkah-Langkah Kegiatan: 1. Mendengarkan cerita Orang buta dan orang tuli Anak mendengarkan cerita guru tentang orang buta dan orang tuli 2. Tanya jawab tentang guna panca indra Anak bertanyajawab dengan guru dan teman tentang isi cerita 3. Bermain kotak ajaib Menebak isi kotak ajaib melalui pengamatan lima indera anak meraba,menghidu,mengecap,melihat ,mendengar ,dan mengomunikasikannya dihadapan guru dan teman-temannya 4. Mengelompokkan benda berdasarkan jenis Anak mengelompokkan hasil pengamatan kotak ajaib menurut jenis dan cirri-ciri benda menggunakan lima indranya 5. Bermain pesan berantai Anak menyebutkan nama-nama benda yang ada dalam kotak ajaib melalui permainan pesan berantai (bisik-bisik/latihan pendengaran) 6. Bernyanyi lagu “Guna Panca Indera” Guru memberi penguatan tentang apa yang telah dilakukan dengan menyanyikan lagu “Guna Panca Indera” Anak menyanyikan dan mengucapkan syair lagu guna panca indra sambil menunjuk bagian panca indra yang disebut dalam lagu 7. Menggambar benda-benda yang ada di kotak pintar Anak mengekspresikan hasil kegiatan panca indera dengan menggambar dan membicarakan hasil gambarnya bersama guru dan teman -teman
URAIAN KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN TUKANG CUKUR Media dan Sumber Belajar : Sisir,alat-alat cukur dari plastic (sisir,gunting rambut,semprotan air,sikat rambut,bedak),manik-manik,potongan huruf Langkah-Langkah Kegiatan: 1.Menceritakan gambar seri “Rambutku sudah panjang” PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
89
KP
4
Anak mengamati gambar seri dan menceritakan isi gambar mengenai rambut sudah panjang dengan bimbingan guru Anak melakukan percakapan dengan guru dan teman tentang isi gambar seri (apa yang harus dilakukan ketika rambut sudah terlalu panjang) 2.Menyisir rambut Anak menggunakan sisir untuk memahami secara langsung bagaimana merapikan rambut baik panjang maupun pendek Anak membedakan dengan teman antara menyisir rambut panjang dan pendek 3.Bermain peran tukang cukur Anak mengamati peralatan yang akan digunakan untuk bermain peran sebagai tukang cukur,dan bertanya jawab dengan guru dan teman mengenai apa saja,bagaimana bentuknya, apa saja jenisnya,apa nama alatnya,bagaimana menggunakannya Anak memainkan peran Tukang cukur dan pelanggan secara bergantian dengan teman dibimbing oleh guru 4. Bernyanyi “Tukang Cukur” Guru memberi penguatan tentang apa yang telah dilakukan dengan menyanyikan lagu “Tukang Cukur” Anak menyanyikan dan mengucapkan syair lagu tukang cukur 5.Menyusun kartu huruf “tukang cukur hebat” Anak mengamati tulisan yang ada di kelas yang digunakan untuk bermain peran tukang cukur Anak menyusun huruf sambil meniru tulisan yang tersedia dengan bimbingan gur Contoh RPPM yang lain:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
90
KP
4
Gambar 4. 3 Rencana Program Pembelajaran Mingguan (Rppm)TK Ceria
TEMA / SUB TEMA : NEGARAKU / KOTA TEMPAT TINGGALKU SEMESTER / MINGGU : II / 14 KELOMPOK USIA : 5-6 TAHUN
NAMA KOTAKU (KD. 1.1,1.2,2.2,2.7,2.8,3.5,4 .5,3.13,4,13,3.14,4,14) Menghafal surat al ikhlas Area Bahasa ♦ Tanya jawab “Alamat rumah” ♦ Bermain kartu huruf Area baca tulis ♦ Menulis kata“ kota depok” Area Kognitif ♦ Maze “ mencari rumahku” ♦ Mewarnai BUDAYA KOTAKU KD(1.1,1.2,2.2,2.7,2.8, 3.1,4.1,3.5,4.5,3.9,4.9, 3.15,4.15) Area Drama ♦ Bermain peran mikro Area Baca Tulis ♦ Menulis kata “Ondelondel” ♦ Bermain kartu huruf Area Seni ♦ Kolase gambar
KD : 1.1, 1.2, 2.2,2.7,2.8,3.1,4.1,3.5,4.5,3.7, 4.7,3.9,4.9,3.13,4.13, 3.14,4.14 3.15,4.15
LAMBANG KOTAKU KD (1.1,1.2,2.2,2.7,2.8, 3.1,4.1,3.5,4.5,3.9, 4.9) Area Seni ♦ Mencap dengan media buah belimbing ♦ Bermain warna
TEMA : NEGARAKU SUB TEMA : MAKANAN DAERAHKU KD (1.1,1.2,2.2,2.7,2.8,3.1, 4.1,3.5,4.5,3.9,4.9,3.13 ,4.13) Area Agama ♦ Hafalan surat pendek “Al lahab” Area Matematika ♦ Mengelompokkan dodol berdasarkan bentuknya Area Bahasa ♦ Bermain kartu huruf Pengaman ♦ Bermain playdoh
TEMPAT PARIWISATA (KD: 1.1,1.2,2.2,2.7,2.8,3.1, 4.1,3.5,4.5,3.14,4.14) Area Kognitif ♦ Meronce “kalung WALI KOTA DAN WAKIL WALIKOTA KD (1.1,1.2,2.2,2.7,2.8,3.1,4. 1,3.5,4.5,3.9,4.9,3.13,4.1 3) Area Bahasa ♦ Bercakap-cakap tentang walikota dan wakil walikota Area Baca Tulis ♦ Menempel gambar dan nama Area IPA ♦ Eksperimen “ gambar rahasia” Pengaman ♦ Bermain bebas
PUNCAK TEMA Berkunju ng
kekuba
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
91
KP
4
Pada contoh gambar RPPM di atas sudah lebih jelas pendistribusian Kompetensi Dasar (KD) ke dalam setiap sub tema. Oleh karena itu RPPM disusun berdasarkan jaring laba-laba (spider web) dengan pola tematik terintegrasi dikarenakan setiap tema satu sama lain saling terkait atau berhubungan. Dari gambar di atas, saudara dipersilakan untuk berlatih menyusun Ruang Lingkup Pembelajaran pada setiap Sub tema dan menguraikan kegiatan pelaksanaan pembelajaran seperti pada contoh di atas Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH) Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan kurikulum operasional yang dijadikan acuan bagi guru untuk mengelola kegiatan bermain untuk mendukung anak dalam proses belajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat sebelum pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran harus mengacu kepada karakteristik (usia, sosial budaya dan kebutuhan individual) anak yang terlibat dalam pembelajaran. Oleh karena itu sebelum menyelenggarakan
kegiatan
pembelajaran,
guru
diharapkan
membuat
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang merupakan penjabaran dari Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPPM).
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian harus mengandung unsur kegiatan, waktu, kemampuan, media, metode dan penilaian. Perencanaan kegiatan harian terdiri dari kegiatan pembukaan, kegiatan inti, kegiatan makan/istirahat, dan kegiatan penutup. Program
pembelajaran disusun
dan
disiapkan
sebelum
kegiatan
pembelajaran
berlangsung. Program pembelajaran di TK yang harus disusun dan disiapkan guru adalah: perencanaan semester,RPPM, dan RPPH. . (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia
Dini, Nonformal, Dan Informal Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan 2014) Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) adalah perencanaan program harian yang akan dilaksanakan oleh pendidik/pengasuh pada setiap hari atau sesuai dengan program lembaga. Komponen RPPH, antara lain: tema/sub tema/sub-sub tema, alokasi waktu, hari/tanggal, kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. RPPH
adalah
perencanaan
program
harian
yang
akan
dilaksanakan
oleh
pendidik/pengasuh pada setiap hari atau sesuai dengan program lembaga. Komponen RPPH, antara lain: tema/sub tema/sub-sub tema, alokasi waktu, hari/tanggal, kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
92
KP
4
Cara penyusunan RPPH: a) Disusun berdasarkan kegiatan mingguan. b) Kegiatan harian berisi kegiatan pembuka, inti, dan penutup. c) Pelaksanaan pembelajaran dalam satu hari dilaksanakan sesuai dengan prinsipprinsip pembelajaran. d) Penyusunan kegiatan harian disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan masingmasing dan menggunakan pendekatan saintifik. e) Kegiatan harian dapat dibuat oleh satuan pendidikan dengan format sesuai kebutuhan masing-masing. (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, Dan Informal Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan 2014) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai acuan guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk: a) mendukung keberhasilan pelaksanaan pembelajaran b) mengarahkan guru untuk menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, c) mengarahkan guru untuk membangun sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan dimiliki anak d) mendukung keberhasilan pelaksanaan pembelajaran Gambar 4. 4 Alur Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) TK
STTPA
KI
KD
MUATAN/MATE RI
TEMA/SUB TEMA
KEGIATAN
ALOKASI WAKTU PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
93
KP
4
a) Rambu-rambu penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran: Mengacu pada kompetensi dasar (KD) yang memuat sikap, pengetahuan, dan keterampilan
utnuk
Perkembangan
mewujudkan
ketercapaian
Standar
Tingkat
Pencapaian
Anak (STPPA) yang mencakup nilai agama dan moral, motorik,
kognitif, bahasa, social emosional dan seni. Memuat materi yang sesuai dengan KD dan dikaitkan dengan tema. Memilih kegiatan selaras dengan muatan/ materi pembelajaran Mengembangkan kegiatan main yang berpusat pada anak Menggunakan pembelajaran tematik Mengembangkan cara berfikir saintifik Berbasis budaya lokal dan memanfaatkan lingkungan alam sekitar, sebagai media bermain anak
b)
Menurunkan KD menjadi Materi/Muatan Ajar Pada pembelajaran PAUD hal yang terpenting adalah proses belajar yang menumbuhkan anak senang belajar, senang melakukan proses saintis, BUKAN menekankan pada penguasaan materi karena penilaian atau assessment pada program anak usia dini merujuk pada tahap perkembangan. Inilah keunikan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Namun demikian proses pembelajaran pada anak usia dini yang dilakukan melalui kegiatan bermain juga memberikan penambahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan anak yang sesuai dengan Kompetensi Dasar dengan memperhatikan kemampuan yang sesuai tahap perkembangan anak pada usia tertentu pada umumnya. Oleh karena itu pendidik juga harus mampu menurunkan materi yang sesuai dengan Kompetensi Dasar.
c)
Perlunya Pemahaman Materi: Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak Memperluas pengalaman bermain yang bermakna Menumbuhkan minat belajar anak
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
94
KP
4
d)
Langkah penyusunan materi: Pahami inti muatan dari setiap kompetensi dasar. Kemampuan apa yang diharapkan dari KD tersebut. Pahami keluasan cakupan materi yang termuat dalam KD Pahami kedalaman materi yang sesuai dengan tahap perkembangan anak. Sesuaikan dengan visi yang ingin diwujudkan dan Tujuan yang ingin dicapai pada anak didik selama belajar di Satuan TK Tentukan prioritas materi yang mendukung pencapaian KD Tabel 4. 7 Penyusunan Materi
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI
MATERI
DASAR KI-1: Menerima ajaran agama
1.1 Mempercayai
Benda-benda ciptaan
yang dianutnya
adanya Tuhan
Tuhan: batu, gunung,
melalui ciptaan-Nya
pasir, dst Makhluk hidup ciptaan Tuhan: binatang, manusia, tumbuhan Gejala alam: hujan, siang-malam, awan, dll
1.2 Menghargai diri
- memelihara diri
sendiri, orang lain,
sendiri: bangga
dan lingkungan
dengan diri sendiri,
sekitar sebagai rasa
tidak mengejek
syukur kepada
teman,
Tuhan
- memelihara benda: membersihkan, menyimpan yang masih diperlukan, menggunakan dengan tepat. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
95
KP
4
- memelihara makhluk hidup yang ada di sekitar:memberi makan, menyiram bunga, dll
KI-3: Mengenali diri, keluarga,
3.4 Mengetahui cara
Makanan, dan
teman, pendidik dan/atau
hidup sehat
minuman sehat:
pengasuh, lingkungan sekitar,
makanan/minuman
teknologi, seni, dan budaya di
yang diperlukan
rumah, tempat bermain dan
tubuh, kandungan,
satuan PAUD dengan cara:
zat makanan,
mengamati dengan indra
kehalalan,
(melihat, mendengar,
Kebiasaan sehat:
menghidu, merasa, meraba);
mencuci tangan,
menanya; mengumpulkan
menggosok gigi,
informasi; mengolah
merawat mata,
informasi/mengasosiasikan,dan
merawat gigi,
mengkomunikasikan melalui
merawat telinga
kegiatan bermain
Lingkungan sehat:membuang sampah, 3.6 Mengenal
- warna primer dan
benda -benda
sekunder: biru,
disekitarnya (nama,
merah, kuning, ungu,
warna, bentuk,
hijau, jingga, merah
ukuran, pola, sifat,
muda
suara, tekstur,
- bentuk: lingkaran,
fungsi, dan ciri-ciri
segi tiga, persegi,
lainnya)
persegi pajang, oval, kubus, kerucut, tabung - ukuran: besar-kecil, panjang, pendek,
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
96
KP
4
berat-ringan, lamasebentar, sekarangkemarin-besok. - Pola: pola satu indicator AB-AB, ABC-ABC. Pola dua indicator AB-AB, ABC,ABC - Sifat: cair-padatgas - suara: sumber suara, jenis suara, cepat-lambat suara, keras-lunak, tinggirendah, dll
dll
Contoh RPPH: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Tahun Pelajaran : 2015 - 2016 Usia
: 5-6
Semester / Minggu
: II (Genap) / 15
Tema / Sub Tema / Materi
: Negaraku / Kota Tempat Tinggalku/Nama Kotaku
Hari/ tanggal
: Senin, 2 Juni 2016
Kompetensi Dasar (KD) : 1.1,1.2,2.2,2.7,2.8,3.5,4.5,3.13,4,13,3.14,4,14 Indikator pencapaian pembelajaran : 1.1.1 Menyebutkan ciptaan-ciptaan Alloh yang ada di rumah, seperti keluarga, binatang ternak 1.2.1 Mengucapkan Alhamdulillah tinggal di kota yang besih, sejuk dan aman 2.2.1 Menunjukkan rasa ingin tahu tentang hal-hal yang berhubungan dengan Kabupaten Jember 2.7.1 Menunjukkan sikap sabar ketika menunggu giliran untuk melakukan kegiatan 2.8.1 Menunjukkan sikap mandiri ketika melakukan aktivitas PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
97
KP
4
4.5.1 Mampu memecahkan masalah dalam kegiatan “mencari jejak” 4.13.1 Mampu menjaga emosi ketika menulis “Kabupaten Jember” 4.14.1 Mampu mengungkapkan keinginan seperti memilih warna dalam kegiatan mewarnai, berkomunikasi tentang alamat rumah. Media / sumber belajar
Kertas HVS, pensil, dan kartu huruf, tulisan dalam karton “KABUPATEN JEMBER”, Buku yang memuat tulisan “KABUPATEN JEMBER”
I.
Kegiatan Awal
Upacara (berbaris di lapangan)
Berbaris di depan kelas sebelum masuk kelas
Berdoa, Salam, Melafalkan Surat “Al Ikhlas”
Bernyanyi “Rumahku”
II. Kegiatan Inti: Mengamati dan Menanya Mengamati dan mendorong anak untuk bercakap-cakap dan bertanya tentang Nama Kabupaten Jember” Mencoban dan Menalar Area Bahasa Tanya jawab “Alamat rumah” Bermain kartu huruf Area baca tulis Menulis kata“ Kabupaten Jember” Area Kognitif Maze “ mencari rumahku” Mewarnai gambar”rumahku” Mengkomunikasikan
Anak menempelkan hasil mewarnai gambar “rumahku”
Menceritakan jalayang dilewati dari rumah ke sekolah
III. Istirahat/makan Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan Berdoa sebelum dan sesudah makan Makan Bermain bebas PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
98
KP
4
IV. Kegiatan Akhir
Mengulang nyanyian “Rumahku”
Diskusi kegiatan sehari
Berdoa, salam dan pulang Bandung, 18 Oktober 2015
Mengetahui Kepala TK
Guru kelas
.................................
………………………. Tabel 4. 8 Format Penilaian
Kompetensi Inti Sikap spiritual
KD
Capaian Perkembangan
IPP
BB 1.1
MB
BSH
BSB
Menyebutkan ciptaan-ciptaan Alloh yang ada di rumah, seperti keluarga, binatang ternak Mengucapkan “Alhamdulillah” tinggal di kota yang besih, sejuk dan aman
Sikap Sosial
2.2
2.2.1 Menunjukkan rasa ingin tahu tentang hal-hal yang berhubungan dengan Kabupaten Jember
2.7
2.7.1 Menunjukkan sikap sabar ketika menunggu giliran untuk melakukan kegiatan
2.8
2.8.1 Menunjukkan sikap mandiri ketika melakukan aktivitas
Pengetahuan
4.5.1 Mampu memecahkan
Keterampilan
masalah dalam kegiatan “mencari jejak” 4.13.1 Mampu menjaga emosi ketika menulis “Kabupaten Jember” 4.14.1 Mampu mengungkapkan keinginan seperti memilih warna dalam kegiatan mewarnai atau PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
99
KP
4
berkomunikasi tentang alamat rumah
Keterampilan
D. Aktivitas Pembelajaran Merancang Kegiatan Pembelajaran gama dan Moral di Taman Kanak-Kanak Secara berkelompok, audara diminta untuk mengisi pertanyaan di bawah ke dalam LK04 (LK 04.1 s,d 04.12) dengan sungguh-sungguh, percaya diri, dan penuh tanggung jawab: 1.
Apa yang dimaksud dengan Nilai Agama (LK 4.1)
2.
Apa yang dimaksud dengan Nilai Moral (LK 4.2)
3.
Jelaskan Esensi dan Bentuk Kegiatan Pengembangan nilai Agama dan Moral di Taman Kanak-kanak (LK 4.3)
4.
Jelaskan Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai Agama dan moral pada Anak Taman Kanak-kanak (LK 4.4)
5.
Sebutkan Lingkup Materi Pengembangan Nilai agama dan Moral (LK 4.6)
6.
Apa yang dimaksud dengan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA),
7.
Apa yang dimaksud dengan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, san Lama Belajar? (LK 4.7)
8.
Buatlah satu contoh Program Semester yang di dalamnya memuat nilai agama dan atau moral (LK 4.10)
Selamat berdiskusi!
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
100
KP
4
E. Latihan Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf A, B, C, atau D yang mewakili jawaban yang paling benar!
1.
Hakikat belajar anak Taman Kanak-kanak pada nilai-nilai keagamaan, seharusnya berorientasi pada fungsi pendidikan di Taman Kanak-kanak itu sendiri, yaitu sebagai fungsi…. A. adaptasi, pengembangan, dan fungsi bermain B. asosiasi, pengembangan, dan fungsi bermain C. refleksii, pengembangan, dan fungsi bermain D. imitasi, pengembangan , dan fungsi bermain
2. Istilah moral, berhubungan dengan…. A. ukuran baik dan buruk B. kualitas pertimbangan baik dan buruk C. kondisi baik dan buruk D. Hakikat baik dan buruk 3. Di
bawah
ini
bukan
merupakan
sifat
muatan
matreri
dalam
proses
pengembangan nilai moral dan agama bagi AUD A. aplikatif B. menyenangkan C. mudah diingat D. mudah ditiru 4. Puncak yang diharapkan dari tujuan pengembangan moral anak Taman Kanakkanak adalah…. A. keterampilan kognitif anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk mengingat
pengalaman-pengalaman
lama
dihubungkan
dengan
pengetahuan baru B. keterampilan afektif anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk merespon
orang
lain
dan
pengalaman-pengalaman
barunya,
serta
memunculkan perbedaan-perbedaan dalam kehidupan teman disekitarnya C. keterampilan motorik anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk melakukan gerakan motorik kasar dan halus terkait dengan pengalamanpengalaman D. keterampilan psikomotorik anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk mensimulasikan pengetahuan baru dalam bentuk gerakan-geraka PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
101
KP
4
5. Salahsatu tujuan yang hendak dicapai dalam pengembangan nilai moral dalam rangka mempersiapkan anak sedini mungkin adalah agar dikemudian hari anak memiliki sikap yang sesuai dengan…. A. tata tertib yang diberlakukan oleh masyarakat B. peraturan yang telah disepakati oleh Masyarakat C. norma-norma yang dianut oleh Masyarakat D. nilai-nilai yang harus diterapkan oleh masyarakat 6. Standar tingkat pencapaian perkembangan anak lingkup perkembangan nilai agama dan moral untuk kelompok anak usia 4-5 tahun adalah… A.
Menghormati (toleransi)agama orang lain
B.
Berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sportif, dsb
C.
Menghormati (toleransi)agama orang lain
D.
Mengenal perilaku baik/sopan dan buruk
7. Di barah ini tidak termasuk ruang lingkup perencanaan pembelajaran A. Strategi pembelajaran B. program semester (Prosem), C. rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan D. rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH). 8. Di bawah ini adalah komponen pada program semester… A. Kompetensi Dasar – tema – sub tema - waktu B. waktu Kompetensi Dasar – tema – sub tema C. tema – sub tema - Kompetensi Dasar – waktu D. sub tema – tema - Kompetensi Dasar – waktu 9. Kegiatan puncak tema dilakukan untuk menunjukkan… A.
prestasi guru dalam mengajar
B.
prestasi peserta didik dalam belajar
C.
prestasi dalam menyelesaikan pembelajaran tematik
D.
prestasi dalam meyelewaikan sub-tema
10. Di bawah ini adalah alur Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Taman Kanak-Kanak A. KI – STPPA –KD - Muatan/Materi Pembelajaran - Kegiatan B. STPPA – KI – KD - Muatan/Materi Pembelajaran - Kegiatan C. Muatan/Materi Pembelajaran - STPPA – KD - KI –Kegiatan D. KD - STPPA – KI –Muatan/Materi Pembelajaran - Kegiatan PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
102
KP
4
F. Rangkuman Program pengembangan nilai agama dan moral merupakan salah satu muatan kurikulum pendidikan anak usia dini. Program tersebut mencakup perwujudan suasana belajar untuk berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari nilai agama dan moral serta bersumber dari kehidupan bermasyarakat dalam konteks bermain. Bentuk Pengembangan nilai agama dan moral Untuk mencapai keberhasilan
pengembangan
melakukannya melalui bentuk
nilai
agama
dan
moral
maka
guru
dapat
kegiatan terprogram, kegiatan rutin, kegiatan
spontan, dan keteladanan.
Dalam proses pembinaan dan pengembangan nilai-nilai agama bagi anak usia Taman Kanak-kanak, muatan materi pembelajarannya harus bersifat aflikatif, enjoyable, dan mudah ditiru. Metode yang dapat digunakan untuk pengembangan nilai agama kepada anak-anak, diantaranya adalah metode bermain, bercakapcakap, demonstrasi, proyek, bercerita, pemberian tugas. uswah hasanah atau keteladanan, dan sebagainya
Adapun Ruang
lingkup pengembangan nilai agama dan moral yang tercantum
pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA). Standar Tingkat
Pencapaian
Perkembangan
Anak
merupakan
acuan
untuk
mengembangkan standar isi, proses, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, serta pembiayaan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. STPPA merupakan acuan yang dipergunakan dalam pengembangan kurikulum PAUD. Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pengorganisasian muatan kurikulum, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan lama belajar. Kompetensi yang akan dicapai melalui kegiatan Kurikulum 2013 Kompetensi Inti Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan gambaran pencapaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan PAUD usia 6 (enam) tahun.
adapun Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran, tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada Kompetensi
Inti.Rumusan
Kompetensi
Dasar
dikembangkan
dengan
memperhatikan karakteristik dan kemampuan awal anak serta tujuan setiap PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
103
KP
4
program pengembangan. Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan
kompetensi inti
Lama belajar merupakan keseluruhan waktu untuk memperoleh pengalaman belajar yang harus diikuti anak dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun. Lama belajar pada PAUD dilaksanakan melalui pembelajaran tatap muka.
Kegiatan tatap muka di PAUD dengan lama belajar untuk kelompok usia 4 (empat) tahun sampai 6 (enam) tahun dengan lama belajar paling sedikit 900
Merancang kegiatan pengembangan moral dan agama merupakan sesuatu yang sangat esensial untuk dilakukan oleh guru sebelum kegiatan pengembangan dilakukan. Hal tersebut merupakan rangkaian
aktivitas pemikiran, perkiraan
penyusunan suatu rancangan kegiatan yang menggambarkan hal-hal yang harus dikerjakan, dan cara mengerjakannya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
perencanaan pembelajaran dilakukan sesuai pendekatan dan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, karakteristik anak, dan budaya lokal. Adapun ruang lingkup perencanaan pembelajaran tersebut meliputi: a. program semester (Prosem), b. rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan c. rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).
Penyusunanperencanaan pembelajarah harus mengacu pada standar PAUD yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak
usia dini serta menjadi acuan dalam
pengembangan, implementasi, dan evaluasi kurikulum PAUD.
Perencanaan kegiatan pembelajaran di PAUD mengacu kepada output dapat berbentuk program semester, perencanaan mingguan, dan perencanaan harian.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban materi pokok4 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
104
KP
4
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi pokok 4. 𝐓𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐮𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 =
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒏𝒈𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒙 𝟏𝟎𝟎 𝟏𝟎
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 – 100% = baik sekali 80 – 89 % = baik 70 – 79 % = cukup < 70 %
= kurang
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan
dengan
modul
berikutnya.
Bagus!
Tetapi
apabila
tingkat
penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi pokok 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
H. Refleksi dan Tindak Lanjut Saudara diminta untuk mengisi format di bawah ini dengan memberikan tanda cek (V) pada kolom “tercapai”. Sebaliknya berilah tanda cek (V) pada kolom “belum tercapai”, jika saudara belum mencapainya. Tabel 4. 9 Refleksi dan Tindak Lanjut
No
Tujuan Pembelajaran
Tercapai
Belum
Keterangan
Tercapai 1
Menjelaskan nilai agama
2
Menjelaskan nilai moral
3
Menjelaskan Esensi dan Bentuk Kegiatan Pengembangan nilai Agama dan Moral di Taman Kanak-kanak
4
Menjelaskan Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai Agama dan moral pada Anak Taman Kanakkanak
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
105
KP
4
5
Menjelaskan metode dan pendekatan pengembangan nilai agama dan moral
6
Menjelaskan ruang lingkup pengembangan nilai agama dan moral
7
Menjelaskan Standar Tingkat Pencapaian Perkembanmgan Anak (STTPA)
8
Menjelaskan Kompetensi Inti
9
Menjelaskan Kompetensi Dasar
10
Menjelaskan Lama belajar
11
Merancang kegiatan Pembelajaran nilai agama dan moral di TK yang terdiri dari: Program Semester, RPPM. dan RPPH
Tindak Lanjut:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
106
KP
5
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5 MERANCANG KEGIATAN PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pokok 5 ini, peserta mampu merancang kegiatan pengembangan sosial emosional
B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Pengertian perkembangan sosial dan emosional 2. Bentuk Pengembangan nilai Sosial dan Emosional 3. Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai sosial dan emosional pada Anak Taman Kanak-kanak 4. Metode pengembangan nilai sosial 5. metode pengembangan nilai sosial dan emosional 6. Lingkup materi pengembangan nilai sosial dan emosional 7. Merancang kegiatan pembelajaran nilai sosial dan emosional 8. Menyusun Rancangan Pengembangan Nilai sosial dan
C. Uraian Materi 1.
Pengertian perkembangan sosial dan emosional Menurut Hurlock (1986: 38) perkembangan sosial anak berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Kemampuan anak menyesuaikan diri dalam lingkungan TK memerlukan tiga proses yaitu; 1) belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial, 2) memainkan peran sosial yang dapat
diterima,
3)
perkembangan
sosial
untuk
bergaul
dengan
baik.
Perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. “Sosialisasi” adalah kemampuan bertingkah laku sesuai dengan norma, nilai atau harapan sosial. Pada perkembangannya, berdasarkan ketiga tahap proses sosial ini, individu akan terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok individu sosial dan non sosial.
Kelompok
individu
sosial
adalah
anak
yang
tingkah
lakunya
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
107
KP
5
mencerminkan ketiga proses sosialisasi. Mereka mampu untuk mengikuti kelompok yang diinginkan dan diterima sebagai anggota kelompok. Adakalanya mereka selalu menginginkan adanya orang lain dan merasa kesepian apabila berada seorang diri. Selain itu mereka juga merasa puas dan bahagia jika selalu berada dengan orang lain. Adapun kelompok individu nonsosial, mereka adalah anak yang tidak tahu apa yang diharapkan kelompok sosial sehingga tingkah laku mereka tidak sesuai dengan harapan sosial. Kadang-kadang mereka tumbuh menjadi individu antisosial, yaitu individu yang mengetahui harapan kelompok sosial, tetapi dengan sengaja melawan hal tersebut. Akibatnya individu antisosial ini ditolak atau dikucilkan oleh kelompok sosial. Kondisi ini memerlukan apa yang dinamakan keterampilan sosial. 2.
Bentuk Pengembangan nilai Sosial dan Emosional Bentuk pengembangan nilai sosial dan emosional terdiri dari kegiatan kegiatan terprogram dan kegiatan tidak terprogram. a. Kegiatan pengembangan nilai sosial dan emosional
secara terprogram
dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan anak secara individual, kelompok, dan atau klasikal di dalam maupun di luar kelas. b. Kegiatan pengembangan nilai sosial dan emosional secara tidak terprogram dapat dilaksanakan melalui: 1) Kegiatan Rutin, 2) Kegiatan Spontan, 3) Kegiatan keteladanan 3.
Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai sosial dan emosional pada Anak Taman Kanak-kanak Sama halnya dengan proses pembinaan dan pengembangan nilai agama dan moral, dalam proses pembinaan dan pengembangan nilai-nilai sosial dan emosional bagi anak usia Taman Kanak-kanak harus bersifat: a)
Aplikatif: materi pembelajaran bersifat terapan, yang berkaitan dengan kegiatan rutin anak sehari-hari dan sangat dibutuhkan untuk kepentingan aktivitas anak, serta yang dapat dilakukan anak dalam kehidupannya.
b)
Enjoyable: pengajaran materi dan materi yang dipilih diupayakan mampu membuat anak senang, menikmati dan mau mengikuti dengan antusias.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
108
KP
5
c)
Mudah ditiru: materi yang disajikan dapat dipraktekkan sesuai dengan kemampuan fisik dan karakter lahiriah anak
4.
Metode dan pendekatan pengembangan nilai sosial Beberapa metode pengembangan sosial yang dapat dilakukan guru TK antara lain: a. Pengelompokan Anak Pengembangan sosialisasi dengan cara mengelompokkan anak di TK dirasakan sangat efektif. Melalui pengelompokan, anak akan saling mengenal dan berinteraksi secara intensif dengan anak lain. Anak akan menemukan teman-teman yang cocok dan kurang cocok. Sekali-sekali sangat mungkin terjadi konflik di antara mereka, namun selama itu tidak sampai pada tahap pertengkaran dan perkelahian kita tidak perlu menghawatirkannya, dan sedikit perselisihan akan mengasah kemampuan problem solving mereka. b. Modeling dan Imitating Imitasi adalah peniruan sikap, tingkah laku, serta cara pandang orang lain yang dilakukan secara disengaja. Jadi, prosesnya berbeda dengan proses identifikasi yang berlangsung tanpa disadari. Biasanya anak tidak hanya tingkah laku yang tampak saja yang akan ditirunya, tetapi juga sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya sikap meniru perilaku ayah atau ibunya. Proses peniruan ini sangat wajar pada anak bahkan mungkin terjadi di masa dewasa, namun sekalipun namanya meniru, obyek yang ditiru pun harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1)
Tingkah laku yang ditiru merupakan tingkah laku yang mendapat penguatan yaitu mendapat respon positif atau negatif dari lingkungannya, misalnya anak meniru tingkah laku kakaknya yang menangis untuk mendapatkan sesuatu.Oleh karena itu,guru dan orang tua harus menjaga lingkungan anak sehingga peniruan terhadap perilaku buruk dapat dihindarkan
2)
Umumnya anak meniru tingkah laku orang dewasa ketimbang tingkah laku anak sebayanya. Dengan demikian, orang dewasa di sekitar anak diharapkan dapat menjadi contoh yang baik. Dengan sikap ini maka orangtualah yang berperan untuk melatih keterampilan memilih dan memilah bagianak sehingga anak tidak melakukan imitasi terhadap perilaku-perilaku yang kurang diperkenankan.
c. Belajar Berbagi PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
109
KP
5
Belajar berbagi merupakan keterampilan sosial yang sangat dibutuhkan oleh anak. Melalui sharing anak akan terlatih untuk membaca situasi lingkungan, belajar berempati terhadap kebutuhan anak lain, belajar bermurah hati, melatih bersikap lebih sosial, serta bertahap meninggalkan perilaku egonya. Anak-anak dapat dilatih untuk berbagi makanan, berbagi mainan hingga akhirnya berbagi cerita. Setelah memahami peranan bermain dalam mengembangkan keterampilan sosial anak, selanjutnya akan dibahas tentang tingkatan bermain sosial berdasarkan usia dan perkembangan sosial anak. Perkembangan tingkatan bermain
ini
akan
terus
berkembang
sesuai
dengan
berkembangnya
keterampilan sosial yang dimiliki anak. Patmonodewo (1995:86) menjelaskan lima tingkatan dalam bermain sosial, yaitu bermain solitaire, bermain sebagai penonton atau pengamat, bermain parallel, bermain asosiatif, dan bermain kooperatif. Adapun penjelasan masing-masing tingkatan dapat dikemukakan sebagai berikut: d. Bermain Solitaire Anak-anak bermain dalam satu ruangan, mereka tidak saling mengganggu dan tidak saling memperhatikan. Sangat mungkin dalam satu ruangan ada anak yang sedang asyik bermain boneka, sementara ada anak lain yang sama asyiknya sedang bermain balok dan mobil-mobilan. e. Bermain sebagai Penonton/Pengamat Pada tahap ini anak-anak mulai peduli terhadap teman-temannya yang bermain di satu ruangan, sekalipun ia masih bermain sendirian. Selama anak bermain sebagai penonton ia terlihat pasif. Padahal, ia sangat memperhatikan dan mengamati teman-temannya, apa yang sedang dimainkan dan bagaimana hasilnya. Si anak mungkin sedang berbicara dengan ibunya atau sedang bermain balok. Namun, pada tahapan ini, ia seringkali menoleh dan memperhatikan temannya yang sedang asyik melakukan permainan ini. f. Bermain Paralel Beberapa anak bermain bersama dengan mainan yang sama dalam satu ruangan. Namun, apa yang dilakukan masing-masing anak tidak saling tergantung dan berhubungan. Jika ada anak yang meninggalkan arena, permainan anak-anak lain masih tetap dapat berjalan. Di Taman Kanak Kanak kita sering melihat anak-anak berkumpul di area pasir.Masing-masing anak sibuk sendiri dengan pikiran dan imajinasinya sendiri. Ada anak yang membuat kue, ada yang membuat menara pasir, adapula anak yang asyik membuat PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
110
KP
5
bentuk-bentuk yang dicetak. Masing-masing asyik bermain tidak saling tergantung dalam melakukan kegiatan tersebut sehingga ketika ada satu anak yang telah menyelesaikan mainannya dan pindah ke area yang lain, anak-anak yang lain tidak terpengaruh dan tetap dapat melanjutkan permainannya. g. Bermain Asosiatif Adalah permainan yang melibatkan beberapa orang anak, namun belum terorganisasi. Masing-masing anak tidak mendapatkan peran yang spesifik sehingga jika ada anak yang tidak mengikuti aturan, permainan tetap dapat berlangsung. h. Bermain Kooperatif Bermain kooperatif dilakukan secara berkelompok, masing-masing anak memiliki peran untuk mencapai tujuan permainan. Misalnya, menirukan kegiatan di rumah sakit, di mana ada anak yang berperan sebagai dokter hewan dan adapula anak yang berperan sebagai pemilik hewan yang sakit. Jika ada satu anak yang berhenti dari permainan maka permainan tidak dapat dilanjutkan. Contoh lain adalah permainan benteng-bentengan, di mana permainan melibatkan dua kelompok yang berjumlah sama. Masing-masing kelompok harus bekerja sama dan mengatur strategi untuk
menjatuhkan lawannya.
Selain itu mereka juga harus mampu mempertahankan bentengnya dari serangan musuh yang akan merobohkan benteng. Jika ada satu anak yang berhenti maka permainan harus dihentikan karena tidak seimbangnya jumlah anggota dua kelompok tadi. 5. Metode Pengembangan Emosional Anak TK Dalam proses perkembangan emosi anak usia TK, guru dapat melakukan beberapa metode pembelajaran sebagai berikut (Nugraha, 2008:13):
a)
Bernyanyi dan Bermain Musik Musik memberikan dampak nyata pada perkembangan emosional manusia. Oleh karena itu, bermain musik bagi anak sangat penting dan memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam pengembangan emosinya. Mahmud (1995) mengatakan bahwa musik dapat menimbulkan rasa kesatuan dan persatuan, rasa kebangsaan, rasa keagamaan, rasa kagum, rasa gembira, dan sebagainya. Musik dapat memberikan kepuasan rohaniah dan jasmaniah. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
111
KP
5
Manfaat musik yang lain diantaranya adalah mendorong gerak pikir dan rasa, membangkitkan kekuatan dalam dalam jiwa dan membentuk watak. Musik menanamkan dalam jiwa manusia perasaan yang halus atau budi yang halus. Musik merupakan salah satu instrumen atau media bagi anak untuk dapat merasakan kasih sayang.
b)
Bermain Peran Bermain peran adalah permainan yang dilakukan anak dengan cara memerankan tokoh-tokoh, benda-benda, binatang maupun tumbuhan yang ada di sekitar anak. Melalui permainan ini daya imajinasi, kreativitas, empati, serta penghayatan anak dapat berkembang. Anak-anak dapat menjadi apapun yang diinginkan, dan ia juga dapat melakukan manipulasi terhadap obyek, seperti yang diharapkannya. Dalam permainan ini anak dapat mengembangkan dan mengekspresikan berbagai macam emosinya tanpa takut, malu ataupun ditolak oleh lingkungannya. Dalam bermain peran seorang anak dapat memainkan tokoh yang pemarah, baik hati, takut, penuh kasih.
c)
Permainan Hand Puppet (Boneka Tangan) Melalui permainan Hand Puppet dengan menggunakan boneka tangan, anak akan belajar berkomunikasi, berimajinasi, mengekspresikan perasaannya dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Untuk melakukan permainan yang lebih menyenangkan dan membutuhkan kawan dalam melakukannya walaupun ada juga anak yang bermain sendiri dan berbicara sendiri memainkan boneka tangannya. Namun, sekalipun permainan dilakukan anak sendirian, itupun tidak menjadi masalah selama anak tidak menolak teman-temannya.
d)
Latihan Relaksasi dan Meditasi dengan Musik Proses relaksasi yang dilakukan pada anak, cukup efektif untuk latihan pengenalan emosi diri mereka sendiri. Selain itu, aktivitas mediatif dengan musik dapat membantu menciptakan ketenangan, dan meningkatkan produktivitas pembelajaran pada anak. Proses pelaksanaannya dengan cara memilihkan musik yang lembut dan disukai
anak
kemudian
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
112
meminta
anak
untuk
mendengarkan
dan
KP
5
menghayatinya dengan seksama. Untuk membantu proses penghayatan, anak dapat diminta untuk mengambil posisi yang paling nyaman, ia dapat duduk
atau
berbaring
sambil
memejamkan
mata.
Setelah
proses
mendengarkan lagu selesai, guru dapat melakukan wawancara atau memberikan selembar kertas untuk mengevaluasi apa yang anak rasakan selama ia mendengarkan lagu tadi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, jawaban anak sangat beragam, diantaranya ada yang merasa sedih, takut, bosan, teringat kembali peristiwa yang dialami anak. e) Bercerita Bercerita bagi seorang anak adalah sesuatu yang menyenangkan. Melalui cerita anak dapat mengembangkan imajinasinya menjadi apa pun yang dia inginkan. Dalam cerita seorang anak dapat memperoleh nilai yang banyak dan berarti bagi proses pembelajaran dan perkembangannya, termasuk di dalamnya perkembangan emosi anak. Bercerita juga dapat berfungsi sebagai alat untuk mendukung proses pembelajaran berbagai ilmu pengetahuan dan nilai pada anak. Cerita tentang kura-kura dan kelinci, si kancil, dan sejenisnya merupakan contoh lain dari penggunaan cerita untuk menanamkan nilai-nilai pada anak. 6.
Lingkup materi pengembangan nilai sosial dan emosional Lingkup pengembangan nilai sosial dan emosional yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA). ), Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA)Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak merupakan acuan untuk mengembangkan standar isi, proses, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan,
serta
pembiayaan
dalam
pengelolaan
dan
penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. STPPA merupakan acuan yang dipergunakan dalam pengembangan kurikulum PAUD. adalah sebagai berikut:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
113
KP
5
Tabel 5. 1 Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Lingkup Perkembangan Nilai Sosial Dan Emosional Kelompok Usia 4 –6 Tahun
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
Lingkup Perkembangan
Usia 4 - 5 tahun
Usia 5 –6 tahun
V. Sosial-emosional A. Kesadaran Diri
1. Menunjukkan sikap mandiri dalam memilih kegiatan
1. Memperlihatkan kemampuan diri untuk
2. Mengendalikan perasaan
menyesuaikan dengan
3. Menunjukkan rasa percaya
situasi
diri
2. Memperlihatkan kehati-
4. Memahami peraturan dan disiplin
hatian kepada orang yang belum dikenal
5. Memiliki sikap gigih (tidak mudah menyerah)
(menumbuhkan kepercayaan pada orang
6. Bangga terhadap hasil karya sendiri
dewasa yang tepat) 3. Mengenal perasaan sendiri dan mengelolanya secara wajar (mengendalikan diri secara wajar)
B. Rasa tanggung jawab untuk diri
1. Menjaga diri sendiri dari lingkungannya
1. Tahu akan hak nya 2. Mentaati aturan kelas
sendiri dan orang lain 2. Menghargai keunggulan orang lain
(kegiatan, aturan) 3. Mengatur diri sendiri
3. Mau berbagi, menolong, dan membantu teman
4. Bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan diri sendiri
C. Perilaku Prososial
1.
Menunjukan dalam
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
114
antusiasme melakukan
1. Bermain dengan teman sebaya
KP
5
permainan
kompetitif
2. Mengetahui perasaan
secara positif
temannya dan merespon secara wajar 3. Berbagi dengan orang lain
2.
Menaati berlaku
aturan dalam
yang
4. Menghargai
suatu
hak/pendapat/karya orang
permainan
lain
3. Menghargai orang lain
5. Menggunakan cara yang
4. Menunjukkan rasa empati
diterima secara sosial dalam menyelesaikan masalah (menggunakan fikiran untuk menyelesaikan masalah) 6. Bersikap kooperatif dengan teman 7. Menunjukkan sikap toleran 8. Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (senang-sedih-antusias dsb) 9. Mengenal tata krama dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat
Struktur
Kurikulum
2013
Pendidikan
Anak
Usia
Dini
merupakan
pengorganisasian muatan kurikulum, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan lama belajar. Kompetensi yang akan dicapai melalui kegiatan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi.
Proses
pembelajaran
yang
dilakukan
diarahkan
untuk
tecapainya kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan yang melibatkan 6 aspek perkembangan secara terpadu.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
115
KP
5
Kompetensi dibedakan menjadi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sebagai berikut: 7.
Merancang Kegiatan Pembelajaran Nilai Sosial dan Emosional Tahapan dalam perencanaan pembelajaran dimulai dengan menyusun program semester (Prosem), rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan (RPPM), dan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH). Perencanaan pembelajaran disusun oleh Guru PAUD, Guru Pendamping pada satuan atau program PAUD. . (Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini) Penyusunan perencanaan pembelajarah harus mengacu pada standar PAUD yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini serta menjadi acuan dalam pengembangan, implementasi, dan evaluasi kurikulum PAUD. Standar PAUD yang terdiri atas: 1. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak; 2. Standar Isi; 3. Standar Proses; 4. Standar Penilaian; 5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; 6. Standar Sarana dan Prasarana; 7. Standar Pengelolaan; dan 8. Standar Pembiayaan. Standar PAUD berfungsi sebagai:
1. dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan tindak lanjut pendidikan dalam rangka mewujudkan PAUD bermutu; 2. acuan setiap satuan dan program PAUD untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional; dan dasar penjaminan mutu PAUD. (Permendikbud No. 137 Tahun 2014, Pasal 3) Untuk menyusun rancangan program pengembangan nilai sosial dan emosional dilakukan dengan menyusun: program semester, RPPM, dan RPPH.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
116
KP
5
Pembahasan penyusunan rancangan pengembangan nilai sosial dan emosional yang terdiri dari penyusunan program semester, RPPM, dan RPPH dapat saudara pelajari ulang pada kegiatan pembelajaran empat.
D. Aktivitas Pembelajaran Merancang Kegiatan Pembelajaran nilai sosial dan emosional di Taman KanakKanak Secara berkelompok, audara diminta untuk mengisi pertanyaan di bawah ke dalam LK05 (LK 05.1 s,d 05.10) dengan sungguh-sungguh, percaya diri, dan penuh tanggung jawab: 1. 2. 3. 4.
Kemukakan Pokok-pokok Materi Pengembangan Nilai sosial dan emosional untuk Anak Taman Kanak-kanak Jelaskan secara lengkap metode-metode pengembangan nilai sosial Jelaskan secara lengkap metode pengembangan nilai emosional Kemukakan lingkup materi pengembangan nilai sosial dan emosional untuk anak usia 4 – 6 tahun.
Dari Program semester yang telah saudara susun/buat pada aktivitas pembelajaran empat (LK 04), pilihlah satu tema, kemudian tema tersebut disusun atau dibuat menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dengan ketentuan: a. menggunakan model jaring laba-laba b. mencantumkan Kompetensi Dasar (KD) pada setiap sub-tema, c. menyusun Ruang Lingkup Pembelajaran yang memuat:kegiatan pembelajaran dan kemampuan yang berkembang(sikap, pengetahuan, dan keterampilan) pada setiap sub-tema, d. menguraikan kegiatan pelaksanaan pembelajaran Dari RPPM yang sudah saudara susun/buat, pilihlah satu sub-tema kemudian subtema tersebut disusun atau dibuat menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berikut format penilaiannya,
Selamat berdiskusi!
E. Latihan Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf A, B, C, atau D 1. Perkembangan sosial anak berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan…. A. tuntutan sosial. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
117
KP
5
B. hakikat sosial C. perilaku sosial D. karakter sosial 2. Lingkup perkembangan sosial emosional komponen kesadaran diri anak usia 4 -5 tahun adalah…. A. Menjaga diri sendiri dari lingkungannya Memperlihatkan kemampuan diri untuk menyesuaikan dengan B. Menunjukkan sikap mandiri dalam memilih kegiatan C. Mengenal perasaan sendiri dan mengelolanya secara wajar D. Menghargai orang lain 3. dI bawah ini bukan bagian dari sifat muatan materi pengembangan nilai sosial dan emosional bagi anak TK …. A.
kooperatif
B.
imitatif
C.
enjoyble
D.
aplikatif
4. yang dijadikan acuan untuk mengembangkan standar nasional pendidikan bagi anak usia dini adalah… A. STPPA B. Kompetensi Inti C. Kompetensi dasar D. Indikator 5. Kompetensi inti untuk kompetensi sikap sosial adalah… A. KI-1 B. KI-2 C. KI-3 D. KI-4 6. tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran, tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada Kompetensi Inti disebut… A. Kompetensi dasar B. Standar kompetensi C. Indikator D. tema 7. Lama belajar untuk kelompok anak usia 4 – 6 tahun …. A. 600 menit B. 700 menit PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
118
KP
5
C. 800 menit D. 900 menit 8. Perencanaan pembelajaran disusun oleh A. ahli pendidikan B. warga sekolah C. kepala D. guru 9. Di bawah ini tidak termasuk komponen yang terdapat pada KI/KD… A. pengetahuan B. keterampilan C. sikap D. kepribadian 10. Jaringan tema berisi…… A. projek-
projek
yang
akan
dikembangkan
menjadi
kegiatan-kegiatan
pembelajaran B. tugas-tugas perkembangan anak berdasarkan tahapan usia anak usia dini C. tema-
yang
dikembangkan
menjadi
sub-sub
tema
untuk
kegiatan
pembelajaran D. aspek perkembangan yang disesuaikan dengan materi pembelajaran
F. Rangkuman Perkembangan sosial anak berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Agar anak memiliki kemampuan bersosialisasi maka diperlukan adanya pendidikan atau bimbingan orang tua di rumah dan guru di sekolah. Demikian juga dengan pengembangan emosi anak, karena emosi merupakan bentuk komunikasi yang dipergunakan anak untuk menyampaikan perasaan, kebutuhan atau keinginannya kepada orang lain. Oleh karenanya pengembangan nilai sosial dan emosional merupakan upaya untuk membantu anak agar memiliki dasar-dasar nilai sosial dan emosional yang baik.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, muatan materi pembelajaran nilai sosial dan emosional harus bersifat aflikatif, enjoyable, dan mudah ditiru. Secara umum, lingkup Perkembangan nilai sosial dan emosional bagi anak usia 4 – 5 tahun dan 5 – 6 tahun adalah kesadaran diri, rasa tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain, dan perilaku prososial. Hal itu dimuat dalam Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan
Anak
(STPPA).
Standar
Tingkat
Pencapaian
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
119
KP
5
Perkembangan Anak merupakan acuan untuk mengembangkan standar isi, proses, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, serta pembiayaan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. STPPA merupakan acuan yang dipergunakan dalam pengembangan kurikulum PAUD. Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pengorganisasian muatan kurikulum, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan lama belajar. Kompetensi yang akan dicapai melalui kegiatan Kurikulum 2013 Kompetensi Inti Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan gambaran pencapaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan PAUD usia 6 (enam) tahun.
Adapun Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran, tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada Kompetensi Inti.Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan awal anak serta tujuan setiap program pengembangan. Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti. Dalam STPPA juga dimuat dan diatur pengalokasian waktu untuk belajar yang disebut lama belajar. Lama belajar merupakan keseluruhan waktu untuk memperoleh pengalaman belajar yang harus diikuti anak dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun. Lama belajar pada PAUD dilaksanakan melalui pembelajaran tatap muka.
Kegiatan tatap muka di PAUD dengan lama belajar untuk kelompok usia 4 (empat) tahun sampai 6 (enam) tahun dengan lama belajar paling sedikit 900 Merancang kegiatan pengembangan sosial dan emosional merupakan sesuatu yang sangat esensial untuk dilakukan oleh guru sebelum kegiatan pengembangan dilakukan. Hal tersebut merupakan rangkaian
aktivitas pemikiran, perkiraan
penyusunan suatu rancangan kegiatan yang menggambarkan hal-hal yang harus dikerjakan, dan cara mengerjakannya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. perencanaan pembelajaran dilakukan sesuai pendekatan dan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, karakteristik anak, dan budaya lokal. Adapun perencanaan pembelajaran tersebut terdiri dari: Program semester (prosem), Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Mingguan
(RPPM),
dan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH). Penyusunan perencanaan pembelajarah harus mengacu pada standar PAUD yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
120
KP
5
dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini serta menjadi acuan dalam pengembangan, implementasi, dan evaluasi kurikulum PAUD.
Metode Pengembangan Sosial Anak TK dapat melalui Pengelompokan Anak, Modeling dan Imitating, dan Belajar Berbagi. Dalam kegiatan bermain, terdapat lima tingkatan dalam bermain sosial, yaitu bermain solitaire, bermain sebagai penonton atau pengamat, bermain parallel, bermain asosiatif, dan bermain kooperatif. sementara itu metode Pengembangan Emosional Anak TK dilaksanakan melalui Bernyanyi dan Bermain Musik, Bermain Peran, Permainan Hand Puppet (Boneka Tangan), Latihan Relaksasi dan Meditasi dengan Musik, dan Bercerita Implementasi metode, baik metode pengembangan sosial maupun pengembangan emosional di TK, dapat dilakukan melalui Kegiatan Rutin, Kegiatan spontan, dan Kegiatan keteladanan.
Kegiatan terprogram adalah kegiatan yang dalam
pelaksanaannya diawali dengan adanya perencanaan atau program dari guru dalam kegiatan pembelajaran.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban materi pokok 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi pokok 5. Tingkat penguasaan =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑥 100 10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 – 100% = baik sekali 80 – 89 % = baik 70 – 79 % = cukup < 70 %
= kurang
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul berikutnya. Bagus! Tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi pokok 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
121
KP
5
H. Refleksi dan Tindak Lanjut Saudara diminta untuk mengisi format di bawah ini dengan memberikan tanda cek (V) pada kolom “tercapai”. Sebaliknya berilah tanda cek (V) pada kolom “belum tercapai”, jika saudara belum mencapainya. Tabel 5. 2 Refleksi dan Tindak Lanjut
No
Indikator
Tercapai
Belum Tercapai
1
Menjelaskan pengertian perkembangan nilai sosial dan emosional
2
Bentuk pengembangan nilai sosial dan emosional
3
Menjelaskan Pokok-pokok materi pengembangan nilai sosial dan emosional
4
Menjelaskan Metode pengembangan nilai sosial
5
Menjelaskan metode pengembangan nilai emosional
6
Lingkup pengembangan nilai sosial dan emosional
7
Menyusun Program semester Menyusun RPPM yang memuat nilai sosial dan emosional
8
Menyusun RPPH yang memuat nilai sosial dan emosional
Tindak Lanjut:
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
122
Keterangan
EVALUASI Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf A, B, C, atau D ! 1. Pemberitahuan, pembicaraan, pertukaran pikiran, dan juga percakapan termasuk pada… A. Komponen komunikasi B. Jenis komunikasi C. Pengertian komunikasi D. Fungsi komunikasi 1. Tujuan utama komunikasi guru dengan orang tua adalah… A. Menjalin kerja sama B. Berbagi pengalaman C. Berbagi informasi D. memecahkan masalah 2. Komunikasi yang dapat mendorong orang tua untuk berdialog, berbagi informasi, dan mengizikan mereka untuk berkompromi dalam berbagai persoalan pengasuhan anak. A. inklusif B. direktif C. sfektif D. ekslusif 3. Komunikasi yang mempunyai tujuan, direncanakan, dan memiliki tema yang khusus disebut komunikasi… A. formal B. non formal C. informal D. natural 4. Di bawahinitermasuk komunikasiefektif A. Clatity B. sugesti C. simpati D. afeksi 5. Bahasa tubuh yang paling penting dalam melakukan komunikasi adalah,;;, A. kontak mata PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
123
B. senyum C. gerakan kepala D. tangan 6. Di bawah termasuk dalam lingkup perkembangan anak usia dini usia 5-6 tahun pada aspek perkembangan nilai-nilai agama dan moral adalah...... A. mengenal perilaku baik/sopan dan jujur B. Berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sportif, dsb C. membiasakan diri berperilaku baik D. membiasakan diri berperilaku baik 7. Pengembangannilai agama dan moral, fisikmotorik, sosialdasnemosional, kognotif, bahasa, dansenimerupakanaspek yang terdapatdalam… A. STPPA B. KI C. KD D. Indikator 8. Pada Permendikbud N0.137/2014, bahwa pada lingkup perkembangan sosial emosional anak usia 5-6 tahun diharapkan memiliki kemampuan A. mau berbagi, menolong dan membantu teman B. dapat menunjukkan antusiasme salam melakukan permainan kooperatif secara positif C. menggunakan cara yang diterima secara sosial dalam menyelesaikan masalah D. mentaati aturan yang berlaku dalam suatu permainan 9. Di bawah ini adalah bentuk Kegiatan pengembangan nilai agama yang dulakukan melelui kegiatan rutin A. berdo’a, memelihara kebersihan, dan keteraturan B. berdo’a, Membuang sampah pada tempatnya, berpakaian rapi C. berdo’a, Antri, dan gemar menolong D. berdo’a, Sabar, memberi atau mengucapkan salam 10. Istilah moral, berhubungan dengan…. A. kualitas pertimbangan baik dan buruk B. ukuran baik dan buruk C. kondisi baik dan buruk D. Hakikat baik dan buruk 11. Penanaman moral terhadap anak TK dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya…. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
124
A. Personal, multikultural, dan sosial B. Personal, sosial, dan persuasif C. Personal, multicultural,, dan keteladanan D. Personal, keteladanan, dan persuasif 12. . Puncak yang diharapkan dari tujuan pengembangan moral anak Taman Kanakkanak adalah…. A. keterampilan kognitif anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk mengingat
pengalaman-pengalaman
lama
dihubungkan
dengan
pengetahuan baru B.
keterampilan afektif anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk merespon
orang
lain
dan
pengalaman-pengalaman
barunya,
serta
memunculkan perbedaan-perbedaan dalam kehidupan teman disekitarnya C. keterampilan motorik anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk melakukan gerakan motorik kasar dan halus terkait dengan pengalamanpengalaman D. keterampilan psikomotorik anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk mensimulasikan pengetahuan baru dalam bentuk gerakan13. Materi pembelajaran di TK diuraikan berdasarkan
kompetensi
dasar yang
tercantum dalam... A. Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 B. Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 C. Permendikbud Nomor 147 Tahun 2014 D. Permendikbud Nomor 136 Tahun 2014 14. . Berbaris, mengucapkan salam, istirahat, kegiatan bermain merupakan…. A. Kegiatan rutin B. Kegiatan spontan C. Kegiatan teladan D. Kegiatan terprogram 16. Bentuk pengembangan sosial yangmengimplementasikan kegiatan yang dibuat secara mendadak disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat itu, disebut…. A.
Kegiatan rutin
B.
Kegiatan spontan
C.
Kegiatan teladan
D.
Kegiatan terprogram
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
125
17.
Metode perkembangan emosional
yangmengimplementasikan kegiatan
yang dibuat secara terencana yang menjadi agenda dan dirancang dalam silabus guru, disebut…. A. Kegiatan rutin B. Kegiatan spontan C. Kegiatan teladan D. Kegiatan terprogram 18. Materi dan kegiatan pembelajaran yang dipilih mampu membuat anak senang, menikmati dan mau mengikuti dengan antusias, karena menggunakan prinsip… A. aplikatif B. inovatif C. informatif D. humble, 19. Di bawah ini adalah alur dalam menyusun program semester yang memuat aspek sosial-emosional A. Membuat daftar tema satu semester - menentukan KD pada setiap tema memilih, menata, dan mengurutkan tema -menentukan alokasi waktu menjabarkan B. Membuat daftar tema satu semester - menentukan alokasi waktu menentukan KD pada setiap tema - memilih, menata, dan mengurutkan tema - menjabarkan tema ke dalam sub-tema C. Membuat daftar tema satu semester - menentukan KD pada setiap tema memilih, menata, dan mengurutkan tema - menjabarkan tema ke dalam sub-tema- menentukan alokasi waktu D. Membuat daftar tema satu semester - menentukan KD pada setiap tema menentukan alokasi waktu - memilih, menata, dan mengurutkan tema 20. Program semester memuat… A. Kompetensi dasar satu semester dan alokasi waktu setiap kompetensi dasar B. Indikator satu semester dan alokasi waktu setiap indicator C. Kompetensi inti satu semester dan alokasi waktu setiap KI D. Tema satu semester dan alokasi setiap tema 21. Komponen Rencana Program Pelaksanaan Harian(RPPH)yang tepat adalah.... A. identitas sekolah, tema dan sub tema,hari tanggal, alokasi waktu, pembukaan, PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
126
B. hari/tanggal, tema dan sub tema, alokasi waktu, pembukaan, inti, penutup, penilaian. C. tema, sub tema, sub-sub tema, alokasi waktu, hari/tanggal, kegiatan pembukaan, inti, penutup, D. identitas sekolah, hari/tanggal, alokasi waktu, tema/sub tema, pembukaan, inti, penutup. 22. Lama belkajar anak untuk kelompok usia 4 (empat) tahun dampai 6 (enam ) tahun dengan lama belajar A. 600 menit/minggu B. 700 menit/minggu C. 800 mrnit/minggu D. 900 menit/minggu 23. Di bawah ini tidak termasuk rambu-rambu penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran: A. Melibatkan orang tua peserta didik B. Memuat materi yang sesuai dengan KD dan dikaitkan dengan tema. C. Menggunakan pembelajaran tematik D. Mengembangkan kegiatan main yang berpusat pada anak 24. perencanaan pembelajaran termasuk bagian dari standar… A. prosews B. isi C. SKL D. penilaian 25. RPPH merupakan penkabaran dari… A. Prosem B. RPPM C. KD D. KI 26. Indikator yang mencerminkan anak mampu berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya (misal: tidak bohong, tidak berkelahi) termasuk dalam kompetensi dasar : A. Memilikiperilaku yang mencerminkansikappercayadiri B. Memilikiperilaku yang mencerminkansikapsabar C. Memilikiperilaku
yang
mencerminkansikaptaatterhadapaturansehari-
hariuntukmelatihkedisiplinan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
127
D. Mengenal dan melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang dewasa
KUNCI JAWABAN LATIHAN Kunci Jawaban KP 1
1. 2. 3. 4. 5.
A B B A C
Kunci Jawaban KP 2 1. 2. 3. 4. 5.
A B C B D
Kunci Jawaban KP 3 1. 2. 3. 4. 5.
B C A D C
Kunci Jawaban KP 4
JAWABAN 1. B 2. A 3. C 4. B 5. C 6. D 7.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
128
8. A 9. C 10. B 11. B Kunci Jawaban KP 5 JAWABAN 1. C 2. B 3. A 4. A 5. B 6. A 7. D 8. D 9. D 10. A
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
129
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
130
PENUTUP Modul yang mengkaji “Komunikasi Efektif
di TK” merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sepuluh modul lainnya dalam Diklat Pasca Uji Kompetensi Guru (UKG) Taman Kanak-Kanak. Perluasan wawasan dan pengetahuan peserta berkenaan dengan substansi materi komunikasi guru dengan peserta didik, komunikasi guru dengan orang tua, merancang kegiatan pengembangan nilai agama dan moral dan merancang kegiatan pengembangan sosial emosional di TK sangat penting dilakukan, baik melalui kajian buku, jurnal, maupun penerbitan lain yang relevan. Disamping itu, penggunaan sarana perpustakaan, media internet, serta sumber belajar lainnya merupakan wahana yang efektif bagi upaya perluasan tersebut. Demikian pula dengan berbagai kasus yang muncul dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini di TK, baik berdasarkan hasil pengamatan maupun dialog dengan praktisi pendidikan anak usia dini, akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan para peserta diklat.
Dalam tataran praktis, mengimplementasikan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh setelah mempelajari modul ini, penting dan mendesak untuk dilakukan. Melalui langkah ini, kebermaknaan materi yang dipelajari akan sangat dirasakan oleh para guru. Disamping itu, tahapan penguasaan kompetensi peserta diklat sebagai guru taman kanak-kanak, secara bertahap dapat diperoleh.
Pada akhirnya, keberhasilan peserta dalam mempelajari modul ini tergantung pada tinggi rendahnya motivasi dan komitmen peserta dalam mempelajari dan mempraktekan materi yang disajikan. Modul ini hanyalah merupakan salah satu bentuk stimulasi bagi peserta untuk mempelajari lebih lanjut substansi materi yang disajikan serta penguasaan kompetensi lainnya.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
131
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
132
GLOSARIUM UKG
: Uji Kompetensi Guru
PKB
: Pengembangan Kompetensi Guru
UPT
: Unit Pelaksana Teknis
Komunikator : Pengirim pesan Komunikan
: Penerima pesan
Channel
: Saluran/media
Encoding
;Proses penyandian
Decoding
: Penyandian balik
producing desired result: Mencapai sasaran yang diinginkan having a pleasing effect: berdampak menyenangkan actual and real).: aktual dan nyata Body Language: Bahasa tubuh Be Open-minded: Pikiran terbuka Active Listening: Mendenga aktif Area
: lingkungan, tempat
Sentra
: Pusat kegiatan
PROSEM
: Program Semester
RPPM
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan
RPPH
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
133
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
134
DAFTAR PUSTAKA Alvonco Johnson, Ph.D., Practical Communication Skill (system komunikasi model umum dan HORENSO untuk sukses dalam bisnis, organisasi, dan kehidupan), TT. Alex Media Komputindo, Kompas Gramesia, Jakarta, 2014 Balitbang Depdiknas. (2010). Pengembangan Model Pendidikan Anak Usia Dini Percontohan, Jakarta BPSDMPK dan PMP Kemdikbud. (2015). Materi Pelatihan Guru: Implementasi Kurikulum 2013 PAUD di TK. Kemendikbud: Jakarta. Broadhead, (2010) Personal, Social and Emotional Development, Continuum International Publishing Group New York, NY 10038 Deddy Mulyana, MA, Ph.D, (2005) Ilmu Kimunikasi (suatu Pengantar), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Essa, E. L. (2014). Introduction to Early Childhood Education. Singapore: Cengange. Goleman, D. 1995. Emotional Intelligence. Bantam Book, New York.Jeferson City. Retrieved 18 March 2010 Hardjana, A. M. (2003), Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal.Jakarta. Kanisius.
Hendriati, Agustini. (2000). Mengajarkan Kecerdasan Emosional Pada Anak. Makalah. Hidayat O.S. (2004). Metode Pengembangan Moral dan Nilai-Nilai Agama. Modul UT. Jakarta: Universitas Terbuka. Jayhari, http://iksirjauhari.blogspot.co.id/2012/11/empati-dalam-komunikasi.html Kemdiknas. (2010). Pedoman Pengembangan Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak Tahun 2010. Direktorat TK dan SD. Kementerian Pendidikan Nasional. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Buku Panduan Pendidik PAUD Kurikulum 2013 PAUD Anak Usia 4-5 Tahun. Jakarta: Kemdikbud. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2014). Pedoman Penyusunan Perencanaan Pembelajarn Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat Pembinaan Pendidikan anak usia Dini, Dirjen PAUDNI, Jakarta
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
135
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Buku Panduan Pendidik PAUD Kurikulum 2013 PAUD Anak Usia 5-6 Tahun. Jakarta: Kemdikbud. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2015). Materi PelatihannPeningkatan Kompetensi Guru TK Tahun 2015,BPSDM-PMP, Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Jakarta: Kemdikbud. Kurnia, Yaya, Karim, H.M.A, (2000). Metode Pengembangan Agama, Moral, Disiplin, dan Afeksi. Bandung : P3GT Depdiknas. Liliwen, A. (1991), Komunikasi Antar Pribadi. Bandung. PT Citra. Aditya Bakti. Lestari G, Komunikasi yang Efektif, Jakarta : Lembaga Administrasi Negara, 2003 Lestari dan Maliki.. (2006). Komunikasi Efektif, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara - Republik Indonesia Lickona, T. 1992. Educating for Character; How Our Schools Can Teach Respeect and Responsibility. Bantam Books. New York. USA. Megawangi, R.(2011), Pendidikan Holistik, Indonesia Heritage Foundation, Jakarta. Megawangi, Ratna. (2010). Pengembangan Program Pendidikan Karakter di Sekolah; Pengalaman Sekolah Karakter. Makalah. IHF,JKT . Moeslichatoen (2004).Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta Montessori, M. (1966). The Secret of Childhood. New York, NY: Ballantine Books. Muniningrum, Ratnawati. (2012). Pengembangan Sosial Emosional, PPPPTK TK dan PLB, Depdikbud.
Bandung:
Najib Sulhan, Karakter Guru Masa Depan, JP Books : Surabaya, 2010 Papalia, Diane E, Etc. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan, terjemahan A. K. Anwar). Jakarta: Kencana Prenada Media GrupBlog Bunda Cantik, Inspiratif dan Smart (2011) Fase Anak Emas, Blog Bunda Cantik, Inspiratif dan Smart Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2013 Tentang Pengembangan anak usia dini holistik-integratif Permendikbud No. 137 Tahun 2014 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Onong U Effendy, (2001) Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi, Bandung, Citra Aditya Bakti.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
136
Permendiknas No. 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.Kementerian Pendidikan Nasional Soemiarti Patmonodewo. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sujiono, Nurani, Yuliani, Dr., M,Pd (2011), Konsep Dasar Penidikan Anak Usia Dini, Indeks, Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Wantah, M.J. (2005). Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral pada Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Wardaya. (2012). Pengembangan Nilai Agama dan Moral, Bandung: PPPPTK TK dan PLB, Depdikbud. Wursanto, Ig. Drs. (1994), Etika Komunikasi Kantor. Jogjakarta.Kanisius Sumber Lainnya: American, Federation of Teachershttp://www.readingrockets.org/article/buildingparent-teacher-relationshipsi Anonym,
http://www.komunikasipraktis.com/2014/09/teknik-dasar-komunikasi-
efektif.html , diunduh pada tanggal 22 Oktober 2015, pukul 11.25 Anonim, http://edukasi.kompasiana.com/2014/04/29/pentingnya-menjalin-komunikasiorang-tua-dan-guru-dalam-membangun-karakter-anak-650229.html Cahyalaili, blogspot.co.id/2011/05/hubungan-guru-dan-orangtua-dalam-proses.html, diunduh pada tanggal 5 oktober 2015 Dewi,
http://siskadewi71.blogspot.com/2012/12/kolaburasi-guru-dan-orangtua-di-
paud.html Elham
Cahyantoro,
http://mbenxxcaem.blogspot.com/2011/09/manajemen-
hubungan-masyarakat-taman.html Irwan’s
Blog,
http://irwanozi.blogspot.com/2013/04/makalah-tentang-bentuk-
bentuk.html 12345 Simson, Hhtp://simsondundu01.blogspot.com/2014/03/pentingnya-komunikasi-yangefektif-di.html http://paud-tk-masyitoh.blogspot.com/2013/12/komunikasi-efektif-pada-anak-usia-dini. html. http://www.cintabunda.com.) PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2017
137
http://www.cintabunda.com/boneka-jari http://media.zenfs.com/televisi-di-kamar-anak.jpg) .http://elpramwidya.wordpress.com/2009/06/03/instrumen-penilaian). http://permainan+kooperatif+anak&s=images&as) http://kecerdasan-emosional http://edukasi.kompasiana.com/2014/04/29/pentingnya-menjalin-komunikasi-orangtua-dan-guru-dalam-membangun-karakter-anak-650229.html http://www.readingrockets.org/article/building-parent-teacher-relationships
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017
138