1
MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR APARTEMEN MULYOREJO DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK Muhammad Machdum Ibrohim, Ir. Heppy Kritijanto, MS., Data Iranata S.T., M.T., Ph.D Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail :
[email protected] Abstrak - Apartemen Mulyorejo merupakan sebuah apartemen yang terletak di Surabaya. Apartemen ini terdiri dari 33 lantai dan memiliki ketinggian 100,7 meter. Perencanaan awal apartemen Mulyorejo menggunakan struktur beton bertulang. Sebagai bahan studi perencangan, bangunan ini dimodifikasi menjadi struktur rangka baja. Kemampuan baja yang tinggi akan mengurangi berat sendiri struktur. Sistem Rangka Bresing Eksentrik (SRBE) adalah suatu sistem rangka bangunan baja yang menggunakan bresing eksentrik sebagai penahan beban lateral. SRBE memiliki kelebihan dibandingkan sistem struktur yang lain diantaranya memiliki nilai kekakuan dan daktilitas yang lebih tinggi. Peran bresing sebagai pengaku dan link yang daktail sebagai penyerap energi gempa yang efektif, secara bersama-sama meningkatkan kinerja SRBE sebagai struktur baja tahan gempa. Dalam tugas akhir ini dibahas perencanaan ulang elemen struktur yang meliputi pelat lantai, tangga, balok anak, balok induk, kolom dan pondasi. Perencanaan struktur apartemen ini menggunakan Sistem Rangka Bresing Eksentrik (SRBE). Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk menghasilkan perencanaan struktur baja yang rasional dan memiliki kemampuan dan daktilitas yang cukup berdasarkan SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Gedung, SNI 03-17262002 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung dan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983. Kata Kunci : Apartemen Mulyorejo, SRBE, Daktilitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini konstruksi pembangunan gedung banyak digunakan material beton bertulang. Selain itu juga terdapat material baja yang berdaarkan perimbangan ekonomi, sifat, dan kekuatannya cocok dipakai sebagai bahan elemen struktur. Sistem Rangka Bresing Eksentrik (SRBE) memiliki kelebihan dibandingkan Struktur Rangka Pemikul Momen maupun Sistem Rangka Bresing Konsentrik (SRBK). SRBE memiliki kekakuan yang lebih tinggi dibandingkan SRPM (Sistem Rangka Pemikul Momen) dan memiliki daktilitas yang lebih tinggi dibandingkan SRBK (Sistem Rangka Bresing Konsentris). Peran bresing sebagai pengaku dan link yang daktail sebagai penyerap energi gempa yang efektif, secara bersama-sama meningkatkan kinerja SRBE sebagai struktur baja tahan gempa. Dalam Tugas Akhir ini, pembangunan Apartemen Mulyorejo yang menggunakan beton bertulang akan dimodifikasi menggunakan struktur rangka baja. Shear wall sebagai penahan beban lateral diganti dengan bresing eksentrik. Penggunaan struktur rangka baja berpengaku eksentrik merupakan pilihan yang tepat dari segi ketahanan struktur. Sistem rangka bresing eksentrik mempunyai nilai daktilitas tinggi. Sistem rangka ini diharapkan mampu mencapai deformasi inelastis dan tingkat daktilitas yang sesuai dengan prinsip desain kapasitas pada saat terjadi beban maksimum.
1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Permasalahan Utama Bagaimana merencanakan modifikasi struktur apartemen Mulyorejo dengan menggunakan Sistem Rangka Bresing Eksentrik (SRBE)? 1.2.2. Rincian Permalahan 1. Bagaimana menentukan Preliminary design penampang elemen struktur apartemen Mulyorejo? 2. Bagaimana merencanakan struktur sekunder yang meliputi pelat, balok anak dan tangga? 3. Bagaimana memodelkan dan melakukan analisis struktur dengan program bantu SAP 2000? 4. Bagaimana merencanakan struktur primer yang meliputi balok dan kolom? 5. Bagaimana merencanakan bresing eksentrik dan link? 6. Bagaimana merencanakan sambungan? 7. Bagaimana mengilustrasikan hasil perencanaan struktur dalam gambar teknik? 1.3. Batasan Masalah Dalam penyusunan tugas akhir ini diberikan beberapa batasan masalah sebagai berikut : 1. Tidak menghitung anggaran biaya. 2. Tidak meninjau metode pelaksanaan proyek. 3. Tidak mempertimbangkan sistem sanitai dan instalasi listrik gedung. 1.4. Tujuan Tujuan yang diharapkan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk : 1. Menentukan Preliminary Design penampanh struktur Apartemen Muyorejo. 2. Merencanakan struktur sekunder yang meliputi pelat, balok anak dan tangga. 3. Memodelkan dan melakukan analisis struktur dengan program bantu SAP 2000. 4. Merencanakan struktur primer yang meliputi balok dan kolom. 5. Merencanakan bresing eksentrik dan link. 6. Merencanakan sambungan. 7. Mengilustrasikan hasil perencanaan struktur dalam gambar teknik 1.5. Manfaat Manfaat yang bisa diperoleh dari Tugas Akhir ini adalah: 1. Menambah wawasan dan mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan 2. Memberi alternatif sistem struktur lain yang lebih efisien. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Acuan yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini yaitu :
2 1. 2. 3.
SNI 1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung Dan Non Gedung Peraturan Pembebanan Iindonesia Untuk Gedung 1983 BAB III METODOLOGI
4.2.3. Balok Anak Lantai Parkir Menggunakan profil 450 x 200 x 9 x 14 4.3. Perencanaan Balok Penumpu Lift Menggunakan profil 450 x 200 x 9 x 14 4.4. Perencanaan Tangga Ketinggian antar lantai : 310 cm Tinggi bordes : Tinggi injakan (t) : 16 cm Lebar injakan (i) : 30 cm Jumlah tanjakan (Ξ£t) : 10 buah Jumlh injakan (Ξ£i) : 9 buah Lebar bordes : 180 cm Panjang bordes : 385 cm Lebar tangga : 180 cm Lebar pegangan tangga :10 cm 310/2 Sudut kemiringan (Ξ±) : arc tg ( 300 ) = 27,320
Denah tangga
BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER 4.1. Perencanaan Pelat Perencanaan pelat lantai pada gedung ini menggunakan bantuan tabel perencanaan praktis dari PT BRC LYSAGHT INDONESIA. Spesifikasi yang digunakan adalah sebagai berikut: - Beton menggunakan mutu K225 kg/cm2 - Bondex menggunakan tebal 0,75 mm - Tulangan susut menggunakan wiremesh M5 4.1.1. Pelat Lantai Atap
Bentang = 2,5 m Beban berguna = 200 kg/m2 Tebal pelat 9 cm dan tulangan negatif 1,71 cm2/m 4.1.2. Pelat Lantai Apartemen Bentang = 2,5 m Beban berguna = 400 kg/m2 Tebal pelat 9 cm dan tulangan negatif 2,48 cm2/m 4.1.3. Pelat Lantai Parkir Bentang = 2,5 m Beban berguna = 500 kg/m2 Tebal pelat 9 cm dan tulangan negatif 2,84 cm2/m 4.2. Perencanaan Balok Anak 4.2.1. Balok Anak Lantai Atap Menggunakan profil 400 x 200 x 7 x 11 4.2.2. Balok Anak Lantai Apartemen Menggunakan profil 400 x 200 x 8 x 13
BAB V PEMODELAN STRUKTUR 5.1. Pembebanan Struktur Utama Pembebanan struktur utama didasarkan pada PPIUG 1983 dengan rincian sebagai berikut : 1. Beban mati (dead load) Rincian pembebanan untuk beban mati adalah : a. Pelat atap qD = 272 kg/m2 b. Pelat lantai apartemen qD = 312 kg/m2 c. Pelat lantai parkir qD = 288 kg/m2 2. Beban hidup (live load) a. Lantai atap = 100 kg/m2 b. Lantai apartemen = 250 kg/m2 c. Lantai parkir = 400 kg/m2 5.2. Pembebanan Gempa Dinamis Perhitungan beban gempa pada struktur ini ditinjau dengan pengaruh gempa dinamik sesuai SNI 03-1726-2012. Analisisnya dilakukan berdasarkan analisis respon dinamik dengan parameter-parameter yang sudah ditentukan.
5.3. Kontrol Desain Adapun hal-hal yang harus dikontrol sesuai dengan peraturan SNI 03-1726-2012 adalah sebagai berikut : - Kontrol partisipasi massa
3
Output Case MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL
Step Type Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode
Step Num 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sum UX 0.00454 0.575 0.614 0.641 0.762 0.769 0.853 0.865 0.874 0.919 0.919 0.919 0.921 0.922 0.922 0.923 0.923 0.942 0.942 0.942
Sum UY 0.512 0.53 0.616 0.716 0.757 0.788 0.792 0.865 0.885 0.886 0.886 0.887 0.906 0.908 0.911 0.918 0.925 0.925 0.935 0.943
Hasil analisis struktur yang sudah dilakukan telah memenuhi syarat yang terdapat pada SNI-03-1726-2012 pasal 7.9.1 yaitu partisipasi massa ragam terkombinasi paling sedikit sebesar 90%. - Kontrol periode getar struktur. Struktur apartemen Mulyorejo memiliki tinggi 100,7 m. Pada struktur ini digunakan sistem rangka baja dengan bresing eksentrik sehingga pada tabel 15 SNI 03-17262012 didapatkan nilai T = 3,215 s. Maka berdasarkan kontrol waktu getar alami fundamental nilai T masih lebih kecil dari πΆπ’π₯π = 1,4π₯2,324 = 3,253 π . Jadi analisis struktur apartemen Mulyorejo masih memenuhi syarat SNI 03-1726-2012 Pasal 7.8.2. - Kontrol nilai akhir respon spektrum. Vstatik = Cs . W = 0,026732 . 58754833,14 kg = 1570634,2 kg Beban Gempa Global FX (kg) Global FY (kg) Gempa Arah X
1340557,95
190736,8
Gempa Arah Y 203463,45 1337000,06 Kontrol : β’ Untuk gempa arah X : Vdinamik > 85% . Vstatik 1340557,95 kg > 85% . 1570634,2 kg 1340557,95 kg > 1335039,07 kg (OK...!) β’ Untuk gempa arah Y : Vdinamik > 85% . Vstatik 1337000,06 kg > 85% . 1570634,2 kg 1337000,06 kg > 1335039,07 kg (OK...!) - Kontrol Batas Simpangan antar Lantau (Drift) ο· Untuk tinggi tingkat 4 m, simpangan ijinnya adalah : Ξπ = 0,020π₯βπ π₯ = 0,020π₯4 = 0,08π = 80ππ ο· Untuk tingkat tinggi 3 m, simpangan ijinnya adalah : Ξπ = 0,020π₯βπ π₯ = 0,020π₯3 = 0,06π = 60ππ ο· Untuk tingkat tinggi 3,1 m, simpangan ijinnya adalah : Ξπ = 0,020π₯βπ π₯ = 0,020π₯3,1 = 0,062π = 62ππ
Lt.
Tinggi Lantai Zi (m)
33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
100,7 97,6 94,5 91,4 88,3 85,2 82,1 79 75,9 72,8 69,7 66,6 63,5 60,4 57,3 54,2 51,1 48 44,9 41,8 38,7 35,6 32,5 29,4 26,3 23,2 20,1 17 13 10 7 4 0
Gempa Arah X ο€ix (mm) 14,24 15,78 16,91 17,92 18,84 19,68 20,45 21,17 21,82 22,43 23,00 23,52 24,00 24,46 24,88 25,26 25,61 25,92 26,18 26,39 26,53 26,59 26,56 26,40 26,08 25,52 24,55 29,79 20,7 18,74 16,43 12,21 0
ο€iy (mm) 2,63 3,18 3,33 3,47 3,59 3,71 3,82 3,93 4,03 4,135 4,21 4,28 4,35 4,40 4,44 4,48 4,50 4,50 4,49 4,46 4,41 4,33 4,23 4,09 3,94 3,82 3,90 5,61 3,81 3,39 2,89 2,12 0
Gempa Arah Y ο€ix (mm)
ο€iy (mm)
5,85 6,76 7,38 7,92 8,40 8,82 9,22 9,56 9,88 10,16 10,43 10,68 10,92 11,15 11,37 11,58 11,80 12,00 12,19 12,36 12,50 12,61 12,66 12,61 12,41 11,92 10,83 11,58 7,66 7,10 6,20 4,57 0
18,20 19,73 21,03 22,18 23,22 24,17 25,04 25,83 26,55 27,22 27,84 28,41 28,95 29,45 29,92 30,35 30,74 31,08 31,38 31,60 31,75 31,78 31,68 31,38 30,82 29,84 36,64 24,94 22,74 19,38 18,78 17,48 0
οa (mm )
Ket
62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62 80 60 60 60 80 0
OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK
Dari hasil kontrol tabel di atas maka analisis struktur apartemen Mulyorejo memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI 03-1726-2012 Pasal 7.9.3 dan Pasal 7.12.1 BAB VI PERENCANAAN STRUKTUR PRIMER 6.1. Perencanaan Elemen Struktur Primer 6.1.1. Link 6.1.1.1. Link Arah X Untuk link arah X digunakan profil WF 500 x 200 x 10 x 16. Dari hasil output SAP 2000 untuk link arah x didapat gaya dalam sebagai berikut : Nu = 0 kg Vu = 61353,25 kg Mu = 26873,6 kg.m βe = 2,97 mm - Kontrol Guat Geser Vp = 0,6 . fy . ( d β 2 . tf ) .tw = 0,6 . 2500 . ( 50 β 2 . 1,6 ) . 1 = 70200 kg (menentukan) Mp = Mpx = Zx . fy = 2096 . 2500 = 5240000 kg.cm
4 2 . Mp / e = 2 . 5240000 / 50 = 209600 kg. ΞΈ . Vn = 0,9 . 70200 = 63180 kg ΞΈ . Vn > Vu = 61353,25 kg (OKβ¦!) - Kontrol Sudut Rotasi Link Sudut rotasi link 1,6 . Mp / Vp = 1,6 . 5240000 / 70200 = 119,43 cm 2,6 . Mp / Vp = 2,6 . 5240000 / 70200 = 194,07 cm e = 50 cm < 1,6 . Mp / Vp maka Ξ±maks = 0,08 radian β = Cd . βe = 4 . 2,97 mm = 11,88 mm Ξ± = (L/e) .β
= (385/50) .( 1,188/400) = 0,023 radian Ξ± < Ξ±maks (OKβ¦!) 6.1.1.2. Pengaku Link Arah X Untuk panjang link < 1,6 . Mp / Vp, maka pengaku antara dipasang dengan spasi : Untuk Ξ± = 0,08 radian S = 30 . tw β d / 5 = 30 . 1 β 50 / 5 = 20 cm Untuk Ξ± = 0,02 radian S = 52 . tw β d / 5 = 52 . 1 β 50 / 5 = 42 cm Untuk Ξ± = 0,024 radian, digunakan interpolasi 0,023β0,02 S = 20 +( 0,08β0,02 ) . (42 β 20)) = 21,1 Dipasang pengaku antara dengan jarak 20 cm. 6.1.1.3. Link Arah Y Untuk link arah Y digunakan WF 500 x 200 x 10 x 16 6.1.1.4. Pengaku Link Arah Y Dipasang pengaku antara dengan jarak 20 cm 6.1.2. Balok di luar link 6.1.2.1. Balok di luar link arah x Balok diluar link arah x digunakan profil WF 500 x 200 x 10 x 16. Dari hasil output SAP 2000 untuk link arah x didapat gaya dalam sebagai berikut : Nu = 0 kg Vu = 6300,52 kg Mu = 592618 kg.cm - Kapasitas Momen Penampang Mn = Zx . fy = 2096 . 2500 = 5240000 kg.cm ΟMn = 0,9 . 5240000 = 4716000 kg.cm - Kapasitas geser penampang Vn = 0,6 . fy . Aw = 0,6 . 2500 . 50 . 1 = 75000 kg ΟVn = 0,9 . 75000 = 67500 kg - Kontrol interaksi geser lentur ππ’ ππ’ + 0,625 β€ 1,375 β
. ππ β
. ππ Vu = 1,1 . Ry . Vn = 1,1 . 1,5 . 0,6 . fy . (d β 2.tf) . tw = 1,1 . 1.5 . 0,6 . 2500 . (50 β 2.1,6) . 1 = 115830 kg 592618 115830 + 0,625 β€ 1,375 4716000 67500 1,198 < 1,375 (OKβ¦!) 6.1.2.2. Balok di luar link arah y Balok diluar link arah x digunakan profil WF 500 x 200 x 10 x 16 6.1.3. Bresing 6.1.3.1. Bresing Arah X Bresing arah x digunakan profil WF 450 x 300 x 11 x 18 Dari hasil output SAP 2000 untuk link arah x didapat gaya dalam sebagai berikut : Ptekan = 104019,56 kg Ptarik = 65331,91 kg
Pu tekan = 1,25 . Ry . (Vn / Vlink) . Ptekan = 1,25 . 1,5 . (70200 / 61353,25) . 104019,56 = 223159,73 kg Pu tarik = 1,25 . Ry . (Vn / Vlink) . Ptarik = 1,25 . 1,5 . (70200 / 61353,25) . 65331,91 = 140160,67 kg - Kontrol Tekan ππ¦ 2500 ππ = π΄π . π = 157,4 . 1,359 = 289505,65 kg ππ ππ = 0,85 Γ 289505,65 = 246079,81 kg ππ ππ > Pu (OKβ¦!) - Kontrol Tarik ππ = π΄π . ππ¦ = 157,4 . 2500 = 393500 kg ππ ππ = 0,9 Γ 393500 = 354150 kg ππ ππ > Pu (OKβ¦!) 6.1.3.2. Bresing Arah Y Bresing arah y digunakan profil WF 450x300x11x18 6.1.4. Balok Induk 6.1.4.1. Balok Induk Memanjang Balok induk memanjang direncanakan menggunakan profil WF 500 x 300 x 11 x 18. a. Dari analisis SAP 2000, didapatkan gaya dalam yang terjadi pada balok induk memanjang adalah sebagai berikut : Mu = 4239410 kg.cm Vu = 21507,9 kg b. Kontrol penampang profil terhadap gaya lentur Mn = Mp = 7750000 kg.cm Syarat : Ξ¦Mn β₯ Mu (Ξ¦ = 0.9) 0.9 x 7750000 ο³ 4239410 6975000 ο³ 4239410 (OK...!) c. Kontrol penampang profil terhadap gaya geser Vn = 0,6 fy Aw = 0,6 x 2500 x (48,8 x 1,1) = 80520 kg Γ Vn β₯ Vu Γ Vn = 0,9 . 80520 kg = 72468 kg > 21507,9 kg ... OK ! d. Kontrol lendutan 770 πΏ πππππ = = = 2,14 ππ 360
360
f 0 = 1,154 cm π 0 < πππππ β 1,154 ππ < 2,14 ππ ... OK ! 6.1.4.2. Balok Induk Melintang Balok induk melintang direncanakan menggunakan profil WF 500x300x11x18 6.1.5. Kolom 6.1.5.1. Kolom Lantai 1-5 Pada perencanaan ini ditunjukkan contoh perhitungan kolom lantai 1. Direncanakan dengan profil King Cross 800 x 300 x 14 x 26 dan panjang kolom 400 cm. Dari hasil analisis SAP 2000 didapatkan gaya dalam yang bekerja sebagai berikut : Pu = 1990337 kg Mux = 94884,07 kg.m Muy = 24618,18 kg.m Kuat nominal kolom komposit : Pn = As x fcr = 534,8 x 5890,4 = 3150185,92 kg Kuat rencana kolom komposit : Γc x Pn = 0,85 x 3150185,92 = 2677658,03 kg Syarat : Pu < Γc x Pn 1990337 < 2677658,03 .......Ok!!
5 Momen nominal kolom :
Mnx ο½ fyZx ο«
1 ο¨h2 ο 2Cr ο©Ar. fyr ο« ο¦ο§ο§ h2 ο Aw. fy οΆο·ο· Aw. fy 3 ο¨ 2 1,7 fc' h1 οΈ
Mnx ο½ 43560764,78 kg.cm = 435607,65 kg.m Mny ο½ fyZy ο«
1 ο¨h2 ο 2Cr ο©Ar. fyr ο« ο¦ο§ο§ h2 ο Aw. fy οΆο·ο· Aw. fy 3 ο¨ 2 1.7 fc' h1 οΈ
Mny ο½ 44017014,78 kg.cm = 440170,15 kg.m Kontrol interaksi :
Pu 1990337 ο½ ο½ 0,743 < 0,1 ο¦c.Pn 2677658,03
(Rumus 1)
Maka:
Pu 8 ο¦ Mux Muy οΆ ο· ο£ 1.00 ο« ο§ο§ ο« ο¦c.Pn 9 ο¨ ο¦bMnx ο¦bMny ο·οΈ 8 ο¦ 94884,07 24618,18 οΆ 0,743 ο« ο§ ο« ο· ο£ 1.00 9 ο¨ 0,9x435607,65 0,9x44017014 οΈ 0,964 < 1.00 (OK...!) 6.2. Perencanaan Sambungan 6.2.1. Sambungan sendi Sambungan sendi didesain hanya untuk menerima beban geser. Jadi perhitungan sambungan hanya menentukan jumlah baut.
BAB VII PERENCANAAN PONDASI 7.1. Kriteria desain Kekuatan dan dimeni tiang : - Dipakai tiang pancang beton (Concrete Pile) dengan bentuk penampang bulat berongga (Round Hollow). - Tiang pancang yang direncanakan adalah menggunakan alternatif jenis tiang dengan spesifikasi WIKA Pile sebagai berikut: = 500 mm ο· Diameter tiang ο· Tebal tiang = 90 mm ο· Kelas = A1 = 1159 cm2 ο· Luas beton ο· Modulus section = 10505 cm3 ο· Pbahan = 185,3 ton Sumber : PT. Wijaya Karya 7.2. Daya dukung tiang Perhitungan daya dukung tiang pancang ini dilakukan berdasarkan hasil uji Standard Penetration Test (SPT) dengan kedalaman 23 m. ο§ Qu = Qp + Qs ο§ Qp = qp . Ap = ( Np . K ) . Ap = (53,33 ο΄ 35). 0,1963 = 366,52 ton ο§ Qs = qs . As
ο¦ Ns οΆ ο«1ο· . As ο§ ο¨ 3 οΈ ο¦ 17,111 οΆ =ο§ ο« 1ο·. 36,13 ο¨ 3 οΈ =
= 242,19 ton
Sambungan Sendi (Balok Anak dengan Balok Induk) Pijin 1 tiang =
Sambungan Sendi (Balok Utama dengan Balok Penumpu Tangga) 6.2.1. Sambungan jepit Sambungan jepit didesain selain untuk menerima beban geser juga menerima momen. Jadi perhitungan sambungan selain menentukan jumlah baut juga menentukan stiffener sebagai penahan momen.
Qu ο¦ 366,52 ο« 242,19 οΆ =ο§ ο·. = 202,9 ton 3 SF ο¨ οΈ
Nilai daya dukung ini diambil dari nilai terkecil antara daya dukung bahan dan daya dukung tanah. Dari spesifikasi bahan tiang pancang (tabel spesifikasi WIKA), didapat : P1iang = 185,3 ton. Dari daya dukung tanah didapatkan :
P tiang = 202,9 ton Maka daya dukung satu tiang pondasi adalah 185,3 ton. Perhitungan jarak tiang 2D β€ S β€ 2,5D dengan S = jarak antar tiang 100 β€ S β€ 125 dipakai S = 150 cm 1D β€ S β€ 1,5D dengan S = jarak tepi 50 β€ S β€ 75 dipakai S = 50 cm Direncanakan pondasi tiang dengan 9 tiang pancang. Jarak dari as ke as tiang adalah 1,5 meter dengan konfigurasi sebagai berikut :
Sambungan Jepit (Balok Induk dengan Kolom) Pondasi Tiang Pancang Kolom Interior
6 7.3. Perhitungan repartisi beban di atas tiang kelompok Dari hasil analisis SAP2000 pada kolom interior : Kontrol beban tetap Pmax = 149375,6 kg < Qijin = 185300 kg (OKβ¦!) Kontrol beban sementara Pmax = 153682,9 kg < Qijin = 1,5 . 185300 kg Pmax = 153682,9 kg < Qijin = 277950 kg (OKβ¦!) 7.4. Perencanaan poer Poer direncanakan terhadap gaya geser ponds pada penampang kritis dan penulangan akibat momen lentur Data-data perancangan poer : - Pmax(1tiang) = 185,3 ton - Jumlah tiang pancang = 9 buah - Dimensi poer = 4 x 4 x 1,5 m3 - Mutu beton (fcβ) = 30 MPa - Mutu baja (fy) = 400 MPa - Diameter tulangan = 22 mm - Selimut beton = 50 mm - Tinggi efektif (d) dx = 1000-50-1/2(22) = 939 mm dy = 1000-50-22-1/2(22) = 917 mm Penulangan lentur arah x Tulangan tarik 70-D22 Tulangan tekan 70-D16 Penulangan lentur arah y Tulangan tarik 70-D22 Tulangan tekan 70-D16
BAB VIII PENUTUP 8.1. Kesimpulan Dari hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan struktur sekunder didapatkan : a. Plat lantai menggunakan bondek PT. BRC LYSAGHT INDONESIA t = 0,75 mm, dengan tebal plat beton : - Lantai atap t = 120 mm - Lantai apartemen t = 120 mm - Lantai parkir t = 120 mm b. Balok anak - Lantai atap WF 400 x 200 x 7 x 11 - Lantai apartemen WF 400 x 200 x 8 x 13 - Lantai parkir WF 450 x 200 x 9 x 14 c. Balok tangga : - Pengaku anak tangga L 45 x 45 x 5 - Bordes WF 100 x 50 x 5 x 7
- Utama 200 x 100 x 4,5 x 7 - Penumpu 200 x 100 x 5,5 x 8 d. Balok lift - Penumpu 300 x 150 x 6,5 x 9 2. Dari hasil perhitungan struktur primer didapatkan : a. Balok induk : - Melintang WF 500 x 300 x 11 x 18 - Memanjang WF 500 x 300 x 11 x 18 b. Kolom apartemen : - Lantai 1-5 Komposit K 800 x 300 - Lantai 6-10 Komposit K 588 x 300 - Lantai 11-15 Komposit K 600 x 200 - Lantai 16-20 Komposit K 500 x 200 - Lantai 21-26 Komposit K 400 x 200 - Lantai 27-32 Komposit K 300 x 150 c. Kolom Podium : - Lantai 1-5 Komposit K 298 x 149 d. Panjang link arah : - Melintang 50 cm dengan pengaku sejarak 20 cm - Memanjang 50 cm dengan pengaku sejarak 20 cm e. Bresing arah : - Melintang WF 450 x 300 x 11 x 18 - Memanjang WF 450 x 300 x 11 x 18 3. Pondasi struktur menggunakan tiang pancang PT. WIKA Beton dengan D = 50 cm (tipe A1) dengan kedalaman 23 m berdasarkan hasil penyelidikan tanah SPT (Standard Penetration Test) DAFTAR PUSTAKA Badan Standardisasi Nasional. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 031726-2012). Bandung : BSN. Badan Standardisasi Nasional. 2000. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-17292002). Bandung : BSN. Badan Standardisasi Nasional. 2000. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-28472002). Bandung : BSN. Badan Standarisasi Nasional. 2000. Tata Cara Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (SNI 03-1727-1989). Bandung : BSN. Marwan dan Isdarmanu. 2006. Buku Ajar : Struktur Baja I. Surabaya : Jurusan Teknik Sipil FTSP β ITS. Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI 03 β 1729 β 2002). Jakarta : Erlangga. Wahyudi, Herman. 1999. Daya Dukung Pondasi Dalam. Surabaya : Jurusan Teknik Sipil FTSP β ITS.