Model Penelitian dalam Sistem Informasi Kelompok 206 Adrianus Wisnu K Ardi Darmawan
120400005X 120400013Y
I. Pendahuluan Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengembangkan sebuah taksonomi dari model-model penelitian yang akan verguna dalam penelitian IS, berdasarkan literature penelitian IS. Terutuma pada pengembangan tujuh tipe model dan mempelajari begaimana model-model itu digunakan oleh para peneliti pada publikasi artikel dalam tujuh jurnal IS terdepan sepanjang kurun waktu 6 tahun terakhir.
Model-model, Teori, dan Kerangka-Kerangka Kerja Sebuah model penelitian adalah gambaran secara teoritis dari sebuah objek penelitian. Sebuah model bisa dipandang sebuah cara untuk menggambarkan atau menjelaskan hubungan dalam dari ide-ide, bisa saja dalam bentuk fisik, mental dan atau bahasa. Idealnya, sebuah model harus berdasarkan teori. Pada saat banyak sekali teori-teori IS yang bermunculan, sebuah pernyataan yang tersebar luas muncul dikarenakan kurangnya pengembangan teori yang bagus pada bidang IS yang memenuhi persyaratan. Oleh karena itu para peneliti banyak menggunakan kerangka kerja. Sebuah kerangka kerja pada teori ketidakadaan, adalah sesuatu yang membantu dalam pengorganisasian judul yang kompleks, mengidentifikasi hubungan antar bagian, dan memberitahukan area-area yang pada pengembangan lebih lanjut akan dibutuhkan. Menggambarkan informasi abstrak, pertama para peneliti memutuskan bagaimana untuk membagi pengetahuan dunia nyata kedalam bentuk kontruksi-konstruksi dan bagaimana mengatur posisi konstruksi-konstruksi yang bervariasi kedalam ruang presentasi sehingga menjadi intuisi dalam penelitiannya. Pada intinya, para peneliti membangun dan menggunakan model untuk meningkatkan pemahaman dari pertanyaan penelitian dan pembedaan variable-variabel di dalam domainnya.
Sebuah Taksonomi Model-Model Penelitian Banyak tipe dari model-model penelitian yang diutilisasi oleh peneliti IS. Pemilihan dari sebuah atau banyak model tergantuung dari beberapa factor termasuk, judul area, pertanyaan penelitian, metodologi penelitian, latar belakang dan target peneliti, kemauan audience, dan target dalam publikasi.
Klasifikasi Model 1. Descriptive Research Model (D), penggambaran model dalam batasan minimum model yang menggambarkan pertanyaan penelitian dan mendaftarkan variasi variabel terikat dan tidak terikat tanpa menspesifikasikan hubungan diantaran variable-variabel tersebut.
2. Prescriptive Research Model (P), Model perspektif lebih rumit, terkadang visual, penggambaran bersamaan mengidentifikasi variabel terikat dan tidak terikat, memfokuskan pada pengertian hubungan eksplisit dan implisit diantara variabel.
Kategori Model 1. Mendaftarkan variabel-variabel (D). Hanya variabel-variabel yang terkait pada pertanyaan penelitian yang akan didaftarkan. 2. Mendaftarkan variabel-variabel dan level-level (D). Pada model ini, level-level variabel yang bervariasi juga ikut didaftarkan. 3.
Mendaftarkan
variabel-variabel
dan
hubungan
implicit
(D/P).
Secara
bersamaan
menspesifikasikan variabel-variabel, hubungan-hubungan diantara variabel bisa mengindikasikan implisitas. 4. Diagram pengaruh sederhana 2 tingkat (P). Model ini secara jelas memaparkan keterikatan dan ketidakterikatan variabel dan hubungan diantaranya, biasanya dalam bentuk diagram. Diagram pengaruh sederhana memiliki 2 tingkat variabel: tingkat 1 adalah variabel yang tidak terikat, level 2 variabel yang terikat. 5. Diagram pengurh dengan banyak tingkat (P). Diagram ini pengembangan dari diagram pengaruh sederhana yang memiliki banyak tingkatan. Level 1 terdapat variabel yang tidak terikat; level terakhir terdapat variabel yang terikat satu sama lain dan level lainnya terdapat variabel diantara terikat dan tidak terikat. 6. Grid Sederhana (D/P). Sebuah grid sederhana yang mudah, tetapi cukup kuat, cara unutk memeriksa efek dari 2 variabel yang tidak terikat. Grid sederhana membuat perbandinganperbandingan alternatif-alternatif dengan menggunakan banyak karakteristik. 7. Grid Kompleks (D/P). Grid kompleks adalah pengembangan grid sederhana jika terdiri dari 3 atau lebih variabel dengan masing-masing variabel memiliki beberapa tingkatan. Jika geid sederhana memiliki 4 atau lebih tingkatan akan membuat grid sangat rumit dan tidak teratur. 8. Diagram Venn (D/P). Diagram Venn diadaptasi dari konsep matematika, menawarkan sebuah tampilan gambar yang tidak hanya objek/variabel, tetapi juga interaksi diantaranya. 9. Model Matematika (D/P). Tipe ini menggunakan fungsi matematika atau equation daripada sebuah gambaran biasa dipakai oleh model yang lain, untuk menjelaskan hubungan diantara variabel-variabel yang bervariasi. 10. Kombinasi (D/P). Model menggunakan dua atau lebih model penelitian yang telah didiskusikan diatas. Biasanya, model ini cukup rumit dan menggambarkan sebuah agenda penelitian dibanding projek yang spesifik.
II. Metode Penelitian untuk Pembelajaran ini Jurnal-jurnal yang digunakan dalam artikel ini: • Communications of the ACM (CACM) • Decision Sciences (DS) • Information and Management (I&M ) • Information Systems Research (ISR) • Journal of Management Information Systems (JMIS) • MIS Quarterly (MISQ) • Management Science (MS) Model penelitian yang digunakan pada setiap jurnal diidentifikasi dan dikodekan berdasarkan skema klasifikasi. Pengklasifikasian terdapat 7 tingkat. Tingkat pertama menggambarkan klasifikasi yang paling umum sementara tingkat yang lebih rendah mendetilkan topiknya secara bertahap. Tiga level teratas dipilih sebagai basis untuk pengklasifikasi subjek pada pembelajaran ini. Sebagai tambahan, diperoleh juga metodologi yang digunakan pada setiap jurnal. Metodologi penelitian menggambarkan sebagai “keseluruhan proses yang menuntun ke dalam keseluruhan projek penelitian” dan merupakan bukti utama mekanisme. Metodologi yang digunakan: No Metodologi
Definisi Penelitian yang dikembangkan dari argumen lengkap pendukung atau opini dengan sedikit atau tidak ada bukti empiris.
1
Spekulasi/komentar
2
Kerangka kerja dan Model Penelitian yang ditujukan untuk mengembangkan sebuah kerangka kerja Konseptual atau sebuah model konseptual.
3
Penelitian Pustaka
Penelitian yang dasar utamanya hannya mereview literatur yang sudah ada.
4
Analisa Literatur
Pemelitian yang mengkritik, menganalisa, dan mengembangkan literatur yang sudah ada dan berusaha untuk membangun dasar kerja baru, dsb, termasuk meta analisa.
5
Studi Kasus
Mempelajari sebuah fenomena (aplikasi, teknologi, keputusan, dsb) di dalam organisasi berdasarkan waktunya.
6
Survey
Penelitian yang menggunakan penjelasan awal dan pertanyaan terstruktur untuk mendapatkan data dari seseorang.
7
Bidang Studi
Pembelajaran dari 1 atau lebih dan proses atau fenomena yang saling berkaitan di dalam 1 organisasi atau lebih.
8
Bidang Eksperimen
Penelitian yang terorganisasi yang memanipulasi dan mengontrol variabelvariabel dan subjek eksperimen yang bervariasi.
9
Eksperimen Laboratorium
Penelitian di dalam lingkungan laboratorium yang memanipulasi dan mengontrol variabel-variabel dan subjek eksperimen yang bervariasi.
10
Anilisis Matematika
Sebuah analisis (formulasi atau pengoptimalan model) atau penjabaran model yang dikembangkan untuk suatu fenomena dalam pembelajaran.
11
Penelitian Kualitas
Metode penelitian kualitas dibentuk untuk membantu mengerti masyarakat dan sosial dan konteks kultural dimana mereka berkembang. Metode ini termasuk ethnology, penelitian aksi, penelitian kasus, interpretives studies, dan pemeriksaan dokumen dan teks.
12
Wawancara
Penelitian yang informasinya didapat dengan menanyakan pertanyaan responden secara langsung.
13
Data Sekunder
Pembelajaran yang mengutilisasi data organisasi atau bisnis, terutama keuangan dan laporan akuntan, perolehan data, publikasi statistik.
Analisis Isi
Metode analisa yang teks (catatan)-nya diperiksa secara sistematik dengan mengidentifikasi dan mengelompokan tema dan kode, mengklasifikasi dan mengembangkan kategori.
14
III. Hasil Penggunaan model Model
Frequency
Percentage
No Model Listing of Variables Listing of Variables & Levels Listing of Variables & Implicit Relationships
283 167 22 12
21.5% 12.7% 1.7% 0.9%
Simple Influence Diagram Multi-Tier Influence Diagram Temporal Influence Diagram Simple Grid Complex Grid Venn Diagram Mathematical Model Combination Total
102 460 54 58 11 18 119 11 1317
7.7% 34.9% 4.1% 4.4% 0.8% 1.4% 9.0% 0.8% 100%
Multi-Tier Influence Diagram adalah model yang paling sering digunakan. Yang cukup mengejutkan adalah banyak penelitian di bidang IS tidak menggunakan model sama sekali. Lebih dari seperlima paper yang ditulis tidak menggunakan model sama sekali. Trend Penggunaan Model
Penelitian dengan menggunakan model multi-tier influence diagram dan penelitian tanpa model tetap menjadi pilihan utama dari tahun ke tahun. Bahkan, penggunaan multi-tier influence diagram mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Penggunaan model listing of variables paling banyak terjadi pada tahun 1999 (berada di posisi 2) dan 2002 (berada di posisi 3). Sementara model-model lain tidak terlalu banyak penggunaannya dari tahun ke tahun. Pemodelan dengan Jurnal
Kebanyakan jenis jurnal menggunakan model multi-tier influence diagram atau tidak menggunakan model sama sekali. Namun terdapat beberapa pengecualian, antara lain:
Jurnal MISQ kebanyakan menggunakan multi-tier influence diagram dan listing of variables, menunjukkan bahwa jurnal-jurnal MISQ lebih fokus pada pendekatan yang lebih teoritis.
Jurnal CACM kebanyakan tidak menggunakan model karena jurnal-jurnal CACM lebih fokus pada perspektif praktisi.
Jurnal MS kebanyakan menggunakan mathematical model di hampir separuh dari seluruh jurnal yang diterbitkan.
Pemodelan dengan Metodologi
Kebanyakan artikel yang tidak menggunakan model adalah artikel-artikel spekulasi/komentar. Sementara itu, artikel yang menggunakan model listing of variables ataupun multi-tier influence diagram kebanyakan adalah artikel yang menggunakan metodologi survei.
Pemodelan dengan Subjek Area
Pengelompokan berdasarkan bidang ilmu juga memunculkan “no-model” dan “multi-tier influence diagram” sebagai yang paling sering digunakan, sementara listing of variables secara keseluruhan menjadi pilihan ketiga. IV. Diskusi Pembatasan Terhadap pendiskusian hasil, terdapat beberapa pembatasan dari pembelajaran. Pembatasan primer adalah hanya tujuh jurnal yang ditargetkan untuk pembelajaran. Mesikipun dengan tujuh jurnal, terdapat koleksi data usaha yang padat dan pembatasannya dalam batas kewajaran. Pembatasan lainnya adalah skema klasifikasi digunakan untuk mengkodekan artikel. Pengkode menemukan bahwa daftar subjek bukan suatu kelelahan dan di beberapa artikel tidak mudah dicocokan ke dalam skemanya.
Hasil Hasil menunjukkan bahwa hampir semua dichotomy digunakan sebagai model pada penelitian MIS. Pada satu sisi, banyak artikel mempublikasikan tanpa menggunakan model sama sekali, menginvestigasi penelitian dengan pendalaman asumsi-asumsi menampilkan trend dan inovasi pada IT. Di lain pihak, dua per tiga dari publikasi artikel menggunakan beberapa jenis model sebagai penuntun dalam investigasi. Dalam hal ini, diagram pengaruh dengan banyak tingkat paling banyak digunakan. Sebagaimana yang telah dijelaskan, beberapa metodologi atau model kombinasi lebih diobservasi dibandingkan yang lain. Artikel yang menggunakan metodologi survey adalah grup yang paling besar di dalam category “pendaftaran variabel”. Prasangka ini dikarenakan definisi metode survey dan cepatnya mendapatkan gambaran terhadap situasi. Pola observasi lainnya menunjukkan bahwa diagram pengaruh sementara paling banyak disukai sebagai kerangka kerja atau bidang studi.
V. Kesimpulan Salah satu konstribusi utama artikel ini dalam mengembangkan sebuah taksonomi yang berguna untuk model penelitian dalam IS. Dengan menambah emphasis dalam kekakuan, diharapkan taksonomi ini membantu peneliti muda dalam pemilihan dan pengembangan model yang pas untuk menuntun mereka dalam penginvestigasian. Dan dapat juga membantu pembangunan dan kematangan lebih peneliti menerapkan usaha mereka dan membuat pengaturan yang bagus. Meta analisa juga dapat membantu dalam mengerti paradigm yang digunakan pada publikasi penelitian pada beberapa jurnal tingkat atas terbagus. Kemudian, para peneliti dapat mengobservasi standard yang ada sehingga dapat memeriksa standarisasi ataupun kekurangan yang tidak lazim.