MODEL KUAT TEKAN DAN TARIK PROPORSI TRAS MURIA DENGAN KAPUR UNTUK BAHAN DASAR MORTAR Tugino Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Gedung E4, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229, Telp. (024) 8508102
Abstract: mortar is a mixture of binder and sand with a certain ratio, a binder of cement, lime and trace. Portland cement prices in the market higher. This lead to the high price of construction products, including a simple house san's house is very simple. Then necessary to study the use of other building materials with Portland cement substitute qualified quality and reasonably priced by the community. The object of this research: how much the mechanical properties of mortar with tie material trace (Pozolan). The purpose of this research is to explain the bond between the mattress, lime, and sand and know the basic compressive strength of mortar using a binder tras.As object in this study were from a mixture of trace mortar, lime, and sand. Samples of mortar specimens of size 5 x 5 x 5 cm 3 and 2.5 x 5 x 7.5 cm 3, the composition mix 1 trace: 1 lime: 1 sand: 1 trace: 1 lime: 2 sand and 1 trace: 1 lime: 3 sand. Variablel in this research is a mixture of variable composition and compressive strength / tensile strength. How to capture data with quality test materials, compressive strength, tensile strength test in the laboratory. Data analysis using the average. Results showed the test results of material quality mortar qualify, the average test results mix 1 trace: 1 lime: 1 sand = 47.93 kg/cm2 compressive strength, tensile strength of 4.17 kg/cm2; mix 1 trace: 1 lime : 2 sand = 40.33 kg/cm2 compressive strength, tensile strength of 3.23 kg/cm2; composition mattress is 1 lime: 3 sand = 29.85 kg/cm2 compressive strength, tensile strength of 2.23 kg/cm2. From this research it is advised to wash the mud content mattress for less than 14.04% and the composition mixture thinner for compressive strength and tensile strength can be enhanced Keywords: trace muria, lime, mortar. Abstrak: mortar merupakan campuran bahan pengikat dan pasir dengan perbandingan tertentu, bahan pengikat berupa semen, kapur dan tras. Harga semen Portland di pasaran semakin tinggi. Hal ini berakibat tingginya harga jual produk-produk konstruksi termasuk rumah sederhana san rumah sangat sederhana. Maka perlu dikaji penggunaan bahan bangunan lain pengganti semen Portland dengan mutu yang memenuhi syarat dan harga terjangkau oleh masyarakat. Obyek kajian dalam penelitian ini : seberapa besar sifat mekanis mortar dengan bahan ikat tras (Pozolan). Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan ikatan antara tras, kapur, dan pasir serta mengetahui kuat tekan dasar mortar yang menggunakan bahan pengikat tras.sebagi obyek dalam penelitian ini adalah mortar dari campuran tras, kapur, dan pasir. Sampel benda uji mortar dengan ukuran 5 x 5 x 5 cm3 dan 2,5 x 5 x 7,5 cm3, komposisi campuran 1 tras : 1 kapur : 1 pasir; 1 tras : 1 kapur : 2 pasir dan 1 tras : 1 kapur : 3 pasir. Variablel dalam penelitian ini adalah variable komposisi campuran dan kuat tekan / kuat tarik. Cara pengambilan data dengan uji mutu bahan, uji kuat tekan, uji kuat tarik di laboratorium. Analisis data menggunakan rerata. Hasil penelitian menunjukkan hasil uji mutu bahan mortar memenuhi syarat, hasil uji rata-rata campuran 1 tras : 1 kapur : 1 pasir kuat tekan = 47,93 kg/cm2, kuat tarik 4,17 kg/cm2; campuran 1 tras : 1 kapur : 2 pasir kuat tekan = 40,33 kg/cm2, kuat tarik 3,23 kg/cm2; campuaran 1 tras : 1 kapur : 3 pasir kuat tekan = 29,85 kg/cm2, kuat tarik 2,23 kg/cm2. Dari penelitian ini disarankan perlu pencucian tras agar kandungan lumpurnya lebih kecil dari 14,04% dan komposisi campuran lebih kurus agar kuat tekan dan kuat tarik dapat ditingkatkan. Kata kunci: tras muria, kapur, mortar.
PENDAHULUAN Seiring
bangunan semakin meningkat. Analisa harga dengan
pertumbuhan
bangunan sederhana menunjukkan bahwa 60%
pembangunan fisik, khususnya pembangunan
dari jumlah konstruksinya merupakan biaya
perumahan,
yang harus dikeluarkan untuk pengadaan dan
maka
laju
kebutuhan
akan
bahan
Model Kuat Tekan Dan Tarik Proporsi Tras Muria Dengan Kapur Untuk Bahan Dasar Mortar – Tugino
1
pemasangan bahan bangunan. Jumlah sekitar
penyediaan bahan bangunan murah, namun
30%
yang
juga akan membantu perkembangan industry
memerlukan bahan pengikat anornagik yang
kecil dan menengah yang akan menyerap
dalam
tenaga kerja. Mengingat tras (puzolan) bila
merupakan
bahan/komponen
prakteknya
dikenal
sebagai
semen
Portland ( Pengembangan Teknologi Standart
dicampur
Bidang Permukiman, 2000).
perbandingan tertentu dapat menjadi massa
Sedangkan harga dan ketersediaan
dengan
kapur
danair
dengan
yang padat, maka perlu dikaji lebih lanjut
semen Portland tidak menetu tergantung pada
penggunaan
kondisi pembangunan fisik yang dilakukan,
bangunan, khususnya sebagai mortar atau
terkandng tersedia dalam jumlah yang cukup
spesi perekat batu belah maupun batu bata
banyak dan tidak jarang kelangkaan persediaan,
pada pembuatan pondasi dan dinding bangunan
sehingga harga di pasaran
gedung.
melonjak
tinggi.
Hal
ini
tras
dalam
bidang
konstruksi
Dari latar belakang seperti yang telah
berakibat
semakin tingginya harga jual produk-produk jasa
diuraikan
diatas,
maka
timbullah
suatu
konstruksi termasuk Rumah sederhana (RS)
pemikiran untuk melakukan penelitian tentang
dan Rumah Sangat Sederhana (RSS).
sifat mekanis mortar dengan bahan ikat tras karena
(puzolan). Dalam penelitian ini masalah yang
bahan tersebut banyak terdapat di Jawa Tengah
diteliti adalah : “Seberapa besar sifat-sifat
(Muria), merupakan deposit yang apabila diolah
mekanis mortar dengan bahan ikat tras, sifat
dapat dipakai sebagai penganti semen. Tras
mekanis mortar yang dimaksud adalah kuat
berasal dari bahasa Latin (“tera”) yang berarti
tekan dan kuat tarik?.
Tras sebagai bahan
kajian
Memperhatikan latar belakang di atas,
tanah, dalam bentuk batuan (tuf) diambil dari galian,
digiling/ditumbuk
halus
dan
diayak
sehingga berbutir sangat halus. Bahan ini bila
maka tujuan penelitian adalah : 1. Untuk menjelaskan ikatan antara tras, kapur, pasir dan air.
dicampur dengan air tidak menjadi keras, maka harus dicampur dengan bahan pengikat lain
2. Untuk mengetahui seberapa besar kuat tekan
seperti kapur. Menurut
Pusat
Penelitian
dan
kuat
tarik
mortar
dengan
menggunakan bahan pengikat tras dan
dan
kapur.
Pengembangan Teknologi Permukiman, 2000,
Manfaat yang diharapkan dari penelitian
dengan penggilingan tras secara kering ternyata menghasilkan puzolan yang mutunya tidak
ini
merata dari aspek fisik, serta memiliki tekstru
lembaga Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata-
tidak halus sehingga pemanfaatannya kurang
Ruang
terjamin. Sedangkan proses penggilingan tras
pengembangan bahan bangunan local tras
secara basah dengan spray dryer
akan
sebagai bahan perekat (spesi), dan dengan
dan
adanya pengembangan bahan bangunan local
menghasilkan kekuatan yang merata dan masif.
tras akan mengurangi biaya pembuatan mortar
diperoleh
puzolan
yang
homogeny
Berkembangnya mortar dengan bahan
adalah
dan
sebagai
bahan
Permukiman
dengan semen portland.
ikat tras (puzolan) bukan saja akan membantu
2 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 12 – Januari 2010, hal: 1 – 10
masukan
dalam
bagi
upaya
TINJAUAN PUSTAKA
akan menghasilkan mutu puzolan yang baik
Tras (Pozolan)
berwarna merah tua sampai coklat. Sebaliknya
Tras
(pozolan)
meruapakam
bahan
bangunan dari alam, atau buatan sebagian besar
terdiri
dari
unsur-unsur
silikat
bila proses pembakarannya kurang sempurna, mutu puzolan akan berkurang.
atau
aluminat yang relative. Tras tidak mempunyai
Sifat-sifat tras.
sifat semen, tetapi dalam keadaan halus jika dicampur dengan kapur padat dapat mengeras, sehingga membentuk suatu massa yang padat.
Bila dicampur dengan kapur dan air akan dapat mengeras menjadi massa yang padat. Sifat mengeras ini antara lain disebabkan bereaksinya/bersenyawanya silikat dan aluminat
Jenis-jenis tras
yang terkandung dalam tras dengan kapur
Jenis-jenis tras dibagi menjadi dua,
Tras alam, terdiri dari campuran batuanatau
abu
gunung
perantaraan
air
hidrat
membentuk
kalsium silikat. Sifat keaktifannya terutama
yaitu tras alam dan tras buatan.
batuan
melalui
berapi
yang
mengandung banyak silikat dan aluminat serta
terdapat pada butiran-butiran yang halus, maka kehalusan
buriran
akan
mempengaruhi
kekuatan tekan. Selain dengan kapur dan air, puzolan
sejumlah kecil senyawa alkali, besi, kapur dan lain-lain. Batu-batu ini butiran-butirannya tidak
bila
dicampur
dengan
berbentuk Kristal dan merupakan massa kaca
menyempurnakan pengerasan semen. Proses
dan juga sebagai hasil lelehan dari gunung api.
tersebut disebabkan karena semen dapat diikat
Daerah yang kaya akan gunung berapi banyak
oleh puzolan
menghasilkan jenis tanah-tanah puzolan. Tras
berikut:
dalam
semen
akan
reaksi kimia sebagai
(puzolan) yang banyak terdapat di Indonesia
3CaOSiO2+2H2O 2CaOSiO2+Ca(OH)2
didapat di alam dalam bentuk batu-batuan (tuf)
Ca(H)2+pozolan+air Kalsium Silikat Hidrat
yang diambil dari galian, digiling atau ditumbuk halus dan diayak hingga sangat halus. Tras yang terdapat di Indonesia berwarna kuning, merah muda,abi-abu setekag didiling dan diayak lalu diperdagangkan (Tim Loka Semarang, 1993).
maka campuran semen yang mengandung puzolen akan lebih baik dari semen tanpa puzolan.
Dengan
demikian
beton
yang
mengandung puzolan akan lebih kedap air dan tahan terhadap gangguan senyawa-senyawa
Tras buatan dikenal dengan nama semen
Dengan terjadinya senyawa tersebut,
merah,
yang
merupakan
lain.
hasil
pembakaran tanah liat merah atau pecahanpecahan bata atau genting, setelah digiling, diayak sampai halus dan dipergunakan sebagai campuran pada adukan kapur. Mutu puzolan buatan tergantung pada proses dan temperature pembakarannya. Pembakaran yang sempurna
Pada dihindari
struktur
proses
beton
massa
pengerasan/hidrasi
perlu semen
yang terlalu cepat karena akan mempertinggi proses terjadinya keretakan (cracking). Dengan ditambahkan puzolan, proses peretakan ini dapat
diperkecil,
sehingga
pencampuran/penambahan
Model Kuat Tekan Dan Tarik Proporsi Tras Muria Dengan Kapur Untuk Bahan Dasar Mortar – Tugino
puzolan
dengan pada
3
semen disamping memperbaiki sifat-sifat semen
menggunakan air panas. Air yang digunakan
dapat
untuk penyiraman tidak boleh terlalu banyak,
pula
mengurangi
jumlah
pemakaian
cukup dengan air setengah berat batu kapur
semen.
yang disiram. Seterusnya menggunakan garpu Kekuatan Tras (Puzolan)
atau sekop, kapur dibolak-balik, dan potongan-
Keuntungan-keuntungan
tras
adalah
potongan yang belum disiram betul dikumpulkan
sebagai berikut :
dan disiram kembali dengan air sehingga
1. meningkatkan workability adukan,
penyiraman cukup merata. Kapur yang disiram dibiarkan selama 7
2. menurunkan panas hidrasi, 3. mengurangi harga,
hari untuk mendapatkan kesempurnaan dan
4. meningkatkan kepadatan adukan beton, dan
pemuaian menjadi tepung. Dianjurkan agar
5. meningkatkan ketahanan beton terhadap
masa ini setelah penyiraman selesai ditutup dengan mempergunakan karung supaya tetap
serangan sulfat.
panas di dalamnya dan kapur disiram secara ini Kapur
dapat disimpan agak lama. Kapur adalah bahan pengikat hidrolis
yang dibuat dengan membakar batu kapur
Pasir.
0
(CaCO3) dalam tungku kapur pada suhu 1100 C.
Pasir merupakan butiran meniral alami
kapur dapat diperoleh dalam bentuk kapur takar
yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
maupun
dan
campuran mortar. Pasir ini menempati kira-kira
pengerasan kapur terjadi karena reaksi kimia
sebanyak 70% volume mortar. Akan tetapi pasir
dan pada reaksi ini, air memegang peranan
sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat mortar
penting. Pengerasan di udara terjadi karena
sehingga pemilihan pasir merupakan suatu
kapur mengikat CO2 dari udara. Pengerasan
bagian penting dalam pembuatan mortar /
kapur hidrolik di dalam air disebabkan oleh
beton. Butiran pasir antara 0,15mm sampai 5
reaksi-reaksi kimia yang lebih komplek, yaitu
mm. pasir harus mempunyai bentuk yang baik (
ikatan antara Cu(HO)2 dengan silica, alumina
bulat mendekati kubus), bersih, keras, kuat, dan
dan oxid besi yang terkandung didalam batu
bergradasi
kapu itu (Sutopo EW., Bhaktu P., 1977).
kestabilan kimiawi dan dalam hal-hal tertentu
kapur
padam.
Pengikatan
Penyiraman kapur hidup merupakan hal yang sangat penting, karena mutu kapur juga tergantung dari penyiraman. Oleh karena itu
baik.
Pasir
harus
mempunyai
harus tahan arus dan tahan cuaca (Kardiyono, 1990). Distribusi
ukuran
butiran
pasir
banyak pelaksana bangunan menyiram sendiri
berpengaruh terhadap kekuatan mortar. Bila
kapur hidup di tempat pekerjaannya. Kapur
butir mempunyai ukuran yang sama ( seragam)
hidup yang terkena air akan berubah karena
volume pori pasir akan besar. Sebaliknya bila
CaO+H2OCa(OH)2,
ukuran butiran pasir bervariasi akan terjadi
mengeluarkan panas yang cukup tinggi. Oleh
volume pori yang kecil. Hal ini disebabkan
karena itu penyiraman dianjurkan bertahap
butiran yang kecil akan mengisi pori diantara
(tidak
butiran yang lebih besar, sehingga pori-porinya
proses
kimia,
sekaligus),
dan
lebih
baik
apabila
4 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 12 – Januari 2010, hal: 1 – 10
lain
tekan dan 2,5 x 5 x 7,5 cm3 untuk uji kuat tarik.
untuk
Sesuai dengan aturan pada standar industry
pembuatan mortar diperlukan suatu butiran
Indonesia tentang cara uji mortar, jumlah
yang kemampatannya tinggi, volume porinya
pengambilan sampel untuk uji kuat tekan dan uji
sedikit. Secara teoritis gradasi agregat yang
kuat tarik minimal 5 benda uji.
menjadi
sedikit.
kemampatannya
Dengan
tinggi.
kata
Pada
pasir
Rincian
terbaik adalah yang nilai kemampatannya tinggi.
sampel
yang
dipergunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Mortar
1. Komposisi campuran 1 tras : 1 kapur : 1 Mortar adalah suatu campuran dari
pasir berjumlah 20 buah, 10 buah benda uji
bahan pengikat tras, kapur, pasir dan air. Untuk
untuk pengujian kuat
mendapatkan
benda uji untuk pengujian kuat tarik.
campuran
yang
baik,
harus
tekan,dan 10 buah
yang
2. Komposisi campuran 1 tras:1 kapur :2 pasir
dipergunakan. Oleh karena itu harus dilakukan
berjumlah 20 buah. 10 buah untuk pengujian
control kualitas (Quality control). Mortar/spesi
kuat tekan dan 10 buah untuk pengujian kuat
harus
tarik.
didukung
oleh
kualitas
memenuhi
(PUBI1982).
dancukup
persyaratan
Jumlah
memberikan
bahan
air
yang
3. Komposisi campuran 1 tras:1 kapur :3 pasir
pengerjaannya
berjumlah 20 buah. 10 buah untuk pengujian
penyampur
kemudahan untuk
tertentu
penyerapan
awal
dari
komponen konstruksi. Pengawasan mutu bahan
kuat tekan dan 10 buah untuk pengujian kuat tarik.
yang dipakai menurut metode pengujian ASTM Variabel Penelitian
C 780.
Penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu
Mortar yang baik harus mempunyai sifat-sifat : murah, awet, mudah dikerjakan,
variable bebas dab variable terikat.
melekat dengan baik, cepat kering dan tidak
1. Variabel
bebasnya
adalah
kompsisi
timbul retak-retak
setelah dipasang. Untuk
campuran pasir sebagi bahan pembuatan
mengetahui
mortar,
mortar.
pengujian.
mutu Adapun
perlu
pengujian
dilakukan
yang
biasa
dilakukan adalah uji kuat tekan dan uji kuat tarik.
2. Variabel terikatnya adalah kuat tekan dan kuat tarik mortar.
Metode Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Obyek Penelitian
Data
yang
akan
diselidiki
dalam
adalah
penelitian ini adalah kuat tekan dan kuat tarik
mortar dari komposisi campuran tras (puzolan)
mortar, maka metode dalam pengumpulan data
pasir Muntilan dab kapur padam.
adalah
Obyek
dalam
penelitian
ini
dengan
metode
eksperimen
dan
observasi di laboratorium. Eksperimen dengan Sampel
pembuatan benda uji dan observasi suatu Sampel
yang
dipergunakan
dalam
penelitian ini adalah berupa benda uji mortar
pengamatan
dan
pencatatan
untuk
mendapatkan data yang obyektif.
3
dengan ukuran 5 x 5 x 5 cm untuk uji kuat
Model Kuat Tekan Dan Tarik Proporsi Tras Muria Dengan Kapur Untuk Bahan Dasar Mortar – Tugino
5
Desain Penelitian
Hasil uji analisa kimia tras Tanjungrejo
Desain penelitian ini secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut :
dengan komposisi SiO3 = 34,88%, Fe2O3 = 9,28%; Al2O3 = 29,46%; CaO = 1,14%; MgO = 3,42% dan hilangpijar = 22,15%. Dari hasil uji
Bahan dan Alat
analisa kimia tras Tanjungrejo menunjukkan
Bahan yang digunakan dalam penelitian
bahwa tras yang mengandung kadar : SiO2 +
ini adalah tras (puzolan), kapur, pasir Muntilan
Fe2O3 + Al2O3 lebih dari 70% telah memenuhi
dan air dari PDAM. Sedangkan alat yang
syarat mutu tras berdasarkan ASTM C-618 atau
dipergunakan adealah : alat uji spesifikasi
SKBI mengenai abu terbang atau tras alam
bahan, alat pembuatan benda uji, alat pengujian
sebagai bahan
kuat tekan dan kuat tarik.
beton.
tambahan
Pengujian Penentuan perlakuan
kadar
lumpur
dari
tras
Tabel 2. Kadar Lumpur Tras Tanjungrejo
masing dibuat 20 buah dengan perincian
No
sebagai berikut:
Berat benda uji sebelum di cuci (kering oven) gr Berat benda uji sesudah di B cuci (kering oven) gr Berat benda uji tertahan No. C 200 D Kadar lumpur= C/A x 100%
Uraian
A
a. Komposisi capuran 1 tras : 1 kapur : 1 pasir berjumlah 20 buah, 10 buah untuk uji kuat tekan dan 10 buah untuk uji kuat tarik. b. Komposisi capuran 1 tras : 1 kapur : 2 pasir berjumlah 20 buah, 10 buah untuk uji kuat tekan dan 10 buah untuk uji kuat tarik. c. Komposisi capuran 1 tras : 1 kapur : 3 pasir berjumlah 20 buah, 10 buah untuk uji kuat tekan dan 10 buah untuk uji kuat tarik.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Kandungan kimia pada tras Tanjungrejo dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Kandungan Kimia Tras Tanjungrejo Tras Tanjungrejo 34,88 9,28 29,46 1,14 3,10 22,15 Kuning coklat
1
2
Ratarata
200
200
200
171,2
172,6 171,9
28,8
27,4
28,1
14,4
13,7
14,05
Kadar lumpur tras sebesar 14,05% > 15%
memenuhi
syarat,
sedang
kehalusan
disaring dengan ayakan 2,5mm yang lolos 100% dan yang sisa 0,21 mm maksimum 5%. Sedangkan hasil uji saringan menurut SKSNI M-08-1989-F dapat dilihat pada table berikut : Tabel 3. Hasil Uji Saringan Tras Tanjungrejo Berat tertahan masingmasing saringan mm inch (gr) 9,5 3/8” 0 4,76 No.4 38,7 2,36 No.8 48,7 1,19 No.16 86,1 1,59 No.30 84,2 160,6 0,279 No.50 29,0 0,149 No.100 29,6 0,074 No.200 Jumlah contoh = 500,00 gr Ukuran saringan
Hasil uji mutu bahan
Komposisi Kimia SiO2 Fe2O3 Al2O3 CaO MgO Hilang Pijar Warna
pekerjaan
Tanjungreja dapat dilihat dalam tabel berikut :
Perlakuan benda uji mortar masing-
No 1 2 3 4 5 6 7
untuk
Komulatif gr % tertahan tertahan 0 32,4 81,1 167,2 251,4 412 441,0 470,6
0 6,48 16,22 33,44 50,28 82,40 88,20 94,12 MK = 2,77
% lolos 100 93,52 83,78 66,56 49,72 17,60 11,80 5,88
Hasil uji saringan pasir, nilai prosentase berat butiran yang tertinggal dan yang lewat
6 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 12 – Januari 2010, hal: 1 – 10
dalam suatu susunan ayakan dengan lubang :
2. Kuat tekan terbesar = 49,00 kg/cm² dan
4,76mm; 2,36mm; 1,19mm; 0,59mm; 0,29mm;
3. Kuat tekan terkecil = 47,25 kg/cm².
0,149mm
Tabel 5. Hasil uji Kuat Tekan Mortar, campuran : 1 tras : 1 kapur : 2 pasir, umur 28 hari.
dan
0,074mm.
dari
pemeiksaan
gradasi tersbut bahwa pasir Mutilan yang dipakai dalam penelitian ini adalah tergolong
No
Kode sample
agak kasar (masuk zona II).
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10
Modulus
kehalusan
pasir
Muntilan
tersebut sebesar 2,77. Modulus kehalusan pasir telah memenuhi syarat yang ditetapkan dalam SKSNI 5-04-1989 butir 6 yang berbunyi susunan besar butir agregat halus mempunyai modulus kehalusan antara 1,4 – 3,80 dan harus terdidri
Luas Berat penam (kg) pang 25 0,17 25 0,17 25 0,17 25 0,17 25 0,17 25 0,17 25 0,17 25 0,17 25 0,17 25 0,17 Jumlah Rata-rata
Beban Mano. (KN) 161 161 159 160 164 162 161 160 161 164
K tekan kg/cm² 40,25 40,25 39,75 40,00 41,00 40,50 40,25 40,00 40,25 41,00 403,25 40,33
Dari hasil pengujian kuat tekan tersebut
dari butir-butir yang beraneka ragam.
diatas, dapat disampaikan: 1. Kuat tekan rata-rata = 40,33 kg/cm².
Hasil pengujian kuat tekan mortar Pengujian kuat tekan mortar dilakukan setelah
mortar
berumur
menggunakan
alat
(Compressing
Testing
28
hari
dengan
mesin
uji
tekan
Machine)
di
pengujian
kuat
tekan
mortar
dengan komposisi campuran : 1 tras : 1 kapur : 1 pasir, 1 tras : 1 kapur : 2 pasir, 1 tras : 1 kapur : 3 pasir, masing-masing berukuran 5 x 5 x 5 3
cm , dengan masing-masing 10 buah benda uji didapat kuat tekan seperti pada tebel berikut ini. Tabel 4.
Hasil uji Kuat Tekan Mortar, campuran : 1 tras : 1 kapur : 1 pasir, umur 28 hari.
No
Kode sample
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10
Luas Berat penam (kg) pang 25 0,19 25 0,19 25 0,19 25 0,18 25 0,19 25 0,18 25 0,18 25 0,19 25 0,18 25 0,19 Jumlah Rata-rata
Beban Mano. (KN) 192 193 195 189 191 190 190 196 189 192
K tekan kg/cm² 48,00 48,25 48,75 48,25 47,75 47,80 47,50 49,00 47,25 48,00 479,25 47,93
Dari hasil pengujian kuat tekan tersebut diatas, dapat disampaikan: 1. Kuat tekan rata-rata = 47,93 kg/cm².
3. Kuat tekan terkecil = 39,75 kg/cm². Tabel 6. Hasil uji Kuat Tekan Mortar, campuran : 1 tras : 1 kapur : 3 pasir, umur 28 hari.
Balai
Pengujian dan Informasi Konstruksi Semarang. Hasil
2. Kuat tekan terbesar = 41,00 kg/cm² dan
No
Kode sample
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10
Luas Berat penam (kg) pang 25 0,11 25 0,11 25 0,11 25 0,11 25 0,11 25 0,11 25 0,11 25 0,11 25 0,11 25 0,11 Jumlah Rata-rata
Beban Mano. (KN) 8,96 8,92 8,92 8,84 9,00 8,84 8,96 8,84 8,88 8,96
K tekan kg/cm² 2,24 2,23 2,23 2,21 2,25 2,21 2,24 2,21 2,22 2,24 22,28 2,23
Dari hasil pengujian kuat tekan tersebut diatas, dapat disampaikan: 1. Kuat tekan rata-rata = 29,85 kg/cm². 2. Kuat tekan terbesar = 30,25 kg/cm² dan 3. Kuat tekan terkecil = 29,50 kg/cm². Hasil uji kuat tekan dari masing-masing jenis komposisi campuaran diperoleh melalui pengujian di laboratorium Balai Pengujian dan Informasi Konstruksi (BPIK) Semarang adalah : 1 tras : 1 kapur : 1 pasir, kuat tekan rata-rata = 47,93 kg/cm²; 1 tras : 1 kapur : 2 pasir, 1 kuat tekan rata-rata = 40,33 kg/cm²; dan 1 tras : 1
Model Kuat Tekan Dan Tarik Proporsi Tras Muria Dengan Kapur Untuk Bahan Dasar Mortar – Tugino
7
kapur : 3 pasir
kuat tekan rata-rata = 29,85
kg/cm². Sedangkan mortar campuran 1 semen : 7 pasir menghasilkan uji tekan sebesar 49,75 kg/cm2
(Sulastri,
1996).
Dengan
demikian
campuran 1 tras : 1 kapur : 1 pasir dengan kuat tekan rata-rata 47,93 kg/cm masih lebih rendah dari kuat tekan mortar dengan campuran 1 semen : 7 pasir dengan kuat tekan 49,75 kg/cm².
3. Kuat tarik terkecil = 4,11 kg/cm². Tabel 8. Hasil uji Kuat Tarik Mortar, campuran : 1 tras : 1 kapur : 2 pasir, umur 28 hari. No
Kode sample
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10
Hal ini disebabkan kandungan SiO2, Fe2O3, dan Al2O3 pada tras hanya sebesar 73,62%. Apabila kandungan SiO2, Fe2O3, dan Al2O3 lebih dari 73,62% diperkirakan kuat tekannya akan lebih dari 47,93 kg/cm2, hal ini disebabkan karena bereaksinya dengan kapur
Beban Luas Berat Mano.(K penampa (kg) N) ng 6,25 0,1 12,88 6,25 0,1 12,88 6,25 0,1 13,64 6,25 0,1 13,28 6,25 0,1 13,24 6,25 0,1 12,84 6,25 0,1 12,48 6,25 0,1 12,60 6,25 0,1 12,72 6,25 0,1 12,56 Jumlah Rata-rata
K tekan kg/cm² 3,22 3,22 3,41 3,32 3,31 3,21 3,12 3,15 3,18 3,14 32,27 3,23
Dari hasil pengujian kuat tarik tersebut diatas, dapat disampaikan: 1. Kuat tarik rata-rata = 3,23 kg/cm². 2. Kuat tarik terbesar = 3,40 kg/cm² dan 3. Kuat tarik terkecil = 3,12 kg/cm².
(CaO) akan lebih kuat. Tabel 9. Hasil uji Kuat Tarik Mortar, campuran : 1 tras : 1 kapur : 3 pasir, umur 28 hari.
Pengujian kuat tarik mortar Pengujian kuat tarik mortar dengan
No
Kode sample
komposisi campuran : 1 tras : 1 kapur : 1 pasir,
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10
1 tras : 1 kapur : 2 pasir, 1 tras : 1 kapur : 3 pasir, masing-masing berukuran 2,5 x 5 x 7,5 3
cm , dengan masing-masing 10 buah benda uji didapat kuat tekan sebagai berikut: : Tabel 7. Hasil uji Kuat Tarik Mortar, campuran : 1 tras : 1 kapur : 1 pasir, umur 28 hari. No
Kode sample
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
Luas Berat penam (kg) pang 6,25 0,14 6,25 0,14 6,25 0,14 6,25 0,14 6,25 0,14 6,25 0,14 6,25 0,14 6,25 0,14 6,25 0,14 6,25 0,14 Jumlah Rata-rata
Beban Mano (KN) 16,68 16,80 16,96 16,44 16,60 16,52 16,52 17,04 16,44 16,68
K tekan kg/cm² 4,17 4,20 4,24 4,11 4,15 4,13 4,13 4,26 4,11 4,17 41,67 4,17
Dari hasil pengujian kuat tarik tersebut
Luas Berat penam (kg) pang 6,25 0,11 6,25 0,11 6,25 0,11 6,25 0,11 6,25 0,11 6,25 0,11 6,25 0,11 6,25 0,11 6,25 0,11 6,25 0,11 Jumlah Rata-rata
Beban Mano (KN) 8,96 8,92 8,92 8,84 9,00 8,84 8,96 8,84 8,88 8,96
K tekan kg/cm² 2,24 2,23 2,23 2,21 2,25 2,21 2,24 2,21 2,22 2,24 22,28 2,23
Dari hasil pengujian kuat tarik tersebut diatas, dapat disampaikan: 1. Kuat tarik rata-rata = 2,23 kg/cm². 2. Kuat tarik terbesar = 2,25 kg/cm² dan 3. Kuat tarik terkecil = 2,21kg/cm². Hasil uji kuat tarik dari masing-masing jenis komposisi campuaran diperoleh melalui pengujian di laboratorium Balai Pengujian dan Informasi Konstruksi (BPIK) Semarang adalah :
diatas, dapat disampaikan:
1 tras : 1 kapur : 1 pasir, kuat tarik rata-rata =
1. Kuat tarik rata-rata = 4,17kg/cm².
4,17kg /cm²; 1 tras : 1 kapur : 2 pasir, kuat tarik
2. Kuat tarik terbesar = 4,24 kg/cm² dan
8 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 12 – Januari 2010, hal: 1 – 10
rata-rata = 3,23 kg/cm²; dan 1 tras : 1 kapur : 3
tekan rata-rata = 47,93 kg/cm²; 1 tras : 1
pasir kuat tarik rata-rata = 2,23kg/cm².
kapur : 2 pasir, 1 kuat tekan rata-rata = 40,33
Sedangkan mortar campuran 1 semen : 7 pasir menghasilkan uji tarik sebesar 4,94
kg/cm²; dan 1 tras : 1 kapur : 3 pasir kuat tekan rata-rata = 29,85 kg/cm².
demikian
3. Hasil uji kuat tarik mortar dengan komposisi
campuran 1 tras : 1 kapur : 1 pasir dengan kuat
campuran : 1 tras : 1 kapur : 1 pasir, kuat
tarik rata-rata 4,17 kg/cm2 masih lebih rendah
tarik rata-rata = 4,17kg /cm2; 1 tras : 1 kapur
dari kuat tekan mortar dengan campuran 1
: 2 pasir, kuat tarik rata-rata = 3,23 kg/cm²;
semen : 7 pasir dengan kuat tarik 4,94 kg/cm².
dan 1 tras : 1 kapur : 3 pasir kuat tarik rata-
kg/cm2
(Sulastri,
1996).
Dengan
Hal ini disebabkan kandungan SiO2,
rata = 2,23kg/cm².
Fe2O3, dan Al2O3 pada tras hanya sebesar
4. Hasil uji kuat tekan dan kuat tarik mortar
73,62%. Apabila kandungan SiO2, Fe2O3, dan
dengan bahan baku tras, kapur dan pasir
Al2O3 lebih dari 73,62% diperkirakan kuat tarik
lebih kecil dari kuat tekan dan tarik mortar
nya akan lebih dari 47,93 kg/cm², hal ini
dari semen dengan perbandingan 1 semen :
disebabkan karena bereaksinya dengan kapur
7 pasir.
(CaO) akan lebih kuat. Hasil pengujian kuat tekan dan kuat tarik mortar dari tras, kapur dan pasir masih
Saran Saran-saran dalam penelitian ini adalah
lebih rendah dari hasil kuat tekan dan kuat tarik
sebagai berikut :
mortar dari campran semen dan pasir. Untuk
1. Tras sebagai bahan pembuat mortar perlu
menambah hasil kuat tekan dan kuat tarik
dicuci
mortar tras, kapur dan pasir dibuat dengan
lumpurnya lebih kecil dari 14,05%, karena
komposisi campuran tras dan kapur lebih
dengan kandungan lumpur lebih kecil, maka
banyak, sehingga campuran menjadi 1 tras : 1
kuat tekan dan kuat tarik mortar dapat
kapur : 3/4 pasir,atau 1 tras : 1 kapur : 1/2 pasir,
ditingkatkan.
atau 1 tras : 1 kapur : 1/3 pasir.
terlebih
dahulu
agar
kandungan
2. Untuk mendapatkan kuat tekan dan kuat tarik yang lebih besar, perlu dibuat mortar
KESIMPULAN DAN SARAN
dengan komposisi campuaran pasir lebih
Kesimpulan
kecil, misalnya ¾; ½; atau 1/3 dengan
Sesuai dengan hasil peneltian sebagaimana diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, dapat
demikian kuat tekan dan kuat tarik mortar juga dapat ditingkatkan.
diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil uji mutu bahan pembuat mortar dengan bahan baku tras, kapur dan pasir memenuhi uji mutu bahan bangunan, sehingga bahan pembuatan mortar tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan mortar.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1975, Peraturan Tras dan Semen Merah Indonesia, NI-20. Yayasan Dana Normalisasi Indonesia. Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Jendral Cipta Karya. Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.\
2. Hasil uji kuat tekan mortar dengan komposisi campuran : 1 tras : 1 kapur : 1 pasir, kuat
Model Kuat Tekan Dan Tarik Proporsi Tras Muria Dengan Kapur Untuk Bahan Dasar Mortar – Tugino
9
Anonim, 1971, Peraturan Batu Buatan (Batu Utuh), Yayasan Dana Normalisasi Indonesia. Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Jendral Cipta Karya. Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
Budiyono, 1984. Pembuatan Batu Cetak, Batu Beton, Batako. Jakarta: Depdikbud.
Anonim, 1989, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SKSNI S-04-1989F, NI-20. Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan. Bandung: Departemen Pekerjaan Umum.
Ronald. 1995. Statistik Terapan. Jakarta : Gramedia.
Anonim, 1993, Penelitian Semesn Bersifat Kapur di Daerah Kudus Jawa Tengah, Semarang: Tim Loka.
Kardiyono, T.J. 2000. Yogyakarta : Navitri.
Teknologi
Beton.
Sutopo, EW., Bhakti P., 1977. Ilmu Bahan Bangunan I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
.
10 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 12 – Januari 2010, hal: 1 – 10