123
.
,
=
.
,
.
,
= 51,2 hp Digunakan motor dengan daya 55 hp = 40,45 kW. Dibagi menjadi dua motor sehingga masing-masing motor dengan daya 20 kW.
Perhitungan diameter kipas Kecepatan udara yang melalui kipas mempunyai range dari 1200-2500
ft/min. Sedangkan untuk desain yang ekonomis, kecepatannya sekitar 1800 ft/min (Ludwig, 1997), sehingga didapat hubungan sebagai berikut Qud = Af.V Dimana : Af = luas penampang kipas (ft2) V = kecepatan udara untuk desain ekonomis (1800 ft/min) maka : .
Af =
,
=
= 197,7 ft2 Sehingga diameter kipas didapat : Df =
.
=
.
, ,
= 15,87 ft ≈ 5 m
Dibagi menjadi dua kipas sehingga diameter masing-masing kipas = 2,5 m.
Resirkulasi Resirkulasi adalah bercampurnya udara yang masuk menara pendingin
(fresh air) dengan sebagian udara yang meninggalkan menara (warm moist air) sehingga ada kandungan air yang masuk menara pendingin.
124
Gambar 4.29 Ilustrasi resirkulasi Untuk mengetahui resirkulasi yang terjadi dilakukan perhitungan sebagai berikut : Rc =
,
(Ludwig, 1997)
( ,
)
Dengan penentuan panjang sisi menara = 36,08 ft = 11 m. Rc =
,
,
( ,
,
)
= 2,3 % Hal ini berarti nahwa udara keluar dari menara pendingin yang ikut masuk bersama udara segar adalah 2,3 % dari seluruh udara yang masuk ke menara pendingin. h. Analisa Make Up Water Make up water adalah penambahan kebutuhan yang digunakan untuk menggantikan air yang hilang karena adanya proses evaporasi pada menara pendingin (E), terbawanya air karena hembusan udara atau drift (W) dan air yang sengaja dibuang untuk mengurangi endapan yang terjadi atau blow down (B). Sehinga jumlah air yang ditambahkan adalah M = E + W + B (%) (Ludwig, 1997)
125
Kehilangan Air Karena Evaporasi Karena adanya perpindahan massa uap air dari muka basah ke udara akan
menyebabkan jumlah air yang disirkulasikan berkurang akibat penguapan. Hal ini karena dalam menara pendingin udara mengalami proses penjenuhan dan keluar dalam kondisi udara jenuh. Air yang hilang ini dapat diperhitungkan dengan menggunakna persamaan berikut E = G (W2 – W1) (Ludwig, 1997) Dari tabel psikometri, untuk udara jenuh yang keluar menara pada T= 950F mempunyai rasio kelembaban W2 = 0,0367 lb/lb dry air. Sedangkan untuk kondisi udara masuk dengan T= 67,46 0F mempunyai rasio kelembaban W1 = 0,0145 lb/lb dry air. Untuk aliran yang melalui menara pendingin G = 4.157,54 gpm. E
= 4.157,54 gpm (0,0367 – 0,0145) lb/lb dry air. = 92,51 gpm
Sedangkan total air yang disirkulasikan L = 4.313,7 gpm, maka: E
=
, .
,
100 % = 2,14 %
Kehilangan Air Karena Drift Drift adalah terbuangnya air bersama hembusan udara keluar. Drift
eliminator tidak mungkin dapat mencegah seluruh air untuk tidak ikut keluar bersama hembusan udara. Tetapi, untuk desainyang baik, sistem akan kehilangan air diperkirakan kurang dari 0,2 % dari total air yang disirkulasikan (Ludwig, 1997). Kehilangan air akibat hembusan udara bervariasi untuk berbagai tipe menara pendingin dan kondisi lokal. Operasi menara pendingin yang normal kehilangan air berkisar 0,3 – 1 % dari sirkulasi air yang masuk menara pendingin (untuk tipe menara pendingin natural draft) dan 0,1 – 0,3 % untuk tipe mechanical draft cooling tower. (Ludwig, 1997) Dalam perancangan ini diperkirakan kehilangan air karena drift pada eliminator adalah 0,2 % dari total sirkulasi air. Karena air yang disirkulasikan sebesar 4.313,7 gpm, maka kehilangan air karena drift (W) adalah W = 0,2 % . 4.313,7 gpm = 8,6 gpm
126
Kehilangan Air Karena Blow Down Blow down adalah sejumlah air yang sengaja dikeluarkan dari menara
pendingin untuk mengontrol kadar konsentrasi garam atau kotoran lain pada air yang disirkulasikan. Dengan adanya blow down ini maka diperlukan adanya air untuk menggantikan air yang keluar dengan persamaan sebagai berikut B
=
− W (Ludwig, 1997)
.
Dimana : π.c = cycle of concentration (harganya bervariasi antara 3-7) B,E dan W dalam %. Dalam perencanaain ini diambil nilai π.c = 3, maka kehilangan air akibat blow down sebesar : B
=
,
%
− 0,2 %
= 0,87 %
Total Make Up Water yang Diperlukan Dari perhitungan di atas, jumlah air yang harus ditambahkan dalam
sirkulasi air pada menara pendingin adalah sejumlah air yang hilang akibat evaporasi, drift dan blow down tersebut di atas adalah M =E+W+B = 2,14 % + 0,2 % + 0,87 % = 3,21 % Jadi total make up water yang diperlukan adalah 3,21 % dari seluruh air yang disirkulasikan pada menara pendingin, yaitu : = 3,21 % x 4.313,7 gpm = 138 gpm
i. Perhitungan Beban Kalor Sensibel dan Laten Pada Menara Pendingin
Perhitungan Beban Kalor Sensibel Pada Menara Pendingin Perpindahan kalor sensibel terjadi jika terdapat perbedaan suhu antara
udara yang mengalir (masuk ke menara pendingin) dengan muka basah air ( air yang keluar dari sprinkle). Proses ini disebut juga dengan perpindahan panas
127
secara konveksi dimana kalor sensibel mengalir dari dalam zat cair ke muka basah (interface). Laju kalor sensibel dapat dihitung dengan rumus : qs = hc x (Ti – Ta) x A Dari data awal diketahui : -
Kondisi udara masuk louver, tdb = 71,46 0F twb = 67,46 0F
-
Kondisi udara keluar menara, tdb = twb = 95 0F
-
Luas perpindahan panas pada cooling tower :
Jarak antara sprinkle dan louver = 4,92 ft = 1,5 m Diameter menara = 36,08 ft = 11 m maka, A
=π.D.t = 3,14 . 36,08 ft . 4,92 ft = 557,39 ft2
Koefisien perpindahan panas Tin, udara
= 71,46 0F
Gin, udara
= 1475 lb/ jam.ft2
Dengan temperatur di atas dari tabel properties udara didapat : ρud
= 0,073 lb/ft3
v
= 13,74 (ft3/lb)
Vud
= G. v = 1475
. 13,74
= 20.268,7 ft/jam = 5,6 ft/s Tout, udara = 95 0F Trata-rata
=
(
,
)
= 83,23 0F
Dari tabel properties udara didapat v
= 0,172 x 103 ft2/s
Pr
= 0,729
k
= 0,0149 BTU/h.Ft.0F
128
Re
.
=
=
,
.
,
= 1,2 Nu
= 0,664 . Re1/2 . Pr1/3 = 0,664 . 1,21/2 . 0,7291/3 = 0,7
h
= ,
=
,
.
,
= 0,0020 BTU/h.ft20F Sehingga laju kalor sensibel adalah qs
= 0,0020 BTU/h.ft20F x (95 – 71,46) 0F x 557,39 ft2 = 25,85 BTU/h
Perpindahan Beban Kalor Laten Pada Menara Pendingin Perpindahan kalor laten terjadi apabila terdapat perpindahan massa air
dalam proses pengembunan ataupun penguapan karena pada saat uap air mengembun, kalor laten harus dilepaskan oleh air. Sebaliknya jika air menguap maka harus diberikan kalor laten untuk penguapan. Proses ini disebut juga dengan perpindahan air difusi. laju perpindahan kalor laten dapat dihitung dengan menggunakan rumus : q1 = K (W1 – W2) hfg x A Dari data-data awal diketahui : -
Kondisi udara masuk (Tin) = tdb = 71,46 0F twb = 67,46 0F
-
Kondisi udara keluar (Tout) = tdb = twb = 95 0F
Dari tabel psikometri diperoleh : -
Wl (T=95 F)
= 0,0367 lb/lb dry air
-
Wa (T=71,46 F) = 0,0167 lb/lb dry air
129
Pada kondisi Trata-rata = 83,23 0F diperoleh harga hfg = 47,31 BTU/lb dari tabel psikometri serta harga cpm = 0,2404 BTU/ lbm 0 F dari tabel properties udara. -
K=
= ,
=
,
= 0,0082 lbm/jam ft2 maka, q1
= 0,0082
(0,0367 – 0,0167)
= 4,34 BTU/jam
Sehingga diperoleh dimensi cooling tower : Panjang
= 9,84 m.
Lebar
= 8 m.
Tinggi packed
= 4,27 m.
Diameter kipas
= 2,5 m.
Daya motor
= 20 kW.
Dibutuhkan dua buah kipas dan dua buah motor.
47,31
557,39 ft2
130
Gambar 4.30 Dimensi cooling tower hasil perhitungan
131
4.4.5 Desain Steam Jet Ejector Untuk menghitung dimensi dari steam ejector dengan cara : Steam ejector tingkat I 1. Menentukan entrainment ratio untuk gas NCG dan sumber uap dari gambar kurva entrainment ratio. 2. Menentukan total udara ekuivalen untuk NCG dan sumber uap. 3. Menghitung rasio kompresi. 4. Menghitung rasio ekspansi uap (tekanan uap/tekanan hisap). 5. Menentukan rasio udara/steam dengan melihat gambar kurva entrainment ratio molecular weight, dari harga rasio kompresi dan rasio ekspansi. 6. Dengan cara yang sama, dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan uap untuk steam ejector tingkat kedua.
Gambar 4.31 Kurva entrainment ratio (Ludwig, 1999)
132
Gambar 4.32 Kurva entrainment ratio molecular weight (Ludwig, 1999)
/
P03 dihitung dari rumus : P03 = Pint
=
Patm
= 1 bar
P2
= 0,16 bar
P0b = P2 x 0,16
P03
=
P03
= 2,5 x 0,16
P03
= 0,4 bar
Maksimum rasio kompresi
= P03/P0b
,
= 0,4/0,16 = 2,5 Rasio ekspansi
= P0b/P0a
P0a
= 6,5 bar
P0b / P0a
= 0,16 / 6,5 = 0,025
Dengan menggunakan grafik pada gambar 2.19 (Perry, 1999), diperoleh rasio area
= A2/At = 50
Rasio Entrainment
= Wb/Wa = 0,95
Rasio Entrainment dikoreksi dengan persamaan W/Wa
= Wb/Wa x
(
= 0,95 x 2,24 = 2,12
/
)
133
Kebutuhan motive steam
= Wa
Laju alir massa fluida hisap
= W = Wb=0,13554 kg/s
Kebutuhan motive steam, Wa
= W/2,12 = 0,13554/2,12 = 0,064 kg/s.
Dengan menggunakan nilai W/Wa=2,12 dan menggunakan grafik pada gambar 2.19, diperoleh rasio area koreksi, A2/At= 35. Perhitungan luas penampang leher nozzle, At Kecepatan motive steam dihitung dengan menggunakan asumsi Mach Number, M = V/c = 1, aliran kritikal atau sonic, V = c = (
/
), dimana : k = 1,4, R =
8,314 J/kgmol.K, Mw = 18. c
= 530,3681 m/s.
Volume spesifik motive steam pada kondisi jenuh, tekanan 6,5 bara = 0,292 m3/kg Laju alir massa motive steam
= Wa = 0,064 Kg/s.
Laju alir volume motive steam
= Wa x volume spesifik motive steam. = 0,064 x 0,292 = 0,019 m3/s
Kecepatan motive steam
= 530 m/s
Luas penampang leher nozzle (At) = laju alir volume motive steam / kecepatan motive steam (V). = 0,019/530 = 3,6 x 10-5 m2 = 0,36 cm2 Dari grafik telah diperoleh A2/At = 35 =0,36 cm2
At
=
Dt
= 0,65 cm
A2
= 35 x 0,36 cm2 = 12,6 cm2
D2
= 3,84 cm
Dari grafik telah diperoleh A2/At, sehingga dapat diperoleh A2 dan D2. Dimana : At = Luas penampang leher nozzle Dt = Diameter leher nozzle A2 = Luas penampang constant area mixing suction (diffuser throat) D2 = Diameter constant area mixing suction (diffuser throat)
134
Gambar 4.33 Notasi steam ejector dalam perhitungan.
Gambar 4.34 Kurva desain optimum untuk single stage ejector.
135
4.4.6 Pompa Langkah kedelapan dalam merancang pembangkit listrik yaitu menghitung dan menentukan kebutuhan pompa yang digunakan. Fungsi dari pompa yaitu memberikan tekanan pada fluida agar dapat sampai di tempat yang diinginkan. Gambar 4.35 menunjukkan diagram dari proses pompa. Dalam perencanaan pembangkit metode direct-steam diperlukan empat jenis pompa yaitu: a. Hot well pump berfungsi untuk mengalirkan air kondensat yang berasal dari kondensator menuju cooling tower. Membutuhkan head yang cukup tinggi dikarenakan posisi cooling tower cukup jauh jaraknya dan tinggi saluran masuknya. b. Auxiliary cooling water pump berfungsi untuk mengalirkan air pendingin dari cooling tower menuju peralatan tambahan seperti ejector condenser dan liquid ring vacuum pump. c. Liquid ring vacuum pump berfungsi untuk menjaga kondisi kondensator agar tetap dalam keadaan vakum. Dengan bantuan peralatan steam jet ejector, ejector condenser membentuk sebuah sistem ekstrasi noncondensable gas. d. Pompa reinjeksi berfungsi untuk mengalirkan air kondensat dari kolam kondensat menuju dalam tanah. Reinjeksi air kondensat dimaksudkan untuk menjaga keberadaan air dalam aliran air tanah sehingga diharapkan produksi panas bumi akan berlangsung seterusnya.
136
Gambar 4.35 Diagram proses pompa
Gambar 4.36 merupakan diagram penggambaran proses yang terjadi pada pompa dengan menggunakan diagram temperatur-entropi. Diagram temperaturentropi yang digunakan yaitu diagram R-718 water (water diagram, 2012). Pada pompa hot well, titik 7 merupakan kondisi air kondensat yang berasal dari kondensator sebagai sisi hisap pompa. Pada titik 8 merupakan kondisi air kondensat hasil proses pemompaan yang dialirkan menuju cooling tower. Pada pompa auxiliary cooling water, titik 16 merupakan kondisi air kondensat yang telah diturunkan temperaturnya dari cooling tower sebagai sisi hisap pompa. Pada titik 17 dan 18 merupakan air kondensat hasil proses pemompaan yang dialirkan menuju liquid ring vacuum pump serta ejector condenser. Pada liquid ring vacuum pump, titik 17 dan 13B merupakan kondisi panas bumi berupa air kondensat serta non-condensable gas sebagai sisi hisap pompa. Kemudian hasil dari proses pemompaan diteruskan dalam separator untuk dipisahkan antara non-condensable gas dengan air kondensat yang masih dikandung dalam fluida.
137
Pada pompa reinjeksi, sebagai sisi hisap pompa berasal dari kolam kondensat. Pada titik 21 merupakan air kondensat yang diinjeksikan kembali ke dalam tanah. Kondisi tiap titik ditampilkan dalam tabel 4.19. Dengan mempertimbangkan laju aliran massa air pendingin yang akan melewati peralatan pembangkit, maka dipilih konstruksi pompa sentrifugal untuk pompa hot well, auxiliary cooling water dan pompa reinjeksi. Pemilihan pompa sentrifugal dikarenakan fluida hasil pemompaan dalam keadaan stabil, tidak pulsating.
1A 1B
16, 17, 18 30
7
6,s 8
21
437
Gambar 4.36 Diagram temperatur-entropi fluida pada pompa
2 3
6
9
138
Tabel 4.19 Tabel sifat fluida pada proses cooling tower 7
8
16
17
18
21
46
46
30
30
30
30
0,16
1,16
1
1
1
1
192,6
192,7
125,9
125,9
125,9
125,9
0,6517
0,6516
0,4368
0,4368
0,4368
0,4368
X
0
0
0
0
0
0
ṁsteam
0
0
0
0
0
0
ṁNCG
0
0
0
0
0
0
ṁwater
272,71
272,71
9,16
3
6,16
8,58
ṁtotal
272,71
272,71
9,16
3
6,16
8,58
T, 0C P, bar h, kj/kg s, kj/kg0C
4.4.6.1 Perancangan kebutuhan pompa Perancangan kebutuhan pompa yang digunakan : Tabel 4.20 Tabel kebutuhan pompa No.
Nama
Desain kebutuhan ̇ (kg/s)
(kg/m3)
Q (m3/min)
Head (m)
1
Pompa hot well
272,21
989,71
16,5
20
2
Liquid ring
3,14
995,6
0,19
5
9,16
995,6
0,55
10
8,58
995,6
0,52
75
vacuum pump 3
Auxiliary cooling water pump
4
Pompa reinjeksi
139
Gambar 4.37 Grafik pemilihan pompa Torisima (Torishima, 2014) Tabel 4.21 Spesifikasi dan merk pompa yang dipakai No
Nama
Pompa
Q (m3/min)
Head (m)
1
Pompa hot well
Torishima CA 32-160
16,5
20
2
Liquid ring vacuum pump
Nash P2620
0,19
5
3
Auxiliary cooling water pump
Torishima CA 32-125
0,55
10
4
Pompa reinjeksi
Torishima CA 80-160
0,52
75
140
4.5 Pipe and Instrument Diagam (P&ID) Perencanaan selanjutnya menggunakan Pipe and Instrument Diagram (P&ID) yang berfungsi untuk mengetahui dimensi pipa dan aksesoris pipa yang dipakai. P&ID pada sumur produksi adalah sumur tempat keluarnya uap panas sebagai hasil pengeboran. Pada pipa di dekat sumur dilengkapi dengan katup yang digunakan sebagai pembuka dan penutup aliran uap panas. Katup yang digunakan yaitu katup gerbang yang berfungsi untuk membuka atau menutup aliran sepenuhnya. Serta katup bola yang berfungsi untuk pemakaian throttling. Terdapat pula beberapa instrumen yang digunakan untuk mengetahui kondisi uap panas tersebut. Instrumentasi yang digunakan yaitu : a. Pressure Transmitter adalah perangkat untuk mengukur tekanan mekanik dan mengkonversi ke sinyal listrik antara 4 ~ 20mA atau 0 ~ 10V. b. Flow Element c. Flow Transmitter adalah perangkat yang digunakan untuk mengubah hasil pengukuran menjadi sinyal listrik yang proporsional yang dapat diteruskan ke penerima jauh atau pengendali. d. Flow Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengindikasi besar laju aliran fluida. e. Temperature Transmitter f. Pressure Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengindikasi besar tekanan fluida. g. Temperature
Well
atau
thermowell
merupakan
salah
satu
alat
instrumentasi yang sederhana dan juga untuk melindungi peralatan lainnya. Alat ini sebaiknya dipasang pada sumbu pipa di mana temperatur alirannya akan diukur. Alat penunjuk temperatur akan bekerja menurut panas yang diditeksi melalui alat yang dimasukkan ke dalam pipa. Instrumen yang disambung dalam thermowell, hanya akan menunjukkan temperatur setempat. Perencanaan thermowell ini ditunjukan pula pada diagram pipa dan instrumen. (Raswari, 1986, UI Press) h. Pressure Safety Valve merupakan katup untuk mengeluarkan tekanan berlebih sehingga menjaga tekanan tidak melebihi batas.
Gb. 4.38 P&ID sumur produksi
141
142
Penentuan ukuran diameter pipa diperoleh dari perhitungan sebagai berikut : Perhitungan diameter pipa (SS-001-A1-14”-PP50) pada daerah sumur produksi
Desain kriteria: Vmin = 20 m/s Vmax = 30 m/s
Desain basis (dari perhitungan heat and mass balance) : Laju aliran fluida ( Q ) = 8,58 kg/s = 30.888 kg/h X 0,162 m3/kg = 5.022 m3/h Pressure
= 12 Bar a
Temperatur
= 188oC
Massa Jenis
= 6,15 kg/m3
Viskositas
= 0,305 (cP) = 0,000305 (kg/ms)
Specific gravity = sg
= 0,162
Material pipa = e
= 50,8 mikron
Perhitungan : Inside diameter min.
= 39,37
(
)/
= 39,37
(0,000305 5.022)/30
= 8,9 in. Inside diameter max.
= 39,37
(
= 39,37
(0,000305 5022)/20
= 10,89 in. Inside diameter yang dipakai = 10 in.
)/
143
Tabel 4.22 Kecepatan yang diperbolehkan pada pipa berdasarkan ASME B31.1. Velocity m/sec Oil : HSD oil and lubrication oil
0.5-3
Steam : Saturated
20-30 (tentative)
Superheated
30-45 (tentative)
Superheated (300mm and larger in size)
50-70 (tentative)
Exhaust to atmosphere
25-50 (tentative)
Water: Pump suction
2-2.5
Pump discharge less than 10kg/cm2g
2.5-3
Pump discharge 10 kg/ cm2g more
3-3.5
Drain
1-2
Water
1-3
Air : Low pressure air (less than cm2g)
20-30
High pressure air (10 kg/ cm2g more)
10-15
Compressor suction
10-20
Bilangan reynold = (
)/
= (6,15 x 30 x 10 x 0,0254) / 0,000305 = 153.649 Moody friction factor = Karena 3 x 104 < Re < 106, maka = 4 x 0,046 x Re-0,2 = 4 x 0,046 x (153.649)-0,2 = 0,017
144
atau menggunakan diagram Moody
Gambar 4.39 Diagram Moody Pressure drop = (
,
)^
=
( .
, (
) ,
, )^
= 0,69 (kg/cm2) / 100 m
Kecepatan aktual pada proses kerja: (
)/(
3600)= (5.022 x 1,2) / ((10 x 0,0254) x 3600) = 25,9 m/s (ok)
Tabel 4.23 Diameter pipa pada P&ID sumur produksi Pipe Dim.
No
Line Number
P&ID No.
Service
1
SS-001-A1-14”-PP50
PID-001
steam
10
2
SS-002-A1-14”-PP50
PID-001
steam
10
(inch)
Remark
Gambar 4.40 P&ID Separator
145
146
Desain P&ID separator dimaksudkan untuk mendesain uap panas yang masuk ke separator pada tekanan optimal. Dari jurnal penelitian yang ada, tekanan masuk yang optimal yaitu 6,5 Bar. Oleh karena itu, digunakan sistem yang dapat mengurangi tekanan uap panas, salah satunya memakai PRV (Pressure Reducing Valve). Pada P&ID dilengkapi dengan katup yang digunakan sebagai pembuka dan penutup aliran uap panas. Katup yang digunakan yaitu katup gerbang yang berfungsi untuk membuka atau menutup aliran sepenuhnya, katup bola yang berfungsi untuk pemakaian throttling, katup cek (check valve) yang berfungsi untuk menjaga arah aliran agar tidak berbalik. Terdapat pula beberapa instrumen yang digunakan untuk mengetahui kondisi uap panas tersebut. Instrumentasi yang digunakan yaitu : a. Set Point b. Pressure Differential Transmitter adalah perangkat yang digunakan untuk mengubah hasil pengukuran menjadi sinyal listrik yang proporsional yang dapat diteruskan ke penerima jauh atau pengendali. c. Pressure Differential Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengindikasi perbedaan tekanan fluida. d. Temperature Element e. Temperature Transmitter f. Temperature Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengindikasi temperatur fluida. g. Pressure Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengindikasi tekanan fluida. h. Level
Switch
Indicator
adalah
alat
yang
digunakan
untuk
mengindikasi saklar ketinggian. i.
Level Switch High.
j.
Level Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengindikasi ketinggian fluida.
k. Level Transmitter l.
Level Glass adalah alat yang digunakan untuk mengetahui ketinggian fluida dalam tangki.
147
m. Hand Switch adalah alat yang digunakan untuk mengubah saklar dengan cara manual. n. Position Switch Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengindikasi saklar posisi. o. Pressure Safety Valve merupakan katup untuk mengeluarkan tekanan berlebih sehingga menjaga tekanan tidak melebihi batas.
Penentuan ukuran diameter pipa diperoleh dari perhitungan sebagai berikut : Perhitungan diameter pipa (SS-003-A1-14”-PP50) pada daerah demister
Desain kriteria: Vmin = 20 m/s Vmax = 30 m/s
Desain basis (dari perhitungan heat and mass balance) : Laju aliran fluida ( Q ) = 8,58 kg/s = 30.888 kg/h X 0,29 m3/kg = 9.005 m3/h Pressure
=
6,5 Bar a
Temperatur
= 162,0 oC
Massa Jenis
=
Viskositas
= 0,305 (cP)
3,43 kg/m3
= 0,000305 (kg/ms)
Specific gravity = sg
= 0,291
Material pipa = e
= 50,8 mikron
Perhitungan : Inside diameter min.
= 39,37
(
)/
= 39,37
(0,000305 9.005)/30
= 11,9 in. Inside diameter max.
= 39,37 x (µ x Q)/V = 39,37 x (0,000305 x 9.005)/20 = 14,59 in.
148
Inside diameter yang dipakai = 14 in. Bilangan reynold = (
)/
= (3,43 x 30 x 14 x 0,0254) / 0,000305 = 119.971,3 Moody friction factor = Karena 3 x 104 < Re < 106, maka = 4 x 0,046 x Re-0,2 = 4 x 0,046 x (119.971,3)-0,2 = 0,018
Pressure drop = (
)^
,
=
( .
, (
) ,
, )^
= 0,78 (kg/cm2) / 100 m
Kecepatan aktual pada proses kerja: (
)/(
3600) = (9.005 x 1,2) / ((14 x 0,0254) x 3600) = 23,7 m/s (ok)
Tabel 4.24 Diameter pipa pada P&ID separator Pipe Dim.
No
Line Number
P&ID No.
Service
1
SS-003-A1-14”-PP50
PID-002
steam
14
2
SS-004-A1-14”-PP50
PID-002
steam
14
3
SS-005-A1-10”-PP50
PID-002
steam
10
4
SS-006-A1-10”-PP50
PID-002
steam
10
5
SS-007-A1-3”
PID-002
water
3
6
SS-008-A1-1”
PID-002
water
1
7
SS-009-A1-1”
PID-002
water
1
(inch)
Remark
Drain
Gambar 4.41 P&ID Steam Turbine
149
150
Desain P&ID steam turbine dimaksudkan untuk memanfaatkan tekanan dari uap panas agar dapat menggerakkan steam turbine dan generator sehingga dapat menghasilkan energi listrik. Pada P&ID dilengkapi dengan katup yang digunakan sebagai pembuka dan penutup aliran uap panas. Katup yang digunakan yaitu katup gerbang yang berfungsi untuk membuka atau menutup aliran sepenuhnya, katup bola yang berfungsi untuk pemakaian throttling. Steam turbine didesain dan diletakkan pada lantai 2 gedung turbin. Oleh karena itu, pipa perlu didesain untuk naik ke atas agar dapat menuju ke steam turbine. Terdapat pula beberapa instrumen yang digunakan untuk mengetahui kondisi uap panas tersebut. Instrumentasi yang digunakan yaitu : a. Flow Element b. Flow Transmitter Sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur aliran fluida dalam pipa dan mengubah hasil pengukuran menjadi sinyal listrik yang proporsional yang dapat diteruskan ke penerima jauh atau pengendali. c. Flow Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengindikasi aliran fluida. d. Pressure Transmitter pemancar tekanan adalah perangkat untuk mengukur tekanan mekanik dan mengkonversi ke sinyal listrik antara 4 ~ 20mA atau 0 ~ 10V. e. Pressure Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengindikasi besar tekanan fluida. f. Temperature Element g. Temperature Transmitter h. Temperature Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengindikasi temperatur fluida. i.
Pressure Differential Switch.
j.
Pressure Indicator Controller
k. Position Switch Indicator l.
Pressure Safety Valve
151
Penentuan ukuran diameter pipa diperoleh dari perhitungan sebagai berikut : Perhitungan diameter pipa (SS-010-A1-14”-PP50) pada daerah steam turbine.
Desain kriteria: Vmin = 20 m/s Vmax = 30 m/s
Desain basis (dari perhitungan heat and mass balance) : Aliran fluida beroperasi ( Q ) = 8,32 kg/s = 29.952 kg/h X 0,29 m3/kg = 8.686 m3/h Pressure
=
6,5 Bar a
Temperatur
= 162,0 oC
Massa Jenis
=
Viskositas
= 0,305 (cP)
3,43 kg/m3
= 0,000305 (kg/ms)
Specific gravity = sg
= 0,291
Material pipa = e
= 50,8 mikron
Perhitungan : Inside diameter min.
= 39,37 x (µ x Q)/V = 39,37 x (0,000305 x 8.686)/30 = 11,7 in.
Inside diameter max.
= 39,37 x (µ x Q)/V = 39,37 x (0,000305 x 8.686)/20 = 14,33 in.
Inside diameter yang dipakai = 14 in. Bilangan reynold = (ρ x V
x d)/µ
= (3,43 x 30 x 14 x 0,0254) / 0,000305 = 119.971 Moody friction factor = Karena 3 x 104 < Re < 106, maka = 4 x 0,046 x Re-0,2 = 4 x 0,046 x (129.415)-0,2
152
= 0,018
Pressure drop = (
)^
,
=
( .
, (
) ,
, )^
= 0,73 (kg/cm2) / 100 m
Kecepatan aktual pada proses kerja: (
)/(
3600) = (8.686 x 1,2) / ((14 x 0,0254) x 3600) = 22,9 m/s (ok)
Tabel 4.25 Diameter pipa pada P&ID steam turbine No
Line Number
P&ID No.
Service
Pipe Dim. (inch)
Remark
1
SS-010-A1-14”-PP50
PID-003
steam
14
2
SS-011-A1-14”-PP50
PID-003
steam
14
3
SS-012-A1-3”-PP15
PID-003
steam
3
4
SS-013-A1-2”-PP15
PID-003
steam
2
5
SS-014-A1-1”
PID-003
water
1
Drain
6
SS-015-A1-1”
PID-003
water
1
Drain
Pipa yang digunakan yaitu pipa A106 grade B yang memiliki diameter 1, 2, 3 dan 14 inchi. Pipa 1 inchi digunakan sebagai pipa drain. Pipa 2 inchi digunakan sebagai pipa yang menghubungkan menuju gland steam system. Sistem yang bertugas untuk memisahkan non-condensable gas dengan uap panas condensable. Pipa 3 inchi digunakan untuk meng-hubungkan menuju steam jet ejector yang bertugas untuk proses pertama pemisahan non-condensable gas dengan condensable gas. Pipa 14 inchi digunakan untuk sebagai jalur utama pendistribusian uap panas.
Gambar 4.42 P&ID kondensator 153
154
Desain P&ID kondensator dimaksudkan untuk mengubah fase uap panas bumi menjadi fase cair dalam proses kondensasi. Proses kondensasi ini dengan menggunakan bantuan air pendingin. Pada P&ID dilengkapi dengan katup yang digunakan sebagai pembuka dan penutup aliran uap panas. Katup yang digunakan yaitu katup gerbang yang berfungsi untuk membuka atau menutup aliran sepenuhnya, katup bola yang berfungsi untuk pemakaian throttling. Terdapat pula beberapa instrumen yang digunakan untuk mengetahui kondisi uap panas tersebut. Instrumentasi yang digunakan yaitu : a. Temperature Element b. Temperature Transmitter c. Temperature Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengindikasi temperatur fluida. d. Pressure Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengindikasi tekanan fluida. e. Level Switch Low. f. Level Switch High. g. Level Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengindikasi ketinggian fluida. h. Level Glass adalah alat yang digunakan untuk mengetahui ketinggian fluida dalam tangki.
Penentuan ukuran diameter pipa diperoleh dari perhitungan sebagai berikut : Perhitungan diameter pipa (CD-013-A1-18"-PP50) pada daerah kondensator.
Desain kriteria: Vmin = 20 m/s Vmax = 30 m/s
Desain basis (dari perhitungan heat and mass balance) : Aliran fluida beroperasi ( Q ) = 272,71 kg/s = 981.756 kg/h X 0,001 m3/kg = 992 m3/h Pressure
=
0,16 Bar a
155
Temperatur
= 46,0 oC
Massa Jenis
= 989,75 kg/m3
Viskositas
= 0,586 (cP) = 0,000586 (kg/ms)
Specific gravity = sg
= 0,001
Material pipa = e
= 50,8 mikron
Perhitungan : Inside diameter min.
= 39,37 x (µ x Q)/V = 39,37 x (0,000586 x 992)/3 = 17 in.
Inside diameter max.
= 39,37 x (µ x Q)/V = 39,37 x (0,000586 x 992)/2 = 21 in.
Inside diameter yang dipakai = 18 in. Bilangan reynold = (ρ x V
x d)/µ
= (989,75 x 3 x 18 x 0,0254) / 0,000305 = 2.316.623 Moody friction factor = 0,012 Pressure drop = (
,
)^
=
(
,
)
(
,
,
= 0,06 (kg/cm2) / 100 m
)^
Kecepatan aktual pada proses kerja: (
)/(
3600) = (992 x 1,2) / ((18 x 0,0254) x 3600) = 1,58 m/s (ok)
Tabel 4.26 Diameter pipa pada P&ID kondensator No
Line Number
P&ID No.
Service
Pipe Dim. (inch)
1
CD-001-A1-10"-PP50
PID-004
steam
10
2
CD-002-A1-2"-PP15
PID-004
steam
2
Remark
156
3
CD-003-A1-10"-
PID-004
steam
10
4
CD-004-A1-3"
PID-004
gas
3
NCG
5
CD-005-A1-1"-PP15
PID-004
air
1
vent
6
CD-006-A1-1"
PID-004
water
1
make up
7
CD-007-A1-18"
PID-004
water
18
8
CD-008-A1-3"-
PID-004
water
3
9
CD-009-A1-8"-
PID-004
water
8
overflow
10
CD-010-A1-10"-
PID-004
water
10
N/A
11
CD-011-A1-2"-
PID-004
water
2
pendingin HW Pump
12
CD-012-A1-2"-
PID-004
water
2
pendingin HW Pump
13
CD-013-A1-18"-
PID-004
water
18
14
CD-014-A1-18"-
PID-004
water
18
Gambar 4.43 P&ID cooling tower 157
158
Desain P&ID cooling tower dimaksudkan untuk menurunkan temperatur air kondensat hasil dari proses kondensasi. Proses penurunan temperatur ini dengan meng-gunakan bantuan air. Pada P&ID dilengkapi dengan katup yang digunakan sebagai pembuka dan penutup aliran air kondensat. Katup yang digunakan yaitu katup gerbang yang berfungsi untuk membuka atau menutup aliran sepenuhnya. Terdapat pula beberapa instrumen yang digunakan untuk mengetahui kondisi uap panas tersebut. Instrumentasi yang digunakan yaitu : a. Temperature Element b. Temperature Transmitter c. Temperature Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengindikasi temperatur fluida. d. Pressure Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengindikasi tekanan fluida. e. Level Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengindikasi ketinggian fluida. f. Level Glass adalah alat yang digunakan untuk mengetahui ketinggian fluida dalam tangki.
Penentuan ukuran diameter pipa diperoleh dari perhitungan sebagai berikut : Perhitungan
diameter
pipa
(CW-01A-A1-18"-PP50)
kondensator.
Desain kriteria: Vmin = 2 m/s Vmax = 3 m/s
Desain basis (dari perhitungan heat and mass balance) : Aliran fluida beroperasi ( Q ) = 0,16 kg/s = 576 kg/h X 0,27 m3/kg = 992 m3/h Pressure
=
0,16 Bar a
Temperatur
= 46,0 oC
Massa Jenis
= 989,75 kg/m3
pada
daerah
159
Viskositas
= 0,585 (cP) = 0,000585 (kg/ms)
Specific gravity = sg
= 0,001
Material pipa = e
= 50,8 mikron
Perhitungan : Inside diameter min.
= 39,37 x (µ x Q)/V = 39,37 x (0,000585 x 992)/3 = 17 in.
Inside diameter max.
= 39,37 x (µ x Q)/V = 39,37 x (0,000585 x 992)/2 = 21 in.
Inside diameter yang dipakai = 18 in. Bilangan reynold = (ρ x V
x d)/µ
= (989,75 x 30 x 18 x 0,0254) / 0,000585 = 2.316.623 Moody friction factor = 0,012 Pressure drop = (
,
)^
=
(
,
)
(
,
,
= 0,06 (kg/cm2) / 100 m
)^
Kecepatan aktual pada proses kerja: (
)/(
3600) = (992 x 1,2) / ((18 x 0,0254) x 3600) = 1,58 m/s (ok)
Tabel 4.27 Diameter pipa pada P&ID cooling tower Pipe Dim.
No
Line Number
P&ID No.
Service
1
CW-01A-A1-18"
PID-007
water
18
pendingin HW Pump
2
CW-01B-A1-18"
PID-007
water
18
pendingin HW Pump
(inch)
Remark
160
Pipe Dim.
No
Line Number
P&ID No.
Service
3
CW-001-A1-18"
PID-007
water
18
4
CW-002-A1-18"
PID-007
water
18
5
CW-003-A1-10"
PID-007
sodm.hyp.
6
CW-004-A1-6"
PID-007
water
6
overflow
7
CW-005-A1-3"
PID-007
water
3
Fr.Wtr.Sys.( pipe Ø3")
8
CW-006-A1-18"
PID-007
water
18
9
CW-007-A1-3"
PID-007
water
3
ACW
10
CW-008-A1-3"
PID-007
water
3
make up fr.raw.wtr.
(inch)
Remark
chemical dosing
Gambar 4.44 P&ID Steam Jet Ejector
161
162
Desain P&ID steam jet ejector adalah salah satu alat untuk mengekstrak non-condensable gas dengan uap air dari steam pada sistem ncg removal. Pada P&ID dilengkapi dengan katup yang digunakan sebagai pembuka dan penutup aliran uap panas. Katup yang digunakan yaitu katup gerbang yang berfungsi untuk membuka atau menutup aliran sepenuhnya, katup bola yang berfungsi untuk pemakaian throttling, katup cek (check valve) yang berfungsi untuk menjaga arah aliran agar tidak berbalik. Terdapat pula beberapa instrumen yang digunakan untuk mengetahui kondisi uap panas tersebut. Instrumentasi yang digunakan yaitu : a. Pressure Transmitter adalah perangkat untuk mengukur tekanan mekanik dan mengkonversi ke sinyal listrik antara 4 ~ 20mA atau 0 ~ 10V. b. Flow Element c. Flow Transmitter adalah perangkat yang digunakan untuk mengubah hasil pengukuran menjadi sinyal listrik yang proporsional yang dapat diteruskan ke penerima jauh atau pengendali. d. Flow Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengindikasi besar laju aliran fluida. e. Temperature Transmitter f. Pressure Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengindikasi besar tekanan fluida. g. Pressure Safety Valve merupakan katup untuk mengeluarkan tekanan berlebih sehingga menjaga tekanan tidak melebihi batas.
Penentuan ukuran diameter pipa diperoleh dari perhitungan sebagai berikut : Perhitungan diameter pipa (GE-002-A1-3"-PP15) pada daerah steam jet ejector.
Desain kriteria: Vmin = 20 m/s Vmax = 30 m/s
Desain basis (dari perhitungan heat and mass balance) : Aliran fluida beroperasi ( Q ) = 0,16 kg/s = 576 kg/h X 0,29 m3/kg
163
= 167 m3/h Pressure
=
6,5 Bar a
Temperatur
= 162,0 oC
Massa Jenis
=
Viskositas
= 0,305 (cP)
3,43 kg/m3
= 0,000305 (kg/ms)
Specific gravity = sg
= 0,001
Material pipa = e
= 50,8 mikron
Perhitungan : Inside diameter min.
= 39,37 x (µ x Q)/V = 39,37 x (0,000305 x 167)/30 = 1,6 in.
Inside diameter max.
= 39,37 x (µ x Q)/V = 39,37 x (0,000305 x 167)/20 = 2 in.
Inside diameter yang dipakai = 2 in. Bilangan reynold = (ρ x V
x d)/µ
= (3,43 x 30 x 2 x 0,0254) / 0,000305 = 17.139 Moody friction factor = 0,025 Pressure drop = (
,
)^
=
(
, (
) ,
, )^
= 7 (kg/cm2) / 100 m
Kecepatan aktual pada proses kerja: (
)/(
3600) = (167 x 1,2) / ((2 x 0,0254) x 3600) = 21,6 m/s (ok)
164
Tabel 4.28 Diameter pipa pada P&ID steam jet ejector No
Line Number
P&ID No.
Service
Pipe Dim. (inch)
Remark
1
GE-001-A1-2"-PP15
PID-005
steam
2
2
GE-002-A1-2"-PP15
PID-005
steam
2
3
GE-003-A1-2"-PP15
PID-005
steam
2
Drain
4
GE-004-A1-3"
PID-005
gas
3
NCG
5
GE-005-A1-3"-PP15
PID-005
steam
3
6
GE-006-A1-3"
PID-005
gas
3
7
GE-007-A1-3"-
PID-005
water
3
8
GE-008-A1-1"-PP15
PID-005
air
1
vent
9
GE-009-A1-1/2"-
PID-005
water
0,5
tube pipe
10
GE-010-A1-3"
PID-005
gas
3
Gambar 4.45 P&ID liquid ring vacuum pump
165
166
Desain P&ID liquid ring vacuum pump adalah salah satu alat untuk mengekstrak non-condensable gas dengan uap air dari steam pada sistem ncg removal serta untuk menjaga kondisi vakum pada kondensator. Pada P&ID dilengkapi dengan katup gerbang yang berfungsi untuk membuka atau menutup aliran sepenuhnya, dan katup cek (check valve) yang berfungsi untuk menjaga arah aliran non-condensable gas agar tidak berbalik. Terdapat pula beberapa instrumen yang digunakan untuk mengetahui kondisi uap panas tersebut. Instrumentasi yang digunakan yaitu : a. Pressure Transmitter b. Temperature Transmitter c. Pressure Indicator d. Pressure Safety Valve e. Level Glass.
Penentuan ukuran diameter pipa diperoleh dari perhitungan sebagai berikut : Perhitungan diameter pipa (GE-016-A1-10") pada daerah steam jet ejector.
Desain kriteria: Vmin = 20 m/s Vmax = 30 m/s
Desain basis (dari perhitungan heat and mass balance) : Aliran fluida beroperasi ( Q ) = 0,14 kg/s = 55 m3/h Pressure
=
0,16 Bar a
Temperatur
= 55,3 oC
Massa Jenis
=
Viskositas
= 0,305 (cP)
9,44 kg/m3
= 0,000305 (kg/ms)
Specific gravity = sg
= 0,001
Material pipa = e
= 50,8 mikron
Perhitungan : Inside diameter min.
= 39,37 x (0,000305 x 55)/30 = 1 in.
167
Inside diameter max.
= 39,37 x (0,000305 x 55)/20 = 2 in.
Inside diameter yang dipakai = 3 in. Bilangan reynold = (ρ x V
x d)/µ
= (9,44 x 30 x 3 x 0,0254) / 0,000305 = 70.753 Moody friction factor = 0,02 Pressure drop = (
,
)^
=
(
, (
) ,
, )^
= 0,03 (kg/cm2) / 100 m
Kecepatan aktual pada proses kerja: (
)/(
3600) = (55 x 1,2) / ((3 x 0,0254) x 3600) = 2,9 m/s (ok)
Tabel 4.29 Diameter pipa pada P&ID liquid ring vacuum pump No
Line Number
P&ID No.
Service
Pipe Dim. (inch)
Remark
1
GE-012-A1-3"
PID-006
gas
3
NCG
2
GE-013-A1-1"-
PID-006
water
1
cooling water for pumps
3
GE-014-A1-10"-
PID-006
3
cooling water for pumps
4
GE-015-A1-10"-
PID-006
ncg
3
by pass pipe
5
GE-016-A1-10"-
PID-006
ncg
3
6
GE-017-A1-10"-
PID-006
ncg
3
7
GE-018-A1-1"-
PID-006
water
1
8
GE-019-A1-1"-PP15
PID-006
air
1
Pemasangan pipa pada pompa dan turbin harus diatur sedemikian rupa sehingga mudah untuk perawatan dan perbaikan. Hal ini penting untuk mencegah
vent
168
pembongkaran besar yang tak perlu pada pemeliharaan dan perbaikan pipa. Saringan permanen dan sementara harus pada inlet pompa dan turbin. Sedangkan
untuk
aliran
panas
dan
dingin
harus
diperhatikan
fleksibilitasnya, begitu pula kedudukan-kedudukan penyangga haruslah baik dan dapat mengatasi getaran-getaran yang diakibatkan motor pipa serta aliran. (Raswari,1986, UI Press) Dasar pemilihan material pipa yaitu mengacu pada: ASME B31.3 Process Piping Guide Berisi tentang standar yang dipakai oleh The American Society of Mechanical Engineers pada saat mendesain suatu sistem perpipaan yang digunakan dalam pendistribusian fluida pada suatu sistem proses. Terdapat jenis-jenis material pipa yang direkomendasikan, corrosion allowance, jenis-jenis valve dan aksesoris pipa lainnya. (ASME B31.3 Process Piping Guide rev.2)
Dari dasar ASME B31.3 Process Piping Guide dipilih pipa A106 grade B. Hal ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
Berdasar pada ASME B31.3 Process piping guide, pipa A 106 grade B masuk dalam daftar rekomendasi penggunaan pipa.
Material pembentuk pipa A106 grade B terdiri dari besi yang dicampur dengan karbon max. 0,3%, mangan 0,29-1,06 %, Fosfor max. 0,025%, Sulfur 0,022%, Silikon 0,20%, kromium 0,02%, Nikel 0,03%, Molibdenum 0,02%. (Pipe specifications A106, Independent Pipe & Supply Corp.)
Fluida yang digunakan yaitu uap panas yang masih mengandung konsentrasi non-condensable gas. Sehingga diperkirakan memiliki sifat korosif terhadap pipa. Dari material pembentuknya didapatkan unsur nikel dan kromium yang memiliki sifat meningkatkan resistansi pipa terhadap korosi.
Corrosion allowable yang dipakai dalam desain adalah 0,1250 mm/tahun.
Dari dasar ASME B13.3 Process Piping Guide pula dipilih tipe dan jenis fittings serta mechanical fastener yang dipakai sesuai dengan standar.
169
Tabel 4.30 Spesifikasi perpipaan berdasar ASME B31.3 Process Piping Guide rev.2
170
Pemilihan isolasi pipa dimaksudkan untuk menahan agar panas tidak keluar dari pipa ke lingkungan sekitarnya. Juga berfungsi sebagai pengaman agar tidak panas saat tidak sengaja tersentuh oleh tubuh manusia. Oleh karena itu, bahan isolasi pipa harus dapat bekerja menahan panas dalam kisaran temperatur kerja dari uap panas yang dimanfaatkan dalam PLTP ini. Selain itu, bahan isolasi diharapkan juga mudah didapat.
Tabel
4.31
Cakupan
temperatur
kerja
bahan
isolasi
pipa
(www.engineeringtoolbox.com)
Dari tabel di atas, dipilih material fiberglass sebagai bahan isolasi pipa. Selain mampu menahan panas pada kisaran temperatur kerja, juga mudah didapat.
Gambar 4.46 Bahan fiberglass sebagai isolasi pipa
171
4.6 Pemodelan simulasi dan animasi aliran uap Software CAESAR II 4.20 yang digunakan untuk memodelkan dan menyimulasikan tegangan pada pipa. Software Pipeflow expert digunakan untuk menentukan
penurunan
tekanan.
Software
CADWorx
digunakan
untuk
memodelkan pembangkit dengan tampilan 3D. Isometric pipe adalah gambar pipa dengan arah, ketinggian dan panjang yang disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Isometric pipe dapat digambar tentu saja setelah proses perancangan peletakan equipment dan pipa , kemudian juga desain pipa berdasarkan pehitungan telah dilakukan, serta pemilihan bahan isolasi pipa telah ditentukan. Isometric pipe merupakan gambar pedoman yang digunakan selama proses pembangunan di lapangan oleh kontraktor. Karena isometric pipe memuat informasi-informasi detail tentang pipa. Isometric pipe juga digunakan sebagai sumber acuan dari proses input data pada software CAESAR II 4.2 sehingga pipa yang diinput sesuai dengan desain.
A
I
Gambar 4.47 Pemodelan pipa pada CAESAR bagian I
10
RM
172
B
II
9
2
1
Gambar 4.48 Pemodelan pipa pada CAESAR bagian II
4
3
A
SP
173
III
SJE
= Steam Jet Ejector = Rock Muffler = Arah aliran = Maximum Forces in Y,
SJE RM FX FY
8
= Steam Turbine
ST
Gambar 4.49 Pemodelan pipa pada CAESAR bagian III
ST
= Separator dengan Demister
SD
7
= Sumur Produksi
SP
Keterangan :
SD
6
5
B
174
175
4.6.1 Pemodelan CAESAR II 4.20 Output CAESAR berupa gambar
Gambar 4.50 Tampilan isometrik hasil input data pada CAESAR II 4.2
176
Rekomendasi penempatan support pipa Dari perhitungan dan simulasi dengan software CAESAR direkomendasikan penggunaan support pipa sebagai berikut : Tabel 4.32 Rekomendasi penggunaan support pipa pada software CAESAR No.
From Node
To Node
Restraint Node
Type
1
10
20
10
ANC
2
120
130
130
+Y
3
240
250
250
+Y
4
330
335
335
+Y
5
340
350
350
ANC
6
420
425
425
+Y
7
420
425
425
Guide
8
440
445
445
+Y
9
440
445
445
Guide
10
510
515
515
+Y
11
510
515
515
Guide
12
570
575
575
+Y
13
580
585
585
+Y
14
590
595
595
+Y
15
590
595
595
Guide
16
600
605
605
+Y
17
600
605
605
Guide
18
630
635
635
+Y
19
630
635
635
Guide
20
700
705
705
+Y
21
700
705
705
Guide
22
780
785
785
+Y
23
780
785
785
Guide
24
1010
1015
1015
+Y
25
1010
1015
1015
Guide
26
1020
1025
1025
+Y
GAP or Length (mm)
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
177
27
1020
1025
1025
Guide
28
1130
1135
1135
+Y
29
1130
1135
1135
Guide
30
560
2600
2600
+Y
31
2600
2700
2700
ANC
32
2700
2800
2800
+Y
33
2800
2900
2900
+Y
34
3040
3045
3045
+Y
35
3040
3045
3045
Guide
36
560
565
565
+Y
37
10000
10005
10005
+Y
38
10010
10015
10015
+Y
39
10010
10015
10015
Guide
40
10020
10025
10025
+Y
41
10020
10025
10025
Guide
42
10030
10035
10035
+Y
43
10030
10035
10035
Guide
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
3.0
Gambar 4.51 Tampilan node pipa pada CAESAR II 4.2 178
Gambar 4.52 Pemodelan support pipa pada CAESAR II 4.2 179
Gambar 4.53 Tampilan support pipa pada gb.3D CAESAR II 4.2
180
= Steam Jet Ejector
= Rock Muffler
= Arah aliran
= Maximum Forces in Y, 6838
SJE
RM
FX
FY
MY SD
= Steam Turbine
ST
SJE
= Separator dengan Demister
SD
ST
= Sumur Produksi
SP
Keterangan :
FY
= Maximum Stresses, 32427
SP
= Maximum Moments in Z, 51443
= Maximum Moments in Y, 40329
= Maximum Moments in X, (-59257)
= Maximum Forces in Z, 9466
= Maximum Forces in Y, 6838
= Maximum Forces in X, (-9466)
MZ
MX
M
Gambar 4.54 Posisi Maximum Forces dan Moments pada CAESAR II
M
MZ
MY
MX
FZ
FY
FX
FX
FZ
RM
181
182
4.6.2 Hasil Analisa Tegangan Pipa software CAESAR II 4.2 Hasil proses perhitungan CAESAR II 4.20 Static Load : 1. STRESS SUMMARY CASE 1 (OPE) W+T1+P1 **** NO CODE STRESS CHECK PROCESSED PIPING CODE: B31.3 -1999, April 15, 1999
HIGHEST STRESSES: (lb./sq.in.) OPE STRESS:
32426.8 @NODE
10
BENDING STRESS:
31489.4 @NODE
10
TORSIONAL STRESS:
4485.1 @NODE 1060
AXIAL STRESS:
1669.5 @NODE 500
3D MAX INTENSITY:
32827.3 @NODE
10
2. STRESS SUMMARY CASE 2 (SUS) W+P1 **** CODE STRESS CHECK PASSED PIPING CODE: B31.3 -1999, April 15, 1999
HIGHEST STRESSES: (lb./sq.in.) CODE STRESS %:
51.67
@NODE 1200
STRESS:
10333.2
ALLOWABLE: 20000.0
BENDING STRESS:
10287.3
@NODE 1200
TORSIONAL STRESS: AXIAL STRESS: 3D MAX INTENSITY:
439.3
@NODE
539
1734.3
@NODE
425
10558.1
@NODE 1200
183
3. STRESS SUMMARY CASE 3 (EXP) DS3=DS1-DS2 **** CODE STRESS CHECK PASSED PIPING CODE: B31.3 -1999, April 15, 1999
HIGHEST STRESSES: (lb./sq.in.) CODE STRESS %:
67.75 @NODE
10
STRESS:
32437.6
ALLOWABLE: 47387.0
BENDING STRESS:
32387.4
@NODE
TORSIONAL STRESS:
4499.4
AXIAL STRESS: 3D MAX INTENSITY:
10
@NODE 1060
897.6
@NODE
110
33140.3
@NODE
10
Dari hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa tegangan (stress dibandingkan dengan allowable stress) yang disimulasikan pada desain pipa hasil perhitungan
tersebut
diperbolehkan).
masih
dalam
batas
aman
(batas
tegangan
yang
184
4.6.3 Pemodelan dengan Pipeflow Expert Penurunan tekanan perlu diketahui pada desain pembangkit ini dikarenakan untuk mengetahui uap panas yang mengalir dapat melewati pipa yang telah direncanakan sampai posisi terakhir atau tidak. Apabila terjadi penurunan tekanan yang berlebihan, juga berpengaruh pada berkurangnya daya listrik yang akan dibangkitkan. Perhitungan penurunan tekanan dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu perhitungan manual maupun perhitungan dengan bantuan software. Pada saat ini, Penulis akan menggunakan metode dengan bantuan software yaitu software Pipe Flow Experts. Diharapkan dengan menggunakan metode bantuan software, dapat mempercepat proses perhitungan tanpa mengurangi nilai kebenaran perhitungan tersebut. Pada Software Pipe Flow Experts ini yang harus dilakukan pertama kali adalah input data pipa, menyesuaikan data fluida yang dipakai, memberikan kebutuhan aliran fluida masuk maupun keluar. Kemudian setelah semua input telah dimasukkan, maka data-data tersebut diproses oleh software pipe flow experts. Hasil keluarannya berupa informasi tentang tekanan, kecepatan pada tiap titik dan penurunan tekanan yang terjadi.
Input data pada fluida : Fluid zone 1 : Tipe fluida
= steam
Temperatur
= 188 0C = 3560F
Pressure
= 12 bar.a = 172 psi.g
Fluid zone 2 : Tipe fluida
= steam
Temperatur
= 1620C = 323,60F
Pressure
= 6,5 bar.a = 94,27 psi.g
185
Gambar 4.55 Proses input data fluida pada pipeflow expert
Steam Jet Ejector
Sumur Produksi KMJ-68
Separator dengan Demister
Gambar 4.56 Data fluida dan pipa pada pemodelan pipeflow expert
Steam Turbine
= Arah Aliran
Rock Muffler
186
187
Hasil pemodelan dan simulasi dengan software Pipeflow expert tertampil pada result log.
Gambar 4.57 Gambar result log pada pipeflow expert
Berikut ditampilkan laporan analisa hasil dari software pipeflow expert :
Gambar 4.58 Cover hasil analisa pipeflow expert
188
Tabel 4.33 Data fluida pemodelan pipeflow expert Zone Fluid Name Chemical Formula
Temperature o
( C) 1
Water vapour
2
Steam vapour
H2O
Pressure (bar)
Density
Centistokes
Centipoise
State
3
(kg/m )
180
12,8733
3,7
270,791
1,002
Gas
162
7,5132
3,7
270,791
1,002
Gas
Tabel 4.34 Data pipa hasil analisa pipeflow expert Pipe Fluid Zone Material Inner dia. Roughness Length Total K Mass Flow Flow Velocity 3 Id (Inch) (mm) (m) (kg/s) (m /s) (m/s) 1 Water Steel 10 0,046 3,727 0,11 8,3729 2,2628 44,479 vapour sch.40 2 Water Steel 10 0,046 1,016 0,95 0,0001 0 0 vapour sch.40 3 Water Steel 10 0,046 0,546 0,09 8,3728 2,2628 44,478 vapour sch.40 4 Water Steel 14 0,046 2,144 0,21 8,3728 2,2628 25,927 vapour sch.40 5 Water Steel 14 0,046 12,284 0,21 8,3728 2,2628 25,927 vapour sch.40 6 Water Steel 14 0,046 2,767 1,27 0,0001 0 0 vapour sch.40 7 Water Steel 14 0,046 5,098 0 0,0001 0 0 vapour sch.40 8 Water Steel 14 0,046 1,800 0,6500 8,3727 2,2627 25,926 vapour sch.40
Inlet Press (bar)
Exit Pres (bar)
7,6460
7,6288
7,6288
7,6284
7,6288
7,6237
7,6200
7,6161
7,6161
7,6028
7,6028
7,6028
7,6161
7,6028
7,6028
7,5932
189
Pipe Fluid Zone Id 9 Water vapour 10 Water vapour 11 Water vapour 12 Water vapour 13 Water vapour 14 Water vapour 15 Water vapour 16 Water vapour 17 Water vapour 18 Water vapour 19 Water vapour 20 Water vapour 21 Water vapour
Material Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40
Inner dia. (Inch)
Roughness Length Total K (mm) (m)
Mass Flow (kg/s)
Flow (m3/s)
Velocity (m/s)
Inlet Press (bar)
Exit Pres (bar)
14
0,046
2,391
0,4900
8,3727
2,2627
25,926
7,5932
7,5841
14
0,046
2,716
0,3900
8,3727
2,2627
25,926
7,5841
7,5769
14
0,046
2,391
0,1000
8,3727
2,2627
25,926
7,5769
7,5744
14
0,046
2,176
0,3900
3,0114
0,8138
9,325
7,5744
7,5734
14
0,046
1,067
0,3900
3,0114
0,8138
9,325
7,5734
7,5723
14
0,046
2,437
0,4900
3,0114
0,8138
9,325
7,5723
7,5711
14
0,046
1,628
0,3900
3,0114
0,8138
9,325
7,5711
7,5703
14
0,046
1,066
0
3,0114
0,8138
9,325
7,5703
7,5705
14
0,046 42,258
0,4900
0,0010
0,0003
0,003
7,5705
7,5705
14
0,046
1,067
0,3900
0,0010
0,0003
0,003
7,5705
7,5701
14
0,046
1,567
0,3900
0,0010
0,0003
0,003
7,5701
7,5701
14
0,046
1,668
0,3900
0,0010
0,0003
0,003
7,5701
7,5707
14
0,046
1,739
0,0000
0,0010
0,0003
0,003
7,5707
7,5707
190
Pipe Fluid Zone Id 22 Water vapour 23 Water vapour 24 Water vapour 25 Water vapour 26 Water vapour 27 Water vapour 28 Steam vapour 29 Steam vapour 30 Steam vapour 31 Steam vapour 32 Steam vapour 33 Steam vapour 34 Steam vapour
Material Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40
Inner dia. (Inch)
Roughness Length Total K (mm) (m)
Mass Flow (kg/s)
Flow (m3/s)
Velocity (m/s)
Inlet Press (bar)
Exit Pres (bar)
14
0,046 11,360
0,6500
5,3613
1,4489
16,601
7,5744
7,5665
14
0,046 10,895
0,3900
5,3613
1,4489
16,601
7,5665
7,5602
14
0,046
7,649
0,3900
5,3613
1,4489
16,601
7,5602
7,5524
14
0,046 13,002
0,2100
5,3613
1,4489
16,601
7,5524
7,5461
14
0,046
2,669
0,3900
5,3613
1,4489
16,601
7,5461
7,5431
14
0,046
0,813
0
5,3613
1,4489
16,601
7,5431
7,5431
14
0,046
4,851
0,6500
8,3729
2,2628
25,927
7,5431
7,5325
14
0,046
2,109
4,7900
3,0116
0,8139
9,326
7,5511
7,5431
14
0,046
2,477
4,7900
3,0116
0,8139
9,326
7,5591
7,5411
14
0,046
0,831
0
3,0116
0,8139
9,326
7,5590
7,5591
14
0,046
2,118
1,1700
8,3729
2,2628
25,927
7,5754
7,5590
14
0,046
2,343
0
8,3729
2,2628
25,927
7,5783
7,5754
14
0,046
0,638
0,2600
5,3613
1,4489
16,601
7,5590
7,5574
191
Pipe Fluid Zone Id 35 Steam vapour 36 Steam vapour 37 Steam vapour 38 Steam vapour 39 Steam vapour 40 Steam vapour 41 Steam vapour 42 Steam vapour 43 Steam vapour 44 Steam vapour 45 Water vapour 46 Water vapour 47 Water vapour
Material Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40
Inner dia. (Inch)
Roughness Length Total K (mm) (m)
Mass Flow (kg/s)
Flow (m3/s)
Velocity (m/s)
Inlet Press (bar)
Exit Pres (bar)
14
0,046
1,896
0,3900
8,3717
2,2625
25,923
7,5475
7,5417
14
0,046
3,457
0
8,3717
2,2625
25,923
7,5417
7,5387
14
0,046
0,661
0,2300
0,2223
0,0601
0,688
7,5387
7,5387
14
0,046 12,976
0,3900
8,1494
2,2024
25,235
7,5387
7,5232
14
0,046
3,037
0,4900
8,1494
2,2024
25,235
7,5232
7,5138
14
0,046
0,660
0
8,1494
2,2024
25,235
7,5138
7,5133
10
0,046 13,074
0,4200
0,2223
0,0601
1,181
7,5386
7,5386
10
0,046
5,351
0,5300
0,2223
0,0601
1,181
7,5386
7,5366
10
0,046
2,882
0,4200
0,2223
0,0601
1,181
7,5366
7,5365
10
0,046
0,483
0
0,2223
0,0601
1,181
7,5365
7,5367
14
0,046
2,006
0,6500
8,3717
2,2625
25,923
7,5574
7,5475
14
0,046
3,519
0,1000
3,0104
0,8136
9,322
7,5581
7,5574
14
0,046 15,124
0,2100
3,0104
0,8136
9,322
7,5606
7,5581
192
Pipe Fluid Zone Id 48 Water vapour 49 Water vapour 50 Water vapour 51 Water vapour 52 Steam vapour 53 Steam vapour
Material
Inner dia. (Inch)
Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40 Steel sch.40
Roughness Length Total K (mm) (m)
Mass Flow (kg/s)
Flow (m3/s)
Velocity (m/s)
Inlet Press (bar)
Exit Pres (bar)
14
0,046
7,649
0,3900
3,0104
0,8136
9,322
7,5651
7,5606
14
0,046 11,724
0,3900
3,0104
0,8136
9,322
7,5674
7,5651
14
0,046 16,960
0,3900
3,0104
0,8136
9,322
7,5705
7,5674
14
0,046
1,225
0,2100
8,3728
2,2628
25,927
7,6237
7,6200
14
0,046
1,635
0
8,3729
2,2628
25,927
7,5325
7,5311
10
0,046
2,598
0,4200
0,2223
0,0601
1,181
7,5387
7,5386
Tabel 4.35 Data titik perpotongan hasil analisa pipeflow expert Node Node Type Id 1 Join Point
Node N1
Elevation (m) -1,368
Press. at node (bar) 7,6461
HGL at node (m.hd Fluid) 18277,48
Total Flow In (m3/s) 2,2628
Total Flow Out (m3/s) 2,2628
2 Join Point
N2
2,359
7,6288
18233,39
2,2628
2,2628
3 Join Point
N3
3,375
7,6284
18233,39
0
0
4 Join Point
N4
2,359
7,6200
18209,32
2,2628
2,2628
5 Join Point
N5
0,852
7,6161
18196,93
2,2628
2,2628
193
Node Node Type Id 6 Join Point
Node N6
Elevation (m) 0,852
Press. at node (bar) 7,6028
HGL at node (m.hd Fluid) 18160,35
Total Flow In (m3/s) 2,2628
Total Flow Out (m3/s) 2,2628
7 Join Point
N7
0,852
7,6028
18160,35
0
0
8 Join Point
N8
0,852
7,6028
18160,35
0
0
9 Join Point
N9
0,852
7,5932
18133,71
2,2627
2,2627
10 Join Point
N10
3,243
7,5841
18111,13
2,2627
2,2627
11 Join Point
N11
3,243
7,5769
18091,19
2,2627
2,2627
12 Join Point
N12
0,852
7,5744
18081,98
2,2627
2,2627
13 Join Point
N13
0,852
7,5734
18079,38
0,8138
0,8138
14 Join Point
N14
1,919
7,5723
18077,23
0,8138
0,8138
15 Join Point
N15
1,919
7,5711
18074,08
0,8138
0,8138
16 Join Point
N16
1,919
7,5703
18071,70
0,8138
0,8138
17 Join Point
N17
0,852
7,5705
18071,27
0,8138
0,8138
18 Join Point
N18
0,852
7,5705
18071,27
0,0003
0,0003
19 Join Point
N19
1,919
7,5701
18071,27
0,0003
0,0003
20 Join Point
N20
1,919
7,5701
18071,27
0,0003
0,0003
21 Join Point
N21
0,251
7,5707
18071,27
0,0003
0,0003
22 Join Point
N22
0,251
7,5707
18071,27
0,0003
0,0003
194
Node Node Type Id 23 Join Point
Node N23
Elevation (m) 0,852
Press. at node (bar) 7,5665
HGL at node (m.hd Fluid) 18060,36
Total Flow In (m3/s) 1,4489
Total Flow Out (m3/s) 1,4489
24 Join Point
N24
0,852
7,5602
18042,91
1,4489
1,4489
25 Join Point
N25
8,501
7,5524
18029,03
1,4489
1,4489
26 Join Point
N26
8,501
7,5431
18011,79
1,4489
1,4489
27 Join Point
N27
8,501
7,5431
18003,38
1,4489
1,4489
28 Join Point
N28
2,637
7,5325
17968,47
2,2628
2,2628
29 Join Point
N29
7,688
7,5431
18002,49
2,2628
2,2628
30 Join Point
N30
7,688
7,5511
18024,57
0,8139
0,8139
31 Join Point
N31
7,688
7,5591
18046,80
0,8139
0,8139
32 Join Point
N32
8,501
7,5590
18047,13
2,2628
2,2628
33 Join Point
N33
8,501
7,5754
18092,35
2,2628
2,2628
34 Join Point
N34
6,154
7,5783
18098,02
2,2628
2,2628
35 Join Point
N35
8,501
7,5475
18015,65
2,2625
2,2625
36 Join Point
N36
6,605
7,5417
17997,70
2,2625
2,2625
37 Join Point
N37
6,605
7,5386
17989,25
0,0601
0,0601
38 Join Point
N38
6,605
7,5387
17989,33
2,2625
2,2625
39 Join Point
N39
6,605
7,5232
17946,74
2,2024
2,2024
195
Node
Node Type
Node
Id
Elevation (m)
Press. at node (bar)
HGL at node
Total Flow In
Total Flow Out
(m.hd Fluid)
3
(m3/s)
(m /s)
40 Join Point
N40
9,652
7,5138
17923,83
2,2024
2,2024
41 Demand Pressure
N41
9,652
7,5133
17922,30
2,2024
0
42 Join Point
N42
6,605
7,5386
17989,01
0,0601
0,0601
43 Join Point
N43
11,965
7,5366
17988,89
0,0601
0,0601
44 Join Point
N44
11,965
7,5365
17988,81
0,0601
0,0601
45 Join Point
N45
11,478
7,5367
17988,80
0,0601
0,0601
46 Join Point
N46
8,501
7,5574
18042,77
2,2625
2,2625
47 Join Point
N47
8,501
7,5581
18044,62
0,8136
0,8136
48 Join Point
N48
8,501
7,5606
18051,59
0,8136
0,8136
49 Join Point
N49
0,852
7,5651
18056,37
0,8136
0,8136
50 Join Point
N50
0,852
7,5674
18062,78
0,8136
0,8136
51 Join Point
N51
2,359
7,6237
18219,49
2,2628
2,2628
52 Join Point
N52
2,637
7,5311
17964,51
2,2628
2,2628
53 Join Point
N53
6,605
7,5387
17989,32
0,0601
0,0601
196
197
Ringkasan hasil analisis pipe flow software Dari analisa software Pipeflow diperoleh hasil bahwa desain pipa dapat menghantarkan fluida secara aman dengan kriteria :
Pipa yang digunakan sebanyak 53 buah.
Tangki yang digunakan sebanyak 0 buah.
Pompa yang digunakan sebanyak 0 buah.
Tekanan terendah yaitu 6,4 bar pada titik N41.
Tekanan teretinggi yaitu 12 bar pada titik N1.
Terjadi perbedaan yang tinggi dalam tekanan dikarenakan pada titik sebelum menuju separator tekanan fluida dikurangi menjadi 6,5 bar untuk memperoleh energi pembangkitan yang maksimal.
Penurunan tekanan yang terdeteksi pipeflow software sebesar 0,1 bar dikarenakan head loss mayor.
Letak ketinggian pipa terendah yaitu 1,35 m di bawah permukaan tanah pada titik N1.
Letak ketinggian pipa tertinggi yaitu 11,965 m pada titik N43
4.6.4 Pemodelan dengan CADWorx Plants Pemodelan pembangkit dengan CADWorx Plants digunakan untuk menggambarkan secara 3D sehingga dapat dimengerti posisi setiap equipment dan pipa yang akan dibangun. Penggunaan software CADWorx Plants tidak banyak berbeda dengan software gambar AutoCAD. Namun pada CADWorx Plants memiliki kelebihan dalam penggambaran 3D pipa dan fittings (elbow, tee, valve, dll). Setiap ukuran pipa juga sudah sesuai standar ISO.
Bagian 1 Bagian 3 Bagian 4
Bagian 2
Gambar 4.59 Pemodelan CADWorx Plants
198
Dari bagian 1 Menuju ke bagian 3
Menuju ke bagian 2 Rock Muffler
Sumur Produksi Kamojang 68 Gambar 4.61 Pemodelan CADWorx Plants Bagian 2
Gambar 4.60 Pemodelan CADWorx Plants Bagian 1
199
Dari bagian 2
Gambar 4.62 Pemodelan CADWorx Plants Bagian 3
200
Gambar 4.63 Pemodelan CADWorx Plants Bagian 4
201