MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURANMENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 93 TAHUN2011
RENCANAINDUK PELABUHANSANGKULIRANG/MALOY DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA
1.
surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor BII534/PP008 tanggal 6 September 2011 tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Sangkulirang/ Maloy;
2.
surat Gubemur Kalimantan Timur 552.3/8243/EK tanggal 20 September 2010 Rekomendasi Pe1abuhan Intemasional Maloy;
3.
surat Bupati Kutai Timur Nomor 552.3/275/hubkominfo.03 tanggal 7 September 2010 perihal Rekomendasi Rencana Induk Pelabuhan Maloy;
a.
bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, diatur bahwa untuk kepentingan penyelenggaraan pelabuhan dan memberikan pedoman bagi pembangunan dan pengembangan pelabuhan, penyelenggara pelabuhan wajib menyusun rencana induk pelabuhan pada lokasi yang telah ditetapkan;
b.
bahwa Rencana Induk Pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, ditetapkan oleh Menteri Perhubungan setelah mendapat rekomendasi dari gubernur dan bupati/walikota;
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Rencana Induk Pelabuhan Sangkulirang/ Maloy;
Nomor perihal
1.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
2.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
3.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2000 tentang Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 160, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4001);
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070);
6.
Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
7.
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
8.
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 54 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut;
9.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan;
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan; 11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 63 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan;
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 64 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Syahbandar; 13. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 2006 ten tang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan;
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG RENCANAINDUKPELABUHANSANGKULIRANG jMALOY.
1.
Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkOOtandengan pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang danj atau barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahan intra-danj atau antarmoda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah.
2.
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan danjatau perairan dengan batas-batas tertentu sebagOOtempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai temp at kapal bersandar, nook turun penumpang, danj atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagOO tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.
3.
Rencana Induk Pelabuhan adalah pengaturan ruang pelabuhan berupa peruntukan rencana tata guna tanah dan perOOrandi Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan.
4.
Rencana Tapak adalah proses lanjut dari rencana induk yang mencakup rancangan tata letak pelabuhan yang bersifat teknis dan konseptual, perpetakan setiap fungsi lahan, perletakan masa bangunan dan rencana teknis dari setiap elemennya yang dilengkapi dengan konsepsi teknis dari bangunan, fasilitas dan prasarananya.
5.
Rencana Teknis Terinci adalah penjabaran secara rinci dari rencana tapak sebagaimana dasar kegiatan pembangunan pelabuhan laut yang mencakup gambar dan spesifikasi teknis bangunan, fasilitas dan prasarana termasuk struktur bangunan dan bahannya.
Untuk menyelenggarakan kegiatan kepelabuhanan pada Pelabuhan SangkulirangjMaloy yang meliputi pelayanan jasa kepelabuhanan, pelaksanaan kegiatan ekonomi, dan pemerintahan lainnya serta pengembangannya sesuai rencana induk pada Pelabuhan SangkulirangjMaloy, dibutuhkan lahan daratan seluas 334,557 Ha dan areal perairan seluas 6,347.604,36 Ha.
Kebutuhan lahan daratan dan areal perairan untuk kegiatan kepelabuhanan pada Pelabuhan SangkulirangjMaloy sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, terdiri atas: a. lahan daratan eksisting di Pelabuhan SangkulirangjMaloy seluas 28,5 Ha; b. lahan daratan untuk pengembangan Pelabuhan SangkulirangjMaloy seluas 302,65 Ha dipergunakan untuk area: 1. kantor pelabuhan seluas 4,25 Ha; 2. gedung pemadam kebakaran terminal CPO seluas 0,04 Ha; 3. gudang perbengkelan terminal CPO seluas 0,03 Ha; 4. tempat ibadah seluas 0,03 Ha; 5. fasilitas umum seluas 0,013 Ha; 6. gudang peralatan terminal CPO seluas 0,2 Ha; 7. parkir terminal CPO seluas 10,26 Ha; 8. jalan terminal CPO seluas 33,45 Ha; 9. jalur hijau seluas 6,99 Ha; 10. gudang tertutup terminal cargo dan petikemas seluas 8,58 Ha; 11. gudang terbuka terminal cargo dan petikemas seluas 9,40 Ha; 12. jalur hijau terminal cargo dan petikemas seluas 1,05 Ha; 13. jalan akses terminal cargo dan petikemas seluas 5,1 Ha; 14. lapangan penumpukan terminal batubara seluas 192,99 Ha; dan 15. fasilitas umum terminal batubara seluas 0,49 Ha.
c. areal perairan seluas 6,347.604,36 Ha dipergunakan untuk area: 1. kolam labuh terminal CPO seluas 264076,8 Ha; 2. kolam putar terminal CPO seluas 19,312 Ha; 3. keperluan darurat terminal CPO seluas 264076,8 Ha; 4. kapal mati terminal CPO seluas 264076,8 Ha; 5. percobaan berlayar terminal CPO seluas 1145,76 Ha; 6. kolam labuh terminal kontainer dan multipurpose seluas 146398,2 Ha; 7. kolam putar terminal kontainer dan multipurpose seluas 10,631 Ha; 8. keperluan darurat terminal kontainer dan multipurpose seluas 146398,2 Ha; 9. kapal mati terminal kontainer dan multipurpose seluas 146398,2 Ha; 10. percobaan berlayar terminal kontainer dan multipurpose seluas 612,06 Ha;
11. kolam labuh terminal batubara dan curah lainnya seluas 633110,5 Ha; 12. kolam putar terminal batubara dan curah lainnya seluas 58,06 Ha; 13. keperluan darurat terminal batubara dan curah lainnya seluas 633110,5 Ha; 14. kapal mati terminal batubara dan curah lainnya seluas 633110,5 Ha; 15. percobaan berlayar terminal batubara dan curah lainnya seluas 2997, 86 Ha.
Batas kebutuhan lahan daratan dan areal perairan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, digambarkan oleh garis yang menghubungkan titik-titik koordinat sebagaimana tercantum dalam Dokumen Lampiran Peraturan ini.
(1) Jangka waktu rencana pembangunan dan pengembangan fasilitas kepelabuhanan pada Pelabuhan SangkulirangjMaloy untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jasa kepelabuhanan dilakukan berdasarkan perkembangan angkutan laut, meliputi: a. tahap I, jangka pendek, dari tahun 2011 s.d 2015; b. tahap II, jangka menengah, dari tahun 2011 s.d 2020; c. tahap III,jangka panjang, dari tahun 2011 s.d 2030; dengan rincian Peraturan ini.
sebagaimana
tercantum
dalam
Dokumen
Fasilitas pelabuhan yang direncanakan untuk dikembangkan sebagaimana dimaksud pada ayat tercantum dalam Dokumen Lampiran Peraturan ini.
Lampiran
dibangun dan (1), sebagaimana
Rencana Tapak dan Rancangan Teknik Terinci untuk pelaksanaan pembangunan dan pengembangan fasilitas pelabuhan disahkan oleh Direktur Jenderal.
Pembangunan dan pengembangan fasilitas pelabuhan dilaksanakan dengan mempertimbangkan prioritas kebutuhan dan kemampuan pendanaan sesuai peraturan perundang-undangan.
Pelaksanaan pembangunan dan pengembangan fasilitas pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, wajib dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan, didahului dengan studi lingkungan.
Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan untuk keperluan peningkatan pelayanan jasa kepelabuhanan, pelaksanaan kegiatan pemerintahan, dan kegiatan ekonomi lainnya serta pengembangan Pelabuhan SangkulirangjMaloy sebagaimana tercantum dalam Dokumen Lampiran Peraturan ini.
Dalam hal penggunaan dan pemanfaatan lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 terdapat areal yang dikuasai pihak lain, pelaksanaannya harus didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Peraturan
ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 Nopember 2011 MENTERI PERHUBUNGAN, ttd E.E MANGINDAAN Diundangkan di Jakarta pada tanggal 17 November 2011 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, REPUBLIK INDONESIA
UMAR IS SH MM MH Pembina Utama Muda (IVIe) NIP. 19630220 198903 1 001
LAMPIRAN KEPUTUSAN
MENTERI PERHUBUNGAN
NOMOR
: PM. 93 TahUD 2011
TANGGAL
: 14 Nopember2011
RENCANA INDUK PELABUHAN SANGKULIRANG/MALOY KALIMANTAN TIMUR
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA 2011
Daftar Isi
Pendahuluan
2
Latar belakang....................................................................................................•...
2
1.2
Tujuan ......•.........................................................................................•................
8
1.3
Sasaran......•........
1.4
Sejarah Singkat
,
9
9
Gambaran Umum Wilayah
11
2.1
Potensi Pertanian Dan Perkebunan
11
2.2
Potensi Pertambangan
15
2.3
Potensi Perikanan dan Kelautan ...............................................................................•.
l5
2.4
Potensi Industri
15
3
Proyeksi lalu lintas
4
Proyeksi Lalu Lintas Barang
19
5
Rencanapengembangan
22
6
~
2
1.1
18
5.1
Layout Pelabuhan Rencana.....•.................................................................................
24
5.2
Tahapan Pembangunan
32
5.2.1
Tahap PembangunanJangka Pendek (Tahun 2011-2015)
5.2.2
Tahap PembangunanJangka Menengah (Tahun 2011-2020)............•.....•.•..••......•..•..
5.2.3
Tahap PembangunanJangka Panjang (Tahun 2011-2030)
32 32 _•.. 32
5.3
Estimasi Biaya PembangunanPelabuhan
34
5.4
Karakteristik Kapal Chinamax .....•.............................................................................
37
Pokok Kajian Terhadap Lingkungan ....• ,
EXECU"nVE
SU"NARY
46
Ringkasan Eksekutif
hasil produksi industri
dan mengangkut
bahan bakar minyak akan berlalu-Ialang
melewati
perairan Indonesia, sehingga lokasi Indonesia sangat strategis. Oi lain pihak Indonesia adalah penghasil energi di dunia yang cukup besar dilihat dari produksi batubara selain Australia, China, dan Uni Sovyet. Selain itu Indonesia juga memiliki cadangan energi lain seperti minyak, gas, panas bumi, dan mineral-mineral
lain seperti emas, perak, bauksit, bijih besi, pasir besi,
nikel, timah hitam, copper, dll. Indonesia adalah produsen terbesar batubara di dunia, tahun 2009 tercatat batubara yang diekspor 230 juta metrik ton (81%) dari total produksi 283 juta metrik ton. Tahun 2010 berdasarkan
Umum Pertumbuhan tergantung
tingkat kepada
kebutuhan beberapa
pergerakan
faktor,
karena
pelayanan di pelabuhan Maloy jSangkulirang faktor-faktor
(dalam itu
hal ini yang melalui pelabuhan) prediksi
pergerakan
yang
membutuhkan
harus didasarkan kepada pertimbangan
terhadap
data produksi
pelabuhan
MaloyjSangkulirang,
balk secara internasional,
maupun secara lokal bagi Indonesia dan provinsi Kalimantan Timur, dikaitkan
nasional dengan
meningkat
(14,7%),
Jepang (14,6%),
Taiwan (10,6%).
Pada posisi demikian memiliki pasisi yang sangat
kuat dalam perdagangan komoditi batubara (curah keringjdry
industri dunia terutama China yang pertumbuhan hasil migas dan mineral Indonesia
menjadi 320 juta
India (16 %), Korea
bulk) di dunia.
sangat dibutuhkan
perekonomiannya
"dijualjdiekspor"
oleh negara-negara
sangat pesat. Selama ini
ke negara-negara
yang membutuhkan
kebijaksanaan pemerintah daerah terhadap pengembangan wilayah.
sehingga diperlukan pemikiran kedepan justru negara-negara yang membutuhkan
Hinterland
mineral
dan forland pelabuhan MaloyjSangkulirang
-mineral
tersebut
dapat juga
"memanfaatkan
lokasi startegis"
migas dan
Indonesia
dengan
Pertumbuhan ekonomi, baik lokal, nasional, serta internasional.
mendapatkan mineral yang diolah terlebih dahulu di Indonesia dengan energi yang tersedia di
Pertumbuhan bongkarj muat dan eksportj import.
Indonesia kemudian dipasarkan ke negara-negara tujuan seperti China, India, Korea, dll dalam kondisi "setengah matang" atau "matang"
PERAN DAN FUNGSI
sehingga di Indonesia akan tercipta "kesempatan
kerja" yang lebih banyak. Sebagai contoh Brazil merupakan negara penghasil
PELABUHAN
Potensi alur pelayaran
besi ketiga terbesar di dunia
Kalimantan Timur mempunyai potensi lokasi geografis bagi pelayaran kapal-kapal besar karena
yang sangat membutuhkan
berlokasi di Alur Layar Kepulauan Indonesia yaitu selat Makasar.
penghasil
Potensi sumber alam, agro dan barang yang akan di eksport ke luar provinsi maupun ke luar
pengimpor
bijih
atau bijih
setelah China, Australia dimana China adalah negara industri
komoditi
besi terbesar
iron ore
bijih besi tersebut
didunia
tetapi
negara
bijih besi di dunia. 2 negara penghasil
meskipun China merupakan negara
ini juga
merupakan
bijih besi terbesar
negara terbesar
setelah China atau
negeri. Potensi Kalimantan Timur seperti minyak dan gas, Crude Palm Oil dan turunnannya,
pengekspor bijih besi terbesar didunia adalah Australia dan Brazil dimana kedua negara ini
batubara yang menjadi sumber daya alam yang patut difasilitasi
"bersaing" mendapatkan pasar di China. Perdagangan bijih besi dari kedua negara ini menuju
yang diperoleh akan mensejahterakan
agar pertumbuhan
ekonomi
masyarakat dan bangsa dapat tercapai.
China
Oari data yang diperoleh prakiraan tujuan ekspor Crude Palm Oil antara lain ke China, Korea,
akan melewati
Hongkong, Filipina, Vietnam, India dan Eropa serta ke Australia, juga batubara ke negara-negara
dimiliki Indonesia maka yang akan dilakukan
ke Eropa.
yang strategis diantara dua samudera (Samudera Hindia dan Samudera Pasifik) serta dua
benua (Asia dan Australia)
dilalui
oleh jalur
pelayaran
internasional
yang merupakan
pelayaran dunia. Negara-negara Asia Pasifik saat ini merupakan negara-negara pertumbuhan
perekonomiannya
industri yang
sangat pesat seperti Jepang, Korea, Taiwan, Hongkong, China,
India saat ini juga telah memiliki negara-negara
rute
kesamaan dengan negara-negara
Asia Pasifik. Sedangkan
pusat energi dunia berada di Timur Tengah seperti negara-negara
Arab (Irak,
Arab Saudi, Iran, Yaman, Qatar, Uni Emirat Arab, dll) dimana kapal-kapal yang memasarkan
EXECUTIVE SUH•••••
perairan
Indonesia
dan apabila
kesempatan
ini "ditangkap"
oleh
Indonesia dan bijih besi tersebut diolah di Indonesia dengan menggunakan sumber energi yang
tujuan ekspor adalah China, India, korea, Jepang, Taiwan, Thailand, Malaysia dan salah satunya
Indonesia terletak
~
batubara
metrik ton. Sebagian besar batubara tersebut diekspor ke China (16,6%),
Semua energi dan mineral yang ada di Indonesia
utama, antara lain :
Peran dan fungsi
•
sangat
juga
akan berpeluangjtercipta
seperti petajgambar
belum memiliki
" kesempatan kerja" bagi rakyatnya. Hal ini
dilokasi Pelabuhan MaloyjSangkulirang
kedalaman
yang memadai
berencana membangun "kapal pengangkut komoditi curah keringjdry
karena memiliki
potensi lokasi
berikut ini dan apalagi fasilitas pelabuhan di China saat ini "apabila"
pedagangjpemain
komoditi
Ini
yang sangat besar. Berdasarkan informasi pemain
bulk di dunia adalah VALE, RIO TINTO dan BHP BILLITON, terutama
VALE yang mengelola tambang bijih besi di Brazil dan juga memiliki pabrik pellet bijih besi di China sedang membangun kapal pengangkut komoditi curah dalam volume yang sangat besar yaitu untuk menurunkan biaya angkutan yaitu dengan membangun 19 kapal pengangkut bijih besi Very Large are Carriers (VLOCs) yang berukuran 400.000 OWT yang menjadikan
biaya
pengangkutannya juga berniat
menjadi sangat efisien. Tantangannya adalah saat yang bersamaan Malaysia
membangun
karena negara
pelabuhan yang direncanakan dapat melayani
Malaysia juga
memiliki
Indonesia adalah karena Indonesia
potensi
memiliki
lokasi strategis
kapal-kapal
tersebut.
komoditi curah kering/dry
,,
,, ,
tersebut
Keuntungan
o o
pihak
:
bulk berupa batubara
atau komoditi lainnya sehingga apabila kapal sangat besar tersebut mampir/transit
.>\~,
di Indonesia,
. ~)
pada saat kembali dapat mengangkut komoditi batubara tersebut ke negara-negara konsumen di dunia atau bahan mentah
komoditi
dapat "diolahH dengan menggunakan
tersebut
) /~ , /
"sumber
""'., ,
energi" yang tersedia di Indonesia sebelum dipasarkan ke negara konsumen. Contoh
ketika
kapal
kembali
ke Brazil dapat
mengangkut
komoditi
batubara
yang
akan
,(.1
dipasarkan ke pasar Eropa yaitu di pelabuhan Amsterdam dan kemudian kapal terse but kembali lagi ke Brazil denagn jarak yang relatif lebih pendek./Sangkulirang. kapal
pulang
pergi
angkutan/transportasi Maloy/Sangkulirang
"membawa laut.
cargo"
Apabila
konsep
yang ini
Metode ini menyebabkan
menyebabkan berhasil
terjadinya
dilakukan
efisiensi
maka
lokasi
akan menjadi "terminal terbesar di dunia dan terminal yang paling efisien"
untuk penanganan bahan curah (dry bulk) dengan komoditi batubara serta mineral lainnya yang potensinya sangat banyak di Propinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Sebagai informasi diperkirakan
komoditi
batubara
yang keluar/diekspor
sebanyak 200.106 ton/tahun
ukuran ± 40.000
DWT yang membutuhkan
tersebut mengisi "bunker fuel"
yang rata-rata
dari Propinsi Kalimantan
diangkut
Timur
oleh tipe kapal Handymax
40 - 50 ribu ton minyak per kapal. Kapal-kapal
di Pelabuhan Singapura sebelum menuju ke Propinsi Kalimantan
Timur. Peluang "bunker fuel" juga terbuka di kawasan ini apalagi untuk kebutuhan eksplorasi dan eksploitasi
pertambangan batubara juga membutuhkan
"fuel".
,, ,, ,
, o
·A!rJc.
, o
.... -------------.: ..... -- ------------------·-1- ....S0111h
.'W
jAmetiCU
,;
r_. o
)
•• ':! .•••••. --:
'·1
-
"N
-
-
-
.\
--'
I
('Aust~Ua
:
. I I
I'
Gambar 5. Lokasi Sumber
Iron ore
di Brazil yang akan dikonsumsi di China
yang berjarak 11.000 mil Laut
, 'I' ''''',~ ··..·-{-....··T··'
.+- }- #f 1
!
····..'i:-'I··..····r~
Gambar 6. Lokasi Transhipment
Iron Ore
dari Brazil di Pelabuhan Maloy/Sangkulirang
dengan kapal 400.000 DWT (Chinamax Vessel) yang berjarak 9.300 Mil Laut
I V
EXECUTIVE
SUMMARY
Gambar 7. Lokasi Transipment
Iron Ore
di Pelabuhan Maloy/Sangkulirang
ke China
dengan kapal yang lebih keell Uarak 1.900 mil Laut)
Gambar 8. Pengangkutan
Batu Bara dari Pelabuhan Maloy/Sangkulirang
ke Rotterdam dengan Chinamax Vessel (berjarak
12.100 mil Laut)
"International
Potensi kondisi eksisting pelabuhan pad a ALKI 2 Pelabuhan pelabuhan P.Bunyu, Tanjung Sedangkan
di sisi Timur
Selor, Tanjung
pelabuhan
Kalimantan
antara
Redep, Bontang,
Internasional
antara
lain:
Samarinda, Tarakan,
Hub Port" untuk
Tanah Grogot,
Kota baru.
komoditi murah energi (batubara)
Balikpapan,
dan
Banjarmasin.
energi batubara"
untuk memproses komodlti curah lainnya dari negara lain yang "tidak memiliki"
atau "bahan jadi".
yang akan menanamkan
berada di antara pelabuhan Bontang dan pelabuhan
menjadi peluang bagi "pemanfaatan
bahan
energi murah batubara untuk memproses bahan mentah menjadi bahan "setengah matang"
Pare-pare. Sedangkan pelabuhan internasional antara laini Donggala dan Makasar.
Hal ini sudah terbukti
dengan investigasi keinginan/perencanaan
modalnya dengan pembangunan
infrastruktur
investor
pelabuhan/dermaga
dengan kapasitas pelayanan bagi kapal-kapal besar tersebut. Selain itu juga terbukti dengan
Tanjung Redep. potensi
lokasi
memang
pelabuhan
Maloy/Sangkulirang
sangat
strategis
dapat
mengkoleksi produksi dari Kalimantan Timur dan sebagian Kalimantan Tengah serta Sulawesi untuk menuju
komoditl curah (bljlh
besl). Disinilah "mind set" kita harus berubah yang selama ini "hanya" mengandalkan ekspor
Rencana pelabuhan
Dari posisi
transhipment
: Nunukan,
Pelabuhan pelabuhan sisi Barat Sulawesi antara lain pelabuhan nasionali Donggala, Mamuju dan
Maloy/Sangkulirang
internasional
nasional
lain pelabuhan
ke alur samudra mengingat
pelabuhan internasional
Tarakan dan Balikpapan
berperannya
Indonesia
"ketergantungan"
sebagai
negara terbesar
dunia ak!1n import
peluang kerja agar negara-negara
batubara
importir
pengekspor
batubara
harus dijadikan
di dunia sehingga
bahan negosiasi membuka
batubara juga mau berperan untuk mendlrikan
Timur
pabrik pengolahan bahan baku di Indonesia sehingga akan dapat tercipta peluang kesempatan
pada tahun 2009 sebagian
kerja yang sangat besar di negara kita. Analogi yang sama ketika bangsa Indonesia berani
besar pelabuhan ekspor untuk komiditi batubara berada di lokasi ALKI 2 yaitu Samarinda 46,1
menghentikan "ekspor pasir laut" ke Singapura yang menyebabkan saat ini Provinsi Kepulauan
masih cukup jauh terutama
untuk
dapat
mengumpulkan
produksi
dari
Kutai Kartanegara dan Kutai Timur. Sebagai gambaran
juta metrik ton, Banjarmasin
Provinsi Kalimantan
37,2 juta metrik ton, Tanjung Bara 34,6 juta metrik ton, Teluk
Riau mendapat "rejeki" pembangunan infrastruktur
pelabuhan atau kawasan industri karena di
Adang 19,2 juta metrik ton, North Pulo Laut Coal Terminal 12,9 juta metrik ton, Balikpapan Coal
Singapura tidak terdapat tempat
Terminal 9,8 juta metrik ton, Satui Anchorage 8,1 juta metrik ton, Bontang 6,3 juta metrik ton,
Apabila hal itu dilakukan maka biaya transportasjfangkutan
Indonesia Bulk Terminal 4,7 juta metrik ton, Sebuku Anchorage 2,0 juta metrik ton, Jorong
kapal datang dan pergi dari Indonesia membawa barang sehingga biaya angkutan
Anchorage 1,9 juta metrik ton.
menjadi
"murah".
lagi untuk membangun pabrik karena keterbatasan
Kawasan Industri
lahan.
juga akan semakin efisien karena
dan Pelabuhan Internaional
Maloy/Sangkulirang
barang selain
berperan sebagai kawasan dan pelabuhan yang melayani komoditi hinterland juga diharapkan Lokasi strategis Pelabuhan Maloy/Sangkulirang
yang terletak di Kawasan Industri dan Pelabuhan
dapat berperan sebagai penunjang tumbuhnya
Internasional
Timur
seperti kontener,
(KIPI)
di Propinsi Kalimantan
ini (terletak
di ALKI 2), juga
memiliki
kedalaman alamiah yang sangat baik untuk penempatan fasilitas dermaga seperti di Pulau Miang
forlandnya
dengan kedalaman -35 LWS hanya berjarak 450 m dari tepi pulau. Berdasarkan kebijaksanaan
diharapkan
Pemerintah
Indonesia
pusat
lokasi KIPI Maloy/Sangkulirang
ini termasuk
kebijaksananan
Pemerintah
seperti
bijih
mampu (MP3EI)
besi, industri menunjang
di wilayah
turunannya
Master
Potensi komoditi
tegas menyebutkan
(pellet),
batubara serta komoditi
dan lain-lain.
Plan Percepatan
Kalimantan
perekonomian di wilayah Kalimantan.
curah di Propinsi Kalimantan Timur ini juga menarik minat investor lainnya
kegiatan lainnya di sekitar kawasan tersebut
kelapa sawit (CPO) beserta turunannya,
Daerah, lokasi ini sudah ditetapkan sebagai "Cluster" produk kelapa sawit serta komoditi lainnya.
yang terdapat
KIPI
ini juga
Pembangunan
Ekonoml
satu koridor
keberadaan pelabuhan Maloy/Sangkulirang
akan tetapi keberadaan KIPI
sudah disebutkan dalam MP3EI, dan pelabuhan Maloy/Sangkulirang
merencanakan
penunjang KIPI tersebut.
akan
membangun
dermaga/terminal
khusus
dan impor bahan mentah aluminium
untuk
komoditi
curah
kering
dari India kemudian di "smelter"
di
kawasan itu dengan menggunakan "power plant" yang menggunakan batubara dari kawasan itu. Dermaga yang direncanakan akan dapat melayani kapal 200.000 DWT, dimana metodenya sama mengambil komoditi batubara untuk dipasarkan di India dan kapal yang kembali dari India akan mengambil komoditi bahan mentah aluminium dan diproses di Kalimantan Timur. Bijih besi yang di impor dari Brazil sebagian akan diproses di KIPI dan juga akan dibangun "power plant" untuk pengolahan bijih besi serta komoditi besinya akan dikapalkan sehingga
pelabuhan
lain di KIPI menjadi
menggunakan
pellet dan sebagian besar di bijih
kapal yang lebih kecil menuju
MaloyjSangkulirang
diharapkan
dapat
pelabuhan di China, berperan
sebagal
pembangunan
Dalam koridor pembangunan Kalimantan belum secara
seperti yang sedang direncanakan di Bengalon, masih di Kabupaten Kutai Timur dimana mereka
batubara (ekspor)
t
industri
merupakan infrastruktur
.. ,"
,
'''-'.-
-_ _~~"~~.~. !
....
t
·•.·
·
/
I
.. Ft·
1~
Keunggulan
komparatif
Lokasi Sangkurilang
lokasi
yang merupakan
dimana kawasan pengembangan pertumbuhan
ekonomi
pertumbuhan
tersebut
menghubungkan Sabah (Malaysia).
wilayah
KIPI (Kawasan Industri
pelabuhan Maloy berada mempunyai
Bontang/Sangata-Wahau-Sangkurilang dilalui
dengan
Tanah Grogot,
jalur
lalu
Kapet Sasamba,
lintas
Sengata,
pantai
Pelabuhan
kawasan
yang
mana
kawasan
Timur
Kalimantan
Sangkurilang,
KIPI sendiri secara nasional telah ditetapkan
Internasional)
potensi terhadap
Nunukan
Dermaga
yang
sampai
sebagai salah satu "cluster"
Semarang
• Panjang • Kedalaman Dermaga Kampung
ke
: 489 m Baru
: -10 m LWS
CPO
di Indonesia.
• •
Panjang Kedalaman
• • •
Kapasitas Oermaga Kedalaman
: 100 m : -5 m LWS
"
: -7 m LWS
~ /
". , (~~.~,
. ,
: 1.500 OWT : 220 m
Ditengl;l.h Kepulauan lriddnesia dan pada jalur
,
Dermaga
I sId III
• Panjang • Kedalaman Dermaga Pelra
ALKI2
• •
Panjang Kedalaman
: 887 m : -7 m LWS
: 50 m : -5 m LWS
• • •
Kapasitas Oermaga Kedalaman
: 1.500 OWT : 160 m : -5 m LWS
~.. /S..AN~KULIRANG. PorO$ Tj.Se"lor I Tj Redel) kff:samWinda I
\\ -. 'SENGATA
..~ SAMAAJNoA
Ka#~ng'&k-als\'t'
Kapasitas Oermaga Kedalaman
• • •
Kapasitas Oermaga Kedalaman
: 500 GRT : 100 m : -3 m LWS
.: . ·BoNTAN.G
Bati~papandan
• • •
. BALIKPAPAN'
: 1000WT
: 25 m : -2 m LWS
PENA,fAi\i
TANAH GR(;)G.or
• • •
Kapasitas Oermaga Kedalaman
• • •
Kapasitas Oermaga Kedalaman
• • •
Kapasitas Oermaga Kedalaman
: 1.000 OWT
: 50 m : -5m LWS
8 Kapasitas
pelabuhan
Pelabuhan-pelabuhan Perhubungan bawah ini :
Tanjung Rendeb
yang
tercatat
tahun 2008 di Kalimantan
pada
informasi
pelabuhan
laut
Timur adalah seperti tabel Informasi
dari
Laut di
: 160 m : -5 m LWS
Kementerian
Pelabuhan
: 1.000 OWT
9
Tarakan
: 5.000 OWT : 416 m : -7 m LWS
Kapasltas
dermaga
kedalaman
pelabuhan
diperlukan Tlmur.
sampai
-7
data tersebut
m LWS. Untuk
di atas sampai
menjangkau
5000 DWT, dan
pelayaran
samudra
kapal di atas 10.000 dwt untuk dapat memuat hasil agro dan tambang
Sementara
bongkar
yang ada sesuai dengan
ini pelabuhan
terdekat
dengan
untuk bongkar muat batubara,
kontainer,
yaitu mempunyai
CPO,dll,
memuat hasil agro dan tam bang dengan kapasitas
kapasitas
Berlokasi di dalam Kawasan Industri oleh Propinsi Kalimantan
Pelabuhan Internasional
Timur dan sebagai "cluster"
•
Analisis yang telah dilakukan,
Timur,
Maloy yang
Kecamatan
merupakan
Kaliorang
pelabuhan nasional yang dapat
lebih besar dan berskala internasional
bagi pelayanan untuk kebutuhan
besar, sumber daya alam yang melimpah, dan lokasi yang strategis, Industri
Pelabuhan
investasi
yang
pembangunan ekonomi
Internasional
dapat
kesejahteraan
pertumbuhan
masyarakat
Timur,
karena
Kabupaten
Kutai
penduduk
yang
yakni jumlah
dan telah ditetapkan Kondisi tersebut
ekonomi
daerah,
salah satu upaya
pada khususnya
ini diharapkan
Alasan
kapal dengan kapasitas yang besar.
diatas
menjadi
latar
belakang
pengembangan
Pembangunan dermaga yang baru, akan dialokasikan
dan Kabupaten
mampu
mempereepat
sebagai
Kawasan
membuka
peluang
maka
untuk meningkatkan Kutai Timur
potensi
pada umumnya,
laju pertumbuhan
ekonomi
dan
Pelabuhan TImur,
Maloy adalah pelabuhan
yang direneanakan
karena Pelabuhan
sebagai outlet bagi komoditas
Pelabuhan
Maloy
digunakan
untuk bersandar
Terminal
memproduksi
di terminal
Maloy yang ada sekarang
5.000 DWT (draft kedalaman
barang
7-8
±8m).
meter.
berskala
langsung
karena memiliki ke Selat Makassar
Dua (ALKI II). Selain itu Pelabuhan Maloy akan
CPO di wilayah timur Indonesia.
yang
diekspor
ke luar
negeri.
hanya mampu disinggahi
di atas Propinsi
meneari suatu lokasi untuk pengembangan
kapal dengan
karena kontur
Timur
yang
(draft 5 meter). bobot maksimum
laut hanya memiliki
Kalimantan
terminal-terminal
Daerah hinterland
Saat ini kapal
ini adalah kapal dengan DWT terbatas
Kondisi ini disebabkan Dengan kondisi
internasional
Maloy menghadap
dan berada pada Alur Laut Kepulauan Indonesia diproyeksikan
rata-rata
bermaksud
untuk
di kawasan Pelabuhan Maloy agar
dapat disandari oleh kapal kapal dengan tonase yang lebih besar. Beberapa alasan pengembangan
pelabuhan
teknis dan non teknis yang menguntungkan,
MaloyjSangkulirang
ini adalah ada beberapa factor
yaitu
Terletak pada Alur Laut Kepulauan Indonesia yang merupakan alur pelayaran kapal-kapal di dunia.
Maloy yang
Keeamatan
MaloyjSangkulirang. CPO, Cargo dan
adalah sebagai berikut:
merupakan
Kaliorang
bagian
mempunyai
dari
Provinsi
dan lokasi yang strategis.
mengangkat
pertumbuhan
ekonomi
Kalimantan
potensi-potensi
penduduk yang besar, sumber daya alam yang melimpah, yang memadai
Keeamatan Kaliorang.
letak yang sangat strategis,
Pelabuhan
untuk pelayanan komoditi
direneanakan
dapat Pelabuhan
syarat
sumber daya manusia dengan kualitas yang memadai
yang memadai
yang akan berkembang.
mengangkat
Kaliorang
pelabuhan
Kalimantan
potensi-potensi,
suatu pelabuhan yang merupakan
Keeamatan
keberadaan
kedalaman
memenuhi
Peti Kemas, dan batubara dan mineral lain (dry bulk).
dari Provinsi
yang mempunyai
"CPO" di wilayah
kedalaman
yaitu di Maloy.
bagian
pengembangan
bahwa kondisi perairan di sekitar KIPI
Kondisi Eksisting dermaga MaloyjSangkulirang Pelabuhan
(KIPI) yang telah ditetapkan
timur oleh Pemerintah Indonesia.
-13,4 m LWS
pelabuhan Makassar mempunyai
-10 m LWS. Jadi di wilayah Kalimantan Timur perlu dipersiapkan
berada di jalur pelayaran internasional
kedalaman
kiranya
di Kalimantan
Selat Makasar yang mempunyai
muat besar adalah Pelabuhan Balikpapan
•
yang
membuka
Kalimantan TImur, keberadaan pelabuhan ini diharapkan lapangan kerja dan meningkatkan
Seeara administratif,
Maloy termasuk
Provinsi Kalimantan
Timur.
mata peneaharian mayoritas
terletak
antara
Kutai
yakni
jumlah
pembangunan
suatu potensi
kesejahteraan
Keeamatan
Kaliorang, Kaliorang
yang
untuk meningkatkan
mampu mempereepat
Keeamatan
investasi
laju pertumbuhan
masyarakat Kabupaten
sekitar
setempat. Kutai TImur,
7.000 jiwa dengan
penduduk Kaliorang adalah sebagai nelayan atau petani.
Kutai TImur dengan luas wilayah Timur,
dalam
Jumlah penduduk
peluang
maka direneanakan
kawasan industry dan pelabuhan yang merupakan salah satu upaya
ekonomi, meneiptakan
Kabupaten
besar,
sumber daya manusia dengan kualitas
Kondisi tersebut daerah,
Timur,
eukup
118°58'19"
35.747,50 Bujur
km2 atau 17% dari total luas Provinsi Kalimantan Timur
dan
1052'39" Lintang Utara dan 0002'10" Lintang Selatan.
115056'26"
Bujur Timur
serta diantara
Tujuan dari stud! inl adalah untuk pembangunan Pelabuhan
yang
Kalimantan pelabuhan suatu
Pelabuhan menjadi
Tlmur
Maloy/sangkulirang bagian
untuk
tata
keruangan
kerangka
yang ruang
adanya
pengembangan
pengembangan
pelaksanaan pembangunan
dari
menjamin
dengan rencana
rencana
mendapatkan
dasar rencana
diwujudkan wilayah
sinkronisasi
wilayah. yang
areal
kebijaksanaan Ilngkungan.
yang
pembangunan,
berkualitas,
kebutuhan
Hal ini diperlukan
rencana pengembangan
antara
Rencana Induk
Kutai
TImur
rencana
Provlnsi
pengembangan
dasar tersebut
dljabarkan
dan
dalam
tertuang
suatu
tahapan
jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
pelabuhan
pelabuhan yang terencana,
suatu
Kabupaten
Dalam kerangka
kemudian
Adanya pentahapan dalam Rencana Induk inl memungkinkan pemanfaatan
dalam
pengembangan
pembangunan,
untuk menjamin
untuk diwujudkan
serasi,
kepastian
dan dan
kemampuan
usaha dan pelaksanaan
terpadu, tepat guna, efisien dan berkesinambungan.
dan pembangunan
menjadi rencana
optimal,
pelabuhan ini diwujudkan
sesuai
dengan
daya
dukung
pembangunan Kerangka dasar
dalam satu Rencana Induk
Pelabuhan.
Kalimantan
Timur merupakan
dari sisi tambang setempat
propinsi yang mempunyai
atau sumberdaya
karena
merupakan
perkebunan.
kawasan
sumberdaya
sangat menjanjikan,
Kawasan Maloy menjadi
khusus
yang
akan
perhatian
di kembangkan
baik
pemerintah
menjadi
wilayah
industri dan pelabuhan internasional. Saat ini kawasan maloy telah mempunyai sangkulirang. Dermaga
Terminal
pelabuhan
yang salah satu terminalnya
terletak
di
ini hanya mampu melayani kapal dengan kapasitas maksimal 5000 DWT.
Maloy yang lama, bentuknya
seperti huruf L. Panjang jembatan
dengan lebar 7 meter. saat ini, aktivitas
mencapai 100 meter
di Dermaga Maloy yang lama hanyalah pemuatan
kayu
milik perusahaan dari Wahau. Untuk
sampai
sangkulirang,
di
Dermaga
Maloy
di
Kecamatan
sangkulirang,
harus melewati jalan yang rusak parah. Infrastruktur
yang
poslslnya
di Teluk
jalan belum memadai untuk
lalu Iintas yang cukup padat dengan beban yang ekstra berat. Kemampuan
badan jalan yang
hanya kelas III dinilai masih kurang. Aspek teknis lain yang dinilai adalah alur pelayaran yang hanya mampu melayani draf kapal 5000 DWT. Keterbatasan pembangaunan direncanakan
Ini memberikan dermaga
yang
adalah terminal
Teluk Golok, serta Terminal
kesempatan lebih
besar
untuk
mengembangkan
bahkan
berskala
wilayah
internasional.
malaoy Terminal
dengan yang
CPO yang terletak di Kaliorang, Terminal Cargo dan Peti Kemas di
Batubara (dry bulk lainnya)di
Pulau Miang Besar.
Pemilihan
beberapa lokasi pengembangan
berbagai
aspek,
mengikutsertakan
baik
dari
segi
teknis
ini tentunya atau
non
perkiraan barang atau hasil sumberdaya
telah di lakukan teknis.
penyesuaikan
Kelayakan
yang
dengan dilakukan
yang mampu untuk di kembangkan.
Berikut ini merupakan Kawasan Maloy dengan lokasi Terminal sangkulirang.
Menurut
Keputusan
Kawasan Industri Desa Kerayaan
Bupati Kutai Timur
No. 304/02.188.45/HK/VIII/2006
Dan Pelabuhan Maloy Kabupaten / Bual-bual
dan sekitarnya
Kutai Timur,
di Kecamatan
Sehingga secara ideal kawasan darat pelabuhan
mengenai
Penetapan
Kawasan Maloy di Desa Maloy,
Sangkulirang
adalah satu berbanding
seluas
± 4.305
Ha.
sepuluh dari kawasan
industri.
Meskipun
fasilitas
kantor (bangunan Direncanakan
pada Pelabuhan
Maloy/Sangkulirang
belum terealisasi,
baru) yang sudah dibangun oleh Dinas Perhubungan
digunakan
sekarang kondisinya
untuk
kegiatan
tidak terawat.
Syahbandar
Pelabuhan
akan tetapi terdapat
Kabupaten
Kutai Timur.
Maloy/Sangkulirang,
yang
Selain itu terdapat juga beberapa bangunan lama antara lain
kantor Dinas Perhubungan yang terdahulu
dan gudang.
Selain itu pada dermaga terlihat
pada Gambar
eksisting
terdapat
14. Hal Ini terjadi
kerusakan
pada tiang
akibat lapuknya
pondasi dermaga,
seperti
beton akibat air laut dan tumbuhan
laut.
Dermaga eksisting yang dibangun tahun 1989 tersebut ini karena
kedalaman
perairan
pad a mulut
dengan peralran di depan dermaga. mati ±1.000
DWT, seperti terlihat
muara
belum di pergunakan sungai
relatif
dangkal
secara optimal, jika
hal
dibandingkan
Pada saat ini hanya dipakai oleh kapal kayu dengan bobot
pada Gambar 14.
Rencana Pengembangan Dilihat
dari studi
terdahulu
pada Agustus
2002,
direncanakan
terdapat
4 (empat)
rencana
dermaga tanpa fasilitas darat, yaitu: 1. Dermaga CPO (Crude Palm Oil), dengan fasilitas
tambatan
untuk
maksimum
kapal 65.000
DWT 2. Dermaga
BBM (Bahan
Bakar Minyak),
dengan
fasilitas
tambatan
untuk
maksimum
kapal
untuk maksimum
kapal
50.000 DWT. 3. Dermaga General Cargo beserta Container dengan fasilitas tambatan General Cargo 15.000 DWT dan Kapal Container 35.000 DWT. 4.
Dermaga Kapal Ferry, dengan fasilitas yang dibangun di atas dermaga eksisting.
sebagai Lokasi pekerjaan
Studi
Rencana Induk
Pengembangan
Pelabuhan
Maloy secara administrasi
terletak di Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Kabupaten
Kutai Timur
Perekonomian
memiliki
di Kabupaten
jumlah
penduduk
sebanyak
208.662
Kutai Timur lebih banyak digerakkan
pencarian di bidang pertanian dan pertambangan.
jiwa
yang
Sangkulirang
pada Gambar
memiliki memiliki
jumlah jumlah
penduduk penduduk
terbesar sebanyak
1
perkebunan
dan pertambangan,
PDRB Kabupaten Kutai Timur meningkat
Laoanoan Usaha
Pertanian
2
Pertambanaan
3
Industri Pennolahan
4
Ustrik Gas dan Air Berslh
5
Banounan
6 7 8 9
hal ini terjadi
karena sebagian penduduk Kabupaten
Sedangkan
Peta lokasi studi
2000 287.47421 4.735.701 68
Kutai Timur memiliki
dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
2005 501.66700 9.696.98430
2006 537.55549 12.058.269 14
2007 555.30805 13.081.625 14
20.00860
42.90196
43.44937
3.94244
8.91764
9.67510
35.94179
224.89259
241.81681
252.76935
PerdaoannanHot'" dan Restoran
203.84540
401.93555
476.619 11
515.19378
Penoanokutan& Komunikasl
101.19756
145.67949
154.59866
164.54731
KeuanoanPersewandanJasaPerusahaan
69.65775
98.81587
105.98245
115.477 94
Jasa-'asa
35.81397
92.87607
5.493.58340
11.214.67076
13.725.71792
14.841.931 58
5.247.975 61
10.943.181 55
13.462.72634
14.664.75474
PORB PORBilil
54.069 jiwa.
13.974 jiwa.
16 di bawah ini.
Tabel 1.Produk Domestik Regional Bruto Kutai Timur Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000, 2005 - 2007 (juta rupiah) No
yaitu
Sangatta
oleh sektor pertanian,
Besarnya pertumbuhan
disajikan
Timur. Tahun 2007 dengan
kecamatan
Kecamatan
97.751 81
44.23466 9.910 76
102.86458
mata
14.00B,OOO,oa
12.000.000,00 10.000.000,oa 8.000.000,00 6.00a.OOO,oo
4.ooa.OOO,oo 2.000.000,00 0,00
•
Sektor pertanian sektor
pertanian,
perkebunan,
,
di Kabupaten
hasil produksinya
punggung pendapatan
Ii
...n
I
dan perkebunan
ada 3 (tiga)
~ ...n
..o~
komoditas
Kutai TImur memberikan
tidak sebesar hasil perkebunan utama yang akan dikembangkan
daerah Kabupaten Kutai TImur. Peta sebaran lokasi perkebunan
pendapatan petani dan masyarakat,
2. Produksi yang menjadi bahan baku industri meningkat
yang cukup besar terhadap sebagian
dalam revitalisasi
Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai
1. Dalam peningkatan
kontribusi
dikarenakan
perkebunan,
Timur
merupakan
kontribusi
terbesar kedua setelah sektor pertambangan.
tanah yang bersifat
asam (gambut).
antara lain kelapa sawit, karet, dan kakao. Ketiga komoditas
Sedangkan
ini diprediksi
dapat
Untuk
untuk sektor
menjadi tulang
dapat dilihat pada Gambar 18.
petani kelapa sawit dapat memiliki d sekitar Rp. 2 juta-Rp.
Pengembangan
kelapa saw it antara lain memberi manfaat sebagai berikut:
6 juta pertahun;
nilai tambah di dalam negeri dan untuk ekspor sebagai penghasil devisa dengan produksi tahun 1998 sebesar 5,6 juta ton
menjadi sekitar 10,7 juta ton pada tahun 2003; devisa yaitu volume ekspor tahun 1998 sebesar 1,6 juta ton senilai US$ 800 ribu dolar meningkat
tahun 2003;
L
PDRB yaitu memberikan
Kalimantan
peran penting bagi subsektor perkebunan.
pengolahan yang menciptakan
3. Ekspor Crude Palm Oil (CPO) yang menghasilkan
4.
besar wilayah
Menyediakan
kesempatan
kerja bagi lebih dari 2 juta tenaga kerja di berbagai sub sistem.
menjadi 5,7 juta ton senilai US$ 2,1 juta dolar pada
,
.
• ;'1
\ ~I •. ·'1:
, l
, ,: \tt, \
••
I,
l
'.
" "- •..
.
•... ."..
:
t•
- ..•
t
•
pe1'A sE:lBARAIi LOKASI.PaRKE:BUNAN .i'CAB.KU1AI nh1UR \I
..e:-=
It
'it
110
-9- •.. 21
:Ii
~l:"~,UQQ
",
'.,
~ ~
~
Sillil:iFrll~p~1 6&ril.tc'.:I:lU~l)in 6&t.J3 KGC.JIJlilbA ~t1~ ~J.lOlNAlt.!:S03 ~tIlS P~iJir.:l"~FaEdl e.:.tll$H~tl
~~~ H4I'~"W..dulIOl ~~~r ~ , 1i~'-i"JI~~b 11';am.'Jn ~~~IOr.~ i<.!t •••·.nallIMvJ'..Iniln if.••• ·oIlI••• ' BullAia·(.I .P"liImI~r.;IrI/Po!ltan!lI.~r;.IIlIi P.l1ll1oki1ll"" ?oJ~il~ng;II' TillU/ULoica'ii Tr••• ~mieJr~~
",J
2.2
Potensl Pertambangan
Sektor
pertambangan
PDRB. Kabupaten bahan
tambang
komoditas
merupakan
sektor
yang
Kutai Timur mempunyai maupun
hutan.
yang menonjol
dimana
Bahan
paling
besar memberikan
kontribusi
terhadap
potensi sumber daya alam yang besar, baik berupa tambang
dimana
berupa
batu
batu bara tersebut
bara
merupakan
dijumpai
salah
satu
pada formasi-formasi
Kalimantan Timur tidak hanya memiliki
1. Wilayah ZEEI (Zone Ekonomi Ekslusif Indonesia)
yang sebagian besar terdapat pada bagian utara ke arah tengah timur kabupaten.
bahan galian
Kutai Timur termasuk
batubara.
Timur, saat ini terdapat dan 11 pemegang
Berdasarkan
dalam eekungan Kutai, umumnya
data
Dinas Pertambangan
10 buah perusahaan
izin PKP2B (Perjanjian
mempunyai
dan Energi
potensi
Kabupaten
pemegang izin KP (Kuasa Pertambangan)
Karya Pengusahaan Pertambangan
Kutai
±
di pantai seluas
3. Hutan mangrove yang dapat dikonversi 4.
pada morfologi wilayah
muara
pegunungan Kelinjau).
pegunungan
di sekitar
Anealong.
Diperkirakan
Perairan umum seluas ± 2,77 juta ha
Batubara)
serta 1
Untuk potensi produksi sumberdaya
ikan di Kalimantan Timur:
1. Perairan laut : 139.200 ton dimanfaatkan
depositnya
terdapat
di wilayah pedalaman
hulu sungai Telen (Muara Wahau), deposit
emas
akan
banyak
bumi dan gas, luas daerah eksplorasi
terbesar
sungai Marah, dan
ditemukan
bagian tengah ke arah barat sampai selatan (daerah sepanjang
Untuk minyak
Sangkulirang
berupa em as penyebaran
di
sekitar 40,94% sekitar 20,40%
3. Budidaya tambak : 122.450 ton yang dimanfaatkan 4.
Budidaya air tawar : 9.000 ton yang dimanfaatkan
sekitar 36,02% sekitar 2,64%
daerah
DAS Telen dan DAS
berada di Keeamatan
yaitu sebesar 12.000 Ha, diikuti dengan Sangatta sebesar 6.000 Ha. Pertumbuhan
industri
pertumbuhan
yang
keeil di Kalimantan
eukup
baik,
yaitu
industri keeil pada periode 1998-2002 besar,
mengalami
1,20% pertahun,
_________________________________________________________ EXECUnVE
12,00 juta ha.
untuk budidaya air payau seluas ± 91.380 ha.
2. Perairan umum : 69.348 ton dimanfaatkan bahan tambang
Laut Sulawesi seluas ± 2.750.813
batubara
buah pemegang KP non batubara untuk bahan galian industri batu gamping.
Sedangkan
sepanjang
Ha. 2. Wilayah penangkapan
Wilayah Kabupaten
lahan darat yang luas dan potensial tapi juga mempunyai
potensi perikanan dan kelautan yang sangat prospektif terdiri dari:
SUMMARY
pertumbuhan
Timur
rata-rata
dalam 9,23%
tumbuh rata-rata
rata-rata
kurun pertahun,
5 tahun
sementara
sebesar 49,96%.
2% pertahun,
dengan
terakhir untuk
mengalami investasi
Pada industri menengah
pertumbuhan
sedangkan untuk industri pengolahan besar tumbuh rata-rata
nilai investasl
5,88% pertahun.
16
!t
::..
~ F
lID
••i1 c
I '\
I
"\!Li
",~_.
o'
••••
stlL.
_.0
-
0
II
industri
Maloy sudah beroperasi.
]umlah
tangki
CPO dan jumlah
kapal yang akan menggunakan
Pelabuhan Maloy dapat dilihat pada tabel berikut. Metode perkiraan
yang digunakan
time series,
seperti halnya data dilakukan
sesuai dengan karakteristik
f1uktuasi aliran komoditas
adalah terhadap CPO ( kelapa sawit),
yang merupakan
turunan dari produktifitas
dari data yang tersedia serta
mengalami
pertambangan
kenaikan.
(batubara),
fokus yang
dan peti kemas
CPO. 10.000 20.000 50.000 70.000
Secara umum metode yang digunakan adalah adalah sebagai berikut: a.
Metode
Regresi
pertumbuhan
Linier
dengan
memperhatikan
keterkaitannya
dengan
populasi yang di maksud.
b. Metode ARMA ( Auto Regressive mempunyai
keterkaitan
Moving Average)
dengan
faktor
lainya
untuk
seperti
populasi penduduk. Metode ini biasanya digunakan
aliran halnya
komoditi
yang
PDRB ataupun
untuk menetralisir
gejolak atau
Dari estimasi jumlah
pergerakan
barang yang ada, maka dapat diprediksi jumlah
dan kapal laut yang akan melakukan pergerakan
kendaraan
pergerakan
menuju
darat yang akan mengangkut
kendaraan darat
Pelabuhan Maloy. Secara rinci, jumlah
komoditas
yang akan didistribusikan
melalui
Pelabuhan Maloy dapat dilihat pada tabel berikut.
f1uktuasi yang berlebihan pada aliran komoditi. c.
Kombinasi
dari kedua metode tersebut
volume cargo maupun volume jenis
kargo tertentu
dilanjutkan
dengan memperhatikan
total
per masing masing jenis kargo khususnya
tidak diperoleh
nilai keterkaitannya
yang signifikan
apabila dengan JUMLAH
fa ktor penentu.
CURAH CAIR CPO
TRUCK TANKER CAP 10 TON,PER HARI KRETAAPI RANGKAIAN
Karakteristik
data
digunakan.
sangatlah
Data-data
penting
yang telah diperolah
mewakili kondisi dan karakteristik
Melihat
potensi
dalam
Pelabuhan
Makasar, tidak dipungkiri
menentukan
dilakukan
perkembangan
Maloy
yang
regresi
menampung
kegiatan
bongkar
akan
regresi dengan metode yang mampu
pada jalur
ini akan menjadi
pelayaran transit
muat dari hasil produk-produk
internasional
@25 TON, 10 RANGKAIAN TON
65.518
87.703
2
30
41
Sumber: HasHAnalisi
Tahun 2015 kebutuhan di kawasan dibutuhkan
ditransfer
kelapa sawit asal Provinsi Kalimantan
melalui
kapal untuk
kelapa sawit selanjutnya
di ekspor
diperkirakan
dengan tahun 2007, pertumbuhan dengan
tahun
2030
diperkirakan
melalui
Selatan diperkirakan
Pelabuhan
Maloy. Pertumbuhan
setara dengan pertumbuhan
sesuai dengan
volume
dari tahun 2002 sampai
produksi kelapa sawit Provinsi Kalimantan meningkat
10% nya akan
variable
Selatan sampai
pad a tahun-tahun
sebelumnya. Berdasarkan peramalan
data
yang
pertumbuhan
didapat
dari
tahun
2007
sampai
2009,
maka
dapat
dilakukan
bongkar muat di Pelabuhan Maloy. Tahun 2012 diperkirakan
sudah
diperlukan .bongkar muat barang dan curah cair atau CPO dimana produksi di area kawasan
15 1.589.618
584
@25 TON, 10 RANGKAIAN
industri
23
16 2.073.716
18 2.363.283
736
960
1.094
29
38 481.232 85
44 481.037
195.954 36
dermaga cargo sudah dibutuhkan
Maloy dan kontribusi
adanya dermaga
container
dari daerah
untuk menampung terdekat,
yang dapat menampung
kawasan industri Maloy dan daerah sekitarnya Volume minyak
1.260.553
KRETAAPI
yang
antara lain dari Kalimantan Selatan.
5.397
TRUCK CAP 10 TON, PER HARI
Selat
lain, yang
12
CARGO
JUMLAH CONTAINER TRUCK CAP 25 TON,PER HARI KRETAAPI RANGKAIAN 25 TON, 10 RANGKAIAN
Maloy harus
provinsi
JUMLAH
RANGKAIAN
bagi kapal-kapal
berlayar dari dan ke luar negeri, melihat peluang ini kiranya fasilitas pelabuhan mampu
yang
komoditi di masa yang akan datang.
berada
bahwa pelabuhan
metode
hasil produksi olahan
sedangkan bongkar
89
tahun
2020
sudah
muat hasil produksl
untuk tujuan luar negeri. Berikut rincian jumlah
Iintas kapal yang akan melalui Pelabuhan Maloy pada tabel di bawah ini.
di lalu
San kuliran
1 2 3 4 5 8 7 8 9 10 11 12 13 14
BONGKAR WUAT BARAHG BONGKARWUATCONTAI£R JUI4AH EFEKTIF HARJ KERJA JUI4AH EFEKTF KERJMWlJ BERT OCCUPANCY RATIO PROOUKTMTASGANGlJAM PROOUKTMTAS GANGIHARJ PROlJUKTIFIT AS CRA/£ PER.IAM PROOUKTIFITAS CIW£ PERIWlI JUIllAH GANG PERHARI JUlL\HCRANEPERIWlI PANJANGPElAYANANKAPALCARGO PANJANG PElAYANAN KAPAL CCNTAINER JUIllAH IJERIlAGACARGO
65.518
on
~ IGANGJ (UN IM1 IM1
144 184
360 21 6Il% 30 830 12 252 0,39
24
SHARlNGMUAT
1.260.553
87.703
380 21 80% ill 8ilJ 12 252 0,29
HAR
PANJANG
KAPAL 111l1OOTON KAPAL 20000 TON 15 PANJANGDERWAGACARGO 15 UI4AH IJERIlAGA CONTAINER KAPAL 111l1OOTON KAPAL 20000 TON
1
Malo
32
....
•
KAP •.
100%
0,17
....
•
PEUBUlATAHSHAAOOUUAT (lCAP'"
•
KAP •. 0,22
100%
194
IM1
IilI% 40%
100%
pemindahan
barang/muatan
dan penumpang
dari satu tempat
ke
Dalam transportasi
ada dua unsur penting yaitu :
Pemindahan/pergerakan Secara fisik mengubah tempat barang (komoditi) Pemindahan
,....
PEIISllATAH (kAPALI
1,87 0,97
194
100%
144 184
1
adalah kegiatan
tempat lain.
448
PEIl8IL
Transportasi
360 21 8Il% 31 651 20 420 5
dari satu tempat
ketempat
transport
yang
berlainan,
hal mana akan dipengaruhi
masing-masing
moda
dan penumpang
lain memerlukan mempunyai
oleh jasa-jasa
ke tempat lain.
penyediaan
sifat,
moda transport
karakteristik
dan
aspek
angkutan yang ditawarkan
dan jasa
teknis
yang
oleh pengngkut.
2 1 652
Penawaran pengangkut
dapat dibedakan dari segi :
Peralatan yang digunakan
100%
Kapasitas yang tersedia Kondisi teknis alat angkut yang dipakai Sumber:
HasH Ana/lsis
Pembiayaan dan pengperasian
Tabel 4 Jumlah Kapal Cargo dan Container yang akan Bersandar di Pelabuhan Sangkulirang/ Maloy (Lanjutan)
Dari
penyedia
kenyamanan
jasa
dan
harus
kepuasan
alat pengngkut.
diperhatikan bagi
aspek-aspek
konsumen
atas
penyediaan alat dan fasilitas operasional transportasi Peralatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
(Ton TElls IHARD
BONGKAR MUAT IlARANG BONGKARMUATCONTAINER JUIUH EFEKT1F HARJ KER.JA JUIUH EFEKTIF KERJMiARJ IIERT OCCUPANCY RATIO PROOOKTMTAS GAHGlJAM PROOUKTMT AS GANGIHARJ PROO\JKTIATAS CRANE PERJAM PROOJ<TIAT AS CRANE PERHARJ JJIUH GANG PERHARI JJIUH CRANE PERIlIRI POO\NG PElAYANAN KAPAl CARGO PANJANGPElAYANANKAPAlCONTAINER JUlUH DERMAGA CARGO
IJltl onl on
11.1
.J GANG
UNm 1M') (M')
16 JJIUH IJERIlAGA CCNTAiNER KAPAL II1l1OOTON KAPAl20000 TON
•
144 184
2011716 ~1.232 380 21 7Q% 32,5
611% 40\
IlI3 :lIIi,17 .II. ""It 1,93 1,00
{M 144 184
100'1I
1,17
~JI/l 1(IoI'1t, 2 1 552 2
_IIJAT
•
IiIl\ 40\
100%
.II. ""It 2,51 1,31
2,75
_IIJAT
~TI/l 1W1t,
•
3 2 910
IiIl\ 40%
3
IiIl\ 611%
fasilitas
penerangan
2:m2l13 481.037 380 21 7Q% 325 6825 22 482 10 289 8117 41~18
68<5 22 482 8 2,77
22 482 6 1,18 482 168,31 _IIJAT
POO\NG
KAPAlll1l1OOTON KAPAl20000 TON 15 POO\NG DERIlAGA CARGO
1.589.818 195.954 380 21 7Q% 32~ 682,5
transportasi
air/laut
pantai serta telekomunikasi
adalah
keamanan,
barang
yang
ketepatan,
dipindahkan,
dalam hal ini transportasi
: alat
angkut,
alur
keteraturan,
untuk
itu
perlu
melalui air.
pelayaran,
perambuan
dan
dan pelabuhan laut.
Alat Angkut Utama Pelabuhan
Maloy merupakan
pelabuhan
meningkat
akan ditingkatkan.
Fasilitas
kapal besar, baik kapal cargo,
petikemas
menurut Studi on The port development bahwa .II. ""It
~TAH
Armada
Indonesia
interinsulair pelabuhan maupun
dan dengan tersebut curah.
pertumbuhan
direncanakan Perkembangan
ekonomi
dapat disandari kapal-kapal
daerah kapal-
domestik
Strategy in Republic of Indonesia
pada keadaan
sekarang
sampai dengan 7000 DWT untuk jarak tempuh
menggunakan
300-500
kapal-kapal
miles dan untuk jarak
kelas
1000DWT
1000 miles sampai
1(10I''''
dengan 2,116 1,49
1,43 1,12
3 2 910 2 2
1500 miles menggunakan
TEUS, sedangkan
perkembangan
kapal 3000 DWT sampai dengan 5000 DWT kurang lebih 240 kapal-kapal
dengan tahun 2018 adalah sebagai berikut
:
container
internasional
yang diperkirakan
sampai
1998
2008
2018
Asia/ Amerika Utara
3.000 - 4.000
3.500 - 4.500
4.500 - 6.500
Asia /Eropa
3.500 - 5.500
4.000 - 6.000
6.000 - 8.500
Intra - Asia
1.000 - 2.500
1.500 - 3.000
1.500 - 3.500
300 - 1.000
300 - 1.200
500 - 1.500
Di bawah 100
300 - 500
700 - 1.000
Intra - Asia Feeder Indonesia - antar Kepulauan
Sumber : JICA Study on The Development
Strategy in Republic of Indonesia
Kebanyakan perniagaan/ perdagangan di Indonesia untuk jalur Internasional
menggunakan
Singapora sebagai Feeder service.
Rencana pengembangan strategi lalu lintas perdagangan sebaliknya diterbitkan Strategy
Indonesia dengan luar negeri atau
oleh departemen Perhubungan Laut di dalam The Port development
in republic of Indonesia tahun 1999 yang disusun oleh JICA adalah komoditas
eksport dari Kalimantan Timur menggunakan container melalui jalur Jakarta sebagai hub dan Jepang, Korea, Negara-negara di Asia dan kemungkinan rute menuju Selatan menuju Australia menggunakan
Amerika, dan jalu
Hub Jakarta. Lihat gambar jalur lalu lintas container
di bawah ini.
Prakiraan
pembagian
peran pelabuhan
terhadap
produksl
Batu bara, CPO dan cargo
Batu bara Cadangan batu-bara Kalimantan Timur sebanyak 2.762,63 juta ton, pada tahun 2008 dan pengelola batu bara adalah pemerintah dan 54 perusahaan swasta, gambar di bawah ini menunjukan sebagian lokasi yang dikelola oleh perusahaan swasta yang mempunyai konsesi penambangan besar. Apabila dilihat dari lokasi penambangan/pengolahan
batu bara Kalimantan Timur terhadap
pelabuhan di pantai Timur Kalimantan (Iihat Peta Peran Pelabuhan Batu-bara di bawah ini) serta kelengkapan infrastruktur didefinisikan
bahwa
penambangan/lltitik
peran
untuk mencapai ke pelabuhan-pelabuhan pelabuhan
Balikpapan
akan
dapat
tersebut
dapat
25%
(3titik
penambangan) bongkar muat produksi batu bara di Kalimantan Timur.
Peran pelabuhan Nunukan 20% (2titik penambangan/ll
titik penambangan)
bongkar muat
batu bara di pelabuhan Nunukan. Peran rencana pelabuhan Maloy 55% dari produksi batu bara di Kaltim akan bongkar muat di rencana pelabuhan Maloy
':":'"~==='__ l~.~: :_=_:_ _::~~--;-------------"""'J~;;;--------r'T"""---:~!.:. ...,... V
.... _.", •••• ' •• .- __ ~---
TiI
"
,~.. I".I."-,-~~~--.----••.~ l{ ..'"
I
J
!
•.
~,IJ'
I#',
~
.1
J
&
•••••
r
.1
N
C',
"r------lI-1..--:~·...' J ri• .,........--"..~r •• ~••._--~----'~ / II i, •~••....••. v f • JJ'J ( ••.•.••..•
I
I
I~:-~"""'" Antang Gunung Meratus
I Bahan Cakrawala Sebuku I Trubaindo Coal Minning
I •• ~•••
~>-\
'-
:..- .... -\ ~
;j-'<;.1t,~.
-'
~.tl'
/
~ -I ••J1l'1
r :
••
.1
V-
;r
«rf~>
CPO dan Multipurpose Kalimantan
Timur mencadangkan
1 juta hektar lahan untuk perkebunan
Perkebunan Provinsi Kaltim diperoleh data jumlah sawit
ada 238 perusahaan
yang tersebar
sawit, dari data dlnas
perusahaan yang bergerak dalam perkebunan
di beberapa
kabupaten
(lihat
Peta Sebaran
mengalokasikan sawit
yaitu
kabupaten atau
program
1 juta hektar kebun kelapa sawit pemerintah
yang
potensi tertinggi
ke dua tertinggi
adalah
Penajam Paser Utara (PPU) yaitu
Berdasarkan kelapa
pelabuhan,
serta
Lahan Perkebunan
sawit)
sawit yaitu 973.999
Barat yaitu
892.673
ha atau
dari seluruh
lahan yang berpotensi
lahan untuk kebun kelapa sawit dan peta sebaran kebun
yang
mendukung
potensi pengapalan
untuk produksi
memperlancar
bongkar
muat
kelapa sawit Kutai Timur
(22,92),
total 52,08% akan bongkar muat di Maloy termasuk
negeri misalnya
Maloy akan menampung
hasil produksi
CPO dan Mutipurpose)
kelapa sawit provinsi
dan mengingat
pelabuhan
pengumpulan
sebagian peroduksi
dari pelabuhan
CPO dari pelabuhan
kaltim
MALiNAU
823.836 892.673 973.999 303.505 138.394 355.364 346.491 171.464
NUNUKAN
243.899
KUTAIKERTANEGARA KUTAITIMUR PASIR PPU BERAU BULUNGAN
Sumber Oi.nas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur
SUMMARY
adalah
produk
kelapa
sawit
forecasting
yang menjadi
kelapa sawit,
Maloy Kabupaten
terhadap
komoditi
serta kemungkinan
hasil
potensi utama
dalam
yang
Kutai Timur
kecenderungan
adanya pengalihan lalu
Maloy.
produksi
untuk
di ekspor,
daerah
diperkirakan
setara
diperkirakan produksi
pertumbuhan dengan
produksi
hinterland
meningkat
minyak
tahun 2030 dihitung
(Provinsi
Kalimantan
sawit
dari tahun
daerah
beserta
2002
hinterland
kemungkinan
analisis statistik
Volume
Timur,
Maloy minyak
Kalimantan
operasional
sampai sampai
pelabuhan
dengan
tahun
2007.
dengan
tahun
2030
sebelumnya.
Volume hasil
yang akan menggunakan
ekspor mulai awal beroperasinya
berdasarkan
Pelabuhan
melalui Pelabuhan Maloy
pad a saat
sesuai dengan variable pada tahun-tahun
kelapa sawit
Maloy untuk melakukan
kelapa
pertumbuhan sawit
pengembangan
hasil pengolahannya.
10% nya akan ditransfer
volume
kelapa
untuk
hal ini minyak
Selatan, dan Sulawesi Selatan) diprediksi
pelabuhan
Pelabuhan
(2011) sampai dengan
time series seperti tercantum
pada tabel di
9.474 17.494 160.596 3.207 201.296 1.964
Tabel7.
Volume Minyak Kelapa Sawit Wilayah dan Prediksi yang melalui Pelabuhan Maloy ton
produksi dari sebagian
lain yang akan di eksport
Samarinda,
52,08%
Maloy sebagai
dari pelabuhan
833.310 910.167 1.134.595 306.712 138.394 556.660 346.491 173.428 243.899
ke luar
Oonggala-
Sulawesi, begitu juga untuk pelabuhan multipurpose.
KUTAIBARAT
melakukan
Pelabuhan
bawah ini.
kluster untuk kegiatan bongkar muat curah cair maka selain pengapalan
EXECUnVE
ke
bahan olahan akan di kawasan industri Maloy
Kaltim juga dapat melakukan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
. ha
kebun kelapa sawit adalah kabupaten
ha atau 3,26%
dan Bulungan (8,15%)
peta Peran Pelabuhan
cara
menggunakan
bisa dilihat dari data historisnya,
Salah satu komoditi
perkebunan
Pertumbuhan
infrastruktur
dapat diperkirakan
Peran pelabuhan (Iihat
untuk
Kutai
untuk
sawit di Kaltim.
Kutai Barat (21,01), memproduksi
138.394
potensi dan kesesuaian
sawit
dengan
yang
provinsi Kaltim akan
kabupaten
untuk perkebunan
kabupaten
21,01 %, dan paling kecil lahan yang berpotensi
bagi perkebunan
di beberapa
ha (Iihat Tabel Potensi dan Kesesuaian
Kutai Timur mempunyai
22,92%,
dilakukan
barang
Iintas barang dari pelabuhan lain di sekitar Pelabuhan
pada area lahan yang berpotensi
4.249.625
lalu Iintas
pertumbuhannya
Kebun
Kelapa Sawit di bawah ini). Guna melaksanakan
Proyeksi
19,39% 21,01% 22,92% 7,14% 3,26% 8,36% 8,15% 4,03% 5,74%
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Sumber:
112.120.620 129.012.101 145.903.582 162.795.062 179.686.543 196.578.024 213.469.504 230.360.985 247.252.466 264.143.946 Hasil Analisis,
112.121 129.012 145.904 162.795 179.687 196.578 213.470 230.361 247.252 264.144
beberapa komoditi
lain yang menjadi andalan di daerah
Pelabuhan Maloy, dimana pad a saat ini lalu lintas komoditi
perdagangan
luar negeri yang dilakukan
saat ini melalui
281.035 297.927 314.818 331.710 348.601 365.493 382.384 399.276 416.167 433.059
2009
Selain produk kelapa sawit, terdapat hinterland
281.035.427 297.926.908 314.818.389 331.709.869 348.601.350 365.492.831 382.384.311 399.275.792 416.167.273 433.058.753
2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Pelabuhan
di pelabuhan Samarinda.
Samarinda,
terjadi pengallhan arus pengiriman import dan eksport barang/cargo perdagangan
luar negeri dengan
akan beralih
menggunakan
saat Pelabuhan
Maloy beroperasi
barang yang diperkirakan tersebut
akan dikirim
menggunakan
Pelabuhan
tersebut
Oari jumlah
lima
adalah untuk komoditi yang
diprediksi
akan
persen dari bongkar muat
melalui pelabuhan Maloy, sedangkan
container
Maloy. Rekapitulasi
diperkirakan
sepuluh
persennya
lalu lintas barang di Pelabuhan
Samarinda dan Pelabuhan Maloy dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.
Pelabuhan hinterland dengan
Sumber:
912.431 2011 968.920 2012 1.025.408 2013 1.081.897 2014 1.138.386 2015 1.194.875 2016 1.251.363 2017 1.307.852 2018 1.364.341 2019 1.420.830 2020 Hasil Analisis, 2009
453 479 504 530 556 582 607 633 659 685
2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
1.477.318 1.533.807 1.590.296 1.646.785 1.703.274 1.759.762 1.816.251 1.872.740 1.929.229 1.985.717
Maloy merupakan pelabuhan.
hasil Studi
berdasarkan
710 736 762 788 813 839 865 891 916 942
Master Plan Maloy Tahun
primesis
dikembangkan
sarana pengembangan
bagi kawasan
Kawasan industri yang dikembangkan
untuk
pemanfaatan kegiatan
2007-2008,
ruang
agro industri.
kawasan
industri
merupakan rencana
budidaya
Maloy sebagai
industri agro sesuai
pengembangan non
Maloy
kehutanan
Sesuai dengan Surat Keputusan
yang
Gubernur
No.050/K443.1999. Rencana pengembangan 2007-2008,
Prediksi jumlah bongkar muat barang (cargo), curah cair dan container di Pelabuhan Maloy pada
Pelabuhan Maloy berdasarkan
"
Luas Lahan yang direncanakan
:
63.911,
"
Target luas lahan adalah
:
849.627,00
"
Dengan skenario pengembangan
tahun, dengan tahapan pengembangan
dengan
tahapan
Ha
lahan seluas 350.000,00
b. Jangka menengah diusahakan tahun,
00 Ha
:
a. Jangka pendek diusahakan
setiap tahun tinjauan seperti dapat dilihat pad a tabel di bawah ini:
hasil studi Master Plan Maloy tahun
adalah sebagai berikut:
Ha dengan jangka
waktu
5
luas lahan 70.000 ha setiap tahunnya.
lahan seluas 500.000,00
pengembangan
luas
lahan
Ha dengan jangka waktu 10 300.000
ha setiap
tahunnya
(selama lima tahun).
EKSPORT CURAH CAlR CPO EXPORT cURAH CAlR CPO DARt PElABUHAN LAIN
c.
Jangka panjang diusahakan
pengembangan
luas lahan 68.925,40
ha setiap tahunnya
JUMLAH CURAH CAIR CPO
(selama lima tahun),
4 EXPORT CARGO PKO , EXPORT CARGO DARI PELABUHAN LAIN
Ha.
6 JUMLAH CARGO 7 CONTAINER DARt PKO 6 CONTAINER DARt PELBUHAN LAIN
To.', Teu'.
9 JUMLAH CONTAINER
Teu'.
Lahan produksi tersebut diusahakan sawit tersebut beserta turunannya
Sumber: Hasil Analisa, 2009 Selain angkutan
barang curah cair, cargo, dan container
yang akan diangkut menggunaka
di atas, terdapat
komoditi
batu bara
Pelabuhan yang ada di Kawasan Maloy, yaitu melalui Terminal
Khusus Batu Bara yang terletak di Pulau Miang Besar. Dilihat dari jumlah cadangan yang dapat dieksplorasi muat batu bara yang akan terjadi bantu angkut
waktu
400.000
(3xl.OOO)
=
adalah scraper
maka perlu disediakan
dalam satu hari scraper beroperasi
setiap bulannya,
dapat diprediksi
jumlah
di pelabuhan ini sebanyak 4,1 juta ton setiap bulannya. Alat
yang akan digunakan
untuk mengejar produktifitas,
sehingga total dapat tercapai lahan usaha produksi 849.627,00
yang memiliki
kapasitas
1.000 ton/jam,
3 unit scraper per kapal. Dengan asumsi
selama 20 jam, maka satu unit kapal dapat dilayani dalam
146,3 jam atau selama satu
minggu.
Dari jumlah
kapal yang dapat bersandar setiap bulan sebanyak 10,25 dibulatkan
tersebut,
11 unit kapal.
maka jumlah
untuk budidaya kelapa sawit, dimana pengolahan
dilakukan di kawasan industri Maloy.
kelapa
Tabell0.
Rencana Pengembangan
Prasarana Pelabuhan Sangkulirang/
Maloy Kabupaten
Kutai Timur
1 1 2 3 3.1 3.2 3.3 4 5 5.1 5.2 5.3 6 7 8 8.1 8.2 8.3 8.4 9 10
BONGKAR MUAT BARANG BONGKAR MUATCONTAINER WAKTU TINGGAl CARGO CONTAINER CFS ATAU GUDANG TERTUTUP KEBUTUHAN RUANG SETIAP TON CARGO RATA·RATA TINGGI PENUMPUKAN CARGO CONTAINER CFS FAKTOR KEAMANAN LUAS AREA PER TEUS LUAS GUDANG PENUMPUKAN (LG) AREA TERBUKA BANGUNAN TERTUTUP GUDANG TERBUKA GUDANG TERTUTUP LUAS LAPANG PENUMPUKAN CONTAINER LUASCFS
2 3 HARJ HARJ HARI M3ITON
14,0 10,0 8,0 1,5
14,0 10,0 8,0 1,5
14,0 10,0 8,0 1,5
14,0 10,0 8,0 1,5
14,0 10,0 8,0 1,5
M' TUMPUK TUMPUK % M2
2,0 2,0 2,0 50,0 15,0
2,0 2,0 2,0 50,0 15,0
2,0 3,0 3,0 50,0 15,0
2,0 3,0 3,0 50,0 15,0
2,0 3,0 3,0 50,0 15,0
% % M2 M2 M2 M2
70,0 30,0 3.709 1.589
70,0 30,0 53.306 22.845
70,0 30,0 67.221 28.809 56.370 9.964
70,0 30,0 87.693 37.583 132.683 23.453
70,0 30,0 99.938 42.830 138.381 24.460
4
32,4
3,24
4
16,2
5
45
4,5
8
22,5
70,0 856,6 570,0 500,0
20 50 10 50
69 338 450 394
6 7
31,9
7.1 7.2
11,7
7.000 42.830 57.000 50.000
20,2 125,9 250
5.1 Layout Pelabuhan Reneana Tabeill.
Rencana Pengembangan
Prasarana Utilitas Pelabuhan Sangkulirang Kutai Timur
/Maloy Kabupaten
Pembangunan
Kawasan Pelabuhan Maloy/Sangkulirang
1. Terminal CPO dan PKO, 2. Terminal Multipurpose
(Cargo dan Container),
3. Terminal Batu Bara. 4. Terminal Umum (pelayaran
rakyat).
dan
ini terdiri dari empat terminal,
yaitu:
e oW~"
,/'
"'''','.~~
"
{
Jl
J.•••
toe:.
I
,#"",/
"\
\
,/( /'
,:' TERMINAL MALOY/SANGKUURANG
/"--,.1' _....KAPASITAS
," owr
KAPAL <50110
.... ...
~~~ ~ ~
.
I}
:.~.. " •
l~
<. \
(
V
\MIANGBESAF{: •
.•....
'-
.'\0
" T€~f!4}NAL~A~II.!5ARA
DAN' BUlKWJ.NYA
\v.?,:-:,::;;:;:>" ./
..•
- , ":~,,,
1
Alur Pelayaran a) Alur Luar 1) Alur Barat
La Wa
Panjang Alur (m)
4464
A
Lebar Alur (m)
275
Wa
Luas Perairan = La x Wa
A
1227600
Ha
7 B + 30 dimana B= 275
2
Kolam Labuh a) Kapal Curah Basah
3
Kolam Putar
4
Area Kepentingan a) Keperluan
b) Keperluan
c) Percobaan
L
Panjang Kapal rata-rata
D
Kedalaman
(m)
Laut rata-rata
(m)
248
R
Anetto
N
Jumlah Kapal Berlabuh
F1
Faktor Aksesibilitas
1,3
F2
Faktor broken space
1,5
A
(unit)
1
Diameter
area labuh per kapal
R
368
M
Ane
135424
Ha
264076,8
Ha
L+6D+30m
15
Luas Nett areal berlabuh N x P X R2
L
Panjang kapal terbesar
(m)
248
D
(m)
248
R
Anet x F1 x F2
Diameter
A
kolam putar = 2 xL
D
496
m
area labuh per kapal
R
368
M
135424
Ha
264076,8
Ha
Lainnya
Darurat
Kapal Mati
Berlayar
L
Panjang Kapal rata-rata
D
Kedalaman
Laut rata-rata
(m)
Diameter L+6D+30m
15 Anetto
N
Jumlah Kapal Berlabuh (unit)
F1
Faktor Aksesibilitas
1,3
F2
Faktor broken space
1,5
A
Anet x F1 x F2
A
248
R
Diameter
R
L
Panjang Kapal rata-rata
D
Kedalaman
Laut rata-rata
(m) (m)
1
Nx PX R
Anetto
Jumlah Kapal Berlabuh (unit)
1
Faktor Aksesibilitas
1,3
F2
Faktor broken space
1,5
A
248
A
Panjang Kapal rata-rata Kedalaman
Laut rata-rata
(m) (m)
N
Jumlah Kapal Berlabuh (unit)
1
Faktor Aksesibilitas
1,3
F2
Faktor broken space
1,5
368
M
Luas Nett areal berlabuh
Ane
135424
Ha
N x P X R2 Anet x F1 x F2
A
264076,8
Ha
Luas Panen
A
11457600
M
La xWa
15
F1
area labuh per kapal
L+6D+30m
15
N
L
Ane
2
F1
D
Luas Nett areal berlabuh
La
168 x L
dimana
L = 248M
41664 Wa
7B + 30
dimana
B = 35 M
275
ti
26 EXEcunVE
SUMMARY
label
1
13.
I Alur
Perhitungan Kebutuhan Area Perairan Terminal Kontainer dan Multi Purpose
Pelayaran
a) Alur Luar 1) Alur Barat
2
I Kolam
I
=
Panjang Alur (m)
3312
A
=
Luas Perairan
=
Lebar Alur (m)
198
Wa
=
7 B + 30 dimana
=
I
Labuh
a) Kapal Curah Basah
I
L
=
Panjang Kapal rata-rata Kedalaman
3
I Kolam
4
I Lainnya
Putar
= La x Wa
La Wa
(m)
184
I
R
I
A
=
655776
I
R
=
274
M
lAne
=
75076
Ha
A
=
146398,2
Ha
D
=
368
m
R
=
274
M
lAne
=
75076
Ha
I
A
=
146398,2
Ha
R
=
274
M
lAne
=
75076
Ha
A
=
146398,2
Ha
A
=
6120576
M
Ha
B=
198
=
Diameter
= =
Luas Nett areal berlabuh
=
N x P X R2 Anet x F1 x F2
area labuh per kapal
Laut rata-rata
D
=
(m)
10
N
=
Jumlah Kapal Berlabuh (unit)
1
Fl
=
Faktor Aksesibilitas
1,3
F2
=
Faktor broken space
1,5
A
=
L
=
Panjang kapal terbesar
(m)
184
D
=
L
=
Panjang Kapal rata-rata
(m)
184
R
=
Diameter
= =
Luas Nett areal berlabuh
=
N x px R2
Anetto
L+6D+30
m
Diameter
kolam putar = 2 x L
Area Kepentingan a) Keperluan
Darurat
I
Kedalaman
b) Keperluan
c) Percobaan
EXECUTIVE
~
SUMMARY
Kapal Mati
Berlayar
I I
I
area labuh per kapal
D
=
(m)
10
N
=
Jumlah Kapal Berlabuh (unit)
1
F1
=
Faktor Aksesibilitas
1,3
F2
=
Faktor broken space
1,5
A
=
Anet x Fl x F2
L
=
184
R
=
Diameter
= =
L+6D+30
=
Nx px R2
Panjang Kapal rata-rata Kedalaman
(m)
Anetto
L+6D+30
m
area labuh per kapal
Laut rata-rata
D
=
(m)
10
N
=
Jumlah Kapal Berlabuh (unit)
1
F1
=
Faktor Aksesibilitas
1,3
F2
=
Faktor broken space
1,5
A
=
Anet x Fl x F2
L
=
Panjang Kapal rata-rata
184
A
=
Luas Panen
La
= = =
168 x L
Kedalaman
I
Laut rata-rata
(m)
Anetto
m
Luas Nett areal berlabuh
I
Laut rata-rata
D
=
(m)
10
N
=
Jumlah Kapal Berlabuh (unit)
1
F1
=
Faktor Aksesibilitas
1,3
F2
=
Faktor broken space
1,5
Wa
LaxWa dimana
L = 184M
30912
=
7B + 30
=
198
dimana
B = 24 M
27
r
1
Alur Pelayaran a) Alur Luar 1) Alur Barat
La Wa
Panjang Alur (m)
7740
Lebar Alur (m)
415
A Wa
Luas Perairan = La x Wa
A
3212100
Ha
R
569,8
M
Ane
324672
Ha
633110,5
Ha
7 B + 30 dimana B= 415
2
Kolam Labuh a) Kapal Curah Basah
3
Kolam Putar
4
Area Kepentingan a) Keperluan
b) Keperluan
c) Percobaan
L
Panjang Kapal rata-rata
D
Kedalaman
N
Jumlah Kapal Berlabuh (unit)
(m)
Laut rata-rata
(m)
430
R
18,3 1
Diameter
area labuh per kapal
L+6D+30 Anetto
F1
Faktor Aksesibilitas
1,3
F2
Faktor broken space
1,5
A
m
Luas Nett areal berlabuh N x P X R'
Panjang kapal terbesar
(m)
430
D
(m)
430
R
Anet x F1 x F2
Diameter
kolam putar = 2 x L
A
D
860
m
R
569,8
M
324672
Ha
Lainnya
Darurat
Kapal Mati
Berlayar
L
Panjang Kapal rata-rata
D
Kedalaman
N
Jumlah Kapal Berlabuh (unit)
1
F1
Faktor Aksesibilitas
1,3
F2
Faktor broken space
1,5
A
Anet x F1 x F2
A
633110,5
Ha
430
R
Diameter
R
569,8
M
Ane
324672
Ha
Laut rata-rata
L
Panjang Kapal rata-rata
D
Kedalaman
Laut rata-rata
(m)
(m) (m)
18,3
Diameter
area labuh per kapal
L+6D+30 Anetto
m
Luas Nett areal berlabuh
Ane
N x P X R'
18,3
area labuh per kapal
L+6D+30
m
N
Jumlah Kapal Berlabuh (unit)
F1
Faktor Aksesibilitas
1,3
F2
Faktor broken space
1,5
A
Anet x F1 x F2
A
633110,5
Ha
430
A
Luas Panen
A
29979600
M
L
Panjang Kapal rata-rata
D
Kedalaman
Laut rata-rata
(m) (m)
1
Anetto
N x P X R'
18,3
N
Jumlah Kapal Berlabuh (unit)
1
F1
Faktor Aksesibilitas
1,3
F2
Faktor broken space
1,5
Luas Nett areal berlabuh
LaxWa La
168 x L
dimana L = 430M
72240 Wa
7B + 30
dimana B = 24 M
415
EXECUTIVE
SUMMARY
28
J
.r.sG&troA: Clorio~ ~:Wtlu'~
ca.n.·· ..••••.lDJil9l 1iarI. -KbIotu 1•••• "--
b
kn~""""q
@f'.Obqq.~
a
1enuIi.Dv'Ik...,
@~II'Mtckal~~ "LON
,0 0-
mttMll'
-=
_~.rJ:IftJUWf
KE,1WllGAN AQEA DARA,. kAWMlN 4, .$AlU a'l\'IfA
QlnOOc"AD:
-""'" -."'"
g .. ,.• :gj)Iti.IPAIl ~,UIlliiiWlI,lti.lIAS ~,;ps.tClll'EY.lllI ~.co:lll'l(IlMlDltIAEA
~1lJG'~, •
,lteI,l£li/TI!aiMJ!ElUWBUNGJI,N
PE:iC~~AnI-t
/,w,.
~
...• u.
WJr,~~';
PElA
RE~CANA .PENOO1BANliA
XAMA$A~ OARAl 1:ERMI~ALBAlU BA~~ J lAHU Do~'
TERMINAL MIANG PELABUHAN SANGKULIRANG/MALOY
EEXXiEiCc;(;U;;:T1iill;E~SWU;;M;;MiA\4:RRYY--------------------------------------------------------
•
: Dry Bulk Area
•
: Commercial Area
•
: Berth
•
: Vessel
•
: Coral Reef
32
KETE~K
--~
D:oENDA:::. klot~,
GilriaCu.\IIIr·c.~ ca.n __ -iaursi
~_19r."W!!q~
0
K••.T_""~
@ @
'NN•••• Ib..-ri(
PoIiOIa-~
,•• nihito'~~
-
-
1416if
--
0 0
.1I,V'I'fI!
_,llUIAal'~
11--
.--~II=~ m..dh
tIfflDU'LAllUB'UP.ll;
II~AN .&iWoIWID'UIW'a:li
~~~.l'trT>\If.
III!III-"'''' OL
UOR[JINA T IJLKf> &- DLKR: KAW'A,sAN 2 (TERMJNAL [POl A,REA OLKR P\ LU • " .9' ~Z 8T ::: 111· ss' no"
•~-
~EaWi"tll~tJBt!1WA:N
IH",111"SS'11JJ"
02.. LU ~ O· 4.9'"30.:0:81:::
'111·
55' 3lJ"
01 LU '" (I•. ~,. BT ::111·'55'
1~r 49.r
04. LU..::.U~ -4.," 18:~j,"( 81:::
OS,
l;l[lI!~
fl£f,lg:a,Jy~r
ltQEA: DLKP
01 ,V .Q'4"1'l4'~
+
}f .•.~_~
111--5S'
SO'.4."
Lu :=.-.(1' _'t9''Q;1'' 81"
111':55! 5U_~
06.. UJ ::: 0- 49" :lM'.~
~T • 11'1' ,({,,~ .• 01. lU::O'A"9:'-11l.O" BT '" nl~ S~ 35.5."
n. lU
'lJ;2"-, 55' S6."
:; 0: 48'
aT ••
j'
41''04.1' BT :::i11- SS'iM"
PlLJJ.1I!
.'W"'Il&' J:'
\,~,IJSI;
'~.1I>IlilY
Pit lU" O~III' ,40:.5" B1 ~ 11~!is' ~1U:'
.~~ ~~ :'~1:~~~;~~~
,
P6.LU= 0·4'3' 12.3!'
IH -1\1" 5\'
I';;'
P1.:1.U=~"4.3'1B· BT :."111· 5)111;9.~ Pi lU.:; ~-45' 4/i:3:"
at -~~:
i>ElE~.»J,R::
~1i~:~~~
BT=
I :oNSl:IL:riW'J:iaieN~
117" 93'-27:4·
09.[0 ..••:().1!<48' Slf' In =111"56'
111"
010. LV d" i$",:t BT=fWWOU"
j;lOOL~AR;
on.~~:~~56'~ir-
PHARMAWi\, DOOl: DA~ al~p TE1lI'lINAl £PO
Oll,to • 0' 'P' R&' Bl =,11:1·56'
11r
-•••••••
•....... WI;
NOI __
-IlIo;,e-A
- I PIf-lll
" """" 21
L,EGitfQi: G&rliI~ GUIO-KGBtwo
K.l:lDaii-
jlie.11:u.i:ll_(l(lIftJ ~.ca:tiir~'
••
o e. ~~' .•.•...•. _T..-.dlnl,IAr'e"
~P<>IiIM.1labla
...•.
GJ~~ot(~{thq1
Q.'BtlUIt
0-
•..--."'
_11dIWI'1!!JlUXlIUNl
_Uu:r
1I$Al.f.na4)'i.l4N
~
..•
• _~JJr,~£H llloAIlU.SANDMl:t.ul.\L. ~·£IlllA~JOI..UlPUT£Il
~~~il OlKP'
ot
LU=.0"Ji<9,·lt1j~'
Pl LU = ,()~4-9'''3'2-:o~
aT' T1l'~'l1,l'
, ~T =-111'',~, \1,l' 02, LU ",:r SO"]0-.0'" BT=: 111--52' 51-3OllJ)·,O's».','IW
pz.W
BT .= 111-~9l~ 7Z."-
O' lU
.,0' S~ all.!"
Of
0-
aT:
4-9'
8:1' P4LU
Br •• 11~ 53·2B."6'"
al
OlJ.i!'
111~ ST 3'1.1'"
P-J.UJ ~'().·4tl' f1.
nr
42.4'" Si' 3t.i1;~
11.0.- U' ,0'4,2'"
=
m·
51' 18-9'"
t.8.i-
OS lU.Q If 1M' aT = 1'''' 51·'28J,,"
P5. LO '"' 0,-
O,.W.~~l· JT. .'11,)"
Pf.LU" a-lilt.."u'"BT: 1n- Sf lfiC),lT'
01 LtJ.
PllU
=~.
SQ' -31..3.-
aI·WSlI'
8::1'.: J1t" 54' ,g.1'" GI,U.O"3S'US~I "J>!'14' l.U· 09 LU=.o-
SO!~.S"
e-r ~ 11:1- g,r
~'i.'
l!:
0·'"
B·T -= lH-'S1'
>e;~'
Z9:T" o.Je:S"
'&.to', o' ~, D~~'
tl':;o-U1"·S:j''I5.~·
P9:. LU..;:: O"JJll
55.1"
,;l;lPIIIL:Q~1
PtTA
45.lJ:l'
'Bl ~111' 0;3' 5&.'"
i~;~•.;SO;,~::;", '8Tw,O'WtJl,,', in- .st,:.~:zs..l, ~11. ~~:~;lt~r~i •. P11~ :~~~~~[9' 010,
p~
<:>
If
RENCAfIA DlKR ttAN ClK TBl~INAt CARG~ QAN PU1K81AS<
~G:Et{-Q:~
:
tilLtIlo"~ Ga>'!lIICclabl:r&oUil~
~~~{.Pli
o
QlIm"IoIltat'~'
,",,-r-iMa.~
~ @'
~).I'.~
.Q
·~.wc
1NcW
(W.o.1.-
\(~1
IAflAN
--
o •...• o
--""-
-J>tJ
-DrD
,,~If~":~~ Pl..lU ••o"'!"r.eOt9~ BY ~·I&"OV.n.-3"
DJ :~~ ~ ~~':~" t1t.W.O···
•... 2~
PfLli
V .•. 111°90'qr,,'
u·~.
'bJ". tV~O"'\.
St .•..,.. gjI' lItJ' Ari.lU"~ ~4' ZlJ' 6t .• _Ob'l:03i~ 115; LV •. to' ~3; 5&3"
tw
&T·•. \t("OCI'U;.9'i 'CO,..' 41o':vG,Z,r,·.m°.qq'38X
D1. l1J •. 9-~ U"16JO" n-;; •••• e_3l3'" !Ie. L'lJ,~ot 47 OW BT;.j~t:t'ilSl."
lr
~cO·"''2t,!iU,~ s
nl' ~~·4'1,~·
plUlsO"·Q'oa.r
:8.t •. ilriJli'lb.l" p~.Ul.:i"·~6.lJ~ :&'[=.b;~ 5f H:Y ps.LI): •. ~O.4"":-iU'. In ~.'lIrlO.''''";9'· ~LlI"'O·'U"~:Lr 8J ~
.~ooln; •.
PllU rOO-l.9".30,2w !H' •. -nroo"Jill· p«tU '" O·-l\"35.S~. _Y,'"11'-G:I".I{.#, fl')lO'O' IOft4.S!' 'ar·.1 •.••D;'JZj'
Jl',~:;~~~" ~
Q'IIllU ~\
s 0"
0'
om"
.(1~S.U~ ur tW 21U"
UJ "., • BT's
•• o"',4r'zU,f JT ~ t1I~ OQ,""',jiw
p1l[lli
Itw.,,~·n·f9.5:. 1I:T'~lrOO'n:6"
~~E.6; llIJ(Po'I~&\fl 01tlU':~
~
u'
,1.,
:M:*"-"
'U .1'Ii".oo:
O"l'i':::~~'~O'~ •. ru·'~6.1" ,It ",';;,..,.go';,f9!!
o:wLU
Q1§.LUs~·1i.:nO" IH.11=f"~""5Ui"
1l'4; lll. "0' ~"",3';O' llT·m"'5!YH;1" D.ll~ttl .•.t•.~ •.'iU·· ~lo:.\l1·~"~l" o-aW-Y.loKlt1.t' n:·J1l1«".~ ~.ltl:_Ir'p'm" 8Y .• f'l8!.6O' 56.""" CIiO~
'd:t. \1 •• ',or
2.).6"
QU,L:.O,r\"'1I6""'"
.r--l11:"
W.21f"
IIfa11i
l'
I ~ I I
lIIi1fi1Q~,; 1IIP£laK'$I. SK'aJt
NO!.'JRCtDI'.NO!,e.wat.IlNIl.-tBlBftJI
~encana Induk Pelabuhan Sangkullrang/ Maloy Kabupaten Kutal Tlmur
Terminal
batubara dibangun pada zona 4 yaitu terhubung
ini melayanl
pelayaran batubara menuju
jalur ALKI II yaltu di antara pulau kalimantan area mixing batubara (terminal)
5.2
dengan pulau Miang Besar. Pelabuhan
Eropa. Posisi inl dlnilal tepat karena berdekatan
dengan
dan pulau sulawesi. Mlang besar diposislkan sebagai
yang menghlmpun
batubara darl berbagal lokasl.
Tahapan Pembangunan
Kawasan
Ekonomi
Khusus
Maloy
telah
dlrancang
Ini dltandai dengan pembangunan
atau
sawlt.
melayanl
Selanjutnya
pengangkutan
kebutuhan
hasil
Tahap Pembangunan Jangka Pendek (Tahun 2011-2015)
Tahap
pembangunan
pengembangan
adalah
bahan
dengan
pembangunan
olahan
konsep
pelabuhan Internasioal
darl
dermaga
CPO. Walaupun
cargo, tetapl kapal dapt memanfaatkan
terminal
yang
sangat
matang.
Maloy yaltu terminal
cargo
dan
container
pada tahap
multipurpose
CPO
perlu
kondisl ultimate
dilakukan
dengan jangka
waktu pengembangan
panjang. Adapun pentahapan maupun
ketersedlaan
pembangunan target
operasi
tersebut.
darl pembangunan
perencanaan
dana
berdasarkan dan
terdlri
Pada
tahapan
Inl,
pembangunan
awal terdapat
dl zona 1 yang saat Ini
untuk
yang
kawasan Pelabuhan Maloy/Sangkulirang yang
pengembangan,
berdasarkan
Pada
kajlan
dimana
tercapal
melalul
pendek, jangka
ditentukan
pembangunan.
dltargetkan
dllakukan
ini
pentahapan
pada jangka
beberapa
menengah, prlorltas
Tahap
dilakukan waktu
pusat
dikembangkan
untuk
pad a prioritas kebutuhan,
Terminal
Multi
Purpose.
sehlngga tldak semufasilitas pada tahap 2 Inl.
Tahap Pembangunan Jangka Panjang (Tahun 2011-2030) pembangunan
dlharapkan
telah
Inl,
tahapan
dan jangka
pentahapan berdasarkan
pengembangan
Inl
merupakan
benar-benar
penyempurnaan
yang dllaksanakan
2. Pengembangan 3.
Pemantapan
tahap
beroperasl, fasilltas
dan
pengembangan sehlngga
untuk
perluasan
area
pada tahapan inl diantaranya
1. Perluasan lapangan penumpukan
dimana
operaslonal
pembangunan pendukung
pada
pelabuhan tahapan
pelabuhan.
Inl
Adapun
adalah:
pada Terminal CPO;
kawasan Industrl dl sekltar pelabuhan;
terminal
multipurpose
untuk
mendukung
distrlbusl
hasil produksi
turunan
darl
CPO;
pengembangan
dilakukan
mulai
Inl juga didasarkan
yang terdapat di pelabuhan cargo dan petlkemas dibangun secara menyeluruh 5.2.3
CPO sebagal
Terminal Maloy dan Terminal Batubara - bulk/curah.
Tahap Pembangunan Jangka Menengah (Tahun 2011-2020)
merupakan
dari jangka
pembangunannya
prlorltas
produksl
pembangunan
pelabuhan
5.2.2
pembangunan
maka
pada pembangunan
yang
telah di bangun dengan kapasltas makslmal 5.000 DWT.
Untuk mencapal
inl lebih dlfokuskan
Pembangunandermaga
Pembangunan mlnyak
5.2.1
4.
Pembangunan
akses jalan kereta apl sebagal akses menuju terminal
untuk memudahkan
Pada tahapan ini, diharapkan darat
atau
pembangunan
sisi laut.
batubara dan bulk/curah
pengirlman. kondisl ultimate
Pembangunan
seluruh kawasan pelabuhan dapat dlcapal, baik sisl
inl dilakukan
atas
dasar
hasll
evaluasl
selama
proses
dan pelaksanaan operasl.
:EX:E:c:u:n:::VE::SU:-:H:::M~"':R:-:Y------------------------------------------------------------
36
•....••...• It
m2 •....••...• It
m2 m2
m2
:LO.OO 9,000.00 20.00 :L,OOO.OO
:z.O,.s:z.S.9:L 33-4,530.00
m2
LS
m2 m2 LS
•....••...• It
m2 LS
•....• r"'lt •....• r"'I't •....• r"'lt •....• r"'I't m2
m2 m2
m2
m:Z m:Z m:Z m"
4345 :L6800 482480 3000
No
".nI.p.~.n
5atu.n
m' m' m' m'
VolUlfte
2.333,00
;;10:0..
;;10:0..
2017
;;101.
201'
2.333,00
175,00
175,00
250,00 250,00 100,00
100,00 200 .•00 16.657,00
unit:
10,00
m'
9.000,00 20,00
m' m' m' m'
;;1014
2.333,00
m' m' m'
unit:
;;101.
18,50
LS
m'
2012
;;101:0.
2010
16.667,00
10,00 10,00
5,00
10,00
1.000,00 20.525,91
1.000,00 20.525,91
20.525,91
13.683,94
13.683,94
13.683,94
334.530,00 34.964,00
34.964,00
m'
500
LS
m' m' LS unit:
m' LS unit: unit
m' unit: LS
m' m'
6.000 2.440.404
m' m' m' m'
3.000 500 2.000
2.000
14.000
unit unit unit unit
m' m' m' m' m
m2 m2 m2 m' unit:
m' unit:
m2
1.600
4345 16800 482480 3000 1 29800
482480 1900
2400 16800 482480
1
1 20000
10000
11600 482480
5.000
800
300
500
1.500
1.100
lie
-......•.
-m' m'
a2
aft1
au
2,333.00
IOU
2,333.00
_.
_7
-
•••
•••••
au
•••
3,000
2,000
IOU
--
IOU
--
_7
•••••
•••••
2,333.00
18.50
m'
175.00
175.00
m'
250.00
LS m'
••••
250.00 100.00
100.00
m'
200.00
m'
16.667.00
16.667.00
m' unit m' unit
10.00 9.000.00 20.00
m'
1,000.00
m'
20,525.91
m'
334,530.00
10.00 10.00
5,00
10.00
1,000.00 20,525.91
20,525.91
m'
34,964.00
13.683.94
13,683.94
13,683.94
iif
m'
500
LS
1
m'
,00
m'
35
LS unit
1
m'
1
1
LS
1
un~ un~
2
m'
m'
6,000
m'
2,440.404
m'
1,650,000
3,000
m'
500
m'
2,000
5,000
800 14,000
2,000
5,000
7,500 5,000
5,000 10,000
5,000
25,000
5,000 10,000
10,000 25,000
25,000
10,000
5,000 10,000
10,000
25,000
25,000
32,683
35,000
25,000
1 1
1 2
2 1
m'
300
600
500 2,000
m' m'
3,000 4,000
m'
6,000 1600
m
m2
7,500
15,000
unit un~ un~ un~
unit
1,860,000
7,500
m'
unit m'
3 1
400 1 1
unit LS
m2 m2 m2 m'
2 2
4345 16800 482480 3000 1 29800
482480 1900
2400 16800 482480
1
1 20000
1ססoo
11600 482480
1,500
00
15,000
515 9,000 4,000
30,000
2,500
5.3
Estlmasl Blaya Pembangunan
Perhitungan
Pelabuhan
estimasi biaya dilakukan dengan mengacu pada "PEDOMAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2008, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR".
detail seperti halnya Rencana Anggaran Biaya, tetapi perhitungan dikarenakan
pada tahapan ini belum dilakukan
tahun ke depan.
Berikut daftar perhitungan
perencanaan
secara detail untuk seluruh rencana pelabuhan,
biaya pembangunan
Perhitungan dilakukan tidak secara
masih secara kasar
dermaga berdasarkan tahap-tahapnya.
namun ditujukan
agar dapat melihat kondisi investasi pembangunan
dalam jangka waktu 20
-- -- -- -- .. -- .. -- -- -- --
" ~
.. lil ::J
I =
-- -- -- --
S
~ ~ ill
••
0-
~ ::J
•
lC ::J
• •
-=
-II -II :g
.- ---
.-
11i
e ==
II
Iii
II
ii ii lj i:
-- --- --- .- --- --- --- --- --- --- .- -- .- --- -- --- ---
'0
~ ~ ::J ~ ~ 0"
• • •
'<:
-f Il
l:r'
!!.
I
i i I=- I I=- I
:I
-- --- -- ---i --- ---11 -- .- -- --- -- -- .- .- ---:Ii --- ---II --- .- --I --i -- -- .- ---Ii -- --- -- -- --- ---:I --- -- -- -- -- --- --- -& Ii i -- -ti --- -- ----- --- --- --- i -- --- --- --- -- --- --- -- .Ii --- -- .- -- .- ----- -- .- .- -- -- --- --- --- .- .- -Ii -----I -- --- -- .- .- -- --- --- --- -- -- --- --- --- --- -- -- ---; ---• --- --- ---I -- --- --- --- .- --- --- .-Ii .- --- ---Ii .- .- .- --- -- --- .- .- .- .- .- --- - ---=i .- ..- --- .-I -- - - --- -- --- --- .- -- .- --- .- --- .- --- --.- -- -- --- --- --- --- -- -- -- -- -- --- -- --- -- -- .- ----- -- -- -- --- -- --- -- .- -- -- -- --- .- -- .- --- --- .--- --- --- -- -- -- -- -- -- --- -- -- .- -- -- --- --- --- ----- .- - - .- .- -- .- .- .- .- --- .- .- .- --- .- .- .c-
c-
c-
••••
c-
=- =- =-
=-
..•...
-=
-=
-eo-
-eo-
c-
m
..•. III
3" OJ
!!!" IJl Qj"
• ••••
•..!D
-< OJ
"0 11l
3
..... Ii
C" OJ
:J 10 C
•
:J :J
OJ
-0 11l
iii C" C
•
:T OJ :J
3: OJ
-
0"
~Ul OJ
:J
10
=.'"
~i" :J
•
10
C
:J ..•.
-
C
'or "
:T OJ "0 -0 11l
3
C" OJ
•
:J
10 C
:J OJ :J •....•
-eo-
•
OJ
:J
10
'"
OJ -0 11l
•
:J C. 11l
'"
C
..•. :J C
•
'"
-0 11l
&
•
iii C" C
:T OJ :J
n -0 0
• •
•
6l'0-
~ or::J ~ ~ ~ !:;
Ii; IS Ii
l!i
Iii Ii
I!i Iii IS Iii ii ;; Ell I; R I
-----~_!_~_! ii
..
-.:. --
Ii
--
--
;0 CD
~ ~ c: ~
'" @
..'"
:; @-
::i
""
~ or
III
i
le-
••.a
a
IIIIL
II!.
II!.
II!.
'"
~
~ :ll
"lG'
"<
~ -m ~
..-
IIII II [lln-
--
_______
-tr
__
~ II
l:r'
!!.
~
Iii
-co
--. -- -- -- --
~ ~
-- -- -- --
-- ~ -- -- --i -- --Ii-- -- -- -- --
-
--I -- ~ ~ -- -- -- ill -- .•. I ~ -- -- .•. ~ -- .•. .•. .•. ~ --
~
i
~ 5ilI
..-ii .-.-i ~
g
.•.
-or
__
-or
-- -- .•. .•..•. .•. .•. --II-- .•..•. ~ -- -- -- ~ .•. -- .•. -- .•. ~ ~ --
-
01
iii'
-< D>
"tJ I1l 0'"
D> :J IC
C :J
D> :J "'C I1l
iii" 0'"
C :J"
D> :J
3:
D>
0"
~Ul :J IC
,..
£.
~.
:J IC
..•,.. ..• C :J
c D>
:J"
~ ~ ~ .•. .•. -- ... ~
-- -- --- -- .•. .•. -- -- .•..•. .•. -- --or
-or
D> "tJ "'C I1l
3 0'"
D> :J IC
C :J
D> :J
0
-- .•. .- --
-- -- .-
--
-or
~
-- .•. .- .- .- ~ .•. .•. .•. .•.
-or
-or
-or
-or
-- -- -- -- .- .•. .•. -- -- -- -- ~
509
"'w"
D>
D>
-- -- .- .- -- ... ~ -- .- ... ... ... ; .- .- .- .•. .•. ~ ~ .•. .-- -•••• E
-
Ul
3'
3
I:
§
m
!!!.
16
.E ..-i .-I
'" ..• !""
m --I --Ii ~ --is-- ~ --illl -- .......•. ~ ~
.-
~ '" ~
or
~
-!
'"
-er ____
I!!i
~ ~
~ ~ ~'" ~ 0-
-or
..• I1l
3 D>
IC
D> 01 D> C
..• 0'"
D>
ii1
'" ~ g
~
!i
-
• • • • •
Tabel22.
Estimasi Biaya pembangunan
•
•
•
--.
...... ·
.. -. ....•. •
.....
· ·
·
•••••
.
llIOlO
. . • •
·
••••••
.•.
. .. . .. ....• ... . . .....•• .--. ....•. -.-.. ...... · ·
·
•...
•••
.... ... ..•.. ...• •.. •••
·
'01
•••
•••
·
· ·
.. ..
. ... ....• .•. . ..
·
· · ·
· ·
· ·
· ·
·
· latipor!lhlll
Rp
l61.14UUl1
Rp
· ·
·
•
· ·
·
·
·
·
· ·
· · ·
· ·
· ·
· ·
....•. ·
t.m.ml9l.~
Rp
•
..... •.......• ... .. -.. .••... .. n.- . ... ... ..- .. . •••••
·
·
·
· ·
·
· · llIOlO
·
·
·
·
·
·
·
·
•
· ·
·
·
••••
·
·
·
·
· ·
·
·
·
·
·
·
·
· ·
· ·
· ·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
· ·
·
·
·
·
·
·
••••••
l1IUIIIlII
1IIIl•••••
""'"
· ·
L1lI.m.lIl1.llXI Rp
·
· ·
· ·
·
·
· · ·
·
·
. .. ... .... . .... ... ... .... ... ..
·
·
· · ·
·
·
·
· ·
·
·
·
... .. . ... .. .. .•. ... ... .. . ... . .. . . ... .. ... --.. .
lUll •••••
·
·
·
· · ·
••••• •
·
••••• ••••• .....•
•
..•...•
· ·
Pelabuhan Maloy/Sangkulirang
•••••
l.2&8.117.59W1 Rp
· ·
·
·
·
•
· · · · ·
·
· ·
·
· ·
·
· ·
·
·
· ·
llO.OIIO.lllIRp
•
... ... .•..... .. ... . .. ... ..• .• .. .. . .....•• . .. ·
· · · ·
·
·
·
·
·
lUll
·
·
·
·
· ·
· ·
·
· ·
·
·
·
·
·
·
· ·
·
·
·
·
·
·
·
••••••
·
·
Ll4I.l1t2il.lll
•
untuk tahap Pembangunan
•
•
. . . ... ... ~.. ... -.. ...... .. .. .. . . .• .. .. . ...••.. •.. .•.. .. -.. ...• .•.• .. .. . ••••• • ·
· ·
....•
·
·
·
·
••••••· ·
·
· · ·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
· ·
· ·
·
·
·
·
·
· ·
· ·
·
· ·
· ·
·
·
· ·
·
· ·
·
•••••
· ·
•
•••••• • · ·
· ·
••••••· ·
·
· ·
·
· · ·
·
·
•
•
. .. .. .... ... ... •••.... .. .. ...... ... .. ..• .. .. ... ... . ...".,...... . . _. ..••.... . ... .-a... ......• .. ... .. • ·
·
·
·
·
·
· ·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
· ·
· ·
·
· ·
·
·
·
· · · ·
"""""
· · · ·
· ·
·
· ·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
· ·
·
·
·
· ·
•
·
·
·
·
·
"i"
·
Rp Ii9.2llI11U1 Rp fJ.iIl.562.OIlI Rp IlJ9l.G62.8lI Rp
•
... .. .... . . . .•... _ .. ..... .... . •• .. -.. .. .. . ·
·
·
· · · ·
· · ·
·
·
·
·
lJOII
••••• • ·
·
·
· ·
· ·
'JUa
·
•••••
llJUUI
•
· ·
·
·
·
1lJIl11lII
•
•
•
.. . ... .. . . ..•..•... _. -.. -. .•.... . -. ,-.... ...... .. . . -... · · ·
·
·
·
·
·
·
· ·
· ·
·
·
.•...
.•...·
.... .•...
·
·
""""""
·
· ·
· ·
·
·
.•..•. •••••• •
·
· · · ·
·
·
· ·
·
... . .
.•.... .-..
..... ..••..• •••••
·
·
5.651.7J9JIIIl.GIllRp IL969JOO.(QIRp
W04O.IUIIl
Rp
IMO.l!6JU
._lOlD-lOI4 •••••• lOlD-lOI4 .poiqMJO.lOl9 latiSllrinTl
~
Rp44.393.063.345.000
44 EXECUTIVE
SUMMARY
Scantling Draft, moulded
23 m
Propelling Machinery
Wartsila Sulzer 7RT-Flex 82T MeR = 29.400 KW (39.426 HP)X 76 r.min
Rencana fnduk Pefabuhan Sangkuflrang/ Maloy Kabupaten Kutal Tlmur
6
Pokok Kajian terhadap Iingkungan
Pembangunan, langsung dampak
pengoperasian,
dapat membawa posltlf
mengevaluasi
maupun dan
pelaksanaannya
dan pengembangan
dampak dampak
menganallsis
peraturan perundang-undangan
sekitarnya.
Identlflkasl
tlndakan-tindakan
setiap rencana pembangunan yang dikeluarkan
pencegahan
yang
perlu harus
dapat berupa
Kependudukan
Munculnya pemukiman dl area pelabuhan
dilakukan dilakukan.
kajlan Iingkungan
baru
untuk Dalam Kesehatan terganggu pelabuhan
sesuai dengan
Lingkungan Hldup.
masyarakat akibat aktlvitas
Pelarangan pembangunan baru dan mencegah pendatang baru
pemukiman masuknya
Langkah - langkah pencegahan dampak melalul pendekatan secara soslal dengan memberikan penyuluhan dan informasi yang dapat menlngkatkan pengetahuan dan kesehatan mereka.
LANGKAH PENANGGULANGAN
Kualitas Udara
kOalitas udara Penurunan akibat kegiatan pelabuhan Penurunan kualitas air laut, balk secara f1sik, klmlawi, dan bakteriologis
Kualitas Air Laut
Pengaturan truk agar tidak melampaui penutup, serta memakai kapasltas, terutama untuk material curah kerina.
•
• •
ketidak serasian tata ruang pelabuhan, kawasan penduduk dan pemukiman umum dl dalam fasilitas lingkungan kerja pelabuhan curah serta penumpukkan melebihi yang kerlng kapasitas.
Terancamnya biota laut
tersebut
oleh Kementerian
DAMPAK
Bilogi (Biota Laut)
Dampak tersebut
dampak
akan dilakukan
BIDANG
Tata Ruang
DAMPAK
suatu pelabuhan secara langsung maupun tldak
pada IIngkungan negatif.
LANGKAH PENANGGULANGAN
BIDANG
kehidupan
Prosedur Pelaksanaan SOP (Standar Operasi) terhadap semua kegiatan dl pelabuhan, kerja lingkungan dalam khususnya yang akan mengakibatkan pencemaran air kolam pelabuhan. saluran penataan Pengaturan dan dralnase di daerah pelabuhan penampungan pengadaan sarana Iimbah dl darat (Receptian Fasllities sesuai dengan aturan yang berlaku)
Pembebasan lahan secara bertahap ganti rugl yang dengan pemberian layak, serta penataan dan penggunaan kawasan pelabuhan secara optimal.
Salinan Sesuai dengan Aslinya, Kepala Blro
MH Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19630220
· · ·
198903 1001
terhadap SOP terutama Penerapan kegiatan yang akan mengakibatkan timbulnya pencemaran dalam kolam pelabuhan Menekan sekecil mungkin polutan yang memasukl peralran kolam, termasuk sedimen dan perbukitan konservasl tlndakan Pelaksanaan melalui peralran daya sumber Iimbah pembuangan pelarangan langsung ke dalam kolam pelabuhan.
EX ~~~~c~u~n~VE~SU~M~~M!A~R~Y------------------------------------------------------------
46