MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1M. 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANAAKSI PENINGKATANKESELAMATANTRANSPORTASI DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHAESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Mengingat
:
a.
bahwa dalam rangka mewujudkan sarana dan prasarana transportasi yang baik, tepat sasaran serta siap operasi yang menjamin keamanan dan keselamatan, maka perlu melaksanakan aksi peningkatan keselamatan transportasi, dengan memerintahkan dan menginstruksikan;
b.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu mengeluarkan Instruksi Menteri Perhubungan tentang Rencana Aksi Peningkatan Keselamatan Transportasi;
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011; 6. Peraturan
Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011;
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan;
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Wakil Menteri Perhubungan; Sekretaris J enderal; Inspektur Jenderal; Direktur Jenderal Perhubungan Darat; Direktur Jenderal Perhubungan Laut; Direktur Jenderal Perhubungan Udara; Direktur Jenderal Perkeretaapian; Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan; Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan.
Menugaskan kepada para Pejabat Eselon II, Eselon III, Eselon IV dan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Perhubungan untuk melaksanakan kegiatan peningkatan keselamatan transportasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran Instruksi Menteri Perhubungan ini. Untuk meningkatkan keselamatan transportasi sebagaimana dimaksud pada Diktum Pertama yang menjadi tugas, fungsi dan tanggungjawab masing-masing dengan melakukan langkah -langkah sebagai berikut: 1. melaksanakan aksi peningkatan keselamatan pada aspek manajemen transportasi;
transportasi
2. melaksanakan aksi peningkatan keselamatan pada aspek prasarana yang berkeselamatan;
transportasi
3. melaksanakan aksi peningkatan keselamatan pada aspek sarana yang berkeselamatan;
transportasi
4. melaksanakan aksi peningkatan keselamatan transportasi pada aspek SDM dan pengguna transportasi yang berkeselamatan;
5. melaksanakan aksi peningkatan keselamatan transportasi pada aspek penanganan pasca kecelakaan transportasi. Memberikan sanksi kepada aparatur pemerintah atau operator saranaj prasarana transportasi yang lalai dalam melaksanakan tugas atau tidak mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menetapkan Pejabat setingkat Eselon II sebagai penanggung jawab monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan rencana aksi peningkatan keselamatan transportasi. Agar Instruksi Menteri Perhubungan ini dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab dan melaporkan hasil monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan rencana aksi peningkatan keselamatan transportasi kepada Menteri Perhubungan melalui Wakil Menteri Perhubungan secara berkala.
Dikeluarkan di Jakarta pada tanggal11 Januari 2013 MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIKINDONESIA,
SALINANInstruksi Menteri ini disampaikan kepada: 1. Wakil Menteri Perhubungan; 2. Sekretaris J enderal; 3. Inspektur J enderal; 4. Para Direktur Jenderal di lingkungan Kementerian Perhubungan; 5. Para Kepala Badan di lingkungan Kementerian Perhubungan; 6. Kepala Biro Perencanaan; 7. Kepala Pusat Data dan Informasi; 8. Kepala UPT di Lingkungan Kementerian Perhubungan. Salinan sesuai deng Kepala Bir u
Go
UMAR A S, SH, MM, MH Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19630220 198903 1 001
LAMPIRAN INSTRUKSIMENTERIPERHUBUNGANREPUBLIKINDONESIA NOMOR 1 TAHUN2013 TENTANGRENCANAAKSI PENINGKATANKESELAMATANTRANSPORTASI
1
Peningkatan Koordinasi dan Manajemen Keselamatan Transportasi darat
Melaksanakan Terlaksananya kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan Keselamatan yang Sistem Informasi terintegrasi dengan Keselamatan (SIK) POLRI yang terintegrasi dengan POLRI
2
Pembentukan Forum LLAJ di daerah
Asistensi Pembentukan Forum LLAJ untuk daerah
Penyusunan Pedoman Untuk Audit Keselamatan Jalan
Menyusun Pedoman Audit Keselamatan Jalan
Tersedianya SIK transportasi jalan yang terintegrasi
Pembangunan
Implementasi dan Pengembangan
Dit KTDDitjen Hubdat koordinasi dengan POLRI
Terlaksananya kegiatan asistensi pembentukan Forum LLAJ di daerah
Terbentuknya forum LLAJ di daerah yang sesuai dengan PP 37 Tahun 2011
Asistensi ke daerah
Terbentuknya Forum LLAJ di daerah
Dit KTDDitjen Hubdat
Proses Penyusunan Pedoman Audit Keselamatan Jalan
Tersedianya Pedoman Audit Keselamatan Jalan
Sosialisasi dan Implementasi
Dit KTDDitjen Hubdat
Proses Penyusunan Pedoman Inspeksi Keselamatan jalan
Tersedianya Pedoman Inspeksi Keselamatan Jalan
Terbangunnya Sistem Manajemen Keselamatan Bagi Perusahaan Angkutan Umum
Terbentuk dan Terlaksananya Manajemen Keselamatan Bagi Perusahaan Angkutan Umum
Menyusun Pedoman Teknis Mekanisme Pola Kemitraan Penanganan Keselamatan Jalan
Proses penyelesaian Pedoman Teknis Mekanisme Pola Kemitraan Penanganan Keselamatan Jalan
Tersedianya Pedoman Teknis Mekanisme Pola Kemitraan Penanganan Keselamatan Jalan
Pengefektifan kemitraan pemerintah-swastamasyarakat di bidang keselamatan ialan
Mendorong pembentukan GRSP yang efektif
Proses penyempumaan pembentukan kelembagaan GRSP
Terbentuknya GRSP yang efektif
Optimalisasi CSR guna peningkatan keselamatan jalan
Mendorong pengalokasian CSR, khususnya perusahaan otomotif dalam membiayai kegiatan di bidang keselamatan transportasi ialan
Jumlah mitra aktif
Tersedianya pendanaan keselamatan yang bersumber dari CSR perusahaan
Penyusunan Pedoman Untuk Inspeksi Keselamatan Jalan Penyusunan Sistem Manajemen Keselamatan Pada Perusahaan Angkutan Umum
Menyusun Pedoman Inspeksi Keselamatan Jalan Menyusun Sistem Manajemen Keselamatan Bagi Perusahaan Angkutan Umum
6
Penyusunan Mekanisme Pola Kemitraan Penanganan Keselamatan Jalan
7
4
5
8
Sosialisasi dan Implementasi
Oit. KTDOitjen Hubdat
1. Uji Publik ~. Penetapan ~. Implementasi
Monitoring dan evaluasi
Oit. KTDDitjen Hubdat
1. Uji Publik ~. Penetapan ~. Implementasi
Monitoring dan evaluasi
Dit. KTDDitjen Hubdat
Persiapan pemenuhan persyaratan legal hukum
Terbentuknya GRSP Indonesia yang efektif
Dit. KTDDitjen Hubdat
2 mitra aktif
3 mitra aktif
Dit. KTDDitjen Hubdat
Terbit
9
Penyusunan pedoman kelalulintasan kendaraan darurat
Menyusul pedoman kelalulintasan kendaraan darurat
Terlaksananya Penyusunan pedoman kelalulintasan kendaraan darurat
Tersedianya draft pedoman kelalulintasan kendaraan darurat
Penyusunan Konsep
Finalisasi legal aspek
Dit KTD, Bag. Hukum-Ditjen Hubdat
10
Menyiapkan rencana pembentukan lembaga riset di bidang keselamatan transportasi ialan.
Melaksanakan penyiapan lembaga riset di bidang keselamatan transportasi jalan.
Terlaksananya persiapan pembentukan lembaga riset keselamatan transportasi jalan
Tersedianya dokumen rencana pembentukan lembaga riset keselamatan transportasi jalan
Persiapan dan penyusunan konsep
Terbentuknya lembaga riset keselamatan transportasi jalan
Dit KTD, Puslitbang Darat
Penanganan Daerah Rawan/Potensi Kecelakaan Jalan
1. Melaksanakan 1. Pelaksanaan SID dan 1. Terlaksananya di 10 Provinsi Survey DED Daerah Rawan Kecelakaan di 10 Investigation Provinsi 2. Perbaikan DRK Design (SID)dan Detailed dan LRKdi 15 . Terlaksananya Lokasi Engineering Perbaikan DRKdan Design (DED) daerah Rawan LRKdi beberapa Daerah Kecelakaan dan Daerah Potensi RawanKecelakaan Melaksanakan Perbaikan DRK dan LRK
1. 5 provinsi
Dit. KTDDitjen Hubdat
2
Peningkatan Keselamatan di Perlintasan sebidangjalan dan kereta api
Meningkatkan pemasangan perlengkapan jalan di perlintasan sebidang
Persentase terpasangnya perlengkapan jalan di perlintasan sebidang
Terpasangnya perlengkapan j alan di perlintasan sebidang di jalan nasional
Terpasang 10% dari perlintasan sebidang yang ada dijalan nasional
Terpasang 20% dari perlintasan sebidang yang ada di jalan nasional
Dit. KTDDitjen Hubdat
3
Pengurangan resiko kecelakaan pada lokasi sekolah yang mempunyai akses langsung ke jalan
Melaksanakan identifikasi lokasi, penetapan dan pembangunan Zona Selamat Sekolah (ZoSS)
Jumlah daerah yang melaksanakan penetapan dan pembangunan Zona Selamat Sekolah (ZoSS)
Terpasangnya fasilitas Zona Selamat Sekolah (ZoSS)di jalan nasional yang termasuk ke dalam wilayah 4 BLLAJSDP
Identifikasi dan penetapan lokasi Zona Selamat Sekolah (ZoSS)
Pemasangan fasilitas Zona Selamat Sekolah (ZOSS)di jalan nasional yang termasuk ke dalam wilayah 4 BLLAJSDP
Dit. KTDDitjen Hubdat
4
Peningkatan Pelaksanaan Inspeksi keselamatan jalan untuk seluruh Jalan nasional
Melaksanakan Inspeksi Keselamatan Jalan
Terlaksananya Inspeksi Keselamatan Jalan
Seluruh Jalan nasional terinspeksi secara periodik
20% dari ruas jalan Nasional terinspeksi
30% dari jalan Nasional terinspeksi
Dit. KTDdan Dit. LLAJDitjen Hubdat.
Penyusunan Pedoman Pengemudi Angkutan Umum Yang Berkeselamatan Peningkatan Pendidikan dan Sosialisasi Keselamatan Transportasi Darat bagi Pengemudi Angkutan Umum
Menyusun Pedoman Tentang Diklat Pengemudi sebagai turunan dari UU No. 22
Terlaksananya Penyusunan Pedoman
Terbitnya Pedoman Pengemudi Angkutan Umum Yang Berkeselamatan
Dit. KTDDitjen Hubdat / POLRI
Tahun 2009 1. Proses review KM31 1. Pelaksanan 1. Mewajibkan review tahun Tahun 2003 kepada operator untuk 2003 tentang . Jumlah daerah melaksanakan kewajiban penyelenggara Awak operator AKAP check kesehatan dan AKDPuntuk fisik dan mental Kendaraan Umum sebelum Teladan check kesehatan fisik dan mental mengemudi untuk sebelum mengemudi Pengemudi AKAP untuk pengemudi danAKDP . Meningkatkan pembinaan SDM Awak Kendaraan Umum Teladan
. Awak kendaraan umum teladan yang mengikuti AKUTmeningkat 100% di 34 provinsi
1. Sosialisasi dan Implementasi . Penyelenggaraan di 34 Povinsi (Peserta meningkat 30%)
1. Sosialisasi dan Implementasi . Penyelenggara di 34 Povinsi (Peserta meningkat 40%)
Dit. KTD/ Dit LLAJ - Ditjen Hubdat
3
Peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya keselamatan jalan
1. Membentuk percontohan Kelompok Masyarakat Sadar Keselamatan (KMSK)
Jumlah KMSKyang terbentuk
Terbentuknya KMSKdi 6 (enam) lokasi
Pembentukan KMSKdi 3 (tiga) lokasi
Pembentukan KMSKdi 3 (tiga) lokasi
Dit. KTDDitjen Hubdat
Frekuensi bimbingan teknis
Terlaksananya Bimbingan Teknis Audit dan Inspeksi Keselamatan Jalan di Daerah Provinsi
Pelaksanaan bimtek untuk 20 provinsi
Pelaksanaan bimtek untuk 34 provinsi
Dit. KTDDitjen Hubdat dan BPSDM Phb Darat
2. Melakukan sosialisasi Modul Keselamatan usia anak sf d remaja
4
Peningkatan bimbingan teknis di bidang audit dan inspeksi keselamatan jalan.
Melaksanakan bimbingan teknis audit dan inspeksi keselamatan jalan di pusat dan daerah
Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan Kapal
Pengawasan terhadap penerapan sistem Manajemen Keselamatan Kapal dan Sosialisasi Peraturan Menteri ten tang Manajemen Keselamatan Kapal
Terlaksananya Pengawasan terhadap penerapan pengawasan dan Manajemen Sosialisasi Peraturan Keselamatan Kapal Menteri tentang dan Pelaksanaan Manajemen Keselamatan sosialisasi Kapal kepada pimpinan perusahaan pelayaran, Designated Person Ashore
(OPAl,dan awak kapal.
Sosialisasi Peraturan Menteri tentang Manajemen Keselamatan Kapal kepada pimpinan perusahaan pelayaran, Designated Person Ashore
(OPAl,nakhoda dan awak kapal; dan terlaksananya penerapan sistem manajemen keselamatan kapal.
Lanjutan sosialisasi Peraturan Menteri ten tang Manajemen Keselamatan Kapal dan terlaksananya penerapan sistem manajemen keselamatan kapal oleh perusahaan pelayaran, Designated Person
Ashore(OPAI, nakhodadan awakkapal.
Oit. Kappel Oitjen Hubla
2.
3.
Peningkatan Pengawasan Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar
Pelaksanaan Kampanye Keselamatan Pelayaran
Meningkatkan pengawasan dalam rangka penerbitan Surat Persetujuan Berlayar sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 1 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar (SPB).
Implementasi Peraturan Menteri Perhubungan No. KM01 Tahun 2010 ten tang Tata Cara Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar (SPB).
Terbitnya Surat Persetujuan Berlayar (SPB)sesuai ketentuan dan terlaksananya sosialisasi dan implementasi peraturan.
Melaksanakan kampanye Keselamatan Pelayaran secara terpadu
Terlaksananya kampanye Keselamatan Pelayaran
Meningkatnya peran serta masyarakat luas dan semua stakeholder di bidang pelayaran dalam rangka peningkatan keselamatan pelayaran
Melaksanakan workshop/ diklat dalam rangka meningkatkan kemampuan teknis Syahbandar dalam penerbitan Surat Persetujuan Berlayar (SPB)
Melaksanakan pengawasan dan supervisi terhadap penerapan tugas aparat Syahbandar dalam melaksanakan tanggung jawabnya dalam penerbitan Surat Persetujuan Berlayar(SPB).
Dit. KPLP Ditjen Hubla
Pelaksanaan kampanye Keselamatan Pelayaran secara berkelanju tan
Pelaksanaan kampanye Keselamatan Pelayaran secara berkelanjutan
Setditjen Hubla
.
Peningkatan penyusunan dan Penetapan Alur Pelayaran di pelabuhan
Menyusun dan menetapkan alur pelayaran di pelabuhan secara lengkap
Jumlah pelabuhan yang ditetapkan alur pelayarannya.
Tersusunnya penetapan alur pelayaran di pelabuhan secara lengkap untuk seluruh pelabuhan.
Tersusunnya penetapan alur pelayaran menuju pelabuhan pengumpul.
Tersusunnya penetapan alur pelayaran menuju pelabuhan pengumpan.
Dit. Navigasi Ditjen Hubla
2.
Penyusunan pedoman Lalu Lintas di Alur Pelayaran
Menyusun pedoman tata cara berlalu lintas di alur pelayaran
Proses pembuatan pedoman tentang tata cara berlalu lintas di alur pelayaran
Tersusunnya pedoman tata cara berlalu lintas di alur pelayaran; dan sosialisasi penerapannya
Sosialisasi pedoman tata cara berlalu lintas di alur pelayaran yang sempit dan padat yang telah disusun
Pengawasan pelaksanaan tata cara berlalu lintas di alur pelayaran di pelabuhan pengumpul lainn a
Dit. Navigasi Ditjen Hubla
3.
Peningkatan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
Menambah kelengkapan rambu-rambu penuntun di alur pelayaran menuju pelabuhan
Frekuensi sosialisasi dan pengawasan ramburambu penuntun di alur pelayaran menuju pelabuhan
Terpenuhinya kelengkapan ramburambu penuntun di alur pelayaran menuju seluruh pelabuhan
Menambah kelengkapan rambu -rambu penuntun di alur pelayaran menuju pelabuhan pengumpul
Menambah kelengkapan rambu-rambu penuntun di alur pelayaran menuju pelabuhan pengumpan
Dit. Navigasi Ditjen Hubla
4.
5.
6.
Meningkatkan fasilitas dan peralatan stasiun radio pantai melalui pengembangan perangkat Automatic Identification System (AIS)dan perangkat pengamatan visual sesuai perkembangan teknologi dalam jumlahyang memadai Peningkatan Mewajibkan kapalFasilitas Kapal kapal berbendera Long Range Indonesia untuk melengkapi Identification and Tracking of fasilitas Long Ship (LRIT). Range Identification and Tracking of Ship (LRIT).
Peningkatan Fasilitas dan peralatan stasiun radio pantai
Pemeliharaan Alur Pelayaran
Mengoptimalkan pemeliharaan alur pelayaran, terutama di alur pelayaran sungai.
Cakupan area fasilitas dan peralatan stasiun radio pantai
Terpenuhinya fasilitas dan peralatan stasiun radio pantai yang memadai di area I, II dan III.
Menambah pengadaan fasilitas dan peralatan stasiun radio pantai melalui pengembangan perangkat Automatic Identification System (AIS)dan perangkat pengamatan visual pada SROP Area II
Menambah pengadaan fasilitas dan peralatan stasiun radio pantai melalui pengembangan perangkat Automatic Identification System (AIS)dan perangkat pengamatan visual pada SROPArea III
Dit. Navigasi Ditjen Hubla
Jumlah kapal dengan LRIT.
Terlaksananya pemasangan fasilitas LRITpada kapal-kapal sesuai dengan kebutuhan
Meningkatkan pembangunan Long Range Identification and Tracking of Ship (LRIT)di darat dan di kapal untuk 100 kapal.
Oit. Navigasi Ditjen Hubla
Tersedianya standar pemeliharaan alur pelayaran yang sesuai dengan standar keselamatan dan operasi; dan melakukan pemeliharaan di pelabuhan yang diusahakan dan UPP.
Melakukan pemeliharaan alur pelayaran sesuai dengan standar dan pedoman yang telah ditetapkan pada pelabuhan yang diusahakan.
Meningkatkan pembangunan Long Range Identification and Tracking Ship (LRIT)di arat dan di kapal untuk 100 kaoal. Melakukan pemeliharaan alur pelayaran sesuai dengan standar dan pedoman yang telah ditetapkan pada pelabuhan yangdiselenggarakan oleh UPP
Proses penyusunan standar pemeliharaan alur pelayaran; dan frekuensi pemeliharaan alur pelayaran sungai.
%
Oit. Pelpeng Oitjen Hubla
l.
Peningkatan Pengawasan Penerapan Standar Kapal Non Konvensi
Meningkatkan penerapan aturan (NCYS)untuk kapal niaga domestik
Convention Vessel Staruiard (NCYS)
2.
Pelaksanaan Uji Petik Kondisi Teknis Kapal
Meningkatkan pengawasan /uji petik terhadap kesesuaian kondisi teknis kapal dengan kondisi yang tertera di dalam sertifikat kapal
Jumlah kapal diuji petik.
3.
Peningkatan Pengawasan Pengawakan Kapal Niaga
Meningkatkan penegakan aturan pengawakan kapal dengan menempatkan awak kapalnya sesuai dengan ketentuan pengawakan
Jumlah kapal yang diuji petik.
Non Convention Vessel Staruiard
Jumlah kapal niaga domestik yang memenuhi standar Non
Menerapkan standar kapal non-konvensi (NCYS)untuk kapal niaga domestik dan kapal niaga yang berlayar untuk pelayaran luar negeri yang berukuran dibawah GT 500 Terlaksananya pengawasan/uji petik kesesuaian kondisi teknis kapal dengan kondisi yang tertera di dalam sertifikat kapal (10 % kapal)
Terlaksananya pengawasan/uji petik kesesuaian kondisi teknis kapal dengan kondisi yang tertera di dalam sertifikat kapal (10 % kapal)
Penerapan Non
Penerapan Non
Convention Vessel Staruiard (NCYS)
Convention Vessel Staruiard
Dit. Kappel Ditjen Hubla
(NCYS)
Pelaksanaan pengawasan/uji petik kesesuaian kondisi teknis kapal dengan kondisi yang tertera di dalam sertifikat kapal (3 % kapal)
Pelaksanaan pengawasan /uji petik kesesuaian kondisi teknis kapal dengan kondisi yang tertera di dalam sertifikat kapal (4 % kapal).
Dit. Kappel Ditjen Hubla
Pelaksanaan pengawasan/uji petik kesesuaian kondisi teknis kapal dengan kondisi yang tertera di dalam sertifikat kapal (3 % kapal)
Pelaksanaan pengawasan /uji petik kesesuaian kondisi teknis kapal dengan kondisi yang tertera di dalam sertifikat kapal 4%ka al
Dit. Kappel Ditjen Hubla
\
4.
Penyusunan Standar Pelayanan Pemanduan
Menyusun standar pelayanan pemanduan kapal
Jumlah standar pelayanan pemanduan kapal
Mela.kukan penyusunan standar pelayanan pemanduan kapal pada 20 daerah wajib pandu.
Menyusun standar pelayanan pemanduan pada 10 daerah wajib pandu dan pandu luar biasa
Menyusun standar pelayanan pemanduan pada 10 daerah wajib pandu dan pandu luar biasa berikutnya
Dit. Pelpeng Ditjen Hubla
5.
Audit Keselamatan Kapal
Meningkatkan pengawasan dan audit kondisi perlengkapan dan peralatan keselamatan kapal di pelabuhan
Jumlah kapal yang diawasi.
Meningkatkan pengawasan dan audit kondisi perlengkapan dan peralatan keselamatan kapal secara periodik (100 %) ..
Melaksanakan pengawasan dan audit kondisi perlengkapan dan peralatan keselamatan kapal secara periodik
Melaksanakan pengawasan dan audit kondisi perlengkapan dan peralatan keselamatan kapal secara periodik
Dit. KPLP Ditjen Hubla
6.
Pembinaan Pemeliharaan Kapal
Meningkatkan pengawasanjuji petik terhadap pemeliharaan dan reparasi kapal non klas secara berkala
Jumlah Terlaksananya sosialisasi 12 kali; dan pengawasanjuji petik terhadap pengawasanjuji petik yang ketat. pemeliharaan dan reparasi kapal non klas secara berkala.
Terlaksananya pengawasan secara ketat tentang kepatuhan perusahaan pelayaran mela.kukan pemeliharaan dan reparasi kapal non klas secara berkala
Terlaksananya pengawasan secara ketat tentang kepatuhan perusahaan pelayaran mela.kukan pemeliharaan dan reparasi kapal non klas secara berkala
Dit. Kappel Ditjen Hubla
I
r
I :~, ~:''' %~":)~d~
i
:1
"
.• ~~
.. '
,
.•
.ee
\'
\'''l;- .
..
..'':,i~~'i~\' H
-'
•
-
e
"
f'
l' ~.:
.
.",. "
;
;. \
1
Peningkatan Kemampuan SOM
Meningkatkan kemampuan aparat Syahbandar dalam menangani kecelakaan kapal
Jumlah fasilitas, peralatan dan aparat Syahbandar
Terpenuhinya fasilitas, peralatan berupa kapal sebanyak 4 unit dan SOM pendukung Syahbandar dalam penanganan kecelakaan
Meningkatnya kemampuan SOM, penyediaan fasilitas dan peralatan di kantor Syahbandar beru pa 2 unit kapal
Meningkatnya kemampuan SOM, penyediaan fasilitas dan peralatan di kantor UPP berupa 2 unit kapal
2
Peningkatan Fasilitas dan Peralatan
Meningkatkan fasilitas dan peralatan pada Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai dalam penanganan kecelakaan kapal di masing-masing wilayah Pangkalan
Jumlah pangkalan lengkap fasilitas
Terpenuhinya jumlah sarana dan prasarana Penjagaan Laut dan Pantai untuk tindakan penanganan pascakecelakaan di seluruh pangkalan
Menambah saranadan prasarana pendukung dalam penanganan pasca-kecelakaan pada Pangkalan PLP Kelas I
Menambah Oit. KPLP sarana dan Ditjen Hubla prasarana pendukung dalam penanganan pascakecelakaan pada Pangkalan KPLP Kelas II.
Oit. KPLP Ditjen Hubla
Pelaksanaan sanksi administratif terkait dengan penegakan hukum di bidang penerbangan
Melaksanakan pemberian sanksi administratif terkait dengan penegakan hukum di bidang penerbangan
Tingkat pelaksanaan pemberian sanksi administratif terkait dengan penegakan hukum di bidang penerbangan
Terlaksananya penegakan hukum terhadap pelanggaran sanksi administratif di bidang penerbangan 100%
1.Menetapkan mekanismej prosedur penegakan hukum
Telah dilaksanakannya penegakan hukum terhadap pelanggaran sanksi administratif di bidang penerbangan
2. Telah dilaksanakanny penegakan hukum terhadap (100%) pelanggaran sanksi administratif di bidang penerbangan (70%)
Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Direktorat Bandar Udara, Direktorat Kelaikan Udaradan Pengoperasian Pesawat Udara, Direktorat Navigasi Penerbangan Direktorat Keamanan Penerbangan, Direktorat Angkutan Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara
2
3
Pemenuhan peraturan keselamatan penerbangan oleh operator penerbangan
Melaksanakan pengawasan dan evaluasi pemenuhan terhadap peraturan keselamatan penerbangan beserta sistem pelaporannya
Tingkat pelaksanaan pengawasan dan evaluasi pemenuhan terhadap peraturan keselamatan penerbangan
Penanggulangan gangguan penggunaan frekuensi komunikasi dan navigasi penerbangan
Melakukan Tingkat realisasi penataan frekuensi penertiban untuk bandara UPT, AP I dan AP II termasuk melaksanakan koordinasi dengan BALMON-Kominfo yang merupakan UPTuntuk mengatasi gangguan frekuensi yang disebabkan oleh para pengguna frekuensi radio amatiran. BALMON: Balai Monitoring frekuensi UPT Kominfo yang ada di daerah
Terlaksananya pengawasan dan evaluasi pemenuhan terhadap peraturan keselamatan penerbangan beserta sistem pelaporannya 100 % dari operator
Melakukan penertiban terhadap penyalahgunaan frekuensi komunikasi dan navigasi penerbangan sebanyak 100%
Telah dilaksanakannya pengawasan dan evaluasi di bidang pemenuhan terhadap peraturan keselamatan penerbangan beserta sistem pelaporannya (70%) operator Melakukan penertiban terhadap penyalahgunaan frekuensi komunikasi dan navigasi penerbangan(60%)
Telah dilaksanakannya pengawasan dan evaluasi di bidang pemenuhan terhadap peraturan keselamatan penerbangan beserta sistem pelaporannya (100%)operator
Direktorat Kelaikan Udaradan Pengoperasian Pesawat Udara,
Melakukan Direktorat Navigasi penertiban Penebangan terhadap penyalahgunaan frekuensi komunikasi dan navigasi penerbangan( 100%)
4
Sosialisasi tentang ketentuan pengangkutan, prosedur penanganan dan penyimpanan barang berbahaya dalam upaya mendukung keselamatan penerbangan
Melaksanakan sosialisasi tentang ketentuan pengangkutan, prosedur penanganan dan penyimpanan barangj bahan berbahaya dalam upaya mendukung keselamatan penerbangan
Frekuensi sosialisasi
Sosialisasi 30 kali selama 3 tahun (2012-2014)
Tingkat pemahaman masyarakat meningkat melalui sosialisasi sebanyak 20 kali
Tingkat pemahaman masyarakat meningkat melalui sosialisasi sebanyak 30 kali
Direktorat Keamanan Penerbangan
5
Peningkatan pengetahuan dan peran serta pengguna jasa penerbangan terhadap keselamatan penerbangan
Meningkatkan pengetahuan dan peran serta pengguna jasa penerbangan terhadap keselamatan penerbangan melalui sosialisasi Peraturan Perundangundangan terkait dengan keselamatan penerbangan
Frekuensi sosialisasi melalui berbagai media
Sosialisasi 30 kali selama 3 tahun (2012-2014)
Tingkat pemahaman masyarakat mencapai dengan sosialisasi sebanyak 20 kali
Tingkat pemahaman masyarakat mencapai dengan sosialisasi sebanyak 30 kali
Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
6
Penerapan sistem manajemen· keselamatan (safety management system} secara
Menerapkan sistem manajemen keselamatan (safety management system} secara
Tingkat pelnksanaan sistem manajemen keselamatan (safety
Terpenuhinya penerapan Safety Management System secara penuh oleh seluruh operator penerbangan dan
Terpenuhinya penerapan Safety Management System secara penuh oleh seluruh
Terpenuhinya penerapan Safety Management System secara penuh oleh seluruh operator
Direktorat Bandar Udara, Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara, Direktorat
penuh oleh seluruh operator penerbangan dan pendukung jasa penerbangan
penuh oleh seluruh operator penerbangan dan pendukung jasa penerbangan
management system)
pendukung jasa penerbangan 100%
operator penerbangan dan pendukung jasa penerbangan (70%)
penerbangan dan pendukung jasa penerbangan (100%)
Keamanan Penerbangan,Direk torat Navigasi Penerbangan
7
Peningkatan budaya keselamatan (safety culture) penerbangan dilingkungan pemangku kepentingan di bidang penerbangan
Meningkatkan budaya keselamatan (safety culture) penerbangan dilingkungan pemangku kepentingan di bidang penerbangan
Terciptanya budaya keselamatan (safety culture) penerbangan dilingkungan pemangku kepentingan di bidang penerbangan
TeIWUjuddan terbangunnya budaya keselamatan (safety culture) penerbangan dilingkungan pemangku kepentingan di bidang penerbangan (100%)
TeIWUjudnya budaya keselamatan (safety culture) penerbangan dilingkungan pemangku kepentingan di bidang penerbangan (70% )
TeIWUjudnya budaya keselamatan (safety culture) penerbangan dilingkungan pemangku kepentingan di bidang penerbangan (100%)
Direktorat Bandar Udara, Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara, Direktorat Keamanan Penerbangan, Direktorat Navig~si Penerbanga dan Tim State Safety Program (SSP)
8
Pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) secara penuh dalam penyelenggaraan bandar udara
Meningkatkan penerapan Standard Operating Procedure (SOP) secara penuh dalam penyelenggaraan bandar udara
Tingkat pelaksanaanSta ndard Operating Procedure (SOP) dalam penyelenggaraan bandar udara
TeIWUjudnya pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) secara penuh 100% dalam penyelenggaraan bandar udara
Terpenuhinya pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) secara penuh dalam penyelenggaraan bandar udara (70%)
Terpenuhinya pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) secara penuh dalam penyelenggaraan bandar udara (100%)
Direktorat Bandar Udara, Unit Penyelenggara Bandar Udara, Unit Penyelenggara Bandar Udara Daerah, Badan Usaha Bandar Udara, Badan Usaha Bandar Udara Daerah
9
Pembentukan Badan Layanan Umum(BLU) Balai Kesehatan Penerbangan
10
11
y
Proses pembentukan BLU Balai Kesehatan Penerbangan
Terbentuknya BLU Balai Kesehatan Penerbangan
Melakukan pembahasan lintas sektoral terhadap rancangan Peraturan Menteri tentang pembentukan BLUBalai Kesehatan Penerbangan
Penetapan Peraturan Menteri ten tang pembentukan dan BLU Balai Kesehatan Penerbangan
Sekretariat Direktorat J enderal Perhu bungan Udara, Balai Kesehatan Penerbangan
Strukturisasi tata Meningkatkan struktur tata guna guna pemanfaatan pemanfaatan ruang ruangudara udara
Jumlah kelompok keIjayang menangani struktur tata guna pemanfaatan ruangudara
Terbentuknya kelompok keIja sejumlah 25 kelompok di 25 bandara yang diusahakan
Pembentukan kelompok keIja dan pembuatan prosedur keberangkatan dan kedatangan pesawat udara di 4 (empat) bandar udaraAP. I
Pembentukan kelompok keIja dan pembuatan prosedur keberangkatan dan kedatangan pesawat udara di 13 (tiga belas) bandar udara AP. I dan AP. II
Direktorat Navigasi Penerbangan, Pr. Angkasa Pura I, Pr. Angkasa Pura II/LPPNPI
Pembentukan Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (PPNPI) terpisah dari penyelenggaraan bandar udara
Terbentuknya Proses Pembentukan Lembaga Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penyelenggara Penerbangan Pelayanan Navigasi Indonesia (PPNPI) Penerbangan Indonesia (PPNPI)
Penyatuan secara bertahap unit pelayanan navigasi penerbangan ke LPPNPI
LPPNPIsecara menyeluruh
Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Udaradan Direktorat Navigasi Penerbangan
Membentuk BLU Balai Kesehatan Penerbangan
Membentuk Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (PPNPI)
2
Peningkatan kineIja pelayanan navigasi dan komunikasi penerbangan karena: a. Kurangnya pemeliharaan peralatan navigasi dan komunikasi penerbangan b. Sistem serta Peralataan navigasi dan komunikasi penerbangan yang sudah tua. c. Kurangnya kapasitas pelayanan navigasi dan komunikasi penerbangan
Meningkatkan kineIja pelayanan navigasi dan komunikasi penerban~an melalui : a. Mening atkan pemeliharaan peralatan navigasi penerbangan melalui Perawatan sesuai dengan rekomendasi pabrik. b. Memperbaiki sistem, meremajakan peralatan navigasi penerbangan c. Meningkatkan kapasitas dan pelayanan navigasi penerbangan
Tingkat peremajaan sistem ~engaturan alu lintas penerbangan dan penerapan ADS-B
Peremajaan sistem pengaturan lalu lintas penerbangan wilayah barat dan timur 100 % dan penerapan ADS-B 100%
Sertifikasi bandar udara secara penuh sesuai dengan peraturan UU No. 1 Tentang Penerbangan
Melaksanakan sertifikasibandara secara penuh sesuai dengan peraturan UU No. 1 Tentang Penerbangan
Jumlah sertifikasi bandar udara
Terwujudnya sertifikasi bandar udara secara penuh (100%) pada bandara di seluruh Indonesia
Melaksanakan program peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan navigasi dan komunikasi penerbangan yaitu : a. Meremajakan sistem pengaturan lalu lintas penerbangan terutama yang melayani ruang udara di wilayah barat dan timur Indonesia (JAATSdan MAATS)75% b. Penerapan ADS-B75 % Melaksanakan sertifikasi bandar udara pada bandara di seluruh Indonesia (70%)
Melaksanakan program peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan navigasi dan komunikasi penerbangan yaitu : a Meremajakan sistem pengaturan lalu lintas penerbangan terutama yang melayani ruang udara di wilayah barat dan timur Indonesia (JAATSdan MAATS)100% b.Penerapan ADS-B 100%
Direktorat Navigasi Penerbangan Kementerian Perhu bungan
Melaksanakan sertifikasi bandar udara secara penuh pada bandara di seluruh Indonesia (100%)
Direktorat Bandar Udara
3
Peningkatan kuantitas dan rendahnya kualitas fasilitas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK)sesuai kategori bandar udara di seluruh Indonesia
Meningkatkan kuantitas dan kualitas fasilitas PKP-PK sesuai kategori bandar udara di seluruh Indonesia
Jumlah PKPPKyang handal
Terwujudnya fasilitas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan danPemadam Kebakaran (PKP-PK)yang berkualitas sesuai dengan persyaratan teknis mencapai 100%
Penyediaan dan pemeliharaan fasilitas PKP-PK yang handal sesuai kategori bandar udara di seluruh Indonesia mencapai 60%
Penyediaan dan pemeliharaan fasilitas PKP-PK yanghandal sesuai kategori bandar udara di seluruh Indonesia mencapai 100%
Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Udaradan Direktorat Kemanan Penerbanga, Badan Usaha Bandar Udara, Badan Usaha Bandar Udara daerah, Unit Penyelenggara Bandar Udara Daerah
4
Peningkatan kuantitas dan kualitas fasilitas bandar udara di seluruh Indonesia
Meningkatkan kuantitas dan kualitas fasilitas bandar udaradi seluruh Indonesia
Jumlah fasilitas bandar udara di seluruh Indonesia sesuai dengan standar dan ketentuan teknis operasional di seluruh Indonesia
Terwujudnya fasilitas Bandar Udara sesuai dengan standar dan ketentuan teknis operasional di seluruh Indonesia mencapai 100%
Penyediaan dan pemeliharaan fasilitas Bandar Udara sesuai dengan standar dan ketentuan teknis operasional di seluruh Indonesia mencapai 60%
Penyediaan dan pemeliharaan fasilitas Bandar Udara sesuai dengan standar dan ketentuan teknis operasional di seluruh Indonesia mencapai 100%
Setditjen Perhubungan Udara, Direktorat Bandar Udara, Badan Usaha Bandar Udara, Badan Usaha Bandar Udara daerah, Unit Penyelenggara Bandar Udara Daerah
1
Optimalisasi pemeriksaan kelaikudaraan pesawat udara yang berkelanjutan
Meningkatkan pemeriksaan kelaikudaraan dan ramp check pesawat udara
Frekuensi pemeriksaan kelaikudaraan dan ramp check pesawat udara
2
Peningkatan ketersediaan komponen suku cadangj spare part untuk mendukung operasi pesawat udara
Meningkatkan jumlah dan menurunkan harga suku cadanguntuk operasi pesawat udara
3
Implementasi Approach and Landing Accident Reduction (ALAR)Tool Kit pada pesawat udara
Mewajibkan operator pesawat udara untuk mengimplementasikan Approach and Landing Accident Reduction (ALAR)Tool Kit
Persentase tersedianya jumlah suku cadang dengan hargayang teIjangkau untuk mendukung operasi pesawat udara Jumlah implementasi Approach and Landing Accident Reduction (ALAR) Tool Kit
Terwujudnya pemeriksaan kelaikudaraan dan ramp check pesawat udara secara periodik satu kali semin Terpenuhinya 50% suku cadang untuk memenuhi kebutuhan perawatan pesawat
Melaksanakan pemeriksaan kelaikudaraan dan ramp check pesawat udara secara periodik (2 minggu sekali Terpenuhinya 30 % suku cadang untuk memenuhi kebutuhan perawatan pesawat
Operator yang mengimplen tasikan Approach and Landing Accident Reduction (ALAR)Tool Kit mencapai 100%.
Jumlah operator yang mengimplemen tasikan meningkat mencapai 100%
Melaksanakan pemeriksaan kelaikudaraan dan ramp check pesawat udara secara periodik (1 minggu sekali Terpenuhinya 50 % suku cadang untuk memenuh kebutuhan perawatan pesawat
Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara
Direktorat Kelaikan Udara & Pengoperasian Pesawat Udara
Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara
4
Pembatasan atau pengurangan pengoperasian pesawat udarayang menggunakan teknologi lama
Mengurangi secara bertahap pengoperasian pesawat udara dengan teknologi lama
Peningkatan kualitas dan kuantitas inspektur penerbangan dan personel penerbangan yang antar lain meliputi : ATC (AirTraffic Control) , pilot, investigator kecelakaan penerbangan, personel PKP-PK,Teknik Bandar Udara, Elektronika Bandar Udara, Listrik Bandar Udara,Mecanical Bandar Udara, AMCofficer, Personel Peralatan Pelayanan Darat Pesawat Udara, Personel Pemandu Parkir Pesawat Udara dan tenaga teknisi perawatan pesawat udara d sebagainya
f
Meningkatkan kualitas dan kuantitasinspektur penerbangan dan personel penerbangan yang antar lain meliputi : ATC (AirTraffic Control) , pilot, investigator kecelakaan penerbangan, personil PKP-PK, Teknik Bandar Udara, Elektronika Bandar Udara, Listrik Bandar Udara, Mecanical Bandar Udara, AMC officer, Personel Peralatan Pela anan
Jumlah penghapusan pengoperasian teknologi pesawat lama
Jumlah penyelenggara diklat mencapai 100%
Tern'Ujudnya penghapusan pengoperasian teknologi pesawat lama hinlZlZa100%
Pengurangan pesawat dengan teknologi lama 70%
Diklat inspektur penerbangan dan personel penerbangan yang antara lain meliputi : ATC (AirTraffic Control),pilot, investigator kecelakaan penerbangan, personil PKP-PK, Teknik Bandar Udara, Elektronika Bandar Udara, Listrik Bandar Udara, Mecanical Bandar Udara, AMC officer, Personel Pearalatan Pelayanan Darat Pesawat Udara,
Pengurangan pesawat dengan teknologi lama 100%
Melaksanakan diklat inspektur penerbangan dan personil penerbangan (70%)
Melaksanakan diklat inspektu penerbangan dan personil penerbangan (100%)
Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara
Kepala Pusat Pengembangan SDM
Perhubungan Udara, Sesditjen Hubud, Direktorat Navigasi Penerbangan, Direktorat Keamanan Penerbangan
Darat Pesawat Udara, Personel Pemandu Parkir Pesawat Udara dan tenaga teknisi perawatan pesawat udaradan sebagainya Peningkatan pengawasan kesehatan terhadap personil dibidang penerbangan terkait dengan penyalahgunaan narkoba.
Belum tersedianya penelitian secara khusus terkait penyebab kecelakaan pesawat udara
Meningkatkan pengawasan kesehatan terhadap personil dibidang penerbangan terkait dengan penyalahgunaan narkoba.
Melaksanakan penelitian secara khusus terkait dengan kecelakaan pesawat udara
Cakupan pengawasan kesehatan terhadap personil dibidang penerbangan terkait dengan penyalahgun narkoba
Cakupan penelitian secara khusus terkait dengan penyebab kecelakaan pesawat udara
Personel Pemandu Parkir Pesawat Udara dan tenaga teknisi perawatan pesawat udara sesuai dengan kebutuhan industri enerban an 100% Terwujudnya pengawasan kesehatan terhadap personil dibidang penerbangan terkait dengan penyalahgunaan narkoba di seluruh Indonesia hingga 100%
Tersusunnya laporan penelitian secara khusus dan terlaksananya pu blikasi hasil penelitian terkait dengan penyebab kecelakaan esawat udara
Balai elaksanakan elaksanakan Kesehatan ngawasan pengawasan esehatan kesehatan Penerbangan erhadap terhadap ersonil personil "bidang dibidang nerbangan penerbangan erkait dengan terkait dengan enyalahguna penyalahgun arkoba di narkoba di eluruh seluruh ndonesia 100% Indonesia 100%
Pelaksanaan penelitian secara khusus terkait dengan penyebab kecelakaan pesawat udara
Publikasi hasil penelitian terkait dengan penyebab kecelakaan pesawat udara
Pusat Litbang Perhubungan Udara
l.
Pelaksanaan Peraturan Menteri tentang perizinan penyelenggaraan sarana perkeretaapian umum
Menyempurnakan Peraturan Menteri tentang perizinan penyelenggaraan sarana perkeretaapian yang materinya memuat lzin usaha penyelenggaraan sarana perkeretaapian umum, lzin operasi penyelenggaraan sarana perkeretaapian umum sesuai dengan UU No 23 Tahun 2007 dan PP No 56 Tahun 2009
Proses penyelesaian Peraturan Menteri tentang perizinan penyelenggaraan sarana perkeretaapian umum.
Telah Terbitnya Permen Nomor Sosialisasi 31 tahun 2012 tentang (2 kali) & perizinan penyelenggaraan implementasi sarana perkeretaapian umum yang materinya memuat Izin usaha penyelenggaraan sarana perkeretaapian umum, lzin operasi penyelenggaraan sarana perkeretaapi~ umum.
Implementasi
SetditjenKA Dit. LLAKA
2.
Penyusunan persyaratan teknis dan tata cara pengoperasian kereta api di lintas reI bergigi
Menyusun Peraturan Menteri tentang Persyaratan Teknis dan tata cara pengoperasian kereta api di lintas reI bergigi
Proses penyelesaian pedoman tentang persyaratan teknis dan tata cara pengoperasian kereta api dilintas reI bergigi
Terbitnya Peraturan Menteri tentang persyaratan teknis dan tata cara pengoperasian kereta api di lintas reI bergigi
Implementasi
Setditjen KA Dit. LLAKA
Sosialisasi (2 kali) & implementasi
3.
Penyusunan Peraturan Menteri tentang perizinan penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum
Menyusun Peraturan Menteri tentang perizinan penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umumyang materinya memuat antara lain sebagai berikut: 1. Proses penetapan sebagai penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum; 2. Perjanjian penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum; 3. Izin usaha penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum; 4. Izin pembangunan prasarana penyelenggaraan perkeretaapian umum; 5. Izin operasi prasarana penyelenggaraan perkeretaapian umum;
Proses penyelesaian Terbitnya Peraturan Menteri Peraturan Menteri tentang perizinan tentang perizinan penyelenggaraan prasarana penyelenggaraan perkeretaapian umum prasarana perkeretaapian umum
Sosialisasi (2 kali) & implementasi
Implementasi
Setdi1jen KA Dit. Prasarana KA Dit. LLAKA
4.
Peningkatan Pembinaan perkeretaapian
Menyusun Peraturan Menteri ten tang pembinaan perkeretaapian
Proses penyelesaian Terbitnya Peraturan Menteri Peraturan Menteri tentang pembinaan tentang pembinaan perkeretaapian perkeretaapian yang meliputi pengaturan, pengendalian, pengawasan
Sosialisasi (2 kali) & implementasi
Implementasi
Setditjen KA
5.
Peningkatan fasilitas keselamatan pada perlintasan sebidang
Menyusun MoU antara Menteri Perhubungan dengan Menteri Dalam Negeri tentang perencanaan, pembangunan, pengadaan, pengoperasian, pemeliharaan, penghapusan dan peningkatan perlintasan sebidang antarajalur kereta api dengan jalan di daerah
Proses penyusunan MoUtentang perencanaan, pembangunan, pengadaan, pengoperasian, pemeliharaan, penghapusan dan peningkatan perlintasan sebidang antara jalur kereta api dengan j alan di daerah
Terbitnya MoUantara Menteri Perhubungan dengan Menteri Dalam Negeri tentang perencanaan, pembangunan, pengadaan, pengoperasian, pemeliharaan, penghapusan dan peningkatan perlintasan sebidang antarajalur kereta api dengan jalan di daerah
Sosialisasi dan Implementasi MoU
Implementasi
Dit.Prasarana Dit. Keselamatan KA Setditjen KA, Kemdagri
6.
Penertiban bangunan tanpa izin di sekitar jalur kereta api
Menertibkan bangunan tanpa izin disekitar jalur kereta api
Jumlah bangunan liar yang dibongkar
Penurunan jumlah bangunan liar di sekitar jalur kereta api yang mengganggu pandangan masinis di sepanjang lintas
Penertiban
Penertiban
60%
100%
Dit. Prasarana KA Dit. Keselamatan KA
(100%)
7.
Peningkatan pelaksanaan audit manajemen Keselamatan perkeretaapian
Melaksanakan Audit keselamatan perkeretaapian
Laporan audit keselamatan
Tersedianya laporan hasH audit keselamatan 2011-2013
Laporan audit keselamatan Perkeretaapiar tahun 2012
Laporan audit keselamatan sarana tahun 2013
Dit. Keselamatan KA, Dit.Prasaran, Dit.Sarana
8.
Peningkatan kelaikan Sarana clan prasarana perkeretaapian yang akan dioperasikan
Melakukan Pengujian (pertama clan berkala ) clan sertifJ.kasi sarana clan prasarana perkeretaapian
Tingkat Pelaksanaan pengujian (pertama clan berkala) serta sertifJ.kasisarana clan prasarana perkeretaapian
Tersediannya sarana clan prasarana perkeretaapian yang telah cliuji clan disertifJ.kasi sebanyak 100 %
Pengujian (pertama clan berkala) clan sertifJ.kasi prasarana& sarana perkeretaapiar (60%)
Pengujian (pertama clan berkala) sertifJ.kasi prasarana& sarana perkeretaapian (100 %)
Dit. Prasarana KA, Dit. Sarana KA Dit. Keselamatan KA Dit. LLAKA
9.
Melakukan Penyiapan Akreclitasi Lembaga rencana SertifJ.kasiPengujian Pembentukan Saranaclan clan Prasarana Pengembangan Perkeretaapian. Lembaga SertifJ.kasi Pengujian sarana clan prasarana Perkeretaapian
Jumlah Lembaga SertifJ.kasi Pengujian yang terakreditasi
Terbentuknya Lembaga SertifJ.kasisarana clan prasarana Perkeretaapian (masing-masing 2 lembaga)
Pengoperasian lembaga sertifJ.kasidi jawa (21embaga)
Pengoperasian Dit. Keselamatan lembaga sertifJ.kasidi KA sumatera (21embaga)
Pembentukan clan Pengembangan Unit Pengujian pertama clan berkala prasarana clan
Jumlah Unit Pengujian pertama clan berkala prasarana clan sarana
Terbentuk clan Tersedianya 1 unit Pengujian Pertama clan Berkala Sarana clan 1 unit Pengujian Pertama clan Berkala Prasarana
Terbentuk clan tersedianya lembaga penguiian
10. Penyiapan rencana Pembentukan clan Pengembangan
f
-
Dit. Keselamatan KA
Unit Pengujian pertamadan berkala prasarana dan sarana
sarana
perkeretaapian
Perkeretaapian
masingmasing 1 unit
11. Penyiapan rencana Pembentukan dan Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan penguji prasarana dan sarana
Meningkatkan Pembentukan dan Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Penguji prasarana dan sarana
Jumlah Lembaga Pendidikan dan Pelatihan penguji prasarana dan sarana
Terbentuknya jumlah lembaga pendidikan dan pelatihan Penguji prasarana dan sarana yang mempunyai kompetensi sebanyak 3 (tiga) lembaga
Terbentuk 1 (satu) lembaga
Terbentuk 1 (satu) lembaga
Dit. Keselamatan KA
Penyusunan peraturan ten tang standar spesifikasi teknis sarana perkeretaapian
Menyusun Peraturan Menteri ten tang standar spesifikasi teknis sarana perkeretaapian
Proses penyelesaian Terbitnya Peraturan Menteri Peraturan Menteri ten tang standar spesifikasi tentang standar teknis sarana perkeretaapian spesifikasi teknis sarana kereta api sesuai UU No 23 tahun 2007
Final untuk Peraturan Menteri tentang standar spesifikasi teknis kereta gantung dan monorei
Final untuk Peraturan Menteri tentang standar spesifikasi teknis lokomotif uap
Dit. Sarana KA
Sosialisasi di bidang perkeretaapian
1. Sosialisasi peraturan perundangundangan di bidang
12
, 13
1. Frekuensi Pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-
1. Terselenggaranya sosialisasi 1. Sosialisasi di sumatera peraturan perundang1 kali, jawa undangan di bidang perkeretaapian yang meliputi 1 kali, Sulawesi 1 jawa dan sumatera (12 kali)
1. Sosialisasi di sumatera 1 kali, jawa 1 kali, Sulawesi 1
Setditjen KA, Dit. Keselamatan KA,Dit. Keselamatan
perkeretaapian 2. Sosialisasi di bidang keselamatan 3. Sosialisasi keselamatan di bidang perkeretaapian 4. Sosialisasi kampanye keselamatan 5. Peningkatan bimbingan teknis Pemerintah Daerah
undangan di bidang perkeretaapian ~. Pelaksanaan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga kondisi sarana dan prasarana demi keselamatan bersama dan jumlah laporan sosialisasi ~. Frekuensi Pelaksanaan sosialisasi
14. Frekuensi Pelaksanaan sosialisasi kampanye keselamatan
Is. Frekuensi bimbingan teknis Pemerintah Daerah
2. Pelaksanaan sosialisasi kepada masyarakat (12 kali)
kali, Kalimantan 1 kali
kali, kalimantan 1 kali
2. Laporan 3. Terselenggaranya sosialisasi 2. Laporan sosialisasi sosialisasi keselamatan perkeretaapian tahun 2013 tahun 2014 (12 kali) (4 kali) (4 kali) 4. Terselenggaranya sosialisasi 3. Sosialisasi 3. Sosialisasi keselamatan perkeretaapian keselamatan keselamatan (12 kali) perkeretaapi perkeretaapi an 2 kali di an 2 kali di 5. Terlaksananya bimbingan jawa dan 2 jawadan 2 teknis Pemerintah Daerah kalidi kalidi (6 kali) sumatera sumatera 4. Sosialisasi
keselamatan perkeretaapi an 2 kali di jawa dan 2 kali di sumatera
4. Sosialisasi keselamatan perkeretaapi an 2 kali di jawadan 2 kali di sumatera
5. Pelaksanaan 5. Pelaksanaan bimbingan bimbingan teknis 6 teknis 6 Provinsi Provinsi
KA,Operator, Kepolisian, Pemda
l.
Peningkatan jalur kereta api
2. Peningkatan prasarana bangunan dan jembatan perkeretaapian
3. Peningkatan persinyalan mekanik menj adi elektrik 4.
Peningkatan sistem untuk telekomunikasi Fa (Fiber Optic)
Meningkatkan kelaikan jalur kereta api (penggantian reI, balas, bantalan, wessel, dIl)
Jumlah jalan reI, balas, bantalan, wessel, d11yang direhabilitasi
Meningkatnya jumlah jalan reI, balas, bantalan, wessel d11yang layak operasi sebanyak 100%.
Meningkat
Meningkat
60%
100%
Melakukan peningkatan dan rehabilitasi prasarana bangunan dan jembatan perkeretaapian (jembatan, terowongan, gorong-gorong)
Jumlah prasarana bangunan dan jembatan (jembatan, terowongan, gorong- gorong) yangdi rehabilitasi.
Meningkatnya jumlah prasarana (jembatan, terowongan dan goronggorong) yang layak operasi
Meningkat 60%
Meningkat
Meningkatkan persinyalan mekanik menjadi elektrik
Tingkat pemasangan persinyalan elektrik
Meningkatnya Jumlah pemasangan persinyalan elektrik 100 %
Pemasangan sinyal elektrik . sebanyak 60%
Pemasangan sinyal e1ektrik sebanyak
Memasang sistem telekomunikasi Fa dan penggantian saluran kawat udara men· adi kabel Fa
Tingkat pemasangan sistem telekomunikasi
Jumlah pemasangan sistem telekomunikasi FO 100 %
Pemasangan sistem telekomunikasi
Pemasangan sistem Dit. telekomunikasi Fa Prasarana (Fiber Optic) KA sebanyak 100%
Fa (Fiber Optic)
100%
Fa (Fiber Optic) sebanyak 60%
100%
Dit. Prasarana KA
Dit. Prasarana KA
Dit. Prasarana KA
5.
Peremajaan Gardu listrik dan jaringan LAA (Listrik Aliran Atas) di Jabodetabek sudah melebihi umur teknis dan ekonomisnya (20 thn)
Melakukan rehabilitasi gardu listrik dan penambahan catu daya serta penggantian kabel jaringan LAA
Terlaksananya rehabilitasi gardu listrik, bertambahnya catu daya dan jaringan LAA lookoperasi di Jabodetabek
Rehabilitasi gardu listrik, bertambahnya catu daya dan jaringan LAAlook operasi di Jabodetabek
Peremajaan & Peremajaa& peningkatan catu peningkatan catu daya gardu listrik daya gardu listrik ManggarOO-Bekasi Tanah AbangSerpong& perencanaan lintas Duri-Tanggerang dan lingkar Jakarta
Dit. Prasarana KA
6.
Peningkatan inspeksi
Melaksanakan inspeksi (random check) terhadap prasarana perkeretaapian
Frekuensi inspeksi prasarana perkeretaapian
Terlaksananya inspeksi (random check) sebanyak 100 kali
Terlaksana 60%
Terlaksana 100%
Dit. Keselamatan KA
Jumlah Jalan reI yang lulus uji dan tersertifikasi 100%
Dit. Prasarana KA
(random check)
prasarana jalan reI 7.
Peningkatan dan optimalisasi sertifikasi untuk kelOOkan prasaran
Melaksanakan sertifikasi kelOOkan prasarana
Jumlah prasarana perkeretaapian yang di sertifikasi
Meningkatnya jumlah prasarana jalan reI yang lulus uji dan disertifikasi sesuOOdengan standar teknis sebanyak 100%
Jumlah Jalan reI yang lulus uji dan tersertifikasi 60%
8.
Identifikasi daerah rawan kecelakaan kereta api.
Melaksanakan identifikasi daerah rawan kecelakaan kereta api
Luasan daerah rawan kecelakaan kereta api yang di identifikasi.
Identifikasi daerah rawan kecelakaan sebesar 100 %
Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan 70 %
9.
Peningkatan pemasangan Rambuj semboyan KA pada perlintasan sebidang resmi
Melengkapi rambujsemboyan KApada perlintasan sebidang resmi
Jumlah rambuj semboyan KA pada perlintasan sebidang resmi
Jumlah rambuj semboyan di perlintasan sebidang resmi yang memenuhi persyaratan teknis terpenuhi 100 %
Implementasi perbOOkan rambuj semboyan 70 %
f
Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan 100%
Implementasi perbOOkan rambuj semboyan 100%
Dit. PrasaranaKA Oit. Keselamatan KA Dit.Prasarana Dit. Keselamatan, Oit. LLAKA Dit;jenHudat
10. Peningkatan perlintasan sebidang resmi yang tidak berpintu
Memasang pintu perlintasan pada perlintasan sebidang resmi dan menutup perlintasan liar melalui keIjasama dengan Pemda dalam penyediaan dana untuk pembangunan, pengoperasian dan perawatan
Jumlah pintu perlintasan sebidang resmi dan penutupan perlintasan liar
Pemasangan pintu perlintasan pada perlintasan sebidang resmi sebanyak 20 unit dan penutupan perlintasan sebidang liar sebanyak 618 unit
Pemasangan pintu sebanyak 10 unit dan penutupan perlintasan liar sebanyak 300 unit.
Pemasangan pintu sebanyak 10 unit dan penutupan perlintasan liar sebanyak 318 unit.
Dit. Prasarana KA
11. Peningkatan pengawasan sistem Manajemen perawatan peralatan prasarana KA
Melakukan Evaluasi dan monitoring sistem manajemen perawatan peralatan prasarana KA
Laporan hasH evaluasi dan monitoring perawatan peralatan prasarana kereta api
Terlaksananya monitoring dan evaluasi sistem manajemen perawatan peralatan prasarana kereta api
Evaluasi dan monitoring perawatan peralatan KA tahun 2012
Evaluasi dan monitoring perawatan peralatan KA tahun 2013
Dit. Prasarana KA
12. Peningkatan perlintasan sebidang rawan kecelakaan
Membangun perlintasan tidak sebidang
Jumlah perlintasan tidak sebidang yang terbangun
Pembangunan perlintasan tidak sebidang 100 % dari jumlah perlintasan sebidang
Pembangunan Perlintasan tidak sebidang 60 % darijumlah perlintasan sebidang
Pembangunan Dit. Perlintasan tidak Prasarana sebidang 100 % dari KA jumlah perlintasan sebidang
Dit. Prasarana KA
13. Peningkatan fasilitas keselamatan di perlintasan sebidang
Meningkatkan fasilitas keselamatan di perlintasan sebidang
Jumlah fasilitas keselamatan di perlintasan sebidang
Pemasangan fasilitas keselamatan di perlintasan sebidang (100 %)
Pemasangan fasilitas keselamatan di 70 % perlintasan sebidang
Pemasangan fasilitas keselamatan di 100 % perlintasan sebidang
14. Peningkatan peralatan uji kelaikan prasarana
Peningkatan peralatan uji kelaikan prasarana
Tersedianya peralatan uji kelaikan prasarana
Penggunaan peralatan uji kelaikan prasarana
Pengadaan peralatan uji 1 set
Pengadaan peralatar Dit. Prasarana uji 1 set
Penyusunan Peratur Menteri tentang Spesifikasi teknis peralatan pengamanan peIjalanan kereta api otomatis ATP (automatic train protection)
f
Menyusun Peraturan Menteri tentang standar spesifikasi teknis ATP(automatic train protection)
Proses penyelesaian Peraturan Menteri ten tang standar spesifikasi teknis ATP (automatic train protection)
Terbitnya Peraturan Menteri tentang standar spesifikasi teknis ATP(automatic train protection)
Sosialisasi dan Implementasi
Dit Keselamatan KA,Setditjen KA
2.
Peningkatan - sarana khusus MTT (Mechanic Tie Tammper)
3. Peningkatan kualitas dan kuantitas peralatan uji kelaikan sarana
Menyediakan /pengadaan kebutuhan MTT
Jumlah kebutuhan MTT(Mechanic Tie Tammper)
Terpenuhinya Kebutuhan MTT (1 unit)
Pengadaan jumlah peralatan uji kelaikan sarana
Jumlah peralatan uji kelaikan sarana
Pengadaan peralatan uji kelaikan sarana
Pengadaan 1 paket alat uji dinamis
Pengadaan 1 paket alat uji statis
Dit. Sarana
Pengadaan 155 lokomotif, 750 kereta, 1600 gerbong
Dit. Sarana KA,Operator KA
-
Pengadaan 1 Unit
Dit. Sarana, Dit. Keselarnatan
(Mechanic Tie Tammper)
4.
Pengadaan lokomotif, kereta dan gerbong untuk sebagian lokomotif, kereta dan gerbong yang sudah melebihi batas umur teknis dan ekonomisnya (>40thn)
Mengadakan dan memodifikasi lokomotif, kereta dan gerbong
Jumlah lokomotif, kereta dan gerbong
Pengadaan lokomotif 460 unit, kereta 2250 unit, gerbong 4800 unit
Pengadaan 155 lokomotif, 750 kereta, 1600 gerbong
5.
Pengadaan jumlah kereta NR/ kcreta penolong
Menyediakan / Pengadaan kereta NR / kereta penolong
Jumlah kereta NR / kereta penolong
Meningkatnya jumlah ketersediaan kereta NR / kereta penolong sebanyak 1 rangkaian.
-
Pengadaan KeretaNR sebanyak 1 rangkaian
Dit. Sarana KA
6.
Pcngadaan jumlah kereta inspeksi
Menyediakan / Pengadaan kereta inspeksi
Jumlah kereta inspeksi
Meningkatnya jumlah ketersediaan kereta inspeksi sebanyak 1 rangkaian.
-
Pengadaan kereta inspeksi sebanyak 1 rangkaian
Dit. Sarana KA
l.
Penyiapan Pembentukan BalOO Perkeretaapian
Pembentukan BalOO Jumlah BalOO Perkeretaapian Perkeretaapian
Tersedianya BalOO Perkeretaapian sebanyak 4 balOO
Terbangun 2 balOO
Terbangun 2 balOO
Setditjen KA
2.
Pelaksanaan diklat untuk tenaga auditor perkeretaapian di lingkungan regulator
Menyediakan kebutuhan tenaga auditor perkeretaapian
Jumlah tenaga auditor
Terlaksananya diklat tenaga auditor sebanyak 60 orang
Pelaksanaan diklat 20 orang
Pelaksanaan diklat 20 orang
Setditjen KA
3.
Pelaksanaan diklat tenaga penjaga pintu perlintasan
Menyediakan kebutuhan tenaga penjaga perlintasan kereta api book pemerintah maupun swasta yang bersertifikat
Jumlah tenaga penjaga pintu perlintasan yang di didik dan dilatih
Bertambahnya Jumlahtenaga penjaga pintu perlintasan yang bersertifikat sebanyak 150 orang
Pelaksanaan diklat 50 orang
Pelaksanaan diklat 50 orang
Setditjen KA
4.
Penertiban penumpang kereta apiyang membahayakan keselamatan peIjalanan kereta api
Melakukan Jumlah Penertiban penertiban penumpang kereta penumpang kereta apiyang membahayakan apiyang membahayakan keselamatan keselamatan peIjalanan kereta api
Terwujudnya penegakan hukum (implementasi sanksi) sebesar 100%.
Impelementasi sanksi sebesar 90%
Impelementasi Oit. Keselamatan sanksi sebes 100% KA
5.
Penegakan hukum terhadap pelanggaraan UU perkeretaapian dan UU pidana umum
Melakukan penegakan hukum kepada pelanggaran peraturan sesuai dengan UU pidana umumdan UU Perkeretaapian
Menurunnya Jumlah aksi vandalisme, pengerusakan dan pencurian
6.
Peningkatan kompetensi 80M Perkeretaapian yang mengoperasikan prasarana clan sarana perkeretaapian
Melakukan pengujian serta sertifikasi awak sarana clan petugas pengoperasian prasarana perkeretaapian clengan menggunakan simulator
7.
Peningkatan kompetensi teknis tenaga penguji sarana,prasarana clan 80M perkeretaapian
Melakukan bimbingan teknis tenaga penguji sarana, prasarana clan 80M perkeretaapian
Terwujudnya implementasi sanksi sebesar90%
Impelementasi sanksi 60%
implementasi sanksi 90%
Oit. Keselamatan KA
Jumlah awak Tersedianya awak sarana dan petugas sarana clan petugas pengoperasian pengoperasian prasarana prasarana perkeretaapian yang perkeretaapian yang diuji clan telah diuji dan disertifikasi disertifikasi sebanyak 120 orang
Pengujian dan sertifikasi sebanyak 40 orang
Pengujian clan sertifikasi sebanyak 40 orang
Oit. Keselamatan KA
Jumlah tenaga penguji sarana, prasarana dan 80M perkeretaapian yang berkompeten
Bimbingan teknis kepacla 20 orang
Bimbingan teknis kepacla20 orang
Dit. Keselamatan KA
Tersedianya tenaga penguji sarana, prasarana dan 80M perkeretaapian yang berkompeten sebanyak 60 orang
Peningkatan fasilitas peralatan penanganan kecelakaan kereta api
Menyediakan / pengadaan peralatan penanganan kecelakaan KA
Jumlah peralatan penanganan kecelakaan kereta api
Tersedianya peralatan penanganan kecelakaan kereta api (100%)
Pemenuhan kebutuhan
Penyusunan Peraturan Menteri ten tang pedoman tanggap darurat
Menyusun Peraturan Menteri tentang pedoman tanggap darurat
Proses penyelesaian Peraturan Menteri ten tang pedoman tanggap darurat
Terwujudnya Peraturan Menteri tentang pedoman tanggap darurat
50%
Pemenuhan kebutuhan 100%
Dit. Keselamatan Ditjen Perkeretaapian
Sosialisasi & implementasi
Sosialisasi & implementasi
Dit. Keselamatan Ditjen Perkeretaapian
3.
Peningkatan sistem pelaporan kecelakaan kereta api
Membuat sistem informasi tanggap darurat
Prosesterbentuknya sistem informasi tanggap darurat
Terwujudnya sistem informasi kecelakaan kereta apt secara cepat
Pemenuhan kebutuhan sistem informasi
Monitoring dan evaluasi
Dit. Keselamatan Ditjen Perkeretaapian
4.
Penanganan kecelakaan kereta api
Membentuk tim tanggap darurat
Jumlah tim tanggap darurat (f1ying gang)
Terbentuknya 6 tim tanggap darurat
Terbentuk4 tim tanggap darurat
Terbentuk 2 tim tanggap darurat
Oit. LLAKA Oitjen Perkeretaapian
(f1ying gang)
MENTER!PERHUBUNGAN REPUBLIKINDONESIA,
Salinan sesuai deng Kepala Biro Hukum
UMAR RIS, SH, MM, MH Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19630220 198903 1 001