MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 55 TAHUN 2009
RENCANA INDUK TERMINAL KHUSUS PERTAMBANGAN BATUBARA PT. ARUTMIN INDONESIA DI TANJUNG PEMANCINGAN KABUPATEN KOTABARU, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA MENTERIPERHUBUNGAN, 1.
surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor BX.307/PU 60 tanggal 19 Juni 2008 tentang Penetapan Rencana Induk Terminal Khusus Pertambangan Batubara PT. Arutmin Indonesia di Tanjung Pemancingan, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan;
2.
surat Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 551/001782/Eko tanggal 17 Desember 2008 perihal Kesesuaian Lokasi Pelabuhan Khusus PT. Arutmin Indonesia dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Prov Kal.Sel;
3.
surat Bupati Kotabaru Nomor 552.3/271/Dishub tanggal 30 Mei 2008 perihal Rekomendasi Hencana Induk Pelsus PT. Arutmin Indonesia di Tg. Pemancingan Kotabaru;
a.
bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan serta Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 55 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Pelabuhan Khusus, diatur bahwa untuk kepentingan pengelolaan Pelabuhan Khu$us, pengelola Pelabuhan Khusus wajib menyusun Rencana Induk Terminal Khusus pada lokasi yang telah ditetapkan;
b.
bahwa Rencana Induk Terminal Khusus sebagaimana dimaksud dalam huruf a, ditetapkan oleh Menteri Perhubungan setelah mendapat rekomendasi dari gubernur dan bupati/walikota; 1
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Rencana Induk Terminal Khusus Pertambangan Batubara PT. Arutmin Indonesia Oi Tanjung Pemancingan Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan;
1.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Oaerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
2.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);
3.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4849);
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2000 tentang Kenavigasian (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 160, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4001);
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Nomor4145);
6.
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008;
7.
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 55 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Pelabuhan Khusus;
8.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 43 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Oepartemen Perhubungan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 20 Tahun 2008;
9.
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 2006 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Oepartemen Perhubungan;
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG RENCANA INDUK TERMINAL KHUSUS PERTAMBANGAN BATUBARA PT. ARUTMIN INDONESIA 01 TANJUNG PEMANCINGAN KABUPATEN KOTABARU, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN.
1.
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.
2.
Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu Iintas kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahan intra-dan/atau antarmoda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah.
3.
Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar dan tempat kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan naik turun penumpang, dan/atau tempat bongkar muat barang.
4.
Terminal Khusus adalah terminal yang terletak di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
5.
Rencana Induk Pelabuhan adalah pengaturan ruang pelabuhan berupa peruntukan rencana tata guna tanah dan perairan di Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan.
6.
Rencana Tapak adalah proses lanjut dari rencana induk yang mencakup rancangan tata letak pelabuhan yang bersifat teknis dan konseptual, perpetakan setiap fungsi lahan, perletakan masa bangunan dan rencana teknis dari setiap elemennya yang dilengkapi dengan konsepsi teknis dari bangunan, fasilitas dan prasarananya.
7.
Rencana Teknis Terinci adalah penjabaran secara rinci dari rencana tapak sebagaimana dasar kegiatan pembangunan pelabuhan laut yang mencakup gambar dan spesifikasi teknis bangunan, fasilitas dan prasarana termasuk struktur bangunan dan bahannya.
(1)
Untuk menyelenggarakan kegiatan kepelabuhanan pada Terminal Khusus pertambangan batubara PT. Arutmin Indonesia yang meliputi pelaksanaan kegiatan operasional dan pengembangan sesuai Rencana Induk Terminal Khusus, dibutuhkan wilayah daratan seluas 69,3 Ha dan areal perairan seluas 1.818,5 Ha.
(2)
Kebutuhan areal perairan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk rencana peruntukan penyediaan kegiatan: a. sandar kapal seluas 11,8 Ha; b. alur penghubung antardermaga dan kolam putar seluas 337,5 Ha c. alur pelayaran masuklkeluar pelabuhan seluas 1.214,2 Ha; d. labuh kapal General Cargo dan curah kering seluas 255 Ha.
Batas kebutuhan wilayah daratan dan wilayah perairan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), digambarkan oleh garis yang menghubungkan titik-titik koordinat sebagaimana tercantum dalam Dokumen Lampiran Peraturan ini.
(1)
Rencana pembangunan dan pengembangan fasilitas Terminal Khusus pertambangan batubara PT. Arutmin Indonesia untuk memenuhi kebutuhan kegiatan kepelabuhanan, sebagai berikut : a. tahap I, jangka pendek, dari tahun 2009 s.d 2013; b. tahap II, jangka menengah, dari tahun 2009 s.d 2018; c. tahap III, jangka panjang, dari tahun 2009 s.d 2028. dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Dokumen Peraturan ini.
Lampiran
(2)
Fasilitas terminal yang direncanakan untuk dibangun dan dikembangkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagaimana tercantum dalam Dokumen Lampiran Peraturan ini.
Rencana Tapak dan Rancangan Teknik Terinci untuk pelaksanaan pembangunan dan pengembangan fasilitas terminal disahkan oleh Direktur Jenderal.
Pembangunan dan pengembangan fasilitas terminal dilaksanakan dengan mempertimbangkan prioritas kebutuhan dan kemampuan pendanaan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pelaksanaan pembangunan dan pengembangan terminal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, wajib dilakukan dengan memperhatikan aspek Iingkungan, didahului dengan studi lingkungan.
Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan untuk kegiatan kepelabuhanan dan kegiatan pengembangan Terminal Khusus pertambangan batubara PT. Arutmin Indonesia sebagaimana tercantum dalam Dokumen Lampiran Peraturan ini.
Dalam hal penggunaan dan pemanfaatan lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 hendak dilakukan pada areal yang dikuasai pihak lain pemanfaatannya harus didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ditetapkan di Pada Tanggal
JAKARTA 24 Agustus 2009
1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 3. Menteri Keuangan; 4. Menteri Dalam Negeri; 5. Menteri Hukum dan HAM; 6. Menteri Perindustrian; 7. Menteri Perdagangan; 8. Menteri Kelautan dan Perikanan; 9. Menteri Pekerjaan Umum; 10. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral; 11. Menteri Negara BUMN; 12. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan NasionallKepala Bappenas; 13. Sekretaris Jenderal, lnspektur Jenderal, Direktur Jenderal Perhubungan Laut dan Kepala Badan Litbang Perhubungan; 14. Gubernur Kalimantan Selatan; 15. Bupati Kotabaru; 16. Administrator Pelabuhan Kotabaru; 17. Direksi PT. Arutmin Indonesia.
1 2
3
4
5
6
PENDAHULUAN 1 TINJAUAN MAKRO , 3 2.1 Posisi Strategis Provinsi Kalimantan Selatan 3 2.2 Kabupaten Kotabaru 7 2.3 Kebutuhan, Tantangan, dan Peluang Bagi Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Kotabaru 7 ARAHAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALSEL, KABUPATEN KOTABARU, DAN PELSUS BATUBARA NORTH PULAU LAUT COAL TERMINAL (NPLCT) PT ARUTMIN INDONESiA 9 3.1 Tinjauan Kebijakan RTRW Kelautan Nasional.. 9 3.2 Tinjauan Kebijakan RTRW Nasional (PP No. 47 Ta.hun 1997) ; 9 3.3 Tinjauan Kebijakan RTRW Pulau Kalimantan dan RTRW Provinsi Kalimantan Selatan 9 3.4 Tinjauan Kebijakan RTRW Kabupaten Kotabaru 12 3.5 Tinjauan Kebijakan Kawasan Terminal Khusus \3atu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesia ..: 12 3.6 Rencana Transportasi Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Kotabaru 15 3.6.1 TransportasiDarat 15 3.6.2 Transportasi Sungai dan Laut 15 KONDISI EKSISTING 17 4.1 Gambaran Umum PT. Arutmin Indonesia 17 4.2 Gambaran Lokasi Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT. Arutmin Indonesia 18 4.2.1 Hidro Oseanografi 18 4.2.2 Hidroklimatologi ../ 19 4.2.3 Geoteknik 19 4.2.4 Alur Pelayaran 19 4.3 Kondisi Existing Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut (NPLCT) PT Arutmin Indonesia 20 4.3.1 Daya Dukung Sumberdaya Manusia 22 4.3.2 Kegiatan Pelaksanaan Upaya Keselamatan Pelayaran 22 4.3.3 Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) 23 4.3.4 Program Community Development dan Pengelolaan Lingkungan 23 4.3.5 Kemampuan Pengelolaan Pelabuhan Terminal Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT. Arutmin Indonesia 24 TERMINAL KHUSUS BATU BARA NORTH PULAU LAUT COAL TERMINAL (NPLCT) PT. ARUTMIN INDONESIA SEBAGAI SUATU KEBERADAAN 26 5.1 Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) 26 PT Arutmin Indonesia dalam Konteks Tata Ruang Makro (Nasional-Pulau-Provinsi) 26 5.2 Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) 26 PT Arutmin Indonesia dalam Konteks Tata Ruang Kabupaten Kotabaru 26 RENCANA INDUK ; 28 6.2 Kapasitas Produksi PT. Arutmin Indonesia 28 6.3 Kapal Curah dan Tongkang PT. Arutmin Indonesia 28 6.4 Proyeksi Produksi Batubara Jangka Pendek, Jangka Menengah, dan Jangka Panjang 28 6.5 Arus Lalu Lintas Kapal Curah dan Tongkang Jangka Pendek, Jangka Menengah, dan Jangka Panjang 29 6.6 Kebutuhan Jumlah Dermaga Jangka Pendek, Jangka Menengah, dan Jangka Panjang 29
6.7 Alur dan Zonasi Pelayaran 6.8 Pengembangan Fasilitas 6.9 Fasilitas Terminal Khusus Batubara North Pulau Laut Coal Terminal Arutmin Indonesia 6.11 North Pulau Coal Terminal (NPLCT) Sebagai Terminal Khusus
29 32 (NPLCT) PT 32 40
gambar 1.Potensi Cadangan Batubara PT Arutmin Indonesia .........•.•.........•.•... : 1 gambar 2 Pulau Kalimantan dengan Sebaran Pelabuhannya (Pelabuhan pertanda hngkar merah) .................................................•.••.•....................................... 4 gambar 3. Peta Witayah Sungai di Provinsi Kalimantan Selatan .•..•.•........•...•.•..•..•...... 6 Gambar 4 Peta Arahan Pemanfaatan Ruang Pulau Kalimantan ....•..•............•............. 10 gambar 5 Profil RTRW Kalsel ...................................•.....•.........•.....................• 11 gambar 6 Profit RTRW Kotabaru .•..................•................................•....•............ 13 gambar 7 Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Kotabar •......... : •.•.. : .....•..•.... : .•.....•.... :.14 gambar 8. Perbandingan Karyawan Lokal, Non-Lokal, dan Asmg dl PT. Arutmm IndonesIa 17 gambar 9. Alur Pelayaran Pelabuhan Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) .....................................•........................•.•.•............••.•.•...... 21 gambar 10. Rona Lingkungan Tanjung Pemandngan Sebelum Dibangun Terminal Khusus Batu Bara NPLCT PT Arutmin Indonesia ••.....•..•......•.•.•........•...................... 24 gambar 11. Rona Lingkungan Tanjung Pemandngan Sesudah Dibangun Terminal Khusus Batu Bara NPLCT PT Arutmin Indonesia •..•.•...•........••..........•.......•.•..........•. 24 gambar 12. Aliran Produksi Batubara PT Arutmin Indonesia .•....................•.•.......•.•.. 28 gambar 13. Zonasi perairan dermaga tongkang .•.....•............•.........•..................... 31 gambar 15. Bagan Alir Penanganan Batubara di Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesia ......•...•.......•...•.••..••.......... 33 gambar 16. Tata Guna Sisi Laut Dermaga Kapal Curah Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesia .........•............•......... 34 gambar 1. Rencana Pengembangan Jangka Pendek (2009 - 2013) di Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin, Indonesia ................................•............................................................................ 37
c,
gambar 18. Rencana Pengembangan Jangka Menengah (2014 - 2018) di Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesia 38
Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
gambar 19. Rencana Pengembangan Jangka Panjang (2019 - 2028) di Terminal Khusus Batubara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesia Error! Bookmark not defined.
Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
1 Potensi Bahan Tambang/Galian di Provinsi Kalimantan Selatan .........•.........•.. 3 2 Produksi Minyak dan Gas Alam •.•....••..................•........................•.•...•... 3 3 Potensi Sektor Perikanan dan Kelautan di Provinsi Kalimantan Selatan .•.........•. 5 4 Produksi Perikanan menu rut Kabupaten/Kota dan Sub Sektor Tahun 2007 •.•.•... 5 5 Proyeksi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2007·2010 (Dalam Ribuan) ..•.•......................•..•..•...•...•.................•....................•... 7 6. Banyaknya Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2006 ...•.•..........•.......................•....•...............................•.•. 7 7 Kawasan Andalan Provinsi Kalimantan Selatan ..••..•.............•.•....•.......•...•... 7 8. Rencana Pengembangan Kawasan Andalan di Provinsi Kalimantan Selatan •.•..•.. 9 9. Rencana Pengembangan Kawasan Andalan di Provinsi Kalimantan Selatan Versi PP Pengganti PP No. 47 Tahun 1997 ....••...................................•........•....... 9 10. Pola Pemanfaatan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan ...••.......•....... : ..•...... 12 11. Jalur Jalan di Kalimantan Selatan ..•.................•.......•..................••...•.. 15 12. Panjang Jalan, Propinsi, dan Kabupaten .•....................•.............•.....•.•.• 15 13 Konsep Pengembangan Sistem Jaringan Jalan Raya .•.........••......•....•...•...•.• 15 14. Ringkasan Cadangan Batubara PT Arutmin Indonesia hingga September 2007 (unit juta ton) ...•........•.......•.•.....................•.•...••.•..•.......•................•.. 17 15. Daya Dukung Karyawan PT. Arutmin Indonesia ••..•......................•.•..•...•.. 17 16. Distribusi Karyawan per Hirarki Organisasi PT. Arutmin Indonesia .....•....•..•.. 18 17. SBNP sekitar NPLCT yang Dibangun dan Dirawat oleh PT Arutmin Indonesia .••. 23 18. Rencana Anggaran Program Community Development tahun 2007 ...•.....•...•.. 24 19. Pertimbangan Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesia dalam Konteks Tata Ruang Makro ...............•...•.. 26 20. Arahan Pengembangan Komponen Guna Lahan di Sekitar Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesia .......•.....•.•.. 27 21. Kapal Curah dan Tongkang yang Berkunjung ke Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesia ..•.•.•.......•.•.•.•.....•....• 28 22. Proyeksi Produksi Batubara PT Arutmin Indonesia Jangka Pendek, Jangka Menengah, dan Jangka Panjang .......................•..•.•.......•.........••......•.....•.. 28 23. Arus Lalu Lintas Kapal Curah .................•..................•...............•.•...•.. 29 24. Arus Lalu Lintas Tongkang ...........•.........•.....•.•..................•.......••...•.. 29 25. Spesifikasi Conveyor pad a Terminal PT Arutmin Indonesia .•.......•............•.. 33 26. Rencana Optimalisasi Fasilitas Terminal PT Arutmin Indonesia ..........•..•.•.•.. 36 27. Identifikasi Dampak dan Upaya Penanggulangannya .................•............•.. 43
ii
I
pelabuhan utama PT. Arutmin Indonesia, dengan kapasitas pengiriman batubara sebesar 14 juta MT batubara per tahun.
Sebagai gambaran akivitas pelabuhan, North Pulau Laut
Coal Terminal (NPLCT) dalam satu tahun menangani sekitar 160 kapal dan 1700 tongkang. PT. Arutmin Indonesia merupakan salah satu perusahaan penghasil dan pengekspor utama batubara di Indonesia, dan terkemuka di Kalimantan Selatan.
Pada tahun 2004, produksi
nasional tercatat sebesar lebih dari 132 juta metrik ton (MT) dengan total yang diekspor adalah hampir sebesar 94 juta MT. PT. Arutmin Indonesia bersama tiga perusahaan besar lain (Adaro Indonesia, Kaltim Prima Coal, and Kideco Jaya Agung) berkontribusi sekitar 60% dalam hal produksi dan ekspor batubara Indonesia. Perlu dicatat bahwa permintaan batubara nasional dan intemasional
akan terus naik seiring dengan kebutuhan konsumsi
energi. Tingkat pertumbuhan kebutuhan dalam negeri dalam jangka panjang diperkirakan berkisar 4.7%/tahun, dua sampai empat kali lipat tingkat pertumbuhan sumber energi lainnya. Secara internasional,
kebutuhan batubara di negara-negara Asia seperti Jepang,
Taiwan, Hongkong, Malaysia, dan Korea Selatan cenderung meningkat.
Dengan demikian,
peluang Indonesia dalam mengekspor batubara terutama untuk pasar Asia terbuka cukup lebar,
termasuk
di dalamnya
peluang bagi PT. Arutmin
Indonesia dimana kualitas
batubaranya juga semakin diakui secara internasional.
Sesudah 17 tahun beroperasi, peran strategis PT. Arutmin Indonesia semakin nyata, tidak hanya dalam lingkup regional tapi juga nasional. Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan PT. Arutmin Indonesia telah banyak memberikan kontribusi terutama bagi pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan, dengan penyediaan lapangan kerja dan program pembangunan infrastruktur
(misal: jalan, sekolah, fasilitas kesehatan, pengerukan sungai,
pembukaan alur pelayaran untuk nasional dan intemasional lengkap dengan pembangunan sistem bantu navigasi dan keselamatan pelayarannya).
PT. Arutmin
Indonesia juga
berkontribusi besar bagi negara dengan meningkatkan devisa dan pendapatan negara.
PT. Arutmin Indonesia memiliki empat daerah penambangan batubara yaitu di Senakin, Satui, Asam-asam dan Batulidn
(Gambar 1).
Hasil produksi batubara didistribusikan
melalui pelabuhan pemasok (Sembilang, Air Tawar, Satui, Asam-asam, dan Batulidn)
ke
sebuah terminal pelabuhan ekspor batubara yaitu North Pulau Lout Coal Terminal (NPLCT) yang berada berada di Pulau Laut, Kabupaten Kotabaru.
NPLCT dapat dikatakan sebagai
Bagisebagian besar perusahaan penambangan batubara, pelabuhan merupakan salah satu rantai
utama dalam proses bisnis produksi-distribusi-pemasaran.
Keberadaan suatu
pelabuhan haruslah dilengkapi dengan adanya suatu Rencana Indu~ Pelabuhan, yang menggambarkan kerangka dasar rencana pengembangan pelabuhan di masa yang akan datang, dengan dua fungsi strategis, yaitu sebagai matra ruang kebijakan pengembangan, dan sebagai wujud keserasian dan keharmonisan dengan pelabuhan dan kawasan sekitar. Fungsi ini akan membawa kepada beberapa capaian strategis, baik pada perkembangan sosio-ekonomi di wilayah yang bersangkutan maupun kepada citra positif sebagai suatu. entitas aktivitas-aktivitas
yang mampu secara mandiri
kepelabuhanannya
(termasuk
mengelola
program
perusahaan
dan mengoperasikan
community
development).
Semuanya ini merupakan syarat mutlak bagi perusahaan untuk terus berkembang dan bersaing secara nasional dan intemasional.
Dalam Rencana Induk Terminal Khusus Batubara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT.·Arutmin Indonesia ini digambarkan rencana terminal tersebut dengan memperhatikan kebijakan tata ruang dan tata wilayah pemerintah. Akan tergambar pula kemampuan daya dukung lingkungan, kondisi sekarang serta rencana pengembangan fa~tas
PT. Arutmin
Indonesia yang berkaitan dengan kegiatan di North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT). Pada intinya menggambarkan kemampuan strategis PT. Arutmin Indonesa yang secara mandiri mampu mengelola dan mengoperasikan aktivitas-aktivitas
kepelabuhanannya yang
akan membawa manfaat bagi lingkungan sekitar, masyarakat dan pemerintah Kalimantan Selatan, serta negara melalui rencana induk yang dilaporkan di sini.
Provinsi
No A
Provinsi Kalimantan Selatan secara geografis terletak 10' 14" LS dan 114°19'
di antara 1° 21' 49" LS - 1°
B
Bahan Gallan Bahan Galian logam 1. Nikel 2. Mangan 3. Krotin Bahan Gallan Non logam 1. Minyak Bumi
33" BT - 116° 33' 28"dengan luas wilayah 37.377,53 km2•
Berdasarkan data BPS Kalimantan Selatan, tahun 2008, jumlah populasi Provinsi ini adalah 3.450.660 jiwa, pertumbuhan
yang cukup signifikan dibanding tahun 2005
2. Batubara
9. lempung 10.Batu Gunung
konstelasi
regional
kestrategisan
maupun
posisi Provinsi ini baik, ditinjau
intra-regional
terhadap Pulau Jawa (Gambar 2).
dengan
wilayah
lalnnya,
dari arus barang.
1.188.000 Ton 47.809.305 Ton 151.737 14.245.664 290.000.000 644.693.550.000
Ton Ton Ton Ton
dalam
khususnya
Keterkaitan regional yang sangat besar antara
Pulau Kalimantan dengan Pulau Jawa terlihat
10.613.225.363 Ton
Tapin, Tanah laut Kotabaru, Banjar, Hulu Sungai Tengah, Tanah laut Tapin, Hulu Sungai Selatan dan Kotabaru Tapin, Kotabaru, Banjar Seluruh wilayah Provinsi Kalsel Kotabaru, Tabalong, Baniar, Tanah laut
7. Fospat
terlihat
cadangan : 10.613.225.363 Ton Jumlah Produksi : 19.304.201 Ton 23.514.000 M3 kerikil berintan
4. Gamping
a. Kaolin
lokasi,
39.958.417 Ton 188.530 Ton 106.500 Ton
Cekungan Barito (Tabalong) Kotabaru, Tanah Bumbu, Tabalong, Tapin, Banjar, Hulu SUngai Selatan, Hulu SUngai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tanah laut Banjar, Tanah laut
6. Pasir Kuarsa
Secara
Kotabaru, Banjar
Tabalong, Tapin, Banjar, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tanah laut
5. Marmer
Jumlah Cadangan
Tanah laut, TaDin, Hulu Sungai selatan Kotabaru, Tanah laut, Baniar
3. Intan
sebesar 3.240.100 jiwa.
T
Lokasl (KabupateniKotamadya)
Lebih dari 90%
komoditi yang dikirim dari Pulau Kalimantan (sekitar 38 juta ton pad a tahun 1996)
Tahun
Minyak Nentah
Gas Alam
2003 2004
432.566 394.976 343.968
27714,0
mengalir ke Pulau Jawa, demikian pula sebaliknya lebih dari 90% barang dari luar
2005 2006
Pulau Kalimantan berasal dari Pulau Jawa.
2007
23240,5 20199,0
-
-
-
Dalam hal sumber daya alam, Provinsi Kalimantan Selatan memiliki keunggulan di bidang pertambangan,
kelautan,
dan perikanan.
Bahan tam bang atau galian di.
Provinsi Kalimantan Selatan merupakan sumber daya alam yang sangat potensial untuk digunakan dikelompokkan
sebagai menjadi
bahan 2 (dua),
sebagaimana terlihat pada Tabel 1.
energi
dan industri.
yaitu bahan
Bahan galian tersebut
galian logam dan non logam,
Selain bahan tambang/galian,
Provinsi Kalimantan Selatan juga memiliki potensi
dalam sektor perikanan dan kelautan
untuk dikembangkan
Tabel 2 dengan negara tujuan ekspor antara Taiwan, China, USA dan negara-negara dikembangkan
lain Jepang,
Eropa.
seperti terlihat pada Hongkong, Singapura,
Komoditas unggulan lain yang
untuk ekspor adalah budidaya udang, budidaya bulus, ikan kakap,
ikan mas, nila, patin dan budidaya rum put laut.
SlAb (I'••~. ~,:r~.:su~mr'" -JjJAL..m. t~rnrt:~U t:epptoe! d~,,1.1bJ ~(OO)) rt1d .iJd~~J11b.u ~:.:tt:o:tb:r.dl1n J' ••
__.._~~!~~_.e-!!-~L~·~_~~~~~:,_."-~_ ..
:.4' 1'.'
No 1 2 3 4 5
Luas lahan yang tersedia
Sumber daya
120.000 km' 1.000.000 jia 70.560 Ha 2.400 Ha 1.000.000 Ha
Ikan di laut Perairan Umum Budidaya Tambak Budidaya Kolam Keramba
Kabupaten Tanah Laut Kotabaru Banjar Barito Kuala Tapin Hulu Sungai Selatan Hulu Sungai Tengah Hulu Sungai Utara Tabalong Tanah Bumbu Balangan Kota/Municipality Banjarmansin Banjarbaru Kalimantan Selatan 2007 2006 2005 2004
Perikanan
Laut
Keramba
Perikanan
Perikanan Laut KabupatenlKota
Perairan Umum
Budidaya
Budidaya Air Payau
Darat Budidaya Kolam
22147,2 36189,4 6948,7 2863,2 0 0 0 0 0 29560,2 0
0 6064,9 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1413,9 532,4 11222,7 3491,3 5994,1 6903,5 7436,0 12858,0 1422,8 0 936,4
1661,1 2150,7 10,2 899,0 0 0 0 0 0 1306,0 0
66,0 145,5 3567,7 409,9 3,8 329,8 193,4 99,3 354,6 114,9 96,1
973,0 0
0 0
1312,5 39,0
0 0
145,7 449,6
6064,9 2420,9 4040,9 3969,6
53562,6 49664,6 49612,9 47951,2
6027,0 3552,1 5315,3 3830,9
Kabupaten Tanah Laut Kotabaru Banjar Barito Kuala Tapin Hulu Sungai Selatan Hulu Sungai Tengah Hulu Sungai Utara Tabalong Tanah Bumbu Balangan Kota Banjarmasin Banjarbaru Kalimantan Selatan 2007 2006 2005 2004
Perlu dicatat
/
98681,7 121494,8 136519,8 116253,5
Perikanan Darat Budidaya
Kabupaten/Kota
5976,3 4918,3 3281,6 2871,5
Sawah
Jumlah Total
Jaring Apung
Net Tancap
13,8 0,0 1359,7 141,7 141,6 352,3 149,4 716,6 751,7 4,8 51,0
0,0 0,0 3,1 30,0 10,6 84,6 112,0 0,0 24,1 0 0
0,0 0,0 429,1 0 0 0 0 0 0 51,0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25301,9 45082,9 23541,2 7835,0 6128,7 7670,2 7890,8 13674,0 2553,1 31037,0 1083,5
0 67,0
0 0,7
22,3 2,6
5,3 0
2458,7 558,8
3n7,9 3713,2 4293,8 5005,0
265,2 113,3 116,5 104,6
505,0 423,5 211,1 129,8
5,3 3,7 4,1 0
174815,7 186304,4 203396,0 180116,1
bahwa Provinsi Kalimantan Selatan banyak dialiri
sungai-sungai,
sebagaimana terlihat pada Gambar 3. Sungai utamanya adalah Sungai Barito yang bermuara di Laut Jawa dengan cabang utama Sungai Martapura dan Sungai Negara, dengan anak cabang sungai yang tersebar
banyak.
Kalimantan
yang
Selatan
memegang
peranan
perekonomian masyarakat, di samping jalan darat.
Sungai-sungai di Provinsi
cukup
penting
mendukung
j
"
r
(
N
,~)I,-{
1
'\
\'\
}\
Keterangan Batas adminislrasi B.las Neg.", Balas Propinsi B.lasWS Sungli
~
'"
Wilayah Sungai BAIilTO CENGAL·BA TUUCIN PULAU LAUT 2C &3
113'15'
Data demografi dan ketenagakerjaan
(Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan)
2.2 Kabupaten Kotabaru
menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Provinsi Kalimantan Selatan berada
Kabupaten Kotabaru mempunyai luas 13.044,5 km2, sebagai daerah yang paling luas
pada usia produktif dan bekerja di sektor pertanian (label 5 dan label 6). ,
di Provinsi Kalimantan Selatan. Data kependudukan tahun 2003 menunjukkan kondisi Kabupaten Kotabaru sebagai berikut:
label
5 Proyeksi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin lahun 2007·2010 (Dalam Ribuan) 2010
2007
Kelompok Umur
LakHaki
0·4 5·9 10·14 15·19 20·24 25·29 30·34 35·39 40·44 45·49 50·54 55·59 60·64 65·69 70·74 75+ Jumlah
165,1 154,1 169,1 170,2 158,9 152,5 146,5 136,3 119,2 102,0 78,9 54,9 35,9 24,8 17,8 14,6 2489,0
Perempuan 158,1 149,2 165,1 163,1 157,1 159,1 156,1 138,2 119,1 98,1 71,1 51,1 37,0 29,1 23,1 21,3 1695,9
Laki·laki
Perempuan
171,0 160,4 155,5 176,6 163,7 158,0 152,3 143,5 127,9 111,1 90,4 65,0 42,1 26,1 18,4 17,1 1779,1
164,6 153,6 150,3 . 170,4 156,1 156,5 158,9 150,0 129,0 109,5 85,6 60,2 43,3 29,6 24,2 24,2 1766,0
2007 Laki·lakl + Perempuan 323,2 303,3 334,2 333,3 316,0 311,6 302,6 274,5 238,3 200,1 150,0 106,0
n,9
53,9 40,9 35,9 3396,7
2010 Lakl·lakl + Perempuan 335,6 314,0 305,8 347,0 319,8 314,5 311,2 293,5 256,9 220,6 176,0 125,2 85,4 55,7 42,6 41,3 3545,1
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA Pertanian Pertambangan Et Penllllalian Industri Pengelolaan Listrlk Et Air Bersih Bangunan Perdagangan Hotel Restoran Pengangkutan Et Komunikasi Et Keuangan Jasa Perusahaan Jasa·Jasa TOTAL
Jumlah perempuan
: 206.561
Jumlah keluarga
: 113.175
Keluarga pertanian
: 23.207
Keluarga pra-sejahtera
: 50.651
andalan prioritas
Kalimantan Selatan, selain Pahuluan dan Banjarmasin Raya dan
sekitarnya (label 7).
No 1
6. Banyaknya Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005·2006 2005*)
: 219.473
Pada tahun 2001, Kabupaten Kotabaru telah ditetapkan sebagai salah satu kawasan
2
Tabel
Jumlah laki-laki
3
2006*)
Kawasan Andalan Pahuluan, meliputi kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungal Tengah, Hulu Sungai Utara, dan Tabalong Banjarmasin Raya dsk (meliputi Kota Banjarmasin dan Banjar Baru, Kabupaten Banjar dan sebagian Tanah Laut Batulicin, meliputi Kabupaten Kotabaru dan sebaglan Tanah Laut
-
-
-
Sektor Un!l!lulan Pertaninan tanaman pangan Perkebuanan karet dan kelapa Peternakan itlk alabio Pertambangan batubara dan minyak Jasa Pertanian tanaman pangan Industri manufaktur Perkebunan Kehutanan Industri manufaktur Pertambangan batubara
PDRB Berlaku (Juta Rp) 7.237.506
Tena!la Kerja (Oran!l) 742.129
Produktivitas Tena!la Kerja (Ribu Rp) 9.752
PDRB Berlaku (Juta Rp) 7.849.542
Tena!la Kerja (Oran!l) 662.159
Produktivitas Tena!la Kerja (Ribu Rp) 11.854
6.454.738
55.018
117.320
7.336.238
45.114
162.616
4.200.275
130.465
32.195
4.161.349
119.657
34.777
163.796
3.820
42.879
175.583
4.765
36.849
1.970.413
58.930
33.437
2.218.685
42.519
52.181
Pada tahun 2003, telah
pengembangan wilayah yang dihadapi Provinsi Kalimantan Selatan di antaranya:
2.3
Kebutuhan,
Tantangan,
dan Peluang Bagi Provinsi
Kalimantan
Selatan dan
Kabupaten Kotabaru
4.666.308
303.708
15.364
5.060.495
316.990
15.964
2.648.543
61.308
43.201
2.952.625
66.308
44.529
1.310.273
8.529
153.626
1.428.949
9.nO
147.011
2.971.221 31.623.074
146.056 1.509.963
20.343 20.943
3.285.868 34.469.335
158.695 1.425.927
20.706 24.173
dirumuskan beberapa permasalahan tata
ruang dan
1. Merupakan kawasan yang rawan kebakaran. 2. Penanganan permasalahan dan pengembangan pemanfaatan sumber daya air belum dapat terlaksana dengan baik karena kurang lengkapnya data sumberdaya air.
5. Pembagian wilayah administrasi tidak memperhatikan variabel potensi ekonomi, sehingga otonomi tidak dapat berkembang seimbang. Secara
khusus bagi
Kabupaten
pengembangan yang besar. potensi-potensi
Kotabaru,
kabupaten
ini
memiliki
potensi
Pembangunan yang mengarah pada pemanfaatan
ini harus benar-benar disiapkan dan dijalankan dengan optimal.
Baik bagi Provinsi Kalimantan Selatan maupun Kabupaten Kotabaru, keberadaan prasarana pelabuhan yang baik tentulah merupakan suatu kemestian bila daerah ini ingin terus mengembangkan diri terutama barang secara regional,
untuk peningkatan arus-keluar masuk
nasional, maupun internasional
pelabuhan dan dermaga yang ada, membutuhkan
(ekspor).
dukungan dari
Banyaknya pemerintah
terutama mengenai penetapan status dan kebijakan pengembangan.
Pelabuhan khusus, salah satu bentuk pelabuhan dalam tatanan kepelabuhanan Nasional adalah di antara yang semestinya diwadahi dalam pembangunan Provinsi Kalimantan Selatan maupun Kabupaten Kotabaru.
Bentuk pelabuhan semacam ini
-
seringkali merupakan hal tak terhindarkan untuk efektivitas darrefisiensi
kegiatan
ekspor bagi perusahaan. Mewadahinya akan berarti menumbuhkan iklim usaha yang baik di daerah ini.
Lebih jauh lagi berarti
memenuhi harapan daerah untuk
tumbuhnya minat investasi dan pertumbuhan ekonomi.
8
r
3
ARAHAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALSEL, KABUPATEN KOTABARU, DAN PELSUS BATUBARA NORTH PULAU LAUT COAL TERMINAL (NPLCT) PT ARUTMIN INDONESIA ,
3.1
Tinjauan Kebijakan RTRW Kelautan Nasional Dalam RTRW Kelautan Nasional ditetapkan tiga belas kawasan pemanfaatan ruang laut.
Perairan Kabupaten Kotabaru termasuk ke dalam Kawasan III yang mencakup
Kandangan Sektor unggulan: - Tanaman pangan - Perkebunan - Pariwisata Kawasan Batulicin dan sekitarnya. Sektor unggulan: - Perkebunan - Kehutanan - Industri - Pariwisata
Kawasan Industri Pulau Laut. Sektor unggulan: - Perikanan - Pertambangan Kota orientasi: - Batulicin
Rantau Barabai Amuntai
PKL PKL PKL
Batulicin Kotabaru Pagatan
PKL PKL PKL
Sungai Kusan
- Air bersih untuk domestik dan industri. - Airuntuk transportasi dan energi air Drainase lahan
wilayah Selat Makassar dan Laut Sulawesi dengan pusat pengembangan kawasan di Balikpapan dan Makassar.
Kabupaten Kotabaru ditetapkan
sebagai sub pusat Tabel
pengembangan kawasan bersama dengan tiga belas kota lainnya.
Berdasarkan RTRW Nasional, di Kalimantan Selatan terdapat tiga kawasan andalan daratan,
yaitu
sekitarnya,
Kawasan Banjarmasin dan sekitamya,
serta
Kawasan Batulidn
Kawasan Kandangan dan
dan sekitamya.
Kalimantan Selatan juga terdapat satu kawasan andalan
Selain itu,
di
Provinsi
laut, yaitu di Kawasan
Andalan Laut Pulau Laut. Perlu dicatat bahwa Terminal Khusu,?'Batu Bara North
9. Rencana Pengembangan Kawasan Andalan di Provinsi Kalimantan Selatan V erSl. PP Penggantl . PP No. 47 Ta h un 1997
Kawasan Andalan
Sektor Unggulan
Kawasan Kandangan dan sekitarnya
Pertanian Perkebunan pariwisata
Kawasan Banjarmasin Raya dan sekitarnya
Pertanian Industri Peternakan Perkebunan Pariwisata
Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesis terdapat pada kawasan
ekonomi regional. (Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) pengganti PP. No. 47
Kawasan Batulicin
tahun1997).
Provinsil Kawasan Darat Kawasan Banjarmasin dan sekitarnya Sektor unggulan: - Tanaman pangan - Peternakan - Industri - Perkebunan - Pariwisata Kawasan
Kawasan Laut yang Terkait
Kota dalam Kawasan Darat Banjarmasin Banjarbaru Martapura Pelaihari Marabahan Tanjung
Fungsi Kota Nasional
DPSyang Melayani
PKW PKL PKL PKL PKL PKL
Sungai Barito Sungai Martapura
Arahan Pengembangan Sumberdaya Air - Air bersih untuk domestik dan industri. - Air untuk transportasi dan energi air - Drainase lahan
3.3
Kota dalam Kawasan PKN
PKW
PKL
Amuntai
andalan Batulidn dan sekitamya sekaligus pula pada Kawasan Andalan Laut Pulau Laut (tabel 8 dan tabel 9). Sehingga dapat berperan sebagai motor penggerak
Kawasan Andalan Laut yang Terkait
Perkebunan Kehutanan Pertanian Industri pariwisata
Tinjauan
Martapura Banjarmasin
Kawasan Andalan Laut Pulau Laut. Sektor Unggulan: Perikanan Pertambangan
Kebijakan
Marabahan
Banjarmasin S. Barito S. Martapura
PKL
Batulicin Kotabaru
dan RTRW Provinsi Kalimantan
Selatan Untuk konteks Provinsi Kalimantan Selatan, Terminal Khusus Batubara North Pulau Laut Coal Terminal PT. Arutmin Indonesia merupakan tulang punggung dari Kota Kotabaru dengan fungsi kota sebagai PKW (Pusat Kegiatan Witayah). Arahan pemanfaatan ruang Pulau Kalimantan dan profit
Rencana Tata Ruang Witayah
Provinsi Kalimantan Selatan digambarkan pada Gambar 4 dan Gambar 5. Kandangan
Pelabuhan
S. Negara
Pagatan Stagen Batulicin Berangas
Kotabaru
RTRW Pulau Kalimantan
Kandangan Harabai Tanjung Barabai Rantau Pleihari Banjarbaru Sei Gempa Sungai Puntik
DPSyang melayani
Sbla P.e1s:$t$'l11l$Suh!1ya di dalam Lampimn KeppJ'l!s adalah 1 : 500.000. Peta irIi nlerupakan pubdlan dllri skala - eta S~$U UM
RENCANA TATA RUANG PULAU KALIMANTAN
POU PEMANFAAT AN RUANG 2023 KETERAN GAN : • Ibukots. Piopimi @ Ibukota Ka.bupaten .• Batas Inlem8siorlal _.-
-
_. - -'---- -~-
BahlS PropU1si
Batss Ksbupaten JalanLintasS4t1atan Jalan.l.int&-s: Ttlnsah Jalah Lintas Utam 'a.)•.n Lbttu Penthubuns
...::::::::::.: Dmw. Hulan Lindung Hute.:rl Lil'ldu11t
IIIi.II
Ksw:Iili:sn I
~
Ca~TAIa",
l~$$id
Ca$sr Alant. taut Suaka Ms:rsasatws
_
c=J SU;lka Margualwa l~'>-"j::,1 Taman Bura c=J
Laut
TamanHutsnRaya
_
TamuNasiom.J
_
TaRlsnNasiomlLs'I1t
EZ:J
TlImanV\1isats
~
TamsuWlSstaLsllt
c=J Mans'""" Nw~4 Karst
Kswssan Budidaya Kawuan Prod'wl Psl\&sn
EZ:J
c=J
KawasanPtt:oduksiFe.rUbu1tB.u
_
1(aw-.sanFerkotaan
c=:J EZ:J EZ:J EZ:J EZ:J
KaWs.S3nFl!lrtamba~n Hutan Produ:bi
Hutan Produksi ya~ dspat d1ko11Wl'Si I
budidsya,
kawuan
berf11t1$si liud11~
,Y111'It
... ..
Toli'lbatas
HutanProdul:siT.etsp
m8'Sih dimunJ;;;ldnkan
detail
Kawassn AndaJan Kaw8"-1l And,&1an Laul I
,., i
j
! I ; i
i
d.1am
l'4'tlCua
l'ETA STR1JK11JR RIJANGDAN roB PELl>INFAATAN RUANG PROVIl'!SI KALIMANTAN SELAr,'»; T.•.uru:N 2001 ·2015
"
t
-~ ...•
il1hm.At1a'l
J",l .• K'Olddof
•...........-. Bm:w"Provinlli
l!uo.,;
-_
_"-I, .
:LKAWASAh·lJtIo"'DUNO
A Ht.-"T.4JIl LJNDUtIIG
11;. In .•• l'A..~KfJrlo'SE!lVASI _
HUQnSWtb~um
.
•'dugnn_
llKAWAS..'L.lotS.llDlDAYA
~.
s.m.tlJ<"""" &did!aya l.Wn
_
Ke:ring
Pcn~DactabRlIw:L
•.......•.. ;P~Lain
T~ .p..erlb:l~
•.•...•.•.•..
_
I'-t:rWti#inBl:TCUI1pUr~nar Ru=ntrodulcY.
Pola pemanfaatan ruang dan struktur pemanfaatan ruang Provinsi Kalimantan Selatan
Indonesia Bulk Terminal
dapat dilihat pada Tabel1 O.
pelabuhan yang ada di Provinsi Kalimantan direncanakan
Kota
Fungsi Kota
Banjarmasin
PKN
Jasa pemerintahan, perkebunan, pertambangan,
dan
industri.
Amuntai
PKW
Martapura
PKW
Jasa pemerintahan, perkebunan, dan industri pengolahan hasil hutan.
Jasa pemerintahan, perkebunan, dan industri pertambangan batubara
1. Diarahkan untuk menjadi pusat pertumbuhan wilayah nasional yang berorientasi pada upaya mendorong perkembangan sektor produksi wilayah seperti perkebunan,kehutanan pertambangan dan agroindustri serta industri pengolahan. 2. Mendorong penerapan konsep dekosentrasi sebagian fungsi Kota Banjarmasin kepada kawasan perkotaan di sekitarnya, seperti pemerintahan ke Banjarbaru, industri ke Kab. Banto Kuala dan kws. Liang Anggang . Banjarbaru, dan permukiman ke A1alak, handil Bakti, Gambut, Kertak Hany';' dan A1uh·A1uhuntuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup perkotaan di Banjarmasin. 3. Mengamankan alur Sungai Barito melalui penertiban dan penanganan kegiatan kegiatan yang mencemari lingkungan dan kegiatan·kegiatan di kawasan hulu Barito. Diarahkan sebagai kota agropolitan yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan wilayah provinsi yang mendukung perkembangan sektor produksi wilayah seperti perkebunan, industri pengolahan hasil hutan dan kerajinan untuk peralatan/perabotan kayu. 1. Dipertahankan untuk berfungsi sebagai pusat pertumbuhan wi/ayah yang mendukung pelayanan pengembangan wilayah di sekitarnya dengan tetap memantapkan fungsi fungsi keterkaitan dengan pusat· pusat pertumbuhan wilayah nasional. 2. Menetapkan
kawasan sempadan
sungai sebagai kawasan berfungsi
lindung pada RTRWProvinsi, Kabupaten dan Kota, pada DAS Martapura. Diarahkan sebagai agropolitan dan pusat pertumbuhan wilayah provinsi yang mendorong pertumbuhan produksi perkebunan.
,,'
Marabahan
PKW
Jasa pemerintahan, permukiman, dan perkebunan. Jasa pemerintahan, perikanan, kehutanan
Katabaru
PKW
hasil kayu, dan industri pariwisata bahari, dan pertambangan batubara, minyak bumi, dan gas
lingkup
Strategi Pengembangan
Jenis Pelayanan
1. Diarahkan sebagai kota yang berfungsi sebagoi pusat produksi dan distribusi untuk mendukung sektor produksi wilayah sekitarnya seperti kegiatan pemerintahan, perikanan, kehutanan hasil kayu, dan industri pariwisata bahari, dan pertambangan batubara, minyak bumi, dan gas. 2. Mengembangkan kualitas pelayanan PSD Kata yang mendukung industri pariwisata bahari Terumbu Karang Pulau Kunyit.
di Mekarputih
untuk dikembangkan
pelayanan antar
Provinsi
dan Tanjung Selatan.
Pemancingan) dari
lima
Kedua pelabuhan
ini
sebagai pelabuhan nasional yang memiliki (nasional).
Pelabuhan Kotabaru fungsinya
melayani penyeberangan dengan Batulicin dan pelayaran antar pulau atau nasional, sedangkan Pelabuhan Mekar Putih berfungsi sebagai pelabuhan batubara, khususnya untuk ekspor ke luar Kalimantan Selatan.
Gambaran mengenai kebijakan pemanfaatan lahan dan profit RTRWKabupaten Kotabaru dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7.
3.5
Tinjauan Kebijakan Kawasan Pelabuhan Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesia Berdasarkan tinjauan-tinjauan
kebijakan secara makro melalui RTRW baik secara
nasional atau pulau Kalimantan maupun secara kewilayahan Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Kotabaru dapat disimpulkan bahwa keberadaan Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesia mempunyai fungsi strategis untuk pengembangan wilayah kawasan.
Hal ini sejalan dengan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) pengganti PP. No.47 tahun 1997 yang menerangkan bahwa Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal
(NPLCT) PT Arutmin
Indonesia sangat berperan sebagai motor
penggerak ekonomi regional pada Kawasan Andalan Darat Batulicin dan Kawasan 3.4
Tinjauan Kebijakan RTRW Kabupaten Kotabaru Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kotabaru menggarisbawahi keberadaan dua pelabuhan (yaitu pelabuhan Kotabaru itu sendiri dan Terminal Khusus Batubara
Andalan Laut Pulau Laut.
• ,
lbok"'~ G=S Jl&1a:aA.~ JA1mKoJc:kt(l't
B3:1m l"'ta\inlh
_x.o,.,S\W~
I. KAWASA;,...•LL'iDlJNG A. RUTAN
~
I.JNDUNO
H_Lmd-••S
9. Jro7ANKON5EPSASl ••••
n. KAWAMN
1M •• S ••••
Al>m
IlUDIDAYA
~~
5<=l. Bel"." lIw.h"",,,Lobml;
P-t:ti:bnmD~
~.......-
fu.... -:II
~~1.gm
•
Keterangan :
1'~Jl':li\i
~~r~t%\~%!~
p~
P"""""""P" .,_
P•••••••• ll«<""'!""_ Hu:an~3i
--I....L.L.L "'._
.• T ...••.••••.
Il'l.:;':l:ol.:
f-.;
• ••
l:.J,~.••.""
"'.'1
l':.-e •..•
,,~O",
.1:3',1))01
~
I I ~.~ ~
~
D
I&'~[;£l
1<''BHl' K8.p1:)
18111
KIN
••
••.••.211
l-i')
1<'1.
~
~:J.,~"';;
lV: .•• J•• ",h••,I1. ••••.• 1;
"""'"'
(+)
1<'~l'U·
1<'~TTl'
.ttl.p.1,:
J.t," \: .:~
1<''&.T1>1.1<'
CJ
11.:1·"
J.hn
oC:1'."l'"' I
I
CJ CJ
).un
1!>1~" Ud~"
•• c=J
~
K1'9<11 1>9(~<.I~ Tf.I'I~'" U~<.I(S'"
'2
3.6
3.6.1 TransportasiDarat
Rencana Transportasi Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Kotabaru Jalur jalan yang ada di Kalimantan Selatan seperti dijelaskan pada Tabel 11 terdiri
Konsep pengembangan sistem jaringan
dari 3 jalur jalan utama yaitu jalur poros selatan, jalur penghubung Banua Lima-
digambarkan pada Tabel 13.
jalan
raya di Kalimantan Selatan dapat
Batulicin, dan jalur lingkar Liang Anggang-Trisakti.
1
Jalur polos selatan
2
Jalur penghubung Banua Lima·Batulicin
Keteranaan Mula1 dart batas Kalimantan Tengah·Banjarmas1n·Martapura· Rantau·Kandangan-Panta1 Hambawang·Amuntai· Tanjung· Batubali sepanjang 335 km. Poros 5elatan yang dlkembangkan yaitu batas Kalimantan Tengah-Banjarmas1n·l1ang Anggang" Pelaihart·BatuI1dn-5ungai Kupang-Magalau batas Kalimantan T1mur sepanjang 421,6 km Ruas jalan dart Kandangan·lumpangf·Batulidn sepanjang175,8 km, menghubungkan antara Banua Lima dengan Batul1dn.
3
Jalur I1ngkar Liang Anggang"Trtsakti
Ruas jalan sepanjang 22 km.
Nama Jalur jalan
No
Kondisi jalan di Kalimantan Selatan khususnya jalan kabupaten secara umum masih kura['lg baik (Tabel 12) yang menyebabkan transportasi
kabupaten yang sering
digunakan selain transportasi darat adalah transportasi sungai. Tabel 12. Panjang Jalan, Propinsi, dan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan, Kondlsl dan Kelas Jalan Tahun 2006 Keadaan
Jilin
Jilin
Ne'llrl
Jilin
ProDlnst
Jilin
KlbuDlten
Jumlah
I. Jenis Permukaan
a. Diaspal b. Kerikfl e. Tanah d. Lainnva Jumllh II. Kandis1 Jalan a. Baik b. Sedang e. Rusak d. Rusak Berat Jumllh III. Kelas Jalan a. I b. II e. III d. iliA
e.
33.860
48.632 9.600
361.655 398.991 240.873
446.147 408.591 240.873
35.860
58.232
1.001.519
1.095.611
12.161 23.699
12.480 10.529 25.000 4.600 52.609
89.732 180.591 202.807 534.012 1.007.142
114.373 214.819 227.807 538.612 1.095.611
35.860 35.861
58.232 1.001.518
IIIB
Sungai·sungai di Provinsi Kalimantan Selatan yang dapat dilayari antara lain adalah Sungai Barito, Sungai Negara, Sungai Tabalong, Sunga.iAlalak, Sungal Martapura dan Sungai Balangan. Pengembangan transportasi sungai meliputi pemanfaatan jaringan sungai yang ada saat fn1, Pengembangan sfstem angkutan
penyedfaan sarana dan prasarana penunjang serta pengamanan alur pelayaran
58.232
sunga1, Rencana pengembangan transportasf sungai melfputf:
1.001.518
1. Meningkatkan kondfsf ffsfk Anjfr Tamban, Serapat, Talaran (lebar maupun kedalamannya) sehfngga memilfkf navigability
35.861
58.232
1.001.518
sungaf melfputf
35.861
f. IIle g. IV h. Tidak Terinei Jumlah
3.6.2 Transportasl Sungai dan Laut
1.095.611
tersebut df Sungai Barito dan Kapuas.
yang sama dengan muara Anjfr
2. Peningkatan terminal,
khususnya terminal yang merupakan pertemuan antara
moda angkutan jalan raya dengan moda angkutan sungai, yaitu Banjarmasin, Marabahan, Margasari, Negara, Amuntai dan Alabio. Rencana·rencana yang akan ditetapkan dalam sistem transportasi laut berdasarkan Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Kotabaru ten tang revisi rencana RTRW Kabupaten Kotabaru adalah sebagai berikut: a. Pembangunan fasilitas·fasHitas
penunjang
Pelabuhan Samudra di
Stagen,
Batulicin, dan Terminal Batubara di Mekar Putih, Pelabuhan Batubara di Tanjung Pemancingan, dan Pelabuhan PT IKC (PT Indo Kodeco Cement) di Tarjun. b. Pembangunan fasilitas penunjang pelabuhan samudera baik yang khusus maupun yang umum. c. Pengembangan penyeberangan Berangas·Pulau Sebuku. d. Dalam jangka panjang,
pengembangan pelabuhan rakyat untuk mendukung
kegiatan pelayaran rakyat khususnya di kota-kota yang terletak di tepi pantai sebagai tempat melakukan kegiatan ekonomi khususnya pemasaran ikan dan hasH bumi lainnya.
RENCANA
INDUK TERMINAL
KHUSUS BATUBARA
NORTH PULAU LAUT COAL TERMINAL
PT. ARUTMIN
INDONESIA
tambangnya dengan membangun beberapa pelabuhan khusus. Hingga kini semuanya
4 KONOISI EKSISTING
berjumlah 4 (empat) pelabuhan khusus pemuatan batubara ke tongkang di Senakin ada 3 pelabuhan khusus dan di Satui ada 1 pelabuhan khusus. Menteri Perhubungan 4.1 Gambaran Umum PT. Arutmin Indonesia PT. Arutmin terkemuka
Indonesia
telah memberikan izin pengoperasian bagi seluruh pelabuhan khusus int.
adalah salah satu perusahaan pertambangan
di Indonesia, beroperasi
berdasarkan
Perjanjian
Pertambangan Batubara (PKP2B) dengan pemerintah J2IJt.DU/45/81 Arutmin terletak
(tetap dan kontraktor), sebagaimana terlihat pada Tabel 15. Lebih dari 80%karyawan
Republik Indonesia Nomor
direkrut dari daerah lokal, sekitar 19%merupakan karyawan non-lokal (direkrut dari
di Provinsi Kalimantan Selatan mellputi
mengeksplorasi
sumberdaya
batubara
Kabupaten Tanah Laut,
Tugas PT. Arutmin Indonesia
dan
Dalam operasionalnya, PT. Arutmin Indonesia didukung oleh sekitar 7.000 karyawan
Karya Pengusahaan
yang ditandatangani pada tanggal2 November 1981. Wilayah PKP2B
Kabupaten Tanah Bumbu, dan Kabupaten Kotabaru. adalah
batubara
mengembangkan
pertambangan cadangan batubara dari wilayah PKP2BArutmin.
operasi
PT. Arutmin memulal
luar Provinsi Kalimantan Selatan), dan sisanya (0.6% merupakan tenaga Asing), sebagaimana tertera
ton batubara yang dapat ditambang dengan pola terbuka dan terpecah atas 17 wilayah di Provinsi Kalimantan Selatan (TabeI14). Tabel
14. Rlngkasan Cadangan Batubara PT Arutmln Indonesia hlngga September 2007 (unit iuta ton) Sumb&rdaya Cadan,an NamaDeposit T&rbuktt T&r&ka T&rktra T&runjuk Terukur 6 118 69 23 7S Senakin 19 31 81 51 144 Satuf 8 42 9 61 34 AtaManllkalapf 6 28 31 12 Mereh 1 1 7 0 Sarfnll 5 2 5 2 Karuh 0.5 9 a 0 TanlunllDewa 8 55 17 a Banllkalaan 1 17 11 Sunlluo-Sembuluan 54.5 328 260 63 287 JumlahBatubaraEosen 151 52 359 610 316 Asam-asam 0.5 0 30 a Bunati 80 196 73 36 Sarionll!la 151 132.5 836 432 352 JumlahBatubaraMiosen Sumber:DataPT.ArutminIndonesia2007 Keadaan panta; Kalimantan Selatan yang dangkal di mana tempat-tempat
terdalam
hanya bisa dimasuki oleh kapal yang memiliki draft sekitar 5 m, menyebabkan PT.
Rindan karyawan tiap hirarki perusahaan
ditampilkan pada Tabel16. Tabel LokaslP&rusahaan
kegiatan operasi, produksi dan eksploitasinya pada tahun 1990. Cadangan batubara yang terdapat di dalam wilayah PKP2Bseluas 70.153,25 ha berjumlah sekitar 200 juta
pada Gambar 8.
Satuf Asam·Asam Underllround- Satui Senakin NPLCT Batulfcfn Jakarta Balfkcaoan BanJarmasln Total
15. Daya Dukung Karyawan PT. Arutmln Indonesia KaryawanKontraktor Karyawantmp Kontl'llktorutalTlll SUb-kontraktor Sub·total 35 1784 822 2606 14 255 274 529 13 84 0 84 61 1092 546 1638 187 256 0 256 15 487 973 1460 9 85 0 9 18 2 0 2 4 6 0 6 432 3975 2615 6590
Total 2.641 543 97 1.699 443 1.475 95 20 10 7.023
5673
ElOOO
r-
50CXl
l--
4000 l-3000 I--2llOO I--10CXl I--0
=-
Ksyaw., L.cIeI
1:lal
NJrHolcIIl
41 Aslrg
gambar 9. Perbandingan Karyawan Lokal, Non-Lokal, dan Asing di PT. Arutmin Indonesia
Arutmin Indonesia melakukan pengangkutan atau pengapalan batubara dari tambang·
j;
Executive Summary
17
r
4.2 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7.
Tenaga Tenaga Tenaga Tenaga Tenaga Tenaga Tenaga
Golonaln Plmpinan Manager Supervisi I Penyelia Professional I Ahli Terampil Administrasi lain-lain
Indonesia
Aslna
4 16 96 142 99
1 4 0 2 0 0
8 60
Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal
(NPLCT) PT. Arutmin Indonesia
4.2.1 Hidro Oseanografi Kondisi Pasang Surut Kondisi pasang surut di Tanjung Pemandngan merupakan campuran semi diurnal
0 7
425
Sub Total
Gambaran Lokasi Terminal
yang berarti dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang tidak
Sub·Contractor
6.590
34
tetap. Muka laut rata-rata (means sea level) adalah 2,49 meter dari low water
Total
6.981
41
spring (lws). Selisih pasang surut paling besar mencapai 2,33 meter. maksimum tahunan yang diperoleh
Salah satu program SOMyang dilakukan oleh PT Arutmin Indonesia adalah training
Tinggi ombak
dari data angin, memungkinkan terjadinya
ombak antara 1,37 sampai dengan 1,68 meter dengan tingkat probabilitas paling
yang dilaksanakan secara reguler sesuai dengan bidang dan tangung jawab kerja.
tinggi sekitar 0,1 %, yang mungkin terjadi pada satu arah saja yaitu arah timur.
Training yang dilaksanakan dibagi atas:
Kemungkinan yang paling mungkin terjadi yaitu antara 22 % sampai dengan 47 %
a. Bidang teknik:
minescape modul,
blasting,
survey dan pemetaan,
Geotech
workshop
pada ketinggian ombak 0,15 sampai dengan 0,46 meter. Arus
b. Bidang electrical & maintenance: electrical training modul, mechanical training modul, management of plant shutdown c. Bidang port
operation:
port
Arus di daerah ini adalah arus pasang surut dengan arah rata· rata Barat Laut pada waktu air naik dan Tenggara pada waktu air turun. Pada saat pasang pumama arus
management,
management, pelatihan pandu, coal quality
coal preparation & quality
control,
& stockpile
bergerak rata-rata menuju Barat Laut berbelok ke arah Barat pada waktu air naik
coal washing
sedang pada saat air turun arus mengarah sebaliknya yakni ke Timur kemudian berbelok ke Tenggara dari bagian Timur Tanjung Pemancingan. Pada waktu pasang
plant
mati arus cukup lemah dan di bagian Timur mengarah ke Barat Laut kemud;an d. Bidang SHEC, meliputi:
community
development,
K3, audit
lingkungan,
contractor safety management, first Aid, AMDAL, HIRAC& loss control e. Pelatihan
pengawas tam bang: POP (Pengawas Operasional Pertama),
berputar ke arah Barat pada waktu air naik dan terus membentuk suatu putaran arus waktu air turun.
POM
(Pengawas Operasional Madya), dan POU (Pengawas Operasional Utama)
f. Bidang skill dan manajemen: GA Professional, filling system, problem solving & decision
making,
business presentation
& negotiation
skill,
Kondisi Bathimetri di sekitar lokasi Terminal Khusus Batu Bara di North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) kedalamannya relatif dangkal dengan rata-rata kedalaman
leadership, 11 meter dari low water spring (lws). Oi sebelah Barat Laut lebih dangkal, dengan
supervisory, report writing
kedalaman rata-rata 3 meter dari low water spring (lws).
Oi sebelah Barat Oaya
merupakan alur Selat Laut yang juga berperan sebagai muara sungai yang berasal dari daerah sekitar Kalimantan Selatan. Sedimen yang terdapat pada dearah Tanjung Pemandngan umumnya berupa pasir berukuran kasar hingga halus. Kandungan mineral dominan kuarsa dengan berat
jenis berkisar 2,65. Sebaran sedimen menunjukkan kondisi yang homogen dengan wujud lumpur yaitu paduan sedimen berukuran butiran pasir kasar hingga butiran lempung (clay) halus. Hal ini disebabkan antara lain oleh panjang tiupan angin dl daerah tersebut bathimetri
terbatas
akibat
adanya daerah penghalang dan kelandaian
sehingga gelombang yang dapat menyebabkan terjadinya
pengadukan
4.2.3 Geoteknlk Tanjung Pemancingan merupakan daratan yang menjorok ke laut ke arah Utara Tlmur Laut. 01 sebelah Barat Oaya berbatasan dengan kaki pegunungan. Oi sebelah
adalah keeil.
Barat, membentuk teluk yang terbuka ke arah Utara. Temperatur
Air Laut
Nilai temperatur air laut di Tanjung Pemancingan antara 27° C hingga 33° C dengan harga rata·rata adalah 28,850C untuk hasil pengukuran pada kedalaman 7,5 meter. Sedangkan hasil pengukuran yang dilakukan untuk kedalaman 3 meter didapat bahwa temperatur
adalah antara 26 hingga 32° C dengan harga rata-rata adalah
Oi daerah Tanjung Pemaneingan tidak ditemukan tanda·tanda
adanya struktur
geologl yang eukup bararti. Struktur geologi yang terdekat ada dl daerah pantai Timur dl Tanjung Gadembaan sekitar 7 km dari Tanjung Pemancingan ke arah Selatan. Struktur tersebut berupa sesar naik sepanjang 6 km Utara-Selatan.
27,51°(,
Morfologl Morfologl
4.2.2 Hldroklimatologi
dl
Tanjung
Pemanelngan
memanjang Utara-Selatan,
Curah hujan
Timumya. Jumlah eurah hUjan terbesar adalah 345 mm pada bulan Januari, sedangkan yang terkeeil adalah 25 mm pada bulan September. Jumlah eurah hujan selama setahun
merupakan
punggung
dengan lereng Barat lebih terjal
Ketinggian punggung rata·rata
perbukitan
yang
dibanding bagian
antara 30 sampai dengan 50 meter.
Morfologi daerah Inl dapat dibagi menjadi 2 satuan, yaitu Satuan Morfologl Oataran dan Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang Sedang.
meneapai 1836 mm, sedangkan eurah hujan rata-rata per tahun adalah sebesar 2300
mm.
2 Temperatur udara Temperatur udara rata·rata perbulan berkisar antara 24,30C sampai dengan 27,20C.
Seeara umum IItologi di daerah inl di dasari oleh Formasl Tanjung. Formasi ini ditandai dengan ciri batu pasir dan batu lempung dengan sislpan serpih, batubara
3
Kelembaban Kelembaban
dan batu gamplng. udara
rata-rata
per
bulan
berkisar
antara
73 % sampal 91%.
KeLembabanterbesar rata·rata bulanannya adalah pada bulan Mei dan yang terkecil pada bulan September.
4.2.4 Alur Pelayaran Kapal·kapal tunda dan tongkang yang berlayar dari dan ke North Pulau Laut Coal
4
Keadaan angin
Terminal
(NPLCT) harus menempuh jalur
yang telah dltetapkan
(Gambar 9).
Pada bulan Januari sampai Mei angin bertiup dari arah Utara ke Selatan. Setelah
Koordinat kapal·kapal ini dipantau dengan Global Positioning System (GPS) yang
bulan Mei arah angin berubah ke arah Utara. Kecepatan angin rata·rata berkisar
dikendalikan oleh Oepartemen Operasl dl North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT)
antara 1,13 m/det.
dikelola oLeh PT. Arutmln Indonsela. Kapal-kapal yang menuju ke dan keluar dari North
Pulau
Laut
Coal
Terminal
(NPLCT) menggunakan
dua
jalur
yang
menghubungkan terminal
dengan laut bebas di Selat Makasar.
Kapal-kapal yang
datang harus menggunakan pintu masuk Timur Laut sedangkan kapal-kapal yang
Terminal Khusus Batubara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT. Arutmin
keluar harus menggunakan jalur Tenggara.
Indonesia memiliki dua fasilltas utama yaitu dermaga bongkar batubara dan dermaga muat batubara sehingga terdapat dua dermaga yang terplsah di North Pulau Laut
Jumlah kapal-kapal yang lalu lalang di sekitar Terminal PT. Arutmln Indonesia setiap tahunnya berfluktuasi
antara 124 - 215 kapal per tahun dengan kisaran
antara 7-16 kapal per bulan sedangkan jumlah tongkang beraktlvitas di Terminal PT Arutmln Indonesia berjumlah 1.700 tongkang setlap tahunnya. Lalu lintas kapal dan tongkang Ini, diperkirakan di masa yang akan datang akan meningkat jumlahnya.
Coal Terminal (NPLCT) untuk tongkang (pembongkaran). Dermaga untuk muat batu bara terletak 950 m ke arah Timur Laut Ujung Tanjung, sedangkan dermaga bongkar terletak 175 m ke arah Timur. Tiap dermaga dilengkapi oleh ban berjalan (conveyor) untuk memindahkan batubara.
Reka bentuk dan rancang bangun North Pulau Laut
Coal Terminal (I'-lPLCT)dibuat sedemikian rupa sehlngga tongkang-tongkang batubara yang dlbuat khusus untuk North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) dapat membongkar sendiri muatan batubaranya dengan cepat tanpa bantuan peralatan lain dari luar
4.3
Kondlsi
Existing Terminal
Khusus Batu Bara North
Pulau Laut (NPLCT) PT
Terminal Khusus bongkar muat North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) millk PT. Arutmin Indonesia, terletak pada poslsl geografis 03012'LS dan 116°17' BT. Terletak kurang lebih 10 km ke arah Timur Laut dari Ibukota Kabupaten Kotabaru dan berdekatan dengan Desa Sarang Tlung dan Desa Sigam, kecamatan Pulau Laut Provinsi Kalimantan
Selatan.
Pemillhan letak
North Pulau Laut Coal
Terminal (NPLCT) di Tanjung Pemanclngan, dl ujung Utara Pulau Laut merupakan salah satu tempat mempunyal
kedalaman
selaln yang terpasang di tongkang·tongkang
khusus tad!.
Dalam
bahasa mancanegara tongkang·tongkang Ini disebut SDByaitu "Self Discharge Barge".
Arutmln Indonesia
Utara,
kapal/tongkang
air
karena
dl Kalimantan yang blsa dimasukl kapal besar dan laut
hlngga 18 m. Tanjung
dijangkau dari berbagai arah wilayah PKP2BArutmin.
Pemanclngan mudah
Terminal Khusus Batu Bara
North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) dapat dilabuhl oleh kapal besar hingga berukuran "Cape" yaitu sekitar 150.000 DWl untuk melayanl pengapalan ekspor batubara ke manca negara dan ke seluruh penjuru dunia. Batas geografis North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT)adalah:
r--------I II I
I
Secara garis besar, kegiatan-kegiatan
di Terminal Khusus Batu Bara North Pulau
Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3
maintenance.
Dari aspek kualifikasi
karyawan, 18% adalah mempunyai ijazah
minimal diploma dan 61%mempunyai ijazah SMUatau sederajat.
jenis berdasarkan fungsi dan lokasi, yaitu: •
Kegiatan
utama,
meliputi
kegiatan
bongkar,
penimbunan
dan pemuatan
4.3.2 Kegiatan Pelaksanaan Upaya Keselamatan Pelayaran
batubara.
Sebelum PT Arutmin Indonesia didirikan,
•
Kegiatan pelaksanaan upaya keselamatan pelayaran.
sekitarnya sulit dilayari karena adanya ranjau dan rambu pelayaran yang sangat
•
Kegiatan penunjang lainnya.
sedikit.
Kini, jalur
pelayaran tersebut
jalur pelayaran wilayah Kotabaru dan
dapat dilayari
oleh kapal·kapal
atau
tongkang (termasuk untuk kapal rakyat dan kapal umum) setelah PT Arutmin Spesifikasi fasilitas Terminal
Khusus Batu Bara North
Indonesia melakukan pengamanan terhadap
jalur
pelayaran.
Adapun kegiatan
(NPLCT) PT Arutmin Indonesia adalah sebagai berikut:
pengamanan terhadap jalur pelayaran yang dilakukan oleh PT Arutmin Indonesia
•
meliputi:
Dermaga Pemuatan Ukuran
276 meter x 10 meter
Rancang Kekuatan
Pemindahan 130.000 ton x 0,15 m/ det
a
6° berthing angle, 14 point berthing MD·1,MD-4 double quick release hooks, 60 ton
tanggal 9 Desember 1992 sampai dengan tanggal18 januari 1993. b
MD·2,MD-3 double quick release hooks, 60 ton
Pemancingan meliputi : pelampung suar racon MPMT, pelampung suar merah,
Fender 6 buah, Bridgestone Suc 225 OH (cell
pelampung suar hijau dan rambu suar pancang.
tenders)
•
•
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)di akur Pelayaran sebelah Selatan Selat
800 meter x 10 meter
Ship Loader
laut meliputi : rambu suar hijau, rambu suar merah dan rambu suar HKH. c
Jangkauan
29,4 meter
Tinggi
17,2 meter
Pergerakan perpindahan
210 meter
Kapasitas
4800 ton/jam
Pemasangan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)di alur Pelayaran sebelah Utara Tanjung
Berthing double quick release hooks, 60 ton
Trestle
Penyapuan ranjau bekas Perang Dunia ke·1I Kegiatan penyapuan ranjau di sekitar Tanjung Pemandngan dilaksanakan dari
Pemanduan kapal-kapal
yang masuk/keluar
alur
pelayaran
Kotabaru
dan
sekitarnya. d
Bekerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Dinas HidroOceanografi tahun 2004 membuat peta No. 129A dalam skala yang lebih ked I untuk keselamatan pelayaran di sekitar Tanjung Pemancingan.
Dermaga Pembongkaran Panjang Melalui kegiatan pengamanan terhadap jalur pelayaran yang dilakukan oleh PT Arutmin Indonesia tersebut maka daerah jalur pelayaran wilayah Kotabaru dan
Daya Dukung Sumberdaya Manusia
sekitarnya dapat dimanfaatkan Sebagaimana tergambar pada tabel 16, jumlah total karyawan di Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesia adalah 443, dengan 58% adalah karyawan kontraktor.
Rindan karyawan tetap adalah 1
manajer, 15 admin, 30 bidang SHECand keamanan, 53 bidang operasi, 88 karyawan
oleh perusahaan dan masyarakat sekitar.
PT
Arutmin Indonesia juga secara rutin melakukan pengerukan di sekitar muara Sungai Satui yang serlng mengalami pengendapan setiap tahunnya. semacam ini merupakan sebagian kontribusi berikan secara regional maupun nasiona!.
Aktivitas-aktivitas
yang telah PT Arutmin
Indonesia
RENCANA INDUK TERMINAL KHUSUS BATUBARA Perlu dicatat bahwa jalur pelayaran ini tidak hanya digunakan oleh kapal-kapal PT
NORTH PULAU LAUT COAL TERMINAL PT. ARUTMIN INDONESIA
20
Rambu 5uar Merah dengan Radar Reflektor
4484
03·20-40 5/116·05-38
T
5
7
21
Rambu 5uar Hljau c1engan Radar Reflektor
4483
03-20-455/116-05·20
T
5
7
Hal ini
22
Rambu 5uar Merah dengan Radar Reflektor
4482
03·25-00 5/116·03·18
T
5
7
menguatkan posisi PT Arutmin Indonesia sebagai perintis perkembangan ekonomi
23
Rambu 5uar Hltam Kun!ng H!tam dengan Radar Reflektor
4481
03-26·255/116·02-32
T
5
7
24
Rambu 5uar Merah dengan Radar Reflektor
4480
03-27·255/116-02·25
T
5
7
Arutmin Indonesia, tapi kapal lain juga menggunakan alur yang sudah dirintis dan dibangun oleh PT Arutmin
Indonesia, seperti Transhipment
Kodeco, kapal penumpang dari
pelabuhan
Sebuku, Shipment
Samudra, dan lain-lain.
dari Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia dan terlebih Dunia. Sebagai tambahan, alur pelayan ini telah tercatat di peta pelayaran dunia.
4.3.3 Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)
4.3.4 Program Community Development dan Pengelolaan Llngkungan
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) di alur Pelayaran sebelah Utara Tanjung
Program community development merupakan wujud dari komitmen CSR(Corporate
Pemancingan meliputi:
Social Responsibility)
pelampung suar racon MPMT, pelampung suar merah,
pelampung suar hijau dan rambu suar pancang.
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
(SBNP) di alur Pelayaran sebelah Selatan Selat laut meliputi:
yang dikelola
di setiap
Indonesia oleh Departemen Community Affair
lokasi operasional
PT Arutmin
bekerjasama dengan Universitas
rambu suar hijau,
Lambung Mangkurat . Banjarmasin, LSM lokal, PNM (Permodalan Nasional Madani),
rambu suar merah dan rambu suar HKH. Semua SBNPtersebut dibeli, dibangun
CFCD (Corporate Forum For Community Development) dan BAZNAS·Dompet Dhuafa
serta dilakukan pengawasan dan perawatan oleh PT Arutmin Indonesia secara rutin
Republika.
dan berkesinambungan, dan sudah disebarluaskan pada peta Indonesia No.122, 128, 129 dan 129A serta Peta Intemasional British Admiralty (BA) No. 3015 (Tabel 17). Total dana yang digunakan untuk program community
development dari kurun
waktu 1995 sampai dengan 2006 adalah sekitar Rp. 67 Mflyar, dengan rencana Tabel No
17. SBNP sekitar NPLCT yang Dibangun dan Dirawat oleh PT Arutmin Indonesia Jen!s
DSINo
Posls!
Jarak Tampak (mtl)
anggaran untuk tahun 2007 seperti terlihat
Elevas! (meter)
1
Pelampung 5uar MPMT
4550
03·16.206 S/116·22.435
T
10
2
Pelampung Suar merah
4592
03·13.199 5/116·18.603
T
5
3
Pelampung 5uar H!jau
4592
03·13.3275/116·18.503
T
5
4
Pelampung 5uar Pancang
4591
03·12.408 5/116·17.193
T
8
12
5
Rambu 5uar Hljau No.1 Tg. Gemuk
4600.4
02·57·585/116·12·03
T
4
7
6
Rambu 5uar Merah No.2 Tg. Gemuk
4600.5
02·57·585/116·11·48
T
4
7
7
Rambu 5uar Hijau No.3 Geronggang
4600.10
02·55·305/116·11·12
T
4
7
community development yang dflakukan oleh PT Arutmin Indonesia, yaitu:
dan bantuan kepada guru serta bantuan sarana pendidikan dan lainnya.
8
Rambu 5uar Hijau No.5 5ungai Baun
4600.11
02·55·295/116·10·42
T
4
7
Rambu 5uar Hijau No.1
4460.2
03·49·255/115·29·00
T
4
7
10
Rambu 5uar Merah No.2
4460.1
03·49·265/115·28·56
T
11
Rambu 5uar Merah No.4
4460.3
03'49·06.55/115·29·24
12
Rambu 5uar Hijau No.3
4460.6
03·48·485/115·28·38
13
Rambu 5uar Merah No.6
4460.8
03·48·37.55/115·28·37.7
T
T
Program-program
a. Bidang Pendidikan, antara lain pemberian beasiswa kepada siswa berprestasi
9
T
pada Tabel 18.
b. Bidang Kesehatan, antara lain bantuan layanan kesehatan masyarakat di klinik perusahaan,
penyuluhan
kesehatan,
khitana'1
massal,
bantuan
alat·alat
kesehatan, operasi bibir sumbing dan lainnya. c. Bidang sarana dan prasarana umum antara lain bantuan pembangunan dan
4
7
4
7
perbaikan jalan, jembatan,
4
7
lainnya.
4
7
kantor-kantor
pemerintah,
sarana air bersih dan
14
Rambu 5uar Merah No.8
4460.9
03-48·32.55/115·28·54.5
T
4
7
d. Bidang sosial budaya, antara lain bantuan pembangunan tempat dan sarana
15
Rambu 5uar Hijau No.5
4460.12
03·48·22.75/115·29·02.1
T
4
7
ibadah, pembangunan sarana dan penyelengaraan acara olahraga dan kesenian
16
Rambu 5uar H!jau No.7
4460.13
03·48·05.75/115-28·51
T
4
7
17
Rambu 5uar Merah No.l0
4460.10
03·48·27.85/115·28-33
T
4
7
18
Rambu 5uar Hljau No.9
4460.11
03·48·27.55/115·28·28
T
4
7
19
Rambu 5uar Hljau c1engan Radar Reflektor
4485
03·18·00 5/116-06-00
5
7
T
lokal,
peringatan
hari·hari
besar nasional
masyarakat yang terkena musibah dan lainnya.
dan
agama,
bantuan
kepada
RENCANA Tabel
18. Rencana Anggaran Program Community
Alokasi Dana TiiiQkat kabuoaten Tingkat provinsi TiiiQkat nasional Total
Persentase dana (%) 80% 15% 5% 100%
Development
INDUK TERMINAL KHUSUS BATUBARA
NORTH PULAU LAUT COAL TERMINAL
PT. ARUTMIN INDONESIA
tahun 2007
Jumlah dana (US $) 1,701,276 318,989 106,330 2,126,595
Pengelolaan lingkungan tambang yang dilakukan oleh PT Arutmin Indonesia adalah sebagai berikut : a. Mengacu kepada AMDALdan Petunjuk Teknis Pertambangan b. Reklamasi c. Pengelolaan Kualitas Air d. Pengelolaan Kualitas Udara e. Pengelolaan Limbah f.
Pemantauan Lingkungan
g. Audit Lingkungan
gambar 12. Rona Llngkungan Tanjung Pemanclngan Sesudah Dlbangun Terminal Batu Bara NPLCTPT Arutmln Indonesia
h. Pelaporan
Khusus
Gambar 10 dan Gambar 11 menunjukkan dua rona lingkungan daerah sekitar North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) di Tanjung Pemancingan sebelum dan sesudah dibeli oleh PT. Arutmin Indonesia. Terlihat bagaimana hutan dan daerah yang sebelumnya tidak terkelola
4.3.5 Kemampuan Pengelolaan Terminal
Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal
Terminal (NPLCT) PT. Arutmin Indonesia
menjadi hijau dan bermanfaat bagi resapan air. Sertifikat pernyataan pemenuhan keamanan fasilitas Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal
(NPLCT) PT. Arutmin
Pemerintah Republik Indonesia dari Direktorat
Indonesia telah
diterbitkan
oleh
Jenderal Perhubungan Laut No.
0210042·DV tertanggal 30 Nopember 2004. Sertifikat tersebut menyatakan bahwa fasilitas Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) milik PT. Arutmin beroperasi
Indonesia
sesuai dengan
sebagai terminal rancangan
ketentuan SOlAS (International
batubara
keamanan
telah
fasilltas
diverifikasi
pelabuhan
dan
dengan
Convention for the Safety of Life at Sea) 74 bab
XI·2 dan bagian A dari peraturan internasional untuk keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan (ISPS. International Ship and Port Security· Code).
gambar 11. Rona L1ngkunganTanjung Pemanclngan Sebelum Dlbangun Terminal Batu Bara NPLCTPT Arutmln Indonesia
Khusus
Berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh PT. Arutmin Indonesia dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan ini seyogyanya mampu mengelola pelabuhannya secara mandiri.
Keberadaan Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal
RENCANA INDUK TERMINAL KHUSUS BAWBARA NORTH PULAU LAUT COAL TERMINAL PT. ARUTMIN INDONESIA (NPLCT) PT. Arutmin Indonesia juga telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi aspek keselamatan pelayaran dan sarana bantu navigasi pelayaran di wilayah Tanjung Pemancingan, Kotabaru dan sekitarnya.
Atas pertimbangan kemampuan
yang dimiliki PT. Arutmin Indonesia baik dari aspek teknis pelabuhan, daya dukung sumber daya karyawan (dari segi kualifikasi,
pengalaman, dan kuantitas)
dan
kontribusi yang besar terhadap wilayah sudah sepantasnya Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT. Arutmin Indonesia dftetapkan sebagaf sebuah pelabuhan khusus.
Dengan menjadi
sebuah pelabuhan khusus, PT. Arutmin
Indonesia akan lebfh mampu lagi mengelola Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT. Arutmfn Indonesia lebih efektff dan effsfen sehfngga semakin berkontribusi bagi regional dan nasional.
5
TERMINAL KHUSUS BATU BARA NORTH PULAU LAUT COAL TERMINAL (NPLCT) PT. ARUTMIN INDONESIA SEBAGAI SUATU KEBERADAAN
Berdasarkan kebijakan Kotabaru memiliki
tata
ruang makro di atas, terlihat
bahwa Kabupaten
peran yang sangat besar dalam pengembangan wilayah di
Provinsi Kalimantan Selatan dan Pulau Kalimantan.
Konsekuensi dari hal ini ialah
bahwa sebagai salah satu pusat kegiatan wilayah (PKW), Kabupaten Kotabaru haruslah memiliki akses untuk koleksi distribusi barang dan jasa yang baik, tidak hanya dalam skala lokal wilayah, tetapi dalam skala nasional. pengembangan pelabuhan
PT Arutmin Indonesia dalam Konteks Tata Ruang Makro (Naslonal-Pulau-Provlnsl)
khusus menjadi
sangat penting
Oleh sebab itu, untuk
mendukung
kebijakan ini.
Berdasarkan uraian kebijakan tata ruang seperti yang telah dibahas pada bagian 3 di atas, maka terdapat untuk rencana tata
beberapa hal penting yang dapat diambll sebagal dasar
ruang Terminal
Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal
Terminal (NPLCT) PT. Arutmin Indonesia (terlihat pada TabeI19).
PT Arutmln Indonesia dalam Konteks Tata Ruang Kabupaten Kotabaru Keberadaan Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT.
Tabel 19. Pertimbangan Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesia dalam Konteks Tata Ruang Makro
Arutmin Indonesia tidak terlepas dari struktur ruang wilayah Kabupaten Kotabaru. Oi dalam hal ini, Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT. Arutmin Indonesia adalah untuk mendukung strategi pengembangan
Pertimban RTRW Kelautan Nasional
RTRW Pulau Kalimantan
RTRW Provinsi Kalimantan 5elatan
an Pentln
Menjelaskan bahwa Kabupaten Kotabaru termasuk ke dalam Kawasan IIIyanl mencakup wllayah Selat Makassar dan Laut Sulawesi. Kabupaten Kotabaru merupakan sub pusat dari pusat penlembangan kawasan dl Balik a an • Menjelaskan bahwa Kabupaten Kotabaru termasuk ke dalam Kawasan Andalan Batullcln dan seklternya merupakan salah satu kawasan andalan daratan selaln dari Kawasan Andalan Banjarmasln dan sekitarnya serta Kawasan Andalan Kandanpn dan sekitarnya • Menjelaskan pula bahwa dl Kabupaten Kotabaru inl jUla terdapat Kawasan Andalan Laut Pulau Laut denlan sektor unllulan perlkanan dan rtamban an.
Menjelaskan bahwa sebalal tlndak lanJut darl funlsinya sebalal pusat kegtatan wllayah pada skala nastonal. PKWKotabaru Inl memlliki funlsl pelayanan jasa pemerintahan, perl kanan, kehutanan hasll kayu, dan Industrl pariwlsata bahari, dan pertambanpn batub2lra, minyak burnf, dan 81s.
Menjelaskan bahwa sebalal t1ndak lanjut darl funlslnya sebalal pusat keglatan wilayah pada skala naslonal dan pulau. PKWKotabaru Ini memll ikl fungsl jasa pemerintahan,
perikanan, kehutanan,
hasH kayu,
Industrl pariwlsata bahari, dan partambanlan batubara, minyak bum;, dan s.
Kabupaten Kotabaru dapat pula berfungs; sebalal sub pusat darl pusat penlembanlan kawasan dl Makassar karena aksesnya ke Setat Makassar dan Laut Sulawesi. • Dljelaskan bahwa Kotabaru merupakan pusat kegtatan wilayah (PKW) • Sektor unllulan daratannya berupa: perkebunan, kohutanan, pertanian, industrl, parlwisata. • Dijelaskan bahwa pusat kegtatan lokal (PKL)· nya mellputl: Palatan, Stalen, Batulltln, dan Berengas. Pelabuhannya: Batullcln dan Kotabaru. Terdapat arahan pengembangan PKWKate ru pada skala Pulau Kalimantan, bahwa Kabupaten Kotabaru: 1. Diarahkan sebalai kota yanl berfun •• 1sebalal pusat produksl dan distrlbusl untuk mendukunl sektor produksi wilayah sekltarnya sepertl keglatan pemerintahan, pertkanan, kehutanan hasll kayu, dan Industrl pariwisata baharl, dan pertambanlan batubara, mlnyak bumi, dan las. 2. Menlembangkan kualltes pelayanan PSD Kota yang mendukunglndustrl pariwisata bahari Terumbu Karan Pulau Kun t. Pada skala Provlnsl Kalsel, a upaten Kotebaru memtllki funlsi untuk meninlkatkan aksesibilitas menuJu outlet atau pusat kolaksi distrlbusi terutama dl Banjarmasln melilui jaringan transportasi darat dan transportasl sunpi dan n ebera a te adu.
sektor
unggulan
perekonomian
Kabupaten
Kotabaru
yaitu
pada
sektor
pertambangan. Selain itu adalah untuk mengoptimalkan dan mengimplementasikan pengembangan ruang Satuan Wllayah Pembangunan Kabupaten Kotabaru khususnya SWPPulau Laut.
Berkaitan dengan pengembangan konsep tata ruang wilayah Kabupaten, terdapat beberapa pertimbangan yang menempatkan Pelabuhan Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT. Arutmin Indonesia, sebagai suatu entitas penting diwilayah ini adalah sebagai berikut:
a. Pertimbangan Kondisi Ekslsting Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesia sebagai salah satu kontributor
utama slstem transportasi
laut di kabupaten Kotabaru dengan membangun pelabuhan batubara di Tanjung Pemandngan.
Lebih luas lagi, Terminal Khusus Batu Bara North
Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesia juga berkontribusi besar pada pembangunan infrastruktur
transportasi laut di Selat Laut.
26
J
•
Terminal
Khusus Batu Bara North
Arutmin
Indonesia
ekonomi
terutama
merupakan
Pulau Laut Coal Terminal
bagian besar dari
pengembangan
sumber daya alam yang potensial
industri
pengembangan
yang menunjang
berupa pertambangan
Terminal
kegiatan
batubara
di sekitar
Indonesia
pelabuhan
adalah
laut Tanjung
Pulau Laut Coal Terminal
sebagai
tindak
Pemancingan
Terminal
Khusus Batu Bara North
Arutmin
Indonesia
prasarana
lain
merupakan
hubungan antar pusat-pusat •
Keberadaan
Terminal
(NPLCT) PT. Arutmin StrategiPengembangan
(NPLCT) PT
pengembangan ekspor
Pulau Laut Coal Terminal pembangunan
PT. Arutmin
batubara
(NPLCT) PT
jaringan
jalan
dan
Indonesia untuk memperlancar
Khusus Batu Bara North
Kawasan Prioritas
upaya untuk mendukung
yang menunjang
kegiatan
sektor·
kegiatan ekonomi berdasarkan
potensi
akses jalan
dan pengembangan
sarana dan
(NPLCT) PT
prasarana pendukung.
b. Pertimbangan •
sesuai dengan Kebijakan
Daerah.
Terminal
Khusus Batu Bara North
Pulau Laut Coal Terminal
Arutmin
Indonesia
tindak
strategis
Kabupaten
ialah
sebagai
Kotabaru
dalam
lanjut
dari
secara optimal
dan berwawasan
ruang wilayah
lingkungan
melalui
kebijakan
hal mengembangkan
yang mendukung kegiatan ekonomi yang lebih produktif menggunakan
rencana
pelabuhan
dan kompetitif
laut serta
merupakan
Arutmin
Indonesia bersesuaian
pemerataan
pembangunan
Pulau Laut Coal Terminal
dengan kebijakan
rencana tata
telah disusun.
Oi dalam hal ini, ketika dibangun Terminal
North
Laut
Pulau
Coal
Terminal
(NPLCT) PT. Arutmin
Pulau Laut Kabupaten
potensi
Kotabaru
Terminal
Indonesia pada dasarnya
wilayah
untuk
Khusus Batu
di Satuan Wilayah
pengembangan
pelabuhan
laut.
Secara lebih sekitar Arutmin
rincl,
Terminal
terdapat
beberapa
guna lahan yang dapat
Khusus Batu Bara North
Indonesia ini, komponen·komponen
dikembangkan
Pulau Laut Coal Terminal guna lahan tersebut
di
(NPLCT) PT
dapat dilihat
pada
Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesia Komponen Guna Lahan K&t&ranlan KawasanIlndunl Kawasanbudldava Kawasanindustrt - Industrtbatubara(padakawasan pertambangan). - Industrtpertkanan(J)lIdahutan rawa) seara rtnd harus - Industrtlalnnyayangmendukung Luasannya pengembangan KawasanAndalan diperhltungkandandlturunkan Batul1dndansekitamya. berdasarkanluasanlahanyangsudah Kawasanperl1ndungan setempat Kawasanperkotaandi kawasan disepakatipadatataranRTRWPulau Ruangterbukahljau pertambanganbatubaradan Kalimantan(rancanganKeppres), - Gartssempadansunga1 pelabuhan RTRWProvinslKal1mantan selatan, - Gartssempadanpantal RTRWKabupatenKotabarultu sendirt, - Jasaperkotaanskala kabupaten/kota. sertarellCanapengembangan Kawasan AndalanBatul1dndansekitamya. - Prasaranadansaranadasar kePUan. Kawasanperumahanpegawaldl kawasanpertambangan: Perumahankepadatanrendah - Perumahankepadatansedang
di seluruh Karena hal·hal tersebut
Khusus Batu Bara North
maka keberadaan
upaya nyata untuk memanfaatkan
Pembangunan
diatas,
North Pulau Laut Coal Terminal Terminal
tersebut,
yang ada secara berkelanjutan
wilayah kabupaten. •
RTRW Kabupaten
Pulau Laut Coal Terminal
Indonesia ini juga merupakan
dan membangun
menurut
Tabel20.
kegiatan pertambangan.
sektor unggulan dengan meningkatkan yang dimiliki
konsepsi
mendukung
ruang wilayah
Selatan dan sekitarnya.
kesatuan
yang didukung
lanjut
untuk
secara nasional dari wilayah Kalimantan •
Berdasarkan kedua pertimbangan
Bara North Pulau Laut Coal Terminal
Khusus Batu Bara North
Arutmin
pola dan struktur
Kotabaru.
pemanfaatan
daerah Tanjung Pemancingan. •
menindaklanjuti
(NPLCT) PT
(NPLCT)
PT.
(NPLCT) PT ruang yang
Khusus Batu Bara
Arutmin
Indonesia
pengembangan
(NPLCT) PT. Arutmin
suatu hal yang sangat patut dipertimbangkan tersebut
sebagai
Terminal
adalah suatu kelanjutan
potensi Terminal
Khusus.
Khusus Batu Bara
Indonesia lebih lanjut adalah
yakni dengan menjadikan
Perubahan
status
logis dari proses pengembangan
kepelabuhanan
yang diperlukan.
pelabuhan tersebut
RENCANA
INDUK TERMINAL KHUSUS BATUBARA 6.3
NORTH PULAU LAUT COAL TERMINAL
PT. ARUTMIN
INDONESIA
Kapal Curah dan Tongkang PT. Arutmin Indonesia Ada dua jenis kapal yang dilayani oleh Pelabuhan Khusus Batu Bara North Pulau
6.1
Laut Coal Terminal (NPLCT) PT. Arutmin Indonesia. Kedua jenis kapal itu adalah
Rencana Jangka Pendek, Menengah, dan Panjang
kapal curah dan tongkang. Kapal curah mengangkut batubara untuk diekspor ke luar
Rencana jangka pendek, menengah, dan panjang didasarkan pada perencanaan
negeri sedangkan tongkang mengangkut batubara untuk ditampung di lapangan
kapasitas produksi dan proyeksi lalu lintas dan kapal milik PT. Arutmin Indonesia.
penumpukan Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT. Arutmin
Indonesia. Dimensi kapal curah dan tongkang terbesar yang akan
dilayani oleh Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) 6.2
Kapasitas Produksi PT. Arutmin Indonesia
PT. Arutmin Indonesia disajikan pada Tabel21.
Kapasitas produksi batubara PT. Arutmin Indonesia adalah jumlah aliran produksi batubara dari pelabuhan-pelabuhan
pemasok yang diangkut dari lokasi tam bang
Tabel
milik PT. Arutmin Indonesia ke Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal
21. Kapal Curah dan Tongkang yang Berkunjung ke Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesia
Terminal (NPLCT) PT. Arutmin Indonesia. Keseluruhan produksi batubara tersebut JENIS
kemudian diangkut oleh kapal curah (bulk carrier) untuk diekspor (Gambar 12).
KapalCurahCapeSize Tongkang
6.4
Proyeksi Produksi
DWT (ton)
LENGTH (m)
BEAM (m)
DRAFT (m)
150.000
320
43
14
7.300
100
23,6
6,6
Batubara Jangka Pendek, Jangka Menengah, dan Jangka
Panjang Tahapan produksi batubara untuk setiap pelabuhan pemasok dan produksi batubara yang masuk ke Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT. Arutmin Indonesia untuk jangka pendek (2009-2013), jangka menengah (20142018), dan jangka panjang (2019-2028) disajikan pada Tabel 22 berikut ini: Tabel
22. Proyeksi Produksi Batubara PT Arutmin Indonesia Jangka Pendek, Jangka Menengah, dan Jangka Panjang
LOKASITAMBANG Aliran produksi batubara dari lokasi tambang Senakin, BatuLicin, Satui dan Asamasam akan diterima di dermaga tongkang North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) kemudian akan ditimbun di lapangan penimbunan batubara. Jumlah keseluruhan aliran produksi batubara ini atau disebut juga kapasitas produksi PT Arutmin Indonesia yang kemudian diangkut oleh kapal curah untuk diekspor.
Senakin(ton/tahun)
JANGKAPENDEK 2009·2013 4.800.000
JANGKAMENENGAH 2014·2018 4.800.000
JANGKAPANJANG 2019·2028 4.800.000
BatuLicin (ton/tahun)
3.000.000
3.000.000
3.000.000
Satui (ton/tahun)
8.300.000
8.300.000
8.300.000
Asam·asam(ton/tahun)
1.900.000
1.900.000
1.900.000
Total (ton/tahun)
18.000.000
18.000.000
18.000.000
6.5
Arus Lalu Lintas Kapal Curah dan Tongkang Jangka Pendek, Jangka Menengah, dan Jangka Panjang
6.6
Kebutuhan
Jumlah
Dermaga Jangka Pendek, Jangka Menengah, dan Jangka
Panjang Berdasarkan jumlah produksi batubara PT. Arutmin Indonesia yang direncanakan,
Oleh karena adanya dua jenis kapal yang akan dilayani dan setiap jenis kapal
arus lalu lintas kapal curah dan tongkang untuk jangka pendek, jangka menengah,
mempunyai metoda penanganan yang berbeda, maka terdapat dua jenis dermaga
dan jangka panjang dapat dilihat pada Tabel 23 dan Tabel24.
pada Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesia. Kedua jenis dermaga tersebut adalah dermaga kapal curah dan dermaga tongkang.
Kebutuhan dermaga untuk kapal curah dan tongkang untuk
pengembangan jangka pendek dan menengah lnl maslng-maslng berjumlah satu. Tahapan
Volume Batubara (ton)
Volume Cargo Kapal (ton)
Kunjungan Kapal (kapal/tahun)
Jangka Pendek (2009·2013) Jangka Menengah (2014·2018) Jangka Panjang (2019-2028)
18.000.000 18.000.000 18.000.000
150.000 150.000 150.000
100 100 100
6.7
Alur dan Zonasl Pelayaran
6.7.1 Alur dan Zonasl Pelayaran Jangka Pendek Alur pelayaran pada jangka pendek pada dasamya tetap (tldak ada perubahan daM kond!sl eksistlng), sehlngga rencana alur pelayaran dan SBNPmaslh tetap sepertl yang tergambar pada Gambar 9 dan Gambar 10.
Tahapan
Jangka Pendek (2009·2013) Jangka Menengah (2014·2018) Jangka Panjang (2019·2028)
Volume Batubara (ton) 18.000.000 18.000.000 18.000.000
Zonasl pelayaran dapat dlbagl atas dua baglan, yakn! slsl terminal tongkang dan
Volume Cargo Tongkang (ton)
Kunjungan Tongkang (tongkangltahun)
7.300 7.300 7.300
2.055 2.055 2.055
terminal kapal curah.
Untuk tlap slsl, rancangan area sandar, area labuh, dan
kolam putar terllhat pada Gambar 14 dan Gambar 15.
6.7.2 Alur dan Zonasl Pelayaran Jangka Menengah Alur pelayaran pada jangka menengah pada dasamya tetap (tldak ada perubahan daM kondlsl ekslstlng), sehlngga rencana alur pelayaran dan SBNP maslh tetap
Berdasarkan analisis proyeksi, produksi batu bara dan arus lalu lintas kapal untuk jangka panjang maka PT Arutmin
sepertl yang tergambar pada Gambar 9 dan Gambar 10.
Indonesia masih belum memerlukan adanya
perubahan dalam bentuk penambahan fasilitas ataupun perluasan areal Terminal
Zonasl pelayaran dapat dlbagl atas dua baglan, yaknl slsl terminal tongkang dan
Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT)di Tanjung Pemandngan.
terminal kapal curah.
Untuk tlap slsl, rancangan area sandar, area labuh, dan
kolam putar terllhat pada Gambar 14 dan 15.
1. OIMI!:~SJONS DIMENSIONS
II
IN I,U.. lJro!I!:TEl1S
llEVI!lS
ZONASI PERAIRAN I PELABUHAN ARUTMIN INDONESIA
~~),Tl~'i~~t~n~~S8{to"..e~8fcW~A"K
~';.~ ~liJ~ WTt~~m·N tSCHSt
,01
'-I
",::... i
U)I
~~
•••• ,....
....J
••••••
•
Oormaga
o
Oaorah
" ••"n •
Sandlr
Labuh KIPII o Oao,"h BI.arA1.A2.B DIn KapIl Klcll o Alur PolaYlran
o
,------TERM INAL TONGKANG
I I
Kolam
DAFTAR KAPAL
65
KECIL
TITUC PUSAT DAU,AII
I
LAllOR LO
3"13'00"
A
114"17'10"
I
I
,
.
I I 172 I
IT
3"U'lO'
I
I I
.
Pulor KOORDINAT
LO
luo17'
10'
IT
3"13'00'
LO
1I'017'SO"
IT
'°13'1"
LO
11I"17'SO'
IT
IlAI"A!I
SANDA"
'''U'10'
A
LO
IUOU'U"
~-------------------~
IT
u·
'''13'
I
111°11'
,
.
5
Tg Sarantiung
LO
O~"
3°13'31"
LO
IIS"17'02"
IT LO
]°13'2'" 114"14'
"sIUl.TDIlAW
IT
H"
IT
•• O
II(V",O. ,UUIO'OlICO",tRuCTlOlt "'U(D'OIlA~'!II0VAl
LP '"1"'''" 1 •••••••
, ••••
",
S",_
011.
,. ••• 1(
'H_
SITUASI PELABUHAN
ALUR PELA Y ARAN ARUTMIN INDONESIA
•
D~PA~TI!M!N
lto
I'" lONASI
T!IIMINAl
Pl:LA8UIol"N ,•••
P£fItI1UeUNOAN
ULA~".'i.~ nn~~u~u
3
•••••••
T!
II,1,PAl Ki!:ell
AIlUT""N
INDONESIA
NPlCr.02.100.AB
AL
,••••
•.•••••
\,OIM!Il~IOIU 01"'&1151011$
II ZON A SI PERAIRAN INDONESIA PELABUHAN ARUTMIN
t
1lIll"~TUtS
111
l~V~~Lh~\b~ ~nrne''b~'Mr..rAII~ ~~,~1H~ UI/~loIU'1O uum
•••
J •
I·"
...,:...•. ~ ••••
rif••
" ••••••
~~
NPLCT
o a e ra h R a nja
~
u •
WlUlW
'152
en ..J
'-
'- '-
84
88
'- ''-
C Hj5s4M '-
N ~
'-
'M
'- '-
o
~
94
,
'-
Dermags
o Oaerah Sandar Daerl!lh Labuh Kapsl o Dan Bes.r A1, A2, B Kapal Keell o Alur Pelayaran Kolam
DAFTAR
Hj
Putsr KOoRDINAT
KAPAL
..
BESAR
TIT lie
PUSAf
DA!Il,AH
122 98
tABVH
lOU'lO"
L'
Sf
luo17'40·
DA'J.AH
SAl'~DAk
JOI2'I'-
TERMINAL KAPAL BESAR
S
c D
f"p
..:;:--
La Sf La
]°12'21"
Sf
114°\7'\5' :I"
I Z ' 1~ •
----
----, '-.
La Sf
PUTAJ.
lCU'
f'
11 8
0
~5>~ 1a-~
en ..J
Sf
JOU'14"
KOLAN
128
'- 'V "OS
'160\7'02"
tuo17'07"
116°11'12"
154
~-c9
L'
A
U"
La Sf
116°17'\7"
A"VIlTU'WIN~
RI"'"0.
----
'IIUIO'oNcolllnllel1oN
'U\lIDION'''U,''
14 9 ..••...
<")
~ 0
<")
PELA Y ARAN SITU A SI ALUR ARUTMIN PELABUHAN INDONESIA
•
oe~ .•.lttE'UN
~!ltflVII.HlIhN
'\ul",11T1U~TaUI
A
Panduan navigasi bagi kapal-kapal yang mendekati Terminal Khusus Batu Bara North
c. Fairway bouy (hitam,
Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT. Arutmin Indonesia adalah sebagai berikut:
putih)
dengan 128° X 7 mile dari dermaga
(isophase 4 s, 10 mil)
Kapal curah
1. Kapal tiba : berlabuh jangkar pada posisi
Tongkang
a. (A anchorage 03°-11'-56" LS 1116-17-34 BT) radius 400 meter atau di
Tongkang datang dari Tambang yang berada di pulau Kalimantan, dari daerah penambangan :
tempat Pandu naik (Pilot boarding Ground) b. Atau 03° - 12' . 30"
LS/116
·17'·40"
a. Senakin· NPLCTjarak 23 mil
BT Southeast channel (alur
b. Satui· NPlCT jarak 78 mil
Tenggara)
c. Batulicin - NPLCTjarak 48 mil
2. Kapal yang giliran akan disandarkan akan dipindah ke daerah labuh jangkar lebih mendekati dermaga (B anchorage, posisi 03 - 11' - 54" lS 1 116·17'·06"
Area tongkang berlabuh :
BT)
Batas koordinat:
3. North Pulau laut
Coal Terminal
(NPLCT) approaching : (lihat
A. 03°·13'·05"lS
1 116°.17'.26" BT
peta pada
Gambar 9) Kapal sandar pada setiap waktu, kapal dengan haluan 257° haluan penuntun lampu suar (C5 s 12 m 14 M dan Lampu suar Balingkar Kotabaru) pada alur
6.8.1
Timur Laut (Northeast) sampai pelampung (buoy) Tenggara melintang lambung
Pengembangan Fasilitas Jangka Pendek Pada dasarnya, untuk pengembangan jangka pendek tidak ada perubahan fasilitas
kiri, kemudian merubah haluan ke kanan ke haluan 300° untuk mendekati
dan kondisi eksisting. Pengembangan fasilitas yang dimaksud difokuskan pada
dermaga.
optimalisasi fasilitas pelabuhan.
4. Turning Basin (tempat pemutaran) kedalaman 18 meter X 275 meter 5. Tempat sandar adalah sebuah dermaga dengan fasilitas :
6.8.1
a. Fender: 6 buah, cell fender bridge stone
Pengembangan Fasilitas Jangka Menengah Pada dasarnya, untuk pengembangan jangka menengah tidak
b. Absorb energy: 231 ton/meter
ada perubahan
fasilitas dari kondisi eksisting. Pengembangan fasilitas yang dimaksud difokuskan
c. Mooring dolphin : 4 buah, dengan triple, double quick release hook @
pada optimalisasi fasilitas pelabuhan
60 ton 6. Kapal berangkat : setiap saat, setelah bebas dari dermaga langsung ke haluan 6.9 128°, dan
melewati
dua
buoy
(merah
dan
hijau),
haluan
ini
tetap
Fasflitas Terminal Khusus Batubara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesia
dipertahankan sampai ke fairbouy, karena di kanan kin alur adalah darrah ranjau yang belum dibebaskan (alur selebar 200 meter yang sudah dibebaskan
Bagan alir penanganan batu bara pada jangka pendek dan menengah dapat dilihat
dari ranjau).
pada Gambar 16 berikut in1.
7. Alur Tenggara (SE channel) adalah, alur selebar 200 meter dengan arah 128°· 308°, dan ditandai bouy masuk/keluar
1,5 mil dari dermaga, 2 bouy pandu
akan turun dinalur ini. a. Bouy hijau Cerlang hijau 7s, 5 mil b. Bouy Merah Cerlang merah 2s, 5 mil
RENCANA
INDUK TERMINAL KHUSUS BA TUBARA NORTH PULAU LAUT COAL TERMINAL Tabel
25. Speslflkasl Conveyor pada Terminal
Nama Conveyor
Lebar (mm)
CV4 Stacker Reclalmer CV 3 CV2
1.800 1.800 1.800 1.800 1.800
2.
Kecepatan
PT. ARUTMIN
PT Arutmin
(m/s)
4,2 4,2 4,5 4,2 4,2
Indonesia
Kapasitas Rata-rata
4.000 4.000 4.000 4.000 4.000
INDONESIA
(ton/lam\ Makslmum
4.800 4.000 4.800 4.000 4.800
Fasilitas Terminal PT Arutmln Indonesia Sisi Laut Oermaga kapal curah Lokasl dermaga kapal curah terletak 950 m dari lapangan penimbunan ke arah Timur Laut Ujung Tanjung. Akses menuju dermaga dicapai dengan trestle. Tata guna sisi laut dermaga kapal curah Pelabuhan PT Arutmin Indonesia dapat di
gambar 15. Bagan Allr Penanganan Batubara di Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT)PT Arutmin Indonesia
lihat pada Gambar 17.
Tanda panah pada Gambar 16 menandakan bahwa lapangan penimbunan pelabuhan
Fasilitas pada dermaga kapal curah adalah sebagai berikut:
menerima
akan
•
Fenders
dialirkan dari lapangan penumpukan ke dermaga kapal curah untuk dimuat ke
•
Berthing dolphins (BO) dan Mooring dolphins (MO)
dalam kapal. Zona interface adalah fasilitas yang menghubungkan antara zona yang
•
Trestle
saling berhadapan.
•
Conveyor CV, dan
•
Shiploader
1.
aliran
batubara
dari
dermaga tongkang,
kemudian
batubara
Fasilitas Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT
Oermaga tongkang
Arutmin Indonesia Sisi Oarat
Fasilitas dermaga tongkang terdiri dari :
Lapangan penimbunan
1. Breasting dolphin
Adapun fasilitas pada lapangan penimbunan adalah:
2. Mooring dolphin
•
Coal Stockpile
3. Winch (mesin derek)
•
Conveyor
4. Conveyor CV 5 dan CV 6
Spesifikasi conveyor pada lapangan penimbunan disajikan pada tabel 25 di
5. Trestle, don
bawah ini.
6. Hopper Tata guna sisi laut dermaga tongkang Terminal
Khusus Batu Bara North Pulau Laut
Coal Terminal (NPLCT) PT Arutmin Indonesia dapat dl lihat pada gambar 18 berikut
Ini.
1<, 0 r-..
~
..-!£
,
~ ~ ~ 10 ~ ~ r-..
f....
•.. •.. !£•..
!£•..
Z
Z
bl r-..
~~-~...
N
•.. r-..
---_.
I::~;Q"~I
- •.......••.. -Op
.-.D_ .... =..--- •..... --•..••.•.. --=0>-
110'111'II_\11III
•• !~
•••••••
~!E='-
~ ~
-
llfttfIID: .••••
+ DAERAI1 BEBAS RANJAU
~ e::
~ •..
E3"13al'
B
· ..•••• KAPIS' •••• SETARAP
Sigam
" -; t' ; "',
~c
~...: ~
Fasilitas pendukung
mengantisipasi kemungkinan pertambahan jumlah produksi.
Layout fasilitas pendukung pada Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut
fasilitas ini, diharapkan proses kegiatan bongkar muat batubara yang berlangsung di
Coal Terminal (NPLCT) PT. Arutmin Indonesia disajikan pada Gambar 19 yang
Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) PT. Arutmin
dilengkapi dengan fasilitas:
Indonesia menjadi
a
Fasilitas penimbunan minyak & oli bekas
batubara yang ditangani.
b
Pembangkit listrik
c
Fasilitas perkantoran dan perumahan
Adapun bentuk pengembangan fasilitas Terminal Khusus Batu Bara North Pulau Laut
d
Penanganan air larian permukaan
Coal Terminal (NPLCT) PT. Arutmin Indonesia ini adalah pengadaan alat bongkar
e
Penanganan limbah
berupa grab unloading crane di dermaga tongkang dan optimalisasi
f
Sistem Penanganan Tanggap Darurat terhadap
3.
Ceceran Limbah Minyak dan
lebih
cepat
sehingga dapat
Dengan optimalisasi
mengimbangi jumlah
produksi
(upgrade)
fasilitas bongkar muat batubara eksisting pada lapangan penimbunan dan dermaga
limbah B3
kapal curah.
Rencana optimalisasi fasilitas Terminal Khusus Batu Bara North Pulau
g
Fasilitas penangan air buangan (sewage treatment system)
Laut Coal Terminal
h
Fasilitas pemasok air bersih
menengah disajikan pada Tabel 26 dan bagan alir penanganan batubara pada tahap
Tangki penyimpan air
pengembangan disajikan pada Gambar 20.
(NPLCT) PT. Arutmin
Indonesia untuk jangka pendek dan
Sarana komunikasi
Ekslsttnl
6.10
Rencana Optimallsasi
Fasilitas Terminal
Khusus Batu Bara North Pulau Laut
Fasllltas
Melihat target dan rencana produksi PT. Arutmin Indonesia ke depan, fasilitas dan areal pelabuhan sekarang dirasa sudah cukup memadai. fasilitas
dan
perluasan
areal
pelabuhan
akan
Rencana penambahan
menjadi
tidak
ekonomis,
mempertimbangkan umur dan kuantitas cadangan batubara yang ada. Oleh karena itu,
optimalisasi
fasilitas
merupakan
Lebar (mm)
Kecepatan (m/s)
Rata·rata
Makslmum
4.2
4000
4000
1800
4.2
4000
6000
4.2 4.5
4000
4000
1800
4.2
4000
5000
4800 4800
1800
4.2
4000 4000
4000 4000
6000 6000
1800
4.2
4000
4800
1800 1800
4.5 4.2 4.2
4000
6000
2000
4.5
4000
4800
2000
4.5
4000
6000
Kecepatan (m/s)
Conveyor CV3
1800
Stacker
1800 1800 1800
Conveyor CV1 Sh/plooder
(NPLCT) PT. Arutmin Indonesia
Redo/mer Conveyor CV2
Penlembanpn
Kapaslta5 (ton/jam) Rata· Makslmum rata
Lebar (mm)
Kapasltas (ton/jam)
suatu langkah stategis ke depan untuk Gedung & Fasilitas Perkantoran Jasa Lain & Transportasi Penampungan limbah Penelitian & Jasa Rekreasi Lapangan Olah Raga Lapangan Penumpukan & Pergudangan Daerah Sandar / tam bat kapal kecil Bahan Kimia & Bahan Bakar Cair Proses Pengolahan & Penumpukan Batubara Daerah Labuh Kapal Curah Kering Areal fasilitas lainnya dan area cadangan Total Luas lahan
9,057 .1,018 0,533 6,974 3,280 0,980 3,287 1,203 12,599 8,446 21,923
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
69,3
Ha
-
~
~
~
~
z +
z +
+
t: -6
~ z +
z +
t: z
i
~~
E
il
~la',W"!I.'
'"
-~_/IJiI
=-
.•..
&
~ .••.-
"",.~
·1
+
.•----,-IICIllWt
+
+
Ill'
••••
__
_
_ ,~_""
",,'I!!=,-...laID11
_
/ll,1Cr--III
-.• ~
!Oo'YV'--"'O!IllJ
~
~
+ ~aallCl
---..
::,:: _ll:_
+
+
E 3" 12'<11'
+
+
LEGEt\OA
~
~
C
CEl.J\IG A:~
ZCNl. JMA
E 3"12'41"
•
.,
200IA PeNAMFtN:3AN
B
•
+
lIto,8,H
zc::NA, L.At'~
a.AH RAQ6,
'Z.OJA l.APA/IM3AN PEN..U=\)KAN & ~ SAfIO\R I l,6M8'T
ztN4 BAHAN KlMlA ~ za.v,.. PRa3ES ~ ZCN/l. ClO.EIWi I..A!Ui
KAPAl ICEaL
+
BO.Hb.N B6J(AA: CAtR & F'EN\..MFU
BA'T\.8ARA
1<ERIN3
+
+
+
+
!:;
~
!:l
;;;
!!!
!!!
!!!
!!!
f1l !!!
!e
!e
~
~
E 3"12'25"
A
F'ER
&JASA.AEI
ZCNA. PEN3..m.6N
zr:HA ~
E 3'12'33"
& PASllTAS
L.6JN & mANSPCRl"AElI
~
+
+
+
'"
'-
fR
!!!
!!!
13 t:
~
~
~
_
!; ~ 10
~ !!!
!!!
-6
·18
z
z
z
+
-7
t::
t::
!!!
!!!
z
z
+
+
+
K
®-""'"_ .... _~
~~
I:MMill
~
VO WE1 ,
"
!"
I
+
+
..••..•.....
----~ ~-
-
=-
~
~J &
-7
+
~---~ •.•. --!l--.
"t"1Ir'"
•••• -
c.._ .•.~ =,, __ 11I)1
_
'-_~
IDI
-'1
"'UU~lIlIl
~'-"'"
..•. lC::-I!IUt-..,t
-..
1I~_~
Qo
ltWW
~
+
~""--'ca.
-.-.-....,.~:lAIfIIIJW""OD ~_TI8'I.I~
+
+
+
E 3'12'$
+
~:
:Jfi C
2J:N6"OBJ...t.G~&PASUT,AS~ lCNtI JAS6. LAIN & 1'"fWBlCRrAS
E 3" 12'41'
•
za.JA. F9E11TlJIN ~
111
E 3'12'25"
!; ~ !£
•
UlP.Af\GlIN
& JIISA ~
_
CUH RN3A
ZCN'.L.6P~~&~ ~
E 3" 12'33'
+
lCN".~UM:W-l
DiI8W-l SN{)tR
ZCNA. ~
10M"
, T.AM3'T
[WII 8I*-I6N
K.6AA..
ZCNA FA:B;S
PI3'lXUH'N
~
L..,.&8..J-l1QAA.. a..RAH
QtGtAH
+
+
!!!
fo>
~ ~
~ ~
N
I<8JL
+
BtKAA: ~R
• ___
'-""
'11t~
"'~ 14:RIN3
+ ;;;
~ !!!
+
+
+
~ ~
F-
..•
~ 10
!
!!!
~
~
+
!:l "-
~
.
~ ~
!
.18
z
+
·7
-6
-
~ ~ ~
~ ~
~
~
z
z
z
z
+
+
+
+
tll
19 t:
--...-. ~--
T"T"'R\IIN3S19~_~1K.lSJS
~
"""""''''''''''
t:
t:
~
~_ •.•• __••_"l'
z
~
!!--.
~~
+
-.,. ---_. --"::"1Ir .••.
-~
E 3"13'21"
JIl
(~-6
~
"
·1
~)/.,*"
1'!
,
I
+
&
+
+
....-
=-
M1IC1,.._..-
·7
+
•.•.••.......
E 3"13'13"
.. ~---v --....•. ~ -.•
.-----Kll
••••
fM,1
lr::---
•.~ =,,_"L&I~_ E
'!ONYl.-_c..
~ +
E 3"13'<5'
'-"'loID
__
TIiIIlJ1\MI
"'"'-
ClMINl!:_
E 3"1257"
E 3"12'47
.,
+
+
+
+
~m
E 3"1247
lEGEJ'.Oo\ :
C
2t'W< <EJ.N3
~
& PASUTAS ~
E 3" 12'41"
• \III
E 3"1233"
•
E 3'12':IS'
B
~ ~
!'T . .eAJIMN _.IMJ
lte::IeIA
...,.._.lfl,llM
.
+
~~Urd:W-l 2I:N'.F'!:ta11lI'N&J>SA_
za.v..
lJPNGAN
"""
IN'A'GPN_&
~
0'ffiAH
zcw. ~ 2I:N'. F'ICEal
a..AH RN;A,
~~
~
s,tlrKM I TNYS'T KAPi'l
IEOL.
+
10M'" O'N EWiMI BtK,AR GAIA:
F'8'
2I:N'. D08l!'H W&J<-....
A
C
lO""J'SA.LAIN&~1B
&_ ~
,""""""' """"""'
'~
""~
_>0
+
+
+
+
+
+
+
~ ~ ~
i:l
;;;
~ ~
~ ~ ~
"!!!
~
tll
~
19 t:
!
.....•.•..
INrJ~
~
~ ~
!
6.11
Arutmin
North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) sebagai Terminal Khusus 1.
dalam hal pelabuhan umum yang ada tidak dapat melayani jasa kepelabuhanan
PT. Arutmin Indonesia berupaya dalam menjalankan peran yang lebih baik dari
untuk
yang selama ini telah dijalankan yaitu seperti yang telah dikemukakan pada
kegiatan
tertentu
karena
keterbatasan
kemampuan
fasilitas
yang
tersedia.
pasal lain sebelumnya, yaitu : a.
Indonesia dapat melakukan kegiatan pengelolaan pelabuhan khusus
a. Pelabuhan PT. Arutmin
Menjadikan alur pelayaran di Selat Laut terbuka bagi pelayaran kapal-kapal
Indonesia dapat ditingkatkan
statusnya menjadi
Terminal Khusus dengan ketentuan bahwa Terminal Khusus Arutmin harus
besar atau internasional (dengan penyapuan ranjau). b.
Pengadaan, pemasangan, dan pemeliharaan rambu-rambu pelayaran.
c.
Pengerukan rutin alur-alur yang mengalami pendangkalan.
berada di luar daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan umum Kotabaru. b. Dalam mengelola Terminal khusus, PT. Arutmin Indonesia wajib menyediakan
2.
Penetapan kewajiban
dan memelihara Sarana Bantu Navigasi Pelayaran, alur pelayaran, kolam
membayar jasa dalam bentuk seperti yang dimaksud
pelabuhan dan fasilitas yang diperlukan untuk kelancaran arus lalu !intas
dalam butir 1 dan dikuranginya kapasitas PT. Arutmin Indonesia seperti yang
kapal dan barang serta tugas pemerintahan di pelabuhan khusus.
dimaksud pada butir 2, menumbuhkan ik!im usaha yang tidak kondusif dan berarti
negatif
bagi Pemerintah
c. Pelabuhan PT. Arutmin
Daerah yang bersangkutan maupun secara
Indonesia dapat ditingkatkan
Terminal Khusus dengan ketentuan
Nasional.
statusnya menjadi
bahwa Pelabuhan PT. Arutmin harus
terlebih dahulu memenuhi persyaratan administrasi dan teknis. Memberikan status Terminal Khusus pada North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT) sesuai dengan ijin penetapan lokasi yang telah diberikan oleh Menteri Perhubungan akan meningkatkan
potensi
pelabuhan Ini.
Secara ketentuan
hal-hal
berikut
3.
Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 55 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Pelabuhan Khusus Mengacu pada ketentuan KM 55 Tahun 2002, dapat disimpulkan bahwa:
menunjukkan bahwa maksud tersebut dapat diwujudkan berdasarkan:
a. PT. Arutmin 1
dengan terlebih
Undang-undang No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran Berdasarkan pada ketentuan dalam Undang-undang No. 21 tentang Pelayaran, maka NPLCT dapat ditetapkan
sebagai Pelabuhan Khusus dengan ketentuan
a. PT. Arutmin
Indonesia telah
mendapatkan
izin untuk membangun dan
oleh Menteri
memiliki melalui
ijin
operasi
Direktur
pelabuhan
Jenderal
khusus yang
setelah memenuhi
persyaratan administrasi teknis dan persyaratan administratif.
PT. Arutmln
Indonesia telah
memenuhi
persyaratan
teknis
kepelabuhanan, keselamatan pelayaran dan kelestarian lingkungan. Berdasarkan Undang- undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, status Pelabuhan Khusus menjadi Terminal Khusus.
2. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan Berdasarkan pada ketentuan dalam PP 69/2001, dapat dikemukakan bahwa: PT.
statusnya
menjadi terminal Khusus, maka kapal yang melakukan kegiatan dan barang yang dibongka-muat
mengoperasikan Pelabuhan Khusus.
Executive Summary
dikeluarkan
dahulu
b. Dalam hal Pelabuhan PT. Arutmin Indonesia telah ditingkatkan
bahwa:
b. Terminal
Indonesia dapat melakukan pengelolaan pelabuhan khusus
di terminal
khusus Arutmin
kepelabuhan pada pelabuhan umum terdekat.
dikenakan
tarif
jasa
RENCANA
INDUK TERMINAL KHUSUS BA TUBARA NORTH PULAU LAUT COAL TERMINAL 7. 1
Kemungkinan dampak yang ditimbulkan
akibat adanya kegiatan dari proyek terhadap
lingkungan adalah dari kegiatan transportasi
batubara dari tambang dan pengapalan
batubara. Dampak penting tersebut adalah antara lain sebagai berikut : a. Penurunan kualitas udara sebagai akibat penambangan batu bara dan pengapalan
INDONESIA
Kondlsl Saat Inl
7.1.1. Komponen Fisik Klmla Komponen fisik kimia di sekitar Terminal Khusus Batubara yang diamati terdiri atas iklim, kualitas dan kondisi udara, air laut serta sediemntasi. 1. Iklim Curah hujan tahunan yang bervariasi dari tahun ke tahun rata-rata 1.900 mm - 4.800
batubara hasH kegiatan penambangan serta kemungkinan tumpahan bahan bakar dan
mm dengan hujan maksimum bulanan terjadi pada periode bulanan Juli - September.
lain-lain;
Suhu rata-rata
b. Peningkatan jumlah flora dan fauna sebagal akibat adanya anjungan yang berfungsi
di Kawasan Terminal
Khusus batubara berkisar antara 34 - 35°C,
sedangkan kelembaban antara 60-65% RH. Untuk kecepatan angin berkisar antara 1,2 -
sebagai terumbu buatan, penurunan jumlah flora dan fauna sebagai akibat tumpahan
1,4 m/det, dan tekanan udara sebesar 774 mm/hg.
bahan bakar atau kondesat, terkuburnya fauna yang hidup di dasar laut yang keras oleh pembuangan material
PT. ARUTMIN
hasH pengerukan, dan kemungkinan terbawanya spesies baru
oleh buangan air ballast kapal yang diambH dari pelabuhan manca negara;
2.
Kualitas Udara Komponen kimia udara di Terminal Khusus pertambangan batubara secara umum kadar
c. Penurunan jumlah vegetasi sebagai akibat peletakan jalur pipa yang melintas garis
kimia udara berada di bawah batas maksimal (BML). Kebisingan yang ditimbulkan oleh
pantai bHa pengeboran pada arah horizontal tidak dHakukan dan potensi tumpahan
aktivitas pelabuhan berkisar antara 67 - 68 dB, dan mendekati ambang batas (BML).
bahan bakar atau kondensat; d. Penurunan tingkat stabilitas tanah di daratan, peningkatan erosi dan pengendapan, penurunan kualitas air, penurunan flora dan fauna sebagai akibat pembukaan lahan yang terkait dengan proyek dan potensi pemukiman liar dan; e. Penurunan jumlah fauna darat sebagai akibat gangguan kebisingan.
3.
Kualitas Air Laut Komponen fisika air laut secara umum berada di bawah standar. Parameter yang mendekati dan melebihi batas standar adalah warna, baik pada saat pasang maupun pada saat surut.
Terhadap dampak yang ditimbulkan tersebut telah dHakukan upaya : 1. Studi AMDAL lengkap untuk proyek pertambangan batubara dan keseluruhan fasHitas pendukungnya (termasuk pelabuhan khusus batubara) telah disusun dan disahkan oleh
Komponen kimia air laut di Terminal Khusus Pertambangan batubara secara umum berada dl bawah standar. Parameter yang memHiki nHai di atas standar adalah Klhoromium berkisar antara 0.003 - 0,007, baik pada saat pasang maupun pada saat surut.
Pejabat yang berwenang. 2. Komitmen dari Management PT. Arutmin Indonesia dan bahwa proyek batubara ini tidak akan mulai sebelum dokumen AMDALdisahkan oleh pemerintah. 3. Komitmen proyek terhadap Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Pemantauan Ungkungan (RPL) dalam rangka untuk menjamin
perlindungan
lingkungan dan masyrakat di
sekitarnya secara terus menerus sesuai dengan peraturan dan perundangan lingkungan hidup yang berlaku.
4. Sedimentasi Kondisi sedimentasi sekitar Terminal
Khusus pertambangan
batubara terdiri
dari
Cadminum (Cd), Cromium (Cr), Zinkun (Zn), Cuprum (Cu), Plumbum (Pb), Nikel (Ni), Cobalt (Co), Air Raksa (Hg), dan Arsen (As). Secara umum kadar nHai setiap parameter berada dibawah standar. Cuprum merupakan parameter yang paling mendekati batas standar, yaltu sebesar 25,935 mg/kg pada salah satu tltik pengamtan.
Bantuan pembangunan untuk Sekolah Dasar, SMP, aula pertemuan, Gedung Sanggar,
5. Salinitas Salinitas (kadar garam) air laut di sekitar Terminal Khusus pertambangan batubara
sarana jalan dan perumahan, Masjid, Gereja serta sarana untuk bermain sepak bola
diklasifikasikan
dl desa baru Tanah Merah dan Onar.
berdasarkan
kedalaman (0,4/0,6/0,8)
waktu
dan tingkat
kedalaman.
Berdasarkan tingkat
salinitas air laut paling tinggi prosentasenya adalah pada
tingkat kedalaman 0,4 dengan prosentase paling tinggi 2,61%. Sedangkan TIS dengan
7.2.
Indentlflkasl Setiap
nHai 16,80 mg/L.
Dampak dan Upaya Pencegahan
kegiatan
menlmbulkan
pembangunan
dampak
dan
pengembangan
pada lingkungan sekltarnya,
pelabuhan
baik positif
dan negatif.
Dampak·dampak tersebut
1. Plankton
mungkin tlmbul harus dan telah dilakukan upaya'upaya pencegahan agar dampak dan ldentifikasi
jenis
plankton
pada maslng·masing
pengamatan, paling tinggi kepadatan plankton berada dl tltlk
stasiun
105' 17'49.2" BT 5'
27'10.8" LS dengan jumlah 15000 per liter, indek keanekaragaman 2,371, kemerataan
tersebut dapat dlhilangkan atau diminimalkan.
didentifikasi.
dapat
7.1.2. Komponen Blologl
HasH pengamatan
harus dan telah
suatu
Dampak negatif yang
Kemungkinan·kemungklnan dampak
negatif yang timbul disertai upaya'upaya yang dilakukan untuk meredam dampak, dan diuraikan sebagai berikut :
0,842 dan dominasi 0,134. 1. Sampah Keberadaan Terminal Khusus pertambangan batubara di sekitar perairan Pelabuhan
2. Bentos HasH pengamatan dan identiflkasl individu/m
jenis benthos pada maslng·maslng stasiun, nHal
jumlah 667 individu/m
2,
Umum Kotabaru tidak lepas dari masalah perkembangan Kabupaten Kotabaru dan
LS, dengan
kabupaten dl sekitamya. Hal inl dapat dilihat dengan terganggunya keberslhan wilayah
indek keanekaragaman 0,853, kemerataan 0,776 dan domlnasl
perairan Pelabuhan Khusus pertambangan batubara oleh sampah·sampah yang terbawa
paling tinggi berada di titik
2
1050 16'22.8"
BT50 27'10.8"
beberapa sungai yang bermuara ke Selat. Untuk ltu perlu adanya tindak lanjut pihak
0,481.
manajeman Pelabuhan Khusus pertambangan batubara dengan berkerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kotabaru dan kabupaten sekitamya.
3. Nekton (Ikan) Dari pengamatan jenis lkan yang ditangkap oleh nelayan meliputi ikan tongkol (Auxi thazard), kembung (Rastreliinger sp), selar (Caranx sp), tenggiri (Scomberomorus sp), laying (Decapterus sp), cucut (Sphyma sp), layur (Trichlurus sp), teri (Stelophorus sp), pari (Trigonidae) dan pepetek (Gaza sp).
Pengelolaan di bldang soslal dllakukan dengan meningkatkan program sosial yang telah berjalan,
mencakup pemuklman kembali dl desa sekitar,
program pengembangan
masyarakat, pengelolaan tenaga kerja dan program kesehatan masyarakat. Program pengembangan masyarakat termasuk bantuan teknls dan pelatihan
bagi
penduduk setempat
dan
mengurangi
dengan tujuan
ketergantungan
memberikan
masyarakat
terhadap
nHal tambah keterampllan proyek
(Pelatlhan
perikanan, berkebun, perawatan mesin, menjahlt dan memasak);
pertanian,
Bldanl
Sampah
Rencana Konstruksf
Umbah Kapal
Bobot Dampak
Dampak keberslhan Terllanggunya wilayah perairan Pelabuhan Khusus batubara oleh sampah-sampah yang beberapa terbawa sungaf yang bermuara ke peralran sekitar Pelabuhan Kotabaru.
4
Penurunan kual1tas air dan dengan adanya udara pembangunan rencana Pelabuhan Khusus Batubara, antara lain pembangunan lIudang baru dan sarana serta fasilltas lalnnya.
4
Dengan rneninllkatnya maka kunjungan kapal, patensi terjadtnya pencemaran laut dari l1mbah kapal akan semakin besar.
5etelah Penangu1anlan
Lanlkah Penangu1anlan Perlu adanya tindak lanjut pihak manjemen Pelabuhan Khusus batubara, dengan menjal1n kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten sekltarnya dalam masalah menanggulangi persampahan terse but. Pertu perencanaan yang matang dan pengawasan ketat terhadap yang pelaksanaan rencana terse but. Dengan demlldan diharapkan pembangunan Pelabuhan Khusus batubara akan tldak rnerusak l1ngkungan, terutama ekosistem laut. didlrikan pusat Perlu pemantauan dan pengelolaan Umbah dari kapal sehingga dapat keseimbangan rnenjalla ekosistem air laut dt sekltar Pelabuhan Khusus batubara.
3
Catatan: (4) Dapat menimbulkan dampak penting, (3) : Dampak rnenimbulkan dampak sedang. (2) : Daoat menimbulkan damoak keeil, (1) : Tidak Pentinll.
no.
2
Proaea
Jabatan
Nama
Kabag. Persturan Trans.
Dikonsep
Hary Kriswanto
Diperiksa
&Ii SunBtjo
PH. Karo Hukum dan KSLN Karo Perencanaan
3
Diperiksa
Santoso Eddy Wibowo
4
Disetujui
Sunaryo
5
Disetujui
Moh. Iksan Tatang
}
Dirjen Hubla Sesjen
Tanggal
2
2
1
Bldanl
Sampah
Reneana Konstruksl
Lfmbah Kapal
Dampak keberslhan Ter!lan!l!lunya wflayah peralran Pelabuhan oleh Khusus batubara sampah-sampah yan!l beberapa terbawa sun!lal yan!l bermuara ke peralran sekltar Pelabuhan Kotabaru. Penurunan kualttas aIr dan adanya udara den!lan rencana pemban!lunan Pelabuhan Khusus Batubara, lain pemban!lunan antara !ludan!l baru dan sarana serta fasflttas lalnnya.
menfngkatnya Den!lan maka kapal, kunjun!lan terjad1nya patens! pencemaran laut dan ltmbah kapal akan semakln besar.
Bobot DamPlk
4
4
3
Lanlkah
Peonanllulanpn
Sl'teolah Peonanuulanlan
Perlu adanya tlndak lanjut plhak manjemen Pelabuhan dengan Khusus batubara, menjaltn kerjasama dengan Pemenntah Kabupaten sekltamya dalam masalah menang!lulan!l1 persampahantersebut. Perlu pereneanaan yan!l dan pen!lawasan matan!l ketat terhadap yan!l pelaksanaan rencana tersebut. Den!lan demfldan dfharapkan pemban!lunan Pelabuhan Khusus batubara merusak tfdak akan terutama ltn!lkun!lan, ekosfstem laut. Perlu dfdfnkan pusat pemantauan dan ltmbah pengelolaan dan kapal dapat sehfn!l!la kesefmbangan menja!la ekosfstem afr laut df sekftar Pelabuhan Khusus batubara.
Catatan : (4) Dapat men1mbulkan dampak pentfn!l, (3) : Dampak menlmbulkan dampak sedan!l, (2) : Dapat menfmbulkan dampak keen, (1) : Tldak Pent1n!!.
2
2
1
Bldang
Sampah
Reneana Konstrukst
Llmbah Kapal
Dampak kebersfhan Terganggunya wflayah perairan Pelabuhan Khusus oleh batubara yang sampah-sampah beberapa sungal terbawa yang bermuara ke perafran sekftar Pelabuhan Kotabaru. Penurunan kualttas afr dan adanya udara dengan reneana pembangunan Pelabuhan Khusus Batubara. lain pembangunan antara gUdang baru dan sarana serta fastlftas lalnnya.
Dengan mentngkatnya kapal. maka kunjungan terjadtnya patenst peneemaran laut dart ltmbah kapal akan semaktn besar.
Bobot DamDak
4
4
3
Langkah Penanuu1anlan
5etelah Penanllulanlan
Perlu adanya tlndak lanjut pthak manjemen Pelabuhan dengan Khusus batubara. menjaltn kerjasama dengan Pemerlntah Kabupaten sekftarnya dalam masalah menanggulangt persamoahan tersebut. Perlu perencanaan yang matang dan pengawasan terhadap yang ketat pelaksanaan rencana tersebut. Dengan demfk1an dfharapkan pembangunan Pelabuhan Khusus batubara merusak t!dak akan lfngkungan. terutama ekosfstem laut. Perlu dtdfrlkan pusat pemantauan dan ltmbah pengelolaan darl kapal sehfngga dapat kesefmbangan menjaga ekosfstem atr laut df sekttar Pelabuhan Khusus batubara.
Catatan : (4) Dapat menlmbulkan dampak pentfng. (3) : Dampak menfmbulkan dampak sedang. (2) : Daoat mentmbulkan damoak keetl. (1 i:Tfdak Pent!n!!.
2
2
1
Blelana
Oampak
Sampah
kebersihan Terganggunya wilayah perairan Pelabuhan batubara Khusus oleh yang sampah·sampah beberapa sungai terbawa yang bermuara ke peralran sekttar Pelabuhan Kotabaru.
Rencana Konstruksi
Lfmbah Kapal
Penurunan kualitas air dan dengan adanya udara rencana pembangunan Pelabuhan Khusus Batubara, antara lain pembangunan gudang baru dan sarana serta fasilitas lainnya.
rnenfngkatnya Oengan maka kunjungan kapal, patensi terjadinya pencemaran laut daM limbah kapal akan semakin besar.
Bobot OamDak
4
4
3
Lanakah P.nannulanaan
S.wlah P.nannulanaan
Perlu adanya tlndak lanjut pihak manjemen Pelabuhan dengan Khusus batubara, menjalin kerjasama dengan PemeMntah Kabupaten sekitarnya dalam menanggulangf masalah persampahan terse but. Perlu perencanaan yang matang dan pengawasan ketat terhadap yang pelaksanaan rencana terse but. Dengan demiklan diharapkan pembangunan Pelabuhan Khusus batubara rnerusak tidak akan terutama lfngkungan, ekosistem laut. didirtkan Perlu pusat pemantauan dan limbah pengelolaan daM kapal dapat sehfngga keseimbangan rnenjaga ekosfstem afr laut df sekitar Pelabuhan Khusus batubara.
Catatan : (4) Oapat menimbulkan dampak penting, (3) : Oampak rnenlmbulkan dampak sedang, (2) : Dapat mentmbulkan damoak keen, 11 i:Tidak Pentinll.
MHMM. Pembina TK. I (IV/b) NIP. 196302201989031003
2
2
1
Bldang
Sampah
Reneana Konstruksl
Umbah Kapal
Dampak kebersihan Terganggunya wilayah perairan Pelabuhan oleh Khusus batubara yang sampah-sampah beberapa terbawa sungai yang bermuara ke perairan sekltar Pelabuhan Kotabaru. Penurunan kualltas air dan adanya udara dengan pembangunan rencana Pelabuhan Khusus Batubara, antara lain pembangunan gudang baru dan sarana serta fasilitas lainnya.
Dengan menfngkatnya maka kunjungan kapal, terjadlnya patensf pencemaran laut dari lImbah kapal akan semakln besar.
Bobot Dampak
4
4
3
Langkah Penanaulanlln
Setelah Penanaulanlln
Perlu adanya tindak lanjut pihak manjemen Pelabuhan Khusus batubara, dengan menjalfn kerjasama dengan Pemerfntah Kabupaten sekltarnya dalam menanggulangl masalah oersamoahan tersebut. Perlu pereneanaan yang matang dan pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan reneana tersebut. Dengan demlklan dlharapkan pembangunan Pelabuhan Khusus batubara akan tidak merusak terutama lIngkungan, ekosistem laut. Perlu dldirfkan pusat pemantauan dan darf lImbah pengelolaan kapal sehingga dapat keselmbangan menjaga ekosistem air laut dl sekitar Pelabuhan Khusus batubara.
Catatan: (4) Dapat menimbulkan dampak pentlng, (3) : Dampak menimbulkan dampak sedang, (2\ : Dapat menimbulkan damoak keell, (1) : Tidak Pentln!!.
UMAR RIS. SH. MH. MM. Pembina TK. I (lV1b) NIP. 19630220 1989031003
2
2
1