MENINGKATKAN MOTIVASI MAHASISWA MELALUI ORGANISASI KEMAHASISWAAN1 Oleh: Bandi Sobandi2) PENDAHULUAN It is hard to file, but it is worse never to have tried to succeed (Theodor Roosevelt) Keberhasilan para wirausahawan dunia seperti Bill Gates (Microsoft), Steve Jobs (Apel Machintos) Hendri Ford (Ford Motor), Seichiro Honda (Honda), Akio Morita (Sony), Konosuke Matsushita (Matsushita), Anita Roddick (The Body Shop), Sam Walton (Wal-Mart), Jerry Yang (Yahoo), Jeff Bezos (Amazone), Piere Omidyar (eBay) Lou Gerstner (IBM), Andy Grove (Intel), dan sebagainya merupakan contoh orang-orang sukses. Kesuksesannya itu tentunya tidak diperoleh dengan leha-leha, tapi didukung oleh semangat juang dan kerja keras. Untuk mencapai tujuan berupa kesuksesan seperti di atas tentunya perlu semangat juang dalam diri kita dengan baik. Salah satu kekuatan yang dimiliki berupa
motivasi yang merupakan daya dorong individu untuk meraih tujuan
yang diharapkan. Dengan demikian, tingkat pencapaian tujuan dalam memenuhi kehidupan erat kaitanya tingkat motivasi individu itu sendiri. Motivasi merupakan suatu kekuatan yang ada dalam diri kita untuk menggapai keberhasilan dari sebuah tujuan. Hal ini dipertegas Ary Ginanjar Agustian (2001: 82) bahwa: Kekuatan pikiran bawah sadar yang merupakan sugesti, adalah sebuah energi dahsyat yang sekaligus sebagai pilot di dalam diri kita…. Kekuatan energi akan mengalir dan akan membakar semangat anda. Tetapkan kemauan anda. Bedakan antara kemauan „biasa‟ dengan kemauan yang „membara‟. Rahasia untuk sebuah keberhasilan adalah terus menerus mengingat bahwa, anda lebih baik dari yang anda pikirkan. Orang yang berhasil bukan orang super. Keberhasilan tidak memerlukan kecerdasan yang luar biasa. Keberhasilan tidak disebabkan oleh keberuntungan. Keberhasilan ditentukan oleh ukuran dari keyakinan anda untuk meraih kemenangan. Kesuksesan juga 1 2)
Makalah, disampaikan dalam kegiatan Lokakarya Peningkatan Intensitas dan Volume Kegiatan KEmahasiswaan Melalui Workshop Pengembangan Soft Skill Mahasiswa di Universitas Bung Hatta Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI
1
ditentukan ukuran pemikiran dan dan cita-cita seseorang. Bercita-citalah setinggi-tingginya… Motivasi tinggi dalam diri mahasiswa dapat membantu mereka dalam meraih prestasi baik akademik maupun non akademik. Begitu juga dalam dunia kerja atau dunia usaha, tingkat motivasi para karyawan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produk. Mengapa demikian? Karena motivasi yang tinggi dapat membantu seseorang bertahan dan dapat mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapinya. Dalam dunia kerja/usaha, tak jarang ditemui situasi yang sulit, kadang kesulitan tersebut berlarut-larut. Bila seseorang tidak memiliki motivasi tinggi, dia akan menyerah mengahadapi situasi yang sulit. Begitu juga dalam perkuliahan, mahasiswa yang memiliki motivasi yang rendah, semangat juang untuk menghadapi permasalahan kurang optimal. Dalam perusahaan manapun tidak menginginkan pekerja yang harus senantiasa diawasi dan diperintah. Hal itu memakan terlalu banyak tenaga. Begitu pula dalam dunia pendidikan pada jenjang perguruan tinggi. Idealnya, seseorang mahasiswa harus memiliki motivasi dan inisiatif untuk bekerja sehingga hasil yang diberikan dapat melebihi standar yang ditetapkan. APA ITU MOTIVASI? Motivasi merupakan keinginan atau kebutuhan dalam diri seseorang yang menggerakkannya untuk melakukan sesuatu untuk memenuhi keinginan tersebut. Motivasi terkait dengan bagaimana seseorang mengelola semangatnya. Faktor luar dapat berperan dengan menciptakan kondisi yang dapat mendorong peningkatan motivasi. Misalkan saja bonus tahunan, hutang yang harus dibayar dan sebagainya. Namun perlu disadari bahwa motivasi yang sesungguhnya hanya bisa timbul dari diri sendiri. Banyak upaya yang dapat dilakukan pada kegiatan akademik maupun non akademik
dalam
membangkitkan
motivasi
para
mahasiswa.
Menurut
Simanjuntak, (1983: 203) motivasi menunjukkan kepada suatu keadaan yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu. Dalam belajar motivasi memegang peranan penting. Tidak ada motivasi berarti tidak ada belajar dalam arti sebenarnya. Selanjutnya, Thorndike melihat hubungan motivasi dengan prinsip
2
belajar yang digagasnya, yaitu law of effect. Dalam law of effect, perbuatan akan diulangi bila perbuatan itu menimbulkan kepuasan. Dalam ilmu manajemen, Kita sebagai manusia memeiliki kebutuhankebutuhan. Dari sudut pandang manjemen, pemuasan kebutuhan tersebut berhubungan dengan individu dan pekerjaan/tugasnya, pihak atasan, rekan dan lingkunmgan kerja.
Gambar 1. Pola prilaku motivasional Sumber: Winardi (2000: 148)
Berdasarkan gambar di atas, kita dapat memeperoleh informasi, di antaranya: 1. Pada bagian kiri terlihat adanya kebutuhan yang belum terpenuh oleh individu. Ketegangan muncul seiring dengan bertambahnya kebutuhan. Ketegangan tersebut
menimbulkan
suatu
motif
bagi
individu
untuk
memenuhi
kebutuhannya sambil menilai lingkungan dan pengalaman yang dimilikinya untuk mencapai tujuan.
3
2. Pada garis No. 1, individu yang mempunyai kebutuhan selanjutnya mengidentifikasi kondisi lingkungan sebagai dasar untuk meraih tujuan. Misalnya ingin berprestasi dalam kuliah, maka yang bersangkutan meningktkan
belajarnya
kdengan
sering
mengunjungi
perpustakaan,
mengakses informasi melalui internet, dll. 3. Tidak semua keinginan/ kebutuhan tersebut terpenuhi mengikuti pola prilaku motivasional yang normal. Yang bersangkutan mengalami hambatan untuk mencapai tujuan. Sebagai akibatnya, muncul beberapa mekanisme pertahanan berupa agresi, regresi, reginasi dan kompromis. 4. Alternatif kedua, garis 3 merupakan perubahan dalam prilaku individu dalam mencapai tujuan 5. Alternatif ketiga, pada garis 4, individu mengubah tujuan yang ingin dicapainya. Motivasi sangat penting bagi individu agar sukses dalam menjalani kehidupannya. Salah sebuah kesuksesan misalnya kuliah, bisnis, dll, maka perlu dilakukan penentuan tujuan dari awal. Hal ini ditegaskan pandangan Habsari (2005: 41) bahwa: Rahasia dari motivasi adalah kalimat yang ampuh di saat setiap pemimpin melakukannya dengan senang hati. Jika kita tidak mempunyai tujuan yang jelas, kita tidak akan dapat mempunyai motivasi. Motivasi bisa hilang begitu saja, seperti menguap di udara, meninggalkan kita sehingga kita menjadi orang yang tidak antusias. Namun, motivasi bias ada dalam diri kita kalau kita punya tujuan jelas sehingga kita akan melakukan “aksi” atau tindakan untuk mencapai tujuan itu. Yang membuat kita melakukan aksi itulah yang disebut motivasi. Sementara itu, ada satu kunci yang merupakan racun untuk motivasi kita, yang secara pelan-pelan bisa mengubah kesuksesan dan kebahagiaan kita, yaitu “tidak bisa”. Banyak orang kehilangan kesempatan/opportunity dengan bereaksi secara negatif, karena yang ada di pikiran mereka dan yang diucapkan adalah kata “tidak bias”. Namun, kehidupan akan sukses tidak dengan jalan itu. Ada satu kata lain yang mempunyai kekuatan untuk mengubah semua itu, yaitu “bisa”. Jika yang ada di pikiran kita dan mulut mengucapkan kata “bisa”, kita akan bisa meraih yang tidak mungkin menjadi mungkin.
4
Berkaitan dengan pernyataan di atas, penulis masih ingat pesan orang tua yang menyatakan bahwa semua orang itu dilahirkan dalam keadaan sama, tidak bawa apa-apa. Tapi kenapa ada yang jadi insinyur, pedagang, pegawai, pengrajin, dan sebagainya. Katanya, itu tergantung pada usaha dan ketekunan kita. “Saya bisa” adalah energi. Katakan itu dalam diri kita sendiri mulai sekarang. Katakan lagi, dan lagi, sepanjang hari, sepanjang waktu secara terus menerus. Kita akan menemukan antusias dan semangat kita, dan melakukan aksi untuk mencapai apa yang kita inginkan, apa yang kita tuju. Tidak baik menggunakan kata-kata “tidak bisa”‟ tetapi pikirkan “saya bisa” ‟percaya saya bisa”, dan kita akan menemukan bahwa memang kita bisa melakukannya. Motivasi adalah mencapai tingkatan dan performa yang tinggi. Memotivasi bisa berarti menggerakkan. Berdasarkan teori dasar motivasi, kepribadian individu terdiri dari jalinan tiga motif dasar (Winardi, 2000: 200), yaitu: 1. Konsep kebutuhan untuk berprestasi (the need for achievement, nAch): Kebutuhan untuk mencapai sukses yang diukur berdasarkan standar tertentu. Orang yang memiliki “n Ach” tinggi, cenderung: mencari dan bersedia menerima tanggung jawab pribadi besar; menerima risiko yang terkalkulasi; menetapkan tujuan-tujuan perlu tantangan tetapi realitas bagi diri mereka sendiri; mengembangkan rencana-rencana komprehensif yang membuat mereka mencapai tujuan-tujuan tersebut; mencari dan menggunkan “feedback” yang diukur mengenai hasil-hasil tindakan mereka; mencari kesempatan-kesempatan usaha di amana keinginan-keinginan mereka kiranya tidak akan terhalan. 2. Konsep kebutuhan untuk berafiliasi (the need for affiliation, n Aff): Tipe individu dengan kebutuhan akan afiliasi yang kuat, berusaha mencari hubungan akrab dan kawan-kawan. Golongan ini senang sekali berkecimpung
5
dalam bidang pekerjaan yang mempunyai banyak interaksi dengan orangorang lain. 3. Kebutuhan akan kekuasaan (the need for power, n Pow): Para individu yang mencari kekuasaan biasanya berkecenderungan untuk mencari posisi-posisi kekuasaan atau dengan pengaruh. Golongan ini memiliki pekerjaan di mana otoritas dan kekeuasaan melekat pada posisi yang dimiliki. Dalam memotivasi orang, arahkan setiap individu untuk memiliki kemampuan yang terbaik, memimpin dengan contoh semua yang kita lakukan. Kita juga jangan segan-segan memberikan contoh pengalaman nyata mengenai keberhasilan yang telah kita alami atau menceritakan sosok individu yang sukses. Selanjutnya, tegaskan pula bahwa untuk mencapai sukses itu bukan hanya berpangku tangan saja tapi perlu kerja keras, mandiri, ulet dan tahan banting. BAGAIMANA CARA MENUMBUHKAN DAN MENINGKATKAN MOTIVASI MAHASISWA Sebelum mengetahui cara menumbuhkan dan meningkatkan motivasi bagi para mahasiswa dalam berorganisasi, terlebih dulu kita perlu mengenali penyebab mengapa motivasi mahasiswa lemah. Hal ini merupakan langkah penting utnuk meningkatkat motivasi mereka. Berikut adalah sejumlah penyebab umum yang mengakibatkan lemahnya motivasi: Merasa beban lebih berat dari kesanggupan Telah berulang kali gagal Mengalami konflik/musibah yang mengganggu konsentrasi Jenuh Lingkungan yang permisif Tertular perilaku teman-teman (Putra dan dan Pratiwi, 2005: 82-83)
Ditinjau dari poin-poin di atas, lemahnya motivasi dapat dilakukan faktor eksternal, internal atau gabungan antara keduanya. Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi mahasiswa. Habsari (2008: 45) menyebutkan cara meningkatkan motivasi tersebut seperti: Menyusun tujuan yang akan dicapai, Insentif/penghargaan, Coaching dan mentoring, Training, dan Pemberdayaan. Selain itu, kemitraan antara PT dengan DU/DI dan Pemerintah daerah serta alumni juga perlu dilakukan dengan baik.
6
1. Menentukan tujuan yang jelas Hal ini bisa dilakukan kepada para mahasiswa di waktu awal dalam melakukan studi di kampus. Mereka perlu menentukan goal setting sebagai visi yang akan dihadapinya di masa datang. Tujuan yang jelas merupakan rencana yang terdefinisi dengan baik ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu. Bangaimana cara membuat visi? Untuk membuat visi, kiranya dapat dilakukan dengan melakukan sebuah renungan dan menuangkan jawaban mengenai: Potensi apa yang saya miliki? Apa yang akan membuat saya benar-benar bahagia? Apa yang saya inginkan dalam hidup? Apa yang tidak saya inginkan dalam hidup? Prinsip apa saja yang mendasar dalam kehidupan kita? Saya ingin menjadi orang seperti siapa? Setelah lulus ingin menjadi apa? Dan sebagainya Sasaran yang kita tentukan juga penting untuk menjaga motivasi. Menetapkan sasaran yang tidak mungkin dicapai akan melunturkan motivasi. Sasaran yang terlalu mudah dicapai juga tidak akan membuahkan kepuasan. Jadi sasaran yang dibuat harus pada tingkat yang tepat, mungkin sedikit di atas batas yang dapaat kita capai, tapi jangan terlalu jauh di atasnya karena tidak mungkin dicapai. 2. Berikan Penghargaan kepada Para Aktivis Kegiatan Kemahasiswaan Aktivis mahasiswa bukan “musuh” birokrat kampus. Kehadiran mereka justru menambah dinamika kampus secara sinergi.
Lembaga dan pelaksana
(dosen, Pembina kemahasiswaan) di lapangan memiliki aturan dan program, sementara para mahasiswa memiliki semangat dan idealisme. Beberapa upaya di atas dengan jelas dapat dilatih dan dikembangan oleh mahasiswa melalui kegiatn berorganisasi. Mereka dapat berlatih merencanakan, melaksanakan
dan
mengevaluasi
program
organisasi
yang
diminatinya.
7
Keterlibatan organisasi mahasiswan dalam berbagai kegiatan akan membeikan pengalaman berharga bagi mereka. 3. Coaching, Mentoring dan Training Caching adalah memberikan dukungan, dorongan dan informasi kepada seseorang (sekelompok orang) yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran sehingga mereka dapat: Memecahkan masalah mereka; Berani mengambil risiko; Membuat keputusan; Menghadapi tantangan baru. Apa yang dimaksud training?. Untuk memahami perbedaan Perbedaan Coaching dan Training digambarkan pada Tabel 1 Tabel 1 COACHING vs TRAINING Coaching - membantu orang untuk mengembangkan keahlian mereka - memberi dukungan kepada orang ketika mereka mempraktikkan skillnya - mengevaluasi hasil yang diperoleh secara bersama-sama.
-
Training Membentuk proses formal untuk memperbaiki hasil Ada jadwal tertentu Biasanya untuk grup Dipimpin oleh seorang trainer Ada pengujian dan evaluasi formal
4. Pemberdayaan Pemberdayaan merupakan tugas penting yang sering dilupakan atau disalahartikan oleh banyak atasan. Bila peran ini dilaksanakan dengan baik maka akan dirasakan oleh berbagai pihak.
8
AKTIVITAS Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan di seputar pemberdayaan, Silahkan Anda menjawabnya. Apakah pemberdayaan mirip dengan berkebun atau “kerja bengkel”? Mengapa? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
Jika seseorang diperlakukan sebagai mesin, apa yang terjadi? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… Seperti bibit, bisakah kita memberi kehidupan kepada seseorang? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
Bisakah kita mematikan kehidupan/potensi seseorang? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
5. Mengundang Dunia Usaha/dunia Industri Kehadiran pengguna lulusan akan memperkuat tujuan dan arah para lulusan untuk menentukan karir di masa datang. Informasi yang diterima dapat memberikan pencerahan dan sekaligus sebagai arahan bagi mahasiswa. Perguruan tinggi juga melalui lembaga pengabdian pada masyarakat dapat membantu mereka untuk magang ke dunia usaha/industri.
9
3. Mengundang Alumni yang Sukses Profil lulusan yang sukses bila dihadirka ke kampus akan memberikan model kepada para mahasiswa. Selain itu, kegiatan ini juga dapat memperkuat hubungan silaturahmi antara mahasiswa dengan para alumni. Berdasarkan hasil obrolan dengan beberpa alumni yang sukses diperoleh informasi bahwa keberhasilan alumni dapat dipupuk dengan cara: 1) Membina hubungan yang efektif dengan teman atau pihak lain pada saat kuliah, 2) Terlibat aktif dalam organisasi yang mempertajam minat dan bakat kita, 3) Harus memiliki tujuan dan cita-cita yang jelas, 4) selalu membina diri dengan membaca dan mencari informasi beriatan dengan pengembangan diri.
BAGAIMANA MEMBANGKITAN KEMBALI MOTIVASI Apa yang harus dilakukan bila motivasi mahasiswa kita hilang? Pertama kali kita harus bertanya pada diri sendiri, apa sebenarnya masalahnya. Turunnya motivasi tidak selalu karena kita malas. Banyak hambatan yang akan mengganggu motivasi kita, misalnya kebiasaan menunda, percaya diri yang rendah, kebiasaan belajar tidak teratur, rasa tegang/cemas, kurang tertarik dan lain-lain. Bila kita merasa motivasi menurun sehingga dapat menghambat dalam mencapai sasaran, beberapa anjuran berikut dapat kita coba. Evaluasi Tanggung Jawab: Tinjau kembali apakah sasaran kita telah memenuhi criteria yang disampaikan di depan. Apakah sasaran kita tidak realistik, atau kabur? Bila ini benar, kita sebenarnya tidak cukup terarah dalaam menuju sasaran sehingga merasa tidak termotivasi. Mungkin kita dapat termotivasi kembali dengan membuat sasaran menjadi lebih spesifik dan realistic. Jangan Menghindar: Seringkali kita menunda-nunda pekerjaan yang dianggap paling sulit atau menyebalkan. Tentu sia-sia untuk berharap masalah tersebut akan hilang dengan sendirinya. Jadilah professional. Jangan sampai perasaan tidak suka membuat kita menghindari tanggung jawab. Menghindar hanya akan menambah masalah karena kita akan semakin tertinggal.
10
Buatlah Skala Prioritas: Terkadang motivasi dapat hilang karena terlalu banyak hal yang harus dilakukan. Terlebih lagi, dalam kehidupan dewasa, keluarga adalah tanggung jawab tambahan yang harus diperhatikan. Solusi yang baik bila ini terjadi adalah membuat larutan prioritas. Hal apa yang harus dikerjakan pertama kali? Yang mana dapat menunggu sampai minggu depan? Dengan menuliskan semua tugas, kita dapat memberikan prioritas sehingga dapat menempatkan beban kita pada perspektif yang benar sehingga dapat diselesaikan pada waktunya. Tugas yang diberikan akan terasa cepat sekali bertambah banyak bila kita tidak menjaga ritme kerja. Berulang kali terdengar karena keterlambatan dari tenggat waktu, dapat menurunkan motivasi diri dalam bekerja. Ada beberapa cara agar kita dapat memotivasi diri dalam bekerja: -
Bagi Tugas Besar menjadi Beberapa Bagian Kecil: Terkadang kita menjadi tidak bersemangat karena melihat begitu banyaknya pekerjaan. Dengan membagi tigas besar menjadi beberapa bagian kecil, pekerjaan tersebut terlihat lebih ringan untuk dikerjakan. Mengerjakan laporan tahunan setebal 250 halaman tentu kelihatan cukup berat. Kita dapat membaginya menjadi beberapa bagian. Mulailah denga bagian-bagian yang informasina telah lengkap tersedia.
-
Gunakan Aturan Lima Menit: Biasanya, bagian yang paling berat dari mengerjakan apapun adalah menumbuhkan motivasi saat memulainya. Untuk membantu kita adalah menumbuhkan motovasi saat memulainya. Untuk membantu kita mengatasi hal ini, gunakan aturan lima menit. Hanya lima menit. Kita dapat mengerjakan berbagai hal dalam lima menit bukan?
-
Berilah Penghargaan kepada Diri Kita: Pada dasarnya setiap orang butuh penghargaan atas apa ayang telah dicapai. Adanya penghargaan akan meningkatkan motivasi kita. Namun, kita tidak bias mengaharpkan ada orang yang senantiasa memuji bukan? Setiap kita menyelesaikan suatu sasaran, berilah penghargaan sederhana. Lakukan sesuatu tang kita senangi setelah waktu kerja yang panjang. Bisa membaca novel, jalan-jalan atau menonton film di TV.
11
-
Carilah Bantuan Bila Diperlukan: Salah satu hal yang amat melemahkan motivasi adalah kegagalan yang berulang-ulang. Bila kita telah mencoba dengan sungguh-sungguh namun masih belum dapat menyelesaikan sesuatu, mungkin kita memerlukan bantuan. Bertanyalah pada rekan kerja atau atasan mengenai permasalahan yang dihadapi semabri mengungkapkan usaha apa saja yang telah dilakukan. Lebih baik bertanya beberapa pertanyaan dalam satu waktu daripada berulang kali bertanya hanya satu pertanyaan.
DAFTAR PUSTAKA Ari Retno (2008). Terobosan Kepemimpinan, Panduan Pelatihan Kepemimpinan. Yogyakarta: MedPres. Ary Ginanjar Agustian (2001) Rahasiah Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual. Jakarta: Arga. Putra, I. S. dan Pratiwi, A. (2005). Sukses Sof Skills, Bagauimana Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial Sejak Kuliah. Bandung: Direktorat Pendidikan ITB. Simanjuntak, B. dan Pasaribu I.L. (1983). Psikologi Perkembangan, Dasar Psikologi Kriminil. Bandung: Tarsito Winardi (2000). Kepemimpinan dan Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta
12
KUIS MOTIVASI Apakah pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan diri Anda? 1. Sangat tidak setuju 2. tidak setuju 3. ragu-ragu 4. setuju 5. sangat setuju No
Pertanyaan
Skor 1 2 3 4 5
1
Saya selalu bisa menemukan sesuatu yang menarik dalam apapun yang saya kerjakan 2 Saya jarang merasa bosan dengan kehidupan saya 3 Saya memiliki cita-cita yang tinggi dan secara terencana berusaha mewujudkannya 4 Saya tidak keberatan bila waktu istirahat saya dipakai untuk mengerjakan pekerjaan. 5 Jika boleh mengulang hidup, saya tetap akan memilih jalan yang saya ambil sekarang. 6 Hidup saya memiliki tujuan yang jelas. 7 Teman mengatakan saya memiliki semangat yang tinggi. 8 Walau malas, saya tetap mengerjakan tugas saya dengan baik. 9 Saya kadang heran mengapa orang lain begitu mudah menyerah. 10. Saya selalu ingin memberikan hasil yang terbaik dalam apapun yang saya kerjakan.
13