MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B PAUD PERMATA HATI POMBEWE KABUPATEN SIGI Husnul Khotimah1, Samsurizal M.Suleman2, Besse Nirmala3 ABSTRAK Masalah dari penelitian ini adalah rendahnya motivasi belajar anak. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan motivasi belajar anak melalui metode pemberian tugas. Setting penelitian dilaksanakan di PAUD Permata Hati Desa Pombewe khususnya kelompok B. Subyeknya adalah anak di kelompok B yang berjumlah 15 anak. Hasil penelitian pra tindakan, dari ketiga aspek yang diamati, kategori sangat tinggi, tinggi dan sedang 35,57%, kategori rendah 64,44%. Hasil tindakan siklus I terjadi peningkatan kategori sangat tinggi, tinggi dan sedang 62,22%, kategori rendah 37,78%. Hasil penelitian tindakan siklus II dari tiga aspek yang diamati kategori sangat tinggi, tinggi, dan sedang meningkat menjadi 93,33%. Dapat disimpulkan bahwa metode pemberian tugas dapat meningkatkan motivasi belajar anak di kelompok B PAUD Permata Hati Pombewe Kabupaten Sigi. Kata Kunci: Motivasi Belajar, Metode Pemberian Tugas PENDAHULUAN Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial, moral, spiritual maupun emosional. Anak usia dini merupakan masa yang paling tepat untuk membentuk dasar kepribadian yang akan menentukan pengalaman selanjutnya. Oleh karena itu, memahami anak usia dini merupakan sesuatu yang sangat penting bagi orang tua, guru, pemerintah, dan masyarakat pada umumnya. Mengingat pentingnya anak dalam pendidikan dan pentingnya anak usia dini dalam perkembangan manusia secara keseluruhan, maka pendidikan anak usia dini perlu diberikan melalui berbagai rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar lebih siap memasuki pendidikan lebih lanjut. Salah satu rangsangan tersebut adalah dengan adanya pemberian motivasi belajar pada anak. Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar anak antara lain kebosanan dan kejenuhan, yang mengakibatkan perhatian, minat, dan motivasi anak terhadap pelajaran, guru, dan sekolah menurun. Metode mengajar adalah bagian dari perangkat, alat dan cara 1
Mahasiswa PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako 2 Dosen Pembimbing I, PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako 3 Dosen Pembimbing II, PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako
1
2 dalam pelaksanaan suatu strategi belajar-mengajar. Hal tersebut merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan belajar, maka metode merupakan alat pula untuk mencapai tujuan belajar. Metode diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang mampu meningkatkan motivasi belajar anak. Dalam hal ini salah satu metode pembelajaran di TK / PAUD, yang dapat diterapkan untuk menunjang motivasi belajar anak yaitu metode pemberian tugas. Tugas ini diberikan kepada anak untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan tugas yang didasarkan langsung dari guru yang sudah dipersiapkan sehingga anak menjalani secara nyata dan melaksanakannya dari awal hingga tuntas. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan metode pemberian tugas dapat meningkatkan motivasi belajar anak di kelompok B PAUD Permata Hati Pombewe Kabupaten Sigi? Djamarah (2002:48) mengatakan bahwa “motivasi pada dasarnya adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan, dengan kata lain adalah dorongan dari luar terhadap seseorang agar mau melakukan sesuatu”. Teori tersebut berkaitan dengan aspek yang diamati yaitu aspek aktif mengerjakan tugas. Menurut Daevis (1991 : 215-216) bahwa: 1. Motivasi intrinsik mengacu pada faktor-faktor dari dalam,tersirat baik dalam tugas itu sendiri maupun pada diri siswa. Kebanyakan teori pendidikan modern mengambil motivasi intrinsik sebagai pendorong bagi aktifitas dalam pemecahan soal ini tidak mengherankan, karena keinginan untuk menambah pengetahuan dan melacak merupakan faktor intrinsik pada semua orang. 2. Motivasi ekstrinsik mengacu pada faktor- faktor dari luar dan diterapkan pada tugas atau pada diri siswa oleh guru atau orang lain. Motivasi ekstrinsik biasa berupa penghargaan, pujian, hukuman atau celaan. Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang tenaga pendidik yang bertujuan untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar pada diri anak dan mengembalikannya ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan terhadap motivasi belajar anak tersebut. Dalam proses mengajar, seorang pendidik tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode mengajar, akan tetapi harus menggunakan beberapa metode mengajar yang digunakan secara bervariasi agar pembelajaran tidak membosankan. Sebaliknya malah menarik perhatian siswa (anak). Menurut Mursitho (2011:96) bahwa “Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karakteristik metode yang memiliki kelemahan dan kelebihan mengharuskan guru untuk menggunakan metode yang bervariasi.”
3 Salah satu metode yang tepat untuk meningkatkan motivasi belajar anak adalah melalui metode pemberian tugas. Pemberian tugas kepada anak usia dini hendaknya memperhatikan pengembangan aspek-aspek pribadi anak. Oleh karena itu, guru dapat merancang bermacam-macam pemberian tugas berkaitan dalam hal peningkatan keterampilan mengingat kemampuan berpikir anak. Menurut Isjoni (2009:93) “ Pemberian tugas merupakan pekerjaan tertentu dengan sengaja yang harus dikerjakan oleh anak yang mendapat tugas. Metode pemberian tugas akan mampu menjadi metode yang efektif digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar anak jika diterapkan secara tepat. Oleh karena itu , guru dapat memberikan berbagai tugas kepada anak agar mereka lebih memperoleh hasil belajar yang terintegrasi dan terpadu, baik yang berkaitan dengan disiplin, perilaku, maupun bidang kemampuan dasarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar anak melalui metode pemberian tugas di kelompok B PAUD Permata Hati Pombewe Kabupaten Sigi. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas), pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Rancangan penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc.Tanggart dalam Depdiknas (2003:19), terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu Rencana (planning), Tindakan (acting), Observasi (observing), dan Refleksi (reflecting) alur tersebut digambarkan, sebagai berikut : 0.Pra Tindakan 1.Rencana Siklus I 2.Pelaksanaan Siklus I 3.Observasi Siklus I 4.Refleksi Siklus I 5.Rencana Tindakan Siklus II 6.Pelaksanaan Siklus II 7.Observasi Siklus II 8.Refleksi siklus II a.Siklus I b.Siklus II Gambar 3.1 Bagan alur PTK menurut model Kemmis dan Taggart dalam Depdiknas (2003:19) Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Permata Hati Pombewe Kabupaten Sigi, dengan subyek penelitian seluruh anak di kelompok B yang berjumlah 15 anak pada tahun ajaran 2015/2016. Variabel penelitian terdiri dari motivasi belajar dan metode pemberian tugas.
4 Data dikumpulkan melalui observasi dan dokumentasi. Data yang terkumpul akan dianalisis secara deskriptif dan diolah dengan menggunakan teknik persentase dari Sudjiono (1989 40), sebagai berikut:
Keterangan :
P : Angka persentase f : Jumlah hasil penilaian perkembangan anak N : Jumlah murid/sampel
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Pra Tindakan 1. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pra Tindakan Hasil pengamatan rekapitulasi pratindakan dapat dilihat pada gambar tabel 1 dibawah ini: Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pra Tindakan Aspek yang Diamati
Rata-rata
Kategori
(%) Aktif
Rasa ingin tahu
Ingin
mengerjakan
mendapatkan
tugas
pujian
F
%
F
%
F
%
Sangat Tinggi
1
6,67%
1
6,67%
1
6,67%
6,67%
Tinggi
2
13,33%
2
13,33%
1
6,67%
11,11%
Sedang
2
13,33%
4
26,67%
2
13,33%
Rendah
10
66,67%
8
53,33%
11
73,33%
64,44%
Jumlah
15
100
15
100
15
100
100
17,78%
Berdasarkan tabel 1 di atas, dari 15 anak yang menjadi subyek penelitian pra tindakan, untuk aspek aktif mengerjakan tugas, terdapat 1 anak (6,67%) kategori sangat tinggi, 2 anak (13,33%) kategori tinggi, 2 anak (13,33%) kategori sedang, dan 10 anak (66,67%) kategori rendah. Aspek rasa ingin tahu, terdapat 1 anak (6,67%), kategori sangat tinggi, 2 anak (13,33%) kategori tinggi, 4 anak (26,67%) kategori sedang, dan 8 anak (53,33) kategori rendah. Aspek ingin mendapatkan pujian, terdapat 1 anak (6,67%) kategori sangat tinggi, 1
5 anak (6,67%) kategori tinggi, 2 anak (13,33%) kategori sedang, dan 11 anak (73,33%) kategori rendah. 2. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Tindakan Siklus I Hasil pengamatan rekapitulasi tindakan siklus I dapat dilihat pada gambar tabel 2 dibawah ini: Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Tindakan Siklus I Aspek yang Diamati
Rata-rata
Kategori
(%) Aktif
Rasa ingin tahu
Ingin
mengerjakan
mendapatkan
tugas
pujian
F
%
F
%
F
%
Sangat Tinggi
2
13,33%
2
13,33%
3
20%
15,55%
Tinggi
3
20%
3
20%
3
20%
20%
Sedang
3
20%
5
33,33%
4
26,67%
26,67%
Rendah
7
46,67%
5
33,33%
5
33,33%
37,78%
Jumlah
15
100
15
100
15
100
100
Berdasarkan data yang dikumpulkan selama tindakan siklus I dapat diketahui dari 15 anak yang menjadi subyek penelitian tindakan siklus I, untuk aspek aktif mengerjakan tugas, terdapat 2 anak (13,33%) kategori sangat tinggi, 3 anak (20%) kategori tinggi, 3 anak (20%) kategori sedang, dan 7 anak (46,67%) kategori rendah. Aspek rasa ingin tahu, terdapat 2 anak (13,33%), kategori sangat tinggi, 3 anak (20%) kategori tinggi, 5 anak (33,33%), dan 5 anak (33,33%) kategori rendah. Aspek ingin mendapatkan pujian, terdapat 3 anak (20%) kategori sangat tinggi, 3 anak (20%) kategori tinggi, 4 anak (26,67%) kategori sedang, dan 5 anak (33,33%) kategori rendah. Dengan melihat persentase yang diperoleh dari 3 aspek pengamatan motivasi belajar anak yaitu aktif mengerjakan tugas, rasa ingin tahu, dan ingin mendapatkan pujian, ada peningkatan motivasi belajar anak jika dibandingkan dengan hasil pra tindakan, hasil persentase tindakan siklus I terdapat 62,22% kategori sangat tinggi, tinggi dan sedang, dan terdapat 37,78% kategori rendah,
tetapi hasil dari tindakan siklus I belum mencapai
persentase keberhasilan yang maksimal. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pada tindakan siklus II.
6 3. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Tindakan Siklus II Hasil pengamatan rekapitulasi tindakan siklus II dapat dilihat pada gambar tabel 3 dibawah ini Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Tindakan Siklus II Aspek yang Diamati
Rata-rata (%)
Kategori
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Jumlah
Aktif mengerjakan tugas F % 5 33,33%
Rasa ingin tahu
F 4
7 2 1 15
7 3 1 15
46,67% 13,33% 6,67% 100
% 26,67%
Ingin mendapatkan pujian F % 4 26,67%
28,89%
46,67% 20% 6,67% 100
9 1 1 15
51,11% 13,33% 6,67% 100
60% 6,67% 6,67% 100
Berdasarkan tabel 3 , dari 15 anak yang menjadi subyek penelitian tindakan siklus II, untuk aspek aktif mengerjakan tugas, terdapat 5 anak (33,33%) kategori sangat tinggi, 7 anak (46,67%) kategori tinggi, 2 anak (13,33%) kategori sedang, dan 1 anak (6,67%) kategori rendah. Aspek rasa ingin tahu, terdapat 4 anak (26,67%) kategori sangat tinggi, 7 anak (46,67%) kategori tinggi, 3 anak (20%) kategori sedang, dan 1 anak (6,67%) kategori rendah. Aspek ingin mendapatkan pujian, terdapat 4 anak (26,67%) kategori sangat tinggi, 9 anak (60%) kategori tinggi, 1 anak (6,67%) kategori sedang, dan 1 anak (6,67%) kategori rendah. Melihat persentase yang diperoleh dari 3 aspek pengamatan motivasi belajar anak yaitu aktif mengerjakan tugas, rasa ingin tahu, dan ingin mendapatkan pujian, terjadi peningkatan motivasi belajar anak jika dibandingkan dengan hasil tindakan siklus I, dengan persentase yang diperoleh pada pengamatan siklus II menunjukkan kategori sangat tinggi, tinggi dan sedang mencapai 93,33% sedangkan kategori rendah memiliki persentase lebih sedikit yaitu 6,67%. Berdasarkan hasil pengamatan dari tiga aspek yang diamati untuk meningkatkan motivasi belajar anak melalui metode pemberian tugas pada anak kelompok B PAUD Permata Hati Pombewe, penelitian ini dinyatakan berhasil sesuai dengan hasil persentase yang didapatkan, dimana pada hasil pengamatan pra tindakan terdapat 6,67% kategori sangat tinggi, meningkat menjadi 15,55% pada tindakan siklus I dan meningkat menjadi 28,89% pada tindakan siklus II. Pada hasil pengamatan pra tindakan, terdapat 11,11% kategori tinggi, meningkat menjadi 20% pada tindakan siklus I dan meningkat menjadi
7 51,11% pada tindakan siklus II. Pada hasil pengamatan pra tindakan terdapat 17,78% kategori sedang, meningkat menjadi 26,67% pada tindakan siklus I dan mendapat peningkatan sebesar 13, 33% pada tindakan siklus II. Sedangkan pada hasil pengamatan pra tindakan terdapat 64,44% kategori rendah, hasil persentase menurun menjadi 37,78% pada tindakan siklus I dan hasil persentase kategori rendah kembali menurun menjadi 6,67% pada tindakan siklus II. Oleh karena itu, tidak perlu dilakukan perbaikan pada tindakan selanjutnya. 4. Rekapitulasi Hasil Tindakan Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Melalui Metode Pemberian Tugas Rekapitulasi hasil tindakan meningkatkan motivasi belajar anak melalui metode pemberian tugas dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini: Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Tindakan Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Melalui Metode Pemberian Tugas
Kategori
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Jumlah Hasil persentase
Hasil pengamatan dari tiga aspek yang diamati, aktif mengerjakan tugas, rasa ingin tahu dan ingin mendapatkan pujian Pra tindakan Tindakan Tindakan siklus I siklus II % % % 6,67% 15,55% 28,89% 11,11% 20% 51,11% 17,78% 26,67% 13,33% 64,44% 37,78% 6,67% 100 100 100
Rata-rata (%)
17,03% 27,40% 19,27% 36,29% 100
rata-rata dari ketiga aspek yang diamati untuk meningkatkan
motivasi belajar anak melalui metode pemberian tugas terdapat 17,03% pada kategori sangat tinggi, terdapat 27,04% pada kategori tinggi, terdapat 19,27% pada kategori sedang dan terdapat hasil rata-rata penurunan kategori rendah sebesar 36,29%. Dengan adanya penurunan hasil persentase rata-rata pada kategori rendah dari ketiga aspek yang diamati, penelitian ini membuktikan bahwa metode pemberian tugas dapat meningkatkan motivasi belajar pada anak kelompok B PAUD Permata Hati Pombewe Kabupaten Sigi. PEMBAHASAN Pembahasan penelitian ini meliputi keseluruhan tindakan siklus yang dilaksanakan dan semua aspek penilaian yang menjadi fokus penilaian tindakan kelas. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan pendekatan dengan anak, serta memberikan motivasi. Hal tersebut dimaksudkan agar anak berhasil mencapai tujuan yang diinginkan
8 yakni memiliki motivasi dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian tersebut berikut penjelasannya: 1. Pra Tindakan Sebelum melakukan tindakan penelitian, peneliti melakukan pengamatan terhadap aktifitas anak pada saat proses pembelajaran yang melibatkan 15 anak. Berdasarkan hasil penelitian pra tindakan, motivasi belajar pada anak saat proses pembelajaran berlangsung masih rendah, dilihat dari tiga aspek yang diamati yaitu; aktif mengerjakan tugas, rasa ingin tahu dan ingin mendapatkan pujian. Berdasarkan hasil rekapitulasi pra tindakan pada tabel 1 dari 15 anak yang menjadi subyek penelitian pra tindakan, aspek aktif mengerjakan tugas, rasa ingin tahu dan ingin mendapatkan pujian, terdapat 35,56% kategori sangat tinggi, tinggi, dan sedang, terdapat 64,44% kategori rendah. Dengan demikian persentase yang diperoleh pada pengamatan pra tindakan menunjukan kategori rendah jauh lebih besar jika dibandingkan dengan kategori sangat tinggi, tinggi, dan sedang. Hasil pra tindakan menunjukkan bahwa masih banyak anak yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Hal ini terjadi karena anak belum terbiasa dengan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, kurangnya motivasi dan penguatan yang diberikan, alat peraga yang kurang menarik, serta penggunaan metode pembelajaran yang tidak tepat. Oleh sebab itu, dilakukan proses perbaikan pada pelaksanaan tindakan siklus I. 2. Tindakan Siklus I Pada siklus I yang telah dilaksanakan dengan dua kali tindakan, peneliti menggunakan metode pemberian tugas untuk meningkatkan motivasi belajar. Tema yang digunakan pada metode ini adalah tema alat komunikasi dengan sub tema macam – macam alat komunikasi. Pemberian tugas secara rutin akan mengantarkan anak memiliki motivasi secara maksimal. Oleh karena itu , guru dapat memberikan berbagai tugas kepada anak agar mereka lebih memperoleh hasil belajar yang terintegrasi dan terpadu, baik yang berkaitan dengan disiplin, perilaku, maupun bidang kemampuan dasarnya. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti berdiskusi dengan teman sejawat tentang rencana penelitian serta meminta kesediaannya untuk membantu mengambil data tentang perkembangan motivasi belajar anak. Selanjutnya, peneliti bersama teman sejawat merancang pembelajaran serta mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dalam tindakan siklus I. Proses pembelajaran dimulai dari kegiatan awal, inti dan penutup, dengan 3 aspek pengamatan yang akan diamati, yaitu aktif mengerjakan tugas, rasa ingin tahu, dan ingin mendapatkan pujian. Fokus penelitian
9 ini adalah penggunaan metode pemberian tugas untuk meningkatkan motivasi belajar anak. Dengan menggunakan metode pemberian tugas tersebut anak diberi pembelajaran tentang bermacam tugas yang harus dikerjakan. Berdasarkan rekapitulasi hasil pengamatan tindakan siklus I pada tabel 2 , rata-rata hasil pengamatan anak dalam aktif mengerjakan tugas, rasa ingin tahu, dan ingin mendapatkan pujian adalah sebagai berikut : terdapat 62,22% kategori sangat tinggi, tinggi dan sedang, dan 37,78% kategori rendah. Hasil data tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan pada motivasi belajar anak jika dibandingkan dengan hasil data pengamatan pra tindakan meskipun hasilnya belum maksimal. 3. Tindakan Siklus II Berdasarkan rekapitulasi hasil tindakan siklus II pada tabel 3 menunjukkan peningkatan yang lebih baik jika dibandingkan dengan tindakan siklus I. Rata-rata hasil pengamatan anak dalam aktif mengerjakan tugas, rasa ingin tahu, dan ingin mendapatkan pujian adalah sebagai berikut : terdapat 93,33% kategori sangat tinggi, tinggi dan sedang, serta terdapat 6,67% kategori rendah. Dengan demikian persentase yang diperoleh pada pengamatan siklus II telah mencapai persentase keberhasilan, dimana persentase kategori sangat tinggi, tinggi dan sedang, lebih besar jika dibandingkan dengan kategori rendah dalam pengamatan aktif mengerjakan tugas, rasa ingin tahu dan ingin mendapatkan pujian. Akan tetapi hingga pelaksanaan tindakan siklus II berakhir masih menyisakan 1 anak (6,67%) kategori rendah untuk 3 aspek yang diamati yaitu aktif mengerjakan tugas, rasa ingin tahu, dan ingin mendapatkan pujian. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi guru untuk menangani anak tersebut serta melibatkan orang tua untuk mengatasi hal tersebut. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa setelah menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan motivasi belajar anak, hal ini terlihat dari adanya perubahan pada setiap aspek penilaian yang diamati. Perubahan ini diperoleh dari hasil observasi tindakan terhadap anak dan hasil observasi aktivitas terhadap guru. Motivasi belajar anak dapat meningkat dikarenakan kelemahan yang ditemukan pada observasi aktivitas guru tindakan siklus I dan observasi anak tindakan siklus I
direfleksi dan
dilakukan perbaikan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah melalui metode pemberian tugas yang diterapkan di kelompok B PAUD Permata Hati Pombewe Kabupaten Sigi, dapat meningkatkan motivasi belajar anak. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan
10 yang terjadi pada hasil penelitian pra tindakan, dari ketiga aspek yang diamati, menunjukkan persentase kategori sangat tinggi, tinggi dan sedang hanya mencapai 35,57%, sedangkan persentase kategori rendah yaitu 64,44%. Setelah dilakukan tindakan siklus I terjadi peningkatan hasil penelitian dari ketiga aspek yang diamati, menunjukkan kategori sangat tinggi, tinggi dan sedang 62,22%, sedangkan persentase kategori rendah 37,78%. Hasil penelitian tindakan siklus I belum maksimal sehingga dilanjutkan pada tindakan siklus II. Hasil penelitian tindakan siklus II dari tiga aspek yang diamati pada kategori sangat tinggi, tinggi, dan sedang meningkat menjadi 93,33% dan kategori rendah 6,67%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengemukakan beberapa saran bagi: 1. Anak, diharapkan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas maupun diluar kelas, serta mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru. 2. Guru, dapat menggunakan metode pemberian tugas untuk meningkatkan motivasi belajar anak. 3. PAUD/Yayasan, diharapkan dapat menjadi masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Davies, Ivor K, (1991). Pengelolaan Belajar.Jakarta: Rajawali Pers Djamarah, S.B. (2002). Strategi Belajar- Mengajar. Jakarta : Erlangga Depdiknas. (2003). Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas. Jakarta : Pusat Perbukuan Isjoni. (2009). Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta Mursitho, J.(2011). Mengajar dengan Sukses. Jakarta: Pustaka Tunas Media Ramadhan, A. dkk. (2013). Panduan Tugas Akhir (Skripsi) Artikel Penelitian FKIP UNTAD. Palu: Tidak Diterbitkan Sudjiono, A. (1989). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada