MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) KELAS VIII SMP NEGERI 1 BILUHU Nur Ain Hasan, Abas Kaluku, Perry Zakaria JURUSAN PENDIDIKSN MATEMATIKA F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected] ABSTRAK. Nur Ain Hasan, NIM. 411409008. “MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) KELAS VII SMP NEGERI 1 BILUHU”. Skripsi.Gorontalo.Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo, 2013 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi Kubus dan Balok.Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di SMP Negeri 1 Biluhu pada semester kedua untuk tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dikenai tindakan ini adalah kelas VIII 1 SMP Negeri 1 Biluhu. Hipotesis penelitian adalah jika pembelajaran menggunakan Realistic Mathematics Education (RME) maka kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Biluhu akan meningkat. Pengukuran kemampuan komunikasi matematika siswa dilakukan dengan menggunakan instrument tes kemampuan komunikasi matematika berbentuk tes essay. Instrumen ini telah memenuhi syarat validitas butir dan reliabilitas instrumen. Analisis data untuk menguji hipotesis pada penelitian ini menggunakan lembar observasi dan tes kemampuan komunikasi. Pengujian menunjukkan kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) pada materi Kubus dan Balok. Kata Kunci : Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME), Kubus dan Balok, Kemampuan komunikasi matematika siswa.
PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah menengah bahkan sampai ke perguruan tinggi. Hal ini disebabkan matematika sangat dibutuhkan dan berguna dalam kehidupan sehari-hari bagi sains, perdagangan dan industri. Mengingat begitu penting peranan matematika, telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika. Usaha yang telah dilakukan diantaranya mengadakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), seminar, pelatihan guru, penyempurnaan kurikulum dan lain-lain. Namun usaha ini belum memberikan hasil yang memuaskan, karena jika dilihat di lapangan hasil belajar matematika masih rendah jika dibandingkan dengan hasil belajar mata pelajaran lain.
Uraian diatas menjelaskan bahwa dalam matematika, kemampuan komunikasi sangatlah penting. Tetapi dilain pihak kemampuan siswa dalam komunikasi matematik siswa masih jauh dari apa yang diharapkan. Hal ini berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan guru matematika di SMP Negeri 1 Biluhu. Dari wawancara, penulis memperoleh informasi bahwa kemampuan siswa dalam berkomunikasi matematik masih jauh dari apa yang diharapkan. Salah satu penyebabnya adalah gaya guru dalam mengajar. Guru lebih memfokuskan pada penguasaan konsep-konsep matematika. Di dalam kelas, guru biasanya memulai proses pembelajaran dengan menjelaskan konsep matematika, memberikan contoh bagaimana mengerjakan suatu soal, kemudian meminta siswa untuk mengerjakan soal yang sejenis dengan soal yang sudah diterangkan oleh guru. Jadi proses pembelajarannya masih didominasi model pembelajaran biasa yang hanya berpusat pada guru. Dampak dari proses pembelajaran seperti ini adalah siswa cenderung menyelesaikan suatu masalah dengan meniru penyelesaian masalah yang diperagakan oleh guru ketika membahas soal-soal. Selain itu siswa nantinya akan kesulitan dalam menerapkan konsep-konsep untuk menyelesaikan permasalahan yang tidak rutin maupun permasalahan nyata yang berkaitan dengan konsep yang sudah dipelajari tersebut. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah komunikasi. Mengatasi persoalan tersebut, kemampuan komunikasi matematika perlu dibiasakan pada siswa sedini mungkin. Kemampuan ini diperlukan siswa sebagai bekal dalam memecahkan masalah matematika dan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Penekanan pada penerapan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari juga harus diperhatikan oleh guru. Seorang guru seharusnya mampu memotivasi siswa untuk menerapkan atau membuat hubungan antara pengetahuan yang telah diperolehnya dengan situasi yang ada. Seorang siswa bukanlah seperti ember kosong yang siap ditumpahkan sejumlah pengetahuan kepadanya, melainkan ketika belajar di kelas siswa telah memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehingga guru harus dapat memfasilitasi siswa dengan sejumlah kegiatan yang membuatnya merekonstruksi pengetahuannya sendiri. Untuk membantu siswa dalam menguasai matematika, perlu usaha maksimal agar tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai seperti yang diharapkan. Salah satu yang dapat dilakukan dalam pembelajaran matematika adalah guru seharusnya dapat memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat, sehingga siswa dapat memahami konsep matematika dengan baik dan mampu mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan dari konsep matematika tersebut. Terdapat
beberapa
alasan
pentingnya
kemampuan
komunikasi
matematika
siswa
dikembangkan dalam pembelajaran matematika. Pertama, kemampuan komunikasi diperlukan untuk mempelajari bahasa dan simbol-simbol matematika serta mengekspresikan ide-ide matematis.
Disamping itu komunikasi juga bermanfaat untuk melatih siswa untuk mengemukakan gagasan secara jujur berdasarkan fakta, rasional, serta meyakinkan orang lain dalam rangka memperoleh pemahaman bersama. Karakteristik kemampuan komunikasi matematik ke dalam beberapa indikator, sebagai berikut; (a) membuat hubungan benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide matematika; (b) menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara lisan maupun tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar; (c) menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika; (d) mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang matematik, membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis; (e) membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi dan (f) menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari. Dengan
memperhatikan
muara
dari
pembelajaran
matematika
serta
karakteristik
permasalahan diatas, haruslah digunakan model pembelajaran yang relevan. Pembelajaran yang bisa digunakan dalam upaya menumbuhkembangkan kemampuan komunikasi pada materi bangun ruang khusus pada pokok bahasan kubus dan balok dengan menyuguhkan situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa adalah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran
Realistic
Mathematic Educations (RME). Pembelajaran Realistic Mathematic Educations (RME) adalah suatu pendekatan pembelajaran matematika yang selalu menggunakan masalah sehari-hari Hal ini dipertegas oleh Fruedenthal (dalam Wijaya 2012:20) bahwa matematika merupakan aktivitas insani dan harus dikaitkan dengan realitas. Pembelajaran matematika tidak dapat dipisahkan dari sifat matematika seseorang memecahkan masalah, mencari masalah, dan mengorganisasi atau matematisasi materi pelajaran. Freudenthal berpendapat bahwa siswa tidak dapat dipandang sebagai penerima pasif matematika yang sudah jadi. Pendidikan matematika harus diarahkan pada penggunaan berbagai situasi dan kesempatan yang memungkinkan siswa menemukan kembali (reinvention) matematika berdasarkan usaha mereka sendiri. Berdasarkan uraian di atas maka penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian berjudul Meningkatkan
Kemampuan
Komunikasi Matematika siswa Melalui Pembelajaran Realistic
Mathematic Education (RME) kelas VIII SMP Negeri 1 Biluhu.
PROSEDUR PENELITIAN Menurut Mulyasa (2010: 73) “siklus PTK tersebut dapat digambarkan sebagai berikut”. Siklus Lanjutan
1. Rencana Siklus I
Siklus II 4. Refleksi
1. Rencana 2. Tindakan
4. Refleksi
2. Tindakan
3. Observasi
3. Observasi Subyek yang dikenai tindakan adalah siswa SMP Negeri 1 Biluhu kelas VIII Tahun Ajaran 2012/2013 dengan jumlah seluruh siswa 17 orang. Ada 7 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Keseluruhan siswa di kelas ini mempunyai kemampuan yang bervariasi. Mulai dari siswa yang berkemampuan pengetahuan rendah, sedang, dan tinggi. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan instrument tes dan lembar observasi dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa melalui pendekatan pembeljaran realistic mathematics education (RME) kelas VIII pada materi kubus dan balok. Instrument tes yang digunakan berbentuk essay dan akan dikembangkan. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanankan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi Kubus dan Balok. Dari hasil penelitian pada pembelajaran siklus I dan siklus II ternyata mengalami peningkatan. Data hasil pembelajaran siklus I menunjukkan bahwa hasil tes kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi kubus belum mencapai seperti yang diharapkan. Dari 17 orang siswa kelas VIII1 yang dikenai tindakan ada 11 orang siswa (64,71%) yang telah mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan sedangkan 6 orang siswa (35,29%) belum berhasil. Dengan demikian hasil capaian pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan belum optimalnya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan,
baik menyangkut kegiatan mengajar guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) dan kegiatan belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan data hasil kegiatan mengajar guru pada pembelajaran siklus I. Dari 12 aspek yang diamati ada 6 aspek atau 50% belum terlaksana secara optimal dan 6 aspek 50% hanya mencapai kriteria nilai pengamatan Cukup (C). Demikian pula dengan kegiatan belajar siswa pada pembelajaran siklus I. Dari 12 aspek yang diamati ada 7 aspek atau 58,33% belum terlaksana secara optimal dan 5 aspek atau 41,67% hanya mencapai kriteria nilai pengamatan Cukup (C). Hasil refleksi tindakan siklus I menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran serta capaian hasil belajar pada siklus I belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, setelah melakukan refleksi disepakati bahwa pembelajaran dilanjutkan pada siklus II, disertai perbaikan dan penyempurnaan aspek-aspek pembelajaran yang belum optimal. Pada tindakan siklus II, kegiatan pembelajaran semakin baik, ditinjau dari segi kegiatan mengajar guru dan kegiatan belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan kegiatan belajar siswa dalam pembelajaran menunjukkan seluruh siswa sudah tergolong siswa yang aktif. Siswa sudah mampu mengorganisasikan dirinya kedalam kelompok. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) selama proses pembelajaran berlangsung, membuahkan hasil tes kemampuan komunikasi matematika siswa sangat baik. Dari 17 orang siswa kelas VIII 1 yang dikenai tindakan pada materi Balok. Ada 16 orang siswa (94,12%) telah mencapai kriteria ketuntasan kemampuan komunikasi matematika siswa yang telah ditetapkan dan 1 orang siswa (5,88%) belum berhasil. Dengan demikian disimpulkan bahwa rumusan hipotesis tindakan “Jika pembelajaran menggunakan Realistic Mathematics Education (RME) pada materi kubus dan Balok, maka kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Biluhu tahun ajaran 2012/2013 dapat meningkat” dapat diterima.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan serta mengacacu permasaalahan dan tujuan penelitian, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut : (1) Kemampuan komunikasi matematik siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Biluhu pada materi Kubus dan Balok dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education dalam pembelajarannya. (2) Pendekatan Realistic Mathematics Education dapat digunakan dalam proses pembelajaran matematika khususnya dalam menyelesaikan soal pada materi Kubus dan balok. Sehubungan dengan hasil penelitian ini, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut : (1) Kemampuan komunikasi matematik siswa dapat ditingkatkan melalui pendekatan Realistic Mathematics Education. Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika guru hendaknya menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. (2) Pada pembelajaran matematika khususnya pada materi Kubus dan Balok seharusnya menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education. DAFTAR PUSTAKA Naim,Ngainun.2011.Dasar-dasar komunikasi Pendidikan.Jogyakarta:Ar-Ruzz Mulyasa, H.E. 2010. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Wijaya,Ariyadi.2012.Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembalajaran Matematika.Yogyakarta;Graha Ilmu