MEASURING
AND PROJECTING
MENGUKUR DAN MELETAKKAN UKURAN
(ALAT PENGUKUR) GEOMETRY INSTRUMENT
BEACON (BEACON)
TONGKAT (STICK)
VIEWER (WATERLEVEL)
TECHNICAL COOPERATION PDAM PONTIANAK - OASEN drinkwater GOUDA Basic handbook / presentation Measuring and Projecting of water pipe systems Buku presentasi / pegangan Mengukur dan Meletakkan Ukuran sistim pipa air
With thanks to: The Netherlands OASEN drinkingwater: Managing Director Director Operations Oasen Project Manager Instructors
: Ir. A.B.I.M Vos de Wael : Ing. H.Ardesch : Ir. A.Haasnoot : Mr. T.Stolwijk, Mr. A.Schouten
Republic of Indonesia PDAM Pontianak Managing Director Technical Director PDAM
: Ir. Syahril : Mr. Masriyatno
Copyright 2006, All Rights Reserved By OASEN drinkwater Compiled by: Disusun oleh: Mr. H.W. Nuijten OASEN drinkwater Gouda, februari 2007 The Netherlands.
Chapter 1
Bab 1
Measuring (and projecting)
Mengukur dan Menempatkan ukuran
What will you learn…
Apa yang akan dipelajari.....
In part one of measuring and projecting some basic terminology and techniques will be described for performing simple measurements and projections. You will learn how to project straight lines on level planes using nail steaks, and how to set up perpendicular lines on these straight lines using optical squares.
Pada bagian pertama ini akan dijelaskan beberapa pengertian dasar dan cara dalam pengukuran (teknik) untuk mengambil ukuran sederhana dan memproyeksikan ukuran. Selanjutnya akan dipelajari bagaimana menempatkan ukuran pada tanah yang datar dengan menggunakan nail steak (tongkat lancip) serta menarik garis tegak lurus pada garis lurus ini dengan menggunakan optical squares (alat semacam kompas).
Goal When a drinking water distribution network is constructed underground, it is essential to register its layout. This is done to make it possible to retrieve the location of these network pipes when, for example, a new house connection or a new pipe branch needs to be applied. Registering of the location of these pipes is also useful to provide information when, for example, a new house is being constructed and it needs to know where the pipes network is. The registering is always done during the construction phase of the network pipes. Besides, this registration is exceptionally useful when someone is searching for a specific valve which cannot be found, can be retrieved by using the registering.
Tujuan Apabila sebuah jaringan air minum dirancang (akan dibuat) dibawah tanah, maka perlu dicatat daftar rinciannya. Hal ini dilakukan untuk memungkinkan mendapat kembali lokasi/tempat letaknya jaringan pipa-pipa ini kalau seumpamanya, sebuah sambungan-rumah atau cabang pipa air akan dipasang. Daftar rincian dari lokasi pipapipa tersebut juga berguna dalam melengkapi informasi, misalnya sebuah rumah baru sedang dibangun dan diperlukan untuk mengetahui dimana letak jaringan-jaringan pipa itu. Daftar rincian harus selalu dibuat pada waktu pemasangan jaringan pipa. Lagi pula, hal ini sangat berguna karena andaikata petugas mencari sebuah katup yang tidak diketahui letaknya, dengan bantuan daftar rincian, lokasi dari katup tersebut dapat diketemukan.
Accuracy is very important when it comes to measuring and registering. If the surveyor does not work accurately, this will significant impact on the registration of the network.
Ketepatan merupakan hal sangat penting pada saat pengukuran dan registrasi (membuat catatan). Jika seorang surveyor tidak bekerja dengan akurat maka akan mempengaruhi proses pemasangan sambungan jaringan kelak.
1.1
Measuring equipment
1.1
Perlengkapan alat pengukuran
The following tools can be used for measuring distribution networks.
Alat-alat dibawah ini merupakan alat yang diperlukan untuk mengukur jaringan-jaringan pipa.
The measuring tape (rolmaat) or folding meter:
Meteran gulung atau meteran lipat:
Measuring tape – meteran gulung 25 – 30 meter
Foldingmeter – meteran lipat
meteran gulung (2 -5 meter) Roll meter The measuring tape or folding meter is only suitable for measuring small distances (a few meters maximum). These measuring tools are often quite handy to their small size.
Meteran gulung atau meteran lipat sangat sesuai untuk mengukur jarak yang pendek. (maksimum beberapa meter saja). Alat pengukur seperti ini mudah dibawa karena bentuknya yang kecil.
The measuring tape: The measuring tape usually has a length of 25 or 30 meters and is equipped with a winch. The division is usually in meters, decimeters and centimeters. The measuring tape is by far the most used measuring instrument.
Meter gulung: Alat ini biasanya sepanjang 25-30 meter dan dilengkapi dengan sebuah pemutar. Pembagian ukuran biasanya menggunakan meter, decimeter dan sentimeter. Jenis ini lebih sering digunakan sebagai alat pengukur.
The measuring wheel: The measuring wheel consists of a wheel which is connected to a calculator. It is equipped with an arm, which makes it easy to measure great distances by just walking them, pushing the wheel as you go along. The use of this measuring wheel for measuring and registration distribution pipe networks should be avoided as much as possible, as it is quite inaccurate. It can, however, be used when distances exceeding 100 meters have to be measured.
Meteran roda: Meteran roda terdiri dari sebuah roda yang dihubungkan dengan sebuah kalkulator. Alat ini dilengkapi dengan sebuah pegangan sehingga memudahkan untuk mengukur jarak jauh dimana hanya dengan berjalan sambil mendorongnya. Penggunaan meteran roda sebagai pengukur dan pencatatan jaringan-jaringan pipa haruslah dihindari sedapat mungkin, karena kurang akurat. Namun alat ini dapat digunakan untuk jarak ukuran yang melebihi 100 meter.
Measuring Wheel Roda meteran
Nail steaks Tongkat lancip
Nail steaks: Nail steaks are red-white round wooden sticks and are usually 2 meters long. They usually consist of four sections: 2 red, 2 white, each 50 centimeters long. They have a steel tip which makes it easier to put them in the ground. When a nail steak cannot be put in the ground, for example on an asphalt road, a tripod can be used.
Tongkat lancip: Alat ini berwarna merah-putih dari bahan kayu yang dibulatkan dan biasanya berukuran panjang 2 meter. Tongkat ini terdiri atas 4 bagian: 2 merah, 2 putih berselang seling dan setiap bagian 50 cm. Setiap ujung tongkat kayu ini dipasang besi yang lancip agar mudah ditancapkan kedalam tanah. Apabila tongkat tersebut tidak dapat ditancapkan, misalnya pada jalan aspal, maka dapat digunakan bantuan tripot (standar kaki tiga) untuk menegakkannya.
Optical squares: When measuring using 90 degrees angles optical squares are often used. There are many different types of optical squares, but we will focus on the double optical squares or double pentagon prism. A double pentagon prism consist of two pentagon prisms that are located one above the other, at a 90 degree angle. Viewers are located at the top prism as well as at the bottom prism, and even in between. This enables the viewer to project an angle of 2 x 90 degrees. In other words, a point can be determined on a measuring line between two points and in this point the perpendicular line can also be determined.
Optical squares (alat semacam kompas): Ketika mengukur dengan bantuan sudut 90 derajat, sudut optical square ini sering dipergunakan. Ada banyak jenis optical squares, namun disini hanya akan dibahaskan jenis optical squares dobel atau prisma segi lima dobel saja. (Pentagon prisma=Pentagon bersisi lima) Pentagon prisma dobel terdiri dari dua pentagon prisma yang ditempatkan satu diatas yang lain dengan membentuk sudut 90 derajat. Baik diatas maupun dibawah dan kadang-kadang diantara prisma-prisma diletakkan sebuah viewer (teropong). Hal ini memudahkan teropong untuk memproyeksi sebuah sudut 2 x 90 derajat. Dengan kata lain, sebuah titik dapat ditentukan pada garis pengukuran antara dua titik dan pada titik itu garis tegak lurus dapat juga ditentukan.
Double pentagon prisma Pentagon prisma dobel
1.2
Setting up a straight line in a level plane
1.2
Membuat garis lurus diatas tanah yang datar.
When installing a main pipe in a straight line of approximately 100 meters, it is essential to set up multiple points along this line to ensure that the digging proceeds in a proper, straight line. The following is done:
Apabila pemasangan sebuah pipa induk (tersier) pada sebuah garis lurus yang mendekati jarak 100 m, sebaiknya membuat beberapa titik sepanjang garis tersebut untuk meyakinkan penggalian tersebut dilakukan dengan tepat dan lurus. Perhatikan Caranya:
A nail is placed vertically in location A and B. This can be checked with the so called ‘nail steak leveler’. When the bubble is centered, the nail steak is vertical. It is, however, essential that the nail steak itself is straight.
Sebuah nail steak ditempatkan secara tegak lurus dilokasi A dan B. Ini dapat diperiksa dengan ‘Nail Steak Leveler’ (tongkat pelurus/perata). Apabila gelembung tersebut berada ditengah-tengah, berarti posisi tongkat tersebut lurus. Tongkat tersebut juga seharusnya lurus.
If the nail steak leveler is missing it can always be checked using corners of existing buildings. To do this, stand behind the nail steak and check if it coincides with the corner of a building.
Kalau tidak ada tongkat pelurus, maka dapat di periksa dengan menggunakan sudut dari gedunggedung disekitar pengukuran. Untuk melakukan hal ini, berdirilah dibelakang tongkat dan pastikan dengan seksama bahwa tongkat ini bertepatan dengan sudut sebuah gedung.
When the nail steak A and B is properly vertical the surveyor positions himself approximately 3 meters behind the nail steak A, while the assistant positions himself in location ‘C’, on the line AB. The assistant must hold nail steak C slightly above the middle between his thumb and index finger, so that its tip does not touch the ground. The surveyor behind the nail steak A gives a sign that his assistant can place the nail steak C. Assistant must hold the nail steak at his side, so that his body does not interrupt the surveyors view of line AB.
Ketika tongkat A dan B sudah benar-benar tegak lurus, surveyor menempatkan dirinya sekira 3 m dibelakang tongkat A, sementara asisten berdiri pada titik ‘C’, yang terletak digaris AB. Perlu diingat bahwa Asisten harus memegang tongkat C agak sedikit diatas (dibagian tengah) dengan mempergunakan ibu jari dan jari telunjuk sehingga ujungnya tidak menyentuh tanah. Surveyor memberikan tanda bahwa tongkat C dapat ditancapkan. Asisten harus memegang tongkat itu disampingnya sehingga badannya tidak mengganggu pandangan surveyor terhadap garis AB.
When the nail steak is properly placed its position can always be checked by looking passed nail steak A (left and right) at nail steak B. In both cases nail steak C should be invisible as it disappears behind nail steak A. The ‘OK’-signal can be given.
Apakah nail steak ditempatkan secara tepat pada posisinya, hal ini akan selalu dapat diperiksa dengan memperhatikan lewat nail steak A (kiri dan kanan) kearah nail steak B. Dalam kedua hal ini, posisi nail steak C seharusnya tidak kelihatan karena dilindungi oleh nail steak A. Kemudian dapat diberikan tanda OK.
It is unusual to shout at each other when indicating that a nail steak must be relocated. It is far more useful to use sign language when setting up. To properly understand each other it is essential that everyone involved knows and understands this sign language.
Umumnya antara Surveyor dan asisten tidak perlu berteriak untuk menyatakan perintah pemindahan tongkat. Lebih sering digunakan aba-aba/kode. Supaya tidak ada salah pengertian antara petugas, hendaknya setiap orang yang terlibat, mengetahui dan mengerti akan tanda-tanda/abaaba yang digunakan tersebut.
Figure 5 / gambar 5
Figure 6 / gambar no 6
Figure 7 / gambar no 7 The most common signs are: 1. Attention. When starting the surveyor will indicate this by raising one of his arms (figure 5). 2. Move in the indicated directions. The surveyor points to the intended directions (figure 6). 3. Adjust the nail steak vertically. Stretch an arm in the directions similar to the direction of the nail steak and move it towards vertical (figure 7). 4. Ok. Move an arm in front of the body in a horizontal direction.
Tanda-tanda yang sangat lazim dipakai adalah. 1. Perhatian. Apabila mulai surveyor akan menunjukkan ini dengan mengangkat salah satu tangannya (gambar no 5). 2. Gerakan kearah yang diminta. Surveyor itu menunjuk kearah yang dimaksudkan. (gambar no. 6). 3. Menyetel tongkat lancip supaya tegak lurus. Merentangkan satu tangan searah dengan tongkat kemudian merubah gerakan tangan kearah tegak lurus (gambar no. 7) 4. OK. Gerakan satu tangan didepan badan dengan arah mendatar/horizontal.
1.3
1.3
Setting up 90 degrees angles
Three methods are known to set up 90 degrees angles: a. the perpendicular line construction; b. the 3-4-5 steek; c. mirror instruments.
Membentuk sudut-sudut 90 derajat
Tiga metode yang lazim dipakai untuk membentuk sudut-sudut 90 derajat yaitu: a. Konstruksi garis tegak lurus b. Instruk 3-4-5 steek c. Mirror instruments/alat cermin.
a. The perpendicular line construction If a perpendicular line ( figure 8) has to be set up from a location A on existing line ℓ, a measuring tape is used to project locations B and C on line ℓ at equal distances from A. In the B and C a circle is projected with a radius of approximately twice the distance AB. The intersection of these two circles is location P. The line AP is perpendicular to line ℓ. If the intersection of the two circles on the other side of the line ℓ is called R. The distance of BR is equal to CR. Then the line PR (through A) is perpen dicular to line ℓ. (The distance BR and BP is not necessarily the same).
a. Konstruksi garis tegak lurus. Jika pada sebuah garis yang sudah ada diletakkan titik A dan sebuah garis tegak lurus harus didirikan dari titik tersebut. Maka dengan bantuan meteran gulung dibentuk titik B dan C dengan jarak yang sama dari titik A. Pada titik B dan C diproyeksikan lingkaran dengan radius/jari-jari yang kira-kira dua kali jarak AB. Pertemuan dari kedua lingkaran ini adalah . titik potong P. Garis AP adalah garis tegak lurus pada garis ℓ. Jika sebelah lain dari garis ℓ dibuat hal yang serupa maka terdapatlah titik potong R. Jarak BR sama dengan jarak CR. Titik A dan titik P terletak disatu garis yang tegak lurus pada garis ℓ. (Jarak BR dan BP tidak perlu sama).
b. The 3-4-5 method is based on the mathematical Pythagoras theorem (figure 9). Point B is located 4 meters from location A along line ℓ. It can be useful to place a nail steak in both locations. Next a circle,using a measuring tape, with a radius of 3 meters is projected from point A, and a circle with a 5 meter radius is projected from point B. when the intersection of these two circles is called point C, then the line AC is perpendicular to line ℓ.
b. Instruksi ‘3-4-5’steek Metode 3-4-5 steek didasarkan pada teori matematika Pitagoras ( gambar 9). Tariklah dari titik A jarak 4 m kearah titik B pada garis ℓ. Ada baiknya menempatkan tongkat lancip pada kedua titik tersebut. Selanjutnya buatlah lingkaran dengan meteran gulung dari titik A dengan jarak 3m. (AC) Kemudian buat lingkaran dari titik B dengan jari-jari 5m. Kedua lingkaran itu saling memotong dititik C. Maka garis AC itu tegak lurus pada garis ℓ.
a. There are three different mirror instruments: 1. the optical square; 2. the triangular, or Bauernfeind prism; 3. the pentagon prism. ( figure 10)
b. Ada 3 alat cermin yang berbeda: 1. Optical square (alat semacam kompas); 2. Segi tiga atau prisma bauernfeind; 3. Prisma segi lima (gambar 10)
The first and second instrument is hardly ever used nowadays, so only the third will be described.
Alat yang pertama dan kedua hampir tidak pernah digunakan jaman sekarang, sehingga alat yang ketiga akan dijelaskan secara lebih lanjut.
How does a pentagon prism work:
Bagaimana cara kerja sebuah pentagon prisma:
If a perpendicular line must be set up in point D, located in line with the measuring line AC, then the next procedure can be followed: − position the prism directly above point D; − position the glass pane FG approximately parallel to line AC; − nail steaks A and C should coincide in the glass viewer; − look over the top of the prism and place a nail steak E in such a manner that it coincides with the image of nail steaks A and C in the prism.
Kalau sebuah garis tegak lurus harus didirikan pada titik D, yang terletak pada perpanjangan garis pengukur AC, prosedur selanjutnya seperti berikut: − tempatkan posisi prisma lurus diatas titik D; − tempatkan dinding kaca F G kurang lebih sejajar dengan garis AC; − nail steak A dan C harus tepat segaris dalam kaca viewer − lihat dalam prisma dan tempatkan nail steak E disuatu tempat sehingga nail steak tersebut bertepatan dengan bayangan dari steak A dan C didalam prisma.
If the points A, C and D are known then the next procedure can be followed: − position the prism approximately above point E; − adjust the position of the prism so that the nail steaks A and C coincide. This implies that you are positioned on the measuring line; − adjust the prism along the measuring line until nail steak D (seen over the prisms) is in line with the image of A and C.
Sekarang jika titik A, C dan D telah diketahui, dan dari titik D yang terletak diperpanjangan garis AC diturunkan sebuah garis lurus, prosedurnya sebagai berikut: − tempatkan prisma dan pen pemegangnya kira-kira dititik E. − atur posisi prisma pada garis pengukur sedemikian rupa sehingga nail steak A & C bertepatan. − atur prisma pada garis pengukur sampai letak nail steak D (lihat dalam prisma) segaris dengan bayangan titik A dan C.
1.4
Exercises
1.4 Latihan-latihan
Exercise 1: Place two nail steaks A and B approximately 25 meters apart. The surveyor, with the help of an assistant place a nail steak C exactly in between A and B by using sign language. This exercise must be repeated but this time the surveyor and the assistant exchange roles.
Latihan 1: Tempatkan dua nail steak A dan B kira-kira 25 m jaraknya. Kemudian surveyor dengan bantuan asistennya menempatkan nail steak C diantara A dan B dengan menggunakan kode/aba-aba. Latihan ini harus diulang dimana kali ini surveyor dan asistennya bertukar peranan.
Exercise 2: Place two nail steaks A and B approximately 15 meters apart, and place a third nail steak C in the extension line of these two nail steaks A and B.
Latihan 2: Tempatkan dua nail steak A dan B berjarak kirakira 15 m dan tempatkan nail steak yang ketiga C diperpanjangan garis dari kedua nail steak A dan B.
Exercise 3: Place two nail steaks A and B approximately 25 meters apart and have the surveyor and the assistant place two nail steaks C and D in between these two nail steaks, without having them position themselves behind the nail steaks A and B.
Latihan 3: Tempatkan dua nail steak A dan B berjarak kirakira 25 m, dan perintahkanlah surveyor dan asistennya menempatkan nail steak C dan D diantara kedua nails steak tersebut tanpa berdiri dibelakang nail steak A dan B.
Exercise 4: Projecting a perpendicular line Place two nail steaks A and B approximately 25 meters apart. The surveyor must position himself approximately centered between these nail steaks (point C), and have the assistant position a third nail steak so that the optical square is exactly on line AB and that line CD is its perpendicular line.
Latihan 4: Proyeksikan sebuah garis tegak lurus. Tempatkan dua nail steak A dan B kira-kira 25 m jaraknya. Berdirilah dipertengahan garis ini (titik C) dan perintahkan asisten menempatkan nail steak ketiga D sedemikian rupa sehingga lewat cermin sudut yang terletak persis diatas garis AB terlihat sebuah garis CD tegak lurus pada garis AB.
Exercise 5: Dropping a perpendicular line Place two nail steaks A and B approximately 25 meters apart. Next place nail steaks D. use an optical square to determine the intersection point C.
Latihan 5: Menurunkan garis tegak lurus Tempatkan dua nail steak A dan B berjarak sekitar 25 m. Kemudian tempatkan nail steak D. Gunakan sebuah optical square/cermin sudut untuk menentukan titik potong C.
Chapter 2
The practice
Bab 2
Praktek
The real world
Pada situasi sebenarnya (dunia nyata)
What will you learn…
Apa yang akan dipelajari...
In part two the theory discussed in part one will be put to practice. Among other thing a right decision must be made how a service pipe will be measured. Service pipe sketches are made and agreements must be reached on how to obtain an optimal level of uniformity in these sketches. Also, long distance measurements will be made by using optical squares. Draft revisions of main pipe data will be made, so that they can be processed in the drawing department.
Dalam bab kedua ini, teori yang dijelaskan dalam bab satu akan dipraktekkan. Antara lain sebuah keputusan yang tepat harus diambil apabila sebuah pipa dinas akan diukur. Sket/bagan pipa dinas dibuat dan persetujuan harus dicapai untuk memperoleh tingkat optimal/tinggi dari keseragaman didalam sket tersebut. Juga ukuran jarak jauh akan dibuat dengan menggunakan optical square. Konsep perbaikan dari data pipa induk (tersier) akan dibuat, sehingga dapat diproses dibagian/ruang gambar.
2.1
2.1
Measuring service pipe
Mengukur sambungan pipa dinas
When a new connection is made it is desirable to note its location. This ensures you that it can always be recovered when it is necessary. In this case it is essential to know what to be measured.
Apabila membuat sambungan baru, sepatutnya mencatat lokasinya untuk meyakinkan bahwa lokasi itu selalu dapat ditemukan kembali bilamana perlu. Dalam hal ini perlu diketahui apa yang akan atau perlu diukur.
First of all we want to know the exact location of the service pipe to the main pipe. We also determine the location of the water meter, and if the location of a pipe shows a deviating pattern it is also useful to determine specific locations. This measuring must be reacted to fixed buildings as much as possible. This means, in the first place looking for concrete or stone structures. This does not necessarily imply houses. Bridges or power stations made of concrete can also be used. It is useful to use these concrete objects because it is relatively safe to assume that they will remain there for years. This means that our measurements will remain accurate and up to date for quite a long time. When no fixed structures are available it means that another option must be considered. It must be taken into
Pertama–tama kita ingin mengetahui lokasi dan ukuran dari sambungan pipa dinas kepipa induk (tertier). Selanjutnya meteran air juga diukur dan jika letak dari pipa sambungan rumah menunjukkan suatu pola penyimpangan, perlu kiranya untuk juga dicatat. Ukuran ini sebanyak mungkin dihubungkan dengan gedunggedung yang permanen. Berarti pertamatama mencari bangunan beton atau batu. Ini tidak hanya terlibat dengan rumahrumah. Jembatan-jembatan dan pembangkit tenaga listrik dari beton dapat juga digunakan. Sangat penting untuk menggunakan obyek-obyek beton karena obyek itu cukup aman untuk selanjutnya dan akan tetap tinggal bertahun-tahun. Ini berarti bahwa ukuran-ukuran akan tetap akurat dan aktuil untuk waktu yang cukup lama. Apabila tidak ada bangunan-
account that the data you are gathering must remain dependable for a longer period of time and also can be used by a number of different people. This implies that using temporary structures must be avoided as much as possible when measuring.
Try to keep the distance to be measured to a minimum. Excessively long distances can lead to inaccuracies, and will also increase the chance of some building or structure being constructed over the measurement line, rendering your data useless. Besides, short distances can be measured without the use of optical squares, which makes the whole measuring procedure faster and easier.
2.2
Making sketch of the service pipes
A number of agreements must be made up before developing a service pipes sketch, to ensure an optimal level of uniformity.
bangunan yang memungkinkan, berarti obyek pilihan lain harus dipertimbangkan. Hal ini harus dipertanggung-jawabkan bahwa data2 yang sedang dikumpulkan harus dapat dipertahankan untuk jangka waktu yang lebih lama, dan juga dapat dipergunakan oleh petugas-petugas yang lain nantinya. Secara tidak langsung berarti hindarilah sedapat mungkin bangunan-bangunan sementara itu untuk digunakan sebagai patokan dalam pengukuran. Usahakan jarak yang akan diukur sependek mungkin. Jarak yang terlalu panjang dapat memungkinkan ukuran tidak akurat dan juga menimbulkan kemungkinan didirikan suatu gedung atau banguan diatas garis pengukur tersebut, mengakibatkan data tersebut menjadi tidak berguna. Disamping itu, jarak-jarak pendek dapat diukur tanpa menggunakan optical squares, yang mempercepat dan mempermudah seluruh prosedur pengukuran.
2.2
Pembuatan sket dari pipa dinas
Sejumlah persetujuan harus dibuat sebelum meluaskan sket dari sebuah pipa dinas untuk meyakinkan satu keseragaman bertingkat tinggi/optimal.
First of all the street name and house number of the new connection is logged. The next step starts with the drawing of the main transport pipe. This main transport pipe must be drawn horizontally as much as possible. Also include the diameter and material of main transport pipe. Next the intended house is sketched. Add the house number to the sketch. If the location is determined using another house or object as reference then this must also be added. Include what kind of object it is, for example ‘bridge’. Next, draw the connection pipe with the water meter. The connection point of the pipe to the main transport pipe is schematized as an ‘X’. The pipe itself is sketched using a dashed line. This clarifies the difference between the service pipe and the main pipe. The diameter and material of the service pipe is written parallel to the service pipe. Of the water meter only the valve and the meter is sketched.
Pertama-tama kartu sket diisi dengan nama jalan dan nomor rumah dari sambungan baru tersebut. Selanjutnya mulailah membuat sket dengan gambar dari pipa induk (tertier). Pipa induk ini harus selalu digambar secara mendatar pada bagian bawah dari sket itu. Bersamaan itu gambar juga diameter dan jenis bahan dari pipa induk ini. Kemudian gambar pula rumah yang dimaksudkan pada sket. Berikanlah nomor rumah tersebut dalam sket. Jika lokasi ditentukan dengan menggunakan rumah lain atau obyek penunjuk lain, maka ini juga harus ditambahkan. Sertakan juga nomor rumah atau jenis obyek apakah itu, umpamanya ‘jembatan’. Berikutnya gambarkan sambungan pipa dengan meteran air. Titik sambungan pipa ke transport pipa utama ditandai ‘X’. Pipa itu sendiri di sket dengan menggunakan ‘garis penghubung’(-). Ini menjelaskan perbedaan antara pipa dinas dan pipa induk (tersier). Diameter dan bahan pipa dinas ditulis sejajar dengan pipa dinas. Meteran air hanya katup dan meter saja yang disket.
Keep in mind that a sketch can always be read from the lower right hand corner. This mainly relevant when adding measurements and descriptions, and ensures that all the vertically written data is written in similar direction on the sketch.
Ingatlah bahwa sebuah sket selalu dapat dibaca dari sudut kanan bawah. Hal ini berkaitan dengan jika ada penambahan ukuran-ukuran dan keterangan-keterangan dan yakinkan bahwa semua data yang ditulis secara tegak akan ditulis dengan arah yang sama dalam sket.
Legend/legenda
Legend Main pipe
(dinyatakan sebagai tanda seperti berikut)
………………………
Pipa induk (tersier)
………………………
Service pipe
-------------------
Pipa dinas
-------------------
Connection to main pipe
…………X…………
Sambungan ke pipa induk (tersier)
…………X…………
Measurements line
<---------------->
Garis ukuran
<---------------->
Main cock
Keran induk
Water meter
Meteran air
2.3
Setting up a main pipe
When a new main pipe is installed its location will have been determined in advance. This alignment can be made visible in the field by placing nail steaks. By digging along these nail steaks the pipe can be realized exactly as planned. When work ceases at the end of the day it can be useful to replace the nail steaks with pickets, which are short wooden poles, with a pointed end that can be driven into the ground. This enables the constructor to set the entire alignment up again in the morning without having to measure everything again.
2.3
Meletakkan ukuran pipa induk
Apabila sebuah pipa induk dipasang, lokasinya telah ditentukan sebelumnya. Pelurusan ini dilakukan dengan menempatkan tongkat-tongkat dilapangan agar kelihatan. Dengan penggalian sepanjang jarak tongkattongkat tersebut maka pipa yang dipasang akan terpasang persis seperti direncanakan. Apabila pekerjaan selesai pada sore hari, gantilah tongkat-tongkat tersebut dengan pancang-pancang dari kayu bulat dengan ukuran yang hampir sama dan berujung lancip untuk mempermudah penancapan kedalam tanah. Hal ini dibuat untuk memudahkan pekerja yang memulai seluruh pekerjaan itu lagi keesokkan harinya tanpa mengulang pengukuran kembali.
The construction depth of the main pipe is essential during realization. A pipe with insufficient soil coverage is more susceptible for top loads (e.g. traffic) than a pipe with sufficient soil coverage. On average it can be assumed that a soil coverage of 0.80 meters offers sufficient protection against pressure influences from the surface.
Penting sekali untuk memperhatikan letak kedalaman pipa induk saat dipasang. Sebuah pipa yang ditimbun kurang dalam sangat mudah tertindih oleh barangbarang berat yang lewat diatasnya (lalu lintas). Rata-rata penimbunan sekurangnya 0.80 meter didalam tanah untuk menghindari pengaruh tekanan dari permukaan.
It is also important that the main pipe is Constructed as horizontally as possible. This can be checked by using a level during the realization phase. This tool enables us to horizontally adjust each installed length of pipe. The main pipe can also be leveled using a leveling instrument. How this instrument works will be described in the following modules and exercises.
Sangat penting bahwa pemasangan pipa induk secara mendatar/rata. Hal ini dapat dicek dengan waterpass disaat pelaksanaannya. Alat ini memungkinkan kita untuk menyesuaikan secara mendatar setiap panjangnya pipa yang dipasang. Pipa induk dapat juga diratakan dengan mempergunakan alat perata (leveling instrument). Untuk mengetahui bagaimana cara bekerja alat ini maka akan dijelaskan beberapa petunjuk-petunjuk dan latihan-latihan berikut ini.
2.4
2.4
Revising the main pipe
Perbaikan pipa induk (tersier)
When the main pipes are located, it is desirable to register the condition of the pipes. After all, it can be rather useful, when for example a new connection must be made, to know exactly where the main pipe is located. It is no longer necessary to search for it, which minimizes the amount of test holes, and thereby the amount of time and expences. Measuring main pipes uses a procedure very similar to measuring service pipes. The only difference is that the use of optical squares is more common.
Apabila pipa-pipa induk dipasang maka perlu juga dibuat catatan mengenai keadaan pipa-pipa tersebut. Bagaimanapun juga hal ini agak berguna, apabila sebagai contoh sebuah sambungan baru harus dilakukan, tempat dan letaknya pipa induk sudah persis diketahui. Tidak perlu lebih lama lagi untuk menyelidiki hal itu, yang berarti pengurangan jumlah lobang-lobang pengetes, begitu pula jumlah waktu dan biaya dapat dihemat. Pengukuran pipa induk menggunakan prosedur yang sama dengan pengukuran pipa-pipa dinas. Hanya perbedaannya disini adalah lebih sering digunakan optical squares.
Again, it is essential to know what you want to measure.
Sekali lagi, yang penting diketahui dulu apa yang ingin diukur.
It is useful to realize that someone else (the architect) must translate your work to a drawing. The more precise and structured your data is, the more accurate it is transferred to the drawing. Pay attention to this!
Perlu disadari bahwa seseorang (juru gambar) harus menterjemahkan pekerjaan tersebut diatas gambar. Semakin akurat dan tersusun data tersebut, maka semakin akurat pula hasil gambar. Perhatikan hal ini dengan seksama!
Which data is measured: valves bends deviations in the alignment brugbuizen or sinkers
Data-data yang diukur: − Katup − belokan/tikungan − penyimpangan pada penjajaran (garislurus) − Pipa berbentuk jembatan (brugbuizen) atau besi pemberat yang digantung (sinker)
Realize that the more data you provide the more accurate the location of the main pipe is, in your imagination. But keep in mind not to exaggerate. Too many data can result in unorganized and unintelligible revision data. Therefore it is not common to measure connections unless desired otherwise.
Sadarilah bahwa semakin banyak data yang dilengkapkan semakin memudahkan lokasi pipa induk dalam bayangan. Namun ingatlah, jangan sampai data tersebut berkelebihan. Kebanyakan data dapat menyebabkan perbaikan data tidak terorganisir dan tidak jelas. Oleh karena itu tidak biasanya sambungan pipa diukur kecuali ada alasan tertentu.
Draft revisions can be drawn in a number of different ways. Drawing on sketch paper for connection pipes for example is one method. A copy of existing topography can also be very useful. Sketching a revision on blank paper is another method. Just remind yourself that it must be clear to others as well.
Perbaikan konsep dapat digambar dengan banyak cara yang berbeda. Menggambar diatas kertas sket untuk jaringan pipa misalnya, adalah satu cara. Sebuah salinan topografy yang ada dapat juga sangat bermanfaat. Pembuatan sket dari sebuah revisi (perbaikan) diatas sehelai kertas kosong, sebuah cara yang lain. Ingatlah selalu bahwa hal itu harus jelas juga untuk petugas yang lain.