MENGGABUNGKAN BANDWITH LEBIH DARI 1 (SATU) ISP DENGAN MENGGUNAKAN MIKROTIK DI SMK NEGERI 2 KABUPATEN INDRAMAYU ============================ Dian Ade Kurnia ========================== ABSTRACT Bandwidth adalah selisih antara frekuensi tertinggi dan terendah yang digunakan oleh sinyal network.Lebih umum, bandwidth mengacu pada kapasitas throughput yang diukur dari sebuah protokol atau media network.Bandwidth didalam jaringan komputer, sering digunakan sebagai suatu sinonim untuk data transfer rate, yaitu jumlah data yang dapat dibawa dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu (pada umumnya dalam detik). Jenis bandwidth ini biasanya diukur dalam bps (bits per second), ada kalanya juga dinyatakan dalam Bps (bytes per second). Pada warnet, lembaga, dan instansi yang menggunakan jasa internet, kecepatan akses sangat dibutuhkan terutama bagi kalangan yang menginginkan transfer data yang dilakukan tidak memakan waktu yang cukup lama serta jaminan kualitas jaringan yang memadai. Hasil penelitian ini adalah Jumlah komputer yang optimal bisa mengakses internet melalui 1 line dari ISP yang dipakai adalah 1 user untuk 1 paket family sedangkan tingkat perbedaan antara penggunaan 2 line tanpa penggabungan dengan penggunaan 2 line yang digabungkan relatif besar, artinya peningkatannya tidak terlalu signifikan rata-rata hanya 35,63 %.
Keyword : Bandwith, ISP
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 2 Edisi Desember 2009
48
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Internet merupakan sebuah fenomena yang pada dasarnya merupakan dua bidang ilmu yang sangat berkait terutama dalam implementasi komputer sabagai sistem kendali untuk perangkat elektronik yang hendak digerakan oleh komputer. PC telah menyediakan beberapa piranti input/output khusus berupa port, baik port paralel maupun port serial yang dapat digunakan untuk banyak tujuan. Pada warnet, lembaga, dan instansi yang menggunakan jasa internet, kecepatan akses sangat dibutuhkan terutama bagi kalangan yang menginginkan transfer data yang dilakukan tidak memakan waktu yang cukup lama serta jaminan kualitas jaringan yang memadai. Disisi lain ISP memiliki batasan-batasan yang tidak dapat dirubah secara langsung, sebab ini menyangkut masalah kebijakan dari ISP yang bersangkutan, sedangkan jika digunakan 2 buah line dari 1 ISP yang sama dan alat yang digunakan hanyalah sebuah router yang fungsinya untuk menggabungkan 2 jaringan dari 2 line yang berbeda, maka bandwith yang dihasilkan tidak seperti yang diharapkan. Dan ini salah satu kekecewaan yang dialami oleh beberapa kalangan terutama para pengusaha warnet.Untuk mendapatkan bandwith seperti yang diharapkan beberapa vendor menawarkan alat yang berfunsi sebagai bandwidth controler tapi harganya masih belum terjangkau oleh para pengguna alat tersebut. Pada rancangan tugas akhir ini, penulis mencoba menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama studi yaitu bidang teknik informatika.Salah satu ide rancangan yaitu sebuah pemanfaatan PC sebagai penggabung bandwith dari 2 ISP atau lebih. Dalam rancangan ini sistem yang hendak dibangun akan mampu untuk memberikan perintah ke piranti elektronis khusus melalui pengaturan bandwidth agar dapat bekerja sesuai yang diinginkan, dan mampu menggabungkan bandwidth untuk mempercepat akses internet dalam sebuah jaringan lokal.
B. PERUMUSAN MASALAH Melihat latar belakang permasalahan yang ada, maka masalah yang dirumuskan yaitu “bagaimana menganalisis, merancang dan mengimplementasikan sistem penggabungan bandwidth dari 2 line ISP” yang dapat mengontrol bandwidth yang akan digunakan dengan biaya yang cukup terjangkau oleh pengguna yaitu dengan menggunakan paket program yang akan dimanfaatkan kelebihannya dalam mengatur bandwidth yang bisa diinstall pada PC, dan paket program yang akan digunakan adalah Mikrotik 2.9. Untuk memfokuskan peneltian atas permasalahan diatas, maka penulismembatasi pembahasannya menjadi 3 rumusan masalah sebagai berikut : 1. Belum diketahui berapa kapasitas bandwidth yang disediakan oleh ISP dalam 1 line. 2. Belum diketahui hasil penggabungan 2 line ISP. 3. Belum dapat dipastikan seberapa besar tingkat perbedaannya antara penggunaan 2 line tanpa penggabungan dengan penggunaan 2 line yang digabungkan. C. IDENTIFIKASI MASALAH Dari rumusan masalah yang dikemukakan diatas, penulis merinci lebih detail lagi masalah yang dihadapi, dan berikut identifikasi masalahnya : 1. Kapasitas bandwidth yang disediakan oleh ISP dalam 1 Line : a. Kapasitas bandwidth. Kapasitas bandwidth yang diberikan oleh pihak ISP secara nyata kepada pelanggannya sesuai dengan paket yang diambil oleh pelanggan. b. Batasan waktu. Alokasi waktu akses untuk paket yang diambil oleh pelanggan ISP c. Alokasi pengguna. Batasan jumlah pengguna dari tiap paket yang diambil pengguna. 2. Hasil penggabungan 2 ISP : a. Besar bandwidth hasil
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 2 Edisi Desember 2009
49
b.
3.
penggabungan 2 ISP secara kalkulasi manual. Perhitungan menggunakan kalkulasi manual dari ISP I + ISP II tanpa penggabungan. Besar bandwidth hasil penggabungan 2 ISP dengan menggunakan Mikrotik. Bandwidth hasil penggabungan 2 line ISP sesuai dengan hasil pengukuran.
Tingkat perbedaannya antara penggunaan 2 line tanpa penggabungan dengan penggunaan 2 line yang digabungkan : a. Perbedaan selisih nilai bandwidth. Selisih nilai bandwidth hasil penggabungan dengan nilai bandwidth yang dikalkulasi manual. b. Perbedaan selisih persentase. Persentase dari selisih nilai bandwidth yang diukur dan dikalkulasi.
D. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini mempunyai maksud yang bisa dijadikan sebagai arahan dalam melakukan penelitian, dan maksud dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis sistem penggabungan bandwidth dari 2 atau lebih line ISP. 2. Merancang sistem penggabungan bandwidth dari 2 line ISP. 3. Mengimplementasikan sistem penggabungan bandwidth dari 2 line ISP. Sedangkan tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Untuk Mengetahui berapa kapasitas bandwidth yang disediakan oleh ISP dalam 1 line. 2. Untuk Mengetahui berapa jumlah komputer yang optimal bisa mengakses internet melalui 1 line dari ISP yang dipakai. 3. Untuk Memastikan seberapa besar
tingkat perbedaannya antara penggunaan 2 line tanpa penggabungan dengan penggunaan 2 line yang digabungkan E. MANFAAT PENELITIAN Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, diharapkan menghasilkan manfaat/kegunaan yang bisa diambil oleh lembaga, instansi, organisasi, atau wirausahawan warnet, dimana manfaat yang dapat dirasakan oleh pengguna adalah : 1. Dapat memusatkan jalur akses internet. 2. Menghemat biaya penyediaan peralatan jaringan komputer. 3. Meningkatkan kecepatan akses internet Selain bagi pengguna, penelitian ini juga bermanfaat bagi dunia TI didunia pada umumnya dan khususnya di Indonesia, manfaat tersebut antara lain : 1. Metode penggabungan yang bisa meningkatkan kecepatan akses. 2. Dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain untuk mengembangkan metode ini. 3. Pemanfaatan peralatan dan teknologi yang sudah ada, agar lebih optimal penggunaannya. F. TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Bandwidth adalah selisih antara frekuensi tertinggi dan terendah yang digunakan oleh sinyal network. Lebih umum, bandwidth mengacu pada kapasitas throughput yang diukur dari sebuah protokol atau media network (Todd, 2005 : 635). Bandwidth didalam jaringan komputer, sering digunakan sebagai suatu sinonim untuk data transfer rate, yaitu jumlah data yang dapat dibawa dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu (pada umumnya dalam detik). Jenis bandwidth ini biasanya diukur dalam bps (bits per second), ada kalanya juga dinyatakan dalam Bps (bytes per second).Secara umum, koneksi dengan
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 2 Edisi Desember 2009
50
bandwidth yang besar/tinggi memungkinkan pengiriman informasi yang besar seperti pengiriman gambar/images dalam video presentation. Jadi dalam jaringan komputer bandwidth sangat berperan penting dalam konektifitas data, terutama untuk data-data yang berskala besar dan data yang digunakan secara bersama-sama/sharing. MikroTik (dengan trade name MikroTik®) didirikan tahun 1995 bertujuan mengembangkan sistem ISP dengan wireless. MikroTik berlokasi di Riga, ibukota Latvia. Mikrotik juga menjalankan sebuah ISP kecil, sebagai media percobaan untuk pengembangan routerOS software. MikroTik saat ini telah mendukung sistem ISP dengan wireless untuk jalur data internet dibanyak negara, antara lain Iraq, Kosovo, Sri Lanka, Ghana, dan negaranegara Eropa, Amerika dan Indonesia yang sekarang sudah banyak menggunakan MikroTik RouterOS® serta banyak negara lainnya. MikroTik RouterOS® mempunyai media antar muka dan sistem routing dengan menggunakan komputer standar sebagai hardware. Perangkat lunak ini mendukung berbagai aplikasi ISP, mulai dari RADIUS modem pool, hingga sirkuit backbone dengan DS3. Disamping Software Router Operating System, MikroTik juga mengembangkan hardware dengan spesifikasi dan karakteristik unik serta mempunyai kemampuan handal sebagai mesin router. Dengan dipasarkannya MikroTik Router BoardTM dalam berbagai seri memudahkan kita untuk memilih produk sesuai dengan kebutuhan.Fleksibilitas ini salah satu faktor yang menjadikan Mikrotik Router BoardTM banyak digunakan dan menjadi pilihan ekonomis dengan kualitas prima, disamping banyak keunggulan–keunggulan lainnya. Kita akan bahas dan teliti MikroTik ini, baik spesifikasi, karakteristik maupun kemampuan Mikrotik, baik software MikroTikOS® maupun hardware MikroTik Router BoardTM.
RouterOS menyediakan interface konfigurasi commandline yang kuat. Juga bisa mengelola router melalui WinBox– konfigurasi jarak jauh/remote yang easytouse GUI (graphical user interface) for Windows, yang menyediakan semua kelebihan command line interface, tanpa "command line" yang umum, yang akan mempengaruhi pengguna lain. Kelebihannya adalah : a. User interface yang bersih dan konsisten b. Konfigurasi dan monitoring yang sesuai waktu c. Multiple connections d. Mengikuti aturan pengguna e. Action history, undo/redo actions f. Safe mode operation g. Scripts bisa dijadwalkan untuk eksekusi diwaktu tertentu, periodik, atau insidentil. Semua perintah commandline mendukung scripts. Jika router tidak “dikenal”, hanya ada dua cara untuk menkonfigurasikannya : a. Local terminal console AT, PS/2 or USB keyboard and VGA compatible video controller card dengan monitor b. Serial console First RS232 asynchronous serial port (biasanya, onboard port disebut COM1), yang diset default ke 9600bit/s, 8 data bits, 1 stop bit, no parity. Setelah router dikonfigurasikan, harus dikelola melalui interface berikut : a. Local terminal console AT, PS/2 or USB keyboard and VGAcompatible video controller card dengan monitor b. Serial console any (you may choose any one; the first, also known as COM1, is used by default) RS232 asynchronous serial port, yang di set ke
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 2 Edisi Desember 2009
51
9600bit/s, 8 data bits, 1 stop bit, no parity c. Telnet server diposisikan 23 TCP port by default d. SSH (secure shell) server is running on 22 TCP port by default (tersedia jika paket security diinstalasi) e. MAC Telnet server MikroTik MAC Telnet protocol by default berjalan di semua interface Ethernet f. Webbox adalah administrasi RouterOS remote GUI, menggunakan 3986 TCP port (or 3987 tersedia jika paket security diinstalasi) Router adalah sebuah device yang berfungsi untuk meneruskan paket-paket dari sebuah network ke network yang lainnya baik LAN ke LAN atau ke WAN sehingga host-host yang ada pada sebuah network bisa berkomunikasi dengan hosthost yang ada pada network yang lain. Tujuan dari routing adalah agar paket IP kita dikirim sampai pada target, begitu juga paket IP yang ditujukan untuk kita sampai dengan baik.Target atau destination ini bisa berada dalam 1 jaringan atau pun berbeda jaringan baik secara topologis maupun geografis. Pengukuran Kapasitas Bandwith Untuk melakukan penelitian ini maka kita memerlukan data-data pendukung yang akurat, dan sebelum melakukan penggabungan bandwith maka kita harus tahu terlebih dahulu berapa bandwith yang ada dari tiap-tiap ISP.Di Mikrotik terdapat bandwith tester yang berfungsi untuk mengukur berapa kapasitas bandwith yang disediakan oleh ISP.Bandwith tester dapat digunakan untuk mengontrol bandwith yang tersedia di jaringan, metode yang digunakan ada 2 macam yaitu pengukuran menggunakan TCP dan pengukuran menggunakan UDP. Pengukuran dengan menggunakan TCP dilakukan dengan
menggunakan protokol TCP yang standar yang memiliki acknowledgement (penegasan), dilanjutkan dengan mengikuti alur algoritma TCP yaitu menentukan berapa banyak paket yang dikirim (tergantung dari latencynya).Statistik yang dihasilkan adalah hasil perhitungan dari keseluruhan paket yang dikirimkan dan waktu yang digunakan. Karena acknowledgement adalah bagian dari proses internal di TCP maka baik kapasitas maupun penggunaannya tidak dimasukan dalam hasil perhitungan. Pengukuran melalui UDP dilakukan dengan cara mengirimkan 110% atau lebih dari paket yang sebenarnya dikirimkan. Kapasitas paket yang dikirimkan dapat diatur pada “Maximun MTU” yang disediakan, biasanya kapasitasnya sebesar 1500 byte. Karena UDP tidak menggunakan acknowledgement, artinya pada saat proses pengiriman tidak diketahui secara pasti berapa kapasitas yang dikirimkan dan pada akhirnya hanya nilai perkiraan yang dilaporkan oleh UDP. Berikut perintah untuk melakukan bandwidth tester : bandwidth-test IP_tujuan user=admin direction=both protocol=tcp size=1500 duration=14s Pengetesan dengan menggunakan UDP bandwidth-test IP_tujuan user=admin direction=both protocol=udp size=1500 duration=14s Pengukuran bandwidth diatas hanya bisa dilakukan dari Mikrotik dengan host tujuan Mikrotik lagi. Untuk melakukan pengukuran ini, penulis mendownload sebuah software “bandwidth tester” dari http://www.raccoonworks.com, kemudian penulis meng-upload sebuah file “payload.bin” diweb penulis, jadi penulis bisa melakukan pengukuran dari komputer manapun yang berada didalam jaringan dari router. Penggabungan Bandwith Router adalah sebuah device yang berfungsi untuk meneruskan paket-paket
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 2 Edisi Desember 2009
52
dari sebuah network ke network yang lainnya, baik LAN Ke LAN maupun LAN Ke WAN, sehingga tiap host yang terdapat pada sebuah network bisa berkomunikasi dengan host-host yang ada pada network lain. Tujuan dari routing adalah agar paket IP yang dikirimkan sampai kepada target yang diinginkan, target atau tujuan ini bisa berada dalam sebuah jaringan ataupun berbeda jaringan baik secara topologi maupun secara area. Logikanya ketika 1 jalur dibagi menjadi 2 jalur maka laju data akan lebih cepat, atas dasar inilah penulis mencoba meneliti apakah 2 jalur ISP bisa meningkatkan kecepatan akses data. Dengan analogi yang sangat sederhana seperti jalan raya berikut :
Dengan analogi diatas penulis mencoba menerapkannya dalam sebuah trafic dijaringan komputer, router memiliki kemampuan untuk menggabungkan 2 buah jaringan atau lebih yang berbeda dan membagi atau balance paket data (Static Equal Cost Multi Path Routing), kemampuan tersebut disebut sebagai “routing”. Di Mikrotik routing melibatkan NAT, Firewall, Network Address dan Gateway dalam menentukan jaringan tujuannya. Perintah yang digunakan untuk setting gateway 2 ISP adalah sebagai berikut : ip route add gateway=ip_modem_ISP_1, ip_modem_ISP_2, ip_modem_ISP_2 Perintah diatas mendefinisikan bahwa besar bandwidth dari gateway ip_modem_ISP_2 lebih besar dari bandwidth yang didapat dari gateway ip_modem_ISP_1, jadi bisa diartikan untuk routing lebih dari 1 ISP harus diketahui mana bandwidth yang lebih besar yang tersedia, lalu baru kita konfigurasi seperti
perintah diatas. Perintah yang digunakan untuk routing di Mikrotik adalah sebagai berikut : ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade out-interface=nama_interface Hipotesis Berdasarkan analogi dan teori dasar yang telah dikemukakan diatas, maka penulis dapat menentukan sebuah hipotesa yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini. Hipotesa tersebut didapat dengan melihat banyak pertimbangan dan pemikiran yang logis oleh penulis, dan hipotesa awal adalah “Penggabungan 2 ISP atau lebih dapat meningkatkan bandwidth dan kecepatan akses internet”
G. Metode Penelitian 1) Metode Yang Digunakan Metode yang digunakan adalah metode eksperimental, metode ini digunakan dikarenakan dalam penelitian ini penulis melakukan percobaan, perhitungan, dan kalkulasi yang seakurat mungkin untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. 2) Data Yang Diperlukan Dalam penelitian ini peneliti membutuhkan beberapa data pendukung untuk mencari data utamanya. Data utama yang dimaksud disini adalah data hasil pengukuran dari bandwidth tester, sedangkan data pendukung lainnya adalah data yang digunakan sebagai referensi atau pembanding dalam proses penelitian ini. Data-data tersebut adalah data kapasitas bandwidth dari ISP, data jumlah komputer yang digunakan pada saat pengukuran, data kemampuan ethernet card yang digunakan yang bisa mempengaruhi kecepatan transfer data, juga data mengenai media transmisi yang digunakan. 3) Penetapan Sumber Data Untuk data-data diatas harus
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 2 Edisi Desember 2009
jelas 53
sumbernya, ini menyangkut masalah keakuratan data yang akan diproses dan diolah dalam perhitungan rumus faktor yang mempengaruhi kecepatan transfer data. Untuk untuk data tersebut maka penulis menetapkan sumber-sumbernya. Pihak ISP sebagai sumber data yang pertama untuk mendapatkan data kapasitas bandwidth dari ISP tersebut, Pihak Laboratorium jaringan komputer SMK Negeri 2 Indramayu sebagai sumber data yang kedua untuk mendapatkan data jumlah komputer yang menggunakan koneksi internet, Manual Book sebagai sumber data ketiga untuk mendapatkan data kecepatan transfer data dari ethernet yang digunakan dan media tranmisi yang dipakai, dan yang terakhir data utama didapat dari hasil pengukuran pada sebuah bandwidth tester, maka bandwidth tester itulah yang menjadi sumber datanya. 4) Teknik Pengumpulan Data Teknik ini digunakan pada saat penulis melakukan pengamatan terhadap router yang sedang diteliti dan dikonfigurasi, pngamatan dilakukan mulai dari proses installasi router, konfigurasi jaringan, sampai dengan proses pengukuran bandwidth. Oleh sebab itu penulis menggunakan teknik pengumpulan data secara observasi lengkap. Pada teknik ini penulis mencatat hasil penelitiannya pada formulir 1, formulir 2, dan formulir 3, sebagai berikut : Formulir 1
Data pengukuran bandwidth LAN No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Kegiatan Percobaan I Percobaan II Percobaan III Percobaan IV Percobaan V Percobaan VI Percobaan VII Percobaan VIII Percobaan IX Percobaan X Percobaan XI
Bandwidth
Indramayu, ……………..2009
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol.
P e 1-No. n e l i
H. HASIL PENELITIAN Pada sub-bab sebelumnya telah didapatkan data-data yang dibutuhkan oleh penulis. Dilihat dari data pada Tabel 4.58., maka bisa dikatakan untuk sebuah jaringan LAN memiliki kecepatan akses yang kurang dari cukup bila dibandingkan
Formulir 2 Data pengukuran bandwidth ISP ISP ……. No. Nama Kegiatan 1 Percobaan I 2 Percobaan II 3 Percobaan III 4 Percobaan IV 5 Percobaan V 6 Percobaan VI 7 Percobaan VII 8 Percobaan VIII 9 Percobaan IX 10 Percobaan X 11 Percobaan XI
Bandwidth
dengan standar Indramayu, internasional, ……………..2009 peralatan Formulir 3 Data pengukuran bandwidth dengan Mikrotik No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Kegiatan Percobaan I Percobaan II Percobaan III Percobaan IV Percobaan V Percobaan VI Percobaan VII Percobaan VIII Percobaan IX Percobaan X Percobaan XI
Bandwidth
P e n e l i t i
D i a n A d e
Indramayu, ……………..2009 K u Peneliti r n i a Dian Ade Kurnia
2 Edisi Desember 2009
54
yang digunakan dijaringan tersebut sudah menggunakan standar IEEE Ethernet 802.3 dengan teknologi 100BaseTX, yang berarti memiliki kecepatan akses data sebesar 100 Mbps. Tabel.1 : Tabel data bandwidth pada
LAN (rata-rata). Line LAN
Bandwidth Rata-rata 6.802,58 Kbps
Penurunan nilai ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satu diantaranya media transmisi (kabel UTP) yang tidak sesuai dengan standar internasional, memang sangat sulit untuk mencari kabel UTP yang sesuai dengan standar internasional di Indonesia khususnya di Indramayu, ini disebabkan banyaknya pemalsuan kabel baik dari segi bahan yang dikurangi kadar tembaganya, maupun lapisan pelindung dari kabel tersebut (insulator) yang dapat mempengaruhi laju data yang melewatinya. Kalaupun ada beberapa toko yang menjual kabel UTP dengan standar internasional harganya sangat tinggi hampi 3 kali lipatnya dari kabel yang tidak direkomendasikan, dan itupun belum tentu yang asli karena belum diuji secara langsung oleh penulis dengan menggunakan alat tertentu yang khusus dibuat untuk mengukur seberapa cepat data bisa dilewatkan. Selain data dari jaringan LAN penulis juga memperoleh data dari pihak ISP sebagai penyedia jasa lanyanan koneksi internet. Data tersebut disesuaikan dengan paket yang diambil oleh SMK Negeri 2 Indramayu yaitu “Paket Family” dimana paket tersebut diperuntukan hanya 1 user, sedangkan di sekolah tersebut terdapat 2 laboratorium yang memiliki minimai 24 unit PC tiap ruanggannya. Walaupun demikian penulis mengadakan penelitian pada saat semua user sedang tidak menggunakan koneksi internet dengan kata lain penulis melakukan penelitian pada saat diluar jam sekolah antara pukul 14.00 WIB
sampai dengan pukul 17.00 WIB. Pihak sekolah melihat karena kurangnya akses internet untuk mencukupi kedua laboratorium tersebut maka menambah line baru dengan paket yang sama. Dengan fasilitas yang ada penulis mencoba memanfaatkan kondisi tersebut untuk melakukan penelitian, dan hasilnya dapat dilihat seperti pada tabel-tabel diatas. Data tersebut diperoleh dengan mengukur bandwidth langsung tanpa menggunakan PC Router, setelah diperoleh data dari tiap ISP penulis mencoba menjumlahkan secara manual bandwidth tersebut, data tersebut dijadikan sebagai data asumsi atau hipotesa awal yang nantinya dijadikan sebagai perbandingan apakah penelitiannya berhasil atau tidak. Setelah melakukan 11 kali percobaan maka penulis merakapitulasi hasil percobaan tersebut dan menentukan nilai rata-rata dari setiap percobaan yang dilakukan serta menghitung persentasenya, berikut hasil rekapitulasinya :
Data hasil penelitian
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 2 Edisi Desember 2009
55
3.
Keterangan : Angka di atas dalam satuan KBps Kecuali persentase I. KESIMPULAN Setelah melihat uraian pada bab-bab sebelumnya serta memperhatikan dari segi logika dan nalar penulis seharusnya penelitian ini dapat membuktikan bahwa penggabungan 2 ISP dapat meningkatkan bandwidth pada sebuah jaringan, dan dari data hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Kapasitas bandwidth yang disediakan oleh ISP relatif menurun, tidak sesuai dengan yang ditawarkan. 2. Jumlah komputer yang optimal bisa mengakses internet melalui 1 line dari ISP yang dipakai adalah 1 user untuk 1 paket family.
Tingkat perbedaan antara penggunaan 2 line tanpa penggabungan dengan penggunaan 2 line yang digabungkan relatif besar, artinya peningkatannya tidak terlalu signifikan rata-rata hanya 35,63 %.
J. DAFTAR PUSTAKA 1) Asoka Wardhana, 2006, Modul Mikrotik Router OS,
[email protected]. 2) Dede Sopandi, 2005, Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Komputer, Informatika, Bandung. 3) Dwi Prabantini, 2008, Administrasi Jaringan Menggunakan Linux Ubuntu 7, Wahana Komputer, Semarang. 4) Husam Suhaemi, Membuat Gateway, Web-proxy dan Bandwidth Controller dengan Mudah dan Cepat, http://www.suhaemi.tk. 5) Onno W Purbo, 2007, Panduan Praktis RT/RW-net & Antena WajanBolic, PT. Prima Infosarana Media, Jakarta. 6) Rachmat Rafiudin, 2006, IP Routing dan Firewall dalam Linux, Penerbit ANDI, Jogjakarta. 7) Todd Lammle, 2005, Cisco Certified Network Associate Study Guide, PT. Elek Media Komputindo, Jakarta.
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 2 Edisi Desember 2009
56
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 2 Edisi Desember 2009
1