Mengetahui Hipertensi secara Umum Eldiana Lepa Mahasiswa Kedokteran Universitas Krida Wacana Jakarta, Indonesia
[email protected]
Abstrak Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistole, yang tinggi rendahnya tergantung umur yang terkena. Berdasarkan tekanan diastole, hipertensi digolongkan dari hipertensi ringan, sedang, atau berat. Hipertensi disebabkan oleh hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Yaitu faktor keturunan, ciri perseorangan, kebiasaan hidup, dan konsumsi garam yang tinggi serta adanya penyakit lain seperti jantung koroner, gagal jantung, dan stroke. Gejala awal hipertensi tidak terlalu kelihatan, agar mengetahui diperlukan pengukuran tekanan darah. Penatalaksanaan hipertensi harus segera dilakukan agar mengendalikan faktor risiko. Pengendalian antara lain memodifikasi gaya hidup, membatasi konsumsi alkohol, dan latihan fisik (olahraga). Kata kunci: hipertensi, tekanan sistole, tekanan diastole.
Abstract Hypertension represent the make-up of pressure sistole, high lower its depended a age hit. Pursuant to pressure diastole, hypertension classified from light hypertension, or weight. Hypertension of because of hypertension of primary and hypertension sekunder. That is clan factor, distinguish the civil, habit live, and consume the high salt and also the existence of other disease like coroner heart, fail the heart, and stroke. Symptom of early hypertension do not too looked to be, so that knowing needed a blood pressure measurement. Hypertension have to immediately done so that controling risk factor. Operation for example modifying life style, limiting alcohol consumption, and physical practice ( athletic). Key words: hypertension, pressure sistole, pressure diastole.
Pendahuluan Hipertensi merupakan kelainan kardiosvaskular yang masih banyak dijumpai dalam masyarakat. WHO melaporkan sekitar 16,2 juta kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular, sekitarnya terjadi negara berkembang. Prevalensi hipertensi dalam masyarakat Indonesia cukup tinggi meskipun tidak setinggi di negara-negara yang sudah maju yaitu sekitar 10%. Penanganan penderita hipertensi di Indonesia masih belum baik dan drop out terapi masih cukup tinggi, sehingga tidak mengherankan bila komplikasi hipertensi masih sering dijumpai dalam praktek sehari-hari. Diagnosis dan pengendalian hipertensi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang harus diprioritaskan.
Definisi Hipertensi (HTN) didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah arterial abnormal yang berlangsung terus-menerus.1 Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistole, yang tingginya tergantung umur individu yang terkena.2 Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung umur, dan tingkat stres yang dialami.2 Hipertensi sering digolongkan dari hipertensi ringan, sedang, atau berat, berdasarkan tekanan diastole. Hipertensi ringan bila tekanan darah diastole 95-104, hipertensi sedang tekanan diastolenya 105-114, sedangkan hipertensi berat tekanan diastole nya >115.2 Hipertensi dengan peningkatan tekanan sistole tanpa disertai peningkatan tekanan diastole lebih sering pada lansia, sedangkan hipertensi peningkatan tekanan diastole tanpa disertai peningkatan tekanan sistole lebih sering terdapat pada dewasa muda.2
Klasifikasi Hipertensi JNC VI membuat klasifikasi hipertensi sebagai berikut: Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah tinggi pada orang dewasa 18 tahun ke atas ( JNC VI ).3 Category Optimal Normal Normal Tinggi Hipertensi Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3
Systolic (mmHg) < 120 < 130 130-139
Dan Dan atau
Diastol (mmHg) < 80 < 85 85-89
140-159 160-179 > 180
atau atau atau
90-99 100-109 ≥ 110
Hipertensi sistolik terisolasi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolik dibawah 90 mmHg.3 Sedangkan JNC VII mengklasifikasikan hipertensi pada orang berusia 18 tahun ke atas sebagai berikut (tabel 2).4 Tabel 2. Klasifikasi tekanan darah tinggi pada orang dewasa 18 tahun ke atas (JNC VII)4 BP Classification Normal Prehypertension Stage 1 hypertension Stage 2 hypertension
Systolic BP (mmHg) ≤ 120 120-139 140-159 ≥160
And or or or
Diastolic BP (mmHg) < 80 80-89 90-99 ≥ 100
Penyebab hipertensi Penderita hipertensi digolongkan atau disebabkan oleh hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering mnyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor-faktor tersebut adalah faktor keturunan, ciri perseorangan dan kebiasaan hidup.5 Faktor keturunan dilihat dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.4 Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur, jenis kelamin, dan ras. Umur yang bertambah akan menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah pria umumnya lebih tinggi dibandingkan wanita.5 Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi, kegemukan atau makan berlebihan, stres dan pengaruh lain.5 Konsumsi garam yang tinggi dapat menyebabkan hipertensi, dari data statistik ternyata dapat diketahui bahwa hipertensi jarang diderita oleh suku bangsa atau penduduk dengan konsumsi garam yang rendah. Dunia kedokteran juga telah membuktikan bahwa pembatasan konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah, dan pengeluaran garam (natrium) oleh obat diuretik akan menurunkan tekanan darah lebih lanjut.5 Stres atau ketegangan jiwa dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memicu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat.5 Hipertensi sekunder, golongan ini disebabkan oleh kondisi lain, seperti penggunaan hormon estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal (kelainan pembuluh darah ginjal) hiperaldosteronisme primer (kelebihan hormon aldosteron) serta hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.5
Gejala klinis hipertensi Peningkatan tekanan darah terkadang merupakan satu-satunya gejala hiprtensi. Adapun beberapa gejala hipertensi yang sering dikeluhkan oleh penyandang hipertensi, antara lain sakit kepala, mimisan, mudah marah, telinga berdenging, rasa berat ditengkuk, suka tidur, mata berkunang-kunang, dan pusing (kepala terasa berputar).5
Diagnosis hipertensi Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan hanya dalam satu kali pengukuran tekanan darah. Akan tetapi harus dilakukan pengukuran lanjutan dalam waktu pemeriksaan yang berbeda, kecuali jika ada kenaikan yang sedemikian tinggi atau muncul gejala klinis.5 Pengukuran tekanan darah diakukan dalam kondisi penderita duduk bersandar (atau berbaring) setelah beristirahat selama lima menit. Jangan mengukur tekanan darah setelah aktivitas, karena akan menghasilkan tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan setelah beristirahat. Perlu dilakukan wawancara yang teliti mengenai tingkat hipertensi sebelumnya, lamanya menderita hipertensi, dan penyakit lain yang menyertai (misalnya penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan penyakit serebrovaskuler atau stroke, ada tidaknya riwayat penyakit hipertensi dalam keluarga , riwayat merokok, serta pola makan.5
Penatalasanaan hipertensi Tujuan terapi adalah untuk mencapai dan mempertahankan tekanan darah sistolik di bawah 140 mmHg dan tekanan darah diastolik dibawah 90 mmHg, serta mengendalikan faktor risiko. Hal ini dapat dicapai dengan memodifikasi gaya hidup atau dengan mengonsumsi obat hipertensi. Adapun modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan berat badan (kegemukan), membatasi konsumsi alkohol, meningkatkan aktivitas fisik aerobik (30-45 menit/hari), mengurangi asupan konsumsi garam natrium (6 gram NaCl/hari), mempertahankan asupan kalium yang memadai (90 mmol/hari, bisa diperoleh dari apel atau pisang), mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang mncukupi, serta berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh dan kolestrol dalam makanan.5
Latihan fisik (olahraga) pada penderita hipertensi Aktifitas fisik atau olahraga menjadi bagian dari tatalaksana hipertensi. Pada hipertensi tingkat 1 dan tingkat 2 terapi medikamentosa diberikan jika berbagai upaya nonfarmakologis tidak bermakna menurunkan tekanan darah, atau memang target organ sudah terkena. Perlu diketahui reaksi berbagai obat terhadap hipertensi saat penderita sedang beraktifitas fisik atau sesudahnya.6
Kesimpulan Hipertensi disebabkan oleh faktor keturunan, ciri perseorangan, kebiasaan hidup, konsumsi garam yang tinggi, stres atau ketegangan jiwa, dan kondisi lain seperti penyakit ginjal. Gejala hipertensi antara lain sakit kepala, mimisan, mudah marah, telinga berdenging, rasa berat ditengkuk, dan pusing. Terapi hipertensi sangat diperlukan untuk mencapai dan mempertahankan tekanan darah sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan darah diastolik dibawah 90 mmHg, serta mengendalikan risiko.
Please download full document at www.DOCFOC.com Thanks