M
ul t i f i nanc e PTA s u r a n s i Ra k s aPr a t i k a r a
K o mi t me nMe mb e r i k a n L a y a n a nT e r b a i k
J o n g k i eD. S u g i a r t o
I n d u s t r i O t o mo t i f H a r u sD i j a g a , B u k a nD i p e r k e c i l
Me n a k a r D a mp a k D o wnP a y me n t 3 0 %
daftar isi [8] Sambutan
Wiwie Kurnia, Ketua Umum APPI
Bijak Menata Industri
l
[14] profil
PT Asuransi Raksa Pratikara
Komitmen Memberikan Layanan Terbaik
l
[18] TOKOH
‘Industri Otomotif Harus Dijaga, Bukan Diperkecil’ Jongkie D. Sugiarto, Ketua I Gaikindo & Presiden Direktur PT Hyundai Indonesia Motor
Rencana pembatasan minimal ‘down payment’ pembiayaan oleh pemerintah akan berdampak sistematis bagi industri otomotif nasional. Penjualan akan mengecil, lalu berdampak pada penurunan investasi dan akhirnya setoran pajak ke negara berkurang.
[ 10 ] Fokus
Menakar Dampak “Down Payment” 30% Bank Indonesia dan Bapepam berkoordinasi untuk merumuskan batas minimal kredit otomotif pada industri multifinance dan perbankan. Harmonisasi aturan akan dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan. Apa dampaknya bagi industri kelak? [26] lensa l In House Training BCA Finance l In House Training Sinar Mitra Sepadan FinanceI (SMS Finance) l APPI Friendly Golf Tournament X [32] kilas l Astra Group Targetkan Pembiayaan Rp 60 Triliun l FIF Raih Laba Rp 1,079 Triliun [34] daftar anggota appI
Dapatkan Souvenir menarik dari APPI bagi yang menuliskan artikel dalam majalah Multifinance. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai informasi ini, dapat menghubungi Sekretariat APPI di Telp. (021) 5288 0113/ 5288 0124 atau email:
[email protected]
Multifinance [edisi 44, Maret 2012]
Suara pembaca Menanti Dukungan Pemerintah
Pemimpin Umum: Wiwie Kurnia Penanggung Jawab: Wiwie Kurnia, Djony Bunarto Tjondro, Roni Haslim, Rosalina Dhanudimuljo, Suwandi Wiratno, Marwoto Soebiakno, Efrinal Sinaga Pemimpin Redaksi: Sri Haryati Sekretaris Redaksi: Wellyani Sirkulasi/Distribusi: Sekretariat APPI
Industri multifinance merupakan industri penting sistem keuangan nasional. Kolaborasi dengan perbankan sudah terjalin lama. Selain menjadi pesaing dalam hal kredit, juga menjadi mitra bagi perbankan. Peran industri pembiayaan juga dirasakan industri otomotif, alat berat, elektronika, dll. Lewat kerjasama dengan industri terkait, menurut saya, industri pembiayaan sudah memberi kontribusi penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Belum lama ini beredar kabar bahwa otoritas terkait, baik Bank Indonesia maupun Bapepam-LK berencana membuat kebijakan untuk menata standar kredit pembiayaan pada produk otomotif. Terlepas dari dampak dari kebijakan tersebut, pada satu sisi, ada pengakuan tentang peran industri pembiayaan dalam kancah perekonomian Indonesia. Nah, pada sisi ini, wajar bila industri ini pun mendapat perlakuan setara dengan industri keuangan lain seperti perbankan atau asuransi. Sudah sekian lama pelaku pembiayaan menyuarakan agar ada payung hukum khusus yang menaungi industri ini. Dengan demikian, ketika terjadi masalah, perusahaan multifinance tidak dibiarkan berjuang sendiri tanpa perhatian pemerintah. Wacana tentang payung hukum ini rasanya sudah cukup lama disuarakan. Bahkan kalau tidak salah kabarnya sedang diperjuangkan untuk masuk dalam agenda pembahasan bersama para wakil rakyat. Sayangnya, sampai sekarang belum kedengaran lagi. Mudah-mudahan masih tetap menjadi perhatian dalam agenda otoritas. Terima kasih. Dedy Dahlan Bekerja pada salah satu perusahaan pembiayaan di Jakarta
Implikasi Investment Grade Belakangan ini cukup ramai diberitakan bahwa lembaga pemeringkat internasional sudah memberikan level investment grade untuk posisi utang Indonesia. Kabarnya, level layak investasi ini terakhir dimiliki Indonesia pada 1997, sebelum ditimpa krisis ekonomi 1998. Pertanyaannya lembaga pemeringkat apa saja yang sudah merekomendasikan level investment grade tersebut? Lalu apa implikasi paling sederhana dari rekomendasi itu? Terima kasih. ALAMAT REDAKSI: Gedung Plaza Sentral Lt. 14 Jl. Jend. Sudirman Kav. 47 Jakarta 12930 email:
[email protected] website: www.ifsa.or.id Telp: 021-5288 0113 Fax: 021-5288 0114
Danang Sukandar Pamulang, Tangerang Selatan Fitch Rating dan Standard & Poor’s sudah memberi level investment grade. Artinya, manajemen utang Indonesia sudah masuk kondisi sangat sehat sehingga Indonesia direkomendasikan sebagai negara yang layak sebagai tujuan investasi, Red.
Multifinance [edisi 44, Maret 2011]
SAMBUTAN
Bijak Menata Industri WIWIE KURNIA - Ketua Umum APPI -
Sejauh ini komitmen kita untuk menjaga industri berjalan dengan prinsip prudent tak diragukan.
B
eberapa bulan terakhir, wacana tentang rencana pembatasan down payment (DP) atau uang muka kredit otomotif kerap kita temui di media massa. Pejabat Bank Indonesia telah mengemukakan alasan tentang usulan rencana pembatasan itu. Demikian juga dengan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, selaku otoritas yang bertugas mengawasi industri pembiayaan. Menjawab pertanyaan Pers, Ketua Bapepam sudah memberi sinyal bahwa draft aturan tentang usulan rencana pembatasan itu akan segera diusulkan ke Menteri Keuangan. Jika berjalan lancar, aturan itu direncanakan diberlakukan pada awal kuartal kedua 2012. Menurutnya rencana pembatasan ini tidak berlaku untuk industri pembiayaan saja, tetapi juga kredit kepemilikan kendaraan bermotor melalui perbankan. Tujuannya agar perkembangan industri semakin baik dengan segala kebijakan yang diluncurkan. Sebagai pelaku industri, kita memiliki kewajiban untuk menjaga industri ini bertumbuh secara sehat. Sejauh ini komitmen kita untuk menjaga industri berjalan dengan prinsip prudent tak diragukan. Ukurannya tentu pada risk management, dengan indikator sangat jelas pada posisi non performing loan. Berdasarkan data yang ada, posisi NPL industri pembiayaan terus membaik, dari posisi 1,9% pada 2010, lalu 1,6% pada akhir 2011, dan awal tahun ini sudah turun ke 1,3%. Ini berarti pelaku industri sudah berupaya mengenal betul pada para nasabahnya dan menerapkan prinsip risk management itu pada keputusan kredit. Pelaku industri tentunya melihat bahwa NPL merupakan indikator yang paling ideal untuk menilai arah perjalanan industri, sekaligus menjadi dasar untuk merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan industri. Kita percaya bahwa apa yang diterapkan selama ini berjalan baik sehingga posisi NPL terus terkendali. Kita juga ingin jika kebijakan yang diambil tidak menghambat perkembangan industri. Sebab, ketika industri mengalami stagnasi, resikonya tidak kondusif bagi perekonomian Indonesia. Itu sebabnya kita berharap agar kebijakan yang diambil akan menjadi keputusan yang terbaik bagi perkembangan industri. Terima kasih. Wasallam
Multifinance [edisi 44, Maret 2012]
fokus
Menakar Dampak “Down Payment” 30% Bank Indonesia dan Bapepam berkoordinasi untuk merumuskan batas minimal kredit otomotif pada industri multifinance dan perbankan. Harmonisasi aturan akan dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan. Apa dampaknya bagi industri kelak?
S
etelah cukup lama jadi perdebatan, Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan akhirnya memberi penyataan resmi seputar rencana pembatasan uang muka kredit di industri pembiayaan. Fokus pengetatan pada uang muka untuk kredit produk otomotif, baik mobil maupun motor. Ketua Bapepam, Nurhaida kepada pers mengkonfirmasi bahwa pihaknya akan menata agar down payment (DP) kendaraan bermotor tidak akan lebih dari 30%. Draft aturan tentang pengaturan ini dipastikan sedang dalam proses
10 Multifinance [edisi 44, Maret 2012]
finalisasi yang selanjutnya akan ditetapkan sebagai Peraturan Menteri Keuangan. “Yang akan kita kaji tidak akan lebih dari 30%,” kata Nurhaida, kepada pers (25/1). Untuk menentukan batasan DP tersebut, lanjut Nurhaida, pihaknya berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI). Ia berharap, kuartal tahun ini draft peraturan tersebut bisa disetujui dan ditetapkan sebagai Peraturan Menteri. “Kuartal pertama 2012 ini mudah-mudahan sudah bisa dikeluarkan,” tandas Nurhaida. Jika ditelusuri ke belakang, wacana tentang
pembatasan uang muka untuk kredit otomotif di itu dipadu pertimbangan internal, untuk industri pembiayaan sempat diangkat pihak Bank selanjutnya dirumuskan dalam bentuk Peraturan Kementerian Keuangan. “Nanti yang menentukan Indonesia. Otoritas perbankan itu mengimbau LTV itu bentuknya adalah Peraturan Kementerian industri multifinance untuk menerapkan DP Keuangan jadi ini sedang dibahas di internal minimal 30% dengan pertimbangan mendorong Kementerian Keuangan. Kita upayakan itu di peningkatan kredit produktif. Bagi BI, potensi triwulan satu 2012 ini, bahkan mungkin lebih terjadi bubble akan besar jika kredit konsumsi awal lebih baik,” tutur Nurhaida. tidak ditata dengan baik. Meski untuk alasan ini, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan pelaku industri punya argumen sendiri Indonesia, Wiwie Kurnia, mengatakan, ukuran Sebelumnya, Wimboh Santoso, Direktur untuk menyatakan industri pembiayaan itu Pengaturan dan Penelitian Perbankan, Bank beresiko atau bubble adalah posisi kredit macet Indonesia (BI) mengatakan pihaknya tengah atau non performing loan (NPL). Menurut dia, menggodok harmonisasi aturan untuk menata posisi NPL multifinance akhir 2010 sekitar 1,9%. kredit otomotif pada industri pembiayaan. Lalu pada kuartal ketiga 2011, NPL multifinance Menurutnya, penerapan uang muka minimum turun menjadi 1,65%. pada kredit otomotif merupakan upaya “Saat ini NPL multifinance 1,3% sedangkan meningkatkan prinsip kehati-hatian. “Ini bank sekitar 3%. Makanya saya agak bingung berkaitan dengan masalah kehati-hatian, supaya kalau dibilang kita jor-joran. Ukurannya apa resikonya bisa terkontrol. Artinya kalau suku kalau dibilang jor-joran sementara NPL terus bunga semakin rendah maka pertumbuhan kredit membaik,” tanya Wiwie yang juga semakin tinggi, asal hati-hati tidak dirut PT Mega Central Finance. ada masalah,” ujarnya kala itu. Bukan rahasia Sebagai pelaku bisnis, kata Wiwie, Menurut Wimboh, Bank Indonesia jika volume pihaknya sangat concern dengan sedang mengkaji untuk meningkatkan penjualan masalah controlling. Tujuannya uang muka kredit otomotif pada mobil melalui sama dengan BI, yakni jaga kualitas multifinance maupun perbankan multifinance kredit. Tetapi, kata Wiwie, caranya menjadi minimal 30%. Angka ratasaat ini berkisar itu bisa jadi beda buat multifinance. rata 20% saat ini dianggap masih 80%. Alasannya, DP tidak harus sama menyimpan resiko. Berkaitan dengan untuk tiap orang. Tergantung pada multifinance, BI berkoordinasi tingkat pengenalan dan pemahaman atas resiko dengan Bapepam-LK, yang merupakan regulator dari konsumen bersangkutan. “Kalau saya kasih industri pembiayaan. “Ini masih dalam proses kita DP rendah pada konsumen yang saya tahu persis selalu koordinasi dengan Bapepam LK, tentunya kualitasnya, katakanlah karyawan BI, tentu tidak kita harapkan nanti kalau selesai kita harapkan masalah, ketimbang saya kasih DP tinggi tetapi harmonis,” tandas Wimboh. orangnya tidak saya dikenal. Bisa saja hari ini Di mata BI, harmonisasi bertujuan menjaga ngambil motor setelah itu kabur entah ke mana,” stabilitas pertumbuhan ekonomi. BI memaklumi jelas Wiwie. jika wacana ini mendapat tentangan dari industri. Bagi multifinance, DP memang penting, tetapi “Memang kala ditanya industri pasti tidak mau. bukan pertimbangan utama. Yang paling penting Tapi kan tidak bisa begitu, kami kan memang buat pelaku industri multifinance, penerapan dikasih mandat untuk mengatur,” terangnya. risk management yang benar melalui pengenalan Bank Indonesia berharap ada keseragaman pada nasabah lebih penting. “Itu sudah terbukti DP. BI kabarnya telah menyerahkan hasil kajian di NPL,” tegas Wiwie. kepada Bapepam sebagai acuan menetapkan Kalaupun harus diatur pembatasan DP jangan batasan DP. “Loan to Value (LTV), tinggal tunggu sampai 30%, dan harus bisa tetap memberikan dari Bapepam-LK. Kita sudah kasih kajian ke kredit untuk konsumen-konsumen yang bagus , sana untuk menaikkan DP,” ungkap Kepala Biro yang hanya punya daya cicil. Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Irwan Menanggapi rencana pembatasan DP minimal Lubis. itu, pelaku industri multifinance tentu saja Bapepam menindaklanjuti hasil kajian
[edisi 44, Maret 2012] Multifinance
11
fokus menentang. Selain NPL tidak menunjukkan indikasi resiko yang ditakutkan, malah lebih baik, ada sejumlah efek lanjutan yang perlu diantisipasi. Sekjen Asosisasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Roni Haslim, mengatakan, jika DP dinaikkan hingga 30%, minat konsumen justru akan menurun tajam. Menurut dia, level DP yang ideal untuk pembelian mobil minimal 20% dan motor sebesar 10%. Jika DP dinaikkan, kata dia, yang terpukul bukan hanya multifinance tetapi juga produsen otomotif. Bukan rahasia jika volume penjualan mobil melalui multifinance saat ini berkisar 80%. Bisa dibayangkan jika sisi ini justru yang terpukul oleh kebijakan pembatasan DP. Menurut Wiwie, tujuan otoritas menata industri memang bagus. Tapi pada sisi lain, perlu dipertimbangkan juga agar kebijakan itu justru tidak menjadi pukulan buat industri. Dia pun bertanya apakah pemerintah sudah siap dengan resiko yang akan timbul. Bagi multifinance, resiko yang lazim adalah PHK jika bisnis terpukul. Belum lagi kaitan dengan persoalan transportasi bagi masyarakat banyak yang belum kunjung terpecahkan. Tanggapan pelaku industri otomotif tidak jauh berbeda. Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Gunadi Sindhuwinata, mengatakan, tahun 2012 akan menjadi tahun pertumbuhan yang bagus buat industri sepeda motor. Pelaku industri memperkirakan penjualan tahun ini bisa mencapai 10 juta unit. Di sini peran multifinance diakui sangat besar. Namun target ini bisa terhambat, bahkan bisa terjadi kemerosotan jika otoritas memberlakukan batasan kredit otomotif minimal 30%. Kebijakan ini menurut Gunadi justru berbahaya terhadap perkembangan industri otomotif akan terjadi penurunan pendaftaran kendaraan baru. Padahal, selama ini industri sudah terbukti memberi kontribusi sebesar 26% terhadap pendapatan pemerintah. “Saya mengkhawatirkan
12 Multifinance [edisi 44, Maret 2012]
turunnya minat masyarakat untuk membeli kendaraan bermotor. Oleh karena itu, menaikkan DP sangat berbahaya.” kata Gunadi. Sementara itu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperkirakan, penjualan mobil tahun 2012 bisa mencapai 870.000 unit. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mendekati angka 7%, Wakil Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto mengatakan, antara 2013 atau 2014 penjulan mobil bisa menembus angka juta unit. Johnny Darmawan. Namun, lanjut Jongkie, jika DP minimum 30% jadi diterapkan target-target tersebut akan meleset. Sebab, selama ini segmen mobil dengan harga di bawah Rp 200 juta merupakan pasar tergemuk. Nah, segmen ini justru akan paling terpukul karena 7080% dibeli melalui mekanisme kredit pembiayaan. Ketua III Gaikindo yang juga Presdir PT Toyota Astra Motor, Johnny Darmawan mengatakan, kebijakan pembatasan DP minimal bisa menjadi preseden buruk bagi industri dan bisnis. Ia menyebut langkah ini sebagai kabar negatif bagi industri otomotif. Bukan tidak mungkin, hal ini bisa mengerem langkah pelaku industri otomotif untuk ekspansi. Jika produksi terhambat karena permintaan pasar yang menurun, terutama pada kelas mobil di bawah Rp 200 juta yang memang pasarnya besar, bukan tidak mungkin berdampak pada tenaga kerja. Bukan penambahan lapangan kerja yang terjadi, malah pengurangan tenaga kerja. Ketua APPI, Wiwie Kurnia berharap BI dan Bapepam membiarkan kebijakan DP dan bunga bank sebagaimana yang berlaku saat ini. Dia menegaskan, tidak ada bubble pada kredit otomotif seperti tercermin pada perbaikan NPL yang merupakan bukti kepedulian pada risk management. Jika alasannya mendorong kredit produktif, tidak bisa diabaikan bahwa porsi kredit otomotif cukup besar untuk aktivitas produktif. l
J
profil
ika Anda mendatangi lantai dua Wisma BSG, Anda akan merasakan suasana rileks dengan nuansa Spa. Selain sofa untuk menonton televisi, Anda bisa menikmati ‘kursi pijat’ sambil menunggu proses klaim. “Kami sengaja menyediakan ini agar nasabah merasakan kenyamanan dalam mengurus klaim kami,” tutur Yuna Prabawangi, Presiden Direktur Raksa, yang juga didampingi oleh Budiman sebagai Corporate Marketing Director serta Suherman sebagai Technical Director. Kenyamanan merupakan salah satu bentuk perhatian Raksa dalam memberikan layanan terbaik bagi para nasabah. Dengan suasana ramah seperti ini, komunikasi antara nasabah dengan perusahaan menjadi lebih baik sehingga jalinan bisnis terjaga dalam waktu yang cukup lama. Diakui Yuna, mengutamakan pelayanan menjadi cara Raksa menembus ketatnya persaingan asuransi khususnya asuransi kendaraan bermotor. “Kami tidak memiliki grup usaha atau terafiliasi dengan bank, karena itu menawarkan produk yang baik dan memberikan layanan yang baik pula terutama layanan klaim menjadi cara kami meraih pangsa pasar,” tuturnya. Ada beberapa fasilitas yang saat ini diberikan Raksa dalam memberikan layanan pada nasabahnya, yakni Raksa Gold Club, Raksa Silver Club, Mobil Derek dengan pelayanan 24 jam, juga Raksa juga memiliki Raksa Mobile Club (RMC) yang beroperasi di empat lokasi di Jabodetabek. RMC merupakan layanan klaim bergerak yang diberikan Raksa untuk memudahkan nasabah mengajukan klaim dari wilayah sekitar RMC berada. “Tahun ini kami akan menambah satu mobil RMC lagi,” tutur Yuna. Asuransi kendaraan bermotor merupakan lini bisnis yang masih menjadi pendongkrak premi industri asuransi umum. Sebagian besar
PT Asuransi Raksa Pratikara
Komitmen Memberikan Layanan Terbaik Asuransi Raksa Pratikara (Raksa) merupakan salah satu perusahaan yang memiliki core asuransi kendaraan dengan segmen pasar khusus. Bagaimana Raksa bersaing dengan industri yang kompetitif? 14 Multifinance [edisi 44, Maret 2012]
perusahaan asuransi menjadikan asuransi kendaraan bermotor sebagai produk andalan sehingga persaingan kian ketat. Karena itu perusahaan dituntut jeli dan kreatif membidik segmen pasar yang secara bisnis masih bagus. “Kami posisikan Raksa dengan mencari segmen yang masih menguntungkan dan bisa di-manage, dari sisi harga juga bisa masuk,” tutur Yuna. Karena itu, Raksa membidik segmen mobil menengah atas. Pertimbangannya, berdasarkan
data statistik yang dimiliki perusahaan, juga profil nasabah yang selama ini mempercayakan asuransi kendaraan pada Raksa. Selektif memilih resiko diperlukan agar klaim perusahaan pun terkendali dengan baik. “Kami bisa saja mencari premi besar, tapi kalau klaimnya juga besar kan secara bisnis tidak bagus,” jelas Yuna. Raksa Gold Club, misalnya, merupakan layanan dan menjaga hubungan baik pada nasabah-nasabah kendaraan dengan nilai US$ 70 ribu ke atas. Nilai pertanggungan kendaraan mewah terbesar yang saat ini di-cover Raksa saat ini mencapai Rp 10 miliar. Di luar asuransi kendaraan bermotor, lini bisnis asuransi untuk alat berat menjadi
andalan lain Raksa. Seiring pertumbuhan bisnis pertambangan, pertumbuhan, dan infrastruktur, pertanggungan alat-alat berat pun turut terkerek. Tidak banyak asuransi yang menutup resiko alat berat ini, karena memerlukan juga pengalaman dan keahlian. Bagi Raksa, pengalaman mengelola resiko di perkebunan dan pertambangan bukan hal baru. Pada awal-awal berkiprah sejak 35 tahun lalu, kata Yuna, Raksa membidik marine hull dan cukup sebagai asuransi di industri kayu sehingga Raksa dikenal sebagai king of forester untuk asuransi. Raksa menutup resiko pada properti pabrik, alat berat, juga pengiriman (kargo). Sejak 1993, pertumbuhan asuransi kendaraan bermotor meningkat pesat sehingga
[edisi 44, Maret 2012] Multifinance
15
profil saat ini dari lini inilah pendapatan premi terbesar Raksa diperoleh. Selain produk asuransi alat berat Raksa yang pada saat ini menduduki posisi kedua, setelah bisnis kendaraan bermotor. Raksa juga memiliki produk lain yang ditawarkan meliputi Asuransi Pengangkutan (Raksa Marine Cargo), produkproduk konsumen seperti Raksa Store Care (Asuransi Ruko), Raksa Estate Care (Asuransi Rumah Tinggal), Asuransi Perjalanan (Raksa Vaca Tour Care) dan lain-lain. “Ke depan akan dipikirkan lagi lini bisnis yang bisa digarap, kami pun senantiasa membuat produk-produk baru,” tambahnya. Sepanjang 2011 Raksa berhasil mendulang premi bruto sebesar Rp 580 miliar, meningkat dari perolehan 2010 yang sebesar Rp 492,7 miliar atau mengalami pertumbuhan 17,8%. Adapun laba bersih selama 2011 tercatat kurang lebih sebesar Rp 80 miliar (unaudited), bertumbuh 58% dari perolehan tahun 2010 yang sebesar Rp 51,7 miliar. Hingga akhir 2011 aset perusahaan mencapai Rp 794 miliar (unaudited), meningkat 21,8% dibandingkan aset perusahaan pada 2010. Disampaikan Yuna, peningkatan laba perusahaan merupakan hasil dari peningkatan risk management dalam pemilihan resiko serta peningkatan claim control dan mutu pelayanan. Ada beberapa pengembangan yang dilakukan Raksa selama 2011 antara lain membuka kantor baru di Banjarmasin. Dengan penambahan tersebut saat ini Raksa memiliki jaringan kantor sebanyak 17 lokasi di seluruh Indonesia. Selain itu Raksa pun membuka lokasi baru Raksa Mobile Club di Jakarta untuk meningkatkan pelayanan klaim di Jabodetabek. Dari sisi produk, Raksa mulai memasarkan produk baru yakni Asuransi Perjalanan (Raksa Vaca Tour Care) dan produk konsumen lainnya. Begitupun pada jalur pemasaran, Raksa mulai mengembangkan penjualan melalui internet (raksaonline.com). Perusahaan pembiayaan merupakan area kompetisi yang sangat ketat bagi perusahaan asuransi karena jumlah perusahaan asuransi yang bekerjasama dengan perusahaan pembiayaan menjadi sangat menantang. Oleh karenanya selain pricing, juga harus memperhatikan service level yang diberikan. Rencana pengembangan bisnis 2012 dengan pembukaan kantor pemasaran juga dimaksudkan untuk memberikan service level yang lebih baik. Tahun 2012 perusahaan menetapkan
16 Multifinance [edisi 44, Maret 2012]
target perolehan premi bruto meningkat sekitar 15% dibandingkan perolehan premi tahun 2011. Sesuai dengan portfolio yang ada dmana 4 kelas asuransi terbesar di Raksa adalah auto (kendaraan bermotor), alat berat, cargo dan fire, kelas-kelas ini tetap dikembangkan. Di luar ke 4 kelas ini, kami tetap mengupayakan agar kelas-kelas lain seperti asuransi kecelakaan diri (PA), asuransi perjalanan (travel insurance) juga bisa dikembangkan lebih lanjut sehingga bisa memberikan kontribusi yang lebih besar pada portfolio premi. Dalam 2 bulan pertama 2012, sudah terlihat beberapa potensi bisnis yang cukup besar yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Selain pengembangan produk, Raksa juga membuka beberapa kantor pemasaran seperti akhir tahun 2011, Raksa sudah membuka kantor di Banjarmasin. Untuk tahun 2012, Raksa berencana membuka kantor di Samarinda pada pertengahan 2012. selain Samarinda, akan dibuka 1 lagi kantor pemasaran. Hanya saja belum ditetapkan kota mana karena saat ini sedang dilakukan kajian. l
TOKOH Jongkie D. Sugiarto,
Ketua I Gaikindo & Presiden Direktur PT Hyundai Indonesia Motor
‘Industri Otomotif Harus Dijaga, Bukan Diperkecil’ Rencana pembatasan minimal ‘down payment’ pembiayaan oleh pemerintah akan berdampak sistematis bagi industri otomotif nasional. Penjualan akan mengecil, lalu berdampak pada penurunan investasi dan akhirnya setoran pajak ke negara berkurang.
S
elama 41 tahun Jongkie mendedikasikan hidupnya untuk industri otomotif nasional. Mulai dari montir yang mengurusi kendaraan kepresidenan sejak tahun 1972, pembalap, hingga menduduki posisi puncak di beberapa perusahaan otomotif. Selain menjabat Presiden Direktur PT Hyundai Indonesia Motor sejak tahun 1993, ia juga Presiden Direktur PT Panji Rama Otomotif (Authorized Dealer of Mercedes-Benz) sejak tahun 1992. Ayah dua anak ini juga aktif di berbagai organisasi, di antaranya sebagai Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) serta di Kamar Dagang Indonesia (KADIN) sebagai Vice Chairman Permanent Committee on Bilateral Cooperation. Di luar otomotif Jongkie ikut mengendalikan sekitar 26 perusahaan, baik sebagai presiden direktur maupun komisaris. Industrinya pun beragam, mulai dari industri telekomunikasi, properti, tekstil, pembangkit listrik, broadcasting, industri kimia, real estate hingga pertambangan. Meski begitu, kecintaannya pada industri otomotif lebih dominan. Maklum darah otomotif telah diwarisinya dari sang ayah. Sejak kelas 2 SMA, kakak kandung Prijono Sugiarto, Presiden Direktur PT Astra International Tbk ini, memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke Jerman. Ia tercatat menyandang gelar insinyur otomotif, jebolan University of Munich, Jerman, tahun 1968. Sekian tahun berkarier, pria ramah dan humoris ini ternyata
18 Multifinance [edisi 44, Maret 2012]
[edisi 44, Maret 2012] Multifinance
19
TOKOH
masih punya obsesi besar terhadap perkembangan otomotif nasional. Di antaranya, ingin melihat industri otomotif Indonesia menjadi kebanggaan di kawasan ASEAN, termasuk mencapai angka penjualan 1 juta unit per tahun. Ditemui di kantornya pagi itu, Rabu (22/2), Jongkie juga mengkritisi dan mengemukakan banyak gagasan tentang otomotif Indonesia. Termasuk tentang rencana pembatasan uang muka kredit otomotif. “Kalau itu diterapkan, pertumbuhan penjualan otomotif terancam sebab orang akan batal kredit mobil khususnya pada segmen mobil Rp 150 juta – Rp 200 juta. Padahal segmen itu berkontribusi 50% terhadap penjualan, ujarnya. Berikut petikan wawancaranya. Tahun ini industri otomotif menghadapi banyak tantangan, selain ancaman pelemahan ekonomi global ada juga rencana Bank Indonesia & Bapepam-LK menetapkan batas minimal down payment. Tanggapan Anda? Saya bicara sebagai Ketua 1 Gaikindo yang membidangi perdagangan dalam negeri, peraturan, perpajakan, tarif. Memang tahun 2011 Indonesia sukses menjual total 894.000 semua merek, semua tipe. Tahun 2012 ini kita menargetkan naik lagi menjadi 940 ribu unit.
20 Multifinance [edisi 44, Maret 2012]
Kenapa kok cuma 5% naiknya, sedangkan dari tahun 2010 ke 2011 naiknya sekitar 17%? Pertama krisis Eropa ini bisa berdampak ke Indonesia, harapan kita jangan. Nah kalau itu berdampak maka bisa terjadi kesulitan likuiditas keuangan. Indonesia ini kan 70% dari penjualan kendaraan bermotor roda empat itu dilakukan melalui kredit. Sehingga kalau likuiditas itu terganggu, maka penjualan terganggu. Kedua, adanya beberapa wacana antara lain down payment pembelian kredit mau diberikan batas minimumnya. Nah, itu bisa jadi kendala terutama untuk segmen yang kisaran harganya Rp 150 juta sampai Rp 200 juta. Padahal segmen itu market paling besar di Indonesia, kira-kira bisa 50% dari total penjualan ada dikisaran harga itu. Konsumen di sana itu sangat berhitung kalau mau beli mobil. Jadi kalau DP yang biasa 15% sampai 20% tiba-tiba dinaikan menjadi 30%, bisa-bisa dia nggak jadi beli karena DP nggak cukup. Itu bisa berdampak negatif terhadap angka penjualan. Yang ketiga, ada juga wacana yang mengatakan bahwa transaksi di atas Rp 500 juta harus melapor, karena Indonesia ingin mengkontrol transaksi penjualan. Tetapi kalau itu sih mungkin tidak terlalu berdampak karena segmen atas. Jumlah minimum ditentukan karena pembiayaan otomotif dianggap sudah bubble? Saya ketemu dengan pengurus APPI, saya tanya apa benar bahwa otomotif itu sudah bubble? Over heat? APPI mengatakan tidak, sebab NPL mereka rendah. Jadi sebetulnya tidak perlu ada pembatasan minimum DP. Perusahaan pembiayaan baik bank atau leasing kan sudah punya aturan main dan kriteria sendiri. Jadi tidak akan sembarangan memberikan kredit. Andaikata terjadi kredit macet, pemerintah juga tidak turun tangan membantu dengan mengucurkan likuiditas. Tidak memakai dana pihak ketiga. Sepertinya regulator khawatir karena kerap ada multifinance yang hanya mensyaratkan DP rendah untuk kredit? Jangan lupa, Kita sering baca di koran begitu, DP 10%, DP 5% bahkan ada yang 0%. Asal tahu saja itu semua marketing gimmick, atau strategi pemasaran. Sebetulnya tidak ada yang namanya uang muka 0%. Yang ada uang muka itu disubsidi
baik oleh ATPM atau dealer. Jadi dibayarin oleh dealer berupa discount. Misalnya dealer mau menghabiskan satu tipe mobil tertentu, yang tersisa 800 unit, ya makanya kita bikin kampanye begitu, kita iklan kan DP 0% padahal itu kita kasih discount.
turun, tenaga kerja juga kena. Asal tahu saja, industri otomotif kita ini menjadi penyumbang pajak yang cukup besar. Berapa besar kontribusi pajak industri otomotif? Total pajak sektor otomotif yang dibayarkan ke pemerintah itu tahun 2011 sebesar Rp 107,5 triliun. Sebesar Rp 86,1 triliun ke pemerintah pusat berupa bea masuk, pajak pertambahan nilai, dan pajak penjualan barang mewah. Lalu ada lagi Rp 21,4 triliun yang dibayar ke pemerintah daerah berupa pajak kendaraan bermotor, bea balik nama, dan seterusnya. Jumlahnya meningkat terus di tahun 2010 hanya Rp 83,8 triliun. Jadi makin banyak mobil dijual, maka makin banyak income pemerintah. Soal pajak ke Pemda Rp 21,4 triliun tadi, sebagian besar masuknya ke Pemda DKI, karena populasi kendaraan banyak di DKI.
Siapa yang dirugikan dengan pengetatan tersebut? Soal industri otomotif, dengan pengetatan dan lainnya maka turun penjualan mobil, yang lain tentunya pemerintah kita juga. Karena merek-merek yang sudah gede, sudah investasi di Indonesia katanya disuruh untuk menambah investasi. Kalau pasarnya kecil buat apa investasi? Yang ada diangkat investasi dari Indonesia. Sementara yang belum investasi bilang, ngapain investasi di Indonesia? Pasarnya dikecilkan oleh pemerintah. Ini kan jadi kontra produktif, sedangkan kita disuruh menarik investasi sebanyak-banyaknya dari luar baik itu industri Kalau target penjualan mobil 940 ribu unit mobil, komponen dan lainnya. Tetapi di lain sisi, tahun 2012 berarti sudah nomor satu di pemerintah mengecilkan. Ini mesti ASEAN? dijaga, karena prinsipal-prinsipal Tahun lalu kita sudah kita bilang, kalau pasarnya besar, nomor satu di ASEAN, dari segi Perusahaan misalnya sampai 1,5 juta unit penjualan dalam negeri. Tetapi pembiayaan penjualan, mereka menambah dari segi produksi kita kalah baik bank atau investasi lagi juga mau, perluasan dengan Thailand, karena mereka leasing kan pabrik. Sementara yang belum penjualan dalam negerinya sudah punya investasi akan melirik Indonesia sekitar segitu, tetapi ekspornya aturan main dan dibanding negara lain. Jadi pasar dia gede banget. Nah, mudahkriteria sendiri. yang sedang berkembang ini mudahan Indonesia akan menjadi jangan diganggu. leader di kawasan ASEAN ini dengan tumbuh terus jumlah Artinya dari sisi rasio kepemilikan kendaran penjualannya. Kita tumbuh lebih tinggi karena dibanding jumlah penduduk masih kecil jumlah penduduk Indonesia 240 juta, Thailand sehingga pasar belum perlu dibatasi? itu cuma 68 juta, sementara Malaysia hanya Masih sangat kecil. Ada upaya atau wacana 28 juta. Makanya potensi pembelian mobil di yang mengatakan industri otomotif kita kecilkan Indonesia besar. Kemudian juga didorong oleh karena jalanan macet. Saya tidak setuju kalau pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu saya yakin dikatakan industri otomotif biang macet. Indonesia ini akan menjadi leader di ASEAN. Padahal Jakarta dengan penduduk 12 juta tidak punya angkutan massal yang baik rasanya aneh Harusnya jangan penjualan saja yang leader, bin ajaib. Sebab di kota manapun di dunia, produksi Indonesia juga harus leader? penduduknya sedemikian besarnya harus ada Iya. Kenapa Thailand bisa bagus ekspornya. angkutan massal yang aman, nyaman dan harga Kita harus memikirkan juga sarana dan prasarana terjangkau. Mari kita pikirkan solusinya, bukan pelabuhan, jalan, komponen industri, insentif. mencari kambing hitam. Jadi jangan sampai Hal–hal ini harus diperhatikan supaya kita bisa pasar otomotif dikecilkan sebab yang rugi kita jadi raja ekspor untuk mobil, bukan importir. sendiri, pemerintah sendiri karena pajak akan Soal insentif juga kalau bisa yang menyangkut
[edisi 44, Maret 2012] Multifinance
21
TOKOH
perluasan pabrik. Kita katakan tadi investasi masuk itu kalau pasar dalam negerinya tumbuh, kalau pasarnya dikecilin nggak bakal ada investasi masuk. Saya ambil contoh yang paling simpel. Dulu Honda City dan Toyota Soluna itu diproduksi di Cikarang, karena kita ini menerapkan pajak yang besar untuk sedan terutama PPnBM. Akibatnya harga sedan mahal, akhirnya tidak banyak yang beli sehingga produksinya kecil. Akibat produksinya kecil, pabriknya dipindahkan ke Thailand. Yang salah siapa? Makanya harusnya sejak dulu tarif pajak diturunkan sebab penurunan tarif bukan berarti penurunan income pemerintah. Kalau kita turunin tarif, bisa jadi volumenya naik, rupiahnya tambah besar, bukan tambah kecil. Bagaimana realisasi konsep low cost car dan green car? Harusnya itu bisa mengimbangi potensi penurunan penjualan otomotif akibat penetapan minimum DP? Kalau low cost and green car itu target pasarnya berbeda. Kita mau bikin mobil dengan harga murah kisarannya Rp 70 juta sampai Rp 80
22 Multifinance [edisi 44, Maret 2012]
juta. Saya katakan kita bisa saja membuat mobil begitu tetapi kita meski lihat dulu dari struktur. Mobil di Indonesia dengan harga Rp 100 juta itu yang masuk ke kas pemerintah kira-kira sekitar 30%-40% berupa bea masuk, PPN, PPnBM, PPh, BBN, PKB. Nah saya bilang harga Rp 100 juta tadi, yang diterima ATPM kan cuma 60%. Makanya kita bilang mari bikin mobil harga RP 80 juta, tetapi pemerintah kurangin dong tariftarifnya. Kedua, pengusaha kurangin marginnya. Kan bisa jadi mobil murah. Makanya pernah saya berikan masukan ke Kementrian Perindustrian agar kriteria low cost & green cost jangan terlalu ketat, sebab nanti prinsipal masuknya malah ke negara lain yang bikin program itu. Contohnya 1 liter harus bisa jalan 25 km, kenapa nggak 20 km saja per liter. Sekarang drafnya sudah diserahkan dari Kementerian Perindustrian ke Kementrian Keuangan untuk digodok dan disahkan penurunan tarifnya berapa dan apa saja yang diturunkan. Kalau low cost & green car jadi, segmen mana pasarnya? Ini membidik segmen pasar baru, dari
pengguna sepeda motor pindah ke mobil. Jumlah sepeda motor kan ada 30 juta unit, itu yang kita bidik supaya pindah ke mobil. Tentang Hyundai, bagaimana perkembangannya di Indonesia? Hyundai masih kecil. Hyundai mulai ada di Indonesia tahun 1995, kita luncurkan yang pertama di Indonesia. Makanya kita ketinggalan 25 tahun dibanding merek-merek Jepang. Tahun 1960 - 1970 sudah ada merek Jepang yakni Toyota, Daihatsu, Mazda. Makanya wajar kalau kita ini masih kecil, ditambah Hyundai belum melakukan investasi di kawasan ASEAN. Dengan demikian kita tidak bisa memanfaatkan yang namanya AFTA, karena Korea tidak masuk ke dalam 10 negara ASEAN. Contoh paling gampang, kalau saya impor sebuah mobil Hyundai Sonata dari Korea secara CBU, bea masuknya 45%. Sementara kalau Toyota Camry yang sejenis, Honda Accord diimpor dari Thailand bea masuknya 0%. Makanya bagaimana kita mau bersaing. Jadi kita sekarang bergerak kecil sekali kalau dibandingkan merek tersebut tetapi kita penuh keyakinan. Berapa besar pangsa pasar Hyundai di Indonesia? Volume Hyundai sangat kecil, tahun lalu kita jual 5.000 unit, dari tahun 2010 kita naik sekitar 34%. Nah di tahun 2011 ke 2012 kita mau naik sekitar 35% sampai 40% atau sekitar 6.500 sampai 7.000 unit. Apa yang dilakukan Hyundai atas ketertinggalan tersebut? Kita sedang menata fondasi daripada network, jaringan baik itu sales, after sales service, support suku cadang dan lainnya. Sehingga pada saatnya Hyundai Korea memutuskan untuk berinvestasi yang mudah-mudahan di Indonesia kita sudah siap, tinggal take off saja. Ini sudah beberapa tahun terakhir kita selalu meyakinkan Hyundai untuk investasi di Indonesia. Mereka sedang mempelajari segala sesuatunya yang terkait dengan investasi tadi. Pada saatnya kita juga mengatakan Anda harus juga membuat yang namanya ASEAN Product, jadi tidak sekadar investasi Indonesia tetapi ada produk ASEAN yang bisa laku di Indonesia, Malaysia, Thailand
dll. Sehingga investasi di Indonesia ini tidak hanya untuk meng-cover pasar domestik tetapi juga pasar ASEAN bahkan lebih dari itu seperti merek lain yang ekspornya ke mancanegara. Apa yang bisa membuat Hyundai yakin untuk berinvestasi di Indonesia? Indonesia ini pasar domestiknya bakal nomor satu di ASEAN, karena rakyatnya 240 juta, yang potensi bisa membeli. Sekarang saja income per kapita sudah di kisaran US$ 3.000, dan akan naik terus. Makanya yang pakai motor akan ganti mobil. Tapi sementara ini Hyundai masih studi sebab investasi ini kan tidak mungkin diputuskan setahun dua tahun. Mereka melihat dari semua aspek yang lain. Makanya kita berharap ada insentif dari pemerintah. Kalau begitu apa kekuatan Hyundai supaya tetap bisa bersaing di Indonesia? Kita harus menyadari selain 25 tahun tertinggal dengan merek Jepang, dia tidak punya basis industri di kawasan ASEAN sehingga tidak bisa memanfaatkan AFTA. Jangan lupa produk Korea tidak hanya mobil, itu masih ada kendala image dan brand image. Dulu kita bicara 30 tahun yang lalu Jepang juga begitu. Maukah waktu itu orang mau pakai kamera Jepang, Canon? Kan nggak. Orang waktu itu maunya pakai Rolleigh, Hassel Blaad. Itu 30 tahun yang lalu, tetapi sekarang sudah teruji kualitas produk Jepang, tidak diragukan lagi. Dulu merek Jepang mengalami fenomena itu, sekarang merek Korea mengalaminya. Orang bilang Hyundai produk keren, harga oke cuma masih banyak yang mempertanyakan kualitasnya. Beda dengan produk Jepang yang sudah ketahuan bandel. Hyundai gimana suku cadangnya, resale value gimana, sampai bengkel, montir, dipertanyakan. Nah membenahi itu tidak dalam waktu satu tahun. Membenahi brand image tadi butuh waktu dan uang. Lalu adakah strategi yang dilakukan dalam membenahi brand image tadi? Tentu. Untuk harga jual kita buat buy back guarantee tetapi itu saja nggak cukup begitu orang kembalikan semua mobil ke saya kan repot. Makanya saya dirikan Auto Safe, yaitu usaha mobil bekas Hyundai.
[edisi 44, Maret 2012] Multifinance
23
TOKOH gampang, jual dua sebulan sudah hebat. Anda cukup senior di industri otomotif nasional. Bisa diceritakan bagaimana perjalanan karier Anda? Singkat saja. Saya kelas 2 SMA berangkat ke Jerman sekolah selama 5 tahun. Saya lulus sebagai insinyur otomotif. Lalu saya kerja di pabrik Mercedes. Tahun 1972 akhir saya dikirim ke Indonesia untuk kerja di agen tunggal pemegang merek Mercedes di Indonesia yaitu Star Moto. Di situ saya meniti karier selama 14 tahun. Lalu pindah ke Bimantara, disuruh mengembangkan divisi otomotif di Bimantara dari tahun 1985 sampai sekarang saya masih di MNC dll. Di divisi otomotif Bimantara itu saya kembangkan 15 tahun dari 1985 sampai tahun 2000. Terus dapat Hyundai tahun 1993, waktu itu masih di Kawasaki saya. Juga di pabrik komponen, Daikin, pabrik ban Intirub dll, lalu krismon saya benahi. Yang tidak terlalu menjanjikan kita lepas-lepasin tetapi semenjak tahun 1998 – 1999 saya dilibatkan di beberapa usaha yang tidak berkait dengan otomotif seperti power plant, ada property, tekstil, dll.
Kalau jaringan pemasaran dan after sales service sudah dikembangkan sampai mana? Sampai Manado ada. Soal after sales orang meragukan adanya suku cadang, makanya saya bikin program on time or free. Itu program 1.500 suku cadang. Itu dijamin ada dalam waktu 2 kali 24 jam, kalau tidak kita berikan secara gratis. Dari 1.500 itu adalah barang-barang yang fast moving. Misalnya mobil tertabrak, kan nggak mungkin 2 hari selesai. Tetapi kalau seperti timing belt nggak mungkin nggak ada. Jadi saya pilihin 1.500 macam barang yang 2 hari harus ada. Soal emergency service, kita juga ada home service kita layanin. Mobil di kantor kita service di kantor. Telpon nomor tertentu, dalam waktu 1 jam montir saya sampai. Jadi yang saya lakukan service car saya standby di beberapa tempat, lalu yang jalan pakai motor bawa perkakas. Makanya 1 jam sampai tempat. Makanya kalau dalam 1 jam montir tidak sampai, ongkos kerjanya kita kasih gratis. Ini kan sekadar untuk membuktikan bahwa jaringan kerja saya oke. Itu semua namanya program iCARE. Jadi Hyundai ini nggak
24 Multifinance [edisi 44, Maret 2012]
Lalu, masih adakah obsesi yang belum tercapai? Saya ingin melihat Indonesia pasar mobilnya 1 juta unit tentunya. Saya ingin industri otomotif Indonesia berkembang pesat dan bisa menjadi kebanggaan di kawasan ASEAN ini. Setelah itu secara pribadi saya ingin pensiun sebab usia saya sudah 63 tahun, ya sudah waktunya juga untuk pelan-pelan pensiun, ingin menikmati hidup karena saya kerja sudah 41 tahun sejak tahun 1972 saya kembali dari Jerman. Apa aktivitas sosial di luar otomotif? Saya pengurus Gereja. Saya nggak main golf, Senin sampai Jumat kan sudah sibuk di kantor makanya Sabtu-Minggu ya waktu untuk keluarga. Anak saya dua, yang pertama perempuan di Australia, bekerja disana dan sudah berkeluarga, anak satu lagi di sini masih tingkat SMP. Saya punya satu cucu. Mau apalagi? Hanya bersyukur dengan apa yang saya peroleh hari ini, dan saya tidak butuh recognition. Saya pakai mobil butut juga gak apaapa kok. Mobil yang saya pakai sudah lima tahun merek Hyundai, kuat bagus kok mobil itu. l
LENSA
IN HOUSE TRAINING BCA FINANCE
IN HOUSE TRAINING BCA FINANCE Pada tanggal 10-18 Januari 2012, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyelenggarakan In House Training bagi para peserta Professional Development Program (PDP) BCA Finance angkatan 7 & 8. In House Training ini dilaksanakan di kantor BCA Finance, Gedung BCA Pondok Indah, Jakarta. Acara yang berlangsung selama 7 hari kerja ini, diikuti oleh 33 karyawan BCA Finance dan merupakan In House training yang ke 11 kalinya yang dilaksanakan oleh APPI untuk BCA Finance.
LENSA
IN HOUSE TRAINING BCA FINANCE
IN HOUSE TRAINING SINAR MITRA SEPADAN FINANCE (SMS FINANCE)
LENSA
IN HOUSE TRAINING SINAR MITRA SEPADAN FINANCE (SMS FINANCE) Pada tanggal 26-28 Januari 2012, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyelenggarakan In House Training bagi para peserta Management Development Program (MDP) Sinar Mitra Sepadan Finance (SMS Finance). In House Training ini dilaksanakan di kantor SMS Finance, Wisma Millenia, Jakarta. APPI memberikan pelatihan mengenai topiktopik yang terkait dengan kegiatan perusahaan pembiayaan secara komprehensif. Acara yang berlangsung selama 3 hari kerja ini, diikuti oleh 20 karyawan MDP SMS Finance
LENSA
IN HOUSE TRAINING SINAR MITRA SEPADAN FINANCE (SMS FINANCE)
LENSA
APPI FRIENDLY GOLF TOURNAMENT X
APPI FRIENDLY GOLF TOURNAMENT X Pada tanggal 18 Januari 2012 bertempat di Pantai Indah Kapuk Golf Course, Jakarta. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyelenggarakan acara APPI Friendly Golf Tournament X yang diikuti oleh 32 peserta dari anggota APPI, perbankan dan perusahaan asuransi. Acara APPI Friendly Golf Tournament merupakan acara rutin 2 bulanan bagi para golfer dari perusahaan pembiayaan maupun industri terkait lainnya seperti asuransi, bank dan otomotif. Acara ini juga mendapatkan dukungan dari PT Asuransi Jasindo selaku sponsor dan memberikan door prize berupa voucher belanja carrefour kepada peserta golf.
LENSA
APPI FRIENDLY GOLF TOURNAMENT X
KILAS
FIF Raih Laba Rp 1,079 Triliun
P
Astra Group Targetkan Pembiayaan Rp 60 Triliun
P
erusahaan pembiayaan yang ter gabung dalam Grup Astra me nargetkan pertumbuhan pembi ayaan pada 2012 sebesar 10 persen. Target itu diungkapkan Direktur PT Astra International, Gunawan Geniusahardja usai perayaan Ulang Tahun Astra ke 55 di markas Astra Group, kawasan Sunter, Jakarta, Senin 20 Februari 2012 lalu. Menurut Gunawan perolehan pembiayaan Grup Astra di tahun 2011 mencapai Rp52 triliun-Rp54 triliun, maka dengan target pertumbuhan 10% diperkirakan angka pembiayaan di 2012 mencapai Rp 58 triliun - Rp 60 triliun. “Untuk tahun ini total pembiayaan Astra diperkirakan pertumbuhan 10 persen sesuai dengan target penjualan automotif yang diperkirakan sebesar itu dengan komposisi yang masih sama,” katanya. Dia mengatakan, dari total pembiayaan, sekitar 50 persen berasal dari pembiayaan roda empat, 40 persen roda dua dan sisanya sekitar 10 persen dari pembiayaan alat berat. Sementara untuk mendanai ekspansi pembiayaan tersebut dikatakan Gunawan, sekitar 30 persen akan diambilkan dari kas internal, sementara sisanya akan diupayakan dari eksternal. “Pendanaan eksternal itu, terdiri dari dari penerbitan obligasi, pinjaman perbankan dan offshore,” ujarnya. l
32 Multifinance [edisi 44, Maret 2012]
T Federal International Finance (FIF) mencatat laba bersih senilai Rp 1,079 triliun atau turun sebesar 8% dibandingkan dengan periode lalu senilai Rp 1,174 triliun. Berdasarkan laporan keuangan yang telah di-audit, total pendapatan yang diperoleh sepanjang tahun 2011 tumbuh 10% dari Rp 4,53 triliun menjadi Rp 4,98 triliun di tahun ini. Namun pendapatan ini diikuti juga dengan naiknya beban yang mencapai 20% dari Rp 2,97 triliun di tahun 2010 menjadi Rp 3,56 triliun di tahun 2011. Menurut Presiden Direktur FIF Suhartono, kenaikan beban tersebut berasal dari kenaikan belanja operasional (opex) meliputi penyesuaian kesejahteraan karyawan seperti gaji dan ekspansi jaringan perusahaan. Sementara untuk Non Performing Loan (NPL) kami berhasil mencapai ang ka 1,43% dimana pencapaian tersebut merupakan yang terbaik sepanjang 5 tahun terakhir. Hingga Desember 2011, FIF mengelola piutang pembiayaan konsumen bersihnya setelah dikurangi porsi Joint Finance (JF), bunga, dan cadangan kerugian piutang (provisi) senilai 15,85 triliun atau naik 39% dari tahun lalu yang senilai Rp 11,41 triliun. Hal tersebut didukung dengan pembiayaan sepanjang tahun 2011 senilai Rp 20,1 triliun atau meningkat 22% dari tahun 2010 yang berada di angka Rp 16,4 triliun. Per Januari 2012, FIF telah membiayai 94.119 unit sepeda motor baru Honda atau setara dengan Rp 1,148 triliun, 31.085 unit sepeda motor bekas berkualitas senilai Rp 205,037 miliar dan untuk pembiayaan elektronik (Spektra), FIF membukukan pembiayaan senilai Rp 100,453 miliar. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, FIF membukukan pembiayaan sepeda motor baru senilai Rp 1,126 triliun atau setara dengan 94.905 unit. Sementara untuk pembiayaan sepeda motor bekas, total pembiayaan senilai Rp 165,243 miliar atau membiayai 21.672 unit, sedangkan pembiayaan Spektra ditutup dengan Rp 85,479 miliar. Untuk mendukung pembiayaan di tahun 2012 yang ditargetkan sebesar Rp 22 Triliun, FIF akan melakukan penawaran umum obligasi berkelanjutan dengan nilai Rp 10 Triliun dalam jangka waktu 2 tahun. Sementara untuk tahap pertama, FIF akan menerbitkan obligasi senilai Rp 2 Triliun yang rencananya terbit pada akhir kuartal I 2012. l
AB SINAR MAS MULTIFINANCE BII Plaza Tower III Lantai 11, Jl. M.H. Thamrin No. 51, Jakarta 10350 Tlp: 392 5660 Fax: 392 5788
ARTHA PRIMA FINANCE The Bellezza Office Tower Lt. 12, Jl. Letjen Soepeno No. 34 Arteri Permata Hijau, Jakarta Selatan 12210, Tlp: 536 64899 Fax: 536 64894, Website: www.arthaprima.co.id
BANK NEGARA INDONESIA Divisi Kredit Konsumen, Wisma BNI 46 Lt. 3, Jl. Jend. Sudirman Kav. 1, Jakarta 10220 Tlp: 572 8523 Fax: 251 1158, 570 2816 Website: www.bni.co.id
ARTHAASIA FINANCE Komp. Business Park Kebon Jeruk, Jl. Raya Meruya Ilir No. 88 Blok I No. 1-3, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11620 Tlp: (021) 58908190 / 89 Fax: (021) 58908153
BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Gedung Chase Plaza Lt. 12, Jl. Jend. Sudirman Kav. 21, Jakarta 12920 Tlp: 520 0434 Fax: 520 9160 BENTARA SINERGIES FINANCE Jl. Griya Utama, Komp Ruko Puri Mutiara Blok D No. 112 Sunter, Jakarta Utara 14350 Tlp: 653 14145, 653 14146 Fax: 653 14162 Website: www.bess.co.id
PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk Landmark Centre Tower A 26-31 Floor Jl. Jendral Sudirman Kav. 1 Tlp: 529 63232 Fax: 529 64163 ARTHABUANA MARGAUSAHA FINANCE Jl. Sungai Gerong No. 20, Kebon Melati, Jakarta Pusat 10230 Tlp: 314 8889 Fax: 315 4309 Website: www.arthabuana.co.id PT ADIRA QUANTUM MULTIFINANCE Gd. Sentra Mulia Lt. 9, Jl. HR. Rasuna Said, Kav X-6 No. 8, Karet Kuningan, Jakarta Selatan 12940 Tlp: 529 22299 Fax: 529 22472
ASIA MULTIDANA Jl. Kebayoran Baru, Kebayoran Centre Mayestik Blok A1, Jakarta Tlp: 723 0334 Fax: 723 0335
BETA INTI MULTIFINANCE Plaza Kebon Jeruk Blok B6-7, Jl. Kedoya Raya (Pejuangan), Jakarta Barat 11530, Tlp: 530 9331 Fax: 536 3549
AEON CREDIT SERVICE INDONESIA Gedung Summitmas II Lt. 12, Jl. Jend. Sudirman Kav. 61-62, Jakarta 12190 Tlp: 252 3331 Fax: 252 6570 AL IJARAH INDONESIA FINANCE Gd Arthaloka Lt. 3, Jl. Jend Sudirman Kav 2, Jakarta Pusat 10220 Tlp: 251 2525, 251 2524 Fax: 251 2542 Website: www.alijarahindonesia.com AMANAH FINANCE Menara Imperium Lt. 15, Jl. HR Rasuna Said Kav 1, Jakarta 12980 Tlp: 837 04005, 837 05745 Fax: 837 04006 Website: www.amanah.co.id
ASTRA AUTO FINANCE Jl. TB Simatupang No. 90, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530 Tlp: 788 59000 Fax: 788 51220, 788 51198 Website: www.autocybercenter.com ASTRA MULTI FINANCE Graha Asuransi Astra, Jl. TB. Simatupang Kav.15 Cilandak Barat, Jakarta Selatan 12430 Tlp: 758 16602 Fax: 758 16604 www.autocybercenter.com
ANZ BANKING GROUP LIMITED 1 Raffles Place # 34-00 Singapore 48616 Tlp: 65-62162277 Fax: 65-65396072
ASTRA SEDAYA FINANCE Jl. TB Simatupang No. 90 Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530 Tlp: 788 59000 Fax: 788 51220, 788 51198 Website: www.autocybercenter.com
BII FINANCE CENTER Gd. Wisma Eka Jiwa 10TH Fl, Jl. Mangga Dua raya, Jakarta Pusat Tlp: 623 00088 Fax: 623 00099
ASTRIDO PACIFIC FINANCE Toyota Building 3rd Floor, Jl. Balikpapan Raya No. 7, Jakarta 10160, Tlp: 231 2220, 231 2221 Fax: 231 0053/345 1334 Website: www.astrido-finance.co.id
ARJUNA FINANCE Duta Merlin Blok A No. 11-12 Jl. Gajah Mada No. 3-5 Jakarta Pusat Tlp: 633 4448 Fax: 634 4676 ARMADA FINANCE Gedung BRA Lt 3, Jl. Mayjen Bambang Soegeng No. 7, Magelang Tlp: (0293) 364 371 Fax: (0293) 364 379 Website: www.armada-finance.co.id
BFI FINANCE INDONESIA MNC Tower 25th Floor, Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta 10340 Tlp: 391 0110 Fax: 391 2005, 392 0607 BHUMINDO SENTOSA ABADI FINANCE Jl. Balikpapan Raya No. 24 Lt. Dasar, Jakarta Pusat 10130 Tlp: 632 1111 Fax: 631 8555
ANDALAN FINANCE INDONESIA Cawang Commerical Estate, Jl. M. T. Haryono Kav. 9, Jakarta 13630 Tlp: 801 0079 Fax: 800 4947
ANUGERAH BUANA CENTRAL MULTIFINANCE Jl. R.Tumenggung Suryo No. 34 Malang, Jawa Timur 65123 Tlp: 0341-491222, 473071 Fax: 0341-4700793
PT BCA FINANCE Wisma BCA Pondok Indah, Jl. Metro Pondok Indah Sektor I-S Kav. No. 10 Jakarta Selatan 12310 Tlp: 299 73100 Fax: 299 73200 Website: www.bcafinance.co.id
BIMA MULTIFINANCE Jl. Cideng Barat No. 47i, Jakarta Pusat Tlp: 638 58555 Fax: 638 58001 AUSTINDO NUSANTARA JAYA FINANCE Plaza Marein 23rd Fl, Jl. Jend. Sudirman Kav. 76-78, Jakarta 12910 Tlp: 579 35888 Fax: 579 35889 Website: www.anjfinance.com
BINTANG MANDIRI FINANCE Ruko Graha Mas Pemuda Blok AD No. 10-11, Jl. Pemuda Raya, Jakarta Timur 13220 Tlp: 471 4199 Fax: 471 4206
BNI MULTIFINANCE Atrium Setiabudi Building Lantai 8, Jl. HR Rasuna Said Kav. 62, Jakarta 10220 Tlp: 521 0308 Fax: 521 0306 Website: www.bnimultifinance.com
CAKRAWALA CITRAMEGA MULTIFINANCE Komp Ciputat Indah Permai Blok D / 23, Jl. Ir. H Juanda No. 50 Ciputat, Tanggerang 15419 Tlp: 747 13621-3 Fax: 749 7914
DANAREKSA FINANCE Jl. Medan Merdeka Selatan No. 14, Jakarta 10110 Tlp: 350 9777, 350 9888 Fax: 352 2495
BOSOWA MULTI FINANCE Menara Global Lt. 2, Jl. Gatot Subroto Kav 27, Jakarta 12950 Tlp: 527 5230 Fax: 527 5231
CAPITALINC FINANCE Gedung Recapital Lt. 9, Jl. Adityawarman No. 55 Kebayoran Baru, Jakarta 12160 Tlp: 726 0025 Fax: 726 0626
DANASUPRA ERAPASIFIC Menara Batavia Lt. 29, Jl. KH. Mas Mansyur, Kav. 126, Jakarta Pusat 12930 Tlp: 572 2377 Fax: 572 2376
BRINGIN INDOTAMA SEJAHTERA FINANCE Hayam Wuruk Plaza 3rd Floor, Jl. Hayam Wuruk No. 108, Jakarta Barat 11160 Tlp: 649 8218 Fax: 649 8235
CATERPILLAR FINANCE INDONESIA The Garden Centre Building, Suite #5-12, Cilandak Commercial Estate, Jalan Raya Cilandak KKO, Jakarta 12560 Tlp: 781 0686 Fax: 781 0680
DANMOTOR UNICO FINANCE c/o PT. Dan Motors Vespa Indonesia, Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta 14250 Tlp: 452 3311,425 0412 Fax: 452 3555
CENTRAL JAVA POWER Summitmas Tower I Lt. 15, Jl. Jend Sudirman Kav 61-62, Jakarta 12190 Tlp: 520 5041 Fax: 520 2474
DANPAC FINANCE Plaza ABDA lantai 8, Jl. jend. Sudirman Kav. 59, Jakarta 12190 Tlp: 514 01260 Fax: 514 01267
CENTRAL SANTOSA FINANCE Gd WTC Mangga Dua Lt.5 Blok CL, Jl. Mangga Dua Raya No. 8, Jakarta Utara Tlp: 299 86100 Fax: 299 86102
DAYA SEMBADA FINANCE Wisma Argo Manunggal 8th Fl, Jl. Gatot Subroto, Kav. 22, Jakarta Selatan 12930 Tlp: 252 2772, 252 2662 Fax: 252 5402
CENTURY TOKYO LEASING INDONESIA Wisma Keiai 11th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 3, Jakarta Pusat Tlp: 572 3411 Fax: 572 3413
DHAMATAMA MEGAH FINANCE Jl. Bungur Besar Raya No. 105 Jakarta Pusat Tlp: 421 9436 Fax: 424 4266
CHANDRA SAKTI UTAMA LEASING Gedung TMT 1 Lt.6, Jl. Cilandak KKO Raya No. 1 Jakarta 12560 Tlp: 299 76650 Fax: 299 76651 www.trackindo.co.id
DIPO STAR FINANCE Sentral Senayan II, Lantai 3 Jl. Asia Afrika No.8, Jakarta 10270 Tlp: 5797 4567 Fax: 5795 4099 Website: www.dipostar.com
CIMB Niaga Auto Finance MegaPlaza Building, 6th Floor, Jl. HR. Rasuna Said Kav. C-3, Jakarta 12920 Tlp: 521 2626 Fax: 521 2577 / 521 2578 Website: www.niagafinance.com
EQUITY FINANCE INDONESIA Wisma Sudirman 8th Floor, Jl. Jend. Sudirman 34, Jakarta 10220 Tlp: 570 0625, 573 8677 Fax: 573 4673
BUKOPIN FINANCE Gd. Bank Bukopin Lt. 3 Jl. Melawai Raya No. 66, Jakarta Selatan 12160, Tlp: 726 0756, 724 5014 Fax: 726 0865
CIPTADANA MULTIFINANCE Plaza ASIA, Office Park 2-3, Jl. Jend Sudirman Kav 59, Jakarta 12190 Tlp: 255 74800 Fax: 255 74900, 514 01020
FIRST INDO FINANCE Jl. Batu Ceper No. 36 Lantai 2 & 3, Jakarta Pusat 10120 Tlp: 231 2088 Fax: 231 2118
BUMIKUSUMA MULTIFINANCE Jl. Arteri Teuku Nyak Arief No. 9C, Simprug Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12220 Tlp: 727 90818 Fax: 727 90819
CITRA MANDIRI MULTIFINANCE Jl. Mayjend Sutoyo No. 33, Semarang Tlp: (024) 8316111, (024) 8317666 Fax: (024) 8316222
FINANSIA MULTI FINANCE Graha Paramita Building, 6-9 Floor, Jl. Denpasar Raya Blok D-2 Kuningan, Jakarta 12940, Tlp: 252 3646 Fax: 252 3640 Website: www.finansia.com
BUMIPUTERA - BOT FINANCE Wisma Bumiputera, 11th & 12th Floors, Jl. Jend. Sudirman Kav. 75, Jakarta 12910 Tlp: 570 6762, 522 4522 Fax: 525 5610
CLEMONT FINANCE INDONESIA Wisma Korindo 2nd Floor, Jl. MT. Haryono Kav. 62, Jakarta 12780 Tlp: 797 6363 Fax: 797 6371, 797 6368 Website: www.korindo.co.id
BRINGIN SRIKANDI FINANCE Hero Building II, 11th Floor, Jl. Gatot Subroto 177 A Kav. 64, Jakarta 12870 Tlp: 837 94610 Fax: 837 94609
BTMU-BRI FINANCE Wisma 46, 6th Floor Kota BNI, Jl. Jend. Sudiman Kav. 1, Jakarta 10220 Tlp: 574 5333 Fax: 574 5444
PT BUANA FINANCE Tbk Chase Plaza, Lt. 17 Jl. Jend. Sudirman Kav 21, Jakarta 12920 Tlp: 520 8066 Fax: 520 8055 Website: www.buanafinance.co.id
CLIPAN FINANCE INDONESIA Gedung Wisma Slipi Lt. 6, Jl. Letjen. S. Parman Kav. 12, Jakarta Barat 11480 Tlp: 530 8005 Fax: 530 8026/27 Website: www.clipan.com PT Bussan Auto Finance Gedung Sentral Mulia Lt 12, Jl. HR Rasuna Said Kav. X-6 No. 8, Jakarta 12940 Tlp: 522 2166 Fax: 522 2165
COMMERCE FINANCE Jl. Gading Kirana Utara Blok H 10/1, Kelapa Gading, Jakarta Utara 14241 Tlp: 451 6226 Fax: 458 57381-2 Website: www.cfinance.co.id
PT Federal International Finance Menara FIF, Jl TB Simatupang Kav. 15 Cilandak Barat, Jakarta 12430 Tlp: 769 8899 Fax: 7590 5599 Website: www.fifkredit.com GE FINANCE INDONESIA Gedung BRI II, 25th Floor, Jl. Jend. Sudirman, No. 42-46, Jakarta 10210 Tlp: 574 4966 Fax: 574 4933 Website: www.ge.com
GLOBALINDO MULTI FINANCE Jl. KH Hasyim Ashari No. 15A Jakarta Tlp: 633 1218 Fax: 633 1317
JAYA FUJI LEASING PRATAMA Jaya Building 12th Floor, Jl. MH. Thamrin No. 12, Jakarta 10340 Tlp: 319 31750 Fax: 319 25430
HASJRAT MULTIFINANCE Jl. R.P. Soeroso 38, Jakarta 10350 Tlp: 390 5912-14, 390 0719 Fax: 314 0609, 390 4114
JA MITSUI LEASING INDONESIA Menara Thamrin 24th Floor Suite 2401 Jl. MH Thamrin Kav. 3, Jakarta Tlp: 398 30024 Fax: 398 30034
HD FINANCE Jl. Lingkar Luar Barat Kav. 35-36 Lt. 3 Cengkareng, Jakarta Barat Tlp: 583 97700 Fax: 583 97701
KARYA TECHNIK MULTIFINANCE Jl. Kali Besar Barat No. 37, Jakarta 11230 Tlp: 691 0382 Fax: 691 6267
HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY FINANCE INDONESIA Kawasan Industri Pulo Gadung Jl. Pulokambing II Kav I-II No. 33, Jakarta Tlp: 461 1688 Fax: 461 4706 IBJ VERENA FINANCE Sentral Senayan I lt 6, Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno Jakarta 10270 Tlp: 572 4101 Fax: 572 4102
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Graha Mandiri Lantai 3A, Jl. Iman Bonjol No. 61, Jakarta Pusat 10310 Tlp: 230 5608 Fax: 230 5618 Website: www.mtf.co.id
MEGA FINADANA FINANCE Jl. Abdul Muis No. 34, Jakarta 10160 Tlp: 348 35325 Fax: 345 9559
MEGA FINANCE Jl. Wijaya I No. 19 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12170 Tlp: 728 00818 Fax: 728 00978 KEMBANG DELAPAN DELAPAN MULTIFINANCE Jl. Bungur Besar Raya No. 88, Jakarta Pusat 10610 Tlp: 428 78888 Fax: 428 03619 Website: www.kembang88.com
MITRA DANA PUTRA UTAMA FINANCE JL. Gajah Mada Kompleks Duta Merlin Blok D 3-6, Jakarta Pusat 10130 Tlp: 638 66017, 638 66018 Fax: 630 7211
INDOJASA PRATAMA Sudirman Park Blok C 29-31, Jl. K. H. Mas Mansyur Kav. 35, Jakarta 10220 Tlp: 579 42440 Fax: 579 42446
KENCANA INTERNUSA ARTHA FINANCE (KITA FINANCE), Gedung KITA Finance, Jl. RS. Fatmawati No. 16, Jakarta 12420 Tlp: 759 08899 Fax: 759 06875 Website: www.kitafinance.com
MITSUBISHI UFJ LEASE & FINANCE INDONESIA Mid Plaza I Lt. 10, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 10-11, Jakarta 10220 Tlp: 573 5905 Fax: 573 5906
IFS CAPITAL INDONESIA ANZ Tower 10th Fl, Jl. Jend. Sudirman Kav 33A, Jakarta 10220 Tlp: 579 01090 Fax: 579 01080 Website: www.ifscapital.co.id
Koexim Mandiri Finance Menara Mulia Suite 2007, Jl. Jend Gatot Subroto Kav 9-11, Jakarta 12930 Tlp: 525 7261 Fax: 525 7260
MAXIMA INTI FINANCE Graha Maxima Jl. Sunter Kemayoran No. 18 Jakarta Utara Tlp: 653 07278 Fax: 653 07251
INDOMOBIL FINANCE INDONESIA Wisma Indomobil I, 11th Fl, Jl. MT. Haryono, Kav. 8, Jakarta 13330 Tlp: 856 4846 Fax: 856 4381 Website: www.indomobilfinance.com
KOMATSU ASTRA FINANCE Menara FIF Lt. 10 Suite 101 Jl. TB. Simatupang Kav. 15 Cilandak, Jakarta 12440 Tlp: 7591 6848 Fax: 7591 6849
INDOSURYA FINANCE Gedung Indosurya Center Lt. 6 Jl. M. H. Thamrin No. 3 Jakarta 10110 Tlp: 389 09021 Fax: 389 00102
KRESNA REKSA FINANCE Plaza ABDA Lantai 28, Jl. Jend Sudirman Kav. 59 Jakarta Pusat 12190 Tlp: 514 01725-27 Fax: 514 01728
INTAN BARUPRANA FINANCE Intraco Penta Building 2nd Fl, Jl. P. Jayakarta, No. 115 Blok C1-2-3, Jakarta 10730 Tlp: 628 3333, 639 3538 Fax: 628 3391
MAGNA FINANCE Komp. Plaza Pasifik B1 A2 No. 25-27, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara Tlp: 458 65720 Fax: 458 65875
INTENSIF MULTI FINANCE Komp. Ruko Golden Truly Plaza Blok A No. 36, Jl. RS. Fatmawati No. 15, Jakarta Selatan 12420 Tlp: 759 00563, 759 00564 Fax: 750 7543
MANDALA MULTI FINANCE Jl. Cideng Barat No. 47 A, Jakarta Pusat 10150 Tlp: 6386 3084 Fax: 638 63089 Website: www.mandala finance.com
INTERNUSA TRIBUANA CITRA MULTI FINANCE Komplek Marinatama Blok E No. 7, Gunung Sahari Ancol, Jakarta Utara Tlp: 647 14849, 645 5124 Fax: 647 14828, 645 5123
MANDIRI FINANCE INDONESIA Graha Mandiri, Jl. Griya Utama Raya, Kav. 1-2 Sunter Kemayoran, Jakarta Utara 14350 Tlp: 658 33055 Fax: 658 33865
ITC AUTO MULTI FINANCE Graha Atrium Lantai 5, Jl. HR Rasuna Said Kav. B 10-11, Jakarta 12910 Tlp: 522 5902-04 Fax: 522 6078-79
MASHILL INTERNATIONAL FINANCE Jl. Sultan Iskandar Muda (Arteri Pondok Indah) RT 013/02 No. 13 B, Jakarta Selatan 12240 Tlp: 725 7201 Fax: 725 0510
PT MEGA AUTO FINANCE Wisma 76 Lt. 16 Jl. Letjend. S. Parman Kav. 76 Slipi, Jakarta Barat 11410 Tlp: 536 66627/28 Fax: 536 66697/98
MNC FINANCE Jl. Abdul Muis No. 36 C-F, Jakarta 10160 Tlp: 385 8080, 386 3636 Fax: 384 8431
PT MEGA CENTRAL FINANCE Wisma 76 Lantai 16, Jl. Letjend. S. Parman Kav. 76 Slipi, Jakarta 11410 Tlp: 536 66627, 536 66628 Fax: 536 66698 MITSUI LEASING CAPITAL INDONESIA Permata Plaza, 11th Fl. Suite 1106, Jl. M.H. Thamrin Kav. 57, Jakarta 10350 Tlp: 390 3238 Fax: 390 3245 Website: www.mitsuilease.co.id
MULTINDO AUTO FINANCE Jl. Pandanaran No. 119A, Semarang 50243 Tlp: (024) 8311130 Fax: (024) 8445254, 8445650
PPA FINANCE Sampoerna Strategic Square 9th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46, Jakarta Tlp: 5795 1419 Fax: 5795 1420
SATYA ADHIKA BHAKTI MULTIFINANCE Gedung Graha Pangeran Lantai VII-D, Jl. A. Yani No. 28, Surabaya 60234 Tlp: (031) 829 2617 Fax: (031) 829 2616
MULTI ADIPRAKARSA MANUNGGAL (KARTUKU) Plaza Setiabudi 2, F3 Suite 302-305, Jl. HR. Rasuna Said Kav 62, Kuningan Jakarta Selatan Tlp: 299 15699 Fax: 529 03064
PRATAMA INTERDANA FINANCE Wisma SMR Ground Fl, Jl. Yos Sudarso, Kav. 89 Jakarta 14350 Tlp: 650 2222 Fax: 650 8141
SEJAHTERA PERTAMA MULTI FINANCE Jl. Raya Serpong No. 89 Serpong, Tangerang 15310 Tlp: 531 63999 Fax: 531 63988
NATIONAL FINANCE Gd. Artha Graha Lt. 20, Jl. Jend Sudirman, Kav 52-53, Jakarta 12190 Tlp: 515 2930 Fax: 515 3265
PRO CAR INTERNATIONAL FINANCE Gedung Victoria Lt. 7 Suite 701, Jl. Sultan Hasanudin No. 47-51, Jakarta Selatan 12160 Tlp: 725 5583 Fax: 725 5585
SEMESTA CITRA DANA Jl. Warung Buncit Raya No. 8 Mampang, Jakarta Selatan 12740 Tlp: 799 6219 Fax: 799 3343 / 799 3347 Website: www.semestafinance.com SIGMA CIPTA CARAKA Desa Sigma, German Centre Lt. 5 Jl. Kapten Subijanto DJ, BSD Tanggerang 15321 Tlp: 538 8538 Fax: 538 8505
OLYMPINDO MULTI FINANCE Jl. Pecenongan Raya No. 45, Jakarta Pusat 10120 Tlp: 352 2238 Fax: 384 2104 PRATAMA SEDAYA FINANCE Jl. TB Simatupang No. 90 Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530 Tlp: 7885 9000 Fax: 7885 1220 Website: www.autocybercenter.com PT NUSA SURYA CIPTADANA Jl. Brigjen Katamso No. 5, Slipi Kel. Kota Bambu Selatan, Jakarta Barat Tlp: 568 5000/ 5686666 Fax: 563 3719 website: www.nusantara-sakti.com
SINAR MITRA SEPADAN FINANCE Wisma Millenia Lt. 1 - 2 Jl. MT. Haryono Kav. 16, Jakarta 12810 Tlp: 831 9828 Fax: 831 9028 www.smsfinance.co.id
PRO MITRA FINANCE Gedung Victoria Lt. 7 Suite 702, Jl. Sultan Hasanudin No. 47-51, Jakarta Selatan 12160 Tlp: 725 5583 Fax: 725 5585
SINARMAS MULTIFINANCE Jl. Lombok No. 71 Menteng, Jakarta Pusat 10350 Tlp: 319 02888 Fax: 319 03589 Website: www.simasfinance.co.id
ORIX INDONESIA FINANCE Wisma Kyoei Prince, 24th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 3-4, Jakarta 10220 Tlp: 572 3041 Fax: 572 3074
RABANA INVESTINDO Jl. Tomang Raya No. 48A, Jakarta 11430 Tlp: 566 9808-10 Fax: 567 1646, 566 9820
SMART MULTI FINANCE Jl. Gunung Sahari Raya No. 2 B, Gunung Sahari Utara, Sawah Besar, Jakarta Pusat 10720 Tlp: 628 4912 Fax: 659 2594 Website: www.smartfinance.co.id
OTOMAS MULTI FINANCE Komp. Dutamas Fatmawati Blok B.1 No. 25-26, Jl. Raya Fatmawati No. 39, Jakarta 12150 Tlp: 722 0279 Fax: 722 0881
REKSA FINANCE Maspion Building 6th Fl Unit E1, Jl. Gunung Sahari Raya No. 18, Jakarta 14420 Tlp: 647 01281 Fax: 647 01287
SMFL LEASING INDONESIA Summitmas II, 12th Fl Jl. Jend. Sudirman Kav 61-62, Jakarta Tlp: 520 2083 Fax: 520 2088
PANN MULTI FINANCE Jl. Cikini IV No. 11 Jakarta Pusat 10330 Tlp: 319 22003 Fax: 319 22980
RESONA INDONESIA FINANCE Gedung Bank Resona Perdania Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav. 40-41, Jakarta Pusat 10210 Tlp: 570 1956 Fax: 570 1961
SUN PRIMA NUSANTARA PEMBIAYAAN Jl. Cideng Timur No. 15 D Jakarta Pusat 10130 Tlp: 632 9812 Fax: 634 0228, 632 6783
RIDEAN FINANCE Jl. Pemadam Kebakaran No. 11, Jakarta Pusat 10410 Tlp: 633 1032, 633 2027 Fax: 633 1032 PT OTO MULTIARTHA Gedung Summitmas II, Lantai 18, Jl. Jend. Sudirman Kav.61-62, Jakarta Tlp: 522 6410 Fax: 522 6424 Website: www.oto.co.id
SARANA GLOBAL FINANCE INDONESIA Jl. Fatmawati Raya No.29, Cilandak Jakarta Selatan 12430 Tlp: 750 9161 Fax: 750 9169
PAN PACIFIC OTO FINANCE Jl. Mampang Prapatan Raya No. 2 D-E, Jakarta Selatan 12790 Tlp: 791 83929 Fax: 794 4415
SADIRA FINANCE Menara Global Lt. 20, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 27 Jakarta Tlp: 528 92097 Fax: 528 92133
PARAMITRA MULTIFINANCE Kompleks Simprug Gallery, Jl. Teuku Nyak Arief No.10-R, Jakarta 12220 Tlp: 727 87845 Fax: 727 87846 Website: www.pmf.co.id
SASANA ARTHA FINANCE Jl. Agung Karya IV Blok B No. 19 Sunter Podomoro, Jakarta Utara 14340 Tlp: 651 0789 Fax: 650 4283
STACO ESTIKA SEDAYA FINANCE Jl. TB Simatupang No. 90, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530 Tlp: 788 59000 Fax: 788 51220 Website: www.autocybercenter.com
SUMMIT OTO FINANCE Summitmas II, 8th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 61-62, Jakarta Selatan 12190 Tlp: 252 2788, 522 6601 Fax: 252 6388 Website: www.otofinance.co.id
SWADHARMA INDOTAMA FINANCE Wisma Indomobil I Lt. 10, Jl. MT. Haryono, Kav. 8, Jakarta 13330 Tlp: 857 9095 Fax: 857 4171 Website: www.ptsif.com
TEMPO UTAMA FINANCE Gedung Bina Mulia I Lt. 4, Jl. HR Rasuna Said Kav. 10, Jakarta 12950 Tlp: 520 2003 Fax: 525 5131
WOKA INTERNATIONAL FINANCE Jl. Teuku Cik Ditiro No. 38, Menteng, Jakarta Pusat 10310 Tlp: 315 7501; 392 1358 Fax: 319 02809
TIFA FINANCE Tifa Building 1st Fl, Jl. Kuningan Barat 26, Jakarta 12710, Tlp: 520 0667, 525 2029 Fax: 522 9273, 526 2425 Website: www.tifafinance.co.id
TRUST FINANCE INDONESIA Gedung Artha Graha Lt. 21, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190 Tlp: 515 5477 Fax: 515 5484
TIRTA LARASTAMA DINAMIKA FINANCE Jl. Sultan Iskandar Muda 38 B, Arteri Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12240 Tlp: 726 7521, 726 7522 Fax: 726 7523
U Finance Indonesia ANZ Tower Lt. 20 & 21, Jl. Jend. Sudirman Kav. 33A, Jakarta 10220 Tlp: 5711 109 Fax: 573 1139 Website: www.ufinance.co.id
SUZUKI FINANCE INDONESIA Gedung Atrium Mulia Lantai 5, Suite 501, Jl. HR Rasuna Said Kav. B 10-11, Kuningan, Jakarta Selatan 12910 Tlp: 522 6428 Fax: 522 6263, 252 5172
TOPAS MULTI FINANCE Kompleks Plaza Kelapa Gading Blok A7, Jl. Boulevard Barat Raya Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240 Tlp: 458 51520 Fax: 458 51530
VARIA INTRA FINANCE Gedung Rahardjo Lt. 4 Ruang B, Jl. Roa Malaka Utara No. 5-6, Jakarta 11230 Tlp: 691 3639 Fax: 691 3639
SWADHARMA SURYA FINANCE Graha BIP Lt 3, Jl. Jend. Gatot Subroto, Kav. 23, Jakarta 12930 Tlp: 527 9439-41, 525 8157 Fax: 252 1536
TOYOTA ASTRA FINANCIAL SERVICES Mega Plaza Building Lt. 8, Jl. HR. Rasuna Said Kav. C-3, Jakarta 12920 Tlp: 578 98999 Fax: 521 2919, 521 2920 Website: www.tafinance.com
VERENA OTO FINANCE Gedung Bank Panin Lt. 3, Jl. Pecenongan no. 84, Jakarta Pusat 10120 Tlp: 350 4890 Fax: 350 4891
PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE Perkantoran Hijau Arcadia Tower B Lt. 11, Jl. TB. Simatupang Kav. 88, Jakarta 12520 Tlp: 781 7555 Fax: 781 9111, 788 47224
TRANS PACIFIC FINANCIAL SERVICES Menara Imperium Lt. 18, Jl. HR Rasuna Said Kav. 1, Jakarta 12980 Tlp: 828 2712, 830 6610 Fax: 835 3911 SWADHARMA BHAKTI SEDAYA FINANCE Jl. TB Simatupang No. 90 Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530 Tlp: 788 59000 Fax: 788 51220 Website: www.autocybercenter.com
TRIHAMAS FINANCE Ambassador Kuningan Shop Office No. 18, Jl. Prof. Dr. Satrio, Jakarta 12940 Tlp: 576 0501 Fax: 576 0509
WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA Mega Glodok Kemayoran Office Tower B Lt. 2, Jl. Angkasa Kav. B-6, Kota Baru, Jakarta 10610 Tlp: 266 46600 Fax: 657 01524
Bagi anggota APPI yang ingin mencantumkan logo perusahaan harap menghubungi sekretariat APPI di No. Telp: (021) 52880113 atau email:
[email protected]
upcoming event l 27-Mar-12 Workshop “A to Z Multifinance Business (An Overview For Fit & Proper Test Preparation)” Hotel The Rits Carlton, Pacific Place-SCBD, Jakarta l 16-24 Apr 12 Kursus Komprehensif Usaha Jasa Pembiayaan Angkatan ke-24 Hotel Menara Peninsula, Jl. S. Parman-Slipi, Jakarta l 18-Mei-12 Workshop “An Effective Audit Collection in Multifinance” Hotel Gran Mahakam, Jl. Mahakam, Jakarta l 2,8,9,15,16 Jun 12 Pekan Olah Raga APPI Gelanggang Olahraga Mahasiswa Soemantri Brojonegoro, Pasar Festival Kuningan, Jakarta
Untuk Keterangan Lebih Lanjut Hubungi: Sekretariat APPI Gedung Plaza Sentral Lt.14, Jl. Jend. Sudirman Kav.47 Jakarta 12930 Telp: (62-21) 52880113, Fax: (62-21) 52880114, Email:
[email protected]