BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pemeriksaan Kualitatif Amilum Ganyong dan Metampiron Tabel III. Hasil pemeriksaan kualitatif amilum ganyong Uji Kualitatif
Amilum Ganyong
1. Organoleptik a.
Bentuk
Serbuk
b.
Warna
Putih
c.
Bau
Tidak berbau
d.
Rasa
Tidak berasa
2. Mikroskopik
Granul berbentuk eliptical, dengan hilum (round) jiijpinggir, strial
3. Suspensi dalam air dengan a.
Iodium LP
Biru keunguan
b.
Pemanasan
Terbentuk midir iernih
4.
Kelarutan
a.
Air
Sukar larut
b.
Alkohol95%
Sukar larut
5. Susut pengeringan
42,10%
Amilum dengan Iodium akan membentuk kompleks amilum-Iod yang berwarna, warna yang ditimbulkan berbeda-beda tergantung perbedaan jumlah amilosa dan amilopektinnya. Amilosa dengan Iodium akan membentuk warna biru kelam sedangkan amilopektin dengan iodium akan membentuk warna merah
ungu. Dari hasil pemeriksaan kualitatif amilum ganyong dengan iodium
membentuk warna biru keunguan maka amilum ganyong banyak mengandung amilopektin.
35
Pada pembuatan amilum ganyong didapat hasil rendemen 1,10%, yang
diperoleh dari berat ganyong yang telah menjadi amilum (5,50 g) dibagi dengan berat umbi ganyong yang dibutuhkan (500,0 g) dikali 100%.
Dalam pembuatan tablet harus digunakan amilum sekering mungkin, agar
dapat berfungsi sebagai bahan penghancur agar pengikatan air oleh gugus hidroksida pada amilum dapat menyebabkan gerak aksi yang mengakibatkan hancurnya tablet menjadi bagian-bagiannya (Lachman dkk, 1986). Determinasi tanaman HanyonR(Steenis, 1975): lb -2b -3b -4b -6b -7b -9b- 10b- lib- 12b- 13b- 14a- 15a- 109a1 19b- 120b- 128b- 129b- 130b- 132b- 133b- 134b...Famili 33. Cannaceae
(Lampiran 2). Famili 33. Cannaceae
Semak menahun, tidak berambut, dengan akar rimpang. Daun dalam dua
baris, sebagian besar berjejal pada pangkal dengan pelepah yang memeluk batang. Helaian daun menyirip dengan daun samping sejajar, bunga tidak beraturan,
berkelamin dua. Daun kelopak tiga lepas, tidak rontok. Daun mahkota tiga, pada pangkal melekat berbentuk tabung. Benang sari yang sempurna satu, tangkai sari serupa daun mahkota, dengan kepala sari yang beruang satu terdapat pada sisi tepi. Staminodia 3-4, serupa daun mahkota. Bakal buah tenggelam, beruang tiga,
dengan beberapa bakal biji per ruang. Tangkai putik pangkalnya melekat dengan benang sari, berbentuk pita. Buah kotak putus-putus dalam ruang oleh tiga katup, membuka dengan pecah biji banyak.
37
Tabel IV. Hasil pemeriksaan kualitatif metampiron
1.
Uji Kualitatif Organoleptik
Metampiron
1
! f
1
a.
Bentuk
Serbuk
b.
Warna
Putih
c.
Bau
1Tidak berbau
d.
Rasa
| Pah it
|
i
!
2.
Kelarutan
a.
Air
Larut
b.
Metanol
c.
Etanol
d.
Eter,
!
1 Larut
Aseton,
Benzen, i
1
Sedikit larut Praktis tidak larut
1 ' i
i
kloroform
B. Pemeriksaan Sifat Fisik Granul
Tabel V. Hasil pemeriksaan sifat fisik granul i No
!
Sifat Fisik
! i.
! Waktu alir (detik) [ !
2.
SE
F I
1
' Sudut Diam (°)
i ->•
Pengetapan (%) i
se
j :
FII
F III
[ 4,58
5,16 0,02
0,05 47
47
0,31
0,26
7,17 0,17
0,21
0,22 7,50 0,22
46
SE ->
4,42 0,04
!
i
Keterangan :
F1
= formula dengan bahan penghancur 5 %
FII
= formula dengan bahan penghancur 7%
F III
= formula dengan bahan penghancur 9 %
Keterangan Memenuhi syarat
| Tidak memenuhi j syarat Memenuhi syarat i
1.
waktu alir
Waktu alir dari granul berpengaruh pada proses penabletan dan sifat fisik
tablet, terutama pada keseragaman bobot tabletnya. Semakin sedikit waktu yang
dibutuhkan granul saat mengalir berarti granul tersebut semakin mudah mengalir dan akan lebih mudah menata diri dan memampat. Sehingga akan menghasilkan
bobot tablet yang seragam. Aliran granul dipengaruhi oleh bentuk, ukuran,
kerapatan dan kelembaban granul. granul yang berbentuk sfens lebih mudah mengalir dan memerlukan waktu lebih cepat. Pada tabel V setiap formula memiliki waktu alir yang berbeda, sesuai dengan
penambahan bahan penghancurnya. Pada formula I memiliki waktu alir paling rendah, kemudian diikuti formula II dan III.
Pada formula I dengan penambahan bahan penghancur 5% mempunyai waktu alir lebih rendah. Sebab semakin besar kerapatan granul maka granul mempunyai
berat lebih besar, maka gaya gravitasi yang terjadi pada granul besar sehingga
kecepatan alirnya meningkat dan akibatnya granul lebih mudah mengalir, juga karena adanya pengaruh bahan pelicin yang akan melapisi permukaan granul sehingga mengurangi gesekan antar granul.
Setelah diuji secara statistik dengan analisis variansi satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan ada perbedaan bermakna, kemudian dilanjutkan dengan uji t dan ternyata ada perbedaan bermakna antara F I-F III dan F II-F III. Hasil uji menunjukkan bahwa semua formula memenuhi persyaratan yaitu memiliki waktu alir tidak lebih dari 10 detik.
39
2.
Sudut diam
Sudut diam sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya gaya tarik dan gaya gesek antar partikel. Apabila gaya tarik dan gaya gesek kecil, maka granul akan lebih cepat dan lebih mudah mengalir (Fonner dkk, 1981).
Granul akan mengalir dengan baik apabila sudut diam yang terbentuk antara 25° - 45°.
Dari hasil yang didapat pada tabel V, terlihat bahwa sudut diam dari semua
formula lebih dari 45°, semakin tinggi prosentase penambahan bahan penghancur semakin besar pula sudut diamnya. Faktor yang menyebabkan besarnya sudut diam tersebut adalah :
a. Gaya tarik dan gaya gesek antar partikel. Apabila gaya tarik dan gaya gesek antar partikel kecil maka sudut diam yang terbentuk kecil, dan apabila gaya tarik dan gaya gesek antar partikel besar maka sudut diam yang terbentuk juga besar.
b. Bertambahnya fines juga dapat menyebabkan besarnya sudut diam. Penambahan dengan metode eksternal yakni bahan penghancur dan bahan
pelicin akan meningkatkan jumlah fines yang telah ada dalam campuran
granul itu sendiri dan akhirnya menyebabkan harga sudut diam menjadi besar.
Hasil uji menunjukkan semua formula tidak memenuhi persyaratan sebab
sudut diam yang terbentuk lebih dari 45°, tetapi bukan berarti sudut diam yang dimiliki granul jelek dan granul tidak mengalir dengan baik, sebab sudut diam juga dipengaruhi ukuran partikel biasanya ukuran partikel untuk sudut diam yang
40
baik adalah lebih dari 100//m, kemungkinan ukuran partikel yang ada kurang
dari 100//m. Hal ini dapat dibuktikan dengan uji sifat alir yang lain pada parameter waktu alir dan pengetapan, walaupun granul yang baik membentuk sudut diam antara 25°-45°. Hal ini mungkin disebabkan karena banyaknya fines yang terdapat dalam campuran granul.
Dari uji analisis variansi satu jalan dengan taraf kepercayaan 95%,
menunjukkan ada perbedaan bennakna pada setiap formula kemudian dilanjutkan dengan uji t, hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna antara F I-F III.
3.
Indeks pengetapan
Indeks pengetapan dapat dipengaruhi oleh bentuk kerapatan dan ukuran
granul. Partikel yang berbentuk sferis biasanya akan lebih mudah menata diri dan memampat lebih rapat. Partikel dengan kerapatan lebih besar cenderung akan mudah mengalir.
Jumlah fines berpengaruh terhadap indeks pengetapan. Apabila jumlah fines bertambah akan meningkatkan indeks pengetapan.
Semakin meningkat kadar bahan penghancur maka semakin meningkat pula indeks pengetapannya. Pada penambahan dengan metode eksternal akan
meningkatkan jumlahfines dan kenaikan jumlahfines akan membutuhkan getaran
yang lebih banyak untuk menata din mengisi celah antar granul. Flarga indeks pengetapan yang kecil menunjukkan bahwa granul dapat menata diri dengan baik, sehingga tidak memberikan penurunan volume yang besar.
Menurut Fassihi dan Kanfer (1986), granul memiliki sifat alir yang baik apabila indeks pengetapannya kurang dari 20%. Karena sifat alir granul yang baik dan dengan adanva amilum ganyong sebagai bahan penghancur juga akan memperbaiki sifat alir serta dapat mengisi celah-celah antar granul, sehingga pada saat pengetapan volume yang berkurang (turun) menjadi lebih kecil. Dari hasil uji analisis variansi satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan setiap fonnula tidak ada perbedaan yang bermakna.
Dalam pengujian dapat dilihat bahwa semakin besar persentase bahan penghancur yang ditambahkan semakin besar pula harga indeks pengetapannya. Indeks pengetapan yang baik adalah kurang dari 20%.
C. Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet
Tabel VT. Hasil pemeriksaan sifat fisik tablet No
Pemeriksaan
1.
Keseragaman bobot (mg) SE
CV (%)
Kerapuhan ( % ) SE
Waktu hancur (menit)
4.
__
__
SE
5. j Daya serap air (menit) i
SE
FI
r652,80 1 0,52
1 0,36 0,38 ' ' 0,12
FII
Fill
0,88 0,60 0,46 0,10
Keterangan :
FI
= Formula dengan bahan penghancur 5%
F II
= Fonnula dengan bahan penghancur 7%
F III
= Formula dengan bahan penghancur 9%
Keterangan
1
9,59 j
8,44 0,34 L..9,35 , 14,77 ! 11,73 0.21 i 0,25
1
639,80 1Memenuhi syarat 0,95 i 0,65 ! 0,62 Memenuhi syarat i 0,04
651,90
8,21
_^^2 | i
7,87 0.16
j Memenuhi syarat L_,.
42
1. Keseragaman bobot
Keseragaman bobot tablet merupakan salah satu parameter baik atau tidaknya
produk tablet yang dihasilkan. Keseragaman bobot tablet dipengaruhi kualitas sifat alir granul atau bahan yang akan ditablet, semakin mudah mengalir suatu
granul maka makin baik keseragaman bobotnya. Karena akan menentukan keseragaman pengisian ruang kompresi.
Mesin yang alat pengatur volume dan tekanannya sering diubah dan getaran
mesin saat penabletan akan berpengaruh pada vanasi bobot tablet yang dihasilkan.
Apabila granul sulit mengalir dari corong alnnentasi ke ruang cetak maka akan menghasilkan jumlah granul yang tidak seragam sehingga tablet yang dihasilkannyapun variasi bobotnya besar (Gunsel dan Kanig, 1976). Dari tabel VI menunjukkan bahwa formula I memiliki keseragaman bobot
paling tinggi, disusul dengan formula II kemudian formula III. Hal ini dapat dihubungkan dengan waktu alir pada formula Iyang paling kecil, karena semakin kecil waktu alir berarti granul semakin mudah mengalir dan akan lebih mudah menata din dan memampat, sehingga akan memberikan bobot tablet yang
seragam, selain itu juga dapat dilihat dan harga koefisien variasinya (CV), pada formula I memiliki koefisien vanasi (CV) paling kecil.
Dan data uji keseragaman bobot diperoleh bahwa dan semua formula tidak
ada yang lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dan 5% dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang
yaitu lebih dari 10% dari bobot rata-rata (Anonim, 1995).
43
Setelah dilakukan uji statistik dengan anava satu jalan dan dengan taraf
kepercayaan 95%, menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna kemudian dilanjutkan dengan uji t Dan ada perbedaan bermakna pada setiap formulanya.
2.
Kerapuhan
Kerapuhan
tablet merupakan gambaran kekuatan
tablet dalam
mempertahankan bentuk tablet dalam melawan pengikisan dan goncangan mekanik.
Kerapuhan juga dapat dipengaruhi oleh bahan pengikat. Tablet yang keras,
permukaan luarnya sangat kuat sehingga tahan terhadap goncangan mekanik. Pada uji kerapuhan yang berperan adalah kekuatan bagian luar permukaan tablet, selain dipengaruhi oleh kekuatan granul, kerapuhan juga dipengaruhi oleh pengisian die oleh granul pada saat pengempaan, yaitu pengisian ruang antar granul yang akan menentukan kekompakan tablet yang dihasilkan. Hasil uji yang didapat, formula I dengan kadar penghancur 5% memiliki kerapuhan paling rendah, kemudian kerapuhan tablet bertambah besar sesuai
dengan kadar bahan penghancur yang ditambahkan. Hal im disebabkan karena keberadaan jumlah fines baik dan granul maupun bahan pelicin serta penghancur.
Umumnya semakin tinggi kekerasan tablet maka akan mempunyai tingkat
kerapuhan rendah, sebab pada tablet yang keras kekuatan fisiknya cukup besar. Dari hasil uji anava satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada setiap formula.
44
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh formula memenuhi persyaratan, karena memiliki nilai kerapuhan kurang dari 1%.
3.
Waktu haneur
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet menjadi partikel-partikel penyusunnya.
Menurut Bolhuis (1987), pengambilan air oleh tablet merupakan langkah awal
dalam proses hancurnya tablet, semakin mudah air masuk ke dalam tablet maka pendek waktu yang dibutuhkan tablet untuk hancur.
Faktor-faktor yang berpangaruh terhadap waktu hancur adalah bahan pengisi, pengikat dan jumlahnya yang ditambahkan, tipe dan jumlah bahan penghancur serta tekanan kompresi (Fonner dkk, 1981).
Amilum mengalami deformasi plastis apabila dikompres. Tingkat plastisnya berbeda-beda antara amilum satu dengan yang lainnya. Apabila amilum yang telah mengalami deformasi tersebut menyerap air maka partikel amilum segera
berubah bentuk (mengembang) dan tablet akan segera hancur. Mekanisme
hancurnya tablet oleh aksi amilum dalam tablet juga dinyatakan karena adanya air yang dapat masuk dan memecah ikatan hidrogen yang terjadi antar granul. Bolhuis (1987) menyatakan bahwa waktu hancur yang sangat pendek akibat
masuknya air ke dalam tablet, mengidentifikasikan bahwa ikatan tersebut adalah ikatan Van der Waals atau ikatan hidrogen, karena jenis ikatan ini akan segera mengendur apabila kontak dengan air.
45
Dari hasil penelitian, formula I dengan kadar penghancur 5% memiliki waktu hancur paling lama kemudian diikuti formula II dan formula III. Hal ini
menunjukkan bahwa kenaikan jumlah bahan penghancur diikuti dengan penurunan waktu hancur, semakin meningkatnya kadar bahan penghancur yang
ditambahkan secara ekstragranuler maka penyerapan air akan meningkat pula. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar penambahan bahan penghancur maka waktu hancurnya semakin cepat.
Setelah dilakukan uji anava satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan ada perbedaan bermakna kemudian dilanjutkan uji t dan ada perbedaan bermakna antara F I-F II dan F I-F III.
Dari penelitian ternyata semua fomula memenuhi persyaratan yaitu memiliki waktu hancur kurang dari 15 menit.
4. Kemampuan menyerap air
Penyerapan air oleh tablet merupakan langkah awal dalam proses pecahnya
tablet, penyerapan air yang baik akan berpengaruh terhadap hancurnya tablet.
Semakin mudah air masuk ke dalam tablet maka semakin banyak pula air yang
diserap oleh tablet, sehingga semakin kecil waktu yang diperlukan untuk hancurnya tablet.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada penyerapan air antara lain sifat bahan
dan kelarutan bahan pengisi, bahan pengikat, bahan pelicin, bahan penghancur dan kekerasan tablet serta pori-pori tablet. Adanya bahan pelicin magnesium
46
stearat akan mengurangi kecepatan dan penyerapan air untuk bahan obat yang hidrofil (Bolhuis, 1988).
•n
10
.
4
J
;
en
N/
2 1
i-
10
15
Waktu (menit)
Gambar 3. Kurva daya serap air
Dilihat dari gambar 3 menunjukkan bahwa tablet pada formula I dalam menyerap air memerlukan waktu 14,77 menit, formula II 11,73 menit dan formula
III 7,87 menit. Dengan adanya data dan grafik tersebut dapat dilihat bahwa
semakin besar prosentase bahan penghancur yang ditambahkan maka waktu yang digunakan tablet untuk menyerap air semakin kecil.
Formula III mempunyai daya serap air paling tinggi hal tersebut disebabkan
kadar bahan penghancur yang ditambahkan tinggi sehingga kemampuan tablet dalam menyerap air besar.
Dalam hal ini terlihat bahwa ada hubungan antara waktu hancur tablet dengan penyerapan air semakin besar penyerapan air maka akan semakin cepat tablet tersebut hancur.
47
Dan hasil uji analisis variansi satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% ada
perbedaan bermakna, kemudian dilanjutkan dengan uji t dan pada setiap formula terdapat perbedaan yang bennakna.
D. Penetapan Kadar Zat Aktif
Uji penetapan kadar zat aktif dilakukan untuk mengetahui homogenitas campuran bahan zat aktifdan bahan tambahan lainnya, hal ini penting dilakukan karena berkaitan dengan keseragaman dosis yang akan berpengaruh pada efektivitas terapinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan zat aktifnya adalah perlakuan
sebelum penabletan meliputi proses-proses yang dilakukan sebelum masuk ke dalam mesin tablet seperti proses pencampuran antara zat aktif dan bahan tambahan lainnya.
Dalam penetapan kadar zat aktif terlebih dahulu dilakukan penentuan panjang
gelombang yang memberikan serapan maksimal dalam medium asam klorida (HCL) 2N yang ditujukan untuk mendapatkan kepekaan pembacaan yang maksimal dan kemungkinan adanya pengaruh dari interferensi dan zat lain yang
dapat dieliminir, penentuan operating time diperlukan untuk mengetahui stabilitas bahan yang akan diuji dalam waktu tertentu, dilakukan pula pembuatan kurva baku untuk menghitung kadar metampiron dalam tablet setelah didapatkan hasil
persamaannya. Dari hasil penelitian diperoleh serapan maksimal metampiron pada panjang gelombang visibel 407 nm, dan dari operating time diketahui metampiron stabil setelah dua jam sehingga penetapan kadar metampiron dilakukan setelah
selang waktu tersebut. Kurva baku dibuat dengan mengukur serapan seri kadar
48
metampiron dalam 2,40 mg/100 ml; 3,20 mg/100 ml; 4,00 mg/100 ml; 4,80
mg/100 ml; 5,60 mg/100 ml; 6,40 mg/100 ml; 7,20 mg/100 ml; dengan panjang
gelombang 407 nm, dibuat kurva hubungan antara kadar metampiron dengan absorbansi (Lampiran 10).
Dari hasil analisis regresi linier dengan alat hitung Casio fx-6300G didapat persamaan sebagai berikut: Y = 0,168x +0,040 r = 0,999
Dimana y adalah harga serapan, x adalah konsentrasi larutan sampel (mg/ml). Persamaan ini kemudian digunakan untuk mencari kadar zat aktif (metampiron) sesungguhnya dalam tablet, dengan rumus : C'= —xM'xS
(5)
M
Keterangan : C"
: Kadar zat aktif dalam tablet (mg)
C
: Kadar zat aktif yang terukur (mg)
M'
: Berat rata-rata tablet (mg)
M
: Berat sampel (mg)
S
: Faktor pengenceran
Tabel VII. Penetapan kadar zat aktif dalam tablet No.
FI
FII
Fill
SD
(mg) 514,71 480,18 524,12 506,34 13,36 23,14
(mg) 482,66 517,13 476,39 492,06 12,67 21,94
(mg) 514,71 524,12 476,39 505,07 13,36 25,28
~cv7%r
4,57
4,46
5,005
1.
2.
X
SE
i
49
Dari tabel VII menunjukkan bahwa kadar zat aktif pada formula I adalah 506,34 mg, formula II 492,06 mg dan formula III 505,07 mg.
Dari hasil uji analisis variansi satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (tidak signifikan). Dari hasil penelitian kadar zat aktif (metampiron) yang terdapat dalam tablet
memenuhi syarat yaitu kadar zat aktif yang terdapat dalam tablet mengandung metampiron tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 105% (Anonim, 1995).