MEDIA EVENT
day#02 (06/07/2012) 2 3 4 5 6 7 8
event presenting by : digital magz by :
Tajuk Apriliawan Endi Wahyu Nugroho (Jateng) Fakih Trisera Fil Ardi (DKI) Tri Wiryawan (Kalbar) Yoga Nurdiansyah KS (Jabar) Rijal Ramajaya (Jabar) Jadwal Pertunjukan
Wayang & Heroisme Dunia Anak
Tajuk
H
ari kedua kegiatan Festival Dalang Bocah tingkat nasional tahun 2012 menerbitkan banyak harapan akan perkembangan wayang dan dunia dalang di masa-masa mendatang. Selain teknik dan performa apik, proses di balik pembentukan karakter masing-masing dalang anak memberikan berbagai kisah menarik yang selayaknya dibagi kepada banyak orang. Proses pembentukan inilah yang sesungguhnya menjadi wadah pewarisan sistem nilai, baik wayang dari aspek pertunjukan, ataupun wayang sebagai tuntunan diri bagi visi dunia sang anak. Kita mengenalnya sebagai budaya. Diluar persoalan etika dan estetika pertunjukan, wayang menempatkan kebajikan dan kebijakan pada wilayah yang begitu sederhana. Bagi dunia anak, lakon wayang mencitrakan sebuah dunia imajiner yang penuh petualangan, penuh kisah heroisme ala komik dan kartun yang biasa mereka jumpai di media-media kontemporer. Dari beberapa hasil wawancara dengan peserta, sebagian besar dalang bocah mengidolakan Gatotkaca, Hanoman, atau Werkudara. Alasannya sederhana: gagah, ksatria, dan punya kemampuan berkelahi. Mau tak mau, kita juga harus melihat segalanya dengan cara yang lebih sederhana, bahwa wayang adalah media bagi dalang anak untuk menumpahkan dunia imajinernya, dunia heroisme yang acapkali justru membekas dan menjadi dasar bagi pandangan hidupnya ke depan.
www.festivaldalangbocah.com PENGARAH Ekotjipto, Kondang Sutrisno, Amb. Eddi Hariyadi KETUA PELAKSANA Onang Sunaryono WAKA BID. PAGELARAN Asman Budi Prayitno WAKA BID. SEKRETARIAT & HUMAS Yatto HS WAKA BID. LOGISTIK & UMUM Imira Dewi SEKRETARIS Husaini KESEKRETARIATAN Husaini, Rosalinda, Ina Sofiyanti BENDAHARA Wahyu Listyaningsih, Rosalinda BID. PAGELARAN & KOMPETISI Ragil Susanto, Dunung Basuki, Sri Rahayu Setyowati BID. PAMERAN & BAZAAR Sumari BID. KEPESERTAAN & KOMPETISI Irwan Rayadi, Edi Koesbianto BID. PENJURIAN Suryandoro, Bambang Riyanta W BID. PROTOKOL Ismartiningsih, Rezi Ali, Murtono Pontoh BID. PRODUKSI/TALENT Desy Saptanti BID. PENDANAAN Gatot Nugrohodjati, Omar Satriyo BID. MEDIA PARTNER, PROMOSI & PUBLIKASI Bambang Asmoro, Armijn Navaro BID. DOKUMENTASI Afgha Mulia BID. LOGISTIK Eka Sri Isnani, Abdul Rochim, Martini BID. PERLENGKAPAN & PERALATAN Bank Indonesia BID. KEAMANAN Bank Indonesia BID. TRANSPORTASI Triwanto, Saenan, Suparman BID. PEMBANTU UMUM Sumarwoto, Sri Sulansih, Gito MEDIA EVENT Marthin Sinaga, Peter Johan Djangoen, Cinhapsari Tomoidjojo LIVE STREAMING Helmi ‘Babe’ PEPADI PUSAT Gedung Pewayangan Kautaman Taman Mini Indonesia Indah event presenting by : digital magz by :
sketsa: http//tirtaamertacilacap.blogspot.com
Festival Dalang Bocah 2012 • day#02
•
2
Profil
Apriliawan Endi Wahyu Nugroho
PS + Internetan = Pemborosan
K
eserakahan, bagaimanapun bentuknya, niscaya akan mampu dikalahkan melalui niat baik yang tulus demi kepentingan khalayak. Hal inilah yang hendak diungkapkan Apriliawan Endi Wahyu Nugroho, penampil ke tujuh dalam Festival Dalang Bocah (FDB) tingkat Nasional 2012. Siswa kelas V SD Negeri Karangjati 2, Bergas, Semarang ini cukup berhasil mencuri perhatian para penonton yang menyaksikannya di Museum BI, tempat FDB 2012 diselenggarakan. Mengusung Gagrag atau gaya Wayang Surakarta, ia membawakan Lakon Rojomolo pilihan sang Guru, Bapak Mujiono, pembina Padepokan Seni Sarotaman, Solo. Bocah kelahiran Semarang, 10 April 2000 ini sudah mulai belajar mendalang saat dirinya masih berada di bangku kelas 2 SD. Keinginan mendalang diakuinya muncul dari diri sendiri, minatnya timbul tatkala ia menyaksikan reka-
man penampilan Dalang Kondang, Ki Manteb Sudarshono melalui media CD milik sang Ayah. Pada saat itulah ia mulai jatuh cinta pada Wayang sekaligus mengidolakan Ki Mantheb sebagai Dalang favoritnya. “Teknik yang paling saya kuasai adalah Catur atau Suluk, tapi saya pengen punya sabetan kaya Ki Mantheb,” ujarnya saat ditemui di sela-sela acara FDB di pelataran Museum BI. Ini merupakan kali pertamanya tampil di ajang FDB tingkat nasional. Sebelumnya ia kerap mentas di dekat tempat tinggalnya. Pentas pertamanya adalah saat diadakan acara ‘Sedekah Bumi’ di Semarang. Berbagai pentas mulai ia jalani dan berhasil menjadi penyaji terbaik Dalang Cilik Kabupaten Semarang 2012. Niat mendalang memang tidak datang atas dorongan orangtuanya, namun dukungan orangtua diakuinya sebagai salah satu faktor pokok yang menunjang motivasinya untuk terus mendalang. “Bapak itu sejak kecil sama teman-temannya suka buat Wayang
dari kardus,” paparnya menceritakan peran orangtuanya yang begitu besar. Selain orangtua, lingkungan sekitar dan teman-temannya uga memberikan dukungan besar kepadanya. Dukungan dari teman-temannya ini membuat dia tidak pernah merasa terasing di area kehidupan anak-anak yang lebih banyak memiliki hobi berbeda dengannya. “Tiap hari saya Wayangan terus, mas,” katanya seraya melempar senyum. Endi beranggapan bahwa Wayang merupakan suatu permainan yang unik baginya. Tidak seperti permainan lain, Wayang memiliki kemampuan yang membuatnya bisa terus membayangkan Wayang walau sedang tidak memainkannya. Adapun hobi lain yang ia gemari adalah sepakbola yang kadang ia mainkan di sela-sela aktivitas sekolah dan mendalang yang menjadi aktivitas pokok dalam kehidupan Dalang Bocah yang menyukai tokoh Wisanggeni karena keberanian dan kehebatannya dalam peperangan. Ia berangan-angan jika kelak nanti mau menjadi Dosen Pedalangan karena ingin membagikan rasa cintanya yang besar terhadap Wayang kepada khalayak yang lebih luas. “Kata-kata yang selalu saya ingat sampai sekarang itu, kata-katanya Pak Muji, guru saya. Dia bilang sama saya supaya rajin latihan mendalang, jangan terbawa arus teman-teman yang suka PS (Playstation, Red) dan internetan. PS dan internetan itu pemborosan uang,” tutupnya. (AOVI | Marthin Sinaga)
Festival Dalang Bocah 2012 • day#02
•
3
Profil Fakih Trisera Fil Ardi
Mendadak Wayangan...
J
angan kira Daerah Khusus Ibukota Jakarta tidak memiliki dalang cilik. Adalah Fakih Trisera Fil Ardi, kelahiran Jakarta, 9 April 2001, yang mewakili provinsi tersebut. Tampil dengan membawakan Babad Wanamarta, dengan gaya Surakarta, Fakih yang kini duduk di kelas 6 SD Negeri Pondok Kopi 08, menceritakan awal ketertarikannya dengan wayang. “Dulu waktu masih kecil saya pernah diajak nonton wayang, kalo nggak salah pas masih TK apa ya...” terangnya seusai membawakan pagelaran. “Saya mendadak suka wayang karena wayangan itu asyik banget,” tambahnya lagi. Berangkat dari ketiba-tibaan itu Fakih lalu mendaftarkan diri di Sanggar Saeko Budoyo, pimpinan Bapak Toto Sumarwoto dan hampir setiap minggu Fakih berlatih di sanggar yang terletak di Taman Mini Indonesia Indah itu. “Saya jadi belajar banyak, mulai dari bentuk-bentuk wayang sampai belajar bahasa Jawa juga.” Kecintaan Fakih dengan wayang demikian besar. Bahkan Fakih lebih suka wayang ketimbang PS (Play Station). “Saya pernah coba main PS, waktu di desa tempat simbah saya sempat rental PS.
Trus waktu main di rumah pacar kakak juga, tapi tetep aja saya nggak suka PS. Enakan main wayang, makanya habis itu saya nggak mainan PS lagi,” terang Fakih sambil tertawa. Fakih sendiri sudah tampil dalam beberapa event besar, diantaranya pentas HUT TMII, pentas hari anak nasional, Gelar Dalang Cilik Nusantara juga Temu Dalang Cilik Nusantara. “Kalau saya mau pentas biasanya teman-teman dan tetangga-tetangga di rumah pada kasih salam. Katanya, doain saya biar pentasnya bagus.” Dalam FDB kali ini, Fakih membawakan lakon yang menceritakan perjuangan para Pandawa mulai dari Bale Sigala-gala, saat mereka dibakar oleh para Kurawa, hingga kesengsaraan selama mereka hidup di dalam hutan. Tetapi akhirnya, dengan semangat dan kerja keras, babad Wanamarta pun berubah menjadi negara gung, Indraprastra. “Ya, pokoknya kita itu harus selalu belajar dan belajar. Jangan mudah putus asa,” jawabnya mantap seraya menutup perbincangan. (aovi | Cin)
Festival Dalang Bocah 2012 • day#02
•
4
Profil
Tri Wiryawan
Bukan Soal Menang Kalah
W
alau banyak dari keluarganya yang menyukai seni, namun tak satupun dari mereka yang berprofesi sebagai seniman. Niat untuk menjadi Dalang pun timbul bukan karena menyaksikan penampilan Dalang Kondang, apalagi dorongan dari keluarga. Hanyalah seorang Dalang lokal yang memperkenalkannya dengan Wayang. Tri Wiryawan bahkan lupa siapa nama Dalang tersebut, akan tetapi peristiwa itu justru menjadi titik penting dalam kehidupannya. Itu adalah momen penting yang membuatnya jatuh cinta pada kesenian Wayang. Peristiwa tersebut terjadi saat ia masih berada di kelas 5 bangku Sekolah Dasar. Kecintaanya terhadap Wayang tersebut sungguh tidak diduga sama sekali oleh keluarganya. Buah hati pasangan Ahmad
Zainuri – Eny Purwanti ini selalu mengisi waktunya bermain dengan koleksi Wayang yang terbatas di rumahnya. Wirya, begitu ia akrab disapa, baru berhenti bermain jika Wayangnya rusak karena ia ngotot mempelajari sabet, teknik kesukaannya dalam bermain Wayang. “Kalau Wayangnya udah rusak, baru saya keluar main bola,” paparnya dengan polos. Orangtua Wirya sangat mendukung niat anaknya untuk menjadi Dalang. Semenjak tahu kalau Wirya jatuh cinta kepada Wayang, orangtuanya berinisiatif untuk membawanya ke Solo, tepatnya ke Padepokan Seni Sorotama asuhan Bapak Mudjiono. Di Solo ia dititipkan pada Kakaknya. Hal itu dianggap sebagai salah satu jalan terbaik untuk mendukung Wirya dalam menimba ilmu yang lebih banyak lagi tentang Wayang. Melalui Padepokan Seni Sorotaman
inilah ia terus menggali bakat dan potensinya sebagai Dalang hingga sekarang. Wirya menyimpan hasrat bisa menguasai teknik sabet seperti Ki Mantheb Sudarsono dan kemampuan suluk seperti Ki Purbo Asmoro, dua Dalang kondang yang jadi idolanya. Namun ia mengaku tidak begitu menyukai dagelan dalam pertunjukannya. “Saya nggak bisa kalo disuruh ndagel dan nggak suka juga. Saya maunya kalau tampil itu bawain yang serius,” jelasnya dengan mimik yang juga serius. Keseriusan memang terpancar jelas melalui jawabannya yang tegas dalam menanggapi obrolan. Hal ini merupakan salah satu bentuk komitmennya terhadap dunia Wayang yang diharapkan bisa terus digeluti sampai akhir hayat. “Saya selalu ingat pesan Ayah saya agar saya menjadi orang sukses, melebihi dirinya,” ujar Wirya. Ini merupakan kali kedua baginya mengikuti FDB tingkat nasional. Keinginannya untuk tampil dalam FDB kali ini semata ia maknai sebagai ajang untuk bisa mengenal dunia seni secara lebih luas lagi dan bisa bertemu lebih banyak pelaku seni melalui ajang ini. Kemenangan baginya adalah bonus, tujuan utamanya adalah berproses dan srawung. “Menang kalah itu hal biasa dalam pertandingan. Yang penting itu maksimal dalam penampilannya,” ujarnya menutup obrolan. Pernyataan yang cukup bijak dari bocah yang baru 13 tahun. (AOVI | Marthin Sinaga)
Festival Dalang Bocah 2012 • day#02
•
5
Profil
Yoga Nurdiansyah KS
Masih Demam Panggung
P
erawakannya yang mungil dan senyumnya yang kekanak-kanakan membuat Yoga disukai oleh banyak penonton. Usai pentas di hari kedua Festival Dalang Bocah 2012 di Museum Bank Indonesia, Jakarta (6/7), pemilik nama Yoga Nurdiansyah KS dikerubuti sejumlah penonton untuk foto bersama. Mungkin karena perawakan mungilnya, tapi yang jelas penampilannya membuat decak
kagum para penonton yang ikut tertawa dalam lakon Ramasyara dengan Gaya Golek Purwa. Di balik perawakannya itu, bocah kelahiran Garut itu sesungguhnya telah berumur 12 tahun. Yoga juga bukan pedalang baru. Selain sejumlah penghargaan, ia ikut dalam rombongan Rempag Kendang ke Malaysia atas arahan mantan Wakil Bupati Garut, Dicky Chandra. Perkembangan pedalangannya yang pesat, ditambah perawakan-
nya yang mungil membuat Yoga menjadi salah satu wakil dari 4 wakil Propinsi Jawa Barat dalam FDB 2012 kali ini. Pengidola Gatotkaca, khususnya Jabang Tetuko ini memang dibesarkan di keluarga seniman Sunda. Sang abah, Asep Gunawijaya Mulya, yang terus-menerus mendampingi Yoga dalam FDB 2012 punya catatan panjang, baik sebagai dalang kasepuhan Sunda maupun dalam bidang kesusateraan Sunda. Bagi Asep, cucunya punya bakat luar biasa. Dari segi teknik vokal, dramatikal, hingga sabet dan penggunaan intonasi, Asep melihat Yoga berkembang begitu pesat. Rencananya, setelah Lebaran, Yoga akan didaulat Pepadi Garut untuk turut dalam sosialisasi wayang di sekolah-sekolah yang berada dalam wilayah 42 Kecamatan. “Biar anak-anak sekolah bisa melihat dalang seumuran mereka, dan menumbuhkan minat kepada dunia wayang,” kata Asep. Soal pentas, Yoga justru punya cerita sendiri. Pementasannya terbilang cukup sering, namun ia masih menemukan perasaan yang sama, demam panggung. Terutama ketika harus pentas di depan penonton dalam jumlah besar, demam panggung biasanya muncul di saat-saat Yoga akan menggelar pentasnya. Tapi beruntunglah, pentas di FDB 2012 ini, demam panggung itu tak muncul. “Ada banyak yang ikut dari Garut, jadi banyak yang mendukung,” kelakar si perawakan mungil ini. (aovi | PJD)
Festival Dalang Bocah 2012 • day#02
•
6
Profil
Rijal Ramajaya
Pegang Wayang Tiga Minggu Yang Lalu...
R
ijal Ramajaya, demikian nama peserta asal Propinsi Jawa Barat di hari kedua Festival Dalang Bocah 2012 yang digelar di Museum Bank Indonesia, Jakarta (6/7). Di bawah arahan Pepadi Jawa Barat, Rijal berhasil menjadi salah satu perwakilan dari 4 wakil Jawa Barat yang membawakan Gaya Golek Purwa. Uniknya, ia bukan bocah yang berlatih mendalang sejak kecil. “Baru tiga minggu yang lalu aku pegang wayang, mas,” tutur Rijal dengan sedikit malu-malu. Jejak rekam Rijal memang bukan dalang bocah didikan. Dalam waktu 1 minggu sejak ia serius memainkan wayang, kelahiran 7 Oktober 1997 ini didaulat untuk pentas di Yayasan Pusat Kebudayaan Jawa Barat. Dari pentas itu,
ditambah latihan intens dan arahan serta binaan serius Pepadi Jawa Barat selama 2 minggu, Rijal berhasil lolos dan menjadi perwakilan Jawa Barat dalam FDB 2012. Cerita yang sedikit berbau ajaib. Kartini, pimpinan rombongan Mandu Raharja, rombongan Rijal, menegaskan hal serupa. Bagi Kartini, Rijal bisa disebut kisah yang ajaib. Namun, Kartini tak menampik, Rijal bukan lahir tanpa latar belakang dunia wayang. Ayah Rijal, Kariyama, adalah seniman pembuat dalang yang cukup ternama di Bandung dan Jawa Barat. Proses pembuatan wayang tentunya melibatkan cerita di balik masing-masing tokoh wayang, di mana Rijal menyaksikan seluruh proses pembuatan dari awal hingga akhir. Belakangan,
Rijal terjun membantu ayahnya membuat wayang. “Biasanya membantu ayah ngecet (memberikan warna-red) wayang...”, Rijal menjawab. Dukungan keluarga terasa begitu besar. Kartini menambahkan, proses ‘ajaib’-nya Rijal harus dapat dimaknai lebih dengan keseriusan, baik keseriusan sang anak ataupun dukungan seluruh pihak. Dari keluarga hingga organisasi seperti Pepadi selayaknya bisa membuka jalan, memayungi, dan bahkan menyalurkan bibit yang membutuhkan polesan serius. “Rijal punya bibit yang bagus. Rencananya dia mau masuk SMKI selepas SMP. Moga-moga semua berjalan lancar, terutama dukungan dari semua pihak, “ tandas Kartini. (aovi | PJD)
Festival Dalang Bocah 2012 • day#02
•
7
Jadwal Pertunjukan
* Jadwal dapat berubah sewaktu-waktu. TGL
WAKTU
ACARA
TEMPAT
Kamis, 5 Juli 2012
Pk.10.00 - 15.00 WIB
BAZAAR & PAMERAN
Halaman Museum BI
Bid. Pameran
Pk.10.00 - 12.00 WIB
PEMBUKAAN
Halaman Museum BI
Canggih Tri Atmaja Krisno, Lakon Gathutkaca Jedhi
Pk.13.00 - 13.45 WIB
Much. Nur Dwi Prasetyo (Prov. Jawa Timur)
Halaman Museum BI
Gaya Jawa Timuran, Lakon Gatotkaca Winisuda
Pk.14.00 - 14.45 WIB
Farhan Maulana (Prov. DKI Jakarta)
Halaman Museum BI
Gaya Surakarta, Lakon Jabang Tetuko
Pk.15.00 - 15.30 WIB
ISHOMA
Pk.15.30 - 16.15 WIB
Pandam Aji Anggoro Putro (Prov. Jawa Tengah)
Halaman Museum BI
Gaya Surakarta, Lakon Babad Wanamarta
Pk.16.30 - 17.15 WIB
Tri Wiryawan (Prov. Kalimantan Barat)
Halaman Museum BI
Gaya Surakarta, Lakon Nggeguru
Pk.16.30 - 18.15 WIB
Bayu Gunawan (Prov. Sumatera Utara)
Halaman Museum BI
Gaya Surakarta, Lakon Langen Rahayu
Pk.18.15 - 19.00 WIB
ISHOMA
Pk.19.00 - 19.45 WIB
Bagus Pramita Adi Nugraha (Prov. Jawa Timur)
Halaman Museum BI
Gaya Jawa Timuran, Lakon Labuh Nagri
Pk.20.00 - 20.45 WIB
Apriliawan Endi Wahyu Nugroho (Prov. Jawa Tengah)
Halaman Museum BI
Gaya Surakarta, Lakon Langen Rojomolo
Pk.21.00 - 21.45 WIB
Fakih Trisera Fil Ardi (Prov. DKI Jakarta)
Halaman Museum BI
Gaya Surakarta, Lakon Babad Alas Mertani
Pk.22.00 - 22.45 WIB
Aditya Nugraha (Prov. Kalimantan Tengah)
Halaman Museum BI
Gaya Purwo Surokarto, Lakon Kongso Leno
Pk.10.00 - 15.00 WIB
BAZAAR & PAMERAN
Halaman Museum BI
Bid. Pameran
Pk.10.00 - 10.45 WIB
Faqih Nugroho (Prov. Jawa Tengah)
Halaman Museum BI
Gaya Surakarta, Lakon Kongso Leno
Pk.11.00 - 11.45 WIB
Galih Tri Atmojo (Prov. DKI Jakarta)
Halaman Museum BI
Gaya Surakarta, Lakon Sesaji Rojo Suyo
Pk.11.45 - 13.00 WIB
ISHOMA
Pk.13.00 - 13.45 WIB
Willy Setiabudi (Prov. Jawa Tengah)
Halaman Museum BI
Gaya Banyumas, Lakon Jabang Tetuka
Pk.14.00 - 14.45 WIB
Gesang Aji Dwipayana (Prov. Jawa Barat)
Halaman Museum BI
Wayang Kulit Cirebon, Lakon Gugurnya Prabu Naga Percona
Pk.14.45 - 15.30 WIB
ISHOMA
Pk.15.30 - 16.15 WIB
Yudistira Manunggaling Rahmaning Hurip (Prov. Jawa Barat)
Halaman Museum BI
Gaya Golek Purwa, Lakon Jayaperbangsa
Pk.16.30 - 19.00 WIB
ISHOMA
Pk.19.00 - 19.45 WIB
Yoga Nurdiansyah KS (Prov. Jawa Barat)
Halaman Museum BI
Wayang Golek Purwa, Lakon Ramasyara
Pk.20.00 - 20.45 WIB
Rijal Ramajaya (Prov. Jawa Barat)
Halaman Museum BI
Wayang Golek Purwa, Lakon Brajamusti Nitis
Pk.21.00 - 21.45 WIB
Bima Arya (Prov. Jawa Barat)
Halaman Museum BI
Wayang Golek Purwa, Lakon Jayaperbangsa
Pk.10.00 - 15.00 WIB
BAZAAR & PAMERAN
Halaman Museum BI
Bid. Pameran
Pk.10.00 - 10.45 WIB
Muh Setyo Mukti Wicaksono (Prov. Lampung)
Halaman Museum BI
Gaya Surakarta, Lakon Wahyu Makutha Rama
Pk.11.00 - 11.45 WIB
Monik Dwi Rahayu (Prov. Kalimantan Timur)
Halaman Museum BI
Gaya Surakarta, Lakon Kangsa Adu Jago
Pk.11.45 - 13.00 WIB
ISHOMA
Pk.13.00 - 13.45 WIB
Rosiansah Dharma Pratama (Prov. D.I. Yogyakarta)
Halaman Museum BI
Gaya Yogyakarta, Lakon Lahire Sekutrem
Pk.14.00 - 14.45 WIB
Danan Wisnu Pratama (Prov. DKI Jakarta)
Halaman Museum BI
Gaya Surakarta, Lakon Dewa Amral
Pk.15.00 WIB
ISHOMA
Pk.19.00 - selesai
PENUTUPAN, Pertunjukan Wayang Kulit oleh Ki Cahyo Kuntadi
Jumat,6 Juli 2012
Sabtu,7 Juli 2012
KET
Acara FDB selesai, persiapan ke Istana Wapres Istana Wakil Presiden
Upacara Penutupan dan Penyerahan Hadiah
Festival Dalang Bocah 2012 • day#02
•
8