Buletin Sariputra, Oktober 2015 Vol. 5 (3) MARGIN PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA PANGIAN KECAMATAN PASSI TIMUR MARKETING MARGINS SHALLOTS IN THE VILLAGE PANGIAN DISTRICT OF EAST PASSI Meldi Ngodu, L. Pangemanan, J. Rumampuk Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sariputra Indonesia Tomohon Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Sariputra Indonesia Tomohon ABSTRAK Latar Belakang. Mekanisme pemasaran akan berjalan baik apabila semua pihak yang terlibat didalamnya akan diuntungkan, jadi masalah pola pemasaran sebenarnya bukan terletak pada panjang atau pendeknya saluran pemasaran, tetapi saluran pemasaran mana yang menghasilkan tingkat efisiensi pemasaran yang tinggi.Tujuan Penelitian. Mengetahui saluran pemasaran,menghitung besar biaya, keuntugan dan margin pemasaran, serta mengetahui farmer’s share di setiap tingkat saluran pemasaran bawang merah di desa Pangian.Metode. Data dalam penelitian diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan petani dan pedagangpedagang perantara yang dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel. Metode pengambilan sampel untuk responden petani dilakukan dengan menggunakan metode acak sederhana memilih 20 sampel petani,dari jumlah populasi petani bawang merah, sedangkan responden pedagang perantara dilakukan dengan metode snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran pemasaran yang terbentuk pada pemasaran bawang merah di desa Pangian di peroleh ada tiga bentuk saluran pemasaran, antara lain : Saluran pemasara I yaitu dari petani, pedagang pengumpul desa, dan konsumen; saluran pemasaran II yaitu dari peani, pedagang pengumpul drsa, pan pedagang pengecer, dan konsumen ; saluran pemasaran III yaitu dari petani, pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul antar pulau, dan konsumen.Kesimpulan. Bagian yang diterima oleh petani (farmer’s share) pada setiap tingkat saluran pemasaran bawang merah di desa pangian diperoleh bahwa farmer’s share yang dihasilkan pada saluran pemasara I merupakan yang tertinggi dibandingkan padasaluran pemasaran II dan III yaitu sebesar 60 persen. Saran. Penguatan lembaga pemasaran pada tingkat petani seperti kelompok tani penting dilakukan dalam upaya memperkuat posisi tawar-menawar harga jual petani. Kata kunci: margin pemasaran ABSTRACT Background. Marketing mechanism will work well when all parties involved will benefit, so the problems of marketing pattern actually lies not in the length or in short marketing channels, but marketing channels are generating the level of marketing efficiency tinggi. Purpose. Knowing marketing channels, calculate the cost, keuntugan and marketing margins, as well as knowing the farmer's share in each level marketing channels in the village Pangian. Metode. The data were obtained through direct observation and interviews with farmers and traders, intermediaries are analyzed descriptively and presented in tabular form. Sampling method for respondent farmers were calculated using a simple random sample selected 20 farmers, of the population of onion farmers, while respondents middlemen done with snowball sampling method. The results showed that the marketing channel formed on the marketing of onion in the village Pangian obtained three forms of marketing channels, among others: Channel pemasara I are from farmers, traders village, and consumers; marketing channel II is from peani, traders drsa, pan retailers, and consumers; marketing channels III, of farmers, traders village, inter-island traders, and konsumen. Concultion. Share received by farmers (farmer's share) at each level of the marketing channel of onion in the village pangian obtained that the farmer's share generated in the channel pemasara I was the highest compared to marketing padasaluran II and III in the amount of 60 percent. Advice. Strengthening marketing organizations at the farm level as farmers' groups is important in the effort to strengthen the bargaining position of farmers selling price Keywords: marketing, margin
38
Buletin Sariputra, Oktober 2015 Vol. 5 (3) PENDAHULUAN Tanaman hortikultura seperti bawang merah merupakan salah satu sayuran umbi yang penting bagi Indonesia.Selain dgunakan untuk keperluan pangan bagi masyarakat didalam negeri, bawang merah juga merupakan komoditas eksport unggulan nasional. Bawang merah mempunyaian nilai ekonomi yang tinggi karena mempunyai peluang pasar domestic dan luar negeri yang cukup baik guna meningkatkan pendapatan petani maupun devisa Negara yaitu dari komodity non migas. Perkembangan harga dan tingkat ketersediaan bawang merah menjadi bagian agenda yang dipantau dalam siding ekuin karena berpotensi mempengaruhi laju inflasi di Indonesia.
Permasalahn dalam penelitian ini yaitu : Bagaimana saluran pemasaran bawang merah di desa Pangian?Berapa besar biaya, keuntungan dan marjin pemasaran disetiap tingkat saluran pemasaran bawang merah di desa Pangian serta Bagaimana Farmer’s share di setiap tingkat saluran pemasaran di desa Pangian? Tujuannya yaitu untuk Mengetahui pola saluran pemasaran bawang merah di desa Pangian, Menganalisis besar biaya, keuntungan dan marjin pemasara bawang merah di desa Pangian, Mengetahui farmer’s share di setiap tingkat saluran pemasaran di desa Pangian.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di desa Pangian sebagai daerah sentra produksi bawang merah di kabupaten Bolaang Mongondow.Jangka waktu penelitian yaitu selama 3 (tiga) bulan, yakni sejak bulan Oktober sampai dengan desember 2014.Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.Data primer dioeroleh melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan petani, pedagang pengumpul di desa Pangian dan pedagang pengecer di pasar-pasar tradisional.Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait, yaitu dinas pertanian, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bolaang Mongondow Kantor desa Pangian.Metode Pengambilan sampel.Untuk melihat efisiensi saluran pemasaran dan marjin pemasaran, lembaga pemasaran atau pedagang perantara yang
akan dijadikan sampel terdiri dari pedagang pengumpul antar kabupaten/kota, pedagang pengumpul tingkat kecamatan/desa, dan pedagang pengecer. Pengambilan sampel lembaga pemasaran ini dilakukan dengan metode snowball menurut informasi dari petani kelapa dalam dan lembaga pemasaran. Masyarakat bermata pencaharian sebagai petani berjumlah 364 kepala keluarga dan petani bawang merah sebanyak 237 kepala keluarga. Jumlah responden yang diambil adalah sebanyak 20 petani, dilih secara acak sederhana yang dianggap bisa mewakili seluruh petani bawangmerah yang ada. berdasarkan keterangan dari petani dilanjutkan ke pedagang perantara yang terkait dalam pemasaran bawang merah sampai pada pembeli terakhir.
HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Tabel 5. Luas Lahan Usahatni Bawang Merah di desa Pangian Jumlah Produksi(kg)
Jumlah Petani (Orang)
Persentase (%)
< 500 500 – 1000 >1000
10 5 5
40,00 30,00 30.00
Jumlah
20 Sumber : Diolah dari data primer, 2014
100,00
Harga Jual Harga di tingkat konsumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga yang berlaku pada bulan Oktober sampai bulan
Nopember 2014, yaitu sebesar ± 30.000,- per kg.
39
Buletin Sariputra, Oktober 2015 Vol. 5 (3)
Saluran Pemasaran Bawang Merah 1. Saluran Pemasaran I Petani Pedagang Pengumpul Desa Konsumen 2. Saluran Pemasaran II Petani Pedagang Pengumpul Desa Pedagang Pengecer Konsumen 3. Saluran Pemasaran III Petani Pedagang Pengumpul Desa Pedagang Pengumpul Antar Pulau Konsumen Margin pemasaran dan Farner’s share Margin pemasaran dan Farmer’s share pada Saluran Pemasaran I Tabel 7. Rata-rata biaya, Keuntungan, Margin Pemasaran dan Farmer’s share Pada Saluran Pemasaran I Uraian Rp/kg Persentase Petani Bawang Merah a. Harga Jual 30.000,00 60,00 Pedagang Pengumpul Desa a.Harga Beli 30.000.00 60,00 b.Biaya Pemasaran - Karung 78,75 0,32 - Angkut 78,75 0,32 - Jemur dan Pembersihan 306,25 1,23 - Transportasi 120,00 0,48 - Retribusi 100,00 0,40 Jumlah biaya pemasaran 683,65 2,73 c Margin Pemasaran 2000 40,00 d Keuntungan Pemasaran 1216,35 37,27 e Harga Jua 32,000,00 100,00 Farmer’s Share (%)
60,00 Sumber : Diolah dari data primer, 2014
Hasil penelitian menunjukkanmargin pemasaran pedagang perantara di saluran pemasara I yaitu sebesar Rp.10.000,- dan keuntungan yang diperoleh adalah Rp.
9.316,35, sedangkan bagian yang diterima oleh petani (frmer’s share) pada saluran pemasaran I yaitu 60,00 persen.
Margin Pemasaran dan Farmer’s Share pada saluran pemasaran II Uraian
Tabel 8. Margin Pemasaran dan Farmer’s shareSaluran pemasaran II Rp /Kg Persentase (%)
Petani Bawang Merah Pedagang Pengumpul Desa a. Harga Beli b. Biaya pemasara - Karung - Angkut -Jemur dan Pembersihan - Transportasi - Retribusi Jumlah biaya pemasaran c. Margin pemasaran d. Keuntungan pemasaran e. Harga jual
40
30.000.00
56,60
30.000.00 200,00 200,00 350,00 200,00 25,00 975,00
56,60 0,75 0,75 1,32 0,75 0,09 3.68
2.500,00 1.525,00 32,500
9,43 5,75 66,04
Buletin Sariputra, Oktober 2015 Vol. 5 (3)
Pedagang Pengumpul Pengecer a. Harga Beli b. Biaya Pemasaran -Pembersihan -Retribusi Jumlah biaya pemasaran c. Margin Pemasaran d. Keuntungan Pemasaran e. Harga Jual
32.500,00
66,04
787,50 262,50 1.050,00 9.000,00 7.000,00 39.500,00
2,97 0,99 3,96 33,96 30,00 100,00
Total Biaya Pemasaran
2.000
7,64
Total Margin Pemasaran Total Keuntungan Pemasaran
11.500,00 9.000,00
43,40 35,75
Farmer’s Share
Sumber : Diolah dari data primer, 2014
56,06
Margin pemasaran dan Farmer’s share pada Saluran Pemasaran III Tabel 9.Rata-rata Biaya, Keuntungan, Margin Pemasaran dan Farmer’s share Saluran pemasaran III Uraian
Rp /Kg
Petani Bawang Merah Pedagang Pengumpul Desa a. Harga Beli b. Biaya pemasara - Karung - Angkut -Jemur dan Pembersihan - Transportasi Jumlah biaya pemasaran c. Margin pemasaran d. Keuntungan pemasaran e. Harga jual
Persentase (%)
30.000.00
56,60
30.000.00
56,60
240,00 240,00 400,00 300,00 1.180,00 2.500,00 632,00 32,500
0,45 0,48 0,80 0,60 2.36 15,00 12,64 66,04
32.500,00
66,04
100,00 300,00 600,00 1.000,00 17.500,00 26.500,00 50,000,00
0,20 0,60 1,20 2,00 55,00 35,00 100,00
Total Biaya Pemasaran
2.180,00
4,36
Total Margin Pemasaran Total Keuntungan Pemasaran
20.000,00 16.820,00
70,00 65,64
Pedagang Pengumpul antar Pulau a. Harga Beli b. Biaya Pemasaran -aretribusi -Buruh -Transportasi Jumlah biaya pemasaran c. Margin Pemasaran d. Keuntungan Pemasaran e. Harga Jual
Farmer’s Share
30,00 Sumber : Diolah dari data primer, 2014
41
Buletin Sariputra, Oktober 2015 Vol. 5 (3) Rangkuman Margin Pemasaran dan Farmer’s shareSeluru Saluran Pemasaran Tabel 10. Harga Jual, Total Biaya, Keuntungan, Margin Pemasaran, danan Farmer’s share pada Setiap Saluran Pemasaran Bawang Merah di desa Pangian Uraian
I
Harga Jual Petani (Rp/kg) Harga Jual Pedagang Pengumpul desa Harga Jual Pedagang Pengecer Harga Jual Pedagang Pengumpul anatar Pulau Harga Jual ke Konsumen (Rp/kg) Total Biaya Pemasaran (Rp/kg) Total Margin Pemasaran (Rp/kg Total Keuntungan Pemasaran (Rp/kg) Farner’s Share (%)
30.000
32.000 683,65 2000 1216,35
Saluran Pemasaran II 30.000,00 32.500 39.500,00 2.000,00 11.500,00 9.000,00 56.60
II
30.000,00 32,500,00 50.000,00. 30.000 26.850 32.820,00 30,00
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pemasaran bawang merah di desa Pangian kecamatan Passi Timur dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Saluran pemasaran yang terbentuk pada pemasaran bawang merah di desa Pangian diperoleh ada tiga bentuk saluran pemasaran 2. Saluran pemasaran bawang merah di desa Pangian yang menghasilkan bniaya, keuntungan dan margin pemasaran tertinggi yaitu pada saluran pemasaran III, yakni sebesar masing-masing Rp,2.185,00 per kg, Rp. 32.820,00, dan Rp.35.000 per kg. Hal ini disebabkan lembaga pemasaran yang terlibat lebih dari satu pedagang perantara, ditambah dengan jarak tempuh untuk memasarkan bawang merah yang jauh serta kuantitas permintaan bawang merah dalam jumlah banyak mengakibatkan frekuensi pemasaran menjadi jarang dan resiko yang ditanggung lebih besar, sehingga memperbesar biaya pemasaran yang akhirnya berakibat pada harga
jual komoditi. Tinggi rendahnya harga jual dan beli komoditi sangat berpengaruh terhadap margin pemasaran. 3. Bagian yang diterima oleh petani (farmer’s share) pada setiap tingkat saluran pemasaran bawang merah di desa Pangian diperoleh bahwa farmer’s share yang dihasilkan pada saluran pemasaran I merupakan yang tertinggi dibanding pada saluran pemasaran II dan III yaitu sebesar 60,00 persen. Hal ini disebabkan lembaga pemasaran yang terlibat pada saluran pemasaran I hanya satu lembaga dan jarak yang ditempu tidak terlalu jauh sehingga memungkinkan komoditi bawang merah lebih cepat sampai ketangan konsumen yang berimbas margin pemasaran menjadi lebih kecil. Semakin besar margin pemasaran semakin kecil bagian yang diterima oleh petani, sebaliknya semakin kecil margin pemasaran semakin besar bagian yang diterima oleh petani.
Saran Berdasarkan hasil penelitian dari ketiga saluran pemasaran bawang merah di desa pangian, disarankan para petani meningkatkan pemasaran bawang merah karena peluang pemasaran bawang merah didalam dan diluar daerah memiliki prospek yang sangat baik untuk terus dikembangkan dan diharapkan
peran pemerintah untuk mendukung petani bawang merah dalam mengembangkan usahatani dan pemasaran bawang merah. Penguatan lembaga pemasaran pada tingkat petani seperti kelompok tani penting dilakukan dalam upaya memperkuat posisi tawarmenawar harga jual petani.
42
Buletin Sariputra, Oktober 2015 Vol. 5 (3) DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2009, Data Monografi Desa Pangian Kecamatan Passi Timur.Kantor Desa Pangian.
Mulyadi, 1991.Akutansi Biaya.Edisi kelima. STIE YKPN Jokyakarta Philip
Baladina Nur. 2010, Pengantar Ekonomi Pertanian: Sistem Pemasaran Hasil Pertanian http/rosihan.ub.ac.id. diakses pada tanggal 23 Oktober 2014
C.,dkk.,2001. Pemasaran.Edisi Pertama.Salemba Empat. Jakarta
Sarendeng, O. 2005.Pemasaran Vanilidi Kecamatan Talaud.Skripsi. Fakultas Pertanian Unsrat. Manado.
Limbong dan Sitorus, 1987.Pengantar Tataniaga Ekonomi.Pertanian IPB Bogor. Liu
J.
Marketing.Erlangga.
Rahayu Yuli Puji. 2013. Analisis Usahatani Bengkuang(Pachyrizus Erosus) Di Desa Bukit Payung Kecamatan Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar. Skripsi Fakultas Pertanian.Unifersitas Riau. Pekanbaru
Kusnadi N.dkk. 2009.Bunga Rampai Agribisnis Seri Pemasaran. Bogor: IPB Press. Lamb
Kotler, 1994. Jakarta.
Sarma M. 1995. Pengantar Ilmu Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Mona, 2009. Analisis Margin Pemasaran Pala di Kecamatan Damau Kabupaten Talaud.Skripsi. Faperta Unsrat. Manado
Soekartawi, 2002.Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-hasil Pertanian.PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Marwan A., 1991. Marketing. Cetak Kedua, AMP YKPN.Jogyakarta
Sudiyono A. 2001. Pemasaran Pertanian. Penerbit Universitas Muhamadiyah Malang.Malang.
Mubyarto, 1995.Pengantar Ekonomi Pertanian.PT.Pustaka LP2ES Indonesia. Anggota IKAPI. Jakarta.
Swasta
43
B., 1999. Saluran BPFE.Jokyakarta.
Pemasaran.