http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
MANAJEMEN KOMPETENSI PEMBELAJARAN DOSENDOSEN MENCAPAI PRESTASI TELADAN PADA JURUSAN AKUNTANSI
La Ode Hasiara (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda) Abstrak The management of the teachers’ instructional competence at the Politeknik should be developed by continuing their education to higher levels. This is based on the central aim of the education in Indonesia that is to educate all the citizens and increase the quality of human resources in order to become the people who are faithful, devout, be of good characters, have good mastery in all knowledge, technology, and arts for the purpose of creating the society which is advance, equitable, prosperious, and civilized on the basis of Pancasila and UndangUndang Dasar RI 1945. The main focus of this study was “The Management of the Teachers’ Instructional Competence in their Achievements as Model Teachers”. The method used in this study was qualitative inductive approach. In order to reveal, describe, and analyze the points mentioned in the previous paragraph, a deeper observation was conducted in the real and natural situation. The results of the observation showed that: (1) the teachers’ competences in planning the instruction began by having comprehensive understanding about the structure of the subjects in order that they could make good plans based on the visions and missions of the Polnes and Polinema, (2) the teachers’ competences in giving instruction were proven by distributing the GBPP, SAP, and the modules at the beginning of the lesson so that the students could have enough time to look for the literatures related to the subjects, (3) the teachers’ competences in monitoring the instruction (4) the teachers’ competences in conducting the evaluation of the instruction. Kata kunci :The management of the teachers’ instructional competence, achievement as model teachers.
PENDAHULUAN Konteks Penelitian Manajemen kompetensi pembelajaran dosen-dosen di politeknik perlu dikembangkan dan ditingkatkan melalui pendidikan lebih lanjut. Oleh karena itu, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur,
JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266
dan beradab berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin perluasan dan pemerataan akses, peningkatan mutu dan relevansi, serta tata pemerintahan yang lebih baik dan akuntabilitas pendidikan yang mampu menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pemberdayaan dan peningkatan mutu dosen secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Upaya tersebut merupakan sikap dan perilaku positif pemerintah dalam menata sistem pendidikan nasional. Satu
Riset / 1394
hal yang lebih penting dari semua itu adalah meningkatkan kemampuan manajemen kompetensi dosen dalam berbagai hal yang bersentuhan dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) terutama peningkatan mahasiswa sebagai peserta didikannya. Seiring dengan itu maka program pendidikan politeknik berorientasi kepada pengajaran dan pelatihan professional yang bertujuan untuk memenuhi pasar kerja, dan harus mampu menciptakan tenaga terampil dalam berwirausaha secara mandiri. Spesifikasi pembelajaran di politeknik dapat dirumuskan dengan baik jika memahami manajemen kompetensi pembelajaran di politeknik secara khusus. Lembaga ini mengemban tugas khusus untuk menyiapkan calon tenaga siap pakai sesuai UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
langsung. Kedua, peneliti berperan sebagai instrumen dan berada pada setting peneliti. Ketiga, aktivitas peneliti lebih memerhatikan dan menekankan pada proses dan tidak semata-mata pada hasil penelitian. Keempat, data yang dihasilkan bersifat deskriptif. Kelima, peneliti memusatkan perhatian pada makna dan data penelitian secara induktif. Rancangan penelitian ini bersifat multisitus yang mendeskripsikan studi lapangan (field study). Tujuannya adalah mempelajari secara intensif manajemen kompetensi pembelajaran dosen mencapai prestasi teladan, dan beberapa aspek penilaian tertentu yang diketahui peneliti. Peneliti juga ingin mengetahui sejauh mana metode pembelajaran yang disampaikan sehingga peserta didik dapat memahami semua materi yang disampaikan pada saat perkuliahan berlangsung di kelas masing-masing
Fokus dan Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian tersebut difokuskan penelitian ini pada manajemen kompetensi pembelajaran dosen-dosen mencapai prestasi teladan. Fokus tersebut dikembangkan menjadi empat subfokus. (1) Kompetensi dosen membuat rencana pembelajaran Jurusan Akuntansi di Politeknik Negeri Samarinda dan Politeknik Negeri Malang. (2) Kompetensi dosen melaksanakan pembelajaran Jurusan Akuntansi di Politeknik Negeri Samarinda dan Politeknik Negeri Malang. (3) Kompetensi dosen melakukan pengawasan pembelajaran Jurusan Akuntansi di Politeknik Negeri Samarinda dan Politeknik Negeri Malang. (4) Kompetensi dosen melakukan evaluasi pembelajaran Jurusan Akuntansidi Politeknik Negeri Samarinda dan Politeknik Neger Malang. Sementara itu, penelitian ini bertujuan untuk menemukan berbagai hal berkaitan dengan kompetensi dosen dalam mencapai prestasi teladan pada jurusan akuntansi. Terutama untuk mendiskripsikan keempat subkompetensi tersebut. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Untuk mengungkapkan, mendeskripsikan, dan melakukan analisis terhadap fokus penelitian diperlukan pengamatan yang mendalam pada situasi yang wajar dan alamiah dengan menggunakan pendekatan kualitatif (Bogdan dan Biklen, 1998). Sejalan dengan penelitian ini, Lincoln and Guba (1985) berpendapat bahwa pendekatan kualitatif merupakan upaya peneliti untuk mengungkapkan makna atau menginterpretasikan fenomena dalam setting alamiah menurut makna yang diberikan oleh subjek peneliti. Penggunaan pendekatan kualitatif dipilih atas dasar pendapat Bogdan dan Biklen (1992), bahwa pendekatan kualitatif dipilih atas dasar untuk jenisjenis penelitian yang memiliki beberapa karakteristik. Pertama, penelitian digunakan dengan setting alamiah sebagai sumber data
Riset / 1395
Instrumen Penelitian Penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang menekankan pada proses pengamatan peneliti. Peneliti sebagai instrumen utama dalam penelitian ini merupakan suatu keharusan. Hal ini didasarkan pada beberapa kualifikasi, yaitu sifatnya responsif, kesadaran pada konteks tak terkatakan, mampu memproses segera, mampu melakukan klarifikasi, dan mampu meringkaskan segera, mampu menjelajahi jawaban ide yang identik dan mampu mengejar pemahaman yang lebih mendalam (Guba & Lincoln 1985). Teknik Pengumpulan Data Menurut Bogdan dan Biklen (1992:106) data merujuk pada"... the rough materials researchers coiled from the word they are studying: they are particulars that form the basis of analisis". Proses pengumpulan data menggunakan prinsip holistis, yaitu mengacu pada pengumpulan data yang utuh, lengkap, dan kontekstual. Untuk memperoleh data yang memenuhi prinsip holistis, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, misalnya (1) wawancara mendalam, (2) observasi berperan serta, dan (3) studi dokumentasi. Analisis Data Analisis data adalah proses memeriksa dan menyusun transkripsi wawancara, observasi, dokumentasi, catatan lapangan, dan bahan lain secara sistematis yang sudah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap datadata yang memungkinkan bagi peneliti dan dapat mengomunikasikan temuannya pada orang lain, (Bogdan & Biklen 1992). Selanjutnya, data analisis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, field notes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id you to present what you have discovered to others (Bogdan & Biklen, 1998:157). Analisis data akan melibatkan beberapa kegiatan, yakini (1) mengorganisikan data, (2) memecahkan data ke dalam unit-unit, (3), menyintesiskan data, (4) menemukan pola, (5) menemukan apa yang penting dan mengapa itu dikaji, dan (6) memutuskan apa yang disampaikan kepada orang lain. Dalam penelitian kualitatif analisis data dilakukan dengan menggunakan induktif-konseptual. Peneliti berangkat dari mencermati data untuk membangun konsep.
soal-soal latihan, (4) persiapan kunci jawaban atas soal-soal latihan, (5) persiapan soal UTS, (6) persiapan membuat kunci jawaban UTS, dan (7) persiapan soal UAS. Sebelum dosen melakukan perencaan tersebut perlu disampaikan dulu struktur mata kuliah jurusan akuntansi dengan berpedoman pada Kepemen No.045/2002 tentang struktur mata kuliah di Politeknik Negeri Samarinda contohnya sebagai berikut.
HASIL Paparan Data Polnes dan Polinema Untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan selama penelitian, dipaparkan beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Manajemen Kompetensi Pembelajaran Dosen Mencapai Prestasi Teladan Berdasarkan hasil wawancara yang berhasil dirangkum peneliti, manajemen kompetensi pembelajaran dosen berprestasi Jurusan Akuntansi di Politeknik Negeri Samarinda dan Politeknik Negeri Malang tidak dirancang dari awal, melainkan sebagai beban moral yang dipertanggungjawabkan oleh masing-masing dosen. Tidak ada sesuatu yang istimewa bagi dosen kecuali selalu tetap konsisten dalam mengemban amanah, amanah tersebut dipercayakan negara kepada dosen untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada mahasiswa sehingga mahasiswa memiliki bekal ilmu pengetahuan di kemudian hari. Untuk memenuhi kompetensi pembelajaran dosen sebagai profesi personal tentu harus memiliki kedisiplinan dalam membuat rencana pembelajaran setiap semester, itu sangat diharapkan. Dalam hal ini setiap dosen harus mempunyai cita-cita agar mahasiswa dapat memahami apa yang disampaikan untuk itu perlu ada perencanaan pembelajaran pada setiap semester. Keterampilan membuat rencana pembelajaran sebagai subfokus penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut.
Sumber: Kepmen No.045/2002 Dari empat kelompok kompetensi matakuliah tersebut peneliti dapat memberikan contoh susunan matakuliah, khususnya susunan matakuliah untuk semester 4. Dari penjabaran struktur matakuliah tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuannya untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berdasarkan IQ, EQ, SQ, IT, dan bahasa. Dalam hal ini rencana pembelajaran masing-masing semester mencakup pembuatan GBPP, SAP, modul, soal harian, beserta kunci jawabannya,soal UTS dan UAS. Rencana pembelajaran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Kompetensi Dosen dalam Membuat Rencana Pembelajaran untuk Mencapai Prestasi Teladan
Gambar 2.
Kompetensi rencana pembelajaran harus dimulai dari pemahaman struktur mata kuliah sehingga memudahkan pembuatan rencarana pembelajaran. Rencana yang perlu dilakukan sebelum pembelajaran berjalan meliputi (1) persiapan pembuatan GBPP dan SAP, (2) persiapan materi bahan ajar (modul), (3) persiapan
Berdasarkan Gambar 2 tersebut setiap hasil wawancara dihimpun dari informan kunci yang menyatakan bahwa apabila struktur matakuliah sudah ada maka penyusunan GBPP, SAP, modul, soal harian, kunci jawaban dan soal UTS serta UAS akan lebih mudah. Namun
JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266
Proses Perencanaan Pembelajaran Setiap Semester.
Riset / 1396
4. Kompetensi Dosen dalam Melaksanakan Evaluasi/Penilaian untuk Mencapai Pretasi Teladan
sebagian pakar, seperti Dick dan Carey dalam Suprianto (2007: 60) mengatakan bahwa prosedur perencanaan yang dilakukan dari struktur matakuliah harus (1) mengidentifikasi tujuan umum pengajaran, (2) menganalisis tujuan pembelajaran, (3) mengidentifikasi tingkah laku peserta didik/maasiswa, (4) merumuskan tujuan performansi, (5) mengembangkan butir-butir tes sebagai acuan, (6) mengembangkan strategi pengajaran, (7) mengembangkan dan melihat materi pengajaran, (8) merancang dan melakukan evaluasi formatif, (9) merevisi bahan pengajaran, dan (10) merancang sebagai evaluasi tengah semester. 2. Kompetensi Dosen dalam Melaksanakan Pembelajaran untuk Mencapai Prestasi Teladan Pada hari pertama pembelajaran harus dibagikan kepada mahasiswa, misalnya GBPP, SAP, dan modul sehingga mahasiswa memiliki kesempatan untuk mencari buku teks sebagai buku pegangan. Berdasarkan GBPP dan SAP tersebut modul yang diberikan harus dibuat oleh dosen pengampu mata kuliah atau tim dosen yang serumpun dengan mata kuliah yang sama. Soal ujian harian biasanya diberikan ketika materi setiap topik selesai dibahas. Untuk soal UTS dosen pengampu matakuliah yang menggandakan dan menyerahkan bukti biaya foto copy kepada jurusan agar diganti. Selanjutnya dosen pengampu matakuliah menyerahkan soal UAS kepada ketua jurusan untuk digandakan minimal empat hari sebelum pelaksanaan ujian. Selain itu dosen juga perlu menyiapkan soal-soal latihan untuk mengantisipasi pada hari-hari tertentu dosen beralangan hadir agar mahasiswa tetap mendapatkan haknya utuk belajar dengan mengerjakan tugas-tugas tersebut. 3. Kompetensi Pengawasan Teladan
Dosen dalam Melakukan untuk Mencapai Prestasi
Pengawasan berfungsi untuk menjamin kegiatan-kegiatan pembelajaran. Misalnya, (1) pengawasan terhadap pemantauan absen setiap kali masuk kelas, (2) pengawasan terhadap pemantauan tugas-tugas mahasiswa, (3) pengawasan terhadap tempat penyimpanan soalsoal harian, soal UTS, dan soal UAS, (4) pengawasan atas ketertiban administrasi tugastugas, termasuk nilai-nilai harian, dan (5) pengawasan terhadap pelaksanaan UTS dan UAS setiap semester. Jadi, pengawasan merupakan kegiatan pengumpulan, pengklasifikasian, dan penyajian informasi semua komponen sebagai rangkaian kegiatan pembelajaran selama satu semester dan pengawasan yang dilakukan dosen meliputi semua komponen.
Riset / 1397
Evaluasi pelaksanaan program perkuliahan/pengajaran merupakan bagian dari unsur pengendalian dalam kegiatan pembelajaran setiap hari. Bahkan evaluasi dilakukan sejak awal pertemuan/kuliah, evaluasi ini tujuannya untuk memahami kemampuan rata-rata kelas, terutama untuk mata kuliah tertentu. Komponen yang dinilai meliputi (1) kemajuan perkuliahan, (2) sikap dan perilaku mahasiswa terhadap tugas-tugas yang diberikan setiap hari, (3) kreativitas mahasiswa, (4) sopan santun mahasiswa terhadap sesama, (5) sopan santun mahasiswa terhadap dosen, (6) tata cara berpakaian pada hari-hari yang disyaratkan berpakaian seragam, (7) hasil ujian tengah semester dan ujian akhir semester, dan (8) evaluasi kembali terhadap materi ajar (modul) setiap tahun. Kedelapan komponen tersebut merupakan satu kesatuan dari sistem pembelajaran yang diterapkan di Politeknik Negeri Samarinda. Tujuan utama evaluasi dalam pembahasan ini adalah evaluasi hasil belajar dan progam pembelajaran pada setiap semester untuk memberikan berbagai masukan secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses pembelajaran dan hasil belajar yang telah dicapai mahasiswa. Hasil Analisis Berdasarkan komparasi temuan dalam lintas situs menunjukkan indikator penilaian dosen berprestasi antara Politeknik Negeri Samarinda dan dosen Politeknik Negeri Malang terdapat persamaan yang mencolok. Persamaan kedua lembaga pendidikan vokasi ini tentunya memiliki rujukan yang sama di antara kedua indikator penilaian dari masing-masing institusi, dengan berbagai kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan atas penilaian dapat memberikan motivasi bagi dosen yang berprestasi untuk meningkatkan prestasinya pada tahun-tahun berikutnya, sedangkan kelemahannya akan menimbulkan rasa iri terhadap dosen-dosen lain yang tidak mendapatkan julukan prestasi teladan. Namun tujuan kedua pimpinan institusi melakukan penilaian tersebut semata-mata untuk mendorong dosen untuk mendapatkan penilaian sebagai dosen berprestasi, sehingga dapat merangsang dosen lain agar lebih meningkatkan kreativitas dan keaktivan dalam memberikan pejalaran kepada anak didik sebagai tanggung jawab yang diemban oleh masing-masing dosen sesuai dengan janji pegawai negeri sipil pada saat jumpah jabatan. Secara umum, ada beberapa indikator penilaian dosen yang telah ditentukan lembaga. Pertama, perencanaan membuat SAP dengan bobot 10% dan dirinci menjadi (a) lengkap mendapat poin 10
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id dan (b) tidak lengkap mendapat poin 5. Kedua, kehadiran mengajar bobot 75% dengan rincian (a) kehadiran di atas 90% diberi skor 75, (b) kehadiran di atas 80% s.d. 89% diberi skor 65, (c) kehadiran di atas 70% s.d. 79% diberi skor 60, dan (d) kehadiran 69% diberi skor 50. Ketiga, kehadiran rapat jurusan/PS bobot 5% dengan rincian: (a) kehadiran di atas 90% diberi skor 5, (b) kehadiran 80% s.d. 89% diberi skor 4, (c) kehadiran 70% s.d. 79% diberi skor 3, dan (d) kehadiran sama dengan 69% diberi skor 2. Keempat, kehadiran dalam pelaksanaan tes ujian diberi bobot 5% dengan rincian: (a) kehadiran penuh/lengkap diberi skor 5 dan (b) jika tidak lengkap diberi skor 3. Kelima, Penyerahan nilai hasil ujian diberi bobot 5% dengan perincian (a) tepat waktu diberi skor 5 dan (b) tidak tepat waktu diberi skor 3. Berdasarkan indikator tersebut maka kategori sebagai dosen berperstasi dapat digambarkan melalui diagram berikut ini.
Indikator penilaian tersebut, semua harus terpenuhi misalnya kelompok kompetensi (1) rencana pembuatan GBPP, SAP, dan modul memiliki bobot 10 %, jika semuanya terpenuhi, (2) kehadairan mengajar di kelas bobot 75 % kehadiran mengajar di atas 90 %, (3) kehadiaran rapat jurusan bobot 5 % kehadiran di atas 90 % mendapatkan poin 5, (4) pelaksanaan UAS bobot 5 % jika lengkap semua jenis ujian mendapatkan poin 5, dan (5) penyerahan nilai ujian tepat pada waktu yang telah ditentukan ketua jurusan bobot 5 % jika tepat waktu mendapatkan poin 5. PEMBAHASAN Pembahasan temuan hasil penelitian tetap mengacu kepada subfokus, yang telah disebutkan sebelumnya. Berikut ini dibahas lebih lanjut mengenai temuan hasil penelitian. 1. Kompetensi Dosen dalam Membuat Rencana Pembelajaran untuk Mencapai Prestasi Teladan Menurut UU No. 14/2005 tentang guru dan dosen, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasasi oleh dosen dalam melaksanakan tugas keprofesonalannya. Jadi, salah satu kompetensi dosen adalah kemampuan membuat rencana pembelajaran harus dimulai dari pemahaman struktur mata kuliah di Polnes dan Polinema untuk memudahkan membuatan rencana pembelajaran. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya pembuatan GBPP dan SAP, materi bahan ajar (modul), soal-soal latihan, dan kunci jawabannya, soal UTS, kunci jawabannya serta persiapan soal UAS. Perencaan tersebut menujukkan bahwa tingkat kompetensi yang dimiliki dosen sudah cukup. Kondisi tersebut seiring dengan pendapat Manta (2007: 2) bahwa kompetensi merupakan kemampuan melaksanakan sesuatu rencana pembelajaran yang dibuat berdasarkan beberapa pertimbangan matang. Jadi, kemampuan dosen dalam membuat perencanaan pembelajaran dianggap sebagai sebuah kompetensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terlaksananya perencanaan yang baik karena adanya manajemen pembelajaran dosen dengan baik sehingga mencapai prestasi teladan sebagai kemampuan pribadi yang dimiliki dosen, baik berupa sikap, perilaku, maupun bakat, kemampuan untuk membaca keadaan lingkungannya. Stoner dalam Danim (2009: 8-11) membagi fungsi manajemen kompetensi menjadi empat bagian. Perencanaan, hendaknya dosen bersama tim lainnya berpikir untuk menentukan sasaransasaran yang dikaitkan dengan tujuan pembelajaran. Pengorganisasian, yakni mengatur dan mengalokasikan kerja, wewenang, dan sumber daya di kalangan anggota sehingga mereka mencapai tujuan organisasi secara efisien. Pengendalian, maksudnya pemimpin dapat menjalankan organisasi agar tetap berproses pada arah yang benar sehingga tidak terjadi penyimpangan. 2. Kompetensi Dosen dalam Melaksanakan Pembelajaran untuk Mencapai Prestasi Teladan Hari pertama pembelajaran, merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh gambaran umum mengenai beberapa bahan pembelajaran semua jenis persiapan pembelajaran (Djamarah, 1994) yang telah diberikan pada pembahsan sebelumnya. Ringkasan hasil wawancara dengan informan kunci dalam penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan merupakan implementasi rangkaian semua rencana yang harus dikerjakan, misalnya pembuatan modul, GBPP, SAP, modul, soal-soal ujian harian, soal ujian tengah semester, dan soal ujian akhir semester.
Riset / 1398
3. Kompetensi Pengawasan Teladan
Dosen dalam Melakukan untuk Mencapai Prestasi
Kompetensi dosen menurut UU.No.14/2005 tentang guru dan dosen adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan kuasai oleh dosen dalam melaksanakan fungsi keprofesionalan. Kemudian Mantja (2007: 2) menambahkan bahwa kompetensi adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan/atau latihan. Dalam hal ini, kompetensi mengacu kepada perbuatan dan kinerja yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam memenuhi tugas-tugas pendidikan. Agar tidak terjadi penyimpangan, Danim (2004: 10) membagi fungsi pengendalian menjadi empat, yaitu (a) menetapkan stándar kinerja, (b) mengukur kinerja yang sedang berjalan, (c) membandingkan kinerja sekarang dengan stándar yang telah ditetapkan, (d) mengambil tindakan untuk melakukan perbaikan kalau ada penyimpangan. Pelaporan, berarti bahwa kegiatan organisasi secara substansi harus dilaporkan. Pelaporan harus menggambarkan kondisi yang sebenarnya, sehingga dapat diketahui hasil-hasil yang telah dicapai maupun hambatan-hambatan yang muncul selama pelaksanaan kegiatan. Temuan lain dalam penelitian ini adalah kompetensi dosen dalam melakukan pengawasan dilakukan secara sungguh-sungguh, terutama pengawasan terhadap materi bahan ajar harus diupayakan bahan ajar yang orsinal, pengawasan bank soal, dan pengawasan aktivitas perkuliahan secara menyeluruh. Di samping pengawasan kegiatan operasional perkuliahan, pengawasan administrasi perkuliahan, juga misalnya perlu keaktifan dilakukan pengawasan absen perkuliahan, dan pengawasan tugas-tugas mahasiswa. Pengawasan dalam proses perkuliahan bertujuan untuk mengetahui kemampuan hasil capaian seorang dosen dan melihat sampai sejauh mana keberhasilan dosen dalam mentransfer ilmunya kepada anak didiknya. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai selama satu semester, dosen harus tetap konsisten dengan jadwal yang telah diterima dari ketua jurusan akuntansi. Jadwal tersebut mengingatkan dosen pengampu mata kuliah bahwa setiap tengah semester sekitar 17 kali pertemuan harus ada ujian tengah semester (UTS) diawasi langsung dosen pengampu mata kuliah yang bersangkutan. 4. Kompetensi Dosen dalam Melaksanakan Evaluasi/Penilaian untuk Mencapai Pretasi Teladan Evaluasi pengajaran merupakan suatu komponen dalan sistem pengajaran, sedangkan sistem pengajaran itu sendiri merupakan implementasi kurikulum sebagai kegiatan belajar di
Riset / 1399
kelas. Sementara itu, fungsi utama evaluasi dalam kelas adalah untuk menentukan hasil-hasil urutan pengajaran. Hasil-hasil yang dicapai langsung bertalian dengan penguasaan tujuan-tujuan yang menjadi target. Selain itu, evaluasi juga berfungsi untuk menilai unsur-unsur pada urutan perencanaan dan pelaksanaan pengajaran sehingga evaluasi menduduki urutan penting dalam rancangan kurikulum dan rancangan pengajaran (Hamalik, 2004: 145). Evaluasi pelaksanaan pengajaran merupakan bagian dari unsur pengendalian kegiatan pembelajaran setiap hari. Sebelumnya telah disampaikan bahwa kegiatan pembelajaran setiap dilakukan sejak awal pertemuan/kuliah untuk memaami kemampuan rata-rata kelas terutama untuk mata kuliah tertentu. Komponen penilaian yang dimaksud telah dijabarkan pada bagian sebelumnya. Simpulan Berdasarkan fokus penelitian, paparan data, temuan penelitian, analisis lintas situs penelitian, serta pembahasan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Manajemen kompetensi dosen dalam membuat rencana pembelajaran untuk mencapai prestasi teladan didasarkan atas pemahaman dosen bahwa perencanaan pembelajaran harus dimulai dari struktur mata kuliah untuk memudahkan pembuatan rencarana pembelajaran. Seperti penjelasan sebelumnya, pembuatan GBPP dan SAP, materi bahan ajar, soal-soal latihan beserta kunci jawabannya persiapan soal UTS, dan kunci dan persiapan soal UAS. (2) Susunan matakuliah tentu memiliki tujuan yang beragam. Pertama, MKP bertujuan untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa selama menempuh matakuliah dalam rumpun MKP dan dapat diramalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, MKK bertujuan untuk meningkatkan pemahaman keilmuan dan keterampilan agar mahasiswa dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, MKB bertujuan untuk meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai dan diamalkan. Keempat, MPB bertujuan untuk memahami ilmu pengetahuan dan keperilakuan sesuai dengan norma-norma dan kaidah-kaidah yang baik sesuai dengan intelektualitas seseorang dalam mengamalkan ilmu pengetahuan yang dimiliki.(3) Kompetensi dosen dalam melaksanakan pembelajaran untuk mencapai prestasi teladan, biasanya dimulai pada hari pertama pembelajaran, semua jenis persiapan pembelajaran telah siap, misalnya GBPP, SAP, modul harus dibagikan pada awal pembelajaran, sehingga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mencari buku teks sebagai buku pegangan. (4) Kompetensi dosen dalam melakukan pengawasan untuk
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id mencapai prestasi teladan lebih diarahkan kepada fungsi pembelajaran yang menjamin kegiatan pembelajaran misalnya pemantauan absen setiap kali masuk di kelas, pemantauan tugas-tugas mahasiswa, penyimpanan soal-soal harian, soal UTS, dan soal UAS, ketertiban administrasi tugastugas, termasuk nilai-nilai harian, pelaksanaan UTS, dan UAS setiap semester. Saran Berdasarkan pada kesimpulan tersebut penulis dapat menyampaikan beberapa saran sebagai berikut. (1) Polnes dan Polinema sebagai lembaga pendidikan vokasi hendaknya tetap meningkatkan manajemen kompetensi pembelajaran dosen sehingga dapat meningkatkan keterampilan vokasional dalam pembuatan perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh setiap insan pendidik (dosen) pada setiap semester. Hal ini menjadi acuan bagi dosendosen lain khususnya di Jurusan Akuntansi dan umumnya semua jurusan yang ada di Politeknik Negeri Samarinda dan Politeknik Negeri Malang. (2) Bagi pemerintah, khususnya pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Timur, Provinisi Jawa Timur, Dirjen Pendidikan Tinggi, serta Menteri Pendidikan Nasional hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat menjadi masukan dalam lingkup pendidikan vokasional baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Maksudnya manajemen pembelajaran dosen-dosen perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. (3) Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan manajemen kompetensi pembelajaran dosendosen melalui pelaksanaan pembelajaran pengawasan, dan evaluasi diri bagi lembaga, terutama peningkatan pelaksanaan manajemen kompetensi pembelajaran. Sementara bagi dosendosen lain untuk mencapai prestasi teladan Jurusan Akuntansi di Politeknik Negeri Samarinda dan Politeknik Negeri Malang. (4) Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi teoretis terhadap peningkatan khasana ilmu manajemen khususnya pada peningkatan manajemen kompentensi yang dimiliki oleh para dosen dalam melaksanakan pembelajaran untuk mencapai prestasi teladan di Jurusan Akuntansi di Politeknik Negeri Samarinda dan Politeknik Negeri Malang. Oleh karena penelitian ini hanya dilakukan pada dua situs, diharapkan peneliti mendatang dapat melakukan penelitian lebih dari dua situs sehingga dapat memberikan gambaran yang memadai tentang manfaat manajemen kompetensi pembelajaran dosen untuk mencapai prestasi teladan. Jika diterapkan pada jenjang pendidikan vokasional disarankan pula untuk melakukan penelitian yang sejenis pada lembaga pendidikan akademis, seperti di sekolah tinggi maupun universitas yang ada di Indonesia.
JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1100 – 1266
DAFTAR PUSTAKA Bogdan, R.C.& Biklen.(1992). Qualitatif Research for Education : An Introduction to Theory and Methods, Second Edition, Boston : Allyn and Bacon, Inc. Bogdan,R.C. & Biklen. (1998). Qualitatif Research for Education : An Introduction to Theory and Methods, Second Edition, Boston : Allyn and Bacon, Inc. Danim, S. (2002). Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependdidikan. Bandung: Pustaka Setia. Danim,S. (2004). Menjad iKomunitas Pembelajar, Kepemimpinan Transformasiomasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran. Jakarta. Penerbit: PT Bumi Aksara. Danim, S. (2009). Manajemen dan, Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolaan. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B. (1994). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya- Indonesia. Penerbit: Usaha Nasional. Hamalik, O. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Lincoln.& Guba.(1985). Naturalistic Beverly Hills : Sage Publications.
Inquiry.
Mantja, W. (2007). Profesionalisasi Tenaga Kependidikan: Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran. Malang: Elang Mas. Suprijanto. (2007). Pendidikan Orang Dewa, Teori Hingga Aplikasi. Jakarta. Penerbit PT Bumi Aksara. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Penerbit Fokusmedia. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia No.14/2005 tentang guru dan dosen. Jakarta: Penerbit Indonesia Legal Centre Publishing.
Riset / 1400