19,
8* MAKALII,H SEMINAR
PEMBELAJARAN SAINS DAI\TMATEMATU(A MELALTTI M(X}EL PEMBELAJARAN SEKOLAH ITIJAU
OIeh: Ih. H. Muhsnmd 7aini,,M-Fd
SEMINARHAS:ILHASILPENETIIIAN TNDAKA}{ KEIAS DT$ffiOfuTH DASAR Dffi OI,EHKH?oTfiPOKKERIA GT.'RUfr}G[IS KENAIiTA RAYON7 KABTJPAXEN TANATII-AUT TA}iIGGAL31 JAI.IUARI2M9
DINAS PENI}IDTKANKABIIPATBN TANAA "I"AUT 2W9
MAKALAH SEMINAR
PEMBELAJARAN SAINS DAI\TMAITMATII(A MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SEKOLAH HIJAU
Oleh: Dr. H. Muhammad7aini, M.Pd
SEMINAR HASILHASIL PENELITIAN TINDAKA}iI KELAS DI SEKOLAH DASAR DISELENGGARAKAhI OLEH KEICIMPOK KERJA CT'RU GUGUS KENA}IGA RAYO}.I 7 KABIJPATEI\ITANAH LAUT TANGGAL 31 JANUARI 20(D
I}INAS PENDII)
i{,l,q[nt$[Dl FEffiFU$T*':i"]"4;q
ffi
ffiKEP-l""$FdilFr"T:"7
S",ffi--+S
PEMBELAJARAN SAINS DAN MATEMATIKA MELALUI MODEL . PEMBELAJARAN SEKOLAHHIJAU H. Muhammad Zaini
..
Abstrak Penelitian ini bermaksudmengembangkanmodel pembelajaransekolah hijau pada mata pelajaran IPA di SD, yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan berpikir, dan keterampilan sisw4 sehingga lebih bermakna. Pengembanganmodel pembelajaran sekolah hijau dilakukan dengan menggali konteks lokal berdasarkan lingkungan di mana sekolah tersebut berada,sebagaidasar awal menjelaskanide dan konsep IPA. Dengan mengembangkankonteks lokal yang dekat dan telah dikenal oleh siswa pembelajaran IPA diharapkan lebih mudah dan bermakna bagi sisw4 dapat mendorong proses belajar mengajar yang interaktif, dan membantu pemahaman IPA yang lebih baik, yaitu dapat lebih tahan lamq dapat digunakan untuk meningkatkan daya nalar. dan dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan model perangkat pembefajaran sains dan matematika dan penerapannya dalam kegiatan belajar mengajir dengan model pembelajaran sekoiah lniau (for the greenings schoo[) untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa sekolah dasar. Model pembelajaran dalam penelitian ini mengadaptasi model Dick and Carey (1990). Subyek penelitian adalah guru SD kelas V semester2 yang tergabung dalam gugus sekolah pada 5 daerah yakni Kota Banjarmasin, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tanah Laut. Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Tapin. Penentuapgugus dilatcukansecarabertujuan. Penelitian dilaksanakanpada tahun pelajaran 200712008Pengumpulan data dijelaskan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Menggali konteks lokal Provinsi Kalimantan Selatan sebagai dasar pengembangan model pembplajarap dilakukan melalui survei. Kajian telaah kurikulum sains dan matematika SD dilakukan melalui seminar dan lokakarya. Kondisi awal proses pembelajaran sains dan matematika SD dilakukan melalui pengamatan pembelajaran. Deskripsi model pembelajaran sains dan matematika yang akan digunakan hingga dihasilkan draf model dilakukan melalui seminar dan lokakarya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan sumber data. mengpali konteks lokal Provinsi Kalimantan Selatan sebagai dasar pengembangan mddel pembelajarandianalisis secaranaratif. Kajian telaah kurikulum sains dan matematika SD dianalisis seca.ra deskriptif. Kondisi awal proses pembelajaran sains dan matematika SD dianalisis secarakategorikal, kemudian ditafsirkan ke dalam kalimat knalit4tif yakni baik (76-100Vo), sedang (56-750 ), kurang (40-55%), dan buruk ,<.400A)(Arikunto, 1998:246). Deskripsi model pembelajaran sains dan matematika 1'angakan digunakan hingga dihasilkan draf model dianalisis secaranaratif.
Laporan Hasil Penelitian Hibah Bersaing Tahun Kesatu Dibiayai oleh Direktorat Jgnderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, sesuai dengar; Surat perjanjian Pelaksanaan Hibalr Penelitian Nomor: Konhak: O24lSmfl/P.PlDV2M/illnOO8, tanggal6 Maret 2008. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unlam Banjarmasin
Hasil penelitian diperoleh l) Aktivitas siswa dalam pmbelajaran di lingkungan peialihan rawa dan perbukitan sudah cukup tinggi. Aktivitas siswa dalam p**r pembelajarandi lingkungan perairanjuga sudah cukup tinggi. Aktivitas siswa dalam ptor"r pembelajaran di lingkungan perbukitan/pegununganmasih rendah. 2) Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan peralihan rawa dan perbukitan-belum bisa melepaskandominasinya secarapenuh. Aktivitas guru dalam sudah mulai mengurangi mengelola pembelajaran di lingkungan perairan dominasinya. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan perbukitan/pegumrnganmasih belum baik. 3) Hasil belajar siswa dalam beragam iingkungan-pembelajaran yang dianalisis dengan anacova menunjukkan signifikan, artinya penggunaan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. 4) Hasil selama proses pembehjaran dalam beragam lingkungan pembelajaran yang dianalisis secara deskriptif sudah tergolong cukup baik. Hasil pcnelitian produk berupa prototype awal modef pembelajaran sekolah hijau yang mencakup 3 daerah geografis, yakni daerah rawa (perairan), daerah pegunungan Oerbukitan), dan daerah peralihan, sudah dapat digunakan oleh pada ketiga lingkungan penelitian.
Kata Kunci: IPA SD,modelpembtiaiaroi, perdrkotan PBM, pendekntan lingkungan, sekolah hiiau
Upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam menghadapi era globalisasi merupakan tantangan yang harus dijawab dengan karya nyata oleh dunia pendidikan. Hal ini karena mata pelajaran sains khususnya, akan memiliki peranan yang sangat strategis dalam upaya menyiapkan sumberdaya manusia di era globalisasi dan industrialisasi. Potensi ini akan terwujud jika mata pelajaran sains mampu melahirkan siswa handal dan berhasil menumbuhkan kemampuan berpikir logis, bersifat kritis, berinisiatif dan adaptif terhadap perubahan dan perkembangan diungkapkan )-ang terus terjadi. Kualitas sumber daya manusia sebagaimanatelah menjamin keberhasilanupaya penguasaanteknologi unhrk pembangunan(Rustaman dan Widodo, 1996). Berdasarkan informasi dan observasi awal yang dilakukan peneliti saat ini, pembelajaransains dan matematika selalu menekankan pada segi kognitif saja atau pada penguasaankonsep, sementarasegi psikomotor dan afektif serta penekananpada proses pembelajaran belum dilakssiswaan. Hal ini menyebabkan siswa masih sulit menerapkankonsep sains dan matematika yang diperoleh di kelas untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Contoh yang ditemukan di lapangan terlihat bahwa
guru dalam memhlajarkan sains dan matematika selalu mengambil contoh pada buku-buku yang beredar, misalnya dalam pembahasantentang mahluk hidup, guru menampilkan gambar tentang kijang, jerapah, gajah, dan sebagainya'Contoh hewan rersebuttidak dapat dijumpai atau dilihat secara langsung oleh siswa SD, mereka mungkin hanya dikenal siswa melalui media massa,tanpa pemah melihat langsung. padahal masih banyak hewan yang terdapat di lingkungan sekitar siswa seperti bekantan (Nasalis larvatus) merupakan hewan maskot Kalimantan Selatan, yang sekarangsudah mulai punah. Banyak siswa lebih mengenal monyet dibandingkan trekantan. Prestasi siswa pada mata pelajaran sains b€lum memuaskan' hal ini menunjukkan bahwa cara pembelajaran di sekolah belum mengarah pada pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan hakikat sains. Meskipun secara tegas dinyatakan dalam KTSP
agar pembelajaran sains lebih
banyak menggunakan metode
pengamatan dan percobaan guna melatih keterampilan proses kepada siswa' tetapi kenyataandi lapangansering berbeda(Rustamandan Widodo, 1996)' Hal lain yang menyebabkan rendahnya prestasi mata pelajaran sains adalah karena para guru beranggapan bahwa pengetahuan itu dapat ditransfer langsung dari pikiran guru ke pikiran siswa. Padahal siswa datang ke sekolah sudah membawa berbagai pengetahuanawal yang diperoleh dari lingkungan sekitamya. Kegagalan pendidikan yang dirasakan saat ini dapat disebabkan karena model pembelajaran yang cenderung bersifat otoriter selama ini. Oleh karenanya sudah saatnya bagaimana memikirkan cara pembelajaran dalam lingkungan yang lebih demokatis. Lingkungan belajar yang demokratis memberikankebebasanpada siswa unruk melakukan pilihan-pilihan tindakan belajar yang akan mendorong siswa untuk rerlibat secara fisik, emosional, dan mental dalam proses belajar, sehingga dapat memancarkankegiatan yang kreatif-produktif (Degeng, 2000). Sebagaiperwujudan konkrit dari pendidikan yang demokratis adalah sikap guru harus mampu menerima perbedaan, menghargai pendapat siswa, tidak menang sendiri' dan tidak merasa paling tahu (Sadiman, 2000). Sekarang permasalahannya adalah bagaimana model pembelajaran yang demokratis itu? Model pembelajaran demokratis b€rarti harus mengubah paradigma lama, yaitu pembelajaran yang terpusat pada guru (teacher
centered) dan menggantikannyadenganparadigmabaru" yaitu pembelajaranyang terpusatpa.dasiswa(studentcenteredlearning). Salah satu model pembelajaranyang mengarahpada keterampilanberpikir siswaadalahmodelPBM (ProblemBasedInstructionlataudisebutjuga denganPBL (Problem Based Learning), pembelajaran berdasarkan masalah. Di atas telah dijelaskan model pengajarandapat berdasarkantujuan pembelajaran,sintaks, dan lingkunganbelajamya.Di dalam prosespembelajaran,pendekatanPBM berorientasi pada tujuan dan sintaks pembelajaran.Jika pendekatanini disejajarkan dengan pendekatanlingkungan, maka akan menghasilkanmodel pembelajaranyang dapat menghantarkan siswa pada kemampuan keterampilan berpikir yang berbasis kontekstualdi manamerekatinggal. Pembelajaranberdasarkanmasalah akan memberikan kesempatankepada siswa untuk melakukan self-directed dan sangatefektif bagi siswa yang beragam karena mereka akan memilih sendiri permasalahandan metode pemecahannya berdasarkantingkatan masalahyang diminatinya serta memiliki tujuan pendidikan yang sangatluas (Greenwald,2000). Pembelajaranberdasarkanmasalahjuga akan sangat membetikan motivasi siswa untuk melakukan investigasi dan pemecahan masalahpada masalah-masalahnyata dalam kehidupan yang mereka hadapi serta merangsangsiswauntuk menghasilkansebuahproduk/karya(Singletary,2000). Kelancaranprosespembelajarandi sekolahmemerlukanperangkatpenu4iang. Perangkatpenunjangtersebutdapatberupabuku panduansiswa,buku panduanguru, LKS, APRP, dan RPP. Kenyataanmenunjukkantidak semuasekolahdapatterp€nuhi. Selain itu keberadaanperangkat yang tersedia saat ini, umurnnya tidak dapat memenuhikebutuhanguru dan siswa di sekolah sesuailingkungan di mana proses belajar mengajar berlangsung.Oleh karena itu perlu diupayakan cara lain untuk mengatasi hal ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pengembangan perangkatpembelajaran. Berdasarkanhasil ujicoba ujian nasional2008, persentasikelulusanjurusan IPA SMA dari 13 kabupaten/kotadi Provinsi Kalimantan Selatankurang dui slyo. Jika kondisi ini menjadi cermin hasil belajar sains di daerahini, tentu sungguh menyedihkan(Harian BanjarmasinPost, 11 Maret 2008). Rendahnyaprestasibelajar sains, diduga terkait denganpelaksanaanpembelajaranyang telah dilakukag.guru
selamaini dan kurangnyaperangkatpenunjangpembelajaranuntuk sains SD. Oleh karena itu perlu adanya upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran materi sainskhususnya.Salahsatuupayauntuk meningkatkankualitasguru dan hasil belajar siswa tersebut adalah pengembangan perangkat pembelajaran yang berorientasi pada model pembelajaran berdasarkan masalah sesuai konteks lingkungandi manasiswaberadauntukmenunjangprosespembelajaran. Bertolak padalatar belakangmasalahyang telah diuraikan,maka dirumuskan sebuah pertanyaan penelitian: Bagaimana pengembangan model perangkat pembelajaran sains dan matematika dan penerapannyadalam kegiatan belajar mengajardenganmodel pembelajaransekolahhijau (for the greenings.rcfrool)untuk meningkatkanprosesdanhasil belajarsiswasekolahdasar? Secarakhusus pertanyaanpenelitian ini dapat dirinci lagi yaitu bagaimana konteks lokal Provinsi Kalimantan Selatan sebagai dasar pengembanganmodel pembelajaran sekolah hijau di SD?, bagaimana telaah kurikulum sains dan kondisiawal prosespembelajaran sainsdanmatematika matematikaSD?,bagaimana SD?, bagaimanadeskripsi model pembelajaransains dan matematika yang akan jenis materi pembelajaran digunakandi SD?,bagaimanadeskripsikesesuaian sains dan matematikadengan model pembelajaransekolah hijau?, bagaimanaprototype bagaimanahasil uji model pembelajaransekolahhijau yang akan dikembangkan?, coba penggunaanmodel pembelajaranyang akan dikembangkandan bagaimana keefektifanmodel pembelajaranyangakandihasilkan? Berdasarkanmmusan masalahdi atas, maka penelitian ini bertujuan untuk model perangkatpembelajaransainsdan matematikadan mengetahuipengembangan penerapannyadalam kegiatanbelajar mengajardenganmodel pembelajaransekolah hijau (for the greeningsscfrool) untuk meningkatkanprosesdan hasil belajar siswa sekolah dasar. Operasionaltujuan penelitian ini yaitu mengetahui konteks lokal Provinsi Kalimantan Selatan sebagai dasar pengembanganmodel pembelajaran sekolahhijau di SD, mengetahuihasil telaahkurikulum sainsdan matematikaSD, mengetahuikondisi awal prosespembelajaransainsdan matematikaSD, mengetahui deskripsi model pembelajaransains dan matematika yang akan digunakandi SD, mengetahuideskripsi kesesuaianjenis materi pembelajaransains dan matematika denganmodel p€mbelajaransekolahhijau, mengetahuiprototy,pemodel pembelajaran
sekolahhijau yang akandikembangkan,mengetahuihasil uji cobapenggunaanmodel pembelajaran yang akan dikembangkan dan mengetahui keefektivan model pembelaj aranyangakandihasilkan. Selamaini pendidikanlingkungannampakmarginaldalam suatuprogram sekolah sebagaitambahankurikulum inti. Menurut Gough (1992) pendidikan lingkungan idealnya harus dicantumkan dalam kurikulum sekolah, dengan menyajikantopik terkini sesuaidenganlingkungan sekitarnyadalam berbagaicara. Beberapapokok bahasanyang sangatmendasar,mempunyaikesempatanlebih besar untuk membahasmateri yang berkaitandenganpendidikan lingkungandengancara tertentu.Pokok bahasantersebutyaitu matematikadan sains. Dengan demikian pendidikan lingkungan tidak menambah program pendidikan sebagaidisiplin ilmu atau mata pelajaran yang terpisah untuk kajian khusus,tetapi suatudimensi yang terintegrasikanke mata pelajaranlain. Pendidikan lingkunganmenghasilkansuatureorientasidan reartikulasidari berbagaidisiplin dan pendidikan(sains,matematika,IPS,seni,dan sebagainya) berbagaipengalaman yang memberikanpersepsiintegral terhadaplingkungan. Kurikulum tingkat satuanpendidikan (KTSP) adalahkurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakanoleh masing-masingsatuanpendidikan. Kurikulum disusun agar memungkinkanpengembangankeragamanpotensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan kinestetik pesertadidik secaraoptimal sesuai dengan tingkat perkembangansiswa- KTSP dikembangkan atas dasar prinsip diversifikasi sesrraidengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan pesertadidik. KTSP dikembangkan oleh setiap kelompoVsatuan pendidikan dan komite sekolaVmadrasah. Menurut
Soehendro (2006)
satuan pendidikan perlu
memperhatikankepentingandan kekhasandaerah,sekolah,dan pesertadidik dalam mengembangkanKTSP. Daerahmemiliki keragamanpotensi, keperluan,tantangan, dan keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah. PendekatanPBM dikembangkan dari model pembelajaran berdasarkan masalahyang merupakansalahsatubentuk pengajaranyang memberikanpenekanan untuk membantu siswa menjadi pebelajar yang mandiri dan otonom. Melalui pembelajaranini peran guru adalah menyajikan masalah,mengajukanpertanyaan,
dan memfasilitasi penyetidikandan dialog, selain itu guru melakukanscafolding, yaitu suatu kerangka dukungan yang memperkaya inkuiri dan pertumbuhan intelektual(lbrahimdanNur, 2000). METODE PENELITIAN Metodepenelitianyang digunakanmengacupadabatasanmasalahyakni l) Bagaimanakontekslokal ProvinsiKalimantanSelatansebagaidasarpengembangan sekolahhijau di SD?2) Bagaimanahasiltelaahkurikulumsains modelpembelajaran dan matematika SD? 3) Bagaimanakondisi awal proses pembelajaransains dan matematika SD? dan 4) Bagaimana deskripsi model pembelajaran sains dan matematikayang akandigunakandi SD?. JENIS PENELITIAN Penelitian ini tergolong deskriptif eksploratif, yang bertujuan untuk yang teramati.Di bawah memaparkankondisi kekinian terhadapfenomena-fenomena kegiatanpenelitiansesuaidenganrumusanmasalah. ini dijelaskanmasing-masing SUBYEK PENELITIAN Subyekpenelitian adalahguru SD kelas V semester2 yang tergabungdalam gugus sekolah pada 5 daerah yakni Kota Banjarmasin,Kabupaten Barito Kuala KabupatenTanah Laut. KabupatenBanjar, dan KabupatenTapin. Penentuangugus dilakukan secarabertujuan.Penelitiandilaksanakanpadatahunpelajaran2007/2008. TEKNIK PENGUMPULAI\ DATA Teknik pengumpulandata dijelaskanberdasarkantujuan yang ingin dicapai. Menggali konteks lokal Provinsi Kalimantan Selatansebagaidasar pengembangan model pembelajarandilakukan melalui survei. Kajian telaah kurikulum sains dan matematika SD dilakukan melalui seminar dan lokakarya. Kondisi awal proses pembelajaransainsdan matematikaSD dilakukan melalui pengamatanpembelajaran. Deskripsi model pembelajaransains dan matematika yang akan digunakanhingga dihasilkandraf modeldilakukanmelaluiseminardanlokakarya. Tabel l. Sekolah-sckolah yang Dijedikrn Pusat Kegirtan Penelitian
SentmK€eiatan SDN Surei Mufti I SDN Tabing RimbahI
trkasi sekolah Kecamatan Banjarmasin Utam
KabuDaten^ota Banjarmasin
KecamatanMandasatana Barito Kuala
Tipe daerah
Rawa./pasang surut,kawasan Derkotaan Rawa/pasangsurut,kawasan oedesaan
KecamatanPelaihari KecamatanBinuans SDN KecamatanBeruntung SDN Benmtung Baru Baru Sumber:surveylapangan SDN Tirta Java I I
TanahLaut TaDin
Perbukiadoertebunan Pegunungan
Banjar
Persawahan
TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisis data dalam penelitian ini disesuaikandengan sumber data. menggali konteks lokal Provinsi Kalimantan Selatan sebagaidasar pengembangan model pembelajarandianalisis secaranaratif. Kajian telaah kurikulum sains dan matematikaSD dianalisis secaradeskriptif. Kondisi awal prosespembelajaransains dan matematikaSD dianalisis secarakategorikal, dan ditafsirkan ke dalam kalimat kualitatif yakni baik (76-100%), sedang(56-75%), kurang (40-55%), dan buruk (<40%) (Arikunto, 1998:246).Deskripsi model pembelajaransains dan matematika yangakandigunakanhinggadihasilkandraf model dianalisissecaranaratif. HASIL PENELITIAN Kegiatan penelitian tentang pengembanganmodel perangkatpembelajaran sains dan matematika dan penerapannyadalam kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaransekolah hijau (for the greening scftool) untuk meningkatkan prosesdanhasilbelajarsiswasekolahdasartelahdiperolehdatahasilpenelitian. Sesuai kegiatan penelitian tahun pertama, respondensudah melaksanakan kegiatan-kegiatanmelalui workshop meliputi 1) menggali konteks lokal Kalimantan model pembelajaransekolahhijau di SD. Hasil Selatansebagaidasarpengembangan kajian digunakanuntuk menganalisismateri kurikulum sainsdan matematika SD,2) Mengembangkansilabus sebagaibahanpengembanganmodel pembelajaransekolah hijau di SD, 3) mengeksplorasi(menganalisis)proses pembelajaransains dan matematika
SD, dan 4) melakukan refleksi kegiatan workshop pemetaan
kurikulumlpengembangansilabus berbasissekolah hijau. Di bawah ini penjabaran kegiatanpenelitianpadatahunpertama. Tabel 2. Hasil Penetapan lrkasi Penelitian Kecamatan
Kabupaten/ kota
Jarakdengan ibukoa orovinsi (km)
SDN SursiMufti I
Banjarmasin Utara
Banjarmasin
4
SDNTabtuU RimbahI
Mandasatana
Barito Kuala
20
Pusat Kegiatan
Tipe daerah
Daerahp€rkotaandan dikelilingiolehbeberapa sunsai Dataranrcndahataudaerah rawa
Pelaihari Binuang BeruntungBaru
SDNTina JayaI SDN Halungun I
SDN Beruntung Baru
Tanaht aut
67
Daerahoerkebunan
TaDin Banjar
ll0
Daerah Degunungan Daerah Persawahan,dan pedesaan
30
Surnber:Suwei lapangan daerahdi provinsi Kalimantan Selatan.Berdasarkanhasil survei ini, maka diharapkandesiminasihasilhasil oenelitian akan lebih merata.
Tabel3. Hasil Analisis KTSP Sains SD dan Buku-buku yang Memuat Nuansa Lingkungan dalam Pembelajaran
EKD ! KD Sainsbemuansa Biolosi lingkungan
kelas I Kompetensi Dasar(KD)
9
J)
5
l6
l4
o
ll
5
Sumber:
o/o
SumberBuku (Penerbit) 69,0 l. BalaiPustaka 2. Mediatama 3. Titian llmu E7,5 4. Tropica 5. lntan Pariwara 6. Sahabat 7. Regina 8. Armandelta 45,5
Seminar dan Lokakarya PemetaanKurikulum dan PengembanganSilabus Sains dan Matematika Sekolah Dasar Berbasis Sekolah Hijat (Greening Scftools) Dilaksanakan pada'fanggal2l-24Juli 2008di KabupatenBanjar
Tabel 4. Hasil Analisis KTSP Matematika SD dan Buku-buku yang Memuat Nuansa Lingkungrn dalam Pembelajaran Kelas
I KD Matematika BernuansaLingkungan
t Kompetensi Dasar(KD)
i
JI
f
23
6 Sumber:
o/o
SumberBuku (Penerbit)
63,E
I . Balai Pustaka 2. Citm 3. CempakaPutih 4. Anekallmu 5. Erlangga 6. Regina
t0
43,5
l4
60,E
Seminar dan Lokakarya PemetaanKurikulum dan PengembanganSilabus Sains dan Matematika Sekolah Dasar Berbasis Sekolah Hijav (Greening Scftools) Dilaksanakan padaTanggal2l-24 Juli 2008di KabupatenBanjar
PembelajaranSrins dan Matematika Tabel5. Data Kinerja Guru pada Pelaksanaan
Kabupaten/ Kota
t
RPP
Res. (org.)
Pendhl. Rt2
Baniamasin Barito Kuala Tanah laut
t2 t7 9
Pelaksanaan Pembelaiaran
Kat.
2,82 KB 3.45 B 3,24 B
Rt2 1 ''
Eksplor.
Kat. Rt2
B B 2,94 KB
to
ta1
Elaborasi
Konform
Kat. Rt2
Kat. Rt2
KB
) 1\
KB
B
3,04 B 2,64 KB
KB
Penutup
Kat. Rt2
2,8 KB 3.1 B 2,89 KB
to
Kat.
KB 2,9 KB 2,86 KB
l0
6 t6 60
:!iF-
,r'alrial
3,43 B 2.7
KB
3,54 B 3.39 B
3,89 B 3.21 B
tt
3.l6
B
B B
3.3'7 B 1)) B
r-j 'z:a-rata .-r = r.:regori (sangatbaik:4, baik = 3, kurang baik = 2, tidak baik = l) i.r,:E Haril observasikinerja guru dalam pembelajaransainsdan matematika
Refleksi kegiatan seminar dan lokakarya meliputi pengembangankurikulum, :E€{aan
kurikulum berbasis lingkungan, dan validasi silabus SD/MI berbasis
.:;r.r:ngan. Hasil refleksi ini yang dianggap mendukung maupun bertentangan ecrgan kaidah pengembangankurikulum berbasis sekolah hijau sebagai berikut: !,:-a5us lang sebenamya dibuat oleh sekolah atau beberapa sekolah tidak perlu 3Lat1*an karena sudah ada silabus yang diterbitkan orang lain. Ada 80% responden am]'atakan tidak setuju, hal ini menjadi penghalang besar dalam pengembangan siiabus, karena meseka salah kaprah terhadap KTSP, buku p€lajaran yang digunakan di sekolah tidak mencerminkan lingkungan setempat. Ada 50yo responden tidak seruju Butir pertanyaan ini menjadi pendorong untuk mengembang silabus dan bukubuku yang digunakan di sekolah tidak mengajak guru maupun siswa untuk berpikir kritis. Ada 6070respondenmenyatakantidak setuju, hal ini merupakanfaktor positif untuk melaksanakanpembelajaranberbasissekolahhijau. Berdasarkanhasil penelitian pada tahun kesatu, dapat disimpulkan sementara /kota yang akan dijadikan model pengembangansekolahhijau. l aitu Ada 5 kabupaten Kelima kabupaten/kota ini memiliki tipe daerah cukup beragam, dan menjadi cermin tipe-tipe daerah di provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan hasil survei ini, maka diharapkan desiminasi hasil-hasil penelitian
akan
lebih
merata. Kelima
kabupaten/kotaini adalah Kota Banjarmasin, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tapin dan Kabupaten Banjar, Hasil analisis KTSP sains dan matematika SD dan buku-buku yang telah memuat nuansalingkungan cukup besar. Jadi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan melalui model pengembangan sekolah hijau menjadi lebih beralasan, kinerja guru dalam melaksanakanpembelajaransains dan matematika belum memuaskan,khususnyadi Kota Banjarmasin dan Kabupaten Tanah Laut. Ini fnenjadi bahan pertimbangan untuk melaksanakanpengembang4nmodel pembelajaran dengan mengoptimalkan pemn guru dalam setiap kegiatan, khususnya workshop pepgembangan bahan ajar, dan berdasarkan hasil refleksi kegiatan tahun kesanr, makp pengembangan pembelajaran
ll
trbasis sekolah hijau menjadi lebih terbuka" dengan berbagai pertimbangan, lhususnya memperbaiki salah tafsir dari sebagian besar responden tentang sngembangansilabus
PE}lBAHASAN Provinsi Kalimantan Selatan terdiri atas 13 kabupaten&ota. Berdasarkan sunei yang telah dilakukan, ada 5 kabupaten/kota yang akan dijadikan model pengembangansekolah hijau. Kelima kabupaten/kotaini memiliki tipe daerahcukup beragam, dan menjadi cermin tipe-tipe daerah di provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan hasil survei ini, maka diharapkan desiminasi hasil-hasil penelitian akan iebih merata. Kelima kabupaten/kota ini adalah Kota Banjarmasin, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tapin dan Kabupaten Banjar. Hasil analisis KTSP sains dan matematika SD dan buku-buku yang telah memuat nuansa lingkungan cukup besar. Jadi peluang pembelajaran dengan nenggunakan pendekatan lingkungan melalui model pengembangansekolah hijau menjadi lebih beralasan. Masalahnya adalah inovasi pembelajaran semacam ini trelum pemah dilaksanakan secara melembaga, sehingga perlu waktu untuk melakukan sosialisasi model pembelajaran yang akan dikembangkan. Hal yang Jianggap positif adalah respon gum dalam menerima inovasi ini cukup besar. Jadi dengan modal ini diharapkan pembelajaran sekolah hijau akan berhasil dengan baik. Model pembelajaran yang akan dikembangkan adalah model perangkat pembelajaran padapenelitian ini mengadopsimodel Dick and Carey (1990). Berdasarkanhasil refleksi kegiatan tahun kesatu, maka pengembanganpembelajaran berbasis sekolah hijau menjadi lebih terbuk4 dengan berbagai pertimbangan, khususnya memperbaiki salahtafsir dari sebagianbesarrespondententangpengembangansilabus.Model perangkatpembelajaranyang dikembangkandalam penelitian ini berupabahanajar siswaberbasislingkungan, LKS, dan RPP. Aktivitas siswa dalam prosespembelajarandi lingkungan peralihan rawa dan perbukitan dan di lingkungan perairan sudah cukup tinggi. Banyak hasil-hasil penelitian yang mendukung temuan ini, baik dipandang dari pernbelajaran melalui PBM, matryun dengan menggunakan pendekatan lingkungan. Peningkatan aktivitas siswa dalan proses pembelajaran melalui pendekatan PBM telah dilaporkan oleh
l€
12
sebelumnya (Silaban, 1999; Sutini, 2000, Supramono (2005). Ada -rr:dar r:sirl.:an l ang diperoleh dari penelitianterakhir ini, yakni ada peningkatanaktivitas :r--i i,
Peran aktivitas siswa dalam kegiatan penyelidikan cukup baik, dan
r::::::npilan :-t:i
siswa dalam kegiatan eksperimen secarakeseluruhandapat dikatakan
Mik (Silaban, 1999). Aktivitas siswa dominan dalam melakukanpenyelidikan
.::--,nemperhatikan penjelasanguru/siswalain waktu diskusi (Supramono,2005). ektivitas
siswa dalam proses pembelajaran di lingkungan perbukitan/
:r-!:ununganmasih rendah. Hasil penelitian ini berbedadengan penelitian-penelitian ..ri'elumnya(Silaban, 1999; Sutini, 2000, Supramono(2005). Penelitianpembelajaran :
lingkungan
perbukitan/pegunungan dilaksanakan di
Kecamatan Pelaihari
iiabupaten Tanah Laut. Sekolah tempat penelitian di lingkungan ini tergolong jarang :.ersentuh inovesi pembelajaran, khususnya bila dibanding dengan pembelajaran di ingkungan perairan (Kota Banjarmasin), dan lingkungan peralihan rawa dan (Kota Banjarbaru). Oleh karena itu pembaharuan pendidikan agar dapat -rbukitan ::pusatkan di daerah ini, sehingga sejajar dengan daerah penelitian lainnya. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan-pendekatan konstruktivis sangat ':iemungkinkan dilaksanakan, karena lingkungan belajar siswa kaya akan sumber :'ela-jaryang beragam. Aktivitas siswa yang belum berkembang (masih rendah) pada ketiga .ingkungan pembelajaran terletak pada l) Melakukan refleksi dan mengevaluasi proses penyelidikan, dan 2) Membuat atau menulis rangkuman pelajaran. Hal ini sejalandenganpenelitian sebelumnya(Supramono,2005). Temuan ini bisa dipahami, <arenakemampuan melakukan analisis dan sintesis merupakanketerampilan proses :ingkat tinggi. Ini akan berkembang dengan baik bilamana siswa akrab dengan rembelajaran berorientasi proses, bukan semata-matamengejar hasil pembelajaran. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajarandi lingkungan peralihan rawa Jan perbukitan belum bisa melepaskandominasinya secara penuh. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan perairan sudah mulai mengurangi dominasinya.Dari 2 temuan ini dapat dibuat kesimpulan sederhanayakni sudahada tanda-tanda pengurangan akrivitas guru dalam mengelola pembelajaran.
Hasil
penelitian ini berbedadengan penelitian sebelumnya(Sutini, 2000) di mana aktivitas guru dan siswa meningkat selama kegiatan pembelajaran secara bersamaan. Menurut
.'a
l)
i'.r:.: r 1000) sebagianbesar waktu digunakan oleh guru mitra untuk membimbing :r=yeiidikan dan diskusi, membimbing analisis dan evaluasi pemecahanmasalah,ini -<-:pakan kaidah kontradiksi denganhasil penelitian ini. Sebaliknyahasil penelitian -- .ejalan dengan Supramono(2005) di mana guru memberikan kesempatanseluas-r.:)a untuk mengembangkanaktivitas mereka. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di lingkungan perbukitan/ s::inungan masih belum baik. Aktivitas guru yang cenderung dominan sehingga -rnghambat
proses pembelajaran terletak pada I ) Membimbing siswa berdiskusi
.:r.l'ansiswa/kelompok/guru, dan 2) Mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau repada guru, 3) Membimbing siswa memahami LKS, 4) Membimbing siswa ;:rlakukan pengamatan/percobaan,dan 5) Membimbing siswa menulis hal-hal yang =levan dengan p€mbelajaran.Jika hal ini dibenarkantentu sejalan denganpenelitian sebelumnya (Sutini, 2000). Makin baik guru dalam mengelola pembelajamn, :ikatakan makin baik prosespembelajarannya. Ada peningkatanhasil belajar siswa yang signifikan dari pembelajarandengan renggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran :erpengaruh terhadaphasil belajar siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengantemuan st'elumnya dalam menggunakanpendekatanPBM dalam pembelajaran(Timurrini, l'-xlOl
Sutini, 2000; Supramono, 2005). Pembelajaran dengan menggunakan PBM bukan saja meningkatkantes hasil belajar produk siswa, akan tetapi
-ndekatan _'uga meningkatkan proses berpikir dan keterampilan berpikir siswa (Supramono, ItlO5). Hasil tes belajar siswa yang meliputi tes produk dan tes proses setelah relaksanakan kegiatan belajar dengan model PBM secara keseluruhan dikatakan 3pat meningkat (Timurrini, 2000). Peningkatan hasil belajar juga dijumpai dalam pembelajaran dengan renggunakan pendekatanlingkungan seperti dilaporkan sebelumnya Q',laparindkk., lr-x1.4; Nayatilah, 2005; Nissa" 2003; Afriani, 2005; Wulandari, 2005). Pembelajaran .iengan menggunakan pendekatanlingkungan dapat meningkatkan produk. proses, 3an keterampilan (Naparin dkk. 2004). Secara umum pernahaman siswa dapat Sitingkatkan melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan '\ayatilah, 2005; Nissa, 2003; Afriani, 2005; Wulandari, 2005).
14
Hasil selama proses pembelajarandalam beragam lingkungan pembelajaran .r"i
dianalisis secara deskriptif sudah tergolong cukup baik. Banyak penelitian-
:qc.:tian
yang mendukung temuan ini. Bukan saja dilihat dari penggunaan
(Silaban,1999;Timurrini,2000; Sutini,2000; :c-,::katan PBM dalampembelajaran > -:n-rrono, 2005), akan tetapi juga dilihat dari pengguniumpendekatanlingkungan --":-n pembelajaran (Naparin dkk., 2004; Nayatilah, 2005; Nissa 2003; Affiani, - .,,i: \\'ulandari,2005). Berdasarkan
hasil
pembahasan
maka
isu
pendidikan
lingkungan
=narj inalkan dalam kurikulum inti seperti dijelaskan pada Bab I tidak selalu benar. \,asan lain penggunaan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran perlu mendapat :whatian adalah sebagian besar bahan kajian bio'logi di SD diarahkan akrab dengan -':rgk-ungan.
KESIMP{ILAN Berdasarkanhasil penelitian dan pembahasantentang pengembanganmodel :€rangkat pembelajaran sains dan matematika dan penerapannyadalam kegiatan :'elajar mengaj* denganmodel pembelajaransekolahhijau (for the greening schoo[) untuk meningkatkanproses dan hasil belajar siswa sekolah dasar dapat disimpulkan .aitu penelitian telah menetapkan 5 kabupaten/kota yang akan dijadikan model rengembangan sekolah hijau. Kelima kabupaten/kota ini memiliki tipe daerah cukup beragarn, dan menjadi cermin tipe-tipe daerah di provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkanhasil survei ini, maka diharapkandesiminasi hasil-hasil penelitian akan .ebih merata. Kelima kabupaten/kota ini adalah Kota Banjarmasin, Kabupaten Barito ruala" Kabupaten Ta-nahLaut, Kabupaten Tapin dan Kabupaten Banjar, berdasarkan :sil
analisis KTSP sains dan matematika SD dan buku-buku yang telah memuat
:uansa lingkungan cukup besar.Jadi pembelajarandenganmenggunakanpendekatan .:ngkungan melalui model pengembangansekolah hijau menjadi lebih beralasan, r,inerja guru dalam melaksanakan pembelajaran sains dan matematika sebelum :novasi dilaksanakan belum memuaskan, khususnya di Kota Banjarmasin dan Kabupaten Tanah Laut. Ini menjadi bahan pertimbangan untuk melaksanakan lengembanganmodel pembelajarandenganmengoptimalkanperan guru dalam setiap iegiatan, khususnya workshop pengembangan bahan ajar, dan berdasarkan hasil
l5
c.r-* r iegiatan tahun kesatu, maka pengembangan pembelajaran berbasis sekolah mur ::<:;ali lebih terbuka, denganberbagaipertimbangah,khususnyamemperbaiki ;^:.r- -::si: dari sebagianbesarrespondententangpengembangansilabus'
i \R\\
Berdasarkanbutir-butir kesimpulanyang diperoleh, maka dikemukakan saran <:-J.' berikut: Pemerintahkabupaten/kota,khususnyanyaCabangDinas Pendidikan i - 'nerpartisipasidalam kegiatan pengembanganmodel perangkat pernbelajaran s. --lah hijau. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meyakinkan setiap inovasi akan :<'rusil bilamala semuakomponen yang terkait juga turut membantupelaksanaandi perangkat pembelajaran bukan hal yang -:3mgan, sekalipun pengembangan model =rjatr- maka diharapkan kesediaan para guru untuk mengikuti dengan tekun tahap s:ri uhap pelaksanaankegiatan ini.
RIKOMENDASI \lodel perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatanlingkungan di Provinsi Kalimantan Selatan seperti tercantum pada suplemenlaporan penelitian ini agar diimplementasikandalam pembelajaranIPA SD di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan.Hal ini penting karenabanyak topiktopik pembelajaranyang bemuansalingkungan diajarkan secarakonseptualsaja. l.
Model perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatanlingkungan masih asing bagi guru-guru IPA SD di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Oleh karena itu dinas pendidikan kabupaten/kota dapat memprioritaskanpenyelenggaraanpendidikan dan latihan bagi guru-guru IPA SD untuk mempelajari lebih mendalam serta mengembangkan model perangkat pembelajaransebagaiprototype pembelajaranIPA di SD.
l.
Model perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM dan pendekatan lingkungan (berbasis konstruktivis) agar dapat dijadikan pijakan untuk
mengembangkan
model-model
pembelajaran
lainny4
pengembanganmodel konstruktivis merupakan substansi dasar KTSP.
karena
t6
D{FT-{R RUJUKAN l-:::)"ni. Erma. 2005. Ilpaya Mengoplimalkan Pemahaman Siswa Kelas YII SMP \egeri I Aluh-Aluh Kabupaten Banjar Tahun Pelaiaran 2004/2005 tentang Konsep Ekosistem dengan Menggunakan Pendekttan Lingkungan Skipsi. Program Studi Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. UniversitasLambung Mangkurat. Banjarmasin.Tidak Diterbitkan. r::nds. R.1., 1997. Classroom Instructionnl and Managemenl.New York: McGrawHill Book Companies,Inc. and Quasi--:.mpbell. Donald T. & Julian C. Stanley. 1966. Experimental Experimental Designs for Research on Teaching. Dalam Gage N.L' (penyunting). Handbook of Research on Teaching. A Project of The American Educational Research Association. Department of The National Fiucation Association, Chicago. Dahar,R.W., 1989. Teori-teori Belajar, Jakarta:Erlangga. Degeng,I Nyoman S., (2000). ParadigmaBaru PendidikanMemasuki Era Demokrasi Belajar, Makalah disajikan Dalam Seminar dan Diskusi Panel Nasional Teknolog,t Pembelajaran V, Malang: Kerjasama UM dan IPTPI Cabang Malang. )epartemen PendidikanNasional. 2006. Kurikulum Timgknt Satuan PendidikanMata Pelajaran Sains SD. Jakarta. fick. W. dan Carey, L., (1990). The Systematic Design of Instructional, Second Edition, London: Scott, L. Foresmanand Company. )lsinger, John , F. 1985. Instruction in Awareness of Environmental Issues' EMC/SMEAC Erwironmental Educatroa (Online), Digest No. l, (http: //www.ed.gov/ databaseVBRlC-Digests/ed259940.htm1, diakses 1l Januari1997). Disinger, John, F. dan Rottu Charles, E. 1992. Environmental Literacy. ERIC (online), (http: //www.ericse.org/eric/digests/digest-e02.html,diakses4 Januari 1997). Disinger, John F. dan Robert, W. Howe. 1988. Environmental Education that Makes a Difference-Knowledge to Behavior Changes. EMC/SMEAC Environmenlal Education, (Online), Digest No. 4, (hnp: //www.ed.gov/ databases/ERlCDigestV ed320761.htrnl,diakses12 Januari1997). Gough,Noel. 1992.Blueprintsfor the Greening Schools.Gould League.Victoria: Greenwald,N.L., (2000). Leaming fiom Problem, The Science Teacher,67 (4): 28Cur,ufrlo-n, K. and Branch, R., (1997). Revisioning Models of Instructional Development,educational Technologt Researchand Development,45 (3):7389. Ibrahim, M. & Nur, M., (2000). Pengajaran Berdasarknn Masalah, Surabaya: TINESA-UNIVERSITY PRESS.
tl
llrgr,xx-KathrynP.,ReginaC.Luginbuhl,SandraD'schlotzhauer"HarrietWatts' lq85.S A S /S \A TlJser's G u id e Re le a s e 6 0 3 ' Ca ry , No rt h Ca ro lin a : S A S -:-.'irute Inc. USA. . r-,:-1--S.\1.. 1991.Pentlitliknn llmu PengetahuanAlam' Depdikbud Dirjend' Dikti 3agianP3G SD. r,--,:-:i::r- Emo. (ed.). 1988. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup di lKlP dan FKIP. Jakarta'-Dirjen Dikti' Classroom:Problem& Solution' Zfte -:*-i:. A. E., (2000). Managingthe lnquiry ,lmerican Biologt Teacher,62 (9): 641-648 ;- r,,..ski.Marylin.1985. Science-Technology-societyin the Science Curriculum' EMC/ SMEAC Special (Online)' Digest. No' 2'Qtttp: /lwww'ed'gov datafuses/ ERIC- DigestVed2745l3.htnl,diakses13 Januari1997)' on learning' tells us about teaching, ln -rnharL C.l tf-SS:i. What research K.M.Cauley,F.Linder,J.H.McMillan(eds),AnnualEditions:Education Psichologlofhumanthought(plp'I88-213).NewYork:CambridgeUniversity Press. STS Dengan Konstruktivisme' ""' - jz', M., (1996), KeterpaduanAntara Pendekatan \{.:liani. sri.2007. upaya Mengoptimalkan Pemahaman siswo Kelas vl sD Negeri Landasan Ulin Timur 3 tentang Sub Konsep Fador-Fahor yang Mempengaruhi KeseimbanganEkosistem Melalui PendekatanSEZS ' FKIP Unlam Banjarmasin,Skripsi tidak di terbitkan' \{.rlina. 2008. prises dan Hasil Belajar SiswaKelas V SD Negeri Bangkal I Kota B anjarbaruTahunP el a ja ra n 2 0 0 T / 2 0 0 8 t e n t a n g Ma t e ri" P e n y e s u a ia n MokhtukHidupdenganLingkungannya"denganMenggunaktnPendekntan Lingkungan.stripsi,srzup-PGRlBanjarmasinJurusanPendidikanBiologi. A; Zuni, M.; Nurjiwan; Arbayah' 2!!a ' Upoya Memaksimalkan \aparin, 'PemahgmanKonsepMakhlukHidupMuridKelasVlSDNegeriSungaiMiai 7 Banj armasin deigan Menggunakan Pendekatan Lingkungan Banjarmasin' Lembaga Penelitian Universitas Lambung Mangkurat' \ayatilah, Siti. 2005. Optimalisasi Pemahaman Siswa Kelas X MAN Kelua ' Kabupaten Tabalong Tahun Pelajaran 2005/2006 tentang Konsep Kerja Ilmiih dengan Menggunaknn pendekctan Lingkungan Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin.Tidak Diterbitkan \elson, Harold G. and Stolterman,8., (2000)' The Case for Design: Creating a Culture of Intention, Education Technologt' 10 (6): 29-35' \issa, Klrairun. 2003. Hasil Betajar Konsep Makhluk| Hidup pada siswa Ke,las I SLTP Negeri 6 Tanjung Tabalong dengan Menggunaksn Pendekatan LingkunganSkripsi.ProgramstudiPendidikanBiologi.FakultasKeguruan dan llm; pendidikan. universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin.Tidak Diterbitkan Nur, M., (1988)- Pendekatan-pendekatan Konstruuivis Dalam Pembelajaran, IKIP Surabaya.
t8
r-rrcac- \.Y.. dan Widodo, A., 1996. Keterpaduan Kurikulum dan Pembelajaran )zJatt ,l{enyiapkanGuru IPA,SD, Bandung: IPAMIPA IKIP BANDIING. i :r r.{.- 1001 Constructivist Theory, -n: -:;-- .{.S.. 2000. Paradigma Baru PengemasanPendidikan Yang Demokratis f::in-iau Dari Aspek Kebijakan, Makalah disajikan Dalam Seminar dan )iskusi Panel Nasional Telmologt Pembelajaran V, Malang: KerjasamaUM ;n IPTPI CabangMalang. : .r:-.::- B.. 1999. Penerapan Model Pengajaran Berdasarkan Masalah Pada Pengajaran Fisika di SMII, "Makalah Komprehensi{ Prograsm Pascasarjana L\ESA". :-.g:eur). J.R, (2000). Sound Ecology "Strudent aplly problem based learning to environmentalquestion", The ScienceTeacher,67 (4):41-47. i "r'.:n- R.E., 1994. Educational Psychologt Theory: Theory and Practice, Boston: .Allyn and Bacon Publishers. :..":::- Charles Robert, R. 1997. Educational Psychologt Theori and Practice. Diterjemahkan oleh: Mohamad Nur (1998). Surabaya:Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan. i -:-. adiputra, I. N. N. 1997. Peron Serla Lemhaga Swadaya Masyarakat di dolam Pengembangan Strategi dan rencana Tindak Pendidikcn Lingkungan. Kerlas kerja untuk seminar sehai Strategi dan Rencana Tindak Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta:Maret 1997. Belajar Menggurukan (2000). Demokratisasi Haruskah > -:.rrdj ono, Konstruktivistrik?, Makalah disajikan Dalam Seminar dan Diskusi Panel Nasional Telotologt Pembelajaran ( Malang: Kerjasama UM dan IPTPI Cabang Malang. S:pramono. 2005. Pengembangan Model Perangkat Pembelajaran dan Penerapannya dalam Kegiatan Belajar Mengajar dengan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatfuin Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Siswa SD. Disertasi PPS UM Malang. Malang. Tidak diterbitkan. !:shkin, N. 2001. Ilhat is Constructivism?.,. (http://www.wni.edu/-isq-501) Srrini, 2000. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berprientasi Model Pengiaran perdasarkan Masolah Bahan Kajian Air di Sekolah Dasar, Tesis, Program Pascasarjana UNESd. Sutiyono, (2001\. Pembelajaran Konstruhivislr,t (Makalah dipresentasikanpada: "Tr1o-Day Professional Development Seminar"), Kerjasama Unesa-Kanin Depdiknas Sidoarjo-The OHIO State University USA tanggal 20-21 Marct
2001. Tek, O.8., (1998), Problem Solving in Science and Technology.C/asroomTeacher, Vol.3 No.1 p. 16-24.
l9
E., 2000. PenembanganPerangkat Pembelajaran Kimia SMU Ysng fmrrini, *Makalah Berorienlasi Pada Model Pembelaiaran Berdasarlan Masalah, anaUNESA". Komprehensif,ProgramPascasarj Trisler, Carmen E. 1993. Global Issues and Environmental Fiucation ERIC diakses5 Januari (Online), (http: //www.ericse.org/ericldigestJdigest-e05.htrnl, 1997). Unit Komunikasi/Pcndidikan Lingkungan WWF Indonesia Programme. 1997. Program Pendidil
Helda 1997. Pendidikan Lingkungan di Perguruan Tinggi: Kendala dan TqntangalLKertas kerja untuk seminar sehariStrategi dan RencanaTindak PendidikanLingfungan Hidup. JakartaMarct 1997-
i :;i i
e n
i
;;;iL i,i* is li=g*s= .EEC
,EE€ €
v;
r-^-
E =
t :J
t-
=
.'i l =
: l?
i
!
> t
t-
ai
F{
"2 F'E ;A -i
=
t E,/i 4 . - ' ' "i-
q;
d
o ;* q 5 vtj
t:
=f
u€
:€
3"E
d; 5E E; €E F.= F.C S€ t E 6i .>E
3B
AZ
c.t
r iZ >Z
-
l- a ' \l
t-
-
E
=
I
lg;itEFFl
-
r
i gI;igEgl
t-
I,r
lt ;gf- {EgE: I
t.( E
!a Y
Ii EE EFFEEIFII
-6t vl
.l
-l
€t 5l ir l o-l ^ ol
EI
tr
dl ;l qal EI 0 a lvl )41 ! sl
rl .nl
;sgsgsggl;li jg it f rg;Fgs ica =yto
oi oi
z
a..l
,A ':q9 o:
c5
"j c.l
Fa{
,;
9,4 -_. o
DAFTARHADIRSEMINAR HASIL.HASIL PEN€LTTIAN KEIAS X€LEIIGGARAKANOTEHKKGGUGUSI(ENANGAPETAIHARI BEKERJASAMA DENGAN GURUPENERIMAELOCXGRAIYTPTKDARIBANJARBARU 'IIA TXSDNTIRTAJAYA1, SAETU31 JANUARI2OO9 JABATAN/ INSTANSI
.:
Jtt la^,
zo I
- is-etct8C48 (L
<- .- -.1 T a r tcl.l
S
I ; .-!* -
.--t
^,-r,\^f,n
Vnlrt| Pi t
,
A)J2t \ t 1 . 11. \ .
!rr,q-l! ':! ,rJ 6ln,
- ol, r E f -- - :a7=iit-
ltz{ns
NAMA/ NIP.
NO. LO
IDAK(, l.l l?.{ n.t,-fl(A
60r.
JABATAN/ INsTANSI
T.d,
l-u P.r-,ke141
L,t)it r An
tlt g2-\ 8q 2-
28
g1-. {tr,llaTl
I lL4
4q Au
\Va.
V!.--kcP' !el<
tz-r:.r'r I Aa
29
U/^. @44
rr-4g r,./
Dl.Rja^
'r tSL6 tTozt
gyoooy16B 31 FAHRINA API/TITI(' Id t*/h 5Io r.13 2BL
Aun E!l!,t___
32
3u/tctr4 t 30
6 9f
tq?; I B qi)
{DN . f/4m
c-
//!
34
.1rOlcltga
35
,// t
6;.Lrt /
\f,oN
/3s CaJ 79o
t Plo''"
6a7u
f A.x.f z-r
IfrY
32 (Wat
/<eLa
<
33
J'
7 J.tJ.)
ttt a
tD .,- l,'
,€zu,L -l
3s/bfu
keta3 ; -Ja!/?
;z.
* f-/''.:/ ; 37 (../rf/.
tN _r!4flalN:-
U
38
'{ ,,#'
dn.,.J 6rC d4-
"/
LL t't1u
37
/l
'*
za,=N-
)t
M ltL
A
n
ld 4
t!
dD "/ Jb
) e '" f
lDN KUNYIT J-
-E*.,!,!:-
'{<, r,t , tt r,,r>
,,ffirfA-
14!4Y.
ttlr (l( g c l($ (. r\
RUr l.{,N I ti itFJoruo.s/.1
,u@L
l-€i-z+(
\v/^
30
TANDATANGAN
lztu t?.,a,,jy. z
/t'
38 /
39
&t l n t 7 h
40
I . R.IDUAAI t7 0 8 1 3 501
Ndnz
NL,
)
/-r
tv/a-
R. tnzwz'l;
,b
SJi o ot7 J-2-S: 42
Mttdzq4]r' _ t > t '73 4 q e a
lV,/a-
43
A )dklro * ,t+D O ^? gg6
lil /a-
M
l alypTuL.F
45
Nova T,As .P
46
44ta19ttt60w 8lA tltl)
47
tw/'qtot'\
StN hltg
3e/''fil,*
k\t:.
SDN B/aJu/rJl
+ogp";
qD^J4rtry]cte SPN hunyt( e- 42_<
6 b, 43ffnl
*w
.
ouffitf
UK
tz.LL-c 7 1d 6
fuf/s,ara 67tu- ou#_, !2- /<.6:z ?:!\ t ?
,*/'
\---_r' 48+
48
1//,1
r u L f t 4 -a / /VO 3? 'ot
49
sz
4z"t
7r '
49
9,t')U \qra'iian",,
)
Jtu/.^'Vn A Mq1'?4 t ( / n 92U1c4411fuyr'1'.', _I ,J
J-J'.LIJ
U
H. K rr t N t L #N
53
n . . t { t + Jyl D , 54
f,t4
60 3.
tu/o 51
./ .>/ ) \4-
(TL
'>ib
r.,fiw|n7v-1
Jt)/Y rLN/(tt<,
(,,
l t' s1 t(yilt/
-/Y *;sJ.. 54
JABATAN/ INSTANSI
s uK lM /fJ )r Pfh I
8t R qtl t l A
A\M^tsl l'r'J"'rI SAa
Sq o o 1 T 9i 3-'.
r r r JAyA r
l-ll, {A'la4AH,A,fia
dan o>> n9z 6{TI (ALMA EVO ftNG
B|I A
LF\tAC,
t^, n'l
S OI-l
r
nU dY tl
s Q6.2.(e{,t1it^6n L
r t\ 77 7
qTINA 6PI W
G\"\IAVAz
Ll'( s u RY^rll
(0\-i
I t\n '( r r
lEl l
s0 F
Nt lrl' r,r
q fi '
1\!,d{ rr
NUR6un r||A
1
a(!.t luat-\
\\ . \,\at'r a!1, \' rd'
td e 'stt
49f
r c e A - - f tk . iiili iit'cti,,i
r
-!1 -tsrtryt'qfd
t.t0t1 /tDk 7 '
67 h,rSt /
JABATAN/ INSTANSI
rtAFttatgIANSJM'9fl
WL L nq
t 9-
N L { i .{ vt.
9ti V- tti,6 rflt/
q
T 50il D,,l<,"^'^
luw\ lA\a
s?* M/.|:PAtNIAl:t iPd.tD t3t
(,50
t4( o f t 438 I))
ot)
st
4t!1!Y
a
DN rtRT/t L)1/F ).
lp.
,A8ATA / IIISTANSI
@1.
NAilIA / NIP.
TAI{DA TANGAN
113
I'lul:lAfll t2 t 0tt q98
ltf lt
SLNfirh JtVo z
,84il,1,,#
114
str t RocHA .JA rt ,tr .r O l rf57
111 /e
5D^.r14 11 )-::ttt !
n4Qbry-f'
115
t,rt+
/A Afr-DAW',lA:) 51'
l 3 t o r r:473
ns /f
116 tl7
tL7
118
118
119
119
r20
120
LzL
tzt
lZZ
rtz
l23
123
!24
r24
125
125
126
726
t27
r27
128
t2a
L29
129
t30
130
131
131
t32
t32
133
133
135
135
136
138 139 140 741
,-
136
1:]8
139 140 141
I N O,
142
NAMA / NIP.
GOL.
L/4 t) fc)
UK
,ju
t 3 J^iJ L|
/u^...14(
143 HJ t:',
r44
/
/
d,.'PL
/'
.1Fc 2-t
lL Pruf
r'r o
acb oDo
146 paenaA
Ha-rqaa A tTatsJeo>
r47
Hl- l{qluaudJ" Iat nta lu>s
5c^,Iriq.l.'
153
-1\talpt
154 t/'
/ Ot t11e//d .$tl I
t/^ Rt0
9c,{
&urq ,i0
{trrti
fr/^'Gtt ru I
,vi,
3,d,1
q/"
/bFs4uqcary / 3/ . 3lS 5 3 .
ry/o,
seetkgt/
a/b 1q
GC'L
t ] 5 )4 )
169 Rtf,nr ralr
SqAd3J. uq
ow(q (
'{,
PL.g tut ,Uf,A4.-./'
ettv 14,1o1,,
f.<'t.
t /2./
t3 o 6 B t?6?
fa
,uo6l/,4
t.>-
(/,'j /
''
Sb* t)1r ,'.. s
;{,.,'
162'JE^? 163 '(A *'"/ -7//
Jo* faag, GttKu 1Dt/ {
2:[i "^ ,utffi 'uuW i
4 u r ,- , !tltl \yr ,,") tur2$ S tN
i) I
4
,ttffi &/
lLH
161
Qz41
I
1s7ZV /td--L
qrN lu) (o
Mlo
hi Ab\..!r g\-saqs. - ,!-/ r?a
1ss -V-= \l
szo71q4.7 T /
,9476t.rt-1-c)
t\0 7c/r XJlanoi
1s4 tcz
./ 21, /P f Ct/
' > //
f^ -4 i ,^--,,r..'t
/ 1 2 t)r n"7)
170
|ei> sc
/Yt. J4 P l U l N .ry c
/2/tSZ342/
168
,J-
!4<
J
Qt^nt^-n/A
ti ,,9
tst /fll /L'nll y'?.
sz il/&= tv/A HJt"hr",*n'sz trL-='=fi.
|
9' ,q , a',*1u
1so WL
9we"^ 6okot
Jai
tu7
) Q Q1 4p77/t
167
14s il,;1i
111xt4a/aoaau
^.tI(r\ -lt< ( r I a t 1 //r
ut@ M8 /fr-i/,|
*b^" yir^t,,,n,1,,^
tvA
1tr
166
P*.rtaau,ve.
U vftr &+q*a
rt.eJ
165
vsffi
a
t
P4
110 ?(4 ttgL . I1{VIel.J M'l7t ,A M
Tlnarl8
1 63
14s .-\P
t
Gunu tt'n L tAa/ T;.la Ft-
70a lt'w v
2ZtT-hEt
162
r.,.'n.'n
Lv/q
757
ro l
nn^
I
AAL1dJ!A-!A
160
ttt/A
/nely4x1
156
159
9ari'-rt
ttt/L
g22 6 t.l
r\kil tq v ;
158
lsc' ^ qqk
Vla
//o:
ut,-y/7fr
-i
H i.rtloLHt
1 55
/7r/a .! r-o..-€ "-( 7cr/n t,4z r,
tl lt
/ 31 c.]r t ]-lr
1 52
143
/t//A ioi
149 5L(./Jn(r h /
1 51
/u/
Qrttu
148 Hl. &l. k crJ1hat,41 )j0 6/:t Jrl
150
mr' r, r L
t)
TANDATANGAN
uz1-fu
.Cl
€tirt
t- t-
Ls/1 /]t.du__s4e t /tn
145
F (+
.tABATAN/ TNSTANSI
168 VrTi
6o\on
qYN (r)n9 fC\1!C
KE{
'iet<
'
W'Ya\?gu\? t
,,,,0il6w^ ," (WkDl
NO. 177
NAMA / NIP.
r73
ts
+tJ.
t76
'1A4r/Nf
-Z(l ntttl(
/ 4t , ' . 1
l/q
6Lt ftt
IL. Ue
/t/r(
/,4uR'/R//l
l vr
180
HA /;QAYA I\) I
ri'd
,?1tnaot alrt'
I rt{-
IQA
fal lt4
(iuc", Y-p[.r<.
(u,rq ai Srrrar
SDP
Cru rv'
Kr Lirt (\1a.1^r
(Dt-
f>aF(,c
C?r,ft { Kls
\f}.J.
ktlt, t /)e.(AK
Ctr t r-r
t.',r/.:'l k/-.d t : L el zri
llqlutn -v
tb -'
I
.
3, ry,L' /
183
ftq0wU"4ll
4.
184
ff< @HR-t.(Nt
lyD toa rlnTuor /b(L/u.4
185
ft-A|4/'Li
SDN
186
Ylni . h< h n n . u l
5on galurnt
Iturmagsah
tgR balurn I
189 190 191
H AA L T / 1 N IA II Ji7/
*s
tr'
194
sA !at""-
-r(/8t4usy4u ,,7/Doo42?/
199
/2r/t^; Ea +t' o +t v+-l 1-( t '
(/,
18sW 186/JA
,, \t
M
t\
/A
'n, )Glqq ---
k-
J
,ttffi
(Pu l*x1tt-ttz< K:Xz<-t-=*
,{u lq
ll
197
1e8
tilA.
rw /t
184
194
ca trr\. ]-/i^l-t't(M
5 !-1P-)1l /1r<, , I jrt .
198
1
TI-i
lv"
183 f
Z 1e1 l;.tlri--414u/^./ 24,<. 4-L Lz Pc"L-i"{
l d
196
782 /J,e<.
lso d,t If-
94r0!.r &lf{1 ri r rts- 8\:.9 Hlo
Ivc
W "' 7ft 180 t. Y
'j2---4#.
roa r'*xqu *
A.Ltt ala
n,
Ctv
r88
hJ"
" r
197
,PA lqAtkA*^A
_(u ?_A€01
r#
, vT
,t,--]ffi,.,
?0l\J urlF h
lqr tct- 89<
193
J
\\ /a
/ 3 L: 1i' q 192
lt,
"' )r[,q,i n; 779
49. {Jqlkiit t
Alol-tttA,tlurA
,LI
178 .u'TrY'l
6 ,.t' .' \O ft: n.t,Lrt
182
188
714 d ll
777
44.
187
r73E+4*
.- ___Z +- '
181
F'.':/,u1tf
n Jftq1;f
17s .{W.
6. i i,
: a,N 179
O lQ/1
fa r 'Sb t'/ .St,'tcn, BJn
O\lut
\
TANDATANGAN )' n{ ,4;A\ntLhs
Itb
r74 l(.YA P\sl\ U\-IARA
178
JABATAN / INSTANSI
'llLtshtrlrrh 91r4, N U R /) A I .
L77
GOL.
qv
^t
n r-Vt[*zt
I
'"s
/
(
-}---.-
7T-'',
fl[.]*ry,
g4/4/
NO.
NAMA / NIP.
200 . 5 U r . i / l :ri ]
GOL.
JABATAN / INSTANSI
tt/'l
200< W
; 9 t-.1
:2,at7
Hetau,4iit"n " 6;i4E 1t,i 202 l \ , 1 F . V rt-l L 207
tetA
ZUL
l r AR i ) l g q a o 7 , /G4
zo4 M " rl rAr r
i/,
203 M--
,/u
,ro h/,
94-o oXtt t7l
205
D4tf!4!1 s t t oc t- r l4 4 7
206 /z) 207
2"LP
208
rf'
a
Llt |
/d/ 4 1"'/t
^
HTRLt NA
lnirFrx
/L'/l-
,r o' t' = ) | ..D. -/ . J
oI c//
^ I
d
z
u '4
zt4
tr 7' . fi -,. f,',,,,
L..t /,,
21s , ,,1,rr!.
\".^rorio#
Lr' t
,ru rL !_ 1 ;,
r,'l ^.
^ t- r
6>n
H.nan gclt'af /ei 972 3A4
220
H elv r S<,/,-r.,
22r
JU!_ir/J J //'/ /i/a r- L
ttfa- koru 7.9r*^r1 -y 218
oh E/^
4 /,,
W-3 ,J.'
, lu,
277 YrL
t'q
/"/4Je-&': /ryl oro
279
SDA SerRlA4I3 Stw
PLH 2
J 4. An,j ttr u
0?/
3-
-A
J ( ,1/.,,€ ; te/ J/td
,A
225
2
., 5[fy1, 222
t t//rt
It'"
;rt,,
Ja-/,I
ttlt' r r ' c i\
tu
!!1
1l
59d fr4n tAfA t
izs
4l);u Tlffr
,r, $$' ,n f,[_
227 U-, Lr4crn F roszrfnh -
({uon 9 V.t ^lUYuL.
,ro -
225
1, s t-4
I.rlyl
-*
2zo (-l )
\v/a SPryT/AI&J4YAl ,ra,-k u/4K/S sULlsTYo izt /es gB r /3 r '9 c6 J...tt
228
2tt
213 lfu;t{
277
226
2os l/,,,,/
z/e
I
224
zos flilt-ltp--
2r2
L+t L*
223
J
E/*
2L2 /L/oP,+ - P s
222
2064r/ry9 zo,/ t7fl"n"/ -I
/L q *t't 7
,tD)
') i/,
211
219
/ irl iIJ, f
SO^/
210 \'Azp /){.tt /r_r t trt /it -t <,r 3vz
218
A,4..ti..1- r' 1
'7t & d li{
tt<
tD^'
Z of 2 " .1
209 /Jll( ltfr Ix
274
S DN. aN 6s hr)..p
7/ra
S c ' ' t un , /tt
\
2o2 kl
rzi 8)L 6trL 203
TANDATANGAN
1't71 I
/^*