Makalah Tugas Akhir Iswadi HR L2F097 649
Makalah Seminar Tugas Ahir ANALISA KARAKTERISTIK DINAMIS RELE JARAK MHO SEBAGAI PROTEKSI PADA SALURAN TRANSMISI Iswadi HR
Ir. Juningtyastuti Mochammad Facta, ST, MT e-mail :
[email protected] Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto S.H Tembalang – Semarang e-mail :
[email protected] Abstrak Salah satu hal yang penting dalam sistem tenaga adalah menjaga agar sistem tetap stabil dan memiliki keandalan yang bagus. Untuk mendapatkan hal ini cara yang digunakan antara lain penggunakan / pemasangan peralatan-perlatan proteksi pada sistem tenaga Salah satu komponen sistem tenaga yang sangat penting yaitu saluran transmisi. Untuk menjamin kesinambungan pasokan tenaga dan mencegah terjadinya gangguan pada saluran transmisi maka perlu adanya suatu sistem proteksi yang handal. Salah satu peralatan proteksi yang digunakan pada saluran transmisi adalah rele jarak mho fasa, yaitu untuk mengatasi dan mengamankan gangguan fasa yang terjadi pada saluran transmisi. Dengan merancang rele jarak mho pada kondisi dinamis didapatkan unjuk kerja rele yang lebih optimal, karakteristik dinamis memiliki area lingkaran yang luas dengan diameternya ditentukan oleh impedansi sumber ekivalen disisi sebelum rele ZS, dengan karakteristik yang luas ini maka rele akan lebih memiliki kemampuan proteksi yang handal dibandingkan saat kondisi stedy-state. Untuk gangguan antar fasa yang terjadi pada saluran maka karakteristik dinamis yang disetting pada zone 1 tidak mengalami kesalahan operasi pada gangguan yang terjadi dibelakang rele dan tidak mengalami jangkauan lebih pada gangguan yang berada jauh di depan rele serta dapat beroperasi pada gangguan yang terjadi dekat rele.
perubahan impedansi sumber dan tipe gangguan. Hal inilah yang mendasari dibentuknya rele baru yang memiliki jangkauan dan waktu operasi tetap tanpa dipengaruhi oleh perubahan impedansi sumber dan tipe gangguan. Rele tersebut dinamakan rele jarak (distance relay) [10]. Rele jarak yang digunakan sebagai bahan analisa adalah rele jarak mho fasa SLY51B buatan General Electric.Co, USA. Rele jarak mho fasa SLY51B menggunakan kerja memori (memory action) dengan demikian dapat menghasilkan keluaran (output) pada gangguan dengan tegangan gangguan sebesar nol dilokasi rele, rangkaian pengkutuban (polarizing circuit) terdiri dari rangkaian penala (tuned circuit ) sehingga dapat “mengingat” tegangan sebelum terjadi gangguan (prefault) dan rele dapat membuat keputusan apakah suatu gangguan itu terjadi didepan ataupun dibelakang rele. Karakteristik dinamis dimulai dari lingkaran yang luas dengan diameternya ditentukan oleh impedansi sumber ekivalen disisi sebelum rele ZS, dan kemudian mengecil sehingga mencapai lingkaran mho kondisi steady-state akibat penurunan kerja memori. Pada analisa berikut digambarkan karakteristik dinamis rele jarak mho pada saluran transmisi radial untuk berbagai hambatan dan lokasi gangguan fasa-fasa.
I.
Latar Belakang Salah satu hal yang penting dalam sistem tenaga adalah menjaga agar sistem tetap stabil dan memiliki keandalan yang bagus. Untuk mendapatkan hal ini, cara yang digunakan antara lain pemasangan peralatan-perlatan proteksi pada sistem tenaga Proteksi pada saluran transmisi mempunyai peran yang sangat penting dalam proteksi sistem tenaga, karena saluran transmisi merupakan saluran penghubung antara pembangkit dan pusat-pusat beban yang terbentang pada jarak yang jauh yang melalui daerah-daerah dengan bermacam-macam kondisi cuaca dan kondisi tanah, sehingga saluran transimsi merupakan sasaran utama dari kebanyakan gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem tenaga. Ada beberapa persyaratan untuk rele proteksi saluran tegangan tinggi diantaranya: Kecepatan operasi, Selektivitas, Keandalan, Keakuratan dan Keamanan. Ada bermacam rele yang digunakan pada proteksi saluran transmisi tegangan tinggi diantaranya, yaitu : (1). Overcurrent Relay (Rele Arus Lebihh) dan (2).Distance Relay (Rele Jarak). Dalam penerapannya rele arus lebih terlalu lambat dalam memproteksi saluran tegangan tinggi. Selain itu rele arus lebih tidak memiliki selektivitas yang bagus. Hal ini dikarenakan jangkauan dan waktu operasi rele arus lebih berubah-ubah seiring dengan
1
Makalah Tugas Akhir Iswadi HR L2F097 649
2.
Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan Tugas Akhir dengan judul Analisa Karakteristik Dinamis Rele Jarak Mho Sebagai Proteksi Pada Saluran Transmisi adalah : 1. Mengetahui karakterisitk dinamis rele jarak mho. 2. Mengetahui unjuk kerja rele jarak mho untuk berbagai lokasi dan kondisi gangguan dua fasa pada saluran transmisi radial..
ZL SOURCE
ZF
R
G
LOAD
FAULT VF VF=IFZF
3.
Pembatasan Masalah Pembatasan permasalahan dalam tugas akhir ini dibatasi pada analisa karakteristik dinamis rele jarak mho fasa sebagai pengaman pada saluran transmisi, yaitu sebagai berikut : a. Saluran yang digunakan adalah saluran transmisi radial untuk berbagai tegangan transmisi dan panjang saluran, b. Impedansi yang digunakan pada perhitungan adalah impedansi sekunder; c. Lokasi gangguan berada di depan atau di belakang rele, d. Penempatan rele berada pada tiap–tiap ujung dan pangkal saluran. e. Kondisi gangguan dengan atau tanpa adanya aliran beban, f. Arah tripping searah atau tidak searah dengan arah aliran beban, g. Tipe gangguan hubung singkat dua fasa (misalkan fasa a dan fasa b). h. Menggunakan program bantu Microsoft Visual Basic 6.0
TO TRIP
RELAY RESTRAINT COIL
OPERATING COIL
Gambar 1. Rangkaian Rele Jarak Apabila suatu rele dirancang sedemikian sehingga torsi operasi (operating torque) berbanding lurus dengan arus dan torsi lawan (restraint torque) berbanding lurus dengan tegangan maka berdasarkan ampere lilitan yang digunakan pada coil akan dihasilkan rasio sebesar V/I, nilai V/I ini dicapai untuk kondisi torsi operasi sama besar dengan torsi lawan, ini disebut dengan titik seimbang atau setting jangkauan rele. Perubahan arus tanpa diikuti oleh perubahan tegangan pada ampere lilitan, akan menghasilkan perbandingan (rasio) yang baru dan menyebabkan kondisi tidak seimbang, apabila rasio lebih kecil dibanding V/I maka torsi operasi akan lebih besar dibanding dengan torsi lawan dan ini akan menghasilkan trip., sebaliknya apabila perubahan rasio lebih besar dibandinng dengan V/I maka torsi lawan lebih besar dibanding dengan torsi operasi dan rele tidak menghasilkan trip.
4. Konsep Dasar 4.1 Prinsip Kerja Rele Jarak Impedansi pada saluran transmisi berbanding lurus dengan panjang saluran, pada pegukuran jarak sangat tepat apabila menggunakan rele yang berkemampuan dalam mengukur impedansi saluran pada titik yang diinginkan. Rele yang dapat melakukan pengukuran tersebut adalah rele jarak dan dirancang untuk beroperasi hanya pada gangguan yang terjadi antara lokasi rele dan titik setting jangkauan. Prinsip dasar pengukuran pada rele jarak yaitu membandingkan besaran tegangan dilokasi rele dengan besaran arus gangguan yang dideteksi oleh rele, dengan membandingkan dua besaran ini dimungkinkan untuk mengetahui suatu impedansi gangguan berada dalam impedansi setting atau tidak. Gambar 1 berikut menjelaskan cara untuk menentukan perbandingan antara besaran tegangan dan besaran arus,. rele dipasangkan pada titik R dan menerima arus dan tegangan sekunder sehingga dapat ditentukan arus gangguan dan impedansi yang berada antara lokasi rele dan titik gangguan .
4.2 Prinsip Rele Jarak Mho Rele jarak mho dengan jangkauan Z ohm ditunjukan seperti gambar 2. Karakterisitk mho yang dilukiskan pada gambar 2 sebenarnya sama dengan diagram R-X namum semua vektor impedansinya dioperasikan pada arus sebesar I. Rele jarak mho menggunakan pengukuran arus dan tegangan pada rele untuk menentukan apakah suatu impedansi gangguan ZF berada atau tidak dalam suatu karaktersitik mho.
2
Makalah Tugas Akhir Iswadi HR L2F097 649
ZL
ZS
I
3.
G I V = I.ZL
I
3 FASA
Gangguan Luar Pada gangguan luar tidak akan dihasilkan operasi dikarenakan besaran (IZ-V) dan besaran V berbeda 180° satu sama lain.
5.
Menentukan Karakteristik Dinamis Rele Jarak Mho SLY51B a Menentukan Jatuh Tegangan dan Diagram Fasor Jatuh Tegangan Untuk menggambarkan karakteristrik dinamis rele jarak mho fasa SLY51B saat terjadi hubung singkat antar fasa, perhatikan gambar 4berikut ini :
IX IZ- V
IZ
B V
IZ =
E
IR
Gambar 2 Rele Jarak Mho
Gambar 4 Jaringan Radial dengan Gangguan Dua Fasa
Untuk menentukan suatu impedansi gangguan ZF berada atau tidaknya pada suatu karakteristik mho yaitu dengan cara membandingkan sudut antara besaran operasi (operating quantity) IZV dengan besaran pengkutuban (polarizing quantity) V (dimana V = IZF), pada gambar 2 adalah sudut B. Jika sudut B kecil atau sama dengan 90° maka impedansi gangguan ZF berada didalam karakteristik, rele akan menghasilkan suatu keluaran (output), sebaliknya jika sudut B lebih besar dari 90° maka ZF berada diluar karakteristik dan tidak akan menghasilkan keluaran. Untuk sudut jangkauan maksimum () dan sudut impedansi saluran adalah sama, maka akan diperoleh seperti pada gambar 3 berikut : IZ - V = 0
IZ - V V IZ
I
V S V R V X V0 0 volt, impedansi sumber urutan positip sama dengan impedansi sumber urutan negatip sebesar Z 1S Z 2 S Z S , impedansi saluran urutan positip sama dengan impedansi saluran urutan negatip Z 1L Z 2 L Z L . Pada kondisi saat gangguan, besarnya hambatan gangguan yang 0
terjadi sebesar R F R F 0 . Untuk kasus diatas maka besarnya impedansi gangguan yang dideteksi oleh rele menjadi sebesar:
Z F Z L RF
IZ- V
V
V IZ
E
Pada kondisi sebelum terjadi gangguan, besarnya tegangan sumber VS, tegangan rele VR dan tegangan dilokasi gangguan VX adalah sama besar sehingga
IZ E
I
a. GangguanTitik Setimbang IZ- V= 0 b. Gangguandalam, V< IZ
Z F Z L RF 0
E I
Z F Z F
c. Gangguan Luar, V> IZ
Gambar 3 Analisa Fasor Operasi Rele mho Sederhana 1.
2.
besarnya impedansi total adalah :
ZT Z S Z F
Gangguan Titik Setimbang Pada gangguan titik setimbang besarnya IZ-V adalah nol sehingga tidak ada keluaran yang dihasilkan. Gangguan Internal Pada gangguan internal besaran (IZ–V) dan besaran V adalah sefasa sehingga rele akan beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
Z T Z S Z F
Z T Z T
3
Makalah Tugas Akhir Iswadi HR L2F097 649
dengan menggunakan hukum kirchoff maka akan diperoleh arus delta gangguan yang melewati rele, I = IA-IB sebagai berikut:
I
VS ZT
I
V 0 ZT
b. Diagram Phasor Jatuh Tegangan pada Bidang IX-IR Dari diagram phasor jatuh tegangan diatas, dapat dibentuk diagram phasor yang diplot pada bidang IXIR, seperti gambar 6 berikut :
V AB
ZF =I
I I F sehingga besarnya tegangan sumber V’S, jatuh tegangan pada impedansi sumber V’ZS dan jatuh tegangan pada rele V’X saat terjadi gangguan dapat dihitung sebagai berikut berikut :
V ' S VS V0 0
Gambar 6 Diagram Phasor Jatuh Tegangan pada sumbu IX – IR. Diagram phasor pada gambar 6 diperoleh dengan cara mengeplot diagram phasor pada gambar 5 diatas sumbu IR-IX, dimana semua phasor berputar searah jarum jam sebesar γ.
V ' ZS IZ S ( I )(Z S ) V ' ZS
V ' X IZ F ( I )(Z F ) V ' X
c.
Menentukan Impedansi Tiruan (Replica Impedance ) Untuk menentukan impedansi tiruan, perhatikan gambar 7 berikut :
dari bentuk jaringan yang digunakan seperti terlihat pada gambar 4 dan menerapkan hukum tegangan kirchoff maka berlaku persamaan berikut: V ' S V ' ZS V ' X (1)
AB
V
SU M
BE R
dari persamaan ( 1 ) diatas dan dengan menganggap V’S sebagai referensi yang berada pada sumbu vertikal maka dapat dibentuk diagram fasor jatuhtegangan dimasing-masing lokasi seperti pada gambar 5 berikut :
Gambar 7 Menentukan Impedansi Tiruan gambar 7 diatas diperoleh dari gambar 6. Untuk menentukan besarnya modulus impedansi tiruan ZR maka pada gambar 6 dibuat suatu lingkaran yang titik pusatnya berada pada garis IZS dan perpanjangan IZS, busur lingkaran yang dihasilkan harus melewati titik pangkal IZS dan titik ujung VAB Sumber. Titik pusat lingkaran berada pada titik C, titik ini diperoleh
gambar 5 JatuhTegangan Pada Sistem Gambar 4
4
Makalah Tugas Akhir Iswadi HR L2F097 649
dengan cara menarik suatu garis tegak lurus OX pada pertengahan AB, titik potong antara OX dan AD yaitu titik C merupan pusat lingkaran. Dari gambar 7 dapat dihitung bahwa modulus IZR adalah IZS ditambah panjang OC. Sedangkan sudut IZR sama dengan sudut IZS.
Besarnya sinyal operasi VOP merupakan garis hubung antara ujung vektor VAB sumber dan ujung vektor IZR (ditunjukan oleh garis putus-putus). Segitiga ABD merupakan segitiga siku-siku di titik D. Dengan menerapkan dalil Phytagoras pada segitiga ABD, maka besarnya VOP dapat diketahui sebagai berikut :
IZ R OD
VOP ( AD) 2 ( AB) 2 (3.20)
IZ R OC CD
dimana : AD = diameter lingkaran AB = Tegangan VAB Sumber
IZ R 2 AC IZ S
e.
IZ R 2.
IZ R
Menentukan Sudut Jangkauan Maksimum Sudut jangkauan maksimum adalah sudut maksimum yang disyaratkan bagi operasi rele. Dalam hal ini Sudut jangkauan maksimum θ adalah sudut antara VAB sumber dengan VOP. Apabila sudut antara VAB dan VOP kecil sama dari θ maka rele akan menghasilkan keluaran. Sebaliknya apabila sudut antara VAB dan VOP lebih besar dari θ maka rele tidak akan menghasilkan keluaran.
0,5V AB IZ S Cos ( )
V AB IZ S Cos ( )
sehingga didapatkan besarnya impedansi tiruan adalah :
ZR
IZ R I
ZR
V AB ZS I .Cos ( )
d.
Menentukan Sinyal Operasi (Operating Signal) Untuk menentukan besarnya sinyal operasi VOP dapat dilihat dari gambar 8 berikut :
Gambar 9 Menentukan Sudut Jangkauan Maksimum
Untuk menentukan besarnya sudut jangkauan maksimum θ, perhatikan segitiga ABD pada gambar 9 diatas, pada kondisi dinamis dasae yaitu, fasor VAB dan VOP tegak lurus satu sama lain maka besarnya sudut θ adalah 900 sedangkan untuk VAB dan VOP tidak tegak lurus satu sama lain maka besarnya θ dapat dihitung dengan menerapkan dalil sinus pada segitiga ABD dan didapatkan persamaan berikut :
VOP AD Sin( ) Sin(Q )
Gambar 8 Menentukan Sinyal Operasi VOP
Sin(Q)
5
AD .Sin( ) , VOP
Makalah Tugas Akhir Iswadi HR L2F097 649
dimana AD = diameter lingkaran. besarnya sudut Q adalah :
AD Q arcSin .Sin( ) VOP AD 180 0 arcSin .Sin( ) VOP 5. a.
Model Sistem yang Dianalisa Menentukan Karakteristik Dinamis Dasar Untuk menggambarkan karakteristik dinamis rele jarak mho fasa SLY51B perhatikan gambar 10 dan dengan menggunakan data yang ada pada tabel 1 didapatkan karakteristik dinamis dasar seperti gambar A
Gambar 11 Transisi dari Karakterisitik Dinamis ke Karkateristik Steady-state
b.
Gangguan Dekat Rele Gambar 12 berikut mengilustrasikan gangguan yang terjadi dekat rele
suatu
Gambar 10 Sistem Jaringan Transmisi Radial Tanpa Aliran Beban V1 5 0
V A0 0
Tabel 1 Data pada Sistem Gambar 10
Besaran
Nilai
VS
1150
ZS
685
0
ZL
285 0
RF
5
0
V2 15 0
V3 25 0
V4 25 0
VB 35 0
Gambar 12 Sistem Transmisi Radial, Lokasi Gangguan Dekat Rele
volt
pada gambar 12 diatas akan dianalisa unjuk kerja rele R1 dengan gangguan terjadi dekat rele yaitu F1. Dengan menggunakan data pada tabel 4.2 didapatkan hasil pehitungan seperti gambar B, diagram fasor yang ditunjukan oleh gambar B menghasilkan sudut dinamis yang lebih kecil dari 900 kondisi ini dapat menghasilkan output.
volt ohm ohm
Karakteristik pada gambar A hanya bertahan pada selang kerja memori t detik, dalam jangka t detik (pada SLY51B rele kondisi dinamis disetting selama 5 detik) karakteristik berangsur menjadi karakteristik steady state seperti yang diperlihatkan pada gambar 11
Tabel 4.2 Data pada Sistem Gambar 12 Besaran VA VB VR1 VR2 VR6 ZD = ZE = ZF = ZG = ZH ZR
6
Nilai
1150 0 volt 0 115 35 volt 115 5 0 volt 115 15 0 volt 115 15 0 volt 285 0 ohm 285 0
ohm
Makalah Tugas Akhir Iswadi HR L2F097 649
b. Gangguan di Belakang Rele pada Sistem Tak Beraliran Beban Untuk menganalisa unjuk kerja rele dalam mengatasi gangguan di belakang rele pada sistem tanpa aliran beban perhatikan gambar 13, dengan menggunakan data yang ada pada tabel 4.3 didapatkan hasil perhitungan seperti ditunjukan pada gambar C pada lampiran.
ZR ZD = ZE = ZF = ZG = ZH
Pada gambar C terlihat bahwa sudut dinamis (tegangan pengkutupan dengan tegangan operasi) lebih besar dari 900, dan ini tidak menghasilkan keluaran.
V A 0 0
Nilai
1150 0 volt 685 0 ohm 285 0 ohm 285 0 ohm
ZS ZL ZR
V2 150
V3 250
V4 250
VR1 VD1
VB 35 0
Nilai 0
VR4 VD2 ZR ZD = ZE = ZF = ZG = ZH
1150 volt 0 115 30 ohm 1150 0 ohm 0 285 ohm 0 285 ohm
e.
Gangguan di Depan Rele pada Sistem Tanpa Aliran Beban (Analisa Overreaching setting zone 1, zone 2 dan zone 3) Untuk menganalisa Overreaching rele pada sistem tanpa aliran beban maka dengan menggunakan sistem pada gambar 16 dan data pada tabel 4.6 didapatkan hasil perhitungan seperti ditunjukan pada gambar F, sudut dinamis yang ditunjukan oleh diagram fasor pada gambar F besar dari 900, kondisi ini tidak menghasilkan keluaran. Gambar F disetting pada Zone 1, sedangkan untuk setting zone 2 dan zone 3 ditunjukan pada gambar G dan gambar H. Pada Gambar G dan Gambar H sudut dinamis lebih kecil dari 900, kondisi ini dapat menghasilkan keluaran.
VB 350
VS
Tabel 4.4 Data pada Sistem Gambar 14
Besaran
V4 25 0
V3 25 0
Besaran
Gambar 14 Gangguan di Belakang Rele Arah Tripping Searah dengan Aliran Beban.
VS
V2 15 0
VS
Gangguan di Belakang Rele dengan Arah Tripping Searah dengan Aliran Beban Untuk menganalisa unjuk kerja rele dalam mengatasi gangguan di belakang rele pada sistem beraliran dengan arah tripping searah aliran beban perhatikan gambar 14, dengan menggunakan data yang ada pada tabel 4.4 didapatkan hasil perhitungan seperti ditunjukan pada gambar D, diagram fasor pada yang ditunjukan oleh gambar D menghasilkan sudut dinamis yang lebih besar dari 900, kondisi ini tidak dapat menghasilkan keluaran.
V1 50
V1 5 0
Tabel 4.5 Data pada Sistem Gambar 15
c.
VA00
ohm
gambar 15 Gangguan di Belakang Rele Arah Tripping Tidak Searah dengan Aliran Beban
Tabel 4.3 Data pada Sistem Gambar 13
Besaran
ohm
d. Gangguan di Belakang Rele dengan Arah Tripping Tidak Searah dengan Aliran Beban Untuk menganalisa unjuk kerja rele dalam mengatasi gangguan di belakang rele pada sistem beraliran dengan arah tripping tidak searah aliran beban, maka dengan menggunakan sistem pada gambar 15 dan data pada tabel 4.5 didapatkan hasil perhitungan seperti gambar E, pada gambar E sudut dinamis besar dari 900, kondisi ini tidak menghasilkan keluaran
Gambar 13 Gangguan di Belakang Rele pada Sistem Tak Beraliran Beban.
VS
285 0 285 0
F ZS
ZL
G
Nilai 0
1150 volt 0 115 5 ohm 115 35 0 ohm
R
Gambar 16 Gangguan di Depan Rele pada Sistem Tak Beraliran Beban.
7
Makalah Tugas Akhir Iswadi HR L2F097 649
Tabel 4.6 Data pada Sistem Gambar 16
3.
Besaran
Nilai
VS
1150 0 685 0 285 0 1,885 0
ZS ZL ZR
volt ohm
4.
ohm ohm 5.
Dari diagram fasor yang ditunjukkan pada gambar F sampai gamabr H untuk setting zone 1, zone 2 dan zone 3 didapatkan bahwa untuk menghindari terjadinya jangkauan lebih maka rele harus disetting pada zone 1, sedangkan penggunaan rele pada zone 2 dan zone 3 menyebabkan rele bekerja pada gangguan yang terjadi jauh di depannya.. Gambar 4.33 berikut mengilustrasi perbandingan unjuk kerja rele saat disetting pada zone 1 , zone 2 dan zone 3.
V A0 0
V1 5 0
V2 15 0
V3 25 0
V4 25 0
6.
7.
Karakteristik dinamis dapat bekerja pada basis transien untuk beberapa kondisi khusus yang tidak dapat beroperasi secara steady-state (gambar B). Karakteristik dinamis tidak mengalami kesalahan operasi pada ganguan arah mundur dan resiko jangkauan lebih pada gangguan arah maju (gambar C smpai gambar F). Rele SLY51B yang disetting secara dinamis pada zone 1 dapat bekerja dengan baik sebagai proteksi utama (gambar B sampai gambar F). Pada saat disetting untuk zone 1 konfigurasi yang baik adalah seperti yang ditunjukan pada gambar 4.33 dimana rele bisa bekerja untuk gangguan didekatnya dan tidak terjadi jangkauan lebih untuk gangguan yang terjadi jauh diujung saluran (gambar 17) Penggunaan rele jarak secara dinamis untuk zone 2 dan zone 3 tetap menghasilkan keluaran sehingga dalam penerapannya harus dikoordinasikan dengan rele yang lain untuk mencegah terjadi mal operation (gambar G dan gambar H)
6.2 Saran 1. Analisa pada tugas akhir ini hanya difokuskan untuk rele jarak mho fasa (gangguan fasa). Sehingga terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk membuat analisa yang hampir sama untuk rele jarak mho ground (GFR = ground fault relay).
VB 35 0
Gambar 17 Konfigurasi Rele pada Sistem Radial
Untuk gangguan yang terjadi di titik F pada gambar 17 diatas, apabila semua rele disetting pada zone 1 maka rele yang akan beroperasi adalah rele R6, untuk rele R1 dan rele R2 tidak ada keluaran yang dihasilkan dikarenakan hambatan gangguan yang dipandang oleh rele R1 lebih besar dari setting sedangkan untuk rele R2 tidak akan ada gangguan yang dideteksi karena gangguan berada dibelakang rele, hal ini sesuai dengan yang diharapkan. Apabila rele disetting pada zone 2 dan zone 3 maka rele R1 akan bekerja hal ini tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga untuk mendapatkan unjuk kerja rele jarak mho kondisi dinamis yang optimal maka penempatan rele dapat diposisikan seperti gambar 17 diatas dan rele disetting pada zone 1.
Daftar Pustaka [1]. [2].
[3].
[4].
[5].
6 Penutup 6.1 Kesimpulan 1. Penggunaan rangkaian memori pada rele jarak mho memberikan karakteristik dinamis rele tersebut dengan jangkauan pada sumbu R yang lebih besar dibandingkan jangkauan pada karakteistik steady-state (gambar 4.20). 2. Diamater karakteristik dinamis merupakan hasil penjumlahan antara impedansi sumber ZS dengan jangkauan rele ZR (gambar A).
[6]. [7].
8
Gonen, Turen . Modern Power System Analysis. Jhon Wiley & Son Inc. Halvorson, Michael. Microsoft Visual Basic 6.0 Professional Step by Step. Microsoft Press, 1999. Horowitz, Stanly H. & Phadke, Arun G. Power System Relaying Second Edition. Jhon Wiley & Son Inc. Kurniadi, Adi. Pemrograman Visual Basic 6. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia – Jakarta, 2000. Paithankar,Y.G. Transnission Network Protection Theory and Practice. Marcel Dekker Inc. New York USA, 1998. Sulasno, Ir. Analisa Sistem Tenaga Listrik. Satya Wacana Semarang, 1993 Ram, Badri & Vishwadarma, D.N. Power System Protection and Switchgear. Tata McGraw-Hill Publishing Company limited, New delhi, 1995
Makalah Tugas Akhir Iswadi HR L2F097 649
[8].
[9].
[10].
[11].
[12].
[13]. [14].
[15].
[16].
[17].
[18].
Titarenko, M & Dukelsky, Noskov. Protective Relaying In Electrical System. Peace Publishers, Moscow. Rao, T.S. Madhava. Power system Protection Static Relays. Tata McGraw-Hill Publishing Co. Limited, New Delhi, 1979 Warrington, A.r. Van C. Protective Relays Their Theory and Practice Volume One. Chapman and Hall, New York. Wedepohi, L. M. Polarized Mho Distance Relay. Proceedeings of IEE, Volume 112, No. 3, March 1965. Wilkinson, S.B. & Mathews, C.A. Dynamic Characteristics of Mho Distance Relays. GE Power Management, Jerman, 1998. ......... Distance Relays Fundamentals. General Electric Co., Power Management GER - 3966 ........ Dynamic characteristics of Mho Distance Relays. General Electric Publication GER3742 ...... Phase Comparison Relaying GE Power Management. General Electric Publication GER-2681B ....... Static Three Phase Mho Distance Relay SLY51B. GEK 34020B, Caribe GE International Relyas, Inc. ......... Use of The R-X Diagram in Relay Work. General Electric Co., Power Management Business Dept. Philadelphia, PA. 19142. ......... Protective Relays Application Guidese. General Electric Company, p.l.c., of England, 1987.
Semarang,
Nopember 2002
Mengetahui, Dosen Pembimbing
Mochammad Facta ST,MT NIP. 132 231 134
Iswadi HR L2F097 649 Adalah Putra Kampar Riau kelahiran 15 Juli 1978, sekarang sedang menempuh pindidikan Strata-1 pada Jurusan Teknik Elektro Undip Semarang dengan Konsentrasi Arus Kuat (POWER ENGINEERING).
9