MAKALAH
PERAWATAN BERKALA SISTEM PENDINGINAN UDARA
Disusun Oleh : Achmad Risa Harfit, ST.
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA 2010
DAFTAR ISI
Daftar isi ..................................................................................................... i I.
Pendahuluan ...................................................................................... 1
II.
Ruang lingkup Pembahasan
III.
Pembahasan
........................................................... 1
............................................................................. 2
a. Istilah dan Definisi ....................................................................... 2 b. Metode Perawatan yang Baik ........................................................ 3 c. Permasalahan utama ....................................................................... 5 Daftar Pustaka ............................................................................................ 10
PERAWATAN BERKALA SISTEM PENDINGINAN UDARA I. Pendahuluan Perkembangan Industri Perawatan Berkala dalam 30 tahun terakhir ini semakin komplek, yang dikarenakan desain dan standar performa suatu industri. Untuk mekngatasi masalah tersebut iperlukan teknik dan manajemen perawatan yang lebih baik. Peranan dan tanggung jawab fungsi perawatan mempunyai pendekatan baru sepert : • Tumbuhnya kesadaran bahwa kerusakan peralatan akan mempengaruhi keselamatan dan kerusakan lingkungan. • Tumbuhnya kesadaran bahwa prestasi perawatan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas produk. • Semakin
tinggi
tuntutan
untuk
meningkatkan
ketersediaan
serta
meminimalkan biaya perawatan. Sebelumnya praktisi perawatan melakukan pendekatan secara terpisah – pisah, hali ini dilakukan untuk menghindari kegagalan, tetapi pada saat ini banyak praktisi perawatan yang sudah melakukan perencanaan strategis, perkembangan teknologi yang tinggi sejalan dengan meningkatnya tingkat otomasi dan mekanisasi yang diperlukan sekarang ini adalah Perawatan yang berkualitas baik. II. Ruang Lingkup Pembahasan Ruang Lingkup yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang a.
Metode perawatan yang baik
b.
Permasalahan utama dan gangguan yang timbul dalam sistem refrigerasi kompresi uap
III.
Pembahasan Istilah dan Definisi QUALITY LOSSES Kerugian akibat menurunnya kualitas produksi yang disebabkan oleh tidak terjaminnya performansi peralatan.Perusahaan harus mengganti kerugian akibat menurunnya kualitas produk seperti konsekwensi harga yang murah/biaya perbaikan. ENERGY LOSSES Konsumsi energi lebih besar bila peralatan tidak terpelihara. CAPITAL COST Peralatan yang tidak terpelihara kemungkinan akan menyebabkan kerusakan. Kerusakan seringkali terjadi pergantian suku cadang akibatnya terjadi capital cost yang tinggi. PRODUCTION LOSSES Kerugian yang terjadi akibat permasalahan produksi, biasanya disebabkan kurangnya pemeliharaan peralatan produksi CAPACITY LOSSES Kapasitas produksi yang hilang akibat menunggu perbaikan peralatan yang rusak akibat kurangnya pemeliharaan. WORK ENVINRONMENT Keamanan dan kenyamanan bekerja menjadi rendah akibatnya dapat mempengaruhi kecepatan dan kualitas produksi
LOST MARKET Hilangnya waktu akibat kerusakan yang tak terduga dan perbaikan produk sesuai dengan kualitas yang diinginkan, akan menyebabkan terlambatnya produk masuk ke dalam pasar penjualan INCREASED INVESMENT (DEGREASE OF EQUIPMENT LIFE) Pada sisi peralatan, maintenance yang kurang baik akan menyebabkan umur peralatan menjadi rendah, dan bahkan menuntut penggantian seluruh peralatan yang baru akibatnya membutuhkan biaya yang lebih besar daripada biaya pemeliharaan Metode Perawatan Yang Baik Tabel Laporan Frekuensi perawatan Maintenance item 1. Check fan and motor bearings and lubricate, if necessary. Check tightness and adjustment of thrust collars on sleeve bearing units and locking collars on ball bearing unit 2. Check belt tension 3. Clean strainer. If air is extremely dirty, strainer may need frequent cleaning. 4. Check, clean and flush sump, as required 5. Check operating water level in sump, and adjust makeup valve, if required 6. Check water distribution, and clean as necessary 7. Check bleed water line to ensure it is operative and adequate as recommended by manufacturer. 8. Check fans and air inlet screens and remove any dirt ar debris 9. Inspect unit carefully for general preservation and cleanliness, and make any needed repairs immediately 10. Check operation of controls such as modulating capacity control dampers 11. Check operation of freeze controls operation such as pan heaters and their controls. 12. Check the water treatment system for proper operation 13. Inspect entire evaporative condenser for spot corrosion. Treat and refinish any corroded spot.
Frequency W M W M W W W D R M Y W Y
D : Perawatan dilakukan setiap hari W : Perawatan dilakukan dalam jangka 1 minggu M : Perawatan dilakukan dalam jangka 1 bulan Y : Perawatan dilakukan dalam jangka 1 tahun Skema Prosedur Perawatan Terencana
Daftar Sarana
Jadwal Pemeliharaan
Spesifikasi Pekerjaan
Program Pemeliharaan
Catatan Pemeriksaan Program Rencana Mingguan
Program Rencana Mingguan
Laporan Pemeriksaan Staff Pemeliharaan
Permintaan Pemeliharaan
Pemakaian
Mesin
a. Air Cooled Condenser Mengukur perbedaan temperatur (TD) antara temperatur bola kering pada udara masuk ke koil dengan temperatur kondensasi .
Untuk sistem bertemperatur rendah (-30OC s/d -40OC), TD = 5OC s/d 8OC Untuk sistem yang bertemperatur sedang (-7OC), TD = 8OC s/d 11OC Untuk sistem Air Conditioning , TD = 14OC s/d 17OC b. Water Cooled Condenser Mengukur perbedaan temperatur (TD) antara temperatur kondensasi dengan temperatur air yang keluar dari kondenser. Temperatur air yang keluar besarnya antara 2,8OC s/d 5,6OC lebih dingin dari temperatur kondensasi. Jika temperatur ir lebih dingin dari 5,6 OC kemungkinan air tidak cukup menyerap kalor artinya kondenser perlu dibersihkan. Beberapa cara untuk membersihkan water cooled condenser adalah : -
Mechanical cleaning (dengan cara disikat)
-
Chemical cleaning : - Gravity method - Forced circulation method
c. Evaporative Condenser Mengukur perbedaan temperatur antara temperatur bola basah sebesar antara 8oC s/d 14oC. Lebih rendah dari temperatur bola kering sebesar. Berikut adalah Jadwal perawatan yang secara umum dilakukan pada evaporative condenser. Permasalahan utama dan gangguan yang timbul dalam sistem refrigerasi kompresi uap adalah : -
Uap air
-
Gas inert
-
Kontaminasi
-
Kebocoran sistem
-
Sistem Kelistrikan/Kontrol
Uap air Permasalahan yang dapat ditimbulkan oleh uap air antara lain : -
Uap air dapat mengalami pembekuan pada celah kecil di katup ekspansi yang memungkinkan akan menutup aliran refrigeran.
-
Uap air juga dapat menimbulkan korosi. Refrigeran (chlorine) yang terhidrolasi dengan air sehingga membentuk asam hidrochoric dan akan menimbulkan korosi dari korosi ini akan membentuk lumpur (sludge) yang akan menyumbat katup ekspansi, pipa kapiler, saringan.
-
Uap air berubah menjadi asam lalu beremulsi dengan pelumas dan akan menimbulkan efek oil slugging
Gejala adanya uap air dalam sistem : ·
Terjadi short cycling pada siklus pendinginan
·
Tekanan sistem tidak normal.
·
Adanya indikasi perubahan warna pada sight glass
Gas inert, Gas selain refrigeran tidak dapat berkondensasi di kondenser, sehingga dapat menaikkan tekanan discharge diatas normal. Gas inert yang dimaksud antara lain : · Nitrogen · Oksigen · Karbondiaksida · Karbonmonoksida · Methana · Hidrogen Gas tersebut masuk ke dalam sistem karena : - Kurang sempurnanya proses vakum - Adanya kebocoran - Manifold gauge set tidak di “purge” dulu saat proses pengisian
Kontaminasi Kontaminasi atau kotoran dalam sistem terjadi karena : -
Adanya serpihan logam pada saat proses flaring, swaging, cutting ataupun reaming.
-
Kerak akibat proses pengelasan
-
Debu yang masuk pada saat instalasi - Karat
Kebocoran sistem Kebocoran sistem dapat diakibatkan oleh : • Proses penyambungan pipa (nut, las) kurang baik • Adanya getaran / vibrasi yang berlebihan • Proses pemuaian / penyusutan • Kerusakan karena pemakaian Masalah-masalah yang sering timbul pada Air Conditioning (Windows, Split, AHU, dll) hampir sama dengan sistem refrigerasi, yang agak membedakan adalah : • filter udara . Pembersihanya harus dilakukan secara teratur. • Sabuk. Rusak, tidak lurus. • Bearing. • Drain. Sering tersumbat • Apabila memakai water cooled condenser, biasanya sering kotor pada bagian dalamnya terutama masalah karat dan lumut. Masalah pada Cooling Tower • Basin. Berlumut, kotor. • Nozel. Sering tersumbat. • Air. Kotor, kurang kapasitasnya. • Kipas. • Eliminator / drift rusak.
Perawatan terencana yang umum dilakukan pada sistem tata udara. 1. Harian •
Periksa semua peralatan bebas dari noise dan getaran.
•
Periksa temperatur pada jam 8.00. 12.00 dan 17.00 (tergantung hari kerja /minimal 3 kali).
•
Periksa tekanan suction, discharge dan tekanan oli
2. Mingguan •
Periksa sight glass
•
Periksa arus pada semua motor utama.
•
Periksa Air cooled condenser bebas dari kotoran
•
Periksa /bersihkan /ganti filter udara seperlunya.
•
Periksa kondisi grilles.
•
Periksa drain
3. Bulanan •
Periksa semua kondisi sabuk (tension dan kelurusannya)
•
Periksa level oli
4. Tiga bulanan •
Periksa water cooled condenser
•
Periksa sirip-sirip heat exchanger
•
Lumasi bearing motor /kipas seperlunya.
•
Periksa kebocoran sistem dengan menggunakan elektronik leak detektor atau dengan alat lainnya.
•
Bersihkan basin drain
•
Periksa humidifier (jika terpasang) bebas dari lumut
•
Jika diperlukan bersihkan sensor dari thermostat dan humi diatas 5. 6(lima, enam ) bulanan
•
Aktifkan sensing elemen dari humidistat tipe rambut kerjakan menurut instruction manualnya (apabila terpasang).
6. Tahunan •
Periksa semua bearing pada motor /kipas /shaft (kalau perlu diganti)
•
Bersihkan cooling tower, kondenser, kalau perlu di cat ulang. Ganti water treatment chemical (apabilamenggunakannya).
•
Periksa semua operating dan safety control terutama settingnya.
Daftar Pustaka 1. ASEAN-USAID, Building Energy Conservation Project, ASEAN –Lawrence Berkeley Laboratory, 1992. 2. ASHRAE, Standard on Energy Conservation in New Building Design, 1980 3. The Development & Building Control Division (PWD) Singapore: "Handbook on Energy Conservation in Buildings and Building Services", 1992. 4. F.
William
Payne,
John
J'.McGowan
;
Energy
BuildingHandbook, The Fairmont Press.lnc, 1988.
Management
for