PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA DILENGKAPI PROYEK PADA POKOK BAHASAN OPTIKA GEOMETRI UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS X Siti Asmaul Khusna, Lia Yuliati, Agus Suyudi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang Email :
[email protected] Abstrak : Pelaksanaan pembelajaran memerlukan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum. Studi pendahuluan menunjukkan bahan ajar yang dipergunakan dalam pembelajaran belum sesuai dengan kriteria Kurikulum 2013. Perlu adanya bahan ajar yang sesuai dengan kriteria Kurikulum 2013 yakni bahan ajar fisika dilengkapi proyek, agar peserta didik dapat melakukan kegiatan proyek dalam proses belajarnya. Kompetensi dasar pokok bahasan optika geometri mengarah pada proyek sehingga diperlukan peran bahan ajar fisika dilengkapi proyek untuk mencapai kompetensi dasar tersebut. Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar fisika dilengkapi proyek dan mendeskripsikan kelayakannya. Penelitian ini menggunakan model penelitian Borg and Gall dengan mengambil 5 langkah awal, yakni penelitian dan pengumpulan informasi, perencanaan, pengembangan draft produk, uji coba lapangan awal, revisi produk awal. Kelayakan diukur dengan menggunakan uji validitas oleh 7 guru bidang studi fisika, serta uji coba terbatas oleh lima belas peserta didik MA Bilingual Batu. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian dan pengembangan bahan ajar ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dan teknik perhitungan rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar fisika dilengkapi proyek memperoleh nilai rata-rata 3,57 dari penilaian tim ahli yang berarti layak. Hasil uji coba pada peserta didik, diperoleh nilai rata-rata 3,61 yang berarti layak. Nilai tersebut menunjukkan bahwa bahan ajar fisika dilengkapi proyek sesuai dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran fisika. Kata Kunci : bahan ajar, proyek, optika geometri
1. Pendahuluan Pelaksanaan pembelajaran memerlukan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum dan dapat digunakan oleh peserta didik maupun guru. Bahan ajar merupakan seperangkat bahan yang memuat materi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) yang dipelajari oleh peserta didik dalam rangka mencapai kompetensi yang telah ditentukan (Toharudin dkk, 2011:191). Kerangka kompetensi abad 21 menggambarkan bahwa kesuksesan membutuhkan lebih dari pengetahuan dasar. Kompetensi pada masa kini menekankan aplikasi nyata dari pengetahuan dan pengembangan kompetensi abad 21 seperti kreativitas, penyelesaian masalah, komunikasi dan pemanfaatan informasi, dan kolaborasi (Vockley, 2008:13). Perlu adanya Kurikulum yang mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan 1
2
masa depan. Kurikulum dalam sistem pendidikan nasional digunakan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No. 20 Tahun 2003). Penyempurnaan pola pikir pada kerangka dasar dan struktur Kurikulum 2013
meliputi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, pembelajaran
interaktif
(interaktif
guru-peserta
didik-masyarakat-lingkungan
alam,
sumber/media lainnya), pembelajaran jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet), pembelajaran aktif-mencari, berbasis tim, dan pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisiplines). Oleh karena itu, untuk mewujudkan beberapa poin tersebut, dapat dilakukan dengan memberikan tugas proyek kepada peserta didik. Suparno (2013:135-136) menyatakan bahwa peserta didik dapat belajar fisika lebih mendalam dan bekerjasama dengan teman di kelas bahkan di luar sekolah serta tidak terbatas pada jam sekolah melalui kegiatan proyek. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik, mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka digunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya melalui proyek (Kemendikbud, 2013). Penelitian Cakici (2013) yang menginvestigasi tentang dampak dari kegiatan proyek terhadap hasil belajar dan sikap sains peserta didik diperoleh hasil bahwa kegiatan proyek merupakan strategi yang efektif dan memotivasi bagi peserta didik. Selain itu pada kegiatan proyek, rasa tanggung jawab guru meningkat serta peserta didik merasa nyaman dan dapat belajar secara efektif di lingkungan melalui kegiatan proyek.
(Kubiatko,
2011)
menyatakan
bahwa
kegiatan
proyek
dapat
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam hal berpikir, menciptakan solusi, mengembangkan kemampuan kerjasama, menemukan literatur yang tersedia, dan menyajikan informasi serta mengevaluasi temuannya sendiri. Kaitannya dengan pembelajaran fisika sebagai suatu proses, kemampuan yang dikembangkan tersebut peserta didik dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang terdapat pada proses pembelajaran. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa bahan ajar yang dipergunakan dalam pembelajaran belum sesuai dengan
3
kriteria Kurikulum 2013. Hasil observasi yang dilakukan di beberapa sekolah menengah di kota Malang, menunjukkan bahwa 80% dari angket keseluruhan menyatakan bahwa bahan ajar yang digunakan peserta didik belum memenuhi tuntutan Kurikulum 2013. Bentuk tugas fisika yang diberikan guru hampir 88% berupa soal hitungan. Dalam bahan ajar belum memuat kegiatan proyek yang dapat dilakukan peserta didik dalam pembelajaran. Bahan ajar yang ada belum menampilkan percobaan yang mengajak peserta didik untuk menunjukkan keterampilan kerja. Padahal sebagian besar peserta didik menginginkan kegiatan penugasan dapat dikerjakan di luar kelas. Hal tersebut menunjukkan perlu adanya bahan ajar yang sesuai dengan kriteria Kurikulum 2013 yakni bahan ajar fisika dilengkapi proyek sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan proyek dalam mencapai kompetensi yang telah dirumuskan. Pengembangan bahan ajar fisika dilengkapi proyek dipilih pokok bahasan optika geometri. Untuk mencapai kompetensi dasar optika geometri diperlukan aktivitas belajar yang mengarahkan penyajian ide/rancangan sebuah alat optik. Berdasarkan
permasalahan
tersebut,
perlu
dilakukan
penelitian
pengembangan bahan ajar fisika dilengkapi proyek. Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah menghasilkan dan mendeskripsikan kelayakan bahan ajar fisika dilengkapi proyek pada pokok bahasan optika geometri untuk peserta didik SMA/MA kelas X.
2. Metode Pengembangan Langkah penelitian dan pengembangan bahan ajar fisika dilengkapi proyek untuk peserta didik SMA/MA kelas X menggunakan 5 langkah dari 10 langkah model pengembangan Borg and Gall. Langkah penelitian dan pengembangan yang digunakan yakni (1) penelitian dan pengumpulan informasi, (2) perencanaan, (3) pengembangan draft produk tahap awal, (4) uji coba lapangan awal, (5) perbaikan produk awal. Instrumen pengumpulan data berupa angket validasi untuk tujuh guru bidang studi fisika sebagai validator ahli dan angket uji coba terbatas untuk lima belas peserta didik. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian dan pengembangan bahan ajar fisika dilengkapi proyek berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa komentar dan saran dari
4
validator dan subjek uji coba berdasarkan hasil angket kelayakan bahan ajar fisika dilengkapi proyek (untuk validator) dan hasil angket uji keterbacaan (untuk subjek uji coba). Data kuantitatif berupa nilai yang digunakan untuk analisis hasil persentase skor diperoleh dari angket validasi dan uji coba. Penilaian dilakukan dengan menggunakan skala Likert yaitu 1,2,3, dan 4. Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan nilai rata-rata dan teknik analisis deskriptif kualitatif. Teknik perhitungan rata-rata untuk menganalisis data kuantitatif dari angket kelayakan dari produk bahan ajar yang telah dikembangkan. Kriteria kelayakan produk diperoleh setelah dilakukan analisis nilai rata-rata. Teknik analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan produk pengembangan bahan ajar dan mengolah data yang berupa kritik dan saran yang diperoleh dari angket validasi dan angket uji coba. Hasil analisis deskriptif digunakan peneliti untuk memperbaiki bahan ajar fisika dilengkapi proyek berdasarkan data kualitatif.
3. Hasil dan Pembahasan Hasil pengembangan bahan ajar fisika dilengkapi proyek pada pokok bahasan optika geometri untuk peserta didik SMA/MA kelas X adalah bahan ajar cetak berupa buku siswa dan buku guru. Secara garis besar isi bahan ajar dapat dijabarkan sebagai berikut. a. Bagian Pendahuluan Bagian pendahuluan terdiri atas halaman muka atau cover, kata pengantar, karakteristik buku, dan daftar isi. b. Bagian Isi Bagian isi berisi uraian materi tentang pokok bahasan. Dalam uraian materi terdapat beberapa komponen seperti kolom Problem, kolom Kegiatan, kolom Quick Note, kolom Contoh Soal, kolom Latihan, kolom Pertanyaan Konseptual, kolom Mengembangkan Sikap Spiritual, kolom Proyek, kolom Bintang Fisika, dan kolom Web Physics. Pokok bahasan bahan ajar fisika dilengkapi proyek adalah optike geometri. Pokok bahasan optika geometri terdiri dari 3 sub pokok bahasan yakni Pemantulan Cahaya, Pembiasan Cahaya, dan Alat-Alat Optik.
5
c. Bagian Penutup Bagian penutup terdiri atas evaluasi, daftar pustaka, dan glosarium. Hasil analisis uji validitas kelayakan bahan ajar fisika dilengkapi proyek diperoleh kelayakan sebesar 3,57 yang dapat diartikan bahwa bahan ajar layak digunakan. Hasil penilaian bahan ajar menunjukkan bahwa bahan ajar layak untuk digunakan, namun masih perlu revisi berdasarkan komentar dan saran dari validator. Setelah dilakukan revisi berdasarkan komentar saran dari validator, maka selanjutnya melakukan uji coba terbatas pada peserta didik. Analisis uji coba bahan ajar terhadap peserta didik digunakan untuk mengetahui keterbacaan dan kelayakan bahan ajar. Hasil analisis data uji coba untuk peserta didik kelas X MA Bilingual Batu yang berjumlah 15 peserta didik diperoleh rata-rata 3,61 berarti bahan ajar memiliki keterbacaan yang baik. Analisis deskriptif kualitatif juga dilakukan untuk perbaikan bahan ajar berdasarkan komentar dan saran dari peserta didik sebagai subjek uji coba terbatas. Komentar dan saran dari peserta didik 4.
digunakan
sebagai
pertimbangan
perbaikan
bahan
ajar.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan penelitian dan pengembangan bahan ajar fisika dilengkapi
proyek pada pokok bahasan optika geometri untuk peserta didik SMA/MA kelas X yaitu pada dihasilkan bahan ajar fisika dilengkapi proyek yang terdiri atas buku siswa dan buku guru. Dari hasil uji validasi yang dilakukan oleh guru tentang kelayakan bahan ajar, nilai rata-rata yang didapatkan adalah 3,57 dari penilaian tim ahli yang berarti layak, dan nilai rata-rata yang diperoleh dari peserta didik adalah 3,61 yang berarti layak. Dari kedua nilai menunjukkan bahwa bahan ajar fisika dilengkapi proyek yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan sebagai bahan ajar yang digunakan oleh peserta didik dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Saran peneliti tentang bahan ajar yang dikembangkan adalah bahan ajar fisika dilengkapi proyek dapat menjadi alternatif bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran fisika pada Kurikulum 2013. Hal tersebut didukung oleh hasil pengembangan bahan ajar yang termasuk dalam kategori layak. Produk bahan ajar belum diketahui dan dibaca oleh pengguna produk secara umum yaitu
6
peserta didik. Oleh karena itu, bahan ajar ini dapat diimplementasikan dalam penelitian lanjutan seperti penelitian eksperimen sehingga bahan ajar teruji secara empiris.
5. Daftar Pustaka Cakici, Yilmaz & Turkmen, Nihal. 2013. An Investigation of the Effect of Project-Based Learning Approach on Children’s Achievement dan Attitude in Science.The Online Journal of Science an Tecnology, 3 (2): 9-17. Kubiatko, Milan & Vaculova, Ivana. 2011. Project-Based Learning: Characteristic and The Experiences with Application in The Science Subjects. Journal Energy Education Science and Technology Part B: Social and Educational Studies, 3(1): 65-74. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Sukmadinata. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suparno, Paul. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Toharudin, dkk. 2011. Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora. Vockley, Martha & Lang, Vockley. 2008. 21st Century Skills, Education & Competitiveness. American: Partnership For 21st Century Skills.