Bab IV Analisa Struktur Gedung
BAB IV ANALISA STRUKTUR GEDUNG
4.1 Pembebanan a. Beban Mati (DL) Beba mati pelat atap : Berat sendiri pelat
= 156 kg/m2
Berat plafond
= 18 kg/m2
Berat genangan
= 50 kg/m2
= 0.05 x 1000 DL
= 224 kg/m2
Beban mati untuk lantai tipikal (lantai 1-14) : = 156 kg/m2
Berat sendiri pelat Berat spesi + tegel + plafond
= 63 kg/m2
= 21 + 24 + 18
= 219kg/m2
LL Beban mati tangga Berat sendiri pelat
= 8,276 x 2 x 0,27 x 2400 kg/m3 = 7944,96 kg/m3
Berat per m2
= 7944,96 kg/m3/(8,276 x 2)
= 45 kg/m2
Berat spesi + tegel DL tangga Setiap balok menahan beban tangga
= 480 kg/m2
= 525 kg/m2
= 525kg/m’= 175 kg/m2 3
b. Beban Hidup (LL) Berat beban hidup untuk bangunan perkantoran = 250 kg/m2
IV-1
Bab IV Analisa Struktur Gedung
4.2 Perencanaan Awal (Preliminary Design) Profil Balok dan Kolom 4.2.1 Profil balok Pembebanan yang bekerja pada struktur diasumsikan sebagai berikut : Beban Mati (DL)
= 224 kg/m2
Beban Hidup (LL)
= 250 kg/m1
Kombinasi pembebanan = 1.2 DL + 1.6 LL = 1.2 (224) + 1.6 (250) = 668.8 kg/m1
= 0.67 t/m1
Dari pembebanan tersebut diperoleh harga Gaya dalam dan Momen maksimum sebagai berikut :
Gaya lintang, Vu = ½ Wu x l = ½ 0.67 x 6 = 2.01 ton
Momen, Mu = 1/8 Wu x l2
= 1/8 0.67 x 62 = 3.015 ton M
Tegangan lentur
l
M ijin l W
W
M 301500 =W 188,437 cm3 ijin l 1600
Dicoba profil W10 x 45, dengan Wx = 804,7 cm3; Wy = 218 cm3 Data profil adalah sebagai berikut:
IV-2
Bab IV Analisa Struktur Gedung
tf =15.7 mm H=257 mm tw=8.89 mm h=200.2 mm r=12.7 mm b=204 mm
Gambar 4.1 Detail Profil W10 x 45 Data profil W10 x 45 yang digunakan dalam desain, sebagai berikut:
Tinggi profil, H = 25,7 cm; Lebar profil, b = 20,4 cm
Tebal flens, tf = 1,57 cm; Tebal web, tw = 0,889 cm
Tinggi web, h = 25,4-(2x1,57)+(2x1,27) = 20,02 cm
Luas profil, A = 85,4 cm2; Jari-jari profil, r = 1,27 cm
Momen Inersia, Ix = 10350 cm4; Iy = 2215 cm4
Momen tahanan, Wx = 804,7 cm3; Wy = 218 cm3
Jari-jari inersia, rx = 11,00 cm; ry = 5,08 cm
Desain terhadap momen lentur 1) Periksa Pengaruh Tekuk Lokal
Menentukan kuat lentur nominal penampang Modulus penampang plastis ditentukan sebagai berikut :
Z x b t f H t f t w 1 2 H t f 1 2 H t f
20,4 1,57 25,7 1,57 0,889 1 x 25,7 1,57 1 25,7 1,57 2 2 2 885,95cm
Maka momen lentur plastis dapat ditentukan sebagai berikut:
IV-3
Bab IV Analisa Struktur Gedung
M p Zx fy
Mp = 885,95 x 2400 Mp = 2126280 kgcm = 21,26 tonM
Periksa kelangsingan penampang Pelat sayap
f
b 20.4 6,496 2t f 2 1,57
p
170 170 10,973 fy 240
λf < λp
Penampang kompak
Pelat badan
w
h 20,02 22,519 t w 0,889
p
1680 1680 108,444 fy 240
λw < λp
Penampang kompak
Karena λ < λp maka Mn = Mp, maka Mn = 21,26 tonM Dengan demikian cek momen lentur penampang dapat ditentukan sebagai berikut Mu ≤ Mn 3,015 ≤ 0,9 x 21,26 3,015 ≤ 21,018 tm
Penampang kuat
2) Periksa Pengaruh Tekuk Lateral
Menentukan batas bentang pengekang lateral :
Lb = 6000 mm IV-4
Bab IV Analisa Struktur Gedung
E 2 10 5 1,76 50,8 2580,96mm fy 240
L p 1,76 ry
X Lr ry 1 1 1 X 2 f L2 fL
Dimana, FL = fy – fr = 240 - (0,3x240) = 168 Mpa
G
E 200000 76923,08Mpa 21 u 21 0,3
2 1 1 J bt 3 204 15,7 3 204 2 15,7 8,89 3 3 3 3 J 566726,1mm 4
EGJA Wx 2 804,7 10 3 X 1 23808,51 X1
200000 76923,08 566726,1 8540 2
h t f 2 204 15,7 2 4 1,963 1011 mm 6 Iw I y 2215 10 4 4 2
2
1,963 1011 804,7 10 3 Wx I w X 2 4 4 4 76923 , 08 566726 , 1 2215 10 GJ I y X 2 1, 207 10 5 Dengan demikian Lr dapat ditentukan sebagai berikut : X Lr ry 1 1 1 X 2 f L2 fL
23808,51 5 2 Lr 50,8 1 1 1,207 10 168 168 Lr 10575,46mm Diperoleh nilai Lp < Lb < Lr, maka
IV-5
Bab IV Analisa Struktur Gedung
L Lb M M n Cb M r M p M r r p Lr Lb
Cb
12,5 3,015 1,14 2,5 3,015 3 2,26 4 3,015 3 2,26
M r Wx f y f r 804,72400 0,3 2400 13,518tm
10,575 6 M n 1,1413,518 21,26 13,518 10,575 2,580 M n 20,460tm M p 21,26
Karena Mn < Mp, maka Mn diambil 20,460 tm Dengan demikian cek momen lentur penampang dapat ditentukan sebagai berikut: Mu ≤ Mn 3,015 ≤ 0,9 x 20,46 3,015 tm ≤ 18,41 tm
Penampang kuat
Desain Terhadap Kuat Geser Vu = 2,01 ton 1. Cek Kelangsingan penampang
w
h 200,2 22,519 tw 8,89
kn 5
5
a h
2
5
5 2500 200,2
2
5,03
IV-6
Bab IV Analisa Struktur Gedung
kn E 5,03 200000 1,10 71,217 fy 240
1,10
22,519 71,217
OK
2. Menentukan kuat geser nominal pelat badan Karena , maka Vn 0,6 2400 20,4 0,889 26115,264kg 26,115ton Ceck kuat geser pelat badan
2,01 0,9 26,115 2,01 23,503
Penampang Kuat
Jadi dari perhitungan yang dilakukan seperti diatas, maka Balok W10x45 dapat digunakan 4.2.2 Profil Kolom Untuk batang-batang yang direncanakan terhadap tekan, angka perbandingan kelangsingan dibatasi:
Lk 200 rmin Lk 200 3200 200 16
rmin rmin rmin
Dicoba WF 14 x 211 Data profil yang digunakan sebagai berikut :
IV-7
Bab IV Analisa Struktur Gedung
tf =39.7 mm
H=401 mm
tw=24.89 mm h=291.2 mm r=15.2 mm b=400 mm
Gambar 4.2 Detail Profil W14 x 211 Data profil W14 x 211 yang digunakan dalam desain, sebagai berikut:
Tinggi profil, H = 40,1 cm; Lebar profil, b = 40,0 cm
Tebal flens, tf = 3,97 cm; Tebal web, tw = 2,489 cm
Tinggi web, h = 40,1-((2x3,97)+(2x1,52)) = 29,12 cm
Luas profil, A = 400.5 cm2 ; Jari-jari profil, r = 1,52 cm
Momen Inersia, Ix = 111200 cm4; Iy = 42820 cm4
Momen tahanan, Wx = 5559,5 cm3; Wy = 2134 cm3
Jari-jari inersia, rx = 16,66 cm; ry = 10,34 cm
Check kelangsingan penampang kolom:
Lk 200 rmin
3200 200 16,66
192,076 200 …….OK! Jadi dari perhitungan yang dilakukan seperti diatas, maka Profil W14x211 dapat digunakan sebagai kolom. 1. Untuk Balok menggunakan Profil WF10 x 49
IV-8
Bab IV Analisa Struktur Gedung
2. Untuk kolom Menggunakan Profil WF14 x 211 3. Untuk Brasing menggunakan Profil WF8 x 48 Selanjutnya, Geometri struktur, Spesifikasi material dan hasil perhitungan pembebanan tersebut diatas dimasukan ke dalam program ETABS sehingga akan diperoleh hasil analisa struktur sesuai dengan aturan perancangan yang ditetapkan.
4.2.3 Beban gempa static Ekuivalen (E) 1) Menghitung Berat Bangunan Total (Wt) Perhitungan beban pada atap: Beban Mati: Pelat Hebel
= 42 x 24 x 156 kg/m2
= 157248 kg
Plafond
= 42 x 24 x 18 kg/m2
= 18144 kg
Balok
= (24 x 8)+(42 x 5) x 66,97 kg/m1
= 26521,94 kg
Kolom
= 40 x 1,6 x 314 kg/m1
= 20096 kg
Waterproofing
= 42 x 24 x 15 kg/m2
= 15120 kg
Dinding ½ bata
= [(42 x 2)+(24 x 2)]x 1.6 x 250
= 52800 kg
WDatap
=289529,94 kg
Beban hidup: Beban hidup pada atap adalah 100 kg/m2 (beban minimum atap) WLatap
= 42 x 24 x 100 kg/m2
Jadi, berat total lantai atap
= 100800 kg
= WDatap + WLatap = 289529,94 kg + 100800 kg = 390729,94 kg
IV-9
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Perhitungan beban pada lantai tipikal (1-14): Beban Mati: Pelat Hebel
= 42 x 24 x 156 kg/m2
= 157248 kg
Plafond
= 42 x 24 x 18 kg/m2
= 18144 kg
Spesi
= 42 x 24 x 21 kg/m2
= 21168 kg
Tegel
= 42 x 24 x 24 kg/m2
= 24192 kg
Balok
= (24 x 8)+(42 x 5) x 66,97 kg/m1
= 26521,94 kg
Kolom
= 40 x 3,2 x 314 kg/m1
= 20096 kg
Dinding ½ bata
= [(42 x 2)+(24 x 2)]x 3,2 x 250
= 105600 kg
WDlt.1-lt.14 =372569,94 kg Beban hidup: Beban hidup pada untuk bangunan perkantoran adalah 250 kg/m2 Faktor reduksi beban hidup untuk bangunan perkantoran adalah 0,3 Maka, WLlt.1-lt.4
= 42 x 24 x250 kg/m2 x 0.3 = 75600 kg
Jadi, berat total tipikal (lantai 1-14) = WDlt.1-lt.14 + WLlt.1-lt.4 = 372569,94 kg + 75600 kg = 448569,94 kg Dengan demikian maka berat total bangunan = Watap + Wlt1-lt14 = 390729,94 kg + (448569,94 kgx14) = 6670709,1 kg 2) Menghitung waktu getar alami bangunan (T) H
= 48 m (15 lantai)
= 0,37 detik
IV-10
Bab IV Analisa Struktur Gedung
3) Menentukan koefisien Gempa Dasar (C) Lokasi bangunan terletak pada wilayah gempa 3 berdasarkan SNI 03-17262002, dengan waktu getar alami (T) sebesar 0,37 detik dan kondisi tanah sedang maka, untuk nilai faktor respon gempa (C) menurut gambar 2 Respon Spektrum Gempa Rencana adalah sebesar 0,89. 4) Menentukan Faktor Keutamaan (I) Faktor keutamaan struktur berdasarkan SNI 03-1726-2002 dihitung menurut persamaan I = I1 x I2, nilai I1 dan I2 menurut Tabel 1 Faktor keutamaan I untuk berbagai kategori gedung dan bangunan adalah I1 = 1,0 dan I2 = 1,0, sehingga nilai faktor keutamaan Gedung (I) = 1,0 x 1,0 = 1,0. 5) Menentukan Faktor Reduksi Gempa (R) Nilai Faktor Reduksi Gempa untuk bangunan dengan sistem rangka bresing konsentrik biasa (SRBKB) menurut table 3, SNI 03-1726-2002 adalah 5,6. Dengan demikian, nilai gaya geser dasar (V) adalah :
V
0,89 1,0 6670709,1 1060166,268 kg 1060,116 ton 5,6
Sehingga dapat dihitung beban lateral total yang didistribusi pada tiap lantai untuk arah-x (Fix) : Fix
Wi Z i
V
n
W Z i
i
i 1
Dan distribusi beban lateral total untuk arah-y (Fiy) adalah : Fiy
Wi Z i
V
n
W Z i
i
i 1
IV-11
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Untuk mempermudah perhitungan nilai-nilai F diatas dapat ditabelkan seperti berikut : Lantai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Atap Total
Zi
Wi
Wi x Zi
Fi x,y
Untuk tiap portal
(m')
(ton)
(ton m')
(ton)
1/5 Fix
1/8 Fiy
3.200
448.569
1435.421
8.979
1.796
1.122
6.400
448.569
2870.842
17.958
3.592
2.245
9.600
448.569
4306.262
26.937
5.387
3.367
12.800
448.569
5741.683
35.916
7.183
4.490
16.000
448.569
7177.104
44.895
8.979
5.612
19.200
448.569
8612.525
53.874
10.775
6.734
22.400
448.569
10047.946
62.853
12.571
7.857
25.600
448.569
11483.366
71.832
14.366
8.979
28.800
448.569
12918.787
80.811
16.162
10.101
32.000
448.569
14354.208
89.790
17.958
11.224
35.200
448.569
15789.629
98.769
19.754
12.346
38.400
448.569
17225.050
107.748
21.550
13.469
41.600
448.569
18660.470
116.727
23.345
14.591
44.800
448.569
20095.891
125.706
25.141
15.713
48.000
390.729
18754.992
117.319
23.464
14.665
6670.695
169474.176
1060.116
212.023
132.515
Tabel 4.1 Distribusi Gaya Geser Dasar Lateral Total dalam Arah-X dan Arah-Y untuk tiap Portal
IV-12
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Cek nilai T<20% T1
Nilai T1 diambil dari hasil analisa struktur dari program ETABS 2000, dan untuk mempermudah perhitungan maka dibuatkan table sebagai berikut : Lantai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Atap Total
Di
Wi
F
Wi x di2
Fi x di
(m)
(ton)
(ton)
(ton m2)
(ton m)
0.0073
448.569
9.245
0.024
0.067
0.0220
448.569
18.490
0.217
0.407
0.0391
448.569
27.735
0.686
1.084
0.0570
448.569
36.979
1.457
2.108
0.0752
448.569
46.224
2.537
3.476
0.0933
448.569
55.469
3.905
5.175
0.1113
448.569
64.714
5.557
7.203
0.1290
448.569
73.959
7.465
9.541
0.1462
448.569
83.204
9.588
12.164
0.1625
448.569
92.449
11.845
15.023
0.1778
448.569
101.693
14.181
18.081
0.1915
448.569
110.938
16.450
21.245
0.2032
448.569
120.183
18.522
24.421
0.2126
448.569
129.428
20.275
27.516
0.2195
390.729
118.402
18.825
25.989
6670.695
1089.112
131.532
173.501
Tabel 4.2 Nilai T1
IV-13
Bab IV Analisa Struktur Gedung
T1 6,3
131.532 1,91 9,81 x173,501
T < 20% T1 0,37<0,382 Karena nilai waktu getar T empiris masih memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Tata Cara Perencanaan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2002 yaitu masih lebih kecil dari 20% waktu getar alami fundamental, maka dalam perhitungan gaya geser gempa tetap dipakai Waktu Getar Empiris. Kombinasi pembebanan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah : -
Kombinasi pembebanan 1 = 1.2 DL + 1.6 LL
-
Kombinasi pembebanan 2 = 1.2 DL + 1.0 E + 0.5 LL
-
Kombinasi pembebanan 3 = 1.2 DL – 1.0 E + 0.5 LL
4.3 Analisa Struktur Gedung 4.3.1 Pemodelan struktur Model struktur merupakan portal 3 (tiga) dimensi yang digambarkan dalam arah (X, Y, Z) dengan penggambaran elemen-elemen balok, kolom dan bracing serta dengan menggunakan perletakan jepit (gambar 5.1).
IV-14
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Gambar 4.3 Model struktur 3 dimensi KOLOM SUDUT
KOLOM TENGAH 1 KOLOM TENGAH 2
BALOK SUDUT BALOK TENGAH 1
Z X
Gambar 4.4 Model struktur X-Y plane
IV-15
Bab IV Analisa Struktur Gedung
KOLOM SUDUT BALOK TENGAH
KOLOM TENGAH 1
6000
BALOK TENGAH 1 6000 KOLOM TENGAH 2 6000
6000
6000
6000
6000
6000
6000
6000
6000
42000
Gambaar 4.5 Denah Struktur
4.3.2 Pembebanan Struktur Kombinasi pembebanan yang dipakai dalam analisa pembebanan struktur ini berdasarkan Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2009). 4.3.2.a Beban Mati (DL) dan Beban Hidup (LL) Karena bentang arah x dan arah y adalah sama, maka pola pembebanan untuk beban mati dan beban hidup yang bekerja pada balok merupakan beban merata dengan pola pembebanan segitiga. Besar beban yang diperhitungkan seperti yang telah dihitung pada Bab IV yaitu :
Untuk beban mati (DL) :
Beban mati pada atap, DL = 224 kg/m2 = 0.224 t/m2 Beban mati pada lantai tipikal, DL = 219 kg/m2= 0.219 t/m2
IV-16
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Untuk beban hidup (LL) besar beban pada lantai atap ataupun lantai tipikal diperhitungkan sebesar = 250 kg/m2 = 0.25 t/m2
Pola pembebanan plat satu arah pada balok berbentuk segi empat dapat dilihat pada gambar 4.6: Y 5 6000 4 6000 3 6000 2 6000 X
1 6000
6000 A
B
6000 C
6000 D
6000 E
6000 F
6000 G
H
42000
Gambar 4.6 Denah Pola pembebanan yang bekera pada balok Tinjau salah satu potongan balok arah-y pada gambar diatas, didapat gambar potongan pola pembebanan balok sebagai berikut:
6000 5
6000 4
6000 3
6000 2
1
Gambar 4.7 Pola pembebanan balok arah-y
Dalam program ETABS 2000, besar beban equivalen yang bekerja pada tiap balok dalam struktur gedung telah dihitung secara otomatis pada saat proses memasukan beban pada tiap portal. Contoh perhitungan beban mati equivalen yang bekerja pada balok lantai atap dan balok lantai adalah sebagai berikut :
IV-17
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Beban equivalen pada lantai atap:
Pola segi empat:
Weq 2 Wu l x 2 0.224 6 2,688 t/m
Beban equivalen pada lantai:
Pola segi empat:
Weq 2 Wu l x 2 0.219 6 2,628 t/m
Berikut adalah gambar pola pembebanan portal arah-x dan arah-y:
Gambar 4.8a Pola pembebanan pada arah-X
IV-18
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Gambar 4.8b Pola pembebanan pada arah-Y 4.3.2b Beban Gempa Statis Perhitungan Gempa statis yang dipakai dalam model struktur ini berdasarkan tata cara perhitungan gempa untuk bangunan gedung yang berlaku di Indonesia, dan besaran gaya yang terjadi sesuai awal perhitungan pada Bab IV. Pola pembebanannya dapat digambar seperti berikut:
IV-19
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Gambar 4.9a Pola pembebanan Gempa arah-X
Gambar 4.9b Pola pembebanan Gempa arah-Y IV-20
Bab IV Analisa Struktur Gedung
4.3.3 Gaya-Gaya Dalam Akibat Kombinasi Pembebanan Gaya-gaya dalam yang ditinjau dari kombinasi pembebanan ini adalah Gaya Aksial, Gaya Geser dan Momen serta Reaksi pada perletakan. Portal yang ditinjau adalah portal yang mengalami gaya dalam dan momen terbesar yaitu pada portal H arah-Y. Diagram Gaya Aksial pada Portal H arah-Y kombinasi pembebanan 2:
Gambar 4.10a Gaya aksial Maksimum akibat Kombinasi Pembebanan 2 Besar nilai Gaya Aksial dari diagram diatas dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
IV-21
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Gaya Aksial (ton) Lantai
Kolom Sudut
Kolom tengah
Kolom tengah 1
Balok Sudut
Balok tengah
1
-682.320
310.130
-458.980
6.180
-5.080
2
-589.970
258.420
-411.220
4.150
-5.950
3
-501.590
211.690
-362.640
3.780
-5.190
4
-422.530
169.490
-315.960
3.320
-4.630
5
-350.970
131.580
-271.210
2.850
-4.180
6
-286.170
97.790
-228.730
2.410
-3.920
7
-227.670
68.050
-188.880
1.950
-3.840
8
-175.260
42.360
-152.000
1.500
-3.920
9
-128.970
20.840
-118.440
1.050
-4.150
10
-89.040
3.660
-88.520
0.610
-4.500
11
-55.870
-10.070
-62.560
0.190
-4.920
12
-29.940
-17.870
-40.870
-0.230
-5.340
13
-11.820
-20.670
-23.730
-0.220
-5.330
14
-1.190
-18.120
-11.120
-1.820
-6.610
15
0.700
-10.530
-3.880
2.370
1.370
Tabel 4.3 Gaya aksial akibat kombinasi 2 Diagram Gaya Geser pada portal H arah-y akibat kombinasi pembebanan 2
Gambar 1.10b Gaya Geser akibat Kombinasi Pembebanan 2 Besar nilai Gaya Geser dari diagram diatas dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini: IV-22
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Gaya Geser (ton) Lantai
Kolom Sudut
Kolom tengah 1
Kolom tengah
Balok Sudut
Balok tengah
1
5.150
5.170
3.710
1.810
2.580
2
-0.030
0.380
3.230
1.680
3.080
3
0.740
1.000
2.930
1.650
3.580
4
0.530
0.890
2.820
1.610
4.000
5
0.470
0.860
2.810
1.570
4.330
6
0.420
0.810
2.840
1.530
4.590
7
0.370
0.760
2.880
1.500
4.790
8
0.330
0.700
2.910
1.460
4.920
9
0.290
0.630
2.920
1.430
5.010
10
0.250
0.560
2.900
1.390
5.050
11
0.200
0.480
2.820
1.350
5.050
12
0.150
0.390
2.670
-1.320
5.020
13
0.130
0.330
2.400
-1.360
4.970
14
-0.140
0.180
2.020
-1.380
4.970
15
0.530
-0.020
0.970
-1.620
4.460
Tabel 4.4 Gaya Geser akibat kombinasiPembebanan 2 Diagram dari Momen pada portal H arah-y akibat kombinasi pembebanan 2
Gambar 1.10c Momen akibat Kombinasi Pembebanan 2 Besar nilai Momen dari diagram diatas dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:
IV-23
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Momen (ton meter) Lantai
Kolom Sudut
Kolom tengah 1
Kolom tengah
Balok Sudut
Balok tengah
1
15.333
16.186
18.710
-2.576
-4.661
2
1.504
2.802
11.237
-2.202
-6.113
3
3.185
4.122
7.468
-2.142
-7.538
4
2.321
3.433
5.761
-2.031
-8.703
5
1.936
3.006
5.041
-1.934
-9.646
6
1.561
2.564
4.743
-1.838
-10.387
7
1.221
2.138
4.574
-1.743
-10.942
8
0.915
1.732
4.378
-1.646
-11.329
9
0.636
1.347
-4.532
-1.546
-11.569
10
0.385
0.988
-4.919
-1.440
-11.680
11
-0.436
-0.760
-5.339
-1.328
-11.687
12
-0.453
-0.787
-5.726
-1.244
-11.609
13
-0.514
-0.840
-5.927
-1.370
-11.470
14
-0.338
-0.689
-5.750
-1.418
-11.458
15
-1.267
-0.210
-3.342
-2.138
-10.213
Tabel 4.5 Momen akibat kombinasi Pembebanan 2 4.3.4 Deformasi pada struktur akibat Beban Gempa Statis Deformasi yang ditinjau adalah pada portal H arah-y yaitu pada kolom sudut, kolom tengah 1, kolom tengah 2, kolom tengah 3. Berikut ini adalah diagram dari deformasi yang terjadi:
IV-24
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Gambar 4.11 Deformasi akibat Kombinasi Pembebanan 2 Besar nilai Deformasi dari diagram diatas dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini: Deformasi (meter) Lantai
Kolom Sudut
Kolom tengah 1
Kolom tengah
1
0.0036
0.0035
0.0036
2
0.0090
0.0112
0.0092
3
0.0158
0.0209
0.0161
4
0.0242
0.0314
0.0243
5
0.0334
0.0424
0.0335
6
0.0433
0.0536
0.0434
7
0.0538
0.0648
0.0539
8
0.0646
0.0759
0.0647
9
0.0759
0.0868
0.0758
10
0.0868
0.0974
0.0870
11
0.0979
0.1073
0.0980
12
0.1088
0.1164
0.1090
13
0.1194
0.1244
0.1196
14
0.1299
0.1309
0.1301
15
0.1400
0.1399
0.1399
Tabel 4.6 Deformasi akibat kombinasi Pembebanan 2
IV-25
Bab IV Analisa Struktur Gedung
4.4 Pengecekan stabilitas kolom terhadap tekuk Euler Tinggi Lantai
kolom
Profil
Pkritis kc
(l) mm
E
Iy
P
kgmm
mm4
(kg)
Pcr
2 EI 2 lk
1
WF.14 x 211
3,200
2
20,000
428,200,000.00
682,320.00
2,061,465.20
2
WF.14 x 211
3,200
2
20,000
428,200,000.00
589,970.00
2,061,465.20
3
WF.14 x 211
3,200
2
20,000
428,200,000.00
501,590.00
2,061,465.20
4
WF.14 x 211
3,200
2
20,000
428,200,000.00
422,530.00
2,061,465.20
5
WF.14 x 211
3,200
2
20,000
428,200,000.00
350,970.00
2,061,465.20
6
WF.14 x 211
3,200
2
20,000
428,200,000.00
286,170.00
2,061,465.20
7
WF.14 x 211
3,200
2
20,000
428,200,000.00
227,670.00
2,061,465.20
8
WF.14 x 211
3,200
2
20,000
428,200,000.00
175,260.00
2,061,465.20
9
WF.14 x 211
3,200
2
20,000
428,200,000.00
128,970.00
2,061,465.20
10
WF.14 x 211
3,200
2
20,000
428,200,000.00
89,040.00
2,061,465.20
11
WF.14 x 211
3,200
2
20,000
428,200,000.00
55,870.00
2,061,465.20
12
WF.14 x 211
3,200
2
20,000
428,200,000.00
29,940.00
2,061,465.20
13
WF.14 x 211
3,200
2
20,000
428,200,000.00
11,820.00
2,061,465.20
14
WF.14 x 211
3,200
2
20,000
428,200,000.00
1,190.00
2,061,465.20
15
WF.14 x 211
3,200
2
20,000
428,200,000.00
700.00
2,061,465.20
Tabel 4.7 Perhitungan Stabilitas kolom GRAFIK STABLITAS KOLOM 2,500,000.00
Gaya Aksial
2,000,000.00 P kritis
1,500,000.00
Gaya aksial kolom perlantai
1,000,000.00 500,000.00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 910111213141516 Lantai Tingkat Ke-
Gambar 4.12 Grafik Stabilitas Kolom IV-26
Bab IV Analisa Struktur Gedung
4.5 Cek Desain Elemen Struktur Gedung dari analisa Program ETABS 2000 Setelah dilakukan perhitungan analisa dan desain struktur dengan menggunakan Program ETABS 2000, diperoleh hasilanalisa dan desain dengan profil yang cukup aman digunakan. Berikut ini dilakukan contoh perhitungan desain elemen struktur dengan menggunakan data hasil analisa program ETABS 2000. 4.5.1 Profil balok Dari hasil analisa dengan menggunakan program ETABS 2000, dengan meninjau balok tengah pada lantai ke-11 portal H arah-y, diperoleh harga gaya dalam dan momen maksimum sebagai berikut:
Gaya lintang, Vu = 5,05 ton
Momen, Mu = 11,687 ton meter
Data profil W10 x 45 yang digunakan dalam desain, sebagai berikut:
tf =15.7 mm H=257 mm tw=8.89 mm h=200.2 mm r=12.7 mm b=204 mm
Data profil W10 x 45 yang digunakan dalam desain, sebagai berikut:
Tinggi profil, H = 25,7 cm; Lebar profil, b = 20,4 cm
Tebal flens, tf = 1,57 cm; Tebal web, tw = 0,889 cm
Tinggi web, h = 25,4-(2x1,57)+(2x1,27) = 20,02 cm
Luas profil, A = 85,4 cm2; Jari-jari profil, r = 1,27 cm IV-27
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Momen Inersia, Ix = 10350 cm4; Iy = 2215 cm4
Momen tahanan, Wx = 804,7 cm3; Wy = 218 cm3
Jari-jari inersia, rx = 11,00 cm; ry = 5,08 cm
Desain terhadap momen lentur 1) Periksa Pengaruh Tekuk Lokal
Menentukan kuat lentur nominal penampang Modulus penampang plastis ditentukan sebagai berikut :
Z x b t f H t f t w 1 2 H t f 1 2 H t f
20,4 1,57 25,7 1,57 0,889 1 x 25,7 1,57 1 25,7 1,57 2 2 2 885,95cm
Maka momen lentur plastis dapat ditentukan sebagai berikut: M p Zx fy
Mp = 885,95 x 2400 Mp = 2126280 kgcm = 21,26 tonM
Periksa kelangsingan penampang Pelat sayap
f
b 20.4 6,496 2t f 2 1,57
p
170 170 10,973 fy 240
λf < λp
Penampang kompak
Pelat badan
w
h 20,02 22,519 t w 0,889
IV-28
Bab IV Analisa Struktur Gedung
1680 1680 108,444 fy 240
p
λw < λp
Penampang kompak
Karena λ < λp maka Mn = Mp, maka Mn = 21,26 tonM Dengan demikian cek momen lentur penampang dapat ditentukan sebagai berikut Mu ≤ Mn 11,687 ≤ 0,9 x 21,26 9,680 ≤ 21,018 tm
Penampang kuat
2) Periksa Pengaruh Tekuk Lateral
Menentukan batas bentang pengekang lateral :
Lb = 6000 mm
L p 1,76 ry
E 2 10 5 1,76 50,8 2580,96mm fy 240
X Lr ry 1 1 1 X 2 f L2 fL
Dimana, FL = fy – fr = 240 - (0,3x240) = 168 Mpa
G
E 200000 76923,08Mpa 21 u 21 0,3
2 1 1 J bt 3 204 15,7 3 204 2 15,7 8,89 3 3 3 3 J 566726,1mm 4
EGJA Wx 2 804,7 10 3 X 1 23808,51 X1
200000 76923,08 566726,1 8540 2
IV-29
Bab IV Analisa Struktur Gedung
2 h t f 2 2215 10 4 204 15,7 1,963 1011 mm 6 Iw I y 4 4
2
2
1,963 1011 804,7 10 3 W I X 2 4 x w 4 4 GJ I y 76923,08 566726,1 2215 10 X 2 1, 207 10 5 Dengan demikian Lr dapat ditentukan sebagai berikut : X Lr ry 1 1 1 X 2 f L2 fL
23808,51 5 2 Lr 50,8 1 1 1,207 10 168 168 Lr 10575,46mm Diperoleh nilai Lp < Lb < Lr, maka L Lb M M n Cb M r M p M r r p Lr Lb
Cb
12,5 3,015 1,14 2,5 3,015 3 2,26 4 3,015 3 2,26
M r Wx f y f r 804,72400 0,3 2400 13,518tm
10,575 6 M n 1,1413,518 21,26 13,518 10,575 2,580 M n 20,460tm M p 21,26
Karena Mn < Mp, maka Mn diambil 20,460 tm Dengan demikian cek momen lentur penampang dapat ditentukan sebagai berikut: Mu ≤ Mn 11,687 ≤ 0,9 x 20,46
IV-30
Bab IV Analisa Struktur Gedung
9,68 tm ≤ 18,41 tm
Penampang kuat
Desain Terhadap Kuat Geser Vu = 5,05 ton 1. Cek Kelangsingan penampang
w
h 200,2 22,519 tw 8,89
kn 5
1,10
5
a h
2
5
5 2500 200,2
2
5,03
kn E 5,03 200000 1,10 71,217 fy 240
22,519 71,217
OK
2. Menentukan kuat geser nominal pelat badan Karena , maka Vn 0,6 2400 20,4 0,889 26115,264kg 26,115ton Ceck kuat geser pelat badan
5,05 0,9 26,115 5,05 23,503
Penampang Kuat
IV-31
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Periksa Lendutan
qtot l 4 ijin 384 EIx
896 6 4 600 6 384 (2 10 ) 10350 300
8,96 600 4 600 6 384 (2 10 ) 10350 300
0,14cm 2cm ..........Lendutan Memenuhi syarat kekuatan
Kesimpulan dari hasil desain balok terhadap momen lentur dan kuat geser Cek terhadap momen lentur didapat: Mu ≤ Mn Cek terhadap momen lentur didapat:
Jadi dari perhitungan yang dilakukan diatas diperoleh hasil besar momen lentur dan kuat geser yang terjadi akibat beban terfaktor yang ditinjau menghasilkan nilai yang jauh lebih kecil dari pada momen lentur nominal dan kuat geser nominal dari kondisi batas yang diperhitungkan , sehhingga untuk cek momen lentur dan kuat geser elemen struktur balok ini memenuhi persyaratan keamanan. 4.5.2 Profil Kolom Hasil analisa dengan menggunakan program ETABS 2000 pada kombinasi pembebanan 3 pada kolom sudut lantai 1 pada portal 1 arah-x, dengan nilai gaya aksial adalah sebagai berikut: Gaya aksial, Nu = 682,32 ton Data profil yang digunakan sebagai berikut :
IV-32
Bab IV Analisa Struktur Gedung
tf =39.7 mm
H=401 mm
tw=24.89 mm h=291.2 mm r=15.2 mm b=400 mm
Data profil W14 x 211 yang digunakan dalam desain, sebagai berikut:
Tinggi profil, H = 40,1 cm; Lebar profil, b = 40,0 cm
Tebal flens, tf = 3,97 cm; Tebal web, tw = 2,489 cm
Tinggi web, h = 40,1-((2x3,97)+(2x1,52)) = 29,12 cm
Luas profil, A = 400.5 cm2 ; Jari-jari profil, r = 1,52 cm
Momen Inersia, Ix = 111200 cm4; Iy = 42820 cm4
Momen tahanan, Wx = 5559,5 cm3; Wy = 2134 cm3
Jari-jari inersia, rx = 16,66 cm; ry = 10,34 cm
Faktor panjang tekuk untuk kedua ujung batang dengan tumpuan jepit Berdasarkan SNI 03-1729-2002 gambar 7.6-1, Nilai kc = 0,5 sehingga lk = kc x L lk = 0,5 x 3200 = 1600 mm = 160 cm 1. Periksa kelangsingan penampang
Kelangsingan elemen penampang
f
b 40,0 5,037 2t f 2 3,97
p
170 170 10,973 fy 240
IV-33
Bab IV Analisa Struktur Gedung
f p
Kelangsingan komponen tekan
lk 160 105,263 < 200 r 1,52
2. Menentukan nilai tegangan kritis
x
lk 160 9,603 rx 16,66
y
lk 160 15,473 ry 10,34
c
1 lk ry
c
1 160 2400 0,17 10,34 2000000
fy E
c 0,25 maka = 1 f cr
fy
2400 2400kg / cm2 1
3. Menentukan nilai Kuat tekan Nominal N n Ag Fcr 400,5 2400 961200kg 961,2ton
Ceck kolom terhadap kuat lentur:
N u N n 682,32 0,9 961,2
682,32 865,08ton
Penampang Kuat
4. Periksa Deformasi Dari hasil analisa ETABS 2000 pada kolom sudut lantai 1 pada portal H arahy didapat nilai Deformasi ( ) = 0,0036 m tidak lebih besar dari deformasi yang diijinkan 1,6 cm, jadi deformasinya masih memenuhi syarat kekakuan. IV-34
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Jadi dari perhitungan yang dilakukan seperti diatas, maka Profil W14x211 dapat digunakan sebagai kolom. 4.6 Cek Desain Elemen Struktur Gedung dengan cara manual Dari hasil analisa dan desain struktur serta pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan program ETABS 2000 diperoleh hasil analisa dan desain dengan profil yang cukup aman untuk digunakan. Untuk mengetahui perbandingan antara desain dengan program ETABS 2000 dengan cara manual, untuk itu dilakkan analisa struktur dan desain elemen struktur dengan cara manual: 4.6.1 Profil Balok Dengan mengambil satu contoh sederhana dari salah satu elemen balok, maka dapat dilakukan perhitungan analisa dari struktur balok dari gedung. Beban Equivalent (Weq) = 0,896 t/m1
Wu=0,896 t/m'
6000
6000 12000
Gambar 4.13 Skema pembebanan balok sederhana
Menentukan Gaya Dalam dan Momen Analisa struktur dilakukan dengan menggunakan metode Clapeyron Berikut gambar bidang momen akibat beban merata pada balok diatas:
IV-35
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Wu=0,896 t/m'
6000
V1
6000
V3
V2 12000
t= 18 Wu x L² = 18 0,896 x 6² = 4,032 t
A1
A2
a1
a2
Gambar 4.14 Bidang Momen M1 = 0
L1 = 6m
; I1 = 1I
a1 = 3m R1 = 2/3 x a1 x t M2 = ?
L2 = 6m
= 2/3 x 3 x 4,032
= 8,064
; I2 = 1I
A2 = 3m R2 = 2/3 x a2 x t
= 2/3 x 3 x 4,032
= 8,064
M3 = 0 l l1 l l 6 R1 a1 6 R2 a 2 2M 2 1 2 M 3 2 I1 I2 l1 I1 l2 I 2 I1 I 2 6 6 6 8,064 3 6 8,064 3 6 6 0 2M 2 0 1I 6 I1 6 1I 1I 1I 1I M1
12 145,152 145,152 1I 6I 6I 2M 2 4,032 2M 2
M 2 2,016tm'
IV-36
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Analisa Freebody : Freebody 1-2 Di tinjau potongan balok 1-2: Wu=0,896 t/m' M2=2,016 tm'
1
2 R1=5,376 t
L1=6000
V1
V2ki
Gambar 4.15 Analisa Freebody balok 1-2 M1 = 0
R1 3 V2 ki 6 M 2 0
5,376 3 V2 ki 6 2,016 0 V2ki 3,024t V = 0
V1 R1 V2ki 0
V1 5,376 3,024 0 V1 2,352t Freebody 2-3 Di tinjau potongan balok 2-3: Wu=0,896 t/m' M2=2,016 tm'
3
2 R2=5,376 t
V2ka
L1=6000
V3
Gambar 4.16 Analisa Freebody balok 2-3
IV-37
Bab IV Analisa Struktur Gedung
R 2 3 V2 ka 6 M 2 0
M3 = 0
5,376 3 V2 ka 6 2,016 0 V2ka 3,024t V = 0
V3 R2 V2 ka 0 V3 5,376 3,024 0 V3 2,352t
V2 = V2ki + V2ka
= 3,024 + 3,024
= 6,048 t
Maka Reaksi perletakan pada balok: Wu=0,896 t/m'
I1
I2
L1=6000
L2=6000
V1=2,352 t
V2=6,048 t
V3= 2,352 t
Gambar 4.17 Reaksi perletakan pada balok Cek reaksi perletakan: V = 0
V1 V2 V3 R 0
2,352 6,048 2,352 10,752 0 10,752 10,752 0 ……..Oke! M = 0
V2 6 V3 12 R 6 0
6,048 6 2,352 12 10,752 6 0
64,512 64,512 0 ……..Oke!
IV-38
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Menghitung Gaya Dalam dan Momen Untuk menghitung Gaya Dalam dan Momen, maka ditinjau gambar diatas: Pada 0 < x < 6m, Mx = 0
V1 x Rx 1 2 x M x 0 2,352 x 0,896 x 1 2 x M x 0 M x 0, 448 x 2 2,352 x
Dx = 0
V1 Rx Dx 0 2,352 0,896 x D x 0 D x 0,896 x 2,352
Dengan demikian, besar Gaya Dalam dan Momen pada setiap nilai x dapat ditabelkan sebagai berikut: x 0 3 6
Mx(t m') 0.000 -3.024 2.016
Dx(t ) -2.352 0.336 3.024
Tabel 4.8 Nilai Gaya Dalam dan Momen pada 0 < x < 6 Balok Pada 6m < x < 12m, Mx = 0
V1 x Rx 1 2 x V2 ( x 5) M x 0 2,352 x 0,896 x 1 2 x 6,048 ( x 6) M x 0 2,352 x 0,448 x 2 6,048 x 36,288 M x 0 M x 0, 448 x 2 8, 400 x 36, 288
Dx = 0
V1 Rx V2 D x 0 2,352 0,896 x 6,048 D x 0
IV-39
Bab IV Analisa Struktur Gedung
D x 0,896 x 8,400 Dengan demikian, besar Gaya Dalam dan Momen pada setiap nilai x dapat ditabelkan sebagai berikut: x 6 9 12
Mx(t m') 2.016 -3.024 0.000
Dx(t ) -3.024 -0.336 2.352
Tabel 4.9 Nilai Gaya Dalam dan Momen pada 6 < x < 12 Balok Berikut adalah gambar Diagram Gaya Dalam dan Momen dari perhitungan diatas Wu=0,896 t/m'
1
2 L1=6000
3 L2=6000
3,024 0,336
+
+
-
-
-2,352
2,352 -0,336
-3,024 2,016
0
+ -
-
3,024
3,024
0
Gambar 4.18 Diagram Gaya Dalam dan Momen Dari hasil Analisa diatas diperoleh nilai Gaya Dalam dan Momen maksimum adalah sebagai berikut: Gaya Lintang, Vu = 3,024 ton Momen,
Mu = 3,024 ton meter
Cek dengan Profil W10 x 45 yang digunakan dalam desain, sebagai berikut:
IV-40
Bab IV Analisa Struktur Gedung
tf =15.7 mm H=257 mm tw=8.89 mm h=200.2 mm r=12.7 mm b=204 mm
Data profil W10 x 45 yang digunakan dalam desain, sebagai berikut:
Tinggi profil, H = 25,7 cm; Lebar profil, b = 20,4 cm
Tebal flens, tf = 1,57 cm; Tebal web, tw = 0,889 cm
Tinggi web, h = 25,4-(2x1,57)+(2x1,27) = 20,02 cm
Luas profil, A = 85,4 cm2; Jari-jari profil, r = 1,27 cm
Momen Inersia, Ix = 10350 cm4; Iy = 2215 cm4
Momen tahanan, Wx = 804,7 cm3; Wy = 218 cm3
Jari-jari inersia, rx = 11,00 cm; ry = 5,08 cm
Desain terhadap momen lentur 1) Periksa Pengaruh Tekuk Lokal
Menentukan kuat lentur nominal penampang Modulus penampang plastis ditentukan sebagai berikut :
Z x b t f H t f t w 1 2 H t f 1 2 H t f
20,4 1,57 25,7 1,57 0,889 1 x 25,7 1,57 1 25,7 1,57 2 2 2 885,95cm
Maka momen lentur plastis dapat ditentukan sebagai berikut:
IV-41
Bab IV Analisa Struktur Gedung
M p Zx fy
Mp = 885,95 x 2400 Mp = 2126280 kgcm = 21,26 tonM
Periksa kelangsingan penampang Pelat sayap
f
b 20.4 6,496 2t f 2 1,57
p
170 170 10,973 fy 240
λf < λp
Penampang kompak
Pelat badan
w
h 20,02 22,519 t w 0,889
p
1680 1680 108,444 fy 240
λw < λp
Penampang kompak
Karena λ < λp maka Mn = Mp, maka Mn = 21,26 tonM Dengan demikian cek momen lentur penampang dapat ditentukan sebagai berikut Mu ≤ Mn 3,024 ≤ 0,9 x 21,26 3,024 ≤ 19,134 tm
Penampang kuat
2) Periksa Pengaruh Tekuk Lateral
Menentukan batas bentang pengekang lateral :
Lb = 6000 mm IV-42
Bab IV Analisa Struktur Gedung
E 2 10 5 1,76 50,8 2580,96mm fy 240
L p 1,76 ry
X Lr ry 1 1 1 X 2 f L2 fL
Dimana, FL = fy – fr = 240 - (0,3x240) = 168 Mpa
G
E 200000 76923,08Mpa 21 u 21 0,3
2 1 1 J bt 3 204 15,7 3 204 2 15,7 8,89 3 3 3 3 J 566726,1mm 4
EGJA Wx 2 804,7 10 3 X 1 23808,51 X1
200000 76923,08 566726,1 8540 2
h t f 2 204 15,7 2 4 1,963 1011 mm 6 Iw I y 2215 10 4 4 2
2
1,963 1011 804,7 10 3 Wx I w X 2 4 4 4 76923 , 08 566726 , 1 2215 10 GJ I y X 2 1, 207 10 5 Dengan demikian Lr dapat ditentukan sebagai berikut : X Lr ry 1 1 1 X 2 f L2 fL
23808,51 5 2 Lr 50,8 1 1 1,207 10 168 168 Lr 10575,46mm Diperoleh nilai Lp < Lb < Lr, maka
IV-43
Bab IV Analisa Struktur Gedung
L Lb M M n Cb M r M p M r r p Lr Lb
Cb
12,5 3,015 1,14 2,5 3,015 3 2,26 4 3,015 3 2,26
M r Wx f y f r 804,72400 0,3 2400 13,518tm
10,575 6 M n 1,1413,518 21,26 13,518 10,575 2,580 M n 20,460tm M p 21,26
Karena Mn < Mp, maka Mn diambil 20,460 tm Dengan demikian cek momen lentur penampang dapat ditentukan sebagai berikut: Mu ≤ Mn 3,024≤ 0,9 x 20,46 3,024 tm ≤ 18,41 tm
Penampang kuat
Desain Terhadap Kuat Geser Vu = 3,024 ton 1. Cek Kelangsingan penampang
w
h 200,2 22,519 tw 8,89
kn 5
1,10
5
a h
2
5
5 2500 200,2
2
5,03
kn E 5,03 200000 1,10 71,217 fy 240
IV-44
Bab IV Analisa Struktur Gedung
22,519 71,217
OK
2. Menentukan kuat geser nominal pelat badan Karena , maka Vn 0,6 2400 20,4 0,889 26115,264kg 26,115ton Ceck kuat geser pelat badan
2,26 0,9 26,115 3,024 23,503
Penampang Kuat
Periksa Lendutan
qtot l 4 ijin 384 EIx
896 6 4 600 6 384 (2 10 ) 10350 300
8,96 600 4 600 6 384 (2 10 ) 10350 300
0,14cm 2cm ..........Lendutan Memenuhi syarat kekuatan
Periksa Tegangan Lentur
l
M 9800 100 1217,8 1600kg / cm 2 ............Ok!! W 804,7
IV-45
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Kesimpulan dari hasil desain balok terhadap momen lentur dan kuat geser Cek terhadap momen lentur didapat: Mu ≤ Mn Cek terhadap momen lentur didapat:
Jadi dari perhitungan yang dilakukan diatas diperoleh hasil besar momen lentur dan kuat geser yang terjadi akibat beban terfaktor yang ditinjau menghasilkan nilai yang jauh lebih kecil dari pada momen lentur nominal dan kuat geser nominal dari kondisi batas yang diperhitungkan , sehhingga untuk cek momen lentur dan kuat geser elemen struktur balok ini memenuhi persyaratan keamanan.
4.6.2 Profil Kolom Tinjau salah satu elemen portal pada gedung, pada portal berlaku pembebanan seperti sebagai berikut: Beban Equivalent (Weq) = 0,896 t/m1 Wu=0,896 t/m'
2
3
3.20 m
1
4
6.00 m
Gambar 4.19 Skema Portal Sederhana
IV-46
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Menentukan Gaya Dalam dan Momen Dalam analisa struktur menggunakan metode Clapeyron, berikut gambar bentuk defleksi yang terjadi pada portal: d
d 3
4
Gambar 4.20 Defleksi pada portal Tinjau tiap elemen pada portal Wu=0,896 t/m'
2
?23
?32
3
6000 1 t= 8 1 =8
Wu x L² 0,896 x 6² = 4,032 t
R1 2
3
3.20 m
1
3.20 m
4
Gambar 4.21 Elemen kolom dan balok pada portal Momen Primer
M 012 M 0 21 0 dan M 0 34 M 0 43 0 M 0 23 112 Wu l 2 112 0,896 6 2 2,688tm' M 0 32 2,688tm'
IV-47
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Momen Goyang
M g 12 M g 21
6( EI ) 6 EI 2 3,2 10,24
M g 23 M g 32 0 M g 34 M g 43
6( EI ) 6 EI 2 3,2 10,24
Persamaan Momen Ujung batang total M 12 M 012 M g 21
2 EI (21 2 ) l
0
6 2 EI EI ( 2 1 2 ) 10 , 24 3,2
M 21 0
6 2 EI EI (2 2 1 ) 10,24 3,2
M
12
M 23 2,688 0
M 32 2,688 0
M 34 0 M 43 0
2 EI (2 2 3 ) 6
2 EI (2 3 2 ) 6
6 2 EI EI ( 2 3 4 ) 10,24 3,2
6 2 EI EI (2 4 3 ) 10,24 3,2
Persamaan Deformasi: Perletakan 1
: 1 = 0 (jepit)
Perletakan 4
: 4 = 0 (jepit)
Titik kumpul 2 (TK2) : 21 23 2 Titik kumpul 3 (TK3) : 32 34 3
IV-48
Bab IV Analisa Struktur Gedung
M2 = 0
Tinjau TK2 :
M21 + M23 = 0
6 4 2 4 2 EI EI 2 0 2,688 0 EI 2 EI 3 =0 10,24 3,2 3,2 6 6 x 19,2
11,25EI 24 EI 2 51,609 12,8 EI 2 6,4 EI 3 =0 11,25EI 36,8EI 2 6,4 EI 3 = 51,609 …………(pers.1) M3 = 0
Tinjau TK3 :
M34 + M32 = 0
6 4 2 4 2 EI EI 3 EI 4 + 2,688 EI 3 EI 2 =0 10,24 3,2 3,2 6 6 x 19,2
11, 25EI 24 EI 3 12 EI 0 + 51,609 12,8 EI 3 6,4 EI 2 =0 11, 25EI 36,8EI 3 + 6,4 EI 2 =- 51,609 …………(pers.2) 6000
H2
H2 V2
V3
M21 H2
M34 H3
H3
3.20 m
H1
H4 M12
V1
M43
V4
Gambar 4.22 Freebody Portal M1 = 0
M12 + M21 – (H2 x 3,2) = 0 H2 =
M 12 M 21 4
H3 =
M 43 M 34 4
IV-49
Bab IV Analisa Struktur Gedung
H = 0
H2 – H3 = 0 1 M 12 M 21 1 M 43 M 34 0 4 4
1 6 2 6 4 EI EI 2 EI EI 2 + 4 10,24 3,2 10,24 3,2 1 6 2 6 4 EI EI 3 ) EI EI 3 =0 4 10, 24 3,2 10,24 3,2 1 12 6 6 1 12 EI EI 2 EI EI 3 =0 4 10, 24 3, 2 3,2 4 10,24
6 6 6 EI EI 2 EI 3 =0 10,24 12,8 12,8 X 40,96
24 EI 19,2 EI 2 19, 2 EI 3 0 …………….(pers.3) Persamaan 1, 2, dan 3 diselesaikan dengan cara matriks:
EI 2
EI 3
EI
36,8 6,4 11, 25 EI 2 51,609 6,4 36,8 11, 25 EI 3 = 51,609 19,2 19,2 24 EI 0
Diperoleh nilai:
EI 2 = 1,687 EI 3 = -1,687 EI = 0
Dengan demikian, maka besarnya momen dapat diketahui yaitu: M
12
0
6 4 2 0 0 1, 687 1, 054 tm 10 , 24 3, 2 3, 2
IV-50
Bab IV Analisa Struktur Gedung
M 21 0
6 4 0 1,687 2,108tm 10,24 3,2
4 2 M 23 2,688 (1,687) (1,687) 2,126tm 6 6 4 2 M 32 2,688 (1,687) (1,687) 2,126tm 6 6
M 34 0
6 4 2 0 (1,687) EI 0 2,108tm 10,24 3,2 3,2
M 43 0
6 2 0 (1,687) 1,054tm 10,24 3,2
Analisa Freebody:
Freebody 2 – 3 Wu=0,896 t/m' M23
M32
H3
H2
R=5,376 t V2
V3 6000
Gambar 4.23 Freebody 2-3 Portal M3 = 0
M32 + (V2 x 6)-M23-(R x 3)= 0 2,126 + 6V2 – 2,126 –(5,376 x 3) = 0 V2 = 2,688 t
V = 0
V2 + V3 -R= 0 2,688 + V3-5,376 = 0 V3 = 2,688 t
IV-51
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Freebody 1 – 2 V2
M21 H2
3.20 m
H1 M12
V1
Gambar 4.24 Freebody 1-2 Portal H2
1 M 12 M 21 1 1,054 2,108 0,791t 4 4
H = 0
H1 – H2 = 0 H1 = 0,791 t
V = 0
V1 – V2 = 0 V1 = 2,688 t
Freebody 3 – 4 V3
M34 H3
3.20 m
H4 M43
V4
Gambar 4.25 Freebody 3-4 Portal
IV-52
Bab IV Analisa Struktur Gedung
H3
1 M 34 M 43 1 2,108 1,054 0,791t 4 4
H = 0
H3 – H4 = 0 H4 = -0,591 t
V = 0
V3 – V4 = 0 V4 = 2,688 t
Wu=0,896 t/m'
2
3
R=5,376 t 3.20 m 4 H4=0,791
H1=0,791 1 M12=1,054 tm
M43=-1,054
V1=2,688 t
V4=2,688 t 6000
Gambar 4.26 Reaksi Perletakan Portal Cek Reaksi perletakan: H = 0
H1 – H4 = 0 0,791-0,791 = 0..........Ok!!
V = 0
V1 + V4 - R= 0 2,688 + 2,688 – 5,376 = 0..........Ok!!
M1 = 0
M12 +(R x 3)- M43 – (V4 x 6)= 0 0 +(5,376 x 3)- 0 – (2,688x 6)= 0 16,128– 16,128 = 0..............Ok!!!
IV-53
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Menghitung gaya dalam dan momen: Untuk menghitung Gaya Dalam dan Momen, maka tinjau elemen portal bagian perbagian: Freebody 1-2: x
Mx
V1 M12 H1
Dx
Gambar 4.27 Gaya Dalam dan Momen pada freebody 1-2 Portal M x H 1 x M 12 =0,791x – 1,054 D x H 1 M 12 =0,791 – 1,054 = - 0,263 t N x V1 = – 2,688 t Dengan demikian, besar gaya dalam dan momen pada setiap nilai x dapat ditabelkan seperti berikut ini: x (m) 0.000 1.600 3.200
Mx (t m') -1.054 0.212 1.477
Dx (t) -0.263 -0.263 -0.263
Nx (t) -2.688 -2.688 -2.688
Tabel 4.10 Nilai Gaya Dalam dan Momen pada freebody 1-2 Portal Freebody 2 – 3: x Mx
Rx
Vx
H1 M12
V1
Gambar 4.28 Gaya Dalam dan Momen pada freebody 2-3 Portal IV-54
Bab IV Analisa Struktur Gedung
M x Rx 1 2 x H 1 3,2 M 12 V1 x
M x 0,896 x 1 2 x 0,791 3, 2 1,054 2,688 x M x 0,448 x 2 2,688 x 1, 477
D x Rx V1 M 12 H 1 D x 0,896 x 2,688 1,054 0,791 D x 0,896 x 2,951 N x H 1 0,791 t Nilai-nilai Gaya dalam dan momen pada setiap nilai x dapat ditabelkan seperti berikut: x (m) 0.000 3.000 6.000
Mx (t m') 1.477 -2.555 1.477
Dx (t) -2.951 -0.263 2.425
Nx (t) -0.791 -0.791 -0.791
Tabel 4.11 Nilai Gaya Dalam dan Momen pada freebody 2-3 Portal Freebody 3 – 4:
Rx H1
Mx
M12
V1
Gambar 4.29 Gaya Dalam dan Momen pada freebody 3-4 Portal M x R 3 H 1 3,2 x M 12 V1 6 M x 5,376 3 0,7913,2 x 1,054 2,688 6 M x 1,477 0,791x
IV-55
Bab IV Analisa Struktur Gedung
D x R V1 M 12 H 1 D x 5,376 2,688 1,054 0,791 D x 2,425 N x V1 2,688 t Nilai-nilai Gaya dalam dan momen pada setiap nilai x dapat ditabelkan seperti berikut: x (m) 0.000 1.600 3.200
Mx (t m') 1.477 0.211 -1.054
Dx (t) 2.425 2.425 2.425
Nx (t) -2.688 -2.688 -2.688
Tabel 4.12 Nilai Gaya Dalam dan Momen pada freebody 3-4 Portal Berikut diagram Gaya Dalam dan Momen dari nilai-nilai diatas:
Diagram Momen 1,477
1,477
+
1,477
+
+
1,477
3 +
2,555
0,212
0,212 -
1,054
-
1,054
Gambar 4.30 Diagram Momen
Diagram Lintang 0,263
2,425 +
2,951 +
+
0,197
2.425
Gambar 4.31 Diagram Lintang IV-56
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Diagram Normal 0,791 -
2,688
2,688
Gambar 4.32 Diagram Normal Dari hasil analisa struktur diatas, diperoleh nilai Gaya Dalam dan Momen sebagai berikut: Gaya Normal, Nu = 2,688 ton Gaya Lintang, Vu = 2,425 ton Momen, Mu = 1,103 ton Data Profil yang digunakan dalam desain, sebagai berikut:
tf =39.7 mm
H=401 mm
tw=24.89 mm h=291.2 mm r=15.2 mm b=400 mm
Data profil W14 x 211 yang digunakan dalam desain, sebagai berikut:
Tinggi profil, H = 40,1 cm; Lebar profil, b = 40,0 cm
Tebal flens, tf = 3,97 cm; Tebal web, tw = 2,489 cm
Tinggi web, h = 40,1-((2x3,97)+(2x1,52)) = 29,12 cm
Luas profil, A = 400.5 cm2 ; Jari-jari profil, r = 1,52 cm
IV-57
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Momen Inersia, Ix = 111200 cm4; Iy = 42820 cm4
Momen tahanan, Wx = 5559,5 cm3; Wy = 2134 cm3
Jari-jari inersia, rx = 16,66 cm; ry = 10,34 cm
Faktor panjang tekuk untuk kedua ujung batang dengan tumpuan jepit Berdasarkan SNI 03-1729-2002 gambar 7.6-1, Nilai kc = 0,5 sehingga lk = kc x L lk = 0,5 x 3200 = 1600 mm = 160 cm 5. Periksa kelangsingan penampang
Kelangsingan elemen penampang
f
b 40,0 5,037 2t f 2 3,97
p
170 170 10,973 fy 240
f p
Kelangsingan komponen tekan
lk 160 105,263 < 200 r 1,52
6. Menentukan nilai tegangan kritis
x
lk 160 9,603 rx 16,66
y
lk 160 15,473 ry 10,34
c
1 lk ry
c
1 160 2400 0,17 10,34 2000000
fy E
IV-58
Bab IV Analisa Struktur Gedung
c 0,25 maka = 1 f cr
fy
2400 2400kg / cm2 1
7. Menentukan nilai Kuat tekan Nominal N n Ag Fcr 400,5 2400 961200kg 961,2ton
Ceck kolom terhadap kuat lentur:
N u N n 2,688 0,9 961,2
2,688 865,08ton
Penampang Kuat
Jadi dari perhitungan yang dilakukan seperti diatas, maka Profil W14x211 dapat digunakan sebagai kolom.
4.7 Perencanaan Sambungan
A B C Gambar 4.33 Joint Sambungan IV-59
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Data baut: Jenis baut
= BJ 37
Diameter baut ( d )
= 1 inch = 2,54 cm
Jarak baut ke tepi ( s1 )
= 20 mm
Proof Stress
= 585 Mpa
Kuat tarik
= 825 Mpa
Data pelat ujung balok: Tegangan leleh ( fy ) = 240 MPa Tebal pelat ( t )
= 15 mm
Digunakan sambungan baut dengan diameter 20 mm BJ 37. 4.6.1 Hitungan Kekuatan Satu Baut Berdasarkan Geser Vd
=
f . r1 . fub . Ab
=
2 . 0,75 . 0,4 . 8250 . ( . π . 202 )
=
1555088,36 kg.
4.6.2 Hitungan Kekuatan Satu Baut Berdasarkan Kuat tumpu rd
=
2,4 . f . tp . db . fub
=
2,4 . 0,75 . 15 . 20 . 8250
=
4455000 kg.
4.6.3 Hitungan Masing-masing titik buhul
IV-60
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Joint sambungan A
-3.780.385 kgmm C1-3
-1.007.741 kgmm
D1 B 33
-1.531.179 kgmm
C1-2 D2 -891.180,04 kgmm
+2.124.342.47 kgmm
Gambar 4.34 Joint Sambungan A
Batang C1-2
=
2124342,47 = 1,36 1555088,36
≈ 2 buah
Batang C1-3
=
3780385 =12,7 1555088,36
≈ 14 buah
Batang D1
=
1007741 = 2,43 1555088,36
≈ 4 buah
Batang D2
=
891180,04 = 3,00 1555088,36
≈ 4 buah
Batang B33
=
1531179 = 0,57 1555088,36
≈ 4 buah
Joint sambungan B
-736.353,43 kgmm
+5.205.210,97 kgmm D2
-1.531.179 kgmm
B33 D1
-1.364.219 kgmm
C6-2
C6-1 -4.661.108 kgmm
Gambar 4.35 Joint Sambungan B
IV-61
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Batang C6-2
=
4661108 = 2,99 1555088,36
≈ 4 buah
Batang C6-3
=
5205210,97 =3,34 1555088,36
≈ 4 buah
Batang D1
=
1364219 = 0,87 1555088,36
≈ 2 buah
Batang D2
=
736353,43 = 0,47 1555088,36
≈ 2 buah
Batang B33
=
1531179 = 0,98 1555088,36
≈ 4 buah
4.6 Perencanaan Angkur Data berdasarkan pada perancangan plat dasar Kolom Momen max (Mu)
= 16,91 Ton m
Gaya geser (Vu)
= 5780 kg
Gaya aksial (Nu)
= 697436 kg
= 16910 Kgm
Tegangan leleh baja (fy) = 240 Mpa Tegangan putus (fu) = 370 Mpa Dimensi plat : Lebar (b) = 420 mm Panjang (p) = 420 mm Tebal plat (tp) = 15 mm Data rencana angkur baut : Diameter angkur (db) = 25,4 mm Luas baut (Ab)
= 506,45 mm2
Jumlah baut tarik (nt) = 2 buah Jumlah baut tekan (nc) = 2 buah Tegangan putus baut (fub) = 825 Mpa Digunakan fu = 370 Mpa
IV-62
Bab IV Analisa Struktur Gedung
1. Menentukan letak garis netral
100
200
100 100
200
100
Jarak vertikal baut (g) δ
=
= 100 mm
2.1 / 4.. .d 2 g
2.1/ 4.3,14.25,42 = 43,45 = 23,3 mm b
= 0,75.bf = 0,75.400 = 300 mm
δx.
1 x 2
23,3x.
= b(h-x)
1 (h-x) 2
1 1 x = 300.(401 – x) .(401 – x) 2 2
138,35x2 – 120300x + 24120150 = 0 diperoleh : x = 313,6 mm h – x = 401 – 313,6 = 87,4 mm 2. Menentukan tegangan lentur yang terjadi
σ3
=
1.(h x) x
=
1 .(401 313,6) 313,6
IV-63
Bab IV Analisa Struktur Gedung
= 0,28
σ1
1 σ1. δx. 2 x + 1 σ3.b(h – x) 2 (h – x) = Mu 2 3 2 3
763812,5σ1 + 285180,37σ1 = 16910000
σ1 =
σ3
= 0,28
16910000 = 16,12 1048592,87
σ1
= 0,28 . 16,12 = 4,51
σ2
=
1. . x s x
=
16,12.313,6 20 313,6
= 15,091
3 Menentukan gaya-gaya yang terjadi fu b
= 370 MPa
p
= 370 MPa
fu
2 d 4
= 506,45 mm2
Ab
=
fu
= fu b , jika fu b < fu p
fu
= fu p , jika fu p < fu b
Karena fu p = fu b , maka digunakan fu = 370 MPa
4 Gaya tarik maksimum yang terjadi pada baut: Jadi gaya yang dipikul baris baut teratas yang paling besar: Tu
= δ g σ2
= 15277,9 kg
Gaya yang dipikul satu baut pada baris teratas: Tu1 =
1 Tu 2
= 7638,95 kg
Kuat tarik rencana satu baut adalah: IV-64
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Td
= Øf Tn
= Øf . 0,75 fub Ab
= 1054049,1 kg
Syarat Tu1 ≤ Øf Tn Jadi 7638,95 kg < 1054049,1
Aman
a. Gaya yang terjadi pada angkur - Gaya tarik pada angkur Put = 697436 kg - Gaya tarik masing-masing angkur Put n
Put1 = =
697436 4
= 174359 kg
b. Gaya geser pada masing-masing angkur Vut1 = =
Vu nt nc 5780 22
= 1445 kg Vd
= øf . r1 . fub . Ab . m
Øf.Vn= 0,75 . 0,4 . 8250 . 506,45 . 1 = 1253463,75 kg Syarat : Vut1 <
Øf.Vn
1445 kg < 1253463,75 ….. ok !!! c. Gaya tumpu yang terjadi Vu
=
Vu n
=
5780 4
= 1445 kg Rd
= 2,4 . øf . db . fup . tp
IV-65
Bab IV Analisa Struktur Gedung
Øf.Rn
= 2,4 . 0,75 . 25,4 . 3700 . 15 = 2537460 kg.
Syarat : Vu1 1445 kg
<
Øf.Rn
< 2537460 kg ……. Ok !!!
c. Kombinasi gaya geser dan tarik fuv = =
Vu < r1 . Øf . fub . m n. Ab
5780 < 0,4 . 0,75 . 8250 . 1 4.506,45
= ft
2,85 kg
< 2475 kg ….. ok !!!
= 0,75 . fub = 0,75 . 8250 = 6187,5 kg
f1 = 807 Mpa, f2 = 621 Mpa ft < f1 – r2 . fuv < f2 6187,5 < 8070 – 1,5 . 48,83
< 6210
Digunakan ft = 6187,5 Mpa Td
= Øf . ft . Ab
Øf.Tn
= 0,75 . 6187,5 . 506,45 = 2350244,53 kg
Tu n
=
Syarat :
15277,9 4
= 3819,47 kg
Tu < Td n
3819,47 kg < 2350244,53 kg ….. ok !!!
IV-66