; /b/ = ; /t/ =
sengauan:
/m/ = <m>; /n/ =
likwida:
/l/ =
frikatif:
/s/ = <s>; /h/ =
semivokal:
/w/ = <w>; /j/ =
3HSHW Kalau pepet merupakan sebuah fonem apakah mestinya dibedakan dari fonem lain dalam tulisan? Menurut cita-cita jawabannya ‘ya’ , supaya menghindari kedwiartian. Akan tetapi kita harus tanya dulu: 1. Apa fungsi pepet? 2. Seringkah dipakai? 3. Fonem pepet ditaruh di mana dalam kata? Kalau pepet merupakan fonem, tetapi sangat jarang dipakai, dengan fungsi yang tidak penting, mungkin pepet tidak perlu lambang sendiri dalam ortografi. Contoh: Dalam ortografi Bahasa Indonesia pepet tidak dibedakan dengan /e/: OHPDK OHODQJ, KHODL /
KHUDQ. Seringkali pepet bisa diramalkan sebagai alofon (tanpa tekanan) dari /e/; dan konteks di mana ada perbedaan antara pepet dan /e/ bisa dipelajari.
Seringkali ada pepet fonetik yang bukan fonemik dalam sebuah bahasa. Misalnya, dalam Bahasa Klon, bunyi pepet dimasukkan antara kelompok konsonan mengikuti peraturan bahasa. Karena mengikuti peraturan bahasa pepet tidak perlu ditulis, kita bisa mengharapakan di mana ada pepet.
Dari segi
linguistik ‘tidak membedakan’ pilihan tepat dalam kasus semacam itu: jangan pakai lebih banyak lambang dari diperlukan. Pilihan lain, kita bisa pakai lambang yang sudah dipakai untuk fonem lain (misalnya <e> bisa dipakai untuk baik /H/ maupun pepet). Manfaat dari pilihan itu ialah penutur bahasa merasa vokal semua yang diucapkan juga ditulis. Kalau berdasarkan alasan fonemik/morfofonemik kita memilih untuk menulis pepet untuk sebuah bahasa tertentu bunyi yang paling tertanda mestinya diberikan lambang yang paling rumit (misalnya dipakai dengan diakritik atau dua lambang vokal dipakai).
5
Per soalan Or t ogr af i Dalam Bahasa Daer ah di Alor dan Pant ar
Contoh: Pilihan lambang untuk penulisan perbedaan antara pepet dan /e/: / / =
/e/ =
/ / = HX!atau HL!
/e/ =
9RNDOSDQMDQJ Banyak bahasa daerah di Alor dan Pantar mempunyai perbedaan fonemik antara vokal pendek/biasa dengan vokal panjang.
Kalau kita mengingat petunjuk nomor dua – ‘satu lambang untuk satu
bunyi/fonem’ – kita harus mencari cara untuk membedakan antara vokal pendek/biasa dengan vokal panjang.
Kalau kita mengingat petunjuk nomor empat – ‘menghindari diakritik dan lambang yang
bukan huruf’ , yaitu ‘huruf lebih baik daripada diakritik’ – satu cara membedakannya yang cocok ialah untuk menulis vokal panjang dengan huruf dobel. Misalnya, /a/ =
ada pasangan EDDQL / *EDQL, dan /bani/ bisa diucapkan sebagai [bani] atau [ba:ni], tanpa perbedaan arti. Dalam kasus semacam itu, fungsi perbedaan mestinya ditimbangkan. Bunyi yang mana yang paling tak tertanda dan dipakai tersering: vokal panjang atau vokal pendek? Bunyi itu yang mestinya ditulis. Kalau bunyi itu sering dipakai bunyi yang paling tertanda bisa ditulis dengan lambang yang paling tertanda.
Petunjuk tiga – ‘tidak membedakan lebih baik daripada membedakan terlalu banyak’ – harus diikuti kalau bunyi jarang dipakai. 6HPLYRNDO Banyak bahasa daerah di Alor dan Pantar mempunyai smivokal /j/ dan /w/. Semivokal itu terdapat di dalam posisi beda dalam suku kata, yaitu, sebelum vokal lain, atau sesudah vokal lain. Dalam ejaan Bahasa Indonesia huruf semivokal ditulis sebelum vokal, tetapi huruf vokal ditulis sesudah vokal. Supaya diterima kebanyakan orang kita berpendapat ejaan bahasa daerah mestinya ikut ejaan Bahasa Indonesia. Contoh:
semivokal-V:
\DQJ(*iang), \XOL(*iuli), \D(*ia), ZDX(*uau)
V-V:
WDL(*tay), GRLGXL(*doy/duy), EDX(*baw)
V-semivokal-V:
PHQJR\DN(*mengoiak), OD\DQJ(*laiang)
6
Per soalan Or t ogr af i Dalam Bahasa Daer ah di Alor dan Pant ar
+DP]DK Hamzah merupakan sebuah fonem dalam banyak bahasa daerah di Alor dan Pantar. Dalam proses pilihan lambang untuk hamzah kita harus sadar atas beberapa soal dulu: 1. Apakah ada fonem lain di bagian belakang saluran suara? Bagaimana fonem itu ditulis? 2. Kepentingan fungsi hamzah: Seringkah dipakai? Di mana diletak di dalam kata? 3. Apakah nama orang, tempat atau benda atau hal penting dalam kebudayaan mulai dengan bunyi hamzah? Kalau hamzah merupakan sebuah fonem dan mempunyai fungsi penting, tentu saja harus ditulis. Tetapi, hanya pada posisi fonemik. Misalnya, hamzah mungkin fonemik di tengah kata, atau pada akhir kata, tapi tidak pada awal kata. Kalau begitu, hamzah hanya perlu ditulis di tengah atau akhir kata. Mengingati petunjuk empat – ‘menghindari diakritik atau lambang yang bukan huruf’ – kita mesti menggunakan sebuah lambang huruf daripada lambang yang bukan huruf, misalnya: , lalu memakai lambang yang bukan huruf seperti <’ > untuk hamzah. Pakailah <x> untuk bunyi frikatif. Kalau lambang itu tidak diterima masyarakat, mungkin gabungan huruf bisa dipakai, seperti
3HWXQMXNXQWXN0HQXOLV.DWD Bahasa daerah di Alor dan Pantar kaya dengan morfem semacam klitik, afiks pronomina, pronomina pendek, partikel dan adposisi. Kita harus ambil keputusan apakah morfem semua itu mestinya ditulis: 1. sebagai bagian dari kata dasar, 2. dengan tanda sengkang, atau 3. sebagai ‘kata’ yang terpisah. Seperti pilihan lambang ortografi didampingi oleh petunjuk, keputusan mengenai morfem juga bisa didampingi oleh dua petunjuk yang berikut: 6. Ikuti fungsi dan/atau arti daripada bentuk fonologis. 7. Terus-menerus tulis morfem dengan cara yang sama. 7
Per soalan Or t ogr af i Dalam Bahasa Daer ah di Alor dan Pant ar
Kalau penutur menuntut salah satu morfem ditulis sebagai kata terpisah dalam konteks tertentu, mestinya ditulis sebagai kata terpisah dalam setiap konteks. .DWDSRWRQJDQ Setiap bahasa mempunyai kata potongan. Kita harus tanya dulu: Apakah kita mestinya menulis bentuk potongan, bentuk penuh atau dua-duanya? Menurut cita-cita tulis bentuk penuh supaya menghindari kedwiartian, dan mengikuti petunjuk tujuh: terus-menerus menulisnya secara sama. Walaupun begitu, ada bentuk potongan yang sudah menjadi bentuk biasa, bentuk potongan yang merupakan idiom dan bentuk potongan yang ada di dalam kutipan. Bentuk potongan begitu mestinya ditulis sebagai potongan, dan bentuk penuh ditulis di konteks lain. Pendapat masyarakat tentang penulisan kata potongan harus ditimbangkan karena kata potongan lain-lain – ada yang dianggap sebagai alternatif untuk bentuk penuh (Bahasa Inggris: FDQQRW !FDQ¶W), ada yang
dianggap bukan kata kalau ditulis (Bahasa Inggris: ZKDWDUH\RXGRLQJ! ZRFKDGRLQ .
0RUIHPPRUIHPGDODP%DKDVD'DHUDKGL$ORUGDQ3DQWDU Morfem yang sebaiknya diperlakukan secara sama di dalam setiap bahasa daerah di Alor dan Pantar termasuk: x
afiks pronomina yang menunjukkan milik teralihkan/milik tak teralihkan,
x
afiks pronomina yang menunjukkan subyek/obyek,
x
afiks dan/atau partikel yang menunjukkan kala, aspek dan modus,
x
afiks derivatif, dan
x
reduplikasi.
/DPSLUDQPRUIHP Kalau dua morfem berdekatan dan tidak ada morfem lain yang bisa berdiri antaranya, mestinya dua morfem itu ditulis sebagai satu kata, misalnya pronomina obyek.
Tetapi, kalau dua morfem bisa
dipisahkan oleh morfem lain dua morfem itu mestinya ditulis sebagai kata terpisah, misalnya pronomina subyek. 5HGXSOLNDVL Mengikuti ortografi Bahasa Indonesia, baik reduplikasi sebagian maupun reduplikasi penuh harus dipisahkan oleh tanda sengkang.
8
Per soalan Or t ogr af i Dalam Bahasa Daer ah di Alor dan Pant ar
.HVLPSXODQ
Petunjuk standar bisa, dan mestinya, didirikan, supaya ada keseragaman dalam penulisan bahasa daerah di Alor dan Pantar. Tetapi petunjuk standar tidak boleh diikuti secara buta, tetapi disesuaikan dengan keperluan bahasa masing-masing dan masyarakat masing-masing. Yaitu, setiap lambang dan kebiasaan menulis untuk setiap bahasa harus ditimbangkan berdasarkan struktur sebagai keseluruhan (termasuk fonemik dan grammatika struktur), dan juga keinginan masyarakat. Sebagai petunjuk, kalau penutur tidak tetap dalam penulisannya, kita orang linguist bisa ambil keputusan terakhir. Namun kalau penutur tetap dalam pendapatnya tentang penulisaan sesuatu, dan tidak ada alasan linguistik melawannya, keinginan masyarakat mestinya diikuti.
'DIWDU%XNX
Baird, Louise, Marian Klamer, & Frantisek Kratochvil, 2004. $ORU0DOD\DVD'LVWLQFW9DULHW\RI0DOD\, paper presented at 8th International Symposium on Malay and Indonesian Linguistics, Penang, Malaysia, 31st July-2nd August. Grimes, Charles, n.d. %DJDLPDQDNLWDPHQXOLVEDKDVDEDKDVDNLWD" SIL International, Darwin & UKAW, Kupang. Gudschinsky, Sarah C., 1973. $0DQXDORI/LWHUDF\IRU3UHOLWHUDWH3HRSOHV, SIL: Ukarumpa, PNG. Kridalaksana, Harimurti, 1982. .DPXV/LQJXLVWLN, Gramedia, Jakarta. Matthews,
Delle
and
Jean
Dawson,
1988.
7HFKQLFDO 6WXGLHV +DQGERRN 2UWKRJUDSK\,
Revision 1, SIL, Indonesia Branch, unpublished.
9
Per soalan Or t ogr af i Dalam Bahasa Daer ah di Alor dan Pant ar
$SSHQGL[$2UWRJUDIL%DKDVD.ORQ Louise Bair d
)RQHP%DKDVD.ORQ Klon mempunyai 17 konsonan yang merupakan phonem dan 12 vokal yang merupakan fonem, sebagai berikut. 3ODFH 0DQQHU
/DELDO
$OYHRODU $SLFDO
9RLFHOHVV6WRS
p
t
k
9RLFHG6WRS
b
d
g
1DVDO
m
n
5KRWLFWULOO
R
)ULFDWLYH
s
$SSUR[LPDQW
3DODWDO /DPLQDO
9HODU 'RUVDO
*ORWWDO
h
w
j
/DWHUDO DSSUR[LPDQW
l Table 1: Fonem Konsonan
)URQW +LJK
i
&ORVH0LG
e
2SHQ0LG /RZ
&HQWUDO %DFN
i:
u
u:
o
o:
a
a:
Table 2: Fonem Vokal 10
Per soalan Or t ogr af i Dalam Bahasa Daer ah di Alor dan Pant ar
2UWRJUDIL.ORQ )RQHP Lambang ortografi yang dipakai untuk fonem Klon sebagai berikut.
3ODFH 0DQQHU
/DELDO
$OYHRODU $SLFDO
9RLFHOHVV6WRS
p
t
9RLFHG6WRS
b
d
1DVDO
m
n
5KRWLFWULOO
r
)ULFDWLYH
s
$SSUR[LPDQW
3DODWDO /DPLQDO
9HODU 'RUVDO k
j
*ORWWDO
q
g ng
h
w
y
/DWHUDO DSSUR[LPDQW
l Table 3: Lambang Fonem Konsonan
)URQW +LJK
i
&ORVH0LG
é
2SHQ0LG
e
/RZ
&HQWUDO %DFN
ii
u o
ee
uu oo
ò a
aa
Table 4: Lambang Fonem Vokal
.HORPSRN.RQVRQDQ Kelompok konsonan dalam Bahasa Klon dipisahkan oleh pepet. Oleh karena peraturan itu, dan kemungkinan kedwiartian dengan pemakaian vokal lain, tidak ada lambang apa pun dipakai dalam posisi itu untuk pepet. 11
Per soalan Or t ogr af i Dalam Bahasa Daer ah di Alor dan Pant ar
.DWD)RQHWLN
%HQWXN7HUWXOLV %DKDVD,QGRQHVLD
%DKDVD,QJJULV
[k ORQ@
.ORQ
nama etnis dan bahasanya
[m KDN@
PKDN
language and ethnic group name
makan
to eat
JKHO
angkat
to lift
NGHK
kepala
head
ZUHQ
berenang
to swim
PGLT
matahari
sun
pesiar
wander around
[g K O@ [k G K@ [w
R
n]
[m GL ]
[lah ZDLQ@
ODKZDLQ
6HPLYRNDO Kalau sebuah vokal didahului oleh sebuah semivokal, semivokal itu ditulis sebagai konsonan (yaitu <w> atau
L\HK
R\RU \DDK
P\DU \RS \RO
JZDN KZDO LZLO
ZDD
ZHHU Zò U
2UWRJUDIL\J7LGDN'LSDNDL %DKDVD,QGRQHVLD
%DKDVD,QJJULV
*iieh
jangan
don’ t
*oior
sorong
move
*iaah
tidak bisa
unable
*m iar
paman
uncle
*iop
itu
that
*iol
dorong
push
*g uak
terlepas
released
*h ual
bayangan
image
*iuil
cayaha
light
*uaa
pergi
go
*ueer
sungai
river
*uò r
batu
rock
12
Per soalan Or t ogr af i Dalam Bahasa Daer ah di Alor dan Pant ar
2UWRJURIL\J'LSDNDL 2UWRJUDIL\J7LGDN'LSDNDL HL
JOREHL DPDL EUDL QRL
%DKDVD,QGRQHVLD
%DKDVD,QJJULV
*ey
perahu
canoe
*globey
kejar dia
chase him
*amay
di bawah
below
*bray
pelan-pelan
slowly
*noy
ibu saya
my mother
0RUIHP
0LOLN7HUDOLKNDQ0LOLN7DN7HUDOLKNDQ
Dalam Bahasa Klon ada perbedaan antara milik teralihkan dan milik tak teralihkan. Kata nomina yang dimiliki secara tak teralihkan termasuk anggota badan, dan istilah keluarga. Kata nomina semacam itu wajib dimiliki dalam pemakaian bahasa. Afiks pronomina yang menunjukkan milik tak teralihkan tidak bisa dipisahkan dari kata nomina, oleh karena itu kata nomina yang dimiliki secara tak teralihkan ditulis sebagai satu kata bersama dengan afiks pronominanya yang menunjukkan milik tak teralihkan. $ILNV3URQRPLQD0LOLN7DN 7HUDOLKNDQ.DWD1RPLQD n- oi ni- man g- en eg- wer
%HQWXN7HUWXOLV
%DKDVD,QGRQHVLD
QRL
%DKDVD,QJULVV
ibu saya
my mother
bapak saya
my father
matanya
his/her eyes
telinga kalian
your(nsg) ears
QLPDQ JHQ
HJZHU
Penutur Bahasa Klon tidak tetap dalam caranya menulis pronomina milik teralihkan: kadang-kadang ditulis sebagai bagian dari kata nomina, pada lain kali ditulis dipisahkan dari kata nomina. Bentuk pronomina milik teralihkan lain dengan yang dipakai untuk menunjukkan milik tak terlaihkan, tetapi bentuknya sama dengan semacam afiks pronomina Undergoer. Pronomina milik teralihkan ditulis secara terpisah dari kata nomina yang dimiliki supaya membedakannya dari milik tak teralihkan dan pronomina Undergoer. 3URQRPLQD0LOLN 7HUDOLKNDQ.DWD1RPLQD ge kuur pe il
%HQWXN7HUWXOLV
%DKDVD,QGRQHVLD
%DKDVD,QJJULV
JHNXXU
anjingnya
his dog
kebun kita
our (inclusive) garden
SHLO
13
Per soalan Or t ogr af i Dalam Bahasa Daer ah di Alor dan Pant ar
3URQRPLQD$FWRU8QGHUJRHU Dalam Bahasa Klon pronomina Actor bisa diletak di samping predikat, tetapi biasanya dipisahkan dari predikat oleh kata lain. Oleh karena itu pronomina Actor selalu ditulis sebagai kata yang berdiri sendiri. Ada empat jenis pronomina Undergoer di dalam Bahasa Klon. Tidak ada kata atau morfem lain yang bisa berdiri antara pronomina Undergoer dengan kata verba. Oleh karena itu pronomina Undergoer ditulis bersama kata verba sebagai satu kata. -HQLV3URQRPLQD 3URQRPLQD %HQWXN7HUWXOLV 8QGHUJRHU.DWD 9HUED
%DKDVD ,QGRQHVLD
%DKDVD ,QJJULV
Jenis I
n- eh
gigit saya
bite me
Jenis II
no- pnei
pukul saya
hit me
Jenis III
nin- mah
Jenis IV
ne- uur
QHK
QRSQHL
QLQPDK
tembak saya shoot me
QHXXU
lihat saya
see me
9HUED/DZDQ$SOLNDWLI
Bentuk PL dipakai baik sebagai verba maupun sebagai aplikatif. Kalau dipakai sebagai verba PL ditulis sebagai kata terpisah yang berdiri sendiri. Kalau dipakai sebagai aplikatif PL merupakan sebuah prefiks, karena itu PL ditulis sebagai bagian dari kata verba. 3RVWSRVLVL $SOLNDWLI .DWD1RPLQD .DWD9HUED -
mi- mteh
-
mi- uur
%HQWXN7HUWXOLV %DKDVD,QGRQHVLD
%DKDVD,QJJULV
PLPWHK
berdiri di (tempat)
stand at (a place)
melihat dengan (alat, mis. kaca mata)
see with (instrument, eg. glasses)
PLXXU
alah yo mi DODK\RPL berada di rumah itu be at that house Sebenarnya ada dua aplikatif dalam Bahasa Klon. Bentuk aplikatif yang kedua X. Aplikatif itu juga ditulis sebagai bagian dari kata dasar. $SOLNDWLI.DWD 'DVDU u- ahan u- hbur u- Malaj
%HQWXN7HUWXOLV %DKDVD,QGRQHVLD
%DKDVD,QJJULV
XDKDQ
mencuci (sesuatu)
wash (something)
menyapu (sesuatu)
sweep (something)
omong Bahasa Melayu
speak Malay
XKEXU
XPDODM
14
Per soalan Or t ogr af i Dalam Bahasa Daer ah di Alor dan Pant ar
5HGXSOLNDVL Ada baik reduplikasi penuh maupun redulplikasi sebagian di dalam Bahasa Klon. Reduplikasi penuh dipakai untuk menujukkan bahwa sebuah kegiatan jadi terus atau berpanjangan. Reduplikasi sebagian kadang-kadang juga dipakai dengan fungsi begitu. Ada kata yang bisa direduplikasi secara penuh atau sebagian dengan arti yang sama. Kalau reduplikasi – penuh atau sebagian – dipakai dengan maksud menujukkan bahwa sebuah kegiatan jadi terus atau berpanjangan, bagaimana pun juga reduplikasi itu ditulis dengan tanda sengkang. %HQWXN)RQHWLN [hikhik] [karkar] [u:ru:r] [lamlam ] [lalam] [huhuh] [ " O O@
%HQWXN7HUWXOLV
%DKDVD,QGRQHVLD
%DKDVD,QJJULV
petik terus
to pick and pick
NDUNDU
panggil terus
to call and call
XXUXXU
melihat terus
to look and look
ODPODP
jalan-jalan
to walk and walk
ODODP
jalan-jalan
to walk and walk
KXKXK
omong-omong
to talk and talk
HHOHO
mencari terus
to search and search
KLNKLN
Selain dipakai untuk menunjukkan kegiatan yang jadi terus atau berpanjangan, reduplikasi sebagian juga dipaki dengan fungsi derifatif. Kalau dipakai dengan fungsi derifatif tanda sengkang tidak dipakai, supaya menghindari kedwiartian dengan macam reduplikasi lain. .DWD'DVDU $UWLQ\D
%HQWXN )RQHWLN
%HQWXN 7HUWXOLV
KLN
petik (to pick)
ZLLW
[hihik]
pikul (to carry)
[wiwi:t]
panggil (to call, yell)
[kakar]
NDNDU
tidur (to sleep)
[tataa]
WDWDD
NDU WDD
EXXN menjaga (to gaurd)
HGDQ takut (scared) WEXL WNLQ
KLKLN
ZLZLLW
%DKDVD ,QGRQHVLD
%DKDVD,QJJULV
pemetik
a picker
pemikul
a carrier
seorang yang memanggil
a caller
penidur
a sleeper
[bubuuk]
EXEXXN
penjaga
a gaurd
[ G GDQ@
HGHGDQ
penakut
a coward
penghasut perang
a war-monger
pelari
a runner
membela, berperang (to defend, to war)
[t t bui]
WWEXL
lari (to run)
[t t kin]
WWNLQ
15
Per soalan Or t ogr af i Dalam Bahasa Daer ah di Alor dan Pant ar
$SSHQGL[%2UWRJUDIL%DKDVD7HLZD Mar ian Klamer
/DPEDQJ%XQ\L)RQHPLN%DKDVD7HLZD .RQVRQDQ bilab
lab alv iod
pal
velar
uvul /q/ (T)
Stops
p,b
t,d
k, g
Nasals
m
n
/ / (QJ)
Fricatives
f
Approximant
w
Liquids
v
s
pharyng
glot / ·
/ / ([)
/h/ (K)
/j/ (\) r,l
%XQ\LEXQ\L)RQHPLNGL%DJLDQ%HODNDQJ6DOXUDQ6XDUD
(“glottal”, “uvular”, “pharyngeal”): /q/ = T / / = [/ ·
3DGDDZDONDWD (MDDQ KDOD¶
[DOD¶
DODO
NDORN
3DGDDNKLUNDWD (MDDQ ED
ED¶ ED[
EDT EDJ SDN
8FDSDQ
[ha‘ la @
$UWL lembar
[ DCOD @
ibu
[ga‘ lal]
mirip
[ka‘ lok]
basah
8FDSDQ [ba]
[ba @
[ba @
$UWL jadi, sehingga, etc. (Conjunction) jatuh potong
[baq]
badan
[bag]
batang, biji
[pak]
berteriak
16
Per soalan Or t ogr af i Dalam Bahasa Daer ah di Alor dan Pant ar
+DP]DK Pada akhir kata ada artinya, yaitu, hamzah adalah fonemik: (MDDQ ED
ED¶
L¶
LL¶
VL¶
VLL
VLL¶
8FDSDQ
$UWL
[ba]
jadi
[ba @
jatuh
[i @
sakit
[i: @
merah
[si @
cuci
[si:]
gigit
[si: @
sendok
Di tengah vokal, hamzah juga adalah fonemik: SDDQ
SD¶DQ
OLLQ
OL¶LQ
WXN
WXXN
WX¶XN JRP
JRRQ
JR¶RQ GHH¶
GH¶HU
[pa:n]
kemiri
[‘ pa DQ@
tambur pendek
[li:n]
mengajak
[‘ li LQ@
mereka punya (3p poss)
[tuk]
pendek
[tu:k]
jantung (umum)
[‘ tu XN@
totok
[g P@
[g Q@ [‘ g [d
@
hatinya gong
Q@
kepalanya bakar
[d C U@
lompat
Pada mula kata, hamzah tidak ada artinya. Hanya tulis pemakaian fonemik hamzah: pada akhir kata dan di tengah vokal.
9RNDO front high mid low
i
central
back
i: (LL) H)
u
: (HH)
u: (XX) (R)
a
: (RR)
a: (DD)
17
Per soalan Or t ogr af i Dalam Bahasa Daer ah di Alor dan Pant ar
9RNDOSHQGHNaYRNDOSDQMDQJ Vokal pendek = satu huruf vokal panjang = dua huruf. Panjangnya vokal adalah fonemik: (MDDQ DDD
8FDSDQ
[ra @
UD[
priuk
[ra: @
UDD[ LLL NLO
NLLO XXX PXG
PXXG RRR RU
RRU HHH KHU
KHHU
'HUHW9RNDO
$UWL
padi
[kil]
serbuk kayu
[ki:l]
cincin
[mud]
bulu
[mu:d]
jeruk
[ U@
lebah
[ U@
bara
[h U@
pohon
[h U@
naik
(MDDQ%DKDVD,QGRQHVLD VHPLYRNDO9 \DQJ ZDX
99
(*iang)
\XOL
(*iuli)
\D
(*ia)
EDX
(*baw)
(*uau)
WDL
(*tay)
PHQJR\DN
(*mengoiak) OD\DQJ
9VHPLYRNDO9
GRLGXL(*doy/duy) (*laiang)
(MDDQ%DKDVD7HLZD Ikut ejaan Bahasa Indonesia
18
Per soalan Or t ogr af i Dalam Bahasa Daer ah di Alor dan Pant ar
VHPLYRNDO9 \D[DU ZDODV
ketawa kasih tahu
( LD[DU) (*XDODV)
99 EDL UDX
babi musang
(*ED\) (*UDZ)
9VHPLYRNDO9 ZD\DQ WR\DQ
atap tua (umur)
(*WRLDQ)
(*ZDLDQ)
0HQXOLV.DWD 3UHILNV2E\HN Apakah prefix itu mestinya ditulis: 1. Sebagai bagian dari kata dasar, kalau tidak ada morfem lain yang bisa berdiri antaranya? (Misalnya JDZHL ‘mandi seorang’ , JDVRL‘suruh seorang’ ) 2. Dengan tanda sengkang, supaya gampang dibaca? (Misalnya, JDZHLJDVRL)
3. Sebagai kata yang terpisah, kalau ada morfem lain yang bisa berdiri antaranya? (Misalnya JDZHL, JD VRL) Dalam B Teiwa prefix obyek tidak pernah bisa dipisah dari kata kerja oleh morfem yang lain, dan kombinasi prefix dengan kata kerja tidak sulit dibaca, jadi ejaan yang paling tepat adalah: prefix sebagai bagian dari kata dasar (JDVRLJDZHL)
.DWDJDQWL6XE\HN Dalam Bahasa Teiwa ada kataganti subyek panjang dan pendek:
1s 2s 3s 1pe 1pi 2p 3p
3DQMDQJ na’ an ha’ an a’ an ni’ in pi’ in yi’ in iman
3HQGHN na ha a ni pi yi i
19
Per soalan Or t ogr af i Dalam Bahasa Daer ah di Alor dan Pant ar
Apakah kata itu mestinya ditulis: 1. Sebagai bagian dari kata dasar, kalau tidak ada morfem lain yang bisa berdiri antaranya? (Misalnya QDL¶ ‘dia sakit’ , QDKHUDQ‘dia berteriak’ 2. Dengan tanda sengkang, supaya gampang dibaca? (Misalnya, QDL¶QDKHUDQ)
3. Sebagai kata yang terpisah, kalau ada morfem lain yang bisa berdiri antaranya? (Misalnya QD L¶, QD KHUDQ) Dalam B Teiwa kata ganti subyek bisa dipisah dari kata kerja oleh morfem yang lain, jadi ejaan yang paling tepat adalah: kata ganti subyek sebagai kata tersendiri (QDL¶QDKHUDQ). .DWDJDQWLVXE\HNGLSLVDKGDULNDWDNHUMDROHKNDWDEHQGDRE\HN
( 1)
a.
QD 1s
\LYDU gu-anan anjing
JXDQDQ
JXOD¶
3-kokok
sudah
‘Saya kokok anjing’ b. *
c.
yivar
gula’
anjing
naguanan na-gu-anan 1s-3-kokok
QDJXDQDQ 1s-3-kokok
\LYDU anjing
JXOD¶ sudah
WD mulai
WHWH jalan-jalan
sudah
7HUGDSDWNDWD\JODLQGLDQWDUDNDWDNHUMDGDQVXEMHNQ\DPLVNDWDWD ‘mulai’ : ( 2)
$ 3s
‘Dia mulai jalan-jalan...’
.DWD.HFLO Petunjuk 6. Ikuti fungsi/arti daripada bentuk fonologis. Petunjuk 7. Terus-menerus tulisnya dengan cara yang sama. 0D ‘datang’ > Kata kerja: ( 3) 1s
a. 1D pergi
JL di.situ
LIR datang
PD berdiri
WDVD dulu
VLQ
‘Saya (datang) berdiri di situ dulu’ b. Ucapan: QDJLLIRPDWDVDVLQ
“ PDWDVD” ‘datang berdiri’ > artinya: dua kata kerja (bukan satu saja)
Tulis kata kecil yang ada artinya sendiri sebagai kata tersendiri. 20
Per soalan Or t ogr af i Dalam Bahasa Daer ah di Alor dan Pant ar
6XILNV.DWD.HUMD ( 4)
%DL babi
PLQDQWDX mati-an sudah
‘Babi sudah mati.’
(PLQ" Eh mati ‘Eh, mati?’
Sufiks -DQ dalam B Teiwa tidak pernah bisa dipisah dari kata dasarnya > Ejaan sebagai satu kata adalah tepat.
.DWD3RWRQJDQ %HQWXNSHQXK DIR¶R D¶DQ WHZDU TDX [X¶X
.DWDSRWRQJDQ DIR DQ WH TD [X
$UWL di situ dia berjalan sudah, jadi itu
Pertanyaan: Pilih bentuk penuh atau kata potongan? Ditimbangkan: Satu kata = satu arti; satu kata jangan ditulis dengan dua bentuk: harus pilih Kata yang paling sering dipakai mestinya ditulis: DIR (daripada DIR¶R)
Kata yang ada arti tepat mestinya ditulis: D¶DQ ‘dia’ (daripada DQ yang juga ada artinya ‘pasar’ ). Bentuk kata yang dianggap tepat oleh penutur B Teiwa sendiri mestinya ditulis. Seandainya penggunaan kata penuh berbeda dengan penggunaan kata potongan, dua kata itu mestinya ditulis (WHZDUdan WH).
.DWD'HQJDQ8FDSDQ
%HQWXN% KDQD LQDP DPLQDQ
$UWL kamu mereka apa
3LOLKEHQWXNNDWD\DQJPDQDGLDQJJDSOHELKWHSDWROHKSHQXWXU
21
Per soalan Or t ogr af i Dalam Bahasa Daer ah di Alor dan Pant ar
5HGXSOLNDVL Ikuti ortografi Bahasa Indonesia. 5HGXSOLNDVLVHEDJLDQ DIDDID¶DQ WLDQWLDQDQ TD¶DQTD¶DQDQ PROPRODV
ke segala jurusan panjang-panjang hitam-hitam sebenarnya
5HGXSOLNDVLSHQXK ZHNZHN QXNQXN WL¶LQWL¶LQ PXVDTPXVDT WHZDUWHZDUWHZDU NLGDQNLGDQNLGDQ
kemudian satu-satu tidur-tidur hancur-hancur jalan-jalan terus menangis terus
22