LOAD BALANCING MENGGUNAKAN LINUX VIRTUAL SERVER (LVS) VIA NETWORK ADDRESS TRANSLATION (NAT) PADA PT BANK MEGA SYARIAH Ambia Rachman Haryadi, S.Kom Jl. Akses UI Kelapa Dua Depok
[email protected] ABSTRAK Bank Mega Syariah didirikan untuk membangun ekonomi bangsa dan menjadi suatu lembaga keuangan di Indonesia dengan prinsip syariah, khususnya Divisi IT. Dalam penulisan ini akan dibahas mengenai load balancing menggunakan linux virtual server (LVS) via network address translation (NAT) pada PT Bank Mega Syariah. Tahapan pengerjaan dalam penulisan ini dimulai dari pendataan spesifikasi hardware dan software yang digunakan oleh server dan workstation, penginstallan paket yang dibutuhkan oleh perangkat lunak LVS, konfigurasi dan kompilasi kernel. Setelah konfigurasi Linux Virtual Server dan pengujian berhasil, semua PC atau workstation yang terhubung dengan Server dapat memanfaatkan sumber daya secara bersamasama (resource sharing) melalui internet/intranet dan Linux Virtual Server ini nantinya akan mangalirkan beban kerja ke server sehingga keseimbangan dapat tercapai. Penggunaan Load Balancing dengan menggunakan LVS tentu merupakan solusi terbaik karena cukup tangguh untuk dapat diterapkan pada lingkungan jaringan yang padat akan lalu lintas data dan layanan-layanan di Internet/intranet misalkan perbankan. Kata Kunci : Linux Virtual Server, Load Balancing, konfigurasi dan kompilasi kernel, Konfigurasi LVS, Perbankan. PENDAHULUAN Bank Mega Syariah didirikan untuk membangun ekonomi bangsa dan menjadi suatu lembaga keuangan di Indonesia dengan prinsip syariah, khususnya Divisi Information Teknologi. Pembangunan infrastruktur teknologi informasi yang kuat dan memadai dinilai sangat penting sekarang ini. Mengingat setiap hari jumlah data yang harus direkam menjadi semakin banyak. Ratusan bahkan ribuan data-data baru masuk setiap harinya. Dengan menggunakan teknik load balancing tersebut akan dibangun sebuah Linux Virtual Server pada sebuah komputer yang difungsikan sebagai media untuk membagi beban kerja pada sejumlah server. Linux Virtual Server ini nantinya akan mengalirkan beban kerja sehingga keseimbangan dapat tercapai. Linux Virtual Server adalah sebuah solusi yang cukup tangguh untuk dapat diterapkan pada lingkungan jaringan yang padat akan lalu lintas data dan layanan-layanan di Internet misalnya Perbankan. Linux Virtual Server ini akan dikonfigurasikan pada PT Bank Mega Syariah Divisi IT yang secara khusus melayani jasa layanan jaringan dan lalu lintas data Perbankan. Tujuan dari penelitian adalah untuk merancang infrastruktur jaringan dengan menggunakan teknik load balancing yang berbasiskan Linux Virtual Server. Dengan menggunakan Linux Virtual Server diharapkan kinerja dari infrastruktur jaringan tersebut akan lebih baik dan lebih terstruktur
TINJAUAN PUSTAKA Load Balancing Load balancing adalah suatu hal yang sangat penting sekali pada sistem yang diharapkan dapat menangani beban simultan yang besar. Load balancing adalah suatu proses untuk memindahkan proses dari host yang memiliki beban kerja tinggi ke host yang memiliki beban kerja kecil. Ini bertujuan agar waktu rata-rata mengerjakan tugas akan rendah dan menaikkan utilitas prosesor. Bagian penting dari suatu strategi dalam load balancing adalah migration policy, yang menentukan kapan suatu migrasi terjadi dan proses mana yang dimigrasikan [7]. Linux Linux adalah sistem operasi open source yang dapat digunakan hampir pada semua jenis komputer untuk semua kebutuhan teknologi informasi. Linux merupakan sistem operasi yang hampir sama dengan UNIX yang meliputi multitasking, multiuser, virtual memori dan shared library [2]. Linux Virtual Server Ketika suatu beban web server sudah membesar, solusi dengan menggunakan sistem tunggal berprosesor banyak memiliki keterbatasan. Proses penambahan atau penggantian sistem berprosesor banyak akan mengakibatkan sistem harus down. Begitu juga dari sisi kehandalan menjadi kurang teruji, karena akan ada satu titik tunggal kelembahan [8].
Gambar 1. Arsitektur Linux Virtual Server Sumber : http://www.linuxvirtualserver.org
Dasar Arsitektur TCP/IP TCP merupakan singkatan dari transmission control protocol dan IP singkatan dari Internet Protocol. TCP/IP menjadi satu nama karena fungsinya selalu bergandengan satu sama lain dalam komunikasi data. TCP/IP saat ini dipergunakan dalam banyak jaringan komputer lokal (LAN) yang terhubung ke Internet, karena memiliki sifat [4] : 1. Merupakan protokol standar yang terbuka, gratis dan dikembangkan terpisah dari perangkat keras komputer tertentu. Karena itu protokol ini banyak didukung oleh vendor perangkat keras, sehingga TCP/IP merupakan pemersatu perangkat
2.
3.
4.
keras komputer yang beragam merk begitu juga sebagai pemersatu berbagai perangkat lunak yang beragam merk. Berdiri sendiri dari perangkat keras jaringan apapun. Sifat ini memungkinkan TCP/IP bergabung dengan banyak jaringan komputer. TCP/IP bisa beroperasi melalui sebuah Ethernet, sebuah token ring, sebuah saluran dial-up, sebuah X-25 dan secara virtual melalui berbagai media fisik transmisi data. Bisa dijadikan alamat umum sehingga tiap perangkat yang memakai TCP/IP akan memiliki sebuah alamat unik dalam sebuah jaringan komputer lokal, atau dalam jaringan komputer global seperti Internet. Protokol ini distandarisasi dengan skala tinggi secara konsisten, dan bisa memberikan servis kepada user-user di dunia.
Router Router merupakan suatu alat ataupun software dalam suatu komputer yang menghubungkan dua buah jaringan atau lebih yang memiliki alamat jaringan yang berbeda. Router biasanya berfungsi sebagai gateway, yaitu jalan keluar utama dari suatu jaringan untuk menuju jaringan di luarnya. Router bekerja pada lapisan Network dalam model OSI [1].
Gambar 2. Router bekerja pada network layer Sumber : Tutang Kodarsyah (2000)
Network Address Translation (NAT) Untuk memaksimalkan penggunaan alamat IP yang diberikan oleh Internet Service Provider (ISP) dapat digunakan Network Address Translation atau NAT [4].
Gambar 3. Network Adrress Transltion (NAT) Sumber : Riza Taufan (2001)
DNS Server DNS (Domain Name System) pada prinsipnya merupakan sebuah database yang berisi daftar informasi host. Pada awalnya, di tahun 1970, ARPAnet (proyek eksperimental dari Advanced Research Projects Agency untuk komunitas jaringan komputer, merupakan cikal bakal dari Internet yang ada sekarang), mempunyai sebuah file HOSTS.TXT (semacam file /etc/hosts). File tersebut berisi daftar seluruh nama komputer yang menjadi anggota komunitas. Dengan semakin berkembangnya jumlah komputer yang tersambung, daftar ini menjadi semakin besar dan sulit untuk diadministrasikan. Lalu pada tahun 1984, PAUL MOCKAPETRIS mengusulkan sistem penamaan domain (DNS) yang dituangkan dalam RFC 882 dan RFC 883 [5]. browser
name server lokal
name server root (.)
name server id (id.)
name server or (or.id.)
name server netlab (netlab.or.id)
host spawn (spawn.netlab.or.id)
Gambar 4. Cara Kerja DNS Sumber : Hari Nuryadi dan Rusmanto (2003)
Web Server WWW adalah layanan yang paling sering digunakan dan memiliki perkembangan yang sangat cepat karena dengan layanan ini kita bisa menerima informasi dalam berbagai format (multimedia). Untuk mengakses layanan WWW dari sebuah komputer (yang disebut WWW server atau web server) digunakan program web client yang disebut web browser atau browser saja. Jenis-jenis browser yang sering digunakan adalah: Netscape Navigator/Comunicator, Internet Explorer, NCSA Mosaic, Arena dan lain-lain [5]. Qmail Server Aplikasi qmail (http://www.qmail.org) adalah salah satu contoh aplikasi untuk server email yang berjalan pada platform Unix/ Linux. qmail diciptakan oleh Dan J Bernstein (http://cr.yp.to/djb.html), seorang profesor dari Departemen Matematika, Statistik, dan Ilmu Komputer Universitas Illinois, Chicago [3]. Dengan qmail dapat dibangun sebuah server e-mail mulai dari lingkup yang kecil, seperti jaringan lokal sebuah perusahaan atau sebuah universitas sampai ke server email besar di internet, seperti sebuah ISP (Internet Service Provider) yang menampung ribuan user.
FTP Server File Transfer Protokol (FTP) adalah sekumpulan program yang digunakan untuk mentransfer file diantara sistem pada internet. Kebanyakan sistem Unix, VMS, dan MSDOS pada internet memiliki program tersebut yang dapat digunakan untuk mentransfer data berupa file, baik itu mengambil data dari server (download) ataupun meletakkan data ke server yang menyediakan layanan FTP (upload). Dari sisi klien, software yang umum digunakan adalah ftp, wsftp, dll. Sedangkan pada sisi server khususnya pada sistem Linux, software yang digunakan berupa ftpd, wu-ftpd, dll [2]. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penulisan tesis ini adalah studi pustaka, yaitu melakukan penelitian dengan cara mencari literatur-literatur yang ada dan berhubungan erat dengan masalah-masalah dan pembuatan perancangan jaringan yang akan dibahas dalam penulisan ini. Baik itu dari buku-buku ataupun internet. Penulis juga akan menerapkan studi lapangan yang digunakan untuk proses pengenalan jaringan dan pengambilan data yang nantinya akan dipadukan secara sistematis dengan konsep load balancing yang telah dipelajari dalam studi pustaka.
Linux Director
Heartbeat
Linux Director Backup
Switch
Real Server 1
Real Server 2
Real Server 3
Real Server 4
Gambar 5. Diagram Perancangan Linux Virtual Server (Linux Director)
HASIL DAN PEMBAHASAN Installasi Sistem Operasi Linux RedHat 9.0 Pada bagian ini yang dibutuhkan adalah media instalasi dari Linux RedHat 9.0. Media yang digunakan adalah berupa CD (Compact Disc) instalasi. Ada 3 buah CD instalasi yang digunakan pada bagian ini. Kompilasi dan Konfigurasi Kernel untuk LVS Langkah pertama yang harus dilakukan untuk kompilasi kernel adalah menginventarisasi hardware, peripheral, dan aplikasi yang berjalan di sistem komputer sekarang misalnya, dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah jenis prosesor, PCI Card (ethernet/soundcard), media penyimpanan (IDE/EIDE/SCSI), USB, PCMCI Card, file-system yang digunakan dan hal-hal lain yang dirasa perlu untuk diperhatikan. Source kernel dapat di download pada alamat sistus http://www.kernel.org/. Jika sistem
komputer terhubung ke internet, maka perintah wget dapat digunakan untuk mendownload source kernel yang dibutuhkan. [root@linuxer root]# cd /usr/src [root@linuxer src]# wget http://www.kernel.org/pub/linux/kernel/v2.4/linux2.4.20.tar.bz2 Langkah selanjutnya adalah mengekstrak source kernel tersebut (akan menghasilkan direktori linux-2.4.20) : [root@linuxer src]# tar -zxvf linux-2.4.20.tar.bz2 Agar Suatu mesin Linux bisa digunakan sebagai LinuxDirector maka perlu diadakan patching kernel menggunakan linux-2.4.20-ipvs-1.0.9.patch.gz yang bisa diperoleh di http://www.linuxvirtualserver.org/software/index.html. Patching kernel dapat dilakukan menggunakan perintah sebagai berikut : [root@linuxer src]# cd /usr/src/linux-2.4.20 [root@linuxer linux-2.4.20]# gunzip-c /usr/src/linux-2.4.20-ipvs 1.0.9.patch.gz | patch -p1 Setelah selesai melakukan pengekstrakan source kernel linux dan melakukan patching dengan menggunakan ipvs, maka konfigurasi terhadap kernel sudah dapat dilakukan. Setelah berada pada direktori /usr/src/linux-2.4.20 maka dapat diberikan perintah : [root@linuxer linux-2.4.20]# make menuconfig
Gambar 6. Konfigurasi Kernel Linux
Konfigurasi Boot Loader [root@linuxer etc]# vi /etc/lilo.conf prompt timeout=50 default=linux_lvs boot=/dev/hda map=/boot/map install=/boot/boot.b message=/boot/message lba32 image=/boot/vmlinuz-2.4.18-3 label=linux initrd=/boot/initrd-2.4.18-3.img read-only root=/dev/hda5 image=/boot/vmlinuz-2.4.20
label=linux_lvs read-only root=/dev/hda5 Untuk mengeset linux supaya setiap boot akan langsung menggunakan kernel yang baru, ubah pada file /etc/lilo.conf dari default=linux menjadi default=linux_lvs.
Kemudian jalankan perintah lilo, sehingga konfigurasi yang baru akan dibaca (tanda * merupakan kernel default yang akan digunakan setelah sistem direboot) : [root@linuxer etc]# lilo Added linux Added linux_lvs* Installasi Linux Virtual Server Via NAT [root@linuxer ambi]# vi /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth0 Kemudian tambahkan baris seperti berikut ini DEVICE=eth0 BOOTPROTO=static BROADCAST=192.168.0.255 IPADDR=192.168.0.1 NETMASK=255.255.255.0 NETWORK=192.168.0.0 ONBOOT=yes Untuk mengaktifkan konfigurasi IP address yang baru, jalankan perintah : [root@linuxer ambi]# service network restart Installasi IPVS Setelah kompilasi dan patching kernel berhasil, selanjutnya adalah instalasi IPVS yang digunakan untuk mengkonfigurasi dan mengontrol kernel yang akan digunakan sebagai LinuxDirector. Sebelum installasi ipvsadm dilakukan, harus dipastikan bahwa komputer yang akan digunakan sebagai LinuxDirector sudah berjalan menggunakan kernel yang telah di patching dengan ip_vs. Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk instalasi ipvsadm adalah sebagai berikut : Reboot komputer, kemudian pastikan booting menggunakan kernel yang telah dispatch dengan ip_vs. Untuk mengecek apakah sistem telah benar-benar menjalankan kernel yang telah di patch dengan ip_vs, jalankan perintah uname –a atau jika ip_vs dikompile dalam bentuk module dapat diberikan perintah lsmod | grep ip_vs. Selanjutnya extrac file ipvsadm dengan cara sebagai berikut [root@linuxer ambi]# tar -zxvf ipvsadm-1.21.tar.gz [root@linuxer ambi]# cd ipvsadm-1.21 [root@linuxer ipvsadm-1.21]# make [root@linuxer ipvsadm-1.21]# make install Setelah proses kompilasi selesai, untuk menguji apakah ipvsadm sudah berhasil di install dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : [root@linuxer ambi]# /sbin/ipvsadm Aktifkan IP_FOWARDING, dengan cara sebagai berikut : [root@linuxer ambi]# echo "1" >/proc/sys/net/ipv4/ip_forward
atau dapat dilakukan dengan mengedit file yang terletak di /etc/sysctl.conf, kemudian tambahkan baris sepeti dibawah. net.ipv4.ip_forward = 1 LVS Scheduler Dalam mengatur proses penjadwalan LinuxDirector melalui NAT ada beberapa langkah atau tahap yang harus dijalankan. Secara umum perintah yang digunakan untuk membuat load balancer dengan ipvsadm adalah sebagai berikut : [root@linuxer ambi]#/sbin/ipvsadm -A|E -t|u|f service-address [-s scheduler] [-p [timeout]] [-M netmask] [root@linuxer ambi]#/sbin/ipvsadm -a|e -t|u|f service-address -r server-address [g|i|m] [-w weight] Untuk membagi beban kerja dari Server secara sederhana dapat diberikan perintah sebagai berikut : [root@linuxer ambi]# /sbin/ipvsadm -A -t 192.168.0.1:80 -s wlc Untuk service telnet [root@linuxer ambi]# /sbin/ipvsadm -A -t 192.168.0.1:23 -s rr Konfigurasi dapat dilanjutkan untuk menambah real server dengan cara sebagai berikut [root@linuxer ambi]# /sbin/ipvsadm -a –t 192.168.0.1:80 -r 192.168.0.3:80 -m w 10 [root@linuxer ambi]# /sbin/ipvsadm -a –t 192.168.0.1:80 -r 192.168.0.4:80 -m w5 Installasi Heartbeat Install package heartbeat kedalam LinuxDirector master dan slave. • heartbeat-1.0.4-1.rh.7.3.um.1.i386.rpm • heartbeat-pils-1.0.4-1.rh.7.3.um.1.i386.rpm • heartbeat-stonith-1.0.4-1.rh.7.3.um.1.i386.rpm • ucd-snmp-4.2.4-3.i386.rpm • ucd-snmp-devel-4.2.4-3.i386.rpm • ucd-snmp-utils-4.2.4-3.i386.rpm Agar dalam instalasi tidak terjadi ketergantungan package dan membuang waktu maka dapat diberikan perintah sebagai berikut. [root@linuxer ambi]#rpm –ivh *.rpm [root@linuxer2 ambi]#rpm –ivh *.rpm perintah diatas mempunyai pengertian bahwa semua paket yang berakhiran dengan extension rpm akan diinstal ke dalam system. Buat sebuah file /etc/ha/ha.cf (/var/log/ha-log) kedalam LinuxDirector master dan slave. Tambahkan baris seperti dibawah pada file /etc/ha/ha.cf logfile /var/log/ha-log keepalive 2 deadtime 10 serial /dev/ttyS0 node lvs1.bsmi.co.id node lvs2.bsmi.co.id Buat sebuah file /etc/ha/haresources kedalam LinuxDirector master dan slave. [root@linuxer ambi]#vi /etc/ha/haresources
[root@linuxer2 ambi]#vi /etc/ha/haresources kemudian tambahakan baris seperti berikut : lvs1.bsmi.co.id 192.168.0.2 mon Buat sebuah file /etc/ha/authkeys kedalam LinuxDirector master dan slave. [root@linuxer ambi]#vi /etc/ha/authkeys [root@linuxer2 ambi]#vi /etc/ha/authkeys kemudian tambahkan baris seperti berikut: auth 1 1 crc Langkah selanjutnya adalah membuat file /etc/rc.d/init.d/lvs [root@linuxer ambi]#vi /etc/rc.d/init.d/lvs kemudian tambahkan baris seperti berikut. #!/bin/sh # # You probably want to set the path to include # nothing but local filesystems. # PATH=/bin:/usr/bin:/sbin:/usr/sbin export PATH IPVSADM=/sbin/ipvsadm case "$1" in start) if [ -x $IPVSADM ] then echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward $IPVSADM -A -t 192.168.0.1:80 –s wlc $IPVSADM -a -t 192.168.0.1:80 -r 192.168.0.3 -w 5 -g $IPVSADM -a -t 192.168.0.1:80 -r 192.168.0.4 -w 5 -g fi ;; stop) if [ -x $IPVSADM ] then $IPVSADM -C fi ;; *) echo "Usage: lvs {start|stop}" exit 1 esac exit 0 Agar file lvs tersebut dapat di eksekusi maka perlu diubah mode nya dengan cara [root@linuxer ambi]# chmod 775 /etc/rc.d/init.d/lvs Installasi Mon Adapun langkah-langkah dalam instalasi MON adalah sebagai berikut. Letakkan source code mon-0.99.2.tar.gz pada direktori /etc/lib
[root@linuxer ambi]# cd /etc/lib [root@linuxer ambi]# tar -zxvf mon-0.99.2.tar.gz [root@linuxer ambi]# mv mon-0.99.2.tar.gz mon Program Mon membutuhkan modules Perl eksternal. Diantaranya Period1.20.tar, Time-HiRes-1.66.tar, dan Convert-BER-1.3101.tar. Semuanya bisa didownload di situs perl. Setelah module tersebut didapatkan langkah selanjutnya adalah melakukan unpack terhadap module tersebut dan setelah di unpack masuk ke dalam direktori module yang telah di unpack tersebut kemudian berikan perintah pada masing-masing module yang telah di unpack dengan cara sebagai berikut # perl Makefile.pl # make # make test # make install Masuk kedalam direktori /usr/lib/mon/alert.d kemudian buat file lvs.alert. Dalam hal ini lvs.alert berfungsi untuk mengambil virtual service ( IP : Port ) dan melayani port dari real server. # vi /usr/lib/mon/alert.d/lvs.alert
Kemudian tambahkan baris sebagai berikut : #!/usr/bin/perl # # lvs.alert - Linux Virtual Server alert for mon # # It can be activated by mon to remove a real server when the # service is down, or add the server when the service is up. # # use Getopt::Std; getopts ("s:g:h:t:l:P:V:R:W:F:u"); $ipvsadm = "/sbin/ipvsadm"; $protocol = $opt_P; $virtual_service = $opt_V; $remote = $opt_R; if ($opt_u) { $weight = $opt_W; if ($opt_F eq "nat") { $forwarding = "-m"; } elsif ($opt_F eq "tun") { $forwarding = "-i"; } else { $forwarding = "-g"; } if ($protocol eq "tcp") { system("$ipvsadm -a -t $virtual_service -r $remote -w $weight $forwarding"); } else {
system("$ipvsadm -a -u $virtual_service -r $remote -w $weight $forwarding"); } } else { if ($protocol eq "tcp") { system("$ipvsadm -d -t $virtual_service -r $remote"); } else { system("$ipvsadm -d -u $virtual_service -r $remote"); } }; Selajutnya adalah menyimpan dan keluar dengan cara menekan Esc:wq! Buat sebuah file /etc/lib/mon/mon.cf dengan cara sebagai berikut: # vi /etc/lib/mon/mon.cf Kemudian tambahkan baris sebagai berikut : # # The mon.cf file # # # global options # Cfbasedir = /etc/mon Alertdir = /usr/lib/mon/alert.d Mondir = /usr/lib/mon/mon.d Maxprocs = 20 histlength = 100 randstart = 30s # # group definitions (hostnames or IP addresses) # hostgroup www1 www1.domain.com hostgroup www2 www2.domain.com # # server 1 # watch www1 service http interval 10s monitor http.monitor period wd {Sun-Sat} alert mail.alert wensong upalert mail.alert wensong alert lvs.alert -P tcp -V 192.168.03:80 -R 192.168.0.1 -W 5 -F dr upalert lvs.alert -P tcp -V 192.168.0.4:80 -R 192.168.0.1 -W 5 -F dr # # server 2
# watch www2 service http interval 10s monitor http.monitor period wd {Sun-Sat} alert mail.alert wensong upalert mail.alert wensong alert lvs.alert -P tcp -V 192.168.0.3:80 -R 192.168.0.2 -W 5 -F dr upalert lvs.alert -P tcp -V 192.168.0.4:80 -R 192.168.0.2 -W 5 -F dr Konfigurasi DNS Server 1. Edit file /etc/resolv.conf [root@linuxer ambi]# vi /etc/resolv.conf Kemudian tambahkan nameserver 192.168.0.3 2. [root@linuxer ambi]# vi /etc/named.conf a. Copy dari zone “localhost” sampai bawah (lazimnya 11 baris) b. Paste di atas include c. Yang perlu diubah: - “Localhost” -> domain (contoh: bsmi.co.id) - “localhost.zone” -> bsmi.zone - “0.168.192” -> IP dengan ketentuan 3 pertama harus dibalik. - “named.local” -> bsmi.rev
digit
[root@linuxer ambi]#vi /etc/named.conf 3. Masuk ke dalam direktori /var/named dan check file didalam direktori /var/named. Dalam direktori named terdapat file localhost.zone, named.ca, dan named.local. [root@linuxer ambi]#cd /var/named [root@linuxer named]#ls /var/named localhost.zone named.ca named.local 4. Copikan file named.local menjadi file.zone dan file.rev. Sintaksnya sebagai berikut : cp named.local file.zone [root@linuxer named]#cp named.local bsmi.zone [root@linuxer named]#cp named.local bsmi.rev 5. Pada langkah berikutnya adalah mengedit kedua file tersebut dengan menggunakan editor vi. Pertama kali yang akan diedit adalah file bsmi.zone dengan menggunakan perintah [root@linuxer ambi]#vi /var/named/bsmi.zone $TTL 86400 @ IN SOA netcom.ut.igos.co.id. root.netcom.ut.igos.co.id. ( 1997022700 ; Serial 28800 ; Refresh 14400 ; Retry 3600000 ; Expire
86400 ) ; Minimum IN NS bsmi.co.id. IN MX 10 bsmi.co.id. bsmi IN A 192.168.0.3 www IN CNAME bsmi mail IN CNAME bsmi ftp IN CNAME bsmi 6. Setelah file bsmi.zone dikonfigurasi maka sekarang saatnya melakukan konfigurasi untuk file bsmi.rev dengan cara mengetikkan perintah vi bsmi.rev. [root@linuxer ambi]#vi /var/named/bsmi.rev $TTL 86400 @ IN SOA netcom.ut.igos.co.id. root.netcom.ut.igos.co.id. ( 1997022700 ; Serial 28800 ; Refresh 14400 ; Retry 3600000 ; Expire 86400 ) ; Minimum IN NS bsmi.co.id. 3 IN PTR bsmi.co.id 7. Sebelum dilakukanya pengetesan terhadap DNS server yang dibuat, akan dilakukan restart terlebih dahulu terhadap service network dan service named yang digunakan untuk menjalankan DNS server menggunakan perintah service named restart dan service network restart Konfigurasi Web Server Untuk melakukan konfigurasi Web server yang pertama harus dilakukan adalah melakukan konfigurasi pada file httpd.conf yang terletak pada direktori /etc. untuk lebih jelasnya diketikan perintah vi /etc/httpd/conf/httpd.conf untuk melakukan konfigurasi file httpd.conf dengan menggunakan editor vi. Pada file httpd.conf tersebut akan dicari tulisan yang mengandung kata-kata yang akan dikonfigurasi seperti ServerName, DocumentRoot, DirectoryIndex, AddType, dan VirtualHost.
Konfigurasi Qmail Server 1. Melakukan ekstraksi paket-paket pendukung Langkah selanjutnya mengekstrak beberapa paket yang berada pada direktori src dengan menggunakan perintah berikut ini: [root@ambi src]# tar -xzvf qmail-1.03.tar.gz 2. Kemudian kita akan melihat paket – paket apa saja yg ada di qmail : Caranya : [root@ambi src]#cd usr /local/qmail/scripts [root@ambi scripts]#vi install : 3. Kita akan memberikan hak akses untuk menginstall qmailnya: Caranya : [root@ambi scripts]#chmod 755 unistall install 4. Kemudian kita install qmailnya :
[root@ambi scripts]# ./install Minta password : bsmi 5. Kemudian kita akan menginstall file conf.pl : Caranya : [root@ambi scripts]#cd /var/www/mail/config [root@ambi config]# ./conf.pl 6. Kemudian jalankan Konqueror Web browser Ketikkan : mail.domain yg kita pakai Contoh : mail.ambi.co.id Itu untuk mail clientnya Sedangkan mail untuk adminnya : Ketikkan : mail.domain yg kita pakai/cgi-bin/qmailadmin Contoh : mail.bsmi.co.id/cgi-bin/qmailadmin Konfigurasi FTP Server 1. Periksa apakah paket vsftpd sudah terinstall atau belum. [root@ambi /]#rpm –qa |grep vsftpd 2. Jika belum terinstall, copikan paketnya dari cd redhat dengan menggunakan perintah. [root@ambi /]# rmp –ivh [nama paket vsftpd] 3. Lalu setelah itu jalankan service ftp server tersebut dengan menggunakan perintah. [root@ambi /]#service vsftpd restart 4. Untuk konfigurasi dari ftp server ini terdapat pada file /etc/vsftpd/vsftpd.conf. Lalu ketikkan perintah. [root@ambi /]#vi /etc/vsftpd/vsftpd.conf 5. Jika tidak mengijinkan user anonymous untuk login pada ftp server, carilah anonymous_enable=NO 6. Simpan hasil perubahan yang dilakukan. Kemudian restart kembali service vsftpd nya. [root@ambi /]#service vsftpd restart 7. Lalu buatlah user untuk ftp masing-masing. Caranya dengan menggunakan perintah. [root@ambi /]#useradd ambi 8. Ganti password user tersebut dengan menggunakan perintah. [root@ambi /]#passwd ambi Setelah itu kita masukkan password untuk user yang kita buat. Diusahakan panjang password yang kita berikan minimal 6 karakter. 9. Buatlah sebuah file atau directory pada home user masing-masing dengan menggunakan perintah. [root@ambi /]#mkdir /home/ambi/coba [root@ambi /]#touch /home/ambi/file1.txt 10. Jalankan konqueror, setelah itu masukkan alamat ftp yang telah kita buat dalam konfigurasi DNS. Contoh : ftp://192.168.0.3 11. Lalu login sebagai user ambi, masukkan username dan password user masing-masing. Maka akan muncul directory root dari ftp server, yaitu
home user dari masing-masing user. Dan akan terlihat directory beserta file yang telah dibuat sebelumnya. 12. Contoh cara untuk login menggunakan FTP server pada konqueror. ftp://username:password@alamat_ip_ftp_server. Contoh ftp://ambi:
[email protected] Catatan : Jika anonymous_enable=YES, maka directory root ftp servernya berada di /var/ftp/pub. Analisis Dan Pengukuran Kinerja Linux Virtual Server Tabel 1. Time Response Sebelum dan Setelah Konfigurasi LVS
Konfigurasi 1 2 3
Jumlah Request Client Sebelum 2 3 4 0.257 0.398 0.454 0.241 0.377 0.441 0.215 0.365 0.438
Jumlah Request Client Sesudah 2 3 4 0.010 0.0243 0.0277 0.010 0.0215 0.0256 0.010 0.0207 0.0243
Sumber : Data Primer
Gambar 7. Grafik Time Response Sebelum Konfigurasi LVS Sumber : Data Primer
Gambar 8. Grafik Time Response Setelah Konfigurasi LVS Sumber : Data Primer
KESIMPULAN Load Balancing menggunakan Linux Virtual Server (LVS) tentu merupakan solusi terbaik karena cukup tangguh untuk dapat diterapkan pada lingkungan jaringan yang padat akan lalu lintas data dan layanan-layanan di Internet/intranet misalkan Perbankan. Dengan menggunakan Linux Virtual Server diharapkan kinerja dari infrastruktur jaringan tersebut akan lebih baik dan lebih terstruktur. SARAN Untuk para administrator jaringan disarankan agar penerapan load balancing dengan menggunakan Linux Virtual Server dapat diterapkan sebaik-baiknya, karena manfaat utamanya yaitu mengalirkan beban kerja sehingga keseimbangan dapat tercapai dan cukup tangguh untuk dapat diterapkan pada lingkungan jaringan yang padat akan lalu lintas data dan layanan-layanan di Internet. Untuk paket-paket lvs beserta pendukungnya disarankan untuk diupdate versi terbaru dan dicoba untuk menggunakan distro Linux yang lain selain RedHat. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10]
Kodarsyah, Tutang, 2000. Belajar Jaringan Sendiri, Medikom Pustaka Mandiri, Jakarta. Nuryadi, Hari dan Rusmanto, 2003. Panduan Membangun Networking Berbasis Linux, Cetakan 1, Dian Rakyat, Jakarta Prakoso, Samuel, dkk, 2003. Panduan Praktis Menggunakan E-Mail Server Qmail, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Taufan, Riza, 2001. Manajemen Jaringan TCP/IP, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Wahana Komputer, 2004. Panduan Lengkap Linux Desktop dengan RedHat 9.0, C.V Andi Offset, Yogyakarta. ---------------------, 2001. Turbo Linux Cluster Server 6, Linux User Guide. http://www.ultramonkey.org/, Horman, Simon, 2003. Linux Virtual Server Tutorial, Desember 2010 http://www.linuxvirtualserver.org/, Mack, Joseph, 2006. LVS-Mini-How to, Desember 2010 http://www.iptables-tutorial.frozentux.net/iptables-tutorial.html, Oskar, Andreasson, 1999. Iptables Tutorial 1.1.9, Desember 2010. http://onno.vlsm.org/v11/ref-ind-1/network/TCPIP_Part1.pdf. Purbo, W, Onno, 2002. Protokol TCP/IP Bagian 1, Desember 2010.