PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5
Jurusan Teknik Geologi FT UGM, yogyakarta, 1 Desember 2012
Krrntribusi relaah bagi Konservasi Mineral dan Batubara rndonesia: lfunjauan Model Eksplorasi dan Faktor-Faktor pengubah sumberdaya menjadi Cadangan Wahyu Sasongko* & Arifudin Idrus Jurusan Teknik Geologi FT UGM, Yo gyakarta-Indonesia
ffi
*Alamat E-mail :
[email protected]
ffi
#' w
$, a!..,
,$ffli:
ffi, :dii,'
& ,.w
}tr l$t'
Abstrak Pada suatu program eksplorasi mineral dan batubara, dalam kerangka mendapatkan informasi & peningkatan keyakinan geologi terhadap sumberdaya mineral dan batubara tersebut, maka nilai-nilai
konservasi (perlindungarv pengawetan) lebih pada pengertian mencari, membuktikan, dan evaluasi untuk pencadangan dan perencanaan pemanfaatan (neraca) sumberdaya mineral dan batubara dengan nilai tambah maksimal bagi kepentingan rakyat (dalam negeri). Pengertian faktor-faltor pengubah hctors) sumberdaya menjadi cadangan kaitannya dengan usaha konservasi (perlindungan/ lioaryying pengawetan) lebih pada pengertian peningkatan perolahan cadangan, optimasi cadangan dan pemanfaatan sumberdaya maksimal ('lrmur tambang lebih lama"). Karakteristik geologi/ sumberdaya dan keterdapan mineral dan batubara, akan memberikan konsekuensi struktur dan aktivitas
rantai tambang yang tertenfu. Usaha penentan cadangan kaitannya dengan konservasi mineral dan batubara, semestinya oitutotun terintegrasi
dalam satu rantai nilai tambang. Faltor pengubah (modtfying factors) terdiri dari aspek geologi (sifat
bijih mineral/ batubara & materialpenutup) & lingkungan, aspek penambangan, aspek eksternal; ekonomi & sosial, dan aspek kebijakan & perundang-undangan. Faktor pengubah (modifying factors) masing-masing memiliki pengaruh yang signifikan (besar) dan pengaruh yang tidak signifikan (kecil) batuan;
:.':i
t.:
,,#il .1rI(.:.i
w St 'iik. lli:lr ''i:&r. :rili:i
i*ilir' \ ri$l: 'i .
,
''.$, .'.lil' :ijr.f
dalam pengaruh mengubah sumberdaya menjadi cadangan kaitannya dalam rerangka konservasi, ada 1'ang bisa "dikelola" dan ada yang tidak bisa/ tidak mudah "dikelola". Valuasi mineral dan batubara selama ini yang dipakai adalah dengan indikator NPV, IRR dan pBp. Valuasi tersebut dengan faltorthktor mengubah bersifat determenistik dan statis. Analisis sensitifitas sering dilalcukan untuk melihat perubah, analisis sensitifitas adalah "berandai-andai" terhadap modifuing factors. Valuasi mineral dan batubara semestinya mempertimbangkan risiko nyata terhadap perubahan-perubahan faktor perubah penting sumberdaya menjadi cadangan, pada masa kedepan. Pendekatan probabitistik dalam valuasi mineral dan batubara semestinya mulai diimplementasikan dalam kebijakan. valuasi
mineral dan batubara dengan indikator Real option valuation Eov) mempresentasikan nilai cadangan (konservasi) }'ang nyata dengan adanya prediksi perubahan-perubahan faktor perubah penting terhadap waktu. Kata kunci: Konservasi, sumberdaya
I.
,
cadangan, model eksplorasi dan faktor pengubah.
Pendahuluan
Mineral dan bafubara termasuk
dan batubaru, seharusnya tidak terlepas dari nilaikerangka konservasi untuk kepentingan bangsa Indonesia.
nilai dalam
sumbe rdaya
terbatas (exhaustible resolrrces), atau memiliki padanan "mal
Karakteristik geologi Indonesia
pengolahan dan peman faatan sumbe rdaya mineral
batubara yang bervariasi
memberikan
"konsekuensi" potensi sumberdaya mineral dan dan
melimpah.
M04-1
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5 uGM, Yogyakarta, 1 Desember 20t2
Jurusan Teknik Geologi FT
Tantangan eksplorasi sumberdaya mineral dan batubara masih menJanjikan, terutaman dalam membangun konsep eksplorasi yang rinci, strategi eksplorasi yang tepat, dan inovasi teknologi eksplorasi.
Fakfor-faktor pengubah (modtfying factors) sumberdaya menjadi cadangan, seperti faktor teknis: pertimbangan penambangan dan faktor metalurgi; faktor ekonomi dan pasar; faktor lingkungan factor hukum (legislasi-perundangundangan dan regulasi
-
perafuran); faktor sosial;
dan faktor negara, menjadi faktor-faktor yang menarik untuk ditelaah kaitannya dengan perubahan "status" sumb erdaya menj adi cadangan (optimasi) dan usaha konservasi sumbe rdaya mineral dan batubara.
Pemerintah Indonesia, dalam hal legislasi (perundang-undangan) dan regulasi (peraturan
pemerintah, kepufusan menteri),
telah menekankan mengenai konservasi sumberdaya
mineral dan batubara. Kalimat konservasi uu No. 4 Tahun 2009 tentang
tercantum pada
Pertambangan Mineral dan Batubara (tercantum dalam empat pasal)m dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 22 Tahun 2010 (tiga pasal), PP No. 23 Tahun 2010 (satu pasal), PP No. 55 Tahun 2010 (2 pasal), dan PP No . 78 Tahun 2010 (satu pasal). Pemerintah telah mengatur kebijakan mengenat konservasi sumberdaya mineral dan batubara, tetapi masih bersifat normatif, belum bersifat
teknis, masih perlu dikaji dalam bentuk rincian dan pelaks ar'aannya. Konservasi memiliki tantangan dengan investorl 1zang "meng anggap" mineral dan batubara sebagai komoditas. Mineral dan batubara seharusnya menjadi aset bangsa dan menjadi "pLlar" ketahanan negara saat ini dan masa kedepan.. Pembatasan produksi mineral dan batubara dan peningkatan nilai tambah dalam negeri, semestinya menjadi pijakan dalam mengambil kebijakan.
II.
Eksplorasi Il.lAktivitas, Tahapztr, dan Konsep Eksplorasi Aktivitas eksplorasi secara garis besar terdiri dr3 (tiga) aktivitas, yaitu mencanl menemukr:ffinding), membuktian Qtroving), dan menaL,: atau menilai (evaluate). Aktivitas mencari atamr
menemukan tentunya
harus
akan dicari dan dimana indikasi keterdapi.rxr bahan tambang tersebut. Aktivitas membulrtikaimu dalam eksplorasi sumberdaya mineral fr.erm batttbara diarahkan pada pertan yaan bagaim n rm-
Bagaimafla bentuk geometri endapan b:i;ixrilr tambang, kontinuitas, dan kualitas/kadar ile* endapan bahan tambang. Aktivitas evaluasi ufi;m menaksir sumberdaya mineral dan baru:,.rira adalah menjawab pertanyaan berapa barr,mu, estimasi dari endapan bahan tambang yang aC-
Aktivitas eksplorasi dilakukan secara bertmro, sebagai usaha unfuk mengurangi risiko kesas* ,qp dan risiko finansial dalam eksplorasi. Alr-rr--rilru
mencari/ menemukan dalam
implementasi, dalam bentuk pemikkan rerangka
model eksplorasi dan faktor-faktor pengubah (modifying factors) sumberdaya menjadi cadangan.
eksp;i(&iil;i
sumberdaya mineral dan bafubara dilakukan
i"ulmrr
tahap survei tinj au/ penyelidikan pendah;, r,,mr, (reconnaissance) dan tahap prcsl\;r{&si Qtrospecting), unfuk menenfukan daerah
meryanjikan Qtrospect area).
prcs,ssui;
Ak:-*l&s,
membuktikan dalam eksplorasi sumb*,],uljuru mineral dan batubara dilakukan pada uffiryl, eksplorasi pendahuluan (general explorr.:rr,;rrrmrrlr untuk menenfukan daerah target (target
Telah sistematis mengenal konservasi dalam makalah ini mencoba menjembatani antara legislasi dan regulasi dari pemerintah dan
menja\\-a:
pertanyaan mendasar, bahan tambang apa )'m{
are;
"ffiul
eksplorasi rinci (detailed explorationl '-xmru*, meyakinkan endapan sumberdaya minere- rmml batubara dalam hal geometri, kontinuitar- .mrr kualitas/ kadar. Aktivitas evaluasi/pena-"r,rirtr',",iiuurl dalam eksplorasi sumberdaya mineral ,mrr batubara adalah melakukan estimasi sumbr"imqml
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5 Jurusan Teknik Geologi FT UGM, Yogyakarta, 1 Desemb er 2012
dengan -metode/ cara tertenfu berdasarkan data eksplorasi yang tersedia.
Konsep eksplorasi surnberdaya mineral dan batubara akan erat kaitannya dengan setiap aktivitas eksplorasi. Konsep eksplorasi pada tahap penyelidikan umum dan prospeksi adalah mendasarkan pada konsep tektonik lempeng; konsep metallogenic province dan sedimentary basin, Sedangkan konsep eksplorasi pada tahap eksplorasi pendahuluan dan eksplorasi rinci adalah model-model geologi genetik endapan mineral dan batubara yafig sudah ada, sebagai rerangka dalam pembuktian dart suafu geometri dan kualitas/ kadar dari suatu endapan. Konsep penaksiran/ estimasi endapan mineral dan
dalam suatu program eksplorasi yang optimal.
Program eskplorasi optimal hanya dapat diarahkan oleh suatu strategi eksplorasi yang tepat. Ilustrasi rerangka model eksplorasi dan hubungan masing-masing komponen dapat dilihat pada Gambar l.
Metode eksplorasi adalah cara
mencaril
menemukan, membuktikan dan estimasi sumberdaya mineral dan batubara. Metode eskplorasi dilakukan secara metode eksplorasi
langsung (direct exploratior) dan metode eksplorasi tidak langsung (indirect exploration). Metode eksplorasi langsung dilakukan dengan
(regionalized), kemenerusan (continuity) dan
dua cara, yaitu metode penyelidikan peffinukaan dan penyelidikan bawah pernukaan. Metode eksplorasi tidak langsung dilakukan dengan dua cara jrrga, yaitu metode geofisika dan metode
variasi tingkat kadar (homogeneity).
geokimia. Sedangakan metode
batubara adalah
sifat korelasi
spasial
Tabel hubungan aktivitas eksplorasr, tahapan, dan
estimasi sumberdaya mineral dan batubara yang selama ini dipakai adalah metode penamp ang dan metode
konsep eksplorasi dapat dilihat padaTabel
model blok (tradisional dan geostatistik).
1.
ll.2 Model Eksplorasi: Tahapan,Model Geologi Genetik dan Metode Eksplorasi
Hubungan antara aktivitas eksplorasi, tahapan, konsep, dan metode eksplorasi dapat dilihat pada
Tabel2.
Model eksplorasi adalah peranc arlgan (design) dan perenc anaan Qtlanning) dari tahapan eksplorasi dan penerapan metode eksplorasi dengan mendasarkan pada penerapan konsep
II.3
Tahapan Eksplorasi, Informasi dan Keyakinan Geologi, Serta Klasifikasi Sumberdaya
rnodel geologi genetik endapan dalam mencaril menemukan dan membuktikan endapan mineral dan batlbara pada suafu daerah target untuk
Tahapan eksplorasi bertujuan untuk mengurangi risiko kegagalan eksplorasi dan mereduksi risiko
rnenetapkan biaya eksplorasi efisien secara
finansial. Pada setiap tahap eksplorasi mengacu
geologi, geofisika dan geoikimia.
pada suatu konsep eksplorasi dan dengan metode
Model eksplorasi berkata kunci perancangan dan
dan persyarutan eksplorasi tertenfu. Informasi geologi dari setiap tahapan eksplorasi akan
perenc anaan, konsep dan biaya eksplorasi efisien.
memberikan tingkat keyakinan geologi terhadap
Dengan biaya eksplorasi efisien, secara implisit menunjukkan bahwa proses eksplorasi efektif. Proses eksplorasi efektif menunjukkan bahwa
sumberdayapada daerah target. Semakin rinci dan lengkap informasi geologi akan memberikan tingakt keyakinan geologi yang tinggi, begitu pula
peranc
angafl dan
perenc
afiaafl serta
konsep
eksplorasi pada suata daerah target terdefinisi
dengan sebaliknya. Semakin tinggi tingkat keyakinan geologi, maka risiko kegag alan
M04-3
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE.5 Jurusan Teknik Geologi FT UGM, Yogyakarta, 1 Desemb er 2012
eksplorasi semakin rendah, begitu pula dengan sebaliknya.
Evaluasi sumberdaya mineral dan batubara didasarkan pada informasi geologi dan tingkat keyakinan geologi pada masing-masing tahap eksplorasi. Sumberdaya mineral dan batubara dikelompokkan menjadi 3 kelas, yaitu sumberdaya tereka (inferred resources), sumberdaya tertunjuk (indicated resources), dan
sumberdaya terukur (measured resources). Hubungan antara tahapan eksplorasi dan klasifikasi sumberdaya mineral dan batubara dapat dilihat pada Tabel 3.
III.
Eksplorasi, Sumberdaya dan Konservasi
Secara mendasar, aktivitas eksplorasi adalah usaha mencaratl menemukan, membuktikan dan evaluasi sumberdaya mineral dan batubara dengan keluaran eksplorast adalah bahan tambangnyz Wd, berada diman a, bagaimana bentuknya, dan berapa jumlah sumberdayanya. Klasifikasi dan jumlah sumberdaya mineral dan bafubara akan akurat, jika informasi geologi rinci, lengkap dan benar.
Konsep konservasi sumberdaya mineral dan batubara semestinya diawali dari aktivitas eksplorasi. Informasi geologr pada tahap penyelidikan umum dan prospeksi oleh negara semestinya digunakan sebagai dasar dalam penentuan kebijakan pencad angan nasional unfuk kepentingan "ketahanan" negara pada masa depan. Kebijakan penentuan wil ayah pencadangan nasional (WPN) adalah amanat Undang-undang dan "hak" generasi yang akan datang. Sampai saat ini, wilayah di dalam wilayah pertambangan (WP) belum ada yang ditetapkan sebagai WPN. Penetapan WPN pun, nampaknya tidak efisien, karena wilayah-wilayah dengan sumberdaya mineral dan batubara denga potensi besar dan kualitas baik, sudah dikuasi oleh pengusaha dengan perjanjian kontrak masa waktu habis yang
masih lama. Walaupun demiktar1 dengan"celah" yang adapenentuan WPN tetap harus ditetapkan. Penentuan WPN untuk mineral-mineral tanah jarung (rare earth mineral) dan mineral-mineratr
radioaktif, masih memungkin untuk dikaji dan lebih efisien untuk ditetapkan. "Membuka data geologi regional lama" dengan konsep interpretasl baru (konsep geologi, geofisika, dan geokimia l.
merupakan usaha konservasi pada
tahap
prospeksi. Penerapan teknologi dan metode baru dalam prospeksi mineral dan batubara, boleh jaCr merupakan usaha konservasi yang membawa hasil
signifikan.
Konsep konservasi pada tahap ekplorasr pendahuluan dan eksplorasi rinci adalah lebih ditekankan pada kata kunci mencari/ menemukam sumberdaya mineral dan batubara dalam rerangke
meningkatkan neraca sumberdaya mineral
dan
batubara nasional.
Model eksplorasi yang tepat (konsep, strategi, dar
teknologi), penetapan standar, pedomzfr, dan
kriteria dalam eksplorasi, merupakan wujuC usaha konservasi mineral dan batubaraInterpretasi data geologi (permukaan dan pemborun), geofisrka, dan geokimia yang tepat, pemodelan sumberdaya yang akura: (bantuan perangkat lunak), dan estimas: sumberdaya dengan metode yang tep;a: (bantuan perangkat lunak), juga merupakar usaha konservasi sumberdaya mineral paC,l tahap eksplorasi pendahuluan dan eksplora:: rinci. Gamb ararl model eksplorasi: konsep, strateEi.
dan teknologi dalam rerangka konsen'asl sumberdaya mineral dan bafub ara dapm dilihat pada Gamb ar l.
IV. Fakor-faktor pengubah (modtfi'frry fuctors), Cadangan dan Konservasi
M04.J
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE.5 uGM, Yogyakarta, 1 Desember 2ol2
Jurusan Teknik Geologi FT
-taktor pengubah sumberdaya
menjadi mineral dan batubara terdiri atas:
. . t . r . . .
Batubara peringkat rendah memiliki nilai jual dan pemanfaatan rendah. Untuk meningkatkan
Pertimbangan penambangan
peringkat batubara dan pemanfaatan batubara
Metalurgi/ pengolahan
peringakt rendah, sebagai usaha konservasi dapat
Ekonomi
dilakukan dengan cara:
'
Pasar
Hukum Lingkungan Sosial, dan
.
Pemaduan batubara
'
peringkat rendah dengan batubara peringkat yang lebih tinggi, Pemanfaatan batubara untuk pembangkit
Pemerintah.
masing faktor-foktor mengubah tersebut, ada
Pencucian batubara (coal washing) untuk mereduksi kandungan abu sebagai usaha meningkatkan nilai kalorik (calorific value),
(coal
blending)
g bersifat makro dan mikro, serta memiliki
listirk mulut tambang, sebagai usaha
gnnrh signifikan dan tidak signifikan terhadap jumlah besaran sumberdaya menjadi
mengurangi biaya transportasi. Permasalahannya adalah, bagim ana kaitan antara aktivitas tersebut (pencucian danlatau pemaduan
rr
pertimbangan penambangan seperti tambang, hidrologi dan geohidrologi
ik
[rang, pemilihan alat, akan sangat berpengaruh p besaran jumah cadangan. Efisiensi dalam
s
penambangan, selain akan meningkatkan juga akan berimplikasi produksi biaya rendah (low-cost producer). gan memperhitungkan (rekayasa) dengan baik
batubara) dengan usaha optimasi recovery, optimasi pemaduan, dan optimasi cadangan, dalam rangka konservasi sumberdaya bafubara. Kebijakan subsidi atau keringan kewajiban finansial bagi pengusahaan batubara peringkat rendah perlu juga dikaji secara kuantitatif.
,rehan penamb angan,
-faktor tersebut, diharapkan
akan
gkatkan jumlah sumberdaya yang berubah adi cadangan.
metalurgil pengolahan bahan
tambang
sangat bergantung pada karakteristik dari ilmmeral dan batubara yang akan diolah.
mmrngkatan l perolehan
(recovery)
akan
rnmnhgkatkan perolehan produksi. peningkatan ;pntehan, berarti proses pengolahan efisien dan ru nknologi semakin optimal. Peningkatan recovery
tt.swffia
teori akan meningkatkan
jumlah 'umurberdaya menjadi candan gan. Kuantifikasi tw+very dalam analisis rantai nilai tambang dan llkmrnannya dalam usaha menin gkatkanl optimasi 0frusfrngan
merupakan langkah usaha konservasi.
Pengelolaan dan/atau pem anfaatan mineral kadar rendah sebagai usaha konservasi, salah satunya dengan pemaduan mineral kadar rendah dengan
mineral kadar tinggi. Aktivitas pemaduan tersebut akan memberikan konsekuensi dalam proses dan
tentu saja meningkatkan
cadangan.
Permasalahannya adalah, bagaimana kaitan aktivitas tersebut dengan kadar batas rata-rata
pulang pokok (break even cut
-rff
grade,
BECOG), kadar batas (cut-off grade, COG), dan optimasi cadangan, sebagai usaha konservasi sumberdaya mineral.
Pengelolaan danl atau pem anfaatan mineral ikutan, akan memaksimalkan perolehan bahan tambang.
Kuantifikasi mineral ikutan dalam bentuk kadar
equivalen. Kadar equivalen
semestinya
diperhitungkan dalam penentuan kadar batas ratarata pulang pokok (BECOG), kadar batas (coc), dan analisis unfuk mendefinisikan cadangan..
M04-5
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5 uGM, Yogyakarta, 1 Desember zol2
Jurusan Teknik Geologi FT
Harga jual mineral dan batubara berfluktuatif. Faktor ekonomi yang sangat penting dalarn pendefinisian cadangan ada\ah harga jual bahan tambang. valuasi mineral dan batubara dengan asumsi statis dan deterministik dengan indikator nilai sekarang bersih (net present value, Npv), sebaiknya mulai diperbaiki dengan metode probabilistik. Harga jual mineral dan batubara, tingkat suku bunga, eskalasi, dan proses tambang, sebenarnya adalah bersifat probabilistik. Pendekatan metode valuasi mineral dan batubara real options valuation adalah solusi pendekatan valuasi mineral yang lebih realistis. Umur tambang (lrfe-ofmine, LOM) pada umumnya
memiliki umur yang
panj
zng,
sehingga
ketidakpastian kedepan merupakan tantarrgan dalam usaha optimasi cadan gzn, peranc angarl dan p
erenc anaan tambang dalam rerangka kons ervas i.
Sumberdaya serta cadangan mineral dan batub ara yang tidak tertambang (tertinggal), perlu dievaluasi ulang dengan asumsi, kriteria baru dan mempertimbangkan ketidakpastian ke depan untuk kemungkinan diputuskan ditamb ang secara tambang terbuka, tambang dalam, CBM,
atau tidak ekonomis/ tidak
memungkinkan
Dokumen lingkungan merupakan bagian dari persyaratan untuk mengajukan Ijin usaha Pertambangan (IUP) operasi Produksi. Walaupun seharusnya, pengusaha tambang memiliki integritas yang tinggai terhadap masalah lingkungan. Mengabaikan masalah lingkungan merupakan
bentuk
"egoisme"
dan
. Masalah lingkungan merupakar hal yang peka dalam aktivitas penambansen" unfuk mendapatkan mineral dan batubara, pad; "penganiayaan"
umunya akan membongkar material yang cuku: besar. Pembongkaan material ini akan merub..:
morfologi. Morfologi yang berubah
a}",*.
mempengaruhi kesetimbangan lingkungan hidu:
dan batubara juga ak:m meninggalkan limbah penambangan (rr ns. r Pengolahan mineral
tailing). Pembungan limbah penambangan a-ruum memberikan dampak terhadap lingkuns!m; Karakteristik limbah penambangan ),iirg mengandung mineral-mineral sulfida. ".ruu tersingakap (berinteraksi denga udara ) amm: bereaksi dengan air, akan menghasilkan air ;srm: tambang yang juga akan melarutkan logam-lc.rrummi dalam tailing. Permasalah lingkungan re::*rrrrlrfir dapat menjadi kendala dalam mendefir:sru;umi cadangan dan usaha konservasi.
ditambang.
Kebijakan pemerintah dalam bentuk legislasi (undang-undang) dan re$ulasi (peraturan pemerintah, keputusan pemerintah, peraturan daerah), akan mempengaruhi iklim investasi dan aktivitas penambangan. Kebijakan pemerintah adalah akan menjadi bagran dari kebijakan operasional pengusahaan bahan tambang. Hal tersebut akan berpengaruh pada status sumberdaya menjadi cadangan, dan juga akan berpengaruhi pada optimasi cadangan. untuk mencari solusi "menang-meflang", kebijakan pemerintah perlu dikaji dan dikuantifikasikan dalam penilaian sumberdaya mineral dan batubara.
Aktivitas penamb angan tidak dapat terleptas
masalah sosial
dan
masyarakat
,Milrr
s*ehimn
tambang. Dengan adanya pennasalahan s,rnfiuriirlL, boleh jadi mengakibatkan sumberdar"a m;lmd&r berubah statusnya menjadi cadangan. \{ammr,,u&rr social boleh jadi, tidak dapat dikuanrrfL.usirilmr dalam valuasi mineral dan bafubara. l[- e:,'r,n jawab social terhadap masyarakat datrem : pemberdayaan masyarakat sekitar tarnbmi jadi merupakan besaran yang dapat diui_-r;; @l bentuk finansial. Masal ahnya adalah hag factor social ini dikuantifikan denm optimasi cadangan/usaha konservasi aT.l* tidak dalam suatu model kepuruasr o investasi sumberdaya mineral dan barubrt:
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5
Jurusan Teknik Geologi FT
uGM, yogyakarta,l Desember 2ot2
pemerintahan, kaitannya dengan masalah
k- keamanan dalam negeri
-
,
dan kebijakan
kebijakan financial, kebijakan birokrasi, *rebijakan masalah ringku ngan, merupakan pertimbangan tersendiri bagi investor g pertambangan. Masarah poritik dan n dalam negeri akan sangat terkait perubahan stafus sumbe
r dayamineral
dan
menjadi cadangan. Kebijakan tah juga harus tepat, dalam hal ,,2 sisi uang", konservasi dalam makna
iaatan dankonsrvasi dalam
makna an sumberdaya mineral dan bafubara.
*onsep eksplorasi, strategi eksplorasi, dan ,i-nsi
eksplorasi dalam kerangka men dapatkan :esi & peningkatan keyakinan geologi
mineral dan batubara, nilai-
(rmseryasi (perlindun gan/ pengawetan) lebih
p'engertian mencari, membuktikan, dan
sx unfuk pencad angan dan perenc anaan :aatan (neraca) sumbe rdaya mineral dan Era dengan nilai tambah maksimal bagi rrngan rakyat (dalam negeri).
Errtian faktor-faktor pengubah (Modifying n';rs) sumberdaya menj adi cadangan kaitan nya
sffiT usaha konservasi
(perlin dungan/
ura'etan) lebih pada penge rtian peningkatan mn cadangan, optimasi cadangan dan
aatan sumberdaya maksimal
(..umur
g lebih lama").
ristik geologi/ sumberdaya danketerd apan
dan
batubara, akan memberikan
nsi struktur dan aktivitas rantai tambang rcmenfu. usaha penentan cadangan kait annya
m
konservasi mineral dan batubara, )a dilakukan terintegrasi dalam satu
u:lai tambang.
aspek penambangan/ internal
(proses,
perencanaa &disain), aspek eksternal; ekonomi
ahan harga jual, tingkat suku bunga, eskalasi) & sosial, dan aspek kebijakan (perub
(perundang-undangan
dan
pengaturan)
pemerintahan.
dan
Faktor pengubah
(Modifying Factors) masingmasing memiliki pengaruh yangsignifikan (besar) dan pengaruh yang tidak signifikan (kecil)
pengaruh mengubah
[r,esimpulan dan Saran
l&{r sumberdaya
Faktor pengubah (Modifiing Factors) terdiri dari aspek geologi (sifat batuan; bijih minerall batubara & material penutup) & lingkun gzn,
daram
sumbe
rdaya
menjadi
cadangan kaitannya dalam rerangka konservasi, ada yang bisa "dikelo la', dan ada yangtidak bisa/ tidak mudah ..dikel ola,,.
valuasi mineral dan batubara selama dipakai adalah dengan indikator NpV,
PBP. valuasi tersebut dengan
ini yang IRR dan
faktor-faktor mengubah bersifat determenistik dan statis. Analisis sensitifitas sering dilakukan untuk melihat perubah, anarisis sensitifitas adarah
"berandai-an dai" terhad ap modifying factors.
valuasi mineral dan batubara semest inya risiko nyata terhadap perubahan-perubahan faktor perubah penting sumberdaya menjadi cadangan, pada masa mempertimbangkan
kedepan. pendekatanprobabilistik
mineral dan batubara dikembangkan
dan
semes
daram varuasi
tinya
mulai
diimplementasikan dan
ditnangkan dalam kebijakan. Valuasi min eraldan batubara dengan indika tor Rear option varuation (Rov) lebih mempresentasikan nilai cadangan
(konservasi) yang nyata dengan adanya prediksi perubahan-perubahan faktor perubah penting
terhadap waktu.
Daftar Pustaka
l\A04-7
PROSIDI}{G SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE.5 Jurusan Teknik Geologi FT UGM, Yogyakarta, 1 Desemb er 2012
Undang-undang (UU) No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Peraturan Pemerintah (PP) No. 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Petamb angan Peraturan Pemerintah (PP) No. 55 Tahun 20L0 Tentang Pembinaan Pengawan Penyelenggaraafi, Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
PROSIDIhIG SEMINAR NASIONAL KEBIJI{IA}T KE.5 Jr:rusan Teknik Geologi FT UGM, Yogyakarta, 1 Desember ZOIZ
T, el l. Aktivitas eksplorasi, tahapan, dankonsep eksplorasi
=XPLORATION
STAGE$ & CONCEPTS FOR MINERAL & COAL DEPOSITS Exploratitrn Concept$
Exploration Stages
htimdimu
:I
(What & r+here)
. Reconnaissance . Prospecting (1 : 250.000 1 : 25.000)
-F.
' Plate
tectonic cotlrtept
([4etallogenic pt'ovince concep ts & sedirnentary hasin)
-
!'1
v
Z
a V
-F-{
Fr*v
ir-rg
iHorv)
' General exploration (t:10.000-1:5.000)
' ffir*I*gical
. Detailed explorafion
2. h{q:*{el
(1
N r{
't
r:ffisldels
" h,t*t$*l *fl r*rgfr:nmtr g**E*ffiy
*f
tr*r:ra$
g**}mgv
:2000-1:500)
A U
J ,l. El
X
t-l
Hvalutttfrn"tg
{Hor,v muchi
. Prospecting . Generarl explorertion
. Detailed exploratiorr . IVlining geology surlrey
. R*Fonalized, continuity, homogeneitl' of rnineral deposits
.
Grade/ stripping ratio
:rbel2. Aktivitas eksplorasi, tahapan, konsep, dan metode eksplorasi.
EXPLORATION CONCHPTS & METHOP$ FOR MINERAL & COAL NHPOSIT$ Exploration Concept
IrintdIr-r34
(What & r,r.[rcrc)
. P$ate tectonic concept (Metallogenirr province rroncepts ser-limentary basin)
F:;
x grH*u-su$
ilep
m &,$
m{$s q}{$
. (Regional) geological mapping
&'
.
Ceophysical exploration C eochernical exploration
'"Scout" drillirrg
$In*vimg
(Hou,)
'Geological models 1. Model of regiorral geolosv 2. Model of local geologv
. Dctail gcological rnapping . Gcoplrysical cxploration . [Jetai led geochernical exploration . 'l'renching & test pitting
' Detailed/ s-v'stematic
$:ivitILr*tir]Sl
(How rnuch)
drilling
. Section ' ltegionalized, continuity, . homogeneity of mineral deposits Blok models: Traditional & Geostatistics
M04-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5 Jurusan Teknik Geologi FT UGM, Yogyakart4
I
Desember 201 2
Tabel 3. Aktivitas, tahapan eksplorasi dan klasifikasi sumberdaya mineral dan batubara.
ffiHpk#ffieY.gffi$* ffiTeffiffiffi & ffiffiffi#L_Jre#ffiSt ffiffiffiffiffiVffiffi ffiffiffi MBruffiffi&L e ffi#&t_ ffiffiffiffiffi[Tffi Expluration Stnges
F.{tT
e${mg
(What dk rnhere)
. Re(-'onrrai ssanrre . Prospecting (1 : 250.000 1 : 25.000)
Frq:l ir*S; (Horn')
:10.000-l:5.000)
. Detailecl exploration (1 :2000-1:500)
HlrrrlnntlmE
(Horu muchi
. Inclicater-l resources . Measured resources
. Prospecting
. Generir I exprlora tion
. De tailecl exprlorertion
. hlining geology survev
Gambar
. (Hlpothl,tical) & inferred resources
-
. General exploratjorr (1
Mineral & Coal ResoLlrces
1. Model eksplorasi: konsep, strategi,
. Irrohable l'eserves '- I)rover{ reserves
dan teknologi dalam rerangka konseruasi. M
ffi-
lmr