LEMBARPENGESAHANPENGUll Skripsi berjudul, "Peningkatan Hasi! Belajar Kimiia Siswa dengan Mengoptimalkan Gaya Belajar melalui Model Pembelajiaran TGT (Teams Games Tournament)", diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Oleh Hafidah Yupitriani, NIM 105016200537 dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasyah pada 14 Desember 2009 dihadapan dewan pellguji. Karena itn, penulis berhak melllperoleh gelar sarjana S I (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Killlia. Jakarta, 14 Deselllber 2009 Panitia Ujian Munaqasyah Tanggal Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA) Baiq Halla Susanti, M.Sc. NIP. 150299475 Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)
Nengsih J uanengsih, M Pd NIP. 19'/905102006402001 Penguji I If. Mahmud Siregar, M. Si. NIP. 195403101988031001 Penguji II Tonih Feronika, M. Pd. NIP. 19760107200501 1 007
Mengetahui:
I - o~ . ...30/u
"0/ /12 - 05
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDJRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Hafidah Yupitriani
Tempat/Tanggal Lahir
: Jakarta, 18 April 1987
Nl11
: 105016200537
Jluusan/Prodi
: Pendidikan IPAlKimia
Judul Skripsi
:"Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan 11engoptimalkan Gaya Belajar me1alui 11ode1 Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)"
Dosen Pembimbing
: 1. Dedi Irwandi, MSi
2. 11unasprianto Ram1i, 11.A Dengan ini menyatakan babwa skripsi yang saya buat benar-h~nar hasil karya sendiri dan saya bertanggungjawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salab satn syarat menempuh Ujiau 11unaqasyab.
Jakarta, 28 Desember 2009
105016200537
ABSTRAK Bafidah Yupitriani. Peningkatan Basil Belajar Kimia Siswa dengan Mengoptimalkan Gaya Belajar melalui Model Pembelajiaran TGT (Teams Games Toumament). Skripsi, Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruall, Universitas Islam Negeri Syarifllidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan meningkatkan basil belajar kimia siswa pada konsep Kelarutan dan Basil Kali Kelarutan dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Toumament).~g<:ll<:li!i.lIJL.jni dilli1<SanaIciil1 di MAN IT Jiikaffifdlifi 2TA ......... . .pfilsmn£a13 JUlli 2009. _ Jenis , p<:neliti~ll . inillclll!lIhpt:lle1i!illn!illda~anl(~las yang ter<1iri, .d~ri tiga~i~!J!§clllll setiap sikius .meliputi.. • p~reIl~aIl~ai1,pef~Ks§~; ••. peJ.l~~m~taridanref1~ksi. Iiistriunfm yang digumlk:an ada.lah tes : Tekllik ailli1isis dirta ,derigiinmengguna'Kan' teknik kualitatif dan kuantitatif. Teknik knalitatif digunakan untuk pendeskripsian p<:laksanaan pembelajaran di kelas. Sedangkan teknik al1lalisa data kuantitatif dengan menggunakan hasil tes setiap akhir siklus. Siklus akan berhenti jika indikator keberhasilan teliih tereapai, yaitu dan hasil belajar kimia setiap siswa meneapai 70, Hasi!-lleI\lll!!!!!:l1. menunjukk~n.lJ~~"::~ . . !~rcl~l?~t.~l1il1gls11!lln,.hasil . . be!aji!LJ£imia sis.wa.. Sehil1gg11(
[email protected]~ ...pt:l1gQmim:.J1an.. . gaya.. .belajarmelalui....modei peITIbeIajaJall .TCrr (Teanl~(]alll£§'T.o~n:zalJ1£llt!~Jlatmeningkatican hasil belaj ar ·kimiaslswa. . . ." . ., . '., .... .'. . ". " ' " ... Kata kunei : Gaya belajar, TGT (Teams Games Tournament)
ABSTRACT Hafidah Yupitriani.lmproved Results by Optimizing The Chemical Study of Learning Styles Through Teachiug Models TGT (Teams Games Tournament). Script, Chemical Education Study l[>rogram, Science Education Department. Faculty of Education and Teacher Training. State Islamic University SyarifHidayatullah Jakarta. This study aims to improve student learning outcomes on the wncept of solubility and solubility product by optimizing learning styles through learning model of TGT (Teams Games Tournament). This research was carried out in MAN 11 Jakarta from 27th April to 3rd June 2009. This research is <:lass action research consisting of three cycles, and each cycle includes planning, implementation, observation and reflection. Instruments utilised in this research are the tests. Two main techniques of data analysis, mainly qualitative and quantitative, were used. Techniques used for qualitative data analysis included a descriptive observation on the implementation of studies during class. Whilst examples of quantitative data analysis technique included the collection of test results after each end of the cycle and the collection of questionnaire results on students various learning style. The afore mentioned cycle will stop if the indicators of success have been achieved, the results of each student to study chemistry reaches 70. The study confirmed optimization learning styles through learning model of TGT (Teams Games Tournament) can enhance students learning outcomes. Keyword: learning styles, TGT (Teams Games Tournament)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanil'l'ahim,
Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT, yang telah banyak memberikan anugerah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul, "Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Mengoptimalkan Gaya Belajar melalui Model Pembelajaran TGT (Teams Games
Toumament)".
Shalawat serta salam semoga tercural:t
kepada Rasullah
Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Satjana Pendidikan (S-1). Penyusunan skripsi ini tidak terl'~pas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis memberikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dede Rosyada, sebagai Dekan Fak"Ulta5 Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UlN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Kimia sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan saran dan arahan kepada penulis. 4. Bapak Munasprianto Ram1i, M.A,
sebagai penibimbing yang selalu
meluangkan waktu, memberikan saran dan arahan kepada penulis. 5. Kedua Orang tua yang telah banyak memberikan dukungan, do'a dan cinta
kepada penulis. Kakak-kakakku, Rika dan Dini yang selalu mernberikan dukungan. Adikku Sumi yang selalu rnenjadi motivator untukku agar selalu mernberikan yang terbaik. 6. Keponakan-keponakanku (Amar, Dwi, Rahrnah, Rahman dan 51 kembar (Aqila & Ayu)) yang selaht memberikan hiburan bagi penulis
7. Bapak Rojali, seollgai Kepala Sekolah MAN 11 Jakarta yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang bersangkutan. 8. Ibu Sri Padmini, sebagai guru mata pelajaran kimia kelas XI di MAN 11 Jakarta yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis. 9. Dharma Fajaryang seialu membantu melancarkan terselesainya skripsi iui. 10. Ka
Duwi
dan
Abdi
yang
selalu
memberikan
dukungan
hingga
terselesaikannya skripsi iui II. Teman-teman sepeJjuangan kimia'05 yang telah membe:rikan dukungan dan persahabatan. 12. Rekan-rekan di Maestro yang tdab memberikan saran dan dukungan. 13. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya smpsi ini.
Akhirnya, tiada untaian kata yang berhargaselain kata syukur
Alhamdulillahirabbil'alamin atas karunia dan ridho-Nya. Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi ppenulis dan umumnya bagi pembaca. Depok, November 2009
Penulis
DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK
II
KATAPENGANTAR
IV
DAFTARISI
V1
DAFTAR LAMPIRAN
IX
DAFTAR TABEL
X
DAFTAR GAMBAR
XI
BAR L PENDAIDJLUAN A. Latar BeJakang
J
B. Jdentifikasi Masalah
6
C. Pembatasan Masalah
6
D. Perumusan Masalah . v E. Manfaat Penelitian
rV0'''"0''"'
(D
-I
6
6
BAB it DESKRlPSI TEORlTlS, KERANGKA PIKUl nAN HlPOTESIS A. Deskripsi Teoritis
l. BeJajar
8
2. Basil Belajar
9
3. I1muKimia
J2
4. Materi Kelarutan dan Basil kali kelarutan
J4
5. Gaya Belajar
J7
6. Model Pembelajaran
28
7. Pembelajaran Kooperatif
29
8. TGT (Teams Games Tournament)
32
9. PTK (Penelitian Tindakan KeJas)
34
C. Kerangka Pikir
40
D. Hipotesis Tindakan
41
BAB ill. METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian
42
B. Waktu dan Ternpat Penelitian
42
C. Metode dan Desaiil Intervensi
42
D. Subjek Penelitian
43
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitlan
43
F. Tahapan Intervensi Tindakan
43
G. Hasil1ntervensi Tindakan yang dlharapka4)--
45
H. Data dan SurnberData
45
L Instmrnen Pengumpul Data'
45
J. Teknik Pengumpul Data
47
K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan 1. Validitas
47
2. Reliabilitas
48
3. Pengujian TarafKesukaran
49
4. Daya Pembeda
49
L. Analisis Data
I. Analisis Kualitatif
50
2. Analisis Kuantitatif
51
M. Indikator Keberhasilan
53
N. Tindak Lanjut Perencanaan Tindakan
53
BAB IV. BASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HasH Penelitian
1. Siklus 1 a. Perencanaan
54
b. Pelaksanaan
54
d. Refleksi
59
e. Keputusan
60
-"
2. SiklusII
a. Perencanaan
61
b. Pelaksanaan
61
c. Basif Pengamatan
62
d. Refleksi
67
e. Keputusan
6.8
3. Siklus III a. Perencanaan
(-i8
b. Pelaksanaan
68
c. HasH Pengamatan
69
d. Refleksi
74
e. Keputusan
74
B. Analisis Hipotesis Tindakan
75
C. Pembahasan
76
D. Keterbatasan Penelitian
79
BAB IV PENUTUP
/"
A. KesimpulancY
80
B. Saran
80
DAFTAR PUSTAKA
81
LAMPmAN-LAMPmAN
DAFTAR LAMPlRAN Lampiran 1 Tabel Flanders Pertemuan Pertama Siklus I
85
Lampiran 2 Tabel Flanders Pertemuan Kedua Siklus I
86
Lampiran 3 Tabel Flanders Pertemuan Ketiga Siklus 1
87
Lampiran 4 Tabel Flanders Pertemuan Pertama Siklus II
88
Lampiran 5 Tabel Flanders Pertemuan Kedua Siklus 11
89
Lanlpiran 6 Tabel Flanders Pertemuan Pertanla Siklus III
90
Lampiran 7 Tabel Flanders Pertemuan Kedua Siklus III
91
Lampiran 8 Tabel Flanders Pertemuan Ketiga Siklus III
92
Lampiran 9 Perhitungan Aktifitas Siswa
93
Lampiran 10 Penilaian Psikomotorik
94
Lampiran 11 Rata-rata Nilai Psikomotorik
96
Lampiran 12 Perhitungan Tabel 8
98
Lampiran 13 Perhitungan Tabel14
99
Lampiran 14 Perhitungan Tabe122
100
Lampiran 15 Uji T siklus I dan II
101
Lampiran 16 Uji T siklus II dan III
102
Lampiran 17 Pedoman Wawancara dengan Siswa
103
Lampiran 18 Jawaban Wawancara dengan Siswa pada Siklus I, II & III
104
Lampiran 19 Perhitungan Validasi Soal
110
Lampiran 20 Rekapitulasi Koefisien Korelasi dan Status Butir
114
Lampiran 21 Realibilitas Butir Soal
116
Lampiran 22 Kisi-kisi Instrunlen
118
Lampiran 23 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
130
Lampiran 24Tes Akhir Siklus
199
Lampiran 25 Surat Permohonan Bimbingan
221
Lanlpiran 26 Surat Izin Penelitian
222
Lampiran 27 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian
223
LanTDiran 28 Uii Referensi
224
DAFTARTABEL Tabel I Perolehan nilai ulangan harian kelarutan dan hasil kali kelarutan tahun ajaran 2007/2008 Tabel 2 Ciri Gaya Belajar dan Petunjuk Belajar EfektiJ
2 25
Tabel 3 Kisi-kisi Insmunen Penelitian Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
46
Tabel 4 Pedoman Konversi Persentase Rata-rata Kel11al11puan Psikol11otor Siswa
51
Tabel5 TindakanSiklus I
55
Tabel6 Hasil Catatan Lapangan Siklus I
56
Tabel 7 Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus I
57
Tabel 8 Perolehan Nilai Tes AkhirSiklus I
58
Tabel9 HasilPenilaian Psikol11otorik Siklus I
59
Tabel 10 Tindakan Perbaikan Siklus I
60
Tabel II Tindakan Siklus II
61
Tabel 12 Hasil Catatan Lapangan Siklus Il
62
Tabel 13 Hasil Wawal1cara dengan Siswa Siklus II
64
Tabel14 Perolehan Nilai Tes Akhir Siklus II
65
Tabel 15 N-Gain Hasil Belajar Siklus I & Il
65
Tabel 16 Hasil Penilaian Psikol11otorik Siklus Il
66
Tabel17 Hasil Penilaian Psikol11otorik Siklus I dan Il
66
Tabel 18 Til1dakal1 PerbaikanSiklus III
67
Tabel19 Tindakan Siklus III
68
Tabel 20 Hasil Catatan Lapangan Siklus III
69
Tabel21 Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus III
71
Tabe122 Perolehan Nilai Tes Akhir Siklus III
72
Tabe123 N-Gain Hasil Belajar Siklus Il & III
72
Tabel 24 Hasil Penilaian Psikol11otorik Siklus III
73
Tabel 25 Hasil Penilaian Psikol11otorik Siklus Il dan III
73
DAFTAR GAl\'ffiAR Gambar I Model Penelitian Tindakan Kelas
43
Gambar 2 Model Penelitian
44
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan yang
s,mgat penting untuk
membangun l11anusia agar memiliki kecerdasan dan akhlak l11ulia. Tidak hJlIlya itu, pendidikan juga dapat mempennudab kita dalam bersosialisasi dengan orang lain selta memperoleh keterampilan yang berguna bagi diri sendiri maup1lll masyarakat sekitar. Dalam kehidupan masyarakat modeln, pendidikan diselenggarakan oleh sekolah. Salah satu mata pelajarall yang diajarkan di sekolah
dan
memegang peranall yang cukup penting dalam kehidupan manusia adalah kimia, Kel11ajuan sains dan teknologi yang begitu pesat dewasa ini tidak lepas dati peral1atl ilmu kimia. Namun mellurut pengalaman peneliti, selatna illi kimia cendenlllg dianggap sebagai pelajaran yang llIenyulitkan olel! sebagian besar siswa, dikarenakan pelajaran kimia identik d,engan pelajat'an yang menegangkal1 dan gruu yang galak. Mayoritas pembelajaran di sekolah dilakukllll dengan menggunakan metode ekspositOli. Hal ini membl1at sebagian siswa merasa cepat jenuh sehingga komwlikasi hal1ya berlangsung satu arah yaitu guru ke siswa, Guru lebih l11el1dolllinasi pembelajaran, sedangkan siswa pasif lllel1dengarkml dan mencatat. Pembelajm'an yang baik adalah pembelajaran ymlg ada tilllbal balik atltara glml dengal1 siswa datl siswa dengan gurll. Sehingga pada proses pembelajaran siswa hanls diikutsertakml Peratlall gr1ll1 sangat penting dalam tercapaillya tujuall pembel!tiaran. Untuk itu gum harus melllpunyai strategi pembelajaran yang tepat sehingga h\inatl pel11belajaraJl tercapai, Unhlk mencapai hasil helajar ymlg optimal,
gtUU
hams l11enggullakan kOlllunikasi banyak arab alau komunikasi yatlg tidak hanya lllelibatkan interaksi dinalllis atltara guru dim siswa, tetapi juga melibatkatl siswa dengatl siswa.
2
Berdasarkan infOlmasi yang diperoleh dati gnm kUnia, diketahni bahwa sebagian besar siswa kelas Xl IPA MAN I I tidak pernah bertanya tentang materi yang behnn dipahanli kepada gum Rata-rata data nlangan barian kintia siswa terntama konsep kelarlltan dan hasil kali kelarntan sama dengan SKBM (Satnan Ketnntasan Belajar Mengajar) yang telah ditentllkan di sekolah yaitn 65. Namlln masih terdapat beberapa siswa nilainya masih dibawah SKBM. Kelarntan dan hasil kali kelarntan mernpakan salah satn konsep penting dalam kimia. Jika dibandingkan dengan materi kimia yang lain, kelarutan dan hasil kali kelarutan mempakan makr.i yang lumayan suJit. Karena materi ini lebih mengandalkan kematnpllan penerapatl dan anaJisis. Sehingga hasil belajar kimia siswa khususnya !celamtan dan hasil kall kelamtan lllasih rendah. Hal ini mernpakan lllasaIah yang mendorong diJakukannya penelitian pendahuInan di kelas XI IPA MAl\! 11 Jakatta. Adapml perolehan nilai \uangan hatian kimia siswa pada pokok bahasan kelamtan dan hasil kali kelarntan adalah sebagai berikut : Tabel I. Perolehan nilai u1angan hatian kelamtan dan hasil kali kelanrtan talulll ajaran 2007/2008 Nilai
Frekuensi
Persenlase (%)
::::80
4
20
70-79
7
60-69
8
50-59
I
~l
Berdasarkan tabel I dapat diketahui ballwa rata-rata nilai ulangan harian kelamtatl dan hasil kaJi kelamtan kelas XI IPA adalah 65. Dengalluilai tertinggi 80 dan nilai terelldah 50. Modus dari data tersebut adalah 70 dengan jmnlah siswa 20 orang. Penelitian pendahuluan dilakukan pada tanggal 7 April 2009, yang diawali dengan lllelakukan observasi lapangan. Selain itn dilakukan
3
wawancara terbadap gum dan siswa kelas XI IPA MAN 11 Jakarta. Hasil penelitian pendahuluan tersebut adalah sebagai berikut : I. Ketidaksiapan siswa dalam belajar kimia, bal ini dapat dilibat dari sebagian besar siswa baru mengeluarkan buku keuka gunll1lemintanya 2. Sebagian besar siswa tidak l1lemplmyai buku paket ~jmia. 3. Glml smlgatjarang memberikan catatan, sehingga siswa sering mengalami kesulitan memahami materi. 4. PembeIajm'an yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode ekspositori. 5. Sebagian
besar siswa kurang
aktif selama proses pembelajaran
berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari siswa jarang mengajukan pertanyaan, saat guru bertanya hanya sebagian siswa yang menjawab sedangkan ymlg lain diam. 6. Beberapa siswa kurmlg fokus dalam menyimak mat,~ri yang diberikan oleb glml. Hal ini dapat dilihat dengan ada siswa yang mengeIjakan tugas lain dml mengobrol saat guru sedang menyampaikan malCli. 7. Guru jarang memperhatikan siswa secara personal di dalam kelas terutama terhadap siswa yang dndnk paling belakang. Hal ini dapat dilihat ada siswa yang meugantnk saat pelajaran berlmlgsung dan gum tidak mengetallUi. 8. Berdasarkan basil wawancara, sebagian besar siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang bersifut monoton. Karena sedikit atau tidak sama sekaJi materi terpaut pada pilcimn siswa. Berdasarkan basil penelitian pendabuluan terlihat bahwa siswa kelas XI IPA mengaJami masalall dalam belajar. Hal ini dapat dilihat dari lllotivasi dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Kegagalan dalam belajar kunia sebenamya tidak seJalu disebabkan oleh ketidakpandaiml siswa, tetapi dipengaruhi oleh faktor lain.l\IIenurut Purwanto menyebutkan ada dua faktor yang l1lempengaruhi basil belajm', yainl faktor illdividual dan falctor sosial. Falctor individual terdiri dari kematmlgan, kecerdasan, latiban, motivasi diri dan sifat-sifat pribadi seseorang. Sedmlgkan
4
faktor sosial antara lain adalah keadaan keluarga, motivasi sosial, alat-alat pengajaran, linglamgan dan kesempatan, guru dan cara mengajfu. 1 Gum dapat meningkatkan motivasi dan keaktiflm siswa dalam proses pembelajaran dengan suasana pembelajaran yang mmyenangkan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dapat diciptakan oleh gum dengan megetalmi gaya belajar siswa dan mengoptimalkallllya melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament). Menurut Dryden dan Voss yang dilaltip oleh Nggandi Katu mengatakan bahwa beliUar akan efektif jika suasana pembelajarallllya menyenangkan. Suasana yang menyenallgkan dan tidak diikuti suasalla tegang sangat baik untuk membangkitkall motivasi beliUar. Siswa pada dasarnya belajar paJing efek-tif saat mereka sedang bermain atau melakukan sesuatu yang ll1engasyikkan 2 Proses pembelajarall yang dilakukall oleh guru dapat disajikall dalam bentnk permainan salah satlmya adalah TGT. TGT mempakan sillgkatan dari
Teams Games Tournament. Model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) adalah moedel pembeJajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas siswa. Model pell1belajrall tersebut dapat menciptakan suasana pelllbelajaran yang ll1enyenangkan. Sehingga meningkatkall motivasi dan keaktifan siswa dalam proses pelllbelajaran di kelas. Gaya belajar siswa
dapat lebih
dioptimalkan
dengan model
pembelajaran TGT. Faktor gaya belajar yang mellggullakan modalitas seseorang
yaitu
cara
termUdall
dalam
menyerap
informasi
dellgan
menggunakan visual, audiotorial dan kinestetik. De FOlieI' dan Henarcki mengemukakan gaya belajar seseorang adalah kombinasi dmi bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengelola infoffilasi. Setiap orang mellliliki gaya belajar yang bebeda-beda, dan semua cam sama baiknya. 3
1
Z
M. Ngalim, Purwanl0, Psikolagi Pendidiknn., (Bundung: PT Rosdakarya, 2007), eel. v, h. 102 Nggandi Knill, "'Belajar Paling EfektifJika Menycuangkan", dalum www.lib.otll.k1iaya.ac.id.pdf. 7
him, 14 Fcbruari 2009. pk120:18 WIB J Bobi DCP0!1er & M. Henmcki, Quantum Leaming : membiasakan belqjar nyaman dan menyenagkan, Alih bahasa: A/wiyah Abdurrachman, (Bandung: Kaifa, 2001), 1. III
5
Gaya belajar dibedakan menadi tiga berdasarkan modalitasnya, yaitu : 1) Gaya bel1ijar visual, oraag yang memiliki gaya belajar ini lebih mudah menangkap informasi dalam bennJk visual bernpa simbol, gambar, label dan grafik. 2) Gaya belajar auditori, orang yang metnitiki gaya belajar ini lebill mudall melakukannya melalui apa yang didengarnya
sl~perti
: mendengarkan
pelajaran, contoh, dan cerita. Mereka lebih suka merekam kaset daripada mencatat. 3) gaya belajar kinestetik, orang yang memitiki gaya belajar ini lebih mudah belajar melalui gerak dan sentllhan. Menurut Anita Zulkaida, terdapat tiga jalur belajar yang dominan yainr visual, auditori dan kinestetik. Jalur visual (pengtihatan) dilakukan dengan mengingGt. .lalur auditori (pendengaran) dilakukan dengan mendengar. .lalur kinestetik dilalnJkan dengan melalntkan. Dengan prinsip perbedaan individual, setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalanl penggunaan jalm-jalur belajamya 4 Dalam kenyataanllya setiap orang memiliki ketiga gaya belajar tersebut, hanya saja ada satu gaya belajar yang 1ebih mendominasi. 5 Upaya yang dilahlkan untuk membantu mengatasi pennasalalJan siswa kelas XI IPA adalah dengan mellgoptimalkan gaya belajar yang terdapat dalam dili siswa melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament). Pengoptimalan gaya belajar tersebut dapat mempermudah siswa
dalam proses menyerap informasi. Diharapkan dengan mengoptimalkan gaya belajar dalalll diri siswa melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) illi siswa lebih llludah lllemahami mateti yang dipelajari
sehingga hasil belajar kimia siswa bisa lebih ditingkatkan. Berdasarkan uraian di atas, penulis tetiarik mengambil judu] penelitian "Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Mengoptimalkan Gaya Belajar melalui Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)."
4 Anita Zulknida, dkk., "Metodc Belnjar dengan Menstimulasi Ot'lk l<.iri dan Otak !(allan". dalam www.respository.gunadar01a.ac.id.pdf. 29 Januari 2009. pkl20:22 WIB 5 Bobbi DePorter, dkk, Quanhun Teaching .- mempraktikkan quantum learning di ntang-ruang kelas. (B,l11dlUlg : Kaifa, 2008), h. 85
6
B. IdentifikasiMasaJah
v
t~o\"lol-
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diidentifikasikan beberapa masalah : I. Guru tidak memperllitungkan gaya belqjar yang (umiliki siswa. 2. Siswa pasif dalam proses pembelajaran. 3. Masih rendalmya hasil belajar kimia siswa. C. Pembatasan MasaJah Dari identifikasi masalah di atas, masalall dibatasi hanya pada masalall peningkata!l hasil beJajar kimia dengan gaya belajar, yang dibatasi sebagai berikut: 1. Gaya belajar yang dimaksud adalah gaya belajar VAK (Visual, Auditori
dan Kinestetik). 2. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) 3. Siswa yang dimaksud adalall siswa Madrasah Aliyah Negeri 11 Jakalia. 4. Materi Kimia diambil dari materi kelas Xl untuk tingkat Sekolall Menengah Atas, yaitu Bab Kelarutan dan Basil Kali KelaTIltan. D. Perumllsan Masalah Dari pembatasan masalah di atas, penulis menunuskan pennasalahan sebagai berikut : Bagaimana mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajarall TGT (Teams Games Tournament) dalam meningkatkan hasil belajar kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa? E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dan penelitian ini adalall sebagai berikltt: 1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan gum dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran kimia. 2. Siswa semakin tenl10tivasi uutuk belajar karena partisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan suaSlUla pembelajaran semakin variatif dan tidak monoton.
7
3. Dapat memberikan masukan yang baik pada. sekolah dalam rangka perbaikan atau peniugkatan mutu pembelajaran. 4. Peneliti dapat meningkatkan pemalJaman dan penguasaan peneliti tentang gaya belajar dan model pembelajarall TGT (Teams Games Tournament) dan dapat menambah pengalaman peneliti. 5. Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan clapat dijadikan sebagai snahl kajian yang menmik yang perin diteliti lebih lanjnt dan lebih mendalam.
BABII DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DiAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. BeJajal' MenW1lt Wittig dalam bukunya Psychology (i! Learning, "beJajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segaJa macam/keselurnhall
tingkah
Jaku
snatn
organisme
sebagai hasiJ
pengalaman."l Pembahan tersebllt tidak terjadi karena adanya warisan gelletik atau
re~pons
secara alamiall, kedewasaaan, atau keadaan organism
yang bersifat temporer, seperti kelelahan, rasa takut, dan sebagainya. Melainkan pembahan dalam pemahaman, petilaku, persepsi, motivasi, atau gabungan dmi semuanya 2 Menurut Syahid, "belajar mempakan snatu kegiatau yang berproses dan tems mengalami snatu pembahan dan kemajuan kepada halhal yang positif,,3 Menmut Katu, "belajar adalah kegiatan dilakukan secara sadar dml selektif (bermmlfaat, penting, dan masuk aka!).,,4 Witherington dalmu bnkn Educational psychology, "belajar adalah snatn perubahan di dalmu kepribadian yang menyatak,m diri sebagai suatu poJa bam datipada reaksi ymlg berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaiall atan suatu pengertian.,,5 Dati pengeliian tersebut dapat disimpnlkan bahwa belajar adalall suatu aktivitas yang dilakukan oleh setiap manusia sehingga mengalami pernbahan tingkah laku sebagai akibat dari latihan dan pengalaman pengetahuan ymlg diperolehnya.
I Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan SlIlItu Pendekatan Ram, (Bandlmg : Rcmaja Rosdakarya, 2(06). Cel. XII, h.90 2 Bahamddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Beh?;ar dan Pembelajaran, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Medin, 2007), h. 14 J Ahmad Syahid, "Kotnunikasi Pembelajaran ", JUll1al Pcndidiknn & Pcmbclajaran, Vol 9, No.2, Oktober 2002, dnlam www.malang.ac-idlhtm. 8 hlm. 14 Febrnari 2009, pkl20:20 WIB 4Nggandi Kalu, "Belajar Paling Efcktif Jilin Menyenangkan ", dalarn www.1ib.atmajayaac.id.pdf. 7 him, 14 Febmuri 2009, pk120:18 WIB 5 Ngalim Purwanto, Psikolagi Pendidikan. (Banduug : Remaja Rosdakarya, 2(07), h. 84.
9
2. HasH Belajar Menurut Sudjana, hasil belajar merupakan pembahan tingkah laku yang meneakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 6 Aspek kognit!f berkenaan dengan hasil illtelektual siswa, peruhahan
sikap,
psikomotorik
aje/aii' berkellaan dengall
berkenaan
d'engan
hasil
belajar
keterampilan dan pembahan tingkah laku. a. Hasil Belajar Kognitif (Penguasaan Materi) Penilaian terhadap hasil belajar kognitif bertujuan unnlk meugukur penl,'Uasaan dan pemilihan konsep dasar keilllluan bempa Illateri-materi .:sensial sebagai konsep kunCli dan prinsip utllma. Konsep kunei dan prinsip utllllla keilmuan terse:but hanls dimiliki dan dikuasai siswa seeara tuntas, bukan hanya dalalll bentuk hafalan. Ranah kognitif ini mempakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental/otak. Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, l11ulai dari yang tingkatan rendall sampai tinggi, yakni : I) Pengetahuan/ingatan (knowledge) 2) Pemahaman (comprehension) 3) Penerapan (application) 4) Analisis (analysis) 5) Sintesis (,Iynthesis) 6) evaluasi (evaluation) Menurut Bloom yang dikutip oleh Ahmad SoJYau dkk, kemampuan-kemampuan
yang
termasuk
domain
kognitif
dikategorikall lebih terillei seem'a hierarkis ke dalalll enmn jenjang kemampuan, yakni hafalan (ingatan) (C l ), pemallanlan (Cz), penerapml (C3), analisis (C4), sintesis (Cs) dan evaluasi (C6). Jenjang kemampuan
6
h3.
Nmm Sudjann, Pentlalan Hasil Proses Belqiar Mcngqiar (Bandullg: Rem'!Ja Rosdnh
10
yang lebih tinggi sifulnya lebih kompleks dan merupakan peningkatau uari jenjang kemampnan yang lebih reudoo. 7 b. Hasil Belajar Proses (NormatiffAfektif) Hasil belajar proses berkaitan dengan sikap dan nilai berOlientasi pada penguasaan dan pemilikall kecakapan proses atau metode. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peselta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti : perhatian terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa honnat kepada guru dan sebagainya. Menurut Krathwohl yang dikntip oleh Ahmad SofYan dkk, ranah afektif ini dirinci menjadi linIa jenjang, yakni : 1) Perhatianfpenerimaan (receiving) 2) Tanggapan (responding) 3) Penilaianfpenghargaan (valuing) 4) Pengorganisasian (organization) 5) Karakterisasi terhadap suatn atau beberapa nilai (characterization by a value or value complex).
Kecakapan ini bersifat umum, dimiliki semua disiplin ilmu, sebagai prasyarat yang hams dimiliki siswa agar dapat menguasai disiplin illllU dan keahlian kejuman. Untuk menilai hasi belajar ini dapat digunakan instnunent evaluasi yang bersifat non tes, lllisalnya : kuesioner dan observasi 8 c. Hasil Belajar Aplikatif (Psikomotor) Hasil belajar ini mempakan ranOO yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah sesecirang menerima pengalaman belajar tertentu. Menumt Simpson yang dikutip oleh Ahmad SofYan menyatakan bahwa hasil belajar PSikolllotor ini tampak dalam bentuIc keterampilan dan kemmapuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor mempakan kelanjutan dari hasil 7
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluar;j Pembelajaran IPA Berbasis Kompelensi, (Jakarta: UIN Jakro1a.
Press, 2006), h. 14
8Ahmad Sofyon, dkk, Evaluosi Pembe/ajaranlPA BerbasisKompetensi, (Jakarta: DIN Jakarta Press. 2006), h. 19
11
belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah siswa mennnjnkkan perilakn atan perbnatan tertentu sesnai dengan makna yang terkandnng pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan siswa sehari-hari. Ranall psikomotor ada yang membagi tujuh tiugkatan dan ada pula yang hanya enam tingkatan, yakni : 1) Persepsi - perception (malllpu menafsirkan rangsallgan, peka terhadap rangsangan, menyeleksi obyek) 2) Kesiapan - set (mampu berkonsetrasi, menyiapkan diri secara fisik, elllosi, dan mental) 3) Gerakan terbilllbing - guided response (mampu meniru contoh, Illencoba-coba, pengembangan respons bam) 4) Gerakan terbiasa - mechanism (berketerampilan, berpegang pada pola, respons barn mUllcul dengan sendirinya) 5) Gerakan kompleks - complex overt response (sangat terampil secara lancer, luwes, supel, gesit, Iincall) 6) Penyesuaian pola gerakan - adaptation (mampu mellyesuaikan
diri, bervariasi, pemecah masalah) 7) Kreatifitas/keaslian - creativity/origination (mampu mellciptakall yang bam, berinisiatif). Untuk menilai hasil belajar aplikatif ini dapat digunakan instrwllell tes killerja atau nontes dellgan pedoman observasi. Menumt Trowbridge dan Bybe yang dikutip oleh Alunad soJYan dkk, mellekankan bahwa domain psikomotor mencakup aspek-aspek perkembangan motOlik, koordinasi otot dan keterampilall-keterampilan fisik. Selalljutnya Trowbridge dan Bybe mengklasifikasikan domain psikomotor ke dalam empat kategori, yaitu : 1) moving (bergerak)
2) manipulating (memanipulasi) 3) communicating (berlonoilllikasi) 4) creating (menciptakan)
12
Berdasarkan pengertian domain psikomotor yang
telah
dikemukakan, penilaiau hasil belajar siswa pada domain psikomotor dititik beratkaIl pada keteralllpiIan motorik. Berdasarkan batasan ini, maka dalalll peIajaran sains (kimia), kOlllpetensi siswa dalam domain psikomotor diniIai antara lain ketika siswa sedang prak1:ikwn di laboratorinlll pada khususnya dan diskusi dalam pemeCahaIl masalah Hasil beIajar siswa dapat dipengaruhi oIeh dna faktor, yaitn : faktor daIam dan faktor Iuar. 9 I) Faktor dari dalaIll terdiri atas a) Faktor Fisiologis lllelipnti kondisi fisik dan panca indera. b) Faktor Psikologi meliputi bakat,
minat,
motivasi
din,
kecerdasaIl dan kemanlpuan kognitif 2) Faktor dati Inar terdiri atas a) Faktor LingkJmgaIllllelipnti alam dan sosial b) Faktor lnstwnental melipnti kJ111kuInm/bahan pelajaraIl, guru, sarana dan fasilitas serta administrasi secta gaya belajar, JO Jadi dapat disimpulkan ballWa hasil belajar adalalJ penilaian yang diberikan guru diakhir pelajaran dengan cara memberikan tes hasil belajar seperti nIangan, Icuis atan njian. 3. IImn Kimia
limn kimia merupakan ilmn yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawab,m atas pertanyaan apa, mengapa, daIl bagainJana gejala-gejala aIaIn; klm:msnya yang berkaitan dengan komposisi,. struktur dan sifat, lTansfonnasi, dinarnika dan energetika zat. OIeh sebab it\!, mata pelajaran kimia di SMA mempelajari segala sesnahl tentang zat yang melipnti komposisi, sh'uktnr daIl sifat, transfonnasi, dinamika dan energetika zat yang melibatkan kelerampilan 9
Ahmad Sofyan, dkk, kva/uasi Pembelqjaran JPA Bel'basis Kampetensi, (Jakarta: UlN Jakarta
Press. 2006), h. 23 \0
Ngalim Punvanto, Psikologi Pendidikan, (Bandlmg : Remaja Rosdnkaf)'3, 2007), h. 105
13
dan penalaran. Ihnu killlia lllel1lpakan produk (pengetahuan kimia yang bel1lpa fakta, teori, prinsip, hukum) tellluan saintis
dan proses (kelja
ilmiah). Oleh sebab itn, dalam penilaian dan pembelajaran kimia hanls lllemperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai produk dan proses. Tujnan dan Fungsi Pembelajaran limn Kimia Mata pelajaran kimia di SMA & MA bernUuaJl dan berftmgsi sebagai berikut. a. Menyadari keteraturan dan keindahan alam nntuk mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. b. Memupuk sikap ilmiah yang mencaknp: 1) sikap jujur dan obyeklif terhadap data; 2) sikap terbuka, yaitll bersedia menerima pendapat orang lain selta mall mengnbah pandangannya, jika ada bukti bahwa pandangannya tidak bellar; 3) ulet dan tidak cepat pntns asa; 4) klitis terhadap pemyataan ilmiah, yaitn tidak mudah percaya laupa ada dulnmgan hasil observasi empiris; dan 5) dapat bekeljasama dengan orang lain. c.
Memperoleh pengalaman dalam menerapkau metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimeu, dimana siswa melakukan pengujian hipotesis dengan
merancang eksperimen
melalui pemasangan
instnlluen, pengambilan, pengolahan dan interpretasi data, serta mengkomllnikasikan hasil eksperimen secara Iisan dan tertulis. d.
Meningkatkan kesadaran tentang aplikasi sains yang dapat benmmfaat dan juga mel1lgikan bagi individu, masyarakat, dan lingklmgan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestruikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.
e.
Memahami konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya dan penerapannya IIntuk menyelesaikan masalah dalam kelridupan seharihari drul teknologi.
14
f.
Membentuk sikap yang positif terhadap kirnia, yaitu merasa tertarik Imnlk mempetajari kimia lebih lanjut karena merasakan keindahan dalam keteraUU'an perilaku alam serta kemampuan kimia dalam menje1askan berbagai penstiwa alam dan penerapanllya dalmn teknologi. II
4. Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan a. Kelarutan 1) Pengertian Kelamtan Kelarutan zat dalmn air sangat beragam. Ada zat yang mudah larut dan ada yang sukar larut. Kelarutan adalall jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertennl pelarut. Elektrolit-elektrolit mempullyai harga kelarutan yang berbeda-beda satu sarna lain. Jika ke dalam sejul1llall air lata tambahkan temsl1lenerus zat terlarut, lama-kelamaan akan tercapai satu keadaan dil1lana semua moleklll air terpakai wltuk menghidrasi partikel yang dilarutkan, sehingga larutan itu tidak rnampu lagi menerima mellerima zat yang ditambahkan. Maka dapat dikatakan larutan tersebut telah mencapai keadaan jenuh. Larutan jenuh adalall larutall yang telall mengalldullg zat terlarut dalam konsentrasi maks.imum (tidak dapat ditambahkanlagi).12 2) Sanlan Kelarutall
a) Zat yang mudalllal1lt : gram per 100 gram air b) Zat yallg sukar lamt
: mol per Liter (kemolarall)
b. Tetapan HasH Kali Kelarutan (Ksp) Dalam suatu larutan jenuh dan suatu elektrolit yang sukar lamt, terdapat kesetimbangan antara zat padat ymlg tidak larut dall ion-ion itu ymlg lamt. MA (s)
;;:!
Nt (aq) + A' (aq)
II Dcpdih,ms, "Kuri1.'1dum 2004 Standar Kompetensi Mata Pclajaran Kimia SMA dan MA", clalmn www.smantas.nctlkimia.pdf. 37 hIm. 27 jauuari 2009.pkl20.30 WIB 12 Michael Purba, Kimia Imhlk SMA Kelas Xl, (Jakarta: ErIangga, 2007), h.266
15
Karena zat padat tidak mempunyai konsentrasi, maka tetapan kesetimbangan reaksi ini adalah hasil kali konsentrasi ion-ion, dan disebllt hasilkaJi kelarlltan, denganlanlbang KSp.13 Ksp = [M+] [K] c. Hubungan Kelamtan (s) dan Tetapan Hasil Kali kelamtan (Ksp) Perhatikan kesetimbangan yang teljadi dalam larutan jenuh A&Cr04 A&Cr04 (s)
;::! 2Ag+(aq)+CrO~-(aq)
Konsentrasi kesetimbangan ion Ag+ dan ion CrO~- dalam larutanjenllh dapat dikaitkan dengan kelamlan A&Cr04 yaitll sesuai dengan stoikiometri reaksi (perbandingan koefisien reaksinya). Jika kelarutan Ag2Cr04 dinyatakan dengan s, maka konsentrasi ion Ag+ dalam larutan itu sarna dengan 2s dan konsentrasi ion
s
2s
erG;-
sarna dengan s.
s
Nilai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) A.g2Cr04 Ag2Cr04 dapat· dikaitkan dengan nilai kelarutallllya (s) sebagai belikllt Ksp
=
[Ag""] [CrO~-]
=
(2si (s) = 4s 3
d. Pengamh Ion Senama terhadap KeIarutan Kelarutan elektrolit dalam air mumi, ion-ionnya berasal dati satu sumber yaitu dari elektrolit padat. Sedangkan larutan yang mempunyai ion senama (sejenis), ion-ionnya berasal dari dua sumber. Jika Ag2Cr04 dilarutkan daJam air, maka satu-satllllya sumber ion Ag+ dan ion CrO~- berasaJ dari padatan Ag2Cr04. Sementara jika Ag2Cr04 dilarutkan dalam larutan Na2Cr04, maka ion CrO~- berasal
13
Michael Purba, Kimia lrntuk SMA Kelas Xl, (Jakarta: Erlangga, 200?). h.267
]6
dari Ag2Cr04 dan Na2Cr04, Dalam hal ini, AgzCr04 dan Na2Cr04 mempunyai ion senama yaitu ion CrO~- . Penambahan
A~Cr04
akan memperbesar konsentrasi ion
CrO~- atau ion Ag+ dalam Jarutan_ Akibatnya reaksi akan bergeser ke
arah ion CrO~- atau ion Ag+ sehingga jumlah A~Cr04 yang Jamt berkurang. Akan tetapi ion senama tida1< memp'mgaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan. e. Pengaruh pH terhadap Kelamtan Tingkat keasaman larutan (pH) dapat mempengaruhi keJarutan dari berbagai jenis zat. Suatu basa llmurnnya lebih Jarut dalam lamtan yang bersifat asam, sebaliknya sukar lamt da]am larutan yang bersifat basa. Garam-garam yang berasal dari asam Ie11lall akan Iebih 11ludah Jarut dalam ]arutan yanng bersifat asam kuat. pH dan Kelamtan Basa, dimana basa akan lebih sukar lamt daIam lamtan yang bersifat basa daripada dalam larutan netTa!. pH dan Kelarutan Garam. Contoh CaC03 sllkar lamt daIam air, tetapi Iarut dalam Iamtan HCL CaC0 3 (s) ;:: Ca 2+(aq)+ coi- (aq) DaIam larutan asam, ion CO i- akan diikat oJeh ion
IT
membentuk HCO; dan FhC03. I-hC0 3 a1
Reaksi Pengendapan Reaksi pengendapan
bertJ.~iuan
mengeJuarkan suatu iOIl dari
lamtannya. Misa!nya, ion kalsium (Ci+) dapat dikeluarkan dengan menamba!lkan Jarutan NazCO]. Dalam hal ini, ion Ca2+ akan bergabung dengan ion karbonat (CO;-) 11lembentJ.Ik CaC03, suatu garam yang slIkar Iamt, sehingga mengendap.
14
Michael Purba, Kimia un/Ilk SMA Kelas Xl, (Jakarta: Erlangga, 20(7), h.273
17
Hasil kali konsentrasi dinllnuskan dalam 111lnus tetapan kesetimbangan disebut Qc adalah sebagai berikut : Jika Qc < Ksp, larutan behun jenuh Jika Qc = Ksp, lal1ltan tepat jenuh Jika Qc > Ksp, terjadi pengendapall. 15 5. Gaya belajar Gaya belajar adalah cara yang lebih disukai dalam melaktikan kegiatan berpikir, memproses dan lllengerti suatu infonl1asi. Ada tnjuh gaya bel~jar yaitu : a. Pendekatan berdasarkan pada pemprosesan inforlllasi; menentukan cara yang berbeda dalam melllandang dan memproses infonnasi bam. Pendekatan ini dikell1bangkan oleh Kagan, Kolb, Honey & Mml1ford, Gregorc, Butler, dan McCharty. b. Pendekatan berdasarkan pada kepribadian; menentukan tipe karakter yang berbeda. Pendekatan ini dikembangkan oleh Meyer - BIiggs, Lawrence, Keirsey & Bates, Simon & Byram, Singer-Loomis, GreyWheelright, Holand, dan Geering. c. Pendekatan berdasarkan modalitas sensOli; menentukan tingkat ketergantungan terhadap indera tertenhl. Pendekatan ini dikell1bangkan oleh Bandler, Grinder, dan Messick. Contohnya adalah gaya belajar VAK (Visual, Auditori dan Kinestetik) d. Pendekatan berdasarkan pada lingkungan; ll1enentukan respons yang berbeda terhadap kondisi fisik, psikologis, sosial, dan instruksional. Pendekatan ini dikembangkan oleh Witkin, Eison, dan Canfield. e. Pendekatan berdasarkan interaksi sosial; mllnenhlkan cara yang berbeda dalalll berhubungan dengan orang lain. Pendekatan iill dikell1bangkan oleh Grasha-Reichlllan, Peny, Mann, Fnnnatlll-Jacobs, datl Merrill.
15
Michael Purba, Kimia un/Ilk SAfA Kelas XI. (Jakarta: Erlangga, 20(7), h. 299.
18
f
Pendekatan berdasarkan pada kecerdasan; menentukan bakat yang berbeda. Pendekatan ini dikembangkan oleh Gardner dan Handy.
g. Pendekatan berdasarkan wilayall otak; menentukan dominasi dari berbagai bagian otak' misalnya : otak kiri dan otak kanan. Pendekatan ini dikembangkan oleh Sperry, Bogen, Edwards dan Hermann. Akibat terjadi saling tnmpang tindih antara masing-masing pendekatan. Rita dan Ken Dun dari St. John's University, New York, telah menciptakan suatu kerangka gaya belajar yang menggabungkan beberapa pendekatan di atas yaitu ada lima kategori dan dua puluh satu elemen yang menjelaskan gaya belajar. Gaya belajar seseorang merupakan kombinasi dari semua lima kategori berikut : a. Lingkllngan: suara cahaya, temperattrr, desain b. Emosi
: motivasi, kellietan, tangglmgjawab, struktur
c. Sosiolol,>1
: seudiri, berpasangan, kelompok, tim, dewasa, bervmiasi
d. Fisik
: cara pandang, pemasllkml, Waktll, mobilitas
e. Psikologis : globallanalitis, otak kiri-otak kanan, implusiflreflektif Semlla gaya belajar tersebllt mempunyai kellngglllan dan kelebihan masing-masing. Hal ini karena setiap pendekatan yang digunakan mengakses aspek yang berbeda pada proses kognitif. Walaupwl ada banyak pendekatilll dalmn hal gaya belajar, hal ymlg paling penting adalall bagaimana pengetahuan meugenai gaya belajar dapat digunalcan untllk membmltll memaksimalkan proses pembelajaran, karena: a. mengerti gaya belajar mtrrid, sehingga tidal, terpaku pada satu gaya belajar saja. b. mengakomodasikan gaya belajar yang
berb(~da,
tetapi tidak mencoba
untuk terlalu memaksakan diri menuruti sel11nanya c. l11ulai mellyadmi bahwa gaya belajar patut diperhatikan dengilll sllngguh-sungguh. Dari berbagai pendekatilll yang ada, yilllg paling populer dilll sering digunakan ada tiga, yaitu :
19
a. Pendekatan berdasarkan preferensi sensori: visual, anditori dan kinestetik. b. Profil kecerdasan, dikembangkan oleh Howard Gardner. Menurut Gardner,
mannsia
mempunyai
kecerdasan
yaitu
linguistik,
logikalmatematika, interpersonal, intrapersonal, lllusik, naturalis, spasial dan kinestetik. c. Preferensi kognitif, dikembangkan oleh Dr.
Anthony Gregora
membagi kemalllpuan mentalmenjadi empat kategori yaitn : konkretsekuensial, abstrak-seknensial, konkret-acak dan abstrak-acalc. 16 Berdasarkan dari tiga pendekatan yang populer, pendekatan berdasarkan preferensi sensori seperti visnal, anditori dan kinestetik yallg akan dibahas lebih janl1. Mennrut Mariana yang dikutip oleh Nono Hery Yoenanto, "gaya belajar adalal1 salal1 satu dari lllacam perbedaan individu (individual difFerences) yang mempengamhi belajar seperti usia, bakat,
intelegensi umnm, pemilihan modalitas, motivasi.,,17 Mennmt Eny Pnrwandari, "gaya belajar adalal1 kOlllbinasi antara lllenyerap, kemudian mengatur, serta lllengolal1 informasi.,,18 Menurut De Porter dan Hemacki gaya belajar seseorang dilihat dari modalitas dan dominasi otak. Modalitas adalah bagaimana seseorang menyerap infonnasi dengan lllndah. 19 Situasi dan kondisi
untuk
berkonsentrasi sangat berhnbnngan dengan gaya belajar siswa. Jib siswa dapat mengenali gaya belajarnya, maka ia dapat mengelola dalam berbagai kondisi belajar. Menumt Honey dan Mnmford yang dikutip oleh Hennan DS, gaya belajar mempakan sikap dan tingkah lalcll yang menunjnkkan cara belajar
16 Adi. W. Gmmwan, Genius Learning Sfrategis, (Jakarta: Pt Gramedi3 Pustaka Utanm, 2007),
h.J39 17 Nona hery Yoenanto dan Muryantinah Mulyo, Pengol'llh GayaBelajar (Visual Auditorial dan Kinestelik) Terhadap Tingkat Prestas; Berajor Malemalika SYswa Sekolah Afemmgah Umum, (Lembaga Penelitian Universitas AirLangga, 2004), 11.3 18 Eny Purwandari, "K~ian Psikologi Belajar: Menguldr Prestasi Melalui Pengenawn Diri dan Optimalisasi Patensi", Vol .10, No. 1, Maret 2007: 84 - 95 dalam \V\vw.eprints.uI11s.ac.id/552/1I11._Eny_Purwandari.pdf, ]2 hhn. 2] AgustllS 2009, pk120:48 WIB 19 Bobi DePorter & M. Hcmacki, Quem/um Learning: membiasakan bclqjaJ' YI)Iaman da}] menyenagkan, Alih bahasa: AlwiyahAbdurrachmml, (Bandung: Kaifa, 2001), h. 110
20
seseorang yang paling disukai. Gaya belajar yang dikenal dengan kesederhanaannya adalah VAK. Gaya belajar VAK mengglmakan tiga penerima sensori utama, yakni visual, auditori dan kinestetik dalam menentnkan gaya belajar seorang peserta didik yaug dominan. Gaya belajar VAK ini didasarkan atas teOli modalitas 20 Modalitas adalah caracara termudah seseorang menyerap infol1nasi. Modalitas seseorang dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaklli: (1) modalitas visual, belajar dengan cara melihat, (2) modalitas auditorial, belajar dengan cara mendengar, dan (3) modalitas kinestetik, belajar dengan cara bergerak, bekeJja, dan menyenmh 2J Meskipun dalam setiap proses pembelajaran peserta didik menerima il1fol1l1asi dari ketiga sensori terseout, akan tetapi ada Salall satu atau dna sensori yang dominan?2 Menul11t Brec1der dkk gaya belajar Slswa dapat dibedakan berdasarkan modalitas yang digtmakan dalam mengambil infol1nasi. Salah sam diantara klasifikasi yang digill1akan adalall instrmnent VARK, yang terdiri dati Visual (V), Auditori (A), Membaca-Menulis (R), dan Kinestetik (K). Siswa visual lebih menyukai pembdajaran melalui grafik, diagram, gambar atau memadukatl dalam berbagai warna. Siswa auditori lebih menyukai pembeJajaran dengan mendengarkan, interaksi dan dis]':usi. Siswa membaca-menulis menyukai pembelajaran melalui buku. Siswa kinestetik menynkai pembelajaran menggtlnakan atlggota tubulI dan mempraktekkaill1ya langsung. Ada beberapa siswa mempunyai sam gaya belajar yang dislIkai, namlm terdapat beberapa siswa yang lain memplmyai banyak gaya belajar yang disukai.
MeskipnQ demikian, penting
mengetahui gaya belajar yang disukai siswa lllltllk alasan ilmu pendidikan.
20 HeOllM DS, "The Development Of An Adaptive E-leanling Toward The Lcanting Style Diversity OfVisual-Auditory~Kinesthetic", dalam www.snlkn3-kuningan.net/seminar_uny/22_ Hernmn%20DS.pdf, l2 him, 21 Agus!lls 2009, pkl21.02 WIB 21Ahmad Syahid, "Komunikasi Pembclajaran", dalam wWlv.malang.ac.idfhtm, 8 him. 14 Febmari 2009, pkl20.20 WIB 22 Hennml DS, '
21
Proses pembelajaran dan gaya belajar siswa meillpengaruhi hasil belajar akademik siswa?3 Menurut Sidman gaya belajar dibedakall Illenjadi tiga yaitu auditori, visual dan kinestetik. Jenis gaya belajar tersebut disebut gaya belajar VAK (Visual, Auditori, dan Kinestetik). Gaya belajar VAK sangat cocok jika diterapkan pada metode pel11belajaran yang berbasis teknologi24 Pel11belajaran di Cina peruah menerapkan gaya belajar VAK dan gaya belajar ini sangat memotivasi aktivitas siswa di kelas.
25
Dari berbagai pengertiall tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara yang lebih disukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengelti suatu inforillasi. Gaya belajar berdasarkan Illodalitasnya dibedakan meujadi tiga, yaitu visual, auditori dan kinestetik. a. Gaya Belajar Visual Modalitas ini mengakses citra visual, yang diciptakan Illaupun diingat. Ciri-ciri siswa yang yang memiliki llIodalitas visual adalah: 1) Teratllr, memperhatika segala sesuatu, menjaga penampilan 2) Mengingat dengan gambar, Iebih suka membaca dari pada
dibacakan 3) Melllbutuhkan ganlabaran dan tqjuan menyehmlh dan menangkap
detail: mengingat apa yang dilihat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, mata atau penglihatan memegang peranan pelltillg. Dalam hal illi metode peng<\jarall yang digunakan Iebih banyak berupa peragaan dim penggrmaan media, l11engajak siswa ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran
23 Jennifer Brecker, dkk., "Learning styles of physiology students interested in the healt11 professions", Ad" Physio} Educ 33: 30--36, 2009 dalam w\vw.advan.physiology.orgl..l30.pdt: ShIm, 231Wli
2009, pk121.01 WJB.
24Cam L. Sidman dan Dimme Jones, "Addressing Students' Learning Styles tlrrough SkelClal PowerPoint Slides: ACasc Study", MERLOT JoumalofOnlincLcnrning and Teaching Vol. 3, No.4, December 2007, dalam wwwjorltmerlot.org.pdf; 12 hInt, 2..1 Juni 2009-, pkI2{);04WlB ].5C.Lenh Moore dan Ting Wmlg, «Adult Lemning Styles of Modern Chinese Educutionnl Learners: Challenging the Stereotype", dalam www.aare.edu.aul07pap/moo07557.pdf. 16 him, 3 Agustus 2009-, pkl 14.32 WJB
22
tersebut, atau dengan earn menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Siswa dengan gaya belajar visual harus melibat bahasa tubuh dan ekspresi muka guruuya untuk mengerti materi pelajaran. Siswa berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggtUlakan tampilan-tampilan visual, sepelti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam .kelas, siswa yang memiliki modalitas visual lebih suka rnencatat sampai detildetilnya mtuk mendapatkan informasi. Perlu juga bagi guru menggunakan spidol berwarna, dan menghadirkan simbol-simbol visual yang mewakili setiap konsep kunci. 26 b. Gaya Belajar AuditOli lvIodaiitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata, yang diciptakan mauptm diingat. Ciri-ciri siswa yang memiliki modalitas auditorial adalah: I) Perhatimmya mudah terpecah 2) Berbicara dengan pola berirama 3) Belajar dengan cara mendenb'1lJ:kan, menggerakkan bibir/bersuara saat membaca 4) Berdialog secara secara internal dan eksternal Siswa yang bCltipe auditori mengandalkmt kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya). Siswa yang mempllnyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggullakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang gtlI'll katakan. Siswa auditori dapat mencerna maklla yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya),
k'~cepatan
berbicara dan
hal-hal auditori lainnya. lllfonnasi tertulis terkadang mempullyai makna sedikit bagi siswa auditOli. Siswa sepilrti uti bias,mya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengml keras dan 26 Amalia Sulfiana, S.Ag, Menimbang Kembali "Gaya Mengajar Gum" 27 November 2008. http://uurulirnan1972_hlogspOLccun/200Se-ll_01_archive..btlllL 30 JUlllmri 2009
23
mendengarkan
kaset.
Mengajar
siswa
auditori
hendaknya
mengglillakan variasi vokal (perubahan nada, keeepatan, dan volume). Pengulangan materi dilakukan dengan meminta siswa menyebutkan kembali konsep kunei. e. Gaya Belajar Kinestetik Mellurut De Porter, gaya belajar kincstt:tik adalah penyerapan infonnasi yang dilakukan dengan eara mengeJjakarmya seem'a langsung atan mempraktekkannya Modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun diingat sehingga gaya belajar kinestetik eendenmg melibatkan aktivitas gerakan dalam belajar sepcrti : wawalleara, pcrmainan, dan simulasi. 27 Orang yang Illcnggunakan gaya belajar kinestetik mcuyukai studi lapangan dan kegiatan lain yang melatih pengalalllan belajar. 28 Mennrut Oxford dan Anderson yang dikutip oleh Noridah bahwa, siswa kinestetik menyukai gerak tubuh dan Illelllpraktekkannya seem'a langsnng. Mereka tidak nyalllan dllduk dalam wak1:u yang sangat lama. Mereka perIu sering melaknkan aktifitas fisik seperti games dan drama?9 Menurut Cluister Stenslllo, Pelllbelajaran kinestetiklebih suka Illengalllbil
infonnasi
menycntullllya,
melalui
mClllaillkal1,
anggota
berpil1dall,
tubuh dml
sepcrti
scbagainya,
dcngan tetapi
tClltuuya deugau menggunakal1 mata dan telinga. Kinestetik lebih suka melllprak'tekkmillya dan belajar secara lmlgsung. Mereka tidak snka dudnk dml berkonsentrasi terhadap visual, oral, atau infonnasi textual. Mereka suka eontoh sebelum teori dan praktek Illemberikan mereka kesempatan lllltuk menguji pengetahuan mereka. 30
27 Babbi DePorter, dkk, Quemlum Teaching: mempraktikkan quantum learning di ruang-nwng kelas. (Bandung : KaHil. 2008), h. 85 n Bobi DcPortcr & M. Hemacki, Quantum Leaming : membiasakan belqjar nymnan dan
menyenagkan, Alih bahasa: Alwiyah Abdurrachmall, (BtlUdlUlg: Kaifu, 2001) 29 Noridah, "Upper Secondary Students' Perception Towards Kinesthetic Leaming Activities Conducted Tn An English Classroom An Tnsighl ",. dalam www.cpnn!S.uln1.11ly/.. lNoridahSainMFP.pdf.SI hhll, 28 Jannari 20()'}, pkl 3:41 WIB )(J Christe.r Stensmo (2006), ., PerceptualprefercJlces in lCarnlllg muong teacher education
24
Menurut Dong Olson, gaya belajar kinestetik merupakan kemarnpuan menerima infonnasi yang berasal d.ari sentuhan, gerak dan mempraktekkannya. Orang yang memiliki gaya belajar kinestetik biasanya mengerjakan tugas dengan santai (tidak tegang) dan langsung mempraktekkannya. 31 Orang yang memiliki modalitas kinestetik akan belajar melalui bergerak, menyentuh dan melaknkan. Orang seperti ini sulit untuk duduk diarn berjarn-jarn karena keinginan mereka uutuk beraktivitas dan eksplorasi sangatlah kuat Alat bantu d.apat digunakan untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan menekankall konsep-konsep kunci, menciptakan
sllnulasi
dan
peragaan
konsep
agar
mereka
mengalaminya dan mengizinkall mereka beJjalan-jalan di kelas. Menceritakan pengalarnan pribadi guru mengenai wawasan belajar dan dorongan kepada mereka untuk melakukan hal sama akan sangat membantu pula32 Ciri-ciri modalitas belajar kinestetik : a. Berbicara dengan pelan b. Menanggapi perhatian fisik c. Menyentull orang untuk mendapatkan perhatian mereka d. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak e. Dapat belajar melalui lnaniplliasi dan praktek f.
Menghafal dengan cara beIjaian dan melihat
g. Menggunakan jari sebagai penmJjuk ketika me:mbaca h. Banyak menggunakan isyarat tllbllh i.
Tidak dapat dlldllk diam dengan waktll yang lama33
students in practical-aesthetical subject", dalam www.varkJeamcom. 13 hlm. 1 Agustus 2009. pkl22:30 WIB 31 Valerie Dong Olson, "Instruction OfCompetent Psychomotor Skill". College TeachillgMethod.<; & Styles Joumal- September 2008 Volume 4. Number 9. dalam www.loodoc.com/psychomolor-skill-pd~ 4 hIm, 23 Juni 2009, pkl20:13 WlB 32 Bobbi DePorter. dkk, Quantum Teaching: mempraktikkan quantum learning di mang-nwng kelas, (Balldullg : Kaifa, 2008), h. 57 33 Bobi DePorter & M. Hernacki, Quantum Learning: membiasakan be/ajar nyarnan dan menyenagkan, Alih bahasa : Alwiyah Abdllrrnchman, (Balldung : Kaifa, 200 I), h 118
25
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan babwa, gaya belajar kinestetik merupakan proses menerima informasi dengan
mempraktekarmya
secara
langslmg
melalui
sentullan,
permainan dan gerak. Seseorang yang memiliki gaya belajar kinestetik akan efektif, jika menggtmakan cara antara lain : demonstrasi, studi lapangan, membuat dan melakukan. Ciri-ciri orang yang memiliki gaya belajar kinestetik adalah : a. menyelltuh orang dan berdiri berdekatan, banyak bergerak b. belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca, menanggapi secara fisik c. mengingat sambil bmjalan dan melillat Moomut Tyler yang dikutip oleh Nono Hery Yoooallto, perbandingan gaya belajar dil.ihat dari ciri-ciri gaya belajar dan petunjuk belajar efektif(tabeI2.l).34 Tabel 2.1 Ciri Gaya Belajar Kinestetik dan Petunjuk Belajar Efektif Ciri-ciri masing-masing gaya belajar
Petunjuk belajar
Orang doogan gaya belajar visual
Orang dengan gaya belajar visual
biasanya:
seharusllya :
l. Memerlukan kemampuan melihat
l. Menggunakan gambar lmtuk
lmtuk moogetahui sesuatu.
memperkuat belajar seperti : film, slide, gamar ilustrasi, dan diagram.
2. Mempunyai kelebilian pada wama.
2. Kode wama dapat mengorganisir catatancatatannya.
3. Memiliki kemampuan artistik.
3. Meminta petunjuk secara tertulis.
34 Nono Hery Yoenanto dan Muryant1.nah Mulyo, Pengoruh Gaya Be/ajar (Visual Audilorial dan Kines/elik) Terhadap Tingkat Prestasi Be/ajar Afatematika .s'iswa Sekolah Menengah Umum. (Lembaga Penclitian Universitas AirLangga, 2004), h.14
26
4. Selalu mengalami kesulitan dengan petnnjuk secara lisan. 5. Mengalami kesulilan,jika mengikuli pembelajaran dengall ceramah.
4. Menggunakan diagram danjlow charts dalanl membual ealatan.
5. Kala-kala yang dieja secara visuallebih mudah lmtuk diingat.
6. Selalu salah dalam menginlerprelasi kala-kala. Orang dengan gaya belajar audilOli
Orang dengall gaya belajar audilori
biasanya:
seharusnya :
1. Lebih suka mendapal infonnasi
1. Menggunakan tape recorder
dengan mendengarkan dari pada
unluk memperkual belajar.
melihat. 2. Mengalami kesulilan, jika mengikuti petnnjuk secara lertulis. 3. Kesulilan dalam Illembaca.
2. Belajar dengan Illewancarai dan berpartisipasi dalam diskusi. 3. Bila menghadapi les petunjuk dengan suara yang keras atau dengan tape recorder akan membanlu.
4. Mengalami Illasalall dengan Illenulis. 5. Kurang mampu dalam membaca bahasa lubuh dan ekspresi Illuka.
Orang dengan gaya belajar kinesletik
Orang
biasanya:
kineslelik seha11lsnya :
dengan
I. Lebih suka menggunakan tangal1l1ya 1. Pengalamall unluk belajar.
gaya
langsung
belajar
lebih
memperkual beilliamya seperti keIja
di
laboralorium,
pel111ainan peran, dl!. 2. Selalu dapal merangkai bagian tanpa 2. Sering berhenti dalam waktu-
27
petunjuk bacaan.
waktu belajar.
3. Mengalami kesulitan, jika belajar 3. Melacak dengan duduk.
belajar
angka-angka
untuk
pengucapan
dan
mengingatnya. 4. Belajamya
lebili
bail<,
melibatkan aktivitas fisik. 5. Mempunyai
kemampuan
koordinasi fisiko
jika 4. Menggtmakan komputer untuk memperkuat belajar. dalam 5. Mengeksperesikan kemampuannya dengan dansa, drama dan senam.
Dalam proses pembelajaran ketiga gaya belajar tersebut dapat digabungkan dan disajikan deugan latar belakang musik. Latar belakang musik yang biasa digunakan adalab Musik Baroque. Untuk tujuan pembelajaran musik Baroque dibedakan rnenjadi dua kategori, yaitu : a. Quick Baroque (antara 100 - 140 bit per menit) b. Slow Baroque (antara 55 -70 bit per menit) Pengaruh musik terhadap peningkatan kemampuan akademik sudab cukup lama diyakini dalam dunia penclidikan, yaitu dapat merangsang keberhasilan akademik jangka panjang. Musik dan ritme membuat seseorang lebih mudah mengingat. Hal ini disebabkan karena musik sebenarnya berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis seseorang. Selama melakukan pekerjaan mental yang berat, tekanan darah dan denyut jantung cenderung meningkat. Gelombang otak meningkat, dan otot-otot menjacli tegang. Se:lama relaksasi clan meditasi, denyut jantung dan tekanan darah menunm, dan otot-otot mengenclur. Biasanya akan sulit berkonsentrasi ketika benar-benar relaks, dan sulit untuk relaks ketika berkonsentrasi penuh.
Jadi
relaksasi yang cliiringi dengan musik membuat pikiran selalu siap clan
mampu berkonsentrasi. 35 Untuk pemasukan infonnasi, gunakan musik deugan tempo 55 - 70 bit per meuit. Untuk diskusi atau tugas yang menuntut kreatif, gunakan musik yang lebib aktif dengan tempo 100 140 bit per menit. 36 6. Model Pembelajaran
Menurut Soekamto dkk, model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang
melukiskan
prosedur
yang
sistematis
dalam
mengorganisasikan peugalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar terteutu,
dan
berfllllgsi
sebagai
pedoman
bagi
para peraucang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanal(an aktivitas belajar mengajar. 37 MeuUlllt Sudrajat, model pembelajaran adalah bentuk pembelajarau yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh gum Dengan kata lain, model pembelajaran melllpakan btmgkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. 38 Dari pengeltian tersebut dapat disimpulkan ballwa model pembelajaran adalall suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedomau dalam mereucanakan pembelajaran di kelas uutuk membantu peserta didik sedemikian lllpa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
35 Hanuuni, "Meningkatkan Kemampunn dan Kecepatan Belajar dalam konsep accelerated learning", dalam www.uin-suka.info/ejumaVindcx.php?option=com.. .id.html. 28 september 2009, pkl 09.00
WIB 36
Adi. W. Gunawan, Genius Leaming Strateg;s, (Jakarta : Pt Gramedia Pustaka Utama, 2007), h.
253 37 Trianto. (2007) Model-model Pembelajamn InovatifBerorientasi KOflstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka " Akhmad Sudrajat, Pengeman Pendekalan, Stmtegi, Metode, Teknik, Tal.1ik, dan Model Pembelajnran, dnlam http://akhmadsudrajat.wordpress.coml2008/09/12lpengertiwl-pendckatan-strategimetode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/, 15 desember 2009, pkl 08.00
29
Menurut Nieveen, kriteria model pembelajaran yang baik adalab sebagai berikut. a. Valid Validitas atau ketepatan model pembelajarlill berhubungan dengan dua hal, yaitu rasional teoritik yang kuat dan memilki konsistensi internal. b. Praktis Kriterium praktis menunjuk pada: pertama, para abli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang mereka kembangkan dapat diterapkan dan kedna, kenyataan menunjukkan bahwa apa yang mereka kembangkan tersebut betul-betul dapat diterapkan. c. Efektif Efektivitas
suatu
model pembelajaran
ditulljukkan dellgan
parameter: pertama, para ahli dan praktisi berdasarkan pengalamanuya menyatakan babwa model pembelajaran tersebut efekfcif, dan kedua, secara operasional model pembelajaran tersebut memberikan hasl sesuai dengan yang diharapkan.
7. Pembelajaran Kooperatif a. Pellgertian Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan mod"l pembelajaran yang diupayakan uutuk dapat meningkatkan peran serta siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada para siswa uutuk berinteraksi dan belajar secara bersama meskipun mereka berasal dati berbagai latar belakang yang berbeda?9 Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya keJjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. 4o Abdurrabman dan Bintoro memberi batasan model pembelajaran kooperatif sebagai pembelajaran yang 39
Kuntjojo;'Model Pembelejaran Kooperatif'. dalam http://ebel"Ullt.wordpress.com
/2009/07131/untitled, 15 desember 2009, pkl 08.10 40
Ismail, Model-model PembeJajaran, (Jakarta: Direktorat Sekolah Laujutan Tingkat Pertama
Dirjen Dikdasmen Depdikuns, 2002)
30
secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang sHill asab, silill asih, dan silill asuh antar sesama siswa se:bagai latillan hidup dalam masyarakat nyata. 41 Dari pembelajaran
pengertian kooperatif
tersebut
dapat
disimpulkan
adalab
model
pembelajaran
bahwa yang
mengutamakan kerjasama antar siswa dalam kelompok lmtuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir pada kegiatan belajar meng<\jar. b. Landasan Teoritis Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif didasarkan teori konstrulctivistik, babwa siswa dapat menemukan dan memahami konsep-konsep yang dipelajari dengan cara mongkonstruksi pengalamannya. Usaha untuk mengkonstruksi pengalaman akan lebih mudab dilakukan jika mereka melakukll.1111ya dengan bekeJja sama. Menumt Arends yang dikutip oleh kuntjojo, akar intele1.1:ual pembelajaran kooperatif berasal dari tradisi
pendidikan
yang
menekmlkan
pemikiran
dan
praktis
demokratis: belajar secara aktif, perilah.'U kooperatif, dan menghormati pluralisme ill masyarakat yang multikulhrral. 42 c. Unsm-unsnr Model Pembelajaran Kooperatif Ada empat Ullsur model pembelajaran kooperatif illantaranya sebagai berikut. 43 I) Adanya Peserta dalam Kelompok Peserta pembelajaran kooperatif adalah para slswa yang melakukan kegiatan belajar secara berkelompok. Pengelompokan siswa bisa dilakukan berdasarkll.11 beberapa perlimbangllll, misalnya minat, bakat kemampuan akademis, dst. Pe:rtimbangan apapun
41 Nurhadi dan Senduk, Pembelajaran Kontekstuol dan Penerapannya do/am KBK, (Malang: Penerbit Universitas Negeri Malans, 2003)h.60 42 KWltjojo,"Model Pembelejaran Kooperalif', dalam http://ebeklmt.wordpress.com /2009/07131/untitled, 15 desember 2009, pkl 08.10 43 Sal1jaya, Wina. Sfrafegi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta: Pren.da Media Gronp. 2009), h.241
31
yang dipilih dalam mengelompokkan siswa, tujuan pembelajaran hanls yang diutamakan. 2) Adanya Aturan Kelompok Aturan kelompok mempakan sesuatu yang telah disepakati oleh pihak-pihak yang terlibat, baik siswa s,ebagai peserta didik mauplm siswa sebagai anggota kelompok. 3) Adanya Upaya Belajar Setiap Anggota Kelompok Upaya belajar mempakal1 segala aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampual1, baik kemalllpuan yang telah dillliliki, lllaupun kemampuan yang bam Aktivitas belajar siswa dilah.'Ukan secara berkelompok, sehingga diantara mt:reka teJjadi saling membelajarkan llleialui tukar pikiran, pengalaman, lllaupnn gagasan. 4) Adanya Tujual1 yang Akan Dicapai Aspek tujuan dalam model pembelajaran ini dimaksudkan untuk memberikan arall pada perencanaan, pelaksanaan, dan juga evaluasi. Dengan adanya tujuan yang jelas, setiap anggota kelompok dapat memalJa.llli sasaran setiap aktivitas belajar. d. Karaktetistik Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan. Elemetl-elemen yang sekaligus merupakan karaktetistik pembelajaran kooperatif. Menurut Johnson karakteristik pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut. 44 1) Saling ketergantungal1 yang positif 2) Dapat dipertanggungjawabkan secara individu 3) Heterogel1 4) Berbagi kepemimpil1al1 5) Berbagi tanggung jawab 44 Ismail, Model-model Pembe1ajaran. (Jakarta: Dird'torat Sekolah Lanjutan Tingkat Pcrtama Ditjen Dikdasmen Depdik'lUls, 2002), h. 12
32
6) Ditekankan pada tugas dan kebersamaan 7) M<:Jmpunyai keterampilan dalam berhubunglm sosial 8) Efektifitas tergantung kepada kelompok
8. TGT (Teams Games Tournament) TGT (Teams Games Tournament) adalah salah satu model pembelajaran
kooperatif
Pembelajaran
kooperatif adalah
strategi
pembelajaran dengan jalan mengelompokkan siswa dalam kelompokkelompok kecil untuk menyelesaikan sebuah masalah dan menyelesaikan suatu tugas 45 Dengan pembelajaran kooperatif diharapkan dapat meningkatkan kemajnan belajar dan pembahan siswa yang Iebm positif TGT (Teams Games Tournament) mempakan model pembelajaran yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas selumh siswa dan mengandlmg lmsur permainan serta reinforcement Aktivitas belajar dengan pennainan dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT (Teams Games Tournament). Model pembelajaran ini memungkiukan siswa dapat belajar lebih santai disamping menmnbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. 46 Model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dapat menimbulkan suasana kelas yang menyenangkan.
Suasana yang
menyenangkan dan tidak diikuti suasana tegang sangat baik nntuk membangkitkan motivasi belajar. Pada dasamya belajar paling efektif saat siswa sedang bermain atan melakukan sesuatu yang :mengasyikkan.47 Hal tersebut dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. David L menyatakan bahwa huuan TGT (Teams Games Tournament) adalah menciptakan lingkungan kelas yang efektif, dimana semua siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan secara 45 Suhennan, Ennan. 2003. Strntegi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JleA Universitas Pendidikan Indonesia 46 Labschool Jakarta, "Model-Model Pembe1ajarall", dalam wijayalabs.wordpress.com/2008/04/22/model-model-pembelajaran, 15 okiober 2009, pk120.00 WlB 41 Nggaodi Kalu, "Belajar Paling EfektifJika Menyerumgkan", dalam www.1ib.atmajaya.ac.id.pdf. 7 him, 14 Fehmari 2009, pk120:18 WI
33
konsisten menerima dnkungan untnk meningkatakan hasil belajar. 48 . Ada lima komponen utama dalam TGT (Teams Games Tournament) yaitu: a. Penyajian kelas Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalalll penyajian kelas, biasanya dilaknkan dengan pengajaran Iangsung atan dengan ceramah, disknsi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harns benar-benar lllemperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan lllembantn siswa bekerja lebih baik pada saat keIja kelompok dan pada saat game karena nilai game akan menentnkan nilai kelompok.
b. Kelolllpok (team) Kelompok biasanya terdiri dari empat sampai lima orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etllik. Fungsi kelompok adalah untuk Iebih mendalami lllateri bersama teman kelompoknya dan lebih khnsus untuk lllelllpersiapkan game. c.
Game Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk
lllengtlii pengetahuall yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Siswa yang lllenjawab benar peltanyaan itu akan lllendapat lIilai. Nilai illi yang dikumpulkan siswa untuk tumalllen IlIl11gguan. d. Tumamen Biasanya tumamen dilakukan pada akhir lllinggu atan pada setiap unit setelalI gtlru melakukan persentasi kelas dan kelolllpok sndah llIengeljakan latihan soal.
48
De Vries David L, "Teams Games Tournament TheTeams Leaming Appproach", dalam
http://books.google.cojdlbooks?id~Eete2DTE3BkC&PIFPA20&lpIFPAI9&ots"hxHA45iGhu&dq=Jumal+
TGT#v='onepage&q=&f=false, 15 Desember 2009, 18.30WIB
34
e. Penghargaan Kelompok Gum kemudian mengumumkan kelompok yang menang, kelompok dengan nilai tertinggi akan mendapatkan hadiah dan pujian. Kelima komponen tersebut mempakan komponen penting dalam proses pembelajaran TGT (Teams Games Tournament). Masing-masing komponen mempunyai fimgsi yang berbeda dalam proses pembelajaran. Sehingga keberhasilan pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) tergantung pada kelima komponen tersebut. 9. Penelitian Tindalrnn Kelas (Classroom Action Researcll) a. Definisi Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kurt Lewin, penelitian tindakan adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Menumt Carr & Kemmis, penelitian tindakan adalah suatu bentuk penditian refleksif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka serta pemahaman mereka terhadap praJ...1:ikpraktik l11ereka dan terhadap sitnasi tempat praktik-pra1.1:ik tersebut dilakukan 49 MenUfut Suharsimi Arikunto, pengertian tindakan kelas diartikan dalal11 tiga pengertian50 , yaitu : l) Penelitiau yaitu menunjukkan pada suatu kegiatan meucermati suatu objek dengan menggunakan cam dan l11etodologi tertentu untuk
memperoleh
data
informasi
bennanfaat
dalam
l11eningkatakan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
49 Kunandar, Langkah Afudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Proftst Gum, (Jakarta: PT Rajagrnfindo Persada, 2008), h.42 50 Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: PT Bumi Aksma, 2007), hal. 2
35
2) Tindakan yaitu menunjukkan pada snatu gerak yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan siswa. 3) Kelas, dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas tetapi dalam pengertian spesifik. Yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dengan menggabungkan batasan tiga kata tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu peneermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimlllleulkan dan teIjadi dalam sebuah kelas seeara bersama. Tindakan tersebut dilakukan para guru atau peneliti dengan arahan dari guru atau peneliti yang dilakukan oleh siswa. ladi penelitian tindakan kelas adalall upaya yang dilakukan sekelompok guru seeara kolaboratif dalam rangka memperbaiki praktik pembell\iaran di kelas seeara berkesil1ambul1gan berdasarkan refleksi tindakan yang telall dilaksanakan. b. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas berbeda dellgan pellelitiall formal pada llllllllllllya.
Pellelitian tindakan kelas memiliki
beberapa
karaktetistik sebagai berikut. 5J
I) On the job problem oriented (masalah yang diteliti adalah masalah riil atau nyata yang muneul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewel1angan atau tanggung jawab pel1eliti). Penelitian tindakan kelas didasarkan pada masalah yang benar-benar dihadapi guru dalalll proses belajar lllengajar di kelas.
2) Problem solving oriented (berotiel1tasi pada pemeeallan masalah). Penelitian tindakan kelas yang dilakukart oleh guru dilakukan sebagai upaya untuk lllemecahkal1 masalall yang dihadapi oleh 51
Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Ke/as sebagai Pengembangan Proftsi Gurtl~
(Jakarta: PT Rajagrafilldo Persada, 2008), h.S8
36
guru dalam proses belajar mengajar di kelasnya melalui suatu tindakan (treatulent) terteutu sebagai upaya menyempumakan proses pembelajaran di kelasnya.
3) Improvement oriented (berorientasi pada peningkatan mutu). Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam rangka nntuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di kelasnya.
4) Ciclic (siklus). Konsep tindakan (action) dalam penelitian tindakan kelas diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulaug. Siklus dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tallllpan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
5) Action Oriented.
Dalam penelitian tindakan kelas selalu
didasarkan pada adanya tilldakan (treatment) terteutu nntuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. 6) Pellgkajian terhadap dampak tindakan.
7) Specifics contextual. Aktivitas pellelitian tindakan kelas dipicu oleh pennasalallan praktis yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar di kelas.
8) PartisipatOlY
(collaborative).
Penelitian
tindakan
kelas
dilaksallakan secara kolaboratif dan bermitra dellgan pihak lain, seperti teman sejawat. 9) Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi. 10) Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siltius dimana dalam satu siklus terdiri dari tahapan perencanaan
(planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (rejlektion) dan selanjutuya diulaug kembali dalam beberapa siklus.
37
c.
Tujuan PeneIitian Tindakan Kelas Secara umum peneIitian tindakan kelas mempunyal tujuan sebagai berikut. 52 1) Cara strategis guna memperbaiki Iayanan maupun hasil keJja dalam suatu lembaga 2) Mengembangkan rencana tindakan guna meningkatkan apa yang teIah diIakukan sekarang. 3) MeW1undkan proses penelitian yang mempunyai manfaat ganda baik bagi peneliti yang daIam hal ini mereka memperoIeh informasi yang berkaitan dengan pennasaIahan, maupun piliak sllbjek yang diteIiti daIam mendapatkan manfaat Iallgslmg dari adanya tindakallllyata. 4) Tercapainya konteks pembelajaran dari pillak yang terlibat, yaitu peneliti dan para subjek yang diteliti. 5) Timbulnya budaya meneliti yang terkait dengan prinsip sambil bekelja dapat melakukan penelitian di bidang yang ditekunillya 6) Timbulnya kesadaran pada subjek yang diteIiti sebagai akibat adanya tindakan nyata untuk menillgkatkan kllalitas 7) DiperoIeImya pengaIalllan nyata yang berkaitan erat dengan usaha penillgkatan kualitas secara profesionallllaUp1l1l akademik
d. Pl111sip dan Mallfaat Penelitian Tilldakan KeIas (PTK) Plinsip dalam pelaksanaan peneIitian tindakan keIas adalah sebagai berikllt 53 I) Tidak boleh lllengganggu proses belajar mengajar dan tugas lllengajar 2) Tidak boleh terlalu lllenyita waktn :52
Suknrdi, Metodologi Penelitinn PClldidikan Kompetensi dan Praktekllya, (Jakarta: PT Bumi
Aksarn. 2003). h.212 53 KUllalldar. Langkah Mudah Pene/Wan Tindakan KeJas sebaga! Pengembangan PmjcfJ'j Guru., (Jakarta: PT R,yagmfindo Persada. 2008), h.67
38
3) Metodologi yang digunakan harns tepat dan terpercaya 4) Masalah yang dikaji benar-benar ada dan dihadapi guru
5) Memegang etika keIja (minta izin, membuat laporan, dan lain-lain) 6) PTK bertnjnan uutnk memperbaiki alau meningkatkan mutn proses belajar mengajar 7) PTK menjadi media l;"1lflllmtuk berpikir kritis dan sistematis 8) PTK menjadikan guru terbiasa melakukan aktivitas yang bernilai
akademik dan ilmiah 9) PTK hendaknya dimulai dari permasalahan pembelajaran yaug
sederhana, konkret, jelas dan tajam 10) Pengumpulan data atau infonnasi dalam PTK tidak boleh te.rlalu banyak menyita waktn dan terlalu rumit karena dikhawatirkan dapat mengganggu tngas utama guru sebagai pengajar dan pendidik. B. HasH Penelitian yang Relevan
Menurut hasil penelitian Yoenanto dan Fardhana yang dikutip oleh Nono Hery Yoenallto dan Muryalltillah Mulyo, diperoleh hasil ada perbedaan yang
signifikan
dalam
prestasi
akademis
antara
mahasiswa
yang
mengguuakall gaya belajar auditori, visual dan kinestetik. Bahwa gaya belajar kinestetik paling efektif meuiugkatkan prestasi belajar jika dibandingkan dengan gaya belajar auditori dan visual. 54 Menurut penelitian yang telah dilakukall
oleh
Hery
Sutarto
dan
Ardhi
Prabowo
bahwa
sistem
pelllbelajaran/strategi yang dilakukan dengan Illelllanfaatkan Illodalitas VAK secara
optimal
lebih
dapat
mellingkatkall
kemampuan/kompetensi
komunikasi 55
54 Nono Hery Yoenanto dan Mmyantinah Mulyo, Penganth Gaya Be/ajar (Visual Auditorial dan Kinestetik) Terhadap Tingkaf Prestas; Be/ajarMatematika Siswa Sekolah Menengah Umum, (Lembaga
Penelitian Universitas AirLmgga, 2004), h.3 55 Rery Sutarto dan Ardlti Prabowo, Meningkatkan kemampuan komunikasi Matematika dengan Op/imalisasi Madalitas V-A-K (Visual-Auditori-Kinestetik) padaMata KU/iah Geometri Dasal', (Universitas
Negeri Semarang, 2007), h.38
39
Penelitian yang dilakukan oleh Paolo A. G. Sivilotti dan Scott M. Pike di Amerika Serikat menunjukkan adanya kecocokan antara gaya belajar kinestetik dengan pelajaran logaritma. Karena pembelajaran kinestetik telah meningkatkau interaksi siswa dan memperbaiki pembelajaran. 56 Nancy Csapo dan Roger Hayen juga telah melakukan penelitian melalui penyebaran angket pada 2.000 siswa yang berbeda tingkatnya di Amerika Serikat. Augket tersebut bertujuan lffitllk menentukan gaya belajar Slswa.
Sehingga
meningkatkan kesadaran dan pengertian mereka l11engenai peran gaya belajar dalal11 proses pembelajaran. Hasilnya adalah gaya belajar kinestetiklah yang berfoklls pada Teknologi informasi jika dibandillgkan dellgall gaya belajar auditori dan visual. 57 Menllntt Begel dkk, pellelitiall yang tclah dilakukall terhadap aktivitas pembelajaran kinestetik di California, Amerika Serikat l11elluujukkan gaya belajar kinestetik lebih memotivasi siswa dalam belajar. 58 Menmut Sejer Iversen dkk, penelitian terhadap teknik interaksi kinestetik di Denmark menunjukkan gaya belajar kinestetik menyenangkan dan memotivasi siswa dalam belajar59 Menllrut De Vries, penelitian TGT (teams Games Tournament) yang telah dilakukan terhadap siswa di Amerika Selikat meningkatkall kemampuan kognitif siswa. 60 Menllrut Hmnaini, siswa memberikan respon yang positif dalam pembelajaran matematika dengan model kooperatif tipe TGT dan meningkatkan hasil belajar siswa 61 56 Paolo A. G. Sivilotti dan Scott M. Pike, "The Suitability of Kinesthetic Leaming Activities for Teaching Distributed Algorithms", dalam www.cse.ohio-state.cdu/..Isigcse07.pdf. 5 hIm, 28 September 2009, 11.53 WlB
57 Nancy Csapo dan Roger Hayen, "TIle Role of Leaming Styles In The Teachil1g1Leaming Process", Volume VlI, No.1, 2006 Issues in Infonllation Systems. dalam www-iacis.org/../Csapo_Hayon.pdf,. 5 hIm, 28 September 2009, 11.59 WlB 58 Andrew Begel, dkk, "Kinesthetic Learning in the Classroom ", dalum www.research,microsoft.col1l/../kla.pdf, 2 hltll, 28 September 2009, pkl12.0S WIB 59 Ole Sejer Iversen, dkk, "Interactive Floor Support for K.iJtesthetic Interaction in Children Leaming Environments"', dalam www.daimi.au.dklkgronbak/homepage.pdf. 14 hIm, 28 September 2009, pkl
12.26WlB 60 David L. DeVries, "Teams Games Toumament A Gaming Technique Thnt Fosters Learning" dalam hltp://sag.sagepub.com/cgifpdf_e'iraCl17/1/21. pdf.14 desember 2009, pkl20.30.
61 Hml1ai.l1i," lmplementasi Pcmbelajaran KooperatifTipc Team Games Toumamellt (TGT) Pokak Bahasnn Bilangan Pecah.an pada Siswa SMP Negeri 1 Rantau Bndauh.", dalnm one.indoskripsicom/skripsiJjudul...Ipendidiknn~matemntika,14 desember 2009, pkl. 20.15
lUltllk
40
Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang telab dilakukan di beberapa negara termasuk Indonesia menunjukkan babwa pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa yang dislUikan melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan mencoba langsung. C. Kerangl{a Pikir Belajar merupa]{an suatu proses peruballan tingkah la]{u dari tida]{ tabu menjadi tahu dan dari tidak bisa menjadi bisa. Pembahan tersebllt dapat terlihat melalui hasil belajar. HasiI belajar yang dicapai hams menca]{up tiga aspek, yaitu : kognitif berkaitan dengan penguasaan Hlatcri, afektif berkaitan dengan sikap dan psikomotOlik berkaitan dengan keterampilan. Salab satu rendahnya hasil belajar kimia siswa yaitu banyak siswa yang beranggapan bahwa kimia Illerupakan pelajaran yang Illenyulitkan dan membosaukan. Oleh karena itu, pelajaran kimia yang menyulitkan agar tida]{ Illembosankan dan IllUdail dipahallli dapat disiasati dengan gaya belajar yang dillliliki oleh siswa. Gaya belajar adalall cara yang lebiIl disukai seseorang dalam mengingat dan menyerap infonnasi. Gaya belajar yang disesuaikall dan disajikan dalam belltuk model pelllbelajaran TGT (Teams Games Tournament) dapat mempennudah siswa dalalll memahami materi kelamtall dan hasil kali kelarutan sehingga hasil belajar killlia siswa dapat ditillgkatkan. Berdasarkan hal tersebut, Illa]{a diIlarapkan bahwa pengoptilllalan gaya belajar dellgan model pelllbelajarall TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa khususnya kelarutan dan hasil kali kelarutan. Berikllt adalah skellla kerallgka pikir pellgoptimalall gaya belajar melailli model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).
41
Pembelajarall kimia
~ Gaya belajar
~
Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)
t
Siswa memahami mated kelamtall dan hasil kali kelamtall
~ Menillgkatnya hasil belajar kimia siswa
D. .Hipotesis TindalGln Pellgoptilllalan gaya belajar Illelalui model pembelajaran TGT dalalll pembelajaran killlia diharapkan dapat meningkatkan hasH belajar killlia siswa khususllya pacta kOllsep kelamtan dan hasil kali kelamtan.
BABIII METODOLOGI PENELlTIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan pennasalahan yang telall dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalall untuk mengetahill pengoptimalan gaya bel;tiar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian iill berlangsung pada tanggal 27 April 2009 pada semester II (genap) tallUn ajaran 2008/2009. Sedangkan telllpat yang illjadikan penelitian adalall MAN 11 Jakarta. C. Metode dan Desain Intervensi TindakanlRancangan Siklus Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian iill bempa penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan melllperbaiki lllUtu praktik pelllbell\iaran ill kelas. I Penelitian ini dilak"1Jkan secara kolaborasi dengan gum bidang studi killlia di sekolah dengan pembelajaran tetap dilakukan oleh gum bidang studio Peneliti tetap berperan aktif dalam kegiatan belajar meng;tiar ill kelas. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus dan setiap siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengalllatan(observasi) dan refleksi. Siklus akan berhenti apabila ktiteria keberhasilan telall tercapai yaitu hasil belajar setiap siswa telall lllencapai nilai 70. Nilai tersebut sesuai dengan kriteria penelitian pada pembahasan kelarutan dan hasil kali kelamtan. Model penelitian tindakan kelas adalall sebagai berikut. 2
I Kunandar. LanglwhMudah Penelitian Tindakan KeJas sehagai Pengembangan Proftsi Guru, (Jakarta: PT Rajagmfindo Persada, 2008). h.45 2 Akhmad Sudmjat, Penelitian Iindakan Kela' (pari II), dalam http://akhmadsudfl\iat.wordpress.com/2008/03121Ipenelitian-tindakan-kelas··part-iil,html. 10 Nov 2009. pkl 00.15 WIB
43
REFLEKSI
J
!PEIlGAMATAIl
PEREllCAllAAtl
,/ '-UEFLEKSI
1 U/
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas John Elliot
D. SubjekIPartisipasi yang Terlibat Dalam penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI semester II tahuu ajarau2008/2009.
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam penelitian ini penelitiberkolaborasi dengan gum kimia Madrasah Aliyah Negeli 11 Jakarta dan bertindak sebagai guru. Selaiu mengajarkan maten, peneliti juga membuat dan merancang rencana pembelajaran dan mengevaluasi jalannya kegiatan belajar mengajar (KBM).
F. Tahapan Intervensi Tindakan Adapun tahapan intervensi tindakan yang dilakukan pada setiap siklus, yaitu:
44
Gambar 3.2 Model Penelitian
2.
l
Sosialisasi pengoptimalan gaya belajar melalni model pembelajaran TGT
Kegiatan Prasiklus
Siklus I
Observasi awal pro,es KBM di kelas penelitian. Wawancara dengan guru dan siswa
1.
Penelitian Pendahuluan
Tabap Perencanaan Merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan gaya bdajar melalui model pembelajaran TGT . Tahap Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan pembelajaran kimia sesua! dengan apa yang telOO direncanakan. Tahap Analisis Melal,ukan analisis data yang diperoleh sc1anm siklus l. Tahap Refleksi Menrmdakan reflehi herda.;;arkan analir.;:ir.;: data
I
TaJmp Pel'cncanaan
Siklus II
.
~
Merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT. Tabap Pelaksanaan TindakaD Melaksanakan pembelajaran kimia sesuai dengan apa yang teloo direncanakan. Tahap Analisis Melakukan analisis data yang diperoleh selarna siklus II. Tahap Refleksi Mengadakan refteksi be:rdasarkan analisis data
Tahap Percncanaan Merancang pembelajaran dengan
Siklus III
I
r
mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT. Tallap Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan pembelajaran kimia sesnai dengan apa yang telOO direncanakan. Tahap Analisis Melaltukan analisis data yang diperoleh selama siklus Ill. Tahap Refleksi Mengadakan refteksi dan siklus berhenti karena
...
....
..
Harapan Meningkatnya hasil belajar kimia siswa khususnya kelarutan dan hasil kali kelaruutan
45
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, pembelajaran dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kelamtan dan hasil kali kelamtan.
H. Data dan SumberData Jenis data yang dikllmpulkan dalam penelitian ini adalall : 1. Data Kuantitatif :
a. Hasil penilaian psikomotorik setiap pertemnan b. Hasil tes setiap akhir siklus 2. Data Kualitatif : a. Data hasil observasi setiap siklus bempa catatan lapangan dan tabel Flanders b. Data hasil wawancara c. Dokumeutasi atau foto untuk melengkapi kejadi<m-kejadian penting di kelas Sllmber data pada pellelitian tindakan kelas adalah siswa kelas XI IPA MAN 11 Jakarta, peneliti dan observer. I. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang Digunalmn
Illstfumen yang digrmakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Tes adalall sekumpulan pertanyaan atau latihan secta alat lain yang
digrlIlakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampllan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Adapun bentuk tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalall tes tertulis, yaitll uraian dan pilihan ganda dengan 5 altematif jawaban, tes ini diglmakan untuk mengrlkur penguasaan konsep siswa dalam materi kelamtan dan hasil kali kelarntan. Soal-soal yang diajllkan bempa materi yang akan dibahas pada saat pelaksanaan pembelajaran. Bentuk penilaian
46
soal pilihan ganda adalah dengan memberikan nilai 1 apabila SlSwa menjawab benar soal pilihan ganda dan memberikan nilai 0 apabila siswa menjawab salah. Sedangkan soal uraian adalah dengan memberikan nilai 10 apabila siswa menjawab benar, nilai 5 apabila siswa menjawab mendekati benarlkurang lengkap dan nilai 0 apabila siswa menjawab salah atau tidak menjawab. Tabel 3.1 Kisi-kisi Instmmen Penelitian Konsep Kelamtan dan Hasil Kali Kelarutan No
Indikator
1
Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut
2 3 4
5
6 7 8
Menentukan kelarutan suatu senyawa daJanl mollL Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut daJam air Menjelaskan hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kaJi kelarutan Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan Menentukan pH larutan dari harga Ksp-nya Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp
Jtl1l11ah % Keterangan : A
: Pilihan Ganda
B
: Uraian
Cl
A
B
C2 A B
C3
C4
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
I
-
-
3
I
-
-
-
-
3
-
-
-
-
3
-
-
-
-
-
Jumlah
%
-
2
3,4
-
-
4
6,8
-
-
4
6,8
I
-
-
4
6,8
6
2
-
-
II
18,4
10
4
-
-
14
23,7
A
B
A
B
I I
~
-
-
-
-
:3
-
4
3
10
16,9
-
-
-
-
-
-
8
2
to
16,9
2
-
9
I
22
8
12
5
59
100
15,3
1,7
37,3
13,5
20,3
&,5·
-
lOO
3,4
47
2. Lembar Observasi atau tabel flanders, untuk mencatat kejadiall-kejadian selama proses pembelajaran berlangslUlg. Tabel flanders ini berisi tentang kegiatan-kegiatan baik yang dilakukan oleh siswa ataupun oleh gum selama proses pembelajaran. 3. Catatan Lapangan berisi tentang aktivitas dalam waktu yang sudall ditentukan dan berupa catatan-catatan penting dari pengamat mengenai kegiatan pembelajam.
J. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Data hasil belajar siswa diperoleh dengan memberikan tes kepada siswa pada setiap akhir siklns yaitu berupa kuis. Tes akhir siklns iIII dilaksanakan setelah rangkaian setiap siklus selesai dilaksanakan. 2. Data hasil penilaian kemampnan psikomotorik. 3. Data tentang a1.'tivitas pembellljaran di dalam kelas, diambil dengan cara observasi menggwlakan catatan lapangan dan tabel Flanders. 4. Wawancara terhadap siswa dan gum. 5. Data hasil pengamatan selama pembelajaran berlangslmg diperoleh dari doktunentasi.
K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (TruslVorthilless) Studi Sebelum tes dijadikan sebagai instmmen penelitian, terlebih dahuln dilakulkan uji coba kepada responden, dalam hal ini di luar sampel yang sudah ditetapkan. Setelah itu inslTIlmen dinknr tingkat validitas, reliabilitas dan tingkat kesulkaran sehingga dapat dipemmbangkan apakah instrtmJen tersebut dapat dipakai atan tidak. 1. Validitas Validitas adalah snatu ulkuran yang mennnjukkan tingkat-tingkat kevalidan sesuatn instnnnen. Validitas merupakan syarat kevalidan atau kesahihan sesuatn instmmen. Snatn instmmen yang valid atau sahib
51
Tabel4. Pedoman Konversi Persentase Rata-rata Kemampuan Psikomotor Siswa Persentase rata-rata
lKategori
33-56
Kurang
57-78
Cukup
79-100
Baik
2. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif dilakukan terhadap hasil tes kemampuan akhir siklus. a. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptifberupa SkOf rata-rata (mean). Untuk menghitullg skor rata-rata hasil tes kemampuan siswa mellggunakan rumlls9 . M x
=LX N
Keterallgan : Mx
=
Mean (skor rata-rata)
LX
= Jumlah skor siswa
N
=
Number a/Cases Gumlab individu)
b. Analisis Hipotesis Tindakan Analisis hip6tesis tindakan dengan menggunakall lUi t ulltuk simple yang saling berhublmgan dengall rumus I 0 :
M
10 = -D-
SEMD
Keterangan : to
= nilai uji t
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik PendidikaJ], (Jakarta: PT R~ia Grnfindo Pers,,1da. 2007), llim 43 10 Anos Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikal1, (Jaknrta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.305
9
52
MD
=
Mean ofDifference. Nilai rata-rata hitung dari
bedalselisih antara skor 1 dan skor 2, yang diperoleh dengan rnmus :
LD
M D= - N
I:n
=
Jumlah bedalselisih antara skor 1 dan skor 2
N
=
Number ofCases (jmnlah individu)
SEMD
=
Estandar Eror dari Mean of Difference yang diperoleh
dengan rumus : SE.
_ SDD
MD-.JN_I =
Deviasi estindar dari perbedaan antara skor I dan SkOI
2 yang diperoleh dengan ruJDUS :
N
=
Number ofCases
c. Normalized Gain
Untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa mengglmakan rnmus Normalized Gain!! · SkorPostTest - Skor PI eTest N - Gam =- - - - - - - - - - Skorldeal- Skor Pr eTest
Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa mengalami peningkatan atau tidak, maka digunakan kriteria sebagai berikut. KategOli: Tinggi
: g> 0,7
Sedang
: 0,3 < g < 0,7
Rendall
: g < 0,3
11 Zulfialli, Pengcmballgan Program Pcmbelajaran Biotelmologi ulltuk Meningkatkall Kemampuan InJ..."Uiri Calon Guru dalnm Metamorfosa., Volume 1. No.2, OJ..1ober 2007. H.7
53
M. Indilmtor Keberhasilan Penelitian ini dikatakan berhasil atau siswa dinyatakan mengalami peningkatan basil belajar terbadap konsep kelarutan dlm basil kali kelarutan apabila tidak ada siswa yang mendapat nilai dibawah 70.
N. Tindak Lanjut Perencanaall Tilldakan
Tindakan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, dilaknkan berdasarkan analisis reflektif pada siklus yang telah dilaksanakan untuk mengetahui keberbasilan dan keknrangan yang teIjadi, selanjutnya disusun strategi-Sll.1tegi dalam upaya perbaikan pada siklus berikutnya. Tahapan yang akan dilaksanaka pada siklus b,eri!.'11tnya yaitn : 1. Perencanaan Identifikasi permasalall3Il y3Ilg dijumpai pada siklus ylmg telah dilaksanakan. Kemudian melakukan perbaikan tindakan dan perencanaan pembelajaran lmtuk siklus berikttlnya 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencanan pembe1ajaran. 3. Observasi Observasi dila!.'1tkan sel3Iua pelaksanaan tindakan untuk mengunlpulkan data-data penelitian dengan menggunakan instrunlen yang telall dibuat. 4. Refleksi Menganalisa, mengevaluasi dan refleksi data basil penelitian untuk mengetalmi apakah tindakan yang telah dilakukan mengbasilkan suatn pembahan ke arah yang lebih baik dari siklus sebelumnya. Jika hasil penelitian telall mencapai indikator keberbasilan maka penelitian dicukupkan d3Il dianggap penelitian tindakan kelas berbasil dilaksanakan.
BABIY IiASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Siklus I
Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2009 tentang kesetimbangan dalam lamtan jenuh atau lamtan garam yang sukar lamt, satnan kelamtan, ungkapan Ksp elektrolit yang sukar larnt dalam air, hublmgan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelamtan dan menghitlUlg kelamtan elalektrolit yang sukar lamt berdasarkan data harga Ksp. Pada siklus I, peneliti melaksanakan kegiatan sebagai berikut : a. Perencanaan Peneliti dan guru bidang studi melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pembelajaran
yang
akan
disampaikan
kepada
siswa
dengan
mengoptiraalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament). Kemudian peneLiti dan gum membuat
rencana pembelajaran dengan mengoptimalkan gaya 1;lelajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) serta menyusUll alat evaluasi pembelajaran. Peneliti dan guru merencanalGUl pembelajaran dengan membentuk tim yang beranggotakan empat orang, merencanakan tempat duduk antar anggota dalam kelompok dan permainan yang sesuai dengan bahasan tersebut. Setelah perencanaan tertata dengan baik, maka yang dilaknkan selanjutnya adalah melaknkan tindakantindakan sesuai dengan perencanaan yang telah disuSUll. b. Pelaksanaan Tindakan selanjutnya adalah melaks1Ulakan prosedur yang telal] disuSlill, sebagai berikut.
55
Tabel 5. Tindakan Siklus I No
Tindakan
SiSWa]
I--c---I----,--~--I---=_____:_~
1
Penjelasan tentang kesetimbangan dalam larutan a. Siswa tennotivasi dengan
jenuh atau larutan garam yang sukar lamt, satuan kelamtan, ungkapan Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air, hubullgan kelamtan dengan tetapan hasil kali kelarutan dan rnenghitung kelamtan
elalektrolit
yang
sukar
larut
musik yang didellgarkan b. Se:bagian mendengarkan, ffi!myirnak dan mencatat penjelasan g\tlu
berdasarkan data harga Ksp. Pada penjelasan c. Se,bagian siswa yang lain konsep guru mengoptirnalkan gaya belajar
ffi!engobrol dan bercanda
auditori dan visual. Auditori dengan memaiukan musik
slow
baroque
penjelasan guru.
dan
mendengarkan
Sedangkan visual dengan
mencatat dan rnenyimak penjelasan gum. 2
Guru membentulc lima lcelompolc dan setiap a. Sebagian dudnk dengan lcelompok terdiri dari empat orang siswa yang anggotanya heterogen
lce:lornpoknya b. Se,bagian
yang
lain
bennalas-rnalasan 3
Gum rnemberikan pennainan "moving" dengan Siswa
melaksanakan
soal-soal yang materinya telall dijelaskan. Pada pennainan dengan semangat pelmainan g\tll1 mengoptimalkan gaya belajar auditori
dan
kinestetik.
Auditori
dengan
mernainlcan musilc quick baroque dan kinestetik dengan alctivitas siswa rnengikuti permainan. 4
G1II11 melakukan tournament. Perwakilan d31i Siswa: setiap kelompok rnaju rnenuliskanjawaban.
perwalcilan
dari
lcelompolc saling berkompetisi nntllk
menjadi
kelompok
dengam nilai tertinggi
56
5.
Guru
memberikan
penghargaan
kelompok dengan nilai teltinggi
kepada Kelompok
dengan
nilai
tetinggi merasa senang dan bangga
Berdasarkan tabel 5 tmdakan yang dlbenkan pada siklus I belum terlihat optimal. Siswa belmn terbiasa mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament). Sebagian siswa masih sibllk dengan aktifitasnya sendiJi seperti mengobrol dan bennalas-malasan. Tidak semua siswa menyimak penjelasan yang disampaikan oleh guru. Seh;ingga tindal'an yang diberikan beillm sesllai dengan perencanaan. c. Hasil Pengamatan I) Catatan lapangan Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsllllg diperoleh catatan sebagai berikut. Tabel6. HasH Catatan Lapangllll Siklns I No
I
Tindakan Penjelasan materi
Kondisi Siswa a. Ada yang menyimak dan mencatat materi yang dijelaskan b. Ada yang mengobrol, tidur-tiduran dan bercanda
2
Pembelajaran
a. Siswa belulll terkondisikan
berkelompok
b. Beberapa lllasih berkumpul dengan kelompok lain c. Beberapa masih ada yang bercanda d. Siswa belum terbiasa belajar kelolllpok
3
PennaiJlan
a. Siswa antusias dengan soal yang disajikan dalam bentnk pennainan b. Siswa bersemangat mengeljakan soal c. Siswa dalam kelompok yang lebih dalmlu selesai mengeljakan soal hanya melihat temannya yang sedang kesulitan lllengerjakan dan tidak membantunya. d. Ada beberapa Slswa yang mengandalkan pekeljaan teman yang dianggap mampll.
hasil
57
4
Tournament.
Setiap kelompok tidak ada yang ingin menjadi perwakilan kelompoknya. Mereka merasa malujika salah.
5.
Penghargaan
Kelompok dengan nilai tetinggi merasa senang dan bangga dengan penghargaan yang diberikau oleh guru. Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa tindakan
yang diberikan dengan mengoptimalkan gaya belajar melalni model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) pada siklus I belum sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Hal ini disebabkan
siswa
belum
terbiasa
dengan
kondisi
belajar
berkelompok dan siswa dalam setiap kelompok belum memahami langkah-Iangkah pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) secara utuh.
Sehingga behun
dapat
menciptakan
suasana
pembelajaran yang efektif. 2) Wawancara Berdasarkan hasil wawancara dt:ngan tiga siswa dari perwakilan kelompok yang berbeda diperoleh hasil sebagai berikut (lampiran 18). Tabel 7. Hasil Wawancara dengan Siswa Siklns I No
Hal yang ditallyakan
I
Penjelasan materi
Pernyataan Siswa Sebagian besar sellang dengarl penjelasan guru yang diberikan singkat, jelas dan berhubungan dengan soal yang diberikan saat permainan. Sehing;ga saat penjelasan materi hams memperhatikan penjelasannya.
.
2
Pembelajaran berkelompok
Sebagian besar senang karena dapat saling membantu jika mengalami kesulitan
3
Pennainan
Sebagian besar siswa menyukai latillan soal dalam bentuk pennainan dengan batasan waktu. Sehingga pembelajaran menjadi tidak membosankan.
4
Tournament.
Sebagian besar siswa merasa maln jika menjadi perwakilan
58
kelompolmya karena talmt jika jawabannya salah.
5.
PengiJargaan
Sebagian besar siswa senang jika keberhasilmmya menjadi kelompok dengan nilai terbaik diberi penghargaan dan pl!Jlan. Berdasarkml tabel 7 dapat diketahui ballwa sebagian
besar siswa menyukai model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament). Dengan pembelajaran TGT sebagian besar siswa
dapat mengoptimalkan gaya belajar yang dimiliki. Hal tersebut mempennudall siswa dalam menyerap informasi. Sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya. 3) Hasil Kognitif Berdasarkan hasil tes kemmnpuan pemallmnan siswa pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 8. Perolehan Nilai Tes Akhir Siklus I Nilai
Frekuensi
Persentase (%)
100 - 95 94- 89 88 - 83 82-77 76-71 70-65 64-59 58 - 53 52-47 46-41 Jumlah
I
5 15 0 10 20 15 0 a 25 10 lOa
3 0 2 4 3 0 0 5 2 20
Berdasarkan tabel 8 dapat diketalmi ballwa rata-rata nilai u1angan harian kelarutan dan hasil kali kelarutan kelas XI IPA adalah 68,75. Dengan nilai teltinggi 100 dan nilai terendall 45. Modus dari data tersebut adalall 53,I dengan jnmlah siswa 20 orang (lmnpiran 12).
59
4) Hasil Psikomotorik Siswa Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran kimia dengall mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (reams Games
Tournament) diperoleh nilai kemampuan psikomotorik siswa selama proses pembelajaran sebagai berikut. Tabel 9. Hasil Penilaian Psikomotorik Siswa pada Siklus I Nama Kelompok KelompokI Kelompok II Kelompok III Kelompok1V KelompokV
, Pertemuan r
Pertemuan II
Pertemuan III i Rata-rata
Persentase
I
70 55 55 58 60
83 71 71 65 71
85 80 75 75 71
79 69 67 66 67
79 69 67 66 67
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran TGT (Teams Games
Tournament) dengan mengoptimalkan gaya belajar yang telal] dimiliki siswa. Hal tersebut dapat terlihat dari penilaian psikomotorik tiap kelompok. Dari rata-rata Hirai psikomotorik tiap pertemnan, Hilai psikomotorik tertinggi adalah 79. d. Refleksi Berdasarkan pengamatan selama penelitian siklus I diperoleh keterangan bahwa pembelajaran kimia di kelas Xl IPA masih belum efektif, hal tersebnt terlihat dari l1lasih adanya siswa yang belul1l terbiasa belajar kelompok dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dan selama proses pel1lbelajaran di kelas siswa l1lasih pasif sehingga pembe1ajaran masih berpusat pada guru. Kurangnya kesiapan siswa menerima pelajaran jnga menjam kendala nntuk menciptakan pembelajaran yang efektif. Berdasarkan tabel flanders rata-rata waktu yang digunakan siswa untuk menyiapkan diri sebelum memulai
60
pelajaran sebesar 12,5% (Iampiran 9). Hal ini bisa dikatakan siswa memerlukan waktu cukup lama untuk menyiapkan diri sebelUIll pelajaran dimulai. Berdasarkan tabel flanders (lamprran 9), aktifitas stswa mengerjakan latihan soal 15%, aktifitas siswa memberikan pendapat 5% dan tidak ada seorang siswa pun yang bertanya kepada guru. Persentase aktifitas siswa masih sangat rendall. Hal ini menunjukkan pembelajaran belum efektif. Nilai rata-rata untuk tes akhir siklus I adalah 68,75. Nilai rata-rata tersebut sudah diatas Standar Kesatuan Belajar Mengajar (SKBM). Namun masih ada beberapa siswa yang mendapat nilai dibawah SKBM. Sehingga siswa tersebut dinyatakan belum tuntas untuk materi dengan indikator yang telah diujikan. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan tindakan sebagai berikut. Tabel 10. Tindakan Perbaikan SikJ[us I No
Tindakan
Perbaikan
1
Penjelasan materi
Guru akan lebih mempetkeras suaranya dan memperhatikan siswa yang tidak mendengarkan penjelasan yang disampaikan.
2
Pembelajaran
GnIll membimbing kelompok yang mel1galami kesulital1 dan melllberikan motivasi kepada kelolllpok agar lebih aktiflagi dalam pelllbelajaran
berkelolllpok 3
Permainan
GnIll akan llIelllberikan permainal1 yang lebih menantang dan sesnai dengan pokok baltasan yang disampaikan
4
Tournament.
Guru akan memil1ta setiap arlggota kelompok nntuk bergantian menjadi perwakilan kelompok
5.
Penghargaan e.
Kelompok dengan nilai tetinggi akan diberi penghargaan.
Keputusan Berdasarkan hasil refleksi
siklus
1 diperoleh bahwa
pemahaman dan kelllampuan psikomotor siswa dalam melllahami konsep kelarutan dan hasil kali kelamtan belum mencapai kriteria yang
61
diharapkan. Oleh karena itn, dilaksanakan perbaikan tindakan pembelajaran yang telah dilaknkan pada siklus I sehingga perin dilanjntkan ke tindakan pembelajaran pada siklns II. 2. Sildus II Siklns kedua dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2009 tentang pengaruh penambahan ion sejenis dalam larutan. Pada sikIus II, peneliti melaksanakan kegiatan sebagai berikut : a. Perencanaan Perencanaan yang akan
dilaksanakan pada siklus II
berdasarkan refleksi siklus I (tabell0). b. Pelaksanaan Tabel 11. Tindakan Siklus II No
I
Siswa
Tindakan Penjelasan
tentang
pengaruh a. Sebagian hesar memperhatikan dan mencatat penjelasan yang diberikan oleh penambahan ion sejenis dalam larutan. guru. guru Pada penjelasan konsep b. Sebagian yang lain masih sibuk dengan aktifitasnya masing-masing, seperti mengoptimalkan gaya belajar auditori melamun, mengobrol dan mengerjakan Auditori dengan dan visual. nlgas lain. memainkan musik slow baroque dan mendengarkan
penjelasan
guru.
Sedangkan visual dengan mencatat dan menyimak penjelasan guru. 2
Guru meminta siswa dudnk sesuaJ a. Sebagian lallgslmg bergablmg dan dudnk dengan kelompoknya dengan kelompoknya masing-masing b. Sebagian ylmg lain menolak dan tidak mau bergabllllg dengan kelompoknya.
3
Guru
memberikan
pennainan Siswa
melaksanakan pennaillan
dellgall
"moving" dan mencocokan kotak amal semangat dan antusias dalam mengerjakan (pertanyaan) dengan infak (jawaban soal-soal yang dib':rikan. yang
sesuaJ.
Gum
membimbing
62
kelompok yang mengalami kesulitan dan
memberikan
motivasi.
Pada
pennainan guru mengoptimalkan gaya belajar
auditori
dan
kinestetik.
Auditori deugan memaiukan musik quick baroque dan kinestetik dengan aktivitas siswa mengikuti pennainan. 4
Guru
melakukan
tournament. PelWakilan dari setiap kelompok saling
PelWakilan dati setiap kelompok maju berkompetisi menuliskall jawaball. 5.
Guru
memberikan
kepada
kelompok
unmk
menjadi
kelompok
dengan nilai tertinggi penghargaan Kelompok dengan nilai tetinggi merasa dengan
nilai senang dan bangga
tertinggi Berdasarkan tabel 11 til1dakan yang diberikan pada siklus II mulai terlihat optimal. Sebagian besar siswa menyimak dan mencatat penjelasan yang guru sampaikal1. Dalam pennainan, siswa bermain mengikuti peraturan yang telah ditetapk,m. Walaupun di awal pertemuan siswa tidak mau bergabung dengan kelompoknya dal1masih ada beberapa siswa yang sibuk dengan aktifitasnya sel1diri. c. Hasil Pengamatan I) Catatan lapangan Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung diperoleh catatan sebagai berikut. Tabel12. Hasil Catatan Lapangan Siklus II No I
Tindakan Penjelasan materi
Kondisi Siswa a. Sebagian besar menyimak dan mencatat materi yang dijelaskan b. Sebagian yang lain ada yang mengerjakan mgas lain, mel1gobrol dan melamun
63
2
Pembelajaran
a. Siswa lebih terkondisikan
berkelompok
b. Beberapa menolak bergabung dengan kelompoknya c. Beberapa masih ada yang bercanda d. Siswa mnlai terbiasa belajar ke1ompok
3
Pennainan
a. Siswa 1ebih antusias dengan soal yang diberikan b. Siswa bersemangat mengikuti permaman mematuhi peraturan yang telah ditetapkan c. Siswa 1ebib memperhitungkan mengerjakan soal
waktu
dau da1am
d. Siswa dalam satu kelompok me:mbantu temannya yang mengalami kesnlitan dalam mengeIjakan soal.
4
Tournament.
Setiap keJompok langsung menentukan perwakilan dari kelompoknya masing-masing
5.
Penghargaan
Ke1ompok dengan ni1ai tetinggi merasa senang dan bangga dengan penghargaan yang diberikan oleh guru. Berdasarkan tabel 12 suasalla pembelajaran SUdall
mengarall pada pengoptimalan gaya belajar melalui model pembe1ajaran TGT (Teams Games Toumament). Latihan soal dengan menerapkan model pembelajarall TGT (Teams Games
Toumament) sudah sesual dengml langkah-langkalmya. Siswa dalam tiap kelompok saling membantu dalmn mengerjakan soal. Suasaua pembelajaran yang efektif dan menyenangkan mulai tercipta. 2) Wawancara Berdasarkan hasil wawmlcara dengan tiga siswa yang berbeda dari perwakilan kelompok yang berbeda diperoleh basil sebagai berikut (lampirau 18).
64
Tabel13. HasH Wawancara dengan Siswa Siklus II No
Hal yaug ditanyakau
I
Penjelasau materi
Sebagiau besar siswa senang dengau penjelasau yaug dibenKan sebelum memulai permainau. Sehingga mempermudahkan mereka dalam mengikuti permainan
2
Pembelajarau
Sebagiau besar senaug karena dapat saling membautn jika mengalami kesulitau
berkelompok
Pernyataan Siswa
3
Permainan
Sebagian besar siswa menyukai permainau. Sehingga membuat pelajaran lebih menyenangkan
4
Tournament.
Sebagiau besar siswa sudah tidak lllerasa maIn jika ditunjuk sebagai perwakilan kelompok
5.
Penghargaan
Sebagian besar siswa senang jika keberhasilannya menjadi kelompok dengau nilai terbaik dlberi penghargaau dan PUJlau. Berdasarkan tabel 13 dapat diketaJlni ballwa sebagiau
besar siswa semakin terbiasa dengau mengoptimalkan gaya belajar melaJui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) yang diterapkan di kelas terntama pada saat mengeljakau soal dengan perhitImgau waktn. Hal tersebut menyebabkan siswa fokus dengan soal yaug cliberikan dau tidak ada kesempatau untuk melamml,
mengobrol
ataupun
berdisknsi.
Siswa
bemsaha
mengerjakan soal secara individu. Sehingga siswa termotivasi untnk memperhatikau penjelasan gum dan tidak membnaug-buang
waktu. 3) Hasil Kognitif Berdasarkan hasil tes kemampwm pemallaman siswa pada siklns II diperoleh hasil sebagai beriknt.
65
Tabell4. Peroleban Nilai Tes Akllir Siklus II Nilai 100-95 94-89 88-83 82-77 76-71 70-65 64-59 58-53 52-47 Jumlab
Frekuensi 3 2 4 2 2 2 2 0 3 20
Persentase (%) 15 10
20 10
10 10
10 0 15 100
Berdasarkan tabel 14 dapat diketabui babwa rata-rata nilai ulangan harlan kelarutan dan hasil kaJi kelarutan kelas XI IPA adaJab 77,05. Dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendab 50. Modus dari data tersebut adalab 87,5 dengan jumlah siswa 20 orang (lampiran 13). Untuk mengetalmi tingkat efektifitas tindakan yang telab dilakukan maka data nilai hasil lies pemabanlan siswa dianalisis dengan N-Gain terhadap nilai rata··rata tes akbir siklus I dan tes akbir siklus II. Tabel 15. N-Gain Hasil Belajar Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Siklus I dan II Data
SiluusI
Sildus II
N-Gaiu
Rata-rata
68,75
77,05
0,27
SD
17,06
15,70
0,24
Dari lampiran 15 diperoleh nilai ra.ta-rata N-Gain sebesar 0,27 dan SD sebesar 0,24. Berdasarkan rata-rata nilai siklus I dan siklus II hasil belajar konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan, tes akhir siklus I adalah 68,75, sedangkan siklus II adalah 77,05. Hal tersebut menunjukkan besarnya peningkatan hasil belajar siswa sebesar 8,30 atau dapat dilihat dari rata-rata nilai N-Gain sebesar 0,27 yang tennasuk kategori rendah.
66
4) Hasil Psikomotorik Siswa Berdasarkan hasil observasi mengenai kemampuan psikomotorik yang dilaksallakan pada siklus II diperoIeh sebagai berikut. TabeI 16. HasiI Penilaian Psikomotori~ Siklus II Nama Kelompok KelompokI Kelompok II Kelomook 1II KelompokIV KelompokV
Pertemuan I
Pertemnan II
Rata-rata
Persentase
75,0 87,5 66,0 75,0 87,5
87,5 87,5 83,0 75,0 100,0
81,0 88,0 75,0 75,0 94,0
81 88 75 75 94
Berdasarkan tabe1 16 dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam mengoptimalkan gaya bel:'\iar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) lebih meningkat dibandingkan siklus 1. Hal tersebut dapat terlihat dari penilaiau psikomotorik tiap kelompok. Dari rata-rata nilai psikomotorik tiap pertemnan, nilai psikomotOlik tertinggi adalall 94. lika dibandingkan dengan siklns I, maka tampak terjadi peningkatan kemampuan psikolllOtOrik siswa dari 79 lllenjadi 94. Berikut tabeI peningkatan kemalllpnan psikolllOtOrik siswa pada siklns I dan siklus II. Tabel17. HasiI Penilaian PsikolllOtOlik Siklus I dan II Nama Kelompok Ke10111pok I KelompokII Kelompok 1II KelompokIV KelompokV
Kelllampnan Psikomotorik Siklus II (%) Siklns I (%) 79 69 67 66 67
81 88 75 75 94
67
d. Refleksi Berdasarkan pengamatan selama penelitian siklus II diperoleh keterangan bahwa pembelajaran kimia di kelas XI IPA sudah mulai efektif, hal tersebut dapat diketahui dari siswa SUdall mulai terbiasa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).
Berdasarkan tabel flanders
(lampiran 9), aktifitas siswa lllengerjakan latihan soal llleningkat menjadi 35%, aktifitas siswa memberikan pendapat 10% dan tidak ada seorang siswa plUl yang bertanya kepada guru. Persentase aktifitas siswa pada Siklus II lebih tinggi jika dibandingkar; dengan Siklus 1. Nilai rata-rata kelas untuk tes akhir siklus II adalall 77,05. Nilai rata-rata tersebut lebih baik dibandingkan siklus sebelumnya dan dua orang mendapatkan nilai 100 yaitu siswa dengan kode 3 dan kode 9. Rata-rata kelas yang cukup tinggi, namlUl masih ada beberapa siswa yang nilainya belum memenuhi standar SKBM dan kuraug dari 70. Sehingga nilai tersebut behuu sesuai dengan indikator keberhasilan yang ingin dicapai yaitu dengan nilai minimal 70. Untuk mengatasi lllasalah tersebut dilakukan tindakan sebagai berikut. Tabel 18. Tindakan Perbaikan Siklus 1lI No
Tindakan
Perbaikan
I
Penjelasan materi
Guru akan lebih memperhatikan Slswa yang tidak mendengarkan penjelasan yang disampaikan.
2
Pembelajaran
Guru akan lebih intensif membilllbing kelompok yang mengalami kesnlitan dan memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktiflagidalam pelllbelajaran
berkeloUlpok 3
Permainan
Guru akan memberikan permainal1 yang lebih lllenantang dan sesuai del1gan pokok bahasan yang disampaikan
4
Tournament.
Gnru akan lllelllinta setiap anggota kelompok lmtuk bergantian menjadi perwakilan kelompok
5.
Penghargaan
Kelompok deugan nilai tetingl,>1 ,ikan diberi penghargaan.
68
e. Keputusan Berdasarkan hasil refleksi siklus II
di~eroleh
bahwa hasil
belajar dlUl kemampuan psikomotorik siswa mellgalami peningkatan
dari siklus I. Narullll dalam hal ini indikator keberhasilan belum mencapai kriteria yang diharapkan oleh sebab itn perlu dilaksanankan perbaikan tindakan pada sikius II yang akan dHaksanakan pada siklus III.
3. Siklus III Siklus ketiga dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2009 tentang menentnkan pH dari harga Ksp-nya dan memperkirakan terbentnknya endapan berdasarkan harga Ksp. Pada siklus HI, p<meliti melaksanakan kegiatan sebagai berikut. a. Perencanaan Perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus III berdasarkan refleksi siklus II (tabel 18). b. Pelaksallaan TJlbel 19. Tindakan Siklus III No 1
Tindakan
Siswa
Penjelasan tentang menentukan pH dari Seluruh
siswa
memperhatikan
dan
harga Ksp-nya dan memperkirakan mencatat penjelasan yang diberikan oleh terbentnknya
endapan
berdasarkan gmu.
harga Ksp. Pada penjelasan konsep gum mengoptimalkan gaya belajar auditori dan visual. Auditori dengan memaillkan musik slow baroque dan melldengarkan
pelljelasan
gtrrtL
Sedangkan visual dengan mencatat dan mellyimak penjelasan gtrrtl.
69
2
Guru meminta siswa duduk sesuai Seluruh siswa langsung bergabung dan dengan kelompoknya Iilasing-masing
3
duduk dengan kdompoknya
Gum memberikan permainan "moving" Siswa
melak~anakan
dan mencari soal yang telah diletakkan semangat
dan
permainan dengan antusias
dalam
di kelas. Guru membimbing kelompok mengerjakan soal-soal yang diberikan yang
mengalami
kesulitan
dan dan siswa menyelesalkan soal sebelum
memberikan motivasi. Pada permainan waktu penyelesaian soal habis
guru mengoptimalkan gaya belajar auditori dan kinestetik. Auditori dengan memainkan musik quick baroque dan kinestetik
dengan
aktivitas
slswa
mengikuti pennainan. 4
Guru
tournament. Siswa dalam
melakukan
satu kelompok saling
Perwakilan dari setiap kelompok maju berebutan menjadi perwakilan dari setiap menuliskan jawaban. 5.
kelompok
Guru memberikan penghargaall kepada Kelompok dellgan nilai tetinggi merasa kelompok dengan nilai tertinggi
sellang dan bangga
Berdasarkan tabel 19 tilldakan yang diberikan pada siklus III sudah sesuai dengan perencanaan. Selumh s]iswa menyimak dan mencatat penjelasan yang guru sampaikan. Dahill permainan, siswa bermain mengikuti peraturan yang telah ditetapkan dan tidak ada siswa yang sibuk dengan aktifitasnya sendiri. Seluruh siswa dapat fokus mengikuti pembelajaran. Sehingga tercipta suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. c. Hasil Pengamatan 1) Catatan lapangan Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung diperoleh catatan sebagai berikut.
70
Tabel20. HasH Catatan Lapangan Siklus III No
Tindakan
Kondisi Siswa
1
Penjelasan materi
Seluruh siswa menyimak dan mencatat materi yang dijelaskan dau tidak ada lagi siswa yang mengeJjakan tugas lain, mengobrol, bercanda dan melamun
2
Pembelajaran
a. Siswa sudab terkondisikan
berkelompok
b. Selurub siswa langslmg bergabung dengan kelompoknya masing-masing tanpa diminta
c. Siswa terbiasa belajar kelompok 3
Pennainan
a. Siswa sangJlt antusias dengan soal yang diberikan b. Siswa bersemangat mengikuti permainan dan Illematubi peraturan yang telab ditetapkan c. Siswa menyelesaikan soal lebih diabulu sebelum waktunya habis d. Siswa dalarn satu kelompok m(~mbantu temarmya yang mengalami kesulitan dalarn meng(~Jjakan soal.
4
Tournament.
Siswa dalarn satu kelompok saling berebutan Illenjadi perwakilan dari setiap kelolllpok
5.
Penghargaan
Kelompok dengan nilai tetinggi memsa senang dan bangga dengan pengbargaan yang diberikan oleh gum. Berdasarkall tabel 20 siswa semakin terbiasa dellgan
mellgoptimalkan gaya belajar melailli mode:! pembelajarall TOT
(Teams Games Tournament) yang diterapkan di kelas temtama pada saat mengerjakan soal dengall perhitungan waktu. Hal tersebut menyebabkall siswa fokus dengan soal yang diberikan dan tidak ada kesempatall untuk melamun, mengobrol ataupun berdiskusi. Suasana pelllbelajaran yang efektif dan menyenangkan pun dapat diciptakan.
71
2) Wawancara Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga siswa dari perwakilan kelo111pok yang berbeda diperoleh hasil sebagai berikut (lampiran 18). Tabel21. Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus III No
Hal yang
Pernyataan Siswa
ditanyakan 1
Penjelasan materi
Sebagian besar siswa senang dengan penjelasan yang diberikan sebelmn memulai permainan. Sehingga lllempermudalJkan lllereka dalam mengikuti pennainan
2
Pembelajaran berkelompok
Sebagian besar senang karena dapat saling membantu jika lllengalami kesulitan
3
Permainan
Sebagian besar siswa menyukai perrnainan. Sehingga melllbuat pelajaran lebih menyenangkan
4
Tournament.
Sebagian besar siswa saling berebutan lllenjadi perwakilan kelompok
5.
Penghargaan
Sebagian besar siswa senang jika keberhasilannya menjadi kelompok dengan nilai terbaik diberi penghargaan dan pujian. Berdasarkan tebel 21 dapat diketahui bahwa siswa
merasa senang dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament). Hal tersebut dapat diamati dari hasil wawancara yang dilakukanpeneliti dengan siswa selama mengiknti proses pembelajaran ill kelas. Siswa merasa pembelajaran
TGT
(Teams
Games
Tournament)
dapat
memfasilitasi ketiga gaya belajar. Jadi siswa yang auditori dapat menerirna infonnasi dengan mendengarkan penjelasan gnm, visual dapat menyimak dan mencatat penjelasan guru dan kinestetik dapat mempraktikkan melalui pennainan.
72
3) Hasil Kognitif Berdasarkau hasil tes kemampuan pemaharnan Slswa pada siklus III diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel22. Perolehau Nilai Tes Akhir Siklus III Nilai 100 - 95 94-89 88-83 82-77 76-71 Jumlah
Frekuensi 8 3 3 2 4 20
Persentase (%) 40 15 15 10 20 100
Berdasarkan label 22 dapat dikelahui bahwa rala-rata nilai ulaugau hariau kelarutau dau hasil kali kelarutan kelas XI IPA adalah 88,75. Deugau nilai tertinggi 100 dan nilai tereudah 75. Modus dari data tersebut adalah 94,5 dengau jumlah siswa 20 oraug (lampirau 14). Untuk mengetahui tingkat efektifitas tilldakau yaug telah dilakukau maka data nilai hasil tes pemalJamall siswa dianalisis dengan N-Gain terhadap nilai rata-mta les akhir siklus II dau tes akhir siklus III. Tabel23. N-Gain Hasil Belajar Konsep Kelamtan dan Hasil Kali Kelamtan Siklus II dan III Data
Sildus II
Sildus III
N-Gain
Rata-rata
77,05
88,75
0,51
SD
15,70
9,39
0,46
Dari lampiran 16 diperoleh nila; rata-rata (mean) N-Gain sebesar 0,51 dan SD sebesar 0,46. Berdasarkan rata-rata nilai siklus I1 dan sildus III hasil belajar konsep kelamtan dan hasil kali kelamtan, tes akhir siklus I1 adalah 77,05, sedangkan tes akhir siklus I1I adalah 88,75. Hal tersebut menunjukkan besamya peningkatan hasil belajar siswa sebesar 11,70 atau dapat dilihat dari rata-rata nilai N-Gain sebesar 0,51
yang termasuk kategori sedang.
73
4) Hasil Psikomotorik Siswu Berdasarkan hasil observasi mengenai kemampuan psikomotorik yang dilaksanakan pada siklus III diperoleh sebagai berikut. Tabel24. Hasil Penilaian Psikomotorik Siklus III Nama
Kelompok KelompokI Kelompok II Kelompok III KelompokIV Kelompok V
Pertemuan I 81,0 83,0 71,0 83,0 100,0
Pertemuan II
Pertemuan III
Rata-rata
Persentase
82,0 88,0 75,0 75,0 90,0
83,0 96,0 87,5 92,0 95,0
82,0 89,0 78,0 83,0 95,0
82 89 78 83 95
Berdasarkan tabel 24 dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TOT (Teams Games
Tournament)
lebih
meningkat
dibandingkan
siklns-siklus
sebelunmya. Hal tersebut dapat terlihat dari penilaian psikomotorik tiap kelompok. Dari rata-rata nilai psikomotorik tiap pertemuan, nilai psikomotorik tertinggi adalah 95. Jika dibandingkan dengan sikIus II, maka tampak teljadi pellingkatall kemampuan psikomotorik siswa dari 94 melljadi 95. Berikut tabel peningkatan kemampuan psikomotorik siswa pada siklus II dan sikIus Ill. Tabel25. Hasil Penilaian Psikomotorik Siklus II dan III Nama Kelompok Kelompokl Kelompok II Kelompok III KelompoklV Kelompok V
Kemampuan Psikomotorik SikhlS III (%) Siklus II (%) 81 88 75 75 94
82 89 78 83 95
74
d. Refleksi Berdasarkan pengamatan dan hasil analisis selama kegiatan siklus III, maka dapat dikemukakan bahwa hasil belajar kimia khususnya kelarutan dan hasil kali kelarutan elitinjau dari nilai rata-rata keselumhan siswa mengalami peningkatan terntaIna lnasing-rnasing siswa telall mendapatkan nilai diatas 70. Dengan
nil~i
tersebut, siswa
telah dinyatakan luntas untuk konsep dengan indikator yang telah eliujikanzz. Keaktifan siswa juga sudah meningkat elibanelingkan sildus sebelunmya yaitu 45% (lmnpiran 9). Hal ini dapat terlihat dari keterlibatan
siswa
selmna proses
pembelajaran.
Siswa
sudah
berinisiatif mengeljakan soal taIlpa hams ditulljuk oleh guru. Siswa juga SUdall berani mengoreksi kesalahan gum dalam pembahasan soal. Saat
mengoptimalkan
gaya
belajar
melalui
model
pembelajaran TOT (Teams Games Tournament) berlangsung, siswa sudah terbiasa mengetjakan latihan soal dengHn batasan wakhl. Siswa selalu
bemsaha
menjadi
kelompok
terbaik
dengan
bemsaha
mengerjakan soal sebelum sampai batas waktu. Siswa pml merasa antusias dan senang dengaIl pembelajaran tersebut. Berdasarkan data eli atas dapat dikatakan ballwa pembelajaran kimia
dengan
mengoptimalkan
gaya
belajar
melalui
model
pembelajaran TOT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA MAN 11 Jakarta khususnya pada kelamtan dan hasil kali kelarutan. e. Keputusan Berdasarkan hasil refleksi sildus III diperoleh bahwa hasil belajar dan kemampnan psikomotorik siswa mengalami peningkatan dari siklus II. Penelitian ini hanya dibatasi sampai siklus III karena adanya peruballan peningkatan kemmnpuan psikomotorik dan hasil beIajar siswa klmsusnya kelarutan dan hasil kali kelarutaIl YaIlg SUdall mencapai nilai diatas 70. Selaill itu, adaIlya keterbatasan waktu lmtuk
75
melaksanakan penelitian, mengingat masih ada materi teraldlir di semester genap yaitu koloid.
B. Analisis Hipotesis Tindakan Untuk mengetallui signifikansi peningkatan hasil belajar kimia siswa setelah dilaksanakannya tindakan pada setiap siklus serta membuktikan hipotesis tindakan maka dilakukan uji t. Adapilll bipotesis tindakan yang digunakan adalall sebagai berikut.
Ho
: tidak terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan setelah pembelajaran kimia dengan mengoptimalkan gaya belajar melalni model pembel!\iaran TGT (Teams Games Tournament) pada konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan
Ha
: terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan setelah pembelajaran kimia dengan mengoptimalkan gaya bel!\iar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) pada konsep kelarutan dan basil kali kelarutan
Adapun hasil uji t tersebut adalall sebagai berikut : Tabel26. Hasil Uji t Uiit N
SOo MD SEMD to
Sildus I dan H Sildus Udan HI 20 9,70 11,70 -5,98
-10 40
1,37
2,38
-7,07
(l
dk
Ttabel
-4,90 5% 19 2,093
Keterangan : tanda negatif (-) bukan tanda aljabar, oleh sebab itu dibaca : ada selisihlbeda sebesarl
1 Anas Sttdjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.312
76
Berdasarkan tabel 26 diketahui bahwa harga to hasil uji t pada siklus I dan siklus II sebesar -7,07 (lampiran 15). Harga tersebut kbih besar dari harga t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara sikIus I dan siklus II setelah dilakukan tindakan. Pada uji t untuk siklus II dan 1lI diperoleh harga to sebesar -4,90 (Iampiran 16). Harga tersebut lebih besar dari harga t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat penillgkatan hasil belajar yang signifikan antara sikIus II dan siklus 1lI setelah dilakakan tindakan.
C. Pembahasan Gaya belajar adalah eara yang Iebih disukai dalam melakukall kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu informasi. Salah satu gaya belajar yang dikenal dengan kesederhanammya adalah V AK. Gaya belaj m' V AK menggtmakan tiga penerima sensori utama, yakni visual, auditori dan kinestetik. Gaya belajar VAK ini didasarkan atas teori modalitas. Modalitas adalah
eara-eara termudah
seseorang menyerap
infonnasi.
Modalitas
seseorang dapat dikiasifJkasikan menjadi 3 bagian, yakni: (1) modalitas visual, belajar dengan eara melihat, (2) modalitas auditori, belajar dellgan eara. mendengar, dan (3) modalitas kinestetik, belajar dengan eara bergerak, bekerja, dan menyelltuh 2 Meskiplm dalmn setiap proses pembelajaran siswa menerima infonnasi dari ketiga sensori tersebut, akan tetapi ada salah satu atau dua sensori yang dominan. 3 Pembelajaran yang dilaknkan pada siswa Madrasall Aliyah Negeri 11 Jakarta kelas Xl IPA yang disajikan dengan menggabungkan ketiga gaya belajar yaitu visual, auditori dan kinestetik melalui model pembelajaran TGT
(Teams Games Tournament). Model pembelajarall TGT (Teams Games Tournament) dapat menjembatani perbedaan gaya belajar yang dimiliki siswa. Model 2
Ahmad Syahid, "Komunikasi Pembelajarnu", dalam www.malang.ac.idlhtm. 8 him. 14 Februari
2009, pkl20.20 WID 3 Herman
DS, "The Development Of An Adaptive E~leaming Toward The Learning Style Diversity dalam www.smk113-kuningall.net/seminar_unyI22_Henllan%20DS.pdf.12
OfVisual~Auditory-Kinesthetic",
him. 21 AflU!-ltus 2009. ok121.02 WID
,..---._----..
_-----
PERP~STI\KI\A.N. t.J~~~~~-;1
I
UIN ;:,YAHID .JAKARTA
pembelajaran TOT (Teams Games Tournament) merupakan aktivitas belajar dengan pennainan yang dirancang dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran ini memungkinkan siswa dapat belajar lebih santni disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar 4 David L menyatakan bahwa tujuan TOT (Teams Games Tournament) adalah menciptakan lingkungan kelas yang efektif, dimana semua :;iswa terlibat lengsung dalam proses pembelajaran dan secara konsisten menerima dukungan untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa terutama konsep kdarutan dan hasil kali kelarutan.' Sehingga model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) merupakan model pembelajaran yang tepat untuk mengoptimalkall gaya belajar siswa. Hal tersebut dapat terlihat dati aktifitas, hasil belajar dan kemampuan psikomotorik siswa yang semakin meningkat pac1a setiap siklusnya. Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah c1ilaksanakan mulai dari siklus I sampai siklus III dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dati tiap siklus memmjukkan adanya peningkatan aktifitas siswa dalam mengerjakarl latihan soal selama proses pembelajaran mulai dati 15% (siklus 1) menjadi 35% (siklllS Il) dan meningkat menjadi 45% pada siklus HI (lampiran 9). Peningkatan aktifitas siswa memmjukkan bahwa suasana pembelajaran yang disajikall dengan mellggabllllgkall ketiga gaya belajar yaitu visual, auditoti dan kinestetik melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) lebih mellyellangkall dan efektif. Suasana yang menyenangkan dan tidak diikuti suasana tegang sangat baik untuk membangkitkan motivasi bel,yar. Siswa pada dasarnya belajar paling efektif saat mereka sedang bennain atau melakukan sesuatu yang mengasyikkan 6 Penerapan model pembelajaran TOT (Teams Games Tournament) dengan mengoptimalkan gaya belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri 11 dapat , Labschool Jakarta. "Model-Model Pembelajaran", dal.m wijayalabs.wordpress.comI2008/04/22/model-model-pembelajaran, 15 oklober 2009, pkl20.00 WID 5
De Vries David L, "Teams Games Tournament TheTeams Learning Appproach''. dalmn
http://books.google.cojd/books?id=Eete2DTE3BkC&pg=PA20&lpg=PAI9&ots=hsHA45iGhu&dq=Jurnal+ TGTIIv--{)nepage&q=&f=false, 15 Desember 2009,18.30 WIB 6
Nggandi Kanl, "Belajar Paling Efektif Jika Menyel1angkan", dalam www.lib.3tmajaya.acJd.pdf, 7
hIm. 14 Febmari 2009. okl20:18 WID
78
meningkatkall hasil belajar kimia siswapad konsep kelarntan dan hasil kali kelarntan. Hal tersebut terbukti dari ketercapaian hasil belajar kimia siswa setelall dilaksanakan pembelajaran dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) pada siklus I hanya mencapai nilai 68,75%. Persentase rata-rata hasil belajar kimia siswa masill sangat rendab. Sebagian besar basil belajar siswa pada siklus I nilainya dibawab 70,00 dengan nilai terendab adalab 45,00. Pada siklus II ketercapaian hasil belajar kimia siswa setelab dilaksanalcan
p,~mbelajaran
dengan
mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams
Games Tournament) mencapai 77,05%. Hal tersebut memmjuklmu siswa mampu memal1ami kOllsep yang diberikan dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament). Persentase dellgall rata-rata 77,05% tersebut masih terdapat
si~wa
yang
nilainya belum mellcapai 70,00. POOa siklus III ketercapaian hasil belajar kimia siswa setelab dilaksanakan pembelajaran dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pelllbelajaran TGT (Teams Games Tournament) lllencapai 88,75%. Persentase tersebut lllellUlljukkan hasil belajar kimia siswa mengalami peningkatan dari siklus I dengall persentase rata-rata 68,75% menjadi 77,05% (siklus II) dan menjadi 88,75% pada siklus III. Analisis hipotesis tindakan membuktikan adarlya pellingkatan hasil belajar kimia siswa setelab dilaksanakanllya tilldakarl pada setiap siklus. Hal
to hasil uji t pada siklus I dan II sebesar -7,07 dan pada siklus II dan III sebesar -4,90. Harga to hasil uji t lebill tersebut terbukti dari tabel 26 babwa harga
besar dari harga t tabel maka Ha diterima dan. fcf<> ditolak. Sehingga mellUlljuklcan babwa terdapat pellingkatan hasil belajar yang signifikan antara siklus I dan II dan antara siklus II dan III setelab dilakukrlll tindakan. Mengoptimalkan gaya belajar melalui model pelllbelajarall TGT
(Teams Games Tournament) tidak hanya meningkatkrm aktifitas dan hasil belajar siswa tetapi juga kemampuan psikomotorik ]pacta diri siswa. Hal tersebut dapat terlillat dari data pada tebel berikut.
79
Tabel27. Kemampuan Psikomotorik Siswa pada SiJklus I, II dan III Nama Kelompok KelompokI Kelompok II Kelompok III KelompokIV KelompokV Rata-rata
Kemampuan Psikomotorik Siswa SiJklus I (%) 79 69 67 66 67 70
Siklus II (%) 81 88 75 75 94 83
Siklus III (%) 82 89 78 83 95 85
Berdasarkan tabel 27 dapat diketahui bal1wa kemampuan psikomotorik siswa mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Peningkatan tersebut menunjukkan bal1wa siswa menyukai proses pembelajaran yang tidak monoton dan membosankan. Sehingga siswa dapat mengeksplorasikan selnrnh kemampuan yang terdapat pada dirinya. Penerapan model pembelajaran TGT (Teams Games TOl/mament) dengan mengoptimalkan gaya belajar siswa di Madrasah Aliyab Negeri 11 merupakan sa1ab satu altematif dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di sekolab. Ha1 tersebut terbnkti dari penelitian tindakan kelas yang telab dila1(sanakan dari siklus I hingga siklns III babwa penerapan model pembelajaran TGT (Teams
Games TOl/mament) dengan mengoptimalkan gaya bel'\iar siswa tidak' hanya meningkatkan hasil beJajar kimia siswa tetapi juga telah meningkatkan aktifitas dan kemampuan psikomotorik siswa.
D. Ketel"batasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa penelitian tersebut masih terdapat banyak keterbatasan. Adapun keknrangan dan kelemahan dari penelitian tersebut diantaranya, yaitu: keterbatasan waktu penellitian dan kurangnya sarana atau fasilitas yang menduktmg jalannya penelitian. Sehingga pengoptimalan gaya belajar melalui model pembelajararl TGT (Teams Games TOl/rnament) kurang maksimal. Tidak hanya hal tersebut, penelitian
mel1lpakan hal yang baru bagi peneliti. Oleh karena itu, kemampuan peneliti pun terbatas untuk meneliti secara lebih mendalam.
BABV
PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan tindakan yang telah diberikan pada si8wa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri II Jakarta dapat disimpulkan bahwa mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TOT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan basil belajar kimia siswa khususnya pada konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Hal ini dapat diumjukkan dengan rata-rata ulangan harian 68,75 (tes akhir siklus I) menjadi 77,05 (tes akhir siklus II) dan 88,75 (te:; akhir siklus III). B. Saran Telah terbukti pembelajaran dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TOT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran kimia, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut: 1.
Dalam kegiatan belajar mengaJar guru diharapkan menyajikan pembelajaran dengan memperhatikan gaya belajar siswa. Mengetahui gaya belajar siswa sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan ketiga gaya belajar dapat digunakan seeara berkesinambungan dalam pelajaran kimia .maupun mata pelajaran lain.
Z. Model pembelajaran TOT (Teams Games Tournament) tidak hanya dapat digunakan
pada pelajarn kimia namun
pelajaran lain.
Karena Model
pembelajaran TOT (Teams Games Tournament) sesuai untuk mengoptimalkan gaya belajar siswa
DAFTARPUSTAKA
Ariklmto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Bahamddin dan Wahyuni, Esa Nur. Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), h. 14 Begel,
Andrew, dkk, Kinesthetic Learning in the Classroom, http://www.research.microsoft.comJ../kla.pdf. 2 hIm, 28 September 2009, pkl 12.05 WIB
Brecker, Jennifer, dkk. Learning styles o.lphysiology students interested in the health pro.lessions, http://www.advan.physiology.orgl../30.pdf; 8hIm, 23 Juni 2009, pkl21.01 WIB. Csapo, Nancy dan Hayen, Roger. The Role of Learning Styles In The Teaching/Learning Process, http://www.iacis.org/../ Csapo_Hayon.pdf, 5 hIm, 28 September 2009, 11.59 WIB DeVries, David 1. "Teams Games Tournament A Gaming Technique That Fosters Learning' dalam http://sag.sagepub.com/cgi/pdtextractl7/1/21. pdf14 desember 2009, pkI20.30. DeVries, David 1. "Teams Games Tournament The Teams Learning Appproach", dalam http://books.google.co.idlbooks?id=Eete2DTE3BkC&pg= PA20&lpg=PA19&ots=lncHA45iGhu&dq=Jumal+TGT#v=onepage&q=&f =false, 15 Desember 2009, 18.30 WlB Depdiknas. Kurilallum 2004 Standar Kompetensi Mata Pe/ajaran Kimia SMA dan MA. http://www.smantas.net/kimia.pdC37 hIm. 27 januari 2009.pkl 20.30 WIB. DePorter, Bobbi, dkk. 2008. Quantum Teaching: memprakfikkan quantum learning di ruang-ruang kelas. Bandung : Kaifa. DePorter, B & Hernacki, M. 2001. Quantum Learning: membiasakan belajar nyaman dan menyenagkan, Alih bahasa: AlwiyahAbdUlTachman. Bandung : Kaifa. Dong
Olson, Valerie. Instruction Of Competent Psychomotor Skill, http://www.toodoc.comJpsychomotor-skill-pdf, 4 hIm, 23 Juni 2009, pkl 20:13 WIB
DS, Hennan. The Development Of An Adaptive E-Iearning Toward The Learning Style Diversity Of Visual-Auditory-Kinesthetic, http://smkn3hmingan.net/seminar_lmy/22_Hennan%20DS.pdf, 12 hhn, 21 Agustus 2009, pkl21:02 WIB
82
Hammni, Meningkatkan Kemampuan dan Kecepatan Belajar dalam konsep acceleraied learning, dalam www.uinsuka.info/ejurnalJindex.php? option=com ...id.httnI, 28 september 2009, pkl 09.00 WlB Humaini," Implemenrasi Pembelajaran Kooperatij Tipe Team Games Tournament (TGT) untuk Pokok Bahasan Bilangan Pecahan pada Siswa SMP Negeri I Rantau Badauh", dalam one.indoskripsi.com/skripsi/judul...Ipendidikanmatematika,I4 desember 2009, pkl. 20.15 Ismail. 2002. Model-model Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Dirjen Dikdasmen Depdiknas. Iversen, Ole Serjen, dick, Interactive Floor Support for Kinesthetic Interaction in Children Learning Environments, http://www.daimi.au.dk. /kgronbak/homepage.pdf, 14 hIm, 28 September 2009, pklI2.26 WlB Katu, Nggandi. Belajar Paling F;lekt!l Jika Menyenangkon, http://lib.attnajaya. ac.id.pdf, 7 hIm, 14 Febmari 2009, pkl20:18 WlB Kunandar. 2008. Langkoh Mudah Penelitian Tindakon Kelas Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
sebagai
Kuntjojo,"Model Pembelejaran Kooperat!f', dalam http://ebekunt.wordpress.com /2009/07/3IIlUltitled, 15 desember 2009, pkl 08.10 "Model-Model Pembelajaran", dalam wijayalabs. Labschool Jakarta, wordpress.com/2008/04/22/modeI-modeI-pembelajaran, 15 oktober 2009, pkI20.00 WIB Moore, C. Leah, dkk. Adult Learning Styles of Modern Chinese Educational Learners: Challenging the Stereotype, http://www.aare.edu. au/07pap/moo07557.pdf, 16 Wm, 3 Agustus 2009, pklI4.32 WlB Nasution, Noehi dan Suryanto, Am. 2002. Evaluasi Pengajaran. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Cetakan ke-5 Noridah, Upper Secondary Students' Perception Towards Kinesthetic Learning Activities Conducted In An English Classroom An InSight, http : //eprints.uttn.my/../NoridahSainMFP.pdf, 81 hIm, 28 Januari 2009, pkl3:41 WlB Nurhadi dan Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual don Penerapannya dalam KBK. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang. Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Purwandari, Eny. Kajian Psikologi Belajar : Mengukir Prestasi Melalui Pengenalan Diri dan Optimalism'i Potensi, http://eprints.ums .ac.id/552/l/11._Eny]urwandari.pdf, 12 hIm. 21 Agustus 2009, pkl 20:48 WlB
83
Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. BandlUlg : PT Rosdakarya. Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Stal/dar Proses Pendidikan. Jakalta: Prenada Media Group. Sidman, Cara L, dkk. Addressing Smdents' Learning Styles through Skeletal PowerPoint Slides: A Case Study, http://www.jorlt.merlot. org.pdf, 12 hIm, 23 Juui 2009, pld 20.04 WlB Shilotti, Paolo A. G. dan Pike, Scott M. The Suitability of Kinesthetic Learning Activities for Teaching Distributed Algorithms, http://www.ese.ohiostate,edu/../sigese07.pdf, 5 hIm, 28 September 2009, 11.53 WIB Sofyau, Almmd, dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press. Stensno, Christer. Perceptual pr~ferences in learning among teacher education students f,~ practical-aesthetical sU~jects, http : www.vark.leam.eom. 13 Wm. 1 Agustus 2009, pk122:30 WIB Sudjana, Nana. 1989. Penitaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Banduug : Remaja Rosdakarya. Sudjiouo, Anas. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : RajaGrafindo Persada. Sudrajat, Aldlmad. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan Model Pembelqjaran, http://www.akhmadsudrajat.wordpress.eom.html, 27 September 2009, pld 23.00 WIB Sudrajat, Aldmmd. Penelitian Til/dakan Kelas (Part II), dalam http://akhmadsudrajat. wordpress.eom /2008/03/21/penelitian-tindakan-kelas-part-ii/,html, 10 Nov 2009, pld 00.15 WIB Sullerman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. BalldlUlg: JICA Universitas Pendidikan Indonesia Sukardi. 2003. Metodologi Penelilian Pendidikan Kampetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sulfiana, Amalia. "Menimbang Kembali Gaya Mengajar Guru" 27 November 2008. http://numliman1972.blogspot.eolll!2008_11_01_rurehive.html. 30 Januari 2009 Syalrid, Alunad. Komunikasi Pembelajaran, http://www.malang.ae.idlhtm. 8 Wm. 14 Februari 2009, pk120:20 WIB Syall, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekalan Baru. BandlUlg : Remaja Rosdakalya. W. GlUlawan, Adi. 2007. Genius Learning Siralegis. Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama.
84
Yoenanto, N. H & Muly8, Muryantinah. 2004. Pengaruh Gaya Belajar (Visual Auditorial dan Kinestetik) Terhadap Tingkat Prestasi Belajar Matemalika Siswa Sekolah Menengah Umum. Lembaga Penelitian Universitas AirLangga.
: Senin/29 April 2009 : 13.00 - 14.20 : kelarutan, larutanjenuh dan satuan kelarutan : Mellgoptimalkan Oaya Belajar Siswa melalui Pembelajaran TOT lm] %
Waktu Pengamawn (2 menit x 40 :::;: 80 rncnit/2 jam pe-1ajum)
Kegiatan ]
2 3 4 5 6 7 8 9 10 II
12 13 ]4 15 ]6 ]7 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 3 i 32 33 34 35 36 37 38 39 40
U
* * * * * * * * * *
In siswn/apersepsi )k
* * * * * * * * * *. *
els:iaran
5 5 3 8
12,5 12,5 7,5 20
5 5 3
12,5 12,5 7,5
6
15
5
12,5
0
OA ~v
ketiku min siswa yang meminta
* * * * *
n
* * * * *
soul dun penyclcsniannyu
* * *
bertanyaJmenju'\vab :l
sis\-va ke depan kclas
)01
* * * * * *
,:a bdajar melalui TGT
bekerja dalam kelompok
",a
* * **. * nguru
* * * * * * * *
0
* * * * * * * * * * * * * soal
* * * * * *
13 32,5 6 15
:an pennainan
:usi at
lompok
85
: Senin/4 Mei 2009 : 13.00·14.20 : Lelarutan, Larutan Jenuh dan Saman Kelarutan : Mengoptimalkan Gaya Belajar Siswa melalui Pembell\iaran TGT \Vaktu Pengnmatnn (2 menit x 40 = 80 meniV2 jam pelajam)
Kegiatan I
2 3 4 5 6 7 8 9 10
II
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
,-, ..
24 25 26 27 28 29 30 31
Jrnl %
n
33 34 35 36 37 38 39 40
• * • * • ** • * •
is\va/apersepsi
* • *
5
12,5
5
12.5
3
7,5
6
15
10
25
12
30
amn
ika ada siswa yang meminta Idan penyelesaiatUlya
* * *
tanyaJmenjawab
• * •
swa ke depan kelas
•
* * * * * * * * *
3elajar melalui TGT
* * * * * • * * * * * *
:eIja dalam kelompok
* IlIU
1:
* * ::
5 12,5
• • • • •
10
25
• * * * * * * * * *
10
25
12
IS
* * * * *
* * * * * * * * * * * *
II
permainan
* * *
3 7,5
pok
86
: SeninlI8 Mei 2009 : 13.00 - 14.20 : Penambahan Ion St
Waktu Pengamatan (2 menit x 40 = 80 menit12 jam pelajam)
Cegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
* * * *
~wa/apersepsi
* * * * * * *
* * * * * * * * • * *
ran
4
10
4
10
3
7,5
12
30
6
15
3
7,5
14
35
4
10
15
37,5
15
37,5
14
35
:a ada siswa yang meminta
• * * * • •
dan penyelesaiannya myaJmenja\\'ab
wa ke depan kelas
* * * * * * • * * * * * * *
elajar melalui TGT rja dalam kelompok
* • * * ru
• •
* * * * * * * * *
•
* *
• * * * * • • • * * * * • • * * *
•
* * * * * * * * * *
ermainan
*
•
*
3 7,5
~k
88
: Selasal19 Mei 2009 : 1050 - 12.10 : Penambahan Ion Sejenis : Mengoptimalkan Gaya Belajar Siswa melalui Pembelajaran TGT Jm1 %
Waktu Pengamatan (2 menit x 40 = 80 menitl2jam pelajarn)
:giatan
123 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
*" *' * *
.valapersepsi
••• •
•••
10
4
10
3 7,5
12 30
1 ada
4
siswa yang meminta
Lan penyelesaiannya
• • •
nyalmenja\\'1lb ''l,'l:
3 7,5
• • •
ke depan kelas
• • • • • • • • • • • lajar melalui TGT
3 7,5
12 30
• • • • • • • • • • • • • •
14 35
ja dalam kelompok
*" * *" *"
"
4
* • * * * • * * * * *
• • • * • • • * • • •
10
15 37,5
i 15 37,5
• • • • • * • • • • • • • •
14 35
:rmainan
* • * • • ,k
• • • • • • • •
4 10
• • •
8 20 4 10
89
Tabel Flanders : Seninl25 Mei 2009 : 13.00 - 14.20 : Perubahan pH Berdasarkan Harga Hasil Kali Kelarutannya : Mengoptimalkan Gaya Belajar Siswa me1alui Pembelajaran TGT Waktu Pcngamatan (2 menit x 40 = 80 mCllit/2 jam pelajam)
Kcgiatan I 2 3 4 5 6 7 8 9 10
II
Jm! %
12 13 14 15 16 17 18 19 10 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
IrU
• •
Ipan siswaJnperscpsi
• * •
lpok
* * * * * • * * • * • *
i pelajanlll
2
5
3
7,5
2
5
10
25
4
10
Iii ketikB ada siswa yang mcminta
loan
* * * *
lh soal dun penye1esaiannya an bt..'1tul1)'a/menjawab
ltan sis..vu ke de-pan kelas I
soal
• * * • * • * * * * • • * * • • • •
}aya Belajar melalui TGT
18 45
la beketja dalam kelompok ~wa
• * lSUll
guru
* * * * * •
• • • •
••• • •
• • • •
*
2 10
10 25
* • • • • • • • * • • * • • • • • •
an soal
5
25
18 45
turan permainan iskusi apat
• • • * * •
6 15
kelompok
90
J.'a.uvl L'la.,uUl"iL;)
: Se1asa/26 Mei 2009 : 10.50 - 12.10 : Terbentuknya Endapan Berdasarkan Harga HasH Kali Ke1arutannya : Mengoptimalkan Gaya Be1ajar Siswa me1a1ui Pembe1ajaran TGT Kegiatan
Wak.'tU Pengamatan (2 menit x 40 =: 80 menit12 jam pelajam)
Jml
%
I 2 3 4 5 6 7 8 9 JO II 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
* *
swalapersepsi
2
* * *
3 7,5
* *
2
* * * * * * * * * *
mm
5 5
10 25
ka ada siswa yang merninta
* * * *
l dan penyelesaiannya
4
JO
tanya/menjawab lwa ke depan kelas ~Iajar
* * * * * * * * * * * * * * * * * *
melalui TGT
18 45
eIja daJam kelompok
* * uu
* ••
2
• • • • • * •
* • * * *
5
10 25
• • • • •
JO 25
• • • • • • • * • • • •
1
* *
I' • • •
18 45
JeIlllllinan
• •
* * * *
6 15
pok
91
1 tioe!
r 1UllUtmS
: Rabul27 Mei 2009 : 13.00 - 14.20
: Perubahan pH dan Terbentuknya Endapan Berdasarkan Harga Hasil Kali Kelarutannya : Pembelajaran Kinesterik Wa1.iu Pengamatan (2 menit x 40 =: 80 menitl2 jam pelajam)
K.egiatan
3m! %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
* *
.swalapersepsi
2
* * *
5
3 7,5
* *
2
5
4
10
10
25
>ran
ka ada siswa yang meminta
• • • •
l dan penyeIesaiannya
tanyalmenjawab ;wa ke depan 100ias
* * * * * * * * • * * * * * * *
3elajar melalui TOT
• * * * * * * * • * * *
18 45
erja dalam kelompok
II
II * *
llU
I I I I
I
I I I I I I I i I I I I I i I
JLJ 2
* • *
• * • * * * *
* * * *
•
* * * *
10 25
•
10
* * * * * * * * * * * * * * * * * *
1
5
25
18 45
perrnainan
* * * * * * * * * * * * pok
6 15 6 15
* * * * * *
6 15
92
93
Lampiran 9 Perhitungan Aktivitas Siswa Menyiapkan Diri Sebelum Pembelajaran --
Perlemuan ke No Penelilian
Rata-rala %
1
2
3
%
%
%
1
Siklus I
12,5
12,5
12,5
12,5
2
Siklus II
10,0
10,0
0
10,0
3
Siklus III
5,0
5,0
5,0
5,0
--
-Perhitungan Aktifitas Siswa MengeIjakan Latihan Soal Pertemuan No Penelitian
Rata-rala %
I
2
3
%
%
%
I
Siklus I
15
15
15
15
2
Siklus II
35
35
0
35
3
Siklus III
45
45
45
45
---
--
Perhitungan Aktifitas Siswa Memberikan Pendapat -~
Pertemuan ke ... No
Penelitian
1
2
3
%
%
%
Rata-rata %
1
Siklus 1
0
7,50
7,50
500,
2
Siklus II
7,50
10,00
0
875 , --
3
Siklus III
15,00
15,00
15,00
15,00 --
npiran 10 i1aian Psikomotorik Kelompok I
emnan Pertama Siklus I Skor
lndikator Penilaian Psikomotorik
No
1
2
3
1
Kecepatan memberikan jawaban
2
Ketepatan jawaban
3
KeIjasama dengan ternan dalam kelompok
4
Pembagian tugas
5
Kekompakan kelompok
X
6
Kecepatan dalam berpindah posisi
X
4
Jumlah
X X X X
Keterangan skor: 1 = sangat kurang
Jika setiap indikator dilakukan tidak sesuai dengan aturan dan sangat lambat.
2= kU.rfu~g
Jika setiap indikator di1a..~Jkan sesuai dengan aturan tetapi sangat lambat.
3 = tinggi
Jika setiap indikator dilakukan sesuai dengan aturan, cepat, tetapi tidak teliti.
4 = sangat tinggi
Jika setiap indikator dilakukan sesnai dengan aturan, sangat cepat dan tepat.
94
a Perhitungan : al Nilai 24. Maka 24 X100 = 100 24
1ge '86-100 70-85 50-69 '<50 lai Psikomotorik ke1ompok I pertemuan pertama sik1us I adalall 2+3+3+3+4=17
X100=70 B
95
96
Lampiran II Tabel 1. Hasil Penilaian Psikomotorik Sikius I Nama
Pertemuan I
Pertemuan II
KeiompokI
70
83
85
79
KeiompoklI
55
71
80
69
Keiompok III
55
71
75
67
KeiompokIV
58
65
75
66
KelompokV
60
71
71
67
Pertemuan III
Rata-rata
Kelompok
Tabel2. Hasil Penilaiall Psikomotorik Siklus II Nama
Pertemuan 1
Pertemuan II
Rata-rata
KelompokI
75,0
87,5
81,0
KelompoklI
87,5
87,5
88,0
Keiompok III
66,0
83,0
75,0
KeiompokiV
75,0
75,0
75,0
KelompokV
87,5
100,0
94,0
Kelompok
Tabel3. Hasil Penilaian Psikomotorik Sildus III Pertemuan I
Pertemuan II
KelompokI
81,0
82,0
83,0
82,0
KeiompokII
83,0
88,0
96,0
89,0
Keiompok III
71,0
75,0
87,5
78,0
KelompokIV
83,0
75,0
92,0
83,0
Kelompok V
100,0
90,0
95,0
95,0
Nama
Pertemuan III
Rata-rata
Kelompok
97
Tabel4. Rata-rata Nilai PsikomotOlik Siklus I hingga Siklus III Nama Kelompok KelompokI KelompokII Kelompok III KelompokIV KelompokV Rata-rata
Kemampuan PsikomotOlik Siswa Sik1us I (%) 79 69 67 66 67 70
Siklus II (%) 81 88 75 75 94 83
Siklus 1II (%) 82 89 78 83 95 85
98
Lampiran 12 Perhitungan Tabel 8 Data hasil ulangan harian 20 siswa kelas Xl IPA MAN 11 Jakarta Siklus 1 67,67,82,73,50,52,75,90,100,52,90,73, 72, 70,80,45,45,92,50,50
1. Jangkauan atau sebaran 100-45=55 2. Interval Kelas atau Banyak kelas K = 1 + 3,3 logn = 1 + 3,31og 20 = 1 + 3,3 x 1,3 = 5,29 3. Panjang Kelas 55 =11 5 4. Mean -
x=LFX
LF
1375 20 = 68,75 5. Median
---
=
LF _LFsebelum] _
titik bawah + panjang kelas ----".2
[
=64,5+11 = 64,5
FMe
CO;7)
+ 11
=75,5 6. Modus =
Titik bawab + Panjang kelas (
= 46,5 =53,1
+ 11 (_3_) 3+2
81 ) 8 1 +8,
99
Lampiran 13 Perhinmgan Tabel 14 Data hasil ulangan harian 20 siswa kelas XI IPA MAN II Jakarta Siklus II
76,85,100,80,67,66,87,91,100,61,81,76,91,85,85,50, 51, 97, 51, 61 I. Jangkauan atau sebaran 100-50=50 2. Interval Kelas atau Banyak kelas K= 1 + 3,3logn = 1 + 3,3 log 20 =1+3,3xl,3 = 5,29 3. Panjang Kelas
50 =10 5 4. Mean -
x=LFX
.IF
1530 20 =76,50 5. Median ---
.IF _.I Fsebelum] _
= titik bawah + panjang kelas ----"2~
[
= 76,5 + 10
FMe
CO;9)
=76,5 + 5 = 81,5 6. Modus = Titik bawah + Panjang kelas (
=82,5 = 87,5
+ 10
C~2)
81 ) 8 1 +82
100
Lampiran 14 Perhitlmgan Tabel22 Data hasil ulangan harian 20 siswa kelas XI IPA MAN II Jakarta Siklus III 90,85,100,85,85,80,91,90,100,75,100,95,100,95, 100, 75,85, 100,75,80 I. Jangkanan atan sebaran 100 -75 = 25 2. luterval Kelas atau Banyak kelas K=I+3,3Iogn = I + 3,3 log 20 = I + 3,3 x 1,3 = 5,29 3. Panjang Kelas 25 =5 5 4. Mean -
X
L:FX L:F 1786 --20 = 89,30 5. Median
L:F _L:FsebehID1] = titik bawah + pa.t\iang kelas
=88,5+5
[
2
FMe
CO;9)
= 88,5 + 1,67 = 90,17 6. Modus = Titik bawah + Pa.t\iang kelas ( =94,5 =94,5
+ II (_0_) 4+0
81
8, +82
)
101
Lampiran 15 Hasil Uji t Hasil Uji t Siklus I dan II No I 2 3 4 5 6 7 8 9
10 II 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama
Siklus I
Siswa I Siswa2 Siswa3 Siswa4 Siswa 5 Siswa6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa II Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa IS Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa20 Jumlah Rata-rata SDD
5,98
SEMD
1,37
t"
-7,07
Siklusll
67,00 67,00 82,00 73,00 50,00 52,00 75,00 90,00 100,00 52,00 90,00 73,00 72,00 70,00 80,00 45,00 45,00 92,00 50,00 50,00 1375,00 68,75
76,00 85,00 100,00 80,00 67,00 66,00 87,00 91,00 100,00 61,00 81,00 76,00 91,00 85,00 85,00 50,00 51,00 97,00 51,00 61,00 1541,00
-9,00 -18,00 -18,00 -7,00 -17,00 -14,00 -12,00 -1,00 0,00 -9,00 -9,00 -3,00 -19,00 -15,00 -15,00 -5,00 -6,00 -5,00 -1,00 -11,00 -194
77,05
-9,70
· NiiaiSiklusII - NiiaiSiklusI N-G am= 100 - NiiaiSiklusI
77,05-68,75 100-68,75
= -----'--------'-
= 0,27 (kategori Rendah)
D(x-y)
D 2 (x·· y)' 81,00 324,00 324,00 49,00 289,00 196,00 144,00 1,00 0,00
N-Gain
81,00 81,00 9,00 361,00 225,00 225,00 25,00 36,00 25,00 1,00 121,00 2598,00
0,27 0,54 0,54 0,26 0,34 0,29 0,48 0, I 0 0,19 -0,90 0,11 0,68 0,50 0,25 0,09 0,11 0,625 0,02 0,22 4,80
129,90
0,24
102
Lampiran 16 Hasil Uji t Hasil Uji t Sildus 11 dan III No I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II
12 13 14 15 16
Nama Siswa I Siswa2 Siswa3 Siswa4 Siswa5
Siklus II 76,00 85,00 100,00 80,00 67,00
Siklus III 90,00 75,00 100,00 85,00 85,00
D(x-y)
D(x-y)'
N-Gain
-14,00 10,00 0,00 -5,00 -18,00
196,00 100,00 0,00 25,00 324,00
0,58 -0,67 0 0,25 0,54
Siswa6 Siswa 7 Siswa8 Siswa9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12
66,00 87,00
80,00 90,00
-14,00 -3,00
196,00 9,00
91,00 100,00 61,00 81,00 76,00 91,00 85,00 85,00 50,00 51,00 97,00 51,00 61,00
90,00 100,00 75,00 100,00 95,00 100,00 95,00 100,00 75,00 85,00 100,00 75,00 80,00
1541,00 77,05 10,40 2,38
1775,00 88,75
1,00 0,00 -14,00 -19,00 -19,00 -9,00 -10,00 -15,00 -25,00 -34,00 -3,00 -24,00 -19,00 -234,00 -11,70
1,00 0,00 196,00 361,00 361,00 81,00 100,00 225,00 625,00 1156,00 9,00 576,00 361,00 4902,00 245,10
0,41 0,23 -0,11 0 0,36 1,00 0,79 1,00 0,67 1,00 0,5 0,69 1,00 0,49 0,49 9,22 0,46
Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa20
17 18 19 20
Jumlah Rata-rata SDD SEMD
to
-4,90
N-Gain= -.N.:..::il=a.:::iS=ik:::.lu=s:::iJ:-,-,....::N:=.:il::::a1:::S::::ik/::..:u:=s=-i J00 - NilaiSiklusJ =
88,75-77,05 100-77,05
= 0,51 (kategori Sedang)
103
Lampiran 17
Pedoman Wawancara Siswa No
I
Pertanyaan
Jawaban Siswa
Bagaimana penyajian materi yang disampaikan sebeh1lll pennaman dan turnamen?
2
Menurut
kalian,
pembentukan
bagaimana
dan
belajar
kelompok?
3
Bagaimana dengan latihan soal yang
disajikan
dalam
bentuk
tumamen
yang
penghargaan
yang
permainan? 4
Bagaimana disajikan?
5.
Bagaimana diberikan?
104
Lampirall 18 Jawaban Wawancara Siswa pada Siklus I (a) Pada siswa dengan nilai tertinggi, Siswa 9 mengatakan st:llang belaJar dengan mengoptilllalkall gaya belajar llleialui model pembelajaran TGT, seperti tenmgkap pada wawancara berikut :
P
: "(menyebutkan nama
si~wa
9) ibu mau tanya nih Menuntt kamu
bagaimana penyajian materi dengan mengoptimalkan gaya belqjar melalui model pembelajaran TGJ? " Siswa 9
: "Penjelasan materinya enak bu. "
P
: "Bagaimana dengan pembentukan dan belqjar kelompoknya?"
Siswa 9
: "Asyik bu. Tapi gak ada bedanya dengan be/ajar biasa
P
: "Bagaimana latihan soal yang disajikan dalam bentukpermainan?"
Siswa 9
: "Sel'll banget bu."
P
: "Bagaimana tumamennya?"
Siswa 9
: "Menantang. Tapi malu bu. takutjawabannya salah."
P
: "Bagaimana penghargaan yang diberikan?"
Siswa 9
: "lya bu. jadi semangat karena ada penghargaannya"
(b) Pada Siswa dellgall llilai sedang, Siswa 13 mengatakan senaI1lg latihan soal dellgan mengoptilllalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT, seperti terungkap pada wawallcara berikut :
P
: "(menyebutkan nama siswa 13) ibu mau tanya nih. Menurut kamu bagaimana penyqjian materi dengan mengoptimalkan gaya belajar me/a/ui mode/ pembe/ajaran TG7?"
Siswa 13
: "Enak bu. Singkat. padat. je/as dan tidak berte/e-te/e bu. "
P
: "Bagaimana dengan pembentukan dan be/ajar ke/ompoknya?"
Siswa 13
: "Anggota ke/ompoknya gak asik bu"
P
: "Bagaimana latihan soa/ yang disqjikan da/am bentukpermainan?"
Siswa 13
: "Seru banget bu. Tapi waktu ngeJjain soalnya cepat banget bu."
105
P
: "Bagaimana tumamennya?"
Siswa 13
: "Majunya gak boleh berdua sih bu. Kan talattjawabannya salah."
P
: "Bagaimana penghargaan yang diberikan?"
Siswa 13
: "lya bu, jadi semangat karena ada penghargaannya dan mau jadi
kelompok dengan nilai tertinggi."
(c) Pada Siswa dengan nilai terendah, Siswa 17 mengatakan senallg latihan soal dengall mengoptimalkan gaya belajar melallli model pembelajaran TOT, seperti terungkap pacta wawallcara berikut :
P
: "(menyebutkan nama si.\wa 17) ibu mau tanya nih. Menurut kamu
bagaimana penyajian materi dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT? " Siswa 17
: "Enak bu tapi ya begitu bu. "
P
: "Enaknya bagaimana? Dan Mengapa begitu?"
Siswa 17
: "Enaknya gak BeTe. Gitunya, karena waktu ngeJjain soalnya ter/alu
eepat bu. Jadi saya terburu-buru dan gak teliti." P
: "Bagaimana dengan pembentukan dan belajar kelompoknya?"
Siswa 17
: "Anggota kelompoknya pelit bu, gak mo kasih tau klo bisa" .
P
: "Bagaimana latihan soal yang disajikan dalam bentukpermainan?"
Siswa 17
: "Sent banget bu. Tapi waktu ngeljain soalnya eepat bange' bu. Saya
jadi ketinggalan terus"
P
: "Bagaimana turnamennya?"
Siswa 17 : "Kalau saya disuruh maju takat salah bu" P
: "Bagaimana penghargaan yang diberikan?"
Siswa 17
: "lya bu, jadi semangat karena ada penghargaannya dan mau jadi
kelompok dengan nitai tertinggi."
106
Jawaban Wawancara Siswa pada Siklus II (a) Pada siswa dengan nilai tertinggi, Siswa 3 mengatakan senang belajar dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT, seperti terungkap pada wawancara berikut : : "(menyebutkan nama siswa 3) ibu mau tanya nih. Menurut kamu
P
bagaimana penyajian materi dengan mengoptima/kan gaya be/ajar me/a/ui mode/ pembe/ajaran TGT?" Siswa 3 : "Enak, bu. Penje/asan materina berkaitan banget dengan soa/ yang
ada pada permainan. " P
: "Bagaimana dengan be/ajar ke/ompoknya?"
Siswa 3
: "Sudah mu/ai akrab dan saling membantu jika Udak ada yang
be/um paham, bu. "
P
: "Bagaimana /alihan soa/ yang disajikan da/am bentuk permainan?"
Siswa 3
: "Asyik banget bu. Jadi liap penje/asan materi harus dipahami.
Supaya waktu permainan dml tumamen bisa/awab soa/nya" P
: "Bagaimana turnamennya?"
Siswa 3
: "Awa/nya ma/u bu ka/au maju. Tetapi sekarang biasa a/a."
P
: "Bagaimana penghargaan yang diberikan?"
Siswa 3
: "Iya bu, jadi semangat karena ada penghargaannya dan mau jadi
ke/ompok denganni/ai tertinggi"
(b) Pada Siswa dellgall uilai sedang, Siswa 14 mengatakan sellang latihall soal dellgan mellgoptimalkan gaya belajar melallli model pemhelajaran TGT, seperti tenmgkap pada wawallcara berikut : P
: "(menyebutkan nama siswa 14) ibu mau tanya. Menurut kamu
bagaimana penyajian materi dengan mengoptima/kan gaya be/ajar me/a/ui mode/ pembe/ajaran TGT?" Siswa 14
: "Enak bu, da penjelasan sebelum permainan dan turnamen. Jadi
mempermudah menjawab soalnya. " P
: "Bagaimana dengan be/ajar ke/ompoknya?"
107
Siswa 14 : "Sudah saling keljasama bu. "
P
: "Bagaimana latihan soal yang disajtkan dalam ben/ukpermainan?"
Siswa 14 : "Sern banget bu. Jadi tidak boson mengeljakan soalnya."
P
: "Bagaimana turnamennya?"
Siswa 14 : "Sudah ttdak takat bu kalau jadi perwakilan kelompok."
P
: "Bagaimana penghargaan yang diberikan?"
Siswa 14 : "Iya bu, jadi semangat karena ada penghargaannya dan mau jadi
kelompok dengan nilai iertinggi."
(c) Pada Siswa dengan nilai terendah, Siswa 16 mengatakan senang latihan soal dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TOT, seperti terungkap pada wawancara berikut : P
: "(menyebutkan nama siswa 16) ibu mau ianya nih. Menurut kamu
bagaimana penyajian materi dengan mengopttmalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT??" Siswa 16
: "Penjelasan materinya buat kita harus jokus dan bisa hari ttu
juga, bu. Karena kalau tidak, kita bisa ketinggalan dan tidak bisa jawab latihan. Jadi tidak membosenkan. " P
: "Bagaimana dengan belajar kelompoknya?"
Siswa 16 : "Enak bu. Kalau saya tidak paham. Saya jelasin lagi dengan teman
sekelompok. " P
: "Bagaimana latihan soal yang disqjikan dalam bentuk permainan?"
Siswa 16 : "Sent bu. Walau saya sering ketinggalan."
P
: "Bagaimana turnamennya?"
Siswa 16 :" A.\yik bu. Kompetisi dengan kelompok lain." P Siswa 16
: "Bagaimana penghargaan yang diberikan?" : "Iya bu, jadi semangat karena ada penghargaannya don mau jadi
kelompok dengannilai tertinggi."
108
Jawaban Wawancara Siswa pada Siklus III
(a) Pada siswa dengan nilai tertinggi, Siswa 18 mengatakan senang latillan soal dengan mengoptimalkan gaya belajar melailli model pembelajaran TGT, seperti terungkap pada wawancara belikllt : P
: "(menyebutlean nama siswa 18) ibu mau tanya nih. Menunlt leamu
bagaimana penyajian materi dengan mengoptimallean gaya belajar melalui model pembelqjaran TGT??" Siswa 18 : "Penjelasan materinya berleailan banget dengan latihan soal saat
pennainan jadi penting banget. Tidak boleh terlewatlean. " P
: "Sagaimana dengan belajar kelompoknya?"
Siswa 18 : "Enak bu. Saling bertukarpikiran lea/au ada yang sufit.. "
P Siswa 18
: "Sagaimana latihan soal yang disajilean cialam bentukpennainan?" : "Seru bu. Kila tidak merasa jenuh mengerjalean soaZ karena dengan
permainan suasananyajadi menyenanglean." P
: "Sagaimana tumamennya?"
Siswa 18 : "Tumamennya juga penting bu, Jadi kita saling bersaing menjadi
ke/ompok dengan nilai tertinggi." P
: "Bagaimana penghargaan yang diberikanT'
Siswa 18 : "Iya bu, jadi semangat learena ada penghargaannya dan mau jadi
kelompok dengan nilai tertinggi"
(b) Pada Siswa dengan nilai sedang, Siswa I mengatakan senang latihan soal dengan mengoptimalkan gaya belajar melailli model pembelajaran TGT, seperti terungkap pada wawaucara berih.'llt :
P
: "(menyebutlean nama siswa ) ibu mau tanya nih. Menurut kamu bagaimana penyajian materi dengan mengoptimaZlean gaya be/ajar me/alui model pembeZajaran TGT??"
Siswa 18 : "Penje/asan materinya berhubungan dengan soal-soal yang ke/uar saat
permainan. Jadi enak banget bu. "
109
P
: "Bagaimana dengan belajar kelompoknya?"
Siswa 18 : "Sent bu. Kita bisa saling memberikan penjelasan jika da yang masih
belum paham dalam satu kelompok. " P
: "Bagaimana lalihan soal yang disajikan dalam bentuk permainan?"
Siswa 18 : "Latihan soalnyajadi menyenangkan bu."
P
: "Bagaimana tumamennya?"
Siswa 18 : "Berebutan buatjadi perwakilan kelompok bu."
P
: "Bagaimana penghargaan yang diberikanT
Siswa 18 : "Iya bu, jadi semangat karena ada penghargaannya dan mau jadi
kelompok dengan nilai terlinggi"
(c) Pada Siswa dengan nilai terendah, Siswa 19 mengatakan senang latihan soal dengan mengoptilllalkan gaya belajar llleialui model pelllbelajaran TGT, seperti temngkap pada wawallcara beJikut :
P
: "(menyebutkan nama siswa 19) ibu mau tanya nih. Menurut kamu bagaimana penyajian materi dengan mengoplimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran1G1??"
Siswa 18 : "Penjelasan materinya asyik bu. Disesuaikan dengan gaya belajar kila. "
P
: "Bagaimana dengan belajar kelompoknya? "
Siswa 18 : "Seru bu. Melatih bersosialisasi." P
: "Bagaimana lalihan soal yang disajikan dalam bentukpermainan?"
Siswa 18 : "Suasana lalihan soalnya menjadi menyenangkan bu."
P
: "Bagaimana tumamennya?"
Siswa 18 : "Kila menjadi pada berebutan buatjadi perwakilan kelompok bu."
P
: "Bagaimana penghargaan yang diberikanT
Siswa 18 : "Iya bu, jadi semangat karena ada penghargaannya dan mau jadi kelompok dengan nilai terlinggi"
Validasi Soal Ksp Nomor Siswa I Siswa2 Siswa3 Siswa4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa II Siswa ]2 Siswa ]3 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa ]7 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20
I 2 I I 1 I ] 1 I ] 1 ] 1 1 I ]
I 0 1 1 1
3 4 1 0 I 1 1 1 I 1 1 1 ]
5
6
1 1 I I I
I
1
I ] ] 1 1 I 1 1 I I I I I I 1 0 1 I 0 1 I I I I 0 I I 1 I I I 1 0
I 0 I ] I 1 0 I 1 1 0 0 ] I 1 I 1 ] I I o 0 1 I 0 I I I ] 0 ] 15 20 19 16 ]6
7
1 0 1 I I ] 1 1
o
1 ]
I I I I I I I 0 0
I I
8 1 I 1 1 1
I
I I 1 1
]
]
I 1 I
1 I
]
I I I I
]
I I 1 1 1 I
I 0 1 I 1 0 I ] 15 19 20
910 II 12 13 14 1 I 1 I 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 ] 1 ] 1 I I I ] 0 1 1 1 I I ] 1 1 0 I 0 I I I I ] I 1 I 1 1 ] I 0 1 I ] ] 0 I 1 I I ] I ] 1 I I ] 1 1 1 ] 0 0 1 I 1 I I I 1 1 1 ] I ] 1 I I I ] ] 0 I 1 0 0 0 ] I I 0 I 0 0 ] 0 I 1 I 1 I 0 ] 0 I 0 I 1 ] 0 0 I 20 ]6 16 14 15 ]7
o
Butir 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 I 1 I I 1 1 1 0 0 ] I I ] 0 ] I 1 I 1 0 ] I 1 1 0 ] I 1 0 1 ] ] 1 1 I 1 ] 0 0 I 0 I ] 1 I 0 1 0 I 1 o 0 I 0 I 0 0 ] ] 1 I 0 I 1 1 ] 0 1 1 o 0 0 I I 1 1 ] 0 ] 1 I 1 0 I 0 I 0 0 ] I 1 1 1 0 I ] 1 ] I ] ] 0 0 0 ] ] I I I 0 1 ] 1 1 0 1 ] I 0 I I 0 I 1 1 I ] 0 1 I 1 0 I I I 0 I 1 1 I 0 ] 0 0 I I ] I 0 o 0 0 ] ] 1 ] 1 ] I 0 ] 1 1 ] 0 1 1 ] I I 0 ] 0 I 0 0 I ] I 1 I I 0 I 0 0 I 1 I 1 0 I I I I I I 0 1 I I I 1 I 1 I 0 0 1 I ] 0 I 15 16 15 II ]4 ]4 ]6 ]5 13 12 15
o
o
o
o
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 I ] ] ] ] ] I ] 0 I I 0 I ] 1 0 1 1 ] 0 1 0 I ] ] 1 ] I I ] 0 I 1 I ] ] I I 0 ] 0 I I I 1 I ] 0 I 1 ] I 0 1 ] I I 1 1 ]
]
o I
o o 'I
o
0
1 0 ] I 1 I I o 1 ] I I 0 I ] I 0 ] o 0 ]
1 1 0 0 0 I I ] I ] 15 16 15 0 I I
1 0 I 0 I I I ] 0 1 I 1 0 I I I 1 I I 1 0 I I I I I 0 I 0 ] ] 1 1 ] 0 I 1 0 0 1 I 1 I 0 I o 0 0 I I I I 0 I I ] 1 ] 0 14 15 15 16
o
I I 0 I 0 I
]
0 0 0 0 0 ] I 0 0 1 I I I I I I I I I I 1 I I 16 10
37 38 39 40 41 42 43 0 0 I ] ] 1 I 0 I I ] 1 1 0 0 0 1 ] 1 1 0 0 I ] ] ] o o 0 1 ] ] ] I
o
0 I
]
1 0 I 0 I I I I 0 I 1 o o 0 1 I ] 1 1 I I 1 0 ] I I 0 I 0 I I 1 0 I I 0 ] 15 15 9 9 16
]
1 I I
1 1 ]
] I I ] 1 1 0 0 ]
I
]
o o
0 0 0 0 0 I 0 I
o o o ]
0 I I ] 1 1 I I ] ] 0 ] 1 1 I 0 I 0
o 0 0
1 0 0 I
1 1 0 I I o I ] 15 15
I
44
~
]
1 ]
0 I
I I ] I I 1 0 ] 1 0 ] 1 I ] I 0 1 I I 1 I 0 I 0 ] I 1 I ] 0 I 0 0 1 1 1 I 1 0 I I 1 0 I 16 12 18 1
111
Lampiran 19 Perhitungan Validasi Soal Perhitungan Validasi Soal Ksp
X, = 34,20
r tabel = 0,44
S, =2,62
525 1. Xl =-=3493 15 '
. SeIllngga
rbi,1
= 35 - 34,2 ~0,75 - - = 0,53 2,62 0,25
· SeIllngga
rbi"
= 34,2-34,2~1 . -- = 0 2,62 0
2.
X,
3.
X 3 = 648 = 34 16
· rbis3 SeIllugga .
=
4.
X4
=542 =33875 16 '
· SeIllngga
- 33,875-34,2 . = - 025 , 2,62 0,2
558 5. X, =-=34875 16 '
Sellin a gg
524 6. X6 =-=3493 15 '
Sellin ar =34,93-34,210,75=048 gg 1",6 2,62 ,IV0,25 '
=684 =3420 20 ' 19
'
7.
X7
8.
X 8 = 684 = 34 20
=650 =3421 19 ' 20
'
34,16-34,2 ~0,9 2,62 0,1
rb;'4 -
r,
b",
= 34,875 - 34,2 2,62
=: -
r.,8 r,8
0,2
011 ,
= 0 52 '
Sellin a r = 34,21- 34,2.1 0,95 = 002 gg b,,7 2,62 V0,05 ' · I Seungga
r"
"= ",.
34,2-34,2~:l -- = 0 2,62 0
684 9. X9 =-=34,20 20
34,2 - 34,2 ~l --= 0 Senggar= hi b;,9 2,62 0
560 10. XIO =-=35,00 16
rbfslO I· Se1lllgga
557 11. Xu = - = 34,81 16
Sebin gga rbM I
490 12. Xu =-=35 14
(0,7 047 Sebingga rbi'J2 = 35-34,2 2,62 V0,3 = ,
-
523 15
13. X13 = - = 34,87
Sebin
580 14. X I 4 = - = 34,12 17
Sebin a gg
gg
ar b,,13
r, b"J4
::::::
35-34,2~,8 061 -- = , 2,62
0,2
34,81-34,2/0,8 =0,47 , 2,62 1 0,2
= 34,87 - 34,2 ;0,75 = 0 44 2,62 1 0 25 ' , = 34,12 - 34,2 ~0,85 = -0 07 2 ,62 0,15 '
112
527 15. X 15 = - = 35,13 15
Sellngga I·
559 16. X 16 =-=3494 16 '
· Sehmgga rbi'16
34,94 - 34,2 r,8 = 0 56 2 ,62 1 0,2 '
526 17. X 17 =-=3507 15 '
. Se1lmgga
35,07 - 34,2 r,75 = 0 57 ' 2,62 1 0,25
35,13-34,2/0,75 =062 , 2,62 , 0,25
I bu15
/bl'17
· Sehmgga rb""
33-34,2 ~,55 =-051 , 2,62 '0,45
491 19. X19 =-=35,07 14
Sehingga r bi'19
35,07 - 34,2 r,7 = 0 51 2 ,62 1 0 3 ' ,
490 20. X 20 = - = 35,00 14
· SeIllilgga rbl'20
35,00 - 34,2 r,7 = 0 47 2,62' 0,3 '
21. X" =-=33,86
S hiI
33,86 - 34,2 ;0,8 = -0 25 2,62 1 0,2 ,
501 22. X 22 = - = 33,40 15
S 1. e nngga r bl'22
33,40 - 34,2 r,75 = -0 53 2,62 . 0,25 '
427 23. X 23 = - = 32,85 13
· SeIlmgga Ii",,,
32,85 - 34,2 r,65 = -0 70 2,62 1 035 ' ,
404 24. X 24 = - = 33,67 12
SeI' Imgga
33,67 - 34,2 r,6 = -0 25 2,62 . 0,4 '
528 25. X 25 = - = 35,20 15
r. I. Selmgga
526 26. X'6 =-=3507 15 '
Sellin
558 27. X" =-=34,88 16
Sehin
525 28. X 2R = - = 35,00 15
. Sehin ggarb,.,2R -
18.
X18
-
29.
X29
363 11
=- =
33
542 16
472
=-=33,71 14
523 30. X 30 =-=34,87 15
e 199a Ii",,,
1''''24
=
6,,25
gg
a r.
gg
6,.,26
35,20 - 34,2 r,75 066 -= 2,62' 0,25 '
= 35,07 -34,2 r,75 = 0 57 262' 025 ' , ,
a r. = 34,88-34,2 r,8 = 0 52 6,.>27 2,62 . 0,2 '
35-34,2~,75 - - - 053 2,62
0.,25 - ,
1'''.,29
33,71-34,2l,6 =-0,23 2,62 0,4
Shin e gga 1''''30
34,87-34,2 r,75 =044 2,62 . 0,25 '
Sehingga
113
525 31. X 31 =-=35,00 15
Sehingga
32. X
Sehin
33.
557 = 34,81 16
32 O~_
X33
542 =-=33,88 16
"
a 1',. = 34,81-34,2 r,8 =047 gg",,2 262 '02 ' , ,
. Se1llugga
rbis33
= 33,88 - 34,2 .r,8 2,62 0,2
1'"
= 32,2 - 34,2 ~0,5 = -0 76 262 05 ' , ,
322 34. X 34 = - = 32,2 10
Sehin a gg
524 35. X 35 =-=34,93 15
Sehillgga
524 36. X 36 = - = 34,93 15
· Se IlIngga
r,b
287 37. X37 =-=31,89 9
Sehin
1'"
288 38. X 38 =-=32 9
· SeInngga
39.
X39
40. X 40
557 =1"6=34,81 527 15
=- =
35,13
- 35,00-34,2 r',75 - 0 53 -- 2,62' 0,25 '
r,b' 31 -
b,,34
1',"35
"
gg
a
0 24
=- ,
= 34,93-34,2 r,75 =048 262' 025 ' , , =
;,36
34,93-34,2 r,75 048 -- = 2,62 . 0,25 '
= 31,89 -
34,2 r,45 = -0 79 2 ,62 ., 055 ' ,
b,,37
rbi'" =
32-34,2 {Q,45 075 2,62 ~0;,55 = - ,
· SeInngga rbi<39
34,81-34,2 ~0,8 =0,47 2,62 0,2
SeI'llllgga rbi,40
75 =0616 35,13-34,2 2,62 1 0 25 ' ,
t
523 41. X 41 = - = 34,87 15
· SeIllngga
42. X
- 34,2 - - 0 52 ' -- 34,88 hi Senggar 6,.,4' 2,62 . 0,2 - ,
42
558 = - = 34,88 16
- 0, 44 - 34,87 -34,2 . r,75 -- 2,62 0,25
rbis41 -
r,8
491 43. X 43 =12 = 33,42
· Sehmgga rbi.'43
44. %44 =619 =3438 18 '
Sehin
612 45. X 45 =-=34,00 18
, 34,00-34,2 r,9 023 · Sehmgga rhu45 = 2 62 - 01 = - , , ,
gg
a
I', ,
bu44
- 34,2 .r,6 = 33,422,62 -0,4 = 036 , = 34,38 - 34,2 r,9 = 0 22 262' 01 ' , ,
114
Lampirall 20
REKAPITULASI KOEFISIEN KORELASI DAN STATUS BUTIR SOAL Nomor Daya Tingkat r-butir r-tabel Status Butir Pembeda Kesulmran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
0,53
°
-0,11 -0,25 0,52 0,48 0,02
° °
0,61 0,47 0,47 0,44 -0,07 0,62 0,56 0,57 -0,51 0,51 0,47 -0,25 -0,53 -0,70 -0,25 0,66 0,57 0,52 0,53 -0,23 0,44 0,53 0,47 -0,24 -0,76 0,48
0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44
Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid TidakValid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid
0,3
° °
-0,1 0,4 0,3 -0,1
° °
0,4 0,4 0,4 0,5 0,1 0,5 0,6 0,5
~O,5
0,6 - 0"' ,i
-
-0,2 -0,5 0,4 -0,2 0,5 0,3 0,4 0,5 -0,2 0,3 0,3 0,4 ··0,4 ·0,8 0,5
0,75 1,00 0,95 0,80 0,80 0,75 0,95 1,00 1,00 0,80 0,80 0,70 0,75 0,85 0,75 0,80 0,75 0,55 0,70 0,65 0,80 0,75 0,70 0,60 0,75 0,75 0,80 0,75 0,70 0,75 0,75 0,80 0,80 0.50 0,75
115
Nomor Butir 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
r-butir
r-tabel
Status
0,48
0,44
Valid
-0,79 -0,75 0,47 0,62 0,44 0,52 0,36 0,22 -0,23
0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44
TidakValid TidakValid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid
Daya Pembeda 0,3 ..0,9 ~O,7
0,4 0,3 0,5 0,3 -0,4
°
··0,2
Tingkat Kesukaran 0,75 0,45 0,45 0,80 0,75 0,75 0,80 0,60 0,90 0,90
116
Reliabilitas Butil" Soal Nomor Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
pi
q!
piqi
0.75 1 0.95 0.8 0.8 0.75 0.95 1 1 0.8 0.8 0.7 0.75 0.85 0.75 0.8 0.75 0.55 0.7 0.7 0.8 0.75 0.65 0.6 0.75 0,75 0.8 0.75 0.7 0.75 0.75 0.8 0.8 0.5 0.75 0.75 0.45
0.25 0 0.05 0.2 0.2 0.25 0.05 0 0 0.2 0.2 0.3 0.25 0.15 0.25 0.2 0.25 0.45 0.3 0.3 0.2 0.25 0.35 0.4 0.25 0.25 0.2 0.25 0.3 0.25 0.25 0.2 0.2 0.5 0.25 0.25 0.55
0.1875 0 0.0475 0.16 0.16 0.1875 0.0475 0 0 0.16 0.16 0.21 0.1875 0.1275 0.1875 0.16 0.1875 0.2475 0.21 0.21 0.16 0.1875 0.2275 0.24 0.1875 0.1875 0.16 0.1875 0.21 0.1875 0.1875 0.16 0.16 0.25 0.1875 0.1875 0.2475
117
Nomor Butir 38 39 40 41 42 43 44 45 Jumlah LPiqi
sf
= =
pi
ql
plql
0.45 0.8 0.75 0.75 0.8 0.6 0.9 0.9
0.55 0.2 0.25 0.25 0.2 0.4 0.1 0.1
0.2475 0.16 0.1875 0.1875 0.16 0.24 0.09 0.09 5,5155
5,515 6,8644
r tabel = 0,44 =
~ [1- 2:piqi ] K -I
8t'
= ~[1- 5,5155] =0 84 20 -I
6,8644
'
Jadi koefisieu reliabilitas tes (45 butir) adalah 0,84.
118
Lampiran21 KISI-KISI INSTRUMEN PILIHAN GANDA ~o
Indikator
Soal
Jenjang Kognitif
l.
Menje1askan
I. Kesetimbangan dari
A~C03
dalam larutanjenuh
kesetimbangan
adalall. ..
dalam lamtan
a. A~C03(S) ¢:} 2 Ag+(aq) + CO;- (aq)
jenuh atau larutan
b. A~C03(S)¢:} AgZ+(aq)+ CO;-(aq)
garam yang sukar
c. A~C03(S)¢:}2Ai+(aq)+ CO;-(aq)
lamt
d. AgzC03(s)¢:} 2 Ag+(aq) + 2CO;(aq)
C1
e. A~C03(S)¢:} Ai+(aq)+2CO;(aq) 2. Hi+ (aq) + 2 Br- (aq) mempakan kesetimbangan dalam
C1
larutan jenuh dad ...
2.
Menentukan
H~Br
a. HgBrz
c.
b. HgBr
d. H~Br4
e. Hg2Brz
3. Sebanyak 8,4 gram NaP dapat larut dalam 500 mL air.
kelarutan suatu
Kelarutan NaP adalah ... (Ar Na = 23 ; JF = 19)
senyawa dalam
a. 0,02
c. 0,2
maUL
b. 0,04
d.0,4
C3
e. 4
4. Sebanyak 28,5 granl MgClz dilarutkan da1am air hingga konsentrasinya meujadi 0,005 M. Malca volume yang
C3
dibutuhkan adalall ... (Ar Mg = 24 ; CI =. 35,5) a. 0,6 L
c. 60 L
b.6L
d. 600L
e. 6000 L
5. Larutan K ZCr04 memiliki konsentrasi 0,8 M. Massa KZCr04 yang dapat lamt dalam 500 mL air adalah ... (Mr K2Cr04 = 194)
a. 0,776 gram
c. 77,6 gram
e. 7'760 gram
C3
119
d. 776gram
b. 7,76 gram 3.
Menuliskan
6. Persamaan tetapan basil kali kelarutan AIz(S04)3 adalab
ungkapan berbagai
...
Ksp elektrolit yang sukar larllt dalam
a. Ksp = [AJ2+]3 [SOn 2 b. Ksp = [AI 3+f [SO~-]3
au'
c. Ksp = [Af+f [SOn 3
C2
d. Ksp=[Ae+]3[SOn2 e. Ksp = [An 2 [SO~]3 7. Persamaan tetapan basil kali kelarutall MgCIz adalah .. C2
a. Ksp = [Mfil) [crf b. Ksp = [Mgl [Cn c. Ksp = [Mfil+f [Cn d. Ksp = [Mg2+]2 [crf e. Ksp = [Mg+] [crf
8. Ksp = [Fe3l [cn 3 merupsksn persantaan tetapan basil C2
kali kelarutau dari ...
4.
Menjelaskan
a. FeCI
c. FeCh
b. FeCIz
d.
e. Fe3Ch
F~CI
9. Kelamtall AgJP04 dalalll air adalall x lllol/L. HasH kali
hubungan kelarulan
kelarutannya ialah ...
dengan lelapan hasil
a. 32x4
c.
kali kelarulan
b. 27x4
d. 9x3
x"
C3
e.3xJ
10. Jika Ksp K2S04 adalah a, maka kelamtlUlllya dalam C3
mol/liter adalah ...
1
a. -a 2
1
b. -a 3
I
c. a 2
1 '. e. (_a)3 4
I '. d. (-a)2 2
43. Pernyataan yang salah tentang hasil kali kelarutan CaC03 adalall ...
C2
120
a. dapat dirmnuskan = [Ca2+j [CO i-j b. harga bertambah besar jika temperatur dillaikkall C.
harganya bembah jika ke dalam lamtallllya ditambah sejmnlah CaCh
d. besarnya = pallgkat dna dari kelarutallllya e. harganya lelap meskipllll [Cli+j alan [COi-j dalam larulall bembah 5.
Menghitung
11. Kelarutan PbIz dalam air adalah 1,5 x 10-" mol. Hasil
kelarutan suatu
kali kelarutannya adalall ...
elektrolit yang
a. 4,5 x 10-9
c. 1.35 X 10-8
sukar larut
b. 4,5 x 10-8
d. 6,75 X 10-9
berdasarkan data harga Ksp atan sebaliknya
C3
e. 6,75 x 10-8
12. Telllllkan kelarnlall Ag+ dalam lamtanjeullh A~S04 C3
dengan Ksp = 3,2 X 10-5 adalah ... a. 2 x 10.2
C.
b. 2 X 10-3
d. 4 X 10-3
4 X 10-2
e. 8x 10-6
13. Sebanyak 150 mL lamtanjenllh CaF2 diuapkall dan
C3
diperoleh 2,34 gram CaF2 pada!. Ksp CaF2 adalah ... (ArCa=40; F= 19) a. 2 x lO- J
C.
b. 3,2 X 10-2
d. 3,2 X 10-3
2 X 10-2
e. 3,2 x 10-4
14. Hasil kali kelarlltan (Ksp) CaS04 = 2,5 x 10-5, maka kelarutan CaS04 dalam 100 mL adalah ... a. 5,5 x 10-5 mol b. 5 x 10-4 mol
c. 3,5 x 10-3 mol d. 3,5 x 10-2 mol
C3
e. 5 x 10-2 mol
15. Pada sulm tertentll kelamtan PbCh daIam air = 2,5 x 105
M, maka hasil kali kelamtallllya, Ksp adalah ...
a. 7,5 x 1O- J4 b. 7,25
X
10-14
c. 6,25
X
10- 14
d. 6,35 x 10-6
e. 6,25 x 10-5
C3
PERPUST;\KAJI,N UTAMA UIN SYAHIO .JAKAPdAI
16. Kelarntan Mg(OH)2 dalam air adalah 0,001 M. Maka harga Ksp Mg(OH)2 adalah ... a. 1 x 10-6 C. 1 X10-9 b. 2 X 10-6 42.
C3
e. 4 x 10-9
d. 2 X10-9
Data hasil kali kelarutall (Ksp) garam-garam pada
C2
soon 25°C adalah sebagai beriknt : Gararn
Ksp
Zns FeS
2,5 x 10-"" 4x 10-19
MnS
7 x 10- 16
CnS
8 x 10-37
Ag2S
5,5 X10-51
Berdasarkan data tersebut, garam yang memiliki kelarntan paling besar adalah ...
43.
a. enS
c. ZnS
b. FeS
d.
e. MuS
A~S
Diketalmi Ksp dari beberapa garam sebagai beriknt : = 4 x 10-12 1) Ag2Cr04 = 8 X10-12 2) A~C03 3) AgCI
C2
=lxlO- 1O
Umtan garam-garanl yang men11l1jukk an bertllmbahnya kelamtan adalah . . . a. (l); (2); (3)
c. (3); (l); (2)
b. (1); (3); (2)
d. (3); (2); (l)
e. (2); (3); (1)
44. Garam dengan kelarutall paling kec iI adalah . . . a. A~C204, Ksp = 1,1 X10-11 b. Ag2 Cr04, Ksp = 3,2 X10-12 c. AgCI, Ksp = 10-10 d. Agl, Ksp = 10-16 e. Ag2S04, Ksp = 1,6 x 10-49
C2
122
5.
Menjelaskan
17. Kelamtan AgCI (Ksp -10- 1V) dalam lamtan MgCh 0,4
pengamh
M adalah ...
penambahan ion
a. 1,25 x 10-6
c. 1,25
X
10-8
senama dalam
b. 1,25 X W-7
d. 1,25
X
10-9
lamtan
C3
e . I ,25 x 10-10
18. Kelamtan AgCI dengan Ksp 1,6 x lO- lD dalaLlllamtan C3
CaCh 0,4 M adalah ... a. 2 x 10-9 b. 2 X lO-lD
c. 4 X 10-9
e. 4 xlO- ll
d. 4 X 10-10
19. Kelamtan Mgh dengan Ksp 2 x 10-12 dalam lamtan Agl 0,02 M adalah ... a. 1 x 10-12 c. 2,5 b. 1 X 10.8
X
C3
e. 2,5 x lO- lD
10-8
d. 2,5 X 10-9
20. Kelamtan AgCI dalam air adalall I x 10-5 mol/L. Kelamtan AgCI dalam lammn CaCh 0,05 M adalah ... a. 2 x 10-9
c. 5 X 10-lD
b. I x 10-9
d. 2 X 10-4
C3
e. I x 10-4
21. Kelarutan A19S04 dengan Ksp 4,32 x 10-6 dalam
C3
lamtan NasS04 0,03 M adalall ... a. 6 x 10-3
c. 6 x 10-5
b. 6x 10-4
d. 3,6x 10-4
e. 3,6 x 10-5
22. Jika Ksp A19Cr04 = 4 x 10- 12, maka kelarutan A19Cr04 dalam larutan 0,01 M K2Cr0 4 adalall ... a. I x 10-6
c. I xlO-5
b. 5 xlO-6
d. 5 X 10-5
C3
e. ][ xlO-4
23. Basil kali kelamtan AgCI = 1O-3 ,jika Mr AgCI = 143,5 dan volume AgCI 1 L; maka massa AgCI dalam asam klorida 0,1 M adalah ... a. 143,5 x 10-4 gram
c. 143,5 x 10-2 gram e. 143,5 gram
C3
123
b. 143,5 x 10" gram
d. 143,5 x 1O"gram
24. Hasil kali kelamtan PbS04 dalam air adalah 1,2 x 10-4. Bila dilamtkan dalam larutan Na2S04 0,05 M, maka kelamtan PbS04 adalah ... a. 2,4 x 10-2 c. 2,4 X 10-4 b. 2,4 X 10-3 d. 6 X 10.2
C3
e. 6 x 10-3
25. Jika Ksp CaC03 = 6 x 10-6, maka kelarutan CaC03 dalam lamtan 0,12 M AgiC03 adalah ... 5 a. 5 x 10-3 C. 5 X 10e. 7,2 x 10-7 b.5xI0-4
d. 7,2 X 10.6
26. Bila Ksp CaF2 = 10-10, kelamtan CaF2 dalam 0,oI M CaCh adalah ... a. 2,5 x 10-3 c. 2,5 b. 2,5 7.
Menentukan pH
X
10-4
C3
X
10-5
. C3
e. 2,5 x 10-"I
d. 2,5 X 10.6
27. Lamtanjenuh Ca(OH)2mempunyai pH- 10. Hasil kali
larutan dari harga
kelarutan Ca(OH)2 torsebut adalall ...
Ksp-nya
a. I x 10-]3
C.
b. 4 X 10- 10
d. 5 X 10. 10
4
X
10-]3
C4
e. 5 x 10-]3
28. Diketahui Ksp Mg(OH)2 = 10,8 X 10. 14 Maka pH C4
lamtanjenuh Mg(OHh adalah ... a. 5 -log 3
c.9+log3
b. 5 -log6
d. 9 + log 6
e. 6 -log 5
29. Lamtanjenuh Ca(OH)2 mempunyai pH·= 9. Hasil kali
C4
kelamtan Ca(OH)2 tersebut adalah ... a. I x 10-16
C.
b.. 5 X 10-16
d. 5 X 10-10
1 X 10- 10
C.
5 X 10. 15
30. Jika kelamtan MgCh 0,3 M ditetesi larutan NaOH, Mg(OHh dengan Ksp = 3 X 10-11 akan terbentuk
C4
124
endapan pada pH ...
a. 8
c. 10
b.9
d. 12
31. Ke1arlltan Ca(OH)2 dengan Ksp = 3
e. 13
X
10- 11 dalam C4
lamtan yang memiliki pH 12 adalall ... a. 1,5 x 10-7
c. 3 X 10-7
b. 1,5 X 10-5
d. 3
X
e. 3 x 10-5
10-6
32. Kelamtan AI(OH)3 dengan Ksp = 2,7
X
10-11 da1am
1arutan yang memiliki pH 13+log 3 adalah ... 7
9
a. 1 x 10b. I
X
c. 1 X 10-
10-8
d. 3
X
C4
e. 3 x 10-
10
10-8
33. Jika kelamtan AgCI 0,2 M ditetesi larlltan LiOH, AgOH dengan Ksp 4 x 10-5 akan terbentuk endapan C4
padapH ...
8.
Memperkirakan
a. 4 -log 2
c. 2 - log 4
e. 10 + log 2
b. 4 + log 2
d. 10 -log 2
34. Tetapan hasil kali ke1arutan magnesium hidroksida
endapan
ialall 2 x 10-11. Jika pH dari sllatu larutan MgCh dengan konsentrasi 2 x 10-2 mol dinaikkan, maka akan mulai
berdasarkan harga
terjadi endapan pada pH ...
Ksp
a. 8
terbentllknya
b. 9
c. 10
d. II
C4
e. 12
35. Direaksilcan 100 mL lamtan Ag2S04 0,1 M dengan 100 mL larutan NaC1 0,2 M. Jika Ksp AgCI =, 2 x 10-
°,
1
C4
maka banyaknya endapan yang terbentllk adalall ...( Ar Ag = 108 ; CI = 35,5; Na = 23 ; 0 = 16 ; S =32) a. 1,435 gram
c. 4,305 gram
b. 2,870 granl
d. 5,740 gram
e. 7,175 gram
36. Dicampurkan 100 mL MgCh 0,01 M dengan 100 mL
C4
125
larutan K2C03 0,02 M. Jika diketahui Ksp MgC03 - 3,5 X
10-8, maka lamtan tersebut ...
a. tepat jenuh b. beltun terdapat endapan c. terjadi endapan d. teIjadi perubahan warna e. perubahan suhu 37. Dalam suatu 1arutan terkandung Pb(N03)Z 0,05 M dan HCI 0,05 M. Jika diketahui Ksp PbCh = 6,25 x 10-5),
C4
maka larutan tersebut ... a. tepat jenuh b. belum terdapat endapan c. teIjadi endapan d. terjadi perubahan wama e. perubahan suhu 38. Dicampurkan 100 mL lamtan MgS04 1 M dengan 100
C4
mL lamtall CaCh 0,2 M. Jika Ksp MgCh = 3 x 10-5, maka banyaknya elldapan yang terbentuk adalah' ... (ArMg = 24; CI = 35,5; S = 32; 0 = ]6; Ca= 40) a. 0,376 gram
c. 37,6 gram
b. 3,76 gram
d. 376 gram
e. 3760 gram
39. Dalam suatu 1arutan terkandlmg 100 mL NaN03 0,02 M dan 100 mL HgCh 0,02 M. Jika diketahui Ksp Hg(N03)2 = 1,2 X 10- 12 , maka ]arutall tersebut ... a. tepat jenuh b. beluillterdapatendapan c. teIjadi endapan d. terjadi pemballan wama e. pembahan sulm
C4
126
40. Seratus mL larutan NaCI 0,oI M dicampur dengan 100 mL lanltan AgN03 0,01 M. Ksp AgCI = 1o-
C4
°. MaIm
1
mmol AgCI yang mengendap adalah ... a. 0,002 mmol
c. 0,02 mmol
b. 0,005 mmol
d. 0,05 mmol
e. 0,5 mmol
41. Dalam satu liter lanltan terdapat campuran garamgaram cuCh, MgCh, dan BaCh yang masing-masing
C4
konsentrasinya 0,01 M. Jika ditamballkan53 mg garmn Na2C03, garam yang mengendap adalah ... Mr Na2C03 = 106; Ksp MgC03 = 4 x 10-5; Ksp CuC03 = 2,5
X
lO.lD , Ksp BaC03 = 1 x 10.9 pada sulm 25°C)
a. MgC03 b. CUC03 c. MgC03 dan CUC03 d. BaC03 dan MgC03 e. CUC03 dan BaC03
KISI-KISI INSTRUMEN ESSAI 'i/o
Indikator
Soal
Jenjang Kognitif
I
Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau lamtan garam yang sukar lamt
-
.
~
Mellentukan kelanltan suatu senyawa dalam mollL
I.
Sebanyak 78 mg CaCr04 dapat larut dalam 200 mL air. Nyatakan kelarutan CaCr04 tersebut dalam
mollL. (Ar Ca=40; Cr= 52; 0 = 16)
C3
127
Menuliskan tmgkapan herbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air
2.
Menjelaskan hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan
3.
Tulislah persamaan hubnngan kelarullan dengall
C2
tetapan basil kali kelarutan untuk senyawa berikut : a. PbC204 b. Hg2 Cr04 c. AuCh
Hitunglah hasil kali kelarutan :
C3
a. Mg(OHh,jika kelarutan Mg(OHh = 2 x10-4 mollL b. Ca3(PO)4, jika kelarutan Ca3(P04h = 10-3 moVL
Menghittmg 4. Hitunglah kelarutan Ag dalam larutan jenuh kelarutan snatn Ag2Cr04, jika Ksp Ag2Cr04 adalah 10,8 x 10-5 ! elektrolit yang sukar larut berdasarkan data 5. Diketahui Ksp dari AgCl = 9x10-", A!~Cr04 = 3,2 x harga Ksp atau 1O- 11 , AgBt=3,6xlO- 15 . Urutkaulalt ketiga garam sebaliknya tersebnt berdasarkan kelarntannya, dimu1ai dari yang
C3
terkecil. )
Melyelaskan pengamh penambahan ion senama dalam larutan
6. Berapakall kelamtan PbCh (Ksp - 3,2 x 10-0) dalam larutan Pb(N03)2 0,2 M? 7. Berapakall kelarutan CaF2 (Ksp = 1,62 x 10-2) dalam
larutan Ca(OH)2 0,1 M? 8. Berapakall kelarutan PbS04 dalam lamtab Na2S04 0,05 M, jika hasil kali kelarutan PbS04 dalam air adalalt 2,4 x 1O-4?
9. Berapakalt kelarutan Ag2Cr04 dengarl Ksp 2,88 x 10-" dalam lalUtan H~Cr04 0,02 M?
C3
128
Menentukan pH larutan dari harga Ksp-nya
10. Larutanjennll (AI(OH)3 memiliki pH = 9 + log 3.
C4
Berapakah basil kali kelarutan AI(OH)3? 11. HasH kali kelarutan Ba(OHh adalah 5 x 10-10. Berapakah pH larutan jennll Ba(OH)2? 12. Larutan jennll Mg(OH)2 memiliki pH = 11. Berapakall hasil kali kelarutan Mg(OI'l)2?
Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp
13. Dicampurkan 300 mL larutan Pb(N03)2 0,01 M dengan 200 mL lanltan KCl 0,01 M. Ksp PbCh = 4 x 10-6. Apakah PbCh sudah mengendap? Jelaskan perhitungan! 14. Dicampurkan 200 mL larutan HgS04 0,04 M dengan 200 mL larutan
A~Cr04 0,03
M. Ksp A~S04 = 3,6
x 10-10. Apakall A~S04 sudah mengendap? Jelaskan dengan perhitllngan!
C4
129
Validasi Kisi-kisi Iostmmen Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat lamtan asam-basa, metodepengukuran, dan terapamlya.
Kompetensi Dasar 4.6 Memprediksi terbelltuknya elldapan dati suatu reaksi berdasarkan prinsip kelamtall dan hasil kali kelamtan No
Illdikator
Buffl' Soal Pilihall Ganda
1.
Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau
I
larntan garam yang sukar larnt 2.
Menentukan kelarutan suatu senyawa dalam mol/L
3.
Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar 6
5
larnt dalam air 4.
Menjelaskan hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali
10
kelarutan 5.
Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut 11, 12, 13, 15, 16, dan 42 berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya
6.
Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam
17, 19,20,25, dan 26
larutan 7.
Menentukan pH larutan dari harga Ksp-nya
8.
Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga 35, 36, 39, 40, dan 41
27,28,30,31, dan 32
Ksp
Berdasarkall jenjallg koguitif butir soal. No
Butir Soal
Jenjang Kognitif
1.
Cl (Hafalan atan ingatan)
1 dan 6
2.
C2 (Pemahaman)
5 da1l42
3.
C3 (Penerapan)
10,11,12,13,15,16,17,19,20, 25,26,28,30,31,dm132
4.
C4 (Analisis)
27, 35, 36, 39,40 da1l41
130
RPP Pertemuan Pertama Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPI' )
Nama Sekolah
: MAN II JAKARTA
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/2
Alokasi Waktu
: 2@40menit
Pertemuan ke
:I
A. Standar Kompetensi
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. B. Kompetensi Dasar 4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kaJi kelarutan C. Indikator 1. Menjelaskan kesetimbangan daIam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut 2. Menentukan kelarutan suatu senyawa dalam mol/L 3. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air 4. Menjelaskan hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan 5. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat : 1. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau lamtan garam yang sukar
larut 2. Menentukan kelarutan suatu senyawa dalam mol/L 3. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air 4. Menjelaskan hubnngan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan 5. Menghitnng kelarutan suatu elektrolit yang sukar lamt berdasarkan data harga Ksp atau sebaIiknya
E. Materi Pembelajaran
: Kelarutan dan HasiJ Kali Kelarutan
131
1. Kelarutan zat dalam air sangat beragam. Ada zat yang mu
a. Zat yang mudah larut : gram per 100 gram air b. zat yang sukar larut
: mol per Liter (kemolaran)
6. Dalam suatu larutan jenuh dari suatu elektrolit yang sukar laru!, terdapat kesetimbangan antara zat padat yang tidak larut dan ion-ion itu yang larut.
MA (s) <= M' (aq) + A- (aq) 7. Karena zat padat tidak mempunyai konsentrasi, maka tetapan kesetimbangan reaksi ini adalah hasil kali konsentrasi ion-ion, dan disebut hasilkali kelarutan, dengan lambang Ksp. Ksp = [M+] [A]
8. Perhatikan kembali kesetimbangan yang terjadi dalam larutanjenuh Ag2Cr04 Ag2Cr04(S)
;::!
2Ag+(aq)+CrO~-(aq)
9. Konsentrasi kesetimbangan ion Ag+ dan ion CrO~- dalam larutanjenuh dapat dikaitkan dengan kelarutan Ag2Cr04 yaitu sesuai dengan stoikiometri reaksi (perbandingan koefisien reaksinya). Jika kelarutan A8;lCr04 dinyatakan dengan s, maka konsentrasi ion Ag+ dalam larutl.ll itu sarna denganl 2s dan konsentrasi ion crO~- sama dengan s.
132 10. Nilai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) Ag2Cr04 dapat dikaitkan dengan niJai keJarutannya (s) sebagai beriknt Ksp
=
[Ag] [CrO;-]
=
(2sf(s)
=4s3 G. Metode Pembelajarall
1. Model: TealllS Games Tournament (TGT)
2. Metode a. Eksperimen b. Cooperative Learning (Diskusi Kelompok) 3. Pendekatan : Konsep, Keterampilan proses
H. Langkah-Jangkah Kegiatan 1. Kegiatan Awal
(10 menit)
a. Motivasi dan apersepsi Memperkenalkan gaya beJajar kinestetik dan selama pembeJajaran siswa diperkellankan untuk makan dan minum serta siswa diperkenankan beJjalanjalan di kelas seJama proses pembelajaran. Bagailllana jika garam dicampurkall dengall garam kemndian diaduk? b. Prasyarat pengetahuan Menghiulllg kemolaran.
2. Kegiatall inti
(60 mellit)
Kegiatall Guru a. Guru melllbagi siswa dalam kelompok yang heterogell b. Guru meminta perwakiJan dati setiap kelompok ulltuk mengambiJ keperluall untuk percobaan kelarutan c. Guru meminta siswa lIlelakukan percobaan kelarutan kemudian melljeJaskan tentang kelarutan, larutan jenuh dan satuan kelarutan.
c.
133
d. Gum memberi contoh menghitung
d. Siswa mencoba mengeIjakan soal
kelanltan :
yang diberikan.
Sebanyak 234 mg NaCI dapat lanlt dalam
200 mL air. Nyatakan kelamtan NaCI tersebut dalam mol/L. (Ar Na: 23; CI:
35,5). Jawab:
M:~ V
M
234xlO-3 g 58,5gmol' O,2L
M :2xIO-2 e. Gum meminta siswa melakukan percobaan
e. Siswa pun memprak'tekkallllya.
berikutnya : I) Campurkan perak homat (A~Cr04) ke dalam air. 2) Amati, apakall garam tersebut mudall atau sukar lamt?
f
Lamtan perak kromat mudah sekali jenuh. Apakah setelallmencapai keadaan jenuh proses melamt berhenti?
f.
Siswa menjawab pertanyaan gum Tidak. Larut'lll jenuh tetap terjadi proses melamt tetapi pada saat yang sama teIjadi pula proses pengkristalan dengan laju yang sama. Dengan kata lain, dalam keadaan jenuh terdapat kesetimbangan antam zat padat tak lamt dengan larutannya. Klmsus untllk garam atau basa, kesetimbangan itu terjadi antara zat padat taklamt dengan ion-ionnya.
134
g. Kesetimbangan dalam larutan jenuh perak
g. Siswa mencoba menguraikan reaksi
kromat adalah sebagai belikut : A~Cr04(s)
;::0
2 Ag+(aq) + CrO~- (aq)
ion yang teIjadi. A~Cr04(s)
;=
2 Ag+(aq) + crO~- (aq)
Tetapan kesetimbangan dari kesetimbangan antara garam atau basa yang sedikit lamt disebut tetapan hasil kali kelamtan dan dinyatakan dengan lambang Ksp. Ksp = [Ag+]2 [CrO~-] Persamaan kesetimbangan larutan garam AxB y (s)
= xN\aq) + yBX-(aq).
Ksp = [xA~X[yBx,jY h. Gum memberikan contoh soal
h. Siswa mengerjakan soal yang dibelikan g\l111.
Sebanyak 100 mL larutanjenuh MgF2 diuapkan dan diperoleh 18,6 mg MgF2
M=~
V I8,6xlO
padat. Berapakah Ksp MgF2? (Ar Mg = 24 danF= 19)
M
-3
g
=
62g/mol_ O,IL M = 3xlO -3
MgF 2(8) -> Mg S
,+ (aq)
+ 2F - (aq)
2s
S
Ksp MgF2 =[Mg'+][F]2 =
s (2si
=4 S3
J.
Guru membelikan latihan dengan aturan sebagai berikut : 1) Setiap kelompok diberi 4 soal. Soal
tersebut dibagikan kepada tiap anggota kelompok satu-satu dan masing-
J.
=
4 (3xlO'3)3
=
108 , X
10'8
Siswa memp<ersiapkan did.
135
o. Guru memberikan latihan dengan aturan sebagai berikllt :
o. Siswa mendengarkan aturan permainmmya
I) Setiap kelompok diberi 4 soal. Soal tersebut dibagikan kepada tiap anggota kelompok satu-satu dan masingmasing anggota mendapatkan soal yang berbeda-beda. Misal, anggota 1 melldapat soal nomor I, dan seterusnya 2) Waktu penyelesaian 1 soal adalah 3
menit. 3) Setelah selesai, untuk Ianjut ke soal berikutnya siswa berpindah posisi tempat duduk dengan temannya dalam kelompok ke arab kanan (searahjarum jam).
4) Siswa yang tidak mengikuti aturan akan diberikan soal tambahan. p. Guru menyemangati siswa dengan musik
p. Siswa termotivasi dengan musik
3. Kegiatall Akhir
(10 menit)
a. Kesimpulan Jika zat terlarut dimasukkan terus-menerus ke dalam alir maka lama kelamaan larutan tersebut mencapai keadaanjenuh. b. Refleksi: Menetapkan Hasil Kali Kelarutan dan Menghubungkan kelarutan dengan hasil kali kelamtan. c. Penugasan
1. Sumber Belajar 1. Buku teks Kimia untuk SMA kelas II Penerbit Phibeta dan Erlangga 2. Perpustakaan
J. Alat atau Media
: gelas plastik, garam, sendok teh, laptop, sIJidol dan papan tulis
136
K. Penilaian I. Teknik penilaian : a. Tes Tertulis b. Penilaian psikomotorik 2. Bentnk Instrumen: (terIampir) 3. Contoh Instrumen: (terIampir)
Peneliti
Sri admini S.Pd NIP. ISO 376 453
Hafidah Yupitriani
137 Latihan Soal
1. Sebanyak 8,61 gram AgCl dapat larut dalam 400 mL air. Nyatakan kelarutan AgCI
tersebut dalam moVL. (Ar Ag =108; CI = 35,5) Jawab:
M=~ V
8,61g M = 143,5g/mol 0,4L M =0,15M Nilai =" 10 2. Tulislah persamaan hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan untuk senyawa berikut : a. Ca(N03)2 Ca(N03)2 ;= Ca 2+ + 2NO~
s
s
2s
= [Ca2l [NO~]2
Ksp
(2si
(s)
4s3 b. Ah(S04)3 Ah(S04)3 +Z 2AI'+ + 3S0~-
s
2s
3s
= [A1 312 [SO~-]3
Ksp
(2si
(3si
108s5 C.
PbCh PbCh
s
;:::!
Pb 2 + +2CI-
s
2s
138
d. Ag3P04 Ag3P04 ~ 3Ag+ + PO~-
3s
s Ksp
s
[Ag+]3 [PO~-]
=
(3si
=
(s)
= 27s4 Nilai == 10
3. Sebanyak 200 mL larutanjenuh CaFz diuapkan dan diperoleh 31,2 mg CaF2 padat. Berapakah Ksp CaF2 ? (Ar Ca = 40; F = 19) Jawab:
M=2'...
V 31,2xlO
M =
-3
g
78g/mol
6,lL M
= 4xlO- 3 s
s
2s
Ksp CaF2 =[Ca 2+][F-f =
s (2S)2
=4 =
S3
4 (4xl 0-3)3
=256 , x 10-8 Nilai: 10
4. Tentukan konsentrasi ion Na+ daJam Jarutanjenuh NazS04,jikahasil kali kelamtan NaZS04 adalah 10,8x1O-5 ! Jawab: NaZS04 s
;:t 2Na+(aq)+SO~-(aq)
2s
s
139
10,8xlO-S =4s 3 1O,8xlO-s 4 s
=
V27xlO-
s
=
3xlO- M, Maka kelarutan Na+ adalah 2s yaitu 6xlO-2 M.
2
Nilai: 10 Total Nilai 40 x 10 = 400 : 4 = 100
140
RPP Pertemuan Kedua Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Nama Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
Mata Pelajaran
: Kimia
Ke1as/Semester
: XI/2
A10kasi Waktu
: 2@40menit
Pertemuan ke
:2
A. Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat 1amtan asam-basa, metode pengu]urrau, dan terapanuya.
B. Kompetensi Dasar 4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dati suatu reaksi benlasarkan prinsip ke1arntan dan hasi1 kali kelamtan
c.
lndikator 1. Menjelaskan kesetimbangan daIam lamtan jenuh atau larntan garam yang sukar lamt 2. Menentukan kelarntan suatu senyawa dalam mollL 3. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air 4. Menjelaskan hubungan ke1arntan dengml tetapan hasil kaIi kelamtan 5. Menghihmg kelarntan suatu elektrolit yang sukar 1amt berdasarkan data harga Ksp atau sebaIiknya
D. Tujuan Pembe1ajaran Siswa dapat : 1. Menje1askan kesetimbangan daIam lamtanjenuh atau lamtan garam yang sukar lamt 2. Menentukan kelarntan suahl senyawa dalam mollL 3. Menuliskan tmgkapan berbagai Ksp e1ektro1it yang stikaI' 1arut daIam air 4. Menje1askan hubungan kelamtan dellgan tetapan hasil kali kelamtan 5. Menghitung kelarntan suatu elektrolit yang sukar lamt berdasarkan data harga Ksp atau sebaIiknya E. Materi Pembe1~aran
: Ke1amtan dan Hasil Ka1i Ke1amtan
141
F. Metode Pembelajaran
1. Model
: TGT (Teams Games Toumament)
2. Metode
:Cooperative Learning (Diskusi Kelompok)
3. Pendekatan
: Konsep
H. Langkah-Iallgkah Kegiatan 1. Kegiatan Awal
(10 menit)
a. Motivasi dan apersepsi Guru bertanya hasil kali kelamtan dari Ah(S04)3 b. Prasyarat pengetahuan Menentnkan Ksp dari suatu senyawa.
2. Kegiatan inti Kegiatan Guru a. Guru meminta siswa duduk sesuai dengan kelompok kemarin b. Gum menjelaskanjawaban soal dari pertemuansebelumnya
I. Sebanyak 8,61 gram AgCl dapat larut dalam 400 mL air. Nyatakan kelarutan AgCI tersebut dalam molJL. (Ar Ag =108; CI = 35,5) Jawab: n M=V
M
8,61g 143,5g/mol 0,4L
M =0,15M
2. Tulislah persamaan hubullgan kelamtan dengan tetapan hasil kali kelarutan lmtnk senyawa berikut :
(60 mellit)
142
a. Ca(N0 3)2 Ca(N0 3)2
Ca 2 + +2NO~
;::
s
s
Ksp
2s
[Ca2l [NO~]2
=
(2si
(s) 4s3
b. Ah(S04)3 Ah(S04)3 ;:: 2Al 3+ + 3S0~s
2s
Ksp
3s
[Al 3+f [SO~-j3
=
(2S)2
(3s/
108s5 C.
PbCh PbCh ;= Pb 2+ + 2cr s
Ksp
2s
s =
[Pb2l [C1l 2
=
(s)
=
4s 3
(2si
d. Ag3P04 AgJP04
;:::!
3s
s
Ksp
3Ag+ + PO~-
= [Ag+j3 = =
(3s/
s [PO~-j
(s)
27s4
3. Sebanyak 200 mL 1arutanjenuh CaF2 diuapkan dan dipero1eh 31,2 mg CaF2 pada!. Berapakah Ksp CaF2? (Ar Ca = 40; F = 19)
143
M=~
V 31,2x10
M
-3
g
=
78g!mol O,lL M = 4xlO ~,
s
s
2s
KspCaFz =[Ca 2+][F-y =
s (2s)z
=
4 S3
= 4 (4xlO-3i =
s 256 , x 1O-
4. Tentukan konsentrasi ion Na+ dalam larutanjenuh NazS04,jika hasil kali kelarutan NaZS04 adalah 1O,8xlO-5 ! Jawab: NaZS04 (s) ;= 2Na+(aq)+SO~-(aq) s
s
2s
[Nal z[ SO~-]
Ksp
=
1O,8xlO'5
= (2si s
1O,8xlO-5
=4l 1O,8xIO-3
4 s s
= 3,.}27xlO-6 =3xlO-z M
Maka kelarutan Na+ adalah 2s yaitu 6xlO-z M.
C.
Gum memberikan latihan dengan aturan sebagai berikut :
c. Siswa mengik'Uti aturan permainan
144
I) Setiap kelompok diberi 5 soal.Namun, pertama kali setiap kelompok akan mendapatkan I soal dan soal tersebut akan diberikan sebanyak jumlah anggota dalam kelompok. Soal dikeIjakan dalam kelompok secara individu. 2) Waktu penyelesaian I soal adalah 5 menit. Kelompok yang selesai sebelum waktunya habis, segera berteriak kelompok yel-yelnya. 3) Setelah selesai, untuk lanjut ke soal
0
berikntnya siswa berpindah posisi dari tempat duduk kelompok I berpindah ke tempat duduk kelompok ke 2 dan seterusnya. 4) Setelah selesai, perwakilan dari setiap kelompok menuliskanjawabaunya di papan tulis. d. Guru menyemangati siswa dengan musik.
d. Siswa menjadi termotivasi.
3. Kegiatan Akhir
(10 menit)
a. Kesimpulan Jika zat terlarut dimasukkan terus-menerus ke dalam air maim lama kelamaan larutan tersebut mencapai keadaanjenuh. b. Refleksi: Menetapkan Hasil Kali Kelarutan dan Menghubungkan kelarutan dengan hasil kali kelarutan. c. Penugasan
I.
Sumber Belajar 1. Buku teks Kimia untuk SMA kelas II Penerbit Phibeta dan Erlangga
145
J. Alat atau Media
: laptop, spidol dan papan tuJis
K. Penilaian
1. Teknik penilaian : a. Tes Tertulis b. Penilaian psikomotorik 2. Bentuk Instnunen : (terlampir) 3. Contoh Instnunen : (terlampir)
GuruMataP
Sri Pa ini S.Pd NIP. 1 0376453
Peneliti
Hafidah Yupitriani
146
Latihan 50al
1. Suatu K 2Cr04 memiliki konsentrasi 0,25 M Berapa gram K 2Cr04 dapat larut dalam
800 mL air?(Ar K = 39; Cr = 52; 0 = 16) Jawab:
M=~ V n
025=, 08L , 0,2mol= n massa n=-Mr
02=~ ,
194
m=38,8g Nilai =20 2. Tulislah persamaan hubungan kelarutan dengan tetapan hasillkali kelarutan untuk senyawa berikut : a. Ca(S04) CaS04
;::!
s
Ca 2+ + SO~s
s
Ksp
=
[Ca2+] [SO~-] (s)
(s)
S2
b. Mg3(P0 4)2
Mg3(P04)2 ~ 3Mg 2+ + 2PO~s Ksp
2s
3s =
[Mg2J3 [PO~-]2
(3si 3
27s x 4s 108s5
(2si 2
147
c. FeCh FeCh
<=
Fe 3+ + 3Cr
s
s Ksp
=
[Fe
3s
l [crf
3
(s) (3S)3 27s
4
Nilai =20 3. Diketahui Ksp MgCh = 5 X 10-
10 ,
Tentukan harga kelarutan MgCh da1am larutan?
Jawab: MgCh;:= Mg 2+ + 2Cr
s
2s
s
Ksp = [Mg l
[crf
2
= s 4s3 S
=
(2si
5 X 10- 10
V5X1O-10
= 3
4
= 5 x 104 M Maka ke1arutan 2Cr adalah 2 x (5xI0 4 ) = 1O-3M Nilai = 20 4. Jika Ksp Ag3P04 adalah a, maka kelarutannya dalam mol/liter adalah ... Jawab:
s
3s
Ksp = [Ag1 [PO~-l 3
a
=(3s/
a
=
27s4
s
s
148 03
5. KeJarutan PbCh daJam 3 x 10 mol. HasjJ kaJj keJarutannya adaJah ... Jawab:
s
Ksp
s
=
=
2s
[Pb2+] [Cr]2
s
(2si
=4s3 =
4(3x1003 )3
=
10, 8 X 1008 Nilai =20
Total niJai = I00
149 :.PP Pertemuan Ketiga Siklus I RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN(RPP)
'lama Sekolah
: MAN I I JAKARTA
vIata Pelajaran
: Kimia
Zelas/Semester
: XII2
I\lokasi Waktu
: 2@40menit
Pertemuan ke
:3
A. Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengulruran, dan terapannya. B. Kompetensi Dasar
4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kaJi kelarutan C. Indikator 1. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar lamt 2. Menentukan kelarutan suatu senyawa dalam moJIL 3. MenuIiskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar lamt daJam air 4. Menjelaskan hubungan kelamtan dengan tetapan hasil kaJi kelarutan 5. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaJiknya D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat : 1. Menjelaskan kesetimbangan dalam lamtan jenuh atau lamt:m garam yang sukar lamt 2. Menentukan ke1arutan suatu senyawa dalam mol/L 3. Menuliskan ungkapan berbagai Ksp eJektrolit yang sukar hlTUt dalanl air 4. Menjelaskan hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelamtan 5. Menghitung kelamtan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya E. Materi Pembelaiaran
: Kelarutan dan HasiJ Kali Kelarutan
150
F. Metode Pembelajaran
1. Model
: TGT (Teams Games Tournament)
2. Metode
: Cooperative Learning (Diskusi Kelompok)
3. Pendekatan
: Konsep
H. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Awal
(10 menit)
a. Motivasi dan apersepsi Guru bertanya hasil kali kelarutan dari Ag3P04 b. Prasyarat pengetalman Menentukan Ksp dllli suatu senyawa.
(60 menit)
2. Kegiatan inti
Kegiatan Guru a. Guru meminta siswa duduk sesuai dengan kelompok kemarin b. Guru memberikan latihan dengan aturan sebagai berikut :
I) Setiap kelompok diberi 2 soal. 1 kelompok yang terdiri dari 4 orang, diminta untuk berpasangllll. Jadi soal dikeljakan berpasangan. 2) Waktu penyelesaian 1 soal adala1l1 0 menit. Kelompok yang selesai sebelum wakhmya habis, segera berteliak kelompok yel-yelnya.
3) Setelah selesai, ootuk lanjut ke soal berikutnya siswa berpindah posisi dari tempat duduk yang pertama ke tempat duduk berikutnya tapi masih dallllll 1 kelompok.
Kegiatan Siswa a. Siswa ptm dlilduk sesuai dengan kelompoktlYa b. Siswa mengikuti atumn permainan
151 c. Guru memberikan latihan dengan aturan
c. Siswa mengikuti aturan permainan
sebagai berikut : 1) Setiap kelompok diberi 5 soal.Namun, peltama kali setiap kelompok akan mendapatkan 1 soal dan soal tersebut akan diberikau seballyakjumlah anggota dalam kelompok. Soal dikerjakan dalam kelompok secara illdividu. 2) Waktu pellyelesaian 1 soal adalah 5 menit. Kelompok yang selesai sebelum waktllllya habis, segera berteriak kelompok yel-yelllya. 3) Setelah selesai, IIIltllk lanjut ke soal berikutnya siswa berpindah posisi dari tempat duduk kelompok 1 berpindah ke tempat duduk kelompok ke 2 dan seterusnya. 4) Setelah selesai, perwakilan dari setiap kelompok menuliskan jawabanllya di papan tulis. d. Guru mellyemangati siswa dengall musik.
d. Siswa melljadli termotivasi.
e. Guru memberikan Penghargaan
e. Siswa menerima dengan senang dan ballgga
3. Kegiatan Akhir
(lO menit)
a. Kesimpulall Jika zat terIarut dimasukkan terlls-mellems ke dalam air maka lama kelamaan larutan tersebut mencapai keadaan jelluh. b. Refleksi: Melletapkall Hasil Kali Kelarlltan dan Mellghllbllllgkan kelarlltan dengall hasil kali kelarutan. c. Pellugasan
f-~--'-'------------"-'
PERPUSTAKAAN UTAMA UIN SYAHID JA¥.ARTA
1.
Sumber Belajar L Buku teks Kimia untuk SMA kelas II Penerbit Phibeta dan Erlangga 2. Perpustakaan
J. Alat atau Media
: laptop, spidol, dan papan tulis
K Penilaian
I. Teknik penilaian : a. Tes Tertulis b. Penilaian psikomotorik 2. Bentuk Instrwnen : (terlampir) 3. Contoh Instrumen : (terlampir)
Peneliti
Sri P dmini, S.Pd NIP. 150376453
Hafidah Yupitriani Mengetahui, Jakarta
,,}~:Jt::''*'" ~ ,~, 11
:
I
ISf
153
Latihan Soal 1. 8ebanyak 28,5 gram MgCh dilarutkan dalam air hingga kOllsentrasinya menjadi 0,005 M. Berapa volume yang dibutuhkan? (Ar Mg = 24; Cl =. 35,5) Jawab : massa M.r 28,5 n=-95 n=3xlO- 1
n
M=~ V
0005= 0,3 , V 1
V= 3xlO5xl0 3 V=60L
Nilai·= 20 2. Tulislab persamaan hubungan kelamtan dengan tetapan hasil kali kelamtan untuk senyawa berikut : a. Ag28 A~S
<= 2Ag+ +S2-
s Ksp
25
5
= [Ag"]2 [821
(2si 45
(s)
3
b. Ca3(P04)2 C a3(P04)3 ;::: 3Ca 2+ + 2PO~-
s Ksp
3s
2s
= [Ca2+"f [PO~-f
(3s? ?7<3 v 4<2
(2si
154
c. CUS04
5
5
5
K5P
=
[CU2+][SO~-]
(5)
(5)
52
Nilai 0= 20 5
3. Diketahui K5P K2 S04 = 25,6 X 10- , Tentukan harga kelamtan K2 S04 dalam lamtan? Jawab: K2 S04 (s)
;::!
2K+(aq)+SO~-(aq)
25
5
s
Ksp = [K']2 [SO~-] (2s/
=
5
4s3 ~ 256 X 10-6
V256:W-
6
s
=
=4x 1O-2M Maka kelarutan 2Cr adalah 2 x (4x I0-2)
=
8x1O-2M Nilai 0= 20
4. Jika Ksp Ah(P04)3 adalah q, maka kelamtannya dalam mol/liter adalah ... Jawab:
25
5
Ksp = [AlHi [SO~-f
(2si
q
=
q
=4s2 X 2753
q s
=
108s5
(3S)3
35
156
Latihan Berpasangan
1. Data basil kali kelarutan (Ksp) garam-garam pada suhu 25°C adalah sebag'li berikut Garam Ksp x 102,5 MgS 4 x 10-8 FeS 9 X 10-16 MnS 3,6 X 10-37 CuS 1,6 X 10-51 Ag2S Berdasarkan data tersebut, garam yang memiliki kelarutan paling besar adalah ... Jawaban : FeS Nilai : 25 2. Diketahui Ksp dari beberapa garam sebagai berikut : 7 1) Ag2Cr04 = 1,6 X 1013 = 3,2 X 102) Ag2C03 10 3) Agel = 1 x 10Urutkan garam-garam-Yang memmjukkan bertambahnya kelarutan adalah ... Jawab: 1,3 dan 2 Nilai : 25 3. Hasil kaJi kelarutan (Ksp) CaS04 = 2,5 x 10-5, maka kelarutan CaS04 dalam 100 mL adalah ... mol Jawaban: CaS04 Nilai : 50 CaS04(s) <=! Caz+(aq)+SO~-(aq)
s Ksp
s =
[Ca 1 [SO~-] 2
=
(s)
=
S2
(s)
=J25xlO-6 3 S = 5xlO-
S
n
M
V
5xlO-3 = n
=
.E....
0,1 5xl 04 mo]
s
157
RPP Pertemuan Pertama Siklus II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Nama Sekolah
: MAN II JAKARTA
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XII2
Alokasi Waktu
: 2@40 menit
Pertemuan ke
:4
A. Standar Kompetensi
4. Memallami sifat-sifat larutan asam-basa, metode ]J<~ngukuran, dan terapannya.
B. Kompetensi Dasar 4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan lJasil kali kelarutan C. lndikator Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam Jarutan D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat : Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan
E. Materi Pembelajaran
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
F. Uraian materi Pembelajaran I. Kelarutan elektrolit dalam air murni, ion-ionnya berasal dari satu surnber yaitu dari elel(trolit padat. Sedangkan larutan yang mempunyai ion senama (sejenis), ion-ionnya berasal dari dua sumber.
2. Jika Ag2Cr04 dilarutkan dalam air, maka satu-satunya sumber ion Ag+ dan ion crO~- berasal dari padatan Ag2Cr04 . Sement.ara jika Ag2Cr04 dilarut.kan dalam lamtan Na2Cr04, maka ion
crO:-
berasal dari Ag2Cr04
dan Na1Cr04, Dalam hal ini, Ag2Cr04 dan Na2Cr04 mempunyai ion senama yaitu ion CrO:-.
158
3. Penambahan Ag2Cr04 akan memperbesar konsentrasi ion CrO;- atan ion Ag+ dalam larutan. Akibatnya reaksi akan bergeser ke arah ion CrO~- atan ion Ag+ sehinggajnmlah Ag2Cr04 yang larut berkurang. Akan tetapi ion senama tidak mempengaruhi harga tetapan hasH kali kelarutan. G. Metode Pembelajaran I. Model
: TGT (Team Game Tournament)
2. Metode
: Cooperative Learning (Disknsi Kelompok)
3. Pendekatan
: Konsep, Keterampilan proses
H. Langkah-Iangkah Kegiatan 1. Kegiatall Awal
(10 menit)
a. Motivasi dan apersepsi Menuliskan tetapan Ksp dari AIC!) b. Prasyarat pengetahuan Menguraikan reaksi ion. (60 menit)
2. Kegiatall inti
Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru a. Guru memillta siswa duduk sesuai
a. Siswa pun duduk sesuai dengan kelompoknya
dengan kelompok kemarin b. Guru menjelaskan pengaruh ion senama
b. Siswa menyimak dan mencatat penjelasan guru.
terhadap kelarutan. c. Guru memberikan contoh soal
c. Siswa memperhatikan
Tentukan kelarutan Ag2Cr04 (Ksp
penjelasan guru dan
Ag2Cr04 = 2,4x 10. 8) itu da1am larutan
mencatatnya
AgN03 0,1 M? d. Guru menjelaskan cara menjawabllya AgN03 (s) ;:= Ag+ (aq) + NO~(aq) O,lM
O,lM
O,lM
Ag2Cr04 (s) ;:: 2Ag+ (aq) + CrO~- (aq)
d. Siswa menyimak dan mencatat contoh yang diberikan.
159
Ksp Ag2Cr04 = [Ag+f [CrO~- J 2,4xlO-8
=
(lO-li S 2,4xlO- 8 10-2
s s
=
2 ,4xlO-6
Ag2Cr04 ~ 2Ag+ (aq) + crO~- (aq) s
2s
2,4xI0-6
kelarutan Ag2Cr04 = 2,4xl 0-6
e. Guru memberikan latihan dengan aturan sebagai beriknt : I) Setiap kelompok diberi 5 soal. Namun, pertama kali setiap kelompok akan mendapatkan 1 soal dan soal tersebut akan diberikan sebanyakjumlah anggota dalam kelompok. Soal dikerjakan dalam kelompok secara individu. 2) Wak"tu penyelesaian 1 soal adalah 5 menit. Kelompok yang selesai sebelum waktunya habis, segera berteriak kelompok yel-yelnya. 3) Setelah selesai, untuk lanjut ke soal berikntnya siswa berpindah posisi dari tempat duduk kelompok 1 berpindah ke tempat duduk kelompok ke 2 dan seterusnya. 4) Setelah selesai, perwakilan dari setiap kelompok menuliskan
e. Siswa mengikuti aturan permainall dan mellgmjakall tugas.
160
f.
Guru menyemangati siswa dengan
f.
Siswa menjadi terrnotivasi.
musik.
3. Kegiatan Akhir
(10 Menit)
a. Kesimpulan Ion senama dalam larutan tidak mempengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan. b. Refleksi: Menetapkan Ksp pada ion senama
Sumber Belajar
1.
1. Buku teks Kimia untuk SMA kelas II Penerbit Erlangga 2. Perpustakaan 1. Alat atau Media
: laptop, spidol dan papan tulis
K Penilaian
L Tekuik penilaian: a. Tes Tertulis b. Penilaian Psikomotorik 2. Bentuk Instrumen : (terlampir) 3. Contoh Instrumen : (terlampir)
Peneliti
Sri ini S.Pd NIP. 1 0376453
}
Hafidah Yupitriani
161
Latihan SoaJ
1. Tentukan kelarutan AgCI (Ksp AgCI = 10-1°) itu dalam larutan NaCI 0,2 M? Jawab: NaCI (s) ~ Na+ (aq) + Cqaq) 0,2 M
0,2 M
0,2 M
AgCI (s) ;:z Ag+(aq) + Cqaq) s
s
s
s
s
0,2M
Ksp
=
[Agt[Cr]
lO- lO
=
2xlO- 1 S 10-10
s
2xlO
s
=
J
5x10-10 M
AgCI (s) ~ Ag+ (aq) +
s
s
cr (aq)
5xl 0-10 M
KelarutanAgCI adalah
~x 5 X 10-10 = 5 x IO-JOM I
Nilai: 20 2. Tentukan kelarutan Ag2Cr04 (K5p Ag2Cr04 K 2Cr04 0,1 M?
Jawab: K1Cr04(S) ~ 2K+(aq)+CrO~-(aq) 0,1 M
0,2M
0,1 M
Ag2Cr04 (5) ~ 2Ag+(aq)+CrO~-(aq) 5
25
5
5
25
0,1 M
Ksp Ag2Cr04 = [Ag +1 2 [CrO~-]
=
3,6xl 0-8) itu dalam larutan
162
3,6xlO-8 4xlO-l
S2
S
=
-J9xlO-8
S
=
3xlO-1M
Ag2Cr04 (s)
;:!
2Ag+(aq)+CrO~-(aq)
s
3xl0-4
s
1 Kelarutan A~Cr04 adalah -x3xlO-4 2
=1,5xlO-4M Nilai : 20
3. Hitllnglah kelarutan AgCI dengan Ksp 10-10 dalam CaCh 0,2 M. Jawab: CaCh (s) ;::: Ca 2+(aq)+2Cqaq) 0,2 M
0,2 M·
AgCI (s)
2 x 0,2 M = 0,4 M
Ag+ (aq) + cqaq)
;:!
s
s
s
s
Ksp = [Ag+] [Cn 10-10 = s 4xlO-1
s s
lO- l0 = =
4xl0
l
1O 25xlO,
AgCI (s) s
;:!
Ag+ (aq) + cqaq) 2,5xlO- w
Kelarutan KCI adalah
s
! x2,5xlO-1O = 2,5xlO-lo I
Nilai : 20 4. Hitllng kelarutan Pb2S04 dengan Ksp 4,8xlO- dalam larutan A~S04 0,3 M. 8
Jawab:
163
s
2s
s
s
2s
0,3 M
= [pb+]2 [SO~-]
Ksp
4,8 xlO-8 = (2si [3xlO- 1j 12 x10-1 S2 = 4,8 X 10.8
= 4,8x1O- s
s
12x1o-1 =2xlOA M
s
Pb2 S04 (s) ~ 2Pb+(aq)+SO~-(aq) 2x10A
s Kelarutan
s
P~S04 adalah .!. x2xl 0-4 = 10-' M 2
Nilai: 20 5. Hitunglah kelarutan MgCh dengan Ksp 3,6 x 10- 12 dalarn larutan HCI 0,01 M. Jawab: HCI (s) ~ H+ (aq) + Cr(aq) 0,01 M
0,01 M
0,01 M
MgCh(s) ~ Mg2+(aq) + 2 Cnaq)
s
s
s
s
Ksp
=
[Mg2+] [Cn 2
3,6xI0-12 = s
. (l0-2i
s
3,6xlO- 12 10-4
s
= 3,6xlO-8
MgCh(s) <=! Mg2+ (aq) + 2Cr(aq) s
3,6xlO-S
2s
164 RPP Pertemuan Kedua Siklus II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Nama Sekolah
: MAN II JAKARTA
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/2
Alokasi Waktu
: 2@40menit
Pertemuan ke
:5
A. Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapmmya. B. Kompetensi Dasar 4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan
c.
Indikator Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan
D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat : Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan E. Materi Pembelajaran
: Kelarutml dml Hasil Kali Kelarutan
F. Metode Pembelajaran I. Model
: TOT (Team Game Tournament)
2. Metode
: Cooperative Learning (Diskusi Kelompok)
3. Pendekatan
: Konsep
H. Langkah-Iangkah Kegiatan 1. Kegiatan Awal
(10 rnenit)
a. Motivasi dan apersepsi Membahas soal latihan pertemuan sebelumnya b. Prasym·at pengetahuan Menguraikan reaksi ion dan tetapan harga hasil kali kali kelarutan 2. Kegiatan inti
(60 rnenit)
165 Kegiatan Guru a. Guru meminta siswa duduk sesuai dengan
Kegiatan Siswa a.
kelompok kemarin b. Guru menmpersiapkan games yang akan
Siswa pun duduk sesuai dengan kelompoknya
b. Siswa pun mempersiapkan dirinya.
dilakukan c. Guru menjelaskan aturan permainannya
c.
1. Di papan tulis telah terdapat 6 kotak
Siswa memperhatikan dan menyimak aturan pennainannya.
amal dengan kata kunci yang berbedabeda dan tiap kotak amal berisi pertanyaan. 2. Perlanyaan tersebut dicocokkan dengan duit yang akan diamalkan. 3. Tiap kelompok mendapat kesempalan memilih kalak amal. 4. Kelompok diberi kesempatan menjawab soal dalam waktu 3 menit. 5. Setelah 3 menit perwakilan kelompok maju untuk menempelkan duit yang diamalkan(yang berisi jawaban yang benar) 6. Jika tidak ada yang maju atau jawaban salah, soal dilempar pada kelompok lain. d. Guru membahas latihan soal pada games. e. Guru menjelaskan cara menjawabnya
d. Siswa menyimak dan mencatatnya. e. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
f.
Guru memberikan latihan dengan aturan sebagai berikut :
I) Siswa dalam setiap kelompok cliberi 4 soal. Soal tersebut dibagikan kepada tiap anggota kelompok satu-salu.
f.
Siswa bersiap mengerjakan soal kembali clan menyimak aturan permainalillya
166
menit. 3) Setelah selesai, untuk lanjut ke soal berikutnya siswa berpindah posisi tempat duduk dengan temannya ke arah kanan. 4) Siswa yang tidak mengikuti aturan akan diberikan soal tambahan. g. Guru menyemangati siswa dengan musik.
g. Siswa menjadi termotivasi.
h. Guru memberikan penghargaan
h. Siswa menerima dengan senang dan bangga
3. Kegiatan Akhir
(10 Menit)
a. Kesimpulan Dari soal-soal yang telah dikerjakan terbukti bahwa penambahan ion senama dalam larutan tidak mempengaruhi harga tetapan hasi I kali kelarutan. b. Refleksi: Menetapkan Ksp pada ion senama c. Penugasan
1. Sumber Belajar I. Buku teks Kimia untuk SMA kelas II Penerbit Erlangga
2. Perpustakaan 1. Alat atall Media
: laptop
K. Penilaian I. Teknik penilaian : a. Tes Teltulis b. Tes unjuk kerja 2. Bentuk Instntmen : (terlampir) 3. Contoh Instrumen : (terlampir)
167
GuruMaa
Peneliti
ini S.Pd 376453
Hafidah Yupitriani
168
Latihan Soa] Games 1. Tentukan kelarutan Fe2(Cr04)3 yang memiliki hasil kali kelarutan 8,64 x 10-12 dalam Fe2(S04) 0,2 M! Jawab: 3 FeiS04)3 ;= 2Fe +(aq)+3S0;-(aq) 0,4M 0,6M 0,2M ;:Z 2Fe3+(aq)+3CrO~-(aq)
FeiCr04)3
s
2s
3s
s
0,4
3s
Ksp Fe2(Cr04)3 = [Fe12 [CrO;-]3 8,64 x 10-12
=
(4 x 1O- 1i (3si
108 x 10-2 S3
=
8,64 X 10-12 12 864xlO, 108xlO 2
V8xlO
s
=
s
=2x 104 M
12
1 -4 7 -4 Kelarutan FelCr04)3 adalah - x2xlO = -= xlO M 3 3
2. Tentukan kelarutan Pbh dengan Ksp 2,16xlO- 1O dalam larutan PbS04 0,6 M! Jawab: PbS04(s)
;:Z
0,6M
Pb 2+(aq)+SO;-(aq) O,6M
0,6M
Pb!} (s) ti Pb 2+(aq)+ 2r-(aq) s
s
2s
s
0,6M
2s
Ksp
= [pb2+] [1"]2
2,16xlO-10 = 6xlO-2 (2si
24x10-2l 2
=
2,16 x 10-10 IO 216x1O,
169
s
= J9xlO-JO
s
=3xlO-5M
Kelarutan PbIz adalah lx3xl0- 5 = 1,5xlO-6 M 2 3. Hasil kali kelarutan AgCI = 10-3, jika Mr AgCl = 143,5 dan volume AgCI 1 L; maka massa AgCI dalam asam klorida 0,1 M adalah ... (Ar Ag = 108 dan CI = 35,5) Jawab: HCI (s)
~
0,1 M AgCI (s)
;:!
H+(aq) + Cqaq) 0,1 M
0,1 M
Ag+
+ Cl-(aq)
s
s
s
s
s
0,1 M
Ksp
= [Ag"] [CI"]
10-3
=
S
- -1
S
= 1O-2 M
(s) 10-1 10-3 10-
n M=V 10-2= n 1 n
= JO-2 mol
n
massa Mr
10-2
massa 143,5
massa= 143,5 x 10-2 gram
4_ Tentukan kelarutan CaCh dengan Ksp 2x1O- 12 dalanl 5,74 gram AgCl yang larut dalam 800 mL air. Jawab: n M=V
n
= 5,74 143,5
n
=
2
M = 4xl08xlO I
4xJO-2 mol
170
--> <-
AgCI (5)
Ag+
0,05M
+ Crcaq)
0,05 M
-
CaCh (5)
0,05 M
Ca 2 +(aq)+ 2Cnaq)
<-
5
5
25
5
5
5x1O-2 M
K5P ? 10-12 _X
= [Ca i [Cn 2
=
2
(5x1O-2i
s
25xlO-4 5 = 2xlO- 12 2xlO- 12
5
25x10-4 = SxIO-IOM
5
5. Tentukan kelarutan BaCh dengan Ksp 2,SxI0- 12 dalarn lamta)) 0,002 mol NaCI yang lamt dalam 100 mL air! Jawab: n
M=V M= 2x10-
3
10' M=0,02 NaCI (5)
--> <-
Na+ (aq) + Crcaq)
0,02M BaCh (s)
0,02M
Ba2+ (aq) + 2Cnaq)
~
s
5
5
5
K5P
=
[Ba2+] [Cn 2
12 28x10=s ,
5
5
0,02 M
(2xIO-2i
'Z 28xlO, 4xlO-4
=7xlO-~
171
6. Tentukan kelarutan PbS04 (Ksp AgCl = 10- 14 ) itu dalam larutan MgS04 0,4 M?
Jawab: MgS04 (s)
;:!
0,4 M
PbS04 (5)
;:!
Mg2+(aq)+SO~-(aq)
GAM 0,4M Pb 2+(aq)+SO;-(aq)
s
s
s
s
Ksp
= [pb2+][ so:- ]
10-]4 =
(4xlO-1)
S
1O-14
s
4xlO-1 14 = 2,5xlO- M
S
PbS04 (s) 5
;::!
Pb 2 +(aq)+SO;-(aq) s
Kelarutan PbS04 adalah
2,5xlO- 14
~x2,5xlO-14 = 2,5xlO-14 M 1
172
Latihan Soal 1. Tentukan kelarutan Ag3P04 yang memiliki hasil kaJi kelamtan 33,75Xl 0- 15 dalam larutan AU3P04 0,0 I M! Jawab: AU3P04(S)
;::!
3Au+ (aq)+ PO~- (aq)
0,03 M ;::!
3Ag+(aq) + PO~- (aq)
s
3s
s
3s
Ksp
0,01 M
= [Ag+J3 [PO;:- J
33,75xlO- 15 = (3S)3
lO-2
27xJO-V
= 33 ,75xJO-15
S3
= 125x1 0- 15
s
= 5xlO-3 M
Kelarutan Ag3P04 adalah
.!. x5xlO- =.? xlO-' M 3
3
3
2. Tentukan kelarutan MgCh(Ksp = 7x1 0- 1I) dalam larutan NaCJI 0,01 M! Jawab: NaCI (s)
Na+ (aq) + Cnaq)
;::!
0,01 M MgCh (s)
0,01 M ;::!
0,01 M
Mg2+ (aq) -I- 2CI-(aq)
s
s
2s
s
S
lO-2
Ksp
= [Mg2+] [C1l 2
7xJO- lJ
=
S
=7xl0-7 M
S
(10-li
Kelarutan MgCh adalah 7xl 0-7 M 3. Tentukan kelarutan MgS04 dengan Ksp 2,4xlO- 12 dalam larutan 0,006 mol HgS04 yang larut daJam 200 mL air! Jawab:
173
3
M= 6xlO2xlO-1 M=O,03 ;Z Hg2+(aq)+SO~-(aq)
HgS04 (s) 0,03M
0,03M
MgS04 (s)
Mg 2+(aq)+ SO~- (aq)
;::!
s
s
s
s
= [Mg2i
Ksp
2,4xlO- J2 = s s
=
0,03M
[so:- 1
(3xlO-2 )
24xlO- 12 '
3xlO
2
= 8xlO- ll
s
Kelarutan MgS04 adalah
.!. x8xlO-ll = 4xlO-ll 2
4_ Hitunglah kelarutan AuCl dengan Ksp IO- J2 dalam HgCb 0,4 M_ Jawab: MgClz (s) ;= Mg2+ (aq) + 2Cqaq) 0,4 M
0,4 M
2 x 0,4 M
AuCl (s) ;= Au+ (aq) + Cl- (aq)
s
s
s
s
Ksp = [Aui [Cn IO- J2 = s 4xlO- J s s
10- 12
8xlO-1 =1,25xlO- 12M
AuCl(s) s
;Z
Au+(aq)+ Cqaq) l,25xlO- J2 M
s
=
0,8 M
174
RPP Pertemuan Pertama Siklus III RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: MAN 11 JAKARTA
Mata Pelajaran
: .Kimia
Kelas/Semester
: XI/2
Alokasi Waktu
: 2@40menit
Pertemuan ke
:6
A. Standar Kompetensi 4. Memabami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.
B. Kompetensi Dasar 4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan basil kali kelarutan C. Indikator
Menentukan pH larutan dari harga Ksp-nya D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat : Menentukan pH lamtan dari harga Ksp-nya E. Materi Pembelajaran
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
F. Uraian materi Pembelajaran
1. Tingkat keasaman larutan (pH) dapat mempengaruhi kelamtan dari berbagai jenis zat. Suatu basa llmumnya lebih larut dalam lamtan yang bersifat asam, sebaliknya sukar larut dalam larutan yang bersifat basa. G'aram-garam yang berasal dari asam lemah akan lebih mudah larut dalam larutan yaung bersifat asam kuat. 2. pH dan Kelarutan Basa, dimana basa akan lebib sukar lam! dalam larutan yang bersifat basa daripada dalam larutan netra!. 3. pH dan Kelarutan Garam. Contoh CaC03 sukar lamt dalam air, tetapi larut dalamlarutanHCI. CaC03 (s)
;::!
Ca 2+ (aq) + COi-(aq)
175
Dalam larutan asam, ion CO;- akan diikat oleh ion I-t membentuk HCO; dan rhC03. H2C03 akan terurai membentuk CO 2 dan H 20. Hali ini akan menyebabkan CaC0 3 melarut. G. Metode Pembelajaran I. Model
: TGT (Team Game Tournament)
2. Metode
: Cooperative Learning (Diskusi Kelompok)
3. Pendekatan
: Konsep
H. Langkah-Iangkab Kegiatan
I. Kegiatan Awal
(10 menit)
a. Motivasi dan apersepsi Guru memberi soal menentukan pH Ke dalam 40 mL larutan NH3 0,2 M (Kb = 10-5) ditambabkan 100 mL larutan HCI 0,02 M. Tentukan pH larutan? b. Prasyarat pengetahuan Menghitung pH
2. Kegiatan inti Kegiatan Guru a. Guru meminta siswa duduk sesuai dengan
a. Siswa pun duduk sesuai dengan kelompoknya
kelompok kemarin b. Guru menjelaskan pengaruh pH terhadap
b. Siswa menyimak dan mencatat penjelasan gum.
kelarutan.
c. Siswa memperhatikan penjelasan
c. Guru memberikan contoh soal Ksp Mg(OH)2 = 3,2xlO- 1i • Tentukanlah
guru dan mencatatnya
kelarutan Mg(OH)2 dalam I) akuades 2) larutan dengan pH =12 d. Guru menjelaskan cara menjawabnya 1) Mg(OHMs) ;::: Mg'+ (aq) + 20Ir (aq)
s
s
2s
d. Siswa menyimak dan mencatat contoh yang diberikan.
176
3,2xlO-
=s
3,2x1 0- 1I
=4s3 = 3
s
(2s)
3,2xlO
II
4
s
=2xlO-4M
Kelarutan Mg(OH)2 adalah 2xl 0-4M 2) pH = 12, pOH = 2, OH- =l 0-2 Mg(OH)2(S) ~ Mg 2+(aq)+20W(aq) s
s
2s
Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+] [OITj 2 3,2xlO- n = s (l0-2)2 s
3,2xlO-11 10 4
s
=3,2xlO-7M
Kelarutan Mg(OH)2 adalah 3,2xlO-7M
e. Guru memberikan latihan dengan aturan sebagai berikut : l) Setiap kelompok diberi 5 soal. Namun, pertama kali setiap kelompok akan mendapatkan 1 soal dan soal tersebut akan diberikan sebanyakjumlah anggota dalam kelompok. Soal dikeJjakan dalam ke1ompok secara individu. 2) Wak-tu penye1esaian 1 soal adalah 5 menit. Kelompok yang selesai sebelum waktunya habis, segera berteriak
e. Siswa meng:~kuti aturan pennainan dan mengerjakan tugas.
177
3) Setelah selesai, untuk lanjut ke soal berikutnya siswa berpindah posisi dari tempat duduk kelompok 1 berpindah ke tempat duduk kelompok ke 2 dan seterusnya. Setelah selesai, perwakilan dari setiap kelompok menuliskan jawabannya di papan tulis.
f.
Guru menyemangati siswa dengan musik.
3. Kegiatan Akhir
f.
Siswa menjadi tennotivasi.
(lO menit)
a. Kesimpulan Basa akan lebih sukar larut dalam larutan yang bersifat basa daripada dalam larutan netral.. b. Refleksi: Menetapkan pH larutan dari harga Ksp-nya c. Penugasan
I.
Sumber Belajar 1. Buku teks Kimia untuk SMA kelas II Penerbit Erlangga
2. Perpustakaan
J. Alat atau Media
: laptop, spidol, papan tulis dan makanan
K. Penilaian 1. Teknik penilaian :
a. Tes Tertulis b. Penilaian Psikomotorik 2. Bentuk Instrumen : (terlampir) 3. Contoh Instrumen : (terJampir)
178
Peneliti
Sri P mini S.Pd NIP. 1 0 376 453
Hafidah Yupitriani
179
Latihan Soal Diketahui Ksp Fe(OH)2 = 25,6xIO- 14 Tentukanlah kelarutan Fe(OH)2 dalam : a. akuades b. larutan dengan pH = 10 Jawab: a. Fe(OH)2(S) ;= Fe 2 +(aq)+20W(aq)
s
s
2s
Ksp Fe(OH)2 = [Fe2l [OH"]2 25,6xlO- 14
=
4s3
= 25,6xlO- 14
s
= 3
s
(2si
256x1O
14
'
4
s Kelarutan Fe(OH)2 adalah 4xlO-5M Nilai: 20 b. pH= 10, pOH =4, O1-f= 10-4 Fe(OHMs) += Fe 2+(aq)+20W(aq) s
s
2s
Ksp Fe(OH)2 = [Fe2+] [OH"]2 25,6xlO-14 s
s
=S
(lO-4i
14 256xl0, 10 8
= 25,6xl0-'M Nilai =20
2. Larutanjenuh M(OH)2 mempunyai pH = 10. Tentukanlah kelarutan basa tersebut dalam lamtan yang mempunyai pH = 13. Jawab:
180
M(OH)2(S) ~ M >(aq)+20W(aq) 2
s
s
~xIO-4
2s
~xIO-4
2
2
10-4
Ksp M(OH)2 = [M2+] [OH]2 =
(5x1O-5) (1O-4i
=
5x1O-13
pH = 13, pOH = 1 OH- =10- 1 M(OH)2(S);:! M 2+(aq)+20W(aq) S
2s [M2i [OH1 2 S
Ksp M(OH)2 =
5xIO- J3 =
(lO-li
s
5xlO- 13 = 10-2 S s
=
5x1O-13 10-2
S
=
5 x 1O-11 M
Kelarutan M(OH)2 adalah 5 x 10-IIM Nilai =20
3. Larutanjenuh Ca(OH)2 mempunyai pH = 9. Tentukan Ksp larutan tersebut. Jawab: pH = 9, pOH = 5 [OHl = 10-5 Ca(OH)2 (S) ;:: Ca2+(aq) + 20H- (aq) s
Ksp
s
2s
=
'h X 10-5 10-5 [Ca2i[OH1 2
=
Yz X 10-5 [10-5]2
=
5xI0-6 X 10-10
=
5x1O- 16
181
4. Ksp Mg[OH]2 adalah 5xl0-]3 Tentukan pH larutan jenuh Mg[OH]2. Jawab:
s
s 2 [Mg l [Olf]
Ksp
=
5xl0- 13
=
s
5xl0-13
=
4s 3
2s
(2si
5xlO- 13
S3
4 s
=
\!125xlO- ls
S
=
5xlO-'M
Kelamtan Off adalah 2s,maka 2x(5xl0-5) adalah 104 M. Berarti pH = 10 Nilai 20 5. Larutan M(OH)3 mempunyai pH 11. Berapakah Ksp M(OH)3? Jawab: M(OH)3 (s)
;:::!
M 3+ (aq) + 30H- (aq)
s
s
.!. xl0-3
3s 10-3
3
Ksp = [M3l [0I-r]3
= .!.xlO-3 (1O-3 3
i
13 = 33 , X 10-
Nilai 20 Total Nilai = ] 00
PE'~P. USTAKAAN UTAMA LHN SYAHID JAKARTA
-
lU
RPP Pertemuan Kedua Siklus III RENCANAPELAI~ANAANPEMBELAJARAN(RPP)
Nama Sekolah
: MAN Jl JAKARTA
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
:XV2
Alokasi Waktu
: 2@40menit
Pertemuan ke
:7
A. Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat lamtan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. B. Kompetensi Dasar
4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan C. lndikator Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp D. Tujnan Pembelajaran Siswa dapat : Memperkirakan terbentnknya endapan berdasarkan harga Ksp
E. Materi Pembelajaran
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
F. Uraian materi Pembelajaran I. Reaksi pengendapan bertujuan mengeluarkan snatu ion dari larutannya. Misalnya, ion kalsium (Ca2+) dapat dikeluarkan dengan menambahkan larutan Na2C03. Dalam hal ini, ion Ca2+ akan bergabung dengan ion karbonat ( CO;- ) membentuk CaC03, suatu garam yang sukar lamt, sehingga mengendap. 2. Hasil kali konsentrasi dirumuskan dalam rumus tetapan kesetimbangan disebut Qc adalah sebagai berikut : Jika Qc < Ksp, larutan belumjenuh
I
183
G. Metode Pembelajaran 1. Model
: TGT (Team Game Toumament)
2. Metode
: Cooperative Learning (Diskusi Kelompok)
3. Pendekatan
: Konsep
H. Langkah-langkah Kegiatan I. Kegiatan Awal
(10 menit)
a. Motivasi dan apersepsi Guru m.emberikan soal materi sebelumnya untuk menentukan kelompok terbaik b. Prasyarat pengetahuan Menentukan Ksp 2. Kegiatan inti
(60 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
a. Guru meminta siswa duduk sesuai dengan
a. Siswa pun duduk sesuai dengan kelompoknya
kelompok kemarin b. Guru menjelaskan reaksi pengendapan.
b. Siswa menyimak dan mencatat penjelasan guru. c. Siswa memperhatikan
c. Guru memberikan contoh soal Sebanyak 200 mL larutan AgN03 (Perak
penjelasan guru dan
Nitrat) 0,02 M dicampurkan dengan 300 mL
mencatatnya
Ah(S04)3 (Alumunium sulfa!) 0,05 M. Apakah larutan AgZS04 dari campuran tersebut akan membentuk endapan jika nilai Ksp AgzS0 4 1,5
X
10-5
d. Guru menjelaskan cara menjawabnya 1) AgN0 3 (s) ~ Ag+ (aq) + NO; (aq)
4mmol
4 mmol
4mmol
d. Siswa menyimak dan mencatat contoh yang diberikan.
184
SeteJah dicampur, vohune bertambah : 200 mL + 300 mL = 500 mL Maka kelarutan
4 500
Ag +
=-
= 8x 10-3 M S024
=
45 500
=9x10- z M AgzS04 (s);Z 2Ag+(aq)+SO~-(aq) s
2s
s
Ksp= [Ag+]2 [801-]
=(8 x 1O-3i x (9 x1O-z) = (64 x 1O-Q) x (9 x lO-z) =
576 , X 1O-Q
5,76 X 1O-Q < 1,5 X 10-5 Berarti kelarutan AgZS04 belum terbentuk endapan. e. Guru memberikan latihan dengan aturan
e. Siswa mengikuti aturan
sebagai berikut :
pennainan dan mengerjakan
1) Setiap kelompok diberi 5 soa1. Namun,
tugas.
pertama kali setiap keJompok akan mendapatkan I soaJ dan soal tersebut akan c1iberikan sebanyak jumJah anggota dalam kelompok. Soal dikeJjakan dalam kelompok secara individu. 2) Waktu penyeJesaian 1 soal adalah 5 menit. KeJompok yang selesai sebelum waktunya habis, segera berteriak keJompok yeJ-
185
3) Setelah selesai, untuk lanjut ke soal berikutnya siswa berpindah posisi dari tempat duduk kelompok 1 berpindah ke tempat duduk kelompok ke 2 dan seterusnya. 4) Sete1ah selesai, perwakilan dari setiap kelompok menuliskan jawabannya eli papan tulis.
f
Guru menyemangati siswa dengan musik.
f.
Siswa meIljadi termotivasi.
3. Kegiatan Akhir a. Kesimpulan Jika Qc < Ksp, larutan belumjenuh Jika Qc = Ksp, larutan tepat jennh Jika Qc > Ksp, terjadi pengendapan. b. Refleksi: Menetapkan terbentulmya endapan b(~rdasarkan harga Ksp c. Penugasan
I.
Sumber Be1ajar 1. Buku teks Kimia untuk SMA kelas II Penerbit ErJangga 2. Perpustakaan
J.
A1at atau Media
: spidol, papan tulis, laptop
K. Penilaian 1. Teknik penilaian :
a. Tes Tertulis b. Penilaian Psikomotorik 2. Bentuk Instrurnen : (terJampir) 3. Contoh Instrumen : (terJampir)
186
elajaran Kimia
Peneliti
/,
Sr' admini, S.Pd NIP. 150376453
Hafidah YupitIiani
187
Latihan Soal !. Dicampurkan 800 mL !amtan Pb(N03)2 O,O! M dengan 200 mL !amtan KC! 0,01 M. Ksp PbCh = 4 X 10-6 Apakah PbCh sudah mengendap? Je!askan dengan perhitungan! Jawab: Pb(N03)2 (s) ;::! Pb 2' (aq) + 2NO~(aq)
8 mmo!
8 mmo! 16 mmo!
KC! (s)
;:!
K+ (aq) + cr (aq)
2 mmo!
2 mmo! 12mmo!
Sete!ah dicampur volume bertambah yaitu 800 + 200 = 1000 mL maka kelamtan : 8
---
woo
=
8xlO-3
2
---
cr
1000
=
PbCh (s)
;:!
2 X 10-3 Pb2+ (aq) + 2Cr (aq)
s
s
2s
Ksp = [Pb2+] [Cr]2 =
(8 x 10-3)(2 x 10-3)2
=
(8 x 10-3)(4x1O-6)
=
3,2 X 10-8
Ksp PbCh > Qsp PbCh, maim PbCh be!um mengendap. Ni!ai
: 20
2. Seratus mL larutan NaCI 0,02 M dicampur dengan 100 mL larutan AgN03 0,02 M. Ksp AgC! = 10-10• Berapa mmol AgCI yang mengendap? Jawab:
188
AgN03(s)
;:Z
Ag+ (aq) + NO~(aq)
2mmol
2mmol 2mmol
Setelah dicampur, volume bertambah yaitu 100 + 100 =, 200 mL maka kelarutan : 2 200
cr
-= I X 10'2 2 200 =
AgCI (s)
;:2
Ksp
I
X
10'2
Ag+ .(aq) + cr (aq)
=
[Ag'] [Cn
=
(lO'2) x (10'2)
=
10-4
Ksp AgCl < Qsp AgCl, maka AgCI dalam larutan tersebut akan mengendap. n
M=V
10-4=~
200
n
=
0,02 mmol Nilai
: 20
3. Dicampurkan 200 mL lamtan MgCr04 0,01 M dengan 200 mL larutan Ag2S04 0,1 M Ksp Ag2Cr04 = 10'12. Maka mmol Ag2Cr04 yang mengendap adalah ... Jawab:
2mmol
2 mmol 2mmol
189
maka kelarutan :
CrO~- =2. = 5xlO-3 400
= 40 =10-1 400
2s
s
s
= [Ag+]'[CrO~-]
Ksp
= [10-1]2 [5xlO-3] = 5xlO-5
M=~ V
5xlO-5= ~ 400 n
= 2xlO-2 mmol
4. Direaksikan 200 mL lamtan Ag2S04 0,1 M dengan 300 mL lamtan NaCl 0,2
°,
M. Jika Ksp AgCl = 2 X 10-1 berapa banyaknya endapan yang terbentuk? (Ar
Ag = 108 ; CI = 35,5 ; Na = 23 ; 0 = 16 ; S =32) Jawab: A~S04 (s) ;:! 2Ag+(aq)+SO~-(aq)
20 mmol NaCI (s)
40 mmol ;::t
60 mmol
20 mmol
Na+ (aq) + cr (aq) 60 mmol 60 mmol
Setelah dicampurkan, volume bertambah yaitu 200 + 300 = 500 mL maka kelarutan : 40 500
--
=
8 X 10-2
""
190
=
I,2 x 10-1
.
AgCI (s) ~ Ag+ (aq) + cr (aq) Ksp
[Ag+] [Cr]
=
= (8 x 10-2) =
9,6
X
X
(1,2 X 10- 1)
10-3
Ksp AgCl < QSp AgCl, maka AgCl dalam larutan tersebut akan mengendap. n
M
V
4,8x 1O-3=n 48x 10-3 = ~ ,
X
143,5
=
68 ,
X
10- 1
Nilai: 20 Total Nilai = 100
191
RPP Pertemuan Ice Tiga Sildus 111 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah
: MAN II JAKARTA
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: X1I2
Alokasi Waktu
: 2@40menit
Peltemuan ke
:7
A. Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. B. Kompetensi Dasar
4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reabi berdasarkan prinsip kelaIUtan dan hasil kali kelarutan C. Indikator I. Menentukan pH larutan dari harga Ksp-nya 2. Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat : I. Menentukan pH larutan dari harga Ksp-nya 2. Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp E. Materi Pembelajaran
: Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
F. Metode Pembelajaran 1. Model
: TOT (Team Game Tournament)
2. Metode
: Cooperative Learning (Diskusi Kelompok)
3. Pendekatan
: Konsep
H. Langkah-Iangkah Kegiatan 1. Kegiatan Awal a. Motivasi dan apersepsi Membahas soal pertemuan sebelumnya b. Prasyarat pengetahuan
(10 menit)
192
2. Kegiatan inti
(60 menit)
Kegiatan Guru a. Gum meminta siswa duduk sesuai dengan
Kegiatan Siswa a.
kelompok kemarin b. Gum mempersiapkan games yang akan
dengan kelompoknya b. Siswa pun mempersiapkan
dilakukan c. Gum menjelaskan aturan permainannya :
I. Di meja ini telah tersedia amplop yang teltuliskan nomor kelompok.
Siswa pun duduk sesuai
dirinya. c.
Siswa memperhatikan dan menyimak aturan permainannya
2. Amplop tersebut harus diisi dengan jawaban sesuai soal yang diberikan. 3. Soal akan diletakkan pada setiap kelompok.
4. Kelompok yang telah selesai mengelj akan soal segera berteriak kelompok yelyelnya. Kemudian perwakilan dari kelompoknya memasukkanjawaban ke dalam tas nomor kelompoknya dan perwakilan yang lain ll1engambil soal berikutnya. (Catatan : perwakilan kelompok hams bergantian)
5. Setelah semua soal dijawab. Perwakilan dari tiap kelompok ll1aju untuk mell1egang tas nomor kelompoknya masing-masing dan mencocokkanjawabannya. Jika benar, angkat kertas jawabannya.
d. Gum ll1enyemangati siswa dengan musik.
d. Siswa ll1enjadi termotivasi.
e. Gum memberikan penghargaan
e. Siswa senang dan bangga
193
6. Kegiatan Akhir
(10 menit)
a. Kesimpulan: Jika Qc < Ksp, larutan belumjennh Jika Qc = Ksp, larutan tepat jennh Jika Qc> Ksp, teIjadi pengendapan. b. Refleksi: Menetapkan pH larutan dan harga Ksp-nya dan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp
1.
Sumber Belajar 1. Buku teks Kimia nntuk SMA kelas II Penerbit Erlangga 2. Perpnstakaan
1. Alat atan Media
: laptop, spidol, kertas, papan tulis dan makanan
K. Penilaian 1. Teknik penilaian :
a. Tes Tertulis b. Penilaian Psikomotorik 2. Bentuk Instrumen : (terlampir) 3. Contoh Instrumen : (terlampir) Peneliti
Sri dmini S.Pd NIP. 50 376 453
Hafidah Yupitriani
194 Latiban Soal
l. Jika kelarutan CaCh 0,2 M ditetesi lamtan LiOH, Ca(OH)2 dengan Ksp 8 X 10-9 akan terbentuk endapan pada pH ...
CaCh (s) ;:! Ca2+ (aq) + 2 Cnaq) 0,2M
O,2M
0,4M
Ca(OH)2 (s);:! Ca2+ (aq) + 20W(aq)
s
s
i
2
Ksp
= [Ca 9
2s
[orrf I
8xlO-
= [2xlO- ] [orr]2
[orrf
= -----;-
[OIr]
= ~4x1O-8
8xlO-9 2xlO-1
=2xlO-4 M pOH
= -log [2xlO-4]
pOB
=4-log2
pH
=14-(4-log2) = 1O+1og2 Nilai: 10
2. Tetapan hasil kali kelamtan magnesium hidroksida ialah 2 x 10- 1L Jika suatu larutan MgCh dengan konsentrasi 2 x 10-3 M, maka akan mulai terjadi endapan pada pH ... Jawab: MgCh(s) ;:! Mg2+ (aq) + 2 Cnaq) 2xlO-3 M
2xlO-3 M
4x1O-3 M
Mg(OHh(s) ;:! Mg2+ (aq) + 20W(aq)
s
s
2s
195
2xlO- 1I 2xlO
3
=
-JW-
=
10-4
pOH
=
-log [10-4]
pOH
=4
pH
=
[OIr]
S
14-4
=10 Nilai: 10 3. Dicampurkan 100 mL lamtan MgS04 1 M dengan 100 mL lamtan CaCh 0,2 M. Jika Ksp MgCh = 3 X 10'5, maka banyaknya endapan yang terbentuk adalah __ . gram. (Ar Mg = 24 dan CI = 35,5) Jawi\b:
;:: Mg2+(aq)+SO~-(aq)
MgS04 (s) 100 mmol CaCh (s)
100 mmol 100 mmol ;::!
Ca2+(aq)+ 2Cqaq)
20 mmoJ
20 mmol 40 mmoJ
Setelah dicampurkan, volwne bertambah yaitu 100 + lOO = 200 mL maka kelamtan : 100 200
-=
cr
5 X 10,1 40 200
-=
2
X
10,1
2 MgCh(s) <= Mg + (aq) + 2cr (aq)
Ksp
=
[MgZl [Cn 2
=
(5 x 10,1) x (2 x 1O'li
=
2 x 10'2
196
n
--
M 2
X
V
1O-z
n 0,2
--
4 X 10-3 mol = n 4 X 10-3
x 95 j
=3,8 x IO- gram
x
Nilai: 10 4. DaJam satu liter larutan terdapat campuran garam-garam MgFz, CaFz, dan BaF2 yang masing-masing konsentrasinya 0,02 M. Jika ditambahkan 84,8 mg garam Na2C03, garam yang mengendap adalah ... Mr NazC0 3 = 106; Ksp MgC03 = 4 X 10-4; Ksp CaC03 ,= 2,5 x 10-10, Ksp BaC03 = 1 x 10-9 pada suhu 25°C) Jawab: MgF 2 (s) "" Mgz+ (aq) + 2F- (aq) 2x10-z M 4x1O-z M 2x1O-z M Mgz+ = 2x1O-2 Baz+
= 2x1O-2 3
Na CO = 84,8xlO· Z 3 106
= 8xl0-4 mol
8x10"
I =8xlO-4 M MgC03 (s)
s
s
s
197
1,6 X 10-5
=
QspMgC03, CaC03 dan BaC03 ada1ah 1,6x1O-5 Qsp MgC0 3< Ksp MgC03 Qsp CaC03 > Ksp CaC03 Qsp BaC03 > Ksp BaC03 Maka yang Mengendap adalah CaC03 dan BaC03 Ni1ai: 10 5. Larutan Sn(OH)4 mempunyai pH 12. Berapakah KspM(0I-I)3? Jawab: pH = 12, pOH = 2 dan [Off] = 10.2 Sn(Ol-I)4 (s)
Sn4+ (aq) + 40lf (aq)
;:::!
s
s
4s
!x10-Z 4 4
Ksp = [Sn
l
= s =
[01-11
10-2
4
(4st
!x1O-Z (10- 2 )4 4
JJ =25 , x 1O-
Nilai: 10 6. Ksp Cr(OH)3 4,32x1 0- 10 Tentukan pH 1arutan jenuh Cr(OHk Jawab: Cr[OH]3 (s)
;::!
cfl+ (aq) + 30H-(aq) 3s
s
s
[Cr3l [Olf]3
Ksp
=
1O 432x1O,
= s
4,32x10-10
= 27s4
(3si
1O 432x1O,
27
198
Kelarutan OH- adalah 2s,maka 2x(2xl0-J ) adalah 4xl0-3M. Berarti pH = 11+10g4 Nilai; 10 7. Dicampurkan 300 mL larutan PbCr04 0,01 M dengan 200 mL larutan Ag2S04 0,1 M. Ksp A~Cr04 = 10- 12 . Maka mmol Ag2Cr04 yang mengendap adalah .. Jawab; PbCr04 (s) ~ Pb2+(aq)+CrO~-(aq) 3 mmol
3 mmol 3 mmol
Ag2S0 4 (s) ~ 2Ag+(aq)+SO~-(aq) 20 mmol
40 mmol
20 mmol
Setelah dicampurkan, volume bertambah yaitu 300 + 200 = 500 mL maka kelarutan ;
3 = 6x 10-3 Cr 0 42- = 500
Ag+
= 40 = 8xlO-2 500
Ag2 S04 (s);= 2Ag+(aq)+CrO;-(aq)
Ksp
M
s
2s
s
= [Ag +]2[CrO~-] =
[8xlO-2)2
=
38 ,4x10-6
[6xlO-3]
n
v
38,4xlO-6
n -500 -
n
= 1,92xlO-2 mmol Nilai; 10
Total Nilai; 70 x100 == 100 7
199
1Jlangan Harian I Kelarutan dan Hasil KaJi Kelarutan 'lama L Kesetimbangan dari AglC0 3 dalam larutanjenuh adalah ...
a. Ag2C03(s)
;::!
2 Ag\aq) + CO;- (aq)
b. AgZC03(s) ;:: Ag2+(aq) + CO;- (aq) c. Ag2C0 3(S) ;:t 2 Ag2+(aq) + CO;- (aq) d. AgZC0 3(s)
;::!
2 Ag\aq) + 2CO~(aq)
e. Ag2C03(S) ;:: Ag2+(aq) + 2CO~ (aq) 2. Suatu K 2Cr04 memilikj konsenlTasi 0,8 M. Massa K2Cr04 yang dapat larut dalam 500 mL air adaJab ... (Mr K1Cr04 = 194) a. 0,776 gram c. 77,6 gram e. 7760 gram b. 7,76 gram d. 776 gram 3. Persamaan tetapan hasil kali kelarutan Ah(S04)3 adalah ... a. Ksp = [Al1+]3 [SO;,- f b. Ksp = [AI 3"']2 [SO~-]3 c. Ksp = [Af12 [SO;,-]3 d. Ksp = [AlH ]3 [SO~- f e. Ksp=[Al"']2[SO~f 4. Jika Ksp Ag2C204 adalab a, maka kelarutannya dalam mol/liter adalah ... 1 l I l 2
a. -a 2 1
b. -a 3
c. a
e. (-a)3 4
1
J
d. (_a)2 2
5. Kelamtan Pbh dalam air adalah 1,5 x 10-3 mol. Hasil kali kelarutannya adalab ... a. 4,5 x 10-9 c. 1.35 X 10-8 e. 6,75 x 10-8 b. 4,5 x 10"~ d. 6,75 X 10-9 6. Tentukan kelarutan Ag+ dalam larutanjennh A~Cr04 dengan Ksp = 3,2 X 10-5 adalab ... e
8 x 10-6
202 KUNCI JA WABAN
rawaban Pilihan Ganda
<=
l. AI52Cr04(S)
2Ag+(aq)+CrO~-(aq)
(A)
1. Konsentrasi K2Cr04 = 0,8 M, volume = 500 mL n
M
V n
0,8M
---
n
= 0,4 mol
0,5L
massa
Ag2S04 (s) ;::: 2Ag+(aq)+SO~-(aq) s
2s
s
[Ai1 2 [SO~-]
a
~(2si
a
=4s3
s
1
=(iaY
S
(E)
o
5. Pbh (s) ~ Pb2+ (aq) + 2r(aq)
s Ksp
2s
s = =
[Pb2+] [f]2 s
!vir massa 194
0,4 mol
4. Ksp Ag2S04 = a, maka kelarutannya
Ksp =
massa
n
(2si
i
=
4 (1,5xlO-3
=
4 x (3,375xl 0-9)
=
77,6 gram (C)
PERP~ISTAKAAN UTAMA
--
UIN SVAHID J/\/
I.._,,__.._'"..__ ,~..-.._,.__
Ksp Ag2Cr04 = 3,2xl 0'5, maka kelarutan ion Ag+' Ag2Cr04 (s)
;::!
2Ag+ (aq) + CrO;- (aq)
s
2s
Ksp
s
[Ag+f [CrO;-]
=
3,2xlO'5
=
(2S)2
3,2x10'5
=
4s3
s
=
~3,2X41O-5
S
=
2xlO,2
s
Kelamtan Ag2Cr0 4 adalah 2xlO'2, maka kelamtan ion Ag+ adalah 2x(2xl0'2) = 4xlO,2 (C) 7. Massa CaF2 2,34 gram dengan volume 150 mL n
M
v =
M M
=
CaF2 (s)
n
= -'--
0,2
n
=
s
s Ksp
=
s
;::!
2s
[Ca2i [F12
=
8. PbIz (s)
234
0,03 0,15L
Ca2+(aq) + 2F (aq)
;::!
massa
n
S
(2si
=
4(2xlO,li
=
3,2xlO'2 (B)
Pb2+(aq) + 2Cl-(aq)
s
2s
78 0,03 mol
!
~Q.
204
=
4 (2,5xlO-5i
=
J4 625x10,
9. Kelarutan paling besar adalah MnS (E)
Nilai jawaban = 9 Jawaban Essai !
1. Massa CaCr04 78 mg dengan volume 200 mL n
M
v 5xlO-4
M
0,2L
M
=
2,5xlO-3
s
2s
s
;::!
s
n
=
s
2Hg+(aq)+CrO~-(aq)
2s
Ksp
s
=
[Hg+]2 [crO~-]
=
(2si
s
=4s3 c. AuCh
AuCh ;:::: Au 3++3CI-
s
s
3s
78xlO-3
-----
s
b. Hg2Cr04 (s)
!Vir
n
2. a. PbC20 4 (s) ;= Pb 2+(aq) + C20~- (aq)
=
massa
n
156
5xlO-4 mol
205 (s) (3sl
;:: Mg2+ (aq) -I- 2 Off (aq)
3. a. Mg(OH)2(S) s
s
2s
= [Mg2+] [OH]2
Ksp
=s
(2si
= 4s 3 = 4(2xl 0-4)3 = 3,2xlO- ll
b. Ca3(P04)3 (s)
....
3Ca 2+ (aq) -I- 2PO~- (aq)
~
s
3s
2s
= (3S)3 (2si =
108s5
=
108(10-3)"
= 10, 8x1O- 14
4. Ksp Ag2Cr04 = IO,8xIO-5 , maka kelarutan ion Ag+ Ag2Cr04(S)
;:::!
2Ag+(aq)-I-Cra;-(aq)
s Ksp
2s
s
= [Ag+]2 [Cra;-]
1O,8x1O-5
=
(2si
10, 8x 10-5
=
4s 3
s
206 s
=3xlO-2 M
Kelarutan Ag2Cr04 adalah 2xlO"2, maka kelarutan ion Ag+ adalah 2x(3xlO"2) = 6xlO"2 M
Ksp dad AgCI = 9xlO-6, Ag2Cr04 = 3,2 x 10"11, AgBr=3,6xHr 15 KspAgCI =S2
s
= ..}9xlO-u
s
=
3xlO"3
s
lJ =3 32xlO- _ 4
s
=2x10 4
~'
Ksp AgBr =S2 s
= ~3,6xlO
s
= 6xlO"S
15
Urutan kelarutan dad yang terkecil AgBr, Ag2Cr04 dan AgCI Jwnlah nilai
=
50
JumlahNilai= 9+50 xlOO =100 59
207 ULANGAN HARlAN 2 KELARUTAN DAN HASIl~ KALI KELARUTAN Nama: 1. Kelam13n Mg(OHh dalam air adalah 0,001 M. Maka harga Ksp Mg(OH)2 adalah ... 9 a. 1 x 10-6 C. 1 X 10e. 4 x 10-9 9 b. 2 x 10-6 d. 2 x 102. Kelamtan AgCI (Ksp =10-10) dalam lamtan MgCh 0,4 M adalall ... a. 1,25 x 10-6 c. 1,25 X 10-8 e. 1,25 x 10-10 7 9 b. 1,25 X 10d. 1,25 X 103. Kelamtall Mgh dellgall Ksp 2 x 10-]2 dalam lamtall AgI 0,02 M adalah ... 8 a. 1 x 10-]2 C. 5 X 10e. 5 x 10-10 9 8 b. 1 X 10d. 5 X 104. Kelamtan AgCI dalam air adalah I x 10-5 maUL. Kelamtall AgCl dalam lamtall CaCh 0,05 M adalall ... e. I x 10-4 a. 2 x 10-9 c. 5 X 10-10 . -4 9 b. 1 X 10d. 2 x 10 5. Jika Ksp CaC03 = 6 x 10-6, maka kelamtan CaC03 dalam larutan 0,12 M A~C03 adalall
a. 5 x 10-3
c. 5 X 10-5
b.5xl0-4
d. 7,2 X 10-6
e. 7,2 x 10-7
6. Bila Ksp CaF2 = 10-]0, kelamtan CaF2 dalam 0,01 M CaCh adalah ... a. 2,5 x 10-3 c. 2,5 X 10-5 e. 2,5 x 10-7 b. 2,5 X 10-4 d. 2,5 x 10-6 ESSAI 1. Berapakah kelarutan PbCh (Ksp = 3,2 x 10-6) dalam larutan Pb(N03h 0,2 M? 2. Berapakah kelarutan CaF2 (Ksp = 1,62 x 10-2) dalam larutan Ca(OH)2 0,1 M? 3. Berapakah kelarutlln 1'bS04 dalam lam13b Na2S04 0,05 M, jika hasil kali kelarutan 1'bS04 dalam air adalah 2,4 x 10-4? 4. Berapakall kelamtllll A&Cr04 dellgall Ksp 2,88 x 10-6 dalam larutan H&Cr04 0,02 M?
208
KUNCI JAWABAN Jawaban Pilihan Ganda 1. Mg(OH)z(s);:::!Mi+(aq)-I-20W(aq) s Ksp
s 2s 2 = [Mi+] [OHl s (2sf 3 =4s = 4(10-3i 9 = 4xlO- (E)
2. MgCh(s)
Mi+(aq)-I-2Cnaq)
;:::!
0,4 M
0,4 M
AuCI (s)
Au+ (aq)
;::!
s
s
s
s
2 x 0,4 M=0,8 M -I-
Cqaq)
Ksp = [Au'] [Cn 10- 10 = s 4xlO- 1 10-10
s s
8xlO- 1 =1,25xlO- 10 M
AuCI (s)
;:::!
Au+ (aq) -I- Cqaq) 1,25xlO-1O M
s
s
Kelamtan AuCI adalah !xl,25xIO-1O = 1,25xlO-lO M (E) 1 3. AgCI (s) ;::! Ag+ (aq) -I- naq) 2x10-zM 2xlO-2M 2xlO-2 M Mgh(s) s s Ksp 2xlO-J2
.. Mg2+(aq)-I-2r(aq) s s =
2s 2xlO-2 M
[Mg2+] [rf (2xlO-2
=s
i
12
s
=
s
=
2xlO4xlO- 4 5xlO-9 (D)
4. AgCI (s) .. Ag+ (aq) -I- cqaq)
s
s
s
209 = S2
CaCh(s)
=
(lo-sf
=
10-10
<=
Ca2+ (aq) +2Cqaq)
0,05 M AgCI (s)
0,05 M
<=
2 x 0,05 M = 0,1 M
Ag+ (aq) + Cqaq)
s
s
s
s
s
0,1
Ksp 10-10 S
= [Ag+] [Cn 10-1 =s = 10-9 (B)
5. AgzC0 3 (s);:! 2Ag+(aq)+CO;-(aq) 0,12M 0,24M 0,12M CaC03 (s):= Ca'+(aq)+CO;-(aq) s Ksp
s s s O,12M = [Ca2+] [COn
6x1O-6
=s
s
s s 6. CaCl2 (s) 1O-2M
0,12M 6x10-6 1,2xlO-' = 5x1O-5 (C)
= Ca + (aq) + 2Cqaq) 2
2xlO-2M Ca2+ (aq) + 2 F- (aq)
1O-2M
CaF2 (8)
;:!
s s Ksp
s 1O-2M = [Ca2+J = 10-2 (2s)2 = 10-10
10-10 4xlO-2 s2 s S
[Ff
2s 2s
10- 10 4xlO- 2 = 5xlO-5
Ke1arutan CaF2 adalah
.!. x5xlO-S = 2,5xlO-5 2
210
Jawaban Essai ! 1. PbN03 (s) " Pb'+ (aq) + 2NO; (aq) 0,2 M
0,2 M
0,4 M
2
PbCh (s)
<=
s s Ksp 3,2x1O-ii 8xlO-V
s 2s 0,2 M 2s 2 = [Pb +J 1 = (2xlO- ) (2S)2 = 3,2 X 10-ii
[crf
s s
Pb + (aq) + 2CI-(aq)
=
3,2x1O-6 8xI0-' 2xlO-3M
Kelarutan PbClz adalah
.l x2x1O-3 = 10-3 M 2
2. Ca(OH)2(S) ~Ci+(aq)+20W(aq) 0,1 M
O,lM
CaF1 (s)
;:!
s s Ksp 1,6x1O-Z 4x 10-1S2
s 0,1 M 2 = [Ca +J 1 = 10- (2si = 1,6xlO-Z
s
=
s
0,2M
Caz+ (aq) + 2F-(aq) 2s 2s
IFf
=
I 6x10-2
'
4xIO 2xlO-1
I
Kelamtan CaFz adaIah .lx2xlO- 1 = 10- 1 M 2
5xlO-2M
1O-1M
5xlO-zM
Pb 1S04 (s) <--' 2Pb+(aq)+SO~-(aq) s s Ksp 2,4xlO-4
2s 2s
=[pb+f [SO~-] 2 = S (5xlO- )
s
s
s 5xlO-2M
=
2,4xlO-4 5x10-2 4 ,8xlO-3
211
Hg2Cr04 (s);::! 2Hg+(aq)+CrO;-(aq) 2x10-2 M 4x1O-2 M 2x1O-2 M Ag2Cr04 (s);::! 2Ag+ (aq) + CrO;- (aq) s s
2s 2s
s 2x10-2 M
=[Ag12 [crO;-] Ksp 2,88xI0-6 = (2si 2x10-2 8x10-2 S2 = 2,88x1O-6
s S
288x1O-6 ' 8x10-2 =6x1O-3
=
Kelarutan A&Cr04 adalah
Jumlah Pilihan Ganda = 6 Jumlah Essai = 40 Nilai = 40 + 6 XIOO = 100 46
.! x6x1O-3 = 3x1O-3 2
212 ULANGAN HARlAN 3 KELARlJTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
Larutanjenuh Ca(OH)2 mempunyai pH= 10. Hasil kali kelarutan Ca(0H)2 tersebut adalah ... a Ix
10,13
b. 4 X 10,10
C.
4X
e. 5 x
10,13
10,13
d. 5 X 10,10
Diketahui Ksp Mg(OH)z = 10,8 x 10'14. Maka pH Jarutan jenuh Mg(OH)z adalah ... a. 5 - Jog 3
c. 9 + log 3
b. 5 - log 6
d. 9 + log 6
e. 6 --log 5
Jika kelamtan MgCh 0,3 M ditetesi lamtan NaOH, Mg(OH)z dengan Ksp =·3
X 10'11
akan
terbentuk endapan pada pH ...
a. 8
c. 10
b. 9
d, 12
e. 13
Kelarutan Ca(OH)2 dengan Ksp = 3 x 10'11 daJam larutan yang memilib pH 12 adalah ... a. 1,5 x 10'7 C. 3 X 10. 7 e. 3 x 10-5 b. 1,5
X
10-5
d. 3 X 10-6
Kelarutan Al(OH)3 dengan Ksp = 2,7 X
10,11
dalam larutan yang memiliki pH 13+1og 3
adalah ... a. I x 10'9
c. I
b. 1 X 10'8
d. 3 X 10-8
X
10'7
e. 3 x 10,10
Direaksikan 100 mL Jamtan Ag2804 0,1 M dengan 100 mL larutan NaCI 0,2 M. Jika Ksp AgCI = 2 x 10'10, maka banyaknya endapan yang terbentuk aclalah ...(Ar Ag = 108 ; Cl = 355' , , Na=23', 0= 16', 8=32). a. 1,435 gram
c. 4,305 gram
e. 7,175 gram
213 Dicampurkan 100 mL MgCIz 0,01 M dengan 100 mL larutan K2C03 0,02 M. Jika c1iketahui Ksp MgC03
=
3,5
X
10-8, maka larutan tersebut ...
a. tepat jenuh
c. terjadi endapan
e. perubahan suhu
b. belum terdapat endapan
d. terjadi perubahan warna
Dalam suatu larutan terkandung 100 mL MgF2 0,02 M dan 100 mL PbCh 0,02 M. Jika diketahui Ksp PbF2 = 1,2 X 10-]2, maka larutan tersebut ... a. tepatjenuh
c. terjadi endapan
e. perubahan suhu
b. belum terdapat endapan
d. terjadi perubahan warna
Seratus mL larutan NaCI 0,01 M dicampur dengan 100 mL larutan AgN03 0,01 M. Ksp AgCl = 10- 10 Maka mmol AgCl yang mengendap adalah ... a. 0,002 mmol
c. 0,02 mmol
b. 0,005 mmol
d. 0,05 mmol
e. 0,5 mmol
. Dalam satu liter larutan terdapat campuran garam-garam CuCh, MgCh, dan BaCh yang masing-masing konsentrasinya 0,01 M. Jika ditambahkan53 mg garam Na2C03, garam yang mengendap adalah ... MrNa2C03 = 106; KspMgC03 = 4 x 10-5 ; Ksp CuC03 = 2,5
X
°,
10- 1 Ksp BaC03 = 1 x
9
10- pada suhu 25°C) a. MgCO)
c_ MgCO) dan CuCO)
b. CUC03
d. BaC03 dan MgC03
e. CuC0 3 dan BaC03
ESSAI Dicampurkan 300 mL lamtan Pb(N03)2 0,01 M dengan 200 mL larutan KC] 0,01 M. Ksp PbCh = 4 x 10-6 Apakah PbCh sudah mengendap? Jelaskan perhitungan! Dicampurkan 200 mL larutan HgS04 0,04 M dengan 200 mL larutan Ag2Cr04 0,03 M. Ksp Ag2S04 = 3,6 X 10-10 Apakah A&S04 sudah mengendap? Jelaskan dengan perhitungan! Larutanjenuh (Al(OH)3 memiliki pH = 9 + log 3. Berapakah has.il kali kelarutan Al(OH)3?
214 KUNCI JAWABAN Iva ban Piliban Ganda pH Ca(OH)2 adalah 10, Kspnya pH = 10, pOH
=
4 dan [Off] = W-4
Ca(OH)ds);::: Ca 2+(aq)+20W(aq) s
2s
s
1
1
2 x10-4M
2 x10 -4M
10-4M
= [Ca2+] [OH1 2
Ksp
= 5xlO-s (lO-4i =
5xlO- 13 (E)
Ksp Mg(OH)2 = 10,8 X 10- 14 , pHnya Mg(OHMs) ;::: Mg 2+(aq)+20H-(aq)
s
2s
s
Ksp 10,8xl 0-
14
1O,8xlO-
14
=
[Ml'1 [OHl
=
s
=4s
(2si
3
1O,8xl0-'4 4
s
=
V27xlO- 15
S
=
3xlO-5M
Kelarutan OI-r adalah 2s,maka 2x(3xlO-s) adalah 6xlO-sM. Beraxti pH = 9+1og6 (D) Kelamtan MgCh 0,3 M, Mg(OH)2 dengan Ksp = 3 X 10- 11 akan terbentuk endapan pada pH MgCh (s) <= Mg2+ (aq) + 2 Cl- (aq) 0,2 M
0,2 M
0,4 M
Mg(OH)2 (s);::: Mg2+ (aq) + 2 OW (aq)
215 3xlO- 11 3xlO- J1 3xlO- J [OHl
=
,/l0-'0
=
10-5 M
pOH
= -log [10-5]
pOH
=5
pH
=14-(5)
=9 (B) Ksp Ca(OH)2 = 3 X 10-1l dengan pH = 12, pH = 12, pOH = 2 dan [OHr = 10-2 Ca[OHh (s)
;:!
Ca2+ (aq) + 20K(aq)
s
s
2s
[Ca2l [OK]2
Ksp
=
3x10-11
=
3xlO- 1J
= 10-4 S
00-2)2
s
3xlO- ll 10-"
s
=3xlO-7 M(C)
s
Ksp Al(OH)3 = 2,7
X
1O-1l , pH 13+1og 3
pH = 13 + log 3, pOH = 1 -log 3 dan [OHr = 3xlOAI[OH]3 (5)
;:!
s
s Ksp
Al3+ (aq) + 30K(aq)
3s
= [Al3+] [OHl 3
2 ,7xlO- 1l
(3xlO-1)3 = 27xlO- 3 S
s
=
2,7xlO- ll =
5
27xlO-12
--c;3
27xlO-
1
216 10 mmol
20 mmol 10 mmol
NaCI (s) ;::t Na+ (aq) + Cnaq) 20mmol
20 mmo] 20 mmol
Setelah dicampurkan, volume bertambah yaitu 100 + 100 = 200 mL maka kelarutan :
- 20 200
=
10-1 M 20
--
cr
200 =
10- 1 M
AgCI (s) ;= Ag+ (aq) + Cr(aq) Ksp
=
[Ag+] [Cn
= (l0-1) X (l0-1) =
10-2
Ksp AgCl < Qsp Agel, maka AgCl dalam lamtan tersebut akan rnengendap.
n V
M
n
10-2
--
0,2 2
X
10-3 mol
=
n
x 143,5
2 X 10-3
---
x
=2,870 gram (B)
MgCh (s) ;::t Mg2+ (aq) + 2cr (aq) 1 nml01
21runo1
I mmol
4 mmol
2mmol
2 mmol
Setelah dicampur, volume bertambah yaitu 100 + 100 = 200 mL maka kelarutan : 1
217
2 200
-=
1 X 10-2
MgC03 (s) ;::! Mg2+ (aq) + CO~- (aq)
= [Mg2 '] [CO~-]
Ksp
=
(5xl 0-3) X (10-2)
=
5x1O-5
Ksp MgC03 < QSP MgC03, maka MgC0 3 dalam larutan tersebut akan mengendap. (C)
2mmol
2 mmol
4mmol
PbCh (s)
l:::! Pb + (aq)
+ 2cr (aq)
2mmol
2mmol
4mmol
2
Setelah dicampurkan, volume bertambah yaitu 100 + 100 = 200 mL maka kelarutan : 2
-200
=
10-2 4
--
200 = ;::!
2 X 10-2
Pb2+- (aq) + 2F (aq)
=
[pb1'] [F12
=
(l0-2)
X
(2 X 1O-2f
=4x 10-<' Ksp PbF1 < Qsp PbFl, maka PbF2 dalam larutan tersebut akan mengendap. (C) NaCI (s)
;::!
Na+ (aq) + cr (aq)
1 mmol
1 mmol
AgN03(s)
;:::: Ag+ (aq) + N0 3(aq)
1 mmol
1 mmol
I mmol
1 mmol
218
1
cr
-200
5
=
X
10-3
1
-200
= 5 X 10-3
AgC1 (s)
;::!
Ksp
=
Ag+ (aq) +
cr (aq)
[Ag+] [CI]
= (5xlO-3)
X
(5x10-')
25xW-6
=
Ksp Agel < Qsp AgCI, maka AgC1 da1am 1arutan tersebut akan mengendap.
M=~ V
25x10-6= ~ 200 n
=
0,005 mmo1 (B)
. CuCb (s);::! Cu2+ (aq) + 2Cr (aq)
Mi+
=
Ba2+
= 10-2 3
Na CO 2
10-2
= 3
53xlO106
= 5x10-4 mol
MNa1 C0 3 =
n
-
V
5x10"
1 = 5xlO-4 M
CuCO] (s)
s
;:!
Cu2+ (aq)
s
+ CO;- (aq) s
220
SO~- =~ = 2xl0-2 400
- 12= 3x 10-2 Ag+ 400
Ag2S04 (s);= 2Ag+(aq)+CrO~-(aq)
s Ksp
s
2s = [Ag+]2[SO~-] = =
[3xlO-2]2 1,8xl0-s
[2xlO-2]
Ksp Ag2S04 > Qsp Ag2S04, maka Ag2S04 dalam larutan tersebut akan mengendap. pR = 9 + log 3, pOR = 5 -log 3 dan [ORr = 3xlO-5 AI[ORh (s) ;= AJ3+ (aq) + 30lf(aq)
s
s
.!. x3xlO-s M .!. x3xlO-s M 3
3
Ksp
=
3s 3xlO-5M
[Ael [OR-]3
= (10-5 ) (3xW- 5 i =
Ba[OH]2 (s)
27xl0- 18 ;:Z
Ba2+ (aq) + 20lf(aq)
s
s
2s
[Ca2l [Olf]2
Ksp
=
5xlO- 1O
=
S
5xlO- 1O
=
4s3
(2S)2
5xlO-1O 4 s Kelarutan Olf adalah 2s,maka 2x(5xlO-4) adalah 1O-5M. Berarti pR = 11 pR = 11, pOR = 4 rOlf] = 10-3
221
Yz X 1O-3 1O-3 Ksp
= [Ca21[Olf]2 =
Yz X 1O-3 [10-3]2
= 5xl0-4 X 1O-6 =
5xlO- JO
Jumlah Nilai PG 10 Jum1ah Ni1ai Essai 50 Nilai = 10+50 xlOO = 100
60
:~ ... ~ :~.
DEPARTEMEN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
JI. Ir. H Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
No. Dokumen Tgl. Terbil No. Revisi: Hal
FITK-FR-AKD-081 5 Januari 200~ 00
1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Q.:':f.. .I2009
NomoI' : Un.01lF.IIPP.00.91 ... Lamp. Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta, 20 Mei 2009
Kepada Yth 1. Dedi Invandi, M.Si. 2. Munasprianto Ramli, M.A. Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
,>
Assalamu 'alaikum wr. wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing IIII (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama NIM Semester Jurusan Judul Skipsi
Hafidah Yupitriani 105016200537
VIII Pendidikan IPA - Kimia "Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Mengoptimalkan Gaya Belajar Melalui Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tou1'I1aments)"
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 21 April 2009, abstraksiloutline terlampir. Salldara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungf'l Jurusan terlebih dahulu.
r
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu <5 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (en am) bulan beriklltnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sarna Salldara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu 'alaikum wr. wb.
anti, M.Sc. 75 Tembusan: 1. Dekan FITK
2. Mahasiswa ybs.
,'7j---DEPARTEMEN AGAMT (. .' UIN JAKARTA ~. FITK
L~.~.li-t
--1 -----I
FORM (FR)
JI. Ir. H. Juanda No 95 Ciputal154121ndonesia
I'
D'k"m"
"TK-FR-AKD08'-
Tgl. Terbit _ _..,.5=-Ja_n_u_ar_i2_0_0_9_-1 No. Revisi: 00 -c""'-al,---------:1"'/1:;-------j
SURAT PERMOHONAN IZIN PE:--:-:N=E:-:-L=IT::-'IA:-:N:-:--------I
---
.c;..
NomoI' : Un.0IlF.IIPP.009/ .. 2 . 12009 Lamp. : Outline/Proposal H al : Permohonan Izin Penelitian
Jakarta, 7 Mei 2009
Kepada Yth. Kepala MAN 11 Jakalia.
Assalamu 'alaikum wr. wh.
,>
Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama NIM Semester JUl'usan Judul Skipsi
Hafidah Yupitriani
/05016200537 VIII Pendidikan IPA - Kimia
"Peningkatan Hasil Belajar Kunia Siswa Dengan Mengoptimalkan Gaya Bel; Melalui Model Pembelajaran TOT (Teams Games Tournaments)"
Adalah benar mahasiswa/i Fakultas lImu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (rise!) di instansi yang saudara pimpin. Untuk itu kami mahan Saudara dapat ll1engizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian di tempa! dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama
Sal1dara~
vVassalamu 'alaikum vj!r wh.
Tembusan: I. Dekan FIT'!, 2. PCmDJiltu Dekan BiJang Akademik 3. 1\'lahasisn':l y[mg bersangkutan
kami llcapkan terillla kasih.
,. DEPARTEMEN AGAMA
MADRASAH ALIYAHNEGERI 11
JAKAR'TA Jalan H. Gandun No. 60 Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan Telp. : 7659754 Fax.: 759'1 5836
,======="""
SURAT KETERANGAf~
--
Nomor: Ma.09.11/PP.00.6/ 22412009
ala Madrasah Aliyah (MAN) I I Jakarta menerangkan bahwa : Nama . Temp&t TgllLahir
: Hafidah Yupitriani : Jakarta, 18 April 1987
NIM
: 105016200537
Program Study
: Pendidikan Kimia
Jenjang Program
: Strata Satu (S.1 )
Semester
: VIII (de1apan )
Talmn Akadem ik
: 2008-2009
Adalah benar telah melakukan penelitian pada Madrasah Aliyah Negeri (MAN ) I I :a dalam rangka menyelesaikan pembuatan Skripsi denganjudul "Upaya meningkatkan 'Jell\iar kelarutan dan hasil kali kelamtan siswa dengan menggunalcan gaya belajar :etik pada kelas XI (sebelas) MAN I I Jakarta". Demikian surat keterangan ini kami buat untuk di pergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 8 Juni 2009 Kep:a.la,
r:,. ".
," \
• ! .~.~~~ <_, \~~;;-~
~
._
'j
,<
:==::::::::::=--,~ """'ol-
un REFERENSI Nama : Hafidah Yupitriani Judul "Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Deugan Mengoptimalkall Oaya Belajar Melalui Model Pembelajaran TOT (Teams Games Tournaments)"
BABI No
Judul Referellsi
Penibimbing I
1
M. Ngalim, Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandnng : PT RosdaklllYa, 2007), Cet. V, h. 102
~b-C
f<
Nggandi Katu, "Belajar Paling Efektif Jika Menyenangkan", dalam www.lib.atrnajayaac.id.pdf, 7 Wm, 14 Februari 2009, pkl20:18 WJB Bobi DePorter & M. Hernacki, Quantum Learning: membiasakan belajar nyaman dan menyenagkan, Alih bahasa : Alwiyah Abdurraclunan, (Bandung : Kaifu, 2001), h. 111 Anita Zulkaida, dkk., "Metode Belajar dellgan Menstimulasi Otak Kiri dan Otak Kanan", dalam www. Tespository.gulladal1na.ac.id.pdf, 29 Januari 2009, pkl 20:22WlB
j)0
f-
2
3
4
5
Bobbi DePorter, dkk, Quantum Teaching: mempmktikkan quantum learning di ruang-mang kelas, (Bandung : Kaifa, 2008), h. 85
6
Bobi DePorter & M. Hemacki, Quantum Learning: membiasakan belajar nyaman dan menyenagkan, Alih bahasa : Alwiyah Abdurraclunan, (Bandlmg : Kaifa, 2001), h. 113
1
2
3
4
BABIl Muhibbill Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Barn, (Bandmlg : Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. XII, h.90 Baharuddin dan Esa Nul' Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), h. 14 Allmad Syahid, "Komlmikasi Pembelajaran", Jlll1Ial Pendidikan & Pembelajaran, Vol 9, No.2, Oktober 2002, dalam www.malang.ac-id/htrn. 8 him. 14 Februari 2009, pk120:20 WIB Nggandi Katu, "BelajaT Paling Efektif Jilia Menyenangkan", dalam www.lib.atrnajayaac.id.pdf, 7 hhn, 14 Februari 2009, pkl20:18 WlB
j[}c
~
Lw
Pembimbing II
~
~ ~
JD/G
fZ
JDo
((
<~[
fZ
J)~
(Z
Ip/ ( L
f
226
No
Judul Referensi
5
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), h. 84
6
Pemhimbing I
Pemhimhing II
d·L
f2
Nana Sudjana, Peuilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990), h 3.
~Q(
{<-
Alunad SofYan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 14 Ahmad SofYan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompeteusi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 19 & h.23
~Ju
~
Jj0
9
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remqia Rosdakarya, 2007), h. 105
10
Depdiknas, ''Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia SMA dan MA", dalam www.smantas.netlkimia.pdf. 37 him. 27 januari 2009.Dkl 20.30 WlB
~
~
Dc
K
Michael Purba, Kimia untuk SMA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 299 Akhmadsudrajat; "Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan Model Pembelajaran", dalam www.akhmadsudrajat.wordpress.com.html, 27 September 2009, pkl23.00 WIB
[)C
~
~Bt
fZ
7
8
II
12
<\
'""
(Z /I
~
13
Adi. W. Gunawan, Genius Learning Strategis, (Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama, 2007), h.139
IlL
(~
14
Nono hery Yoenanto dan MUIyantinaIi Mulyo, Pengaruh Gaya Belajar (Visual Auditorial dan Kinestetik) Terhadap Tingkat Prestasi Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah Umnm, (Lembaga Penelitian Universitas AirLangga, 2004), h.3
Ct
~
IS
Eny Purwandali, "Kajian Psikologi Belajar : Mengnkir Prestasi Melalni Pengenalan Diri dan Optimalisasi Potensi", Vol .10, No. I, Maret 2007: 84 - 95 dalam www.eprints.ums.ac.id/552/1/11._Eny_Purwandari.pdf, 12 him. 21 Agnstus 2009, pkl20:48 WIB
Ik~
~
16
Bobi DePorter & M. Hernacki, Quantum Learning: membiasakan belajar nyaman dan menyenagkan, Alih bahasa : Alwiyah Abdnrrachman, (Bandung : Kaifa, 2001\ h. 1I0
it
tz
~
~
17
Herman DS, "The Development Of An Adaptive Elearning Toward TIle Learning Style Diversity Of Visual-Auditory-Kinesthetic", dalam www.smkn3kuningan.netlseminar_UIly/22_ Hennan%20DS.pdf, 12 hhn, 21 Agustus 2009, pkl21.02 WIB
y
<;,~
No
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Judu! Referensi Alunad Syahid, "Komwllkasi Pembelajaran", dalam www.malang.ac.idJhtm, 8 hhn. 14 Februari 2009, pkl 0 20.20WIB Jennifer Brecker, dkk., "Learning styles ofphysiology students interested in the health professions", Adv Physiol Educ 33: 30-36, 2009 dalam www,advan,physiology.orgJ,.J30.pdJ; 8Wm, 23 Juni 2009, ukl2LOI WIB Cara L. Sidman dan Dianne Jones, "Addressing Students' Learning Styles through Skeletal PowerPoint Slides: A Case Study", MERLOT Journal of Online Learniug and Teaching Vol. 3, No, 4, December 2007, dalam www.jorlt.merlot.org.pdJ; 12 hhu, 23 Jnui 2009, nk120.04 WIB C. Leah Moore dan Ting Wang, "Adult Learning Styles ofModem Chinese Educational Learners: Challenging the Stereotype", dalam www,aare.edu,auJ07papJmoo07557.pdJ; 161lhn, 3 Agustus 2009, pk114.32 WIB Adi. W, Gunawan, Genius Learning Strategis, (Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama, 2007), h.146 Bobbi DePOlter, dkk, Quantum Teaching: mempraktikkan quantum learniug di mang-mang kelas, (Bandung : Kaifa, 2008), h. 85 Noridah, "Upper Secondmy Students' Perception Towards Kinesthetic Leaming Activities Conducted In An English Classroom An Insight", dalmll www.eprints.utrD,myJ..JNoridahSainMFP.pdJ; 81 hIm, 28 Januari 2009, ok13:41 WIB Christer Stensmo (2006), " Perceptual preferences in lemning among teacher education students in practical-aesthetical subject", dalam www.varkleam.com, 13 hlm. 1 Agustus 2009, pkl 22:30 W1B Valerie Dong Olson, "Instruction Of Competent Psychomotor Skill", College Teaching Methods & Styles Journal - September 2008 Volurne 4, Nmnber 9, dalam www.toodoc.comJpsychomotor-skill-pdJ; 4 hhu, 23 Juui 2009, okl20:13 WIB Bobbi DePorter, dkk, Quantum Teaching: mempraktikkan quantum learning di mang-ruang kelas, (Bandung : Kaifa, 2008), h. 57 Nouo Hery Yoeuanto dan Muryautinah Mulyo, Pengamh Gaya Belajar (Visual Auditorial dan Kinestetik) Terhadap Tiugkat Prestasi Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah Umum,
Pembimbing I
Pernbimbing II
l~,~
~
~(
rz
cDc tz if);
0
!0i~
K
,Of
~
Dc"'
~
rU)C ~
fL
'--
jJ)~~
i)t
i1~
~
fZ ~
PERPUSTAKJ\AN Ur-AMA UIN SYAHID ,JAKARTA
No
Judul Referensi
Pembimbing I
Pembimbing n /l
40
41
42 43
Ahmad Sofyan, dkk, EvaJuasi PembeJajaran lPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 105 Sukardi, Metodo1ogi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2003), h. 123 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran lPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 103, 104 & 113 Anas Sudjiouo, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h.43
[JJ ~1J
'It
lK
K ~
K~ '\.,
M~ngetahui,
Pembimbing I
.Si 99937
I
Pembimbing II
MunasJ)rianto Ramli, M.A NIP: ISO 377 453
228