LAPORAN Seminar dan musyawarah daerah “Ikatan Pustakawan Indonesia” (IPI) Bandung, dengan tema “Menjadi Pustakawan Indonesia (IPI)
Acara ini dilaksanakan pada tanggal 12 April 2011, bertempat di Perpustakaan Pusat Institut Teknologi Bandung (ITB). Acara ini diselenggarakan atas dasar pentingnya pemberdayaan kualitas bagi seorang Pustakawan. Dan tema kali yang diangkat kali ini adalah “Menjadi Pustakawan Inspiratif”. Berikut saya laporkan schedule acaranya :
Acara ini juga dihadiri oleh Ibu. Dra. Oom Nurochmah, M.Si selaku Kabid Pemberdayaan Perpustakaan dan PEngembangan Budaya Baca BAPUSIPDA Prov. Jawa Barat yang akan memberikan seminar tentang “Pembudayaan Kegemaran Membaca”. Hadir juga Bpk. Suherman M.Si, beliau merupakan Pustakawan Ahli dari LIPI Bandung dan akan pada kesempatan seminar kali ini akan membahas mengenai “Menjadi Pustakawan Inspiratif”. Serta Bpk. Asep Saeful Rohman, dosen dari FIKOM UNPAD selaku moderator pada seminar ini.
PEMBUDAYAAN KEGEMARAN MEMBACA / Dra. Oom Nurochmah, M.Si UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN Pasal 48 Pemberdayaan Kegemaran Membaca (PKM), ini dimulai dari tiga lapisan : 1. Keluarga, disini peran orang tua sangat penting sekali dalam pengembangan minat baca. Difasilitasi pemerintah/pemerintah daerah melalui buku murah dan berkualitas. 2. Satuan pendidikan, sekolah/perguruan tinggi berperan dalam menunjang kurikuler, ekstrakulikuler, dan intrakulikuler. Dilakukan dengan mengembangkan dan memanfaatkan perpustakaan sebagai proses pembelajaran. 3. Masyarakat, kampanye hobby membaca bisa dilakukan seperti contoh kerja sama dengan penerbit, membuat suatu program khusus untuk masyrakat. Dilakukan melalui penyediaan sarana perpustakaan di tempat-tempat umum yang mudah dijangkau, murah dan bermutu. Untuk mewujudkan PKM perpustakaan bekerjasama dengan pemangku kepentingan . Pemerintah dan Pemerintah Daerah memberikan penghargaan kepada masyarakat yang berhasil melakukan PKM. Kesemuanya itu perlu adanya suatu literasi informasi terlebih dahulu. Literasi informasi disini dilakukan untuk memilah informasi apa saja yang diperlukan untuk user/penggunanya. Pasal 49 Pemerintah. Pemerintah daerah, dan masyarakat mendorong tumbuhnya Taman Bacaan Masyarakat dan Rumah Baca untuk menunjang Pembudayaan Kegemaran Membaca. Pasal 50 Pemerintah, Pemerintah daerah, memfasilitasi dan mendorong PKM, dengan menyediakan bahan bacaan bermutu, murah, dan terjangkau serta menyediakan sarana dan prasarana perpustakaan yang mudah diakses. Pasal 51 • • • •
PKM, dilakukan melalui GERAKAN NASIONAL GEMAR MEMBACA (GNGM) GNGM, dilaksanakan oleh Pemerintah dan Pemerintah daerah dengan melibatkan seluruh masyarakat Satuan Pendidikan membina PKM peserta didik dengan memanfaatkan perpustakaan Perpustakaan wajib mendukung dan memasyarakatkan gerakan nasional gemar membaca melalui penyediaan karya tulis, karya cetak dan daya rekam
HAMBATAN PKM : 1. Keluarga, belum mentradisikan kegiatan membaca. Game, TV, media elektronik mengalihkan perhatian dibuku. Orang tua belum menjadi teladan membaca,dll. 2. Satuan pendidikan, pembelajaran di Indonesia belum mebuat peserta didik harus membaca. Belum masuk pada program kurikulum. TIdak memfungsikan perpustakaan sekolah, dll. 3. Masyarakat, terbatasnya sarpras membaca. Budaya lisan. Harga buku relative mahal. Program PKM dilaksanakan secara sporadic, dll. INDIKATOR BPS tahun 2008 menunjukan bahwa masyarakat belum menjadikan membaca sebagai sumber utama untuk mendapatkan informasi. Seperti hasil data statistic menunjukan bahwa masyarakat yang menonton televise (85,9%), mendengar radio (40,3%), dan membaca Koran (23,5%). menurut International Education Achievment (IEA) PEMASYARAKATAN PKM • • •
Tatap muka Media cetak Media Elektronik
PUSTAKAWAN TELADAN / Bpk. Suherman, M.Si
Seperti judul dari makalah beliau yaitu “Pustakawan Inspiratif”, beliau menjelaskan bagaimana menjadi pustakawan yang inspiratif dan teladan yang tidak terpatok pada satu pekerjaan saja. Disini beliau memberikan pandangan luas mengenai dunia perpustakaan, dimana pustakawan tidak hanya berdiam diri pada suatu ruangan dan mengelola buku tetapi pustakawan inspiratif dan modern adalah pustakawan yang bisa mengelola informasi, baik itu pengelolaan informasi koleksi buku tetapi informasi lainnya juga yang dibutuhkan oleh users. Contohnya, pustakawan bisa menjadi seorang information specialist atau analis informasi. Kepiawaian pustakawan mengolah informasi membuat dia pintar akan informasi.
Beliau menjelaskan tentang struktur library & librarian :
Library
User
Library dan Librarian Media book&no nbook
Librarian
Informatif
• • • • •
Users, merupakan orang yang akan disuguhkan informasi oleh pustakawan Media book dan non book, sumber informasi yang akan diolah oleh pustakawan untuk menjadi informatif Library, perpustakaan dibuat senyaman mungkin untuk users, dari mulai interior, warna dan kondisi suasananya diatur sesuai konsep yang dibuat Librarian, merupakan tonggak keberhasilan dari sebuah perpustakaan Informatif, dan informasi yang diberikan tentunya harus informatif dan mencerdaskan users
Lampiran-lampiran :
Perpustakaan ITB merupakan salah satu perpustakaan yang baik dalam pengelolaan digital perpustakaannya. Bisa dilihat dalam handout “Knowledge Center” yang memuat berbagai fasilitas yang disuguhkan bagi mahasiswanya. UPT ITB telah memiliki system perpustakaan yang baik seperti system catalog elektronik yang berbasiskan web. Diberikan juga berbagai macam pelayanan, dari mulai pelayanan peminjaman,pemanduan, penelusuran artikel, jurnal elektronik, pandang dengar, majalah, fotokopi, cyberlib, scanner, cetak digital, serta info corner yang dijalin bersama Sampoerna Foundation. Koleksinya pun beragam, dan hal ini yang menjadi acuan buat STISI TELKOM untuk membuat perpustakaan berbasis digital setara dengan yang iTB punya, bahkan kita bisa berbuat lebih baik lagi, Apalagi dengan title background seni yang kita punya, kita bisa membuat perpustakaan digital bernuansa Art. Besar harapan kita semua untuk memajukan Perpustakaan STISI TELKOM pada khususnya dan STISI TELKOM pada umumnya.