LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD HAYKAL 20080110026
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2010
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji dan syukur kehadlirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat hidayah-Nya, Laporan Praktikum Perencanaan Geometrik Jalan ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya, laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan studi dalam menempuh pendidikan jenjang S-1 di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pada kesempatan ini, atas segala bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saransaran sehingga laporan ini dapat terselesaikan, penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materil demi terselesainya laporan ini. 2. Bapak Ir. Sentot Hardwiyono, MT., Ph.D selaku Dosen teori mata kuliah Perencanaan Geometrik Jalan pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3. Ibu Ir.Anita Widianti,MT selaku Dosen Praktikum Perencanaan Geometrik Jalan pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 4. Saudara Defa Farady selaku Assisten Praktikum Perencanaan Geometrik Jalan pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Disadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari apa yang diharapkan, untuk itu penyusun mengharapkan masukkan-masukkan yang berarti dari pembaca agar dapat menyempurnakan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat terutama bagi kelanjutan studi penyusun, Amiin… Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Yogyakarta,
Penyusun
2010
DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ASSISTENSI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. SOAL PERENCANAAN A. Tugas Perencanaan ................................................................. B. Tabel dan Peraturan yang digunakan ......................................
1 2
BAB II. RUMUS-RUMUS DALAM PERHITUNGAN A. Ketentuan jalan ........................................................................ B. Perencanaan Alinemen Horizontal .......................................... C. Pelebaran Perkerasan pada Tikungan ...................................... D. Jarak Pandang Henti dan Menyiap .......................................... E. Alinemen Vertikal ................................................................... F. Volume Pekerjaan Tanah Galian dan Timbunan .....................
4 4 11 12 14 17
BAB III. PERHITUNGAN ALINEMEN HORISONTAL A. Klasifikasi Medan ................................................................... B. Pelebaran Perkerasan pada Tikungan ...................................... C. Jarak Pandang Horizontal ........................................................
20 39 42
BAB IV. PERHITUNGAN ALINEMEN VERTIKAL A. Perencanaan Alinemen Vertikal .............................................. B. Perencanaan Galian dan Timbunan .........................................
50 62
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................. B. Saran ........................................................................................
65 66
PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN
PP
= Pusat Perpotongan
S
= Jari – jari lengkung spiral
TS
= Titik perubahan dari tangen ke spiral
Et
= Jarak dari tengah – tengah busur busur lingkaran ke PP
SL
= Titik perubahan dari spiral ke lingkaran ( SC )
LS
= Titik perubahan dari lingkaran ke spiral ( CS )
ST
= Titik perubahan dari spiral ke tangen
Ls
= Panjang lengkung spiral total ( dari TS – SC )
C
= Jari – jari lengkung lingkaran
R
= Jari – lingkaran total
X
= Absis setiap titik pada lengkung spiral terhadap TS
Y
= Ordinat setiap titik pada lengkung spiral terhadap tangen asli ( TS )
Yc
= Ordinat titik C atau SC
P
= Pergeseran busur lingkaran terhadap tangen asli
K
= Jarak antara TS ke proyeksi PL pada tanah asli
PPV
= Pusat Perpotongan Vertikal antara dua tangent yang bertemu
PLV
= Permulaan Lengung Vertikal
PTV
= Permulaan Tangen Vertikal
Ev
= Pergeseran vertikal PPV ke permukaan jalan rencana
Lv
= Panjang lengkung dengan arah horizontal
∆
= Perbedaan aljabar landai
ISTILAH PENTING
Design speed
: Kecepatan rencana kendaraan dipakai dalam perencanaan geometrik jalan raya.
Right of way
: Lebar penguasaan lahan, yaitu lebaar tanah yang dikuasai negara untuk keperluan jalan raya
Movement function : Jalan yang mengutamakan fungsi gerakan Access function
: Jalan yang mengutamakan fungsi menerus
Carriage way
: Bagian penampang melintang jalan yang digunakan untuk lewat kendaraan
Road margin
: Bagian tepi jalan
Side waliks
: Bagian tepi jalan yang dipergunakan bagi pejalan kaki
Kerb
: Pembatas tepi jalan
Guard Raills
: Pagar pembataas tepi jalan
Tallud
: Kemiringan tebing
Median
: Pemisah / pembatas jalan
Alinemen
: Garis sumbu
Superelevasi
: Kemiringan penampang jalan pada tikungan untuk melawan gaya sentrifugal
Broken back Grad line
: Lengkung vertikal searah yang hanya dipisahkan oleh tangen yang pendek
Hiddendip
: Lengkung cekung yang tiba - tiba pendek pada jalan yang relatif datar dan lurus
Bendiness
: Tingkat letak pada alinemen horizontal
Hillness
: Tingkat kelandaian pada alinemen vertikal
Massa diagram
: Diagram yang dipakai untuk menghitung besarnya volume galian dan timbunan
BAB I SOAL PERANCANGAN, TABEL, DAN GRAFIK YANG DIGUNAKAN
A. Tugas dan Perancangan 1. Ketentuan Pokok a. Peta Topografi (terlampir) dengan skala 1 : 1.000 b. Jalan terdahulu telah dirancang sampai titik A c. Titik A terletak pada STA 10 + 500
2. Data Perencanaan a. Kelas jalan yang direncanakan : a. Kelas I
c. Kelas IIB
b. Kelas IIA
d. Kelas IIC
e. Kelas III
b. Koordinat dititik A : a. ( 8466,5846 )
c. ( 12117,5362 )
e. ( 10234,5844 )
b. ( 9726,4759 )
d. ( 11210,5394 )
f. ( 10016,4116 )
a. 34º25’02”
c. 40º49’59”
e. 46º59’12”
b. 37º07’05”
d. 43º02’04”
c. Azimuth titik A :
d. Elevasi rencana permukaan jalan dititik A terletak pada: a. Permukaan tanah asli b. Galian sedalam 0.50 m c. Galian sedalam 1.00 m d. Timbunan setinggi 0.50 m e. Timbunan setinggi 1.00 m
1
3. Tugas a. Merancang trase jalan dari titik A sampai titik B sebaik mungkin pada peta topografi yang tersedia dengan menggunakan minimal 2 buah bentuk tikungan yang ada, yaitu: Full Circle, Spiral-Circle-Spiral, SpiralSpiral. b. Menggambar diagram superelevasi dengan sumbu putar as jalan. c. Menggambar profil memanjang d. Menggambar profil melintang pada setiap jarak 100 meter pada bagian lurus dan 50 meter pada bagian lengkung (diawali dari titik A). e. Menghitung elevasi tepi-tepi perkerasan dan sumbu / as jalan pada profil tergambar. f. Menghitung jumlah volume pekerjaan galian dan timbunan. g. Gambar akhir di buat pada skala 1 : 1.000
B. Tabel dan Peraturan yang Digunakan 1. Daftar / tabel a. Daftar 1 Standard Perencanaan Geometrik b. Daftar 2 Standard Perencanaan Alinemen c. Tabel 1.a. Panjang Minimal Spiral dan Kemiringan Melintang d. Tabel 1.b. Panjang Minimal Spiral dan Kemiringan Melintang e. Tabel 2. Koordinat Lingkaran sebagai Fungsi dari Unit Panjang Spiral f. Tabel 3. Koordinat Titik Spiral-Circle sebagai Fungsi dari Unit Panjang Spiral
2. Grafik a. Grafik 1. Pelebaran Perkerasan pada Tikungan b. Grafik 2. Kebebasan Samping pada Tikungan c. Grafik 3. Panjang Lengkung Vertikal Cembung
2
d. Grafik 4. Panjang Lengkung Vertikal Cembung (untuk jalan raya dua jalur) e. Grafik 5. Panjang Lengkung Vertikal Cekung f. Grafik 6. Panjang Lengkung Vertikal Cekung pada Lintasan bawah g. Super elevasi Perkerasan dan Bahu
3
BAB II RUMUS – RUMUS DALAM PERHITUNGAN
A. Ketentuan Jalan Ketentuan jalan raya menurut Peraturan Perencanaan Geometri Jalan Raya tahun 1970: 1. Kelas
: IIA
2. Azimut
: 46059’12”
3. Sta titik
: 10+500
4. Elevasi muka tanah di titik A
: Galian sedalam 1,00 m
5. Kecepatan rencana minimum
: 100 km/jam
6. Lebar low minimum
: 40 m
7. Lebar perkerasan
: 3,5 m
8. Lebar bahu
: 3,0 m
9. Kemiringan melintang perkerasan : 2 % 10. Kemiringan melintang bahu
:4%
11. Miring tikungan maksimum
: 10 %
12. Jari-jari tikungan minimum
: 350
13. Landai maksimum
:4%
14. Lereng melintang medan
:4%
B. Perencanaan Alinemen Horizontal Alinemen horizontal adalah proyeksi sumbu jalan tegak lurus pada bidang kertas ( peta ). Trase jalan terdiri dari garis (tangen) dan garis lengkung . Tangen dibedakan menurut arah angka (azimuth), dan antara dua tangen yang berpotongan dihubungkan oleh garis lengkung yang berupa busur lingkaran yang berfungsi sebagai busur peralihan antara azimuth satu dengan azimuth yang lain.
4
Alinemen horizontal dapat ditunjukkan letak suatu titik atau bagian-bagian penting jalan. Dalam merencanakan trase ( tikungan ) adalah : 1. Kecepatan rencana 2. Jari – jari tikungan minimum ( R minimum ) 3. Superelevasi ( c ) 4. Jarak pandang minimum 1. Lengkung Lingkaran ( Circle – Circle ) Lengkung horisontal jenis ini direncanakan untuk jari – jari tikungan yang besar. Besarnya jari – jari minimum untuk tikungan ini telah ditetapkan sesuai dengan kecepatan rencana dan kelas jalan. Tabel 2.1 : Kecepatan dan jari – jari minimum V (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30
Jari – jari minimum (m) 2000 1500 1100 700 440 300 180
Rumus – rumus yang digunakan : Tt = R x Tg
2
Et = Tt x Tg
2
Lc =
x2xxR 360
Ls = (Fiktif ) dihitung dari landai relatif maksimum karena s = 0
5
Ls =
( Bxen) ( Bxep ) LRmaksimum
Tt
Et C TC
PC
M
CT
D
PT
R
R
/2
/2
0 Gambar 2.1 Tikungan Belok ke Kanan Tipe Full Circle +e
+ 0,00%
CL
- en
-e Gambar 2.2 Diagram superelevasi Tikungan Belok ke Kanan
6
2. Lengkung Spiral – Lingkaran – Spiral ( S – C – S ) Dipakai jika Lc > 25 m Ls min = 0.022 90
V3 V e 2.727 RC C
Ls R
s
=
c
= ∆ - 2 s
Lc
=
Tt
= ( R + p ) Tg
+K 2
Et
= ( R + p ) Sec
-R 2
P
=
K
= Ls
L
= 2 Ls + Lc
Yc
=
Xc
= Ls -
c 2R 360
Ls 3 Rx(1 coss) 6 xRxLs Ls 5 Rx sin s 40 xR 2 xLs 2
Ls 3 6 R Ls Ls5 40 R 2 Ls 2
7
Tt Et Xc K
SC
CS
TS
ST R
R c
s
s
0 Gambar 2.3 Tikungan Belok ke Kanan Tipe S – C – S +e
CL
± 0,00%
- en
LS TS
SC
LC -e
LS CS
ST
Gambar 2.4 Diagram Superelevasi Tipe S-C-S
8
3. Lengkung Spiral – Spiral ( S – S ) Dipakai jika Lc < 25 m Ls min = 0,022 x 1 (e en ) B , m Ls
V3 Vxe 2,727 x R.xC C
Ls (e en) B m
Untuk perhitungan selanjutnya, dipilih yang terbesar antara Ls (dari tabel) dan Ls yang dihitung s =
90
Ls R
c = ∆ - 2 s Dihitung ulang 2
s
=
s
=
Tt
= ( R + P ) Tg
+K 2
Et
= ( R + P ) Sec
-R 2
L
= 2Ls
P
=
K
= Ls –
90
s R Ls → Ls A R
Ls 3 – R ( 1 – Cos s ) 6 R Ls Ls5 – R x Sin s 40 R 2 Ls 2
9
Tt Et K LS TS
CS SC
LS
R
R
ST
R s s
Gambar 2.5 Tikungan Belok ke Kanan Tipe S – S +e
CL
± 0.00%
- en
LS
LS Gambar 2.6 Diagram Superelevasi
10
C. Pelebaran Perkerasan pada Tikungan Pelebaran perkerasan pada tikungan dilakukan sepanjang pencapaian kemiringan dengan cara : 1. Pada tikungan tanpa lengkung spiral, pelebaran dilakukan pada bagian tepi jalan sebelah dalam. 2. Pada tikungan dengan lengkung spiral, pelebaran dilakukan pada tepi dalam atau membagi dua sama besar. Masing – masing ditempatkan pada tepi dalam dan tepi luar. Kendaraan rencana truk a. L
: Jarak gandar
6.09 m
b. A
: Tonjolan depan
1.218 m
c. C
: Kebebasan samping
0.609 m
d. M
: Lebar kendaraan
2.436 m
e. n
: Jumlah lajur
2
f. Fa/Td
: Lebar melintang akibat tonjolan depan
g. Z
: Lebar tambahan akibat kelainan mengemudi
h. V
: Lebar lintasan kendaraan truk pada tikungan
i. Wn
: Lebar perkerasan normal
j. Wc
: Lebar perkerasan yang diperlukan ditikungan
k. W
: Tambahan lebar perkerasan di tikungan
Rumus yang digunakan : R 2 L2
i. V
= M+R–
ii. Td/Fa
=
iii. Z
= 0.105 x
iv. Wc
= n ( M + C ) + Fa ( n – 1 ) + Z
v. W
= Wc – Wn
R 2 A2 x L A - R
Vr R
11
D. Jarak Pandang Henti dan Menyiap 1. Jarak Pandang Henti Jarak pandang henti adalah jarak yang diperlukan oleh pengemudi untuk menghentikan kendaraan yang sedang berjalan setelah melihat adanya rintangan pada jalur yang dijalani. S
= d1 + d2
V2 = ( 0.278 x V x t ) + 245 x f Untuk jalan yang mempunyai kelandaian, maka rumusnya menjadi : S
= d1 + d2
V2 = ( 0.278 x V x t ) + 245 f g Dimana : S : Jarak pandang henti d1 : Jarak dari saat melihat sampai menginjak pedal rem ( m ) d2 : Jarak mengerem ( m ) V : Kecepatan ( km/jam ) t
: Waktu reaksi = 0.5 – 4 detik
f
: Koefisien gesekan antara ban dan muka jalan dalam arah memanjang jalan.
g
: Kelandaian ( + ) untuk naik, ( - ) untuk turun
12
Tabel 2.2 Koefisien Gesek Kecepatan Rencana ( km/jam ) 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120
Koefisien Gesek ( f ) 0.40 0.38 0.35 0.33 0.31 0.30 0.30 0.29 0.28 0.28
2. Jarak Pandang Menyiap Jarak pandang menyiap adalah jarak yang diperlukan oleh kendaraan untuk menyiap dan berjalan di atas lajur berlawanan untuk kemudian berjalan di atas lajur semula dengan aman. d = d1 + d2 + d3 + d4 Dimana : d1 :
Jarak yang ditempuh kendaraan yang hendak menyiap selama waktu reaksi dan waktu membawa kendaraannya yang hendak membelok ke lajur lawan.
a t1 : 0,278 t1 V m 2
d2 :
Jarak yang ditempuh selama kendaraan menyiap berada pada lajur lawan.
:
0,278 x V x t2
d3 : Diambil antara 30 – 100 m d4 :
2 x d2 3
13
Catatan : t1 : Waktu reaksi, tergantung dari kecepatan kendaraan :
2.12 + 0.026 x V
m : Perbedaan kecepatan kendaraan yang menyiap dan disiap : 15 km/jam t2 : Waktu dimana kendaraan yang menyiap berada pada lajur lawan :
6.56 + 0.048 x V
V : Kecepatan rata – rata kendaraan yang menyiap a
: Percepatan rata – rata : 2.052 + 0.0036 x V
Dalam perencanaan seringkali kondisi jarak pandangan menyiap standar terbatasi oleh kekurangan biaya, sehingga jarak pandangan menyiap yang dipergunakan dapat memakai jarak pandangan menyiap minimum ( d min ). d min =
2 d2 + d3 + d4 3
E. Alinemen Vertikal Alinemen vertikal adalah garis potong yang dibentuk oleh bidang vertikal melalui sumbu jalan bidang rencana permukaan jalan. Alinemen vertikal juga sering dikenal dengan penampang memanjang jalan, tersusun dari potongan – potongan garis lurus dan garis lengkung. Pada alinemen vertikal dapat ditunjukkan ketinggian dari setiap titik serta bagian – bagian penting dari jalan. Keadaan
ideal
penampang
memanjang
suatu
jalan
adalah
datar
( landai 0 % ) dengan pertimbangan : 1. Daya yang diperlukan oleh kendaraan untuk bergerak relatif kecil. 2. Kendaraan dapat dijalankan dengan kecepatan yang paling besar atau maksimum.
14
1. Landai Jalan Landai jalan adalah besaran yang menunjukkan kenaikan atau penurunan secara vertikal dalam satu satuan jarak horizontal. Pada umumnya dinyatakan dalam %. Berdasarkan kesepakatan, gambar jalan dibaca dari kiri ke kanan maka landai jalan sebagai berikut : a) Naik ( + ) b) Turun ( - )
Naik ( + )
Turun ( - )
Landai maksimum ditetapkan berdasarkan : a. Kelas jalan b. Kondisi medan c. Kecepatan rencana
Tabel 2.3 Kelandaian Maksimum Kec. Rencana Km/jam 120 100 80 60 40 30
Landai maksimum ( % ) untuk medan D B G 3 4 5 5 6 6 6 7 7 8 8 10 – 12
PPGJR 1970
15
2. Panjang Pendakian Maksimum Panjang pendakian maksimum adalah panjang pendakian yang menyebabkan pengurangan kecepatan kendaraan truk yang bermuatan penuh sampai suatu batas tertentu yang dianggap tidak akan memberikan pengaruh yang berarti pada jalannya arus lalu lintas secara keseluruhan.
Tabel 2.4 Panjang Landai Kritis i(%)
3
4
5
6
7
8
10
12
L(m)
480
330
250
200
170
150
135
120
PPGJR 1970 3. Lengkung Vertikal Pergeseran vertikal yang diukur pada titik PPV besarnya adalah : Ev =
A x Lv 800
Dimana : Ev : Pergeseran vertikal A
: Perbedaan landai
Lv : Panjang lengkung
a. Lengkung vertikal cembung i. Lengkung vertikal cembung dengan S < L L= 100 x
AxS2 2 x h1 2 x h2
2
Bila S = Jarak pandang henti L=
AxS2 359
Atau dengan menggunakan grafik III PPGJR
16
ii. Lengkung vertikal cembung dengan S > L h h L = 25 200 x 1 2 g1 g 2
Bila S = Jarak pandang henti L = 2xS
399 A
Bila S = Jarak pandang menyiap L = 2xS
960 A
Atau dengan menggunakan grafik III PPGJR b. Lengkung vertikal cekung i. Lengkung vertikal cekung dengan S < L L =
AxS2 (150 3.5) x S
Atau dengan menggunakan grafik V PPGJR ii. Lengkung vertikal cekung dengan S > L L = 2 xS
(150 3.5) x S A
Atau dengan menggunakan grafik 5 PPGJR
F. Volume Pekerjaan Tanah Galian dan Timbunan Pada dasarnya volume pekerjaan tanah galian dan timbunan perhitungannya dilakukan sepanjang perencanaan jalan dengan membuat potongan 50 – 100 meter, dengan maksud agar lebih teliti. Perhitungan volume galian dan timbunan sedapat mungkin seimbang atau volume galian lebih besar dari volume timbunan. Untuk mengatasi hal ini perhitungan dilakukan secara “ trial and error “ metode masa diagram.
17
Prinsip hitungan volume galian dan timbunan.
TP!
TP2
A1
A2
Luas profil melintang potongan I
Cl
a b
c
k
d
e
f
g
h
i
j
l
A1 = Aa + Ab + Ac + Ad + Ae + Af + Ag + Ah + Ai + Aj + Ak + Al A’1 = 0 Dengan : A1 : Luas tampang potongan melintang titik 1 untuk galian A’1 : Luas tampang potongan melintang titik 1 untuk timbunan
18
Luas profil melintang potongan 2
Cl
a
b
c
g d
h
i
f
e
c’
d’
j
A2 = Aa + Ab + Ac + Ad + Ae + Af + Ag + Ah + Ai + Aj A’2 = Aa’ + Ab’ + Ac’ + Ad’ Dengan : A2 : Luas tampang potongan melintang titik 2 untuk galian A’2 : Luas tampang potongan melintang titik 2 untuk timbunan Volume galian dan timbunan : =
A1 A2 xL 2
Volume timbunan =
A'1 A' 2 xL 2
Volume galian
Dengan : L : jarak antar potongan
19
BAB III PERHITUNGAN ALINEMEN HORISONTAL
A. Klasifikasi Medan
A–1
=
61,53 60,013 100% 100
= 1,517 %
1–2
=
67 61,53 100% 100
= 5,47 %
2–3
=
67 62,506 100% 100
= 4,494 %
3–4
=
63,006 62,506 100% 100
= 0,5 %
4–5
=
64,502 63,006 100% 100
= 1,496 %
5–6
=
64,502 64,005 100% 100
= 0,497 %
6–7
=
66,005 64,005 100% 100
=2%
7–8
=
67,50 66,005 100% 100
= 1,495 %
8–9
=
67,50 62,006 100% 100
= 5,494%
9–B
=
62,006 62,003 100% 100
= 0,003 %
Klasifikasi Medan A – B
Klasifikasi
Medan
n 22,966% = 2,0878 % 11
20
Tabel 3.1. Klasifikasi Medan Rata – rata Kemiringan Melintang ( % ) 0 – 9,9 9,9 – 24,5 25
Jenis Medan Datar Bukit Gunung
Jadi klasifikasi medan A – B adalah datar Dari Daftar I Standar Perencanaan Geometrik didapat : 1. Kecepatan rencana (Vr)
: 100 km/jam
2. Lebar row minimum
: 40 m
3. Lebar perkerasan
: 2 x 3,50 m
4. Lebar bahu
: 3,00 m
5. Lereng melintang perkerasan (en) : 2 % 6. Lereng melintang bahu
: 4%
7. Miring tikungan maksimum
: 10 %
8. Jari–jari tikungan minimum(Rmin) : 350 m 9. Landai maksimum
: 4%
10. LHR
: 6000 – 20.000
11. Lebar median minimum
: 1,5 m
12. Landai maksimum
:4%
13. Klasifikasi medan
: Datar
Koordinat Tiap Titik Koordinat titik A ( 10016,4116 ) Koordinat titik I ( 10016+13,5 ; 4116+14,5 ) → ( 10029,5 ; 4130,5 ) X1 = 13,5 m Y1 = 14,5 m Koordinat titik II ( 10029,5+24,8;4130,5+17,3 ) →(10054,3;4147,8) X2 = 24,8 m Y2 = 17,8 m
21
♦
Kordinat titik III ( 10054,3+24,3;4147,8+9,5 ) → ( 10078,6;4157,3 ) X3 = 24,3m Y3 = 9,5 m
Koordinat titik B ( 10078,6+11,3;4157,3+3 ) → ( 10089,9;4160,3 )
Jarak Antar Titik dA-I
=
13,52 14,5 2
= 19,8116 m
dI-II
=
24,82 17,82
= 30,5267 m
dII-III
=
24,3 2 9,52
= 26,09099 m
dIII-B
=
11,3 2 32
= 11,6914 m
d
AB
= dA –I + dI – II + dII – III + dIII – B = 19,8116 + 30,5267 + 26,0909 + 11,6914 = 88,1206 m
Perhitungan Sudut Sudut Azimuth A = 46°59’12” = 46,980
I
X2 α2
1 Y2
III 3
Y1
A
X1 II
2
1
2
4
X4 Y4
3 B
Y3
X3
22
1 = 900 – Azimuth titik A = 900 – 46,980 = 43,020 Y2 X2
2 = arc tan
17,3 25
= arc tan = 34,680
Y3 X3
3 = arc tan
= arc tan
15,7 25,5
= 31,620 ♦
Tikungan I 1 = 1 + 2 = 43,020 + 34,680 = 77,70
Tikungan II 1 = 2 = 34,680 2 = arc tan
= arc tan
Y3 X3
15,7 25,5
= 31,620 2 = 1 + 2 = 34,680 + 31,620 = 66,30
23
♦ Tikungan III 3
= 3 = 31,620
4
= arc tan
= arc tan
Y4 X4 3 11,3
= 14,860 3
= 3 - 4 = 31,620 – 14,860 = 16,760
1. Perencanaan Tikungan I 1
= 77,7°
Rmin
= 350 m
Vr
= 100 km/jam
Rr
= 358
en
= 2%
C
= 0,4
Dari tabel Panjang Minimum Spiral dan Kemiringan Melintang diperoleh nilai : e
= 0,099
Ls = 100 m ...... ( 1 )
Ls min
= 0,022 x
Vr 3 Vr.e 2,727 x Rr.C C
= 0,022 x
100 3 100 x0,099 2,727 x = 86,14 m ...... ( 2 ) 358 x0,4 0,4
24
Dari tabel Daftar Standar Perencanaan Alinemen didapat : B =3m 1 1 = 240 m
(e e n ).B 1 = m Ls Ls =
=
(e e n ).B 1 m
(0,099 0,02 ).3 1 240
= 85,86 m.............( 3 ) Dari...( 1 ),...( 2 ),...( 3 ) dipilih yang terbesar Jadi Ls = 100 m
s
=
90 xLs .Rr
=
90 x100 .358
= 8,0060 c
= 1 – 2 . s = 77,700 – 2 . 8,0060 = 61,688 0
Lc
=
c.2. .Rr 360
61,688.2. .358 360 = 385,248 m
=
25
Diketahui Lc min = 25 m Lc >Lc min, jadi tikungan yang dipakai tipe S - C – S Xc = Ls
Ls 3 40xRr 2
= 100
100 3 40 x358 2
= 99,804 m
Ls 3 6 xRr 100 2 = 6 x358
Yc =
= 4,655 m K = Xc – Rr . Sin s = 99,804 – 358 .Sin 8,0060 = 49,9429 m P = Yc - Rr ( 1 – Cos s ) = 4,655 – 358 ( 1 – Cos 8,0060 ) = 1,165 m Tt = ( Rr + P ) tan ½ 1 + K = ( 358 + 1,165 ) tan ½ x 77,70 + 49,9429 = 339,2353 m Et = ( Rr + P ) sec ½ 1 – Rr = ( 358 + 1,165 ) sec ½ x 77,7 – 358 = 103,182 m
26
L = 2. Ls + Lc = 2. 86,14 + 385,248 = 557,528 m
2. Perencanaan Tikungan II 2
= 66,3°
Rmin
= 350 m
Vr
= 100 km / jam
Rr
= 358 m
en
=2%
C
= 0,4
Dari tabel Panjang Minimum Spiral dan Kemiringan Melintang diperoleh nilai : e
= 0,099
Ls = 100 m ...... ( 1 )
Ls min
= 0,022 x
Vr 3 Vr.e 2,727 x Rr.C C
= 0,022 x
100 3 100.0,099 2,727 x = 86,14 m ...... ( 2 ) 358.0,4 0,4
Dari tabel Daftar Standar Perencanaan Alinemen didapat : B =3m 1 1 = 240 m
(e e n ).B 1 = m Ls
27
Ls =
=
(e e n ).B 1 m
(0,099 0,02 ).3 1 240
= 85,86 m.............( 3 ) Dari...( 1 ),...( 2 ),...( 3 ) dipilih yang terbesar Jadi Ls = 100 m s
=
90 .Ls .Rr
=
90.100 .358
= 8,0060 c
= 1 – 2 .s = 66,30 – 2 . 8,0060 = 50,288 0
Lc =
c.2. .Rr 360
50,288.2. .358 360 = 314,054 m
=
Diketahui Lc min = 25 m Lc >Lc min, jadi tikungan yang dipakai tipe S - C – S Xc = Ls
Ls 3 40.Rr 2
= 100
100 3 40.358 2
= 99,804 m
28
Ls 3 6.Rr 100 2 = 6.358
Yc =
= 4,655 m K = Xc – Rr . Sin s = 99,804 – 358 .Sin 8,0060 = 49,9429 m P = Yc - Rr ( 1 – Cos s ) = 4,655 – 358 ( 1 – Cos 8,0060 ) = 1,165 m Tt = ( Rr + P ) tan ½ 2 + K = ( 358 + 1,165 ) tan ½ * 66,30 + 49,9429 = 284,526 m Et = ( Rr + P ) sec ½ 2 – Rr = ( 358 + 1,165 ) sec ½ . 66,3 – 358 = 70,985 m L = 2. Ls + Lc = 2. 85,86 + 314,054 = 485,774 m
3.
Perencanaan Tikungan III 3
= 16,76°
Rmin
= 350 m
Vr
= 100 km / jam
Rr
= 358 m
en
=2%
C
= 0,4
29
Dari tabel Panjang Minimum Spiral dan Kemiringan Melintang diperoleh nilai : e
= 0,099
Ls = 100 m ...... ( 1 )
Ls min
= 0,022 x
Vr 3 Vr.e 2,727 x Rr.C C
= 0,022 x
100 3 100.0,099 2,727 x = 86,14 m ...... ( 2 ) 358.0,4 0,4
Dari tabel Daftar Standar Perencanaan Alinemen didapat : B =3m 1 1 = 240 m
(e e n ).B 1 = m Ls Ls =
=
(e e n ).B 1 m
(0,099 0,02 ).3 1 240
= 85,86 m.............( 3 ) Dari...( 1 ),...( 2 ),...( 3 ) dipilih yang terbesar Jadi Ls = 100 m s = =
90 .Ls .Rr 90 x100 .358
= 8,0060
30
c
= 3 – 2 . s = 16,760 – 2 .8,0060 = 0,748 0
Lc =
c.2. .Rr 360
0,748 x 2 xx358 360 = 4,671 m
=
Diketahui Lc min = 25 m Lc < Lc min, jadi tikungan yang dipakai tipe S – S Dihitung kembali : 3
= 16,76° = 2 s
3
Maka : s = ½ 2 = ½ 16,760 = 8,380 Ls
= =
s .R 90
8,38 .358 90
= 104,660 P
Ls 3 = – R ( 1 – Cos θs ) 6 R Ls 104,66 3 = – 358 ( 1 – Cos 8,38º ) 6 358 104,66
= 1,2772 m
31
K
= Ls –
Ls5 – R x Sin s 40 R 2 Ls 2
= 104,66 –
104,66 5 – 358 x Sin 8,38 40 358 2 104,66 2
= 52,26228 m Tt
= ( Rr + P ) Tan ½ 3 + K = ( 358 + 1,277 ) Tan ½ 16,760+ 52,26228 = 105,187 m
Et
= ( Rr + P ) Sec ½ 3 – Rr = ( 358 + 1,277 ) Sec ½ 16,760 - 358 = 5,154 m
32
Tabel 3.2 Data Tikungan Data Bentuk
Tikungan I S–C–S
Tikungan II S–C–S
Tikungan III S–S
77,70
66,30
16,760
Vr
100 km/jam
100 km/jam
100 km/jam
s
8,0060
8,0060
8,0060
c
61,688 0
Ls
100 m
100 m
100 m
Lc
385,248m
314,054 m
4,671 m
L
557,528 m
485,774 m
-
Tt
102,05 m
284,526 m
105,187m
Et
103,182 m
70,985 m
5,154 m
K
49,9429 m
49,9429 m
52,26228 m
P
1,165 m
1,165 m
1,2772 m
Xc
99,804 m
99,804 m
-
Yc
4,655 m
4,655 m
-
Rr
358 m
358 m
358 m
e
9,9 %
9,9 %
9,9 %
en
2%
2%
2%
50,288 0
-
Sumber : Hasil Perhitungan
33
I.
Diagram Super Elevasi dan Sumbu Putar Jalan 1. Tikungan I Tipe S – C – S K Xc
Tt
Yc
Et
∆1 Yc P
P SC=CS
Ls
Ls
TS
ST
R θs θc θc θs
Gambar 3.1 Tikungan Belok ke kanan Tipe S – C – S 9,9 %
Kiri CL
±0,00%
- 2% Kanan
- 9,9 % TS Ls = 100 m SC
Lc = 385,248 m
CS Ls = 100 m ST
Gambar 3.2 Diagram Superelevasi Tipe S-C-S
34
2. Tikungan II Tipe ( S-C-S )
θs θc θc θs R
TS
LS Tt Xc
SC P
CS Yc
LC Et Yc
LS
ST ST
P
K
Gambar 3.3 Tikungan Belok ke Kiri Tipe S – C – S
+9,9 %
Kanan CL
±0,00%
-2% Kiri
- 9,9 % TS
Ls = 100 mSC
Lc = 314,054 m
CS Ls = 100 m ST
Gambar 3.4 Diagram Superelevasi Tipe S-C-S
35
3. Tikungan III Tipe ( S – S )
∆1
Tt
K
Et
Yc
Yc
P Ls
SC=CS
P Ls
TS
ST
R θs
θs
Gambar 3.5 Tikungan Belok ke kanan Tipe S – S + 9,9
Kiri
CL
± 0,00%
Kanan
- 2%
- 9,9 LS = 104,66
SC=CS
LS = 104,66
ST
TS Gambar 3.6 Diagram Superelevasi Tipe S – S
36
II. Hitungan Stationing Titik – Titik Penting I III dA-I
dI-II
dIII-B B
dII-III A II Sta A
= 10 + 500
dA-I
= 19,8116 m
dI-II
= 30,5267 m
dII-III
= 26,0909 m
dIII-B
= 11,6914 m
1. Tikungan I Sta PP1
= Sta A+ dA-1 = ( 10 + 500 ) + (19,8116) = 10 + 519,8116
Sta Ts1
= Sta PP1 – Tt1 = (10 + 519,8116) – 339,2353 = 10 +180,6107
Sta Cs1
= Sc1 = Sta Ts1 + Ls1 = (10 +180,6107 ) + 100 = 10 + 280,6107
Sta St1
= ( Sta Sc1 = Cs1 ) + Ls1 = ( 10 + 280,6107) + 100 = 10 + 380,6107
37
2. Tikungan II Sta St2
= Sta St1 + (d1-II – Tt1 – Tt2) = ( 10 + 380,6107 ) + ( 30,5267 – 339,2353 – 284,526 ) = 9 + 212,6239
Sta Sc2
= Sta Ts2 + Ls2 = (9 + 212,6239) + 100 = 9 + 312,6239
Sta St2
= Sta Cs2 + Ls2 = (9 + 312,6239) + 100 = 9 + 412,6239
3. Tikungan III Sta Ts3
= Sta St1 + St2 + (d1-II – Tt1 – Tt2 – dII-III – Tt3) = ( 10 + 380,6107 ) + ( 9+412,6239) +( 30,5267 – 339,2353 -284,526-26,0909-105,187 ) = 19 + 68,7221
Sta Sc3
= Sta Ts3 + Ls3 = (19 + 68,7221) + 104,66 = 19 + 173,3821
Sta St3
= Sta Cs3 + Ls3 = (19 + 173,3821) + 104,66 = 19 + 278,0421
Sta B
= Sta St3 + (dIII – B – Tt3) = (19 + 278,6421) + (11,6914 – 105,187 ) = 19 + 185,1465
Panjang jalan (A – B) = Sta B – Sta A = (19 + 185,1465) – (10 + 500) = 8 + 314,8535
38
B. Pelebaran Perkerasan pada Tikungan L
= Jarak gandar
6,09 m
A
= Tonjolan depan
1,218 m
c
= Kebebasan samping
0,609 m
M
= Lebar kendaraan
2,436 m
n
= Jumlah jalur
2
Lebar Perkerasan Normal =
2 x 3,5 m
1. Tikungan I ( S – C – S ) Diketahui : R = 358 m V = 100 km/jam n
=2
Wn = 7 m a. Lebar lintasan kendaraan rencana pada tikungan ( U ) U =M+R–
R 2 L2
= 2,436 + 358 –
358 2 6,09 2
= 2,487 m b. Lebar melintang akibat tonjolan depan ( Td = Fa ) Td = =
R 2 A2 xL A - R 358 2 1,2182 x6,09 1,218 - 358
= 0,022 m c. Lebar tambahan akibat kelainan pengemudi ( z ) V z = 0,105 x R = 0,105 x
100 358
= 0,554 m
39
d. Lebar perkerasan pada tikungan ( Wc ) Wc = n ( M + c ) + Td ( n – 1 ) + z = 2 ( 2,436 + 0,609 ) + 0,022 ( 2 – 1 ) + 0,543 = 6,66 m Wc < Wn Jadi tidak perlu ada tambahan pelebaran perkerasan.
2. Tikungan II ( S – C – S ) Diketahui : R = 358 m V = 100 km/jam n
=2
Wn = 7 m a. Lebar lintasan kendaraan rencana pada tikungan ( U ) U =M+R–
R 2 L2
= 2,436 + 358 –
358 2 6,09 2
= 2,487 m b.
Lebar melintang akibat tonjolan depan ( Td = Fa ) Td = =
R 2 A2 xL A - R 358 2 1,2182 x6,09 1,218 - 358
= 0,022 m c.
Lebar tambahan akibat kelainan pengemudi ( z ) V z = 0,105 x R = 0,105 x
100 358
= 0,554 m
40
d.
Lebar perkerasan pada tikungan ( Wc ) Wc = n ( M + c ) + Td ( n – 1 ) + z = 2 ( 2,436 + 0,609 ) + 0,022 ( 2 – 1 ) + 0,543 = 6,66 m Wc < Wn Jadi tidak perlu ada tambahan pelebaran perkerasan.
3. Tikungan III ( S – S ) Diketahui : R = 358 m V = 100 km/jam n
=2
Wn = 7 m a. Lebar lintasan kendaraan rencana pada tikungan ( U ) U =M+R–
R 2 L2
= 2,436 + 358 –
358 2 6,09 2
= 2,487 m b. Lebar melintang akibat tonjolan depan ( Td = Fa ) Td = =
R 2 A2 xL A - R 358 2 1,2182 x6,09 1,218 - 358
= 0,022 m c. Lebar tambahan akibat kelainan pengemudi ( z ) V z = 0,105 x R = 0,105 x
100 358
= 0,554 m
41
d.
Lebar perkerasan pada tikungan ( Wc ) Wc = n ( M + c ) + Td ( n – 1 ) + z = 2 ( 2,436 + 0,609 ) + 0,022 ( 2 – 1 ) + 0,543 = 6,66 m Wc < Wn Jadi tidak perlu ada tambahan pelebaran perkerasan.
C. Jarak Pandang Horizontal 1.Tikungan I ( S - C - S ) a. Berdasarkan Jarak Pandang Henti ( JPH ) Diketahui : L = 2 x Ls + Lc = 2 x 86,14 + 385,248 = 557,528 Vr = 100 km/jam t
= 2,5 detik ( t = 0,5 – 4 detik, dipakai t = 2,5 detik )
f
= 0,28
R
= 358
( dari Tabel Koefisien Gesek )
S = d1 + d2 = 0,278 xVxt
V2 254 xf
100 2 = 0,278 x100 x 2,5 254 x0,28
= 210,107 m S
90
x
S Rr
90 210,107 x 358
= 16,820
42
M = Rr x ( 1 – cos θ ) = 358 x (1 – cos 16,820) = 15,31 m < 3,5 m (lebar Perkerasan) M>7 Maka perlu dipasang rambu-rambu lalu lintas.
b. Berdasarkan Jarak Pandang Menyiap (JPM) a
= 2,052 + 0,0036 x V = 2,052 + 0,0036 x 100 = 2,412 m/dt2
t1 = 2,12 + 0,026 x V = 2,12 + 0,026 x 100 = 4,72 m/dt t2 = 6,56 + 0,048 x V = 6,56 + 0,048 x 100 = 11,36 m/dt axt1 d1 = 0,278 xt1 xV m 2
2,34 x 4.72 = 0,278 x 4,72 x100 15 2
= 104,064 m d2 = 0,278 x V x t2 = 0,278 x 100 x 11,36 = 315,808 m d3 = 90 m (30 – 100 dipakai 100 m ) d4 = =
2 xd 2 3 2 x315,808 3
43
= 210,538 m S = d1 + d2 + d3 + d4 = 104,064 + 315,8808 + 90 + 210,538 = 720,410 m S>L
c. Kebebasan samping 90
θ=
=
x
S Rr
90 720,410 x 358
= 57,6770 M = R x ( 1 – cos θ ) = 358 x (1 – cos 57,6770) = 166,585 m M > 40 (row minimum) maka pada tikungan perlu dipasang rambu – rambu lalu lintas, dilarang menyiap.
2. Tikungan II ( S - C - S ) a. Berdasarkan Jarak Pandang Henti ( JPH ) Diketahui : L = 2 x Ls + Lc = 2 x 86,14 + 385,248 = 557,528 Vr = 100 km/jam t
= 2,5 detik ( t = 0,5 – 4 detik, dipakai t = 2,5 detik )
f
= 0,28
R
= 358
( dari Tabel Koefisien Gesek )
44
S = d1 + d2 = 0,278 xVxt
V2 254 xf
= 0,278 x100 x 2,5
100 2 254 x0,28
= 210,107 m S
90
x
S Rr
90 210,107 x 358
= 16,820 M = Rr x ( 1 – cos θ ) = 358 x (1 – cos 16,820) = 15,31 m < 3,5 m (lebar Perkerasan) M>7 Maka perlu dipasang rambu-rambu lalu lintas.
b. Berdasarkan Jarak Pandang Menyiap (JPM) a
= 2,052 + 0,0036 x V = 2,052 + 0,0036 x 100 = 2,412 m/dt2
t1 = 2,12 + 0,026 x V = 2,12 + 0,026 x 100 = 4,72 m/dt t2 = 6,56 + 0,048 x V = 6,56 + 0,048 x 100 = 11,36 m/dt
45
axt1 d1 = 0,278 xt1 xV m 2
2,34 x 4.72 = 0,278 x 4,72 x100 15 2
= 104,064 m d2 = 0,278 x V x t2 = 0,278 x 100 x 11,36 = 315,808 m d3 = 90 m (30 – 100 dipakai 100 m ) d4 = =
2 xd 2 3 2 x315,808 3
= 210,538 m S = d1 + d2 + d3 + d4 = 104,064 + 315,8808 + 90 + 210,538 = 720,410 m S>L
c. Kebebasan samping θ= =
90
x
S Rr
90 720,410 x 358
= 57,6770 M = R x ( 1 – cos θ ) = 358 x (1 – cos 57,6770) = 166,585 m
46
M > 40 (row minimum) maka pada tikungan perlu dipasang rambu – rambu lalu lintas, dilarang menyiap. 3. Tikungan III ( S – S ) a. Berdasarkan Jarak Pandang Henti ( JPH ) Diketahui : V = 100 km/jam t = 2,5 detik ( t = 0,5 – 4 detik, dipakai t = 2,5 detik ) f = 0,28 ( dari Tabel Koefisien Gesek ) L = 2 x Ls = 2 x 89,617 = 179,234 m S = d1 + d2 = 0,278 xVxt
V2 254 xf
100 2 = 0,278 x100 x 2,5 254 x0,28
= 80,52 m S
θ= =
90
x
S Rr
90 80,52 x 358
= 6,44 M = Rr x ( 1 – cos θ ) = 358 x (1 – cos 6,440) = 2,26 m M<7 Maka tidak perlu dipasang rambu-rambu lalu lintas.
47
b. Berdasarkan Jarak Pandang Menyiap (JPM) a
= 2,052 + 0,0036 x V = 2,052 + 0,0036 x 100 = 2,412 m/dt2
t1 = 2,12 + 0,026 x V = 2,12 + 0,026 x 100 = 4,72 m/dt t2 = 6,56 + 0,048 x V = 6,56 + 0,048 x 100 = 11,36 m/dt axt1 d1 = 0,278 xt1 xV m 2
2,34 x 4.72 = 0,278 x 4,72 x100 15 2
= 104,064 m d2 = 0,278 x V x t2 = 0,278 x 100 x 11,36 = 315,808 m d3 = 90 m (30 – 100 dipakai 100 m ) d4 = =
2 xd 2 3 2 x315,808 3
= 210,538 m
S = d1 + d2 + d3 + d4 = 104,064 + 315,8808 + 90 + 210,538 = 720,410 m S>L
48
c. Kebebasan samping θ= =
90
x
S Rr
90 720,410 x 358
= 57,6770 M = R x ( 1 – cos θ ) = 358 x (1 – cos 57,6770) = 166,585 m M > 40 (row minimum) maka pada tikungan perlu dipasang rambu – rambu lalu lintas, dilarang menyiap.
49
BAB IV PERHITUNGAN ALINEMEN VERTIKAL
A. Perencanaan Alinemen Vertikal
PPV2 PPV3
PPV1
PPV7
PPV6
PPV5
PPV4
PPV8 PPV9
B A
d1
d2
d3
d4
d5
d7
d6
d8
d9
Elevasi Titik A
= 60,5 m
PPV6
= 64
PPV1
= 62
m
PPV7
= 66,8 m
PPV2
= 67
m
PPV8
= 67,5 m
PPV3
= 62,8 m
PPV9
= 62,5 m
PPV4
= 63
Titik B = 62,5 m
PPV5
= 64,5 m
m
m
1. Jarak Datar d1 = 71 m
d6 = 92 m
d2 = 64 m
d7 = 95 m
d3 = 85 m
d8 = 55 m
d4 = 82 m
d9 = 95 m
d5 = 72 m
d10 = 17 m
50
d10
2. Kelandaian Ii =
El Tinggi El Re ndah 100% d
I1 =
62 60 100% 71
= +2,11 %
I2 =
67 62 100% 64
= +7,81 %
I3 =
67 62,8 100% 85
= +4,94 %
I4 =
63 62,8 100% 82
= +0,243 %
I5 =
64,5 63 100% 72
= +2,08 %
I6 =
64,5 64 100% 92
= +0,543 %
I7 =
66,8 64 100% 95
= +2,94 %
I8 =
67,5 66,8 100% 55
= +1,27 %
I9 =
67,5 62,5 100% 95
= +5,26 %
I10 =
62,5 62,5 100% 17
=+ 0 %
51
3. Lengkung Vertikal a. Lengkung I ( Cekung )
PTV1 7,81% 2,11% PLV1 PPV1
A1 = +2,11 % Lv1 = 60 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cekung ) Ev1 =
A1 xLv1 800
=
2,11x 60 800
= 0,15825 m
Sta PPV1 = Sta A + d1 = ( 10 + 500 ) + 71 = 10 + 571 Sta PLV1 = Sta PPV1 – ½ x Lv1 = ( 10 + 571) – ½ x 60 = 10 + 541 Sta PTV1 = Sta PPV1 + ½ x Lv1 = ( 10 + 571) + ½ x 60 = 10 + 601 el PPV1
= 62 m
el PLV1
= el PPV1 + i1 ½ x Lv1 = 62 +
2,11 x ½ x 60 100
= 62,633 m el PTV1
= el PPV1 + i2 x ½ x Lv1 = 62 +
7,81 x ½ x 60 100
= 64,343 m
52
Elev di atas PPV1 = el PPV1 + Ev1 = 62 + 0,15825 = 62,15825 m
b. Lengkung II ( Cembung ) PPV2 PLV2
PTV1 +7,81%
-4,94%
A2 = 7,81 % Lv2 = 220 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cembung ) Ev2 =
A2 xLv2 800
=
7,81x 220 800
= 2,14775 m
Sta PPV2 = Sta PPV1 + d2 = ( 10 + 571) + 64 = 10 + 635 Sta PLV2 = Sta PPV2 – ½ x Lv2 = (10 + 635) – ½ x 220 = 10 + 525
Sta PTV2 = Sta PPV2 + ½ x Lv2 = ( 10 + 635) + ½ x 220 = 10 + 745 el PPV2
= 67 m
el PLV2
= el PPV2 + i2 x ½ x Lv2 = 67 +
7,81 x ½ x 220 100
= 58,409
53
el PTV2
= el PPV2 – i3 x ½ x LV2 = 67 –
4,94 x ½ x 220 100
= 61,566
Elev di bawah PPV2
= el PPV2 + Ev2 = 67 + 2,14775 = 64,85225 m
c. Lengkung III ( Cekung )
PLV3
PTV3 -4,94
+0,243
PPV3 A3 = 5,18 % Lv3 = 200 m ( dari Grafik III Panjang Lengkung Vertikal Cekung ) Ev3 =
A3 xLv3 800
=
5,18 x 200 800
= 1,295 m
Sta PPV3 = Sta PPV2 + d3 = ( 10 + 635 ) + 85 = 10 + 720 Sta PLV3 = Sta PPV3 – ½ x Lv3 = (10 + 720) – ½ x 200 = 10 + 620 Sta PTV3 = Sta PPV3 + ½ x Lv3 = (10 + 720) + ½ x 200 = 10 + 820
54
el PPV3
= 62,8 m
el PLV3
= el PPV3 – I3 x ½ x LV3 = 62,8 –
4,94 x½ x 200 100
= 57,86 m el PTV3
= el PPV3 + i4 x ½ x LV3 = 62,8 +
0,243 x ½ x 200 100
= 63,034 m = el PPV3 – EV3
Elev di atas PPV3
= 62,8 – 1,295 = 61,505 m
d. Lengkung IV ( Cekung ) PTV4
+2,08 PLV4
+ 0,243 PPV4
A4 = 2,32 % Lv4 = 62 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cekung ) Ev4 =
A4 xLv4 800
=
2,32 x 62 800
= 0,1798 m
Sta PPV4 = Sta PPV3 + d4 = (10 + 720) + 82 = 10 + 802 Sta PLV4 = Sta PPV4 – ½ x Lv4 = (10 + 802) – ½ x 62 = 10 + 771
55
Sta PTV4 = Sta PPV4 + ½ x Lv4 = (10 + 802) + ½ x 62 = 10 + 833 el PPV4
= 63 m
el PLV4
= el PLV4 + i4 x ½ x Lv4 = 63 +
0,243 x ½ x 62 100
= 63,07533 m el PTV4
= el PPV4 + I5 x ½ x Lv4 = 63 +
2,08 x ½ x 62 100
= 63,6448 m Elev di atas PPV4 = el PPV4 − Ev4 = 63 − 0,1798 = 62,8202 m
e. Lengkung V ( Cembung )
PPV4 PLV4
+ 2,08
-0,543 PTV4
A5 = 2,623 % Lv4 = 178 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cembung ) Ev5 =
A5xLv5 800
=
2,623 x178 = 0,58361 m 800
Sta PPV5 = Sta PPV4 + d5 = (10 + 802) + 72 = 10 + 874
56
Sta PLV5 = Sta PPV5 – ½ x Lv5 = (10 + 874) – ½ x 178 = 10 + 785 Sta PTV5 = Sta PPV5 + ½ x Lv5 = (10 + 874) + ½ x 178 = 10 + 963 el PPV5
= 64,5 m
el PLV5
= el PLV5 + i5 x ½ x Lv5 = 64,5 +
2,08 x ½ x 178 100
= 66,3512 m el PTV5
= el PPV5 – I6 x ½ x Lv5 = 64,5 –
0,543 x ½ x 178 100
= 64,01673 m Elev di bawah PPV5 = el PPV5 − Ev5 = 64,5 − 0,58361 = 63,91639 m
f. Lengkung VI ( Cekung )
PTV6 PLV6
-0,543
+2,92
PPV6
A6 = 3,483 % Lv6 = 125 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cekung ) Ev6 =
A6 xLv6 800
=
3,483 x125 = 0,54421 m 800
57
Sta PPV6 = Sta PPV5 + d6 = (10 + 874) + 92 = 10 + 966 Sta PLV6 = Sta PPV6 – ½ x Lv6 = (10 + 966) – ½ x 125 = 10 +903,5 Sta PTV6 = Sta PPV6 + ½ x Lv6 = (10 + 966) + ½ x 125 = 11+ 028,5 el PPV6
= 64 m
el PLV6
= el PLV6 – i6 x ½ x Lv6 = 64 –
0,543 x ½ x 125 100
= 63,66062 m el PTV6
= el PLV6 + i7 x ½ x Lv6 = 64 +
2,94 x ½ x 125 100
= 65,8375 m Elev di atas PPV6
= el PPV5 − Ev5 = 64 − 0,54421 = 63,45779 m
g. Lengkung VII ( Cekung )
PTV7 +1,27 PLV7
+2,94 PPV7
A7 = 4,21 % Lv7 = 165 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cekung )
58
Ev7 =
A7 xLv7 800
=
4,21x165 800
= 0,86831 m
Sta PPV7 = Sta PPV6 + d7 = (10 + 966) + 95 = 11 + 061 Sta PLV7 = Sta PPV7 – ½ x Lv7 = (11 + 061) – ½ x 165 = 10+ 978,5 Sta PTV7 = Sta PPV7 + ½ x Lv7 = (11 + 061) + ½ x 165 = 11+ 143,5 el PPV7
= 66,8 m
el PLV7
= el PLV7 + i7 x ½ x Lv7 = 66,8 +
2,94 x ½ x 165 100
= 69,2255 m el PTV7
= el PLV7 + i8 x ½ x Lv7 = 66,8 +
1,27 x ½ x 165 100
= 67,84775 m Elev di atas PPV7
= el PPV7 − Ev7 = 66,8 − 0,86831 = 65,93169 m
59
h. Lengkung VIII ( Cembung )
PPV8 PLV8 +1,27 PTV8 -5,26
A8 = 6,53 % Lv8 = 430 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cembung ) Ev8=
A8 xLv8 800
=
6,53 x 430 800
= 3,50987 m
Sta PPV8 = Sta PPV7 + d8 = (11 + 061) + 55 = 11 + 116 Sta PLV8 = Sta PPV8 – ½ x Lv8 = (11 + 116) – ½ x 430 = 10+ 901 Sta PTV8 = Sta PPV8 + ½ x Lv8 = (11 + 116) + ½ x 430 = 11+ 331 el PPV8
= 67,5 m
el PLV8
= el PLV8 + i8 x ½ x Lv8 = 67,5 +
1,27 x ½ x 430 100
= 70,2305 m el PTV8
= el PLV7 − i9 x ½ x Lv8 = 67,5 −
5, 26 x ½ x 430 100
= 56,191 m
60
= el PPV8 − Ev8
Elev di bawah PPV8
= 67,5 − 3,50987 = 63,99013 m
i.
Lengkung IX ( Cekung )
PLV9 -5,26 0
PTV9
PPV9
A9 = 5,26 % Lv9 = 204 m ( dari Grafik V Panjang Lengkung Vertikal Cekung ) Ev9=
A9 xLv9 800
=
5,26 x 204 800
= 1,3413 m
Sta PPV9 = Sta PPV8 + d9 = (11 + 116) + 62,5 = 11 + 178,5 Sta PLV9 = Sta PPV9 – ½ x Lv9 = (11 + 178,5) – ½ x 204 = 11+ 076,5 Sta PTV9 = Sta PPV9 + ½ x Lv9 = (11 + 178,5) + ½ x 204 = 11+ 280,5 el PPV9
= 62,5 m
el PLV9
= el PLV9 − i9 x ½ x Lv9 = 62,5 −
5, 26 x ½ x 204 100
= 57,1348 m
61
el PTV9
= el PLV9 – i10 x ½ x Lv8 = 62,5 − 0 = 62,5 m
Elev di bawah PPV9
= el PPV9 − Ev9 = 62,5 − 1,3413 = 61,1587 m
B. Pekerjaan Galian dan Timbunan Tabel 4.1. Pekerjaan Galian dan Timbunan
TITIK
Sta
TPA
10+500
JARAK (m)
A (m2)
10+525
6620.82
128.975
10+785
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 128.27
1795.78
127.565 15
0
0 129.82
14 PLV5
2639.75
130.665
10+771
0
0 131.9875
51 PLV4
74095.775
133.31
10+720
0
0 1139.935
20 PPV3
17071.05
2146.56
10+700
0
0 1138.07
65 TP2
2426.395
129.58
10+635
0
0 127.705
15 PPV2
127.5075
125.83
10+620
0
0 127.5075
19 PLV3
3682.2025
129.185
10+601
0
0 126.9725
1 PTV1
3742.2
124.76
10+600
Volume (m3)
0 124.74
29 TP1
1952.8
124.72
10+571
A rata-rata
0 122.05
30 PPV1
3003.6875
119.38
10+541
A (m2) 0
120.1475
16 PLV1
TIMBUNAN Volume (m3)
120.915 25
PLV2
GALIAN A ratarata
0 127.5125
1912.6875
62
TP3
11+800
127.46 2
PPV4
10+802
125.28
10+820
3525.15625
129.785
11+178,5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 129.785
4542.475
129.785 21.5
0
0 128.1875
35 PPV9
2035.6
126.59
11+143,5
0
0 127.225
27.5 PTV7
3024.03875
127.86
11+116
0
0 128.6825
16 PPV8
2026.04375
129.505
11+100
0
0 130.7125
23.5 TP6
4271.3125
131.92
11+076,5
0
0 131.425
15.5 PLV9
3720.03375
130.93
11+061
0
0 130.5275
32.5 PPV7
2777.8
130.125
11+028,5
0
0 129.2
28.5 PTV6
1588.15625
128.275
11+000
0
0 127.0525
21.5 TP5
377.49
125.83
10+978,5
0
0 125.83
12.5 PLV7
7489.86
125.83
10+966
0
0 125.88
3 PPV6
316.7375
125.93
10+963
0
0 126.695
59.5 PTV5
126.145
127.46
10+903,5
0
0 126.145
2.5 PLV6
3233.685
124.83
10+901
0
0 124.3725
1 PLV8
4196.76
123.915
10+900
0
0 102.36
26 TP4
1358.37
80.805
10+874
0
0 104.49
41 PPV5
2261.475
128.175
10+833
0 0
125.6375
13 PTV4
250.56
123.1 18
PTV3
0
0 130.295
2801.3425
63
TP7
11+200
130.805
0
80.5 PPV9
11+280,5
132.19 133.575
19.5 TP8
11+300
135.1125
0
0
11+500
0
145.0125
4495.3875
204.07
14080.83
116.66
11666
118.115 0
0
0
JUMLAH
0
290.025 0
100 TPB
2118.075
0
11+400
0
0 68.325
69 TP9
2634.69375
136.65
11+331
0 0
31 PTV8
10641.295
GALIAN
115.205
184387.76
TIMBUNAN
30242.218
Sumber : Hasil Perhitungan A A2 xJarak Volume pekerjaan = 1 2 Contoh perhitungan pada Titik A dan Titik 1 Galian
=
120.915 119.38 x 25 2
= 3003.6875 m3 Timbunan
=
00 x 25 2
= 0 m3 Jadi volume pekerjaan galian sebesar 184387.76 m3, dan pekerjaan timbunan sebesar 30242.218 m3
64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Setelah dilaksanakan analisa dari data-data yang ada dan dilakukan perhitungan, maka penulis dapat menarik kesimpulan.yaitu 1. Klasifikasi medan datar 2. Perencanaan alinemen horizontal direncanakan 3 buah tikungan yaitu : Data
Tikungan I
Tikungan II
Tikungan III
Bentuk
S–C–S
S–C–S
S–S
77,7
66,3
Vr
100 km/jam
100 km/jam
0
0
16,760 100 km/jam
s
8,006
c
61,688 0
Ls
100 m
100 m
100 m
Lc
385,248m
314,054 m
4,671 m
L
557,528 m
485,774 m
-
Tt
102,05 m
284,526 m
105,187m
Et
103,182 m
70,985 m
5,154 m
K
49,9429 m
49,9429 m
52,26228 m
P
1,165 m
1,165 m
1,2772 m
Xc
99,804 m
99,804 m
-
Yc
4,655 m
4,655 m
-
Rr
358 m
358 m
358 m
e
9,9 %
9,9 %
9,9 %
en
2%
2%
2%
0
0
8,006
50,288 0
8,0060 -
Sumber : Hasil Perhitungan
65
3. Perencanaan Alinemen vertikal ada 9 buah tikungan a. PPV1
= Cekung
b. PPV2
= Cembung
c. PPV3
= Cekung
d. PPV4
= Cekung
e. PPV5
= Cembung
f. PPV6
= Cekung
g. PPV7
= Cekung
h. PPV8
= Cembung
i. PPV9
= Cekung
4. a. Jumlah Galian
= 184387.76 m3
b. Jumlah Timbunan = 30242.218 m3
B. Saran Dengan penyusunan tugas ini baik secara langsung ataupun secara tidak langsung didapat beberapa manfaat bagi penyusun. Manfaat yang dimaksud yaitu : 1. Memahami langkah – langkah serta teori dalam perencanaan jalan raya yang ditinjau dari sudut geometrik jalan. 2. Memahami kesulitan – kesulitan yang timbul pada perencanaan ataupun pada saat pelaksanaan nanti, sehingga melalui diskusi dapat ditemukan cara – cara mengatasi masalah tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan suatu trase jalan antara lain : 1. Kondisi medan yang hendak dibuat jalan, meliputi tiga keadaan yaitu datar, berbukit, dan gunung. 2. Data lalu lintas jalan 3. Kecepatan rencana
66
4. Kapasitas jalan Persyaratan – persyaratan yang dituntut dalam merencanakan suatu jalan meliputi : 1. Aman, berhubungan dengan rencana trase jalan, tikungan, tanjakan dan turunan. 2. Nyaman, berhubungan dengan rasa dan perasaan dari pemakai jalan sehingga tidak timbul rasa jenuh. 3. Ekonomis, berhubungan dengan biaya pembangunan jalan secara totalitas. 4. Lancar. Dalam merencanakan suatu jalan diperhitungkan agar terpenuhi segala persyaratan yang dituntut dan tidak melanggar ketentuan – ketentuan yang berlaku. Ketentuan itu antara lain : 1. Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya ( PPGJR ) No. 13/1970 2. American
Association
of
State
Highway
Transportation
Official
( AASHTO ) 3. Perundangan lainnya yang digunakan.
Galian dan Timbunan diusahakan memenuhi sebagai berikut : 1. Sedemikian rupa sehingga tanah untuk timbunan diambil dari tanah hasil galian. 2. Volume galian dan timbunan seimbang. Volume setelah terjadi pemadatan tanah pada timbunan sama dengan volume hasil galian.
67
PENUTUP
Alhamdulillahhirobbil’alamin kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan lancar. Shalawat serta salam tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Kami berharap dengan adanya laporan ini dapat memberi manfaat yang besar bagi penulis sendiri khususnya dan rekan-rekan mahasiswa teknik sipil pada umumnya. Kami menyadari bahwa laporan praktikum yang dibuat ini masih jauh dari kesempurnaan. oleh karena itu, kritik serta saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat diharapkan. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih pada semua pihak pembimbing, kepada yang terhormat Ibu Ir.Anita Widianti, MT. saudara Defa Farady C yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan laporan ini, serta rekan-rekan yang telah membantu memberikan pengarahan dalam pembuatan laporan praktikum ini hingga penyusunan laporan ini selesai. Semoga amal dan kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah SWT. Amin ya robbal’alamin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR PUSTAKA Hantoro, Gendut. 2003. Diktat Kuliah Rekayasa Jalan Raya I. Tidak dipublikasikan. Yogyakarta. Farady, Defa. 2007. Laporan Praktikum Perencanaan Geometrik Jalan. Tidak dipublikasikan. Yogyakarta. Iriawan, Danang. 2007. Laporan Praktikum Perencanaan Geometrik Jalan. Tidak dipublikasikan. Yogyakarta.