Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Sejarah membuktikan industri kecil menengah menjadi buffer (penyangga) perekonomian nasional. Dua kali krisis menghantam, sektor ini menjadi sektor paling tangguh dan menjadi penyelamat perekonomian dari jurang kehancuran. Ketika krisis mendera, industri besar mengalami penurunan jumlah usaha sebaliknya sektor industri kecil menengah mengalami peningkatan (Marijan, 2005).Pada tahun 2004 statistik menunjukkan bahwa sektor ini menjadi mata pencaharian bagi 89,8 % seluruh pekerja yang ada di Indonesia. Mereka yang bekerja di sektor ini tercatat sebanyak 70.919.385 orang (Sugiharto, dkk. 2007). Pada tahun 2006 jumlah industri kecil menengah yang ada di Indonesia menembus angka 48,9 juta unit atau hampir sekitar 99,9 % dari seluruh total usaha yang ada (Untari dan Sanjaya, 2011).Pada awal tahun 2012 jumlah pekerja di sektor Kecil Menengah tercatat hampir 80 juta orang atau hampir meningkat dua kali lipat sejak tahun 2006. Dari jumlah tersebut 70,3 juta mereka bekerja di sektor usaha kecil dan sisanya di sektor usaha menengah (Rifa’I, 2013). Dengan peran vital yang dimilikinya keberadaan industri kecil menengah perlu ditingkatkan lebih-lebih kini industri kecil menengah memasuki era globalisasi yang sangat kompetitif.Untuk itu peningkatan daya saing perlu menjadi perhatian bagi pelaku usaha pada sektor industri kecil menengah.Daya saing Industri Kecil Menengah dapat diwujudkan salah satunya dengan penggunaan TI untuk meningkatkan transformasi bisnis, ketepatan dan efisiensi pertukaran informasi (Rahmana, 2009). Dalam beberapa studi disebutkan bahwa TIK memiliki keunggulan yang membawa implikasi positif bagi penggunanya.Menurut studi yang dilakukan oleh
1
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
Buhalis (2003) TI disebut menjadi kekuatan strategi dan alat bagi organisasi yang memberikan keuntungan pada aspek promosi dan kekuatan daya saing.Studi yang dilakukan oleh Brynjolfsson dan Kahin (2002) juga menyebutkan internet menciptakan ceruk pasar baru.Kehadiran TIK juga disebut-sebut mampu meningkatkan efisiensi biaya produksi (Chaston, 2001). TIK mampu menghubungkan para pengguna tanpa batasan ruang dan waktu serta menciptakan cara baru dalam memproduksi dan mengirimkan produk dan layanan dalam skala global (UNDP, 2004). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan TIK memiliki korelasi positif terhadap peningkatan daya saing IKM dan sebaliknya illiteracy atau kurang meleknya IKM terhadap penggunaan IKM dapat mempengaruhi daya saing IKM.Namun demikian, meskipun terdapat korelasi positif antara penggunaan TIK dengan daya saing, tidak semua IKM mengadopsi TIK dengan kecepatan yang sama. Diantaranya ada yang tingkat adopsinya cepat dan berhasil mengoptimalkan teknologi tersebut untuk meningkatkan kinerja usahanya namun juga ada yang lambat dan kurang optimal sehingga tidak mampu mendongkrak kinerja. Adanya perbedaan kecepatan tingkat adopsi oleh masing-masing IKM maka diperlukan sebuah penelitian terutama berkaitan dengan proses adopsi TIK karena proses adopsi bukanlah proses yang sederhana. Proses adopsi adalah sebuah proses evaluasi yang kompleks dari berbagai macam faktor internal maupun eksternal yang bisa menjadi faktor yang mendukung maupun yang menghambat proses adopsi. Faktor yang mendukung akan mendorong optimalisasi pemanfaatan teknologi dan sebaliknya faktor penghambat akan menjadi salah satu penyebab kurang optimalnya adopsi teknologi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hashim (2007) tingkat adopsi dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti keterampilan menggunakan TIK, penggunaan TIK di lingkungan kerja, dan karakteristik inovasi. Keterampilan menggunakan TIK
2
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mennggunakan internet, komputer, surat elektronik (surel). Penggunaan TIK di lingkungan kerja adalah penggunaan komputer, internet, surat elektronik untuk menunjang pekerjaan di dalam lingkungan kerja. Sementara itu karakteristik inovasi berkaitan dengan keunggulan relatif, kerumitan, kompatibilitas, kemampuan untuk diujicobakan dan kemampuan untuk diamati. Dan tingkat adopsi adalah kccepatan adopter terhadap teknologi yang akan diadopsi yang dapat dikategorikan dalam innovator, pengadopsi awal, pengikut awal pengikut akhir, orang-orang kuno/ kolot (laggard). Dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Hashim (2007) maka penelitian ini bertujuan untuk melihat signifikansi atau pengaruh positif antar faktorfaktor yang disebutkan di atas dengan obyek penelitian yakni pelaku usaha dalam hal ini manajer atau pemilik usaha Industri Kecil Menengah di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
B. Identifikasi Masalah Dengan latarbelakang tersebut diatas maka ditemukan adanya masalah yakni tingkat adopsi antara satu pelaku usaha dengan pelaku usaha yang lainnya berbeda.Menurut Everet Rogers ada beberapa faktor baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi tingkat adopsi teknologi. Studi empiris yang dilakukan oleh Hashim (2007) secara lebih mengerucut melihat adanya hubungan antara variabel-variabel seperti keterampilan menggunakan TIK (ICT Skill), penggunaan TIK di lingkungan kerja (ICT Use), dan karakteristik inovasi terhadap tingkat adopsi (kecepatan seseorang mengadopsi). Dengan adanya penelitian terdahulu yang sudah dilakukan oleh Hashim (2007) maka penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh positif atau signifikansi antara beberapa variabel yang berpeluang mempengaruhi tingkat adopsi seperti keterampilan menggunakan TIK, penggunaan TIK di lingkungan kerja, dan karakteristik inovasi. 3
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
1. Batasan Masalah Penelitian ini hanya mencakup sektor industri kecil menengah yang beradadi Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan oleh karena itu penelitian ini tidak untuk mengeneralisasi seluruh industri kecil menengah yang ada di Indonesia.Melalui Muflih dan Jawarneh (2011) teknologi komunikasi dan informasi yang dimaksud adalah penggunaan komputer dan internet.Oleh karena itu berdasarkan studi literatur tersebut penelitian ini membatasi TIK pada penggunaan komputer dan internet.Penelitian ini juga memberikan batasan responden pada manajer atau pemilik industri kecil menengah saja sehingga dengan demikian staf tidak masuk dalam cakupan penelitian ini.
2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengaruh antara keterampilan menggunakan TIK
(ICT
Skill) terhadap penggunaannya di lingkungan kerja (ICT Use) ? 2. Bagaimanakah pengaruh antara penggunaan TIK di lingkungan kerja (ICT Use) terhadap karakeristik inovasi ? 3. Bagaimanakah pengaruh antara karakteristik inovasi terhadap tingkat adopsi ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: a. mengetahui pengaruh antara keterampilan menggunakan TIK terhadap penggunaan TIK di lingkungan kerja IKM b. mengetahui pengaruh antara penggunaan TIK di lingkungan kerja dnegan karakteristik inovasi c. mengetahui pengaruh antara karakteristik inovasi dengan tingkat adopsi.
4
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui keterampilan menggunakan TIK, penggunaan TIK dan karakteristik inovasi TIK serta tingkat adopsi TIK di kalangan pelaku usaha pada sektor Industri Kecil Menengah di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
b. Manfaat Praksis Jika data-data mengenai hal-hal tersebut diketahui, maka dapat digunakan untuk menyusun kebijakan dan membuat program-program pengembangan TIK untuk mendukung pertumbuhan Industri Kecil Menengah. Selain itu dengan tersedianya data diharapkan kebijakan dan dan program yang disusun menjadi lebih tepat sasaran dan bermanfaat tinggi.
5
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Difusi Inovasi Difusi Inovasi adalah teoriyang dipopulerkan oleh Everett Rogers pada tahun 1964 yang sangat dipengaruhi dari penelitian yang dilakukan oleh Ryan dan Gross (1943) yang mempelajari adopsi teknologi di dua komunitas pertanian. Penelitian Roger kemudian menyebar kedalam berbagai disiplin keilmuan mulai dari sosiologi, pemasaran, ilmu politik, komunikasi, kesehatan masyarakat, ekonomi dan lain sebagainya.Para peneliti yang ingin mengetahui adopsi inovasi teknologi umumnya menggunakan model yang dikembangkan oleh Rogers. Meyer (2004) mengatakan bahwa model yang dikembangkan oleh Rogers ini secara efektif telah digunakan dalam berbagai penelitian (Richardson, 2009). Teori Difusi Inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Menurut Rogers, proses difusi inovasi memiliki 4 (empat) elemen pokok, sebagai berikut: (1) Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali. (2) Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika 6
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal. (3) Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalammenerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial. (4) Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama
B. Keterampilan Menggunakan TIK (ICT Skills) Keterampilan menggunakan TIK dalam penelitian ini mengandung dimensi keahlian dalam menggunakan TIK. Menurut UNESCO (2004) dimensi keahlian menggunakan TIK merujuk pada hasil dari pengalaman menggunakan teknologi seperti memperoleh, mengolah, menyimpan, memproduksi, dan menukar informasi, mengkomunikasikan, dan melibatkan diri dalam jaringan internet (Wahyanto dan Pujriyanto, 2010). Semua itu merupakan pertanda bahwa secara individual orang yang mempunyai keahlian tersebut telah melek TIK. Pada dimensi keahlian, mereka yang dianggap memiliki keterampilan menggunakan TIK jika telah memiliki kompetensi utama seperti: (1) dapat menggunakan fitur-fitur dan aplikasi-aplikasi TIK, untuk HP misalnya dapat menelpon, sms, memetret, memutar radio dan tape recorder, bluetooth, dan mengkoneksikan dengan internet dll. Untuk komputer dapat mengaplikasikan menulis, database, dan penyimpanan informasi, dan untuk internet dapat mengaplikasikan browsing jaringan dan e-mail; (2) seperti misalnya mencatatkan diri
7
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
pada internet, mengoperasikan mesin pencari, menggunakan kata-kata kunci dll.; (3) dapat menggunakan layanan internet seperti membuka email dan mengirim surat elektronik, mengunduh data, ikut diskusi dalam jaringan internet, membuat blog dll.; (4) dapat memproses dan mengoleksi data elektronik (Wahyanto dan Pujriyanto, 2010). Sementara itu menurut Rockman (2005) profisiensi ICT literacy adalah kemampuan untuk menggunakan teknologi digital, alat komunikasi, dan/ atau memilih jaringan yang sesuai untuk mengatasi masalah informasi dalam rangka menuju masyarakat informasi. Studi Adeyoyin (2005) menyebutkan ICT literacy mengacu pada keterampilan dan pengetahuan dasar menggunakan komputer khususnya
bagaimana
mengoperasikannya,
bagaimana
memasukkan
data,
menerima informasi, dan bagaimana menavigasi. Studi Hashim (2007) ICT Skill berkaitan dengan keterampilan dasar seperti menggunakan keyboard, membuat file/ dokumen, menghitung menggunakan program yang tersedia di komputer, keterampilan menggunakan surat elektronik seperti membuat, membaca, mengirim pesan dan lampirannya, keterampilan menggunakan CD ROM; keterampilan menggunakan internet seperti mencari website, mengkopi data dan mencetak data dari website.
Dalam penelitian ini keterampilan menggunakan TIK (ICT skill)
mengacu pada studi yang dilakukan oleh Hashim (2007) karena penulis ingin lebih memfokuskan pada penggunaan TIK pada dua aspek yakni penggunaan komputer dan internet.
C. Karakteristik Inovasi Rogers (1983) mengemukakan lima karakteristik inovasi meliputi: 1) keunggulan relatif (relative advantage), 2) kompatibilitas (compatibility), 3) kerumitan (complexity), 4) kemampuan diuji cobakan (trialability) dan 5) kemampuan diamati (observability).
8
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik/unggul dari yang pernah ada sebelumnya.Hal ini dapat diukur dari beberapa segi, seperti segi ekonomi, prestise sosial, kenyamanan, kepuasan dan lainlain.Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi. Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible). Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan.Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya.Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, maka semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi. Kemampuan untuk diuji cobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam seting sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu menunjukan (mendemonstrasikan) keunggulannya. Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi, semakin
besar
kemungkinan
orang
atau
sekelompok
orang
tersebut
mengadopsi.Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar keunggulan relatif; kesesuaian (compatibility); kemampuan untuk diuji cobakan dan kemampuan untuk diamati serta semakin kecil kerumitannya, maka semakin cepat kemungkinan inovasi tersebut dapat diadopsi.
9
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
D. Tingkat Adopsi Teori ini juga meyakini bahwa sebuah inovasi terdifusi ke seluruh masyarakat dalam pola yang bisa diprediksi.Setiap manusia memiliki tingkat keinginan yang berbeda untuk mengadopsi inovasi.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa porsi penduduk yang mengadopsi suatu inovasi mendekati distribusi normal dari waktu ke waktu. Jika distribusi normal ini dibagi sesuai dengan segmennya, didapatkan lima kategori
ke-inovatif-an
seseorang
yang
diurutkan
berdasarkan
kecepatan
pengadopsian suatu inovasi, sebagai berikut (Rogers, 1995): 1. Inovator – berani mengambil resiko, terpelajar, informasi didapat dari berbagai sumber 2. Pengadopsi awal (early adopters) – pemimpin sosial, populer, dan terpelajar 3. Pengikut awal (early majority) – berhati-hati, memiliki banyak rekan sosial informal 4. Pengikut akhir (late majority) – skeptis, tradisional, status ekonomi-sosial rendah 5. Laggard – lamban dalam mengadopsi inovasi, sumber utama informasi berasal
dari
tetangga
dan
teman,
takut
kepada
hutang
Proses Difusi
Gambar 2.1 10
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
Dalam penelitian-penelitian terbaru mengenai ICT Adoption seperti yang dilakukan oleh Hashim (2007) menunjukkan bahwa kelima kategori tingkat adopsi yang dikemukakan Rogers tidak seluruhnya muncul dalam penelitian. Dalam penelitian yang berjudul “ ICT Adoption Among SMES Owner in Malaysia” diketahui bahwa terdapat tiga kategori yang tidak reliable ketika penelitian tersebut dijalankan yakni early adopter, early majority, dan orang-orang kolot. Hal serupa juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Khemtong dan Roberts (2006).Hasil penelitian menunjukkan adanya pengelompokan pada dua kategori yakni innovator dan late majority.Rogers dalam Mc Kenzie (1997) menjelaskan dalam menerima inovasi baru bahwa kelompok inovator hanya berkisar 2% sampai 3% saja dalam populasi, sedangkan untuk kelompok Early adopter hanya mencapai 14% saja dalam suatu populasi, untuk early majority dan late majority masingmasing 34% dalam suatu populasi dan untuk kelompok laggard mencapai 16%. Dengan latarbelakang hasil temuan penelitian dari Hashim (2007) dan Khemtong dan Roberts (2006)
serta penelitian Rogers (1997) penelitian ini hanya akan
menjelaskan tingkat adopsi pada dua kategori yakni innovator dan pengikut akhir (late majority).
E. Adopsi TIK di kalangan IKM (Penelitian Sebelumnya) Industri Kecil Menengah memiliki potensi sebagai mesin pertumbuhan ekonomi dan sosial di seluruh dunia.Sektor Industri Kecil Menengah juga diperkirakan mendominasi ekonomi di hampir sebagaian besar negara berkembang dan memiliki kontribusi yang besar dalam penciptaan lapangan pekerjaan. Namun demikian IKM kini menghadapi sebuah tantangan yakn situasi ekonomi yang semakin kompetitif.Untuk menghadapi tantangan tersebut, IKM berupaya untuk terus meningkatkan nilai tambah dan daya saing, yang salah satu caranya
11
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
dilakukan dengan mengadopsi TIK dalam bisnisnya.Namun rupanya IKM umumnya memiliki masalah dalam hal akses terhadap informasi sebagaimana banyak ditemukan dalam banyak studi.Miskin terhadap akses informasi memungkinkan IKM membuat strategi daan pengambilan keputusan yang tidak tepat, hilangnya potensi pendapatan, dan gagal mempelajari pengalaman di masa lalu. Padahal TIK memiliki potenis besar untuk mentransformasi produktivitas IKM di negara berkembang dalam dua cara. Pertama, TIK mungkin digunakan secara langsung sebagai input dalam proses produksi misalkan saja telepon pedesaan di Bangladesh yang dimiliki oleh perempuan-perempuan di pedesaan digunakan untuk membuka peluang usaha jasa telepon untuk melayani tetangga dan warga desa lainnya. Kedua, TIK dimanfaatkan sebagai alat untuk memperkuat proses bisnis/ usaha. TIK misalnya digunakan sebagai digitalisasi data penjualan, manajemen laporan pelanggan (customer records manajemen), akuntansi, pelayanan purna jual, control inventori, dan lain sebagainya. Singkatnya TIK memiliki potensi untuk membantu IKM untuk meninngkatkan kualitas proses bisnis, meningkatkan efisiensi dan akses terhadap pasar yang lebih besar. Meski TIK memiliki potensi yang besar, namun demikian dalam praksisnya sebagaimana tergambar dalam beberapa studi, adopsi TIK oleh IKM masih jauh dari yang diharapkan. Ada beberapa hambatan dalam proses adopsi TIK oleh IKM yakni kurangnya pengetahuan pelaku usaha terhadap potensi yang dimiliki oleh TIK, kurangnya sumber daya pendanaan, tidak memiliki keterampilan dalam menggunakan TIK. Beberapa studi melihat pada aspek yang lebih luas dalam melihat faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi TIK seperti intervensi pemerintah, administrasi publik, dan tekanan dari luar seperti competitor, supplier, dan pelanggan.Studi lainnya lebih fokus pada faktor organisasi seperti dukungan dari pemilik dan manajemen pada tingkat atas.
12
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
G. Hipotesis Menurut Arikunto (2005), hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Atas dasar pertimbangan di dalam rumusan masalah, maka hipotesis yang penulis kemukakan adalah : a. terdapat pengaruh positif antara keterampilan menggunakan TIK terhadap penggunaan TIK di lingkungan kerja b. terdapat pengaruh positif antara penggunaan TIK di lingkungan kerja terhadap karakteristik inovasi c. terdapat pengaruh positif antara karakteristik inovasi terhadap tingkat adopsi
H. Definisi Operasional Variabel a. Keterampilan Menggunakan TIK (ICT Skill)
Tabel 2.1 Variabel dan Indikator Keterampilan Menggunakan TIK (ICT Skill)
1
Variabel Basic Skill
2
Computer Skill
3
Internet Skill
Indikator 1. Mengoperasikan hardware (perangkat keras) komputer 2. Mengoperasikan software (perangkat lunak) komputer 1. Dapat memproses dan mengoleksi data elektronik 2. Dapat mengubah data menjadi tampilan data grafik dan format-format visual lainnya 1. Dapat mengakses dan mencari website 2. Dapat menggunakan layanan internet
13
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
b. Penggunaan TIK di lingkungan Kerja (ICT Use) Tabel 2.2 Variabel dan Indikator Penggunaan TIK di Lingkungan Kerja (ICT Use) No 1
Variabel Computer Use
2
Internet Use
Indikator Penggunaan komputer dan piranti dalam operasi kerja sehari-hari Penggunaan internet dalam operasi kerja sehari-hari
c. Karakteristik Inovasi Tabel 2.3 Variabel dan Indikator Karakteristik Inovasi No 1
Variabel Keunggulan Relatif (relative advantage)
2
Kesesuaian (compatibility)
3
Kerumitan (complexity)
4
Kemampuan untuk diujicobakan (trialability)
5
Kemampuan untuk dilihat (observability)
Indikator Sejauh mana teknologi dapat memberikan manfaat kepada adopters, yang diukur tidak hanya pada aspek teknis dan ekonomis, juga dikaitkan dengan social prestige, kenyamanan (convenience) dan kepuasan (satisfaction, apakah teknologi yang diadopsi lebih baik dari sebelumnya? Sejauh mana teknologi tersebut konsisten dengan ni lai-nilai yang ada, pengalaman sebelumnya dan kebutuhan adopter, teknologi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai industri kecil akan sulit diadopsi Sejauh mana tingkat kesulitan teknologi dapat dipahami dan digunakan oleh industri kecil. Teknologi yang kompleks relatif lebih sulit diadopsi Sejauh mana teknologi dapat dicoba dan diuji dalam skala usaha kecil, teknologi yang trialable akan mengurangi keraguan untuk mempelajari dan mempertimbangkan untuk mengadopsinya Sejauh mana teknologi dapat dengan mudah dilihat dan diamati secara fisik, relatif akan memudahkan dalam menstimulasi individu/ industri kecil untuk mengadopsinya
14
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
d. Tingkat Adopsi Tabel 2.4 Variabel dan Indikator Tingkat Adopsi No 1
Variabel Inovator
2
Pengikut akhir (late majority)
Indikator Berani mengambil resiko Informasi di dapat dari berbagai sumber Skeptis, tradisional
5. Variabel Penelitian dan Pola Hubungan Antar Variabel a. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari empat variabel yakni variabel X1 (keterampilan penggunaan TIK-ICT Skill), variabel X2 (Penggunaan TIK di lingkungan Kerja-ICT Use), variabel X3 (karakteristik inovasi) dan variabel X4 (tingkat inovasi).
b. Pola hubungan antara variabel Penelitian ini merupakan penelitian survei.Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal (sebab akibat) untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh positif antara keterampilan menggunakan TIK (ICT skill) dengan penggunaan TIK di lingkungan kerja (ICT Use); pengaruh positif antara penggunaan TIK di lingkungan kerja (ICT Use) terhadap karakteristik inovasi; dan yang terakhir adalah melihat pengaruh positif karakteristik inovasi (triability, relative advantage, compatibility, complexity, observasibility) terhadap tingkat adopsi di kalangan pelaku usaha IKM. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut ini:
15
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
Pola Hubungan Antar Variabel
X1 Keterampilan Menggunakan TIK (ICT Skill)
H1
X2 Penggunaan TIK di lingkungan kerja
H2
X3 Karakteristik inovasi
H3
X4 Tingkat inovasi
(ICT Use)
Gambar 2.2
16
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
BAB III METODOLOGI A. Populasi dan sampel penelitian Populasi merupakan keseluruhan kelompok orang peristiwa atau hal yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006).Populasi dalam penelitian adalah di industri kecil menengah yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Sampel adalah sebagian atau sub kelompok dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, sejumlah, tapi tidak semua, elemen populasi akan membentuk sampel (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini kerangka sampel yang digunakan adalah data industri kecil menengah yang dimiliki oleh Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil Menengah (TPL IKM) Kementerian Perindustrian yang saat ini bekerja pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan di Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul dan Propinsi DIY. Dari data tersebut secara keseluruhan terdapat 397 industri kecil menengah yang dibina oleh TPL IKM.
B. Metode Pengambilan Sampel Menurut Bartlet determinat sample size menyebutkan bahwa jika populasi sebanyak 400 maka jumlah sampel yang harus diambil adalah 196 responden. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling.Simple random sampling merupakan salah satu metode penarikan sampel probabilitas dilakukan dengan cara acak sederhana dan setiap responden memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagai responden (Margono,2004).Metode ini umumnya dipakai jika sampel dalam populasi jumlahnya relatif sedikit. Pada kondisi demikian, penggunaan metode ini akan menjadi efisien dan efektif. Penerapan
metode penarikan sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan 17
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
sistem loteri atau dengan membuat daftar terlebih dahulu setiap calon responden kemudian dengan bantuan software SPSS ditentukan sampel yang terpilih.
C.Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang diperoleh langsung dari responden melalui pengisian kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang terbagi dalam lima bagian yakni: bagian (a) pertanyaan berkaitan demografi responden. Bagian (b) pertanyaan berkaitan keterampilan responden dalam menggunakan TIK (ICT Skill), (c) pertanyaan berkaitan dengan penggunaan TIK di lingkungan kerja (ICT Use), (d) pertanyaan berkaitan dengan karakteristik inovasi– relative advantage, compatibility, complexity, trialability, dan observability. Bagian (e) pertanyaan berkaitan dengan tingkat adopsi yang terbagi dalam dua kategori yakni innovator dan late majority , bagian (f) pertanyaan berkaitan dengan sikap manajemen/ pemilik terhadap keberadaan teknologi komunikasi dan informasi.
D. Metode Analisis Data Untuk menganalisis data, penelitian ini akan menggunakan model path analisis (analisis jalur) yang merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda. Analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori (Ghozali, 2007).Analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Manfaat dari analisis jalur adalah untuk penjelasan terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti, prediksi dengan analisis jalur ini bersifat kuantitatif, faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas mana yang
18
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
berpengaruh dominan terhadap variabel terikat, serta dapat menelusuri mekanisme pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut:
X2 = a + bX1 X3 = a + bX2 X4 = a + bX3
Keterangan: a =intersep /konstanta b = koefisien regresi parsial X =Variabel independen ke 1, 2, 3 Y = Variabel tergantung / dependen C. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum kuesioner digunakan dalam pengambilan data pada responden terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen sebagai berikut.
1. Uji Validitas Menurut Ghozali (2001) uji validitas (uji kesahihan) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur sah / valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner. Kriteria pengambilan keputusan untuk validitasadalah ditentukan apabila nilai r hitung > r tabel maka indikator dikatakan valid / sahih.
19
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan tingkat kehandalan atau konsistensi ukuran suatu variabel (Neuman, 2006). Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha yaitu diatas 0,6 (Hair et al, 2010: 91).
D. Uji hipotesis Hipotesis 1. Ho : b1= 0 :
Tidak terdapat pengaruh
antara keterampilan menggunakan TIK
terhadap penggunaan TIK di lingkungan kerja Ha : b1> 0 :
Terdapat pengaruh positif antara keterampilan menggunakan TIK terhadap penggunaan TIK di lingkungan kerja
Kriteria: Ho diterima jika > 0,05 Ha diterima jika 0,05
Hipotesis 2. Ho : b2 = 0 :
Tidak terdapat pengaruh antara penggunaan TIK di lingkungan kerja terhadap karakteristik inovasi.
Ha : b2 > 0 :
Terdapat pengaruh positif antara penggunaan TIK di lingkungan kerja terhadap karakteristik inovasi.
Kriteria: Ho diterima jika > 0,05 Ha diterima jika 0,05
20
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
Hipotesis 3. Ho : b3 = 0 : Tidak terdapat pengaruh antara karakteristik inovasi terhadap tingkat adopsi. Ha : b3> 0 :
Terdapat pengaruh positif antara karakteristik inovasi terhadap tingkat adopsi.
Kriteria: Ho diterima jika > 0,05 Ha diterima jika 0,05
21
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
BAB IV PEMBAHASAN A. Obyek Penelitian Potensi industri di Propinsi DIY didominasi oleh UKM yang beberapa diantaranya menjadi komoditi andalan (Proyek Pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah/PIKM, 2002).Dalam direktori yang diterbitkan oleh PIKM, kerajinan kulit, perak, dan mebel merupakan komoditi andalan bagi propinsi DIY.Perkembangan kerajinan tersebut, pada akhir-akhir ini diwarnai munculnya aneka ragam jenis dan penampilan dengan desain-desain baru. Hal tersebut merupakan salah satu daya pikat bagi konsumen dalam negeri maupun mancanegara (Direktori PIKM, 2002).Masalah lain juga dirasakan dalam hal teknologi (Konferensi Nasional Usaha Kecil II, 1998). Pengenalan dan penerapan berbagai teknologi dapat meningkatkan berbagai kekurangan yang dimiliki pengusaha kecil.Dengan teknologi, pengusaha kecil dapat menghasilkan produk yangtepat, akurat, dan dalam waktu yang singkat sesuai dengan pesanan (Konferensi Nasional Usaha Kecil II, 1998). Menurut data statistik terakhir “DIY Dalam Angka Tahun 2001” menyebutkan bahwa jumlah industri kecil “Berlisensi” di DIY tahun 2000 tercatat sebanyak 17.307 dengan dominasi bergerak dibidang usaha industri kerajinan dan umum sebesar 42,26%. Hanya saja DIY Dalam Angka Tahun 2001 tidak mencantumkan, data dari kabupaten Kulonprogo karena belum tersedia, sehingga data diatas tidak termasuk Kulonprogo. Dari tiga kabupaten dan satu kota terlihat bahwa jumlah usaha kecil yang terbanyak terdapat pada kabupaten Sleman, ada sebesar 16.525 unit usaha kecil. Terbanyak kedua adalah kota Yogyakarta ada sebesar 544 unit, kemudian Gunungkidul dengan 165 unit dan Bantul dengan 73 unit usaha kecil Berdasarkan data tahun 2005, jumlah UMKM di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak 93.854 unit atau sebesar 99,98 persen dari total unit
22
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
usaha yang ada di wilayah tersebut (Astungkoro, 2010). Jumlah tenaga kerja yang diserap oleh UMKM sebanyak 37.260 orang atau sebesar 95,39 persen dari total tenaga kerja yang diserap oleh unit usaha di Provinsi DIY. Selanjutnya pada tahun 2007, jumlah UMKM di Provinsi DIY menurun menjadi 88.862 unit usaha, namun persentasenya tetap sebesar 99,98 persen. Jumlah tenaga kerja yang terserap oleh UMKM pada tahun 2007 sebanyak 36.426 orang atau sebesar 96,04 persen dari total tenaga kerja. Penurunan jumlah unit usaha dan tenaga kerja secara absolut tersebut terkait dengan terjadinya gempa bumi yang terjadi pada tahun 2006.Berdasarkan data jumlah unit usaha dan tenaga kerja tersebut, maka UMKM di Provinsi DIY mempunyai kontribusi yang penting dan strategis dalam perekonomian daerah. Pada tahun 2008 terdapat 76.267 unit usaha. Industri di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Propinsi didominasi oleh usaha kecil dan menengah dengan nilai 99% atau sekitar 75.956 unit, sedangkan industri besar hanya dengan nilai sebesar 1%. Penyerapan tenaga kerja untuk usaha kecil dan menengah adalah antara 5-19 orang per unit.Kontribusi industri terhadap perekonomian wilayah mi namun cukup besar.Hal mi menunjukkan bahwa industri kecil dan menengah (UKM) relative tahan terhadap krisis ekonomi yang mengguncang dunia karena fleksibilitas dan kemampuan mengantisipasi perubahan.Sektor Industri di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki peran penting dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Pada tahun 2008 mi sektor mi menyerap 273.621 pekerja, atau naik 3,50% dibandingkan pada tahun 2007 dengan jumlah 264.368 tenaga kerja. Dilihat dan kiasifikasi, industri DIY didominasi oleh industri kerajinan, termasuk kayu, bambu, rotan, serta tekstil dan pakaian jadi berbahan kulit yang tersebar di 281 tempat dengan jumlah usaha 12.304 unit. Nilai investasi sektor industri adalah Rp 769.274.520.000 (setara dengan US $ 80 juta) pada tahun 2008 atau naik 4,00% dibandingkan dengan nilai investasi sektor industri pada tahun 2007 dengan jumlah Rp 739.687.038.700 (setara
23
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
dengan US $ 75 juta). Nilai investasi merupakan investasi non-fasilitasi. Sedangkan investasi sampai dengan tahun 2008 dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tercatat sebanyak 165 PMA dan 145 PMDN dengan total nilai investasi Rp 4,5 T dengan jumlah 34.713 tenaga kerja Indonesia dan 127 tenaga kerja asing. Informasi industri kecil yang berlisensi dengan sumber Dinas Perindustrian mencatat bahwa jumlah industri kecil di Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2011 adalah 80.047 unit dengan jumlah tenaga yang terserap sebanyak
292.625
pekerja.
Dominasi jenis usaha adalah industri pengolahan pangan sebesar 45,53 persen. Sedangkan berdasarkan wilayah, sekitar 26,36 persen unit usaha berada di wilayah Kabupaten Kulonprogo dan menyerap 20,14 persen dari total pekerja industri.
B. Pengumpulan Data Kuesioner yang digunakan untuk mengukur tingkat adopsi dikembangkan dari konstruk-konstruk yang berasal dari teori inovasi individu yang dikembangkan oleh Rogers dan teori perceived attributes. Dalam mengukur tingkat adopsi, informasi untuk mendukung data terbagi dalam lima area yakni: (a) latar belakang responden; (b) keterampilan menggunakan teknologi komunikasi dan informasi yang dimiliki oleh responden (ICT skill); (c) penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan kerja (ICT Use); (d) karakteristik inovasi responden; (e) tingkat adopsi responden. Kuesioner menggunakan skala Likert dengan skala 4 untuk mengukur respon dari responden terhadap setiap pertanyaan yang diberikan. Bagian (a) terdiri dari 8 pertanyaan berkaitan dengan informasi demografi seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan. Bagian (b) berisi 15 pertanyaan untuk mengukur keterampilan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang terdiri dari keterampilan menggunakan komputer dasar dan keterampilan menggunakan internet. Bagian (c) berisi 14 pertanyaan untuk melihat penggunaan
24
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
komputer dan internet di lingkungan kerja . Bagian (d) berisi 28 pertanyaan yang terbagi dalam lima karakteristik inovasi sebagaimana dikemukakan dalam literatur— keuntungan relatif, kompatibilitas, kerumitan, kemudahan untuk diujicobakan, kemudahan untuk diamati. Bagian (e) berisi 15 pertanyaan untuk mengukur tingkat adopsi .
C. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Sebelum penelitian ini dilaksanakan maka dilakukan terlebih dahulu uji instrumen.Dalam penelitian ini penulis melakukan uji coba instrumen terhadap 30 responden. Pengujian validitas menggunakan korelasi product moment untuk menguji validitas item pertanyaan. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua item pertanyaan pada keempat variabel penelitian yaitu 15 item ICT Skill, 14 ICT Use, 28 item Karakteristik Inovasi dan 15 item Tingkat Inovasi mempunyai nilai koefisien korelasi (rxy hitung) lebih besar dari 0,361 (rxy tabel). Semua item pertanyaan pada penelitian
ini
adalah
valid
sehingga
dapat
digunakaan
dalam
penelitian.Selengkapnya hasil uji validitas dapat dilihat pada bagian lampiran. Pengujian reliabiltas menggunakan teknik alpha cronbach dan hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 4.1 Reliabilitas Variabel Penelitian Variabel ICT Skill
Cronbach Apha 0,979
1. Basic skill 2. Computer skill 3. Internet skill ICT Use
0,940 0,953 0,978 0,983
1. Computer Use 2. Internet Use
0,965 0,976
25
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
Karakteristik Inovasi 1. Trialability 2. Relative advantage 3. Compatibility 4. Complexity 5. Observability
0,944 0,886 0,940 0,881 0,792 0,752
Tingkat Adopsi 1. Inovator 2. Late majority
0,949 0,923 0,942
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa semua nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6 sehingga dikatakan reliabel. Hasil lengkap dari uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran.
B. Analisis Data Deskriptif 1. Karakteristik Responden Berikut ini dapat dikemukakan gambaran umum profil responden yang menjadi obyek penelitian ini. Responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan jenis kelamin Item Jenis kelamin Laki-Laki Perempuan
Frekuensi Persentase 151 45 196
77,04% 22,96% 100,00%
b. Berdasarkan Usia Item Usia 20 - 30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun > 60 tahun
Frekuensi Persentase 23 82 69 19 3 196
11,73% 41,84% 35,20% 9,69% 1,53% 100,00%
26
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
c. Berdasarkan Pendidikan Item Pendidikan terakhir SMP SLTA D3 S1 S2
Frekuensi Persentase 34 134 4 24 0 196
17,35% 68,37% 2,04% 12,24% 0,00% 100,00%
d. Berdasarkan Usia Perusahaan Item Usia perusahaan 1 - 5 tahun 6 - 10 tahun 11 - 15 tahun 16 - 20 tahun > 20 tahun
Frekuensi Persentase 56 66 37 15 22 196
28,57% 33,67% 18,88% 7,65% 11,22% 100,00%
e. Berdasarkan Posisi Jabatan Item Posisi jabatan saat ini Pemilik Manajer
Frekuensi Persentase 190 6 196
96,94% 3,06% 100,00%
f. Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja yang dimiliki Item Jumlah tenaga kerja 1 - 5 orang 6 - 19 orang 20 - 100 orang > 100 orang
Frekuensi Persentase 107 61 24 4 196
54,59% 31,12% 12,24% 2,04% 100,00%
27
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
g. Berdasarkan Jumlah Investasi Jumlah investasi < 300 juta 300 - 600 juta 600-900 juta > 900 juta
165 23 4 4 196
84,18% 11,73% 2,04% 2,04% 100,00%
2. Keterampilan Menggunakan TIK ( ICT Skill) Keterampilan menggunakan TIK (ICT Skill), terdiri dari basic skill, computer skill dan internet skill.Nilai ICT Skill didapat dari rata-rata jawaban kuesioner yang besarnya dari 1 sampai 4. Nilai ICT Skill dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 Ketrampilan Menggunakan TIK (ICT Skill) Descriptive Stati stics N Basic Skill Computer Skill Internet Skill ICT Skill Valid N (list wise)
196 196 196 196 196
Minimum 1,00 1,00 1,00 1,00
Maximum 4,00 4,00 4,00 4,00
Mean 2,0102 2,0944 2,2053 2,1248
Std. Dev iat ion ,76265 ,83514 ,84199 ,77952
Keterangan : 1-1,60 = sangat rendah; 1,61 – 2,20 =rendah; 2,21 – 2,80 =cukup; 2,81- 3,40 = baik; 3,41 – 4,0 = sangat baik Berdasarkan tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa rata-rata basic skill sebesar 2,01 atau kategori rendah, computer skill sebesar 2,09 atau kategori rendah dan internet skill sebesar 2,21 atau kategori rendah. ICT Skill secara keseluruhan mempunyai rata-rata sebesar 2,12 sehingga termasuk dalam kategori rendah.
28
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
3. Penggunaan TIK di lingkungan kerja (ICT Use) Penggunaan TIK di lingkungan kerja (ICT Use), terdiri dari computer use dan internet use. Nilai ICT Use didapat dari rata-rata jawaban kuesioner yang besarnya dari 1 sampai 4. Nilai ICT Use dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 Ketrampilan Menggunakan TIK (ICT Skill) Descriptive Stati stics N Computer Use Internet Use ICT Use Valid N (list wise)
196 196 196 196
Minimum 1,00 1,00 1,00
Maximum 4,00 4,00 3,93
Mean 1,8118 1,8842 1,8483
Std. Dev iat ion ,69342 ,76335 ,71290
Keterangan : 1-1,60 = sangat rendah; 1,61 – 2,20 =rendah; 2,21 – 2,80 =cukup; 2,81- 3,40 = baik; 3,41 – 4,0 = sangat baik Berdasarkan tabel 5.4 diatas menunjukkan bahwa rata-rata computer use sebesar 1,81 atau kategori rendah dan computertuse sebesar 1,88 atau kategori rendah. ICT use secara keseluruhan mempunyai rata-rata sebesar 1,84 sehingga termasuk dalam kategori rendah.
4. Karakteristik inovasi Karakteristik inovasi terdiri dari trialability, relative advantage, compatibility, compleccity dan observability.Nilai karakteristiktik inovasi didapat dari rata-rata jawaban kuesioner yang besarnya dari 1 sampai 4. Nilai karaktersitikinovasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
29
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
Tabel 4.5 Karakteristik Inovasi Descriptive Statistics N Trialability Relat iv e adv antage Compactability Complexcity Observ Karakteristik Inov asi Valid N (list wise)
196 196 196 196 196 196 196
Minimum 1,00 1,00 1,00 1,00 1,50 1,07
Maximum 4,00 4,00 4,00 3,50 4,00 3,68
Mean 2,5564 2,7506 2,5931 2,2785 2,7959 2,5737
Std. Dev iat ion ,53011 ,48400 ,50884 ,41780 ,41036 ,35776
Keterangan : 1-1,60 = sangat rendah; 1,61 – 2,20 =rendah; 2,21 – 2,80 =cukup; 2,81- 3,40 = baik; 3,41 – 4,0 = sangat baik Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukkan bahwa rata-rata trialability sebesar 2,56 atau kategori cukup,relative advantage sebesar 2,75 atau kategori cukup, compatibilitysebesar 2,59 atau kategori cukup, complexitysebesar 2,28 atau kategori cukup dan observability sebesar 2,80 atau kategori cukup. Karakteristik inovasi secara keseluruhan mempunyai rata-rata sebesar 2,57 sehingga termasuk dalam kategori cukup. 5. Tingkat adopsi Tingkat adopsi terdiri dari inovator dan late majority.Nilai karakteristiktik inovasi didapat dari rata-rata jawaban kuesioner yang besarnya dari 1 sampai 4. Nilai tingkat adopsi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.6 Tingkat Adopsi Descriptive Stati stics N Inov ator Late majority Tingkat Adopsi Valid N (listwise)
196 196 196 196
Minimum 1,00 1,00 1,00
Maximum 4,00 4,00 3,87
Mean 2,5904 2,6901 2,6165
Std. Dev iation ,45405 ,44783 ,41412
30
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
Keterangan : 1-1,60 = sangat rendah; 1,61 – 2,20 =rendah; 2,21 – 2,80 =cukup; 2,81- 3,40 = baik; 3,41 – 4,0 = sangat baik Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukkan bahwa rata-rata inovator sebesar 2,59 atau kategori cukup dan late majority sebesar 2,69 atau kategori cukup. Tingkat adopsi secara keseluruhan mempunyai rata-rata sebesar 2,62 sehingga termasuk dalam kategori cukup. Nilai rata-rata antara kedua sub variabel late majority (2,69) lebihbesar dari inovator (2,59) sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat adopsi responden cenderung ke arah late majority. Tingkat adopsi teknologi oleh pelaku usaha banyak dipengaruhi oleh dorongan dari luar.
C. Uji Regresi dengan Model Analisis Jalur 1. Persamaan Regresi untuk Pengaruh Keterampilan Menggunakan
(ICT Skill)
terhadap Penggunaan TIK di Lingkungan Kerja (ICT Use) Berdasarkan hasil pengujian antara basic skill, computer skill, dan internet skillterhadap penggunaan TIK di lingkungan kerja (ICT Use)diperoleh hasil sebagaiberikut: Tabel 4.7 Koefesien Regresi Sub Variabel Keterampilan Menggunakan (ICT Skill) terhadap Penggunaan TIK di Lingkungan Kerja (ICT Use) Coeffici entsa
Model 1
(Constant) Basic Skill Computer Skill Internet Skill
Unstandardized Coef f icients B Std. Error ,534 ,112 ,229 ,108 ,206 ,098 ,192 ,079
Standardized Coef f icients Beta ,246 ,243 ,228
t 4,776 2,119 2,104 2,428
Sig. ,000 ,035 ,037 ,016
a. Dependent Variable: ICT Use
31
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
Berdasarkan data persamaan regresi tersebut di atas ditunjukkan dengan nilaiStandardized Coefficients, dengan pertimbangan bahwa penelitian ini bersifat datakuantitatif sehingga dapat dinyatakan dengan persamaan Regresi Linier Berganda berikut ini: Y1 = 0,246 X1 + 0,243 X2+ 0,228 X3 Dari persamaan tersebut, maka data dapat diintepretasikan: Nilai Koefisien Signifikansi regresi Pengaruh Basic Skill 0,246 0,035 Terhadap Penggunaan TIK di Lingkungan Kerja
Pengaruh computer Skill 0,243 terhadap Penggunaan TIK di lingkungan Kerja
0,037
Pengaruh Internet skill 0,228 terhadap penggunaan TIK di lingkungan kerja
0,016
Intepretasi jika kemampuan basic skill ditingkatkan maka maka tingkat penggunaan TIK di lingkungan kerja juga akan meningkat. jika keterampilan menggunakan computer (computer skill) ditingkatkan, maka akan meningkatkan penggunaan TIK di lingkungan kerja Jika keterampilan menggunakan internet (internet skill) ditingkatkan, maka akan meningkatkan penggunaan TIK di lingkungan kerja
Berdasarkan hasil nilai koefisien regresi di atas, faktor yang paling berpengaruh terhadap penggunaan TIK di lingkungan kerja adalah kemampuan basic skill.Hal ituditunjukkan dengan nilai koefisien regresinya yang paling besar biladibandingkan
dengan
variabel
lain,
yaitu
sebesar
0,246
dengan
signifikansinyasebesar 0,035< 0,05.
32
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
2. Persamaan Regresi untuk Pengaruh Menggunakan TIK di Lingkungan Kerja terhadap Karakteristik Inovasi Berdasarkan hasil pengujian antara computer use, internet use terhadap karakteristik inovasi diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.8 Koefesien Regresi Sub Variabel Penggunaan TIK di lingkungan Kerja (ICT Use) Terhadap Variabel Karakteristik Inovasi Coeffici entsa
Model 1
(Constant) Computer Use Internet Use
Unstandardized Coef f icients B Std. Error 2,080 ,051 ,146 ,057 ,122 ,052
Standardized Coef f icients Beta ,323 ,297
t 41,137 2,548 2,346
Sig. ,000 ,012 ,020
a. Dependent Variable: Karakteristik Inov asi
Berdasarkan data persamaan regresi tersebut di atas ditunjukkan dengan nilaiStandardized Coefficients, dengan pertimbangan bahwa penelitian ini bersifat datakuantitatif sehingga dapat dinyatakan dengan persamaan Regresi Linier Bergandaberikut ini : Y1 = 0,323 X1 + 0,297 X2 Dari persamaan tersebut, maka data dapat diintepretasikan sebagai berikut: Nilai Koefisien Signifikansi regresi 0,323 0,012
Pengaruh Computer Use terhadap Karakteristik Inovasi Pengaruh Internet 0,297 Use terhadap Karakteristik Inovasi
0,020
Intepretasi jika semakin sering komputer di lingkungan kerja digunakan maka akan meningkatkan karakteristik inovasi jika penggunaan internet di lingkungan kerja ditingkatkan maka karakteristik inovasi juga akan meningkat secara positif
33
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
Berdasarkan hasil nilai koefisien regresi tersebut, faktor yang paling berpengaruh terhadap karakteristik inovasi adalahcomputer use. Hal itu ditunjukkan dengan nilai koefisien regresinya yang paling besar bila dibandingkan dengan variabel lain, yaitu sebesar 0,323 dengan signifikansinya sebesar 0,020< 0,05.
3. Persamaan Regresi untuk Pengaruh Karakteristik Inovasi Terhadap Tingkat Adopsi Berdasarkan hasil pengujian antara keunggulan relatif, kompatibilitas, kompleksitas,observabilitas, trialabilitas terhadap tingkat adopsi diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.9 Koefesien Regresi Sub Variabel Karakteristik Inovasi terhadap Tingkat Adopsi Coeffici entsa
Model 1
(Constant) Trialability Relat iv e adv antage Compactability Complexcity Observ
Unstandardized Coef f icients B Std. Error ,105 ,209 ,163 ,047 ,158 ,054 ,338 ,049 ,142 ,051 ,164 ,052
Standardized Coef f icients Beta ,209 ,185 ,415 ,144 ,162
t ,504 3,503 2,960 6,907 2,788 3,178
Sig. ,615 ,001 ,003 ,000 ,006 ,002
a. Dependent Variable: Tingkat Adopsi
Berdasarkan data persamaan regresi tersebut di atas ditunjukkan dengan nilaiStandardized Coefficients, dengan pertimbangan bahwa penelitian ini bersifat datakuantitatif sehingga dapat dinyatakan dengan persamaan Regresi Linier Bergandaberikut ini : Y1 = 0,209 X1 + 0,185 X2+ 0,415 X3 + 0,144 X4+0,162 X5
34
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
Dari persamaan tersebut, maka data dapat diintepretasikan sebagai berikut:
Pengaruh trialability terhadap tingkat adopsi
Nilai Koefisien Signifikansi regresi 0,209 0,001
Pengaruh relative 0,185 advantage terhadap tingkat adopsi Pengaruh 0,415 compatibility terhadap tingkat adopsi
0,003
Pengaruh 0,144 complexity terhadap tingkat adopsi Pengaruh 0,162 observability terhadap tingkat adopsi
0,006
0,000
0,002
Intepretasi jika teknologi semakin mudah diujicobakan maka akan meningkatkan kecepatan / tingkat adopsi jika teknologi memberikan lebih lebih banyak manfaat maka akan meningkatkan kecepatan / tingkat adopsi jika teknologi semakin mudah menyesuaikan dengan nilainilai industry kecil maka akan meningkatkan kecepatan / tingkat adopsi jika teknologi memberikan lebih lebih banyak manfaat maka akan meningkatkan kecepatan / tingkat adopsi Jika teknologi mudah diamati atau digunakan maka akan meningkatkan tingkat adopsi.
Berdasarkan hasil nilai koefisien regresi tersebut, faktor yang paling berpengaruh terhadap karakteristik inovasi adalahvariabel kemampuan untuk menyesuaikan (compatibility). Hal itu ditunjukkan dengan nilai koefisien regresinya yang paling besar bila dibandingkan dengan variabel lain, yaitu sebesar 0,415 dengan signifikansinya sebesar 0,000 < 0,05.
D. Uji Hipotesis
35
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
1. Uji Hipotesis 1 :Pengaruh Positif Keterampilan Menggunakan
(ICT Skill)
terhadap Penggunaan TIK di Lingkungan Kerja (ICT Use)
Tabel 4.10 Koefesien Regresi Variabel Keterampilan Menggunakan (ICT Skill) terhadap Penggunaan TIK di Lingkungan Kerja (ICT Use) Coeffici entsa
Model 1
(Constant) ICT Skill
Unstandardized Coef f icients B Std. Error ,544 ,112 ,614 ,050
Standardized Coef f icients Beta ,665
t 4,866 12,388
Sig. ,000 ,000
a. Dependent Variable: ICT Use
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa keterampilan menggunakan TIK (ICT Skill) terhadap penggunaan TIK di lingkungan kerja (ICT Use), terbukti dengan nilai t hitung sebesar 12,388 dengan nilai signifikansisebesar 0,000 < 0,05, sedangkan pada taraf signifikansi 0,05. Penjelasan tersebut dapat diartikanbahwa pada pengujian tersebut Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwapengujian tersebutmampu menerima hipotesis pertama,yakni adanya pengaruh positif antara keterampilan menggunakan TIK (ICT Skill) terhadap penggunaan TIK di lingkungan kerja (ICT Use). Hasil pengujian tersebut juga dapat diartikan bahwa jika keterampilan menggunakan TIK ditingkatkan maka akanmeningkatkan penggunaan TIK di lingkungan kerja.
2. Uji Hipotesis 2 : Pengaruh Positif antara Penggunaan TIK di Lingkungan Kerja (ICT Use) terhadap Karakteristik Inovasi.
36
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
Tabel 4.11 Koefesien Regresi Variabel Penggunaan TIK di lingkungan Kerja (ICT Use) Terhadap Variabel Karakteristik Inovasi Coeffici entsa
Model 1
(Constant) ICT Use
Unstandardized Coef f icients B Std. Error 2,082 ,050 ,266 ,025
Standardized Coef f icients Beta ,603
t 41,610 10,521
Sig. ,000 ,000
a. Dependent Variable: Karakteristik Inov asi
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa penggunaan TIK di lingkungan kerja (ICT Use) terhadap karakteristik inovasi, terbukti dengan nilai t hitung sebesar 10,521 dengan nilai signifikansisebesar 0,000 < 0,05, sedangkan pada taraf signifikansi 0,05. Penjelasan tersebut dapat diartikanbahwa pada pengujian tersebut Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwapengujian tersebut mampu menerima hipotesis kedua,yakni adanya pengaruh positif antara penggunaan TIK di lingkungan kerja (ICT Use)terhadap karakteristik inovasi. Hasil pengujian tersebut juga dapat diartikan bahwa jika ada peningkatan penggunaan TIK di lingkungan kerja maka persepsi pengguna terhadap teknologi (karakteristik inovasi) juga akan menjadi lebih baik.
3. Uji Hipotesis 3 : Pengaruh Positif antara Karakteristik Inovasi terhadap Tingkat Adopsi.
37
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
Tabel 4.12 Koefesien Regresi Variabel Karakteristik Inovasi terhadap Tingkat Adopsi Coefficientsa
Model 1
(Constant) Karakteristik Inov asi
Unstandardized Coeff icients B Std. Error ,259 ,178 ,916 ,069
Standardized Coeff icients Beta ,692
t 1,458 13,364
Sig. ,146 ,000
a. Dependent Variable: Tingkat Adopsi
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa karakteristik inovasi terhadap tingkat adopsi terbukti dengan nilai t hitung sebesar 13,364 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, sedangkan pada taraf signifikansi 0,05. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa pada pengujian tersebut Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa pengujian tersebut mampu menerima hipotesis ketiga, yakni adanya pengaruh positif antara karakteristik inovasi terhadap tingkat adopsi. Hasil pengujian tersebut juga dapat diartikan bahwa jika ada persepsi pengguna yang lebih baik terhadap teknologi yang diadopsi (karakteristik inovasi) maka kecepatan inovasi juga akan meningkat.
E. Analisis Koefisien Determinasi 1. Keterampilan Menggunakan (ICT Skill) terhadap Penggunaan TIK di Lingkungan Kerja (ICT Use) Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen, dimana ditunjukkan dengan nilai Adjuster R Square. Dipilihnya Adjusted R Square agar data tidak bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R square pastimeningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikanterhadap variabel
38
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
dependen.Oleh karena itu banyak peneliti untuk menggunakannilai Adjusted R Square pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik(Ghozali, 2005). Berikut hasil pengujian yang dibantu dengan program SPSS sebagai berikut:
Tabel 4.13 Koefesien Determinasi Variabel Keterampilan Menggunakan (ICT Skill) terhadap Penggunaan TIK di Lingkungan Kerja (ICT Use) Model Summary Model 1
R ,673a
R Square ,452
Adjusted R Square ,444
Std. Error of the Est imat e ,52887
a. Predictors: (Constant), Internet Skill, Computer Skill, Basic Skill
Berdasarkan
tampilan
output
pada
tabel
tersebut
di
atas
menunjukkanbahwa besarnya prosentase variabel Penggunaan TIK di Lingkungan Kerja (ICT Use) hanya mampu dijelaskan olehvariabelbasic skill, computer skill, internet skill,dengannilai Adjusted R Square (R2) yaitu sebesar 0,444. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa variabel penggunaan TIK di lingkungan kerja (ICT Use) hanya mampu dijelaskan oleh variabel basic skill, computer skill, internet skill sebesar 44,4 %, sedangkan sisanya sebesar 55, 6% (100% - 44,4 %) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini
2. Penggunaan TIK di Lingkungan Kerja (ICT Use) terhadap Karakteristik Inovasi Berikut hasil pengujian yang dibantu dengan program SPSS sebagai berikut :
39
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
Tabel 4.14 Koefesien Determinasi Variabel Penggunaan TIK di lingkungan Kerja (ICT Use) Terhadap Variabel Karakteristik Inovasi Model Summary Model 1
R ,603a
R Square ,364
Adjusted R Square ,357
Std. Error of the Est imat e ,25095
a. Predictors: (Constant), Internet Use, Computer Use
Berdasarkan tampilan output pada tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa besarnya prosentase variabel karakteristik inovasi hanya mampu dijelaskan oleh variabelcomputer use, internet use, dengannilai Adjusted R Square (R2) yaitu sebesar 0,357. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa variabelkarakteristik inovasi hanya mampu dijelaskan oleh variabel computer use, internet usesebesar 35,7%, sedangkan sisanya sebesar 64,3% (100% - 35,7%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Karakteristik Inovasi terhadap Tingkat Adopsi Berikut hasil pengujian yang dibantu dengan program SPSS sebagai berikut : Tabel 4.15 Koefesien Determinasi Variabel Karakteristik Inovasi terhadap Tingkat Adopsi
Model Summary Model 1
R ,734a
R Square ,538
Adjusted R Square ,526
Std. Error of the Est imat e ,28507
a. Predictors: (Constant), Observ , Complexcity , Relativ e adv antage, Trialability , Compactability
Berdasarkan tampilan output pada tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa besarnya prosentase variabel tingkat adopsi
mampu dijelaskan oleh
40
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
variabelkemampuan untuk diujicobakan (trialability), kemampuan untuk dilihat (Observability), kerumitan (complexity), keunggulan relative (relative advantage), kemampuan untuk menyesuaikan (compatibility) dengannilai Adjusted R Square (R2) yaitu sebesar 0,526. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa variabeltingkat inovasi hanya mampu dijelaskan oleh variabel kemampuan untuk diujicobakan (trialability), kemampuan untuk dilihat (Observability), kerumitan (complexity), keunggulan relative
(relative
advantage),
kemampuan
untuk
menyesuaikan
(compatibility)sebesar 52,6 %, sedangkan sisanya sebesar 47,4 % (100% - 52,6%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
41
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya, dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut: a. Terdapat pengaruh positif antara penggunaan TIK di lingkungan kerja (ICT Use) terhadap karakteristik inovasi. Hasil tersebut juga dapat diartikan bahwa jika ada peningkatan penggunaan TIK di lingkungan kerja maka persepsi pengguna terhadap teknologi (karakteristik inovasi) juga akan menjadi lebih baik. b. Terdapat pengaruh positif antara penggunaan TIK di lingkungan kerja (ICT Use) terhadap karakteristik inovasi. Hasil tersebut juga dapat diartikan bahwa jika ada peningkatan penggunaan TIK di lingkungan kerja maka persepsi pengguna terhadap teknologi (karakteristik inovasi) juga akan menjadi lebih baik. c. Terdapat pengaruh positif
antara karakteristik inovasi terhadap tingkat
adopsi. Hasil tersebut juga dapat diartikan bahwa jika ada persepsi pengguna yang lebih baik terhadap teknologi yang diadopsi (karakteristik inovasi) maka kecepatan inovasi juga akan meningkat.
2. Saran Penelitian ini merupakan penelitian sekuensial untuk melihat antara variabel keterampilan menggunakan TIK (ICT Skill) terhadap penggunaan TIK di lingkungan kerja (ICT Use), antara penggunaan TIK di lingkungan kerja ((CT Use) dengan karakteristik inovasi dan terakhir antara karakteristik inovasi dengan tingkat adopsi. Dengan demikian penelitian ini dapat dilanjutkan dengan penelitian lainnya untuk melihat hubungan langsung antara keterampilan menggunakan TIK (ICT Skill),
42
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
penggunaan TIK di lingkungan kerja dan karakteristik inovasi terhadap terhadap tingkat adopsi.
DAFTAR PUSTAKA
43
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
Adeyoyin, S.O (2005), Information and Communication Technology (ICT) Literacy among The Staff of Nigerian University Libraries, Library Review 54 (4) Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian. Bina Aksara. Jakarta. Astungkoro, R.M ( 2010), Kebijakan dan Strategi Pemberdayaan UMKM di Provinsi DIY.Materi Diskusi, Diskusi Tengah Tahun 2010 Kerjasama FE UAJY dan ISEI Cabang Yogyakarta 29 Juni 2010 Bakkabulindi, Edward Fred (2011) ”Individual Characteristics as Correlates of Use of ICT in Makerere” International Journal of Computing and ICT Research, Vol. 5, No.2, December Brynjolfsson, Erik dan Kahin, Brian (2002), Understanding the Digital Economy: Data, Tools, and Research, MIT Press Chaston, I. (2001) “The Internet and E-Commerce: An Opportunity to Examine Organisational Learning in Progress in Small Manufacturing Firms?”,International Small Business Journal 19(2): 13–30 Fatmariani (2011) Pengaruh Adopsi Teknologi Informasi Open Source Terhadap Kinerja UKM dengan Faktor-Faktor Technology Acceptance Model (TAM) Sebagai Moderating Variable, Jurnal Teknologi dan Informatika Vol 1 No.1 Ghozali, Imam (2007) .Aplikasi Analisis Multivariate bagi Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP Hair, Joseph F., Bill Black, Barry Babin, and Rolph E. Anderson., (2007) Multivariate Data AnalysisSixth Edition.Pearson Education Hanani,N., Ibrahim,J.T., Purnomo,M (2003) Strategi Pembangunan Pertanian. Yogyakarta: Pustaka Jogja Mandiri Hashim, Junaidah (2007) Information Communication Technology (I C T) Adoption Among SME Owners in Malaysia, International Journal of Business and Information Volume 2, Number 2, December Hashim, Junaidah (2008) “Learning barriers in adopting ICT among selected working women in Malaysia” Gender in Management: An International Journal Vol. 23 No. 5.
44
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
Marijan, Kacung (2005), “Mengembangkan Industri Kecil MenengahMelalui Pendekatan Kluster”, INSAN Vol. 7 No. 3, Desember 2005 Meyer, G. (2004) Diffusion Methodology: Time to Innovate?,Journal of Health Communication9 (1), Muflih, Mohammad Khaleefeh dan Jawarneh, Tariq Yousef (2011) “ An Examination of ICT Skills Possession and Adoption amongst Faculty Members at Jordan University of Science and Technology (JUST) in Relation to Rogers’ Diffusion of Innovation Model” International Journal for Research in Education (IJRE) No. 30 Neuman, W.L. (2006). Social research methods: Qualitative and quantitative approaches. Boston: Pearson Education Inc. Ongori, Henry dan Migiro, Stephen (2011), Understanding The Drivers of Information and Communication Technologies (ICTs) Adoption By Kenyan Small and Medium Enterprises (SMEs), International Journal of Management Research and Review Vol 1, August Khemtong, S dan Roberts, L.M (2006), Adoption of Internet and Web Technology for Hotel Marketing: a Study of Hotels in Thailand. Journal of Business Systems, Governance and Ethics, I (2) Rahmana, Arief (2009), Peranan Teknologi Informasi dalam Peningkatan Daya Saing Industri Kecil Menengah, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 Richardson, Jayson (2009), “Diffusion of Technology Adoption In Cambodia: The Test of Theory”.International Journal of Education and Development using Information and Communication Technology(IJEDICT), 2009, Vol. 5 (3) Rockman, Ilene (2005) , Editorial ICT Literacy, Reference Service Review 33 (2) Rogers, Everet.M. (1995), Diffusion of Innovations 4th Edition.New York: Free Press Sekaran, U. (2006). Metode Penelitian Untuk Bisnis 1. (4th Ed). Jakarta: Salemba Empat Sugiharto, dkk (2007)Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
45
Laporan Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Karya Tulis Ilmiah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian, Tanggal 18 Juli 2015
Tambunan, Tulus. (2006) “Development of SME and Women Entrepreneurs in Indonesia” Working Paper Series No.1 July.Center for Industri and SME Studies Faculty of Economics, University of Trisakti Indonesia. Untari, Rustina dan Sanjaya, Ridwan (2011), “Upgrading SME’s Business by ICT”, The First International Conference on Interdisciplinary Research and Development, 31 May - 1 June 2011, Thailand Wahid, Fathul dan Iswari, Lizda (2007), “Adopsi Teknologi Informasi oleh Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia” Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2007 (SNATI 2007)Yogyakarta, 16 Juni 2007 Wahyono, Sugeng Bayu dan Pujriyanto (2010), “Analisis Jalur Terhadap Tingkat Melek Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT Literacy) pada Mahasiswa FIP UNY” Laporan Penelitian Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta ASEAN Strategic Action Plan for SME Development (2010 – 2015)
46