LAPORAN KEUANGAN (Aplikasi Bidang Kesehatan & Rumah Sakit) oleh: Ade Heryana, SST, MKM Prodi Kesehatan Masyarakat, FIKES Univ. Esa Unggul e-mail:
[email protected] atau
[email protected]
Sebagaimana kita ketahui, Akuntansi Keuangan Rumah Sakit merupakan aktivitas jasa yang tujuan utamanya menghasilkan informasi kuantitatif yang bermanfaat tentang posisi keuangan dan hasil operasionalisasi rumah sakit, sehingga produk dari akuntansi keuangan adalah Laporan Keuangan (financial statements). Informasi ini akan digunakan oleh manajer RS, pemberi kredit, asuransi, dan pihak lainnya untuk pengambilan keputusan ekonomis. Terdapat empat jenis laporan keuangan yang dihasilkan oleh Akuntansi Rumah Sakit, yaitu: Neraca (balance sheet), laporan laba-rugi (statement of operation), laporan perubahan modal, dan laporan arus kas. Pada artikel ini hanya akan dibahas laporan Neraca dan laporan Laba-Rugi.
NERACA dan PERSAMAAN AKUNTANSI Neraca adalah laporan yang menyajikan posisi keuangan rumah sakit pada periode waktu tertentu. Neraca disebut juga dengan balance sheet atau laporan posisi keuangan atau laporan kondisi keuangan. Pengertian “posisi keuangan” adalah ukuran yang
menyatakan
nilai
harta/aset/sumber
daya
yang
dimiliki
dan
hutang/obligasi/liabilitas yang harus dibayar oleh RS pada periode waktu tertentu. Selisih antara harta dengan hutang disebut dengan harta bersih atau net asset atau modal. Contoh laporan neraca rumah sakit disajikan pada tabel 1 berikut.
Tabel 1. Contoh Laporan Neraca Rumah Sakit (dikutip dan modifikasi dari Nowicki, 2006, hal. 14)
RS Desa Bahagia LAPORAN NERACA Per 31 Desember 2014 Harta (Rp) Kas Piutang Persediaan Beban dibayar di muka Total Harta Lancar Investasi jangka panjang Tanah, gedung, dan peralatan Akumulasi penyusutan
5.400.000 25.000.000 2.000.000 600.000 33.000.000 4.000.000 72.000.000 21.000.000
51.000.000
Hutang dan Modal (Rp) Hutang 3.000.000 Wesel hutang 2.750.000 Beban yang diakui 7.950.000 pembayarannya Pendapatan yang ditangguhkan 300.000 Total Hutang lancar 14.000.000 Hutang jangka panjang 32.000.000 Total Hutang 46.000.000 Modal rumah sakit 42.000.000
88.000.000
Total Harta
Total Hutang & modal
88.000.000
Berikut adalah contoh analogi persamaan akuntansi dengan transaksi perorangan sehari-hari. Katakanlah Anda hari ini memiliki Harta sebesar Rp. 250.000.000,- yang terdiri dari Uang kas dan Properti lain, dan Hutang sebesar Rp. 100.000.000,-
(Tagihan
yang
belum
dibayar
dan
Kredit
lainnya).
Dengan
mengurangkan Harta terhadap Hutang, maka Modal (atau Harta bersih) Anda adalah Rp 250.000.000,- - Rp. 100.000.000,- = Rp. 150.000.000,-. Dengan demikian Anda memiliki “laporan neraca” dengan posisi Harta Rp. 250.000.000,- di sisi kiri dan Hutang + Modal Rp. 250.000.000,- di sisi kanan. Judul laporan Neraca biasanya terdiri dari tiga: 1.
Nama dari entitas akuntansi. Pengertian entitas akuntansi adalah unit yang mampu menjalankan aktivitas ekonomi seperti memilki peralatan, menagih piutang, membeli dan menjual, memberikan pelayanan, dan sebagainya.
2.
Nama Laporan; dan
3.
Tanggal Laporan. Entitas akuntansi pada contoh laporan di atas adalah RS Desa Bahagia. Pada contoh di atas tanggal yang tertera dan ditetapkan oleh akuntansi adalah 31 Desember 2014, artinya neraca memotret posisi keuangan rumah sakit
pada tanggal tersebut. Dengan demikian, posisi keuangan rumah sakit akan berbeda pada tanggal sebelumnya (30 Desember 2014) dan sesudahnya (1 Januari 2015). Isi neraca terdiri dari elemen-elemen penting sesuai dengan persamaan akuntansi yaitu Harta, Hutang, dan Modal. A. Harta Istilah untuk Harta disebut juga Assets atau Aktiva atau sumberdaya. Harta didefinisikan sebagai sumberdaya ekonomis rumah sakit yang ditentukan dan dinilai dengan standar akuntansi yang berlaku. Pada contoh laporan neraca di atas, total harta RS Desa Sejahtera adalah sebesar Rp. 88.000.000,- per tanggl 31 Desember 2014. Pada contoh laporan Neraca di atas, terdapat tujuh jenis Harta pada laporan Neraca yang disebut dengan Perkiraan atau Akun, antara lain: 1.
Kas atau cash, yaitu sejumlah uang yang ada di tangan pemegang keuangan perusahaan (on hand) dan/atau di rekening bank milih RS;
2.
Piutang atau Account receivable, yaitu sejumlah uang yang telah jatuh tempo harus dibayarkan ke RS oleh pasien atau pihak ketiga yang bekerjasama dengan RS (misalnya penerimaan layanan rujukan dari klinik atau rumah sakit lain);
3.
Persediaan atau inventory, yaitu sejumlah makanan (misal pada layanan gizi), energi (misal pada layanan radio nuklir), obat-obatan (misal pada layanan farmasi) atau perlengkapan lainnya yang belum dipakai atau dikonsumi.
4.
Beban dibayar di muka atau prepaid expenses, yaitu beban-beban yang telah dibayar dahulu oleh RS seperti Asuransi, Bunga, dan Sewa. Akun ini disebut Harta karena akun-akun tersebut dibayarkan terlebih dahulu untuk mendapat benefit/manfaat di kemudian hari bagi RS. Misalnya: bayar Asuransi untuk perlindungan, Bunga bank untuk meminjam uang, dan Sewa untuk penggunaan lokasi usaha atau peralatan yang disewa.
5.
Investasi jangka panjang atau Long term investment, yaitu sejumlah saham atau sekuritas yang diterbitkan oleh pemerintah (mis: Bursa Efek) atau perusahaan
swasta yang dibeli atau dimiliki RS yang dimaksudkan untuk disimpan lebih dari satu tahun; 6.
Tanah (land), Gedung (building), dan Peralatan (equipment), yaitu sejumlah harta RS yang berwujud (tangible) senilai harga perolehannya yang digunakan untuk operasional RS.
7.
Akumulasi penyusutan atau Accumulated depreciation, yaitu sejumlah nilai yang menggambarkan penggunaan Harta untuk operasional RS dan diperlakukan sebagai biaya operasional RS selama waktu berlalu sejak Harta tersebut diperoleh. Yang disajikan pada laporan neraca pada sisi Harta adalah sisa penyusutan Harta, bukan besarnya penyusutan Harta. Akun atau Perkiraan nomor (1) sampai dengan (4) di atas, termasuk dalam
kelompok Harta lancar atau Harta jangka pendek atau Current assets, yaitu kas dan sekumpulan harta yang dapat dikonversi menjadi kas atau digunakan untuk membiayai oeprasional RS dalam waktu kurang dari satu tahun. Sedangkan Perkiraan nomor (5) sampai dengan (6) disebut dengan Harta tidak lancar atau Harta jangka panjang atau Noncurrent Assets atau Long-term Assets. Urutan penyusunan perkiraan Harta pada laporan Neraca diurut mulai dari yang paling lancar hingga ke Harta yang paling tidak lancar.
B. Hutang Hutang didefinisikan sebagai sejumlah kewajiban ekonomis RS yang ditentukan dan dinilai dengan standar akuntansi tertentu. Pada contoh laporan Neraca di atas, perkiraan Hutang terdiri dari lima jenis yaitu: 1.
Hutang usaha atau Accounts payable, yaitu sejumlah hutang RS terhadap pemasok atau supplier serta perusahaan dagang lainnya untuk membeli perlengkapan, merchandise, atau pelayanan dari mereka secara kredit dan belum dibayarkan oleh RS;
2.
Wesel hutang atau Notes payable, yaitu sejumlah pinjaman jangka pendek RS dari bank atau lembaga keuangan lainnya. Hutang ini biasanya berbentuk Perjanjian Hutang (atau Akad Kredit) yang dikeluarkan RS kepada peminjam;
3.
Beban yang diakui pembayarannya atau Accrued expenses payable atau Accrued
liabilities yaitu sejumlah hutang yang timbul untuk pembiayaan (mis: gaji, tunjangan, dsb) yang telah diakui oleh RS, namun belum dibayarkan; 4.
Pendapatan yang ditangguhkan atau Deferred income, yaitu sejumlah pendapatan (mis: biaya pendampingan pendidikan/PKL perawat) yang telah diterima di muka dalam bentuk kas, akan tetapi belum diakui sebagai pendapatan karena RS memiliki kewajiban memberikan pelayanan ke depannya sesuai perjanjian.
5.
Hutang jangka panjang atau Long-term liabilites, yaitu sejumlah pinjaman hipotek atau Surat hutang yang dikeluarkan RS yang akan dibayar pada waktu yang akan datang (biasanya lebih dari satu tahun).
C. Modal Istilah lain untuk modal adalah Harta bersih, Net assets, equity, capital, atau net
worth. Pengertian modal dalam akuntansi sebenarnya adalah selisih antara total Harta terhadap total Hutang. Dengan demikian, bila total Harta sebuah RS melebihi total Hutang yang umumnya didapat dari laba usaha, maka selisihnya adalah modal yang dimiliki RS yang dapat dipakai untuk memperluas usaha. Namun bila total Hutang lebih besar dibanding total Harta yang umumnya disebabkan kerugian usaha, maka modal RS tersebut akan tergerus/berkurang dan bisa memperburuk posisi keuangan RS.
LAPORAN LABA-RUGI Istilah lain yang digunakan untuk laporan laba-rugi adalah statement of
operations (laporan operasional), income statement (laporan pemasukan), the statement of revenues and expenses (laporan pendapatan dan biaya), the profit-andlost statement (laporan laba-rugi), atau operating statement.
Laporan laba-rugi adalah laporan yang menyajikan hasil operasional RS pada periode waktu tertentu (bisa bulanan, kwartal, atau tahunan). Pengertian laba-rugi adalah selisih antara pendapatan dengan biaya. Laba bila pendapatan lebih besar dari biaya, sedangkan rugi bila pendapatan lebih sedikit dibanding biaya. Format penyusunan laporan laba-rugi setiap RS berbeda-beda sesuai dengan standar akuntansi yang dipakai. Berikut adalah contoh Laporan Laba-Rugi RS Desa Bahagia per 31 Desember 2014 dalam format yang berbeda pada tabel 2 dan tabel 3. Tabel 2. Contoh Laporan Laba-Rugi RS Desa Bahagia per 31 Desember 2014 (dalam Rupiah)
Pendapatan kotor: Pendapatan layanan medik Pendapatan layanan penunjang medik Total pendapatan kotor Dikurangi pembatalan layanan (retur) Total pendapatan bersih Pendapatan lain-lain Total pendapatan Dikurangi beban operasional: Beban perawatan Beban tenaga kesehatan lainnya Beban umum Beban administrasi & keuangan Total beban operasional Laba operasional Laba non operasional Total laba
60.000.000 40.000.000 100.000.000 10.000.000 90.000.000 5.000.000 95.000.000 34.000.000 27.000.000 18.000.000 14.000.000 93.000.000 2.000.000 1.300.000 3.300.000
Tabel 3. Contoh Laporan Laba-Rugi RS Desa Bahagia per 31 Desember 2014 (dalam Rupiah)
Pendapatan bersih Pendapatan lain-lain Total pendapatan operasional bersih Dikurangi beban operasional: Beban gaji perawat Beban gaji tenaga kesehatan lainnya Beban umum Beban administrasi & keuangan Total beban operasional Laba operasional Laba non operasional Total laba
90.000.000 5.000.000 95.000.000 34.000.000 27.000.000 18.000.000 14.000.000 93.000.000 2.000.000 1.300.000 3.300.000
Judul pada laporan laba-rugi mirip dengan laporan neraca yaitu terdiri dari nama perusahaan/entitas serta periode waktu laporan tersebut. Sedangkan isi dari laporan laba-rugi terdiri dari: pendapatan dan beban. A. Pendapatan Pendapatan RS terdiri dari penghasilan secara ekonomis yang didapat RS melalui pemberian pelayanan kepada pasien. Ada yang mengelompokkan atas jenis layanannya yaitu pendapatan rawat jalan, rawat inap, emergensi dan lain-lain. Ada pula yang mengelompokkan berdasarkan rutinitasnya yaitu pendapatan rutin dan nonrutin. Pendapatan dapat pula berupa donor, bantuan, sumbangan, atau pendapatan dari kegiatan lainnya di luar melayani pasien seperti jasa parkir, sewa toko di RS dan sebagainya, yang semuanya disebut dengan pendapatan lain-lain. Pendapatan dapat menaikkan harta RS (kas atau piutang) tergantung jenis transaksinya. B. Beban Beban RS terdiri dari biaya-biaya untuk menghasilkan pelayanan, membeli persediaan, dan pembelian lainnya yang digunakan untuk melayani pasien yang disebut juga dengan beban operasional. Pengelompokkan beban dapat dilakukan berdasarkan departemen misalnya beban instalasi gizi, beban rumah tangga, beban SDM, dan sebagainya. Dapat pula berdasarkan jenisnya seperti beban gaji, beban persediaan, beban pembelian, dan sebagainya. Pada contoh laporan di atas beban operasional meliputi beban gaji, beban umum, dan beban administrasi.
PERSAMAAN AKUNTANSI Baik laporan neraca maupun laporan laba-rugi, keduanya harus memenuhi prinsip keseimbangan (Balance). Keseimbangan ini disebut dengan Persamaan
Akuntansi, dengan formula sebagai berikut: a.
Pada laporan neraca Harta = Hutang + Modal atau Harta – Hutang = Modal
b. Pada laporan laba-rugi
Pendapatan = Beban, maka tidak ada laba/rugi (impas), atau Pendapatan > Beban, maka terjadi Laba, atau Pendapatan < Beban, maka terjadi Rugi Sehingga bila digabungkan persamaan Akuntansi akan menjadi Harta = Hutang + Modal + Pendapatan - Beban dan secara grafis digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Hubungan Laporan Neraca dan Laporan Laba-Rugi dengan Persamaan Akuntansi REFERENSI Nowicki, Michael (2006). HFMA’s Introduction to Hospital Accounting 5th edition . Chicago: Health Administration Press