Kode/Nama Rumpun Ilmu: 123/Ilmu Komputer
LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN DOSEN PEMULA
PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU, SIKAP DAN PELATIHAN TERHADAP PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI PEGAWAI KELURAHAN DI KOTA SEMARANG
Ketua Karis Widyatmoko, S.Si., M.Kom / 0612026302 Anggota Yuventius Tyas Catur PramudiI, S.Si., M.Kom / NIDN 0618106702
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Oktober 2013
1
PRAKATA . Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala rahmatNya kepada penulis sehingga penelitian dengan judul “Pengaruh Karakteristik Individu, Sikap dan Pelatihan Terhadap Penggunaan Teknologi Iinformasi Pegawai Kelurahan kota semarang Di Kota Semarang” dapat penulis selesaikan sesuai dengan rencana karena dukungan dari berbagai pihak yang tidak ternilai besarnya. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Kepala Desa pada kelurahan kota semarang kelurahan kota semarang di kota Semarang. 2. Doktor Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Doktor Abdul Syukur, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro. 4. Kepala LP2M Universitas Dian Nuswantoro. 5. Semua pihak terkait yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Peneliti sangat berharap penelitian ini dapat semakin disempurnakan lagi sehingga dapat menjadi lebih bermanfaat dalam upaya untuk meningkatkan rasa cinta masyarakat terhadap warisan budaya Bangsa Indonesia.
Semarang, 1 Oktober 2013
Peneliti
2
RINGKASAN Teknologi Informasi dalam kegiatan administrasi perkantoran tidak bisa dihindari, seiring dengan era informasi yang semakin meningkat dan mengglobal. Dalam mensikapi hal tersebut diatas maka pada sebuah perkantoran dalam hal ini kantor elektronik pemerintahan atau yang disebut Egovermnent perlu sekali meningkatkan kinerja sumber daya manusia (SDM). Perubahan perkantoran dipedesaan menjadi perkantoran elektronik pemerintahan atau yang disebut dengan Egovermnent juga akan diikuti oleh kinerja pegawai pada kantor tersebut yang mempengaruhi dalam pelayanan masyarakat, Bila perkembangan tidak diikuti maka akan terjadi kesenjangan antara pemakai dan komputer. Untuk itu SDM pada kantor pemerintahan di pedesaan khususnya di kota Semarang perlu dipersiapkan dalam meningkatkan kinerja pelayanan dengan teknologi informasi Egovermnent, dengan cara mengkaji dan mengetahui sejauhmana pengaruh faktor faktor demografi, sikap, pelatihan terhadap penggunaan komputer dan juga terhadap kinerja. Tujuan mengkaji dan mengatahui besarnya pengaruh demografi, terhadap pengguna komputer, pengruh sikap terhadap pengguna komputer, pengaruh pelatihan terhadap pengguna komputer, dan juga berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada kantor kelurahan kota semarang. Diharapakan dengan kajian tentang SDM ini bisa memberikan sumbangsih kepada pemerintah dalam kebijakan kebijakan dalam menyambut era teknologi informasi atau pemerintahan elektronik atau disebut Egovermnent.
3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pengembangan suatu kantor menjadi kantor berbasis komputer yang efektif, efisien dan terkendali membutuhkan beberapa hal pokok yaitu adanya perangkat keras, perangkat lunak dan sumber daya manusia (SDM). Betapapun suatu kantor mempunyai perangkat keras dan perangkat lunak yang baik, tetapi jika tidak ada SDM yang handal dan berdedikasi, maka hal tersebut tidak akan berarti apa-apa. (Litbang Kantor Pertanahan,2005, 01) Tuntutan profesionalisme sumber daya manusia di bidang teknologi informasi di zaman yang serba digital ini semakin kelihatan, karena jika tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi informasi maka
suatu instansi atau
perkantoran akan kalah dalam arena persaingan bebas. (McLeod, 2002; 35). Perkembangan pesat pada teknologi informasi khususnya dengan keberadaan internet telah memaksa semua organisasi untuk melakukan perubahan secara keseluruhan pada organisasi. (Mathis, 2001;5). Pemerintahan di seluruh dunia pada saat ini menghadapi "tekanan" dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan meningkatkan partisipasi aktif dalam pemberian informasi bagi masyarakat serta dituntut untuk lebih efektif. Hal tersebut menyebabkan eGovernment atau pemerintahan berbasis elektronik semakin berperan penting bagi semua pengambil keputusan.
4
Pemerintah Tradisional (traditional government) yang identik dengan paper-based
administration
mulai
ditinggalkan.
Transformasi
traditional
government menjadi electronic government (eGovernment) menjadi salah satu isu kebijakan publik yang hangat dibicarakan. Penerapan eGovernment di Indonesia menghadapi beberapa tantangan khususnya yang dihadapi oleh organisasi pemerintah. Salah satu diantaranya adalah masalah sumber daya manusia yang belum memadai. Penerapan eGovernment di kantor-kantor publik perlu didukung oleh pegawai yang mengerti mengenai teknologi, juga diperlukan pegawai yang mau belajar dan mampu menanggapi perubahan (manage change). Teknologi informasi berubah secara cepat sehingga kemauan belajar pun dituntut untuk dimiliki setiap pegawai lembaga publik. Selain itu penerapan eGovernment memerlukan perubahan dalam organisasi dan dukungan ketrampilan baru. Organisasi pemerintahan di Indonesia perlu ditata ulang untuk dapat menerapkan eGovernment secara efektif. Korupsi, kolusi dan neposisme (KKN) yang membudaya mempengaruhi kesiapan dalam mempermudah akses publik melalui informasi. Jika KKN tidak dientaskan terlebih dahulu akan ada oknum yang mempergunakan kesempatan dengan mempersulit mendapatkan informasi. Penghambatan seperti itu perlu dihilangkan dalam rangka meningkatkan pelayanan sehingga kemudahan yang dicapai dengan eGovernment dapat disediakan dengan tidak menimbulkan ongkos ekonomi yang lebih tinggi yang harus dibayar masyarakat. Perlunya diciptakan budaya yang menomorsatukan masyarakat dan budaya melayani. Dengan kata lain eGovernment is not just about
5
technology but change of culture. (Windraty Siallagan, Web Badan Akuntansi Negara 2005) Teknologi informasi (TI) merupakan faktor pendukung bagi pembangunan di Indonesia yang mencakup aspek politik, aspek ekonomi, aspek sosial budaya dan aspek hukum. Dukungan TI dalam menyediakan informasi yang mudah, murah, cepat dan akurat bagi masyarakat secara adil dan merata diyakini pemerintah mampu meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi. Namun untuk mewujudkan strategi dan kebijaksanaan ini, masalahmasalah yang akan dihadapi pemerintah dalam penerapan dan pemanfaatan TI di Indonesia tersebut adalah belum adanya kemampuan mengukur dampak dari pengeluaran TI terhadap efisiensi dan produktivitas, kurang jelasnya tujuan dari investasi TI, kurangnya koordinasi dari proyek TI sehingga mengakibatkan sistem yang tumpang tindih, tingkat integrasi antar sistem yang rendah dan hambatan dalam pengelolaan administrasi TI. Jika manfaat penggunaan TI di organisasi non Pemerintah telah dapat dirasakan secara luas, sementara TI dapat digunakan untuk memfasilitasi hampir semua kegiatan manusia, sejauh mana TI dapat dimanfaatkan institusi pemerintahan untuk meningkatkan produktivitas. Kinerja pemerintahan yang baik berkorelasi dengan adanya tata pemerintahan yang baik (Good governance). Good governance dilihat dari sisi luar organisasi seolah merupakan refleksi perilaku institusi. Namun demikian good governance dari suatu organisasi merupakan
6
agregat kinerja individu yang taat dan tunduk pada ketentuan yang telah ditetapkan. Fenomena
yang
melatarbelakangi
perlunya
pemanfaatan
teknologi
informatika di KELURAHAN KOTA SEMARANG (Badan Pertanahan Nasional) adalah pendataan tanah, baru 27 juta bidang tanah dari sekitar 86 juta bidang tanah, diluar kawasan hutan, yang sudah terdaftar. Dari angka tersebut diperkirakan 2 juta bidang tanah pertahun akan didaftar melalui pendaftaran. Data-data pertanahan masih banyak berbasis kertas dan dipelihara secara manual, sehingga memerlukan ruang penyimpanan yang luas dan mengandung resiko penyimpanan yang relative tinggi. Perlunya meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan sehingga terwujud pelayanan yang cepat, terjangkau, dan akurat dalam mengatisipasi
meningkatnya
permohonan
pendaftaran
tanah.
Perlunya
standardisasi pelayanan dan informasi. Terbatasnya sumber daya manusia (SDM) yang memahami teknologi komputer. Kebijakan penempatan pegawai belum sesuai dengan bidang keahliannya. Sejauh ini, mutasi pegawai tidak mengakomodasi tingkat keahlian dan kompetensi pegawai. Sehingga muncul kasus pegawai yang sudah mendapatkan pelatihan komputer dipindah ke bagian atau kantor yang tidak banyak berhubungan dengan LOC. Untuk mengatasi kekurangan SDM bidang TI tersebut, dapat diambil dua pendekatan; mengembangkan SDM sendiri, atau mengambil yang sudah jadi. Pengembangan SDM sendiri memiliki beberapa permasalahan. Masalah yang paling utama adalah dibutuhkannya waktu untuk mengembangkan SDM, padahal kebutuhan tersebut mendesak untuk saat ini. Masalah lain adalah keterbatasan
7
tempat pendidikan dan pelatihan yang baik untuk bidang TI. Mengambil SDM yang sudah jadi memiliki beberapa permasalahan. Masalah yang pertama adalah biaya yang lebih mahal. Mengambil SDM yang sudah jadipun tetap membutuhkan adanya tempat pendidikan dikarenakan SDM ini cepat atau lambat harus di training kembali. Kemampuan memproduksi SDM di bidang TI di Indonesia sangat rendah. Negara lain telah menyadari hal ini dan melakukan antisipasi dengan inisiatifinisiatif. India setahunnya dapat menghasilkan 70000 tenaga profesional di bidang TI. Indonesia belum mampu menghasilkan tenaga profesional dalam jumlah sebanyak itu.(Rahardjo, 2001; 11) Dengan semakin meningkatnya kecepatan prosesor setiap saat, tentu saja membawa konsekuensi bagi pemakai atau user. Hal ini disebabkan perangkat lunak juga ikut berkembang mengikuti kecepatan prosesor dengan menambahkan fitur-fitur baru yang disesuaikan dengan spesifikasi prosessor. Hal ini bertujuan agar kinerja perangkat lunak dan keras bisa terintegrasi satu dengan yang lainnya. Perubahan ini menuntut para pemakai user harus mengikuti perkembangan dunia teknologi informasi kususnya komputer. Bila perkembangan tidak diikuti maka terjadi kesenjangan antara pemakai dan komputer. Pemakai mengalami kesulitan dalam menjalankan program aplikasi. Saat user berinteraksi dengan komputer, dipengaruhi oleh perilaku pemakai dalam menggunakan komputer (Computer
attitude).
Apakah
pemakai
merasa
optimis
bahwa
dengan
menggunakan komputer akan menyelesaikan pekerjaannya atau sebaliknya menjadi pesimis terhadap komputer bahkan merasa diintimidasi untuk harus
8
menggunakan komputer. Karena bagaimanapun computer attitude berpengaruh terhadap pemakai, sampai seberapa dalam pemakai dapat memaksimalkan komputernya untuk mendukung pekerjaannya. Untuk itulah pelatihan atau training perlu diadakan secara berkala untuk meminimalisasi kesenjangan antara pemakai dengan komputer. Kepuasan kerja akan sangat mempengaruhi pekerja untuk bekerja produktif karena kepuasan kerja dapat menunjang perilaku baik pekerja itu. Igbaria et all (1989, 25) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dalam menggunakan teknologi informasi adalah karakteristik demografi, sikap pengguna komputer (Personality) dan gaya berpikir (Cognitive Style). Sedangkan menurut Zeffane (1994,44) ada tiga faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dalam menggunakan teknologi informasi. Faktor-Faktor tersebut adalah penggunaan komputer itu sendiri, demografi dan karakteristik pekerjaan serta pelatihan komputer yang pernah diterima. Menurut Ferguson et all (1997) menyatakan bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu: computer attitude (sikap pengguna komputer), computer usage dan machine enjoyment sedangkan menurut Reetta Raitoharju menemukan beberapa faktor kepuasan kerja berkaitan dengan TI yaitu skills dan expectations. Dari pendapat di atas bisa ditarik pengertian bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai dikaitkan dengan teknologi informasi. Tetapi apakah pengertian ini berlaku juga untuk pegawai negeri pemerintah Badan Pertanahan Nasional di Jawa Tengah.
9
Menghadapi tantangan tersebut di atas, pemerintah kiranya perlu melakukan upaya peningkatan kualitas SDM. Perlu diadakannya pelatihan bagi para pegawai pemerintahan mengenai teknologi. Karena teknologi berubah secara cepat maka para pegawai perlu disiapkan juga dengan mental yang mau belajar dan tanggap menanggapi perubahan. Sehubungan dengan kendala kultural yang ada, kesiapan Indonesia untuk menerapkan eGovernment tergantung dari komitmen
dari
pegawai
publik
untuk
mau
membagi
informasi
serta
memperlakukan masyarakat seperti "pelanggan". (Windraty Siallagan, Web Badan Akuntansi Negara, 2005)
1.2. Rumusan Masalah Dengan latar belakang permasalahan di atas, penggunaan teknologi informasi diharapkan mampu meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja pegawai pemerintah khususnya di kelurahan kota semarang di kota Semarang.. Dalam penelitian ini permasalahan yang dikaji meliputi: a. Bagaimana deskripsi dan kontribusi pengukuran karakteristik pemakai komputer dari sisi demografi, sikap dan pelatihan. b. Bagaimana pengaruh karakteristik pemakai komputer terhadap penggunaan komputer pegawai di kelurahan kota semarang di kota Semarang? c. Bagaimana pengaruh karakteristik pemakai komputer terhadap kepuasan kerja pegawai di kelurahan kota semarang di kota Semarang? d. Bagaimana pengaruh penggunaan komputer terhadap kepuasan kerja pegawai di kelurahan kota semarang di kota Semarang? e. Bagaimana pengaruh karakteristik pemakai komputer terhadap kinerja pegawai di kelurahan kota semarang di kota Semarang?
10
f. Bagaimana pengaruh penggunaan komputer terhadap kinerja pegawai di kelurahan kota semarang di kota Semarang? 1.3. Urgensi Penelitian a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada khasanah ilmu pengetahuan serta dapat memberikan informasi dalam bidang manajemen sumberdaya manusia di Indonesia kususnya di sektor pemerintahan, kaitanya dengan teknologi informasi. Dirasakan bahwa penelitian ini masih relative terbatas apabila dibandingkan dengan penelitian sejenis, sehingga masih diperlukan pengembangan lebih lanjut. b. Melalui penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap penelitian sumber daya manusia (SDM), khususnya yang berkaitan dengan teknologi informasi dan pemerintah. Penelitian ini juga diharapkan untuk bisa menjadi sumbangan terhadap penelitian berikutnya khususnya penelitian yang sejenis 1.4. Potensi Luaran Penelitian ini akan menghasilkan potensi luaran berupa: 1.
Publikasi artikel ilmiah tingkat nasional.
2.
Kebijakan strategis pada pemerintah untuk menyiapkan SDM dalam menuju kantor elektronik pemerintahan yang disebut Egovermnent
3.
Model untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia pada penggunaan teknologi informasi pada kantor elektronik pemerintahan.
11
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Teknologi Informasi Banyak pihak berpendapat bahwa penggunaan Teknologi Informasi (TI) mendukung penerapan Good Governance, sehingga keduanya berhubungan. Tetapi hubungan antara TI dan Good Governance serta implikasi yang dihasilkannya dari hubungan tersebut relative belum banyak terdefinisikan. Penelitian ini akan mencari hubungan karakteristik-karakteristik diatas berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi (komputer) serta kepuasan kerja di pegawai pemerintahan dalam hal ini adalah Badan Pertanahan Negara, yang sudah mengeluarkan kebijakan penerapan komputerisasi didalam pelayanan masyarakat. B. Karakteristik Individu, Kekawatiran dan Sikap Terhadap Komputer Umur mempunyai korelasi positif dengan kekawatiran komputer dan berkorelasi negatif dengan sikap terhadap komputer (Raub,1981). Manajer yang berusia lebih tua mempunyai pengetahuan komputer yang jelek dan tidak pernah mengikuti training, padahal pengetahuan komputer selalu mengalami perubahan yang sangat cepat. Konsekwensi akan hal ini adalah mudah terpengaruh atas kekawatirannya terhadap komputer dan sikap terhadap komputer semakin menurun. Di pihak lain, pendidikan mempunyai korelasi yang negatif terhadap kekawatiran komputer dan mempunyai korelasi yang positif berkaitan dengan sikap terhadap komputer. (Gutek & Bikson, 1985; Raub, 1981). Hasil temuan dari
12
penelitian Igbaria dan Parasuraman tersebut adalah model baru seperti pada Gambar 1. DEMOGRAPHIC -Gender. -Age -----------------------Education-----------------Level Organisasi
PERSONALITY -Trait Anxiety -External Loculs of Control -Math Anxienty-------------Level Organisasi---------
COMPUTER ANXIENTY
MICROCOMPUT ER ATTITUDE
COGNITIVE STYLE -Feeling-Thinking ------
-Intuitive-Sensing
Sumber : Sumber: Igbaria dan Parasuraman 1989; 382 Gambar: 1 Model Karakteristik Individu, Computer Anxienty dan Attitude Jenis kelamin, tingkat organisasi, sifat kekawatiran dan perasaan intuitif tidak signifikan berhubungan dengan kekawatiran kepada komputer dan sikap terhadap komputer. Sedangkan faktor-faktor yang signifikan adalah umur, pendidikan, external Locus of control, kekawatiran terhadap matematika dan pola pikir. Umur, pendidikan, External Locus of control, Kekawatiran Matematika, dan pola pikir berhubungan secara langsung dengan sikap pengguna komputer, sedangkan umur dan pola pikir tidak secara signifikan terhadap kekawatiran komputer. C. Relasi Sikap dan Penggunaan Komputer
13
Menurut hasil penelitian Ferguson dan Nevell (1996; 113), kesenangan akan komputer tidak berpengaruh secara langsung terhadap penggunaan komputer, kesenangan akan komputer berpangaruh secara tidak langsung terhadap penggunaan komputer (computer usage) melalui sikap ( computer attitude) seperti Gambar 3. 0.230
SIKAP
KESENANGAN
0.321
PENGGUNAAN 0.156 Sumber : Ferguson, 1997;41
Gambar: 2 Koefisien Path Model Kesenangan, Sikap dan Penggunaan Sumber : Ferguson ,1996;121 Menurut hasil penelitian Ferguson (1997;41) persepsi kemudahan dalam penggunaan (Perceived ease of Use) dan persepsi manfaat (Perceived Usefulness) , computer anxiety adalah faktor penting yang berpengaruh terhadap sikap (microcomputer attitude), Computer Anxiety berpengaruh secara negatif terhadap sikap. Sedangkan Persepsi kemudahan dalam penggunaan (Perceived ease of Use) dan persepsi manfaat (Perceived Usefulness) berpengaruh secara positif terhadap sikap. Penelitian penggunaan komputer oleh perangkat desa di Propinsi Jawa Tengah menunjukan bahwa sikap pengguna berpengaruh terhadap penggunaan komputer (Yuventius Tyas, 2012, 489). D. Karakteristik Demografi Pegawai
14
Karakterisitik merupakan ciri atau sifat yang berkemampuan untuk memperbaiki kualitas hidup, sedangkan karakteristik individu adalah ciri kas yang menunjukkan perbedaan seseorang tetang motivasi, inisiatif, kemampuan untuk tetap tegar menghadapi tugas sampai tuntas atau memecahkan masalah atau bagaimana menyesuaikan perubahan yang terkait erat dengan lingkungan yang mempengaruhi kinerja individu. Seseorang sempat dipengaruhi oleh karakteristik individunya baik ketika sebagai manajer ataupun sebagai bawahan yang kontribusinya dalam pengambilan keputusan dan bertindak yang sangat erat kaitannya dengan kinerja organisasi. Adapun yang mempengaruhi individu tersebut antaralain: kapasitas belajar, kemampuan dan ketrampilan, latar belakang keluarga,
umur,
jenis
kelamin,
pengalaman
(Gibson,
1996
dalam
Dalimunthe,2002:43) Dalam hal-hal diatas, dapat dikemukakan bahwa karakteristik yang akan diteliti terdiri dari Umur, Tingkat Pendidikan, Masa Kerja yang akan dijadikan sebagai parameter untuk mengukur karakteritik demografi berkaitan dengan penggunaan Komputer.
Jenis kelamin tidak dimasukkan didasarkan hasil
penelitian Igbaria dan Parasuraman (1989; 382) dimana Jenis kelamin tidak signifikan berhubungan dengan ketertarikan kepada komputer dan juga tidak berhubungan dengan sikap pemakai komputer. Sedangkan faktor-faktor yang signifikan adalah umur, pendidikan, external Locus of control, ketertarikan terhadap matematika dan pola pikir. 1. Umur
15
Dalam meneliti 166 manajer ditemukan bahwa umur berhubungan secara langsung dengan perilaku penggunaan komputer (Igbaria, Parasuraman, 1989; 373). Seterusnya dari data yang ada dapat disimpulkan bahwa hubungan antara umur dan sikap terhadap komputer adalah negatif, yang berarti bahwa semakin tinggi umur manajer maka perilaku penggunaan komputer semakin menurun. Umur tidak signifikan berkorelasi dengan ketertarikan terhadap komputer. Zeffane juga memasukkan umur sebagai faktor yang diteliti sehubungan dengan
kepuasan kerja. Umur mempunyai konribusi terbesar dibanding
pendidikan dan masa kerja terhadap penggunaan komputer di Kantor Kepala Desa Propinsi Jawa Tengah, akan tetapi ketiganya berpengaruh terhadap penggunaan computer. (Yuventius Tyas CP, 2012, 493). 2. Pendidikan Pendidikan merupakan salahsatu unsur yang dapat merubah sikap dan perilaku, meningkat dan mengembangkan pola pikir, wawasan serta memudahkan menyerap informasi yang sifatnya membawa pembaharuan dan kemajuan. Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan pengertian yang meliputi pengembangan mental dan ketrampilan yang digunakan oleh seseorang dalam memecahkan masalah secara efektif. Pendidikan memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan proses belajar yang merupakan proses perubahan struktur kognitif. Apabila seseorang belajar maka akan bertambah pengetahuannya. 3. Masa kerja Telah dilakukan tinjauan ulang yang meluas hubungan antara senioritas dan produktivitas. Sementara kinerja masalalu cenderung dikaitkan dengan
16
keluaran dalam posisi baru, senioritas bukanlah merupakan penentu yang baik bagi produktivitas. Dengan kata lain jika semua hal lain sama, tidak da alasan untuk meyakini bahwa orang-orang yang telah lebih lama berada pada suatu pekerjaan akan lebih produktif dibandingkan dengan karyawan yang senioritasnya lebih rendah. Seperti dengan absensi, masa kerja juga merupakan variabel yang ampuh dalam menjelaskan pergantian pegawai. Secara konsisten ditemukan bahwa masa kerja berhubungan negatif dengan pergantian karyawan dan telah disarankan sebagai salahsatu peramal tunggal yang paling baik pergantian. Lagi pula, konsisten dengan riset yang menyarankan perilaku masa lalu merupakan peramal yang terbaik dari perilaku masa depan. Bukti menandakan bahwa masa kerja paska suatu pekerjaan sebelumnya dari seorang karyawan merupakan suatu peramal yang ampuh dari keluarnya karyawan itu di masa depan.Bukti menunjukan bahwa masa kerja dan kepuasan saling berkaitan secara positif. Memang bila usia dan masa kerja diperlakukan secara terpisah, tampaknya masa kerja akan merupakan peramal yang lebih konsisten dan mantap dari kepuasan kerja daripada usia kronologis. E. Sikap Pemakai Komputer Sebagai landasan utama pengukuran sikap adalah pendefinisian sikap yang dikemukakan terdahulu dimana sikap terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) terhadap objek tersebut (Mar'at 1984,67). Skala sikap adalah kumpulan pertanyaan mengenai objek sikap. Dari respon subjek pada
17
pertanyaan tersebut kemudian dapat diambil kesimpulan mengenai arah dan intensitas seseorang. Pada beberapa bentuk skala dapat pula diungkap mengenai keluasan dan konsistensi sikap (Azwar, 1995, 44). Pertanyaan-pertanyaan atau item yang membentuk skala sikap kemudian dikenal dengan nama pernyataan (statement). Statement sendiri didefinisikan sebagai pernyataan yang menyangkut objek psikologi (Mar'at, 1984, 67). Sikap dapat didefinisikan dalam banyak versi. Menurut Azwar (1995, 45) sikap dapat dapat dikategorikan ke dalam tiga orientasi pemikiran, yaitu: yang berorientasi pada respon, yang berorientasi pada kesiapan respon, dan yang berorientasi pada skema triadik. a. Berorientasi pada Respon Orientasi ini diwakili oleh para ahli seperti Louis Thurstone, Rensis Likert, dan Charles Osgood. Dalam pandangannya, sikap adalah suatu bentuk atau reaksi perasaan. Secara lebih operasional sikap terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau memihak (unfavorable) terhadap objek tersebut (Berkowitz dalam Azwar 1995,46). b. Berorientasi pada Kesiapan Respon Orientasi ini diwakili oleh para ahli seperti Chave, Bogardus, LaPierre, Mead, dan Allport. Konsepsi yang diajukan ternyata lebih kompleks. Menurut pandangan orientasi ini, sikap merupakan kesiapan untuk untuk bereaksi terhadap objek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan ini berarti kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan kepada suatu
18
stimulus yang menghendaki adanya respons. Sikap oleh LaPierre (dalam Azwar 1995, 47) dikatakan sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial; atau secara sederhana sikap adalah respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. c. Berorientasi pada Skema Triadik Menurut pandangan orientasi ini, sikap merupakan konstelasi komponenkomponen kognitif, afektif, dan konatif (Psikomotorik) yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek. Secord dan Backman (dalam Azwar 1995,47) mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek lingkungan sekitarnya. Dari teori-teori diatas terdapat tiga variabel berkaitan dengan sikap (computer attitude) yaitu cognitive, affective, konatif atau behavioral elements ( Igbaria 1989; 378, Howard 1986, Howard and Smith 1986, Raub 1991 ,Reece & gable 1982, Swason 1982). F. Pelatihan Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. (Mathis, 2002;7). Pelatihan menyediakan para pegawai dengan pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta ketrampilan yang digunakan dalam pekerjaannya saat ini. Berkaitan dengan biaya pelatihan, aksioma lama di dalam manajemen Sumber daya Manusia adalah ketika keadaan menjadi sulit, pelatihan adalah pengeluaran pertama yang dipangkas. Oleh karena itu, sering pengeluara untuk
19
pelatihan dikurangi secara signifikan. Akan tetapi, terdapat peningkatan jumlah pengusaha yang menyadari bahwa pelatihan bukan hanya biaya, tetapi merupakan investasi dalam aset manusia dalam organisasi yang akan menguntungkan keseluruh organisasi.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
BIAYA Gaji Pelatih Materi Untuk pelatihan Biaya hidup untuk pelatih dan peserta pelatihan Biaya untuk fasilitas Peralatan Transportasi Gaji peserta pelatihan Biaya kesempatan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
KEUNTUNGAN Peningkatan Produktivitas Menurunnya kesalahan kerja Menurunnya tingkat pergantian karyawan Berkurangnya keperluan untuk pengawasan kerja Kemampuan untuk meningkatkan diri Kemampuan-kemampuan baru Perubahan sikap
Sumber Mathis, 2002;7 Gambar: 3 Perbandingan Biaya dan Keuntungan dari Pelatihan
Gambar 3 menunjukkan sejumlah biaya dan keuntungan yang dihasilkan dari suatu pelatihan. Sementara beberapa keuntungan sulit di kuantitatifkan, perbandingan antara baiaya dan keuntungan yang diasosiasikan dengan suatu pelatihan tetap menjadi sara terbaik untuk menentukan apakah suatu pelatihan efektif dari segi biaya. Dari uraian diatas maka untuk mengukur variabel pelatihan ini akan menggunakan dua parameter yaitu frekwensi dan durasi. Frekwensi adalah jumlah pelatihan komputer yang pernah diikuti dan durasi adalah jumlah jam pelatihan yang diikuti. G. Pemakai Komputer
20
Lee Gardenswartz dan Anita Rowe, kelompok ahli dalam masalah perbedaan, menunjukkan 4 tahap dalam perbedaan untuk menunjukan letak perbedaan setiap orang. Adapun tahap tersebut adalah kepribadian, dimensi internal, dimensi eksternal dan dimensi organisasi, seperti pada gambar 4.
Sumber Kreitner, 2003; 46 Gambar: 4 Empat Tahap Perbedaan
Gambar 4 menunjukkan bahwa kepribadian ada di tengah-tengah roda perbedaan. Kepribadian ada di tengah karena menunjukan kestabilan karakter yang merupakan tanggungjawab setiap individu. Tahap berikutnya adalah kelompok dimensi internal yang mengacu kepada dimensi utama perbedaan.terdiri dari Unur, Jenis Kelamin, Orientasi seksual, Kemampuan fisik, Etnis, dan Ras.
21
Dimensi ini, sebagian besar, tidak bisa di kontrol, tetapi sangat berpengaruh pada sikap, harapan, dan asumsi pada orang lain, yang akhirnya akan mempengaruhi tingkah laku. Tahap berikutnya adalah Dimensi eksternal, menunjukkan perbedaan internal yang dapat dipengaruhi dan dikontrol. Terdiri atas Lokasi geografis, Penghasilan, Kebiasaan pribadi, kebiasaan berkreasi, agama, latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, penampilan, status/dominasi orang tua, status perkawinan. Dimensi ini berpengaruh secara signifikan pada cara pandang, tingkah laku, dan sikap. Sedangkan dimensi yang terakhir adalah dimensi organisasi yang meliputi keahlian, fungsi kerja, dan lokasi kerja. (Kreitner, 2003;43) H. Penggunaan Komputer Tidak semua Pengguna komputer memiliki tingkat pengetahuan komputer yang sama. Pengguna komputer ini dapat digolongkan menjadi empat golongan berdasarkan kemampuan komputer yaitu pemakai tingkat menu, pemakai akhir tingkat perintah, programer, pendukung fungsional. (Mc.Leod, 1994; 48) Zeffane pada tahun 1994 menyatakan TI khususnya komputer sebagai teknologi yang selalu baru layak dimanfaatkan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Karena dengan komputer dapat merubah pola kerja seperti yang dikemukakan Ribhan-2001. Terdapat tiga dimensi untuk mengukur variabel penggunaan komputer yaitu fungsi penggunaan, frekwensi penggunaan dan tingkat ketergantungan (Zeffane, 1994;13). Fungsi penggunaan berkaitan dengan perencanaan, pembuatan program, pembuatan Laporan dan pelaksanaan program. Untuk frekwensi penggunaan didasarkan pada nilai rata-rata jumlah jam didalam
22
menggunakan komputer berkaitan dengan pekerjaan. Dan tingkat ketergantungan diukur dengan tanggapan jika komputer yang dipakai sehari-hari mengalami kerusakan, dikaitkan dengan pekerjaan. I. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja (Job Satisfaction) mengacu kepada sikap individu secara umum terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya; seorang yang tidak puas dengan pekerjaanya mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaanya. (Robbins, 2002; 36) Kepuasan kerja akan sangat mempengaruhi pekerja untuk bekerja produktif karena kepuasan kerja dapat menunjang perilaku baik bagi pekerja itu sendiri (Ma’mun dan Dewabrata, 1995) Kepuasan kerja dapat juga didefinisikan sebagai rangkaian perasaan senang atau tidak senang dan emosi seorang pekerja berkenaan dengan pekerjaannya, sehingga merupakan penilaian karyawan terhadap perasaan menyenangkan, positif tidak terhadap pekerjaannya (Smith et all dalam Luthans, 1995). Kepuasan kerja menunjukan pada sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya dan harapannya pada organisasi tempat ia bekerja. Pegawai yang termotivasi, puas dan produktif merupakan salah satu dari orang yang : 1. Memiliki manfaat dari pekerjaan yang dilaksanakan. 2. Memiliki tanggungjawab untuk hasil pekerjaanya. 3. Memperoleh pengetahuan dari hasil pekerjaannya.
23
Pencapaian tiga kondisi psikologis ini memperkuat karyawan memanfaatkannya sebagai motivasi internal untuk melanjutkan kinerja yang telah berhasil baik. (Mangkuprawira, 2001,65) J. Kinerja Pegawai Penilaian kinerja adalah proses evaluasi seberapa baik karyawan mengerjakan pekerjaannya ketika dibandingkan dengan satu set standar, dan kemudian mengkomunikasikannya dengan para karyawan. Penilaian demikian ini juga disebut sebagai penilaian karyawan, evaluasi karyawan, tinjauan karyawan, evaluasi kinerja dan penilaian hasil. (Mathis,2002;81) Kinerja adalah hasil kerja seorang pegawai selama periode tertentu dibanding
dengan
berbagai
kemungkinan
misalnya
sasaran
organisasi/taget/kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu yang disepakati bersama. Tabel 2 Kategori Dasar Atribusi
Kinerja Baik
Kinerja Jelek
INTERNAL (PRIBADI) 1. Kemampuan Tinggi 2. Kerja Keras
EKSTERNAL (INGKUNGAN) 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3.
Pekerjaan mudah Nasib baik Bantuan dari rekan-rekan kerja Pimpinan yang baik 1. Kemampuan rendah Pekerjaan Sulit 2. Upaya sedikit Nasib Buruk Rekan-rekan kerja tidak produktif 4. Pimpinan yang tidak simpatik Sumber : Timpe 2002;33
Dalam kebanyakan kasus, tidak mudah untuk mengidentifikasi hasil tertentu sebagai hasil langsung dari kegiatan seorang pekerja. Hal ini terutama
24
sekali terlihat pada staff personalia dan perseorangan yang mempunyai kerja intrinsik sebagai bagian kelompok. Perilaku seorang manajer perencanaan dapat digunakan sebagai tujuan evaluasi kinerja yang mencakup ketepatan waktu dalam memberikan laporan bulanan atau kesesuaian gaya kepemimpinan yang diperlihatkan manajer. Perilaku seorang tenaga penjualan dapat diukur dalam suatu rata-rata berdasarkan kontak kunjungan yang dibuat perhari atau hari sakit yang digunakan pertahun. Penilaian kinerja yang akurat dapat dilakukan dengan menggabungkan tiga pendekatan penilaian kinerja. Dengan metode ini, para manajer akan lebih dapat mengetahui apakah setiap masalah kinerja karyawan disebabkan oleh kurangnay ketrampilan atau upaya atau kondisi-kondisi diluar kendalinya. K. Penerapan Teknologi Informasi di Pemerintah Electronic Government (e-Government) mendapat sorotan karena dianggap dapat menjadi pemacu dari penggunaan Telematika. Dikaitkan dengan otonomi daerah, maka
peranan Telematika menjadi penting bagi Pemerintah Daerah.
Berbagai aktivitas dari Pemerintah Daerah terkait dengan informasi. Contoh dari “komoditas informasi” antara lain: 1. Sertifikat (akte kelahiran, tanah, dll.) 2. Perijinan (perusahaan, dll.) 3. Koordiniasi (antar departemen, biro, dengan Pemerintah Pusat, dsb.) 4. Hubungan masyarakat (public relation, informasi tentang kemampuan daerah, investasi, dll.)
25
Sama halnya dengan kebutuhan individual, maka perlu diteliti juga kebutuhan informasi yang terkait dengan Pemerintah. Dari kebutuhan informasi tersebut baru dapat diidentifikasi aplikasi yang terkait.
26
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 2.1. Tujuan Penelitian Berdasarkan latarbelakang serta perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dirumuskan sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan dan mengukur karakteristik pemakai komputer dari sisi demografi, sikap dan pelatihan Menganalisis kontribusi Karakteristik Demografi, Sikap dan Pelatihan pada karakteristik pemakai komputer. 2. Menganalisis pengaruh Karakteristik Pemakai Komputer
terhadap
Penggunaan Komputer. 3. Menganalisis pengaruh Karakteristik Pemakai Komputer terhadap Kepuasan Kerja. 4. Menganalisis pengaruh Penggunaan Komputer terhadap Kepuasan Kerja Pegawai. 5. Menganalisis pengaruh Karakteristik Pemakai Komputer terhadap Kinerja.
2.2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Penelitian Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada khasanah ilmu pengetahuan serta dapat memberikan informasi dalam bidang manajemen sumberdaya manusia di Indonesia kususnya di sektor pemerintahan, kaitanya dengan teknologi informasi. Dirasakan bahwa penelitian ini masih relative terbatas apabila dibandingkan dengan penelitian sejenis, sehingga masih diperlukan pengembangan lebih lanjut. Melalui penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap penelitian sumber daya manusia (SDM), khususnya yang berkaitan dengan teknologi informasi dan pemerintah. Penelitian ini juga diharapkan untuk
27
bisa menjadi sumbangan terhadap penelitian berikutnya khususnya penelitian yang sejenis . 2. Manfaat Penelitian Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan solusi baru terhadap pemerintah dan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam membuat kebijakan bagi pengambil keputusan, kususnya kebijakan yang berkaitan dengan sumberdaya manusia dan teknologi informasi. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan untuk mampu memotivasi terwujudnya Good Governance di Indonesia kususnya di Badan Pertanahan Negara yang berbasis teknologi informasi, dapat digunakan secara benar dalam setiap proses kebijakan yang meliputi perancangan, pembuatan, pelaksanaan dan evaluasi. 3. Manfaat Penelitian Bagi Masyarakat Pelayanan yang baik pada jaman sekarang tidak lepas dengan penerapan teknologi iInformasi. Penerapan ini bisa berjalan secara optimal jika terdapat SDM yang bermutu. Diharapkan penelitian ini bisa mendukung terwujudnya Good Governance di Indonesia yang memberikan pelayanan bermutu dan memuaskan bagi masyarakat.
28
BAB 4 METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian Metode utama penelitian ini menggunakan penelitian survei, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok (Singarimbun dan Effendy, 1995: 3). 1 . Tujuannya adalah untuk menguji hipotesis mengenai hubungan antara variabel variabel yang diteliti. 2. Informasi yang diperlukan didefinisikan dengan jelas. 3. Proses penelitian formal dan terstruktur. 4. Menggunakan sampel yang relatif besar dan representatif. 5. Analisis data menggunakan teknik kuantitatif Data primer dapat terserap dan para pegawai pemerintah di instansi Badan Pertanahan Nasional Kota/Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah sebagai responden melalui pemberian kuesioner yang dapat langsung diisi setelah melakukan proses transaksi, di mana asisten peneliti adalah rekan sejawat peneliti. Apabila responden cukup tersedia waktu luang, maka kuesioner dapat langsung diisi dan apabila responden tidak berkesempatan untuk melakukannya pada saat ini, maka kuesioner dapat dibawa pulang dan diharapkan dikembalikan pada peneliti atau asisten. Dengan demikian akan diperoleh efisiensi serta tidak memberatkan responden dan dari kegiatan tersebut diharapkan memberikan nilai keterlibatan responden.
29
B. Variabel Penelitian 1. Klasifikasi Variabel Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dan hipotesis penelitian yang diajukan, maka variabel-variabel yang akan dianalisis terdiri dari dua macam, yaitu : a. Variabel endogen, yaitu variabel yang nilainya ditentukan atau dipengaruhi oleh
nilai variabel lain. Pada penelitian ini variabel endogen meliputi
variabel Kepuasan dan Kinerja. b. Variabel eksogen, yaitu variabel yang nilainya tidak ditentukan atau tidak dipengaruhi variabel lain. Variabel eksogen dalam penelitian ini meliputi variabel karakteristik Pemakai Komputer (karakteristik Demografi, sikap pemakai komputer dan pelatihan komputer) dan variable Pengunaan Komputer . Adapun tabel variabel konstruk dan variabel indikator yang akan diteliti diuraikan dalam tabel 4 Tabel 4 Konstruk dan Variabel Indikator Variabel Laten
X1. Karakteristik Pemakai Komputer (USER)
Second Order Corfirmatory X1.1. Karakteristik Demografi
Variabel indikator X1.1.1. Umur X1.1.2. Tingkat Pendidikan X1.1.3. Masa Kerja
Item X1.1.1. Persepsi Umur sebagai indikator karakteristik demografi X1.1.2. Persepsi tingkat Pendidikan Formal sebagai indikator karakteristik demografi
30
X1.2. Sikap
X1.2.1. Kognitif
X1.2.2. Afektif
X1.2.3. Psikomotorik
X1.1.3.persepsi Masa Kerja sebagai indikator karakteristik demografi X1.2.1.1. Komputer mengurangi banyak pekerjaan yang dilakukan manusia X1.2.1.2.Dengan Komputer Pekerjaan menjadi mudah dan cepat selesai X1.2.1.3. Memberikan banyak kesempatan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. X1.2.1.4. Komputer mencegah penyelewengan keuangan .
X1.2.2.1. Tidak takut berbuat salah didalam menggunakan komputer. X1.2.2.2. Tidak merasa kesulitan menjalankan program aplikasi. X1.2.2.3. Merasa mudah untuk mempelajari penggunaan komputer X1.2.2.4. Senang bekerja menggunakan komputer X1.2.2.5. Merasa percaya diri ketika menggunakan
31
komputer. X1.2.3.1. Jika ada komputer maka saya pasti akan berusaha menggunakannya. X1.2.3.2. Komputer meningkatkan semangat kerja. X1.2.3.3. Saya tahu persis kegunaan komputer didalam membantu perkerjaan saya
X1.3. Pelatihan
X1.3.1. Frekwensi Pelatihan
X1.3.2. Durasi
X1.3.3. Materi
X2.Penggunaan IT
X2.1. Fungsi Penggunaan
X1.3.1.1. Persepsi Jumlah pelatihan komputer yang pernah diikuti sebagai parameter pelatihan X1.3.2.1. Persepsi Jumlah hari pelatihan komputer yang pernah diikuti sebagai parameter pelatihan. X1.3.3.1. Persepsi Tingkat pemahaman Materi pelatihan sebagai parameter pelatihan X2.1.1. Untuk membuat rencana kerja. X2.1.2. Komputer untuk mengerjakan program kerja.
X2.1.3. Membuat dan menyelesaikan laporan kerja. X2.1.4. Untuk Mencari informasi. X2.1.5. Menyimpan
32
X2.2. Frekwensi Penggunaan
X2.3.Tingkat ketergantungan
Y1. Penggunaan
Y1.1. Fungsi
data informasi. X2.2.1 Persepsi Frekwensi Penggunaan perhari X2.2.2 Persepsi Lamanya penggunaan perhari X2.3.1.Jika komputer mengalami kerusakan maka saya tidak bisa bekerja X2.3.2.Pekerjaan saya banyak terbengkelai jika komputer sering rusak Y1.1.1. Mengerti fungsi dari aplikasi sofware. Y1.1.2. Memudahkan mencari dan menyimpan informasi
Y1.2. frekwensi
Y1.3. Ketergantungan
Y1.2.1. Frekwensi penggunaan komputer Y1.3.2 Rata rata jam penggunaan komputer
Y1.3.1. Mudah mendapatkan informasi Y2. Kinerja
Y2.1. Kulitas Hasil
Y2.2. Kualitas Pelayanan Y2.2. Ketepatan
Y2.1 Pada umunya kualitas hasil kerja sesuai dengan standar yang diinginkan. Y2.2 Bisa melayani dengan baik.
33
Waktu
Y2.2 Tugas selalu selesai tepat waktu.
Untuk memperjelas pengukuran konstruk dan dimensi-dimensi yang diteliti berikut disampaikan definisi konsep dan definisi operasional. 2. Definisi Konseptual Variabel Suatu Konsep adalah sejumlah pengertian atau karakteristik yang dikaitkan dengan peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan perilaku tertentu (Kuncoro, 2003). Definisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Karakteristik Pemakai komputer Karakteristik adalah merupakan perbedaan antar manusia (dalam hal ini adalah pemakai komputer) yang menunjukkan hal-hal yang tidak selalu sama dan serupa diantara setiap manusia, dibagi menjadi empat tahap yaitu kepribadian, dimensi internal dan dimensi eksternal, serta dimensi organisasi. (Kreitner, 2003; 44). Variabel ini diukur melalui 3 second order confirmatory faktor yaitu Karakterisik Demografi, Sikap Terhadap Komputer dan Pelatihan Komputer. b. Penggunaan Komputer. Penggunaan Komputer adalah berbagai kegiatan penggunaan komputer berkaitan dengan pekerjaan yang menjadi tanggungjawab pegawai yang tercermin dalam fungsi penggunaan, frekwensi penggunaan dan tingkat ketergantungan (Zeffane, 1994;4). Fungsi penggunaan berkaitan dengan perencanaan, pembuatan program, pembuatan laporan dan pelaksanaan program. Untuk frekwensi
34
penggunaan didasarkan pada nilai rata-rata jumlah jam didalam menggunakan komputer berkaitan dengan pekerjaan. Dan tingkat ketergantungan diukur dengan tanggapan jika komputer yang dipakai sehari-hari mengalami kerusakan, dikaitkan dengan pekerjaan. c. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah respon emosional terhadap situasi kerja, seberapa baik hasil yang diperoleh dan respon sikap yang terkait sebagai sumber kepuasan pekerjaan (Russel dan Cooper 1994; 45) d. Kinerja Kinerja adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. yang mempengaruhi seberapa banyak karyawan memberi kontribusi kepada organisasi berupa kualitas hasil, kualitas pelayanan dan kuantitas waktu (Mathis 2002;78). 3. Definisi Operasional a. Karakteristik Pemakai Komputer Karakteristik Demografi adalah merupakan perbendaan antar pemakai komputer yang diukur dengan parameter umur, tingkat pendidikan dan masa kerja. Umur merupakan indikator persepsi pegawai berkaitan dengan umur dalam menentukan karakteristik demografi. Skala yang digunakan adalah skala Likert. Pendidikan merupakan indikator persepsi pendidikan tertinggi pegawai yang diperoleh dalam pendidikan formal didalam menentukan karakteristik demografi. Skala yang digunakan adalah skala Likert. Masa Kerja merupakan indikator persepsi masa kerja pegawai didalam menentukan karakteristik demografi. Skala yang digunakan adalah sekala Likert.
35
Sikap adalah sikap pegawai berkaitan dengan komputer yang disediakan oleh kantor untuk membantu pekerjaannya. Sikap diukur dengan menggunakan 3 indikator yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik Kognitif adalah persepsi, kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai komputer. Diukur dengan menggunakan skala Likert (1) sangat tidak setuju; (2) tidak setuju;(3) cukup setuju; (4) setuju; (5) sangat setuju Afektif adalah merupakan perasaan individu terhadap objek komputer yang disediakan oleh instansi untuk membantu pekerjaannya. Diukur dengan menggunakan skala Likert (1) sangat tidak setuju; (2) tidak setuju;(3) cukup setuju; (4) setuju; (5) sangat setuju. Psikomotorik adalah kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap komputer dengan cara-cara tertentu. Diukur dengan menggunakan skala Likert (1) sangat tidak setuju; (2) tidak setuju;(3) cukup setuju; (4) setuju; (5) sangat setuju. Pelatihan adalah suatu proses atau kegiatan yang direncanakan oleh instasi dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan ketrampilan dibidang komputer. Indikator dari pelatihan adalah frekwensi, durasi dan materi. Frekwensi pelatihan adalah persepsi pegawai berkaitan dengan jumlah pelatihan komputer yang pernah diikuti baik yg dilakukan oleh instansi maupun diluar instansi dalam menentukan tingkat pelatihan . Diukur dengan menggunakan skala Likert. Durasi adalah persepsi pegawai tentang akumulasi jumlah hari dari pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti untuk mengukur tingkat pelatihan. Diukur dengan menggunakan skala Likert.
36
Materi adalah persepsi pegawai berkaitan dengan tingkat pemahaman atas materi yang diterima saat pelatihan dalam mengukur tingkat pelatihan. Pemahaman materi diukur dengan menggunakan skala Likert. b. Penggunaan Komputer Merupakan berbagai kegiatan penggunaan komputer oleh pegawai KELURAHAN KOTA SEMARANG berkaitan dengan pekerjaan yang menjadi tanggungjawab pegawai tercermin dalam fungsi penggunaan, frekwensi penggunaan dan tingkat ketergantungan. Fungsi penggunaan merupakan kegiatan kerja oeh pegawai KELURAHAN KOTA SEMARANG dengan menggunakan komputer, berkaitan dengan perencanaan, pembuatan program, pembuatan laporan dan pelaksanaan program. Komputer untuk perencanaan merupakan tanggapan pegawai berkaitan dengan fungsi penggunaan untuk membuat rencana kerja, diukur dengan skala Likert. Komputer untuk membuat program kerja merupakan tanggapan pegawai berkaitan dengan fungsi penggunaan untuk mengerjakan tugas keseharian, diukur dengan skala Likert. Komputer untuk membuat laporan merupakan Tanggapan pegawai KELURAHAN KOTA SEMARANG KOTA SEMARANG berkaitan dengan fungsi penggunaan komputer untuk menyelesaikan laporan kerja, diukur dengan menggunakan skala Likert Komputer untuk pelaksanaan program merupakan tanggapan pegawai KELURAHAN KOTA SEMARANG berkaitan dengan fungsi penggunaan komputer untuk mencari segala informasi yang dibutuhkan, diukur dengan menggunakan skala Likert.
37
Frekwensi penggunaan didasarkan pada sering atau tidaknya menggunakan komputer berkaitan dengan pekerjaannya dalam satu hari kerja. Frekuensi diukur dengan skala likert. Tingkat ketergantungan diukur dengan tanggapan jika komputer yang dipakai sehari-hari mengalami kerusakan, dikaitkan dengan pekerjaan, diukur dengan skala Likert. c. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah suatu efektivitas atau respon emosional pegawai KELURAHAN KOTA SEMARANG terhadap berbagai aspek pekerjaan. Kepuasan kerja diukur dari 3 dimensi yaitu situasi kerja, hasil yang diperoleh, dan sumber kepuasan. Dimensi tersebut diukur dengan menggunakan skala Likert. d. Kinerja Kinerja adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai KELURAHAN KOTA SEMARANG yang mempengaruhi seberapa banyak pegawai memberi kontribusi kepada organisasi berupa kualitas hasil, kualitas pelayanan dan kuantitas waktu berkaitan dengan penggunaan komputer dalam pekerjaannya. Kualitas
merupakan
tanggapan
pegawai
KELURAHAN
KOTA
SEMARANG mengenai hasil pekerjaannya dibandingkan dengan standar yang diberikan oleh organisasi. Diukur menggunakan skala Likert, dengan pertanyaan apakah pada umunya kualitas hasil kerja sesuai dengan standar yang diinginkan Skala pengukuran menggunakan skala Likert dengan pilihan jawaban (1) sangat tidak setuju; (2) tidak setuju; (3) cukup setuju; (4) setuju ; (5) sangat setuju.
38
Kualitas pelayanan akan ditanyakan mengenai hal melayani yang dilakukan pegawai KELURAHAN KOTA SEMARANG dengan baik. Pengukuran dengan menggunakan skala Likert (1) sangat tidak setuju; (2) tidak setuju; (3) cukup setuju; (4) setuju ; (5) sangat setuju. Kuantitas merupakan ukuran ketepatan waktu untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggungjawab pegawai KELURAHAN KOTA SEMARANG. Diukur dengan menggunakan skala Likert, dengan menanyakan bahwa pekerjaan selalu selesai tepat waktu, (1) sangat tidak setuju; (2) tidak setuju; (3) cukup setuju; (4) setuju ; (5) sangat setuju 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi Populasi dalam penelitin ini adalah pegawai Badan Pertanahan Nasional Kota/Kabupaten di Wilayah Propinsi Jawa Tengah yang pernah atau sedang mengunakan komputer dalam pekerjaannya. Populasi berjumlah 572 pegawai. sedangkan sampel penelitian ini adalah pegawai Badan Pertanahan Nasional yang terpilih sebagai obyek penelitian. Penelitian dilakukan untuk menganalisis apakah ada pengaruh
antara faktor karakteristik pemakai dan penggunaan komputer
terhadap kepuasan kerja dan kinerja di Badan Pertanahan Nasional yang terpilih sebagai sampel penelitian. Responden pada penelitian ini disuguhkan suatu kuesioner untuk mengungkapkan opini dan pertanyaan tentang karakteristik pemakai, penggunaan komputer, kepuasan kerja dan kinerja. 2. Sampel Penelitian
39
Singarimbun dan Effendi, (1989: 162) mengemukakan bahwa: jumlah sampel apabila dianalisis dengan statistik parametrik, maka jumlahnya harus besar dan berdistribusi normal. Sampel yang tergolong besar dan berdistribusi normal adalah sampel dengan jumlah lebih besar dari 30 kasus yang diambil secara random. Pengambilan responden dalam penelitian ini menggunakan pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling). Purposive sampling adalah cara pengambilan sampel dimana seseorang yang dijadikan responden harus memiliki ciri ciri tertentu.
Adapun ciri yang dijadikan responden adalah pegawai
KELURAHAN KOTA SEMARANG yang pernah dan sedang menggunakan komputer dalam pekerjaannya. Jumlah responden sebesar 122 berasal dari pegawai di 35 instansi, adapun jumlah masing masing kantor diambil secara proposional seperti tercantum pada tabel 5.
Tabel 5
No. Kelurahan 1 8 9 10 11 14 15 16 17 18 19
Proporsi Responden yang Dijadikan Sample Pegawai Kelurahan di kota Semarang Pemakai Kecamatan Komputer
Pudak Payung Sumurboto Srondol Kulon Ngesrep Candi Kaliwiru Karanganyar Gunung Tegalsari Wonotingal Bendan Duwur Bendan Ngisor
Banyumanik Banyumanik Banyumanik Banyumanik Candisari Candisari Candisari Candisari Candisari Gajah Mungkur Gajah Mungkur
Proporsi 7 9 9 7 11 8 9 8 7 9 10
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
40
24 25 26 27 28 31 32 33 34 43 44 45 46 49 50 51 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
Petompon Sampangan Gayamsari Kaligawe Pandean Lamper Siwalan Tambakrejo Bangetayu Kulon Bangetayu Wetan Teboyo Kulon Terboyo Wetan Trimulyo Gunungpati Kalisegoro kandri Mangunsari Ngijo Nongkosawit Pakintelan Patemon Plalangan Cangkiran Karangmalang Gondorio kalipancur Ngaliyan Gemah Tlogomulyo Pedurungan Kidul Bojong Salaman Gisikdrono Manyaran Barusari Bulustalan Lamper Kidul Peterongan Pleburan Bangun Harjo Brumbungan Gabahan Jagalan
Gajah Mungkur Gajah Mungkur Gayamsari Gayamsari Gayamsari Gayamsari Gayamsari Genuk Genuk Genuk Genuk Genuk Gunung Pati Gunung Pati Gunung Pati Gunung Pati Ngaliyan Ngaliyan Ngaliyan Ngaliyan Ngaliyan Mijen Mijen Mijen Mijen Mijen Pedurungan Pedurungan Pedurungan Semarang Barat Semarang Barat Semarang Barat Semarang Selatan Semarang Selatan Semarang Selatan Semarang Selatan Semarang Selatan Semarang Tengah Semarang Tengah Semarang Tengah Semarang Tengah
10 7 9 10 7 8 7 10 10 9 9 8 9 7 8 9 8 9 8 9 8 8 10 8 7 8 8 8 8 7 10 8 8 9 7 9 10 10 7 9 9
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3
41
52 52 52 52 52 52 52 52
Pekunden Bugangan Rejomulyo Rejosari Bulu Lor Tanjungmas Lombokkan Kuningan
Semarang Tengah Semarang Timur Semarang Timur Semarang Timur Semarang Utara Semarang Utara Semarang Utara Semarang Utara Total
9 9 8 9 8 8 9 8 509
3 3 3 3 3 3 3 3 170
Metode penentuan sampel menggunakan Simple random sampling (acak sederhana) dan dari 572 pegawai ditentukan ukuran sampel sebesar 122. Menurut Ferdinand (2006;46-47) ukuran sample memegang peranan penting dalam estimasi dan intrprestasi hasil-hasil SEM. Ukuran sample sebagaimana dalam metode-metode statistik lainya menghasilkan dasar untuk mengestimasi kesalahan sampling.
Mengacu pendapat Hair dkk dalam bukunya Ferdinand (2006;46)
bahwa ukuran sample yang sesuai adalah antara 100 - 200. Hair menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi. Dalam penelitian ini terdapat 18 estimated parameter maka jumlah minimum sample adalah 90 dan jumlah maksimum sampel adalah 180. Penentuan jumlah sampel tersebut pada dasarnya didukung dengan Pendekatan Rumus Bernoulli (Walpole, 1990: 127), di mana dalam penentuan besarnya sampel minimum yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan Bernoulli, di mana rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
N
( Z / 2 ) 2 . p.q 2
42
Di mana: N = jumlah sampel minimum
= Tingkat ketelitian = 0,05 Z = Nilai distribusi normal e = Tingkat kesalahan = 0,05 p = Proporsi jumlah kuesioner yang dianggap benar q = Proporsi jumlah kuesioner yang dianggap salah = 1 - p Untuk kuesioner dari responden, proporsi kuesioner yang dianggap benar adalah 95% dan proporsi kuesioner yang dianggap salah adalah 5%, dengan tingkat kesalahan sebesar 5% berarti bahwa dalam jawaban kuesioner diberikan suatu batasan sebesar maksimum 5% kesalahan dari semua total jawaban responden yang termuat dalam kuesioner. Besar jumlah sampel berdasarkan pendekatan Bernoulli dapat diperoleh jumlah sampel minimum dari proporsi seperti sebagai berikut :
N
(1,96) 2 x0,95 x0,05 72,99 73 0,05 2
Jadi jumlah sampel penelitian minimum yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebesar 73. D. Instrumen Penelitian Untuk dapat menjawab perumusan permasalahan yang telah ditentukan dan memperoleh hasil yang representatif maka dibutuhkannya suatu instrument penelitian
yang valid dan reliabel. Dari jawaban
perumusan permasalahan
tersebut diharapkan dapat dimunculkan suatu teori baru atau dapat dilakukan pembantahan atau pendukungan telah yang telah dilakukan oleh peneliti
43
sebelumnya. Sehubungan dengan masalah tersebut, seperti telah dikemukakan diatas, instrumen pengumpul data harus valid dan reliabel, untuk itu peneliti dapat melakukan uji coba kuesioner apakah responden mengerti akan maksud dari kuesioner dan tidak ditafsirkan berbeda dengan maksud peneliti. Guna menjamin validitas dan reliabilitas instrumen perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas sehingga dapat diperoleh informasi yang relevan terhadap tujuan survei, dan memperoleh informasi dengan tingkat reliabilitas/keandalan dan validitas setinggi mungkin. 1. Uji Validitas Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa kuat suatu alat tes melakukan fungsi ukurnya. Apabila validitas yang didapatkan semakin tinggi, maka tes tersebut akan semakin mengenai sasaran dan semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam analisis SEM menggunakan proses analisis sebagai berikut (Ferdinand, 2002) : a.
Convergent Validity. Validitas konvergen dapat dinilai dari measurement model yang
dikembangkan dalam penelitian dengan menentukan apakah setiap indikator yang diestimasi secara valid mengukur dimensi dari konsep yang diujinya. Sebuah indikator dimensi menunjukkan validitas konvergen yang signifikan apabila koefisen variabel indikator itu lebih besar dari dua kali standar errornya. Bila setiap indikator memiliki critical ratio yang lebih besar dari dua kali standar errornya, hal ini menunjukkan bahwa indikator itu secara valid mengukur apa yang seharusnya diukur dalam model yang disajikan.
44
b.
Discriminant Validity. Validitas diskriminan dapat dilakukan untuk menguji apakah dua atau lebih
konstruk atau faktor yang diuji memang berbeda dan masing-masing merupakan sebuah konstruk independen, bebas. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan konstrain pada parameter korelasi antar kedua konstruk yang diestimasi sebesar 1.0 dan setelah itu dilakukan “chi-square different test” terhadap nilai-nilai yang diperoleh dri model yang dikonstrain serta model yang tidak dikonstrain. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas konstruk dinilai dengan menghitung indeks reliabilitas instrumen yang digunakan (composite reliability) dari model SEM yang dianalisis. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung reliabilitas konstruk ini adalah sebagai berikut (Ferdinand, 2002) : Composite Reliability diperoleh melalui rumus berikut ini : Construct Re liability
( Std .Loading ) 2
( Std .Loading ) 2 j
dimana : a. Standard Loading diperoleh langsung dari standarized loading untuk tiap-tiap indikator (diambil dari perhitungan komputer, AMOS misalnya) yaitu nilai lambda yang dihasilkan oleh masing-masing indikator. b. adalah measurement error dari tiap-tiap indikator. Measurement error adalah sama dengan 1-reliabilitas indikator yaitu pangkat dua dari standardized loading setiap indikator yang dianalisis. E. Ruang Lingkup Penelitian
45
Penelitian ini diarahkan pada beberapa variabel tertentu seperti yang telah diutarakan pada kerangka konseptual yakni berkaitan dengan konsep keterkaitan antara karakteristik pemakai komputer, penggunaan teknologi Informasi pegawai Badan Pertanahan dengan kepuasan dan kinerja. Pembahasan disini juga dilakukan penganalisaan dengan uraian tentang keterpengaruhan variabel bebas dengan terikat secara keseluruhan, di mana akan diuraikan tentang besarnya nilai determinasi ganda yang menunjukkan besarnya prosentase pengaruh tersebut, sehingga akan dapat diketahui apakah pengaruh tersebut dalam kategori sangat kuat, kuat, sedang ataupun lemah. Sedangkan pembahasan secara parsial akan diperoleh rating pengaruh variabel tersebut dengan melihat nilai determinasi parsialnya. Sehingga akan dapat dilakukan pengaplikasian secara praktis dan hasil penelitian untuk diterapkan ke dalam penggunaan Teknologi Informasi di Pemerintahan. F. Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei terhadap pengalaman dan perasaan pegawai atas karakteristik pemakai dan penggunaan teknologi informasi dalam membantu pekerjaannya berkaitan dengan kepuasan pekerja dan kinerja pegawai. Hasil dari kuesioner tersebut merupakan data yang digunakan dalam penganalisaan untuk menjawab dari permasalahan yang ada, sehingga penelitian ini termasuk dalam jenis kuantitatif, karena data yang digunakan merupakan ungkapan pernyataan seseorang terhadap obyek penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu:
46
1. Tahap pertama penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data-data pendukung yang telah dipublikasikan, literaturliteratur dan hasil penelitian yang pernah dilakukan guna mendapatkan gambaran secara umum dan merencanakan bentuk analisis yang cocok untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Berbagai informasi yang diperoleh pada tahap pertama ini digunakan sebagai kerangka teori dan referensi dalam melakukan analisis atas fenomena yang ada, dengan demikian diharapkan diperoleh hasil analisis yang tajam yang mampu menjelaskan keadaan yang sebenarnya, serta dapat diperoleh penjelasan jika terdapat gap antara yang wujud dan yang seharusnya wujud. 2. Tahap kedua dilakukan dengan mengumpulkan data primer melalui kuesioner, yaitu memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk dijawab, baik secara langsung untuk memperoleh jawaban responden maupun dengan panduan peneliti jika diperlukan. G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Analisis deskkritif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik pemakai, penggunaan teknologi informasi, kepuasan pegawai dan kinerja dan kecenderungan penilaian responden terhadap variabel-variabel yang diteliti. Untuk memperoleh gambaran karakteristik pemakai, penggunaan teknologi informasi, kepuasan dan kinerja digunakan alat analisis distribusi frekuensi. 2. Structural Equation Modelling
47
Salah satu metode analisis data yang lebih efisien dan efektif untuk tujuan riset adalah teknik stastistika. Teknik ini menyediakan struktur yang sistematis untuk mengorganisasi data serta jawaban-jawaban yang obyektif asalkan pemakaiannya sesuai. Data yang diperoleh dari suatu riset di olah dengan menggunakan alat analisis statistik untuk memperoleh suatu kesimpulan mengenai kondisi dan hasil dari data riset yang diperoleh. Dalam mencapai tujuan penelitian dan pengajuan hipotesis, maka data yang diperoleh selanjutnya diolah sesuai dengan kebutuhan analisis. Untuk kepentingan pembahasan, data diolah dan dipaparkan berdasarkan prinsip-prinsip statistik deskriptif. Sedangkan untuk kepentingan analisis dan pengujiaan hipotesis, digunakan pendekatan statistik inferensial. Teknik analisa data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah Model Persamaan Stuktural (Stuctural Equation Model = SEM). Structural Equation Modeling
(SEM) merupakan
teknik analisis multivariat yang mengkombinasikan aspek confirmatory factor analysis (mengukur dimensi-dimensi sebuah faktor/konstruk) dan aspek model persamaan simultan (untuk menguji hubungan kausalitas) dalam rangka mengukur rangkaian hubungan konstruk secara simultan. SEM dengan demikian merupakan alat analisis untuk sebuah proses multidimensional dengan berbagai pola hubungan kausalitas yang berjenjang.yang merupakan kumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit dan simultan, dengan langkah-langkah seperti pada gambar 7 berikut ini (Ferdinand, 2006;39) :
48
Pengembangan Model Berbasis Konsep dan Teori Mengkonstruksi Diagram Path
Konversi Diagram Path ke Model Struktural Matrik Matriks Input
Menilai Masalah Identifikasi
Evaluasi Goodness of fit
Interpretasi dan Modifikasi Model Sumber : Ferdinand, 2006;39; Gambar :7 Langkah-langkah dalam Structural Equation Modelling
Keterangan Gambar : a. Pengembangan Model berbasis konsep dan teori. SEM adalah berdasarkan hubungan sebab akibat (causal) dimana perubahan satu variabel diasumsikan untuk menghasilkan suatu perubahan pada variabel yang lain. Langkah pertama dalam pengembangan SEM adalah pencarian atau pengembangan model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat. Dalam
49
penelitian ini terdapat 18 indikator dari 4 variabel laten dan 3 Second Order Confirmatory Faktor . Tabel 6. Variabel dan Indikator Pengukuran Variabel laten / Konstruk Karakteristik Pemakai
Second Order Variabel Manifes / Confirmatory Faktor Indikator
Simbol X1
Karakteristik Demografi Pegawai
Sikap Terhadap Komputer (Computer Attitude)
Pelatihan Komputer (Trainning)
X1.1 Umur Tingkat Pendidikan Masa Kerja
X1.1.1 X1.1.2 X1.1.3 X1.2
Kognitif
X1.2.1
Afektif
X1.2.2
Psikomotorik
X1.2.3 X1.3
Frekwensi
X1.3.1
Durasi
X1.3.2
Materi
X1.3.3
Penggunaan Komputer
X2 Fungsi Penggunaan Frekwensi Penggunaan Tingkat Ketergantungan
Kinerja Kualitas Hasil Kualitas Pelayanan Kuantitas
X2.1 X2.2 X2.3
Y2 Y2.1 Y2.2 Y2.3
b. Mengkonstuksi Diagram Path. Diagram Path digunakan untuk menunjukkan alur hubungan kausal antar variabel exogen dan endogen atau antar variabel observasi dan variabel latent.
50
Dimana hubungan-hubungan kausal yang telah ada justifikasi teori dan konsepnya, divisualisasikan ke dalam gambar sehingga lebih mudah melihatnya dan lebih menarik. Konversi Diagram Path ke dalam Model Struktural ke dalam model matematika, untuk menjelaskan bagaimana seharusnya model tersebut memiliki hubungan antar variabel. c. Konversi diagram alur ke dalam persamaan. Setelah teori/model teroritis dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram alur, peneliti dapat mengkonversi spesifikasi model tersebut ke dalam rangkaian persamaan. Persamaan yang dibangun terdiri dari : (a) Persamaanpersamaan struktural (Structural equations) dan (b) Persamaan spesifikasi model pengukuran (measurement model) d. Memilih Matrik Input. Data input untuk SEM dapat berupa matrik korelasi maupun matriks kovarians. Dalam SEM input data berupa matrik kovarians, bilamana tujuan dari analisis adalah pengujian suatu model yang telah mendapatkan justifikasi teori. Sedangkan input data matriks korelasi dapat digunakan bilamana tujuan analisis ingin mendapatkan penjelasan mengenai pola hubungan kausal antar variabel latent. e. Menilai Masalah Identifikasi. Permasalahan yang sering muncul dalam SEM adalah proses pendugaan parameter. Bilamana terjadi un-identified atau under identified, maka proses pendugaan parameter tidak mendapat suatu solusi, sebaliknya bilamana terjadi
51
over identified maka proses pendugaan parameter mengalami ketidakmampuan menghasilkan penduga, sehingga model yang diperoleh tidak dapat dipercaya. f. Evaluasi Goodness of fit. Evaluasi goodness of fit digunakan untuk mengetahui pengujian parameter hasil pendugaan, uji model overall, uji model struktural dan uji model pengukuran (validitas dan reliabilitas). g. Intepretasi dan Modifikasi Model. Bila model yang diperoleh tersebut memenuhi syarat dalam arti cukup baik maka selanjutnya dapat dilakukan interpretasi, namun jika model tersebut tidak baik maka harus dilakukan modifikasi model. Modifikasi model dapat dilakukan harus berdasarkan justifikasi teori dan harus sangat hati-hati. Secara garis besar terdapat dua langkah dalam pemodelan SEM yaitu: (1) measurement model yaitu menguji dimensi-dimensi sebuah konstruk (2) structural model yaitu menguji hubungan kausalitas antar variabel. Adapun model analisis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 8.
52
Gambar: 8 Model Struktur Penelitian
53
Keterangan :
: Variabel terobservasi
: Variabel Laten : Menunjukkan hubungan variabel laten dengan variabel terobservasi pembentuknya (measurement model)
Spesifikasi terhadap model pengukuran (Measurement Model) untuk masing-masing konstruk adalah sebagai berikut: a. Karakteristik Demografi 1 d1
1 d2
1 d3
X1.1.1 X1.1.2
x1.1
X1.1.3
X1.1.1 = 1X1.1 + 1 X1.1.2 = 2X1.1 + 2 X1.1.3 = 3X1.1 + 3 Dimana : X1.1.1
: Umur
X1.1.2
: Tingkat pendidikan
X1.1.3
: Masa Kerja
X1.1
: Karakteristik Demografi
1 - 3 : Factor Loading 1 - 3 : error
54
b. Sikap Terhadap Komputer (Computer Attitude) 1 d4
1 d5 d6
1
X1.2.1 X1.2.2 X1.2.3
x1.2
X1.2.1 = 4X1.2 + 4 X1.2.2 = 5X1.2 + 5 X1.2.3 = 6X1.2 + 6 Dimana : X1.2.1
: Kognitif
X1.2.2
: Affektif
X1.2.3
: Psikomotorik
X1.2
: Sikap Terhadap Komputer (Computer Attitude)
4 - 6
: Factor Loading
4 - 6
: error
c. Pelatihan Komputer 1 d7
1 d8 d9
X1.3.1 X1.3.2
X1.3
X1.3.3
X1.3.1 = 7X1.3 + 7 X1.3.2 = 8X1.3 + 8 X1.3.3 = 9X1.3 + 9 Dimana : X1.3.1
: Frekwensi
55
X1.3.2
: Durasi
X1.3.3
: Materi
X1.3
: Pelatihan Komputer
7 - 9
: Factor Loading
7 - 9
: error
d.Karakteristik Pemakai Komputer e1 X1. 1 e2 X1. 2
e3
X1.3
X1.1 = 10 X1 + 1 X1.2 = 11 X1 + 2 X1.3 = 12 X1 + 3 Dimana: X1
= Pemakai Komputer
X1.1
= Karakteristik Demografi
X1.2
= Sikap Terhadap Komputer
X1.3
= Pelatihan Komputer
10 - 12
: Factor Loading
1 - 3
: error
X1
56
f.Penggunaan komputer (Computer Usage) X2
X2.1
X2.2 1
1
d10
d11
X2.3 1 d12
X2.1 = 13 X2 + 10 X2.2 = 14 X2 + 11 X2.3 = 15 X2 + 12 Dimana : X2.1 = Fungsi Penggunaan X2.2 = Frekwensi Penggunaan X2.3 = Tingkat Ketergantungan X2 = Penggunaan Komputer 13 - 15
: Factor Loading
10 - 12
: error
g. Kepuasan kerja Y1
Y1.1
Y1.2 1
e1
Y1.3
1 e2
Y1.1 = 16 Y1 + 1 Y1.2 = 17 Y1 + 2
e3
57
Y1.3 = 18 Y1 + 3 Dimana : Y1.1
= Situasi Kerja
Y1.2
= Hasil Yang Diperoleh
Y1.3
=
Sumber Kepuasan
Y1
= Kepuasan kerja
16 - 17
: Factor Loading
1 - 3
: error
h.Kinerja Y2
Y2.1
Y2.2 1
e7
Y2.3
1 e8
e9
Y2.1 = 18 Y2 + 7 Y2.2 = 19 Y2 + 8 Y2.3 = 20 Y2 + 9
Dimana : Y2.1
= Kualitas Hasil
Y2.2
= Kualitas Pelayanan
Y2.3
= Kuantitas
18 - 20
: Factor Loading
7 - 9
: error
58
Model persamaan struktural (Structural equations ) dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk. Adapun model yang digunakan adalah: X2
= b1.1. X1 + Z1
Y1
= b1.2.X1+b2.1.X2+ Z2
Y2
= b1.3.X1+b2.2.X2+b3.X3 + Z3
3. Uji Kesesuaian dan Uji Statistik Dalam model persamaan struktural digunakan asumsi sebagai berikut: Evaluasi atas dipenuhinya asumsi normalitas dalam data, dilakukan dengan mengamati skewness value dari data yang digunakan. Nilai statistik untuk menguji normalitas data disebut dengan z-score. Bila z-score lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi yang dikehendaki. Misalnya, bila nilai yang dihitung lebih besar dari ± 2,58 berarti asumsi mengenai normalitas dan distribusi pada tingkat signifikansi 0,01(1%) dapat ditolak. Evaluasi terhadap outliers, dimaksudkan bahwa observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat jauh berbeda dari observasiobservasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi (Hair et al., 1995). Dalam analisis outliers dapat dievaluasi dalam dua cara, yaitu analisis terhadap univariate outliers dan multivariate outliers. a. Univariate outliers
59
Deteksi terhadap adanya univariate outliers dapat dilakukan dengan menentukan nilai ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outliers dengan cara mengkonversi nilai data penelitian ke dalam standar score atau biasa disebut z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar deviasi sebesar satu. Untuk sampel besar (di atas 80 observasi), pedoman evaluasi adalah bahwa nilai ambang batas dan z-score berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Hair et al., 1995). Oleh karena itu kasus-kasus atau observasi yang mempunyai z-score ≥ 3,0 akan dikategorikan sebagai outliers. b. Multivariate outliers Evaluasi terhadap multivariate outliers perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariat, tetapi observasi-observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak Mahalanobis (the mahalanobis distance) untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan jarak sebuah observasi dan rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional (Hair et al., 1995). Uji terhadap multivariate outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p<0,01. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan χ2 pada derajat bebas sejumlah variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut. MisaInya nilai chi-square dengan derajat bebas sebesar 10 pada tingkat signifikansi 0,01 atau χ2 (10; 0,01) adalah 16,266. Maka, kasus-kasus yang mempunyai Jarak Mahalanobis (maholanobis distance) lebih besar dari 16,266 adalah multivariate outliers.
60
Apabila asumsi di atas telah dipenuhi maka model dapat diuji melalui uji ke-sesuaian dan uji statistik, sebagai berikut (Ferdinand, 2002) : a. Chi-square statistic (χ2) merupakan alat uji yang paling fundamental untuk menguji mengenai adanya perbedaan antara matriks kovarians populasi dengan matriks kovarians sampel. Model yang diuji akan dipandang baik dan memuaskan bila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai χ2 semakin baik model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cutt-off sebesar p > 0,05 atau p > 0,10. b. Significance probability merupakan uji signifikansi terhadap perbedaan matriks kovarians data dengan matriks kovarians yang diestimasi. Nilai probabilitas signifikansi adalah ≥0,05 adalah indikasi bahwa model dapat diterima. c. Relative chi-square adalah the minimum sample discrepance function (CMIN) dibagi dengan degree of freedom yang akan menghasilkan CMIN/DF dan umumnya digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya suatu model. Nilai χ2 relatif kurang dari 2,0 atau bahkan kadang-kadang kurang dari 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dengan data (Arbuckle, 1997). d. The root mean square error of approximation (RMSEA) adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi chi-square statistic dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat digunakan bila model diestimasi dalam populasi (Hair et al., 1996). Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat
61
diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model berdasarkan degrees of freedom. e. Comparative fit index (CFI) merupakan besaran indeks untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Keunggulan dari indeks ini adalah tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel (Hulland et al., 1991; Tanaka, 1993). Rentang nilai pada indeks ini adalah 0 - 1, dimana semakin mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi - a very goodfit. f. Tucker Lewis Index (TLI) adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan
sebuah
model
yang diuji
terhadap
baseline
model
(Baumgatner dan Homburg, 1996). Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah ≥ 0,95 (Hair et al., 1995) dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very goodfit. Setelah dilakukan pengujian terhadap asumsi dasar SEM dan pengujian terhadap uji kesesuaian dau uji statistik, langkah berikutnya adalah melakukan modifikasi terhadap model yang tidak memenuhi syarat pengujian yang telah dilakukan. Setelah model diestimasi, residualnya haruslah kecil atau mendekati nol dan distribusi frekuensi dari kovarians residual harus bersifat simetrik. Hair
et
al.,
(1995)
memberikan
sebuah
pedoman
untuk
mempertimbangkan perlu tidaknya memodifikasi terhadap sebuah model yaitu dengan melihat jumlah residual yang dihasilkan oleh model. Bila jumlah residual lebih besar dari 5% dari semua residual kovarians yang dihasilkan oleh model, maka modifikasi perlu dipertimbangkan. Selanjutnya, bila ditemukan nilai residual yang dihasilkan oleh model cukup besar (>2,58), maka cara lain dalam
62
memodifikasi adalah dengan mempertimbangkan untuk menambah alur baru terhadap model yang diestimasi. Nilai residual lebih besar atau sama dengan ± 2,58 diinterpretasikan sebagai signifikan secara statistik pada tingkat 5% dan residual yang signifikan ini menunjukkan adanya prediction error yang substansial untuk sepasang indikator.
63
BAB 5 HASIL YANG DICAPAI
Beberapa capaian yang ditargetkan pada penelitian ini dijabarkan dalam beberapa tahap sesuai jadwal kegiatan yang tercantum dalam proposal. Adapun realisasi dari target output dan capaian tersebut dapat diamati dalam tabel 5.1 berikut ini:
Tabel 5.1 Capaian penelitian No. 1
2
3
4
5
6
Tahap Perencanaan Kuisioner Merancang Kuisioner
Target Output - Kuisioner
Pemetakan Responden pada tiap kelurahan Pemetakan Responden - Pengelompokan Responden Tiap Kecamatan Penyebaran dan pengumpulan Sampel - Membagi sampel pada - Kuisioner yang tiap kelurahan dibagikan pada tiap - Mengumpulkan kelurahan sesuai sampel porsi yang ditentukan - Mengumpulkan kuisioner Mengkonversikan data kuisioner kedalam matrik - Memindahkan data dari - Pengelompokan data kuisioner kedalam berdasarkan Variabel lembar kerja (tabel) dan indikator Konversi Diagram Path ke Model Struktural - Menyusun diagram - Menyusun diagram path path pada tiap variabel, struktur diagram endogen dan struktur diagram path secara lengkap Matrik Matriks Input - Menginput data - Tiap variabel dalam diagram dari lembar diagram mempunyai
Realisasi Capaian Keterangan 100 %
100%
100%
100%
70%
100%
64
7
8
9
kerja nilai Menilai Masalah Identifikasi - Menjalankan Progrom - Menampilkan nilai Amos SPSS Ver 20 pada tiap variiabel Evaluasi Goodness of fit - Memberikan penilaian - Menilai pengaruh terhadap hasil program antar variabel Interpretasi dan Modifikasi Model - Merekomendasikan - Merekomdasikan pengaruh
100%
30%
30%
3.1. Hambatan dan Penanganan Saat melakukan penelitian ini, ada beberapa hambatan yang dihadapi peneliti antara lain sebagai berikut: 1. Dalam penyebaran sampel kepada responden termambat jam kantor yang harus menyesuaikan keberadaan pegawai kelurahan, demikian juga dalam pengumpulan data terhambat oleh intensitas pekerjaan dan rapat kantor sehingga jadi tertunda pengumpulan data, disertai ijin ijin dari kepala desa menunggu keputusannya. 2. Dalam pengolan data yang menggunakan Amos membutuhkan ketelitian dalam menyusun diagram path, begitu juga dalam mengimput data seta memberikan evaluasi untuk merekomendasikan dari data yang diolah.
65
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Penelitian ini masih memiliki beberapa kegiatan dan target capaian yang belum terpenuhi. Kegiatan yang masih belum dilakukan dan akan dijalankan pada tahap berikutnya adalah sebagai berikut: 1. Mengevaluasi nilai variabel serta korelasi antar variabel pada struktur path 2. Memberikan rekomendasi dari korelasi atau pengaruh pada struktur SEM. 3. Mebuat sebuah model penggunaan komputer atau teknologi informasi kelurahan terhadap kinerja di kota Semarang.
66
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Dari penelitian yang belum selesai diolah dengan SEM maka belum diperoleh suatu
model,
untuk
merekomendasikan
pada
pemerintah
didalam
meningkatkan suatu kinerja SDM pada kelurahan di kota Semarang. Adapun diagram sebagai berikut: Karakteristik Pegawai
- X1
1.Umur -X1.1 2.Pendidikan-X1.2 3. Masa Kerja – X1.3
Perilaku pengguna komputer - X2 (Computer Attitude)
1.Optimism(Optimis)-X2.1 2.Intimidation(Tertekan)X2.2 3.Destination(Tujuan)-X2.3
Pelatihan komputer (Trainning)
1. 2. 3. 4.
- X4
Karier – X4.1 Keahlian bertambah – X4.2 Usaha –X4.3 Perlu Rutinitas –X4.4
Penggunaan komputer Y1 (Computer Usage) 1.Fungsi Penggunaan-Y1.1 2.Frekwensi Penggunaan-Y1.2 3.Tingkat ketergantungan-Y1.3
kinerja
- Y2
(Job Satisfaction)
67
5.1. Saran 1. Untuk menghasilkan suatu model data harus diinput dalam suatu struktur SEM dan diberikan nilai. 2. Evaluasi belum dilaksanakan sehingga belum bisa memperoleh nilai di setiap korelasi sehinga tahu nilai pengaruhnya 3. Dalam pemodelan perlu langkah pertama dan langkah yang ke dua.
68
DAFTAR PUSTAKA Peneliti
1. Yuventi us tyas catur pramudi
Thn
Topik /Judul
2012 Pengaruh Karakteristik, Sikap Dan Pelatihan Terhadap Penggunaan Teknologi Informasi Dan Kinerja Pegawai Untuk Penerapan Pemerintah Elektronik Di Pedesaan
Variabel Penelitian 1. k, 2. 3. 4. IT, 5.
Karakteristi Sikap, Pelatihan, Penggunaan Kinerja
Hasil Penelitian
Karakteristik, Sikap dan Pelatihan signifikan mempengaruhi penggunaan komputer dalam menyelesaikan pekerjaan. Penggunaan komputer signifikan mempengaruhi kinerja. Jadi dalam upaya peningkatan penggunaan komputer pegawai kantor kepala desa perlu memperhatikan Karakteristik, Sikap dan Pelatihan, sedangkan penggunaan komputer akan berdampak pada pelayanan yang baik (kinerja) hal ini mendukung penerapan eGovernment
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai pemerintah berkaitan dengan penggunaan TI yaitu kelayakan tugas teknologi, efisiensi dan asas manfaat.
2. Charlest o Sekunde ra
2006 Analisis Penerimaan Pengguna Akhir Dengan menggunakan TAM dan EUCF terhadap penerapan sistem core banking pada bank ABC
Computer Self-efficacy, Task Characteristics , Technology Characteristics , TaskTechnology Fit, Utilization, Performance impacts usefulness acceptance ease of use content accuracy format timeliness
2. Wang et.al
2003 Determinants of user 1. Ketepatan acceptance of Internet Komputer Banking : an empirical (computer self study efficacy) 2. Atribut ISST(Internet Self Service Tecnology) 3. Intensi Perilaku (Behavioural Intention)
Hasil dari penelitian ini adalah signifikan. Semua hipotesis yang diajukan berpengaruh terhadap atribut ISST tentang kegunaan (usefulness), kemu-dahan (ease of use), dan kredibilitas (credibility).
2.Luarn and Huang
2009 Faktors Influencing Government Employee Performance via Information Systems Use: an Empirical Study
6.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Dengan menggunakan TAM (kemanfaatan dan kemudahan) dapat mempengaruhi penggunaan TI. Model EUCS bahwa variable akurasi, kemudahan dan ketepatan waktu mempengaruhi penggunaan TI. Namun variable isi dan bentuk tidak mempengaruhi penggunaan TI.
Ketepatan Komputer (selfefficacy) berpengaruh positif pada kegunaan (perceived usefulness) dan kemudahan (perceived ease to use) dan mempunyai hubungan
69
yang negatif pada kredibilitas (perceived credibility)
1. Louis Raymond
1988 The Impact of Computer Training on The Attitudes and Usage Behavior of Small Business Managers
2.Wiliam 1988 Determinants of H. DeLone Success for Computer Usage in Small Business
7. 8. 9.
Computer Training Attitudes Usage bihavior
Pelatihan komputer atau pendidikan komputer berpengaruh positif terhadap Sikap dan perilaku penggunaan komputer pada manajer perusahaan kecil. Manajer yang mengikuti pelatihan atau pendidikan komputer memiliki pemahaman yang lebih kuat, tingkat pemakaian komputer yang lebih tinggi baik langsung maupun tidak langsung, dan aplikasi komputer yang lebih bervariasi.
1. Top Management knowledge of computer 2. The Age of computer operation 3. Level of Training 4. Management Involvement in computerizatio n 5. Acceptance 6. Planning 7. Control 8. External Programing Support 9. Type of
Pengetahuan komputer Manajer dan keterlibatan dalam komputerisasi memungkinkan keberhasilan pemakaian komputer dalam perusahaan kecil. Pemakaian komputer di perusahaan berpengaruh positif terhadap keberhasilan pemakaian komputer.
70
3. Magid 1989 A Path Analytic Study Igbaria,Sar of Individual oj Charakteristics, Parasuram Computer Anxienty an and Attitudes toward Microcomputers
computer uses 1. Demographic 2. Personality 3. Cognitive Style 4. Computer Anxiety 5. Microcompute r Attitudes
Pendidikan berpengaruh secara negatif terhadap computer anxiety. External Locus of control dan Math Anxiety berperan meningkatkan computer anxiety. Usia, pendidikan, External Locus of Control dan feeling-thinking dimension berpengaruh secara langsung terhadap Microcomputer Attitudes. Math Anxiety dan external locus of control berpengaruh secara tidak langsung terhadap microcomputer attitudes.
4. Rachid Zeffane
5. Colin Ferguson Paul Nevell
6.Magid Igbaria
1994 Computer Usage and Job Satisfaction
1. Demographic/j ob Characteristics 2. Trainning 3. Computer Usage 4. Job Satisfaction
Job Satisfaction dipengaruhi secara positif oleh computer usage, trainning, dan Demographic/job Characteristics.
1996 The Realtionship Between Machine Enjoyment, Computer Attitude and Computer Usage: Some Further Refinements
1. Machine Enjoyment 2. Computer attitude 3. Computer Usage
Machine Enjoyment tidak berpengaruh secara langsung terhadap Computer usage
1997 Personal Computing Acceptance Factors in small Firms: A Structural Equation Model
1. Internal Computing Support 2. Internal Computing Training 3. Management Support 4. External Computing Support
Persepsi kemudahan penggunaan (Perceived ease of Use) merupakan faktor dominan dalam menjelaskan persepsi manfaat(Perceived Usefulness) dan system usage.
Pemakaian komputer di berbagai fungsi pengunaan cenderung mempengaruhi kepuasan pengguna dalam tingkatan yang berbeda.
Machine Enjoyment berpangaruh secara tidak langsung terhadap computer usage melalui computer attitude.
Persepsi manfaat (Perceived Usefulness) berpengaruh secara kuat terhadap system usage.
71
7.Colin Ferguson
8. Debora Compeau
1997 The Effects of Microcomputers on the work of professional Accountants
1999 Social Cognitive theory and individual reactions to Cristopher Computing A. Higgins Technology: a Sid Huff
5. External Computing Training 6. Perceived ease of Use 7. Perceived Usefulness 8. Personal Computing Acceptance: System Usage 1. Perceived Usefulness 2. Perceived ease of Use 3. Microcompute r use 4. Microcompute r attitude 5. Computer Anxiety 6. Job satisfaction
1. Computer Self-Efficacy 2. Outcome Expectations (Performance) 3. Outcome
Kepuasan kerja dipengaruhi secara langsung oleh sikap didalam menggunakan komputer dan penggunaan komputer itu sendiri. Kinerja hanya dipengaruhi oleh sikap terhadap komputer. Sedangkan penggunaan komputer tidak berpengaruh terhadap kinerja. Persepsi kemudahan dalam penggunaan (Perceived ease of Use) dan persepsi manfaat (Perceived Usefulness) , computer anxiety adalah faktor penting yang berpengaruh terhadap sikap (microcomputer attitude), Computer Anxiety berpengaruh secara negatif terhadap sikap. Sedangkan Persepsi kemudahan dalam penggunaan (Perceived ease of Use) dan persepsi manfaat (Perceived Usefulness) berpengaruh secara positif terhadap sikap.
Terdapat hubungan yang signifikan antara Computer SelfEfficacy dan Outcome Expectations (Performance) dan antara Computer Self-Efficacy dan Affect, Anxiety ,Usage.
72
Longitudinal Study
9. Steven John Simon
2000 The relationship of Learning Style and Training Method to End-User Computer Satisfaction and Computer Use: A Structural Equation Model
Expectations (Personal) 4. Affect 5. Anxiety 6. Usage
Outcome Expectations (Performance) mempengaruhi affect dan usage, sedangkan affect berhubungan secara signifikan dengan usage
1. 2. 3. 4. 5.
Learning Style berkaitan dengan metodologi training memberikan hasil yang baik, meningkatkan kepuasan pengguna dan meningkatkan tingkat penggunaan komputer.
Learning Style Instruction Exploration Behavior EUC Satisfaction 6. Compure use
Sedangkan behavior tidak dipengaruhi oleh learning style. Tetapi behavior mempengaruhi tingkat kepuasan dan tingkat penggunaan.
Lampiran 1 NO.: KUESIONER PENELITIAN
(Pegawai Kelurahan di Kota Semarang)
PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU, SIKAP DAN PELAYANAN TERHADAP PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI PEGAWAI KELURAHAN DI KOTA SEMARANG
KARIS WIDYATMOKO, S.Si., M.Kom Y. TYAS CATUR PRAMUDI, S.Si., M.KOM
FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2013
Kata Pengantar Pemerintahan di seluruh dunia pada saat ini menghadapi "tekanan" dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan meningkatkan partisipasi aktif dalam pemberian informasi bagi masyarakat serta dituntut untuk lebih efektif. Hal tersebut menyebabkan eGovernment atau pemerintahan berbasis elektronik semakin berperan penting bagi semua pengambil keputusan. Pengembangan suatu kantor menjadi kantor berbasis komputer yang efektif, efisien dan terkendali membutuhkan beberapa hal pokok yaitu adanya perangkat keras, perangkat lunak dan Sumber Daya Manusia (SDM). Betapapun suatu kantor mempunyai perangkat keras dan perangkat lunak yang baik, tetapi jika tidak ada SDM yang handal dan berdedikasi, maka hal tersebut tidak akan berarti apa-apa. Isian Kuesioner penelitian ini akan diolah untuk mengetahui keterkaitan penerapan Teknologi Informasi di kota Semarang. Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan solusi baru terhadap Pemerintah dan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam membuat kebijakan bagi pengambil keputusan, khususnya kebijakan yang berkaitan dengan Sumberdaya Manusia dan Teknologi Informasi. Untuk maksud diatas, penulis memohon dengan hormat agar kuesioner penelitian ini dapat diisi dengan sejujur-jujurnya. Adapun isian penelitian tidak akan mempengaruhi apapun berkaitan dengan karier dan nama baik saudara. Penulis mengucapkan banyak terimakasih atas waktu dan partisipasinya dalam pengisian kuesioner ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati dan menyertai segala niat baik kita. Semarang, 09/ September 2013 Peneliti KARIS WIDYATMOKO, S.Si., M.Kom PETUNJUK PENGISIAN 1. Jawablah pertanyaan ini sesuai dengan pendapat anda sejujur-jujurnya tanpa dipengaruhi orang lain. 2. Jawablah pertanyaan sesuai dengan kenyataan yang sebenar-benarnya terjadi dilapangan sehubungan dengan penggunaan komputer 3. Apapun jawaban yang anda berikan sama sekali tidak mempengaruhi usaha anda serta nama baik anda yang telah anda miliki 4. Jawaban tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah karena hanya sebagai penelitian 5. terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.
A. IDENTITAS RESPONDEN Isilah titik-titik dengan jawaban yang sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya dan silahkan anda memberi tanda silang [X] pada jawaban yang disediakan.
1. Jenis kelamin
: [ 1 ] laki-Laki / [ 2 ] Perempuan
2. Umur
: ……………………………….
3. Pendidikan
: [ 1 ] SD-SMP (Pendidikan Dasar dan Menengah) [ 2 ] SLTA (Pendidikan Lanjutan) [ 3 ] D1 - D3 (Diploma) [ 4 ] S1(Sarjana) [ 5 ]. S2/S3 (Pasca Sarjana)
4. Masa Kerja
: ………………………………………
5. Bagian
:……………………………………….
6. Jabatan
: ………………………………………
7. Kab/Kota
: .……………………………….…….
8. Apakah anda mampu menggunakan komputer dalam bentuk pilihanpilihan menu yang sudah tersedia di perangkat lunak jadi? [ 1 ].YA 9. Apakah
anda
[ 2 ] .TIDAK mampu
memberikan
perintah-perintah
untuk
mengoperasionalkan komputer misalnya perintah berkaitan dengan basis data ? [ 1 ].YA
[ 2 ] .TIDAK
10. Apakah anda mempunyai kemampuan membuat program komputer minimal dengan menggunakan satu bahasa pemrograman? [ 1 ].YA
[ 2 ] .TIDAK
11. Apakah anda mempunyai kemampuan melakukan tahapan menganalisis, merancang dan mengembangkan suatu sistem informasi ? [ 1 ].YA
[ 2 ] .TIDAK
12. Selama saya bekerja di Badan Pertanahan Nasional saya sudah mengikuti pelatihan kom puter sebanyak [1] satu kali [2] dua kali [3] tiga kali [4] empat kali [5] lebih dari 4 kali
13. Berapa jam rata rata perhari anda menggunakan komputer dalam pekerjaan anda [ 1 ] 0≤ rata -rata jam ≤ 1 jam [ 2 ] 1< rata-rata jam ≤ 2 jam [ 3 ] 2< rata-rata jam ≤ 3 jam [ 4 ] 3< rata-rata jam ≤ 4 jam [ 5 ] 4< rata-rata jam
Instruksi: Beritanda silang [X] pada kolom yang sesuai dengan jawaban saudara atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan! Keterangan: STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju CS : Cukup Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju B. Sebutkan bagaimana persepsi anda tentang karakteristik demografi dan pemakai komputer dengan menjawab pertanyaan dibawah ini. Gunakan tanda silang [X] untuk menjawab X1.1.1
UMUR Menurut saya karakteristik pemakai komputer diukur dari umur saya
STS
TS
CS
S
SS
X1.2.2
PENDIDIKAN Menurut saya karakteristik pemakai komputer ditentukan dari tingkat pendidikan saya
STS
TS
CS
S
SS
X1.2.3
MASA KERJA Menurut saya karakteristik pemakai komputer ditentukan dari lamanya masa kerja saya
STS
TS
CS
S
SS
C. Sebutkan bagaimana sikap anda terhadap komputer dengan menjawab pertanyaan dibawah ini. Gunakan tanda silang [X] untuk menjawab X1.2.1
KOGNITIF 1. Komputer mengurangi banyak pekerjaan yang dilakukan manusia 2.Dengan Komputer Pekerjaan menjadi mudah dan cepat selesai 3. Komputer memberikan banyak kesempatan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. 4. Komputer mencegah penyelewengan keuangan .
STS
TS
CS
S
SS
X1.2.2
AFFEKTIVE 1. Didalam menggunakan komputer, saya tidak takut berbuat salah.
STS
TS
CS
S
SS
STS
TS
CS
S
SS
2. Saya tidak merasa kesulitan menjalankan program aplikasi komputer 3. Saya merasa mudah untuk mempelajari penggunaan komputer 4. Saya senang bekerja menggunakan komputer
X1.2.3
5. Ketika menggunakan komputer saya merasa percaya diri. PSIKOMOTORIK 1. Jika ada komputer maka saya pasti akan berusaha menggunakannya. 2. Komputer meningkatkan semangat kerja saya. 3. Saya tahu persis kegunaan komputer didalam membantu pekerjaan saya
D. Sebutkan bagaimana Pelatihan Komputer yang pernah anda ikuti dengan menjawab petanyaan dibawah ini. Gunakn tanda [X] untuk menjawab. STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju CS : Cukup Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju X1.3.1
FREKWENSI Menurut saya untuk mengukur Pelatihan komputer maka dapat ditentukan dari seringnya saya mengikuti pelatihan komputer yang diadakan pemerintah.
STS
TS
CS
S
SS
X1..3.2
DURASI Menurut saya untuk mengukur pelatihan komputer maka dapat ditentukan dari durasi saat pelatihan yang saya ikuti sudah sesuai dengan materi yang disampaikan
STS
TS
CS
S
SS
X1..3.3
MATERI Setiap mengikuti pelatihan komputer maka saya mempunyai tingkat pemahaman Materi pelatihan yang baik
STS
TS
CS
S
SS
E. Sebutkan bagaimana anda menggunakan komputer dalam pekerjaan anda. Gunkan tanda silang [X] untuk menjawab. STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju CS : Cukup Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju X2.1.
FUNGSI PENGGUNAAN
STS
TS
CS
S
SS
STS
TS
CS
S
SS
STS
TS
CS
S
SS
1. Komputer saya gunakan untuk membuat rencana kerja. 2. Komputer saya gunakan untuk mengerjakan program kerja. 3. Komputer saya gunakan untuk membuat dan menyelesaikan laporan kerja. 4. Komputer saya gunakan untuk mencari informasi. 5. Komputer saya gunakan untuk menyimpan data informasi.
X2.2
FREKWENSI PENGGUNAAN
1 Setiap harinya Saya selalu menggunakan komputer berkaitan dengan pekerjaan kantor . 2 Dalam bekerja Frekwensi pengunaan komputer setiap harinya mendominasi pekerjaan saya X2.3.
TINGKAT KETERGANTUNGAN 1.Jika komputer mengalami kerusakan maka saya tidak bisa bekerja 2.Pekerjaan saya banyak terbengkelai jika komputer sering rusak
F. Sebutkan bagaimana tingkat kepuasan kerja anda berkaitan adanya komputer di tempat kerja anda. Gunakan tanda silang [X] untuk menjawab.
STS TS CS S SS Y1.1
: Sangat Tidak Setuju : Tidak Setuju : Cukup Setuju : Setuju : Sangat Setuju
RESPON EMOSIONAL 1. Dengan penerapan komputerisasi ditempat kerja, pada umumnya mengatakan” saya sangat puas dengan pekerjaan ini”
STS
TS
CS
S
SS
2. Penggunaan komputer tidak menyebabkan saya seringkali berfikir untuk pindah ke bagian lain atau keluar dari pekerjaan. Y1.2
HASIL YANG DIPEROLEH Saya secara umum merasa puas dengan hasil-hasil tugas di pekerjaan saya setelah saya menggunakan komputer
STS
TS
CS
S
SS
Y1.3
SIKAP TERKAIT SUMBER KEPUASAN 1. Dengan komputer saya mudah mendapatkan informasi
STS
TS
CS
S
SS
2. Komputer mengoptimalkan waktu bekerja saya.
G. Sebutkan bagaimana Kinerja anda menurut anda dengan menjawab pertanyaan dibawah ini. Gunakan tanda silang [X] untuk menjawab Y2.1
Y2.2
Y2.3
KUALITAS HASIL Pada umunya kualitas hasil kerja sesuai dengan standar yang diinginkan. KUALITAS PELAYANAN Penggunaan komputer menyebabkan Saya bisa melayani dengan baik. KUANTITAS Dengan komputer, tugas selalu selesai tepat waktu
STS
TS
CS
S
SS
STS
TS
CS
S
SS
STS
TS
CS
S
SS
.........................’ ........./......../
NAMA : [.........................................................] Catatan: Nama boleh tidak diisi
Lampiran 2 Model Pengaruh Penggunaan Komputer Terhadap Pegawai Kelurahan