Kode/Nama Rumpun Ilmu : 724/Pendidikan Geografi LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN 70% DOSEN PEMBINA
Kajian Pengembangan Lokasi Pasar Tradisional Berbasis Masyarakat di Kota Tasikmalaya sebagai Materi Pembelajaran (Studi pada Mata Kuliah Perencanaan Wilayah) TIM PENGUSUL Nama Ketua : Dr. Siti Fadjarajani, M.T. (0406046602) Anggota
: Darwis Darmawan, M.Pd. (0002028803)
UNIVERSITASI SILIWANGI Juli 2017
i
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..........................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................
2
1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................
2
1.4 Luaran Penelitian .....................................................................
3
1.5 Rencana Pencapaian .................................................................
4
BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar ........................................................................
5
2.2 Pengertian Pasar Tradisional .....................................................
8
2.3 Kriteria Penentuan Lokasi Pasar ...............................................
11
2.4 Lingkungan sebagai Sumber Materi Pembelajaran...................
13
2.5 Pembangunan Berbasis Masyarakat..........................................
14
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian.....................................................................
17
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ...............................................
17
3.3 Metode Analisis........................................................................
18
3.4 Teknik Analisis Data ................................................................
19
3.5 Tahapan dan Alur Peneliti ........................................................
20
BAB IV Biaya dan Jadwal 4.1 Anggaran Penelitian .................................................................
21
4.2 Jadwal Penelitian .......................................................................
21
BAB V HASIL YANG DICAPAI 5.1 Kondisi Geografis Wilayah Penelitian .....................................
22
5.2 Kondisi Sosial ..........................................................................
29
5.3 Deskripsi Pasar Tradisional di Kota Tasikmalaya ...................
35
BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 6.1 Lanjutan Analisis Data Hasil Penelitian ..................................
62
6.2 Persiapan Buku Teks Pembelajaran ..........................................
62
ii
6.3 Persiapan Draf Jurnal ................................................................
62
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan...................................................................................
63
7.2 Saran .........................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran
iii
RINGKASAN Salah satu elemen yang sangat penting dari keberadaan suatu kota atau suatu pusat wilayah adalah adanya pasar atau tempat berkumpul dan bertransaksi antara para pedagang dan masyarakat yang akan memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak ada suatu permukiman masyarakat tanpa fasilitas yang mendukung kegiatan perdagangan seperti pasar, pertokoan dan warung.Kota Tasikmalaya tumbuh menjadi kota pusat perdagangan dan industri termaju di wilayah Priangan Timur. Kekuatan ekonomi terbesar saat ini didominasi oleh usaha perdagangandan industri pengolahan melalui sektor perdagangan, hotel dan restoran.Tingginya kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran tidak terlepas dari pesatnya pertumbuhan pasar baik pasar rakyat maupun toko modern, serta meningkatnya jumlah dan kualitas hotel dan restoran yang ada.Seiring dengan perkembangan global sekarang ini, kondisi pasar tradisional selain kualitas yang perlu ditingkatkan, secara kuantitas juga masih sangat sedikit.Berdasarkan data yang ada, pasar rakyat yang dikelola Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui PD Pasar Resik. Untuk itu di perlukan pengembangan lokasi pasar tradisional Berbasis Masyarakat di Kota Tasikmalaya. Pasar tradisional yang dikelola PD Pasar resik terdapat di 8 lokasi. Arah pengembangan Pasar menuju daerah Transisi Wilayah Kota tasik ke arah Kabupaten Tasikmalaya. Arah pengembangan ke arah luar ini lebih baik karena keberadaan Pasar Modern/Mall, Plaza, Supermarket, Minimarket semakim banyak jumpalahnya dan lokasinya berada di pusat Kota. Hal ini berpengaruh terhadap daya saing Pasar tradisional dengan Pasar Modern jika dilihat dari kenyamanan dan keamanan Masyarakat dalam berbelanja. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu metode analisis deskriptif.Pengumpulan data dilakukanberupa data sekunder maupun primer dengan teknik observasi, survey lapangan, dan wawancara, Studi dokumentasi dan studi literatur.Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat dengan menggunakan metode Random Sampling. Penelitian ini di lakukan di seluruh Pasar Tradisonal yang berada di Tasikmalaya dengan metodeTotal Sampling. Hasil yang diharapkan adalah pengembangan lokasi Pasar Tradisional di Kota Tasikmalaya. Hasil kajian dapat menjadi masukan materi pembelajaran, terutama bagi mata kuliah Perencanaan Wilayah. Kata Kunci : Lokasi Pasar Tradisional, Berbasis Masyarakat, Kota Tasikmalaya, Materi Pembelajaran, Perencanaan Wilayah.
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Salah satu elemen yang sangat penting dari keberadaan suatu kota atau suatu pusat wilayah adalah adanya pasar atau tempat berkumpul dan bertransaksi antara para pedagang dan masyarakat yang akan memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak ada suatu permukiman tanpa fasilitas yang mendukung kegiatan perdagangan seperti pasar, pertokoan dan warung.Untuk kota-kota besar dimana jumlah penduduk dengan tingkat pendapatan yang tinggi cukup banyak banyak ditemui Mall atau Super-market yang dikelola secara modern.Sebaliknya di wilayah yang dominan perdesaan pasar tradisional merupakan fasilitas yang diperlukan yang kadang-kadang hanya buka seminggu sekali atau dua kali. Kota Tasikmalaya memasuki tahun ke-16 semenjak berdiri pada tanggal 17 Oktober 2001 berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2001.Dalam perjalanannya Kota Tasikmalaya telah tumbuh menjadi kota pusat perdagangan dan industri termaju di wilayah Priangan Timur. Kekuatan ekonomi terbesar saat ini didominasi oleh usaha perdagangandan industri pengolahan melalui sektor perdagangan, hotel dan restoran. Artinya, hampir separuh perekonomian Kota Tasikmalaya digerakkan industri tersebut. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Tasikmalaya secara agregat, kuantitas output perekonomiannya meningkat.Sektor perdagangan, hotel dan restoran menempati urutan kedua setelah sektor bangunan dalam pertumbuhan sektoral, namun
mempunyai
sumber
pertumbuhan
ekonomi
terbesar
Kota
Tasikmalaya.Tingginya kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran tidak terlepas dari pesatnya pertumbuhan pasar baik pasar rakyat maupun toko modern, serta meningkatnya jumlah dan kualitas hotel dan restoran yang ada di Kota Tasikmalaya. Seiring dengan perkembangan global sekarang ini, kondisi pasar tradisional selain kualitas yang perlu ditingkatkan, secara kuantitas juga masih
1
2
sangat sedikit.Berdasarkan data yang ada, pasar rakyat yang dikelola Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui PD Pasar Resik baru berjumlah 8 (delapan) buah. Ditambah laju pertumbuhan jumlah penduduk Kota Tasikmalaya yang semakin bertambah, kebutuhan adanya pasar untuk menunjang kebutuhan perekonomian sangat diperlukan. Atas dasar pemikiran tersebut diatas, perlu disusun suatu kajian analisis kondisi pasar yang ada serta perkembangannya di Kota Tasikmalaya yang sangat bermanfaat sebagai bahan masukan untuk membuat keputusan/kebijakan khususnya bagi pemimpin daerah, maupun pihak-pihak yang berwenang dalam menentukan model pembangunan ekonomi yang memberi kemaslahatan bagi segenap
masyarakat
Kota
Tasikmalaya.
Selain
itu
juga,
hasil
kajian
pengembangan melalui analisis lokasi pasar tradisional diharapkan dapat menjadi pengayaan materi pembelajaran pada matakuliah Perencanaan Wilayah. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Kajian Pengembangan Lokasi Pasar Tradisional Berbasis
Masyarakat
di
Kota
Tasikmalaya
sebagai
Materi
Pembelajaran(Studi pada Mata Kuliah Perencanan Wilayah)”. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian lanjutan ini adalah: “Bagaimanakah pengembangan lokasi pasar tradisionalyang berbasis masyarakat di Kota Tasikmalaya sebagai materi pembelajaranpada mata kuliahPerencanaaan Wilayah?” 1.3 TujuanPenelitian Tujuandari penelitian ini adalah : 1.
Mendeskripsikankondisi pasar tradisional yang ada di Kota Tasikmalaya.
2.
Menganalisis
pengembangan
lokasi
pasar
tradisional
di
Kota
Tasikmalaya. 3.
Rekomendasi calon lokasi strategis pengembangan/pembangunan pasar tradisional berbasis masyarakat yang disesuaikan dengan pengembangan materi Perencanaan Wilayah.
3
1.4 Luaran Penelitian 1. Tersusunnya dokumen kajian pengembangan pasar tradisional di Kota Tasikmalaya. 2. Teranalisisnya
pengembangan
lokasi
pasar
tradisional
di
Kota
Tasikmalaya. 3. Tersusunnya rekomendasi dan dokumentasi calon lokasi strategis pengembangan/pembangunan pasar tradisional berbasis masyarakat di Kota Tasikmalaya.
4
1.5 Rencana Target Capaian No Jenis Luaran 1 Publikasi Ilmiah
2 3 4 5
6 7 8 9
Indikator Capaian Internasional Type equation here. Nasional √ Terakreditasi Pemakalah dalam Temu Internasional Ilmiah Nasional √ Invited Speaker dalam temu Internasional ilmiah Nasional Visiting Lecturer Internasional HKI Paten Paten sederhana Hak Cipta Merk Dagang Rahasia Dagang Desain produk Industri Indikasi Geografis Perlindungan varietas tanaman Perlindungan topografi Teknologi Tepat Guna Model/purwarupa/desain/karya seni/rekayasa sosial Buku Ajar ISBN Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Pasar Pasar
adalah
tempat
bertemunya
pembeli
dan
penjual
untuk
melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Menurut ilmu ekonomi, pasar berkaitan dengan kegiatannya, bukan tempatnya. Ciri khas sebuah pasar adalah adanya kegiatan transaksi atau kegiatan jual beli. Para konsumen datang ke pasar untuk berbelanja dengan membawa uang untuk membayar harganya. Menurut William J. Stanton (1993:92) pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Dari definisi di atas, didapatkan 3 unsur penting di dalam pasar, antara lain: a. Orang dengan segala keinginannya b. Daya beli c. Kemauan untuk membelanjakannya Pasar atau konsumen dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni konsumen akhir (pasar konsumen) dan pasar bisnis (pasar industri). Dimana pasar konsumen adalah sekelompok pembeli yang membeli barang-barang untuk dikonsumsi dan bukannya untuk diproses lebih lanjut. Sedangkan pasar bisnis adalah pasar yang terdiri dari individu-individu atau organisasi yang membeli barang untuk diproses lagi menjadi barang lain dan kemudian dijual. Berdasarkan pengertian tersebut, sebagai contoh maka petani digolongkan kedalam pasar bisnis, sebab mereka membeli barang digunakan untuk diproses lebih lanjut menjadi barang-barang hasil pertanian. Jenis-jenis pasar dapat kita bedakan menurut beberapa kategori, yakni
menurut fisiknya,
menurut
waktunya,
menurut
barang
yang
diperjualbelikan, menurut luas kegiatannya, menurut bentuknya, dan menurut sifat pembentukan harganya. Berikut ini masing-masing penjelasan terhadap jenis-jenis pasar tersebut:
5
6
a. Jenis-Jenis Pasar Menurut Fisiknya
Pasar konkret (pasar nyata) adalah tempat pertemuan antara pembeli dan penjual melakukan transaksi secara langsung. Barang yang diperjualbelikan juga tersedia di pasar. Contohnya adalah pasar sayuran, buah-buahan dan pasar tradisional.
Pasar abstrak (pasar tidak nyata) adalah terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli hanya melalui telepon, internet, dan lain-lain berdasarkan contoh barang. Contohnya adalah online shopping dan pasar modal.
b. Jenis-Jenis Pasar Menurut Waktunya
Pasar harian adalah pasar yang aktivitasnya berlangsung setiap hari dan sebagian barang yang diperjual belikan adalah barang kebutuhan sehari-hari.
Pasar mingguan adalah pasar yang aktivitasnya berlangsung seminggu sekali. Biasanya terdapat di daerah yang belum padat penduduk dan lokasi permukimannya masih bejauhan.
Pasar bulanan adalah pasar yang aktivitasnya berlangsung sebulan sekali. Biasanya barang yang diperjualbelikan adalah barang yang akan dijual kembali (agen/grosir).
Pasar tahunan adalah pasar yang aktivitasnya berlangsung setahun sekali, misalnya PRJ (Pasar Raya Jakarta).
c. Jenis-Jenis Pasar Menurut Barang yang Diperjualbelikan
Pasar
barang
konsumsi
adalah
pasar
yang
memperjualbelikan barangbarang konsumsi untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Pasar
sumber
daya
produksi
adalah
pasar
yang
memperjualbelikan faktorfaktor produksi, seperti tenaga kerja, tenaga ahli, mesin-mesin, dan tanah. d. Jenis-Jenis Pasar Menurut Luas Kegiatannya
Pasar setempat adalah pasar yang penjual dan pembelinya hanya penduduk setempat.
7
Pasar daerah atau pasar lokal adalah pasar di setiap daerah yang memperjualbelikan
barang-barang
yang
diperlukan
penduduk daerah tersebut. Contohnya adalah Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya.
Pasar Nasional adalah pasar yang melakukan transaksi jual beli
barang mencakup satu negara. Contohnya Pasar Tanah
Abang.
Pasar Internasional adalah pasar yang melakukan transaksi jual beli barangbarang keperluan masyarakat internasional. Contohnya pasar kopi di Santos, Brasil.
e. Jenis-Jenis Pasar Menurut Bentuknya
Pasar persaingan sempurna (terorganisir)
Pasar persaingan tidak sempurna
Jenis-jenis pasar menurut sifat pembentukan harga
Pasar persaingan adalah pasar yang pembentukan harga ditentukan oleh persaingan antara permintaan dan penawaran.
Pasar monopoli adalah pasar yang penjualnya hanya satu orang. Contohnya PT. Kereta Api Indonesia.
Pasar duopoli adalah pasar yang penjualnya hanya dua orang dan menguasai penawaran suatu barang dan mengendalikan harga barang.
Pasar oligopoli adalah pasar yang di dalamnya terdapat beberapa penjual dengan dipimpin oleh salah satu dari penjual tersebut mengendalikan tingkat harga barang. Contohnya perusahaan otomotif Astra Indonesia.
Pasar monopsoni adalah pasar yang pembentukan harga barangnya dikendalikan oleh satu orang atau sekelompok pembeli.
Pasar duopsoni adalah pasar pembentukan harga barangnya dikendalikan oleh dua orang atau dua kelompok pembeli.
8
Pasar oligopsoni adalah pasar yang pembentukan harga barangnya dikendalikan oleh beberapa orang atau beberapa kelompok pembeli.
2.2
Pengertian Pasar Tradisional Menurut pengertiannya, pasar merupakan suatu tempat bagi manusia
dalam mencari keperluan sehari-harinya (Trisnawati, 1988). Sedangkan menurut Belshaw (dalam Suprapto) pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomis, kebudayaan, politis dan lain-lainnya, tempat pembeli dan penjual (atau penukar tipe lain) saling bertemu untuk mengadakan tukar menukar. Jika dilihat dari mutu pelayanannya, kegiatan perdagangan dapat dibedakan atas kegiatan perdagangan tradisional dan kegiatan perdagangan modern. Kegiatan perdagangan tradisional di antaranya adalah pasar tradisional dan toko-toko eceran, sedangkan kegiatan perdagangan modern dijumpai dalam bentuk pasar modern yang dikenal dengan mall, pasar swalayan, department store, shopping center dan hypermarket. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi, dalam hal mana organisasi pasar yang ada masih sangat sederhana, tingkat efisiensi dan spesialisasi yang rendah, lingkungan fisik yang kotor dan pola bangunan yang sempit (Agustiar, dalam Fitri, 1999). Pasar tradisional dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah. Dalam penelitian ini juga dipaparkan beberapa potensi dan ciri pasar tradisional, yaitu: a. Kemampuan pasar tradisional dalam menyerap komoditi lokal dari kawasan sekitarnya. b. Berfungsi
sebagai
supplier
untuk
berbagai
input
pertanian,
perumahan, serta kebutuhan pokok masyarakat secara luas. c. Pasar
tradisional
memiliki
segmentasi
membedakannya dari pasar modern.
pasar
tersendiri,
yang
9
d. Para pedagang yang beroperasi di pasar umumnya kaum wanita sehingga
sangat bermanfaat bagi peningkatan kesempatan berusaha
untuk kaum wanita, dalam arti wanita umumnya memiliki keunggulan dibandingkan dengan pria dalam melayani konsumen. Potensi pasar akan semakin penting karena market turn over yang cukup cepat dengan sistem pembayaran tunai. Menurut Lubis (2005), yang dianggap selama ini sebagai pasar tradisional adalah pasar yang bentuk bangunannya
relatif
sederhana,
dengan
suasana
yang
relatif
kurang
menyenangkan (ruang tempat usaha sempit, sarana parkir yang kurang memadai, kurang menjaga kebersihan pasar, dan penerangan yang kurang baik). Barang-barang yang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari-hari dengan mutu barang yang kurang diperhatikan, harga barang relatif murah, dan cara pembeliannya dengan sistem tawar menawar. Para pedagangnya sebagian besar adalah golongan ekonomi lemah dan cara berdagangnya kurang profesional. Secara umum pasar dapat ditinjau dari dua segi utama, yaitu segi sosial ekonomis dan segi fisik (Ibrahim, 1979 dalam Sulistyowati, 1999). Berdasarkan segi sosial ekonomis, pasar dibedakan pengertiannya secara kulturil, administrasi dan fungsi. Ketiga pengertian tersebut antara lain: Secara kulturil, pasar adalah tempat kegiatan perdagangan eceran berbagai jenis barang tanpa memandang apakah tempat itu disediakan secara resmi atau tidak oleh pemerintah setempat. Secara
administrasi,
pasar
diartikan
sebagai
tempat
kegiatan
perdagangan eceran yang dibedakan atas pasar resmi dan tidak resmi. Pasar resmi ditetapkan oleh pemerintah kota berdasarkan surat keputusan kepala daerah setempat. Sedangkan pasar tidak resmi, tidak diakui secara hukum, namun diakui keberadaannya (de facto). Pasar-pasar tersebut secara tetap ditarik retribusinya. Secara fungsi, pasar merupakan tempat berbelanja barang-barang kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan oleh penduduk secara keseluruhan, tempat bekerja (berdagang) dan memberikan pendapatan
10
kepada pedagang, dan sebagai fasilitas perkotaan yang memberikan pendapatan kepada pedagang, dan sebagai fasilitas perkotaan yang memberikan pendapatan bagi pemerintah kota. Berdasarkan segi fisiknya, pasar diartikan sebagai pemusatan beberapa pedagang tetap dan tidak tetap yang terdapat pada suatu ruangan terbuka atau ruangan tertutup atau suatu bagian tepi jalan. selanjutnya pengelompokkan para pedagang eceran tersebut menempati bangunan-bangunan dengan kondisi bangunan temporer, semi permanen, ataupun permanen. Sulistyowati (1999) merumuskan karakteristik umum kegiatan pasar tradisional sebagai berikut: a. Pengelolaan: o Dikelola oleh pemerintah daerah (Dinas Pengelolaan Pasar) o Terdiri dari unit-unit usaha kecil yang dimiliki perseorangan/ rumah tangga yang pengelolaannya masih tradisional (umumnya berdasarkan bakat dan naluri) b. Organisasi: o Ada koperasi pedagang pasar, tetapi organisasi dalam pengelolaan kegiatan berdagangnya sendiri tidak ada c. Kondisi fisik tempat usaha: o Bangunan temporer, semi permanen atau permanen, terdiri atas toko, kios, jongko, los dan pelataran. o Kebersihan tidak terjaga dengan baik (becek, kotor, bau, dll) sehingga mengurangi kenyamanan berbelanja. o Gang antar kios/los terlalu sempit sehingga mengurangi keleluasaan bergerak o Fasilitas parkir tidak memadai d. Barang: o Barang yang dijual adalah barang-barang kebutuhan rumah tangga sehari-hari (barang primer dan sekunder), bahan pangan pokok yang tidak tahan lama cukup menonjol. o Barang yang dijual umumnya lebih segar dan bervariasi.
11
o Harga barang relatif murah, tidak bersifat mati dan dapat ditawar. o Penataan barang seadanya. e. Hubungan antara penjual dan pembeli: o Terdapat interaksi antara penjual dn pembeli terlihat dari adanya tawarmenawar dalam proses jual beli f. Waktu kegiatan: o Waktu kegiatan harian rata-rata dimulai pukul ± 06.00 hingga pukul 15.00/16.00 (9-10 jam). Namun adapula pasar yang dimulai pada malam hari. g. Mekanisme perolehan komoditas: o Barang-barang yang dijual di pasar tradisional dipeoleh dari pasar induk/pasar yang lebih tinggi tingkatannya. h. Lokasi: o Pada
awalnya
pasar
tumbuh
tanpa
perencanaan
karena
berkembang dengan sendirinya, dan biasanya berlokasi di tempattempat yang dianggap strategis dan aksesibilitasnya baik (mudah dijangkau).
2.3
Kriteria Penentuan Lokasi Pasar Pasar merupakan salah satu komponen pelayanan dari suatu kota, daerah
dan wilayah tertentu sehingga akan mengakibatkan kaitan dan pengaruh antar unsur penunjang kegiatan perekonomian kota. Sebuah pasar yang letaknya strategis akan lebih terjamin kelancaran penjualannya daripada yang letaknya di tempat yang kurang strategis. Faktor-faktor keramaian lalu lintas, kemungkinan sebagai tempat pemberhentian orang untuk berbelanja, keadaan penduduk di lingkungan tersebut, keadaan perparkiran kendaraan dan lain-lain merupakan hal-hal yang peLokasi dimana pasar itu dibangun akan sangat mempengaruhi minat masyarakat untuk mengunjungi pasar tersebut. Faktor penting yang harus menjadi pertimbangan adalah wilayah perdagangan yang membatasi suatu kota. Pasar sebaiknya dibangun pada wilayah perdagangan yang ramai dan luas. Pasar yang dibangun
12
pada tempat yang tidak ada aktivitas perdagangan sangat sulit diharapkan akan dikunjungi oleh masyarakat. Jarak antara masyarakat yang diperkirakan akan berkunjung sebaiknya juga tidak terlalu jauh dan untuk mencapainya tersedia cukup fasilitas transportasi atau aksesibilitas yang lancar. Beberapa hal yang menjadikan jarak yang jauh dirasakan menjadi lebih dekat yaitu adanya jalan dan alat transportasi, kemudahan untuk parkir, kelengkapan dan kualitas barang-barang yang dijual dan kemudahan untuk mencapai lokasi (tidak macet misalnya). Jumlah penduduk, pendapatan perkapita, distribusi pendapatan, aglomerasi dan kebijakan pemerintah sangat berpengaruh dalam penentuan lokasi suatu kegiatan (Marsudi Djojodipuro, 1992). Suatu daerah yang memiliki jumlah penduduk banyak merupakan pasar yang perlu dipertimbangkan. Lokasi sebuah pasar menurut David Dewar dan Vanessa W (1990), merupakan faktor yang penting/berpengaruh pada keberhasilan pasar tersebut. Tiga faktor utama yang mempengaruhi lokasi pada skala kota adalah : 1. Location of generator of population movement menimbulkan
pergerakan
populasi/orang).
Suatu
(lokasi yang pasar
mampu
berkembang secara baik karena berada pada lokasi yang begitu dekat dengan pergerakan orang banyak. Pasar yang paling berhasil berada pada CBD (central business district) dan kumpulan pedagang formal yang lain, pusat/konsentrasi industri, sekitar terminal transportasi umum (terminal bus, station kereta api, dsb) serta lokasi yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. 2. Sources of supply (lokasi yang dekat dengan sumber-sumber persediaan barang yang diperjualbelikan). 3. Location of consumers (lokasi yang dekat dengan pembeli/pengguna pasar). Pembangunan pasar bertujuan untuk melayani kebutuhan konsumen kota semudah/sedekat mungkin. Lokasi pasar sebaiknya mudah dijangkau oleh konsumen pasar, baik yang menggunakan kendaraan pribadi, pejalan kaki maupun yang menggunakan angkutan umum. Proses penentuan lokasi pasar merupakan proses yang sangat penting sebagai bentuk pengambilan keputusan strategis
13
pemanfaatan ruang dan pemenuhan kebutuhan masyarakat oleh para pengambil keputusan. Kegiatan pemilihan lokasi merupakan kegiatan yang penting karenanya masing-masing stakeholder harus memegang peranan besar. Chiara dan Koppelman (1997) mengemukakan bahwa kriteria yang harus dipenuhi dalam menentukan lokasi pusat perbelanjaan adalah: Kedekatan terhadap pangsa pasar. Kedekatan terhadap bahan baku (supply). Ketersediaan tenaga listrik dan air. Ketersediaan modal. Iklim Perlindungan terhadap kebakaran, perlindungan polisi dan pelayanan kesehatan. Perumahan / pemukiman penduduk Sikap masyarakat. Peraturan setempat. Pertumbuhan kota di masa yang akan datang. Duncan dan Hollander, dalam Ristantyo (2004), mengemukakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi pasar adalah: Populasi yang terdapat pada daerah perdagangan, meliputi komposisi dan pertumbuhannya. Perkembangan kota yang dapat diukur dari perubahan sosial ekonomi. Kebiasaan belanja penduduk. Daya beli penduduk yang dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan dan jumlah tabungan yang dimiliki. Perbedaan status sosial yang dapat dilihat dari tipe rumah, kepemilikan rumah, tingkat pendidikan dan jumlah kepemilikan kendaraan. Jumlah, luas, tipe dan lokasi pasar yang lama. Aksesibilitas berupa fasilitas transportasi umum, kedekatan dengan konsumen yang potensial (dekat dengan daerah perumahan dan perkantoran). Kondisi fisik lahan, dapat dilihat dari tofografi, kondisi geologis, daerah rawan bencana atau b2.4ukan dan sebagainya.
2.4
Lingkungan sebagai Sumber Materi Pembelajaran Lingkungan memiliki kekayaan akan pengetahuan dan pembelajaran. Hal
yang tidak dapat pelajar pelajari di dalam ruangan, Memanfaatkan lingkungan sebagaisumber materi pembelajaran memiliki banyak kelebihan. Beberapa kelebihan tersebut antara lain; 1. Menghemat anggaran, karena memanfaatkan lokasi,benda-benda dan aktivitas yang telah ada di lingkungan 2. Menambah pengalaman yang nyata kepada pelajar, pelajaran menjadi lebih, tidak verbalistik, konkrit
14
3. Karena lokasi, benda-benda dan aktivitas tersebut berasal dari lingkungan pelajar, maka benda-benda dan aktivitas tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pelajar. Hal ini sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual (contextual learning) 4. Pelajaran lebih aplikatif, materi belajar yang diperoleh pelajar melalui media lingkungan kemungkinan akan dapat diaplikasikan langsung, karena pelajarakan sering menemui benda-benda, aktivitas atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari; 5. Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada pelajar. Dengan media lingkungan, pelajar dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi, aktivitas atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah;
2.5
Pembangunan Berbasis Masyarakat Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah strategi, sekarang telah banyak
diterima,
bahkan
telah
berkembang
dalam
berbagai
literatur
didunia
barat.Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yaknibersifat “people-centered, participatory, empowering and sustainable” (Chambers, 1995 dalam Kartasasmita, 1996).Konsep ini lebih luas dari
hanya
semata-mata
memenuhi
kebutuhan
dasar (basic
needs) atau
menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety net), yang pemikirinnya belakangan ini banyak dikembangkan sebagai upaya mencari alternatif terhadap konsep-konsep pertumbuhan di masa yang lalu. Konsep ini berkembang dari upaya banyak ahli dan praktisi untuk mencari apa yang antara lain oleh Friedman (1992) disebut alternative development, yang menghendaki “inclunsive democracy, appropriate economic growth, gender equality and intergenerational equality”. Dalam proses pemberdayaan masyarakat diarahkan pada pengembangan sumberdaya manusia (dipedesaan), penciptaan peluang berusaha yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Masyarakatmenentukan jenis usaha, kondisi
15
wilayah yang pada gilirannya dapat menciptakan lembaga dan sistem pelayanan dari, oleh dan untuk masyarakat ini kemudian pada pemberdayaan ekonomi rakyat. Keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu yang bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan.Suatu masyarakat yang sebagian besar anggotanya sehat fisik dan mental, terdidik dan kuat, tentunya memiliki keberdayaan yang tertinggi. Keberdayaan masyarakat merupakan unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan, dan dalam pengertian yang dinamis mengembangkan diri dan mencapai kemajuan.Keberdayaan masyarakat itu sendiri menjadi sumber dari apa yang didalam wawasan politik disebut sebagai disebut sebagai ketahanan nasional. Artinya bahwa apabila masyarakat memiliki kemampuan ekonomi yang tinggi, maka hal tersebut merupakan bagian dari ketahanan ekonomi nasional.Dalam keranggka pikir inilah upaya memberdayakan masyarakat pertama-tama haruslah dimulai dengan menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu sendiri, dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkanya selanjutnya, upaya tersebut diakui dengan memperkuat potensi atau daya yang dimiliki olehmasyarakat itu sendiri. Dalam konteks ini diperlukan langkah-langkah yang positif, selain dari hanya hanya menciptakan iklim dan suasana konduksif. Perkataan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input, serta pembukaan akses kepada berbagi peluang (opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya (Kartasasmita, 1996).Dengan demikian, pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya.Menanamkan nilai-nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, kebertanggung jawaban dan lainlain yang merupakan bagian pokok dari upaya pemberdayaan itu sendiri. Strategi pembangunan berpusat pada rakyat memiliki tujuan akhir untuk memperbaiki kualitas hidup seluruh rakyat dengan aspirasi-aspiras dan harapan
16
individu dan kolektif, dalam konsep tradisi tradisi budaya dan kebiasaankebiasaan mereka yang sedang berlaku.Tujuan objektif dalam strategi pembangunan berpusat pada rakyat pada intiny memberantas kemiskinan absolut, realisasi keadilan distributif, dan peningkatan partisipasi masyarakat secara nyata. Prioritas awal dipertunjukan pada daerah yang tidak menguntungkan dan kelompok-kelompok sosial yang rawan terpengaruh, termasuk wanita, anak-anak, generasi muda yang tidak mampu, lanjut usia, dan kelompok-kelompok marginal lainya. Seiring dengan berkembangnya pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, maka berkembang pendekatan yang berpusat pada rakyat.Model pendekatan pembangunan yang berpusat pada rakyat sebenarnya merupakan
antitesis
dari
model
pembangunan
yang berorientasi
pada
produksi.Untuk model pembangunan yang berorientasi pada produksi ini, termasuk dadalamnya model-model pembangunan ekonomi yang memposisikan pemenuhan kebutuhan sistem produksi lebih utama daripada kebutuhan rakyat. Berdasarkan hal tersebut, model pembangunan yang berpusat pada rakyat merupakan suatu alternatif baru untuk meningkatkan hasil produksi pembangunan guna memenuhi kebutuhan penduduk yang sangat banyak dan terus bertambah, tetapi peningkatan itu harus dicapai dengan cara-cara yang sesuai dengan asasasas dasar partisipasi dan keadilan dan hasil-hasil itu dapat dilestaraikan untuk kelangsungan hidup manusia di dunia. Model pendekatan pembangunan yang berpusat pada rakyat lebih menekankan kepada pemberdayaan, yaitu menekankan kenyataan pengalaman masyarakat dalam sejarah penjajahan dan posisinys dalam tata ekonomi internasional.Karena itu pendekatan ini berpendapat bahwa masyarakat harus menggugat struktur dan situasi keterbelakangan secara simultan dalam berbagai tahapan.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif, yang bertujuan untuk mengkaji masalah yang terjadi saat sekarang dengan cara mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasikan data, kemudian dianalisis. Selain itu digunakan juga metode pendekatan Partisipatory Planning. Hal ini diselaraskan dengan paradigma baru pembangunan yang menghendaki adanya
keterlibatan
stakeholders
dalam
proses
pembangunan,
terutama
Masyarakat sekitar sejak proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan program, serta pengawasan dan evaluasi. Penyusunan kajian ini diawali dengan kajian fisik dan biofisik serta kajian sosial-ekonomi wilayah. Kajian fisik dan biofisik dilakukan melalui studi dokumen, yang ditindak lanjuti dengan ground check lapangan. Sementara dalam pelaksanaan kajian aspek sosial-ekonomi selain dilakukan telaahan atas perundang-undangan, peraturan pemerintah atau dokumen-dokumen yang diterbitkan oleh institusi pemerintah maupun swasta yang berkaitan dengan kajian ini.Selain itu,dilakukan juga penjaringan informasi secara langsung dari masyarakat sebagai responden. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: a.
Survey Lapangan (Field Study)
b.
Wawancara (Interview)
c.
Studi Dokumentasi
d.
Studi Literatur
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1. Populasi Wilayah Adapun populasi wilayah adalah seluruh Pasar Tradisional yang ada di Kota Tasikmalaya, terdisi atas 8 (delapan) buah pasar yang tersebar di 10 (sepuluh) Kecamatan di Kota Tasikmalaya.
17
18
3.2.2. Populasi Penduduk Populasi Penduduk dalam penelitian ini adalah Masyarakat Yang berada di wilayah Kota Tasikmalaya. Menggunakan teknik Simple Random Sampling dengan jumlah sampel50 Masyarakat yang tersebar di 10 Kecamatan Di Kota TasikmalayaSimple Random Sampling. 3.3 Metode Analisis Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.3.1. Analisis Deskriptif Kualitatif
Digunakan untuk menggambarkan kondisi pasar tradisional yang ada di Kota Tasikmalaya
3.3.2. Analisis Lokasi
Digunakan untuk menentukan pengembangan lokasi pasar tradisional di 10 (sepuluh) Kecamatan di Kota Tasikmalaya
3.3.3. Analisis SWOT
Digunakan untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi pengembangan lokasi pasar tradisional berbasis masyarakat di Kota Tasikmalaya.
Analisis SWOT adalah analisis kualitatif argumentatif untuk menetapkan strategi dalam pencapaian kondisi ideal berdasarkan kondisi aktual. Glueck dan Jauch (1999) menyatakan bahwa, proses analisis situasi lingkungan diperlukan untuk mengetahui kekuatan dan kemahan, baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Hal yang sama disampaikan Freddy Rangkuti (1998) yang juga menyatakan bahwa, analisis lingkungan melalui
inventarisasi
kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman diperlukan untuk menentukan strategi yang akan dijalankan. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumberdaya.Strategi merupakan alat untuk mencapai keunggulan bersaing.Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah menilai dan memutuskan apakah suatu aktivitas relevan atau tidak dengan pihak-
19
pihak yang berkepentingan; Layak atau tidak dijalankan. Sisi lain dari kegiatan usaha harus dinilai apakah kegiatan usaha tersebut dapat diterima atau tidak oleh pihak-pihak yang berkepentingan/stakeholder (Learned, Christensen, Andrew dan Guth 1965). Penetapan strategi prioritas dari berbagai alternatif, dilakukan dengan menggunakan pendekatan kriteria–kriteria yang dikemukakan oleh Freddy Rangkuti (2000), yaitu kriteria kesesuaian, kelayakandan kriteria penerimaan. 3.4 Teknik Analisis Data Penelitian ini akan dilakukan dalam dua tahap yaitu: a. Tahap 1 merupakan tahap persiapan, hal-hal yang dilakukan adalah : (1) Melakukan observasi awal (2) Merancang perlakuan (3) Membuat instrumen dan validasinya (4) Menentukan jenis, alat dan sumber data (5) Menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol b. Tahap 2 merupakan tahap implementasi, hal yang dilakukan adalah : (1) Implementasi rancangan (2) Mengumpulkan data dan menyajikan data (3) Melakukan analisa data (4) Menentukan hasil dan pembahasan (5) Membuat kesimpulan dan laporan
20
3.5 Tahapan dan Alur Penelitian
PENGKAJIAN 1. Pembentukan Team work 2. Analisis Lokasi dan Pengembangan Lokasi Kajian 3.Survey Lapangan 4. Pengolahan Data 5. Penyusunan Bahan Ajar 6.Publikasi/SeminarHasil Penelitian - BAHAN AJAR - PUBLIKASI
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN 4.1 Anggaran Penelitian Tabel 4.1. Justifikasi Anggaran Penelitian No
Jenis Pengeluaran
1
Gaji dan Upah
3.520.000
2
Bahan Habis Pakai dan Peralatan
4.480.000
3
Perjalanan
2.500.000
Lain-lain (publikasi,Seminar, Laporan,
2.500.000
4
Biaya yang Diusulkan(Rp)
lainnya) 13.000.000
Jumlah
4.2 Jadwal Penelitian Jadwal pelaksanaan kegiatan diuraikan dalam tabel berikut : Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan No
Kegiatan
1
Persiapan Studi Pendahuluan Penyusunan proposal Pelaksanaan Pembentukan Team Work Pengumpulan data Pengolahan Data Analisis Lokasi Pasar Tradisonal Pembuatan Jurnal Laporan Hasil Publikasi Hasil Penelitian Penerbitan Jurnal Pembuatan Bahan Ajar
2
3
1
2
Bulan ke… 3 4
5
6
21
BAB V HASIL YANG DICAPAI
5.1.
Kondisi Geografi Wilayah Penelitian Gambaran umum tentang kondisi fisik geografis Kota Tasikmalaya ini
dibatasi pada gambaran umum yang berkaitan dengan Letak Geografis dan Aksesibilitas; Kondisi Geologis dan Topografi; Kondisi Klimatologis dan Kondisi Hidrologis Kota Tasikmalaya. 5.1.1
Letak Geografis dan Aksesibilitas Kota Tasikmalaya merupakan salah satu wilayah otonomi yang secara
adimistratif termasuk dalam wilayah Provinsi Jawa Barat. Terletak disebelah tenggara Kota Bandung, berjarak ± 105 Km atau ± 255 Km dari Ibu Kota Jakarta. Berdasarkan posisi garis lintang wilayah Kota Tasikmalaya terletak pada posisi koordinat (10808’ 51,62”-10818’ 31,77”) BT dan (714’14,64”-727’ 2,5”) LS. Secara administratif batas wilayah Kota Tasikmalaya dapat diuraikan sebagai berikut:
Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kecamatan Jatiwaras dan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya;
Sebelah Timur, berbatasan dengan Kecamatan Manonjaya, Kecamatan Salopa, Kecamatan Gunungtanjung Kabupaten Tasikmalaya;
Sebelah Utara, berbatasan dengan Kecamatan Cisayong dan Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya, Kecamatan Cihaurbeuti dan Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis;
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Singaparna, Kecamatan Sukarame, dan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya;
Pada posisi geografis, Kota Tasikmalaya memiliki aksesibilitas yang sangat strategis. Wilayah Kota Tasikmalaya dilalui oleh jalan arteri primer yang menghubungkan kota Bandung dengan kota Yogyakarta, dan kota-kota lain di belahan Selatan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain dihubungkan
22
23
dengan jalan arteri primer, Kota Tasikmalaya dilalui oleh jalur jalan Kereta Api lintas selatan Pulau Jawa. Pusat Kota Tasikmalaya memiliki jarak yang cukup dekat dengan dua pelabuhan laut yang selama ini sudah berjalan sebagai pintu eksporimpor.Pelabuhan laut dimaksud adalah Pelabuhan Cirebon.Pelabuhan laut lainnya adalah Pelabuhan Cilacap.Secara administratif pelabuhan Cilacap termasuk wilayah Provinsi Jawa Tengah. Namun pelabuhan tersebut sudah biasa digunakan sebagai jalur transportasi barang yang akan keluar atau masuk wilayah Propinsi Jawa Barat.
24
Gambar 5.1. Peta Administrasi Kota Tasikmalaya
25
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) telah ditetapkan bahwa dalam sistem perkotaan nasional Kota Tasikmalaya, Garut, Ciamis, dan Banjar berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Disamping itu di dalam RTRWN dinyatakan pula bahwa peran Kota Tasikmalaya lebih ditonjolkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, sedangkan kota orde berikutnya yang berperan sebagai kota penyebar kegiatan ekonomi adalah Kota Banjar, Ciamis, dan Pangandaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kota Tasikmalaya merupakan Kota Orientasi, yang menjadi pusat pertumbuhan di Kawasan Andalan Priangan Timur.
5.1.2
Kondisi Klimatologi dan Hidrologi Berdasarkan klasifikasi tipe curah hujan Schmidt dan Ferguson (1951)
yang didasarkan atas pertimbangan banyaknya bulan basah (> 200 mm) dan bulan kering (< 100 mm), tipe curah hujan di wilayah Kota Tasikmalaya digolongkan kedalam tipe curah hujan C, yakni memiliki 4 bulan kering dan 8 bulan basah. Sedangkan berdasarkan klasifikasi iklim Mohr, wilayah Kota Tasikmalaya termasuk ke dalam klasifikasi iklim II.Sementara menurut klasifikasi iklim Oldeman (1979) yang lebih spesifik pada gambaran untuk iklim pertanian termasuk ke dalam zone agroklimat I a. Kelembaban udara bervariasi antara 83 persen sampai dengan 86 persen, dengan penyinaran sinar matahari terlama terjadi pada bulan Juni, hingga mencapai 94 persen. Suhu udara terendah 18oC dan suhu udara tertinggi mencapai 34oC. Kisaran suhu udara pada dataran rendah berkisar (20-34)oC dan suhu pada dataran tinggi (18-22)oC. Kecepatan angin berkisar antara 2 sampai 6 knot. Curah hujan rata-rata mencapai 47,50 mm/bulan, dengan jumlah hari hujan rata-rata 82 hari per tahun. Kondisi hidrologi wilayah Kota Tasikmalaya dapat diuraikan melalui pendekatan klasifikasi air permukaan; air hujan; air sungai dan air waduk; air tanah. Air Permukaan. Air permukaan dapat diartikan sebagai aliran air yang mengaliri permukaan wilayah Kota Tasikmalaya, baik dalam bentuk aliran maupun bentuk
26
genangan. Bentuk air permukaan di Kota Tasikmalaya meliputi sungai dan air dalam cekungan berupa danau. Air hujan. Potensijumlah air permukaan yang berasal dari air hujan yang dapat dimanfaatkan untuk sumberdaya air di wilayah Kota Tasikmalaya cukup besar. Sebagai ilustrasi, potensi air di Kecamatan Tamansari mencapai 49-416 juta m3/hari, sementara potensi di Kecamatan Mangkubumi mencapai 59-501 juta m3/hari. Permasalahannya, permukaan resapan air sekarang ini semakin berkurang, sehingga pada saat terjadi hujan, air langsung mengalir ke bagian hilir terbuang percuma. Aliran air alih-alih dapat dimanfaatkan, malah berpotensi menimbulkan banjir di beberapa tempat tertentu. Air sungai. Wilayah Kota Tasikmalaya termasuk ke dalam 2 (dua) Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Citanduy dan DAS Ciwulan. DAS Citanduy memiliki limpasan air rata-rata bulanan sebesar 17 m3/detik atau rata-rata harian sekitar 5,5 m3/detik, sedangkan DAS Ciwulan memiliki limpasan air sungai rata-rata harian sebesar 13,7m3 /detik. Jumlah kedua limpasan adalah 1.658.880 m3/hari. Sungai yang mengairi wilayah Kota Tasikmalaya diantaranya adalah Sungai Citanduy, Ciloseh, Ciwulan dan Sungai Cibanjaran. Sedangkan anak-anak sungainya dari Sungai Cibanjaran meliputi Sungai Cihideung, Cipedes, Ciromban, Cidukuh, Cicacaban, Cibadodon, Cikalang, Tonggong Londok, Cibeureum dan Sungai Cimulu. Sungai-sungai tersebut mengalir sepanjang tahun dan bermuara di Sungai Citanduy. Air Waduk (Situ). Kota Tasikmalaya mempunyai tujuh waduk yang potensial sebagai sumber air dengan kapasitas total daya tampung air sebesar 1.646.750 m 3. Sumber air tersebut adalah Situ Gede terletak di Kecamatan Mangkubumi potensial dapat mengairi sawah seluas 230 Ha; Situ Cibeureum potensial dapat mengairi sawah 69 Ha; Situ Cipanjaran berpotensi dapat mengairi sawah 20 Ha; Situ Malingping berpotensi mengairi sawah 30 Ha;, Situ Bojong berpotensi mengairi sawah 25 Ha; Situ Rusdi berpotensi mengairi sawah 98 Ha dan Situ Cicangri berpotensi mengairi sawah seluas 65 Ha. Air Tanah. Selain memiliki potensi air permukaan, Kota Tasikmalaya memiliki potensi air tanah yang relatif dangkal. Air tanah dapat diperoleh dari sumur gali
27
dengan kedalaman (1,50-10,00) meter. Sumber air tanah dalam bentuk mata air terdapat di Cibunigeulis Kecamatan Bungursari, mata air Cibangbay di Kecamatan Tamansari serta mata air Cianjur II di Kecamatan Mangkubumi. Tidak dapat dipungkiri, dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir kondisi hidrologi mengalami perubahan yang cukup signifikan. Di beberapa wilayah tertentu yang semula memiliki jaminan pengairan sepanjang tahun, akhir-akhir ini pada saat-saat tertentu, sudah mulai mengalami kesulitan air bersih.
5.1.3
Kondisi Geologi dan Topografi Wilayah Kota Tasikmalaya secara geomorpologis dapat dibagi menjadi
tiga satuan wilayah, yaitu:
Satuan geomorfologi perbukitan landai menempati bagian Barat Laut Kota Tasikmalaya, dengan ketinggian berkisar (280-475) m dpl. Satuan Geomorfologi ini membentuk perbukitan-perbukitan soliter dengan ukuran bervariasi dengan variasi puluhan meter.
Satuan geomorfologi pedataran menempati bagian tengah dan timur Kota Tasikmalaya, dengan ketinggian berkisar (250-350) mdpl.
Satuan geomorfologi perbukitan curam menempati bagian selatan Kota Tasikmalaya. Satuan ini memiliki ketinggian berkisar (300-550) mdpl. Satuan ini tersusun atas litologi breksi gunung api, lahar, tuff yang bersifat andesitis sampai basaltis yang termasuk ke dalam endapan gunung api muda yang berumur holosen. Dua satuan geomorfologi yang disebutkan pertama di atas tersusun atas
litologi breksi vulkanik, lava andesit, tuff dan endapan pasir tufaan yang termasuk ke dalam endapan breksi vulkanik Gunung Galunggung yang berumur holosen.Endapan ini merupakan hasil letusan dan longsoran saat terjadi erupsi Gunung Galunggung.Komposisi kemiringan lahan di wilayah Kota Tasikmalaya dapat dilihat dalam Tabel 5.1.
28
Tabel 5.1. Komposisi Kemiringan Lahan Kota Tasikmalaya Kelas Lereng Keterangan Luas (Hektar) Luas (%) 0–2
Datar
4659,00
25,34
2–5
Landai
6443,14
35,04
5 – 15
Sedang
6221,24
33,83
15 – 40
Curam
1061,69
05,77
18.385,07
100,00
Total
Sumber : RTRW Kota Tasikmalaya 2011 - 2031 Wilayah KotaTasikmalaya terletak pada ketinggian (201 – 503) m dpl.Wilayah tertinggi terletak di Kelurahan Bungursari Kecamatan Bungursari yaitu 503 m dpl sedangkan wilayah terendah terletak di Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu sekitar 201 m dpl.Sebagian besar wilayah Kota Tasikmalaya merupakan daerah dengan kategori kemiringan datar, landai, sedang dan curam yang merupakan bagian dari dasar lekukan terendah punggung pegunungan Pulau Jawa. Wilayah ini berhadapan dengan wilayah tangkapan hujan di sebelah Barat, yakni berupa perbukitan yang membentuk tapal kuda, dengan puncaknya di Kecamatan Bungursari yang merupakan bagian dari kaki Gunung Galunggung. Ditinjau dari segi fisiografi wilayah, tempat tertinggi Kota Tasikmalaya terdapat di bagian Barat dan Selatan, kemudian menurun ke tengah di sekitar pusat kota menuju utara serta sebagian kecil dari timur ke tengah dan utara Kota Tasikmalaya. Pada bagian selatan wilayah Kota Tasikmalaya, di sekitar kecamatan Kawalu dan Cibeureum, kondisinya cenderung berbukit-bukit dengan vegetasi yang terdiri dari hutan dan kebun campuran. Rincian ketinggian per wilayah kecamatan di Kota Tasikmalaya dapat dilihat dalam Tabel 5.2.
29
Tabel 5.2. Ketinggian Tempat Wilayah Kecamatan di Kota Tasikmalaya No Kecamatan
Tinggi dari muka laut (201 – 445) m dpl (Kelurahan Urug - Gunung
1.
Kawalu
2.
Tamansari
3.
Cibeureum
(250 - 362) m dpl (Kelurahan Singkup - Setiajaya)
4.
Purbaratu
320 mdpl Kelurahan Purbaratu
5.
Tawang
6.
Cihideung
7.
Mangkubumi
8.
Indihiang
410 m dpl (Kelurahan Sukajaya)
9.
Bungursari
503 m dpl (Kelurahan Bungursari)
10.
Cipedes
(333 – 398) m dpl (Kelurahan Sukamanah) - Cipedes)
Tandala) (347 - 448) m dpl (Kelurahan Setiamulya Setiawargi)
(340 – 359) m dpl (Kelurahan Lengkongsari Kahuripan) (349 - 365) m dpl (Kelurahan Nagarawangi Cilembang) (343 - 473) m dpl (Kelurahan Sambongjaya Cipawitra)
Sumber : RTRW Kota Tasikmalaya 2011 – 2031
5.2. Kondisi Sosial Bahasan tentang kondisi sosial ini berisikan tentang Jumlah dan laju pertumbuhan jumlah penduduk Kota Tasikmalaya; Penyebaran dan Kepadatan Penduduk; Rasio ketergantungan penduduk; Kondisi Pendidikan dan Kondisi Kesehatan Penduduk. 5.2.1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Penduduk Kota Tasikmalaya berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2015 sebanyak 657.477 jiwa yang terdiri atas 330.996 jiwa penduduk laki-laki dan 326.481 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2014, penduduk Kota Tasikmalaya mengalami pertumbuhan sebesar 0,41 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2015
30
penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 101,38. Perkembangan sex ratio penduduk di Kota Tasikmalaya yang selalu lebih dari 100 sejak beberapa tahun terakhir, menunjukkan bahwa pertambahan penduduk laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan penduduk perempuan. Sementara itu, distribusi penduduk menurut kecamatan, kecamatan yang paling banyak jumlah penduduknya adalah Kecamatan Mangkubumi, yaitu mencapai sebanyak 88.346 jiwa atau mencapai 13,44 persen dari total penduduk Kota Tasikmalaya, disusul oleh Kecamatan Kawalu yang mencapai sebanyak 87.973 jiwa (13,38 persen) dan Kecamatan Cipedes 77.454 jiwa (11,78 persen), sedangkan yang paling sedikit adalah Kecamatan Purbaratu, yaitu sebanyak 39.243 jiwa (5,97 persen). Kepadatan penduduk di Kota Tasikmalaya tahun 2015 mencapai 3.576 jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga 3.66 orang. Kepadatan Penduduk di 10 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di kecamatan Cihideung dengan kepadatan sebesar 13.467 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Tamansari sebesar 1.823 jiwa/Km2. Sementara itu jumlah rumah tangga sebesar 179.778 pada tahun 2015. Tabel 5.3 Jumlah Penduduk Per-Kecamatan dan Sex Ratio Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio Kawalu 44.644 43.329 87.973 103,03 Tamansari
33.147
32.457
65.604
102,13
Cibeureum
31.809
31.362
63.171
101,43
Purbaratu
19.809
19.434
39.243
101,93
Tawang
32.325
32.757
65.082
98,68
Cihideung
37.27
36.664
73.934
101,65
Mangkubumi
44.619
43.727
88.346
102,04
Indihiang
24.724
24.514
49.238
100,86
Bungursari
23.665
23.767
47.432
99,57
Cipedes
38.984
38.47
77.454
101,34
Jumlah
330.996
326.481
657.477
101,38
Sumber : BPS. Kota Tasikmalaya Dalam Angka, Tahun 2016
31
Laju pertumbuhan penduduk, Kota Tasikmlaya masih tergolong laju pertumbuhan penduduk alamiah, artinya perubahan jumlah penduduk dominan dipengaruhi oleh fertilitas dan mortalitas.Sementara faktor migrasi dapat diabaikan sehubungan dengan Kota Tasikmalaya bukan termasuk kawasan industri yang mampu banyak menyerap tenaga kerja, sehingga menjadi faktor penarik (full fakcor) bagi tenaga kerja dari luar daerah.Sebaliknya Kota Tasikmalaya juga bukan termasuk daerah minus sehinga menjadi faktor pendorong (push factor) bagi penduduknya untuk bermigrasi keluar daerah. Laju pertumbuhan penduduk (LPP) Kota Tasikmalaya dalam sepuluh tahun terakhir mengalami kecenderungan yang terus menurun. Dari laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,98 persen pada awal tahun 2003, dalam lima tahun terakhir berturut-turut menjadi 1,66 persen tahun 2009, menjadi 0,84 persen tahun 2010, menjadi 0,67 persen tahun 2011 dan pada tahun 2014 menjadi 0,48 persen. Kecenderungan laju pertumbuhan penduduk yang terus menurun merupakan kondisi ideal.Laju pertumbuhan penduduk yang diharapkan adalah laju pertumbuhan yang mendekati nol (zero growth rate population).Perlembangan jumlah penduduk selama periode tahun 2003 sampai tahun 2014 dapat dilihat dalam Gambar 5.3 berikut. 2,5 LPP
2
1,98
1,93
1,86
1,97
2,01
1,88
1,66
1,5 1
0,84
0,5
0,67
0,6
0,54
0,48
0 2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Kota Tasikmalaya Dalam Angka Tahun 2015 Gambar 5.2 Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kota Tasikmalaya Tahun 2003-2014
2014
32
Seperti telah disinggung sebelumnya, bahwa penduduk adalah potensi pasar. Maka dengan asumsi daya beli masyarakat dan faktor lainnya adalah ceteris paribus, maka potensi pasar Kota Tasikmalaya akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. 700.000 690.000 680.000 670.000 660.000
690.209 686.912 683.630 680.365 677.114 673.880 670.661 667.457 664.268 661.095 657.937 654.794
650.000 640.000 630.000 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Proyeksi Jumlah Penduduk
Gambar 5.3 Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Tasikmalaya Sampai Tahun 2025 Berbasis Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2014 Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, laju pertumbuhan penduduk, Kota Tasikmlaya masih tergolong laju pertumbuhan penduduk alamiah, artinya perubahan jumlah penduduk masih dominan dipengaruhi oleh fertilitas dan mortalitas. Sementara faktor migrasi dapat diabaikan sehubungan dengan Kota Tasikmalaya bukan termasuk daerah yang banyak menyerap tenaga kerja, sehingga menjadi faktor penarik (full fakcor) bagi tenaga kerja dari luar daerah.Sebaliknya Kota Tasikmalaya juga bukan termasuk daerah minus sehinga menjadi faktor pendorong (push factor) bagi penduduknya untuk bermigrasi keluar daerah.
5.2.2. Penyebaran dan Kepadatan Penduduk Keberadaan prasarana dan sarana, seperti fasilitas pendidikan, pusat pemerintahan, prasarana dan sarana perekonomian serta fasititas sosial lain
33
mempengaruhi penyebaran penduduk. Kondisi ini berlaku pula dalam penyebaran penduduk Kota Tasikmalaya, tidak merata ke seluruh wilayah. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Mangkubumi mencapai 88.346 jiwa, diikuti Kecamatan Kawalu 87.973 jiwa dan Kecamatan Cipedes sebanyak 77.454 jiwa. Sedangkan Kecamatan dengan penduduk terpadat ialah Kecamatan Cihideung 13.467 jiwa/km2 diikuti Kecamatan Tawang 9.192 jiwa/km2 dan Cipedes mencapai 8.635 jiwa/km2. Sedangkan 7 kecamatan lainnya berkisar 1.823 jiwa/km2 sampai dengan 4.460 jiwa/km2..Rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Tasikmalaya sebesar 3.576 jiwa/km2.Kondisi ini menunjukan terdapat ketimpangan sebaran penduduk yang mencolok antara 3 kecamatan kawasan perkotaan dan 7 kecamatan lainnya.Untuk lebih lengkapnya mengenai jumlah penduduk di Kota Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4 Kepadatan Penduduk Per-Kecamatan Kota Tasikmalaya Tahun 2016 Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan Kecamatan (Km2) (%) (Jiwa) (%) (Jiwa/Km2) Kawalu
42,78
23,27
87.973
13.38
2.056
Tamansari
35,99
19,58
65.604
9.98
1.823
Cibeureum
19,04
10,36
63.171
9.61
3.318
Purbaratu
12,02
6,54
39.243
5.97
3.265
Tawang
7,08
3,85
65.082
9.90
9.192
Cihideung
5,49
2,99
73.934
11.25
13.467
Mangkubumi
24,53
13,34
88.346
13.44
3.602
Indihiang
11,04
6,00
49.238
7.49
4.460
Bungursari
16,91
9,20
47.432
7.21
2.805
Cipedes
8,97
4,88
77.454
11.78
8.635
jumlah
183,85
100
657.477
100
3.576
Sumber : BPS. Kota Tasikmalaya Dalam Angka, Tahun 2016
5.2.3. Kondisi Pendidikan Penduduk
34
Salah satu peran sentral pendidikan adalah menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang unggul dan kompeten yang berlandaskan iman dan taqwa.Oleh karena itu, perkembangan kualitas pendidikan tidak hanya dilihat dari sarana dan prasarana yang tersedia tetapi juga dilihat pada implementasi outputnya di lingkungan masyarakat.Tersedianya
sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah.Peningkatan SDM sekarang ini lebih difokuskan pada pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengecap pendidikan.Oleh karena itu pemerintah berusaha secara konsisten berupaya meningkatkan SDM penduduk melalui jalur pendidikan. Berbagai upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional telah dilakukan, diantaranya melalui jalur pendidikan formal dengan menjalankan Program Nasional Wajib Belajar Pendidikan Dasar 12 Tahun sebagai kelanjutan dari Program Nasional Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang telah sukses dilaksanakan. Untuk meningkatakan kualitas pendidikan yang telah diupayakan oleh pemerintah, sangat diharapkan peran serta dan dukungan masyarakat untuk dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi masa depan generasi mendatang. Untuk lebih lengkap mengenai jumlah Penduduk Usia Sekolah di Kota Tasikmalaya, dapat dilihat di tabel berikut. Tabel 5.5 Jumlah Penduduk Usia Sekolah di Kota Tasikmalaya, 2015*) Kecamatan 5 - 6 Tahun 7 - 12 Tahun 13 - 15 Tahun 16 - 18 Tahun Kawalu
2.954
9.142
4.469
4.606
Tamansari
2.198
6.496
3.474
3.255
Cibeureum
1.977
6.143
3.184
3.148
Purbaratu
1.387
3.988
2.015
2.214
Tawang
1.888
5.648
2.830
3.027
Cihideung
2.297
7.161
3.421
3.577
Mangkubumi
3.029
9.118
4.384
4.535
Indihiang
1.715
5.339
2.619
2.737
Bungursari
1.751
5.208
2.494
2.604
35
Cipedes
2.623
8.236
4.207
4.241
21.819
66.479
33.097
33.944
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya *) Data tahun 2014 5.3. DESKRIPSI PASAR TRADISIONAL DI KOTA TASIKMALAYA Pasar tradisioanal adalah salah satu tempat kegiatan perekonomian yaitu tempat bertemunya penjual dengan pembeli, selain itu pasar tradisional sebagai tempat dan pusat pemasaran produk pertanian dan kerajinan lokal.Daerah). Seiring dengan kemajuan teknologi dan persaingan Global banyak bermunculan Pasar-pasar modern (Mini Market, Swalayan, Thoserba, Mall, dll) sehingga hal ini mengakibatkan efek negatif terhadap keramaian Pasar Tradisonal, oleh karena itu Pasar Tradisonal harus mampu bersaing dengan pasar-pasar modern yaitu pengelolaan Pasar Tradisoanal harus benar-benar maximal dari faktor pelayanan, kebersihan dan keramaian. Dikarenakan pengelolaan pasar di Kota Tasikmalaya selama ini dikelola oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Perindustrian dan Perdagangan (INDAG) dirasakan kurang maximal tidak sesuai lagi dengan kemajuan teknologi dan persaingan global, maka seiring dengan perkembangan Kota Tasikmalaya sebagai Kota Perindustrian dan Perdagangan termaju se Priangan Timur menuntut kualitas pelayanan di berbagai bidang termasuk pasar dan persaingan usaha yang kompetitif. Dengan berbagai pertimbangan hal diatas, Pemerintah Kota Tasikmalaya mendirikan (BUMD) Badan Usaha Milik Daerah yaitu Perusahaan Daerah Pasar Resik Kota Tasikmalaya dengan status dan kedudukan hukumnya ditetapkan melalui Peraturan Daerah No. 6A Tahun 2009. Sebagai salah satu BUMD yang memiliki aset besar dan memainkan peranan strategis karena terkait langsung dengan urat nadi perekonomian rakyat dan membawa dampak sangat besar terhadap penyerapan tenaga kerja serta pertumbuhan Perekonomian Kota Tasikmalaya. PD Pasar Resik Kota Tasikmalaya dibentuk dengan maksud dan tujuan memberikan Pelayanan Pemerintah yang maximal dari segi Kebersihan, Keramaian dan Ketertiban kepada masyarakat sesuai dengan lingkup usahanya, meningkatka Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan turut serta melaksanakan
36
pembangunan daerah. Berikut ini Pasar Tradisional Yang dikelola oleh PD Pasar Resik Kota Tasikmalaya.
37
Tabel 5.6 Pasar Yang Dikelola PD. Pasar Resik No
Nama Pasar
Alamat
1
Ps. Cikurubuk
2
Ps. Pancasila
3
Ps. Padayungan
4 5 6 7
Ps. Indihiang Ps. Burung&Besi Ps. Gegernoong Ps. Cibeuti
Jl. Residen Ardiwinangun Jl. Pancasila Tasikmalaya Jl. Perintis Kemerdekaan Jl. Letnan Harun Jl. Residen Ardiwinangun Jl. Tamansari Jl. Raya Cibeuti
8
Ps. Nyemplong
Jl. Sariwangisetiawargi
Jumla Kecamatan h Kios Mangkubum 2.772 i Tawang 299
Luas Pasar (m2) 43.120
Tahun Pemba ngunan 1994
6.500
1995
Cihideung
261
9.000
1995
Indihiang Mangkubum i Tamansari Kawalu
448 244
6.221 4.076
1997 1997
91 28
1.000 1.393
Tamansari
1999 1930 di rehab 2006 26 312 Mei (terbangun) 2017
Perusahaan Daerah Pasar Resik dibentuk dan didirikan dengan maksud dan tujuan menyediakan pelayanan pemerintah kepada masyarakat sesuai dengan lingkup usahanya dan kapasitasnya sebagai sebuah perusahaan, meningkatkan pendapatan daerah dan turut serta melaksanakan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam pasal 5 Peraturan Daerah Nomor 6A Tahun 2009 tentang Perusahaan Daerah Pasar Resik Kota Tasikmalaya.
Gambar 5.4 Sebaran Pasar Tradisional di Kota Tasikmalaya
38
Berdasarkan Pasal 6 Peraturan Daerah Nomor 6A Tahun 2009, guna mencapai maksud dan tujuannya, Perusahaan Daerah Pasar Resik melakukan kegiatankegiatan usaha sebagai berikut : a. Mendirikan, membangun dan/atau mengelola fasilitas pasar b. Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga c. Melakukan penyertaan modal pada badan usaha lain d. Melaksanakan pemberdayaan pedagang pasar tradisional e. Melakukan usaha lain yang tidak bertentangan dengan maksud dan tujuan pendirian Perusahaan Daerah.
Dari uraian di atas, Perusahaan Daerah Pasar Resik memiliki keleluasaan dan ruang lingkup yang cukup luas untuk mengembangkan perusahaan dan kegiatankegiatan usahanya.
WALIKOTA BADAN PENGAWAS
DIREKTUR OPERASIONAL KEPALA BAGIAN PELAYANAN / UNIT USAHA
DIREKTUR UTAMA
KEPALA BAGIAN KEAMANAN DAN PEMBINAAN PEDAG
DIREKTUR ADMIINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN
KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI KEUANGAN
KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI UMUM DAN KEPEGAWAIAN
KEPALA BAGIAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN PASAR
KEPALA UNIT PASAR CIKURUBUK
KEPALA UNIT PASAR PANCASILA
KEPALA UNIT PASAR BURUNG DAN BESI
KEPALA UNIT PASAR INDIHIANG
KEPALA UNIT PASAR BURUNG DAN BESI
KEPALA UNIT PASAR PADAYUNGAN DAN CIBEUTI
“PASAR NYEMPLONG”
Gambar 5. 5 Struktur Organisari PD Pasar Resik
39
5.3.1. Pasar Cikurubuk Pasar Cikurubuk adalah salah satu Pasar Tradisional terbesar yang ada di Tasikmalaya, di bangun pada tahun 1994 menempati lahan seluas 43.120 m2, berlokasi di 7°20'20.58"S108°12'11.23"T. Pasar Cikurubuk dirancang sebagai Pasar Induk yang memiliki beberapa pungsi yaitu sebagai Pasar glosir dan eceran, sebagai penunjang tranportasi, Pasar Cikurubuk dijadikan lintasan angkutan kota dari beberapa rute yang ada serta ditunjang pula oleh salah satu sub terminal bagi mikro Bis dan Elf untuk tujuan ke selatan, secara geografis Pasar Cikurubuk berada diwilayah administrative Kecamatan Mangkubumi, Kelurahan Linggajaya, Kota Tasikmalaya, dengan guna lahan : 1.
10 Buah Blok
2.
Jumlah Kios Data Sekarang : -
2.793 Buah Kios yang terdiri dari :
1. A.I – A.IV
=
860
Kios
2. B.I – B.II
=
1.373
Kios
3. C.I – C.IV
=
551
Kios
4. MCK
=
9
Kios
Jumlah
=
2.793
Kios
1 buah fildbak / tempat sampah 7 Hidrant 4 Buah mesjid jami / mushola 1 Buah sub Terminal 1 Buah kantor pasar 1 Buah kantor himpunan pedagang (HIPPATAS) No 1 2 3 4 5 6
Tabel 5.6. Jumlah Staf Pelaksana Staf Pelaksana Jumlah Kepala Unit 1 Bendahara 1 Staf Administrasi Umum dan Kepegawaian 2 Staf Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan 1 Staf Adminitrasi Pembukuan 1 Kolektor 9
40
7 8
Keamanan (Sekurity) Kebersihan Total
8 23 46
Di pasar ini terdapat lebih dari 2.772 pedagang pasar yang terdaftar dan belum termasuk pedagang kaki lima di lapak-lapak pedagang kaki lima. Barang dagangan yang diperdagangkan disini, beranekaragam. Mulai dari makanan kecil, sayur mayor dan buah-buahan segar sampai acesoris dan pakaian jadi tersedia di sini dengan harga yang sangat terjangkau.
Gambar 5.5 Denah Pasar Cikurubuk Banyak pedagang eceran ataupun warungan yang membeli barang dagangan atau pun bahan baku dagangan mereka di tempat ini karena barangnya beranekaragam dan murah, belum lagi bila membeli dalam partai besar atau grosiran yang memang banyak pula bersebaran di Pasar Cikurubuk tersebut. Baru – baru ini sempat terjadi musibah kebakaran yang menghanguskan Blok A-2 dan Blok B. Namun pemerintah dan developer segera bertindak sehingga dalam waktu singkat, kurang lebih 4 bulan, blok tersebut telah dibangun kembali dan pedagang Blok tersebut yang sementara harus berjualan di Blok A-1 dan sekitarnya dapat kembali menempati lokasi usaha mereka seperti semula.
41
Tabel 5.7 Jumlah Pedagang di Pasar Cikurubuk NO NAMA BLOK Jumlah Kios Jumlah Pedagang
Peruntukan
1.
Blok A. I
152
105
Pedagang
2.
Blok A. II
268
112
Pedagang
3.
Blok A. III
264
106
Pedagang
4.
Blok A. IV
180
101
Pedagang
5.
Blok B. I
684
458
Pedagang + 4 MCK
6.
Blok B. II
697
158
Pedagang + 4 MCK
7.
Blok C. I
112
66
Pedagang
8.
Blok C. II
112
53
Pedagang
9.
Blok C. III
132
75
Pedagang
10.
Blok C. IV
186
146
Pedagang + 1 MCK
Jumlah
2772
1380
Pedagang
Dengan luas pasar cikurubuk yang sangat luas, disini ada beberapa masalah yang ditimbulkan dari kondisi pasar cikurubuk tersebut seperti, semakin banyak PKL sekitar 643 yang terdata, dan kemungkinan masih banyak PKL dari hari ke hari yang berjualan d sekitar pacar cikurubuk, sehingga menimbulkan kemacetan – kemacetan karena berjualan di badan jalan umum kendaraan.
42
Gambar 5.6 Foto Udara Pasar cikurubuk (menggunakan drone) Konsidi jalan yang banyak berlubang, sehingga kondisi pasar di saat sekarang musim hujan menjadi becek, dan banyak tumpukan – tumpukan sampah, selain itu aliran air (drainase) bayak yang tertutup sampah serta ukuran yang kecil dan ada juga yang tertutup oleh lapak-lapak pedagang.Untuk kondisi jarak antar kios cukup rapat, ditambah dengan adanya PKL jadi seolah-olah tidak semakin teratur. Kondisi hal seperti itu ditemukan pada lapak pedagang sembako, sedangkan pada blok yang berjkualan pakaian, jarak anatar ruko atau kios rapat akan tetapi tertata rapi. Pasar Cikurubuk ini beroperasi hampir 24 jam, karena Pasar Cikurubuk ini merupakan komoditas perekonomian untuk wilayah Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, sehingga bisa dikatakan Pasar Cikurubuk ini adalah pasar pusatnya.
43
Gerbang Utama Pasar Cikurubuk
Kantor Unit Pasar Cikurubuk
PKL Pasar Cikurubuk Kondisi Jalan yang Berlubang, Becek dan Banyak Sampah
Kondisi Jalan Aspal
WC Umum Pasar Cikurubuk
Kondisi jalan di luar pasar dan
44
Kondisi Ruas Jalan di Dalam Pasar
PKL
Kondisi Ruas Jalan pejalan kaki di dalam pasar
Kondisi pedagang di Pasar Cikurubuk
Gambar 5.7Kondisi Pasar Cikurubuk 5.3.2. Pasar Pancasila Pasar Pancasila berada di7°19'31.82"S&108°13'43.41"T Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya, kodisi letak Pasar Pancasila ini berada dengan Terminal Pancasila, terminal untuk angkutan dalam kota dan merupakan daerah transit Ciamis – Tasikmalaya. Wilayah pasar pancasila ini ada sejak dari tahun 1995, dengan luas 5.006 m2, dengan jumlah kios ada 299 kios, jenis dagangan yang dijual di pasar Pancasila ini cukup beragam, yaitu sembako, pakaian, kosmetik, bahan-bahan setengah jadi dan lain sebagainya. Operasi pasar mulai pukul 02.00 – 17.00 WIB, akan tetapi pedagang PKL hanya beroperasi pukul 02.00 – 08.00 WIB dan untuk pedagang pakaian pukul 08.00 – 17.00 WIB.
45
Gambar 5.7 Foto Udara Pasar Pancasila(menggunakan drone) Kondisi kios – kios yang ada di dalam pasar, kurang rapi dilihat dari kondisi bangunan sudan mulai rusak, jarak antar kios pun cukup rapat, serta ukuran untuk pejalan kaki relatif sempit, sehingga disaat kondisi, seperti menjelasng idul fitri pasar tersebut menjadi sesak. Dengan kondisi antar kios yang berdempetan tersebut, ada beberapa kios – kios yang dirasa kurang nyaman yaitu dengan bersatunya lokasi kios – kios dengan sembako yang kebanyakan kios – kios tersebut pedagang PKL yang membangun bangunan sendiri diluar bangunan pasar, sehingga menimbulkan bau yang kurang enak, disaat konsumen hanya akan membeli pakaian. Untuk kondisi saran prasarana, seperti mushola, Toilet ada cukup baik, akan tetapi ukurannya yang kecil kurang menunjang di pasar pancasila ini, kondisi pemeliharaan cukup baik dan bersih. Serta tidak ditemukannya plang pasar.
Plang Pasar
Tampak samping & terminal
46
Kondisi Mushola
Kondisi dalam Pasar yang Sempit
Kondisi Bangunan
Pedagang PKL di luar Pasar
Kondisi Luar Pasar
Jarak antar pedagang dan pejalan kaki
Gambar 5.8 Kondisi Pasar Pancasila 5.3.3. Pasar Gegernoong Pasar
Gegernoong
berada
di
7°23'8.31"S108°14'1.39"Tkawasan
Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Wilayah pasar Gegernoong ini ada sejak dari tahun 1999, dengan luas 1.000m2, dengan jumlah kios ada 91 kios, jenis dagangan yang dijual di pasar Gegernoong ini cukup beragam, yaitu sembako, pakaian, kosmetik, bahan-bahan setengah jadi dan lain sebagainya. Operasi pasar mulai pukul 04.00 – 17.00 WIB, akan tetapi pedagang PKL hanya beroperasi
47
pukul 04.00 – 08.00 WIB dan untuk pedagang pakaian pukul 08.00 – 17.00 WIB.Pada awal bulan Agustus 2017 akan mengalami relokasi untuk renovasi bangunan
pasar.
Gambar 5.8 Denah Pasar Gegernoong Kondisi kios – kios yang ada di dalam pasar, kurang rapi dilihat dari kondisi bangunan sudan mulai rusak, jarak antar kios pun cukup rapat, serta ukuran untuk pejalan kaki relatif sempit, sehingga disaat kondisi, seperti menjelasng idul fitri pasar tersebut menjadi sesak.
48
Gambar 5.9 Foto Udara Pasar Gegernoong (menggunakan drone) Dengan kondisi antar kios yang berdempetan tersebut, ada beberapa kios – kios yang dirasa kurang nyaman yaitu dengan bersatunya lokasi kios – kios dengan sembako yang kebanyakan kios – kios tersebut pedagang PKL yang membangun bangunan sendiri diluar bangunan pasar, sehingga menimbulkan bau yang kurang enak, disaat konsumen hanya akan membeli pakaian. Kondisi draenase tidak berfungsi, kondisi jalan pasar reltif baik. Pembiayaan per bulan disesuaikan dengan ukuran bangunanya Rp. 38.000,- sampai Rp. 28.000,- per bulan dan PKL dikarcis Rp. 2000,- per hari.
Plang Pasar Lahan Parkir
49
Kondisi jalan masuk pasar
Kondisi Jarak antar kios
Draenase yang tidak berfungsi
Kondisi bangunan dalam pasar
Tampak depan
Tidak ada penampungan sampah
Gambar 5.10Kondisi Pasar Gegernoong 5.3.4. Pasar Padayungan Pasar
Padayungan
berada
di
7°21'1.51"S108°13'1.34"Tkawasan
Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, kodisi letak Pasar Padayungan ini berada
dengan
Terminal
Padayungan
yang
merupakan
subterminal
menggubungkan Kota Tasikmalaya-Kabupaten Tasikmalaya Selatan. Wilayah pasar Padayungan ini ada sejak dari tahun 1995, dengan luas 9.000 m2, dengan jumlah kios ada 261 kios, jenis dagangan yang dijual di pasar Padayungan ini cukup beragam, yaitu sembako, pakaian, kosmetik, bahan-bahan
50
setengah jadi dan lain sebagainya. Operasi pasar mulai pukul 04.00 – 17.00 WIB, akan tetapi pedagang PKL hanya beroperasi pukul 02.00 – 08.00 WIB dan untuk pedagang pakaian pukul 08.00 – 17.00 WIB.
Gambar 5.11 Foto udara pasar padayungan (menggunakan drone) Kondisi kios – kios yang ada di dalam pasar, kurang rapi dilihat dari kondisi bangunan sudan mulai rusak, jarak antar kios pun cukup rapat, serta ukuran untuk pejalan kaki relatif sempit. Dengan kondisi antar kios yang berdempetan tersebut, ada beberapa kios – kios yang dirasa kurang nyaman yaitu dengan bersatunya lokasi kios – kios dengan sembako yang kebanyakan kios – kios tersebut pedagang PKL yang membangun bangunan sendiri diluar bangunan pasar, sehingga menimbulkan bau yang kurang enak, disaat konsumen hanya akan membeli pakaian. Untuk kondisi saran prasarana, seperti mushola, Toilet ada cukup baik, ada dibeberapa titik seperti di depan pasar, di tengah, dan di belakang dekat dengan kantor PD Pasar Padayungan, sarana angkutan pun memadai karena adanya terminal padayungan tersebut. Akan tetapi sekarang pasar padayungan ini menjadi sepi setelah dibukanya/adanya jalan suaka sehingga pembeli pun menjadi sedikit, dan banyak pedagang-pedagang yang gulung tikar sehingga tidak bisa berjulan lagi akhirnya menutup kiosnya, selain itu dengan kondisi letak pasar yang di belakang yang terhalangi oleh pedagang ruko – ruko yang ada di depan sehingga calon para membeli atau konsumen tidak tau danya pasar di belakang, sehingga
51
banyak para pembeli sekarang untuk berbelanja ke pasar cikurubuk, serta tidak Untuk pembayaran iuran rbulan disesuaika dengan letak dan ukurn dari setiap kios mulai Rp. 41.500,- sampai Rp. 34.500,- per bulannya.
Kondisi Jalan Masuk ke Pasar dariselatan
Kondisi PKL di depan Pasar
Kondisi jalan masuk pasar dari sebelah Utara
Kondisi Ruko-Ruko yang di depan Pasar
WC Umun dan Mushola di Belakang
WC Umum dan Mushola di Tengah
52
Kondisi Jarak Antar Pedagang
Kondisi Terminal Transit
Kondisi Ruas Jalan di dalam
Kondisi jalan yang berlubang
Kondisi Pedagang di Pasar
Bagian tengan bangunan pasar
53
Plang Pasar Padayungan Kondisi Aliran Draenase berfungsi baik
Gambar 5.12 Kondisi Pasar Padayungan
54
5.3.5. Pasar Indihiang Pasar
Indihiang
berada
di
7°17'22.87"S108°11'34.79"Tkawasan
Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, letak Pasar Indihiang ini berada di sebelah selatan terminal Kota Tasikmalaya, terminal untuk angkutan luar kota. Pasar indihiang ini sebagai pasar komoditas khususunya masyarakat kecamatan Indiahiang, akan tetatpi diluar kecamatan Indihiang pun ada untuk berbelanja ke pasar Indihiang ini seperti wilayah bungursari, kecamatan mangkubumi, dan lain – lain.
Gambar 5.13 Denah Pasar Indihiang Wilayah pasar ini ada sejak tahun 1997, dengan luas 6.221 m2, dengan jumlah kios ada 488 kios, jenis dagangan yang dijual di pasar Indiahiang ini cukup beragam, yaitu sembako, pakaian, kosmetik, bahan-bahan setengah jadi dan lain sebagainya. Operasi pasar mulai pukul 02.00 – 17.00 WIB, akan tetapi pedagang PKL hanya beroperasi pukul 02.00 – 17.00 WIB dan untuk pedagang pakaian pukul 08.00 – 17.00 WIB.
55
Gambar 5. 14 Foto Udara Pasar Indihiang (menggunakan drone)
Kondisi jalan di pasar Indihiang banyak jalan yang berlubang, sehingga memungkinkan saat musim hujan pasar tersebut becek, jarak antar kios cukup rapat.Faktor keamanan sangat kurang, tidak ada pagar penutup area pasar, siapapun dan kapanpun bisa masuk ke dalam pasar. Untuk pembiayaan, bvagi pedagang yang memiliki bangunan resmi itu dengan bayaran Rp. 42.500,- per bulan sedagangkan yang PKL Rp. 2000,- per hari
Kantor Unit Pasar Indihiang
Plang Pasar Indihiang
Kondisi Jalan Luar Area Pasar
Kondisi dalam Pasar
56
Kondisi kios yang kosong
Kondisi Area Luar pasar, jalan yang kurang baik
Kondisi Jarak pedagang
Kondisi jalan yang rusak
Kondisi penatan kebersihan
Kondisi Kurang Kerapian Pasar
Gambar 5.15Kondisi Pasar Indihiang
57
5.3.6. Pasar Burung & Besi Pasar burung dan besi berada di 7°20'5.38"S108°11'59.76"Tkawasan Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Wilayah pasar burung dan besi ini ada sejak dari tahun 1997, dengan luas 4.076m2, dengan jumlah kios ada 244 kios, jenis dagangan yang dijual di pasar burung dan besi ini bersifat tematik yaitu berbagai jenis burung peliharaan, dan pakan burung serta peralatan yang menunjang lainnya, seperti sangkar burung, tempat pakan burung dan aksesoris – aksesoris lainnya untuk kelengkapan burung serta terdapat arena kontes burung bertarap SNI.
Gambar 5. 16 foto udara pasar burung & besi (menggunakan drone) Sedangkan di pasar besi itu menjual brang – barang sperpat motor dan mobil yang bekas ada juga yang menjual baru, serta besi – besi panjang atau batangan.Operasi pasar mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB. Dengan biaya iuaran per bulannya adalah Rp. 28.000,- per kios dengan ukuran kios 2x2 meter.Dengan kondisi lahan dari kios – kiosnya sudah lumayan tertata rapi karena tidak adanya pedagang – pedagang kaki lima, semua pedagang sudah ada kiosnya masing – masing.
58
Gambar 5.17 Denah Pasar Burung & Besi
Kondisi sarana prasarana toilet dan mushola tersedia dengan ukuran yang relatif besar untuk pasar ini. Akan tetapi kondisi kulitas air kurang baik, karena nampak keruh (kuning), kondisi seperti ini dikarenakan sumber airnya itu adalah sumur gali, dengan kualitas air kurang baik, karena dulunya adalah lahan pesawahan. Kondisi jalan tidak di papingblok, akan tetapi apabila musim hujan tidak terlalu becek karena drainase berjalan baik.
Palang Pasar
Kantor Unit Pasar
59
Kondisi Jalan
Kondisi jarak antar kios
Arena Kontes Burung Bertandar SNI Kios Besi Panjang
Kondisi pasar besi blok Besi Panjang
Kondisi Pasar Besi Onderdil
Kondisi Pasar Besi Onerdil (Sparpat)
Kondisi Blok Pasar Besi Onerdil
Gambar 5.18Kondisi Pasar Burung dan Pasar Besi
60
5.3.7. Pasar Cibeuti Pasar Cibeuti berada di 7°23'12.56"S108°11'17.49"Tkawasan Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Wilayah pasar Cibeuti ini ada sejak dari tahun 1930 di rehab 2006, dengan luas 696,51m2, dengan jumlah kios ada 28 kios, jenis dagangan yang dijual di pasar Pancasila ini cukup beragam, yaitu sembako, pakaian, kosmetik, bahan-bahan setengah jadi dan lain sebagainya. Operasi pasar mulai pukul 04.00 – 17.00 WIB, akan tetapi pedagang PKL hanya beroperasi pukul 04.00 – 08.00 WIB dan untuk pedagang pakaian pukul 08.00 – 17.00 WIB.
Gambar 5.19 Foto udara pasar Cibeuti (menggunakan drone)
Pasar Cibeuti ini merupakan komoditas perekonomian masyarakat palaing utama di desa Cibeuti, setiap harinya pun ramai. Yang menjadi pembeli di pasar ini tidak hanya masyarakat desa Cibeuti pada khususnya akan tetapi dai wilayah Sukarame, Singaparna Kabupaten Tasikmalaya pun ke pasar ini, karena pasar ini dekat dengan perbatasan Kabupaten Tasikmalaya diantaranya, wilayah sukaraja dan daerah sekitarnya. Sehingga pasar ini pendapatannya lebih besar dibandingkan dengan pasar Gegernoong dan pasar Padayungan. Kondisi kios – kios yang ada di dalam pasar, cukup rapi dilihat dari kondisi bangunan terlihat masih baru, jarak antar kios berdempetan, ukuran jalan untuk pejalan kaki relatif sempit, sehingga disaat kondisi pasar ramai pasar tersebut menjadi sesak. Kondisi draenase tidak berfungsi tertutup oleh pedagang, kondisi jalan pasar relatif baik. Pembiayaan per bulan disesuaikan dengan ukuran
61
bangunanya Rp. 38.000,- sampai Rp. 28.000,- per bulan dan PKL dikarcis Rp. 2000,- per hari.
Lahan Parkir
Plang Pasar Cibeuti
Kondisi jalan masuk ke pasar Kondisi pedagang
Kondisi jarak pedagang
Kondisi jalan di dalam pasar
PKL di Bagian Utara PKL di Bagian Barat Gambar 5.20 Kondisi Pasar Cibeuti
62
5.3.8. Pasar Nyemplong Pasar Nyemplong berada di 7°23'12.56"S108°11'17.49"Tkawasan jl. Sariwangi Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Memiliki Luas lahan 5.650m2 dan lahanterbangun 312 m2, baru diresmikan pada tanggal 3 Mei 2017, dengan jumlah kios ada 26 kios, jenis dagangan yang dijualdi pasar ini tidak begitu beragam, yaitu sembako, pakaian, sayur dan buah, bahanbahan setengah jadi dan lain sebagainya.
Gambar 5.21 Foto Udara Pasar Nyemplong (menggunakan drone) Waktu operasi pasar mulai pukul 05.00 – 12.00 WIB,namun karena baru berdiri Pasar ini beroprasi hanya pada hari Selasa dan Sabtu, namun hanya optimal di hari Sabtu saja. Lokasinya saangat jauh dari wilayah perkotaan, berada di
daerah
perbatasan
Kabupaten
Tasikmalaya
Kecamatan
salopa
&
Gunungtanjung. Kondisi aksesibilitas sangat terbatas, tidak ada kendaraan umum menuju lokasi pasar.
63
Peresmian Pasar Nyemplong
Acara Peresmian Pasar
Bangunan Permanen Pasar
Lapak Non Permaen
Pedagang Lapak Non permanen
Bagian dalam Bangunan permanen
Area Parkir
Denah Pasar Nyemplong di Bangunan Permanen
Gambar 5.15 Kondisi Pasar Nyemplong
BAB VI RENCANA TAHAPAN BRIKUTNYA
6.1
Lanjutan analisis data Hasil Penelitian Hasil data dilapangan yang belum dianalisis atau adanya suatu kekurangan
data yang dinilia sangat penting, maka perlunya menganalisis dari berbagai aspek yang membuat keterpaduan analisis dari berbagai aspek setelah itu membuat analisis SWOT.
6.2
Persiapan Buku Teks Pembelajaran Membuat draf materi ajar dan media pembelajaran. Menyiapakan materi-
materi yang berkaitan dengan analisis lokasi & Pemgembangan Lokasi Pasar Tradisional serta mengaitkan teori-teori tersebut dengan kondisi eksisting yang ada dilapangan.Sehingga dapat memberikan wawasanyang luasdan bahan analisis dari penomena-penoma dan gejala geografi yang ada.
6.3
Persiapan draf Jurnal Hasil dari penelitian ini akan dimuat dalam Jurnal Nasional terakreditasi
atau jurnal nasional ber ISSN tidak terakreditasi.
64
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1
Simpulan Berdasarkan hasil deskripsi Lapangan Pengembangan Pasar Tradisional di
Kota Tasikmalaya, maka dapat dirumuskan simpulan, diantaranya Pengembangan pasar
tradisional
di
Kota
Tasikmalaya
perlu
dilaksanakan
dengan
mempertimbangkan kesesuaian dengan RTRW.Pengembangan pasar tradisional disesuaikan dengan kondisi pasar yang sudah ada agar bersinergi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sekitar. Semakin bertambahnya Pasar Modern/Supermarket, mini market menjadi pesaing bagi keberadaan pasar tradisional. Salah satu hal pembanding yaitu sarana dan prasarana serta faktor kenyamanan & Keamanan menjadi hal yang harus ditingkatkan di semua Pasar tradisional. Masalah yang sangat awam di semua pasar adalah penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang masih belum tertata rapih. Pengelolaan pasar tradisional hendaknya dikelola dengan manajemen modern supaya dapat berkembang dan dapat bersaing dengan pasar modern, sebagai salah satu solusi untuk pengembangan pasar tradisional dengan konsep modern,
sehingga
diharapkan
pasar
tradisional
dapat
tumbuh
dan
berkembang.Dalam pengembangan pasar tradisional dapat dilakukan dengan dua bentuk, yaitu pembangunan pasar baru, sementara pasar yang lainnya dilakukan revitalisasi.
7.2
Saran Adapun saran hasil kajian yang dapat ditindaklanjuti, adalah sebagai
berikut: Pemerintah Kota Tasikmalaya perlu menyisihkan dari sebagian anggarannya untuk membeli tanah (dalam bentuk bank tanah), dengan tujuan apabila pemerintah akan membangun fasilitas publik tidak kesulitan masalah tanah.
65
66
Pemerintah Kota Tasikmalaya bekerjasama dengan PD Pasar Resik perlu memperbaiki manajemen pengelolaan pasar di Kota Tasikmalaya Perlunya pembenahan pasar tradisional dengan mengadopsi konsep pasar modern tetapi tetap mempertahankan ciri khas transaksi antara penjual dan pembeli. Perlu adanya upaya pemberdayaan pengelola
pasar dan pedagang
tradisional dengan perbaikan prasarana umum pasar tradisional oleh pemerintah, mendorong asosiasi pedagang untuk ikut mengelola pasar, dan adanya insentif bagi swasta untuk mendanai renovasi pasar atau kredit kepada pedagang tradisional.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Belshaw, C. 1981. Tukar Menukar Tradisional dan Pasar Modern.Gramedia.Jakarta. Bintaro, R. 1989. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia David Dewar and Vanessa Watson.1990, Urban Market Developing Informal Retailing. London: Rontledge. De Chiara, Joseph dan Koppelman, Lee E. 1997. Standar Perencanaan Tapak. Jakarta: Erlangga. Denawanto. 2016. Modul Pembangunan Berbasis Masyarakat. http://denawanto.blogspot.co.id/2016/11/modul-pembangunan-berbasismasyarakat.html#ixzz4YFCewyKy Djojodipuro Marsudi.1992, Teori Lokasi, Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta. J Supranto. 1997. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT Rineka Cipta Lubis, Nurmansyah. 2005. Keberadaan Hypermarket Menghambat Perkembangan Pasar Tradisional, www.pks-jakarta.co.id Nana Sudjana. 2002. Media Pengajaran. Bandung : Sinar bagu Algesindo. Nasution. (1982). Berbagai Pendekatan dalam Belajar dan Mengajar. Bumi Aksara: Bandung. Ristantyo, Yanuar. 2004. Evaluasi Alternatif Lokasi Pasar Induk Sayur di Kota Surabaya. Universitas Diponegoro Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1987. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES Sumaatmaja.Nursid. 1988. Studi Geografi suatu Pendekatan dan Analisa.Jakarta : Proyek Pembangunan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Depdikbud. Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Stanton, William, J (1993). Fundamental of Marketing. Thenth ed. Mc, Graw Hill Inc; Singapor Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Meningkatkan Pangsa Pasar. PT. Rineta Cipta. Jakarta Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar, Raja Grafindo Persada, Jakarta Sulistyowati, Dwi Yulita. 1999. Kajian Persaingan Pasar Tradisional dan Pasar Swalayan Berdasarkan Pengamatan Perilaku Berbelanja di Kota Bandung. Tugas Akhir (tidak diterbitkan). ITB Bandung. Trisnawati, Rina (1998).Pengaruh Informasi Prospektus Terhadap Return Saham di Pasar Perdana.Thesis S2 UGM.tidak dipublikasikan