LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SEGO BAWAL (SENAM ERGONOMIS BERBASIS SPIRITUAL) DALAM RANGKA PENCEGAHAN DAN PEMULIHAN PENYAKIT FISIK DAN EMOSI PADA LANSIA DI GODEGAN RT 10 DK VII BRAJAN, TAMANTIRTO, KASIHAN, BANTUL BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
DIUSULKAN OLEH : Ketua : Sri Andini Widya Ningrum NIM. 20130320116, Angkatan 2013 Anggota 1 : Aneta Putri Arlindasari NIM. 20130320126, Angkatan 2013 Anggota 2 : Gunadiah Annisa Septiningrum NIM. 20130320114, Angkatan 2013 Anggota 3 : Firdasani Desma Rosmala NIM. 20140320022, Angkatan 2014 Anggota 4 : Sutan Kumala Pontas N NIM 20130710035, Angkatan 2013
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2016
ii
RINGKASAN Gambaran umum: Berdasarkan survey pendahuluan pada lansia dukuh Godegan RT 10 pada tanggal 8 Okober 2015 didapatkan 54,54% lansia merasa sakit dengan persentase keluhan tertinggi yaitu nyeri punggung 40,90%, nyeri sendi 40,90%, hipertensi 31,81%, dan kolesterol 31,81%. Dari segi psikis 31,81% lansia mengatakan mudah marah, dan 31,80% mengeluh mudah stress jika memiliki masalah. Kemudian 36,36% dari mereka juga sudah tidak bekerja dan sebagian besar lansia mengalami gangguan tidur. Hal tersebut juga memicu timbulnya stress maupun depresi karena perubahan aktifitas. Pemerintah sudah memfasilitasi penanganan masalah kesehatan lansia melalui posyandu lansia, namun program tersebut masih belum efektif sehingga penting bagi lansia untuk dapat mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri agar masalah kesehatan yang dikeluhkan dapat teratasi. Tujuan : SEGO BAWAL memiliki tujuan dapat meningkatkan status kesehatan lansia dan meningkatkan pengetahuan maupun kemampuan lansia dalam mencegah dan mengatasi penyakit fisik dan emosi. Metode pelaksanaan : pelaksanaan SEGO BAWAL dilakukan melalui beberapa tahap yaitu perizinan, persiapan, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi. Program ini memiliki beberapa kegiatan yaitu Senam Ergonomis (senam derivasi gerakan shalat) dengan diiringi lantunan Asmaul Husna, pemeriksaan kesehatan gratis yang meliputi pemeriksaan gula darah, kolesterol, asam urat, tekanan darah, tinggi badan, dan berat badan, serta konsultasi kesehatan dan spiritual dengan fasilitator yang ahli dibidangnya. Hasil yang dicapai : Ketercapaian kegiatan/tahapan yang telah dilaksanakan sudah mencapai 100% atau sudah tercapai secara keseluruhan dengan kriteria keberhasilan pencapaian hingga bulan juni 2016 yaitu telah terbentuknya komunitas SEGO BAWAL, terbentuknya kader pengurus, CD tutorial dan buku panduan bagi kader SEGO BAWAL. Potensi Keberlanjutan : SEGO BAWAL adalah sebuah program berkelanjutan yang diharapkan juga dapat diadopsi oleh berbagai kalangan dan elemen masyarakat sehingga seluruh masyarakat khususnya lansia memiliki status kesehatan yang baik. Selain itu, CD tutorial SEGO BAWAL dan buku panduan yang berpeluang memperoleh hak cipta dan selanjutnya dapat berpotensi menjadi usaha kewirausahaan yang mampu memberikan profit besar bagi kemajuan komunitas SEGO BAWAL. Kesimpulan : SEGO BAWAL mampu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan lansia dalam mencegah dan memulihkan penyakit fisik maupun emosi melalui aspek edukasi dengan cara pemberian materi atau pendidikan kesehatan serta memfasilitasi lansia dalam penanganan masalah kesehatan sehingga tercapai peningkatan status kesehatan. Kata kunci : Lansia, Senam Ergonomis, Spiritual.
iii
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ............................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. ii RINGKASAN .......................................................................................................... iii DAFTAR ISI............................................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1 BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN ...........................3 BAB III METODE PELAKSANAAN .................................................................4 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KEBERLANJUTAN ........6 BAB V PENUTUP ...............................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................9 Lampiran 1 Penggunaan Dana ..................................................................................10 Lampiran 2 Bukti Pendukung Kegiatan ................................................................... 12
iv
1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (lansia) sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Berdasarkan pengelompokan usianya lansia dibagi menjadi : pralansia (usia 45-59 tahun), lansia (usia 60 tahun atau lebih), dan lansia risiko tinggi (usia 70 tahun atau lebih) (Depkes RI, 2003). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan Lanjut Usia (Lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas, sedangkan menurut World Health Organisation (WHO) lanjut usia meliputi : usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45 – 59 tahun, usia lanjut (elderly), kelompok usia 60 – 70 tahun, dan usia tua (old) yaitu kelompok usia antara 75 – 90 tahun, serta usia sangat tua (very old), kelompok usia diatas 90 tahun (Sutikno, 2011). Indonesia merupakan salah satu negara dengan struktur tua karena populasi lansia yang tinggi, walaupun jumlah penduduk <15 tahun lebih besar dari penduduk lansia (60+ tahun), tetapi pada tahun 2040 baik global/dunia, Asia dan Indonesia diprediksikan jumlah penduduk lansianya sudah lebih besar dari jumlah penduduk <15 tahun. Hal ini sejalan dengan meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk yang akan berpengaruh pada peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) di Indonesia. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2000 UHH di Indonesia adalah 64,5 tahun (dengan persentase populasi lansia 7,18%). Angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun pada tahun 2010 (dengan persentase populasi lansia 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun (dengan persentase populasi lansia 7,58%). Kemudian berdasarkan Susenas tahun 2012, BPS RI, jika dilihat sebaran penduduk lansia menurut provinsi, persentase penduduk lansia paling tinggi ada di Provinsi DI Yogyakarta (13,04%). Meskipun secara umum hal tersebut terjadi karena peningkatan derajat kesehatan, namun tingginya angka lansia tetap berpengaruh terhadap tingginya angka penyakit degeneratif khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki populasi lansia tinggi. Di satu sisi, peningkatan angka harapan hidup membawa kebaikan bagi salah satu indikator kesehatan bangsa. Namun di sisi lain, hal tersebut mengarah pada transisi epidemiologi, ditandai dengan pergeseran pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif yang berhubungan dengan proses penuaan. Berbagai penyakit tersebut antara lain diabetes melitus, hipertensi, demensia, pembesaran prostat jinak, katarak, dan beragam masalah kejiwaan pada lansia seperti depresi, ansietas, dan gangguan tidur. Kondisi tersebut akan berdampak pada peningkatan kesakitan dan kematian, penurunan kualitas hidup,
2
peningkatan biaya kesehatan, serta kemunculan beragam masalah sosial kemasyarakatan. Menanggapi berbagai permasalahan pada lansia, pemerintah telah membuat kebijakan maupun program yang mendukung untuk terciptanya lansia dengan derajat kesehatan tinggi, seperti program kartu menuju sehat lansia dan posyandu lansia. Namun hal tersebut masih belum efektif karena belum dapat menangani angka sakit lansia secara keseluruhan hingga ke desa. Laporan BPS (2012), angka kesakitan lansia tahun 2008 sampai 2012 di daerah perkotaan cenderung lebih rendah dibandingkan daerah pedesaan, hal ini diartikan bahwa derajat kesehatan lansia yang tinggal di daerah perkotaan relatif lebih baik di banding pedesaan. Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas maka menurut pemikiran pelaksana perlu dibuat kegiatan yang dapat membantu lansia kususnya lansia yang tinggal di desa untuk dapat mencegah dan mengatasi penyakitnya secara mandiri. Program kegiatan tersebut kami namakan SEGO BAWAL (Senam Ergonomis Berbasis Spiritual) dalam Rangka Pencegahan dan Pemulihan Penyakit Fisik dan Emosi pada Lansia di Godegan Rt 10 DK VII Brajan, Tamantirto, Kasihan, Bantul. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan masalah diatas maka rumusan masalah pelaksana adalah: 1. Bagaimana upaya untuk meningkatkan pengetahuan lansia dalam mencegah dan memulihkan penyakit fisik dan emosi melalui program SEGO BAWAL? 2. Bagaimana upaya program SEGO BAWAL memberdayakan kemampuan lansia dalam mencegah dan memulihkan penyakit fisik dan emosi? 1.3 Tujuan Tujuan diadakannya program SEGO BAWAL ini adalah : 1. Meningkatkan pengetahuan lansia mengenai cara mencegah dan memulihkan penyakit fisik maupun emosi sehingga tercapai derajat kesehatan yang baik. 2. Meningkatkan kemampuan lansia dalam mencegah dan memulihkan penyakit fisik dan emosi. 1.4 Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari pengabdian ini adalah terbentuknya komunitas SEGO BAWAL (Senam Ergonomis Berbasis Spiritual) sebagai inovasi untuk penanganan non farmakologi bagi lansia yang memiliki penyakit fisik maupun emosi dengan berdasar pada nilai-nilai keislaman dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan pada lansia. Tidak hanya itu, SEGO BAWAL dapat berkelanjutan dan dikelola oleh kader-kader terbentuk yang dapat bekerjasama dengan Posyandu Lansia untuk dapat dikembangkan serta dapat diikuti oleh berbagai elemen masyarakat. selain itu publikasi baik melalui media massa maupun dalam bentuk artikel ilmiah.
3
1.4 Kegunaan 1. Bagi Sasaran a. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan yang berdasar pada nilai-nilai keislaman dan cara pencegahan serta pemulihan penyakit fisik maupun emosi. b. Sebagai alternatif penanganan non farmakologi dengan berdasar pada nilai-nilai keislaman bagi lansia yang memiliki masalah kesehatan secara fisik maupun psikis. 2. Bagi Desa Brajan a. Dapat membentuk komunitas lansia yang mandiri dengan derajat kesehatan yang baik dan usia harapan hidup tinggi. b. Menjadikan desa Brajan sebagai desa pertama di Indonesia yang memiliki komunitas SEGO BAWAL. BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Godegan RT 10 yang terletak di timur kampus terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan bagian dari Desa Brajan yang letaknya di daerah pedesaan atau pinggiran kota yogyakarta. Masyarakat Godegan terdiri dari 127 Kepala Keluarga dengan populasi lansia yang relatif banyak yaitu 62 orang dan semua penduduknya beragama islam. Sasaran dari program SEGO BAWAL adalah lansia muslim dari usia pertengahan hingga usia sangat tua yaitu dari usia 45 tahun hingga 90 tahun keatas karena pada kelompok usia tersebut sudah mulai mengalami gejala-gejala penuaan dan bahkan sudah memiliki penyakit degeneratif, sehingga membutuhkan pengetahuan bagaimana cara menjaga kesehatan mereka dengan berdasar pada nilai spiritual untuk membetuk pribadi lansia yang mandiri dalam menjaga kesehatan baik fisik maupun psikis. Berdasarkan survey pendahuluan pada lansia dukuh Godegan RT 10 pada tanggal 8 Okober 2015 didapatkan 54,54% lansia merasa sakit dengan keluhan nyeri punggung 40,90%, nyeri sendi 40,90%, hipertensi 31,81%, kolesterol 31,81%, asam urat 18,18%, diabetes mellitus dan vertigo 9,09%, dan keluhankeluhan lain sebanyak 27,27%. Dari segi psikis 31,81% lansia mengatakan mudah marah, dan 31,80% mengeluh mudah stress jika memiliki masalah. Kemudian 36,36% dari mereka juga sudah tidak bekerja. Hal tersebut juga memicu timbulnya stress maupun depresi karena perubahan aktifitas. Dari proses anamnesis atau wawancara yang dilakukan juga diketahui bahwa sebagian besar lansia mengalami gangguan tidur. Program pemerintah dalam mensejahterakan lansia di Godegan RT 10 yang berjalan rutin diantaranya adalah posyandu lansia yang diadakan setiap tanggal 8. Namun dari pengamatan pelaksana ketika mendatangi kegiatan tersebut, posyandu lansia di Godegan RT10 kurang efektif karena dalam kegiatan
4
tersebut pemeriksaan yang dilakukan terbatas hanya pada pemeriksaan tekanan darah, berat badan, dan konsultasi kesehatan. Hal tersebut sejalan dengan hasil kuisioner bahwa 27,27% lansia Godegan RT 10 mengatakan posyandu lansia dan kegiatan berbasis kesehatan disana kurang efektif dan kurang memuaskan dalam membantu lansia mengatasi masalah kesehatannya baik dari segi preventif maupun kuratif. Dalam hal ini sangatlah penting bagi para lansia untuk membentuk suatu wadah yang akan mereka gunakan untuk memperoleh informasi, saling berbagi pengalaman dan ilmu, serta mendapatkan bimbingan maupun motivasi agar dapat menerapkan budaya hidup sehat. Tak hanya itu saja, melalui SEGO BAWAL lansia akan mendapatkan bekal ilmu tentang religiusitas yang diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan psikis maupun emosi dengan mengingat Tuhan. BAB 3 METODE PELAKSANAAN 3.1 Diagram Alir Kegiatan
Perizinan
Persiapan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan
Evaluasi Kegiatan
Gambar 1. Skema Kegiatan SEGO BAWAL 3.2 Prosedur Pelaksanaan Program SEGO BAWAL (Senam Ergonomis Berbasis Spiritual) ini melalui beberapa tahap yaiu tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. a. Perizinan Perizinan kegiatan Senam Ergonomis Berbasis Spiritual kepada aparat desa setempat, yaitu Ketua RT 10 Godegan, Kader posyandu lansia setempat, dan pengurus masjid Al-Amin terkait perizinan tempat kegiatan. b. Persiapan Kegiatan Persiapan kegiatan SEGO BAWAL yang dilakukan antara lain: 1. Persiapan peserta, yaitu dengan mengundang lansia di Godegan RT 10. 2. Persiapan tempat, yaitu dengan mengonfirmasi perizinan Masjid AlAmin sebagai tempat yang akan digunakan, dan menyiapkan lokasi sesuai dengan kebutuhan. 3. Persiapan media, dilakukan dengan menyiapkan media audio baik musik instrumental untuk gerakan pemanasan maupun musik lantunan asmaul husna sebagai music relaksan pada SEGO BAWAL.
5
4. Persiapan Fasilitator ataupun pemateri yang professional baik dalam bidang spiritual mapun dalam kesehatan khususnya Holistic Nursing Care. c. Pelaksanaan Kegiatan 1. Kegiatan SEGO BAWAL. Pelaksanaan program SEGO BAWAL adalah dimulai dari pembentukan “peer group”. “Peer group” yang dibentuk adalah kelompok yang dibagi berdasarkan jenis kelamin. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir ketidaknyamanan saat senam berlangsung. Kegiatan SEGO BAWAL dilaksanakan selama 3 bulan setiap 2 minggu sekali dengan durasi 2 jam per pertemuan. Rangkaian kegiatan yang dilakukan setiap pertemuan adalah Senam Ergonomis (senam dengan derivasi gerakan shalat), yang merupakan salah satu metode dalam pencegahan dan pemulihan penyakit fisik dan emosi pada lansia. Senam tersebut diinovasi dengan penambahan iringan lantunan Asma’ul Husna dan peserta senam diminta mengikuti lantunan Asma’ul Husna yang memiliki manfaat menambah kedekatan dengan Tuhan, meningkatkan ketenangan dan kedamaian batin serta mampu memaknai kehidupan sebagai hal yang harus dinikmati dan disyukuri. Kegiatan dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan gratis berupa pemeriksaan tekanan darah post senam, berat badan, tinggi badan, gula darah, kolesterol, dan asam urat. Dalam setiap kegiatan SEGO BAWAL akan dihadirkan fasilitator yang profesional baik dibidang kesehatan (Holistic Nursing Care, Gerontik) ataupun spiritual sebagai konsultan. Dalam kegiatan SEGO BAWAL juga diselingi dengan pemberian materi tentang kesehatan dan pendidikan agama. Secara lebih ringkas, alur pelaksanaan kegiatan SEGOBAWAL adalah sebagai berikut. REGISTRASI
PEMERIKSAAN TD
MATERI
SENAM
ISTIRAHAT
CEK KESEHATAN
Gambar 2. Alur Pelaksanaan Kegiatan SEGO BAWAL 2. Pengkaderan Pengkaderan dilakukan hanya sekali. Tujuannya adalah untuk menciptakan pengurus SEGO BAWAL secara mandari oleh masyarakat sehingga program dapat terus terlaksana secara keberlanjutan. Kader yang dipersiapkan terdiri atas kader posyandu lansia yang sudah ada maupun dari Departemen Sosial Kemasyarakatan Himpunan Mahasiswa Ilmu Keperawatan PSIK FKIK UMY. Agenda pengkaderan terdiri atas pemaparan program dan rencana keberlanjutan serta pelatihan SEGO BAWAL.
6
d. Evaluasi Kegiatan Evaluasi kegiatan SEGO BAWAL dilakukan dengan mengamati perubahan pengetahuan dan kemampuan lansia dengan cara observasi dan survey serta evaluasi perubahan tingkat kesehatan dengan membandingkan hasil pemeriksaan kesehatan pada rekam medis dan wawancara singkat. BAB 4 HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KEBERLANJUTAN 4.1 Ketercapaian Target Luaran Kegiatan SEGO BAWAL ini sudah dilakukan selama tiga bulan sejak bulan Maret 2016 dengan pelaksanaan kegiatan SEGO BAWAL (Senam Ergonomis Berbasis Spiritual) terdiri dari 4 tahap prosedur pelaksanaan kegiatan, dimulai dari perizinan, pesiapan, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi.
No 1
2
Tabel 1. Ketercapaian target luaran Tahapan Indikator Ketercapaian Perizinan Perizinan pelaksanaan kegiatan 100% SEGO BAWAL kepada Ketua RT10 Dusun Godegan, dan Ketua kader posyandu lansia RT 10 Dusun Godegan Pesiapan 1. Persiapan Peserta, tersebarnya 100% undangan kepada lansia Godegan RT 10 untuk kegiatan ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5. 2. Persiapan Tempat, tersedianya tempat. 3. Persiapan Media, tersedianya media pendukung seperti music asmaul husna, peralatan pemeriksaan kesehatan, soundsystem dll (Gambar 1.) 4. Persiapan Fasilitator, tersedianya fasilitator disetiap kegiatan, antara lain : a. Falasifah Ani Y, MAN., HNC b. Anisa Prastika, S.Kep., Ns c. Norma Anissa, S.Kep., Ns dan Shendika T, S.Kep., Ns d. Anisa Prastika, S.Kep., Ns e. Shanti Wardaningsih, M.Kep.,
Keterangan Tercapai
Tercapai
7
3
Pelaksanaan Kegiatan
4
Evaluasi kegiatan
5
Pembuatan Laporan
Sp.Kep.J., Ph.D 1. Kegiatan SEGO BAWAL Pertama (27 Mar), 19 peserta Kedua (10 April), 29 peserta Ketiga (8 Mei), 35 peserta Keempat (22 Mei), 24 peserta Kelima (4 Juni), 20 peserta (Gambar 2,3,4, 5 dan 6) 2. Pemilihan Kader SEGO BAWAL dan Pengkaderan (2 Juni) (Gambar 7) 3. Pembuatan Video dan buku Panduan bagi Kader (Gambar 8 dan 9) 4. Kerjasama dengan HIMIKA UMY. (Gambar 10) 5. Kerjasama dengan posyandu lansia Godegan RT 10. (Gambar 11) 6. Publikasi kegiatan SEGO BAWAL (Gambar 12) 1. Peserta hafal dengan gerakan SEGO BAWAL 2. Peserta memahami status kesehatnnya. 3. Peningkatan derajat kesehatan pada lansia dusun Godegan RT 10 khususnya peserta SEGO BAWAL 4. Kegiatan dilaksanakan secara rutin minimal satu bulan sekali. Terbuatnya laporan akhir PKM-M SEGO BAWAL Rata-rata ketercapaian
100%
- Tercapai
100%
Tercapai
100%
Tercapai
100%
Berdasarkan hasil wawancara pada pertemuan ke-5 kegiatan pada peserta yang sudah mengikuti kegiatan lebih dari 1 kali, 45% lansia mengatakan gangguan tidur berkurang, 95% mengatakan nyeri punggung berkurang, dan 40% mengatakan menjadi lebih tenang setelah senam. Kemudian sebagian hasil pemeriksaan kesehatan secara umum dapat dilihat pada tabel 2.
8
Tabel.2 Rekapitulasi status kesehatan peserta kegiatan SEGO BAWAL Pertemuan ke1 2 3 4 5
Jumlah kehadiran 19 Peserta 29 Peserta 35 Peserta 24 Peserta 20 Peserta
Tekanan Darah Hipotensi Normal Hipertensi 1 11 7 0 22 7 1 28 6 0 22 2 0 18 2
Kadar Glukosa Hipoglikemi Normal Hiperglikemi 1 17 1 2 23 2 3 27 5 4 18 2 1 18 1
4.2 Potensi Keberlanjutan 1. Terjalinnya kerjasama dengan posyandu lansia Godegan dan Himpunan Mahasiswa Ilmu Keperawatan (HIMIKA) FKIK UMY sehingga kegiatan dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan bersama posyandu lansia yang bekerjasama dengan HIMIKA FKIK UMY khususnya melalui departemen sosial kemasyarakatannya. 2. Keberlanjutan hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah berupa CD tutorial SEGO BAWAL (Senam Ergonomis Berbasis Spiritual) yang berpeluang memperoleh hak cipta dan selanjutnya dapat berpotensi menjadi usaha kewirausahaan yang mampu memberikan profit besar bagi kemajuan komunitas SEGO BAWAL. 3. SEGO BAWAL (Senam Ergonomis Berbasis Spiritual) dapat berlanjut untuk diadopsi di seluruh elemen masyarakat Indonesia agar seluruh masyarakat khususnya lansia dapat secara mandiri meningkatkan derajat kesehatannya melalui SEGO BAWAL. BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan SEGO BAWAL (Senam Ergonomis Berbasis Spiritual) dalam Rangka Pencegahan dan Pemulihan Penyakit Fisik Dan Emosi pada Lansia di Godegan, dapat disimpulkan bahwa: 1. SEGO BAWAL mampu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan lansia dalam mencegah dan memulihkan penyakit fisik maupun emosi melalui aspek edukasi dengan cara pemberian materi atau pendidikan kesehatan. 2. SEGO BAWAL memfasilitasi lansia dalam penanganan masalah kesehatan baik penyakit fisik maupun emosi dan tercapai peningkatan status kesehatan. 5.2 Saran Lansia godegan dalam mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya baik fisik maupun emosi khususnya melalui kegiatan SEGO BAWAL sudah baik. Namun pemeliharaan kesehatan melalui konsumsi makanan yang sehat masih perlu diperhatikan agar upaya pemulihan kesehatan dapat berjalan optimal dan tidak timbul dampak lain yang merugikan.
9
DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan DIY. 2012. Profil Kesehatan Penduduk Indonesia. Departemen Kesehatan Provinsi DIY Kementerian Kesehatan RI. 2013. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Diakses pada 30 September 2015. Kementerian Kesehatan RI. 2012. Situasi dan Analisis Lanjut Usia. Diakses pada 30 September 2015. Sagiran.. 2007. Mukzizat Gerakan Shalat. Jakarta : Qultum Media Sagiran. 2014. Sehat Gaya Rasul: Warisan Nabi yang Terlupakan. Jakarta : Qultum Media Wratsongko, Madyo. 2006.Shalat Jadi Obat. Jakarta : Elex Media Komputindo Wratsongko, Madyo. 2006. Pedoman Sehat Tanpa Obat. Jakarta : Elex Media Komputindo
10
Lampiran 1 : Realisasi Anggaran Dana No
Uraian
1 2
Prin kuisioner Sound system (Speaker) ET Glukocek ET Stik gula darah ET Stik kolesterol ET Stik Asam Urat Timbangan Tisu Kapas Alkohol Bensin Jarum Snack Peserta Air Mineral Flow Bingkisan fasilitator Bensin Gula Piring kertas Plastik Apollo Snak peserta Air Mineral Bingkisan fasilitator Snack Peserta Air Mineral Bingkisan fasilitator Bingkisan Fasilitator ET Stik Asam Urat ET strip Glukosa ET Strip Asam Urat One Swab (Alkohol Swab)
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nominal PPN Harga (10%) (Rp) 150 550.000
PPh (5%)
Qty
Jumlah (Rp)
Nomor Kwitansi
106 1
15.900 550.000
1 2
250.000 65.000 135.000 68.000 75.000 5.500 15.000 20.000 15.000 3.500 17.000 42.000
1 1 2 1 1 1 1 1 40 2 1
250.000 65.000 270.000 68.000 75.000 5.500 15.000 20.000 15.000 140.000 34.000 42.000
3 3 3 3 3 4 3 5 3 6 7 8
10.000 15.500 2250 3.500 7000 18.000 36.000
1 kg 2 1 40 1 1
10.000 15.500 4.500 3.500 280.000 18.000 36.000
9 10 11 11 12 13 14
5.000 17.500 29.000
40 1 1
200.000 17.500 29.000
15 16 17
36.000
1
36.000
18
68.000 68.500 71.000
2 2 2
136.000 137.000 142.000
19 20 20
11.500
1
11.500
20
11
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 52 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66
Blood Lancet Snack peserta Prin copy Jilid Copy Prin copy Bensin Bingkisan fasilitator Printcopy Snack peserta kader Susu Kedelai ET Stik kolesterol ET Stik gula darah OneMed Blood Lancet Tensi dan stetoskop Alkohol Swab Sarung tangan Print Copy Fotocopy Faster Queen (Ballpoin) Printcopy Print copy Jilid Mika Print Biasa Fotocopy A4 Print copy Pulsa Tisu Susu Kedelai Snack Peserta Makan kelompok Matras Senam Kaos seragam Strip Glukosa Strip Kolestrol
16.000 7000 150 3.000 150 150 10.000 29.000
1 40 33 lbr 4 52 lbr 29 1
16.000 280.000 5000 12.000 7.500 5.000 10.000 29.000
20 21 22 23 23 23 24 25
160 31.700
28 -
4.500 31.700
38 26
1000 135.000 65.000 23.500
50 1 2 1
50.000 135.000 130.000 24.500
36 28 28 29
250.000
3
750.000
30
22.000 60.000 150 140 14.000
1 1 dus 40 lbr 80 lbr 3 pack 12 lbr 40 lbr 3 1 20 8 20 rb 1 50 40 5 org 25 12 1 1
22.000 60.000 6.000 11.200 42.000
26 26 31 32 32
2.600 8.000 9.000 300 3.000 1.200 21.500 5.000 50.000 200.000 80.600 2.000.000 720.000 60.000 65.500 7.500.000
33 34 35 35 35 37 39 40 41 41 42 43 44 45 45
215 200 3000 300 150 150 21.500 5000 1000 5000 80.000 60.000 60.000 65.500 Total Pengeluaran
12
Lampiran 2 : Bukti-Bukti Pendukung Kegiatan
Gambar 1. Persiapan peralatan penunjang kegiatan SEGO BAWAL
Gambar 2. Pertemuan Pertama kegiatan SEGO BAWAL, Peserta sedang melakukan gerakan duduk perkasa Senam Ergonomis.
Gambar 3. Pertemuan kedua kegiatan SEGO BAWAL, peserta sedang mengikuti gerakan pemanasan mengikuti instruktur.
Gambar 4. Pertemuan ketiga kegiatan SEGO BAWAL, Peserta sedang melakukan gerakan lapang dada senam ergonomis.
Gambar 5. Pertemuan keempat kegiatan SEGO BAWAL, Peserta sedang mendengarkan penyampaian materi tentang Aspek medis dan spiritual dari Senam Ergonomis.
Gambar 6. Pemeriksaan kesehatan dalam kegiatan SEGO BAWAL.
2
Gambar 7. Kegiatan Pengkaderan bagi calon kader kegiatan SEGO BAWAL.
Gambar 8. Proses pembuatan lembar panduan kader kegiatan SEGO BAWAL.
Gambar 9. Proses pembuatan video panduan kader kegiatan SEGO BAWAL.
Gambar 10. Penandatanganan kerjasama dengan ketua HIMIKA UMY
Gambar 11. Penandatanganan kerjasama dengan ketua Ketua kader posyandu lansia godegan.
Gambar 12. Publikasi Kegiatan di website UMY
1
Lampiran 3 : Surat Kerjasama Mitra
2
3
Lampiran 4 : Nota-Nota
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Lampiran 5 : Daftar Hadir dan Rekam Medis Peserta
16
17
18
19
20