LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Pengenalan Pengolahan Sirup Gula dari Nira Kelapa sebagai Upaya diversifikasi Produk Gula Merah pada Unit Usaha Gula Merah di Desa Sukoreno Kelurahan Gandusari Kecamatan Talun Kabupaten Blitar
BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN MASYARAKAT (PKM-M)
Diusulkan oleh : Jazuliatuddiyanah
(0911030009/ 2009)
Exsien Setyorini
(0811030103/ 2008)
Athika Dyah Margani
(0811030087/ 2008)
Hannat Suaidah
(0711010060/ 2007)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011
PENGENALAN PENGOLAHAN SIRUP GULA DARI NIRA KELAPA SEBAGAI UPAYA DIVERSIFIKASI PRODUK GULA MERAH PADA UNIT USAHA GULA MERAH DI DESA SUKORENO KELURAHAN GANDUSARI KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Ketua Tim: Jazuliatuddiyanah Anggota: Exsien Setyorini, Athika Dyah Margani dan Hannat Suaidah Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK Semakin meningkatnya konsumsi gula di Indonesia yang tidak diimbangi dengan meningkatnya produksi gula di dalam negeri menyebabkan impor gula semakin meningkat. Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menekan impor gula adalah mendorong adanya UKM yang memproduksi gula yang berbasis non tebu. Salah satu hasil tanaman yang berpotensi untuk diolah menjadi gula adalah nira kelapa. Nira kelapa umumnya diolah menjadi gula merah yang mana pembuatan dari gula merah tersebut memerlukan waktu relatif lama(±1 hari), kurang praktis karena perlu pencairan, serta rendemen yang dihasilkan sedikit (±12,5%). Sirup gula merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi beberapa kelemahan gula merah Sirup gula berbentuk cair sehingga tidak perlu mencairkan, waktu pembuatan (±8 jam), rendemen (40%). Blitar merupakan salah satu kota yang memiliki perkebunan kelapa yang cukup luas yaitu 14.614 ha. Sehingga Blitar merupakan daerah yang cukup potensial dijadikan sebuah kawasan industri gula berbahan baku nira kelapa. Unttuk itulah kegiatan PKMM ini dilaksanakan di Blitar, khususnya di Desa Sukoreno Kelurahan Gandusari Kecamatan Talun. Tujuan dari program pengabdian masyarakat ini adalah membina dan meningkatkan pendapatan petani nira dan UMKM gula merah di desa Sukoreno melalui pengenalan sirup gula dari nira kelapa, mensosialisasikan kepada warga desa Sukoreno tentang pembuatan sirup gula nira kelapa, dan mensosialisasikan pemasaran yang efektif dari sirup gula nira kelapa. Metode pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan PKMM ini adalah dengan cara memperkenalkan produk sirup gula serta manfaat yang dapat diperoleh, memberikan pelatihan pembuatan sirup gula kepada masyarakat, sosialisasi keamanan pangan, pengenalan PIRT, dan meninjau dan mengevaluasi hasil pelaksanaan program. Hasil pelaksanaan kegiatan PKMM ini setelah dilakukan pelatihan menunjukkan bahwa 74% peserta menyatakan materi yang disampaikan menarik, 55% menyatakan paham terhadap penjelasan materi, 78% menyatakan paham mengenai cara pembuatan sirup gula, 56% menyatakanberminat terhadap pengembangan usaha sirup gula. Selain itu untuk pemasaran sirup gula telah dilakukan kerjasama dengan UMKM Griya Brownte, Batu. Kata kunci: sirup gula, nira kelapa, Blitar
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaiakn laporan akhir PKMM (Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat) yang berjudul Pengenalan Pengolahan Sirup Gula dari Nira Kelapa sebagai Upaya Diversifikasi Produk Gula Merah pada Unit Usaha Gula Merah di Desa Sukoreno Kelurahan Gandusari Kecamatan Talun Kabupaten Blitar. Kami juga mengucapkan terima ksih bagi semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya ini. Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam laporan. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan.Kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasilayangalebihabaik. Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat memberikan informasi tentang pemanfaatan nira kelapa sebagai sirup nira yang bernilai ekonomis tinggi dan mempunyai potensi yang dikembangkan lebih luas.
Malang, 28 Mei 2011
Penulis
ii
1 A. JUDUL PROGRAM Pengenalan Pengolahan Sirup Gula dari Nira Kelapa sebagai Upaya diversifikasi Produk Gula Merah pada Unit Usaha Gula Merah di Desa Sukoreno Kelurahan Gandusari Kecamatan Talun Kabupaten Blitar
B. LATAR BELAKANG MASALAH Kelapa dengan nama lain Cocos nusifera L. merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomis, terutama nira yang diambil dari hasil penyadapan bunganya. Gula kelapa merupakan salah satu bahan pemanis yang banyak digunakan dalam pengolahan makanan di tingkat rumah tangga maupun di berbagai industri makanan olahan tradisional (Dinar, 2008). Gula kelapa dibuat dari bahan nira kelapa, yaitu cairan atau semacam getah manis yang disadap dari bunga kelapa yang belum mekar. Proses utama pengolahan gula kelapa berupa pemasakan nira yang bertujuan menguapkan kandungan airnya sehingga diperoleh nira pekat yang kemudian didinginkan dan dicetak menjadi gula. Pemasakan nira tersebut umumnya dilakukan menggunakan wajan (belanga) besar yang dipanaskan di atas tungku dengan bahan bakar biomas (Daniati, 2005). Seiring dengan perkembangan zaman, hadirnya pemanis tambahan tidak hanya dikehendaki dalam bentuk gula kristal ataupun gula kelapa batok, tetapi kini gula dalam bentuk sirup juga diperlukan, termasuk juga sirup gula kelapa. Produk sirup gula kelapa merupakan cairan kental dan mengandung sejumlah larutan gula. Sirup gula kelapa memiliki kadar gula yang sangat tinggi (70%) dan pH dibawah 4,0. Kondisi ini membuat sirup gula kelapa dapat di simpan lama tanpa penambahan bahan kimia lainnya dan tanpa sterilisasi (Winarno, 1998). Kebutuhan gula sebagai bahan pemanis di Indonesia semakin lama semakin meningkat, impor gula pada tahun 2003 sebesar 1,55 juta ton (Susilo dan Yudanto, 2004) dan pada tahun 2007 meningkat tajam 108 persen menjadi 2,6 juta ton (Dadang dkk., 2008). Melihat kenyataan tersebut, upaya yang dapat dilakukan oleh Pemerintah dalam jangka dekat adalah produksi gula non-tebu dan mendorong tumbuhnya industri kecil gula disentral tebu lahan kering (Rakhmadiono dkk., 2000). Oleh sebab itu alternatif yang paling memungkinkan
2 untuk memproduksi gula yang melibatkan industri kecil adalah industri gula palma. Blitar merupakan daerah yang memiliki lahan perkebunan kelapa yang cukup luas yaitu seluas 14.6 14 ha. Sehingga daerah ini mempunyai peluang investasi yang besar dalam lingkup penghasil nira kelapa. Namun, masyarakat Blitar sendiri belum menyadari sepenuhnya dengan potensi yang dimiliki. Selama ini, masyarakat Blitar hanya mengambil buah kelapa sebagai hasil dari perkebunan kelapa. Sementara nira sebagai salah satu hasil pohon kelapa telah termanfaatkan sebagai bahan baku gula merah. Seiring kemajuan teknologi di bidang pangan, maka dikenalkan jenis produk dari bahan sejenis yaitu sirup gula dari nira kelapa kepada petani kelapa dan Usaha Kecil Menengah (UKM) di desa Sukoreno Kelurahan Gandusari Kecamatan Talun Kabupaten Blitar. Alternatif pembuatan sirup gula dari nira akan mampu membantu petani kelapa dan Usaha Kecil Menengah (UKM) penghasil gula merah dalam upaya diversifikasi produk gula kelapa cetak (gula merah). Program pengenalan pengolahan sirup gula dari nira kelapa mampu membantu pemerintah dalam upaya pembuatan sirup gula berbahan baku non-tebu. Keunggulan sirup gula dari nira kelapa yaitu memiliki daya simpan dalam waktu yang relatif lama. Selain itu, sirup gula mempunyai kelebihan dalam pemakaiannya, yaitu lebih mudah larut dalam air sehingga praktis untuk dikonsumsi. Proses produksi sirup gula pun lebih efisien dan tidak menghabiskan energy dan waktu yang terlalu banyak. Sehingga pembuatan sirup gula akan menjadi peluang usaha yang prospektif bagi masyarakat Blitar, khususnya di Desa Sukoreno Kelurahan Gandusari Kecamatan Talun Kabupaten Blitar.
C. PERUMUSAN MASALAH Perumusan masalah yang akan dibahas dalam kegiatan ini antara lain: 1. Bagaimana membina dan meningkatkan pendapatan petani nira dan Usaha Kecil Menengah UKM gula merah di Desa Sukoreno Kelurahan Gandusari Kecamatan Talun Kabupaten Blitar melalui pengenalan sirup gula gula dari nira kelapa?
3 2. Bagaimana cara mensosialisasikan yang efektif dan mudah diterima oleh warga Desa
Sukoreno Kelurahan Gandusari Kecamatan Talun Kabupaten Blitar
tentang pembuatan sirup gula nira kelapa?
D.TUJUAN PROGRAM 1. Membina dan meningkatkan pendapatan petani nira dan Usaha Kecil Menengah UKM gula merah di desa Sukoreno melalui pengenalan sirup gula gula dari nira kelapa 2. Mensosialisasikan kepada warga desa Sukoreno tentang pembuatan sirup gula nira kelapa.
E.LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan dari pelaksanaan program ini adalah adanya Usaha Kecil Menengah (UKM) penghasil sirup gula dari nira kelapa sebagai peluang usaha mandiri masyarakat Blitar serta membantu upaya pemerintah dalam pembuatan gula berbahan baku non-tebu.
F. KEGUNAAN PROGRAM Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pelatihan kepada masyarakat Blitar tentang cara pengolahan nira kelapa menjadi sirup gula kelapa, teknologi yang digunakan, gambaran pengembangan usaha dan nilai tambahnya dibandingkan dengan nira.
G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN 1. Lokasi Lokasi Lokasi pengabdian adalah di Desa Sukoreno Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar. Lokasi ini merupakan daerah penghasil nira yang cukup besar. Namun, tidak semua petani kelapa memanfaatkan niranya sebagai bahan pembuatan gula sendiri. Petani lebih memilih menjual nira kelapanya kepada UKM penghasil gula merah. Sedangkan jumlah dari UKM gula merah masih relatif sedikit dibandingkan dengan hasil nira kelapa dan tingkat konsumsi gula merah di daerah Blitar khususnya dan Jawa Timur pada umumnya.
4 2. Sasaran Sasaran program pengabdian ini adalah para petani nira kelapa dan UKM gula merah di Desa Sukoreno Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar. Peserta program pengenalan pembuatan sirup gula dari nira kelapa berjumlah 10 orang. Yaitu 8 petani nira kelapa dan 2 UKM gula merah. 3. Kondisi masyarakat sasaran Kondisi masyarakat desa Sukoreno cenderung kekurangan informasi terkait inovasi dan teknologi pengolahan produk pertanian. Sebagian besar penduduk adalah buruh tani dan petani. Sementara sebagian penduduk lainnya berprofesi sebagai pegawai negeri sipil dan para pemuda desa ini lebih memilih merantau ke luar daerah di bandingkan bekerja di desa.
H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM Metode pelaksaan program pengabdian ini adalah sebagai berikut :
Persiapan
Pengenalan
Pelatihan
Pembinaan
Pengawasan
Evaluasi
Bagan 1. Diagram Alir Metode Pelaksanaan Program
5
Persiapan Booklet Cerdik Pengenalan Inovasi Produk Gula Kelapa
Pemutaran film
Pengenalan produk sirup Pelatihan
gula kelapa
Output: 1.Masyarakat sasaran mendapat informasi 2.Masyarakat lebih memahami pentingnya inovasi dan diversifikasi produk 3.Masyarakat dapat mengaplikasikan secara langsung
Pembinaan
Pengawasan
Evaluasi 1. Persiapan a. Kesepakatan kerjasama dengan pemerintah setempat b. Pembelian peralatan Pembelian peralatan dilakukan pada tahap persiapan agar spesifikasi alat dapat disesuaikan dengan kapasitas produksi c. Pembelian bahan baku d. Pembuatan booklet Pembuatan booklet bertujuan untuk mempermudah penyampaian informasi pada saat pelatihan. Isi booklet meliputi pengenalan sirup gula kelapa (jenis, kadar gizi dan daya tahannya), bahan-bahan, teknologi pembuatan, gambaran pengembangan usaha sirup gula kelapa (prospek usaha, analisis usaha, mesin yang digunakan, pengendalian mutu, serta jumlah tenaga kerja yang yang diperlukan) . 2. Pengenalan a. Pembagian booklet Pembagian booklet dilaksanakan saat pelaksana memberikan demo mengenai pembuatan sirup gula kelapa, yang bertujuan agar masyarakat
6 yang kurang paham mengenai isinya, maka dapat ditanyakan kepada pelaksana. b. Pemutaran Film tentang manfaat inovasi produk Tahapan ini dilakukan dengan cara pemutaran film mengenai manfaat yang akan didapat ketika melakukan inovasi atau diversifikasi produk. Dengan adanya pemutaran film ini diharapkan masyarakat sasaran lebih memahami pentingnya inovasi pada suatu produk dan bisa mengubah pemikiran bahwa produk yang sudah ada perlu dipertahankan. c. Pengenalan produk sirup gula kelapa Pengenalan produk sirup gula kelapa dilakukan dengan cara memberikan sampel produk sirup gula kelapa kepada penduduk Pogalan Kulon Kabupaten Blitar 3. Pelatihan Pembuatan sirup gula kelapa bersama dengan masyarakat sasaran. Pembuatan sirup gula kelapa oleh pelaksana dengan metode demo mulai dari cara pembuatan produk sampai pengemasan, kemudian diikuti oleh masyarakat sasaran. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan gambaran awal tentang proses pembuatan sirup gula kelapa. 4. Pembinaan a. Praktek kelompok Pembuatan produk sirup gula kelapa oleh masyarakat Desa Sukoreno Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar dilakukan secara berkelompok dengan pendampingan oleh pelaksana program. b. Sosialisasi pengembangan usaha Sosialisasi dilakukan untuk memberikan gambaran kepada masyarakat sasaran tentang pengembangan usaha sirup gula kelapa. c. Penyuluhan mengenai keamanan pangan 5. Pengawasan Pengawasan meliputi hasil produksi setelah pelatihan dan pembinaan yang telah diikuti oleh masyarakat sasaran. 6. Evaluasi a. Pengamatan tercapainya tujuan
7 Dilakukan dengan mengunjungi daerah Kelurahan Karangsari setelah pembinaan apakah tujuan program telah tercapai. Tujuan program tercapai jika masyarakat sasaran telah mampu memproduksi serta dapat memasarkan sirup gula kelapa sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Pogalan Kulon Kabupaten Blitar b. Pembuatan laporan Pembuatan laporan disesuaikan dengan hasil yang telah dicapai selama pembinaan terhadap masyarakat sasaran.
I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM Bulan keNo.
Jenis Kegiatan
1 1 2 3 4
1.
Persiapan
2.
Pembuatan Sampel
3.
Pembuatan booklet
4.
Pengenalan produk
5..
Pelatihan
6.
Pembinaan
7.
Pengawasan
8.
Pembuatan laporan
2 1 2
3 3
4
1
2
4 3
4
1
2 3
5 4 1
J. RANCANGAN BIAYA 1. Bahan habis pakai Bahan
Volume
Harga satuan
Total
Nira mentah
10 liter
5.000
50.000
Karbon aktif
40 kg
350.000
350.000
Booklet
50 buah
5.000
250.000
LPG
3 Kg
130.000
Total bahan habis pakai
780.000
2
3 4
8 2. Peralatan Jenis Peralatan
Jumlah
Harga
Total
Satuan
Timbangan analitik
1 buah
1.000.000
1.000.000
Timbangan biasa
1 buah
450.000
450.000
Pengaduk kayu
5 buah
10.000
50.000
Baskom
10 buah
200.000
200.000
Pisau
10 buah
5.000
50.000
Panci
8 buah
50.000
400.000
Kompor
2 buah
500.000
1.000.000
Gelas ukur 1 liter
5 buah
10.000
50.000
Kain saring
5 meter
15.000
75.000
Botol
50 buah
2.000
100.000
Kemasan+label
50 buah
2.000
100.000
Total Peralatan
3.475.000
3. Operasional Kegiatan
Volume
Harga Satuan
Total 500.000
Tranportasi pengadaan bahan baku
Tranportasi pelaksana
500.000
Sewa laboratorium
250.000
Biaya ijin PIRT
300.000
Dokumentasi
150.000
ATK dan pembuatan
250.000
laporan
50
Konsumsi
10.000
Total Operasional
500.000 2.400.000
Total biaya
: Rp 6.705.000
9 K. LAMPIRAN K.1. BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap
: Jazuliyatudiyannah
b. NIM
: 0911030009
c. Fakultas/Program Studi
: Teknologi Pertanian / Teknologi Industri Pertanian
d. Peguruan Tinggi
: Universitas Brawijaya
e. Waktu untuk kegiatan PKM : 9 Jam/minggu Tertanda
Jazuliyatudiyannah NIM. 0911030009 Anggota Pelaksana A. a. Nama Lengkap
: Exsien Setyorini
b. NIM
: 0811030103
c. Fakultas/Program Studi
:Teknologi Pertanian/Teknologi Industri Pertanian
d. Peguruan Tinggi
: Universitas Brawijaya
e. Waktu untuk kegiatan PKM
: 9 Jam/minggu
Tertanda
Exsien Setyorini NIM. 0811030103
10 B. a. Nama Lengkap
: Athika Dyah Margani
b. NIM
: 0811030087
c. Fakultas/Program Studi
: Teknologi Pertanian / Teknologi Industri Pertanian
d Peguruan Tinggi
: Universitas Brawijaya
e. Waktu untuk kegiatan PKM
: 9 Jam/minggu Tertanda
Athika Dyah M. NIM. 0811030087 C. a. Nama Lengkap
: Hannat Suaidah
b. NIM
: 0711010060
c. Fakultas/Program Studi
: Teknoogi Pertanian/Ilmu dan Teknologi Pangan
d. Perguruan Tinggi
: Universitas Brawijaya
e. Waktu untuk kegiatan PKM
: 9 jam/minggu Tertanda
Hannat Suaidah NIM. 0711010060
11 K.2. BIODATA DOSEN PENDAMPING 1. Nama lengkap dan Gelar
: Siti Asmaul Mustaniroh, STP, MP
2. Golongan Pangkat dan NIP
: IIIc/Lektor/19740608 199903 2 001
3. Jabatan Fungsional
: Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
4. Jabatan Struktural
:-
5. Fakultas / Program Studi
: Fakultas Teknologi Pertanian / Teknologi Industri Pertanian
6. Perguruan Tinggi
: Universitas Brawijaya
7. Bidang Keahlian
: Manajemen Agroindustri
8. Waktu Kegiatan untuk PKM
: 5 jam/ minggu Tertanda
Siti Asmaul Mustaniroh, STP, MP NIP. 19740608 199903 2 001 K.3. Gambaran Teknologi Processing Gula Nira Kelapa (Sirup) Tahapan proses pembuatan sirup gula kelapa seperti pada bagan 2. Sirup gula kelapa dibuat melalui beberapa tahapan proses sampai menghasilkan sirup gula kelapa dengan derajat brix 70o dan berat jenis 1,33 sesuai dengan standar hasil akhir dalam pembuatan sirup jenis lainnya. Langkah-langkah pembuatan sirup gula kelapa dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Penyadapan Menurut Santoso (1993), penyadapan biasanya dilakukan pada pohon kelapa yang telah memiliki 3 tandan bunga yang belum mekar. Sebelum disadap, tanaman kelapa dibersihkan dari pelepah dan tandan bunga yang telah mekar.
Pembersihan
ini
bertujuan
untuk
memudahkan
penyadapan.
Penyadapan biasanya dilakukan setiap pagi antara pukul 06:00 – 09:00 dan sore hari antara pukul 16:00 – 18:00. Hal yang perlu diingat pada proses penyadapan adalah tandan bunga hanya boleh diiris sekali.
Pengulangan
12 irisan akan merusak jalan keluar nira, oleh sebab itu pisau yang digunakan haruslah tajam. Adapun tahapan dari penyadapan adalah sebagai berikut : a. Kelopak bunga dibuka kemudian diiris membujur dan melintang lalu dilepas perlahan-lahan. b. Tandan bunga diikat di beberapa bagian dengan daun kelapa muda yang telah dilayukan dengan air panas, lalu bunga dirundukkan. c. Pagi hari tandan diiris dengan pisau sadap sekitar 5 cm kearah bawah. Dan sore hari ujung tandan diiris lagi setebal kurang lebih 0,4 cm. Pengirisan dilakukan tiap pagi dan sore selama 2 hari. Pada hari kedua pengirisan tetesan nira biasanya mulai deras. Dan pada saat itu dapat dipasang wadah penampung nira. 2. Penyaringan Nira dari hasil penyadapan kemudian disaring. Air nira disaring untuk memisahkan semua kotoran yang mungkin tercampur pada air nira selama proses penyadapan. Penyaringan dapat dilakukan dengan menggunakan kain saring atau alat penyaring lainnya (Soetanto, 2005). 3.
Pemasakan Nira Setelah nira disaring dan bersih, masukkan nira ke dalam wajan dan masak diatas pemanas dengan panas yang merata sekitar 3 – 3,5 jam. Ketika mendidih nira akan berbuih dan tampak bercampur dengan kotoran halus. Buih dan kotoran tersebut yang harus dibuang. Selama proses pemasakan nira harus terus diaduk untuk meratakan panas dan mengurangi buih. Pemasakan dapat dihentikan bila nira telah kental atau telah didapatkan sirup sesuai dengan yang diinginkan (Soetanto, 2005).
4.
Pemasakan Nira Kelapa (Evaporasi) Dalam tahapan proses pembuatan sirup gula kelapa, pemasakan nira kelapa atau penguapan nira kelapa (evaporasi) adalah bagian dari pemasakan nira. Evaporasi sendiri dilakukan setelah tahapan penyaringan, yaitu cairan hasil penyaringan dikentalkan menjadi sirup dengan cara menguapkan air dari larutan menggunakan uap panas. Tujuan dari evaporasi adalah untuk menghilangkan air sebanyak-banyaknya dalam waktu yang singkat sehingga nira mempunyai kandungan air 35%. Evaporasi sendiri banyak digunakan
13 pada industri makanan (terutama pabrik gula) dan bahan kimia (Soetanto, 2005). Evaporasi merupakan satu unit operasi yang penting dan banyak digunakan dalam industri kimia dan mineral. Evaporasi adalah suatu proses pemasakan cairan dengan memberikan panas pada cairan tersebut dengan menggunakan energi yang intensif yaitu sejumlah uap sebagai sumber panas (Kuswurj, 2005). 5. Evaporasi Penguapan atau evaporasi menurut Warren (1993) adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsurangsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan. Evaporasi merupakan pengambilan sebagian uap air yang bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi padatan dari suatu bahan makanan cair. Salah satu tujuan lain dari operasi ini adalah untuk mengurangi volume dari suatu produk sampai batas-batas tertentu tanpa menyebabkan kehilangan zatzat
yang
mengandung
gizi.
Pengurangan
volume
produk,
akan
mengakibatkan turunnya biaya pengangkutan. Disamping itu, juga akan meningkatkan efisiensi penyimpanan dan dapat membantu pengawetan, atas dasar berkurangnya jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk kehidupannya. Beberapa peralatan penguapan dapat langsung dipanasi dengan api. Api memanasi dinding ketel dan secara konduksi akan memanasi bahan yang terletak di dalam alat penguap. Akan tetapi umumnya evaporator mempergunakan panas tidak langsung dalam proses penguapannya. Pindah panas didalam alat penguapan diatur oleh persamaan pindah panas untuk pendidihan bahan cair dan dengan persamaan konveksi serta konduksi. Panas yang dihasilkan dari sumber harus dapat mencapai suhu yang sesuai untuk menguapkan bahan. Umumnya medium pembawa panasnya adalah uap yang diperoleh dari boiler atau dari suatu tahapan penguapan dalam alat penguapan lain. Perputaran bahan cair didalam alat
14 penguapan merupakan hal yang penting, sebab perputaran mempengaruhi laju pindah panas dan dengan perputaran bahan yang baik akan meningkatkan laju penguapan. Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa campuran umumnya tidak diadakan usaha untuk memisahkan komponenkomponennya. Dalam evaporasi zat cair pekat merupakan produk yang dipentingkan, sedangkan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang. Disinilah letak perbedaan antara evaporasi dan distilasi. Evaporasi merupakan satu unit operasi yang penting dan biasa dipakai dalam industri kimia dan mineral, misalnya industri aluminium dan gula. Evaporator juga digunakan untuk mengolah limbah radioaktif cair. Kegunaan lainnya adalah mendaur ulang pelarut mahal seperti hexane ataupun sodium hydroxide pada kraft pulping bisa juga untuk menguapkan limbah agar proses penanganan limbah lebih murah. Contoh-contoh Operasi Evaporasi dalam Industri Kimia lainnya yaitu : Pemekatan larutan NaOH, Pemekatan larutan KNO3, Pemekatan larutan NaCL, Pemekatan larutan nitrat dan lain-lain.
15
Nira Kelapa
Pengukuran volume nira (25 Liter) Penyaringan dengan kain saring
Kotoran
Pemanasan dengan (tangki reaktor) Karbon Aktif 3% (b/v)
Pemasakan Penyaringan dengan kain saring
Kotoran
Pengemasan dalam Botol Kaca Sirup Gula Kelapa
Bagan 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Sirup Gula Kelapa
16 K.4. Surat Pernyataan Kesediaan sebagai Mitra Kerja Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat
17 K.5. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja