LAJU PERPINDAHAN PANAS PADA RADIATOR DENGAN FLUIDA CAMPURAN 80% AIR DAN 20% RADIATOR COOLANT PADA PUTARAN KONSTAN Agung Nugroho Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl. Sultan Fatah No. 83 Demak Telpon (0291) 681024 Abstraksi : Mobil yang digunakan untuk menempuh perjalanan yang jauh biasanya dipacu dengan kecepatan yang cukup tinggi dengan putaran mesin berkisar pada putaran 2000 rpm dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat suhu mesin melebihi suhu normal mesin saat bekerja, maka penelitian ini perlu dilakukan. Pada penelitian ini dilakukan pengujian perbandingan laju perpindahan panas mesin antara pemakaian 100% air dengan campuran 80% air dan 20% radiator coolant dengan metode paired comparison pada putaran 2000 rpm. Dari penelitian tersebut diambil data antara lain temperatur masuk dan keluar radiator, dan volume aliran fluida radiator (Q) yang kemudian dilakukan pengolahan data untuk menentukan laju aliran massa (m), panas spesifik fluida (Cp), laju perpindahan panas radiator (q), dan pengolahan data secara statistik. Hasil pengujian terhadap campuran fluida radiator 80% air dan 20% radiator coolant menunjukkan rata – rata selisih temperatur inlet radiator dengan temperatur outlet radiator yang lebih tinggi sebesar 4,725°C serta rata-rata laju perpindahan panas radiator yang lebih tinggi juga sebesar 8,0378 kJ/s. Kondisi ini menunjukkan pada rpm 2000, campuran 80% air dan 20% radiator coolant memiliki kemampuan penyerapan dan perpindahan panas mesin yang lebih tinggi daripada 100% air. Kata kunci : Temperatur, radiator, metode paired comparison
PENDAHULUAN
pada
Latar Belakang
mengetahui bagaimana pengaruh laju
Dalam mengemudikan mobil sering di
perpindahan panas radiator pada saat
jumpai berbagai macam hambatan di
putaran
perjalanan seperti kemacetan maupun
Biasanya kondisi putaran mesin yang
lamanya jarak tempuh yang dapat
tinggi ini terjadi pada saat mobil
meningkatkan temperatur mesin pada
digunakan untuk menempuh perjalanan
mobil
normal
yang jauh. Pada saat itu biasanya mobil
mesin saat bekerja akibat menerima
dipacu dengan cukup kencang dengan
panas yang berlebihan. Hal tersebut
rpm rata-rata berkisar pada
dapat dicegah dengan adanya sistem
rpm
pendingin
lama. Dalam penelitian ini penulis juga
melebihi
umumnya
pada
temperatur
mobil
yang
menggunakan
pada sistem
putaran
2000
mesin
rpm
yang
karena ingin
cukup
tinggi.
putaran 2000
dan dalam jangka waktu yang cukup
menambahkan
metode
analisis
pendingin air yang mengaplikasikan
perhitungan dengan metode statistik
radiator sebagai alat penukar panasnya.
paired comparison. Ada beberapa tes-
Penulis memilih
tes statistik yang tersedia dan dapat
65
JURNAL
pengujian dilakukan
TEKNIK - UNISFAT, Vol. 4, No. 2, Maret 2009 Hal 65 - 75
65
digunakan dalam suatu penelitian, maka
hal di atas, pada dasarnya fenomena
kita
pada sistem pendingin sangat kompleks.
memerlukan
dasar
pemikiran
tertentu untuk menentukan pilihan yang
Sehingga
penelitian-penelitian
mana di antara tes-tes statistik itu yang
mengkaji perbaikan sistem pendingin
akan kita pakai. Salah satu kriteria untuk
mesin perlu mendapatkan perhatian
menjatuhkan pilihan tes statistik mana
dalam
yang akan kita gunakan adalah kekuatan
performance engine secara keseluruhan
rangka
yang
meningkatkan
analisis tes statistik tersebut. Suatu tes statistik
itu
baik,
jika
mempunyai
Tujuan Penelitian
kemungkinan kecil untuk menolak Ho
Penelitian
ini
bertujuan
apabila Ho
mengamati,
dan
menganalisa
benar, dan mempunyai
untuk laju
kemungkinan besar untuk menolak Ho
perpindahan panas pada radiator dengan
apabila Ho salah. Pada pengujian kali ini
fluida campuran 80 % air dan 20%
penulis menggunakan metode paired
radiator coolant pada putaran konstan.
comparison karena memiliki beberapa kelebihan. Di antaranya, metode paired comparison ini sangat cocok digunakan untuk
analisis
berpasangan,
data
data
dua
yang
kesederhanaan
Manfaat penelitian ini adalah :
sampel
- Sebagai pertimbangan dan masukan
dianalisis
untuk menambah wawasan dalam hal
berasal dari populasi dengan distribusi normal,
Manfaat Penelitian
di
perpindahan panas radiator.
dalam
- Menggali permasalahan yang dimiliki
perhitungannya, dan cocok digunakan
dalam laju perpindahan panas pada
untuk analisis dengan jumlah sampel
radiator dengan fluida campuran 80 %
yang kecil. Pertimbangan lain dalam
air dan 20% radiator coolant pada
pemilihan metode paired comparison ini
putaran konstan.
adalah cara yang digunakan dalam penarikan sampel adalah berurutan dan teratur dalam selang waktu tertentu. Sifat populasi yang menjadi asal usul sampel
berdistribusi
normal
dalam
Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan : 1. Studi literatur, studi ini bermanfaat untuk mendapatkan berbagai teori
bentuk data interval. Berdasarkan hal-
66 Perpindahan Panas pada Radiator dengan Fluida Campuran 80% air dan 20 Laju TEKNIK - UNISFAT, Vol. 4, No. 2, Maret 2009 Hal 65 - 75 JURNAL % Radiator Coolant pada Putaran Konstan – Agung Nugroho
66 66
yang
berhubungan
dengan
permasalahan dalam penelitian ini.
a. Konduksi Perpindahan
panas
konduksi
2. Survei lapangan, digunakan dalam
merupakan perpindahan energi yang
rangka mengumpulkan variable -
terjadi pada media padat atau fluida
variabel obyek yang diteliti.
yang diam sebagai akibat dari perbedaan temperatur.
Hal
ini
merupakan
TINJAUAN PUSTAKA
perpindahan energi dari partikel yang
Perpindahan Panas Radiator
lebih enerjik ke partikel yang kurang
Besar radiator
perpindahan
adalah
suatu
nilai
panas yang
enerjik pada benda akibat interaksi antar partikel
-
partikel.
Energi
menunjukkan besarnya panas pada air
dihubungkan
radiator yang dapat dibuang ke udara
translasi, sembarang, rotasi dan getaran
luar.
dari molekul-molekul. Temperatur lebih
Persamaan
yang
digunakan
untuk
menghitung adalah : q
konduksi
Keterangan : q = Laju perpindahan panas (W) m = Laju aliran massa air (Kg/s) Cp = Kalor spesifik fluida air (KJ/Kg oC) Th,in = Temperatur air saat memasuki radiator (K) Th,out = Temperatur air saat keluar radiator (K)
panas
dapat
perpindahan
energi dari suatu daerah ke daerah lainnya sebagai akibat dari perbedaan temperatur antar daerah tersebut. Secara umum ada 3 cara proses perpindahan panas yaitu :
67
JURNAL
panas,
persamaan
aliran
dikenal dengan Hukum Fourier. Jika kondisi pada dinding datar, laju perpindahan panas satu dimensi adalah sebagai berikut : q kond = -K. A dT/dx (2) Keterangan :
Cara-cara Perpindahan Panas
sebagai
ke temperatur
lebih rendah (kurang energi). Untuk
( 1)
Perpindahan
pergerakan
tinggi berarti molekul lebih berenergi memindahkan energi
= m . Cp(Th,in – Th,out)
didefinisikan
dengan
ini
q kond = Besar laju perpindahan panas konduksi (W) k = Konduktivitas termal bahan (W/m. K) dT/dx = Temperature gradient A = Luasan permukaan perpindahan panas (m2) (-) =Perpindahan panas dari temperatur tinggi ke temperatur rendah.
TEKNIK - UNISFAT, Vol. 4, No. 2, Maret 2009 Hal 65 - 75
67
h
b. Konveksi Perpindahan
panas
konveksi
adalah suatu perpindahan panas yang terjadi antara suatu permukaan padat
= Koefisien konveksi (W/m2 K) A = Luasan permukaan perpindahan panas (m2) (Ts - T ∞)= Perbedaan temperatur (K)
dan fluida yang bergerak atau mengalir
Persamaan di atas disebut
akibat adanya perbedaan temperatur.
Hukum
Secara umum konveksi dapat
Newton
dengan
Pendinginan
atau
Newton’s Law of Cooling.
dibedakan menjadi tiga yaitu : 1.
Konveksi bebas (free convection) atau natural
terjadi bukan karena dipaksa oleh alat,
Radiasi
convection, yaitu
konveksi di mana aliran fluida
suatu
c. Radiasi
tetapi
disebabkan
karena gaya apung
(buoyancy
yang diemisikan oleh benda yang berada pada
konveksi yang terjadi di
mana aliran fluida blower dan lain-lain disebabkan oleh peralatan bantu seperti fan, blower dan lain-
Konveksi dengan perubahan fase, yaitu
sama seperti
(boiling)
dan
pendidihan
pengembunan
mana
dari
ditransportasikan
medan oleh
radiasi
gelombang
elektromagnetik atau lainnya. Photon berasal
dari
energi
dalam
sebuah
elektron yang memancar. Pada
perpindahan
panas
laju
membutuhkan media. Sedangkan pada perpindahan diperlukan
panas
radiasi
media.
tidak
Kenyataannya
perpindahan panas radiasi lebih efektif
(kondensasi). Persamaan
di
konduksi dan konveksi adalah mutlak
lain. 3.
tinggi,
elektron dari atom. Energi
Konveksi paksa (force convection), yaitu
temperatur
merupakan perubahan dalam konfigurasi
force). 2.
thermal adalah energi
perpindahan
panas
Laju perpindahan panas netto
konveksi, bila Ts ,> T ∞ adalah : q konv = hA (Ts - T∞)
terjadi pada ruang hampa.
(3)
radiasi dirumuskan sebagai berikut : q rad = ε σ A (Ts 4- Tsur 4)
Keterangan : q konv = Besar laju perpindahan konveksi (W)
(4)
Keterangan : q rad = Laju perpindahan panas radiasi (W)
68 Perpindahan Panas pada Radiator dengan Fluida Campuran 80% air dan 20 Laju TEKNIK - UNISFAT, Vol. 4, No. 2, Maret 2009 Hal 65 - 75 JURNAL % Radiator Coolant pada Putaran Konstan – Agung Nugroho
6868
ε
= Emisivitas permukaan material = Konstanta Stefan-Boltzmann = 5,669× 10-8 W/m2.K4 = Luasan permukaan perpindahan panas (m2) = Temperatur permukaan benda (K) = Temperatur surrounding (K)
σ A Ts Tsur
dan
melakukan
penyerapan
panas
seperti diuraikan di atas. Proses pembuangan panas dari fluida pendingin (air) terjadi di radiator yaitu
pada radiator core. Air panas
yang mengalir pada tube memindahkan panas dari air (fluida pendingin) ke
Prinsip
Kerja
Radiator
Sebagai
permukaan dalam tube secara konveksi. Panas
Pembuangan Panas Mesin
selanjutnya
dipindahkan
dari
Panas mesin terpusat pada ruang
permukaan dalam ke permukaan luar
bakar /silinder yang merupakan hasil
tube secara konduksi, dan diteruskan
dari proses pembakaran udara dan bahan
lagi dari permukaan luar tube ke fin
bakar. Seperti yang ditunjukkan Gambar
(kisi-kisi radiator) secara konduksi juga.
1, panas di ruang mesin ini dipindahkan
Panas dari fin radiator di pindahkan ke
dari sisi dalam silinder ke water jacket
udara luar secara konveksi.
secara konduksi. Kemudian panas pada
Uji – t (t-Test)
water
jacket
pendingin akibatnya
diteruskan
(air) air
ke
secara
menjadi
fluida
konveksi, panas.
Air
Metode yang digun akan pada penelitian
ini
Comparison
adalah
Paired
(membandingkan
pendingin yang telah menjadi panas ini
berpasangan), di mana terdapat jumlah
disirkulasikan (dipompakan) ke radiator
pasangan
untuk didinginkan lagi agar mampu
adalah dua belas (n = 12, berdasarkan
menyerap panas kembali.
fungsi
Air panas masuk radiator ke upper
tank
melalui
Kemudian dampak pendinginan dari
hose,
sistem radiator menggunakan 100% air
selanjutnya ke lower tank melalui tube
dan campuran 80% air, 20% radiator
(pipa kapiler) pada radiator core dan
coolant pada putaran sama adalah
keluar dari lower tank melalui lower
masing-masing disimbolkan dengan X
hose sudah berupa air dingin. Air yang
dan Y, sehingga dibuat Tabel 1 seperti
telah
di bawah ini.
didinginkan
upper
waktu pada putaran 2000).
tersebut
kembali
disirkulasikan ke sepanjang water jacket
69
JURNAL
TEKNIK - UNISFAT, Vol. 4, No. 2, Maret 2009 Hal 65 - 75
69
Harga
t
dapat
dihitung
dengan
persamaan sebagai berikut; _
D 0 t SD n
(8)
Keterangan: _
Gambar 1 : Sirkulasi Air Pendingin pada Kendaraan
D = rata-rata selisih n = jumlah pasangan, n-1 = derajat kebebasan D i = total selisih
0 = 0 Tabel 1 : Laju Pembuangan Panas Hipotesa yang dihasilkan : H0 : μ1 ≤ μ2 (q campuran 80% air, 20% RC ≤ q 100% air) H1 : μ1 > μ2(q campuran 80% air, 20% RC > q 100% air)
Rata-rata
selisih
dihitung
dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
deviasi
Jika thitung > ttabel → H0 ditolak H1 diterima, berarti q campuran 80% air
1 n D Di n i 1 _
Standar
Uji hipotesa :
(5) ditentukan
dengan
persamaan sebagai berikut :
dan 20% RC lebih besar dari q 100% air. Jika thitung ≤ ttabel → H1 ditolak H0 diterima, berarti q campuran 80% air
n
SD
(D
i
i 1
Convidence
_
D) 2
(n 1)
interval
kepercayaan) 1-α = 95 %
dan (6)
D t / 2,n 1
S n
RC
sama
dengan q 100% air.
(range untuk δ
Metode Penelitian Alat dan bahan
diberikan sebagai berikut : _
20%
Alat-alat yang diperlukan pada (7)
penelitian ini adalah satu unit kendaraan (mobil), termocouple, flow meter, stop
70 Laju Perpindahan Panas pada Radiator 80% TEKNIK - UNISFAT, Vol. dengan 4, No. 2,Fluida MaretCampuran 2009 Hal 65 - 75air dan 20 JURNAL % Radiator Coolant pada Putaran Konstan – Agung Nugroho
70 70
watch,
dan
alat
bantu
seperti
dilaksanakan
selama
tang,obeng, ember, dll. Bahan yang
pencatatan
digunakan adalah air biasa, auto sealant,
setiap lima menit (5 menit).
klem, dan radiator coolant yang berupa konsentrat. peralatan
uji
ditunjukkan pada Gambar 2 di bawah
jam
berikutnya
Adapun pengujian
Skematik
data
1
dan
diambil
langkah-langkah
pengujian)
adalah
sebagai
berikut :
1. Siapkan alat dan bahan serta rangkai alat uji seperti skema.
ini.
2. Masukkan fluida pendingin ke dalam radiator dan yakinkan telah terisi penuh. 3. Catat temperatur fluida pendingin pada sisi masuk dan keluar radiator (temperatur
ini
temperatur
awal
merupakan /
initial
temperature). Gambar 2 : Skematik Alat Uji Sistem
4. Hidupkan mesin dan pertahankan
Pendinginan Mesin
pada putaran konstan 2000 rpm. 5. Catat data setiap 5 menit terhitung saat mesin mulai hidup. Pengujian
Pelaksanaan pengujian dilaksanakan
dilakukan selama 1 jam, yang mana
menggunakan fluida 100% air dengan
pengujian dan pengambilan data
campuran 80% air dan 20% RC pada
dihentikan pada menit ke-60.
Pengujian
6. Setelah itu, matikan mesin dan
rpm 2000. Pengujian dimulai dengan fluida 100% air dengan campuran 80% air dan 20%
RC
pada
rpm
2000.
Catat
biarkan sampai mesin benar-benar dingin. 7. Setelah proses pengujian selesai,
(Tin
kembalikan kondisi kendaraan ke
) dan temperatur fluida di outlet radiator (Tout )
kondisi semula. Rapikan kembali
sebagai kondisi awal, kemudian mesin
semua alat dan bahan uji.
temperatur fluida pada inlet radiator
dihidupkan/dijalankan.
71
JURNAL
Pengujian
TEKNIK - UNISFAT, Vol. 4, No. 2, Maret 2009 Hal 65 - 75
71
8. Ulangi pengujian tersebut sebamyak 3 kali pada jam yang sama
panas mesin dengan fluida kerja 100% air.
Dari pengolahan dan perhitungan data
didapatkan
perpindahan panas
hasil
berupa
laju
mesin terhadap waktu
H0 dan H1 dalam Model Statistik
H0 : μ1 ≤ μ2 (q campuran 80% air, 20%
seperti ditunjukkan pada Tabel 2
RC ≤ q 100% air)
Tabel 2. Laju perpindahan panas (q)
H1 : μ1 > μ2 (q campuran 80% air, 20% RC > q 100% air)
Waktu (menit Ke)
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
_
q 80% air dan 20% RC (Watt)
q 100% air (Watt)
Selisih (Watt)
Rata – Rata Selisih Sampel ( D )
X
Y
D=(X-Y)
Standar Deviasi Sampel (SD)
7133,518 7365,391 7596,977 7824,849 7883,813 8224,857 8111,246 8111,827 8394,903 8450,861 8564,878 8791,000
6447,618 6565,713 6513,852 6400,937 6571,172 6683,803 6910,155 6854,398 7138,228 7252,100 7194,657 7478,500
685,899 799,678 1083,124 1423,911 1312,641 1541,054 1201,091 1257,428 1256,675 1198,760 1370,220 1312,499
_ D = 1,20358
S D = 0,24592
Tingkat Signifikansi Harga a berperan dalam menentukan apakah H0
akan ditolak atau tidak, maka
tuntutan objektivitas meminta agar nilai α ditetapkan sebelum pengumpulan data. Yang besarnya biasanya 0,05 atau 0,01. Dalam penelitian ini penulis memilih nilai α yang besarnya 0,05 (5%).
Pengolahan Data secara Statistik
Convidence Interval
H0 dan H1 dalam Uraian Kalimat
Convidence
H0: laju perpindahan panas mesin dengan fluida
kerja 80% air dan 20% RC lebih kecil
atau
sama
dengan
laju
pembuangan panas mesin dengan fluida kerja 100% air. H1: laju perpindahan panas mesin dengan fluida
interval
(range
kepercayaan) 1- α = 95 % untuk δ diberikan sebagai berikut : 1,07608 < δ < 1,33108 Harga t Hitung t hitung = 16,95422
kerja 80% air dan 20% RC lebih besar daripada laju pembuangan Laju 72 Perpindahan Panas pada Radiator dengan Fluida Campuran 80% air dan 20 TEKNIK UNISFAT, Vol. 4,–No. 2, Maret 2009 Hal 65 - 75 JURNAL Coolant % Radiator pada- Putaran Konstan Agung Nugroho
72 72
Seperti terlihat pada Gambar 4
Kriteria Pengujian Jika thitung > ttabel → H0 ditolak, H1 diterima
dimana sejak menit–menit awal yaitu menit ke-5 laju pembuangan panas
Jika thitung ≤ ttabel → H1 ditolak, H0 diterima
campuran 80% air dan 20% RC sudah menunjukkan nilai laju perpindahan panas
yang
lebih
besar
daripada
Perbandingan Antara t Tabel dengan
menggunakan fluida kerja 100% air.
t Hitung
Perbedaan
yang
ditunjukkan
t hitung = 16,95422
berfluktuasi tetapi cenderung linier. Hal
t tabel
yang menyebabkan laju pembuangan
= 1,796
panas
mesin
oleh
radiator
dengan
menggunakan fluida kerja campuran 80% air dan 20% RC lebih besar daripada menggunakan 100%
air
adalah
fluida
kerja
perbedaan
nilai
koefisien perpindahan panas konveksi yang dimiliki fluida campuran 80% air dan 20% RC lebih besar daripada fluida kerja 100% air. Hal ini menyebabkan Gambar 3. Daerah Penolakan Ho
laju perpindahan panas konveksi dari fluida radiator menuju ke sisi bagian dalam radiator menjadi lebih besar, yang akan menyebabkan perpindahan panas ke lingkungan yang lebih besar pula. Kondisi ini tidak mempunyai pengaruh terhadap daya yang dihasilkan oleh mesin kendaraan (mobil) karena masih berada
dalam
batas
distribusi
keseimbangan panas. Di mana panas Gambar 4. Perbandingan Laju
yang hilang karena proses
Perpindahan Panas
73
JURNAL
TEKNIK - UNISFAT, Vol. 4, No. 2, Maret 2009 Hal 65 - 75
73
pada masing-masing pengujian. Dari
HASIL DAN PEMBAHASAN Pendinginan maksimum sebesar
perhitungan tersebut didapat
rata-rata
32% dari panas total yang dihasilkan
laju perpindahan panas untuk campuran
agar kondisi kendaraan tetap normal.
80% air dan 20% radiator coolant
Secara volume
teoritis
aliran
bahwa
fluida
(Q)
laju
sebesar 8,03784 Watt sedangkan untuk
konstan,
fluida kerja 100% sebesar 6,83426 Watt.
putaran mesin konstan, dan temperature
Perhitungan
lingkungan (Tsur) konstan maka laju
menggunakan
perpindahan
comparison
seharusnya
panas konstan
radiator
metode dengan
statistik paired
menggunakan
state).
tingkat signifikansi 5% mendapatkan
Namun apabila terjadi sedikit fluktuasi
hsil nilai t hitung jauh lebih besar
laju perpindahan panas radiator (q) hal
daripada t tabel, hal ini menunjukkan
ini dapat diakibatkan oleh berbagai
bahwa memang benar laju perpindahan
macam factor antara lain : alat ukur
panas campuran 80% air dan 20%
(temperature maupun volume fulida)
radiator coolant sebagai fluida kerja
yang
radiator memang lebih besar daripada
kurang
ketidakhomogenan
(steady
(q)
secara
akurat,
serta
campuran
bahan
fluida kerja 100%.
bakar dan udara yang dihasilkan dari proses pengkabutan oleh karburator
SIMPULAN
setiap menitnya yang berpengaruh pada
Dari hasil pengujian dan analisis data
panas yang dihasilkan pada proses
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
pembakaran di ruang bakar. Sehingga
bahwa :
panas yang diserap setiap menitnya oleh
1. Laju perpindahan panas rata-rata
fluida pendinginpun
tergantung dari
proses tersebut.
(qrata-rata) campuran 80% air dan 20% radiator coolant sebesar 8,03784
Rata-rata laju perpindahan panas
Watt. Sedangkan untuk fluida kerja
(qrata-rata) mesin oleh radiator diperoleh
100% sebesar 6,83426 Watt. Secara
dengan
laju
numeric dapat diketahui bahwa laju
perpindahan panas dari awal sampai
perpindahan panas campuran 80%
akhir pengujian, yang kemudian dibagi
air dan 20% radiator coolant lebih
dengan banyaknya data yang diperoleh
besar dari pada laju perpindahan
menjumlahkan
nilai
74 Laju Perpindahan Panas- pada Radiator 80% TEKNIK UNISFAT, Vol.dengan 4, No. 2,Fluida MaretCampuran 2009 Hal 65 - 75air dan 20 JURNAL % Radiator Coolant pada Putaran Konstan – Agung Nugroho
7474
panas fluida kerja 100% air pada putar 2000 rpm.
Toyota Astra Motor, PT., 1994, New Team Engine GroupTraining
2. Hasil pengolahan data secara statistik menggunakan
metode
comparison
paired
dengan
Manual,
Toyota
Servise
Training, Jakarta.
tingkat
Toyota Astra Motor, PT., 1994, New
signifikansi 5%, mendapatkan hasil
Step 1 Training Manual, Toyota
nilai t hitung sebesar 16,95422 jauh
Servise Training, Jakarta.
lebih besar dari pada
nilai tabel
Sugiono, 1999, Statistik Nonparametris
sebesar 1,796 dengan selisih rata-rata
Untuk
laju perpindahan panas mencapai
Bandung.
Penelitian,
Alfabeta,
1,20345 Watt. Hal ini membuktikan bahwa memang benar pada putaran 2000 rpm
laju perpindahan panas
campuran 80% air dan 20% radiator coolant jauh lebih besar daripada fuida kerja 100% air.
DAFTAR PUSTAKA Holman, J,P., alih bahasa Jasfi, E., 1984, Perpindahan
Kalor,
Edisi
Kelima, Erlangga, Jakarta Pusat Bhattacharyya,G,K.,1977,Statistical Concept
and
Metods,
John
Wiley & Sons, New York. Santa Barbara,
London.
Sydney
.Toronto Riduwan, 2006, Dasar –dasar Statistika, Alfabeta, Bandung. Incropera, F.P and Dewitt, D.P., 1990, Fundamental of Heat Transfer, John Wiley & Sons, New York.
75
JURNAL
TEKNIK - UNISFAT, Vol. 4, No. 2, Maret 2009 Hal 65 - 75
75