Volume 3 Nomor 3, Desember20OT
ABU SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN TAMBAH SEBAGIAN BAHAN PENGIKAT HIDROLIS BETON Coconut Fibte Ash as the Replacement of Hydrolic Eondlng of Concrete Siti llur Rahmah Anwar' ABSTRAK
lJntuk mengunngi penggunaan semen tanpa
mengurangi
lrekuatannya maka pemanfaatan filass dan limbah abu sabut kelapa (ASX) dengan tambahan Xapw dipedukan sebagai aftematif pengganti pemakaian sebigian semen. Pilihan ini didasarkan pada sifaf ASK yang mengandung unsui sririka fSiO2l dan sifat dan frass yang bila dicampur dengan fapur padary t<emiaiai ditambah
air akan membentuk campunan yang kens
sepertisffi'penelitian
ini ditawkan penguiian uii konsistensi normal, uii ternpentur hidnsi, uii wat
l
pasf/a kontrcl.
Kata kunci : Pozzolan, Trass, Abu sabut kelapa (ASK), CR,
*
Siti Nur Rahmah Anwar, ST, MT. : Pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram
42
Volume 3 Nomor 3, Desember 2007
PENDAHULUAN
Berdasarkan data Direktorat sumber Daya Mineral (1999) dari contoh trass yang diambil dari Desa Pemepek Kabupaten Lombok Tengah menunjukkan' sifit pozzolan yang rendah. Namun jika _trass dicampur OJngin kapur padam akan salihg mengikat seperti semen. Berdasarkan hal pasta tersEOut, timOril gagasan untuk memanfaatkan trass sebagai bahan penggantisemen. untuk meningkatkan kualitas pasta yang akan dibuat perlu adanya bahan tambah yang iudah didapat dan murah. Dalam hal ini bahan tambah abu sabut kelapa karena memiliki kandungan silika V"d Ottt"*"n aOalatr o/o) sehingga diharapkan kedua campunan bahan iniakan (13,S i,"rg mehg'ganti dtau mengurangi penggunaan semen sebagai pasta ifapit"uTr"p pehgikat beton.
1.
. 2.
Tujuan diadakan penelitian iniadalah : Untuk mengetrahui perbandingan antara campuran trass,, abu sabut sifat i"i"p" dan- kapur padam dengan semen y?!g Tenghasilkan y. qng optimal. hidrasi temperatur time dan setting normal, tondistensi perbandingan antar:a campuran !tat:, abu sabut kelapa Mengetahui -f.apur piOam dengan semen yang menghasilkan kuat tekan yang Oan maksimal.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut ASTM C.618€5, pozolan adalah bahan yang rnengandung silika dimana tidak mempunyai sifat perekat. pada dirinya nariun jika dihaluskan dengan kahalusan yang cukup memadai
""nOiti, adanya iir akan bisa bereakCi secara kimia dengan kapur Ca(OH)z O"ngan dan membentuk Perekat.
Trass dOapn jenis pozzolan yang mempunyai
kemampuan
mengeras bila dicampur dengan bahan lain seperti kapur.(Ca(OH)2). Trass ini-mlrupatan hasil pelapufan batu-batuan yang berasal dari gunung berapi yang paiing banyak'mengandung silika {SiO2), disamping. unsur-unsur lain
i;Grii :
6xid 6esi (FezO3), alumina (AlzOg), dan kalsium oksida(CaO)
(Supribadi, 1986). Kapur untuk bahan adukan berfungsi sebagai bahan pengikat. Batu kapur padi umumnya bukan CaCOg murni, akan tetapi_juga mengald,ung oxiO-oiiO lain dalam jumlah tertentu. Susunan kimia batu kapur adalah : t<arbonat (co3) sebanyakg|o/o; kapur tohor (c?o) sebanyak 29'7745,50V* magnesia (MdO) seb_-anyak 21-31Vo, silika (SiOs) sgbanyak 0,1F2,14o/o, aluirina Oan oxiO besi(ALO3 dan FezOa) sebanyak 0,5olo (Supribadi, 1985)' Kandungan siiifi Oatam abu sekam padi yang ditunjukkan oleh swami (1986) lebanyak 92,15o/o, Wen-Hwei (198-0) se!31Vak 86,90lo, prijatami (19'93) sebi:sar 86,550/o, Zhang !1_ltgt1gtra (1996) sebesar 87'2Yo dan'Priyosulistyo dkk (1998) sebesar 86,55%. Unsur pokok dari abu
"ei.ar
padi a-dalah
iitifa
yang dapat bereaksi dengan kapur. Di dalam
43
Volume 3 Nomor 3, Desember 2007
beton, silika juga berfungsi sebagai filler yang sangat 9!:!en dan merupakan pozolan yarig sangat reat
r-im izood), melakukan penambahan abu sekam padi sebanyak 15% ke dalarir campuran mortiar menghasilkan kuat tekan yang optimum adalah 38,00 Mpa, sedangkan mortar tanpa abu sekam padi kuat tekannya kenaikan foitu iO,gi fvlpa'piOa umlr 90 hari, kuat tekan mortar mengalami sebesar 61,02o/o Syihrani {2005}, melakukan penelitian pada pasta-semen dengan camporan abu sekam daCi Oan oerluk batn apung sebagai bahan tambah ieOinia* 10olo dengan variasi (40o/6 RHA - 60% SBA) menambah kuat tefan'pasta. PenainOahan abu sekam padi dan Prtyl..batu apung kuat tekan optimum r"finyli i0o6 *e dalam pasta semen menghasilkancampuran abu sekam pasta tanpa semen *;hli e*,+ggg Mpa, sedangkan Mpa. padidan serbuk batu apung 26,3199 iIETODE PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Peralatan yang digunakan adalah ayakan/saringan No. 200, mixer kecil, cetakan paita iem6n, alat vicat dan.iarum_vicat, .mesin uji t9l9n . Bahan-bahan penelitian iUnier*il' f"sdtng Machine, tennometer,cetiakan kelapa dan kapur padarn' ]iitiiputiiemen, frsir piroklastik (trass), abu sabut Pembuatan Benda Uji
Benda uji yang dipakai dalam percobaan ini adalah pasta semen dengan Gntut iu[us-Uengan sisi 5 crn. Dalam hal ini.jumlah benda uji Griariasi berdasarkan jeniJpengujian. Dapat dilihat pada tabel 1. Perawatan Benda Uii
Bendaujiyangtelahdibuatmemerlukanperawatlnyangcukup
yang agar menghasilkln kekuatan seperti yang direncanlkan. Perawatan lembab pasta selalu segar [Lsa Oitatiukan adalah menjaga igar pgrmukaan sejal aoutan pasta dipadaikin samqa] !9t9n lfnggap cukup keralpadq uriur pera*atin yang diiencanakan.'Hal ini dilaku[in agar proses hidrasi semeri dan reit<si- pozzolanic bahan yang digunakan berlangsung sempuma.
Pengujian
1"
2. 3. 4.
44
Uji Konsistensi Normal Uii Sefting Time Uji TemPeratur Hidrasi
UjiKuatTekan
Volume 3 Nomor 3, Desember 2007
Tabel 1 Jumlah dan Variasi Benda Uji Gampuran KaourPadam PozzolanTerhadaP CR
ft) CR (o/o) TRASS
terhadap
AsK
CR (%)
Kandungan Semen (%)
Jumlah Benda Uji
KN ST
TH
3333
15 25
3333 3333 333
10
45
15
15
15
25@
t5
80
t5 t5
50
15
70
15
25
60
15
35
50
15
30
3333 3333 3333 3333 3333 3 3 .3 3333
3
153333 39 39 39
JUIIILAH
GR : Genrentition Ratio ASK : Abu Sabtrt Ketapa KN : Konsistenei Normal
39
ST .'Sefring Time TH : Temperatur Hidmsi KT : Kuat Tekan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Pasta
Irass Hasil analisis konsentrasi silika (SiO2) trass, rata-rata konsentrasi yang terkandung pada sampel trass yang digunakan dalam (SiOz) silika penelitian ini sebesar 66,44Vo Abu Sekam Padi Hasil pemeriksaan abu sekam padi, rata-rata konsentrasi silika (SiOd sebesar 86,7!0/o, ini menunjukkan bahwa konsentrasi silika (SiOz) yang sangat tinggi. Tabel 2. Kandungan Silika Abu Sabut Kelapa No Sampel
Unsur Kimia
Konsentrasi
Siika (SiOz)
13,45
Siika (SiOz)
13,40
Siika (SiOz)
13,50
(o/o)
45
Volume 3 Nomor 3, Desember 2007
Hasil Penguiian l(onsistensi Nolmal
rafio (GR) Semakin besar persentase penggulagn cPyenlitio!,s semakin normal maka kebututran -e"h""air'unt[[ *"n""p"i f
ffiili;"t normal.
Hasilpengujiankonsistensinormalpadakadar.cementitiousratio variasi trass' oo/o,1oio,ioi" oin'so"/. dari hrat sernen iery9n.EP3g"i 60% trass; kapur' 15o/o ASk; 15% A$K dan kapur murai iari izoT' G11i $sss; 15% 4ffi kapur' 35% 1506 ASK 25uln kaprlr, so"d'riitiig'21 lstt untuk mencapai A$K 45% kapur) ;;";i;ii{il kebutuhan'air tertinggi trass; 157o
g]i;'Al.3|bR
vartasi 707o 30% dengan -dioandingkan dengan pasta gram ASK; 15% rapur yaiii1"u""v"r. 134 74 gram sebanyak air ijmriar,| yang n'anya. memerlukan o/o Hal ini 20 sebesar sehingga didapatcan i"niir"n kebutuhan air trass, abu sabut kelapa dan menuniukkan bahwa koefisien resapan airlada Portland' iia'p; i$ii; 6lt"i oio"noinskan' densan eemen konsistensi normat
i;;& ;*n
150
110
E
838H
r30
Data H
5,, rro *
f;
Data J Data J Data J Data J
ioo
geo 9Bo 70
Var
ll
Var lll
cementitious Ratio(%l
+
+ ---l*-
t5%AsP.15 K 15?6 ASP:35vo K 1596 ASP: t5 K {5%ASP.35%K
*6{lYcT,
ASP.
-+-60%T, -k-40%T,
ASP, ASP,
+4OYoT'
ASK
K K K K
H = Hasil pengujian hass, ASK' dan K , pembanding) (datra Data J = Ua"iiF"r,ilrii." trass, ASp, dan K
Ket:
Data
Gambar
1.
dan Kapur Pada Variasi Konsistensi Normal Campuran Orass' ASK) NilaiCR
Hasil Penguiian Seffing lime PengujianwaktupengikatanawaldilakukandiLaboratoriumStruktur
Mataram dan Bahan .lurusan"ieknif- Sipl Fakultas Teknik Universitas
6
Volume 3 Nomor 3, Desember 2007
dengan menggunakan alat vicat dan jarum vicat berdiameter kecil.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui lama cepatnya waktu pengikatan pasta yang dibuat. Hasil pengujian waktu pengikatan awaladalah pada saat angka menunjukkan penurunan 25 mm pada alat vicat dan waktu pada penurunan tersebut dicatat. Hasil pengujian sefffng fime untuk semua variasi dapat dilihat pada lampiran). Data hasil pengujian menunjukkan semua pasta pada setiap variasi memiliki waktu ikat awal lebih lama dari pasta kontrol. Lebih jelasnya disajikan oleh gambar 2 berikut. N
(', (t,
aci
214
g
t(>
c{
CD
g c
o,
180
o {t
E
(o
i(! rso
ro
@
(D
r{)
s
ot
d a1t
(.)
o o
C.'
J
'fr o 3
no
s
q
CO
lO
(o
Konfol
Var
Var ll
I
Var fl
cementitious ratio (%)
rb
tKontrol fa Ket Gambar
:
2.
a=70o/oT,15o/o ASK, 15% b = 60% T,15o/o ASK, 25%
K K
@c
fd
c = 50% T,15Vo ASK, 35% K
d=
4Oo/oT,15o/o
ASK,45% K
Hubungan Cementitious Rafib dan Waktu ikat Awal dengan berbagai variasi
Waktu pengikatan awal yang paling lama terjadi pada variabel lll (CR 30%) variasi d yaitu selama 207,97 menit, sedangkan waktu ikat awal
paling cepat terjadi pada pasta variabel I variasi b yaitu selama 124,40 menit. Sedangkan waktu ikat awal pada pasta kontrol (CR 0olo) selama 65,63 menit. Semakin besar percentase ementitious rafio {C.R), waktu yang dibufuhkan untuk mengadakan pengikatan awal dari mulaibercampurnya air dengan bahan pasta sampai pasta kehilangan sifat plastisnya menjadi lebih lama.
Berdasarkan hasil pengujian terlihat bahwa dengan penambahan pozzolan trass, abu sabut kelapa dan kapur padam maka waktu yang diperlukan untuk mengadakan ikatan semakin lama, hal ini disebabkan karena adanya pengurangan senyawa C3S yang terkandung dalam semen portland. Senyawa C3S tercebut merupakan unsur paling berpengaruh terhadap pengerasan semen, terutama sebelum mencapai umur 14 hari.
47
Volume 3 Nomor3, Desember20O7
kurang qa.n 69 Pada semen portland biasa, waktu ikatan awal tidak boleh menit (8 jam)' 480 gati" dari lebih boleh tidak akhir waitu r11gnit alja;1, itan Tjokrodimuldjo, 1996'
Hasil Penguiian Temperatur Hidrasi 55 53 51
48.033 t:
649
:
..,:
E+t 9+s E43 811 539 E ..t Fgs Ps3 31
s I
a Variabel
Kontrol
T=Trass
A=AbuSekam Padi
l$
variasid
K = Kapur
Gambar3'Temper:aturHidrasiCampuran(frass,ASK)danKapurpadaVariasiNilai CR
Pengujiantemperaturhidrasipadapenelitian.dimaksudkanuntuk
mengetahui- de*emodngan temperatur hidrasi pada campuran drbagai naria"i.-Hasit pengujian perkembangan temperatur hidrasi Dari hasil pengujian diperoleh iariasi *s"iif.an paOa-tampirbn. untrj, 'teriadip.T9-I311Fl kontrol dan pada ""rnrahidrasi terti'nggi t"rnp"otui Oleh il,"p"oiurterendah terijO|i,aOa iasta variab6t lU (Cn 3O%) variasid' pasta
;;6";
[rdt;-itr,
untuk kepertu# Oidfusi berikut ini disajikan gambar yang
menunjukkan tempenatur hidrasj pada? vadasi'
pada 2 variasi Berdasarkan dimnar 5.4 diatas, temperatur hidrasi puncak menu6urian ireno yang sama,-yalu temperatur Ef:1ii".l3pai temperatu.r fluktuasi t"ttilggi Fda waktu- 116rol Xe€. Selanjutnya teiqdi Oilunluffan pada iam6an Setelah mencapai puncak ftiOraiisiperti yang -penuruhan drdstis plOa O iam berikutnya. Perubahan t"rp"*t teriaOi
f
tridrasi'selanjutnya tidak Grlalu mencolok dan terjadi secgrq 20%) dengan yaliasi ffi-;ta; hi"gga 50 jam t6rar.lrir. pada variabet il (cR pada waktu {am) !e{ tertinggi hidrasi temperatur vano sama, didapai puncak temperatur hidrasi dan 46,066"c s|oesar v"itu Gi"iOin terjadi pa'OJ variasi d sebesar 44,3oC. Temperatur hidrasi tertinggi
6*p"oiu,
ffi;6f,-ffi6i?
48
Volume 3 Nomor3, Desember2007
yaitu sebesar 48,033"C dan puncak temperatur pasta terjadi pada 'terendah kontrolpada variabel lll (CR 30olo) variasi d sebesar terjadi hicirasi 41,07oc. Hal ini disebabkan karena adanya pengurangan iumlah penggunaan semen portland, sehingga senyawa-senylw? yang ada di lafalri semen portlanil seperti CaS, CsA, &AF dan CzS juga iumlahnya berkurang. Diantara senyawa-senyawa tersebut ada yang sangat-dominan dalam mEnghasilkan panas seperti CsA dengan panas hidrasi 207 Y,aVgrUnsur CaA ini merupakan unsur yang sangat berpengaruh pada panas hidrasi, baik pada pengerasan awal maupun pada pengerasan berikutnya yang panjani. Sedang senyawa CaS yang terkandung dalam semen portland jika terkena air akan segera mulai berhidrasi, dan menghasilkan ianas. S-etain itu juga berpengaruh terhadap p9n-gera.sjn 1e1en, terutama Lebelum mencapai umur 14 hari. Maka dari itu, jika GsS mempunyai persentase yang tinggi akan menghasilkan proses peng99sal yang cepqt panas hidrasi..yang.tinggi' baOa pemU6ntu.-kan-liekuatan awilnya disertai proses jika rendah qkan persentasenya beOatiicnya .menghasilkan yang Selain panas re-ndah. hidrasi dan yang lambai iebih peng"na;an -pengurangan bahan tersebut senyawa-senyawa icare.'na aOanya .diatas, perubahan yang terhadap berpengaruh pengganii semen kiOar tambah temperatur hidrasi adalah trass dan kapur. Hasil Penguiian Kuat Tekan Pasta 60 (!
€uo t!
P40
o.
Fgo
J
o
H20
v
10
'r0
2a
Cementifious Ratio (Yd
-+-70%T, -ts50%T, Gambar
4.
--r--60%T,1 -+<-400,6T,1
Kuat Tekan Beton Campuran (frass, ASK dan lGpur) pada Vadasi Nilai
CR
Dari hasil pengujian kuat tekan pasta yang disajikan pada tabel4.6. diatas, menunjukkin nitai kuat tekan tertinggi pada G.R. 207o dengan variasi campuEn 70% trass, 15olo abu sabut kelapa, dan 15olo kapur padam yaitu sebesar 33,984 Mpa. Sedangkan pasta kontrol dengan c.R. 07o (semen
mumi) yang mempunyai kuat tekan sebesar 32,695 Mpa. Hal ini menuniukkan bahwa penggantian sebagian kadar semen penyusun pasta
49
Volume 3 Nomor 3, Desember 2@7
dengan pozzolan trass, abu sabut kelapa, dan kapur padam dapat men?ifmh nilai kuat tekan sebesar 0,38 Mpa atau mengalami kenaikan sebesar 3,944o/o. Dengan adanya penggantian sebagian bahan penyusun pasta, menunjukkan tren penurunan nilai kuat tekan yang djhasilkan. Pasta yang memiliki kuat tekan tertingg! a!9!ah pasta pada ory!9lll (CR 20%) lariisi a (70%trass+15%AsK+l5Yol6pur) sebesar 33,984- Mpa aq, mengalami kenaikan kuat tekan sebesar 0,38 Mpa ( 3,944% dari pasta kontrol).'sebagai
pembanding dapat kita lihat pen-e]{t9l:peqelitian yang mendahr.lluinya sdsuai yang ditat
dklaiattgen tuat tet
Kesimpulan
,1. Kebutuhan
air
meningkat dengan bertambahnya
persentiase
penggunaan bahan pengganti semen. Konsistensi tertinggi terjadi pada
tg% nsfaan 15% kapu0 yaitu sebanyak 134 gram (konilistensi M,67 o/o) bila dibandingkan tanpa pozzolan dan kapur leOesir 74 gram (konsistensi 24,670/o\ atau meningkat f0 7o. pengurangai kandungan semen menyebabkan kenaikan dufasi bRl-OoZo (70% trass,
2.
3.
4.
pendiXatai beton. Waktu pengikatan awal tercepat terjadi pada CR 10% yaitu s9!m9124,40 menit, i60o7otrass, 159oASK dan 2sYokapur padam)
iedangkan waktu ikat awal terlama terjadi pada 9R 307o (40%trass, 15olo dSK dan45o/o kapur padam) yaitu selama 207,97 menit. Pengurangan kandungan sernen juga mer]y.ebabkan penurunan temierature hidmsi. Puncak temperatur hidrasi tercndah terla{1 ry$1 cR 30% {40olo trass, 15% ASK dan 1506 kapur) yaitu sebesar 41,Q7"C dibandingion dengan pasta tanpa pozzolan'dan kapur sebesar 48,1oC atau pen-urunan tehperatur hidrasi sebesar 7oC' Kuat tekan tertinggi dialami oleh cR 20olo ( 70% fass, 157o ASK dan 15olo kaptrr) sebesar 33,984 MPa dibandingkan dengan-pasta tanpa pozzolan yang memiliki kuat tekan sebesar 32,828 MPa, sehingga didapat kenaikan kuat tekan sebesar 4 %.
50
Volume 3 Nomor 3, Desember 2fi)7
Saran
1.
2. 3.
Perlu dilakukan penelitian lebih tanjut tentang pengaruh penambahan
trass dan kapur padam pada pembuatan pasta dengan variasi campuran yang lebih beragam karena penggunaan trass sebagai pozzolan belum banyak dilakukan.
bdam melakukan pengujian benda uji perlu dilakukan dengan telitidan penuh kesabaran terutama dalam menggunakan alat vicat dan diusahakan terhindar dari getaran.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menngunakan abu sabut
kelapa dengan temperature dan durasi pembakaran yang terkontrol sehingga menghasilkan kandungan SiO2 tan$ lebih besar untuk meningkatkan kualitas pasta sebagai bahan pengikat hidrolis beton..
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2000, Petuniuk Pnktikum Beton
l,
Fakultas Teknik
Universitas Mataram, Mataram. Anonim 1997, Peftemuan Teknis Tentang Penggunaan Semen, Seminar Sehari, Kanwil Pekeriaan Umum Jawa Tengah Bekerjasama Dengan PT Semen Gresik, Semarang. Anonim, 1999, PenyelidiRan lrass Batu Apung Sebagai Bahan Baku
.
,
-
Pembuatan Batako di Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur
Propinsi NI$ Kanwil Departemen Pertambangan dan Energi Propinsi NTB, Mataram. Anonim, 1998, Petuniuk Praldikum Teknologi Beton, Fakultas Teknik lnstitut Teknologi Sepul uh Novem ber, Semarang. American Socie$ for Testing and Materials, Annual Book of ASTM Sfandards: Part 14, Concrete and Minenl Agregates, ASTM, Philadelphia' 1983, 834 pp.
Lutfi, M., 2A82, Pengaruh Penambahan Abu Sekam PadiTerhadap Kuat Tekan Mortar Pada Percndaman Air Laut, Skripsi 51, Fakultas Teknik Universitas Mataram, Matiaram. Nawi, E.G., 1998, Beton Beftulang (Suafu Pendekatan Dasafl, Refi ka Aditama, Bandung. Ridwan, T., dkk., 1999, Penyelidikan ltrass Batu Apung Sebagai Bahan Baku Pembuatan Batako di Kab. LombokTengah dan LombokTimur
Prop. NTB, Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi Prop. NTB, Matraram.
Syahrani, M., 2005, Pemanfaatan Campuran Abu Sekam Padi (ASP) Dengan Serbuk Batu Apung (SBA) Se0agai Pengganti Semen,
Skripsi S-1, Jurusan Teknik Sipil, FT. Unram, Mataram
Sanusi, Bahrawi, 1984, Mengenal Hasil Tambang lndonesia, PTBina Aksara, Jakarta.
Supribadi, l. K., 1985, Bangunan Sipil A, CV. Armiko, BandungTjokrodimuljo, K., 1 996, Teknolog i Beton, Nafiri, Yogyakarta. Wuryati, S., dan Chandra, R., 2001, Teknolqi Beton, Erlangga, Jakarta.
5'l
Volume 3 Nomor 3, D$ember 2007
High-Pefformance Concrete Zhang, M.H., and Malhotra'- M''.1996' ce me nting M aterial, ACt ppt"iintai L'su I ncorporating Rice t ggO, nm6rican Concrete lnstitute' Material Joumat, no*"*O"i-b"L*O"i
H#;;; i
;;''#jriltt#:lru:*ir*rm*:;#:'H,"TFi,:'ix!' "u-iilit,.ris-riunive'rsitasMataram'Mataram'
i"^i't'"T"i k"pu'' PozT'olan' (Tnss' Abu
llham, n"ntlit]'fo oa, p-elssanti sebasian Bahan Padi) dan s;;;i;;;i.Apung.sebigai sekam "p\iliiitirtaa .lrs-rr universitas Mataram' Mataram'
52