KRITIK DAN PANDANGAN HARUN YAHYA TERHADAP TEORI EVOLUSI MANUSIA (EVOLUSIONISME)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Guna Memperoleh Sarjana Strata Satu Dalam Ilmu Filasafat Islam
OLEH: MOHAMMAD KHADAFI NIM. 04511565
JURUSAN AQIDAH DAN FILSAFAT FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2008
ABSTRAK Topik ini dikaji karena adanya silang pendapat mengenai teori asal-usul kehidupan. Dalam teori asal-usul kahidupan, terdapat dua kelompok yang menyatakan pendapatnya tantang teori tersebut. Kelompok pertama berpendapat berpendapat bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Allah, sendiri-sendiri secara langsung atau yang lebih dikenal dengan teori penciptaan terpisah (separated creation theory) atau kreasionisme. Adapun kelompok kedua berpendapat bahwa makhluk hidup diciptakan secara tidak langsung (gradual) melalui evolusi. Permasalahan yang dikaji melalui studi ini adalah bagaimana konsep penciptaan perspektif Harun Yahya dan sanggahannya atas teori evolusi. Objek kajian berupa studi tokoh Harun Yahya, penting untuk dikaji karena pandangan kontroversinya tentang asal-usul makhluk hidup serta keruntuhan teori evolusi. Kreasionis asal Turki ini merupakan salah satu tokoh yang dengan keberaniaannya telah memunculkan kembali perdebatan antara kreasionisme dan evolusi. Pandangan kontroversinya atas teori evolusi secara jelas bertujuan untuk meruntuhkan teori evolusi. Benarkah konsep “kebetulan”, kajian evolusi yang materialistik bertentangan dengan kehendek Allah dan atheis? Dalam sejarah pemikiran, persoalan semacam ini telah menjadi bahan perdebatan yang hebat antara ilmuwan dan agamawan yang terkesan amat keras dan tajam. Perdebatan yang telah berlangsung sejak berabab-abab yang lalu dan masih terus diperbincangkan dalam sains dan agama ini menjadi sebagian hal yang melatarbelakangi kajian ini. Tema ini menjadi sangat penting untuk dikaji karena aplikasi gagasan pemikiran Harun Yahya dipandang dapat berpengaruh besar terhadap hubungan dengan sains dan agama. Kajian ini merupakan library research dan dilakukan dengan metode deskriptif analitis, pendekatan historis serta analisis komparatif. Sumber data kajian berupa karya-karya Harun Yahya tentang evolusi maupun literatur lain yang relevan diinterpretasikan. Temuan yang diperolah dari kajian ini diklasifikasikan dalam pokok-pokok pandangan Harun Yahya tentang kreasiononisme dan sanggahannya atas teori evolusi. Upaya pendekatan saintifik berupa kutipan hasil penelitian ara ilmuwan yang diintegrasikan dalam perspektif sains dan Islam, adalah untuk meruntuhkan teori evolusi yang materialistik. Teori evolusi telah diklaim oleh Harun Yahya sebagai teori yang mengantarkan pada paham ateis yang menihilkan Tuhan. Klasifikasi kreasioninsme Harun Yahya difokuskan dari karyanya tentang keruntuhan evolusi. Harun Yahya mengungkapkan beberapa pokok pandangannya antara lain tidak adanya bentuk transisi pada makhluk hidup, kerumitan struktur makhluk hidup adalah bukti penciptaan, makhluk hidup telah diciptakan secara sempurna. Harun Yahya menyebutkan bahwa teori evolusi sebagai kajian yang tidak ilmiah kerena telah dianggap terbantahkan oleh temuan baru sains. Kreasioninme dan teori evolusi sebagai kajian sains tidak pernah menemukan kebenaran final. Kedua teori tersebut akan terus mengalami perdebatan dan perubahan dan selanjutnya akan memunculkan respon dengan versi pendapat-pendapat dan asumsi yang berbeda-beda pada kedua teori tersebut.
ii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada surat keputusan bersama Departemen Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tertanggal 10 September 1987 nomor: 158/1987 dan nomor : 0543 b/U/1987.
A. Konsonan Tunggal Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Nama
ا
alif
tidak dilambangkan
tidak dilambangkan
ب
ba’
b
Be
ت
ta’
t
Te
ث
sa
ś
es (dengan titik atas)
ج
jim
j
je
ح
h
h
Ha (dengan titik bawah)
خ
kha’
kh
ka dan ha
د
dal
d
de
ذ
zal
ر
ra’
r
er
ز
zai
z
zet
س
sin
s
es
ze (dengan titik di atas)
iii
ش
syin
sy
es dan ye
ص
sad
ş
Es (dengan titik di bawah)
ض
dad
d
De (dengan titik di bawah)
ط
ta’
ţ
Te (dengan titik di bawah)
ظ
za’
z
Zet (dengan titik di bawah)
ع
’ain
‘
koma terbalik di atas
غ
gain
g
ge
ف
fa’
f
ef
ق
qaf
q
qi
ك
kaf
k
ka
ل
lam
l
’el
م
mim
m
’em
ن
nun
n
’en
و
waw
w
W
ha’
h
ha
ء
hamzah
’
apostrof
ي
ya’
y
ye
B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis Rangkap
iv
ة$%&'(
ditulis
Muta’addidah
ة$)
ditulis
’iddah
*+,-
ditulis
Hikmah
*./0
ditulis
Jizyah
C. Ta’ Marbûtah di Akhir Kata 1. Bila dimatikan tulis h
2. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua ini terpisah, maka ditulis dengan h
ء123و4ا(* ا5آ
ditulis
karâmah al-auliyâ’
3. Bila ta’ marbûtah hidup maupun dengan harakat, fathah, kasrah , dan dammah ditulis t
5783ة ا1زآ
ditulis
Zakâh al-fitr
D. Vokal Pendek
َ
fathah
ditulis
a
ِ
kasrah
ditulis
i
ُ
dammah
ditulis
u
Fathah + alif
ditulis
â
E. Vokal Panjang 1.
v
*2<ه10 Fathah + ya’ mati
2.
>?@A Kasrah + yâ mati
3.
B.5آ Dammah + wawu mati
4.
وض5C
ditulis
Jâhiliyyah
ditulis
â
ditulis
Tansâ
ditulis
î
ditulis
Kar î m
ditulis
û
ditulis
Furûd
ditulis
ai
ditulis
bainakum
ditulis
au
ditulis
qaul
F. Vokal Rangkap 1.
Fathah + ya’ mati
B,@2D 2.
Fathah + wawu mati
لEF
G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof
B'Gأأ
ditulis
A’antum
ت$)أ
ditulis
U’iddat
BA5,I JK3
ditulis
La’ain syakartum
نL5%3ا
ditulis
Al-Qur’ân
س12%3ا
ditulis
Al-Qiyâs
H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf qomariyah
vi
2. Bila diikuti huruf syamsiyah ditulis menggandakan syamsiyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)nya.
ء1+?3ا
ditulis
As-Samâ’
M+N3ا
ditulis
Asy-Syams
I. Penulisan
kata-kata
dalam
rangkaian
kalimat
ditulis
menurut
penulisannya
وض583ذوى ا
ditulis
Źawi al-furûd
*@?3 اQاه
ditulis
Ahl as-sunnah
vii
MOTTO
“Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang pandai pada bebarapa derajat.”
(Q.S: Al-Mujadalah, 11)
viii
KATA PENGANTAR
ا ا ا
, . ,-" + ) * '" (% ' . & ! #$ % !" * &.
/ * .% + Segala puji bagi Allah, penyusun panjatkan kehadirat-Nya yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam ilmu Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Salawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, pembawa kebenaran dan petunjuk, sehingga berkat beliaulah kita dapat menikmati kehidupan yang penuh cahaya keselamatan berupa agama Islam. Atas pertolongan-Nyalah dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah, selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Bapak Dr. Sekar Ayu Ariyani M,Ag, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
ix
3. Bapak Drs. Sudin M.Hum. selaku Kepala Jurusan Aqidah dan Filsafat Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 4. Bapak Dr.Alim Roswantoro, S,Ag M.Ag, selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Zuhri, S,Ag M.Ag selaku pembimbing II, yang dengan sabar memberikan pengarahan, saran, dan bimbingan sehingga terselesaikan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibunda tercinta, kakak-adikku tersayang, terima kasih atas doa dan bantuan moril dan materiil kepada ananda dalam menyelesaikan skripsi. 6. Bapak dan Ibu pengurus masjid Al-Falaah, terima kasih atas tumpangannya selama hidup di Yogya 7. Untuk Mbak Ria yang telah rela meluangkan waktunya untuk mendengarkan keluh kesahku dan terima kasih atas dukungannya untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Sahabat-sahabat Aqidah dan Filsafat 2004, terima kasih atas persahabatan dan persaudaraan yang tiada terungkap dengan bahasa apapun, kalian telah memberikan pelajaran tentang indahnya sebuah kebersamaan. Semoga Allah SWT memberikan kebaikan yang lebih kepada semua pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan skripsi ini. Yogyakarta, 20 Dzulhijjzh1429 H 19 Desember 2008 M
Penyusun
Mohammad Khadafi NIM. 04511565
x
xii
xiii
xiv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada: Bapak dan Emak yang rela menjual keringat tanpa berharap mengambil keuntungan Saudaraku Ali Raja`I, Susanti, Ahmad Ramli Toha atas senyum sapa yang menyertaiku di Yogya dan semua nama yang telah berlalu dalam ingatanku
xv
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i ABSTRAK .................................................................................................... ii PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA ................................. iii HALAMAN MOTTO .................................................................................... viii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix HALAMAN SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ......................................... xi NOTA DINAS ................................................................................................ xii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ xiv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... xv DAFTAR ISI ................................................................................................. xvi BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... A. B. C. D. E. F.
1
Latar Belakang Masalah ............................................................. Rumusan Masalah ...................................................................... Tujuan Penelitian ....................................................................... Metodologi Penelitian ................................................................. Telaah Pustaka ............................................................................ Sistematika Pembahasan ............................................................
1 12 12 13 16 19
BAB II. BIOGRAFI HARUN YAHYA ......................................................
21
A. B. C. D.
Latar Belakang Pendidikan Dan Keluarga .................................. Komunitas dan Aktifitas Harun Yahya ....................................... Karya-karya dan Pemikiran Harun Yahya .................................. Pemikiran Harun Yahya ..............................................................
21 23 32 36
BAB III. TINJAUAN UMUM TENTANG EVOLUSI MAKHLUK HIDUP...........................................................................................
40
A. Konsep-Konsep Evolusi ............................................................. 1. Konsep Evolusi Secara Umum ............................................. 2. Konsep Evolusi Secara Khusus ............................................ B. Perkembangan Teori Evolusi Darwin ......................................... 1. Teori Evolusi Pra Darwin ..................................................... 2. Teori Evolusi Darwin ........................................................... 3. Teori Evolusi Sintesis Modern ............................................. C. Proses Evolusi Mahkluk Hidup .................................................. 1. Pola Evulusi Mahkluk Hidup ................................................
40 40 41 41 42 43 46 47 47
xvi
2. Elemen Pokok Evolusi Mahkluk Hidup ............................... 3. Spesiasi ................................................................................. D. Fakta-Fakta Evolusi: Bukti Pendukung Proses Evolusi Mahkluk Hidup.......................................................................................... 1. Bukti Paleontologi: Rekaman Fosil ...................................... 2. Bukti Homologi ................................................................... 3. Bukti Embriologi .................................................................. 4. Bukti Biogeografi.................................................................. 5. Bukti Domestikasi ................................................................. 6. Bukti Biokimia ...................................................................... 7. Bukti Molkuler ...................................................................... BAB IV. PANDANGAN HARUN YAHYA TERHADAP TEORI EVOLUSI MAKHLUK HIDUP ................................................. A. Kreasionisme Perspektif Harun Yahya ....................................... 1. Seleksi Alam Dan Mutasi; Mekanisme Evolusi Yang Keliru .................................................................................... 2. Tidak Adanya Bentuk Peralihan Dalam Mahkluk Hidup..... 3. Keanekaragaman Makhluk Hidup Merupakan Fakta Penciptaan ........................................................................... 4. Bukti Paleontologi Yang Menggugurkan Teori Evolusi ...... 5. Fakta Paleoantropologi: Manusia Tidak Smoyang dengan Kera ...................................................................................... 6. Kesempurnaan Makhluk Hidup Sebegai Bukti Kreasionisme ....................................................................... B. Implikasi Pandangan Harun Yahya Tentang Teori Evolusi Makhluk Hidup dalam Hubungannya Dengan Sains dan Agama ......................................................................................... C. Hubungan Teori Evolusi Harun Yahya dengan Eksistensi Manusia ......................................................................................
48 50 51 51 52 53 54 54 55 56
57 57 62 63 64 65 66 67
68 70
BAB V. PENUTUP ......................................................................................
75
A. Kesimpulan ................................................................................. B. Saran ..........................................................................................
75 76
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... CURICCULUM VITAE ................................................................................
77 79
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sebuah teori ilmiah, mencoba menelaah eksistensi manusia melalui proses perubahan secara evolutif, sejak dari bentuk yang paling sederhana sampai bentuk yang paling sederhana sampai bentuk yang paling sempurna. Teori ini dikemudian hari dikenal sebagai teori evolusi. Manusia, menurut teori evolusi, berasal usul dari kera. Karena itu, teori ini tumbuh menjadi “teori polemis”, yang berkepanjangan di antara para ilmuwan besar dunia. Saat pertama kali dia di munculkan hingga detik ini, pro-kontra tetap tidak bisa dihindarkan. Masing-masing ilmuwan berjuang mengajukan argumentasi mereka dengan perlengkapan intelektual yang tentu saja kuat, seiring dengan latar belakang keilmuan, social budaya, maupun keagamaan yang mereka miliki. Teori evolusi ini, memang lebih banyak dibenarkan oleh para ilmuwan yang bergerak dibidang sains, walaupun sebagian kecil diantara mereka ada yang tidak setuju. Berbeda dengan tokoh agama, pada umumnya mereka kontra dengan teori tersebut, walaupun ada diantara mereka juga bersikap moderat. Dalam ilmu sejarah, evolusi diartikan sebagai perkembangan social, ekonomi, politik berjalan sedikit tanpa unsur paksaan. Sedangkan
2
dalam ilmu alam, evolusi diartikan sebagai perkembangan berangsurangsur dari benda yang sederhana menuju benda yang paling sederhana.1 Berdasarkan pengertian di atas, Conger, mengajukan suatu deskripsi yang mengatakan bahwa inti dari pengertian evolusi mencakup: (1) perubahan dalam waktu, (2) urut-urutan, (3) sebab musabab yang terkandung didalamnya, (4) sintesis yang kreatif.2 Dengan demikian, teori evolusi menunjukkan bahwa manusia yang ada saat ini merupakan hasil perkembangan yang secara berangsur-angsur dari waktu ke waktu, berurutan berdasarkan sebab musabab tertentu melalui proses sisntesis yang kreatif, yakni dimulai dari hewan hingga membentuk menjadi manusia seperti kita kenal dewasa ini. Sebagaimana diketahui bahwa pencetus teori evolusi adalah J.B De Lamarck (1774-1829M), Charles Darwin (1809-1882M), dan Alfred Russel Willace (1823-1913M), ketiga orang ini dianggap sebagai pencetus teori evolusi yang amat terkenal itu. Walaupun paham seperti ini telah ada jauh sebelum ketiga orang itu mengemukakannya, tetapi artikulasi teorinya secara
jelas
dan
argumentatif
justru
setelah
ketiga
orang
itu
memasarkannya ke hadapan publik dunia.
1
Frans Dahler dan Julius Candra, (Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1971), hlm. 21. 2
Asal dan Tujuan Manusia (Teori Evolusi)
Poedjawijatna, Manusia dengan Alamnya (Filsafat Manusia) (Jakarta: Bina Aksara, 1981), hlm. 46.
3
Lamarck, seorang ahli botani kelahiran Perancis yang dijuluki sebagai “Bapak Evolusi” menyatakan bahwa kehidupan itu berkembang mulai dari tumbuh-tumbuhan menuju binatang dan dari binatang menuju kepada manusia. Menurut pendapat ini, organisme tubuh yang hidup berubah karena digunakan, ditelantarkan atau karena musibah yang menimpanya. Sebagai contoh, Lamarck menyebut perubahan organisme zirafah. Zirafah mempunyai kaki panjang yang senang memakan daundaun yang tinggi apabila daun-daun yang rendah sudah habis dimakan. Itulah yang menyebabkan leher dan kakinya panjang. Akibat dari kebiasaan yang terus menerus dilakukan itu, sifat organismenya yang demikian itu berpindah secara turun temurun. Demikian halnya dengan kera. Dikatakan bahwa melalui kebiasaan-kebiasaan tertentu yang dilakukan, akhirnya berubahlah organismenya secara turun-temurun dan menjadilah ia manusia. Adapun Darwin dan Willace, dua ahli zoology yang berkebangsaan Inggris, menyatakan bahwa dilihat dari seleksi alam (natural selection), kera mengalami perubahan sedikit demi sedikit, dan dalam jenisnya yang paling sempurna menuju kewujud manusia. Menurut pendapat Darwin dan Willace, perubahan dan pemilihan jenis, bersamaan dengan terjadinya persaingan dalam mempertahankan hidup dan memperebutkan sumber makanan yang cukup untuk menjaga kelestariannya. Sebagai contoh, merka mengatakan bahwa zirafah tidak memindahkan sifat yang tidak asli kepada keturunannya. Dengan kata lain, zirafah lahir pada zaman dahulu
4
mempunyai sifat berlainan antar satu dengan yang lainnya, dimana zirafah yang berleher panjang dapat bertahan hidup, karena sanggup mencapai daun yang tinggi. Sementara itu, zirafah yang berleher pendek selalu kekurangan makanan Karena tidak sanggup mencapai daun yang tinggi, sehingga pada akhirnya punah. Demikian halnya dengan kera yang mempunyai banyak jenis. Jenis yang satu tidak mampu mempertahankan hidupnya, sementara yang lain mampu bertahan sambil mengubah eksistensinya, itulah yang berubah menjadi manusia. Dengan demikian, walaupun teori Lamarck berbeda denagn teori Darwin dan Willace, namun kedua teori ini memiliki kesamaan karena berakhir pada kesimpulanyang sama, yakni sifat yang tidak asli pasti diwarisi oleh keturunannya setelah melalui kurun waktu yang sangat lama. Kalau sifat yang tidak asli itu belum berpindah pada keturunan yang dekat, maka pada akhirnya pasti akan menurun setelah keturunan yang satu bergaul dan berkumpul dengan keturunan yang lain dalam waktu yang cukup lama. Begitulah yang terjadi, baik pada zirafah maupun pada kera, yang akhirnya menjadi mantap dan sempurna. Jauh sebelum Lamarck, Muhammad bin Syakir bin Abdurrahman Al-kutubi Al-Duraini (w. 764/1335 M), dalam ulasannya tentang kera, ia mengatakan bahwa, dikalangan para ahli yang membahas soal alam, kera dipandang mempunyai unsur campuran, yakni unsur manusia dan unsur
5
hewan. Kera tersebut merupakan proses peningkatan tahap demi tahap dari hewan kepada manusia. Ibnu Maskawaih, ulama yang hidup antara abad IV dan V H, atau sekitar abad XII M, menyatakan bahwa proses perubahan tahap demi tahap dari tumbuhan sampai dengan hewan yang paling mirip dengan manusia, seperti kera dan hewan yang sejenis dengannya. Kecerdasannya telah mencapai derajat yang dapat diajar dan dilatih menirukan ulah manusia yang dilihatnya. Keadaan serupa ini merupakan batas akhir dari alm hewani, maka apabila mendapatkan tambahan sedikit saja, dia akan keluar dari kehewanannya dan memasuki alam kemanusiaan. Misalnya dapat berbicara, memperoleh akal dan lain-lain. Ibnu Khaldun, juga berbicara tentang proses perubahan tahap demi tahap, yakni muali dari mineral sampai dengan kera, kemudian sampai kepada manusia. Dia berpendapat bahwa perbedaan pada manusia adalah akibat pengaruh terhadap fisik dan mental. Berangkat dari ketiga pendapat cendekiawan Islam di atas, dapatlah diketahui bahwa ternyata teori evolusi jauh sebelum Lamarck, Darwin dan Willace mengemukakannya, para cendekiawan Islam sudah membicarakannya. Jadi, sejatinya teori evolusi bukanlah sesuatu yang baru di dunia Islam. Adapun ilmuwan Barat yang pernah mengemukakan teori evolusi sebelum Lamarck dan Darwin adalah Buffon (1707-1788 M), seorang ahli botani yang berkembang di Perancis. Ia mengatakan bahwa
6
berdasarkan pemilahan dari berbagai macam tumbuhan, ia kemudian sampai pada kesimpulan bahwa hidup mengalami perubahan (evolusi) dari yang paling sederhana hingga menjadi lebih sempurna. Ahli botani yang lain yang sezaman dengan Buffon adalah Erasmus Darwin (1831-1902M), kakek Charles Darwin. Dia mengatakan bahwa antara manusia dan hewan yang brtingkat tinggi mempunyai kemiripan. Mungkin saja pemikiran Erasmus inilah yang mempengaruhi jalan pikiran Charles Darwin, yang kemudian meneruskan penelitian masalah evolusi itu dan mencetuskannya secara lebih popular ke dunia internasional. Ilmuwan lani yang sezaman dengan Erasmus adalah Lord Mamboddo (1714-1799M), yang menulis sebuah buku dengan judul “Asal-usul Bahasa dan Peningkatannya”. Pemikirannya tentang teori evolusi, tampak dari penelitiannya mengenai factor-faktor alamiah yang menentukan proses evolusi dan bahsa, serta hubungan antara alam nyata dengan alam metafisika sebagaimana dikatakan oleh para ahli Yunani Kuno. Data yang dikemukakan di atas, didukung pula oleh penemuan ilmiah lainnya yang pernah dilakukan oleh A. Keith pada tahun 1915. Keith menegaskan bahwa cirri anatomi murni manusia sama dengan cirri anatomi yang terdapat pada kera besar. Berdasarkan penemuan ini, maka Keith menyimpulkan bahwa manusia tidak langsung berasal dari kera
7
primata (kera modern), tetapi berasal dari keturunan spesies kera umum yang merupakan pendahulu-pendahulu kera modern dan manusia. Itulah sebabnya, teori evolusi berusaha menunjukkan bahwa manusia yang ada sekarang ini berasal dari Australopithecus, lantas sedikit demi sedikit berangsur dan berkembang menjadi homo erectus, kemudian berubah menjadi gromagnon, akhirnya berevolusi menjadi manusia modern seperti sekarang ini. Bantahan atas teori ini, tentu saja datang dari para ulama berdasarkan pemahaman mereka terhadap Al-Qur’an. Para ulam menolak teori evolusi ini dengan mengajukan argument yang terdapat di dalam AlQur’an surat al-Baqorah ayat 30: Ingatlah ketika TuhanMu berfirman kepada para malaikat:”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di muka bumi padahal mereka akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah, sedangkan kami senantiasa bertasbih dan memuji Engkau.” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku lebih tahu sesuatu yang tidak kamu ketahui.” Secara garis besar dari keterangan tersebut, dapat dipahami bahwa sebelum terciptanya Nabi Adam sebagai nenek moyang manusia, telah ada makhluk lain yang mendiami bumi ini. Namun mereka saling menumpahkan darah diantara mereka sendiri yang menyebabkan mereka
8
punah dan habis. Itulah sebabnya, Allah menciptakan Nabi Adam untuk mengganti mereka untuk mendiami dan memakmurkan bumi. Sementara itu, ulama yang kontra denga teori evolusi, berpendapat bahwa manusi adalah keturunan Adam (bani Adam). Adam bukankah hasil evolusi dari makhluk sejenis kera, dengan dalih bahwa al-Qur’an memanggil Nabi Adam dengan huruf nida’ (Ya Adam), serta penggunaan kata ganti tunggal (anta) dan bukan kata ganti jamak (antum). Ulama yang dengan tegas menolak teori evolusi Darwin adalah Jamaluddin Al-Afghani. Ketika ia membantah teori Darwin yang menyebutkan bahwa kebiasaan orang-orang dahulu kala yang memotong ekor anjingnya itu lahir tanpa ekor sebagai sebuah evolusi, Al-Afghani mnegajukan kenyataan lain yang dialami manusia seperti kebiasaan orangorang Ibrani menghitankan anak laki-laki selama bertahun-tahun. Tetapi tidak pernah ditemukan adanya seorang pun bayi laki-laki yang lahir dalam
keadaan
sudah
dikhitankan.
Karena
itu,
argument
yang
dikemukakan oleh Darwin ini menurut Afghani lemah dan tidak bisa dibenarkan.3
3
Teori evolusi yang sering diajukan Darwin adalah adanya sekelompok orang yang biasa memotong ekor anjing piaraannya, dan kebiasaan-kebiasaan itu dilakukan turun temurun selama berabad-abad dan mengakibatkan anjing-anjing itu lahir tanpa ekor. Saat membantah teori ini, Al Afghani mengajukan contoh lain yang lebih masuk akal beliau mengatakan bahwa jika teori ini benar, maka kebiasaan orang Ibrani dan orang-orang Arab selam beribu-ribu tahun mengkhitankan (menyunatkan) anak laki-lakinya mengakibatkan semua bayi laki-laki yang lahir belakangan mestinya dalam keadaan sudah disunatkan. Tetapi kenyataannya bahwa hingga sekarang belum pernah ditemukan bayi laki-laki yang lahir dalam keadaan sudah di khitan. Lihat Abbas Mahmud Al’Aqqad, Al Insan fi Al quran, hlm. 145.
9
Muhammad Quthub, saat menolak teori Darwin menegaskan bahwa manusia mempunyai cirri khas psikologi yang sama sekali tidak dimiliki oleh kera. Cirri-ciri tersebut adalah: (1) kemampuan berpikir secara khusus dan umum, (2) kesatuan nisbi dari tindakan rasionalnya yang tidak dimiliki oleh hewan, yakni terjadi pemisahan antara akal dan kelakuan, dan (3) adanya kelompok-kelompok kesatuan social seperti suku, bangsa, ras dan agama. Berbeda dengan kedua tokoh di atas, Abbas Mahmud Al-Aqqad berpendirian lebih moderat. Dia menyatakan bahwa teori evolusi belum dapat dipastikan kebenarannya. Karena pendukung teori tersebut belum dapat menyebutkan satu binatang yang mengalami evolusi dari jenis yang satu ke jenis yang lain. Akan tetapi, teori evolusi juga diatakan mutlak salah, sebab penciptaan manusia dari tanah tidak mengingkari terjadinya evolusi dari tanah bukan menjadi tanah. Perdebatan tentang permasalahan teori evolusi ini berlangsung sampai saat ini terutama dari kalangn ulama dan ilmuwan Islam. Salah satu tokoh yang menentang teori evolusi pada masa kontemporer saat ini adalah Harun Yahya, dia adalah seorang penulis yang berkewarganegaraan Turki, yang berusaha untuk menyingkap kekeliruan para evolusionis, ketidaksahihan
klaim-klaim
mereka
dan
hubungan
gelap
antara
Darwinisme dengan ideologi berdarah fasisme dan komunisme. Kritik yang dikemukakan oleh Harun Yahya adalah kritik kreasionisme (teori penciptaan) muncul pada awal abad ke 21. Pandangannya tentang
10
kreasionisme dan sanggahannya atas teori evolusi dianggap beberapa pihak mewakili pandangan umat islam. Dengan bahasa yang cenderung keras Harun Yahya menyerang habis-habisan teori evolusi Darwin dan menganggap teori tersebut sepenuhnya bertentangan dengan pandangan agama tentang penciptaan alam dan asal usul kehidupan. Menurutnya teori evolusi telah runtuh karena telah banyak fakta yang menggugurkan teori evolusi dan mendukung fakta penciptaan. Harun Yahya menganggap bahwa teori evolusi merupakan sebuah gagasan kuno, yang menjelaskan tentang kehidupan sebagai hasil peristiwa tidak disengaja dan tanpa tujuan hanyalah sebuah mitos abad ke 19 (masa Darwin). Pada masa itu tingkat pemahaman ilmu pengetahuan tentang alam dan kehidupannya masih terbelakang sehingga para evolusionis beranggapan bahwa kehidupan sangatlah sederhana.4 Gagasan kreasionisme HarunYahya memerlukan kajian yang lebih objektif baik dari perspektif agama maupun metode ilmiahnya. Kajian tokoh muslim Harun Yahya penting dilakukan karena alas an kreasionisme islamnya yang terkesan kuat meruntuhkan teori evolusi. Penelitian ini merupakan sebuah kajian spesifik yang penting untuk dijadikan sebagai studi keilmuan, karena erat kaitannya dengan sinergi antara sains dan agama (Islam).
4
Harun Yahya, Menyibak Tabir Evolusi, Terjemahan Effendi dan kawan-kawan (Jakarta: Global Cipta Publising, 2002), hlm. 10.
11
Dalam konteks sains dan islam, kajian tokoh muslim ini merupakan tema kajian yang tepat yaitu relevansinya dengan upaya untuk menyatukan antara sains dan islam. Kresionisme HarunYahya menyatakan bahwa pandangan kreasionisme merupakan konsepsi Islam tentang penciptaan. Pandangannya tentu sangat menarik untuk dikaji dari bebrapa aspek pemikiran serta implikasinya pada beberapa bidang ilmu terutama bidang filsafat, serta dalam konteks keterkaitan antara sains dan agama. Buku yang dikarang oleh Harun Yahya mempunyai tujuan yaitu menyampaikan pesan-pesan Al-Quran kepada masyarakat dan mendorong mereka untuk memikirkan isu-isu yang berhubungan dengan keimanan, seperti keberadaan Tuhan, keesaan-Nya dan hari akhirat serta untuk menunjukkan dasar-dasar lemah dan karya-karya sesat dari sistem-sistem tak berTuhan. Salah satu buku karangan dari Harun Yahya adalah “Rahasia DNA”, dengan karya tersebut beliau ingin membuktikan bahwa teori evolusi yang berkembang saat ini merupakan sebuah kekeliruan yang menyesatkan. Harun Yahya mengkritik filsafat materialis yang dianut oleh Darwinisme, di mana materialisme, filsafat yang berkeyakinan bahwa segala sesuatu terbentuk dari materi dan menolak keberadaan Tuhan. Dalam buku “Rahasia DNA” Harun Yahya menjelaskan kebenaran yang diungkap proyek genom manusia. Perkembangan sains kian mempertegas bahwa makhluk hidup memiliki struktur yang luar biasa
12
kompleks dan suatu keteraturan yang terlalu sempurna untuk muncul melalui peristiwa kebetulan. Ini membuktikan fakta bahwa makhluk hidup diciptakan oleh pencipta Yang Maha Kuasa yang memiliki pengetahuan tanpa tanding. Manusia sebagai objek penelitian mempunyai sebuah keunikan yang terdapat dalam DNA, para ahli telah berusaha untuk menguraikan tiga miliar huruf kimiawi dalam DNA dan menetukan urutannya. Sebagai hasilnya 85% dari data yang terkandung dalam DNA manusia dapat diurutkan dengan tepat. Sebuah alasan yang argumentatif coba dipertahankan oleh Harun Yahya, yakni kesamaan bukanlah bukti bagi evolusi tetapi bagi penciptaan. Secara ilmiah tubuh manusia memiliki kesamaan molekuler dengan makhluk hidup lainnya, karena mereka semua terbuat dari molekul yang sama, mereka semua menggunakan air dan atmosfer yang sama. Tentunya, metabolisme mereka dan tampilan genetiknya akan menyerupai. Hal ini bukanlah bukti bahwa mereka berevolusi dari nenek moyang yang sama.
B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, Nampak bahwa studi pemikiran Harun Yahya sering menekankan kebesaran, ketinggian dan keagungan Allah SWT, dalam setiap kajian disertai dengan bukti-bukti scientific, melalui ta’amul dan penghayatan yang dalam.
13
Secara lebih rinci, permasalahn yang dikaji dalam studi ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk kerangka berpikir Harun Yahya terhadap teori evolusi manusia? 2. Bagaimana kritik dan sanggahan Harun Yahya terhadap kesalah pahaman evolusionisme?
C. Tujuan dan kegunaan Penelitian Dengan mengajukan beberapa rumusan masalah di atas, kajian atau penelitian ini bertujuan : 1. Mengetahui kerangka berpikir Harun Yahya terhadap teori evolusi manusia 2. Mengetahui dan memahami kesalahan yang menyesatkan dari evolusionisme Kegunaan penelitian: 1. Memberikan gambaran tokoh Harun Yahya dan menempatkannya sebagai ilmuwan dan intelektual secara objektif, wajar dan proporsional. 2. Untuk mengembangkan wawasan dan pemikiran penulis khususnya dalam bidang filsafat.
14
3. Penulisan skripsi ini diharapkan bisa dijadikan sebagai salah satu sumbangan pemikiran untuk lebih mengenal Harun Yahya.
D. Metode penelitian. Dalam penelitian ini ada beberapa metode yang digunakan penulis antara lain: a. Jenis penelitian Penelitian ini sepenuhnya adalah riset perpustakaan (library research)5 yaitu penelitian yang kajiannya dengan menelusuri dan menelaah literatur-literatur dan penelitian yang difokuskan pada bahan-bahan pustaka.
b. Pendekatan Adapun pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan filosofis. Suatu pendekatan yang dilengkapi dengan perangkat epistemologis, yang dengannya kita dapat membedah dan
5
Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarito, 1994), hlm 251.
15
menganalisa validitas sebuah pengetahuan hingga ke inti sebuah objek.6 Dalam hal ini pendekatan filosofis yang dimaksud tidak terbatas hanya pada pemaknaan filosofis menurut terminology Barat saja, melainkan menurut terminology Islam juga. Oleh karena itu, penggunaan istilah pendekatan filosofis meliputi seluruh instrument epistemologis yang digunakan dalam tradisi pemikiran Islam. c. Sifat penelitian Penelitian ini bersifat deskriptik analitik, yaitu pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga masyarakat dan lainlain). Pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya7. Dalam hal ini penulis memaparkan dan menganalisis pemikiran Harun Yahya yang berkaitan dengan hubungan sains dan Islam.
d. Teknik pengumpulan data. Dalam
pengumpulan
data
penulis
menggunakan
metode
6
Anton Bekker dan Achmad Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 2002, cetakan ke 10), hlm. 35. 7
Soejono dan H Abdurrahman, Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan penerapan, (Jakarta: PT Rineka Cipta dan PT Bina Adiaksara, 2005), hlm 23.
16
dokumentasi.8 Metode dokumentasi adalah pngumpulan data yang bersifat dokumenter, di dalam pengumpulan data-data tersebut, tentunya diupayakan data-data yang berkaitan dengan fokus kajian, baik yang berupa data primer maupun sekunder. Yaitu dokumen yang tersimpan di perpustakaan yang berkenaan dengan wacana teori evolusi menurut Harun Yahya. Data primer yaitu buku yang ditulis Harun Yahya dengan judul ”Bagaimana Sains Modern Membantah Darwinisme, Buku satu dan dua”.
e. Pengolahan data Setiap data yang sudah terkumpul akan penulis olah melalui proses sebagai berikut: 1. Klasifikasi Dalam tahap ini, setiap data yang diperoleh akan diklasifikasi ke dalam dua bagian yaitu data primer dan sekunder. 2. Spesifikasi Untuk mempermudah proses penulisan, data-data yang telah diklasifikasi tersebut selanjutnya dispesifikasikan kembali secara 8
Lihat Kontjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat ( Jakarta: Gramedia, 1997 ), hlm. 63.
17
literer disesuaikan dengan batasan-batasan atau rancangan umum yang telah dibuat. f. Deskripsi dan analisa data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan analisa.9 Deskriptif adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Sehingga deskripsi data adalah penggambaran data-data atau sumber informasi secara jelas dan terperinci.10 Sedangkan analisa adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa baik berupa karangan, perbuatan maupun pemikiran untuk mengetahui keadaan sebenarnya. Sehingga analisa data adalah penyelidikan terhadap data-data yang diperoleh dari karangan-karangan serta karya yang lain untuk memperoleh maksud dari pemikiran seseorang.
E. Telaah pustaka. Kajian tentang pemikiran HarunYahya sudah banyak dilakukan. Bahkan ada juga yang meneliti tentang penyebaran media yang telah digunakannya.
Juga
banyak
yang
melakukan
kritikan
terhadap
pemikirannya, terutama dalam pemasalahan idealism-subjektif. Dimana 9
Soeharsono dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Semarang: Widya Karya, 2005), hlm. 121. 10
Ibid, hlm. 37.
18
dalam kritikan yang telah dilakukan oleh beberapa penulis mengkritik tentang tawaran bahwa materi pada dasarnya adalah semu. Sehingga banyak penulis yang keberatan dan mengajukan kritikan terhadap pandangan yang mereduksi materi dalam kesan-kesan maupun indra-indra yang ada pada tubuh. Selain itu dalam penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa mahasiswa UIN Sunan Kalijaga menyelidiki tentang teori evolusi. Skripsi atau penelitian yang telah dilakukan oleh Syarif Hidayat, mahasiswa Fakultas Tarbiyah jurusan Tadris biologi. Dia melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan biologi dan mengkaji tentang konsepsi evolusi. Dan dalam bab tersendiri Syarif Hidayat mengkaji pandangan khusus Harun Yahya terhadapevolusi makhluk hidup beserta argumentasi sanggahannya dari tidak ditemukan bukti hewan peralihan beserta fosilnya (bukti paleontology), Syarif Hidayat juga membahas bantahan Harun Yahya yang lain tentang kesempurnaan dan kerumitan makhluk hidup. Sehingga penelitian hanya dilakukan dalam kajian biologi, tidak menyinggung permasalahan filosofis. Bahkan penulis terkesan bersifat apologis dalam melakukan kritikan terhadap Harun Yahya, sehingga tidak menambah muatan kritik yang baru terhadap Harun Yahya. Selain di atas karya-karya ilmiah dalam bentuk skripsi dan buku yang membahas tentang perkembangan sains dan Islam sangat banyak, akan tetapi tentunya dengan spesifikasi pembahasan yang berbeda-beda. Skripsi yang berjudul “Sains dalam Islam” yang disusun oleh Mahmud
19
Nasir terfokus pada studi pemikiran tokoh yaitu Mohdi Golshani, sebagai fisikawan yang mengkaji filsafat sains dengan basis keagamaan yang kuat, merespon masalah sains dan agama tidak secara superficial saja, terlebih dengan menanggapi atas adanya fakta bahwa sains itu bebas nilai (free value). Menurut Ghalsani, sains syarat dengan nilai, terutama pada asumsiasumsi yang mendasarinya. Karena persoalan yang muncul pada sains dalam Islam tidak terlepas dari nilai-nilai keuniversalan Islam. Nilai-nilai tersebut secara garis besarnya tercermin dari dua landasan, yakni landasan agama dan landasan filosofis yang saling berintegrasi. Jelasnya, pertama, pada dimensi metafisik, yaitu mengenai objek sains dalam perumusan teoritisnya tidak terlepas dari pra anggapan atau pandangan dunia (world view) keagamaan sang ilmuwan,. Kedua, dimensi epistemologi yaitu metode keilmuan pada dasrnya telah tercermin dalam kitab suci (Al Quran). Dan ketiga, terletak pada dimensi moral yang menekankan pada maslahat-mudharat antara wilayah teori dan penerapan sains. Penelitian lain disusun dalam skripsi oleh Abdul Malik “ Agama Dan Sains” (studi pemikiran Sayyed Hussein Nasr dan Huston Smith). Pembahasan dalam skripsi tersebut bertolak dari pemikiran dua tokoh tersebut, padahal Nasr dan Smith merupakan tokoh yang sangat kritis terhadap keberadaan sains modern , yang menurut keduanya telah bersifat arogan dan monopolistic yang berhubungan dengan bidang lainnya baik agama
maupun
alam.
Kesalahan
sains
modern
terletak
pada
pengabaiannya pada dimensi spiritualis alam dan manusia serta hanya
20
memandang realitas fisik dan material sebagai astu-satunya yang riil serta menafikan pendekatan diluar dirinya. Konsep paradigma dari sains modern ini bukan hanya tidak sesuai dalam bingkai hubungan harmonis antara agama dan sains tetapi juga menjadi problem mendasar dari hubungan harmonis antara manusia dengan alam. Nasr dan Smith tidak memiliki perbedaan yang signfikan karena keduanya berada dalam satu frame pemikiran tradisionalis. Smith menyadarkan manusia modern, khususnya Barat atas vitalitas peran spiritual di abad ketidakpercayaan ini (disbelief). Sedangkan Nasr sebagai orang timur yang kritis dan defensive terhadap peradaban Timur lebih terlihat ideologis, obsesif dengan sangat membela timur yang hal ini bisa dilihat denagn deklarasinya tentang Sains Timur (oriental science) atau lebih khusus lagi Sains Islam (Islamic Science) dalam mengatasi degradasi intelektual di Barat.
F. Sistematika Pembahasan Bertolak dari berbagai hal di atas, demi memudahkan pemahaman terhadap kajian ini, serta memperoleh gambaran yang yang terarah dan sistematis, maka pembahsan dalam penelitian ini akan disusun sebagai berikut: Bab Pertama menguraikan argumentasi terhadap pentingnya kajian yang dilakukan. Bagian ini mencakup latar belakang masalah, rumusan
21
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab kedua menguraikan sosok HarunYahya yang meliputi riwayat hidup,
karya-karyanya
dan
beberapa
tokoh
pemikir
yang
mempengaruhinya. Bab ketiga berisi tentang pembuktian ilmiah dari Harun Yahya mengenai nenek moyang manusia berdasarkan bukti DNA pada manusia Bab keempat merupakan pembahasan pokok dari penelitian ini. Dalam bab ini akan dijelaskan latar belakang pemikiran HarunYahya dalam mengkonsepkan kembali teori evolusi manusia yang menentang kaum materialis yang merupakan penganut Darwinisme Bab kelima merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saransaran.
BAB II BIOGRAFI HARUN YAHYA
A. Latar Belakang Pendidikan dan Keluarga Harun Yahya adalah pemikir muslim abad ke 21 dengan nama pene yang tersusun dua nama yaitu “Harun” dan Yahya.1 Nama asli Harun Yahya adalah Adnan Oktar. Dia dilahirkan di Ankara Turki pada tahun 1956 dari seorang ibu bernama Ny Mediha Oktar yang berasal dari keluarga muslim. Sebagai seorang intelektual, Harun Yahya juga mengenyam bangku pendidikan dan termasuk orang yang cerdas semasa sekolahnya. Harun Yahya menamatkan pendidikan dasar dan pendidikan lanjutan di Ankara Turki. Pada masa-masa pendidikan lanjutan inilah awal komitmennya yang kuat tentang Islam. Dia mendalami Islam secara otodidak yaitu dengan membaca buku-buku atau literatur tentang Islam, ilmu umum, bahkan ilmuilmu tentang filsafat maupun teori evolusi. Hasil dari pengetahuan dan pemahamannya yang berkaitan dengan fakta-fakta penciptaan ia beritahukan pada orang-orang di sekitarnya. Sejak usia pendidikan Harun Yahya sudah terlihat sebagai sosok yang memiliki watak berdakwah tinggi menurut penuturan teman-temannya, Harun Yahya juga dikenal sebagai sosok yang memiliki pandangan dan kepribadian yang baik.2
1
Tentang Penulis dalam buku Harun Yahya, Al Quran dan Sains (Bandung: Dzikra,
2
Ibid
2004).
23
Setelah menamatkan pendidikan lanjutan di Ankara, Harun Yahya melanjutka kuliah ke Universitas Mimar Sinam Istanbul pada tahun 1979 Jurusan Seni, dia juga memiliki kemampuan di bidang seni rupa dan pernah memperoleh nilai baik dalam tes masuk di Universitas Mimar Sinam Isanbul.3 Menurut HarunYahya, Universitas Mimar Sinam pada waktu itu adalah Institusi Pendidikan yang berada di bawah pengaruh faham Marxis serta pemikiran kekirian. Dari kampus inilah salah satu awal dasar aktivitasnya dalam menjalankan misi dakwah. Sosok yang mahir dalam hal seni rupa ini tidak banyak berkecimpung dalam bidang seni, tetapi lebih fokus pada dakwah Islam. Tiga tahun pendidikannya di Universitas Mimar Sinan, sebagian besar dilaluinya dengan aktivitas dakwah. Pada tahun berikutnya sekitar tahun 1984, Harun Yahya tidak kuliah lagi kuliah di univeraitas tersebut, sebab sejak saat itu dia terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Istanbul. Adanya keterkaitan antara misi dakwahnya serta pandangan kreasionismenya yang sangat berkaitan dengan agama dan filsafat, adalah salah satu kemungkinan alasan dia melanjutkan pendidikannya di Jurusan Filsafat Universitas Istanbul. Harun Yahya dikenal sebagai seorang da’i yang menggunakan seluruh waktu hidupnya untuk berdakwah tentang keberadaan Allah dan keluruhan Al Quran kepada masyarakat. Aktivitas dakwahnya dimulai ketika masih duduk di bangku Universitas Mimar Sinan. Adapun yang menjadi 3
“Riwayat Hidup”, http://hyahya.org/indo/m_riwayat, diakses pada tanggal 13 Oktober 2008, hlm 1.
24
fokus kajian Harun Yahya dalam misi dakwahnya antara lain tentang teori evolusi yang dianggap sebagai teori yang penuh dengan kebohongan dan merupakan dasar dari faham materialistik. Untuk mempublikasikan karya-karyanya, dia menanggung sendiri semua biaya untuk percetakan dan penggandaan buku tersebut yang berasal dari uang penjualan dan harta warisan dari keluarganya.4 Ini menandakan bahwa keluarganya sangat mendukung terhadap aktivitas Harun Yahya. Dia berasal dari keluarga yang memiliki kedudukan serta status ekonomi yang tinggi dalam masyarakat. Keluarganya menyambut baik aktifitas Harun Yahya, antara lain diadakannya aktifitas diskusi bersama para pemuda maupun masyarakat sekitar. Selama berdiskusi dengan Harun Yahya, para pemuda ini memahami secara menyeluruh pentingnya nilai-nilai akhlak dan mulia merubah pola hidup mereka, ketaatan mereka terhadap akhlak Islam sungguh membuat takjub masyarakat disekitar tempat tinggal.5 Untuk melanjutkan misi dakwah dan menyebarluaskan gagasan pemikiran tentang ketauhidan dan keasionisme Harun Yahya tentu tidak bergerak seorang diri, yaitu perlu sebuah komunitas yang dapat mendukung aktifitas dakwahnya. B. Komunitas dan Aktivitas Harun Yahya Pada awal aktifitasnya dalam penulisan karya-karya tulis pendidikan mupun dakwah, Harun Yahya adalah aktifis seorang diri. Karena ketika pertama kali mendakwahkan Islam di Universitas Mimar Sinan, Harun Yahya 4
Ibid, hlm 2.
5
Ibid.
25
hanyalah seorang diri. Selama lebih dari tiga tahun, tak seorangpun yang menerima dakwahnya. Orang-orang yang memiliki keyakinan sama dan mendukungnya secara penuh belum Nampak ataupun menyertainya dalam periode tersebut. Kurangnya jumlah pendukung itu tidak merubah komitmen dakwahnya. Harun Yahya sadar bahwa Allah satu-satunya penolong dan dalam melakukan ini semuademi mendapat keridhoan Allah kadang ada beberapa pemuda yang menndengarkan dan setuju dengan idenya. Namun, itu hanyalah sebatas ketertarikan yang tidak pernah berkembang menjadi dukungan penuh. Selama hampir tiga tahun di Universitas Mimar Sinam tersebut, Harun Yahya berusaha untuk menemukan orang-orang yang dapat memahami keberadaan Allah. Ini adalah periode di mana Harun Yahya melakukan sebuah perjuangan ideologi melawan marxisme dan atheisme seorang diri dengan sarana yang dimiliki. Selama menyiarkan ajaran Islam Harun Yahya hanya mendapat dukungan dari keluarga terdekatnya saja.6 Ketiadaan pendukung selama tahun-tahun ini dapat mendorong Harun Yahya untuk berfikir bahwa segala usahanya telah sia-sia dan lebih baik berhenti. Namun tidaklah demikian, berbekal tekad dan komitmen Harun Yahya terus berdakwah menyebarkan kalimat Allah kepada orang-orang di sekitarnya dengan senantiasa mengingat perkataan Bediuzzaman Said Nursi, “Yang dibutuhkan bukanlah keahlian dalam mengumpulkan jumlah pendengar yang banyak, akan tetapi bagaimana untuk mendapatkan keridhoan Allah”. Akhirnya pada tahun 1982, untuk pertama kalinya
6
Ibid, hlm 4
26
beberapa mahasiswa baru Universitas Mimar Sinan memutuskan untuk mendukung Harun Yahya dalam dakwahnya. Seiring berjalannya waktu jumlah para pemuda bertambah. Keajaiban dalam ciptaan Allah, kepalsuan pandangan-pandangan golongan marxis yang merupakan ideologi dominan waktu itu adalah tema utama dari pembicaraan Harun Yahya dengan para pemuda. Ambisi utamanya adalah untuk mengarahkan para pemuda tersebut agar menjadi orang-orang yang terhormat. Dari tahun 1982 hingga 1984, sebuah kelompok yang beranggotakan 20-30 orang telah terbentuk. Pada tahun 1984, beberapa pemuda yang merupakan anak dari kalangan keluarga terhormat di Istanbul diperkenalkan kepadanya. Selama dua tahun setelah tahun 1984, pembicaraan yang diadakan bersama dengan para pemuda yang waktu itu masih duduk di bangku sekolah menengah tingkat atas swasta di Istanbul berkiasar masalah akhlak. Selama tahun-tahun ini, Harun Yahya tidak lagi belajar di Universitas Mimar Sinan, Harun Yahya terdaftar sebagai mahasiswa di sebuah fakultas baru di Universitas Istanbul jurusan Filsafat. Para pemuda yang bertemu Harun Yahya sangat bersimpati kepadanya dan sangat kagum atas perilaku, pandangan dan sikapnya yang santun. Oleh karena itu para pemuda ini juga memperkenalkan dia kepada teman mereka. Sebagian besar siswa sekolah menengah tingkat atas berkesempatan untuk bertemu dengannya. Nama Harun Yahya muncul untuk pertama kali di majalah Nokta (titik) pada tahun 1986 dan ini adalah kali pertama dia dikenal masyarakat luas.7
7
Ibid, hlm. 6
27
Dengan dukungan dari keluarganya, Harun Yahya melanjutkan dakwahnya hingga mendapat pendukung pertama dalam aktifitas dakwahnya. Karena semakin banyaknya pengikut Harun Yahya banyak orang yang tidak menyukai tindakan dakwah Harun Yahya sehingga ada sebagian orang yang menuduh sebagai makar kokain sehingga dia di masukkan ke dalam penjara karena tuduhan tersebut. Hingga saat Harun Yahya dibebaskan pada tahun 1988, kebanyakan dari teman-temannya telah berada di bangku universitas. Usaha Harun Yahya untuk menyebarkan pesan-pesan Islam dan nilai-nilai moral tidak lagi terbatas di sekolah-sekolah. Saat itu adalah kali pertama ketika berbagai lapisan masyarakat menerima pandangan-pandangan tersebut. Harun Yahya dan teman-temannya memikul tanggung jawab untuk mengingatkan para generasi muda yang tidak memiliki tujuan hidup kecuali menikmati hidup mereka sepuas-puasnya, bahwa mereka akan dimintai pertanggung jawaban atas segala yang mereka perbuat dan pikirkan dan bahwa mereka pada akhirnya akan dihisab di hadapan Allah. Oleh karena itu mereka menasehati para pemuda agar merubah sikap dan perilaku hidup mereka dengan mengarahkan diri mereka sesuai dengan kehendak Allah. Sungguh beberapa dari mereka yang telah terjerumus dalam kehidupan yang penuh kenistaan meninggalkan cara hidup yang merugikan ini dan berubah menjadi orang-orang yang sadar dan penuh rasa tanggung jawab. Sadar bahwa seseorang tidak akan pernah memperbaiki perilakunya sebagaimana ajaran Islam tanpa keihklasannya. Harun Yahya menasehati para pemuda yang mengelilinginya agar menjadikan keridhoan Allah sebagi tujuan utama
28
hidup mereka. Harun Yahya selalu berpesan bahwa setiap orang akan dihisab di hadapan Allah dan oleh karenanya mereka hendaknya berperilaku sebaik mungkin dalam kondisi apapun.8 Pandangan atau pemikirannya mulai diterima di lapisan masyarakat. Aktivitas diskusi dengan tema agama, sains serta filsafat terpusat dalam suatu lembaga yaitu Lembaga Riset Sains. Science Research Foundation (SRF) yang didirikan pada tahun 1990. Di dalam lembaga ini Harun Yahya menyelenggarakan diskusi-diskusi tentang nilai-nilai moral dengan rekanrekannya yang memilki pandangan sama. Pada masa inilah pijakan intelektual dari SRF dibentuk dengan masukan-masukan dari Harun Yahya. Akhirnya, pada Januari 1990 Harun Yahya dan rekan-rekan mudanya mendirikan SRF untuk melaksanakan aktifitas mereka melalui sebuah institusi agar dapat menjangkau
masyarakat
diselenggarakannya
beberapa
luas.
Lembaga
aktifitas.
Anggota
ini
memungkinkan lembaga
tersebut
menerbitkan buku-buku dan melakukan kajian kultural, menyelenggarakn berbagai panel, diskusi dan konferensi untuk mempertahankan dan menghidupkan nilai-nilai moral. Berkaitan dengan misi dakwahnya tentang gagasan yang bertolak belakang dengan filsafat materialistik. Harun Yahya. Setelah pendirian lembaga tersebut, sebuah penggerebekan besar dilakukan oleh polisi, lebih dari seratus anggota ditahan dan diinterogasi oleh polisi. Dihari berikutnya beberapa media massa milik Freemansory memberiahukan kisah penggerebekan ini sebagai sebuah sindikat kejahatan besar telah
8
Ibid, hlm. 8.
29
terungkap. Sebagian besar dari anggota tersebut dibebaskan setelah 3-4 jam. Namun berita bohong dan tuduhan keji yang diberondongkan oleh media massa berlangsung selama beberapa hari. Tujuan utama dari pemberitaan yang subjektif ini adalah untuk membohongi pihak keamanan dan institusi peradilan dengan berbagai tuduhan yang direkayasa. Namun segala upaya ini sia-sia. Harun Yahya yang ditahan dan diinterogasi selama seminggu akhirnya dibebaskan karena tidak ditemukannya elemen unsur dalam peristiwa tersebut.9 Dengan terjadinya peristiwa tersebut tidak menggoyahkan Harun Yahya dalam melakukan dakwahnya ini terbukti dengan semakin banyaknya orang yang mengikuti kajian-kajian yang diadakan oleh Harun Yahya. Harun Yahya muncul sebagai berita utama pada majalah Nokta setelah kunjungan Rusen Cakir, seorang koresponden majalah tersebut. Ke masjid di mana Harun Yahya melakukan pertemuan dan diskusi dengan para rekannya. Laporan yang dimuat dengan judul “Pendukung setia dari Kampus” ini berkisar tentang Harun Yahya dan caranya mengkomunikasikan pesan-pesan Islam kepada para pemuda di sekelilingnya. Selama periode ini, banyak mahasiswa unversitas yang kebanyakan dari universitas Bosphorus yang merupakan salah satu universitas paling ternama di Turki, mulai berdatangan dan ikut berdiskusi dengan Harun Yahya. Hingga awal musim panas di tahun yang sama, pihak media massa memuat laporan tentang Harun Yahya hampir setiap hari. Banyak surat kabar yang menampilkan nama dia dalam judul
9
Ibid, hlm. 10
30
laporan utama. Keberhasilan Harun Yahya dalam mendakwahkan pesanpesan Islam kepada lapisan masyarakat yang terkesan jauh dari agama sungguh mengejutkan kalangan media massa.10 Sejak tahun 1979, yakni ketika Harun Yahya mulai mendakwahkan Islam, tujuan utamanya adalah membongkar wajah asli dari teori evolusi. Teori evolusi selalu menjadi topik yang memiliki prioritas di atas yang lain. Dengan kebulatan tekad, Harun Yahya melakukan aktifitas-aktifitasnya melawan Darwinisme. Pada tahun 1986, Harun Yahya mengumpulkan semua hasil risetnya yang berharga mengenai Darwinisme dalam buku; “ Makhluk Hidup dan Evolusi”. Dengan menggunakan sumber-sumber ilmiah, buku ini membeberkan kebuntuan teori evolusi dan menyadarkan fakta penciptaan. 11 Selama bertahun-tahun, buku tersebut dijadikan rujukan utama anti Darwinisme. Ini adalah pertama kali dalam hidup mereka menjumpai mahasiswa-mahasiswa yang tahu banyak tentang teori evolusi. Yang membuat mereka terkejut ternyata para pemuda ini mengetahui teori tersebut lebih banyak dari mereka sendiri dan mempertahankan teori penciptaan dengan argumen-argumen yang meyakinkan. Berita bahwa teori evolusi ternyata tidak terbukti secara ilmiah bahkan tersebar di berbagai pameran buku, pusat-pusat kebudayaan bahkan di kendaraan-kendaraan umum. Ini
10
Ibid, hlm. 11
11
Ibid
.
31
adalah pembukaan dari kampanye yang sedianya akan diadakan pada tahun 1998 yang bertujuan menghapus teori evolusi dan materialisme. 12 Kehidupan Harun Yahya identik dengan dakwah Islam, karena dari sebagian besar hidupnya dicurahkan untuk menyiarkan tentang keberadaan, keesaan Allah dan kebenaran Al Quran. Namun, yang harus diperhatikan dia telah menarik perhatian seluruh kalangan masyarakat adalah semangatnya yang dikenal sebagai sosok anti evolusi atau anti-Darwinisme. Menurutnya merupakan paham sesat dan tentang fokus yang satu ini, dia memiliki perhatian khusus dan terus berjuang melawannya meskipun harus menghadapi tekanan-tekanan terutama dari kalangan materialis dan Freemason. Aktifitasnya terus berlangsung sesuai dengan cita-citanya dakwah islam. Harun Yahya adalah tokoh yang mencurahkan perhatiannya terhadap ideologi-ideologi yang ada pada lingkungan sekitarnya. Perhatiannya bahkan tidak hanya tertuju pada sosial keagamaan saja tetapi juga tentang sains, terutama upaya integrasi antara sains dan agama termasuk kajian tentang teori evolusi. Salah satu respon dalam menentang ideologi-ideologi yang dianggapnya menyimpang dari ajaran Islam, adalah dengan membuat karyakarya tulis, diantaranya tentang Yahudi dan Freemasonry,13 sehingga ia
12
13
Ibid.
Dari penelitiannya tentang Yahudi dan Freemasonry, Harun Yahya sampai pada kesimpulan bahwa aktifitas zionisme di Negara Turki dilakukan oleh freemasonry. Sebuah kelompok rahasia. Ada pengaruh yang terselubung namun meluas dari freemasonry pada kantorkantor pemerintah, lembaga-lembaga pendidikan tinggi, organisasi-organisasi politik dan media massa. Misi utama mereka adalah untuk secara bertahap menjauhkan bangsa Turki dari nilai-nilai spiritual, religious dan moral dam mnejadikan mereka seperti binatang. Sebagaimana yang
32
mendapat ancaman dari golongan tersebut yang memintanya untuk menghentikan penerbitan buku Yahudi dan freemasonry.14 Berbagai cobaan pahit yang dialaminya terus bergulir dan dia sempat ditahan kembali, di mana dalam penahanannya sempat dipindahkan ke rumah sakit Bakirkoy dan di sini dia juga mengalami siksaan.15 Untuk memperjuangkan ideologi Islamnya, Harun Yahya terus melakukan gerakan-gerakan bersama dengan komunitas SRF-nya baik dari Turki sendiri maupun diseluruh penjuru dunia.16 Kampanye ini diawali dengan menyebarkan secara gratis ribuan buku karya Harun Yahya, yang berjudul Kebohongan Teori Evolusi dan selebaran lain yang diambil dari buku tersebut disebarkan di seluruh penjuru Turki. Tujuan dari tindakan tersebut adalah untuk menjelaskan bahwa filsafat materialis dan teori evolusi yang disebut-sebut sebagai dasar pijakan ilmiah dari filsafat materialis tersebut adalah sumber dari ajaran komunisme. Penyebab munculnya tindakan anarkhi dan teror di berbagai Negara.17
tercantum dalam Taurat yang telah diubah-ubah. Untuk mencapai tujuan ini, pandangan para materialis, teori evolusi dan pola hidup yang amoral dan bertentangn dengan agama disebarluaskan kepada masyarakat. Para anggota freemasonry disemua lembaga pemerintah, media massa dan institusi pendidikan memegang kendali utama dalam melaksanakan indoktrinasi ini secara besarbesaran. Inilah yang menyebabkan Harun Yahya memusatkan perhatiannya kepada masalah tersebut. Dengan melalui rintangan yang sangat besar akhirnya dia berhasil mendapatkan publikasi-publikasi yangasli dari kaum freemasonry yang sebenarnya dikhususkan untuk kalangan mereka sendiri. Pendek kata buku ini membongkar wajah gelap dari freemasonry yakni sebuah kelompok rahasia yang memiliki hubungan akrab dengan zionisme. 14
Ibid
15
Ibid
16
Ibid
17
Ibid
33
C. Karya-Karya dan Pemikiran Harun Yahya Harun Yahya telah menulis ratusan buku. Baik berbentuk artikel, buku saku maupun buku. Karya-karyanya meliputi dari persoalan politik, tentang moralitas, tentang keimanan, tentang teori evolusi, tentang atom maupun kejadian alam semesta lainnya baik yang ada di langit, bumi maupun pada tumbuhan dan binatang. Dalam bukunya yang beremakan tentang teori evolusi, ia menghasilkan karya tulis yang sangat banyak, diantaranya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berjudul Keruntuhan Teori Evolusi, The Collapse of the Theory of Evolution in 20 Questions diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Runtuhnya Teori Evolusi dalam 20 pertanyaan, buku End of Darwinism diterjemahkan menjadi Menyibak TabirTabir Evolusi dan lain-lain. Pada buku-buku tersebut Harun Yahya membahas secara detail pemikiran tentang pemikiran evolusi beserta dalildalil yang dianggap mendukung teori tersebut, serta mengkritik dalil dan argumentasi evolusi serta memberikan alternatif tentang teori penciptaan spesies dengan memberikan argumentasi yang lebih rasional. Selain buku-buku yang membicarakan tentang teori evolusi, Harun Yahya juga membicarakan tentang keterkaitan teori tersebut dengan pahampaham atheisme dan materialisme, serta keterkaitannya dengan gerakan politik seperti komunis, fasisme serta gerakan pemikiran seperti humanism dan liberalisme. Dalam mengkritik teori evolusi Harun Yahya juga tidak hanya mengkritik dengan menyajikan data-data yang menjadi sanggahan
34
terhadap teori evolusi, tetapi juga memberikan sumbangan pemikiran tentang dampak yang diakibatkan oleh teori tersebut bagi kemanusiaan dan terhadap pengingkaran agama serta berpengaruh terhadap penafsiran dari agama, termasuk penafsiran Al Quran. Buku-buku tersebut diantaranya adalah The Disasters Darwinisme Brought to Humanity yang diterjemahkan dan diterbitkan dengan judul “ Bencana Kemanusiaan Akibat Darwinisme”. Buku tersebut menceritakan tentang bencana dan tragedi kemanusiaan yang diakibatkan penerapan toeri Darwin terutama teori “The Struggle for Life” atau perjuangan untuk hidup, di mana prinsip seluruh spesies merupakan persaingan untuk menentukan eksistensinya di dunia. Ketika prinsip ini diterapkan, maka berubah menjadi malapetaka dari Jerman dengan
Nazisme, yaitu gerakan politik rasial
pimpinan Hitler dengan membunuh ras yang lebih rendah, agar ras yang terbaik mendapat tempat yang layak untuk hidup. Begitu juga komunisme yang mempunyai catatan buruk, terutama pada masa Stanilisme yang membantai puluhan juta orang, komunis di China maupun di Kamboja dengan khmer merah pimpinan Pol Pot. Karya Harun Yahya yang lain adalah The Collapse of Materialism, The End of Materialism, The Miracle in the Atom, The Truth of The Life of The World yang diterjemahkan dan diterbitkan melalui judul fakta-fakta yang mengungkapkan hakekat hidup, Matter: The Other Name for Illusion, Signs The Heaven and The Earth for the Men Understanding yang diterjemahkan menjadi Menyingkap Rahasia Alam Semesta. Karya-karya tersebut
35
menceritakan tentang hakekat dari materi. Materi merupakan kumpulan di mana atom di dalamnya terdiri dari inti dan elektron yang tidak mungkin mengatur diri secara alami sebagaimana yang dijelaskan oleh Harun Yahya dalam buku The Miracle in the Atom. Buku ini menyingkap rahasia alam semesta menceritakan tentang keteraturan di langit dan di bumi serta awal penciptaan semesta melalui Big Bang atau ledakan besar. Di mana dalam buku tersebut ia berusaha membuktikan adanya Tuhan dengan melalui pendekatan ilmiah serta argumentasi rasional dengan menyatakan tentang keajaiban yang terjadi pada alam semesta apabila kita merenungkannya detail-detail tentang alam semesta sehingga kita akan menemukan adanya perancangan di balik alam semesta ini. Buku yang dianggap kontroversi dan menempatkan Harun Yahya sebagai pemikir idealisme subjektif adalah buku Matter: The Other Name for Illusion sebuah buku yang kira-kira terjemahannya adalah “Materi: Sebuah Nama Lain dari Ilusi”. Dalam buku tersebut Harun Yahya menceritakan masuknya jutaan informasi yang masuk pada manusia dalam hitungan jam, malalui saraf-saraf dan kemudian episode terbentuknya citra, image maupun ide dalam otak. Sehingga ia ingin membuktikan bahwa ide maupun gagasan, citra atau tindakan adalah riil sedangkan dunia luar adalah ilusi. Buku Igns The Heaven and The Earth for The Men Understanding membahas selain kenikmatan materi serta kenikmatan hidup di dunia yang sementara dengan kesusahan serta kepastian hari tua serta sifat bahwa kenikmatan materi tidak dapat menjamin kebahagiaan, Harun Yahya juga
36
mengungkapkan tentang ide bahwa materi pada dasarnya adalah sebuah ilusi sebagaimana dalam bukunya Matter: The Other Name for Illusion. Tidak hanya kritikan terhadap paham materialisme, Harun Yahya juga membahas tentang propaganda-propaganda atheisme dan materialisme. Oleh karena itu Harun Yahya menulis buku yang diterjemahkan dan diterbitkan dengan judul “ Menjawab Tuntas Polemik Evolusi”, The Struggle Against “The Religion of Irreligion”. Buku-buku tersebut selain Global Free Masonry yang diterjemahkan menjadi Ancaman Global Free Masonry menyatakan tentang perjuangan melawan agama yang dilakukan oleh kaum yang tidak ber-Tuhan atau atheisme, dengan materialisme sebagai dasar pemikirannya. Buku “ Menjawab Tuntas Polemik Evolusi” menjawab tentang propaganda yang dilakukan oleh beberapa jurnal dan televisi ilmiah dalam melakukan propaganda masa depan dengan menggunakan ilustrasi-ilustrasi. Harun Yahya membahas tema-tema seputar ideologi atheis, seperti materialisme, humanisme dan evolusionisme juga membahas tema-tema seputar Al Quran dan moralitas. Diantaranya adalah karya-karya penulis tentang topik-topik yang berhubungan dengan Al Quran, tentang akhlak atau moralitas serta ajaran islam dan tentang aqidah Islam dan Ajaran Pokok dalam Al Quran, Akhlak Qurani, memahami iman dengan mudah. Pernahkan Anda berfikir tentang kebenaran?, mengabdi hanya kepada Allah, menjauhkan
diri
dari
masyarakat
jahiliah.
Rumah
mukmin
yang
sesungguhnya: surge, ilmu Al Quran, indeks Al Quran, sifat munafik dalam Al Quran, rahasia orang munafik. Al Quran menjawab kematian, kebangkitan
37
dan neraka, perjuangan para rosul, setan: musuh nyata manusia, dosa terbesar: syirik. Hikmah sejati menurut Al Quran, Tarbiyyah Nabi Yusuf, bersekutu dalam kebaikan, pentingnya menapaki jalan kebenaran, mengapa anda menipu diri anda sendiri, rahasia Al Quran, keberanian orang beriman, optimisme dalam Al Quran, keadilan dan toleransi dalam Al Quran, ajaran pokok dalam Islam.18 D. Pemikiran Harun Yahya Corak pemikiran Harun Yahya merupakan sebagian dari pijakan yang dapat dijadikan dasar dalam menganalisis karya-karyanya, terutama yang relevan dengan konsep penciptaan makhluk hidup serta sanggahannya terhadap teori evolusi dengan pendekatan historis, kajian ini berupaya untuk memahami bebrapa gagasan dia tentang penciptaan terpisah melalui kesinambungan historisnya.19 Langkah selanjutnya adalah memberikan suatu interpretasi dan mnejelaskan beberapa hal penting yang berkenaan dengan gagasannya tentang penciptaan terpisah dan argumen-argumennya tentang keruntuhan teori evolusi. Hipotesis awal
yang dapat
disampaikan setelah
membaca,
memahami serta manganalisa beberapa karya Harun Yahya maupun dari judul-judul bukunya menunjukan bahwa gagasan penciptaan terpisah lebih
18
19
Tentang penulis dalam buku Harun Yahya, Al Quran dan Sains.
Kesinambungan historis yang dimaksud adalah berkenaan dengan latar belakang eksternal maksudnya adalah keadaankhusus zaman yang dialaminya dari segi social, ekonomi, politik, budaya dan intelektual. Sedangkan latar belakang internal adalah penyelidikan terhadap riwayat hidup tokoh, pendidikan dan segala macama perjalanan yang melatarbelakangi pemikirannya, lihat Anton Bakker, Metode Pnelitian Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1990),hlm 64
38
didominasi oleh pendekatan sains, filsafat dan agama (Islam). Fakta-fakta yang
diajukannya
penting
untuk
dipertimbangkan,
sebab
gagasan
penciptaannya terpisahnya tersebut dapat memiliki implikasi dalam berbagai bidang pemikiran atau bidang ilmu. Pengungkapan gagasannya tentang teori evolusi sebagai sains materialistik yang dianggap menjadi landasan filsafat materialisme, yang atheis dan dianggap menyesatkan masyarakat.20 Merupakan kata-kata yang banyak ditemukan dalam beberapa karyanya. Harun Yahya berupaya mengintegrasikan tentang konsep penciptaan terpisah ke dalam suatu karya besar yang di dalamnya terkandung makna sains, filosofis, religious, estetis dan yang lebih khas lagi adalah gagasannya tentang sains terutama persoalan kehidupan yang transenden, penuh keindahan dan keajaiban. Melalui
konsep-konsepnya
sanggahannya
atas
teori
menunjukkan
bahwa
dia
evolusi
tetang yang
mengarahkan
penciptaan
terpisah
dan
dilontarkaanya
secara
jelas
pada
pemikiran-pemikiran
kreasionisme. Melalui karyanya yang sudah tersebar di seluruh dunia dan mendapat perhatian dari berbagai kalangan dan para pembacanya maka gagasan penciptaan terpisah dan upaya penjelasan tentang runtuhnya teori evolusi sudah cukup mendukung untuk mengelompokkan Harun Yahya sebagai pemikir kreasionosme (creasionism).21
20
Harun Yahya, Keruntuhan Teori Evolusi, terjemah: Catur Srihermanto dan kawankawan (Bandung:Dzikra, 2001), hlm 1. 21
Loren Bagus, Kamus filsafat (Jakarta: Gramedia, 2002), hlm. 13.
39
Setelah menelaahnya secara mendalam, kecenderungan pemikiranpemikirannya tentang konsep penciptaan dengan tema-tema Qurani terkesan hanya sebagai kampanya anti-evolusi. Kutipan beberapa ayat Al Quran serta kutipan sains hasil penelitian berbagai ilmuwan tetang kajian kealaman adalah salah satu scientific method-nya dalam mementahlan teori evolusi, meskipun sebenarnya kutipan-kutipan antara sains dan Al Quran terkesan hanya upaya mencocokkan konsep sains dengan firman Allah. Sebagai contoh, beberapa hal yang disoroti oleh Harun Yahya adalah tentang penciptaan dari ketiadaan (creation ex nihilo) atau kreasionisme, maka dikutiplah ayat Al Quran yang dipandanga sesuai atau memperkuat kebenaran temuan sains dengan mendukung gagasan kreasionismenya. Harun Yahya menegaskan bahwa Allah-lah yang sempurna, spesies makhluk hidup telah ada sebagaimana bentuknya wujud masing-masing sehingga tidak ada satu bentuk pun makhluk hidup yang berevolusi atau mengalami transisi satu spesies menjadi spesies yang lain.22 Pemikiran Harun Yahya penuh dengan uraian dogma religius dan doktrin ketauhidan sebagai kebenaran mutlak. Akan tetapi bukan berarti bahwa kreasionismenya adalah hal yang eksakta. Dalam hal pemikiran, semua manusia memiliki potensi dan hak yang sama dalam menyampaikan gagasan-gagasannya dalam bentuk teori-teori tertentu terutama teori-teori yang mensinergikan sains dan agama.
22
Harun Yahya, Penciptaan Alam Raya, terjemahan Ari Nilandari (Bandung: Dzikra, 2003), hlm 158-161.
40
Setelah menelusuri corak pemikiran kreasionismenya yang khas itu tentu memiliki persamaan-persamaan maupun perbedaan dengan pemikir lainnya dalam hal menginterpretasikan tentang asal-usul kehidupan dan keanekaragaman makhluk hidup. Interpretasi atas asal-usul kehidupan dan kanekaragaman makhluk hidup dalam konteks penciptaan terpisah maupun melalui evolusi akan tergantung dari cara pemahaman dan pendekatan ilmiah masing-masing pemikir. Kajian ini berupaya untuk mengkaji gagasan kreasionisme perspektif Harun Yahya guna memperkaya khazanah pemikiran serta wawasan intelektual sains dan agama, khususnya dalam hal ilmu biologi.
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG EVOLUSI MAKHLUK HIDUP
A. Konsep-Konsep Evolusi Istilah evolusi tidak hanya dalam bidang biologi saja, karena dapat ditemukan adanya istilah evolusi kosmik, evolusi budaya dan sebagainya.1 Konsep-konsep evolusi dapat ditinjau dari konsep evolusi secara umum dan secara khusus sebagaimana tersebut di bawah ini: 1. Konsep Evolusi secara Umum Kata evolusi berasal dari bahasa Latin evolution yang salah satu artinya adalah perkembangan.2 Menurut kamus Websters, kata evolusi berasal dari kata evolution, memiliki pengertian suatu perkembangan dari satu bentuk ke bentuk lain. Pandangan lain menyebutkan bahwa kata evolusi pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Spencer. Pandangannya tentang evolusi secara umum mengandung makna rasisme “yang kuat akan bantahan”.3 Konsep evolusi yang dikemukakannya belum berkaitan langsung atau belum spesifik mamaknai proses evolusi makhluk hidup.
1
Boy Raharjo, Evolusi, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 1995), hlm. 2.
2
K Prent dan kawan-kawan, Kamus Latin –Indonesia ( Semarang: Kanisius, 1969), hlm.
296. 3
Keith Ward, Dan Tuhan Tidak Bermain Padu, terjemahan: Larasmoyo (Bandung: Dlizam, 2003), hlm. 229-230.
42
2. Konsep Evolusi secara Khusus. Konsep evolusi secara khusus ini dimaksudkan untuk menjelaskan kata evolusi dalam ilmu biologi. Evolusi makhluk hidup dapat didefinisikan sebagai perubahan pada makhluk hidup sering berjalannya waktu. Tiga kata kunci dalam definisi evolusi di sini adalah perubahan, makhluk dan waktu. Definisi evolusi memiliki dimensi yang sangat luas, sehingga memerlukan pengetahuan berbagai bidang seperti biologi, genetika, antroplogis biologis, antropologi cultural, biiokimia, fisika, anatomi, zoologi dan botani. Makna ini dari evolusi adalah teori yang mengatakan bahwa seluruh makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari satu nenek moyang tunggal atau perubahan secara bertahap akibat seleksi alam pada suatu spesies yang dapat menghasilkan spesies baru.
B. Perkembangan Teori Evolusi Darwin. Teori evolusi menjadi terkenal setelah Charles Darwin (1809-1882) mengemukakan teorinya lewat sebuah karya yaitu The Origin of Species (1859). Namun bukan berarti bahwa konsep evolusi pertama kali dirintis oleh Darwin, konsep evolusi sebenarnya telah dikemukakan berabad-abad yang lalu oleh para pemikir atau filosof. Secara sistematis perkembangan sejarah teori evolusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
43
1. Teori Evolusi Pra-Darwin Pada masa pra-Darwin teori evolusi tidak mendapatkan dukungan pada masa Leonardo da Vinci (1452-1519), dikenal adanya teori Catastrophism, yang menyatakan bahwa di bumi ini secara berkala terjadi bencana alam besar yang dapat memusnahkan seluruh makhluk hidup, kemudian setelah bencana berakhir akan tercipta makhluk hidup baru. Teori ini mendapat dukungan dari kalangan agama (gereja). Salah satu tokoh atau Bapak Anatomi yang menentang teori evolusi dan sepakat dengan teori Catastrophism adalah Baran Georges Cuvier (1769-1832).4 Ilmuwan sezaman yang sezaman yang menolak Catastrophism adalah
Charlea
Lyell
(1797-1875).
Dia
mengusung
teori
Uniformitarianism, teori ini menggambarkan tentang peristiwa alam sehingga terjadi pelapisan-pelapisan, endapan yang ada dari dalamnya tertimbun berbagai macam fosil. Teorinya dianggap menyokong teori evolusi di masa selanjutnya. Pada abad ini juga muncul evolusionis terkemuka yaitu J.B. Lamarck (1744-1829) yang terkenal dengan evolusi pada perubahan bentuk tubuh misalnya perubahan pada ukuran leher seekor jerapah.5 Dalam teori Lamarck disebutkan bahwa lingkungan mempengaruhi bentuk dan susunan tubuh. Alat yang dipergunakan akan berkembang dan membesar, sedangkan alat yang lama tidak dipergunakan akan melemah 4
Wildan Yatim, Biologi Modern: Pengantar Biologi (Bandung: Tarsito, 1994), hlm. 103-
5
Ibid.
104.
44
sampai akhirnya hilang. Segala perubahan yang didapat oleh pengaruh lingkungan ini akan diturunkan kepada Neo-Lamarckisme dengan tokohnya yaitu Agust Weisman (1834-1914). Teori Lamarck yang juga dikenal dengan teori karakter perolehan dianggap tidak berlaku lagi karena pola pewarisan pad generasi yang diturunkan adalah plasma benih bukan plasma tubuhnya sehingga tidak dapat menjelaskan tentang karakter genetis dan karakter sematik yang diturunkan. Sebagai contoh jerapah mengalami perubahan anatomi bagian tubuhnya yaitu leher dapat memanjang karena factor lingkungan untuk memperoleh makanan yang tinggi. Menurutnya perubahan anatomi tersebut diwariskan kepada generasi berikutnya. 2. Teori Evolusi Darwin Charles Darwin (1809-1882) adalah evolusionis pertama yang memiliki argument paling lengkap tentang konsep evolusi. Naturalis Inggris ini terkenal dan namanya yang ternasyur setelah karyanya yang berjudul the origin of the species by means of natural selection on the preservation of favoured rases in the struggle for life (1859) terbit. Ketika dalam perjalanannya dengan menggunakan kapal HMS Beagle, ia sangat terkesan oleh beberapa kenyataan tentang penyebaran makhluk hidup yang mendiami Amerika Selatan.6 Darwin menganggap penting penelitiannya atas penyebaran geografik tersebut melalui beberapa fakta yang
6
Charles Darwin, The Orogin of Spesies, terj: Tim Pusat Penerjemahan Nasional, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), bab pendahuluan.
45
ditemukan. Fakta besar yang mencolok adalah adanya kemiripan atau ketidakmiripan organism penghuni berbagai kawasan. Pola distribusi, perbandingan kondisi fisik geografi, perubahan iklim, serta perbedaan wiilayah utara-selatan dapat mempengaruhi penyebaran geografi. Darwin mencontohkan penghuni laut di pantai-pantai timur dan barat amerika selatan sangat berbeda, serta sangat sedikit kerang crustasea dan echinodermata yang sama. Sedangkan Gunther sebagaimana dikutip oleh Darwin, menyebutkan bahwa sekitar 30% dari ikan-ikan penghuni wilayah laut yang berseberangan di Panama adalah sama.7 Fakta tersebut menjelaskan bahwa pantai tersebut sebelumnya merupakan bentangan luas samudera yang terbuka, sehingga dapat disimpulkan bahw a spesies tersebut semoyang. Penjelasannya dalam the origin of spesies tentang berbagai jenis makhluk hidup, merupakan suatu produk sejarah yang diturunkan dari nenek moyang bersama. Mekannisme dasar evolusi Darwin berupa seleksi alam pada variasi hereditas menjadi salah satu kajian
sah
keanekaragaman
dalambiologi makhluk
evolusi.8 hidup
Kekagumannya
tersebut
memotivafinya
terhadap untuk
mengadakan penelitian. Keanekaragaman yang ditemukannya saat pelayaran, menurut Darwin terjadi karena perubahan evolusioner melalui seleksi alam. Dari
hlm. 8.
7
Ibid, hlm. 341-342
8
Douglas J. Futuyma, Evoution Biology, (USA: Sinaeur Asosiates, Inc: Publishers 1986),
46
fakta-fakta yang ditemukan di kepulauan Gapalagos inilah bukti pendukung konsep evolusi seleksi alam Darwin muncul. Pokok-pokok evolusi menurut Drwin adalah makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari makhluk hidup pada masa silam dan evolusi terjadi melalui seleksi alam. Dalam pokok teori evolusinya9, Darwin menjelaskan bahwa keanekaragaman spesies sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungannya. Beberapa
kelemahan
teori
Darwin
mengenai
proses
dan
mekanisme seleksi alamnya adalah bahwa Darwin belum dapat menjelaskannya dari sega genetika (ilmu genetika modern) meskipun Darwin saat itu sudah menggunakan domestikasi sebagai model seleksi alamnya. Meskipun saat itu Mendel sudah melakukan penelitian pada persilangan tanaman Ercis atau buncis, tapi penelitiannya belum dikenal olah kalangan ilmuwan sehingga teori genetika Mendel belum sepopuler saat sekarang. Kesahihan teori evolusi dalam hal pewarisan genetik menjadi lebih kuat setelah Mendel mengemukakannyasebagai suatu teori (genetika) yang dapat digunakan sebagai pendukung konsep evolusi dari sisi genetikanya.
9
Pokok teori Darwin: 1. Variasi dalam berbagai tingkat terdapat pada berbagai individu dalam satu spesies, 2. Jumlah individu suatu spesies cenderung bertanbah menurut deret ukur, tapi jumlah ini akan tetap lagi oleh keurangan makanan dan perlindungan, 3. Terjadilah pergolakan untuk hidup, inidividu-individu yang kuat saja yang bias bertahan hidup, 4. Pergolakan untuk bertahan hidup dipengaruhi variasi yang dimiliki, jika cocok terhadap lingkungan maka individu akan bertahan dan mampu berkembang biak dan sebaliknya, 5. Karena itulah maka berlaku seleksi alam, variasi ini cocok atau tidak bergantung pada lingkungan, 6. Spesies baru terbentuk dari individu spesies lama disertai kareana pengaruh lingkungan atau variasi yang kebetulan cocok dengan lingkungan baru, lihat Widan Yatim, Biologi Modern, hal 108.
47
3. Teori Evolusi Sintesis Modern Teori evolusi yang umum diterapkan dalam ilmu biologi saat sekarang adalah sintesis modern. Teori ini dianggap sebagai teori terbaru dan masih diberlakukan dalam ilmu biologi evolusi karena sampai saat ini belum ditemukan teori alternative sebagai penggantinya. Teori sintesis modern ini terdiri atas Neo-Darwin dan hokum pewarisan Mendel. Sebagaimana yang pernah diulas dalam teori Darwin tentang spesies juga masih dikaji dalam teori sintesis modern. Teori evolusi pun mengalami perkembangan setelah adanya masukan-masukan dari berbagai ilmuwan seperti Dobzhansky (1937), Mayr (1944/1963), Simpson (1944), Rensth (1947/1960), Stebbins (1950), dengan kesimpulan bahwa mereka memandang konsistensi sintesis modern dengan muatan genetika, sistematika, fakta-fakta penting paleontology, fenomena mikroevolusi yang cukup mamadai sebagai penjelas bagi makroevolusi, serta penjelasan tentang perubahan gen dalam tumbuhan dan hewan.10 Berdirinya Evolution: The Modern Synthesis (1942) atau neo-Darwinian, menurut Julian Huxley merupakan teori yang paling komprehensif tentang sintesis genetika dan sistematika.11 Esensi dari teori sintesis modern adalah suatu penjelasan tentang populasi-populasi yang mengalami perubahan secara
10
Eli C Minkoff, Evolutionary Biology, (USA: Addison Wesley Publishing Company, 1984) hlm. 108 11
Douglas J. Futuyma, Evolusionary, hlm. 12
48
gradual sebagai akibat dari peristiwa seleksi alam pada individuindividunya. C. Proses Evolusi Makhluk Hidup. Konsep-konsep evolusi yang telah dijelaskan di atas serta tinjauan singkat tentang sejarah dan perkembangan teori evolusi dalam beberapa pandangan dan tokohnya, akan semakin jelas jika disertai dengan penjelasan singkat mengenai faktor-faktor penting dalam mekanisme proses evolusi.di samping rumitnya objek yang diteliti dalam kajian evolusi, unsur-unsur yang telah menjadi hipotesis para ahli maupun evolusionis adalah aspek yang penting untuk dikatahuhi.
1. Pola Evolusi Makhluk Hidup Savage (1969) dan Pope (1984), sebagaimana dikutip oleh Boy Rahardjo dalam buku evolusi menyebutkan bahwa berdasarkan temuan fosil dan keanekaragaman kehidupan yang ada di bumi ini adalah hasil dari kelangsungan evolusi melalui tiga pola dasar yaitu: pola sekuensial (berjenjang), divergen (memencar) dan parallel (sejajar).12 Perubahan-perubahan kecil yang terjadi lungkang gen dapa yang terjadi dalam lungkang gen suatu populasi akan berlangsung dari suatu generasi ke generasi berikutnya, terkait dengan frekuensi genotip dan
12
Boy Rahardjo, Evolusi, hlm. 37.
49
kisaran variasi fenotipnya. Pola ini disebut dengan pola sekuensial (berjenjang). Salah satu contohnya adalah evolusi pada kupu-kupu Damaxia Dominula, dengan alasan bahwa salah satu dari generasi kupu ini yang mampu bertahan hidup pada musim dingin sangat terbatas.13 Pola dasar evolusi yang kedua adalah evolusi divergen yang terjadi berdasarkan temuan fosil oleh para ilmuwan, memperlihatkan bahwa adanya perkembangan populasi abru sebagai fragmentasi atau sempalan dari populasi lama. Sebagai contoh adalah perkembangan “mamalia berkuku lebat” memiliki nenek moyang sama dengan “mamalia berkuku tunggal”.14 Pola dasar evolusi yang ketiga adalah pola parallel (sejajar). Pope (1984) dalam Boy Rahardjo, mengajukan pola ini untuk menjelaskan pola evolusi yang menunjukkan kecenderungan yang terpisah antar populasi tapi memiliki moyang yang sama. Pope memberikan contoh pola ini pada kesamaan jenis kera yang berkembang di Amerika dan Eropa meskipun telah mengalami pemisahan secara bertahun-tahun.15 2. Elemen Pokok Evolusi Makhluk Hidup Disamping ketiga pola dasar evolusi di atas, hal lain yang sama pentingnya dalam menjelaskan tentang mekanisme evolusi adalah elemen13
Ibid, hlm. 38.
14
Ibid, hlm.39
15
Ibid, hlm. 40.
50
elemen dasar yang mendukung terjadinya proses evolusi menurut para ahli biologi serta evolusionis. Elemen dasar atau faktor yang dimaksud adalah elemen penting dalam perubahan-perubahan evolusioner pada generasi berikutnya. Elemen tersebut adalah; mutasi, seleksi alam dan hanyutan genetik. Dengan keterlibatan faktor genetik sabagai salah satu agen dalam elemen dasar dapat menghasilkan variasi pada makhluk hidup. Perubahan evolutif juga dipengaruhi
oleh
beberapa
gen
yang
menimbulkan
variabilitas,
diantaranya melalui mutasi. Elemen yang pertama adalah mutasi. Mutasi adalah perubahan sifat yang diwariskan secara acak dalam DNA yang menghasilkan gen baru, sebagai hasil pengaturan kembali kromosom ke dalam keseluruhan gen yang terdapat dalam populasi pada waktu tertentu. Mutasi dapat terjadi secara spontan serta menyebabkan terjadinya variasi dalam populasi. Contoh dari mutasi adalah pada lalat buah dalam kasus ini terjadi pemunculan seketika gen yang menentukan warna mata putih pada lalat buah yang normalnya adalah berwarna merah. Mutasi dapat juga terjadi pada materi kromosom atau gen dan kromosom yang berlangsung bersamaan. Mutasi juga dapat terjadi melalui rekombinasi atau perubahan pada percampuran gen yang bersifat heterozigot. Elemen dasar pendorong evolusi yang kedua adalah seleksi alam. Seleksi alam adalah perangkatan reproduksi individu yang memiliki
51
fenotip yang lebih baik untuk bertahan hidup dan berproduksi dalam lingkungan yang khusus. Elemen dasar ketiga adalah berupa hanyutan genetik. Hanyutan genetik adalah proses atau peristiwa fluktuasi genetik secara acak terhadap frekuensi gen dalam satu populasi kecil yang dapat mengakibatkan kepunahan atau malah justru semakin mantapnya sebuah gen. Hal ini selaras dengan kaidah teori Hardy Wemberg yang memperkirakan terjadinya saling kawin antar individu dalam populasi. 3. Spesiasi Percabangan spesies dalam evolusi adalah bagian utama yang berperan dalam menjelaskan garis keturunan dari amkhluk hidup terdahulu. Spesiasi merupakan evolusi rangkaian bentuk morfologi yang baru, yang jelas cirri-cirinya, dan hanya bisa saling kawin diantara sesamanya.16 Untuk lebih jelasnya dapat diklasifikasikan ke dalam tiga model spesiasi yang telah diterapkan dalam teori evolusi yaitu: spesiasi allopatrik
(allopatric
speciation),
spesiasi
parapatrik
(parapatric
speciation), spesiasi simpatrik (sympatic speciation). Spesiasi allopatrik adalah spesiasi yang terjadi ketika pemisahan daerah geografi dan selanjutnya mengarah pada isolasi geografi. Pemisahan geografi dapat terjadi dalam waktu yang relative pendek, seperti ketika sedikit individu. Individu tersebar jauh dari kisaran distribusi
16
Mark Ridley, Masalah-Masalah Evolusi, terjemahan: Achmad Fedyani S (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1991), hlm. 100.
52
normal populasi atau terbentuknya spesies baru sebagai akibat dari populasi moyangnya yang terisolir oleh hambatan geografik. Spesiasi allopatrik
bermula
dari
satu
dengan
distribusi
geografi
yang
berkesinambungan, misalnya anggota spesies tertentu yang terisolir secara geografis dari yang lain. D. Fakta-Fakta Evolusi: Bukti Pendukung Proses Evolusi Makhluk Hidup. Berdasarkan kajian terhadap bukti-bukti evolusi makhluk hidup, maka bukti tersebut dapat kita klasifikasikan ke dalam dua bagian besar yaitu bukti secara langsung dan bukti tidak langsung.17 Salah satu bukti langsung yang paling berpengaruh adalah adanya temuan-temuan berupa fosil makhluk hidup di bumi ini. Adapun bukti evolusi kategori bukti tidak langsung antara lain bukti morfologi dan anatomi perbandingan, embriologi, biokimia, genetika, domestikasi dan sebagainya. Agar penjelasan tentang bukti evolusi makhluk hidup menurut teori evolusi
(sintesis
modern)
lebih
terarah
maka
bukti-bukti
tersebut
diklasifikasikan ke dalam pokok kajian sebagai berikut: 1. Bukti Paleontologi: Rekaman Fosil Penemuan-penemuan fosil sebagai bukti paleontology setidaknya telah menjelaskan mata rantai kehidupan yang pernah ada di bumi. Dalam lapisan segmentasi yang telah terbentuk jutaan tahun yang lalu tersimpan banyak kisah nyata kehidupan yang telah punah maupun yang masih ada hingga sekarang. Terbukti dalam struktur batuan sedimen sejak periode 17
Budi Raharjo, Evolusi, hlm. 91
53
pre-kambrium yang antara lain di dalamnya ditemukan fosil mikroba sampai pada lapisan resen (lapisan bumi teratas sekarang ini menunjukkan tingkat keanekaragaman hayati yang ada di bumi.18 Misalnya pernah ditemukannya fosil bangkai gajah raksasa (gajah purba) Mammout yang memfosil dan terawetkan dalam lapisan es di Siberia. Penemuan fosil-fosil organism eyang terwaetkan dalam batuan sedimen, mengarah kepada penunjukkan adanya organisme primitif masa lampau yang mengalami perkembangan menuju kompleksitas yang lebih besar, terbukti dengan diversitas atau keanekaragaman makhluk hidup yang ada sekarang ini. Fosil dapat digunakan untuk menjelaskan adanya evolusi makhluk hidup saat ini memiliki moyang yang sama. Secara tidak langsung hal itu menyatakan bahwa pada masa lampau terdapat lebih sedikit jenis makhluk hidup dan bersifat lebih sederhana. 2. Bukti Homologi Struktur makhluk hidup jika diamati dari segi morfologi dan anatomi perbandingan ternyata ada beberapa organ yang memperlihatkan adanya organ homolog. Organ homolog adalah organ yang memiliki struktur dasar yang sama pula dengan organ lainnya, serta mempunyai tipe perkembangan embrionik yang sama. Struktur homolog organ makhluk hidup adalah struktur organ yang secara filogenetis sama, namun fungsinya dapat berlainan. Misalnya, studi tentang struktur homolog pada
18
Wildan Yatim, Biologi Modern, hlm. 99.
54
beberapa tubuh anggota vertebrata, yaitu struktur tulang tangan dan jari pada manusia, sirip ikan paus dan sayap kelelawar yang dianggap oleh beberapa ahli biologi sebagai organ homolog. Perbedaan fungsinya dapat diketahui, misalnya sayap burung untuk terbang sedangkan tangan manusia untuk memegang. Perbandingan morfologi yang berbeda adalah disebabkan karena organ tersebut telah teradaptasi oleh peran dan fungsi organ masingmasing dalam kehidupannya. Kajian tentang struktur dan perkembangan organ homolog menunjukkan bahwa organ tersebut berkembang dari asal atau moyang yang sama, hubungan yang sama dengan tubuhnya dan menunjukkan adanya kesamaan berupa tulang dan otot meskipun fungsi organ-organ tersebut berbeda-beda. 3. Bukti Embriologi Ciri lainnya yang terdapat kemiripan dalam proses perkembangan pada vertebrata adalah termasuk dalam embriologi. Berupa tahapan perkembangan yang memperlihatkan keseragaman yang mencolok semenjak masa pembelahan, morfogenesis maupun tahap diferensiasi awal. Keseragaman pada tahapan ini diperkirakan sebagai bagian dari penjelasan tentang mekanisme evolusi yang menunjukkan kesamaan moyang. Ernst Haeckel seorang ahli dari Jerman abad ke-19 menyatakan bahwa fase embrionik kelompok makhluk hidup maju telah merekapitulasi beberapa karakter moyangnya.
55
Perkembangan
embrio
berbagai
jenis
hewan
vertebrata
menunjukkan adanya hubungan kekerabatan antara satu dengan lainnya. Tahapan perkembangannya berawal dari sebuah zigot kemudian mengalami perkembangan menjadi embrio melalui tahapan-tahapan, yaitu: morula, blastula dan grastula. 4. Bukti Biogeografi Keberadaan organisme cosmopolitan dan organism endemik adalah sebagian bukti melalui pola sebaran biogeografik. Sebagaimana organisme yang ada sekarang, menurut AR. Wallace keberadaan organisme tersebut membuktikan adanya kekerabatan antar kelompok organism. Dalam penelitian yang dilakukannya, AR Wallace mengemukakan bahwa berdasarkan populasi hewan, benua di dunia terbagi atas enam wilayah. Tingkat keanekaragaman makhluk hidup yang terbesar adalah terdapat dalam dua wilayah tropis yaitu Ethiopia (Afrika Tropis) dan Oriental (Asia Tropis dan pulau-pualu dekat lepas pantai). Hal tersebut juga ditunjukkan oleh bukti Paleontologi yang menurutnya bahwa di wilayah ini sebagain besar jenis tumbuhan dan hewan merupakan hasil dari evolusi jenis makhluk hidup sebelumnya. 5. Bukti Domestikasi Darwin mengajukan penelitiannya tentang domestikasi yang memberikan gambaran terjadinya evolusi melalui pembudidayaan yang banyak dilakukan secara sengaja oleh manusia terhadap hewan. Hal tersebut menimbulkan varibilitas spesies, hingga menyebabkan sulitnya
56
untuk membedakan antara varietas dan spesies itu sendiri, baik pada budidaya hewan maupun tumbuhan. Pembudidayaan serta pengembangan varietas tumbuhan dan hewan bukan berarti untuk menciptakan spesies baru, meskipun dalam proses ini sering
diperlakukan
berbeda
dengan
moyangnya.
Apabila
hasil
domestikasi berupa variabilitas spesies dapat menguntungkan manusia, berarti telah terjadi perubahan evolusi yang menguntungkan, misalnya adanya penemuan varietas baru bagi kemajuan budidaya ternak. 6. Bukti Biokimia Teori evolusi memaparkan bukti-bukti dari aspek fisiologi, biokimia maupun genetika. Kajian tentang reaksi-reaksi yang lebih akrab denga proses biokimiawi. Menurut beberpa pakar dapat menunjukkan adanya hubungan kekerabatan yaitu berupa “hubungan darah” antar organism.
Hubungan
darah
tersebut
dapat
menunjukkan
tingkat
kekerabatan antar makhluk hidup, hanya saja setiap organism memiliki prosentase yang berbeda, sebagai contoh prosentase hubungan darah kera dengan manusia adalah 85%.komposisi biokimia dan fisiologi hormon tertentu pada ikan, mamalia, bahkan sampai manusia sebagian besar adalah sama. Struktur biokimia makhluk hidup tersusun dari senyawa-senyawa organik, antara lain berupa protein. Senyawa protein terdiri atas polipeptida-polipeptida dan mengandung urutan-urutan asam amino.
57
Urutan asam amino antar makhluk hidup yang berkerabat jauh ternyata memiliki sejumlah persamaan. 7. Bukti Molekuler Teori evolusi yang erat sekali dengan konsep “keturunan” pada makhluk hidup, menjadi semakin kuat dengan bukti-bukti genetiknya. Selain Mendel sebagai peletak dasar ilmu pewarisan, beberapa ahli genetik lainnya seperti RA Fisher (Inggris) dan S Wright (Amerika), mengungkapkan pandangannya bahwa evolusi berlangsung tidak sebuah gen atau individu tetapi melalui sekumpulan gen atau individu yang disebut populasi yang terdiri atas lungkang gen (gene pool), salah satu akibat dari seleksi alam atau mekanisme lain yang mengakibatkan perubahan komposisi gen dalam suatu populasi. Bukti genetik yang lebih menggambarkan adanya hubungan kekerabatan organisme adalah pada kode genetiknya salah satu sifat dari kode genetik (triplet) adalah bahwa kode tersebut berlaku universal dan kode yang sama berlaku untuk semua jenis makhluk hidup.19
19
Suryo. Genetika Strata I (Yogyakarta: Gajah Mada Press, 2001), hlm. 91.
BAB IV PANDANGAN HARUN YAHYA TENTANG EVOLUSI MAKHLUK HIDUP
A. Kreasionisme Perspektif Harun Yahya: Fakta Penciptaan yang Meruntuhkan Evolusi Makhluk Hidup. Asal usul adanya kehidupan dan apa yang muncul di dunia ini tidak serta merta muncul karena kebetulan sebagaimana secara umum dinyatakan oleh Darwinisme dan Filsafat Materialisme. Makhluk-makhluk hidup tidak mungkin berevolusi dari satu bentuk ke bentuk lain melalui serangkaian kebetulan. Sebaliknya semua makhluk hidup diciptakan sendiri-sendiri dan tanpa cela. Sementara pada abad ke 21 menjelang, ilmu pengetahuan memberikan hanya satu jawaban bagi pertanyaan asal usul kehidupan yaitu Penciptaan.1 Pandangan tentang konsep penciptaan menurut kreasionisme terdapat dua kelompok yang memiliki pernyatan berbeda. Kelompok pertama menyatakan bahwa tuhan menciptakan alam semesta pada jutaan atau milyaran tahun yang lalu. Pendapat kreasionis tersebut dikenal dengan sebutan Old Earth Cretionists (kreasionis bumi tua). Sebagian kreasionis lainnya menyatakan bahwa Tuhan manciptakan alam semesta dalam waktu enam hari kurang dari 10000 tahun yang lalu atau yang dikenal dengan sebutan Young Earth Creationists (kreasionis bumi muda).
1
Harun Yahya, Bagaimana Sains Modern Membantah Darwinisme, ailh bahasa: Effendi (Bandung:Dzikra, 2005), hlm. 185.
59
Ilmuwan kreasionis sebelum abad ke-19 tersebut antara lain adalah ahli astronomi modern Yohannes Kepler (1571-1630), ahli fisika modern Sir Isaac Newton (1642-1727) serta ilmuwan yang tergolong dalam Young Earth Creationists seperti Dr. Morris, Dr. Charles Phallogy, Dr. Willder Smith dan Dr. Dimitri Kouznetsov.2 Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa kreasionisme bukanlah gagasan baru yang memiliki cara pandang tentang alam semesta dan manusia sebagai suatu hasil penciptaan sebagaimana dalam kitab suci. Ilmuwan-ilmuwan di atas merupakan ilmuwan yang meyakini bahwa alam semesta diciptakan oleh Tuhan. Mereka adalah ilmuwan terbesar dalam kemajuan ilmiah penganut fakta penciptaan. Salah satu pandangan penciptaannya adalah tentang alam semesta yang memiliki awal dan batasan serta mengembang seiring waktu.3 Kedua konsep kreasionisme tersebut bertolak belakang dengan teori evolusi, terutama teori Darwin (1859). Charles Darwin melalui The Origin of Species (1859), menjelaskan teori evolusi berupa mekanisme seleksi alam dan mutasi. Teori evolusi Darwin secara tidak langsungtelah memunculkan kembali kontradiksinya dengan kreasionisme. Pada dasarnya kritik atas teori evolusi munsul dari sebagian kelompok Kristen fundamentalis atau agamawan yang menyatakan bahwa manusia diciptakan secara terpisah dari spesies-spesies lainnya atau manusia 2
Stanley I Sethiadi, “Al-kitab dan Ilmu Pengetahuan”, dalam http://www.sahabat surgawi.net/alkitab ip kembali.html, akses 13 oktober 2008. 3
Harun Yahya, Runtuhnya Teori Evolusi dalam 20 pertanyaan, terjemahan:Aryani (Surabaya: Risalah Gusti, 2004), hlm. 108-110.
60
diciptakan sebagaimana dalam bentuknya sekarang. Kontradiksi antara kreasionisme dengan teori evolusi berlangsung hingga abad ke-21 saat ini. Gagasan penciptaan terpisah (kreasionisme) merupakan gagasan yang umum diyakini oleh sebagian besar manusia sejak berabad-abad yang lalu. Munculnya teori evolusi atas prakarsa Darwin pada tahun 1859 adalah gagasan yang kontroversial karena bertolak belakang dengan pandangan kreasionisme yang telah berumur ribuan tahun. Kontroversi antara kreasionisme dengan teori evolusi terus berlangsung hingga masuk abad ke-21 yaitu munculnya pemikir muslim Harun Yahya yang terkenal dengan kreasionisme Islamnya. Harun Yahya mengungkapkan bahwa teori evolusi merupakan sumber atau landasan segala tindakan yang berhubungan dengan rasisme, materialisme, komunisme, imperalisme dan sebagainya. Segala tindakan tersebut menurutnya tidak lain adalah sebagai implikasi dari legalisasi teori evolusi (Darwinisme).4 Buku Darwin yang berjudul The Origin of Species bu Means of Natural Selection on The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life, menurut Harun Yahya buku tersebut telah memberikan posisi pembenaran secara ilmiah bagi para pelaku penindasan terhadap ras-ras yang lebih rendah atau adanya pemberlakuan hukum rimba. Contoh konkrit yang banyak dijadikan acuan oleh Harun Yahya, antara lain perihal istilah Survival on The Fittest, Struggle for The
4
Arahman Ma’mun, ”Harun Yahya: Berdakwah Melawan Temuan Ilmiah”, dalam http://www.panjimas.com/mei/induk.html, diakses pada tanggal 13 Oktober 2008.
61
Existence (Perjuaangan untuk bertahan hidup) dan natural selection (seleksi alam). Dalam The Origin of species, Darwin tidak menggunakan istilah natural selection dan struggle for existence dalam konteks filsafat maupun sebagai landasan bagi kejahatan manusia. Kedua istilah tersebut digunakan Darwin untuk menjelaskan mekanisme reproduksi, pola penyebaran makhluk, adanya persaingan yang universal, adanya faktor barrier dalam lingkungannya, kompleksitas hubungan antar makhluk hidup serta perjuangan yang keras dan upaya untuk mempertahankan keberadaan masing-masing individu dan varietas yang sama maupun genus yang sama. Pertumbuhan makhluk hidup yang semakin bertambah akan berakibat pada kecenderungan struggle for existence yang tak terhindarkan. Adanya jumlah individu yang melebihi daya dukung linhkungan akan memacu upaya struggle for existence dan perjuangan melawan kondisi-kondisi fisik kehidupan.5 Interpretasi Harun Yahya terhadap istilah natural selection dan struggle for existence dapat diartikan sebagai upaya pertahanan diri dan mengeliminir kelompok makhluk hidup yang dipandang sebagai pesaingnya. Pandangan ini tentunya adalah masuk akal dan dapat dibenarkan. Harun Yahya mencontohkan aplikasi konsep natural selection dan struggle for existence pada beberapa tokoh besar dunia yang memiliki ambisi untuk menguasai dan menaklukkan bangsa lain, seperti Adolf 5
Charles Darwin, The Origin of Species, terjemahan: Tim Pusat Penerjemah Universitas Nasional (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2000), hlm. 51-54.
62
Hitler (1930-an) pemimpin nazi Jerman yang menyerang bangsa Arya, Benito Musolini (pemimpin Italia abad ke-20) yang menggerakkan fasisme hingga timbul ribuan korban jiwa, Karl Marx dan Frederick Engels (tokoh komunisme), serta tokoh dunia dari Negara adi kuasa George W. Bush yang akhir-akhir ini menaklukkan Negara Saddam Husein di Irak. Tragedi peperangan dan ideoligi penjajahan adalah terinspirasi dari pondasi teori Darwinisme.6 Penjelasan di atas telah mengarahkan bahwa teori evolusi memiliki implikasi luar di luar kajian biologi evolusi. Harun Yahya mengakui hal ini dengan memberikan argumentasi dari berbagai pendapat atau sudut pandang yaitu sains, filsafat dan agama. Filsafat materialisme teori evolusi telah dipandang sebagai filsafat yang menyesatkan sebagian besar umat manusia. Keberadaan filsafat materialisme dari teori evolusi merupakan wujud pengingkaran atas eksistensi Tuhan sebagai pencipta alam. Teori ini dianggap mengajarkan ateisme yang dapat menimbulkan bencana besar bagi umat manusia.7 Setelah mengkaji tentang konsep asalu-usul makhluk hidup menurut teori evolusi. Harun Yahya berupaya meyakinkan kalangan ilmuwan maupun agamawan untuk lebih yakin pada konsep penciptaan terpisah atau kreasionisme dengan menyatakan bahwa seluruh kehidupan telah diciptakan oleh Allah dalam bentuknya masing-masing. Dalam The Evolution Desert, Harun Yahya menyertakan penjelasn-penjelasan anti evolusi dan kelemahan-kelemahan teori evolusi. 6
Arahman Ma’mun, “Harun Yahya: Berdakwah Melawan Temuan Ilmiah”, hlm. 2.
7
Ibid.
63
Bukti evolusi yang ditunjukkan oleh evolusionis dari berbagai bidang telah digunakan oleh Harun Yahya sebagai bukti kebohongan evolusi makhluk hidup yang menyesatkan masyarakat. Harun Yahya juga menggunakan kutipan hasil penelitian para ahli: paleoantologi, biologi molekuler, genetika, embriologi, bahkan beberapa konsep fisika terutama Hukum II Thermodinamika dan bidang kajian lainnya untuk menambah teori evolusi. 1. Seleksi Alam dan Mutasi; Mekanisme Evolusi yang Keliru. Dua mekanisme dasar evolusi adalah seleksi alam dan mutasi gen untuk menjelaskan adanya spesiai dari moyang yang sama. Pernyataan tersebut dianggap keliru oleh Harun Yahya, karena seleksi alam hanya akan mengakibatkan kerugian-kerugian dalam mekanisme yaitu mengeliminir individu-individu yang lemah.8 Mekanisme seleksi alam dan mutasi tersebut tidak mampu mengahsilkan spesies baru, informasi genetik baru, atau organ baru yang menguntungkan. Mutasi hanya akan berdampak negative yaitu mengakibatkan kerusakankerusakan
nukleotida-nukleotida
yang membangun
DNA atau
mengubah posisi struktural dan fungsionalnya.9 Harun Yahya mempunyai gagasan bahwa seleksi alam yang berlaku bagi evolusi makhluk hidup di alam tidak pernah menghasilkan spesies baru.
8
Harun Yahya, Keruntuhan Teori Evolusi, terjemahan: Catur Sriherwanto (Bandung: Dzikra, 2001), hlm. 25. 9
Ibid, hlm. 21-25.
64
Mutasi hanya akan merugikan makhluk hidup dan tidak menambah kandungan informasi dalam materi genetis makhluk hidup.10 2. Tidak Ditemukannya Bentuk Peralihan dalam Makhluk Hidup. Harun Yahya menyatakan bahwa Darwin juga kesulitan dalam menunjukkan adanya bukti peralihan pada makhluk hidup yang ada sekarang (missal: tidak ditemukan satu makhluk pun yang sedang mengalami perubahan asal ke perubahan dalam bentuk spesies lain). Hal ini disebabkan karena jenis-jenis makhluk hidup memang tidak bisa berubah dan tidak mungkin terjadi perubahan dari satu bentuk makhluk hidup ke bentuk lainnya. Misalnya dari ikan menjadi amphibi dan reptile, reptile ke burung atau makhluk separuh ikan-separuh amphibi dan sebagainya. Sehingga bentuk peralihan tidak akan pernah ada. Semua fosil yang ditemukan justru membuktikan bahwa kehidupan muncul di bumi secara tiba-tiba dan dalam bentuk yang lebih lengkap.11 Ketiadaan benttuk transisi yang menunjukkan bahwa makhluk hidup diciptakan secara tiba-tiba merupakan bukti kuat bagi teori penciptaan terpisah. Harun Yahya mengajukan sejumlah fakta kemustahilan adanya transisi makhluk hidup dari air ke darat, sebagai berikut: 1) Adanya perbedaan yang mencolok dalam hal beban tubuh antara hewan air dan darat, sehingga untuk mengbah diri dalam perpindahannya dari air ke darat harus mengembangkan sistem otot 10
Ibid, hlm. 22-28.
11
Ibid, hlm. 30.
65
dan kerangka baru secara bersamaan serta memerlukan energy yang lebih banyak untuk dapat hidup di darat. 2) Kesenjamgan dalam hal daya tahan makhluk hidup dalam merespon perubahan suhu yang ekstrim antara perairan dengan daratan. Tidak masuk akan jika jenis ikan mampu beralih dan secara kebetulan memiliki spesifikasi dalam sistem metabolismenya, sebagai contoh kilit tubuh makhluk hidup yang dirancang harus tercipta secara tiba-tiba agar jenis tersebut mampu hidup di darat.12 3. Kekerabatan dan Keanekaragaman Makhluk Hidup sebagai Fakta Penciptaan. Tiap jenis makhluk hidup tidak berkerabat satu sama lain dan tidak diturunkan dari moyang yang sama. Masing-masing merupakan hasil dari suatu tindakan penciptaan tersendiri. Ini adalah sebagian dari gagasan pokok kreasionismenya. Variasi yang ditemukan pada makhluk hidup merupakan hasil aneka kombinasi informasi genetic yang sudah ada dan dalam prosesnya tidak terjadi penambahan karakteristik baru pada informasi genetia tersebut. Lebih lanjut Harun Yahya mengungkapkan adanya variasi terbatas dalam hal informasi yang ada. Dalam genepool variasi dapat menyebabkan karakteristik yang ada dalam kelompok gen suatu spesies yang bisa muncul dengan beragam cara. Sebagai contoh, pada spesies reptile dapat ditemukan variasi dengan varietas reptile berkaki pendek dan berekor panjang
12
Ibid, hlm. 38.
66
tetapi variasi tersebut bukan berarti mengubah spesies reptile menjadi burung dengan menambahkan bagian sayap maupun mekanisme metabolismenya.13 Adanya kemiripan antar makhluk hidup pada organ, DNA maupun perkembangan embriologisnya adalah petunjuk kesempurnaan dalam hal struktur dan fungsinya masing-masing. Konsep biologi evolusi tentang organ vestigial (organ peninggalan), homologi, rekapitulasi embriologis hanyalah suatu konsep yang keliru. Harun Yahya mengajukan bebrpa fakta penciptaan yang tidak sesuai dengan bukti evolusi, misalnya bentuk lipatan cekung pada ujung mata adalah struktur bagian mata yang berfungsi untuk melumasi bulu mata, jadi bukan sebagai organ peninggalan yang tidak berfungsi. Kemiripan pada struktur mata berbagai makhluk hidup (missal mata gurita dan manusia yang memiliki struktur dan fungsi mata yang sangat mirip) bukanlah homologi. Perkembangan embriologi organ makhluk hidup sangatlah berbeda. Harun Yahya juga berpandangan bahwa perbedaan molekuler antar makhluk hidup yang tampaknya mirip dan berkerabat sangatlah besar.14
4. Bukti Paleontologi yang Menggugurkan Teori Evolusi. Harun Yahya menyatakan bahwa peninggalan fosil tidak menunjukkan adanya bentuk transisi tetapi menunjukkan penciptaan 13
Ibid, hlm. 141-142.
14
Ibid, hlm. 147-152.
67
tiap kelompok makhluk hidup secara terpisah. Paleontology sebagai salah satu bukti langsung adanya evolusi makhluk hidup telah dianggap sebagi bukti yang justru meruntuhkan teori evolusi dan menunjukkan evolusi makhluk hidup tidak benar. Penemuanpenemuan fosil tidak menunjukkan adanya bentuk transisi dan ini berarti bahwa penemuan fosil tersebut telah membuktikan bahwa kehidupan di bumi muncul sudah dalam bentuk yang lengkap, sebagaiman munculnya beraneka ragam spesies dalm ledakan kambrium.15 Lapisan kambrium dainggap oleh Harun Yahya sebagai lapisan bumi yang tertua tempat fosil-fosil makhluk hidup ditemukan. Benarkah demikian? Fosil-fosil yang ditemukan dalam lapisan kambrium antara lain siput, trilobite, bunga karang, cacing tanah, uburubur, landak laut dan invertebrate kompleks lainnya.16 Munculnya spesies makhluk hidup secara tiba-tiba pada masa kambrium merupakan fakta penciptaan yang menunjukkan bahwa makhluk hidup tercipta sebagaimana bentuknya masing-masing tanpa proses evolusi.
5. Fakta Paleoantropologi: Manusia Tidak Semoyang dengan Kera. Dalam “Keruntuhan Teori Evolusi”, Harun Yahya mengajukan fakta penting ini untuk menjelaskan bahwa manusia, kera maupun mamalia lainnya adalah makhluk berbeda yang diciptakan secara 15
Ibid, hlm. 30.
16
Ibid, hlm. 33.
68
terpisah. Penemuan para paleontropolog dunia telah diungkapkan oleh Harun Yahya di dalam bukunya. Sebagai contoh, ras manusia purba yang dikenal dengan nama manusia Piltdown yang ditemukan Charles Dawsan di Inggris tahun 1912 merupakan manipulasi dua temuan fosil yang berbeda. Manipulasi fosil tersebut berupa perpaduan dua tengkorak manusia berumur 500 tahun dengan tulang rahang dari kera yang belum lama mati. Hal tersebut diketahui pada tahun 1949 oleh Kenneth Oakley dengan menggunakan metode “Pengujian fluorin” untuk menentukan umur fosil. Hasilnya menjelaskan bahwa tulang rahang yang selama itu dianggap sebagai tulang rahang manusia Piltdown ternyata tulang kera.17 6. Kerumitan dan Kesempurnaan Makhluk Hidup sebagai Bukti Kreasionisme. Menurut Harun Yahya, kerumitan yang ditemukan pada tubuh makhluk hidup merupakan hasil ciptaan Sang Pencipta, bukan suatu proses kebetulan. Secara sadar manusia harus mampu mengamati lebih teliti bahwa dalam setiap makhluk hidup memiliki kerumitan structural. Salah satu contoh structural rumit yang ditunjukkan oleh Harun Yahya adalah mata trilobita. Trilobita adalah arthropoda (hewan beruas) yang menyerupai kepiting dan serangga, yang hidup didasar
17
Harun Yahya, Keruntuhan…, hlm. 60-62.
69
laut pada 600-250 juta tahun yang lalu. Mata trilobite tersusun dari ribuan unit mata yang memiliki sistem lensa ganda yang rumit.18 Menurut ahli geologi, Daud Raup, mata trilobite memiliki desain optimal yang hanya bisa diciptakan oleh perancang. Maka tidak akan ada seorang perancang pun yang mampu menandingi rancangannya selain intelligent designer yaitu Allah.19 Tentunya gagasan Harun Yahya yang menganggap bahwa mata trilobita sebagai bukti bahwa makhluk tersebut merupakan hasil suatu tindakan penciptaan dengan strukturnya yang sangat rumit sadalah masuk akal. Kecanggihan sistem organ tubuh makhluk hidup adalah hasil kesempurnaan kehendak dan kebijakan-Nya yang mengindikasikan teknologi super canggih. Hal ini jelas bukanlah teknologi yang dapat ditandingi oleh siapapun. Struktur DNA yang sedemikian rumitnya mampu menjadi sumber genetis yang dapat menghasilkan sistem organ yang berbeda-beda dengan kode-kode genetic yang beraneka ragam. Dari informasi genetik tersebut dapat terancang sekian macam organ tubuh yang kompleks menurut struktur dan fungsinya masing-masing.
B. Implikasi Pandangan Harun Yahya Tentang Teori Evolusi Makhluk Hidup dalam Hubungannya dengan Sains dan Agama. Gagasan Harun Yahya tentang fakta-fakta penciptaan adalah gagasan yang patut untuk dipertimbangkan. Gagasan kreasionismenya 18
Ibid, hlm. 33-35.
19
Ibid.
70
mampu mengangkat Islam dalam upaya menjelaskan fenomena kehidupan serta upayanya untuk merunuthkan teori evolusi. Pendekatan sains, filsafat dan agama, Harun Yahya dalam kajiannya tentang teori evolusi, telah memposisikan secara jelas bahwa teori evolusi merupakan teori sains yang materialistic dan ateistik. Harun Yahya dan para pendukungnya juga berupaya mensinergikan sisi ilmiah, filosofis dan teologis (Islam) untuk menunjukkan kekeliruan teori evolusi. Gagasan alternative yang dilancarkan oleh Harun Yahya dan para pendukungnya tersebut disampaikan dalam bahasa yang cukup sederhana, jelas dan disertai sajian ilustrasi menarik bagi para pembacanyaa. Meskipun karyanya disampaikan dalam bahasa yang sederhana namun mengandung muatan makna dan maksud yang provokatif. Upaya tersebut juga terbukti dari manajemen syiarnya yang terorganisir professional dan lancar berkat upaya para pendukungnya. Sesuai perkembangan sains dan teknologi, berbagai media informasipun dipergunakannya untuk menyebarluaskan syiar Islamnya. Sebagian kaum intelektual menganggap Harun Yahya sebagai contoh keberhasilan pemikir Islam awal abad ke-21 yang mampu memadukan sains dan agama. Menurut beberapa pendapat pemerhati karya-karyanya, keberhasilan Haun Yahya telah mampu mensejajarkan dirinya dengan tokoh pemikir muslim
71
besar kontemporer, seperti Syaikh Yusuf Qardhawi atau Sayyed Hussein Nasr.20 Semua itu tidak lain karena gagasan Harun Yahya saat ini telah berpengaruh terhadap berbagai kalangan. Namun, ada baiknya gagasannya perlu ditinjau kembali serta dipertimbangkan kembali, kemungkinan kreasionismenya akan berimplikasi terhadap berbagai bidang pemikiran, terutama dalam hubungannya dengan sains dan agama serta eksistensi manusia dalam kehidupan.
C. Hubungan Teori Evolusi Harun Yahya dengan Eksistensi Manusia. Dalam konteks sains yang menghubungkan realita agama, seharusnya memandang evolusi makhluk hidup bukan dalam konteks ilmu yang bertujuan pengingkaran kepada Allah tetapi justru untuk memahami sunatullah atas segala proses ciptaan menurut kehendak-Nya. Pada dasarnya urusan keyakinan pada Allah akan tampak dari sikap masingmasing individu. Sejak zaman bermula, mereka yang mengingkari bahwa mereka telah diciptakan oleh Allah senantias menyatakan bahwa manusia dan alam semesta tidaklah diciptakan, dan selalu berusaha membenarkan pernyataan yang tidak masuk akal itu. Menurut Harun Yahya, dukungan yang terbesar bagi mereka tiba di abad ke-19, berkat teori Darwin. Pemikiran inilah yang keliru dan menyalahi agama. Harun Yahya
20
Andya Primanda, Mempertimbangkan Teori http//redrival.com/evolusi/teori.hy.pdf, akses pada tanggal 13 Oktober 2008.
Harun
Yahya,
72
menyarankan agar manusia harus yakin dengan penciptaan sebagai bukti nyata Kemahakuasaan Allah.21 Manusia memang memiliki kebebasandalam berpikir dan bisa percaya terhadap apapun yang ingin dipercayainya. Akan tetapi tidak ada jalan tengah bagi teori yang mengingkari Allah dan ciptaan-Nya, sebab hal itu berarti tawar menawar dalam unsure dasar agama. Tentunya perilaku yang mengingkari-Nya sama sekali tidak bisa diterima menurut agama. Jika kreasionisme Harun Yahya adalah bentuk kekhawatiran terhadap pengingkaran adanya Allah dan upaya dakwah Islam, maka gagasan tersebut patut mendapat respon positif bagi para pembacanya. Walaupun pada dasarnya menyadarkan kaum yang telah ingkar pada Allah atau sama sekali tidak mempercayai-Nya (ateis) untuk sadar dan beriman pada Allah adalah bukan hal yang mudah. Selain dengan alasan hak asasi mereka masing-masing dalam urusan agama, mereka juga telah kuat dengan keyakinannya sendiri. Menurut Albert Camus dikutip dalam Huston Smith mengatakan bahwa kaum ateis memiliki keyakinan yang kuat pada hal-hal yang non religious dan untuk mendukung ateisnya mereka berusaha hidup jujur, tidak berbohong, tidak beragama, bahkan mereka juga mengatakan bahwa beragama sama halnya dengan hidup dalam kebohongan serta menganggap reputasi yang jelek tentang agama.22 Berdasarkan pada pola piker ateis yang demikian itulah maka pantas juga 21
Harun Yahya, Bagaimana Seorang Muslim Berfikir, terjemahan: Catur Sriherwanto (Jakarta: Robbani Press, 2003), hlm. 19. 22
Huston Smith, Ajal Agama di Tengah Kedigdayaan Sains, terjemahan: Ary Budiyanto (Bandung: Mizan, 2003), hlm 307-308.
73
jika Harun Yahya sangat gencar mendakwahkan tentang kebenaran Al Quran dan agama. Implikasi pandangan Harun Yahya tentang eksistensi manusia adalah sebuah realita yang dapat dipahami dalam konteks keilmuwan. Versi teologi Islamlah yang menjadi spesifikasi pendekatan sains teistik kreasionismenya untuk meruntuhkan teori evolusi Darwin. Penjelasan tersebut diperkuat juga dengan pernyataan Teuku Jacob yang menyatakan bahwa kreasionisme Harun Yahya sebenarnya merupakan pemunculan kembali dari kreasionisme yang pernah ramai di California yang datang dari kalangan Kristen penentang evolusi Darwin.23 Kesamaan-kesamaan tersebut terlihat dari penjelasan kreasionisme Harun Yahya yang dipaparkannya tidak member rincian dan keterangan alternatif apapun tentang bukti-bukti evolusi menurut kreasionisme sebagai teori ilmiah. Banyak terdapat kontradiksi dan inkoherensi dalamnya uraiannya sehingga lebih tepat jika disebut sebagai kampanye anti evolusi. Merespon ateisme suatu teori evolusi menurut Harun Yahya, Jacob menjelaskan bahwa sebenarnya tidak ada okorelasi antara ateisme, agama dan ilmu. Orang dapat saja beragama sekaligus berilmu, dapat juga orang tidak beragama dan tidak berilmu serta tidak percaya pada ilmu pengetahuan. Sehingga, ada kemungkinan bagi mereka yang beriman menggunakan sistem eksplanasi untuk menjelaskan kehidupan secara
23
Arrahman Ma’mun, Harun Yahya: Berdakwah melawan http/www.panjimas.com/induk.htm, diakses pada tanggal 13 Oktober 2008.
temuan
ilmiah,
74
alamiah.24 Pada kenyataannya Harun Yahya secara tegas mengajukan fakta penciptaan untuk melawan teori evolusi. Manusia
sebagai
makhluk
berakal
tentu
sadar
dengan
keberadaannya sabagai makhluk hidup beserta kemajemukan yang ada disekitarnya sebagai satu kesatuan penting untuk direnungkan. Setidaknya hal ini merupakan salah satu ibadah disamping ibadah yang lain. Manusia seharusnya menyadari bahwa semua ini tidak akan dapat berdiri dengan sendirinya. Ini berarti bahwa segala hal yang ada disekitarnya itu terbatas, demikian pula pada dirinya sendiri. Kesadaran akan dirinya dan segala hal disekitarnya ini akan membawa manusia kepad kesadaran lain akan adanya yang tak terbatas,25 sesungguhnya upaya untuk mengaitkan antara teori buatan manusia (kreasionisme dan teori evolusi) dengan agama adalah hal yanhg dapat membahayakan pola piker manusia yang berpikiran sempit. Agama dan kitab sucinya adalah kebenaran mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Apabila terjadi interpretasi atau penafsiran yang keliru terhadap kitab suci, maka justru akan menyalahi kebenaran kitab suci itu sendiri. Teori sains dan Kitab suci maupun ilmuwan dan agamawan, seharusnya menjadi bagian yang saling melengkapi. Begitu juga dengan teori evolusi, kreasionisme dan agama, kreasionisme dan evolusi tidak pernah mampu memberikan kebenaran bukti ilmiah dalam hal eksperimentasi yang detail dan dapat diulangi
24
25
Ibid.
Machasin, Menyelami Kebebasan Manusia, Telaah Kritis Terhadap Konsensi Al Quran, (Yogyakarta: INHIS dan Pustaka Pelajar, 1996), hlm. 50.
75
dengan seksama. Kedua teori yang menjelaskan tentang asal-usul kehidupan tersebut hasil dari pikiran manusia yang memprediksi sesuatu yang telah ada jauh sebelum manusia itu sendiri dilahirkan. Waktu Allah menciptakan alam semesta dan kehidupannya, manusia sebagai pencetus awal dari semua itu hanya Allah.26 Manusia harus meyakini bahwa pada waktu-waktu tertentu bukti ilmiah dari krasionisme dan teori evolusi tidak selamanya menjadi pembawa kebenaran absolute, karena semua itu bersifat nisbi. Akal yang dipergunakan sebagai sarana untuk mencapai keputusan akhir tersebut masih dapat terkontaminasi oleh lingkungan di mana pemikir itu tinggal, waktu di mana ia hidup, kecakapan dir dan faktor-faktor lainnya. Keyakinan ini seharusnya bukan semata-mata taqlid buta atnpa menggunakan akal pikiran untuk menelusuri ciptaan-Nya dalam tinjauan sains. Sebab, manusia diciptakan sebagai khalifah di muka bumi telah dikaruniai kemampuan akal pikiran. Optimalisasi pemanfaatan akal pikiran pada manusia memang akan memunculkan kecenderungan untuk terus mencari tahu, menelusuri dan mengkaji fenomena kehidupan yang ada disekitarnya selama manusia tersebut masih diberi kesempatan hidup dan kemampuan beraktifitas di alam nyata ini.
26
Stanley Sethiadi, Alkitab dan Ilmu Pengetahuan,http://www.sahabatsurgawi.net/alkitab, diakses tanggal 13 Oktober 2008.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari beberapa bab di atas, dapat disimpulkan bahwa Harun Yahya adalah kreasionisme Islam. Paham yang menyatakan bahwa makhluk hidup diciptakan secara terpisah dan ada secara langsung dalam bentuknya masing-masing yang dikenal dengan teori penciptaan terpisah (separated creation theory). 1. Ciri khas kreasionisme Harun Yahya adalah gagasan penciptaan dengan mengedepankan kajian yang mengintegrasikan kajian-kajian sains
dan
agama
(Islam).
Hal
ini
terkesan
sebagai
upaya
membangkitkan kembali separated creation theory yang pernah ada sebelumnya, melalui kreasioninsme Islam perspektif Harun Yahya. Harun Yahya termasuk aktifis dakwah Islam yang gigih dan memiliki semangat serta konsistensi keislaman yang kuat. Aktivitasnya tidak hanya dalam hal keagamaan saja tetapi dia juga seorang pemerhati sains. Untuk mendukung aktifitas dakwah dan kajian sains, Harun Yahya juga mendapat dukungan dari komunitas dan lembaga kajian sains yaitu lembaga riset sains, Science Research Fuondation (SRF) bersama dengan rekan kreasionis lainnya 2. Teori evolusi menurut HarunYahya adalah kajian materialistik yang bersifat materialisme. Harun Yahya menganggap teori tersebut sebagai landasan bagi materialisme ateistik sehingga evolusi identik dengan
77
ateis. Ateisme teori evolusi menurut Harun Yahya telah mengantarkan pada gagasan tentang istilah-istilah sains teistik atau sains ateistik. Sebutan ateisme teori evolusi oleh Harun Yahya sacara langsung merupakan implikasi kreasionismenya dalam sains dan agama. Tipologi hubungan sains dan agama tentang teori evolusi oleh Harun Yahya adalah hubungan konflik. Harun Yahya secara jelas menyatakan bahwa teori evolusi adalah bertentngan dengan penciptaan menurut agama dan Kitab Suci, karena segala penciptaan adalah hasil ciptaan Allah. Kreasionisme Harun Yahya dengan teori evolusi ada dalam tipologi hubungan konflik, karena keduanya bertolak belakang. Salah satu pemicu gagasan konfliknya ada pada sebutan ateisme teori evolusi dan upaya Harun Yahya untuk meruntuhkan teori evolusi.
Secara keseluruhan kreasionisme dan teori evolusi masih mengalami pro dan kontra di kalangan masyarakat. Pendapat tersebut tidak bisa dipaksakan karena masing-masing pendapat mempunyai argumentasi dan keyakinan yang mereka pegang teguh. Apabila manusia menyadari bahwa diri manusia adalah wujud yang diberi akal, maka harus ada keyakinan atas kebenaran di luar materi. Agama (Islam) dan Al-Qur`an adalah sebagai petunjuk bagi umat manusia yang dapat dijadikan sebagai tuntunan, pedoman bagi kehidupan dan penjelasan tentang kebenaran materi dan immateri. Keyakinan pada agama dan pola pikir semacam inilah yang seharusnya dimiliki oleh manusia, sehingga tidak mengarah
78
pada ateisme, tetapi justru berhati-hati dan teliti dalam memahami korelasi antara konsep-konsep sains dan agama yang masih terus dan akan terus berkembang sesuai temuan-temuan baru sains dan perkembangan zaman. Sanis bukanlah kajian untuk menggugat dan menapikan keberadaan Allah, tetapi justru untuk mengkaji ilmu-ilmuNya dan sunatNya.
B. Saran-saran Adapun saran sebagai bahan pengingat atau analisis berikutnya adalah sebagai berikut:
1. Pola pemikiran yang bertolak belakang antara kreasionisme Harun Yahya dan teori evolusi sebaiknya dapat menjadi pemicu sensitifitas intelektual dan mengeksplorasikan wacana keilmuan. 2. Sikap fanatisme merupakan cara yang kurang tepat untuk keberlangsungan hidup. 3. Semua pihak yang terlibat dalam topik pemikiran ini sebaiknya tidak terpicu dalam suasana konflik antar paham yang memperdebatkan sains dan agama, agama memiliki aturan baku dan berlaku sepanjang masa, sedangkan sains terus mengalami perubahan dan perkembangan kemajuan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Afif, Abdullah, Islam dalam Kajian Sains Sebuah Bunga Rampai, Surabaya: AlIkhlas, 1994. Baiquni, Achmad, Al-Quran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1995. Bakker, Anton dan Achmad Charris Zubair , Metode Penelitian Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1990. Baker, Osman (editor), Evolusi Rohani: Kritik Perenialis atas Teori Evolusi Darwin, terjemahan: Eva Y Nukman, Bandung: Mizan, 1996. Barbour, Ian G,
Juru Bicara tuhan antara Sains dan Agama, terj: ER
Muhammad, Bandung: Mizan, 2002. Boy, Rahardjo, Evolusi, Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 1995. Dahler, Franz dan Julius Candra, Asal dan Tujuan Manusia (Teori Evolusi yang Menggemparkan Dunia), Yogyakarta: Kanisius, 1995. Gunawan, A, Tata Surya dan Alam Semesta, Yogyakarta: Kanisius, 2000. Gamlin, Linda, Evolusi, terj: Zamira Lubis, Jakrta: Balai Pustaka, 2000. Gullen, M. Fattullah, Menghidupkan Iman dengan Mempelajari Tanda-tanda Kebebasan-Nya, terj: Sugeng Haryanto dkk, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000. Iqbal, M, Rekonstruksi Pemikiran Agama dalam Islam, terj: Ali Audah dkk, Yogyakarta: Jalasutra, 2002. Kattsof, Louis, O, Pengantar Filsafat, terj: Soejono Sumargono, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992.
80
Poedjawijatna, Manusia dengan Alamnya (Filsafat Manusia) Jakarta: Bina Aksara 1981. Surahmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Rarito 1994. Soejono dan H. Abdurrahman, Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan, Jakarta: PT Rineka Cipta dan PT Bina Adiaksara 2005. Rahardjo, Boy, Evolusi, Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 1995. Keith, Ward, Dan Tuhan Tidak Bermain Dadu, terj: Larasmoyo, Bandung: Mizan 2003. Ridley, Mark, Masalah-masalah Evolusi, terj: Achmad Fedyani S, Jakarta: Universitas Indonesia Pers 1991. Smith, Huston, Ajal Agama di Tengah Kedigdayaan Sains, terj: Ary Budiyanto, Bandung: Mizan, 2003. Machasin, Menyelami Kebebasan Manusia, Telaah Kritis Terhadap Konsapsi AlQur`an, Yogyakarta: INHIS dan Pustaka Pelajar, 1996. Yahya, Harun, Bagaimana Sains Modern Membantah Darwinisme, Buku satu dan dua, Bandung: Dzikra, 2005. ____________, Rahasia DNA, Bandung: Dzikra, 2003. ____________, Al-Qur`an dan Sains, Bandung: Dzikra, 2004. ____________, Keruntuhan Teori Evolusi, terj: Catur Sriherwanto dkk. Bandung: Dzikra, 2001. ____________, Penciptaan Alam Raya, terj: Ari Nilandari, Bandung: Dzikra, 2003.
CURICULUM VITAE
Nama
: Mohammad Khadafi
Tempat/tanggal lahir
: Bojonegoro, 7 Januari 1986
Alamat sekarang
: Jl. A. Yani 201 Kalirejo, Ngraho, Bojonegoro Jawa Timur 62165
Nomor telepon
:-
Nama Ayah
: Mashudi
Pekerjaan
: Wiraswasta
Nama Ibu
: Tarinem
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat orang tua
: Jl. A. Yani Kalirejo 201, Ngraho, Bojonegoro Jwa Timur 62165
Riwayat Pendidikan
: 1. SD Kalirejo 01 2. MTsN Bojonegoro 2 Padangan 3. SMU Darul Ulum 1 Peterongan Jombang 4. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Mahasiswa
Mohammad Khadafi