KONTRIBUSI POLYOLEFIN FIBER TERHADAP PENINGKATAN MUTU DAN DAKTILITAS BETON KINERJA TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE)
TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung
Oleh
BUDIMANSYAH BURHAN NIM : 250 05 040
Program Studi Magister Teknik Sipil Bidang Pengutamaan Rekayasa Struktur
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007
KONTRIBUSI POLYOLEFIN FIBER TERHADAP PENINGKATAN MUTU DAN DAKTILITAS BETON KINERJA TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE)
Oleh
BUDIMANSYAH BURHAN NIM : 250 05 040
Program Studi Magister Teknik Sipil Bidang Pengutamaan Rekayasa Struktur Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung
Menyetujui Pembimbing
Tanggal : .............................
Dr. Ir. Saptahari M. Soegiri Poetra.
i
KONTRIBUSI POLYOLEFIN FIBER TERHADAP PENINGKATAN MUTU DAN DAKTILITAS BETON KINERJA TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE) Oleh Budimansyah Burhan
Pembimbing Dr. Ir. Saptahari M. Sugiri Poetra
ABSTRAK Beton merupakan bahan konstruksi yang terdiri dari bahan campuran antara pasta semen dan agregat serta bahan admixture lainnya. Beton sangat kuat terhadap tekan tetapi sangat lemah terhadap tarik. Beton semakin getas atau tingkat daktilitasnya sangat kecil seiring dengan meningkatkan kekuatan beton. Karena itu beton sering digunakan dalam bentuk penampang komposit dengan baja yang memberikan kekuatan terhadap tarik. Beton polos dapat ditingkatkan kuat tarik dan daktilitasnya, salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan serat pada campuran beton yang berfungsi sebagai tulangan mikro. Salah satu inovasi baru yang dikembangkan oleh 3M Scotchcast™ yang berkedudukan di Amerika adalah serat yang terbuat dari bahan 20% nylon dan 80% polimer yang dinamakan serat Polyolefin. Serat polyolefin mempunyai banyak sekali keunggulan dibandingkan serat-serat lain, seperti tahan terhadap serangan korosi, elastis, kuat tarik yang lebih tinggi dan mudah sekali menyebar dalam adukan pada saat pengerjaan beton. Eksperimen ini bertujuan mendapatkan informasi dan mempelajari penggunaan polyolefin fiber terhadap peningkatan mutu dan daktilitas beton kinerja tinggi. Serat ini diharapkan pada suatu saat nanti bisa meminimalkan penggunaan tulangan baja dalam menahan gaya tekan, gaya lentur dan gaya tarik yang terjadi pada beton. Untuk keperluan itu maka dibuat tiga macam komposisi specimen yaitu FRC Polyolefin, FRC Steel dan beton polos yang dibandingkan satu dengan yang lain. Dari pengamatan dan hasil eksperimen yang dilakukan, didapat bahwa 2% fraksi serat polyolefin pada beton menunjukkan kontribusi yang sangat signifikan terhadap peningkatan kekuatan beton. Sebagai contoh kuat tekan rata-rata FRC polyolefin adalah 69,534 Mpa, meningkat 8,72% dari beton polos biasa dengan kuat tekan 63,763 MPa. Namun fraksi volume serat lebih dari 2% menunjukkan penurunan kekuatan yang sangat signifikan. Secara umum, seluruh specimen FRC Polyolefin menunjukkan pola keruntuhan daktail sesuai dengan yang diinginkan. Kata kunci : Serat Polyolefin, komposisi volume serat, peningkatan mutu, daktilitas, FRC, beton kinerja tinggi.
ii
KONTRIBUSI POLYOLEFIN FIBER TERHADAP PENINGKATAN MUTU DAN DAKTILITAS BETON KINERJA TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE) By Budimansyah Burhan
Under Supervision of Dr. Ir. Saptahari M. Sugiri Poetra
ABSTRACT Concrete is construction material constitutes of mixture between cement paste, aggregate and other admixtures, concrete is strong in compression but weak in tension and if becomes brittle or has low ductility with the increase in strength. Hence it is aften used in the form of a composite section with steel providing the tensile resistance. Plain concrete strength and ductility can be increased, one waycould be used is by using fibers in concrete mixture as micro reinforcement. One new innovation develoved by 3M ScotchcastTM in USA is fibers made fron 20% nylon and 80% polymers called Polyolefin. Polyolefin fibers have many advantages compore to the other types of fiber e.g. resistance to corrosion attack, more rigity, higher tensile strength and can be easily distributed uniformly in the mixture. This experiment tries to get information and to study the contribution of polyolefin fibers in the increase of strength and ductility of high performance concrete. This fibers hopefully could be used to minimize the use of steel reinforcement to resist forces acting on concrete. For that matter then three specimen composition are prepared i.c. FRC polyolefin, FRC steel, plain concrete and compored one to another. From observation and experimental result being done, it concludes that 2% volume fractions of polyolefin fibers show a significant increase in strength of concrete. For example FRC polyolefin average compressive strength is 69,354 MPa, increase 8,72% from ordinary plain concrete with compressive strength of 63,793 MPa. Some how volume fraction more than 2% show decrease in strength. In general, all FRC polyolefin specimens showing ductile failure modes as expected. Key word: Polyolefin fibers, composition of fibers volume, increase of strength, ductility, FRC, high performance concrete.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Illahi Robbi atas Rahmat dan Kemurahan-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis
yang
merupakan
salah
satu
syarat
untuk
menyelesaikan pendidikan ditingkat Magister di Institut Teknologi Bandung. Tesis dengan judul ”Kontribusi Polyolefin Fiber Terhadap Peningkatan Mutu dan Daktilitas Beton Kinerja Tinggi (High Performance Concrete)” masih membutuhkan kajian dan pengembangan lebih lanjut. Untuk itu penulis berharap ada penilitian lanjutan sehingga FRC Polyolefin dapat diaplikasikan di Indonesia dan tidak hanya sebatas penilitian di laboratorium saja, sehingga dapat bermanfaat bagi semua. Dalam menyelesaikan tesis ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, semoga menjadi amal sholeh yang akan memperberat timbangan kebaikan nanti di hari perhitungan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ucapkan banyak terimakasih kepada : 1.
Orang Tuaku tercinta (Burhan/Djaliah), Istriku tercinta Eva Susanti, S.sos, Anakku tersayang Nabil Al Vansyah Fikri, adikku Seniwati/Adi dan kemenakanku Afri atas dukungan, bantuan dan do’a yang diberikan.
2.
Bapak Dr. Ir. Saptahari M. Sugiri, selaku pembimbing atas masukan, saran, waktu dan kesempatan yang diberikan.
3.
Ibu Dr. Ir. Dyah Kusumastuti, selaku dosen penguji atas masukan, saran dan waktu yang diberikan.
4.
Bapak Dr. Ir. Awal Surono, selaku dosen penguji atas masukan, saran dan waktu yang diberikan.
5.
Bapak Dr. Ir. Iswandi Imran, selaku KK Rekayasa Struktur.
6.
Bapak Dr. Ir. Ilyas Suratman, selaku Sekretaris Program Pasca Sarjana.
7.
Ibu Dr. Ir. Herlien D. Setio, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil.
8.
Bapak Dr. Ir. Dradjat H., selaku Kepala Laboratorium Struktur dan Bahan, seluruh Staf dan teknisi atas bantuannya selama penulis melaksanakan eksperimen.
9.
Seluruh Dosen dan Staf Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung atas segala bantuan selama penulis menjalani studi.
10.
Bapak/Ibu, Bang Iskandar, Bang Subhan, Bang Edy Zubir dan seluruh keluarga di Bukittinggi atas bantuan dan do’anya selama ini.
iv
11.
Bapak Ir. Rahmat Hidayat MSc, Ibu dan saudaraku atas bantuan dan kebaikannya.
12.
Adik, Abang-abangku dan semua kemenakanku di Kalimantan atas segala bantuan dan do’anya.
13.
Teman-teman seangkatan 2005 (Donal, Feri, Musbar, Siska, Hardian, Ivan dan Ben) atas bantuan, kebaikan dan kebersamaan selama sama-sama menempuh studi, serta teman-teman angkatan 2004 atas segala bantuan dan kebaikannya.
14.
Temanku Momo dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi teman-teman
sejurusan yang sama-sama haus akan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat.
Bandung,
Maret 2007
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .........................................................................................
iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
viii
DAFTAR KURVA .............................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
xii
DAFTAR PHOTO ..............................................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN ..............................................................................
I-1
1.1. Latar Belakang ...........................................................................
I-1
1.2. Tujuan Studi ...............................................................................
I-2
1.3. Metodologi .................................................................................
I-2
1.4. Ruang Lingkup Penelitian .........................................................
I-3
1.5. Sistematika Penulisan .................................................................
I-3
BAB II STUDI LITERATUR ........................................................................
II-1
2.1. Gambaran Beton Berserat (FRC) ................................................
II-1
2.1.1. Perilaku Beton Berserat ..................................................
II-2
2.1.2. Perlekatan / Interaksi Serat dan Matrik ..........................
II-3
2.1.2.1. Ukuran Maksimum Matrik ..............................
II-3
2.1.2.2. Kondisi Matrik, Retak atau tidak Retak ...........
II-4
2.1.3. Kontribusi Serat Terhadap Perilaku Tegangan– Regangan FRC …………………………………………
II-6
2.2. Bahan Pembentuk FRC (Mixture dan Admixture) …………….
II-8
2.2.1. Agregat …………………………………………………
II-8
2.2.2. Air ……………………………………………………...
II-9
2.2.3. Fly ash ........................................................................... II-10 2.2.4. Superplasticizer .............................................................. II-11 2.3. Tipe Serat ................................................................................... II-12 2.3.1. Serat Baja ........................................................................ II-12
vi
2.3.2. Serat Polyolefin .............................................................. II-12 2.4. Daktilitas .................................................................................... II-13
BAB III PELAKSANAAN EKSPERIMEN ...................................................
III-1
3.1. Standar Pengujian yang Dipakai .................................................
III-1
3.2. Uji Sifat Fisik dan Kimiawi Bahan Dasar ..................................
III-1
3.2.1. Semen .............................................................................
III-1
3.2.2. Agregat Halus ………………………………………...
III-2
3.2.3. Agregat Kasar ………………………………………….
III-3
3.2.4. Air ………………………………………………………
III-4
3.2.5. Fly – Ash ........................................................................
III-4
3.2.6. Superplasticizers .............................................................
III-4
3.3. Sifat Fisik Bahan Serat ...............................................................
III-5
3.3.1. Serat Polyolefin ..............................................................
III-5
3.3.2. Serat Baja ........................................................................
III-5
3.4. Perhitungan Perencanaan Campuran Beton ...............................
III-6
3.5. Pembuatan dan Perawatan Benda Uji serta Umur Pengujian .....
III-6
3.6. Metode dan Macam Pengujian ....................................................
III-7
3.6.1. Uji Workability …………………………………………
III-7
3.6.2. Uji Kuat Tekan ...............................................................
III-9
3.6.3. Uji Flexural (Modulus of Rupture) ……………………. III-10 3.6.4. Uji Kuat Tarik Belah (Splitting Tensile Strength Test) …………………………………………………… III-11
BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS …………………………
IV-1
4.1. Workability .................................................................................
IV-1
4.1.1. Slump …………………………………………………..
IV-1
4.1.2. Inverted Slump Cone Test (Uji Kerucut Terbalik) .........
IV-2
4.1.3. V – B Test ………………………………………………
IV-2
4.1.4. Hasil Analisis Pengujian Workability …………………
IV-3
4.2. Kuat Tekan (Compressive Strength) ……………………………
IV-4
4.2.1. Pengukuran Berat Volume Beton ………………………
IV-8
vii
4.2.2. Analisis Hasil Pengujian Compressive Strength ……….
IV-8
4.3. Kuat Lentur (Modulus of Rupture) ……………………………. IV-10 4.3.1. Pengukuran Berat Volume Beton ................................... IV-13 4.3.2. Analisis Hasil Pengujian Kuat Lentur ………………… IV-14 4.4. Kuat Tarik Belah (Splitting Tensile Strength) …………………. IV-15 4.4.1
Analisis Hasil Pengujian Splitting Tensile Strength (Kuat Tarik Belah) .......................................................... IV-19
4.5. Korelasi Kuat Tarik Belah (Splitting Tensile Strength) Kuat Tekan ................................................................................. IV-20 4.5.1. Analisis Korelasi Korelasi Kuat Tarik Belah – Kuat Tekan ..................................................................... IV-20 4.6. Daktilitas Beton FRC dan Plain ………………………………. IV-21 4.6.1. Uji Kuat Tekan (Compressive Strength) ……………… IV-22 4.6.2. Uji Kuat Lentur (Modulus of Rupture) ………………... IV-23 4.6.3. Uji Kuat Tarik Belah (Splitting Tensile Strength) …….. IV-23 4.6.4. Hasil Pangamatan ……………………………………… IV-24
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................
V-1
5.1. Kesimpulan ................................................................................
V-1
5.1.1. Hasil Eksperimen ............................................................
V-1
5.1.2. Kegunaan FRC ............................................................... .
V-3
5.2. Saran-saran .................................................................................
V-5
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN A LAMPIRAN B LAMPIRAN C
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tipe Serat Polyolefin ............................................................
II-12
Tabel 3.1.
Sifat Fisika Semen Portland Tipe 1 ......................................
III-2
Tabel 3.2.
Komposisi Kimia Semen Portland Tipe 1 ............................
III-2
Tabel 3.3.
Sifat Fisika Agregat Halus ...................................................
III-2
Tabel 3.4.
Hasil Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus ................
III-3
Tabel 3.5.
Sifat Fisika Agregat Kasar ...................................................
III-3
Tabel 3.6.
Hasil Pengujian Analisa Saringan Agregat Kasar ................
III-3
Tabel 3.7.
Komposisi Kimia Fly Ash ....................................................
III-4
Tabel 3.8.
Sifat Fisik Fly Ash ................................................................
III-4
Tabel 3.9.
Data Teknis Superplaticizers ………………………………
III-5
Tabel 3.10.
Data Teknis Serat Polyolefin ................................................
III-5
Tabel 3.11.
Data Teknis Serat Baja .........................................................
III-5
Tabel 4.1.
Nilai Slump Beton dari Masing-masing Serat dengan Prosentase Berbeda ..............................................................
IV-2
Tabel 4.2.
Faktor Kekentalan Beton dari Pengujian Kerucut Terbalik .
IV-2
Tabel 4.3.
Waktu yang Dibutuhkan untuk Mendapatkan Kepadatan Beton ....................................................................................
IV-3
Tabel 4.4.
Perbandingan Hasil dari Tiga Macam Pengujian ................
IV-3
Tabel 4.5.
Berat Volume Rata-rata Beton Masing-masing Sampel Pengujian ..............................................................................
Tabel 4.6.
Prosentase Peningkatan Kuat Tekan FRC Terhadap Plain Concrete Umur Beton 7 dan 28 Hari ....................................
Tabel 4.7.
IV-11
Berat Volume Rata-rata Beton Masing-masing Sampel Pengujian ..............................................................................
Tabel 4.9.
IV-10
Prosentase Peningkatan Kuat Lentur Berdasarkan Umur Beton ....................................................................................
Tabel 4.8.
IV-8
IV-14
Prosentase Kenaikan Splitting Tensile Strength FRC & Plain Berdasarkan Umur Beton ……………………………
IV-18
ix
Tabel 4.10.
Prosentase Peningkatan Kuat Tarik Belah FRC Terhadap Plain Concrete Umur Beton 7 dan 28 Hari ..........................
Tabel 4.11.
Prosentase Kuat Tarik Belah Beton Terhadap Kuat Tekan Umur Beton 7 Hari ...............................................................
Tabel 4.12.
Tabel L.A.1.
.
IV-23
Daktilitas Beton FRC dan Plain Concrete Umur Beton 7 Hari dari Pengujian Kuat Tarik Belah ..................................
Tabel 4.18.
IV-23
Daktilitas Beton FRC dan Plain Concrete Umur Beton 28 Hari dari Pengujian Kuat Lentur ..........................................
Tabel 4.17
IV-22
Daktilitas Beton FRC dan Plain Concrete Umur Beton 7 Hari dari Pengujian Kuat Lentur ..........................................
Tabel 4.16.
IV-22
Daktilitas Beton FRC dan Plain Concrete Umur Beton 28 Hari dari Pengujian Kuat Tekan ...........................................
Tabel 4.15.
IV-20
Daktilitas Beton FRC dan Plain Concrete Umur Beton 7 Hari dari Pengujian Kuat Tekan ...........................................
Tabel 4.14.
IV-20
Prosentase Kuat Tarik Belah Beton Terhadap Kuat Tekan Umur Beton 7 Hari ...............................................................
Tabel 4.13.
IV-18
IV-23
Daktilitas Beton FRC dan Plain Concrete Umur Beton 28 Hari dari Pengujian Kuat Tarik Belah ..................................
IV-24
Komposisi Mix Design Specimen ........................................
L.A-1
x
DAFTAR KURVA
Kurva 4.1.
Hubungan Nilai Slump vs V–B Test ....................................
IV-3
Kurva 4.2.
Hubungan V – B Test dan Inverted Slump Cone Test …….
IV-4
Kurva 4.3.
Perbandingan Kuat Tekan Beton FRC dan Plain Concrete Umur Beton 7 Hari ...............................................................
Kurva 4.4.
Hubungan Tegangan-Regangan FRC Serat Polyolefin dan Plain Concrete Umur Beton 7 Hari ......................................
Kurva 4.5.
IV-6
Hubungan Tegangan-Regangan FRC Serat Polyolefin dan Plain Concrete Umur Beton 28 Hari ....................................
Kurva 4.8.
IV-6
Perbandingan Kuat Tekan Beton FRC dan Plain Concrete Umur Beton 28 Hari .............................................................
Kurva 4.7.
IV-5
Hubungan Tegangan-Regangan FRC Serat Baja dan Plain Concrete Umur Beton 7 Hari ...............................................
Kurva 4.6.
IV-5
IV-7
Hubungan Tegangan-Regangan FRC Serat Baja dan Plain Concrete Umur Beton 28 Hari .............................................
IV-7
Kurva 4.9.
Pengujian Beton FRC & Plain Berdasarkan Umur Beton ...
IV-8
Kurva 4.10.
Perbandingan Kuat Lentur Specimen Plain dan FRC berdasarkan Prosentase Serat Umur Beton 7 Hari ...............
Kurva 4.11.
Hubungan Kuat Lentur FRC Polyolefin dan Plain dengan Penurunan Umur Beton 7 Hari .............................................
Kurva 4.12.
Kurva 4.16.
IV-12
Hubungan Kuat Lentur FRC Polyolefin dan Plain dengan Penurunan Umur Beton 28 Hari ...........................................
Kurva 4.15.
IV-12
Perbandingan Kuat Lentur Specimen Plain dan FRC berdasarkan Prosentase Serat Umur Beton 28 Hari .............
Kurva 4.14.
IV-11
Hubungan Kuat Lentur FRC Baja dan Plain dengan Penurunan Umur Beton 7 Hari .............................................
Kurva 4.13.
IV-11
IV-13
Hubungan Kuat Lentur FRC Baja dan Plain dengan Penurunan Umur Beton 28 Hari ...........................................
IV-13
Perbandingan Kuat Tarik Belah Plain & FRC Berdasarkan
IV-15
xi
Prosentase Serat pada Umur Beton 7 Hari ........................... Kurva 4.17.
Perbandingan Kuat Tarik Belah FRC Polyolefin & Plain pada Umur Beton 7 Hari.......................................................
Kurva 4.18.
Perbandingan Kuat Tarik Belah FRC Baja & Plain pada Umur Beton 7 Hari ...............................................................
Kurva 4.19.
L.A-4
Modulus of Rupture FRC 2% Serat & Plain Pengujian Umur Beton 7 Hari ...............................................................
Kurva L.A.9.
L.A-4
Modulus of Rupture FRC 1% Serat & Plain Pengujian Umur Beton 7 Hari ………………………………………...
Kurva L.A.8.
L.A-3
Compressive Strength FRC 3% Serat & Plain Pengujian Umur Beton 28 Hari ……………………………………….
Kurva L.A.7.
L.A-3
Compressive Strength FRC 2% Serat & Plain Pengujian Umur Beton 28 Hari ……………………………………….
Kurva L.A.6.
L.A-2
Compressive Strength FRC 1% Serat & Plain Pengujian Umur Beton 28 Hari …………………………………….....
Kurva L.A.5.
L.A-2
Kuat Tekan FRC 3% Serat & Plain Pengujian Umur Beton 7 Hari ....................................................................................
Kurva L.A.4.
L.A-1
Kuat Tekan FRC 2% Serat & Plain Pengujian Umur Beton 7 Hari ....................................................................................
Kurva L.A.3.
IV-18
Kuat Tekan FRC 1% Serat & Plain Pengujian Umur Beton 7 Hari ....................................................................................
Kurva L.A.2.
IV-17
Perbandingan Kuat Tarik Belah FRC Baja & Plain pada Umur Beton 28 Hari .............................................................
Kurva L.A.1.
IV-17
Perbandingan Kuat Tarik Belah FRC Polyolefin & Plain pada Umur Beton 28 Hari ....................................................
Kurva 4.21.
IV-16
Perbandingan Kuat Tarik Belah Plain & FRC Berdasarkan Prosentase Serat pada Umur Beton 28 Hari .........................
Kurva 4.20.
IV-16
L.A-5
Modulus of Rupture FRC 3% Serat & Plain Pengujian Umur Beton 7 Hari ...............................................................
L.A-5
Kurva L.A.10. Modulus of Rupture FRC 1% Serat & Plain Pengujian Umur Beton 28 Hari .............................................................
L.A-6
Kurva L.A.11. Modulus of Rupture FRC 2% Serat & Plain Pengujian
L.A-6
xii
Umur Beton 28 Hari ............................................................. Kurva L.A.12. Modulus of Rupture FRC 3% Serat & Plain Pengujian Umur Beton 28 Hari .............................................................
L.A-7
Kurva L.A.13. Splitting Tensile Strength FRC 1% Serat & Plain Pengujian Umur Beton 7 Hari ..............................................
L.A-7
Kurva L.A.14. Splitting Tensile Strength FRC 2% Serat & Plain Pengujian Umur Beton 7 Hari ..............................................
L.A-8
Kurva L.A.15. Splitting Tensile Strength FRC 3% Serat & Plain Pengujian Umur Beton 7 Hari ..............................................
L.A-8
Kurva L.A.16. Splitting Tensile Strength FRC 1% Serat & Plain Pengujian Umur Beton 28 Hari ............................................
L.A-9
Kurva L.A.17. Splitting Tensile Strength FRC 2% Serat & Plain Pengujian Umur Beton 28 Hari ............................................
L.A-9
Kurva L.A.18. Splitting Tensile Strength FRC 3% Serat & Plain Pengujian Umur Beton 28 Hari ............................................
L.A-10
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Pengaruh Ukuran Agregat pada Distribusi Serat .....................
II-3
Gambar 2.2.
Interaksi Serat dan Matrik tidak Retak ....................................
II-4
Gambar 2.3.
Interaksi Serat dengan Matrik Retak .......................................
II-5
Gambar 2.4.
Kurva Tegangan-Regangan Serat dengan Matrik Daktail .......
II-7
Gambar 2.5.
Kurva Tegangan-Regangan Serat dengan Matrik Getas ..........
II-7
Gambar 2.6.
Kurva Tegangan-Regangan FRC dengan Matrik Getas ..........
II-8
Gambar 2.7.
Kurva Hubungan Tegangan-Regangan Pengujian Beton Polos (Plain Concrte) ................................................................
Gambar 2.8.
II-8
Kurva Hubungan Tegangan-Regangan Kuat Tekan Beton Polos .........................................................................................
II-8
Gambar 2.9.
Kurva Pengujian Tegangan-Regangan Tarik Baja ................... II-13
Gambar 2.10.
Kurva Hubungan Tegangan-Regangan Tarik Baja .................. II-13
Gambar 2.12.
Bundelan Batangan Serat Polyolefin ....................................... II-14
Gambar 2.12.
Kurva Pengujian Tegangan-Regangan Tarik Serat Polymers ................................................................................... II-15
Gambar 2.12.
Kurva Hubungan Tegangan-Regangan Tarik Serat Polymers ................................................................................... II-15
Gambar 3.1.
Detail Alat Pengujian Slump ...................................................
III-8
Gambar 3.2.
Alat Pengujian Inverted Slump Cone Test …………………..
III-9
Gambar 3.3.
Posisi pengujian specimen untuk Modulus of Rupture ........... III-11
Gambar 3.4.
Pembagian beban pada pengujian Modulus of Rupture …….. III-11
Gambar 3.5.
Detail Plan Pengujian Splitting Tensile Strength ……………. III-12
Gambar L.B.1. Proses Produksi Serat Polyolefin ............................................. L.B-1 Gambar L.B.2. FRC Polyolefin Digunakan sebagai Lapisan Deck Jembatan .................................................................................. L.B-1 Gambar L.B.3. Proses Perataan FRC Polyolefin pada Pelapisan Deck Jembatan ........................................................................ L.B-2 Gambar L.B.4. FRC Polyolefin Digunakan sebagai Perkerasan Jalan ............ L.B-2
xiv
Gambar L.B.5. FRC Polyolefin Digunakan sebagai Shotcrete Tembok Pelabuhan ................................................................................. L.B-3 DAFTAR PHOTO
Photo L.C.1.
Coarsa Aggregate dan Fine Aggregate ……………………
L.C-1
Photo L.C.2.
Pengujian Berat Jenis Fine Aggregate ……………………..
L.C-1
Photo L.C.3.
Pemasukan Polyolefin Fibers Kedalam Adukan ..................
L.C-1
Photo L.C.4.
Pengukuran Slump Plain Concrete …………………………
L.C-2
Photo L.C.5.
Slump FRC …………………………………………………
L.C-2
Photo L.C.6.
Pengujian Kerucut Terbalik (Inverted Slump Cone Test) ….
L.C-3
Photo L.C.7.
Pengujian V – B (V-B Test) ………………………………..
L.C-3
Photo L.C.8.
Cetak Adukan Beton ............................................................
L.C-4
Photo L.C.9.
Curing Specimen …………………………………………..
L.C-4
Photo L.C.10.
Pengujian Kuat Tekan (Compressive Strength Test) ………
L.C-5
Photo L.C.11.
Perekaman Data Pengujian dengan Data Logger .................
L.C-5
Photo L.C.12.
Pola Retak Kuat Tekan Beton pada Plain Concrete ………..
L.C-6
Photo L.C.13.
Pola Retak Kuat Tekan Beton pada FRC .............................
L.C-6
Photo L.C.14.
Pengujian Kuat Tarik Belah (Splitting Tensile Strength Test) ………………………………………………………..
Photo L.C.15.
Pola Retak Plain Concrete akibat Splitting Tensile Strength Test ……………………………………………….
Photo L.C.16.
L.C-7
Pola Retak FRC Polyolefin akibat Splitting Tensile Strength Test ……………………………………………….
Photo L.C.17.
L.C-7
L.C-8
Pola Retak FRC Steel akibat Splitting Tensile Strength Test …………………………………………………………
L.C-8
Photo L.C.18.
Pengujian Kuat Lentur (Modulus of Rupture Test) ……......
L.C-9
Photo L.C.19.
Alat Perekaman Deflection LVDT …………………………
L.C-9
Photo L.C.20.
Pola Retak FRC akibat Pengujian Lentur …………………. L.C-10
Photo L.C.21.
Pola Retak Plain akibat Pengujian Lentur …………………. L.C-10