Kode/ Nama Rumpun Ilmu * : 426/ Teknik Arsitektur
USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
KONSERVASI MASJID BERSEJARAH SUNAN AMPEL SURABAYA SEBAGAI MODEL KONSERVASI OBYEK WISATA RELIGI
TIM PENGUSUL Ketua : Nama : Ir.Imam Santoso, MT - NIDN: 07-070865-01 Anggota: Nama: 1. Dina Poerwoningsih, ST., MT NIDN: 07-270270-01 Nama: 2. Rofikul Amin, SE., MM NIDN: 07-280568-01
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG Maret 2013
DAFTAR ISI Halaman Sampul........................................................................................................................................ Pengesahan.................................................................................................................................. Daftar Isi.....................................................................................................................................i Ringkasan...................................................................................................................................1 Bab I. Pendahuluan.....................................................................................................................2 I.a. Tujuan Khusus .......................................................................................................6 I.b. Urgensi (keutamaan) Penelitian..............................................................................7 Bab II. Tinjauan Pustaka.............................................................................................................9 II. 1.Stage of the art........................................................................................................9 II. 1.a. Kawasan Kampung Kauman sebagai Kampung mayoritas Muslim...................9 II.2.Road map dalam beberapa Kasus Konservasi........................................................10 II.2.a. Konservasi Bangunan dan Kawasan...................................................................10 II.2.b. Beberapa Teori dalam Pelestarian Bangunan.....................................................11 II.3. Beberapa Pengertian Masjid Wali.........................................................................15 II.3.a. Masjid Agung Demak.........................................................................................15 II.3.b. Masjid Menara Kudus........................................................................................15 Bab III. Metode Penelitian........................................................................................................16 III.1. Metode.................................................................................................................16 III.2. Indikator dalam Kawasan Penelitian...................................................................18 III.2.a. Indikator Keluaran (kualitatif)..........................................................................18 III.2.b. Keluaran (kualitatif).........................................................................................18 Bab IV. Biaya Dan Jadwal Penelitian.......................................................................................18 IV.1. Anggaran Biaya...................................................................................................18 IV.2. Jadwal Penelitian.................................................................................................18 Daftar Pustaka............................................................................................................................19 Lampiran 1. 2. 3. 4. 5. 6.
lampiran: Justifikasi Anggaran Penelitian Dukungan Sarana dan Prasarana Penelitian Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas Nota Kesepahaman MOU atau pernyataan kesediaan dari mitra (apabila ada) Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti Surat Pernyataan Ketua Peneliti
i
RINGKASAN Surabaya sebagai ibukota Provinsi Jawa Timur memiliki banyak bangunan serta kawasan bersejarah. Ketika bangunan dan kawasan bersejarah tersebut mampu dipelihara dan
dilestarikan, maka secara tidak langsung akan menjadi satu primadona aset pariwisata kota,
seperti yang dikembangkan oleh negara Singapore dan Malaysia. Konservasi ditujukan untuk menjadi alat pengolah transformasi dan revitalisasi bangunan gedung dan kawasannya,
memberikan kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik berdasarkan kekuatan aset bersejarah, dan melakukan penambahan program yang menarik dan kreatif, berkelanjutan,
serta merencanakan program partisipasi dengan perhitungan estimasi ekonomi. Keberadaan bangunan bersejarah tersebut diantaranya: hunian, bangunan dan kawasan pertokoan,
perkantoran dan juga bangunan peribadatan masa lalu, seperti bangunan Masjid bersejarah
Sunan Ampel. Permasalahan, mengapa Masjid Sunan Ampel perlu dipertimbangkan sebagai satu warisan bersejarah budaya tersisa masa lalu dan penting bagi masyarakat Surabaya
khususnya, secara umum masyarakat Jawa Timur? Karena keberadaan Masjid Sunan Ampel
merupakan penanda dari satu tempat yang sangat strategis di masanya dan sebagai gerbang penting yang utama dari satu kerajaan besar Mojopahit. Kepedulian tentang keberadaannya
disebabkan beberapa masalah, yaitu terhadap nilai/ fungsi (aspek fungsi, ekonomi, religi,
perilaku, budaya dan pariwisata). Tujuan khusus penelitian ini adalah desain permodelan
Konservasi Obyek Wisata Religi guna mendukung pengembangan Kawasan Masjid Sunan Ampel Surabaya. Mendesainnya perlu dilakukan beberapa kegiatan antara lain dengan:
Menganalisis keberadaan kinerja Kawasan Masjid Sunan Ampel (KMSA) sebagai bina: fungsi, ekonomi, behaviour/ perilaku, serta culture/ budaya sehingga layak di konservasi,
menganalisis tingkat kemandirian KMSA, mendesain Konservasi KMSA Sebagai Model Konservasi Obyek Wisata Religi, dan skenario pembangunannya sebagai satu aspek
penunjang pariwisata kota bersejarah khususnya wisata yang berbasis religius, serta merumuskan arahan permodelan yang sustainable dalam menunjang pengembangan
Konservasi KMSA Sebagai Model Konservasi Obyek Wisata Religi. Target khusus yang ingin dicapai adalah menemukan sebuah permodelan konservasi arsitektur bangunan masjid
dan lingkungan bersejarah yang akan digunakan sebagai aspek penunjang Wisata Religi utamanya menunjang sektor kepariwisataan didaerah kota Surabaya sebagai pusat satu
destinasi wisata religi di Jawa Timur. Metode pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
dengan pendekatan heuristik. Teknik pengumpulan data primer melalui observasi lapangan, kuesioner dan wawancara, sedang data sekunder melalui refensi dan pustaka.
1
BAB I. PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia dengan ibukotanya adalah Surabaya. Besar dan luas wilayah kota adalah sekitar 326.38 km2, keseluruhan seluas
47.922 km² dengan jumlah penduduk sekitar 37.070.731 jiwa. Provinsi Jawa Timur memiliki wilayah terluas di antara 6 provinsi di Pulau Jawa, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak
kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Jawa Timur dikenal sebagai pusat Kawasan Timur Indonesia, dan memiliki signifikansi perekonomian yang cukup tinggi, yakni berkontribusi 14,85% terhadap Produk Domestik Bruto nasional. (BPS Surabaya, 2010)
Kawasan Sunan Ampel - Surabaya
Gbr.2. Peta Jawa Timur dan Kawasan Surabaya Utara
Surabaya sebagai ibukota Provinsi Jawa Timur memiliki banyak bangunan serta kawasan bersejarah, yang wajib dipelihara dan dilestarikan melalui kegiatan konservasi.
Ketika
bangunan dan kawasan bersejarah tersebut mampu dipelihara dan dilestarikan, maka secara tidak langsung akan mampu diangkat sebagai salah satu primadona aset pariwisata kota, seperti yang telah dikembangkan oleh Singapore dan Malaysia. Bangunan dan kawasan
bersejarah apabila dirawat dan dipelihara dengan baik, akan mampu dikembangkan menjadi
daya dukung ekonomi, penunjang ekonomi pendapatan nasional dan daerah melalui
kunjungan wisatawan khususnya dalam bidang kepariwisataan kota. Menurut Piagam
Pelestarian Pusaka Indonesia tahun 2003, dikatakan bahwa konservasi/ pelestarian
merupakan upaya pengelolaan pusaka yang dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan seperti: penelitian, perencanaan, pelindungan, pemeliharaan, pemanfaatan, pengawasan,
dan/atau pengembangan. Didukung oleh adanya Perda Surabaya No 5/2005, tentang Benda
Cagar Budaya yang mencakup: Umur; Estetika; Kejamakan ;Kelangkaan; Nilai Sejarah; Memperkuat Kawasan; Keaslian; Keistimewaan; dan/atauTengeran. Ilmu Pengetahuan.
Secara selektif dilakukan guna menjaga kesinambungan, keserasian, dan daya dukungnya
dalam menjawab dinamika jaman didalam membangun kehidupan bangsa yang lebih berkualitas. Konservasi ditujukan menjadi alat dalam olah transformasi dan revitalisasi bangunan dan kawasannya, memberikan kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik 2
berdasarkan kekuatan aset bersejarah, dan melakukan penambahan program program yang
menarik dan kreatif, berkelanjutan, serta merencanakan program partisipasi dengan memperhitungkan estimasi ekonomi.
Keberadaan bangunan bersejarah tersebut diantaranya mencakup seperti: bangunan hunian,
bangunan dan kawasan pertokoan, bangunan perkantoran dan juga bangunan peribadatan
masa lalu dan salah satunya adalah bangunan Masjid bersejarah Sunan Ampel. Menurut
Murtiyoso (1994) bahwa Masjid Sunan Ampel (dibangun pada tahun 1421 oleh R. Rahmat) sebagai salah satu bangunan Masjid bersejarah bagi umat muslim Jawa Timur yang menjadi
tujuan wisata dalam rangkaian ziarah wisata religi Walisongo. Menurut Ayzumardi Azra (2006), ketika proses dakwah Islam seperti yang dilakukan oleh Walisongo di Pulau Jawa
lebih menarik karena melibatkan budaya lokal, dan merupakan proses percampuran antara
great tradition atau Islam normatif dengan little tradition atau yang disebut juga dengan local tradition, dalam hal ini terutama di Jawa, ziarah wisata religi Walisongo lebih bersifat
kontinuitas. Sehingga mampu diagendakan dengan penambahan program program yang lebih menarik, kreatif, dan berkelanjutan, antara bidang pariwisata daerah dengan pihak terkait
dalam merencanakan program ziarah wisata religi dan berdampak positif bagi perekonomian setempat.
Masjid Sunan Ampel telah mengalami beberapa perkembangan dan renovasi sepanjang waktu berdirinya. Sejak R. Adipati Aryo Cokronegoro, dimana beliau adalah yang pertama
melakukan perubahan dan perkembangan, yaitu dengan penambahan satu bangunan di sisi utara dari bangunan yang tua. Tahun 1926, Adipati Raden Nitihadi Ningrat melakukan perkembangan kedua. Perkembangan ke-tiga dan ke-empat dilakukan dalam tahun 1954 dan
1974. Perkembangan dan renovasi selanjutnya dilakukan oleh tim disain dari Departemen Arsitektur Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS).
Dikatakan oleh Handinoto (2010) bahwa lokasi Masjid Sunan Ampel berada di sisi wilayah
Surabaya bagian Utara, tepatnya dikawasan Ampel dento dekat dengan daerah aliran Sungai
Kali Mas, yang pada masa lalu menjadi salah satu akses penting/ jalur air ke Kerajaan Majapahit. Mengapa Masjid Sunan Ampel selalu dipertimbangkan sebagai salah satu bagian warisan bersejarah budaya masa lalu yang tersisa dan penting bagi masyarakat Surabaya khususnya? Dan secara umum masyarakat Jawa Timur? Karena keberadaan Masjid Sunan
Ampel merupakan penanda dari satu tempat yang sangat strategis di masanya dan gerbang penting yang utama dari sebuah kerajaan besar kerajaan Mojopahit. Sehingga kepedulian tentang keberadaannya, disebabkan beberapa masalah mengenai hal tersebut, yaitu terhadap 3
nilai atau fungsi (antara lain: ekonomi, religi, dan pariwisata). Pemerintah kotamadya
Surabaya telah mencanangkan kawasan Masjid Sunan Ampel sebagai salah satu target
Daerah Tujuan Wisata yang orientasinya berlandaskan pariwisata religius. Sejalan perkembangan kawasan tersebut, kenyataannya belum diikuti oleh kepedulian tinggi masyarakat sekitar ataupun penziarah yang datang akan pentingnya kawasan/ lokasi tersebut
untuk tumbuh dan berkembang pada lingkungan mereka sendiri. Implementasi dari kawasannya masih belum terlihat tersusun secara rapi, bersih serta nyaman, sebagai sebuah tempat destinasi tujuan wisata khusunya wisata religi.
Menurut Shamsuddin (2005), kota modern dan kota masa kini selalu menempatkan ruang
yang sangat sempit terhadap penekanan pada kegiatan rohani dan kesejahteraan dari manusianya, sehingga mempengaruhi nilai-nilai rohani dan psikologis dari suatu tempat (place). Ditiru dari model barat, tempat ini menjadi lebih terfokus ke arah yang komersial
sebagai tempat yang terbentuk untuk hiburan/ perdagangan. Identitas adalah satu penjelmaan
genius loci dari tempat agar mencapai sense akan suatu tempat. Pada desain perkotaan,
identitas berhubungan ke satu gambaran visual dari lingkungan yang berbias khusus atau
memiliki keunikan daripada place dan memiliki karakteristik yang membuat hal ini menjadi berbeda dari tempat lain. Identitas terpengaruh unsur fisik, aktivitas manusia dan makna/ arti.
Menurut Santoso (2012) sebagai satu tempat beribadat, masjid adalah satu pusat yang bermakna sebagai komunitas pemeluk agama islam yang memiliki satu peran penting sebagai
kebutuhan pelayanan batin bagi orang-orang sekitar. Hal ini pula yang sanggup berpengaruh
di dalam menentukan sebuah model pembangunan , konservasi , tautan serta analisa dari kota sehubungan dengan perannya seperti salah satu bangunan kunci pada satu kota Banyak pekerjaan dari konservasi kawasan dan/atau bangunan yang cenderung masih rendah bahkan
sering disalah-artikan/ bias didalam memahami ketentuan dari pemerintah. Seperti ketika dikatakan oleh Wijayanti (1997) bahwa adanya semangat modernisasi yang dangkal, yang
semata-mata berorientasi pada kepentingan ekonomis-pragmatis, sering dijadikan dalih untuk melegitimasi pembongkaran bangunan/ kawasan bersejarah sebagai warisan budaya.
Sehingga, maraknya bisnis tukar guling juga merupakan pelicin jalannya pembongkaran dan
pemindah-alihan, bagai roda yang menggilas bangunan atau kawasan bersejarah berputar semakin lancar. Ke-semua hal ini merupakan cerminan rendahnya apresiasi dan komitmen budaya bangsa (Indonesia).
Permasalahan dan konflik tersebut terjadi akibat percepatan perkembangan dari kota yang
mana belum diseimbangkan antar aktivitas tinggi pada sektor perdagangan. Terjadinya akibat dari kurang kontrol dari petunjuk keberadaan atau kurang taat aturan. Sehingga, kekacauan 4
secara fisik perkembangan seperti building style dan building skyline. Itu juga menyebabkan
lahan tak tersusun baik yaitu merangsang kekumuhan (infiltrasi dari kepadatan) kawasan disekitar yang terpenuhi oleh aktivitas ekonomi (terutama pasar tradisional). Sehingga kondisi tersebut berdampak pada akses ke/dari arah menuju lokasi/ kawasan Masjid Sunan Ampel. Akhirnya, lantaran kondisi buruk tersebut terpicu untuk meminimalkannya
pandangan minor ke lokasi ini. Sebenarnya yang terjadi, semestinya menarik untuk view
inside maupun view outside dari orientasi arah/ akses di atau keluar posisi kawasan bangunan
masjid menjadi semakin hilang/ pudar. Ketika melihat dari sisi kesejarahan arsitektur, bangunan dan tapak yang dimiliki oleh suatu kota dapat memberikan gambaran tentang keadaan di masa lalu. Bangunan sendiri adalah merupakan sebuah realitas parsial dari
beberapa urutan realitas holistik yang pernah ada. Oleh karenanya, bangunan merupakan elemen penting dalam proses analisis sejarah yang mengandung informasi informasi bagi
generasi demi generasi sesudahnya. Sehingga, ketersediaan informasi merupakan hal yang penting bagi sebuah generasi untuk memahami keberadaannya dan mengantisipasi langkah langkah ke depan yang akan dilakukannya.
Kegiatan konservasi tidak selamanya bersifat mengekang, tetapi justru sebaliknya bersifat
mendorong peningkatan kegiatan ekonomi dan budaya. Secara kultural dan ekonomi, data dan informasi sejarah yang terekam pada arsitektur, bangunan gedung dan tapak bersejarah, pada masa sekarang dapat dimanfaatkan untuk tumpuan atau pedoman merancang bangun pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan sekaligus mencerdaskan kehidupannya.
Konservasi dimaksudkan untuk memelihara dan menjamin tersedianya sumber daya alam untuk masa yang akan datang. Perhatian terhadap konservasi lingkungan binaan baru muncul
setelah disadari bahwa lingkungan binaan lama, tenaga yang digunakan, usaha dan pikiran
manusia adalah sumber daya yang tidak dapat digantikan dan oleh karena itu wajib dipelihara. Tujuan utama dari konservasi adalah untuk dapat menempatkan aset sejarah
menjadi simbol yang mampu menjembatani kehidupan masa lalu dengan kebutuhan sekarang
dan masa yang akan datang, yang berarti memastikan bahwa bangunan dan lingkungan tersebut tetap dapat digunakan. Arsitektur, bangunan gedung dan tapak bersejarah di Indonesia yang mencirikan karakteristik suatu daerah tertentu selayaknya dapat digunakan
sebagai acuan dalam pencarian bentuk desain sustainable architecture. Perilaku terhadap bahan baku dan sumber daya (kepandaian, teknologi, keahlian, arsitektur, dan kearifan),
bahan baku dari sumber daya lokal yang tersedia, pendekatan arsitektur sebaiknya tetap
diterapkan pada arsitektur mendatang. Sustainable architecture adalah sebuah konsep terapan 5
dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yang dikaitkan dengan
umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim
bumi, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur. Karakteristik arsitektur berkelanjutan terpenting adalah keberlanjutan lingkungan dan keberlanjutan teknologi, selain tentu keberlanjutan finansial, keberlanjutan kelembagaan dan keberlanjutan sosial.
Diagram alir perumusan masalah dalam Konservasi Masjid Bersejarah Sunan Ampel Surabaya
Sebagai Model Konservasi Obyek Wisata Religi dapat digambarkan sebagai berikut:
KAWASAN MASJID SUNAN AMPEL (KMSA) Surabaya Mengapa perlu dikonservasi ?
Konservasi Masjid Bersejarah Sunan Ampel Surabaya Sebagai Model Konservasi Obyek Wisata Religi
1.
Bagaimana kinerja kawasan Masjid Sunan Ampel ketika dipertimbangkan sebagai salah satu aset warisan bersejarah budaya masa lalu yang penting bagi masyarakat Surabaya khususnya dan Jawa Timur umumnya?
2.
Bagaimana tingkat kemandirian kawasan Masjid Sunan Ampel agar mampu tetap eksis keberadaannya terhadap nilai atau fungsi pada dampak ekonomi, religi, dan pariwisata?
Pertanyaan Peneltian: 3.
Bagaimana mendesain Konservasi Masjid Bersejarah Sunan Ampel Surabaya Sebagai Model Konservasi Obyek Wisata Religi? Dan skenario pembangunannya sebagai salah satu aspek penunjang pariwisata kota bersejaraha khususnya wisata yang berbasis religius?
4.
Bagaimana Merumuskan arahan konsep permodelan yang sustainable dalam menunjang pengembangan Konservasi Masjid Bersejarah Sunan Ampel Surabaya Sebagai Model Konservasi Obyek Wisata Religi.
Gbr. 2. Diagram alir perumusan masalah dalam Konservasi Masjid Bersejarah Sunan Ampel Surabaya Sebagai Model Konservasi Obyek Wisata Religi
I.2. TUJUAN KHUSUS Tujuan khusus penelitian ini adalah mendesain Konservasi Masjid Bersejarah Sunan Ampel
Surabaya Sebagai Model Konservasi Obyek Wisata Religi dalam mendukung pengembangan
kawasan Bersejarah Masjid Sunan Ampel Surabaya. Untuk mendesainnya perlu dilakukan beberapa kegiatan sebagai tujuan antara lain, yaitu:
1. Menganalisis keberadaan kinerja Kawasan Masjid SunanAmpel (KMSA) sebagai bina fungsi, bina ekonomi, bina behaviour/ perilaku, serta bina culture/ budaya sehingga layak di konservasi.
2. Menganalisis tingkat kemandirian Kawasan Masjid Sunan Ampel (KMSA).
6
3. Mendesain Konservasi Masjid Bersejarah Sunan Ampel Surabaya Sebagai Model
Konservasi Obyek Wisata Religi, dan skenario pembangunannya sebagai salah satu aspek penunjang pariwisata kota bersejarah khususnya wisata yang berbasis religius.
4. Merumuskan arahan permodelan yang sustainable dalam menunjang pengembangan
Konservasi Masjid Bersejarah Sunan Ampel Surabaya Sebagai Model Konservasi Obyek Wisata Religi.
I.3. URGENSI (KEUTAMAAN) PENELITIAN Secara utuh di dalam membina dan memelihara peninggalan budaya seperti halnya arsitektur,
bangunan gedung dan tapak bersejarah dapat dilakukan dengan prinsip konservasi (mencakup
aspek pusaka budaya benda tangible cultural heritage, khususnya benda-benda yang tidak
bergerak immovable artifacts), agar budaya dukungan lingkungannya meningkat untuk kepentingan pendidikan, penelitian, dan pariwisata. Ketika sebuah desain pembangunan
digulirkan melalui pendekatan konservasi wilayah diperkotaan, maka selalu memiliki titik kelemahan. Dimana, dibalik kelemahan pasti ada pencerahan dan kesadaran maka akan
muncul keunggulan. Kelemahannya antara lain adalah program yang terlalu makro, kurang
spesifik, fungsi koordinasi kurang optimal, tidak ada yang bertindak sebagai leading sector,
dan sulit diikuti oleh sektor-sektor di bawahnya. Sehingga permasalahan dan konflik sering terjadi akibat percepatan perkembangan dari kota yang mana belum diseimbangkan dengan
aktivitas tinggi pada beberapa sektor, utamanya sektor perdagangan. Hal itu terjadi akibat
dari kurang kontrol dari petunjuk keberadaan maupun kurang taat pada aturan. Dan, beberapa kota modern atau kota pada masa kini selalu menempatkan ruang yang sangat sempit/ kecil
terhadap penekanan pada kegiatan rohani dan kesejahteraan dari manusianya, sehingga
mempengaruhi nilai-nilai rohani dan psikologis dari suatu tempat (place) yang terkesan selalu dikalahkan oleh sektor bisnis perdagangan.
Ketika melihat sisi kesejarahan dari arsitektur, bangunan dan tapak yang dimiliki oleh suatu kota dapat memberikan gambaran tentang keadaan di masa lalu. Bangunan sendiri adalah merupakan sebuah realitas parsial dari beberapa urutan realitas holistik yang pernah ada.
Oleh karenanya, bangunan merupakan elemen penting dalam proses analisis sejarah yang mengandung informasi informasi bagi generasi demi generasi sesudahnya. Sehingga, ketersediaan informasi merupakan hal yang penting bagi sebuah generasi untuk memahami keberadaannya dan mengantisipasi langkah langkah ke depan yang akan dilakukannya.
Sedangkan keunggulan yang akan dicapai adalah ketika secara konsep perencanaannya komprehensif. Dimana perlu didukung bahwa kegiatan konservasi tidak selamanya bersifat 7
mengekang, tetapi justru sebaliknya bersifat mendorong kepada peningkatan kegiatan ekonomi dan budaya.
Pengembangan permodelan pada kawasan Masjid Sunan Ampel nantinya merupakan
pendekatan desain pengembangan wilayah konservasi di perkotaan, yangmana menuntut
kinerja pengembangan kawasan tersebut harus secara holistik. Kawasan yang dikembangkan
semestinya mengandung azas multi sektor, multi finance, multi stakeholders, dan multi years. Komponen tersebut antara lain akan mencakup, seperti: pengembangan sumberdaya manusia,
sumberdaya alam, tata ruang, bisnis pariwisata, permukiman, infrastruktur, teknologi,
permodalan, kelembagaan dan sosio kultural. Sehingga pengembangan kawasan Masjid
Sunan Ampel yang berdasar pada komponen-komponen itu akan memberikan dampak positif secara kultural dan ekonomi, serta pariwisata kota. Dimana beberapa data dan informasi
kesejarahan yang terekam pada arsitektur, bangunan gedung dan tapak bersejarah, yang pada masa sekarang dapat dimanfaatkan untuk tumpuan atau pedoman merancang bangun pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan sekaligus mencerdaskan kehidupannya.
Oleh karena itu, disayangkan jika sumber daya fisik/ bendawi (tangible) dan nonfisik/
nonbendawi (intangible) berupa arsitektur, bangunan gedung dan tapak bersejarah tersebut
terbengkelai tidak terawat atau rusak tanpa ada pemeliharaan, pelestarian serta pemanfaatan sedikit pun untuk kepentingan pembangunan masyarakat Indonesia di masa depan. Disamping itu, juga akan dapat menyebabkan kawasan tidak tersusun dengan baik, sehingga
merangsang kekumuhan (akibat infiltrasi kepadatan) kawasan disekitar yang terpenuhi oleh
aktivitas ekonomi (adanya kegiatan perekonomian pasar tradisional yang semarawut). Yang terlihat saat ini kondisi buruk tersebut terlihat dan berdampak kepada akses ke/dari arah menuju kawasan Masjid Sunan Ampel. Akhirnya, lantaran kondisi buruk tersebut terpicu untuk meminimalkan daripada nilai dan fungsi kawasan tersebut. Dimana, yang pada masa
lalu memiliki kekuatan historis dan religius tinggi, kemudian yang menarik tanpa tersadarkan
adalah hilangnya dari orientasi arah/ akses di atau keluar posisi untuk view inside maupun view outside pada kawasan bangunan masjid dan sekitarnya.
Melihat kondisi krusial seperti tersebut diatas, maka diperlukan sebuah studi penelitian tentang pencapaian kinerja, kemandirian dan desain model serta arahan konsep permodelan yang sustainable. Dalam hal ini untuk menunjang Konservasi Masjid Bersejarah Sunan
Ampel Surabaya Sebagai Model Konservasi Obyek Wisata Religi. Urgensi penelitian ini dapat dijelaskan dalam kerangka pemikiran penelitian ini sebagai berikut:
8
Pem. Pusat
Pem. Provin si
Pem. Kab/Kota
Seniman Budayawan Santri Pakar
Perguruan Tinggi
Swasta
LSM
Masyarakat
Kawasan Masjid Bersejarah Sunan Ampel Pem. Kab/Kota
Forum Kawasan Bersejarah Tingkat Kota
Badan Pelaksanaan Revitalisasi Kawasan Bersejarah
Perencanaan
Badan Pengelola Revitalisasi Kawasan Bersejarah
Pelaksanaan
Pengelolaan
EVALUASI Gbr.3. Kerangka Pemikiran Model Konservasi Obyek Wisata Religi
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II. 1. Statge of the art
II.1.a. Kawasan Kampung Kauman sebagai kampung mayoritas Muslim
Dikatakan dalam penelitian Santoso (2009), bahwa kampung Kauman identik dengan
mayoritas masyarakat Muslim yang bertempat tinggal dalam sebuah kampung. Asal-usulnya berkaitan dengan sejarah perkembangan Islam yang tersebar pada beberapa kota di Jawa yang
dimotori oleh kerajaan Islam Jawa. Adanya suatu tradisi dalam perancangan tata ruang kota pada zaman pra-kolonial oleh para Sultan kerajaan Islam Jawa, mengharuskan pembangunan suatu perkampungan dibelakang masjid sebagai tempat tinggal bagi para ulama serta santri
untuk mengajarkan serta mendakwahkan Islam atas permintaan Sultan pada masa itu. Pada masa selanjutnya, dengan datangnya kolonial Belanda ke Indonesia banyak memberikan
perubahan dalam perancangan tata ruang kota yang ada dan bangunan-bangunan pada masa kolonial tersebut, menghadirkan tipologi bangunan yang diadopsi dari bangunan yang ada di belanda pada umumnya. Corak serta langgam tipologi bangunan yang adapun semakin lebih
berwarna dengan kedatangan para etnis Cina yang menghadirkan tipologi bangunan khas yang berasal dari negeri Cina.
9
II. 2. Road map dalam beberapa Kasus Konservasi II.2. a. Konservasi Bangunan dan Kawasan Menurut Antariksa (2009), dikatakan kegiatan konservasi bukanlah hal yang mudah dan tanpa tantangan. Kinerja kegiatan konservasi sering mengalami benturan dengan kepentingan
pembangunan kota/daerah, sehingga konservasi bangunan dan kawasan dianggap sebagai
penghalang pembangunan yang mengakibatkan timbulnya pertentangan-pertentangan dalam pelaksanaan konservasi. Sedangkan permasalahan ini timbul akibat perbedaan kepentingan dalam mengkonservasi bangunan maupun kawasan bersejarah. Terjadi akibat dari tuntutan kebutuhan akan bangunan dan kawasan modern. Sedangkan di sisi lain, banyak ditemukan
adanya upaya konservasi yang secara tidak disadari justru telah merusak situs benda cagar budaya itu sendiri. Sudah sewajarnya kalau konservasi itu dapat mengakomodasi
kemungkinan perubahan, karena hal ini dapat dianggap sebagai upaya untuk memberikan makna baru bagi warisan budayanya. Selain itu, permasalahan konservasi secara makro terdiri dari aspek ekonomi, sosial, dan fisik, sedangkan permasalahan mikro konservasi berkaitan dengan sistem pengelolaan warisan budaya, yang terdiri dari aspek legal, sistem administrasi, piranti perencanaan, kuantitas dan kualitas tenaga pengelola, serta pendanaan.
Menurut penelitian Santoso (2010), Secara deskripsi obyek, masjid Sunan Ampel adalah sebuah masjid kuno yang berada di bagian utara Kota Surabaya, Jawa Timur. Posisi geografis
S 07°15.823 dan E 112°44.592 , dengan ketinggian 19 m di atas permukaan air laut. Masjid
Sunan Ampel beralamat di Jl KH Mas Mansyur, Surabaya Utara Jawa Timur. Masjid ini didirikan oleh Sunan Ampel salah seorang dari Walisongo, dan didekatnya terdapat kompleks Makam Sunan Ampel. Saat ini Masjid Ampel merupakan salah satu daerah tujuan wisata religi di Surabaya, disamping masih berfungsi sebagai tempat peribadatan dan tempat ziarah.
Secara kesejarahan, masjid Sunan Ampel didirikan oleh R. Achmad Rachmatullah tahun
1421, di wilayah kerajaan Majapahit. Masjid ini dibangun dengan arsitektur Jawa kuno, dan
nuansa Arab yang kental. R. Achmad Rachmatullah lebih dikenal dengan Sunan Ampel wafat pada tahun 1481. Namun karena terkendala tempat, beliau berinisiatif bersama masyarakat
sekitar membangun sebuah masjid pada tahun 1421 M, untuk media dakwahnya. Menghabiskan masa hidupanya di masjid itu sampai tahun 1481beliau meninggal dunia, dan
makamnya pun terletak di sebelah kanan depan masjid Ampel. Masjid ini dikenal juga sebagai masjid terbesar nomor dua di Surabaya , dan setiap bulan ramadhan selalu dipadati
pengunjung. Menurut Inayati (2006) di masjid Ampel ini pula, para ulama membicarakan ajaran Islam sesuai petunjuk Allah., sekaligus membahas metode penyebarannya di Pulau 10
Jawa. Masjid Sunan Ampel yang dibangun dengan gaya arsitektur Jawa kuno dan nuansa Arab Islami yang sangat lekat dan kental bagi masyarakat setempat.
Dikatakan pula dalam tulisan Kriswandhono (2011) bahwa tahun 1990 an, Institute of Asian
Cultures, Sophia University, Jepang juga mempresentasikan sebuah metodologi baru tentang
preservasi warisan budaya, yang dikenal sebagai Historical Site Engineering, yang mana Mr. Nobuo Endo mengusulkan 5 prinsip dasar untuk melakukan tindakan konservasi dan
mempresentasikan tindakan tersebut, yakni sebagai berikut: Academic Aspect, International Aspect, Legal Aspect,Policy Aspect, Social Aspect.
Ditunjukkan pula apa yang dinamakan sistem konsep (conceptual systems) yang terdiri dari: Scientific Research, Preservation and restoration, Manpower development, Educational development, Tourism development, Socio-cultural development. II.2. b. Beberapa Teori dalam Pelestarian Bangunan Pelestarian bangunan tua menurut Antaraiksa (2012) merupakan suatu pendekatan yang strategis dalam pembangunan kota, karena pelestarian menjamin kesinambungan nilai-nilai kehidupan dalam proses pembangunan yang dilakukan manusia. Salah satu cara untuk
mendukung kegiatan pelestarian bangunan tua adalah dengan pelaksanaan insentif dan disinsentif pelestaran bangunan. Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa bentuk insentif dan
disinsentif yang telah dicantumkan dalam peraturan pelestarian bangunan (Undang-undang No.11 tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya, PP No.10 tahun 1993 tentang pelaksanaan
Undang-undang No 5 tahun 1992, dan Kepmendikbud No.062/U/1995, No.063/U/1995, dan No.064/U/1995). Macam macam pelestarian yang mungkin dilakukan pada bangunan tua
antara lain: 1. Preservasi: Adalah tindakan atau proses penerapan langkah-langkah dalam mendukung keberadaan bentuk asli, keutuhan material bangunan/struktur, serta bentuk
tanaman yang ada dalam tapak. Tindakan ini dapat disertai dengan menambahkan penguatpenguat pada struktur, disamping pemeliharaan material bangunan bersejarah tersebut: a. Upaya melindungi benda cagar budaya secara tidak langsung (pemagaran, pencagaran) dari
faktor lingkungan yang merusak; dan b. Mempunyai arti yang mirip dengan konservasi;
perbedaannya ialah: 1) Secara teknis: preservasi lebih menekankan pada segi pemeliharaan
secara sederhana, tanpa memberikan perlakuan secara khusus terhadap benda; dan 2) Secara
strategis/makro: preservasi mempunyai arti yang mirip dengan pelestarian, yang meliputi
pekerjaan teknis dan administratif (pembinaan, perlindungan); 2. Rehabilitasi/Renovasi: Membuat bangunan tua berfungsi kembali. Dengan catatan, perubahan-perubahan dapat dilakukan sampai batas-batas tertentu, agar bangunan dapat beradaptasi terhadap lingkungan 11
atau kondisi sekarang atau yang akan datang. Adalah sebuah proses mengembalikan obyek agar berfimgsi kembali, dengan cam memperbaiki agar sesuai dengan kebutuhan sekarang,
seraya melestarikan bagian-bagian dan wujud-wujud yang menonjol (penting) dinilai dari aspek sejarah, arsitektur dan budaya.Salah satu bentuk pemugaran yang sifat pekerjaannya hanya memperbaiki bagian-bagian bangunan yang mengalami kerusakan. Bangunan tersebut tidak dibongkar seluruhnya karena pekerjaan rehabilitasi umumnya melibatkan tingkat
prosentase kerusakan yang rendah; 3. Konservasi: Memelihara dan melindungi tempat-
tempat yamg indah dan berharga, agar tidak hancur atau berubah sampai batas-batas yang wajar. Menekankan pada penggunaan kembali bangunan lama, agar tidak terlantar. Apakah
dengan menghidupkan kembali fungsi lama, ataukah dengan mengubah fungsi bangunan
lama dengan fungsi baru yang dibutuhkan. - Upaya perlindungan terhadap benda-benda cagar budaya yang dilakukan secara langsung dengan cara membersihkan, memelihara,
memperbaiki, baik secara fisik maupun khemis secara langsung dari pengaruh berbagai faktor
lingkungan yang merusak. - Perlindungan benda-benda (dalam hal ini benda-benda peninggalan sejarah dan purbakala) dari kerusakan yang diakibatkan oleh alam, kimiawi dan
mikro organisme; dan 4. Rekonstruksi: Adalah tindakan suatu proses mereproduksi dengan
membangun baru semua bentuk serta detil secara tepat, sebuah bangunan yang telah
hancur/hilang, serti tampak pada periode tertentu. - Yaitu suatu kegiatan penyusunan kembali
struktur bangunan yang rusak/runtah, yang pada umumnya bahan-bahan bangunan yang asli
sudah banyak yang hilang. Dalam hal ini kita dapat menggunakan bahan-bahan bangunan yang baru seperti cat warna atau bahan lainnya yang bentuknya hares disesuaikan dengan
bangunan aslinya. Manfaat pelestarian menurut Budihardjo (1985) mengemukakan
setidaknya tujuh manfaat kegiatan preservasi, antara lain: 1. Pelestarian lingkungan lama
akan memperkaya pengalaman visual, menyalurkan hasrat kesinambungan, member tautan
bermakna dengan masa lampau, dan memberikan pilihan untuk tetap tinggal dan bekerja di
dalam bangunan maupun lingkungan lama tersebut; 2. Di tengah perubahan dan pertumbuhan
yang pesat seperti sekarang ini, lingkungan lama akan menawarkan suasana permanen yang
menyegarkan; 3. Teknologi pembangunan yang berorientasi pada nilai-nilai ekonomis di atas
lahan berskalabesar ternyata berakhir dengan keseragaman yang membosankan. Upaya-upaya untuk mempertahankan bagian kota yang dibangun dengan skala akrab akan membantu
hadirnya sense of place, identitas diri, dan suasana kontras; 4. Kota dan lingkungan lama
adalah salah satu asset terbesar dalam industry wisata internasional, sehingga perlu
dilestarikan; 5. Upaya preservasi dan konservasi merupakan salah satu upaya generasi masa
kini untuk dapat melindungi dan menyampaikan warisan berharga kepada generasi 12
mendatang; 6. Pengadaan preservasi dan konservasi akan membuka kemungkinan bagi setiap manusia untuk memperoleh kenyamanan psikologi yang seangat diperlukannya untuk dapat
menyentuh, melihat, dan merasakan bukti fisik sesuatu tempat di dalam tradisinya; dan 7.
Upaya-upaya pelaksanaan preservasi dan konservasi akan membantu terpeliharanya warisan
arsitektur, yang dapat menjadi catatan sejarah masa lampau dan melambangkan keabadian
serta kesinambungan, yang berbeda dengan keterbatasan kehidupan manusia. Meskipun kegiatan pelestarian bangunan maupun kawasan bersejarah masih kurang dipahami sebagian masyarakat di Indonesia, namun dengan banyaknya manfaat yang didapat melalui upaya
pelestarian sepatutnya hal ini mulai dikembangkan dalam pola pikir masyarakat agar masyarakat suatu kota maupun kawasan yang memiliki potensi untuk dilestarikan dapat ikut berperan serta dalam upaya pelestarian bangunan maupun kawasan.
Menurut Mukadimah Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dengan Pengguna Jasa (2008: Pasal 25) dijelaskan bahwa: Pemugaran adalah semua jenis kegiatan yang tertuju pada
pelestarian sebuah lingkungan atau benda yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai objek cagar budaya melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku . Dan yang termasuk dalam kegiatan pemugaran adalah kegiatan-kegiatan, seperti:
(1) Preservasi adalah kegiatan merawat suatu lingkungan atau benda cagar budaya agar tetap
dalam kondisi yang sama dengan saat ketika ditemukan, (2) Konservasi adalah kegiatan mengamankan suatu lingkungan atau benda cagar budaya dari segala bentuk gangguan yang
berpotensi menggagalkan kegiatan preservasi, (3) Restorasi adalah kegiatan mengembalikan suatu lingkungan atau benda cagar budaya ke kondisi awalnya secara lengkap dan utuh untuk
pemakaian yang sama seperti semula, (4) Renovasi adalah kegiatan membangun kembali suatu lingkungan atau benda cagar budaya ke kondisi yang menyerupai awalnya untuk
pemakaian yang berbeda dari semula, (5) Revitalisasi adalah kegiatan memodifikasi suatu
lingkungan atau benda cagar budaya untuk pemakaian baru, (6) Gentrifikasi adalah kegiatan
menghidupkan kembali kegiatan di suatu lingkungan yang telah ditinggalkan penghuninya, (7) Rehabilitasi adalah kegiatan menghidupkan kembali kegiatan asli di suatu lingkungan
yang telah ditinggalkan penghuninya, (8) Rekonstruksi adalah kegiatan membangun kembali
suatu lingkungan atau benda cagar budaya yang sebagian besar telah hancur tidak berbentuk lagi.
Konservasi adalah merupakan sebuah upaya pengelolaan pusaka yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan seperti: penelitian, perencanaan, pelindungan, pemeliharaan, pemanfaatan,
pengawasan, dan/atau pengembangan. Yang mana secara selektif dilakukan guna menjaga
kesinambungan, keserasian, dan daya dukungnya dalam menjawab dinamika jaman didalam membangun kehidupan bangsa yang lebih berkualitas. Konservasi ditujukan menjadi alat 13
olah transformasi dan revitalisasi bangunan dan kawasannya, memberikan kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik berdasarkan kekuatan aset bersejarah, dan melakukan penambahan program program yang menarik dan kreatif, berkelanjutan, serta merencanakan
program partisipasi dengan memperhitungkan estimasi ekonomi (Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia tahun 2003). Konservasi dimaksudkan untuk memelihara dan menjamin tersedianya sumber daya alam (natural resources) untuk masa yang akan datang.
Perhatian terhadap konservasi lingkungan binaan baru muncul setelah disadari bahwa
kawasan bersejarah, tenaga yang digunakan, usaha dan pikiran manusia adalah sumber daya
yang tidak dapat digantikan dan wajib dipelihara. Dikatakan Harastoeti (Santoso, 2004) bahwa kegiatan konversasi dikatakan sebagai upaya revitalisasi yang mempunyai arti
menghidupkan kembali kegiatan sosial ekonomi bangunan atau lingkungan bersejarah yang sudah kehilangan vitalitas fungsi aslinya, yaitu dengan memasukkan fungsi baru kedalamnya sebagai daya tarik (agar bangunan, kawasan atau lingkungan tersebut hidup kembali).
Setiap kegiatan yang berkaitan hal dengan pemugaran, renovasi, revitalisasi menurut
Koeswhoro J (2001) dikatakan bahwa akan membawa dampak akan perubahan komponen, bahan, ataupun penggantian konstruksi utama bangunan yang telah ditetapkan benda cagar
budaya, konsekuensi dalam hal ini memerlukan kehatian-hatian melalui penanganan pelaksanaannya. Pekerjaan yang terkait ketika akan dilakukan pemugaran perlu sekiranya
merujuk pada keaslian data (orisinalitas), nampaknya telah mengalami kesulitan untuk
menemukan data-data referensi untuk benda yang berusia beratus-ratus tahun. Tindakan pemugaran memerlukan gambar teknis konstruksi bangunan dan memperoleh perijinan
pembangunan konstruksinya. Jika kegiatan perbaikan yang mengakibatkan terjadinya perubahan dan hilangnya keaslian bentuk benda cagar budaya dan merubah fungsi situs dan
lingkungannya, maka diwajibkan memperhatikan dan memenuhi prinsip pelestarian dan memperoleh ijin tertulis Menteri dan pelanggaran atas hal ini akan dikenakan sangsi sesuai
Pasal 28 Tahun 2002. Sedangkan definisi Revitalisasi menurut Siswanto (2004), Sebuah
upaya untuk menghidupkan kembali kawasan yang mati, yang pada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan, dan mengembangkan kawasan untuk menemukan kembali potensi yang
dimiliki atau pernah dimiliki atau seharusnya dimiliki oleh sebuah kota baik dari segi sosiokultural, sosio-ekonomi, segi fisik alam lingkungan, sehingga diharapkan dapat memberikan
peningkatan kualitas lingkungan kota yang pada akhirnya berdampak pada kualitas hidup dari penghuninya .
14
II.3. Bebeapa Pengertian Masjid Wali II.3.a. Masjid AGUNG DEMAK Masjid Agung Demak sebagai salah satu masjid tertua di Indonesia terletak di desa Kauman,
Demak, Jawa Tengah. Dipercayai merupakan tempat berkumpulnya para ulama penyebar agama Islam di Jawa (Walisongo), untuk membahas penyebaran agama Islam di Tanah Jawa khususnya. Oleh karenanya, masjid ini dianggap sebagai monumen hidup penyebaran Islam di Indonesia dan bukti kemegahan Kesultanan Demak Bintoro.
Kajian secara historis, bangunannya terbuat dari kayu jati ini berukuran 31 m x 31 m dengan
bagian serambi berukuran 31 m x 15 m. Atap tengahnya ditopang oleh empat buah tiang kayu raksasa (saka guru), yang dibuat oleh empat wali di antara Wali Songo. Saka sebelah tenggara adalah buatan Sunan Ampel, sebelah barat daya buatan Sunan Gunung Jati, sebelah
barat laut buatan Sunan Bonang, sedang sebelah timur laut yang tidak terbuat dari satu buah
kayu utuh melainkan disusun dari beberapa potong balok yang diikat menjadi satu (saka tatal), merupakan sumbangan dari Sunan Kalijaga. Serambinya dengan delapan buah tiang boyongan merupakan bangunan tambahan pada zaman Adipati Yunus (Pati Unus atau pangeran Sabrang Lor), sultan Demak ke-2 (1518-1521) pada tahun 1520.
Luas keseluruhan bangunan utama Masjid Agung Demak adalah 31 x 31 m2. Di samping bangunan utama, juga terdapat serambi masjid yang berukuran 31 x 15 m dengan panjang
keliling 35 x 2,35 m; bedug dengan ukuran 3,5 x 2,5 m; dan tatak rambat dengan ukuran 25 x 3 m. Serambi masjid berbentuk bangunan yang terbuka. Bangunan masjid ditopang dengan
128 soko, yang empat diantaranya merupakan soko guru sebagai penyangga utamanya. Tiang penyangga bangunan masjid berjumlah 50 buah, tiang penyangga serambi berjumlah 28 buah, dan tiang kelilingnya berjumlah 16 buah. Masjid ini memiliki keistimewaan berupa
arsitektur khas ala Nusantara yang menggunakan atap limas bersusun tiga dan berbentuk
segitiga sama kaki. Ternyata model atap limas bersusun tiga ini mempunyai makna, yaitu bahwa seorang beriman perlu menapaki tiga tingkatan penting dalam keberagamaannya: iman, Islam, dan ihsan.
II.3.b. Masjid MENARA KUDUS Menurut sejarah masjid ini didirikan pada tahun 956 Hijriah atau 1549 Masehi yang dibangun
oleh Ja far Sodiq atau yang kemudian dikenal sebagai Sunan Kudus. Hal ini dapat diketahui dari enkripsi ( sandi ) pada batu yang lebarnya 30 cm dan panjang 46 cm yang terletak pada 15
mihrab masjid yang ditulis dalam bahsa Arab. Konon kabarnya batu tersebut berasal dari Baitulmakdis (Al Quds) di Yerussalem - Palestina.
Kajian secara historisnya, masjid ini tergolong unik karena desain bangunannya, yang
merupakan penggabungan antara Budaya Hindu dan Budaya Islam. Sebagaimana kita ketahui, sebelum Islam masuk ke daerah Jawa, agama Budha dan Hindu terlebih dahulu berkembang dengan peninggalannya berupa Candi dan Pura. Masjid Menara Kudus menjadi
bukti, bagaimana sebuah perpaduan antara Kebudayaan Islam dan Kebudayaan Hindu telah
menghasilkan sebuah bangunan yang tergolong unik dan bergaya arsitektur tinggi. Sebuah
bangunan masjid, namun dengan menara dalam bentuk candi dan berbagai ornamen lain yang
bergaya Hindu. Usia menara juga merupakan keunikan tersendiri, seperti diungkapkan Pijper
bahwa Menara Kudus merupakan menara masjid tertua di Jawa.
Pencampuran budaya Hindu dan Budha dalam dakwah yang dilakukan Sunan Kudus, salah satunya dapat kita lihat pada masjid Menara Kudus ini. Bangunan menara, sebagai salah satu elemen yang menonjol, mengadopsi model bangunan ibadah umat Hindu dan Budha. BAB III. METODE PENELITIAN III.1. METODE
Metode pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan heuristik. Teknik
pengumpulan data primer melalui observasi lapangan, kuesioner dan wawancara, sedang data sekunder melalui refensi dan pustaka. Variabel penelitian terikat dan bebas, seperti: karakter
fisik, karakter masyarakat yang melakukan interaksi dengan kawasan, pola interaksi yang
ada, pola aktivitas, ruang-ruang interaksi, serta tanggapan terhadap ruang-ruang interaksi sebagai variabel terikat. Untuk variabel bebas, diantaranya responden yang berdasarkan
penentuan sampling, yaitu purposive sampling yang secara sengaja, seperti kriteria : lama tinggal bagi pengghuni yg
4 tahun, pendidikan minimal sma.
16
Menggali Artefak Masjid WALISONGO
Masjid Sunan Ampel
Behaviour + Culture
Kenapa perlu di Konservasi? Heuristic (metode) Identitas Tempat/Place Identity Karakter Fisik Karakter Ekonomi Karakter Behaviour/perilak u
Karakter Fisik Karakter Behaviour + Culture Karakter Ekonomi
Karakter Culture/budaya
Analisa : -
Bina Fungsi Bina Ekonomi Bina Behaviour/Perilaku Bina Culture/ Budaya
Luaran : Manual permodelan tentang Konservasi Masjid Bersejarah Sunan Ampel Surabaya Sebagai Model Konservasi Obyek Wisata Religi Indikator : Permodelan tentang Konservasi Masjid Bersejarah Sunan Ampel Surabaya Sebagai Model Konservasi Obyek Wisata Religi, dapat diindikasikan sebagai salah satu sumber media informasi dan dokumentasi tentang arsitektur bangunan gedung dan tapak bersejarah beserta seluruh aspek sejarah dan pariwisata. Rekomendasi program permodelan tentang Konservasi Masjid Bersejarah Sunan Ampel Surabaya Sebagai Model Konservasi Obyek Wisata Religi,, serta kegiatan pelestarian (konservasi) arsitektur, bangunan gedung dan tapak bersejarah khusus untuk Wilayah Jawa.
Strategi: Permodelan Konservasi Masjid Bersejarah Sunan Ampel Surabaya Sebagai Model Konservasi Obyek Wisata Religi
a. Melakukan penyusunan program kerja (alur pikir dan jadwal) dan penyusunan instrument pendataan, pencatatan dan analisis.
b. Mengkaji dan merumuskan kembali kesejarahan bangunan, kebijakan, peraturan, standar dan manual serta landasan teori tentang penataan bangunan dan lingkungan serta pariwisata.
c. Merumuskan, mendefinisikan, dan memberikan batasan pembahasan tentang Arsitektur Bangunan dan Lingkungan/Tapak Bersejarah beserta seluruh aspek terkaitnya
antara lain tentang sumber daya bendawi (bentuk, material, langgam dan ragam, ornamen,
simbol, tipe dan jenis, dll.), aspek pariwisata kota, dan aspek sustainable architecture dalam konteks pariwisata kota bersejarah, penataan bangunan dan lingkungan bersejarah.
d. Melakukan pengumpulan data, informasi dan kajian tentang Arsitektur Bangunan dan Lingkungan/Tapak Bersejarah beserta seluruh aspek terkaitnya yang penetapannya akan dilakukan berdasar kriterianya.
17
e. Melakukan kajian literatur pengkayaan materi/substansi Arsitektur Bangunan dan Lingkungan/Tapak Bersejarah, serta Pariwisata
f. Melakukan runutan analisa mulai dari behaviour & culture, heuristic, place & identity karakter fisik, karakter behaviour & culture , karakter ekonomi, hingga muara analisa akhir menemukan tentang bina fungsi, bina ekonomi, bina behaviour & bina culture
g. Melakukan diskusi dan pembahasan konsep kerangka penulisan Arsitektur Bangunan dan Lingkungan/Tapak Bersejarah bersama stakeholder/ dinas terkait. III.2. INDIKATOR DAN KELUARAN PENELITIAN III.2.a. Indikator Keluaran (Kualitatif)
Rancangan permodelan tentang Konservasi Masjid Bersejarah Sunan Ampel Surabaya Sebagai Model Konservasi Obyek Wisata Religi, serta dapat diindikasikan sebagai sumber
media informasi dan dokumentasi tentang arsitektur bangunan gedung dan tapak bersejarah beserta seluruh aspek sejarah dan pariwisata. III.2.b. Keluaran (Kuantitatif)
Keluaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Manual permodelan tentang Konservasi Masjid Bersejarah Sunan Ampel Surabaya Sebagai
Model Konservasi Obyek Wisata Religi, yang disusun dalam format deskripsi beserta
foto foto dan dilengkapi dengan gambar gambar arsitektur bangunan dan detail komponen/elemen arsitektural bangunan dan tapak.
b.Rekomendasi program permodelan tentang Konservasi Masjid Bersejarah Sunan Ampel
Surabaya Sebagai Model Konservasi Obyek Wisata Religi, serta kegiatan pelestarian
(konservasi) arsitektur, bangunan gedung dan tapak bersejarah khusus untuk Wilayah Jawa. BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN IV.1. Anggaran Biaya No
Jenis Pengeluaran
Biaya yang diusulkan (Rp) Tahun I
Tahun II
1
Gaji dan upah
21000000
21000000
3
Perjalanan Lain-lain: publikasi jurnal, seminar, laporan, pemotretan, scanning, editing, penggambaran
12000000
12000000
2 4
Bahan habis pakai dan peralatan
Jumlah
29225000 10970000 73195000
27715000 10970000 71685000 18
IV.2. Jadwal Penelitian
Tahun I : Konservasi Masjid Bersejarah Sunan Ampel Surabaya Sebagai Model Konservasi Obyek Wisata Religi. No. 1.
Persiapan/pengurusan ijin
2.
Pemantapan desain penelitian melalui eksplorasi teori dan Kajian Pustaka
3. 4. 5.
BULAN
Kegiatan
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
Penghimpunan data sekunder dan penggambaran obyek
Survey dan observasi lapang dan FGD, workshop, Analisis data dan simulasi awal
5.
Seminar hasil
6.
Penyusunan laporan dan publikasi jurnal ilmiah internasional
Tahun II : Konservasi Masjid Bersejarah Sunan Ampel Surabaya Sebagai Model Konservasi Obyek Wisata Religi. No.
Kegiatan
1.
Persiapan/pengurusan ijin
2.
Desain desain konseptual prospek pengembangan
3. 4. 5. 6.
BULAN I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
Pengujian / evaluasi desain konseptual prospek pengembangan Revisi dan penyempurnaan desain konseptual prospek pengembangan Seminar hasil
Penyusunan laporan dan publikasi di jurnal ilmiah internasional
DAFTAR PUSTAKA 1. Azra, Ayzumardi, 2005. Pluralisme Islam dalam Perspektif Historis, dalam Sururin (ed.), Nilai-nilai Pluralisme dalam Islam : Bingkai Gagasan yang Berserak, Bandung : Penerbit Nuansa. 2. Handinoto, 2010, Arsitektur dan Kota-kota di Jawa pada Masa Kolonial, Graha Ilmu Jogjakarta 3. Moudon, A.V, 1994. Getting to Know The Build Landscape Typomorphology, dalam Ordering Space Type in Architecture and Design, Van Nostrand Reinhold, New York. 4. Purwadi, 2009. Sejarah Walisanga, Penerbit Ragam Media, Jogjakarta. 19
5. Romli, Inayati. A, 2006. Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual, Penerbit Buku Kompas, Jakarta. 6. Schultz, C.H, 1979. Genius Locy, Rizzoli International Publication, New York. 7. Supadan, Dadang. 2007. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Akasara 8. Wijanarka, 2007. Semarang Tempo Dulu, Teori Desain kawasan Bersejarah, Penerbit Ombak, Jogjakarta. 9. Wijayanti, Widya, Budihardjo, Eko, eds,1997, Arsitektur Pembangunan Dan Konservasi Kota, Pembongkaran Bangunan Kuno: Sebuah Kemiskinan Budaya. Referensi (Jurnal, seminar, publikasi): 1. Antariksa, 2012. Beberapa Teori Dalam Pelestarian Bangunan, Architecture Articles, http: //antariksaarticle.blogspot.com/ download:21 April 2013 jam: 00.45. 2. Antariksa, 2009. Makna Budaya Dalam Konservasi Bangunan dan Kawasan, Architecture Articles, http: //antariksaarticle.blogspot.com/ download:21 April 2013 jam: 00.45. 3. Santoso, Imam, 2012. Explore the Idea of Sustainable Urban Design: Examining the Identity of Sunan Ampel Mosque at Surabaya, Jawa Timur - Indonesia, Proceeding First International Conference On Islamic Built Environment, Towards Understanding of The Islamic Built Environment, Joint Universitas Islam Bandung (Unisba) with International Islamic University Malaysia (IIUM) , 28 th 29 th March 2012. 4. Santoso, Imam, 2010. Penyusunan Inventarisasi Arsitektur Bangunan dan Lingkungan Bersejarah Wilayah Jawa, PT. Pramathana Konsultan dan Kementrian PU Direktorat Cipta Karya, Jakarta. 5. Santoso, Imam, 2009. Studi Pengamatan Tipologi Bangunan Pada Kawasan Kauman , LOCAL WISDOM, Jurnal Ilmiah Online Kearifan Lokal, ISSN -2086-3764, http://mylocalwisdom.blogspot.com, Volume 7/ Nomor 7 /2009 6. Santoso, Imam, 2006 . Preservasi, Konservasi & Revitalisasi , Sebuah Harapan dan Kenyataannya Dalam Dunia Arsitektur, Disampaikan dalam rangka Kuliah Tamu tentang Revitalisasi Arsitektur di Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ Papua) 13 Maret 20 Maret 2006. 7. Shamsuddin, Shuhana, 2005. The Old Shophouses As Part Of Malaysian Urban Heritage The Current Dilemma, 8th International Conference Of The Asian Planning Scholls Association, Malaysia 11 14 th September 2005 8. Koeswhoro J, Pudjo, 2001. Revitalisasi Pusaka (Warisan) Budaya Kawasan Bersejarah, Jurnal Catur Wulan Unika Soegiyopranoto Semarang, Vol.4 no.11, edisi September Desember, ISSN no. 1410 6094. 9. Kriswandhono , 2011. Strategi Pengelolaan Kawasan Bersejarah: Kasus Kawasan
Lama Kota Semarang, Majalah On Line Arkeologi Indonesia 22 April 2011, http://hurahura.wordpress.com/2011/04/22/
10. Konstruksi, 2005. Peraturan Pelaksanaan UNDANG-UNDANG Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung, Majalah Konstruksi Edisi November Desember. 11. Undang Undang No.5/1992 tentang Cagar Budaya. 12. Undang-undang No.11 tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya 13. Perda Surabaya No 5/2005, tentang Benda Cagar Budaya 14. Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia tahun 2003 15. .............,2010. Surabaya Dalam Angka, Katalog BPS: 1403.3578 Download: 1. (http://www.iai.or.id ,download: 2 September, 2008, 22:12)
19
LAMPIRAN 1. Anggaran Biaya No
Jenis Pengeluaran
Biaya yang Tahun I
diusulkan (Rp) Tahun II
1
Gaji dan upah
21000000
21000000
3
Perjalanan Lain-lain: publikasi, seminar, laporan, pemotretan, scanning, editing, penggambaran
12000000
12000000
2
4
Bahan habis pakai dan peralatan
29225000
10970000
Jumlah
73195000
27715000
10970000 71685000
Justifikasi Anggaran Penelitian 1. Honor
Honor
Honor/Jam (Rp)
Ketua
40000
Anggota 1
32000
Anggota 2
Teknisi/ draftsman (1 orang) 3 bulan Tenaga surveyor (6 orang) 3 bulan
Waktu (Jam/minggu)
Tenaga administrasi (1 orang) 5 bulan
Honor per Tahun (Rp) 10 10
32000
10
15000
10
10000
10
8000
10
Minggu
400000 320000 320000 150000 100000 80000
SUB TOTAL (Rp)
2. Peralatan Penunjang Material Peralatan penunjang 1 (GPS garmin type) Peralatan penunjang 2 (handycam) Peralatan penunjang 3 (kamera digital) Peralatan penunjang 4 (scanner) Peralatan penunjang 5 (printer A3)
Justifikasi Pemakaian perekaman data pemetaan, jarak, & posisi latitude atitude obyek perekaman kondisi real/ data bergerak pada kawasan penelitian pemotretan lapangan dan kegiatan di area penelitian scanning peta, gambar, data gambar pencetakan gambar, foto-foto dan laporan
Kuantitas
Harga Satuan (Rp)
Th I
4000000 3200000 3200000 1800000 7200000 1600000
21000000
Th II
4000000 3200000 3200000 1800000 7200000 1600000
21000000
Harga Peralatan Penunjang (Rp) Th I
Th II
1 alat
5000000
5000000
0
1 alat
5500000
5500000
5500000
1 alat
5000000
5000000
5000000
1 alat
1250000
1250000
1250000
1 alat
2500000
2500000
2500000
SUB TOTAL (Rp)
19250000
14250000
3. Bahan Habis Pakai Material
Material 1 (Alat tulis ) Material 2 (Kertas HVS 80 gram) Material 3 (Matrik obseri 10 lbr x 10sp x 6 segmen) Material 4 (Odner)
Material 5 ( Stopmap plastik) Material 6 ( Sketchboard) Material 7 (Tinta Printer Black) Material 8 ( Tinta Printer Colour) Kaset CD utk handycam Kertas gambar kalkir
Kertas cetak foto dan gambar CDRW
Penyusunan model(6 segmen) Penguji cobaan model(6 segmen) Revisi model (6 segmen)
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
pencetakan laporan
10 rim
30000
300000
300000
penyusunan model penataan berkas hasil survey, pencatatan dan laporan
600 set
4500
2700000
2700000
6 buah
47500
285000
285000
6 buah
50000
300000
300000
pencatatan, gambar, sketsa
5 set
pendataan catatan hasil survey pendataan gambar sketsa hasil survey lapangan
6 set
Harga Satuan (Rp)
100000
Pengurusan ijin
Administrasi ijin lokasi Konsumsi dan Akomodasi di lokasi
Th I
40000
500000
240000
Th II
500000
240000
print laporan dan data
3 set
400000
1200000
1200000
print data gambar, foto, peta perekaman data bergerak tentang situasi dan kondisi dilapangan pencetakan gambar teknis dan peta
3 set
450000
1350000
1350000
25000
150000
150000
4 rol
110000
440000
330000
simpan data digitasi menyusun model dalam 6 segmen
5 box
100000
500000
500000
6 set
300000
1800000
1800000
6 set
300000
0
1800000
9975000
13465000
pencetakan foto dan gambar
menguji model dalam 6 segmen
merevisi model dalam 6 segmen
6 buah 6 paket
6 set
35000
210000
300000
0
SUB TOTAL (Rp)
4. Perjalanan Material Perjalanan ke Kawasan Masjid Ampel Surabaya (pp) Perjalanan ke Kawasan Masjid Wali di Jawa
Biaya per Tahun (Rp)
1800000
Biaya per Tahun (Rp)
Justifikasi Perjalanan
Kuantitas
survey/sampling
5 kali pp
600000
3000000
3000000
survey/sampling
5 kali pp
1100000
5500000
5500000
5 hari
100000
500000
500000
5 hari
400000
2000000
2000000
pendataan ijin lokasi urus administrasi ke dinas setempat makan dan penginapan
5 hari
Harga Satuan (Rp)
210000
200000
SUB TOTAL (Rp)
Th I
Th II
1000000
12000000
1000000
12000000
5. Lain-lain Kegiatan Administrasi, suratmenyurat
kuantitas
Seminar hasil Publikasi ke jurnal Internasional
Justifikasi penyusunan administrasi & suratmenyurat pemaparan hasil penelitian dalam seminar pendaftaran & pengiriman ke Jurnal internasional
Pemotretan
pendataan visual obyek dilapangan
LS
Diseminasi
pra seminar hasil
Scanning
Editing peta/ digitasi Pencetakan Gambar Obyek (uk. A4) Penggambaran Obyek 10 lembar x 6 segmen Penggandaan + penjilidan laporan (15 exp) Pengiriman laporan
Penelusuran pustaka
scanning peta, gambar, data gambar kompilasi data pemetaan terhadap obyek
Harga Satuan (Rp)
Biaya per Tahun (Rp) Th I
Th II
1 LS
300000
300000
300000
1 kali
8000000
800000
800000
1 kali
6000000
6000000
6000000
200000
200000
200000
1 LS LS 1 set
100000 200000
100000 200000
100000 200000
300000
300000
300000
pencetakan gambar & foto
60 lembar
1500
90000
90000
pembuatan data gambar obyek
60 lembar
20000
1200000
1200000
pencetakan laporan
15 eksemplar
80000
1200000
1200000
400000
400000
400000
pengiriman hasil cetak laporan pencarian data berupa buku pustaka dan referensi
TOTAL BIAYA Tahun ke 1 & 2
3 eksemplar 1 LS
60000 SUB TOTAL (Rp)
180000
10970000
180000
10970000
73195000 71685000
144880000
LAMPIRAN 2: Dukungan Sarana & Prasarana Penelitian 2.1. Dukungan Aktif yang Sedang Berjalan
Beberapa waktu lalu telah dilakukan penelitian mandiri berupa Natural Resource
Inventory (NRI) di lokasi penelitian dengan tujuan memperoleh pendalaman data pada proses penelitian..
Laboratorium Kota dan Permukiman (KOKIM) Jurusan Arsitektur Universitas
Merdeka Malang telah melakukan penjajagan kerjasama Pengkajian Pengembangan
Kawasan Kota dengan Bappeda Kota Malang dan Surabaya, sehingga beberapa data hasil riset tentang kawasan kota terdahulu dapat dijadikan modal awal penelitian
seperti: data analisis peta garis, data buku2 Surabaya dalam angka 2012, dan hasil riset tentang tata kota.
LAMPIRAN 3 Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas N o
Nama
NIDN
Bidan g Ilmu
Alok asi Wak tu (jam /min ggu) 10ja m/ ming gu
1
Ir.Imam Santoso, MT.
0707086 5-01
Arsite ktur
2
Dina Poerwoningsi h, ST., MT.
0727027 0-01
Arsite ktur Lingk ungan
10 jam/ ming gu
3
Rofikul Amin, SE., MM
0728056 8-01
Manaj emen
10 jam/ ming gu
Uraian Tugas
Survey data lapangan, olah data, rancang konsep model konservasi dan arsitektural Analisis dan olah data lapang, site mapping analysis, konsep tautan lingkungan Survey, analisis dan olah data hasil quesioner ttg. Manajemen perekonomia n masyarakat di area penelitian
Lampiran 4
Format Biodata Ketua Penelitian A. Identitas Diri 1
7
Nama Lengkap (dengan gelar) Jenis Kelamin Jabatan Fungsional NIP/NIK/Identitas lainnya NIDN Tempat dan Tanggal Lahir E-mail
8 9
Nomor Telepon / HP Alamat Kantor
10 11
Nomor Telepon/Faks Lulusan yang Telah Dihasilkan Mata Kuliah yg Diampu
2 3 4 5 6
12.
Ir. Imam Santoso, MT L Lektor 621/FT 07-070865-01 Jakarta, 07 Agustus 1965
[email protected];
[email protected] 0341- 7070452/ 0817386357 Jl. Puncak Jaya No. 28, Malang (65146), Jawa Timur 0341 584293/ 0341 - 584293 S-1= 800 orang; S-2= Orang; S-3= Orang 1. Sejarah Arsitektur (Nusantara) 2. Studio Perancangan Arsitektur 2 3. Teori Arsitektur 4. Pendidikan Kewarganegaraan
B. Riwayat Pendidikan S-1
S-2
Nama Perguruan Tinggi
Universitas Merdeka Malang
Bidang Ilmu
Arsitektur
Tahun Masuk-Lulus JudulSkripsi/Thesis/Disertasi
1984 - 1990 FLORA CENTRE di MALANG, Sebagai Pusat Promosi, Edukasi & Rekreasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) Kritik & Perancangan Arsitektur 1998 - 2003 KAJIAN TANDA PADA ARSITEKTUR MASJID, Kasus Masjid Sunan Ampel Surabaya
S3
Nama Pembimbing/Promotor
Bunga di Jawa Timur Ir. Nurachmad S; Ir. Sudarnoto
Ir. Hari Purnomo, M. Bdg. Sc; Prof. Dr. Josef Prijotomo, M.Arch.
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi) N o
1
2
3
4
T a h u n
Judul Penelitian
2 0 1 0 2 0 0 9
Inventarisasi Arsitektur Bangunan Dan Lingkungan Bersejarah Wilayah Jawa
PT. Maerakaca, Surabaya
Tipologi Fasade Art Deco Di Kota Malang
PDM
10 Juta
Kampung Kauman Di Malang Sebuah Upaya Dalam Mencari Identitas Sebagai Kampung Kota
Penelitian Dibiayai PHK A-2, LP2M Univ. Merdeka Malang Penelitian Dibiayai PHK A-2, LP2M Univ. Merdeka Malang
5 Juta
2 0 0 9 2 0 0 8
Pendanaan
Sumber*
Studi Tipologi Art Deco Di Kota Malang
(Nomor: 0321/007/KL/20 09 tgl. 17 Pebruari 2009)
*Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun sumber lainnya.
Jml (Ju ta Rp) 75 Juta
5 Juta
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir N T Judul Pengabdian Kepada Pendanaan o a Masyarakat h u n Sumber* 1
2 0 1 2
Re Desain Masjid Syeh Burhanuddin di desa Landungsari Malang
2
2 0 1 3
Dosen Pendamping Desa melalui Program POSDAYA LPPM Universitas Merdeka Malang
Takmir Masjid Syeh Burhanudd in LPPM Universitas Merdeka Malang
Jml (Juta Rp) 15 Juta
*Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI maupun sumber lainnya.
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir N Judul Artikel Nama Jurnal Volume/Nomo o Ilmiah r/Tahun LOCAL WISDOM , Jurnal Ilmiah Volume 7/ Nomor 7 1Studi Pengamatan Tipologi Bangunan Online Kearifan Lokal /2009 Pada Kawasan Kauman ISSN -2086-3764 http://mylocalwisdom.blogsp ot.com F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir N o 1
2
Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar International Seminars Learning From Local Wisdom
First International Conference On Islamic Built
Judul Artikel Ilmiah
Understanding Local Wisdom: With the Reading of YEW as dwelling architecture at Asmat district Papuan Province (Ways to Knowing between Globalization and Localization)
Explore the idea of sustainable urban design:
examining the identity of Sunan Ampel mosque at Surabaya,
Waktu dan Tempat 06 Juli 2012, FTSP Universitas Pembangu nan Nasional (UPN) Veteran Surabaya Jawa Timur Organized by Universitas Islam
Environment : Towards an Understanding of The Islamic Built Environmnt
Jawa Timur
Indonesia,
3
Seminar Regional Tentang Penguatan Daya Saing Bangsa Melalui Riset Berorientasi Industri dan Pengabdian Pada Masyarakat
Tipologi Fasade Bangunan Art Deco di Kota Malang
4
Seminar Nasional Kearifan Lokal dalam Perencanaan dan Perancangan Lingkungan Binaan .
Studi Pengamatan Tipologi Bangunan pada Kawasan Kauman Kota Malang
Bandung (UNISBA) Joint With Islamic Institute University Malaysia (IIUM) on 28th 29th March 2012 Direktorat Penelitian dan Pengabdia n Kepada Masyaraka t Universitas Muhamma dyah Malang, 23 -24 Oktober 2009 FT Arsitektur Universitas Merdeka Malang, 07 Agustus 2009
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir N o
Judul Buku
T a h u n
1
Arsitektur Tradisional Papua, Sebuah Penelusuran Seni dan Budaya Bermukim ISBN: 978-979-9488-46-6
2 0 1 0
Ju m la h H al a m a n 1 2 5
Penerbit
Group Konservasi Arsitektur dan Kota (GKAK), FT Arsitektur Universitas
2
Pengaruh Religi Terhadap Perkembangan Arsitektur (India, Cina dan Jepang) ISBN: 978-979-756-424-7
2 0 0 8
7 0
Merdeka Malang Graha Ilmu Yogyakarta
H. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) N o
Jenis Penghargaan
1
Penerima Institutional Scholarship Award 2010 Universiti Teknologi Malaysia (UTM) Ref. no: J10.02.00/13.14/1/125(010) 25th August 2010. Penerima Penghargaan Perorangan IAI Award 2005 dengan Kategori Khusus Arsitek dari Ikatan Arsitek Indonesia Sesuai Surat Keputusan Nomor: 084/ IAI SK/ 14.09.2005 .
2
Institusi Pemberi Penghargaan Universiti Teknologi Malaysia (UTM)
Tahun
Ikatan Arsitek Indonesia
2005
2010
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata di jumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Bersaing Malang, 8 April 2013 Pengusul,
(Ir. Imam Santoso, MT)
LAMPIRAN 5 Format Biodata Anggota
A. Identitas Diri 1 2 3 4 5 6 7
Nama Lengkap (dengan gelar) Jenis Kelamin Jabatan Fungsional NIP/NIK/Identitas lainnya NIDN Tempat, tanggal lahir E-mail
Dina Poerwoningsih, ST., MT P Lektor 660/FT 07-270270-01 Malang, 27 Februari 1970
[email protected];
[email protected]
8 9
NoTelepon/ HP Alamat Kantor
10
No Telepon/ Faks
(0341) 472680/ (0341) 7070636 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang, Jl. Puncak Jaya 36 Malang 65146 (0341) 584293
11
Lulusan yang Telah Dihasilkan
12
Mata Kuliah yang Diampu
S-1= 700 orang; S-2= Orang; S-3= Orang 1. Perencanaan & Peranc Tapak 2. Studio Perancangan Arsitektur 3. Komunikasi Arsitektur 1 4. Pengantar Arsitektur 5. Teori Arsitektur 6. Aplikasi Revit
B. Riwayat Pendidikan
Bidang Ilmu Tahun Masuk-Lulus Judul Skripsi/ Tesis/ Disertasi
S1 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Arsitektur 1988-1993 Pesantren Anak Di Kota Gede
Nama Pembimbing/ Promotor
Ir. Soewandi Indanu
Nama Perguran Tinggi
S2 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Magister Teknik Program Studi Arsitektur Studi Teknik Arsitektur 1996-2000 Pola Spasial Permukiman Kota Di Bantaran Sungai Brantas Malang, Kasus Permukiman Kelurahan Kidul Dalem Ir. Djunaedi MUP., Ph.D Ir. Slamet Sudibyo, MT Ars.
S3
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi) No Tahun Judul Penelitian 1
2010
2
2010
3
2009
4
2008
Program Ipteks Bagi Masyarakat, DP2M, Dikti pada Kegiatan IbM Paguyuban Pengrajin dan Pedagang Keramik Dinoyo Kota Malang Studi Anatomi Fasad Arsitektur Kolonial Tengaran Kota Malang sebagai Upaya Menghasilkan Ciriciri Arsitektur Pembentuk Identitas Kota Aktualisasi Arsitektur Pembentuk Identitas Kota Malang Dengan Mendasarkan Tanggapan Masyarakatnya Tipologi Fasade Bangunan Art Deco di Kota Malang
Pendanaan Sumber* DP2M
Jml (Juta Rp) 30 Juta
DP2M
10 Juta
PDM
10 Juta
PDM
10Juta
*Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun sumber lainnya.
D. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oraal Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir No 1
2
Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar International Symposium of Food Safety dan Seminar Nasional MPHPI
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
Evaluasi Nilai Lansekap pada Kawasan Konservasi Alam: Studi Kasus Kecamatan Bumiaji Kota Batu
First International Conference On Islamic Built Environment : Towards an Understanding of The Islamic Built Environment
Islamic Discourse In Cultural Landscape Study
Pasca sarjana Universitas Brawijaya Malang 9 10 November 2012 Organized by Universitas Islam Bandung (UNISBA) Joint With Islamic Institute University Malaysia (IIUM) on 28th 29th March 2012
E. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir No
Judul Buku
Tahun
1
Arsitektur Tradisional Papua, Sebuah Penelusuran Seni dan Budaya Bermukim ISBN: 978-979-9488-46-6 Modul Komunikasi Arsitektur
2010
Jumlah Halaman 125
2008
82
2
Penerbit
Group Konservasi Arsitektur dan Kota (GKAK), FT Arsitektur Universitas Merdeka Malang Jurusan Teknik Arsitektur Bhiga Print
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung-jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata di jumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Bersaing
Malang, 8 April 2013
Dina Poerwoningsih, ST., MTA
LAMPIRAN 5 Format Biodata Anggota I. Identitas Diri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12.
Nama Lengkap (dengan gelar) Jenis Kelamin Jabatan Fungsional NIP/NIK/Identitas lainnya NIDN Tempat dan Tanggal Lahir E-mail Nomor Telepon / HP Alamat Kantor Nomor Telepon/Faks Lulusan yang Telah Dihasilkan Mata Kuliah yg Diampu
Rofikul Amin,SE,MM L Asisten Ahli 723/FE 07-280568-01 Malang, 28 Mei 1968 rofikul
[email protected] 085855450369 Jl.Terusan Raya Dieng 62-64 Malang (65146), Jawa Timur 0341- 568395 fax 0341-564994 S-1= 2500 orang; S-2= - Orang; S-3= Orang 5. Etika Bisnis 6. Prilaku Konsumen 7. Prilaku Organisasi
J. Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu
S-1
S-2
Universitas Merdeka Malang Manajemen
Universitas Brawijaya Malang Magister Manajemen 1999 - 2002 Analisa Potensi Pasar Sampah Plastik menjadi Input Industri di Kota Malang Agus Suman,
Tahun Masuk-Lulus JudulSkripsi/Thesis/Disertasi
1989 - 1993 Analisa Manajemen Mikrolet di Kota Malang
Nama
DR., Ir.
S3
Pembimbing/Promotor
Harsono, MS: Dra. Noeke Chrispoer, MM
DEA; Ubud Salim, Ph.D
K. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi) N o
1
T a h u n
Judul Penelitian
Pendanaan
2 0 1 2
Analisis pasar sampah padat pabrik kertas di di desa bendo kecamatan pagak kabupaten malang
Sumber*
Mandiri
Jml (Ju ta Rp) 10 Juta
*Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun sumber lainnya.
L. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir N o
1
T a h u n
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
2 0 1 2
Presentasi di Ganesa Operation Malang
Pendanaan
Sumber* Universitas Merdeka Malang
M. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir No
Jenis Penghargaan
1
Superfisi Pendirian Yayasan
Institusi Pemberi Tahun Penghargaan Yayasan Nasional 2012 Ayu
Jml (Juta Rp) 5 Juta
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung-jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata di jumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Bersaing.
Malang, 8 April 2013 Pengusul,
(ROFIKUL AMIN,SE,MM)