20 13
sb
KONSERVASI BIODIVERSITAS DAN LINGKUNGAN HIDUP : DIMANDATKAN KEPADA SIAPA? 1) OLEH: SAMBAS BASUNI 2) LATAR BELAKANG Departemenisasi (penataan departemen) dan pemberlakukan kurikulum mayorminor
yang digulirkan pada tahun 2004/2005 telah menyebabkan perubahan
tatanan kelembagaan di IPB yang cukup signifikan karena tidak hanya menyangkut penataan dalam mandat keilmuan yang harus diemban oleh setiap departemen tetapi juga penataan organisasi, sumberdaya manusia, dan rule of the game yang diberlakukan. Prinsip dasar departemenisasi adalah
keilmuan yang berbeda jelas (distinct)
antar departemen. Telah disepakati bahwa untuk membuat keilmuan yang berbeda jelas antar departemen adalah dengan cara merumuskan mandat keilmuan untuk masing-masing departemen. Hasilnya, di IPB terdapat 36 departemen dan dituangkan dalan Keputusan Rektor Nomor 001/K13/PP/2005 tanggal 10 Januari 2005 tentang Penataan Departemen di Lingkungan Institut Pertanian Bogor (Lampiran 1). Pendefinisian departemen tidak cukup dengan hanya merumusan mandat keilmuan
untuk
pengelompokkan
masing-masing (clustering)
departemen,
departemen
IPB
kedalam
pengelompokkan departemen kedalam fakultas
juga
membuat
fakultas
walaupun
yang dimaksud dalam
Keputusan Rektor IPB Nomor 074/K13/OT/2005 tanggal 17 Juni 2005 tentang Pengelompokkan Departemen di Lingkungan IPB (Lampiran 2) masih belum jelas karena tidak ada pengelompokkan ulang departemen-departemen kedalam fakultas kecuali adanya pengelompokkan departemen dan fakultas kedalam 1
Bahan Pengantar Diskusi Internal IPB: Kampus Biodiversitas, 14 November 2012; dalam rangka Ulang Tahun Departemen KSHE Fakultas Kehutanan IPB ke 30 (1982-2012) 2 Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
1
20 13
sb
kelompok-kelompok (cluster) bidang keilmuan (kajian). Berdasarkan Keputusan Rektor ini departemen-departemen dan fakultas-fakultas dikelompokkan kedalam 4 (empat) cluster bidang keilmuan, yaitu : (1) cluster sosial, ekonomi, dan manajemen: 4 departemenm, 1 fakultas; (2) cluster sumberdaya hayati: 21 departemen, 6 fakultas; (3) cluster teknologi dan keteknikan: 3 departemen, 1 fakultas , dan (4) cluster ilmu dasar dan pengetahuan alam: 8 departemen, 1 fakultas. Berdasarkan keputusan Rektor ini IPB hanya memiliki 9 fakultas dan 36 departemen dengan catatan bahwa 2 (dua) departemen diantaranya yaitu Departemen Teknik Pertanian sedang diusulkan menjadi Fakultas Teknik dan Departemen Ilmu Komputer ada kemungkinan dikembangkan menjadi Fakultas Ilmu Komputer dan nama-nama fakultas akan ditetapkan dengan keputusan tersendiri. Sampai saat ini keputusan tentang nama-nama fakultas belum ada dan belum ada pembentukan “Fakultas” baru kecuali adanya pembentukan dipartemen baru
yaitu Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan.
Terkait
dengan departemenisasi, IPB juga mencoba mengelompokkan minor untuk masing-masing depatemen. Berdasarkan kebijakan IPB di atas, mandat keilmuan yang diberikan kepada DKSHE adalah “Pengembangan IPTEKS dalam konservasi sumberdaya hutan yang meliputi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan serta pemanfaatan hidupan liar dan ekosistemnya termasuk ekowisata dan jasa lingkungan”; masuk dalam cluster sumberdaya hayati bersama-sama dengan 20 departemen lainnya.
DKSHE telah menetapkan tiga pilihan minor/SC untuk
mahasiswa program sarjananya yaitu (1) Minor Sains Atmosfer/Departemen Geofisika dan Meteorologi, (2) Minor Ekonomi Pertanian, Sumberdaya, dan Lingkungan/Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, dan (3) Minor Pengembangan Masyarakat/Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat). Adapun
visi DKSHE adalah “menjadi pusat pengembangan IPTEKS
dan sumberdaya manusia di bidang konservasi keanekaragaman hayati (biodiversitas) tropika dan lingkungan hidup”.
Visi ini dikembangkan dari mandat keilmuan untuk
2
20 13
sb
DKSHE tersebut di atas, secara khusus konservasi sumberdaya hutan diperluas menjadi konservasi keanekaragaman hayati (biodiversitas) sementara ekowisata dan jasa lingkungan menjadi lingkungan hidup.
PERMASALAHAN Prinsip dasar departemenisasi yaitu keharusan adanya distinctiveness bidang keilmuan antar departemen, dalam perjalanannya “prinsip kebedaan” antar departemen tersebut menjadi “kabur” (istilah lain untuk tidak menyatakan terjadinya pelanggaran atas prinsip), (pendidikan),
baik dalam
kurikulum program studi
topik-topik penelitian, kegiatan pengabdian pada masyarakat,
maupun kegiatan kemahasiswaan.
Kekaburan tersebut mungkin disebabkan
karena ketidaktuntasan pembagian mandat keilmuan, penetapan visi masingmasing departemen,
kurikulum di masing-masing program studi, penelitian
dan pengabdian pada masyarakat yang tidak terintegrasi, perkembangan issu global seperti perubahan iklim, atau penyebab lainnya. Judul makalah pengantar diskusi internal IPB ini adalah: “Konservasi Biodiversitas dan Lingkungan Hidup: Dimandatkan kepada Siapa”?, dengan tujuan diskusi ditemukannya jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut: 1) Sebagai yang mendapat mandat pengembangan pertanian tropika secara
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dari negara,
sudahkah IPB
menyadari pentingnya upaya pengembangan informasi dan pengetahuan tentang biodiversitas; pengembangan kapasitas-kapasitas ilmiah, teknis, dan kelembagaan untuk menyediakan pemahaman dasar sebagai landasan untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan-tindakan yang sesuai bagi konservasinya? 2) Terkait dengan konservasi biodiversitas dan lingkungan hidup dan untuk
tujuan distinctiveness antar departemen, perlukah adanya perumusan ulang mandat; review visi, pendidikan (kurikulum), ranah penelitian, pengabdian
3
20 13
sb
pada
masyarakat,
dan
kegiatan
kemahasiswaan
di
masing-masing
departemen, jika tidak,: 3) Perlukah upaya pengelompokkan mata-mata kuliah “konservasi” kedalam
satu departemen? atau 4) Mungkinkah membentuk Fakultas Konservasi Biodiversitas dan Lingkungan
Hidup? atau 5) Mungkinkah semua departemen (dan fakultas) yang berbasis sumberdaya
hayati kembali mengembangkan semua bidang keilmuan, teknolgi, serta seni seperti sebelum departemenisasi ? Sebagai pembuka diskusi, kiranya perlu dikemukakan hal-hal sebagai berikut: 1) Bahwa ada kesulitan bagi mahasiswa untuk memilih dan mendapatkan kompetensi minor secara penuh dan bahwa manfaat kompetensi minor bagi lulusan masih perlu dibuktikan secara empirik 2)
Bahwa ada perbedaan konsep dan pengertian yang jelas antara biodiversitas (biological diversity) dengan sumberdaya hayati (biological resources)
3) Bahwa clustering departemen dan fakultas
di IPB didasarkan pada sumberdaya
hayati bukan biodiversitas. Sumberdaya hayati boleh jadi mencakup sumberdaya alam hayati tetapi tidak sepenuhnya mencakup biodiversitas. Ironisnya, biodiversitas selalu menjadi korban pemanfaatan dan pengembangan sumberdaya alam, termasuk sumberdaya hayati 4) Bahwa konservasi biodiversitas dan lingkungan hidup merupakan kepedulian bersama umat manusia dan setiap negara hanya memiliki hak berdaulat atas sumberdaya hayatinya 5) Bahwa belum ada departemen di IPB yang diberi mandat “konservasi biodiversitas dan lingkungan hidup” 6) Bahwa DKSHE merupakan satu-satunya departemen yang diberi mandat “konservasi” sumberdaya hayati yaitu sumberdaya hutan, ekowisata dan jasa lingkungan; dan telah menetapkan visinya yang lebih luas dari pada mandatnya yaitu konservasi biodiversitas dan lingkungan hidup 7) Bahwa terdapat banyak persepsi tentang pengertian “konservasi” itu sendiri, termasuk obyek, pekerjaan atau tugas, dan keprofesian. 4
20 13
sb
Lampiran 1
Nama-nama Departemen, Mandat Departemen dan Mayor yang Ditawarkan pada Program Pendidikan Sarjana Di Lingkungan IPB
No. Nama Departemen
Mandat Departemen
1
Agribisnis
2
Agronomi dan hortikultura
3
Arsitektur lansekap
4
Biokimia
5
Biologi
6
Budidaya perairan
7
Ekonomi sumberdaya dan lingkungan
8
Fisika
9
Geofisika dan meteorologi
Pengembangan ilmu dan wawasan bisnis bidang pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan melalui pendekatan sistem dan kewirausahaan Pengembangan ilmu dan teknologi produksi sumberdaya nabati dan pengelolaan lingkungan tumbuhnya secara berkelanjutan Pengembangan ilmu perencanaan, perancangan, pembangunan dan pengelolaan lansekap dalam menciptakan karya arsitektur lansekap Pengembangan ilmu dasar, konsep dan metode dalam bidang biokimia Penngembangan ilmu dasar dan teknologi dalam bidang biologi yang mendasari pengelolaan dan pengembangan biodiversitas dan lingkungan Pengembangan ilmu, teknologi, dan manajemen perikanan budidaya (air tawar, payau dan laut) mencakup ikan, tumbuhan air dan organisme air lainnya (biota akuatik) yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan Pengembangan ilmu ekonomi pertanian (pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan) dan ekonomi sumberdaya alam serta lingkungan hidup Pengembangan ilmu fisika teori dan fisika terapan, terutama biofisika Pengembangan keilmuan dalam ranah atmosfer dan hidrosfer yang terkait dengan gejala alam, cuaca, iklim dan daur hidrologi, serta terapannya, termasuk untuk perencanaan pertanian dalam arti luas serta pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan
5
Mayor yang ditawarkan Agribisnis
Agronomi dan hortikultura Arsitektur lansekap
Biokimia Biologi
Teknologi dan manajemen perikanan budidaya
Ekonomi sumberdaya dan lingkungan Fisika Meteorologi terapan
20 13
sb
10
Gizi masyarakat
11
Hasil hutan
12
Ilmu dan teknologi kelautan
13
Ilmu dan teknologi pangan
14
Ilmu ekonomi
15
Ilmu keluarga dan konsumen
16
Ilmu komputer
17
Ilmu nutirisi dan teknologi pakan
18
Ilmu produksi dan teknologi peternakan
19
Ilmu tanah dan sumberdaya lahan
Pengembangan ilmu gizi manusia (human nutrition) dan aplikasinya di keluarga dan masyarajat (community nutrition) yang mengaitkan pertanian, pangan, gizi dan kesehatan dalam upaya peningkatan kesejahteraan manusia Pengembangan ilmu dan teknologi pemanfaatan hasil hutan untuk menghasilkan produk industri hasil hutan primer Pengembangan ilmu dan teknologi kelautan untuk memahami karakter, fenomena, dan proses fisika, kimia, biologi dan geologi laut dengan pemanfaatan penginderaan jauh dan akustik kelautan untuk eksplorasi sumberdaya dan lingkungan laut Pengembangan ilmu dan teknologi pangan, meliputi kimia, mikrobiologi, rekayasa proses, analisis, mutu, dan keamanan pangan Pengembangan ilmu ekonomi, kebijakan ekonomi dan kebijakan pembangunan
Ilmu gizi
Pengembangan ilmu dan teknologi di bidang keluarga dan konsumen untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga dengan memfokuskan pada pengembangan kualitas anak serta pemberdayaan keluarga dan konsumen Pengembangan ilmu komputer dan aplikasinya dan bidang teknologi informasi dan komunikasi (ICT) Pengembangan ilmu nutrisi dan teknologi pakan (hijauan dan konsentrat), meliputi penyediaan bahan sampai pengolahannya Pengembangan ilmu dan teknologi produksi, mencakup penanganan dan pengolahan hasil ternak dan limbah peternakan untuk menghasilkan produk primer Pengembangan ilmu dan teknologi tanah dan lahan dilihat dari segi biofisik dan ruang yang meliputi pencirian, penggolongan, inventarisasi dan prosesproses yang terjadi serta perencanaan, pemanfaatan dan pengelolaan tanah dan lahan yang berkelanjutan
Ilmu keluarga dan konsumen
6
Hasil hutan
Teknologi kelautan
Teknologi pangan
Ekonomi dan studi pembangunan
Ilmu komputer Nutrisi dan teknologi pakan Teknologi produksi ternak
Manajemen sumberdaya lahan
20 13
sb
20
Kimia
21
Komunikasi dan pengembangan masyarakat
22
Konservasi sumberdaya hutan dan ekowisata
23
Manajemen
24
Manajemen hutan
25
Manajemen sumberdaya perairan
26
Matematika
27
Pemanfaatan sumberdaya perikanan
Pengembangan ilmu dasar dan teknologi dalam bidang kimia meliputi pemahaman karakteristik, proses pemisahan dan transformasi bahan untuk mendapatkan nilai tambah kimiawi Pengembangan ilmu sosiologi, antropologi, politik, komunikasi, ekologi manusia, pendidikanpenyuluhan, dan pengembangan masyarakat untuk mendorong pemberdayaan masyarakat (pertanian, peternakan, kehutanan serta perikanan dan pesisir) Pengembangan ilmu dan teknologi dalam konservasi sumberdaya hutan yang meliputi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan serta pemanfaatan hidupan liar dan ekosistemnya termasuk ekowisata dan jasa lingkungan Pengembangan ilmu dan seni dalam berbagai bidang fungsional manajemen secara holistik Pengembangan ilmu dan teknologi serta kebijakan yang diperlukan untuk merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi sistem pengurusan dan pengelolaan hutan berbasis ekosistem
Kimia
Pengembangan ilmu dalam pengelolaan sumberdaya perairan (air tawar, payau, dan laut) yang berkaitan dengan kelestarian, konservasi, ekowisata air, dan perikanan yang berkelanjutan. Pengembangan ilmu matematika mencakup konsep dasar, teknik dasar, dan pemodelan dalam pemecahan masalah secara matematis Pengembangan ilmu dan teknologi perikanan tangkap yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, yang meliputi alat tangkap, teknologi eksploitasi sumberdaya perikanan, kapal dan transportasi perikanan, kebijakan perikanan tangkap, manajemen perikanan tangkap dan manajemen pelabuhan perikanan
Manajemen sumberdaya perairan
7
Komunikasi dan pengembangan masyarakat
Konservasi sumberdaya hutan dan ekowisata
Manajemen Manajemen hutan
Matematika
Teknologi dan manajemen perikanan tangkap
20 13
sb
28
Proteksi tanaman
29
Silvikultur
30
Statistika
31
Teknik pertanian
32
Teknologi hasil perairan
33
Teknologi industri pertanian
34
Anatomi, fisiologi, dan farmakologi
35
Ilmu penyakit hewan dan kesehatan masyarakat veteriner
36
Klinik, reproduksi dan patologi
Pengembangan entomologi pertanian, fitopatologi, dan rodentologi serta IPTEKS proteksi tanaman untuk menunjang pertanian berkelanjutan Pengembangan ilmu dan teknologi silvikultur yang diperlukan untuk membina hutan alam serta membangun dan membina hutan tanaman Pengembangan ilmu statistik dalam pengumpulan/pe,bangkitan, pengolahan dan penyajian data untuk analisis kuantitatif dan kualitatif dalam menarik kesimpulan secara sah Pengembangan ilmu keteknikan dan penerapannya dalam bidang pertanian Pengembangan ilmu dan teknologi pengolahan sumberdaya hayati perairan untuk menghasilkan produk primer Pengembangan ilmu dan teknologi dalam bidang agroindustri yang mencakup teknik dan manajemen industri, teknologi proses dan bioproses ( yang mengarah ke non pangan), dan teknik dan manajemen lingkungan industri Pengembangan ilmu-ilmu anatomi, fisiologi dan farmakologi untuk pemahaman struktur, perkembangan, fungsi, mekanisme dan respon sistem tubuh serta perekayasaannya Pengembangan ilmu dan teknologi dalam bidang mikrobiologi, parasitologi, imunologi, epidemiologi, dan ksehatan masyarakat veteriner (higiene pangan asal hewan, sanitasi dan zoonosis) untuk kepentingan pengendalian penyakit hewan, peningkatan kualitas kesehatan hewan, lingkungan dan masyarakat Pengembangan IPTEKS dalam bidang klinik, reproduksi, kebidanan, kemajiran, patologi, dan farmasi untuk kepentingan populasi, manajemen ksehatan hewan, diagnosa dan tindakan pengobatan
8
Proteksi tanaman
Silvikultur
Statistika
Teknik pertanian Teknologi hasil perairan Teknologi industri pertanian
Kedokteran hewan
20 13
sb
Lampiran 2 Pengelompokkan Departemen di Lingkungan IPB No. 1
Kelompok (cluster) Sosial, ekonomi, dan manajemen
2
Sumberdaya hayati
3
Teknologi dan keteknikan
4
Ilmu dasar dan pengetahuan alam
Nama Departemen 1. Agribisnis 2. Manajemen 3. Ekonomi sumberdaya dan lingkungan 4. Ilmu ekonomi 1. Ilmu keluarga dan konsumen 2. Komunikasi dan pengembangan masyarakat 3. Gizi masyarakat 1. Anatomi, fisiologi dan farmakologi 2. Klinik, reproduksi dan patolgi 3. Ilmu penyakit hewan dan kesehatan masyarakat veteriner 1. Ilmu nutrisi dan teknologi pakan 2. Ilmu produksi dan teknologi peternakan 1. Ilmu tanah dan manajemen sumberdaya lahan 2. Arsitektur lansekap 3. Agronomi dan hortikultura 4. Proteksi tanaman 1. Manajemen hutan 2. Silvikultur 3. Hasil hutan 4. Konservasi sumberdaya hutan dan ekowisata 1. Budidaya perairan 2. Manajemen sumberdaya perairan 3. Ilmu dan teknologi kelautan 4. Pemanfaatan sumberdaya perikanan 5. Teknologi hasil perairan 1. Ilmu dan teknologi pangan 2. Teknologi industri pertanian 3. Teknik pertanian* 1. Ilmu komputer ** 2. Statistika 3. Matematika 4. Geofisika dan meteorologi 5. Fisika 6. Kimia 7. Biokimia 8. Biologi
9
Fakultas Fakultas 1
Fakultas 2 Fakultas 3
Fakultas 4 Fakultas 5
Fakultas 6
Fakultas 7
Fakultas 8 Fakultas 9