KONSEPSI MAHASISWA FISIKA TERHADAP POKOK-POKOK MATERI FISIKA DASAR DI PROGRAM STUDI FISIKA FKIP UNIVERSITAS BENGKULU Eko Swistoro Program Studi Fisika FKIP Universitas Bengkulu, Jl Raya Kandang Limun Bengkulu, Telp (0736) 21186, e-mail :
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran konsepsi mahasiswa fisika terhadap pokok-pokok materi fisika dasar, mencari topik- topik yang tidak dikuasai oleh mahasiswa, faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan konsepsi dan perbedaan konsepsi antara mahasiswa angkatan 1995, 1996, 1997 dan angkatan 1998. Diharapkan hasil penelitian ini akan mendapatkan data - data tentang kesalahan konsepsi di dalam mata kuliah fisika dasar, yang selanjutnya dapat dipakai untuk remediasi/perbaikan dalam perkuliahan berikutnya. Penelitian ini bersifat deskriptif, populasi penelitian seluruh mahasiswa fisika dari angkatan 1995 sampai dengan 1998 sebanyak 115 orang. Alat pengumpul data berupa tes pemahaman yang berbentuk pilihan ganda dengan dua opsi jawaban dengan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Wawancara digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan konsepsi mahasiswa. Dari hasil penelitian ini dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : Tingkat pemahaman mahasiswa fisika baik angkatan 1995, 1996, 1997 mapun 1998 belum mencapai target yang diharapkan; seluruh topik-topik inti yang terkandung dalam Fisika Dasar I dan Fisika Dasar II merupakan topik yang sukar dikuasai mahasiswa. Kata Kunci: Konsepsi mahasiswa, Materi Fisika Dasar. Abstract The purposes of this study were to describe the student conception to the physics student in FKIP UNIB. This research is descriptive research. Tests and interview were administered to 115 students 1995, 1996, 1997, and 1998 at physics student in FKIP UNIB. Test is to measure achievement student in physics, and interview is to describe misconception factors. The research results showed that (1) the achievement student in physics is no satisfied yet; and (3) physics is very difficult to the student. Key words: Student conception, Physics . PENDAHULUAN Program Studi Fisika FKIP Universitas Bengkulu yang berdiri tahun 1995 telah menerapkan kurikulum Nasional 1995. Salah satu ciri kurikulum ini adalah bahwa semua mahasiswa pendidikan MIPA wajib mengikuti mata kuliah dasar MIPA pada tahun pertama secara bersama. Tujuannya adalah untuk memberikan landasan berpikir yang sama serta
wawasan yang luas kepada mahasiswa dalam rumpun ilmunya, yaitu MIPA. Dengan memiliki landasan berpikir yang sama, para guru MIPA yang dihasilkan LPTK kelak akan dapat berkomunikasi yang baik antar sesama guru MIPA serta mampu menghubungkan materi bidang ilmu yang diiajarkannya dengan materi bidang ilmu lainnya dalam rumpun MIPA. Dengan demikian, seorang guru
Konsepsi Mahasiswa ……………. (Eko Swistoro)
128
lulusan MIPA LPTK akan mampu mengajarkan mata pelajaran bidang studinya dengan baik di sekolah. Fisika sebagai salah satu rumpun MIPA adalah ilmu yang mempelajari tentang berbagai gejala alam. Dalam mempelajari fisika tidak terlepas dari konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang saling terkait dan ini dapat dijelaskan dengan bantuan matematika sebagai alat untuk menjelaskan secara kuantitatif tentang sifat fisis dan prilaku benda-benda alam. Oleh karena itu mahasiswa MIPA sudah seharusnya memahami dan menguasai konsep-konsep serta prinsip-prinsip dasar fisika guna lebih memantapkan pengetahuan bidang studi di program studinya masingmasing. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, kepada mahasiswa tahun pertama pendidikan MIPA mempelajari fisika selama dua semester dengan bobot 4 sks tiap semester. Kepada mereka diajarkan tentang konsep-konsep yang ada dalam mekanika, ilmu panas, getaran dan gelombang, listrik dan magnet, optika serta fisika modern. Semua konsep dalam topik inti fisika dasar itu harus mampu di pahami dan dikuasai oleh mahasiswa pendidikan MIPA khususnya mahasiswa fisika, sehingga pada tahun-tahun berikutnya mereka akan dapat lebih memahami dan menguasai materi bidang studi dalam program studinya. Disamping itu guna menanamkan pengertian dan pemahaman yang lebih baik kepada para mahasiswa tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam fisika dasar, program studi fisika telah membentuk tim pengajar fisika dasar. Tim ini bertugas memberikan perkuliahan fisika dasar kepada mahasiswa Pendidikan MIPA pada tahun pertama sesuai dengan
Exacta, Vol. VI, No 1, Juni 2008 : 128-135
program pengajaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian, pemahaman terhadap topik-topik inti fisika dasar diharapkan dapat menjadi lebih baik. Akan tetapi dalam kenyataannya, hasil belajar fisika dasar yang dicapai mahasiswa fisika dari tahun ke tahun masih belum memuaskan. Banyak mahasiswa yang kurang memahami konsep-konsep dalam topik inti fisika dasar secara keseluruhan. Berdasarkan hasil ujian semester, mahasiswa fisika hanya dapat memahami materi perkuliahan sekitar 50% dari seluruh materi-materi fisika dasar yang di ajarkan, sedangkan yang idealnya. 85%. Hal ini jelas menimbulkan permasalahan yaitu dengan kurang menguasai fisika dasar mengakibatjkan sukarnya mahasiswa fisika mengusai mata kuliah keahlian (MKK), karena fisika dasar merupakan mata kuliah prasyarat bagi mata kuliah keahlian. Selain itu dengan tidak dikuasainya fisika dasar mahasiswa fisika akan memperoleh prestasi (IPK) rendah dan kelulusan akan menjadi lama. Padahal tuntutan lembaga menghendaki lulus cepat dalam arti sesuai dengan program dan lulus dengan mendapatkan IPK tinggi. Dengan demikian, permasalahan ini perlu dipecahkan dengan jalan mengadakan suatu penelitian. Berdasarkan latar belakang maka masalah pokok dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah konsepsi mahasiswa fisika terhadap pokokpokok materi fisika dasar di Program Studi Fisika FKIP Universitas Bengkulu?” Dalam hal ini konsepsi mahasiswa diartikan sebagai pengertian, pemahaman, atau pendapat mahasiswa terhadap suatu objek. Objek dalam penelitian ini adalah pokok-pokok materi fisika dasar yaitu bagian-bagian yang penting dari
129
materi fisika dasar yang harus dipelajari, dipahami, dan dikuasai oleh mahasiswa Program Studi Fisika. Dari permasalahan tersebut di atas dapat diuraikan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :1) bagaimanakah konsepsi mahasiswa fisika terhadap pokok-pokok materi yang terkandung dalam topik-topik inti fisika dasar, 2) Topik-topik inti mana yang kurang dikuasai mahasiswa, 3) faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesalahan konsepsi mahasiswa terhadap pokok-pokok materi dalam topik-topik inti fisika dasar,dan 4) Apakah ada perbedaan yang berarti dalam hal konsepsi mahasiswa fisika terhadap topik-topik inti fisika dasar antara mahasiswa tahun tahun 1995, 1996, 1997, dan 1998. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penerapan kurikulum nasional bagi Program Studi Fisika Universitas Bengkulu dinilai sangatlah tepat. Pada tahun pertama mahasiswa program studi fisika harus mengambil 29 sks untuk mata kulian MIPA dasar, yaitu Biologi (3 sks), Fisika dasar (8 sks), kimia Dasar (8 sks), Kalkulus (6 sks), Dasar-dasar pendidikan MIPA (2 sks), dan ilmu Lingkungan (2 sks). (Tim Buku Panduan FKIP UNIB, 1998). Tujuan diberikannya mata kuliah ini agar mahasiswa fisika memiiliki landasan berpikir yang sama serta wawasan yang luas mengenai MIPA sebagai suatu rumpun bidang studi sehingga mereka mampu berkomunikasi dalam bidang MIPA antar sesamanya dan mampu menghubungkan materi bidang studi fisika yang dijarkannya kelak dengan materi bidang MIPA lainnya. Selain itu, bagi mahasiswa fisika mata kuliah fisika dasar (fisika dasar I dan II) adalah merupakan mata kuliah prasyarat untuk mata kuliah
lanjutan, misalnya mata kuliah Elektronika, Gelombang, ListrikMagnet, Termodinamika, Fisika Kuantum, Fisika Modern, Fisika Statistik, Pengantar Fisika Zat Padat dan pengantar Fisika Inti (Depdikbud, 1994). Dengan demikian jika mahasiswa tidak mengusai mata kuliah prasyarat, maka mereka akan mengalami kesulitan dalam kuliah fisika lanjutan. Itulah sebabnya mahasiswa wajib mengusai konsepkonsep dan prinsip-prinsip yang ada pada topik-topik inti fisika dasar. Menurut Euwe Van den Berg (1991) konsep adalah abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antar manusia dan memungkinkan manusia berpikir. Contoh konsep adalah meja, binatang, manusia, cinta, gaya dan sebagainya. Tafsiran perorangan terhadap banyak konsep berbeda-beda. Misalnya terhadap konsep “ibu” berbeda-beda untuk setiap orang. Tafsiran konsep oleh seseorang yang disebut konsepsi. Walaupun dalam fisika kebanyakan konsep mempunyai arti jelas, yang telah disepakati oleh pakar fisika, tapi konsepsi mahasiswa berbeda-beda. Jika konsepsi mahasiswa adalah tidak sama dengan konsepsi para pakar fisika, kita menggunakan istilah bahwa mahasiswa mengalami miskonsepsi (salah konsepsi). Biasanya miskonsepsi menyangkut kesalahan siswa / mahasiswa dalam pemahaman antara konsep (Euwe Van den Berg, 1991 : 10). Hasil penelitian tentang kesalahan konsepsi yang dialami oleh siswa / mahasiswa telah dikemukakan oleh para pakar. ShymanskY & Kyle (1988: 294) menyatakan sebagai berikut : It is clear that the exictence of misconceptions among student at all levels presents achallenge for science educators. Meaningful learning cannot
Konsepsi Mahasiswa ……………. (Eko Swistoro)
130
occur if students possesentering behaviours that prevent the acquisition of the concepts. Jelas sekali bahwa kesalahan konsep terhadap suatu obyek yang dipelajari pada siswa pada semua level dalam hal ini menjadi tantangan bagi guru IPA. Dalam hal ini, belajar bermakna tidak dapat diwujudkan jika siswa bersikap mempertahankan pendapatnya sendiri terhadap suatu konsepsi yang salah. Dalam upaya meluruskan konsepsi mahasiswa yang kurang tepat terhadap suatu materi perkuliahan, peranan dosen menjadi sangat penting. Bila dosen dalam mengajar kurang memberikan penekanan terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang penting., Maka sedikit sekali mahasiswa yang berhasil memperbaiki kesalahan konsepsi yang dialaminya. Kebanyakan mahasiswa yang berhasil memahami dan mengusai materi perkuliahan dengan baik jika dosen mengajar menggunakan metode dan teknik mengajar yang tepat sesuai dengan sifat meteri perkuliahan yang diberikan. Dalam hal ini dosen perlu merancang strategi belajar mengajar secara baik guna mengatasi kesalahan konsepsi yang mungkin dialami mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :1) Melihat gambaran konsepsi mahasiswa fisika terhadap pokok-pokok materi yang terkandung dalam topik-topik inti fisika dasar.; 2) Mengetahui topik-topik inti fisika dasar yang kurang dikuasai mahasiswa; dan 3). Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesalahan konsepsi mahasiswa terhadap pokokpokok materi dalam topik-topik inti fisika dasar. Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah :1) Dengan diperolehnya hasil penelitian maka akan didapat : sejumlah kesalahan
Exacta, Vol. VI, No 1, Juni 2008 : 128-135
konsepsi mahasiswa tentang topiktopik inti fisika dasar. Data ini akan dijadikan dasar untuk perbaikan proses belajar mengajar. Apabila kesalahan konsepsi ini tidak diperbaiki maka akan mengganggu, karena kesalahan konsepsi ini dikemudian hari akan muncul kembali. Menurut Osborn& Freyberg (1985 dalam Euwe Van Den Berg, 1991 : 17) kesalahan konsepsi sukar sekali diperbaiki; dan 2). Hasil penelitian dapat dijadikan bahan untuk remediasi bagi dosen pengajar fisika dasar. Remediasi adalah salah satu cara untuk mengatasi salah konsepsi. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif. Variabel yang akan diteliti meliputi 1). Bagaimanakah konsepsi mahasiswa fisika terhadap pokokpokok materi yang terkandung dalam topik-topik inti fisika dasar; 2).Topiktopik inti mana yang kurang di kuasai mahasiswa ; dan 3) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesalahan konsepsi mahasiswa terhadap pokokpokok materi dalam topik-topik inti fisika dasar. Populasi penelitian adalah mahasiswa fisika angkatan 1995, 1996,1997 dan 1998. berjumlah 115 orang. Sampel penelitian adalah 115 orang yang terdiri dari 17 orang mahasiswa angkatan 1995, 27 orang mahasiswa angkatan 1996, 32 orang mahasiswa angkatan 1997 dan 39 orang angkatan 1998. untuk mahasiswa angkatan 1999 dengan jumlah 48 orang tidak dijadikan populasi ataupun sampel penelitian karena mereka pada tahun 1999 baru mengambil mata kuliah fisika dasar. Alat pengumpul data adalah tes. Tes digunakan untuk menjaring data tentang konsepsi (pemahaman) mahasiswa terhadap topik-topik inti fisika dasar. Tes tersebut berisi pernyataan-pernyataan alternatif
131
tentang konsepsi mahasiswa terhadap pokok-pokok materi pada setiap topik inti fisika dasar yang diajarkan. Pada setiap pokok materi dirumuskan dua pernyataan, satu dalam bentuk konsepsi yang benar dan satu lagi dalam bentuk konsepsi yang salah (pilihan ganda dengan dua opsi). Untuk pernyataan dengan konsepsi yang benar di beri skor 1 dan pernyataan dengan konsepsi yang salah di beri skor 0. Dengan demikian data kuantitatif tentang konsepsi mahasiswa terhadap topik-topik inti fisika dasar dapat diperoleh. Sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data , tes yang telah di susun terlebih dahulu diiuji cobakan terhadap mahasiswa MIPA yang tidak termasuk dalam sampel penelitian. Dalam hal ini akan ditentukan validitas dan reliabilitas secara statistik sehingga diperoleh instrument yang berkualitas. Tes pemahaman mahasiswa diuji cobakan pada sekitar 26 orang mahasiswa (non regular). Indikator yang dipergunakan untuk menggambarkan kualitas tes adalah : Tingkat Kesukaran (TK) dan Daya Pembeda (DP), (validates tes), dan Reliabilitas Tes. Teknik pengolahan data adalah sebagai berikut : untuk mencari tingkat konsepsi mahasiswa (TKM) digunakan rumus sebagai berikut : X TKM .100% ; dimana X B adalah jumlah skor mahasiswa pada setiap topik inti dan B adalah jumlah pernyataan altrnatif konsepsi yang benar pada setiap topik inti. Faktorfaktor yang mempengaruhi kesalahan konsepsi mahasiswa terhadap topiktopik inti fisika dasar diketahui melalui wawancara. Dalam hal ini jawaban responden diklasifikasikan . Dengan cara ini, gambaran tentang faktorfaktor yang mempengaruhi kesalahan
konsepsi mahasiswa terhadap topiktopik inti fisika dasar dapat diketahui. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analis Uji Coba Berdasarkan tingkat kesukaran (TK) dan daya pembeda, ternyata untuk tes konsepsi mahasiswa pada topik-topik fisika dasar I dan fisika dasar II, 2 soal ditolak, sedangkan 48 butir soal dapat diterima sebagai soal yang baik. Hasil perhitungan reliabilitas tes konsepsi mahasiswa dengan 48 soal (untuk fisika dasar I dan II) setelah 2 soal tidak memenuhi kriteria tingkat kesukaran dan daya pembeda dibuang, koefisien reliabilitas untuk fisika dasar sama dengan 0,8519. Angka-angka ini menunjukkan bahwa tes konsepsi mahasiswa tersebut cukup reliabel. Hasil Analis Data Penelitian Dari seluruh sampel yang direncanakan sebanyak 115 orang mahasiswa, datanya diperoleh secara lengkap sebanyak 105 orang mahasiswa. Berdasarkan pengolahan data diperoleh hasil tingkat konsepsi mahasiswa terhadap topik inti Fisika Dasar I pada masing-masing angkatan seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Tingkat konsepsi mahasiswa Pada Matakuliah Fisdas I Topik inti Fisika Dasar I Kinematika Dinamika Momentum Linier Kerja-Energi Benda Tegar Momentum Sudut Fluida Kalor
Tingkat Konsepsi (%) 1995 1996 38,1 48,5 37,2 48,6 20,8 15,0
1997 50,8 50,8 39,7
1998 36,6 21,9 28,8
16,7 33,3 20,0
20,0 33,3 20,0
70,6 29,4 70,6
2,6 21,4 43,6
33,3 16,7
30,0 20,0
52,9 35,3
28,2 27,2
Tabel 1 Menunujukkan bahwa tingkat konsepsi (pemahaman) mahasiswa
Konsepsi Mahasiswa ……………. (Eko Swistoro)
132
fisika terhadap topik-topik inti fisika dasar I masih sangat rendah, jika ditinjau dari segi ideal tingkat konsepsi yaitu 85%. Ini berarti bahwa para mahasiswa belum mampu memahami dan menguasai pokok-pokok materi yang terkandung dalam topik-topik inti fisika dasar I. Topik-topik Fisika Dasar I yang kurang dikuasai mahasiswa adalah : Untuk angkatan 1995: Kerja dan energi (16,7%), benda Tegar (16,7%) dan Kalor (16,7%). Untuk angkatan 1996: Kerja dan energi (20%), momentum sudut (20%), dan Kalor (20%). Untuk angkatan 1997: Benda tegar (29,4%). Untuk angkatan 1998 : Dinamika (21,9%), kerja dan energi (2,6%) Tingkat konsepsi mahasiswa fisika terhadap topik-topik inti fisika dasar II pada masing-masing angkatan ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Tingkat konsepsi mahasiswa Pada Matakuliah Fisdas II Topik Inti Fisika Dasar II Medan Listrik Potensial Listrik Kapasitas dan Dielektrik Arus Listrik Medan Magnet Imbas Elektrmagnetik Arus AC Sifat Gelmbang Interferensi Gelombng Optik geometrik Alat optik Fisika Kuantum Susunan atom Susunan inti
Tingkat Konsepsi (%) 1995 1996 1997 1998 36,4 22,2 37,3 35,3 18,3 16,6 17,6 20,6 20,9
16,6
58,8
20,6
70,2 60,1 41,3
83,3 50,0 30,0
35,3 41,2 44,7
16,2 35,3 30,6
15,2 20,3 40,2
11,1 31,3 33,3
3,9 29,4 25,5
21,6 37,1 50,0
20,1
30,0
15,3
32,8
13,1 13,4
38,9 1,3
19,6 28,2
28,4 22,9
30,2 15,6
58,3 16,6
17,6 13,7
29,4 12,7
Tenyata tingkat pemahaman mahasiswa fisika terhadap topik-topik
Exacta, Vol. VI, No 1, Juni 2008 : 128-135
inti fisika dasart II juga masih sangat rendah (tabel 3.2). Ini berarti topiktopik inti fisika dasar II secara relatif kurang dipahami oleh mahasiswa fisika , baik oleh angkatan 1995,1996, 1997 dan 1998. Topik-topik inti fisika dasar II yang kurang dikuasai mahasiswa adalah ; Untuk angkatan 1995 : Hampir seluruh topik kecuali topik arus listrik (70,2%) dan medan magnet (60,1%). Untuk angkatan 1996: Hampir seluruh topik Fisika Dasar II kecuali topik arus listrik (83,3%). Sedangkan untuk mahasiswa angkatan 1997 dan 1998 seluruh topik inti Fisika Dasar II tidak dikuasai. Adapun rata-rata penguasaan mahasiswa terhadap Fisika Dasar I dan Fisika Dasar II dapat dirangkum dalam Tabel 3. Tabel 3. Rerata penguasaan mahasiswa Angkatn
1995 1996 1997 1998
Tes Fisika Dasar I Mean SB (%) (%) 26,6 8,8 29,4 10,6 50,0 11,4 26,2 14,8
Tes Fisika Dasar II Mean SB (%) (%) 29,7 14,4 32,3 14,6 27,7 23,5 28,1 8,1
Dari hasil wawancara dengan mahasiswa fisika didapat faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat pemahaman mahasiswa terhadap topik-topik inti fisika Dasar antara lain meliputi faktor : 1). Manfaat mempelajari fisika dasar, 2) Metode dan teknik penyajian materi perkuliahan fisika dasar, 3). Pengalaman praktikum fisika dasar di laboratorium, 4). Ketersediaan buku ajar fisika dasar yang rendah dipahami, dan 5). Prasyarat pengetahuan untuk belajar fisika dasar. Mahasiswa fisika baik angkatan 1995, 1996, 1997, damn 1998 belum mengetahui manfaat mempelajari mata
133
kuliah fisika dasar. Padahal fisika dasar merupakan dasar untuk mempelajari mata kuliah fisika berikutnya. Jika fisika dasar dikuasai oleh mahasiswa maka mahasiswa tersebut tidak mengalami kesulitan dalam pengusaan mata kuliah berikutnya . Dari hasil wawancara, berarti perlu terus menerus diadakan perbaikan pola dan teknik pengajaran. Ini berarti bahwa dosen harus mampu dan mau secara terus menerus mengembangkan metode pengajaran fisika. Karena tanpa metode yang benar dan tepat pengajaran fisika menjadi tidak menarik dalam hal ini akan mengakibatkan mahasiswa kurang ,meguasai konsep-konsep fisika yang diajarkan. Selanjutnya berakahir pada prestasi belajar mahasiswa rendah. Pengalaman praktikum juga merupakan faktor yang menyebabkan rendahnya penguasaan materi fisika dasar . Ini berarti bahwa mahasiswa membutuhkan kegiatan praktikum yang lebih intensif lagi. Dalam arti bahwa praktikum yang telah dilaksanakan perlu ditingkatkan baik dari strategi pengajaraannnya/pelaksanannyua maupun dari segi jumlah/banyaknya topik-topik praktikum yang menunjang fisika dasar. Sudah tidak diragukan lagi bahwa faktor buku penunjang merupakan syarat mutlak keberhasilan seseorang dalam belajar. Sekitar 90% mahasiswa fisika tidak memilki buku fisika dasar. Padahal untuk mendapatkan buku – buku tersebut di pasaran tidak terlalu sulit. Ini berarti harus dicari jalan keluarnya yaitu dengan cara : 1). Lembaga (UNIB) melengkapi buku-buku tersebut, 2). Dosen membuatkan hand out. Disamping itu faktor yang tidak kalah pentingnya adalah penguasaan
prasyarat pengetahuan yang harus dimiliki seorang mahasiswa. Dari hasil pengamatan dosen kurang memberikan prasyarat pengetahuan kepada mahasiswa sebelum kuliah dimulai. Misalnya seorang dosen akan mengajarkan tentang gerak benda, sebagai prasyarat pengetahuan yang harus dimiliki oleh mahasiswa adalah bahwa mahasiswa harus mengetahui dulu pengertian vektor. Untuk mempelajari gerak parabola harus dikuasai dulu topik gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan. Jadi sebelum mengajarkan topik tertentu , dosen harus terlebih dahulu mengetahui apakah mahasiswa telah siap dengan topik tersebut, dengan cara menanyakan topik prasyarat pengetahuan kepada mahasiswa tadi. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan : 1) Tingkat pemahaman mahasiswa baik angkatan 1995, 1996, 1997 maupun 1998 belum mencapai target yang diharapkan.; 2) Seluruh topik-topik inti yang terkandung dalam Fisika Dasar I dan Fisika, Dasar II merupakan topik yang sukar dikuasai mahasiswa; dan 3) Faktor-faktor yang mempengaruhi Fisika Dasar I dan Fisika Dasar II adalah faktor manfaat fisika dasar kurang dipahami oleh mahasiswa, metode dan teknik penyajian materi mata kulaih fisika dasar kurang, pengalaman praktikum mahasiswa di laboratorium masih terbatas, ketersediaan buku fisika dasar masih kurang, dan prasyarat pengetahuan bagi mahasiswa untuk belajar tentang topik-topik fisika dasar juga masih kurang. Untuk dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa fisika terhadap topik-topik inti fisika dasar maka
Konsepsi Mahasiswa ……………. (Eko Swistoro)
134
disarankan : 1) Sebelum kuliah berlangsung dosen hendaknya menjelaskan pentingnya belajar fisika dasar; 2) Dosen perlu mencari dan menerapkan metode dan teknik mengajar yang tepat; 3)Strategi dan frekuensi kegiatan praktikum fisika dasar di laboratorium hendaknya lebih ditingkatkan ( selama ini hanya 16 judul praktikum, bisa jadi 60 judul praktikum); 4). Perlu pengadaan secukupnya buku-buku fisika dasar di perpustakaan.; dan 5) Sebelum kuliah berlangsung perlu pemberian prasyarat pengetahuan bagi mahasiswa.
Sutrisno. 1999. Seri Fisika - Fisika Dasar – Listrik Magnet dan Termo Fisika. Edisi Keenam. Bandung : Penerbit ITB
DAFTAR PUSTAKA Depdikbud. 1995 . Kurikulum Nasional Sarjana Fisika. Jakarta. Dirjen Dikti Euwe Van den Berg. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga.: Universitas Kristen Satya Wacana ShymankY,J.A & Kyle, W.C. 1998. A Summary Of Research In Science Education 1986. New York : John Wiley & Sons,Inc Tim Buku Panduan FKIP UNIB. 1998. Buku Panduan FKIP. Bengkulu : Universitas Bengkulu Halliday & Resnick 1999. Fisika Jilid I. Terjemahan oleh Pantur silaban dan Erwin Sucipto. Edisi ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga Halliday & Resnick 1999. Fisika Jilid II. Terjemahan oleh Pantur silaban dan Erwin Sucipto. Edisi ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga Sutrisno. 1999. Seri Fisika - Fisika Dasar –Mekanika. Edisi Keenam. Bandung : Penerbit ITB Sutrisno. 1999. Seri Fisika - Fisika Dasar – Gelombang . Edisi Keenam. Bandung : Penerbit ITB
Exacta, Vol. VI, No 1, Juni 2008 : 128-135
135