KONSEP, HAKIKAT BELAJAR, DAN PEMBELAJARAN IPA
Dr. Budiyono Saputro, M.Pd
1
KOMPETENSI DASAR • Memahami hakikat pembelajaran IPA
INDIKATOR KOMPETENSI • Menganalisis konsep, hakikat belajar dan pembelajaran IPA, • Menganalisis teori pembelajaran kontruktivisme dan absolutisme, • Menganalisis strategi inklusi dalam pembelajaran IPA • Mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran IPA. 2
Fokus pembelajaran IPA di MI
minat dan pengembangan anak
Pemahaman nilainilai agama terhadap berbagai fenomena alam 3
Saudara sebagai guru dapat membelajarkan IPA yang baik dan benar
4
Hakekat Belajar IPA
Absolutisme
Konstruksivisme
Perubahan tingkah laku dari belum tahu ke keadaan sudah tahu
Siswa diakui telah memiliki pengetahuan
Ibarat mengisi botol kosong
Percobaan dan pengamatan
5
HAKEKAT PEMBELAJARAN IPA Proses
Produk
Hakekat IPA Sikap
Belajar IPA memiliki ketiga dimensi
6
Belajar IPA dalam Paradigma Absolutisme
Terpusat pada guru
Siswa Pasif
7
Belajar IPA dalam Paradigma Kontruktivisme Guru sbg fasilitator
Siswa aktif
Siswa mengkontruksi pengetahuan melalui percobaan atau pengalaman
8
Masalah belajar pada Siswa Madrasah
Bersumber dari lingkungan keluarga
Bersumber dari siswa
Bersumber lingkungan sekolah
9
IPA SEBAGAI PRODUK • IPA sebagai produk merupakan hasil upaya para perintis IPA terdahulu dan umumnya telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku-buku teks dan film-film dokumen dalam bentuk CD atau DVD yang kesemuanya dapat dianggap sebagai body of knowladge. • Di dalam pengajaran IPA guru dituntut untuk dapat mengajak anak didiknya memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar. 10
IPA SEBAGAI PROSES • Makna sebagai proses adalah proses untuk mendapatkan IPA yang disusun melalui metode ilmiah. Anak-anak usia SD/MI, metode ilmiah dikembangkan secara bertahap berkesinambungan, dengan harapan bahwa pada akhirnya akan terbentuk paduan yang lebih utuh sehingga harapannya anak-anak SD/MI mampu melakukan penelitian secara sederhana. 11
IPA SEBAGAI PEMUPUK SIKAP Makna sikap = sikap ilmiah terhadap alam sekitar. • Sikap ilmiah yang memungkinkan dapat dikembangkan pada anak-anak usia SD/MI adalah : (1) sikap ingin tahu; (2) sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru; (3) sikap kerjasama; (4) sikap tidak putus asa; (5) sikap tidak berprasangka; (6) sikap mawas diri; (7) sikap bertanggung jawab; (8) sikap berpikir bebas; dan (9) sikap kedisiplinan diri. • Sikap ilmiah tersebut dapat dikembangkan tatkala peserta didik melakukan diskusi, percobaan, simulasi, atau kegiatan observasi lapangan. 12
Pendekatan STM 1. Masalah aktual yang muncul di masyarakat merupakan komponen kurikulum 2. Ditekankan pada proses sains dan teknologi yang menjadi keseharian anak 3. Siswa mengasah kemampuan mengambil keputusan terkait sains dan teknologi yang relevan dengan konteks siswa. 4. Kesadaran menjadi bagian integral pembelajaran sains dan teknologi 5. Dalam kaitan dengan permasalahan, nilai, moral dan etik harus menjadi bagian utama pembelajaran 13
Pendekatan Inquiri • Pembelajaran berbasis inquiry adalah cara membangun pengetahuan tentang alam di sekitar kita melalui cara-cara inquiry. • Pembelajaran dimulai dengan permasalahan yang dajukan oleh siswa atau yang diarahkan oleh guru pada topik yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa memegang peranan untuk menjawab pertanyaan dengan melakukan serangkaian kerja ilmiah. • Pada akhir pembelajaran guru mengajukan pertanyaan apakah konsep-konsep telah dipahami dengan baik oleh siswa. 14
Mukjizat ilmu pengetahuan dalam Al Qur’an • Dalam mukzizat ilmu pengetahuan dalam Al Qur’an membahas tentang Ginekologi (ilmu janin), tumbuh-tumbuhan, hewan, burung, hewan melata, binatang air, serangga, kepekaan kulit, pohon hijau, pembentukan air susu, makluk diciptakan berpasang-pasangan, keistimewaan sidik jari manusia, manfaat kurma bagi wanita bersalin, pentingnya keseimbangan gizi, energi angin, air sebagai sumber kehidupan, bahaya alkohol bagi manusia, dan bahaya senggama ketika haid.
Fenomena geografis dalam Al Qur’an •
Al Qur’an telah memberikan dasar nilai-nilai dengan akurasi yang maha sempurna, dalam fenomena geografis nilai-nilai tersebut mencakup permasalahan antara lain : peredaran air dalam alam, batas pemisah antara air laut dan sungai, awan yang menggumpal (butir-butir air hujan), antara tekanan udara dan ketinggian saling berlawanan, pembentukan hujan dan angin, (bulan, bumi, dan perputarannya), dan gravitasi bumi.
Fenomena alam dalam Al Qur’an • Pada bagian ini Al Qur’an membahas tetang materi yang sangat lengakap yaitu : perintah untuk berfikir dan menghayati, asal mula jagat raya, ayat-ayat tentang bintang, ayat-ayat tentang angin, ayat-ayat awan dan hujan, penciptaan matahari dan bulan, penciptaan siang dan malam, sifat matahari dan bulan, cahaya matahari, cahaya bulan, keseimbangan jagad raya, tahun syamsiah dan qamariyah, pergantian malam dan siang, perputaran matahari dan bulan, pengaruh gunung pada keseimbangan bumi, petir dan kilat, bayangan, fatamorgana, pemuaian alam semesta, dan langit.