KOMUNIKASI PEMASARAN EFEKTIF MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM STUDI DESKRIPTIF PADA PELAKU UMKM DI PASAR SANTA, JAKARTA Ade Irawan Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Paramadina Jalan Gatot Subroto Kav. 97 Jakarta
[email protected]
ABSTRACT The internet development for the several years has led the development of marketing communications technique. Instagram as one of the social media platform has been selected to be media of marketing communication. The purpose of this research is to describe the marketing communication activity through the Instagram for the small business in Santa modern market, Jakarta. Post, an alternative bookshop and creative community hub has been selected purposively as the sample of the research. The study was conducted by using descriptive qualitative method with indepth interview and observation data collection. The result of the research shows that Post has conducted the effective marketing communication through Instagram. The findings indicate that Post is a form of social entreprenurship. This resulted in the way of conducting marketing communication campaign. The main purpose of the campaign is to raise the brand awareness of Post Santa and its activity. Post has succeeded to maximizing the functions and features on Instagram. . Keywords: Marketing communication, social media, Instagram, Small Business, Start-up Business I.
PENDAHULUAN
Fenomena yang tumbuh seiring kemajuan teknologi internet adalah jejaring sosial atau media sosial. Jejaring sosial disebut juga sebagai media sosial. Kemunculan media sosial membuka ruang interaksi yang lebih luas bagi pengguna internet. Di Indonesia, 15 % atau 38 juta penduduknya adalah pengguna aktif internet. Di Asia terdapat lebih dari 653 juta
pengguna internet yang berlangganan melalui handphone (Techinasia, 2015) Instagram merupakan media sosial dengan tingkat pertumbuhan pengguna paling pesat. Dalam blognya Instagram menyebutkan, jumlah penggunanya telah menembus lebih dari 400 juta orang. Mengalami peningkatan sebanyak 100 juta pengguna sejak Desember 2014. Saat itu mereka mengumumkan jumlah penggunanya mencapai 300 juta orang (Selular, 2015). Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki pengguna Instagram terbanyak bersama dengan Brazil dan Amerika. Kemajuan lain yang diraih instagram adalah jumlah foto yang diunggah setiap harinya yang mencapai 80 juta foto (Daily Social, 2015) Seiring dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya kebutuhan memunculkan konsep pemasaran baru. Para pemasar yang biasa memasarkan produknya melalui toko atau media konvensional kini mulai menggunakan internet sebagai media pemasaran (Anggrahini & Surwati, 2014). Komunikasi adalah elemen penting dalam pemasaran, karena pada dasarnya pemasaran adalah komunikasi antara produsen dan konsumen. Seiring berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, muncul paradigma baru. Munculnya teknologi internet, memberikan kemudahan dalam kegiatan pemasaran. Media sosial sebagai kemajuan teknologi informasi secara online menjadikan kegiatan pemasaran menjadi lebih murah dan mudah. Biaya yang lebih murah dan mudah memungkinkan perusahaan dan pemasaran untuk mempromosikan produknya. Bagi pelaku usaha kecil dan menengah, media sosial menjadi pilihan tepat sebagai media pemasaran. Anggrahini & Surwati (2014) dalam penelitiannya tentang kegiatan komunikasi pemasaran melalui media sosial, berpendapat bahwa komunikasi
1
pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk atau merek yang ditawarkan. Salah satu bentuk kesuksesan penggunan media sosial dalam pemasaran usaha kecil menengah adalah pemasaran melalui media sosial yang dilakukan oleh para pedagang atau pelaku usaha Pasar Santa. Pasar Santa. Pasar Santa berkembang menjadi ruang dan juga inkubator bagi bisnis kreatif anak muda (Transmedia, 2014). Suasana yang beragam dengan banyak pilihan produk dan jasa di dalamnya adalah unsur utama dari yang membuat Pasar Santa menjadi seperti sekarang. Pasar Santa menjadi pasar yang terkenal di Ibu Kota. Pasar tua yang berlokasi di Kebayoran Baru itu kini bersolek menjadi salah satu tempat hangout alias tempat nongkrong dan kumpul-kumpul anak muda Jakarta (Tempo, 2015). Kesuksesan Pasar Santa, selain karena hadirnya produk dan usaha kreatif, juga tidak terlepas dari strategi pemasaran menggunakan media sosial. Pengelola komunitas pasar santa memilih untuk tidak menggunakan Facebook atau twitter, melainkan Instagram. Menurut pengelola, pemilihan Instagram sebagai media promosi terkait dengan pertumbuhan pengguna instagram.selain itu juga mereka ingin terlihat berbeda dengan arus utama yang menggunakan Facebook dan Twitter (konteks, 2015). Pelopor bisnis kreatif di Pasar Santa dan banyak pemilik usaha di Pasar Santa saat ini memilih Instagram sebagai media pemasaran. Pengelola hanya menggunakan akun Instagram untuk penyebaran aktivitas. Menurut Kepala Pasar Santa Bambang Sugiharto, media sosial memang menjadi senjata ampuh untuk promosi.(Detik, 2014). Hal ini bisa dilihat dari banyaknya publisitas mengenai produk, brand dan aktivitas kewirausahaan kreatif lain di media sosial ini. Pasar Santa dikenal melalui Instagram dengan nama akun yang sama, yaitu @pasarsanta (RTV, 2014). Saat ini, akun Instagram komunitas Pasar Santa, @pasarsanta memiliki lebih dari 31 ribu pengikut meskipun hanya mengikuti 150 akun Instagram lain yang rata-rata adalah akun instagram para pedagang atau brand di Pasar Santa. Akun @pasarsanta telah melakukan publisitas atau posting
lebih dari 919 post (berdasarkan observasi pada akun per tanggal 27/10/2015). Rata-rata postingan di akun @pasarsanta adalah promo produk dan aktivititas kewirausahaan kreatif di Pasar Santa (RTV, 2014). Menurut SumAll, Instagram memiliki tingkat keterlibatan pengguna atau followers yang cukup tinggi ketika disandingkan dengan platform media sosial lainnya, hal ini membuat Instagram dinobatkan menjadi platform media sosial paling efektif dalam mendorong kinerja bisnis. Instagram, yang dalam laporan ini merupakan satu-satunya layanan yang hanya berbasis aplikasi mobile, dinyatakan sebagai media sosial yang paling cepat menciptakan pengikut baru, dan hal itu tentu sangat baik bagi para pelaku bisnis (Dailysocial, 2015). Menurut Cox (2012), media sosial memainkan peran penting dalam pemasaran dan menciptakan hubungan dengan pelanggan. Media sosial dengan sedikit sekali penghalang untuk masuk dan menggunakannya, memungkinkan usaha kecil menggunakannya sebagai alat pemasaran. Namun, banyak pelaku usaha kecil yang berusaha menggunakan media sosial tidak memiliki strategi memaksimalkannya. Akibatnya, banyak pengguna kehilangan peluang karena tidak memiliki pemahaman dasar tentang keuntungan dari media sosial dan cara menggunakannya untuk melibatkan pelanggan. Mengingat penggunaan media sosial memungkinkan pemasar dapat berinteraksi dengan konsumen lintas ras, geografi, jenis kelamin dan juga usia. Penggunaan media sosial membuat pemasar mampu mengukur keberhasilan pemasaran dengan cepat, berbeda dengan media lain. Dampak yang yang luar biasa dari media sosial memerlukan kesediaan waktu, kesabaran, kreativitas, dan komitmen (Schawbel, 2011). Beberapa ahli percaya komitmen adalah kata kunci untuk berhasil menggunakan media sosial untuk memasarkan merek dan produk. Komitmen tersebut dapat berupa waktu yang dialokasikan dan konten-konten yang dihadirkan. Schawbel (2011) mengungkapkan bahwa pemasaran menggunakan media sosial mengharuskan perusahaan untuk mengalokasikan waktu untuk memperbarui jaringan sosial dengan muatan yang segar dan berwawasan setiap hari.
2
Instagram sebagai salah satu bentuk media sosial merupakan aplikasi mobile yang dimana selain mempunyai fitur-fitur untuk mengedit foto, aplikasi ini juga dapat digunakan untuk sharing, like, dan saling berkomentar di dalam sebuah foto (Mitra, 2014 ). Dengan kata lain, Instagram sebagai bagian penggunaan internet dimanfaatkan dalam mengembangkan komunikasi pemasaran yang lebih lengkap dan memberi peluang lebih besar untuk melibatkan pelanggan. Hal ini sejalan dengan pemahaman Kotler dan Keller (2012), yang menempatkan komunikasi pemasaran sebagai sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung mengenai produk dan merek yang dijual untuk membangun hubungan dengan konsumen. Perusahaan dengan produk berbasi visual atau penawaran layanan akan lebih mudah memasarkan produk atau merek menggunakan Instagram (startupbisnis, 2015). Banyak perusahaan atau merek yang sukses menggunakan Instagram untuk memasarkan gambar dari perusahaan. Beberapa perusahaan besar yang sukses memaksimalkan penggunaan Instagram antara lain; Starbuck, Redbull, Adidas, dan American Express. Pada intinya, Instagram sebagai media sosial merupakan tool yang tepat untuk memaksimalkan komunikasi pemasaran, sejalan dengan yang disampaikan Cox (2012) bahwa pemasaran media sosial harus dimasukan ke dalam agenda pemasaran baik perusahaan besar maupun kecil. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman awal tentang bagaimana usaha kecil dapat menggunakan media sosial untuk mengembangkan bisnis dan menggunakan media sosial untuk terlibat pelanggan. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengkaji strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Komunitas Pasar Santa Penelitian ini berkaitan dengan dua topik yang dibahas bersama: pemasaran UKM dan media sosial. Topik ini penting mengingat mayoritas literatur akademik membahas strategi pengembangan komunikasi pemasaran melalui media sosial di organisasi besar atau perusahaan besar.
Rumusan Masalah Penelitian ini berusaha untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana kegiatan komunikasi pemasaran efektif melalui media sosial Instagram yang dilakukan oleh pelaku usaha kecil di Pasar Santa? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan utama untuk mendeskripsikan kegiatan pemasaran efektif melalui media sosial Instagram yang digunakan oleh usaha kecil di Pasar Santa. Penelitian pun ini diharapkan dapat memberi gambaran dan temuan yang membantu pelaku usaha kecil dan menengah dalam menggunakan dan memaksimalkan media sosial sebagai media pemasaran. Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2012) pemasaran adalah proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas (Rangkuti, 2004) Pemasaran adalah faktor penting dalam suatu siklus yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan konsumen. Pemasaran harus dapat menafsirkan kebutuhan-kebutuhan konsumen dan mengkombinasikan dengan data pasar misalnya lokasi, konsumen, dan kesukaan mereka. Informasi tersebut dapat dipakai sebagai dasar untuk mengadakan pengolahan bagi kegiatan produksi (Anggrahini & Surwati, 2014) Komunikasi Pemasaran Menurut Machfoedz (2010), komunikasi pemasaran adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan arus informasi tentang produk dari pemasar sampai kepada konsumen. Pada intinya
3
proses ini adalah komunikasi, yakni penyampaian pesan dari suatu sumber melalui medium kepada penerima. Kegiatan komunikasi pemasaran dapat didefinisikan sebagai pertukaran makna antar atau ditiap individu. Pertukaran tersebut tidak hanya pertukaran kata atau informasi, tetapi didalamnya juga terdapat masalah dasar di dalam kegiatan komunikasi yang dihadapi. Menurut Kotler dan Keller (2012) komunikasi pemasaran merupakan sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen (langsung maupun tidak langsung) tentang produk dan merek yang dijual. Komunikasi pemasaran memungkinkan perusahaan atau organisasi menghubungkan pemasar dengan orang, tempat, acara, pengalaman dan hal lainnya. Komunikasi pemasaran harus diintegrasikan untuk mengantarkan pesan yang konsisten dan mencapai positioning strategis (Setiawan, 2015). Menurut Duncan (2008), komunikasi pemasaran adalah sebuah kumpulan istilah dari berbagai jenis pesan yang direncanakan yang digunakan untuk membangun sebuah merek. Menurut Mayasari (2013) komunikasi pemasaran memilik beberapa tujuan yaitu Komunikasi pemasaran bertujuan untuk memberikan informasi terkait dengan produk baru, perubahan harga, logo, simbol atau berita mengenai perkembangan terkini dari perusahaan. Komunikasi pemasaran berusaha untuk memengaruhi konsumen agar konsumen memberikan perhatian kepada perusahaan. Komunikasi pemasaran bertujuan untuk mengingatkan kembali kepadakonsumen mengenai eksistensi produk. Definisi Bisnis Kecil, UMKM dan Bisnis Start Up Menurut Small Business Association (SBA) bisnis kecil (small bisnis) adalah perusahaan yang dimiliki dan dikelola secara independen dan tidak mendominasi bidang yang digelutinya (Bone & Kurtz, 2000). SBA juga mempertimbangkan
penjualan tahunan dan jumlah karyawan dalam beberapa industri untuk mengidentifikasi bisnis kecil. Menurut Small Business Association (SBA), perusahaan retail dengan penjualan tahunan sampai dengan US$ 14,5 juta masih dianggap sebagai bisnis kecil (Bone & Kurtz, 2000). Menurut UndangUndang No.20 Tahun 2008 tentang UMKM, sebuah bisnis atau usaha dengan penjualan tahunan sampai dengan Rp 2,5 Milyar masih dianggap bisnis kecil, penjualan diatas Rp 2,5 miliar dianggap bisnis atau usaha menengah. Menurut Maxmanroe.com, sebuah situs edukasi marketing, Start Up merujuk pada perusahaan yang belum lama beroperasi. Perusahaanperusahaan ini sebagian merupakan yang baru didirikan dan berada dalam fase pengembangan. Menurut Rusdi Karsandi, Co-Founder Grevia.com dan Jobtalento, Start Up adalah sebutan untuk perusahaan yang baru memulai usahanya dan masih dalam tahap pencarian target yang tepat dan biasanya beroperasi melalui website (Grevia, 2015). Definisi yang lebih mengakomodasi adalah pengetian bisnis Start Up menurut Ronald Widha dari TemanMacet.com, Startup tidak hanya perusahaan baru yang bersentuhan dengan teknologi, dunia maya, aplikasi atau produk tetapi bisa juga mengenai jasa dan gerakan ekonomi rakyat akar rumput yang bisa mandiri tanpa bantuan korporasi-korporasi yang lebih besar dan mapan. Peluang Pemasaran Bagi Usaha Kecil dan Menengah Terkait dengan keterbatasan yang dimiliki oleh usaha kecil, pemasaran dalam usaha kecil sangat tergantung pada rekomendasi dari mulut ke mulut untuk meraih pelanggan. Stokes dan Lomax (2002) dalam Cox (2012) menyatakan bahwa sejumlah studi telah menunjukkan bahwa sumber yang paling penting dari pelanggan baru untuk perusahaan kecil adalah rekomendasi dari pelanggan lama. Bagi banyak pemilik-manajer, ketergantungan pada rekomendasi pelanggan lebih cocok untuk sumber daya yang tersedia untuk bisnis. Dengan demikian, pelaku usaha kecil dengan segala keterbatasannya, sudah selayaknya memilih dan memaksimalkan saluran baru untuk pemasaran
4
dalam hal ini adalah media sosial. Saluran berbiaya murah ini memungkinkan para pelaku usaha kecil untuk intensif memperkaya konten promosi dan publisitasnya tanpa harus mengeluarkan anggaran yang besar dan membebani mengingat pelaku usaha kecil biasanya memiliki modal terbatas. Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Adisaputro (dalam Setiawan, 2015), strategi komunikasi pemasaran adalah cara yang ditempuh perusahaan atau organisasi untuk merealisasikan misi, tujuan dan sasaran yang telah ditentukan dengan cara menjaga dan mengupayakan adanya keserasian antara tujuan yang ingin dicapai, kemampuan yang dimiliki, serta peluang dan ancaman yang dihadapi. Tahap-tahap strategi komunikasi pemasaran Menurut Moriyati (2009) dalam Setiawan (2015) sebelum sebuah perusahaan melakukan serangkaian promosi, ada tiga tahap strategi komunikasi pemasaran yang perlu dijalankan oleh perusahaan tersebut, yaitu menentukan tujuan pemasaran, menentukan segmentasi dan targeting, serta menentukan diferensiasi dan positioning. Langkah Membangun Komunikasi Efektif Menurut Kotler dan Keller (2012), terdapat delapan langkah dasar dalam mengembangkan komunikasi efektif, mengidentifikasi pemirsa sasaran, menentukan tujuan, merancang komunikasi, memilih saluran dan menetapkan anggaran. 1. Mengidentifikasi Pemirsa Sasaran Proses pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengidentifikasi pemirsa yang tepat, yaitu: pembeli yang berpotensial pada produk perusahaan, konsumen yang menggunakan produk saat ini, pengambil keputusan atau pemberi pengaruh. Pemirsa sasaran sangat memengaruhi keputusan komunikator mengenai apa yang dikatakan, bagaimana, kapan, di mana dan kepada siapa. 2. Menentukan Tujuan Komunikasi Pemasar dapat menentukan tujuan komunikasi pada semua tingkat model hierarki yang berpengaruh. Rossiter dan Percy (dalam Kotler & Keller, 2012)
3.
mengidentifikasikan ke dalam empat kemungkinan tujuan sebagai berikut. a. Kebutuhan kategori adalah menentukan kategori produk atau jasa yang diperlukan untuk mengalihkan atau memuaskan perbedaan anggapan antara keadaan motivasional saat ini dan keadaan emosional yang diinginkan. b. Kesadaran merek adalah kemampuan untuk mengidentifikasi (mengakui atau mengingat) merek dalam kategori dengan cukup rinci untuk melakukan pembelian. c. Sikap merek adalah mengevaluasi merek dengan memperhatikan kemampuan anggapannya untuk memenuhi kebutuhan relevan saat ini. Kebutuhan merek relevan dapat berorientasi negatif dan dapat juga berorientasi positif. d. Maksud atau dorongan pembelian merek adalah sebagai instruksi mandiri untuk membeli merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian. Merancang Komunikasi Tujuan merancang komunikasi adalah untuk merumuskan komunikasi yang nantinya dapat mencapai respons yang diinginkan, yaitu dengan memerlukan tiga penyelesaian masalah: apa yang harus dikatakan (strategi pesan), bagaimana menyatakannya (strategi kreatif), dan siapa yang harus mengatakannya (sumber pesan). a. Strategi pesan yaitu mencari daya tarik, tema atau ide yang terkait dengan positioning merek dan membantu menentukan titik perbedaan. b. Strategi kreatif yaitu bagaimana cara pemasar menerjemahkan pesan ke dalam sebuah komunikasi tertentu. c. Sumber pesan yaitu pesan yang diantarkan oleh sumber yang terkenal sehingga dapat menarik
5
4.
lebih banyak perhatian dan ingatan, karena itulah banyak pemasar yang menggunakan artis atau selebriti sebagai juru bicara. d. Adaptasi global yaitu dimana perusahaan harus dapat memutuskan apakah sebuah produk tepat dipasarkan pada suatu negara atau tidak dalam Kotler dan Keller, 2012). . Memilih Saluran Komunikasi Pada tahap ini adalah memilih sarana yang efisien untuk dapat membawa pesan. Saluran komunikasi bisa bersifat pribadi dan nonpribadi, dan di dalam setiap saluran terdapat banyak sub-saluran. a. Saluran komunikasi pribadi yaitu memungkinkan dua orang atau lebih berkomunikasi tatap muka atau secara langsung, antara seseorang dengan pemirsa, melalui telepon atau melalui e-mail. Contoh dari saluran komunikasi pribadi adalah saluran penasihat, saluran ahli dan saluran sosial. b. Saluran Komunikasi non Pribadi yaitu komunikasi yang diarahkan ke lebih dari satu orang dan menggunakan: 1) Media terdiri atas media cetak (surat kabar dan majalah), media siaran (radio dan televisi), media jaringan (telefon, kabel, dan nirkabel), media elektronik (kaset audio, kaset video, piringan video, CD-RO, Web page), dan media tampilan (papan iklan, tanda dan poster). 2) Promosi penjualan terdiri atas promosi konsumen, promosi dagang, promosi bisnis dan promosi wiraniaga.
5.
6.
7.
8.
3) Acara dan pengalaman meliputi olahraga, seni, hiburan, acara amal dan juga kegiatan yang tidak terlalu resmi yang menciptakan interaksi merek baru dengan konsumen. 4) Hubungan masyarakat meliputi komunikasi yang diarahkan secara internal kepada karyawan perusahaan atau secara eksternal kepada konsumen, Menetapkan Total Anggaran Komunikasi Pemasaran Pada langkah ini adalah menetapkan berapa besar uang yang akan dihabiskan dalam komunikasi pemasaran atau promosi Memutuskan Bauran media Promosi Pada tahap ini, perusahaan harus mengalokasikan anggaran komunikasi pemasaran.Terdapat delapan model bauran komunikasi utama, yaitu: iklan, promosi penjualan, iklan, promosi penjualan, humas dan publisitas, acara dan pengalaman, pemasaran langsung, pemasaran interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut, dan penjualan personal. Mengukur Hasil Setelah mengimplementasikan rencana komunikasi, tahap selanjutnya adalah mengukur dampaknya terhadap pemirsa sasaran, dengan menerjemahkan hasil menjadi hasil menengah semacam jangkaun dan frekuensi, nilai ingatan dan pengakuan, perubahan persuasi, dan perhitungan biaya perbulan. Dari pengukuran tersebut akan mendapatkan hasil dan pendapatan yang dihasilkan dari investasi komunikasi. Mengelola Komunikasi Pemasaran Terintegrasi Koordinasi media dapat terjadi lintas dan di dalam jenis media, tetapi
6
pemasar harus menggabungkan saluran komunikasi pribadi dan nonpribadi untuk mencapai dampak maksimum. Mengimplementasikan komunikasi pemasaran terpadu. Untuk meningkatkan kemampuan perusahaan agar dapat menjangkau pelanggan yang tepat dengan pesan yang tepat dan di tempat yang tepat. New Media dan Media Sosial New media atau media baru merupakan istilah yang dipergunakan untuk semua bentuk media komunikasi massa mutakhir yang berbasiskan teknologi komunikasi dan informasi (Anggraeni & Surwati, 2014). Media Sosial menurut Kotler dan Keller (2012) adalah sarana berbagi teks, gambar, audio dan informasi video antara pengguna satu dengan dengan yang lainnya, atau antara pengguna dengan perusahaan atau sebaliknya. Kaplan dan Heinlein (dalam Cox 2012) menggambarkan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis Internet yang membangun fondasi ideologi dan teknologi Web 2.0 yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran usergenerated content. Teknologi Web 2.0 memungkinkan percakapan dua arah dengan konsumen dan memungkinkan merek untuk mendengarkan apa yang disampaikan konsumen dan menanggapinya (Fournier & Avery, 2011). Konsumen dan organisasi sama-sama menggunakan situs untuk membahas, berbagi, dan berkolaborasi. Menurut Anggraeni dan Surwati (2014), seorang pengguna media sosial bisa mengakses media sosial dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan.. Media sosial memungkinkan perusahaan untuk melibatkan konsumen secara tepat waktu dan langsung dengan biaya yang relatif rendah dan tingkat yang lebih tinggi efisiensinya daripada dengan alat komunikasi tradisional. Hal ini membuat media sosial tidak hanya sesuai untuk organisasi besar, tetapi untuk perusahaan ukuran kecil dan menengah (Cox, 2012). Hal ini memungkinkan bagi para pelaku UMKM dapat menggunakan media sosial sebagai media pemasaran.
Instagram Instagram merupakan aplikasi berbasis media sosial untuk menangkap dan berbagi foto dan video yang diluncurkan pada Oktober 2010. Instagram menawarkan cara-cara untuk untuk mengunggah foto dan video melalui berbagai alat manipulasi gambar yang berbeda-terdiri atas 16 filter untuk merubah penampakan gambar dan video serta dengan cepat membagi atau menyebarkannya kedalam berbagai platform media sosial lain misalnya Facebook dan Twitter (Hu, Wang, and Kambhampati 2013). Pada tahun 2013, pengguna aktif Instagram mencapai 150 juta mengungguli aplikasi pengunggah foto lain, Pinterest (Hu, Wang, and Kambhampati 2013). Akun ofisial Instagram sendiri saat ini telah diikuti lebih dari 122 juta pengguna di seluruh dunia. Dibandingkan dengan Twitter, walaupun pengguna Twitter lebih banyak dari pengguna Instagram, kegunaan Instagram akan penggunaan posting foto lebih mendukung. Instagram mempunyai fitur visual yang dapat menghias foto dan lebih mudah mengaksesnya dibandingkan dengan Twitter. Di dalam Instagram pengguna yang mengikuti pengguna lain disebut sebagai follower atau pengikut, dan pengguna lain tidak harus mengikutinya sebaliknya. Di sisi lain, pengguna juga dapat menerapkan mode privat, yang mana pengguna lain tidak dapat melihat akun atau postingan tanpa mengikuti nya terlebih dahulu, dan harus melalui persetujuan dari pemilik akun (Hu, Wang, & Kambhampati, 2013). Dibawah ini Beberapa fitur penting di instagram Menurut Akron-Summit County Public Library (2013), yang dapat digunakan pada smartphone tidak dapat digunakan pada tampilan desktop PC atau laptop. Tabel 2.1 Perbedaan Fitur Instagram berdasarkan Perangkat Pembuka Membuka melalui www.instagram.com Melihat homepage Melihat dan menyunting profil Like dan memberi komen
Perangkat mobile pada smartphone Melihat homepage Melihat dan menyunting profil Like dan memberi komen
7
Menambahkan foto/video Mengikuti atau berhenti mengikuti pengguna Melihat siapa yang mengikuti dan diikuti Merubah pengaturan privasi Melihat foto populer Melihat foto yang disukai teman Sumber . Akron-Summit County Public Library, Instagram 2013 Tidak menutup kemungkinan juga bagi para pebisnis kecil maupun menengah keatas untuk dapat bersaing dengan brand-brand luar negeri, dikarenakan persaingan saat ini sudah memasuki pasar Global di mana siapa saja dapat berbisnis tanpa mengeluarkan biaya tinggi (Amanda dalam Saputra, 2014). Dengan kata lain, Instagram sebagai bagian penggunaan internet dimanfaatkan dalam mengembangkan komunikasi pemasaran. Schawbel (2011) dalam Susan Gunelius (2011) menyatakan bahwa untuk menghasilkan dampak dan hasil yang memuaskan dan luabiasa dari komunikasi melalui media sosial, pemasar perlu memiliki beberapa prasyarat penting diantaranya adalah Kesediaan waktu, kesabaran, kreativitas dan komitmen . Susan Gunelius (2011) mengembangkan konsep dari Schawbel menjadi 10 aktivitas dalam mengelola dan mengembangkan sosial media (Maintaining Sosial Media). Schawbel menyebutkan bahwa diantaranya adalah menentukan tujuan (determine your goals),mengevaluasi sumber daya (evaluate your resource). Memahami pemirsa sasaran (know your audience), menciptakan konten yang menarik (create amazing contet), mengintegrasikan kegiatan merketing (integrated your marketing effort), melakukan penjadwalan (create schedule), mengalokasikan waktu dan perhatian (donf forget 8020), fokus pada kualitas (focus on quality not quantity), memberikan peran pada pemirsa (give up control), komitmen dalam mempelajari media sosial (keep learning)
II.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian kualitatif menggunakan metode deskriptif. Menurut Sekaran (2003) studi deskriptif dilakukan untuk mengetahui lebih dalam variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Penelitian Deskriptif bertujuan memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi industri, lembaga atau yang lainnya. Menurut Suwarno (2006), proses dalam melakukan penelitian merupakan penekanan dalam riset kualitatif. Oleh karena itu, dalam melaksanakan penelitian, peneliti lebih berfokus pada proses dari pada hasil akhir. Dengan demikian jenis studi kualitatif deskriptif diharapkan dapat menggambarkan kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh para pelaku UMKM di komunitas Pasar Santa. Subjek penelitian ini adalah pelaku usaha di Pasar Santa. Objek penelitian adalah kegiatan komunikasi pemasaran melalui media sosial instagram yang dilakukan oleh Pelaku usaha di Pasar Santa. Peneliti penggunakan purposive sampling untuk menentukan sample. sample yang dipilih dalam penelitian ini berdasarkan beberapa pertimbangan yang memperhatikan skala prioritas, antara lain: aktif atau tidaknya di Pasar Santa hingga penelitian ini dilakukan, jumlah follower pada akun Istagram, keaktifan penggunaan Instagram dilihat terakhir kali melakukan posting. Dari beberapa pertimbangan tersebut akhirnya dipilih Post Santa. Post Santa merupakan usaha kecil yang mewakili pelaku usaha kategori Jasa. Usaha ini dirintis oleh dua pemuda yang keduanya memiliki hobi dan ketertarikan dalam dunia bacaan dan menulis. Post Santa lebih mirip tempat kursus atau latihan menulis ketimbang toko buku. Saat ini, akun Instagram @post_santa telah diikuti oleh lebih dari 4300 pengikut. Tagline post santa adalah Books, Gathering, and all things creative. Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2010) menjelaskan metode kualitatif merupakan sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orangorang maupun perilaku yang dapat diamati. Sehingga sumber data dalam penelitian kualitatif adalah kata-
8
kata dan tindakan dari seseorang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam dilakukan kepada beberapa narasumber yang telah dipilih. Peneliti memilih Tedy Wijaya Kusuma sebagai narasumber, pendiri dan pengelola Post Santa. Tedy dipilih berdasarkan kapasitasnya, Selain bertanggungjawab atas operasional Tedy juga berperan dalam pengelolaan media sosial. Sehingga deskripsi tentang Post dan kegiatan komunikasi pemasaran melalui media sosial dapat digali. Peneliti menggunakan wawancara mendalam secara tertutup dikarena telah memiliki gambaran tentang informasi apa yang akan digali secara rinci. Untuk menggali informasi dari narasumber peneliti juga telah menyusun panduan wawancara yang telah dikembangkan dari cetak biru pertanyaan. Untuk menguji keabsahan data dilakukan uji validitas menggunakan metode triangulasi Sumber. Data dari in-depth interview narasumber akan dibandingkan dengan data hasil pengamatan langsung. Triangulasi data melibatkan pengumpulan data dari beberapa sumber, yang memungkinkan penilaian yang lebih baik dari sifat umum dari penjelasan dikembangkan (Maxwell, 2005). Data yang dikumpulkan untuk studi termasuk wawancara dan publisitas dari media sosial Instagram. Dengan menggunakan strategi ini, risiko bahwa kesimpulan hanya mencerminkan keterbatasan sumber tertentu berkurang. Trianguasi data dalam penelitian ini membandingkan data dari narasumber yaitu Tedy Wijaya Kusuma dengan data dari observasi pada postingan di akun Instagram Post yaitu @post_santa. Teknik analisis data menggunakan analisis data Miles dan Huberman (Idrus, 2002) yaitu: pengumpulan data, data reduksi (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing/verification)
9
III.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Post berdiri pada tahun 2014 oleh tiga sekawan, Tedy Wijaya Kusuma, Maesy Angelina dan Steven Ellis. Awalnya Post bediri dan dikelola oleh tiga orang, kemudian karena kesibukan Steven Ellis akhirnya Post dikelola oleh Tedy W Kusuma dan Maesy Angelina yang masih aktif. Post merupakan semacam toko buku yang menawarkan dan menghadirkan alternatif bacaan bagus. Beberapa karya yang dijual adalah Best Seller International. Post juga merupakan alternatif bagi para penerbit independen yang karyanya belum terakomodir oleh penerbit dan toko buku besar seperti Gramedia, Gunung Agung dan Kinokuniya. Post Santa terletak di lantai dua komplek Pasar Modern Santa di Jalan Cipaku No,1 Kebayoran Baru Jakarta. Post hanya buka di akhir pekan. Setiap hari Jumat dari pukul 17.00-20.00 WIB. Setiap akhir pekan yaitu Sabtu dan Minggu, Post buka dari pukul 15.00-20.00 WIB. Dari awal berdiri Post tidak ditujukan semata-mata sebagai usaha atau bisnis yang berorientasi profit. Keuntungan dari penjualan buku digunakan untuk membayar biaya operasional, seperti sewa tempat dan gaji staf. Keuntungan selebihnya digunakan untuk agar Post tetap ada dan berjalan. Post tidak mengambil keuntungan dari kegiatankegiatan kreatif seperti “Menulis di Pasar” dan “Apresiasi Puisi”. Semua kegiatan kreatif yang diselenggarakan oleh Post tidak berbayar. Meskipun gratis atau tidak berbayar, kegiatan yang diselenggarakan Post tidak pernah sepi peserta. Hampir setiap kegiatan Menulis di Pasar selalu penuh peserta. Sejak awal berdiri Post menggunakan media sosial sebagai media pemasaran. Media sosial yang dipakai adalah Twitter dan Instagram. Seperti mayoritas pedagang di Pasar Santa, Post lebih banyak menggunakan Instagram untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk dan aktivitasnya. Akun Instagram Post Santa saat ini sudah memiliki lebih dari 4400 pengikut (follower). Post mulai menggunakan Instagram sejak Juli 2014 bersamaan dengan saat berdirinya. Selain Instagram Post juga menggunakan Twitter. Namun Twitter hanya
digunakan ketika ada kegiatan seperti kelas menulis yang disebut Menulis Di Pasar. Twitter digunakan sebagai media untuk livetweet ketika ada kegiatankegiatan yang diselenggarakan Post.. Berikut perbedaan data akun Instagram dan Twitter Post Santa. Tabel 4.1 Perbedaan Akun Instagram dan Twitter Post Santa Media Sosial Instagram Twitter Mulai Juli 2014 digunakan Username POST POST UserID @post_santa @post_santa Jumlah Pengikut 4448 1755 Jumlah 160 96 Mengikuti Jumlah 751 2095 Post/tweet Jumlah 751 587 Foto/Video Waktu terakhir 9 Februari 2016 8 Februari update 2016 Sumber : Dokumentasi dan observasi per 9 Februari 2016 Dari data diatas dapat diketahui bahwa Post menggunakan username dan userID yang sama untuk kedua media sosial. Dari data diatas juga dapat kita ketahui bahwa akun Instagram memiliki lebih banyak pengikut dibandingkan akun Twitter. Kemudian jumlah postingan berupa gambar/video juga lebih banyak lewat akun Instagram dibandingkan Twitter. Postingan berupa kata-kata di Twiter lebih banyak, Twitter digunakan sebagai media lifetweet. Selain itu jumlah kata atau kapasitas kata pada Twitter lebih sedikit atau lebih pendek jika dibandingkan dengan Instagram. Dibawah ini adalah perbedaan tampilan akun Instagram dan Twitter Post Santa. Membangun Komunikasi Pemasaran Efektif Menurut Kotler dan Keller (2012), terdapat delapan langkah dasar dalam membangun dan mengembangkan komunikasi efektif. Langkah tersebut antara lain; mengidentifikasi pemirsa sasaran, menentukan tujuan, merancang komunikasi,
10
memilih saluran, menetapkan anggaran, menetapkan bauran media promosi, mengukur hasil, dan melakukan komunikasi pemasaran terintegrasi. Hasil dan analisis data dipaparkan lebih lengkap sebagai berikut: Sebelum membangun komunikasi pemasaran efektif, menurut Moriyati (2009) dalam Setiawan (2015) sebelum sebuah perusahaan melakukan serangkaian promosi, ada tiga tahap strategi komunikasi pemasaran yang perlu dijalankan oleh perusahaan tersebut, yaitu menentukan tujuan pemasaran, menentukan segmentasi dan targeting, serta menentukan diferensiasi dan positioning. Post telah memilih segmentasi pasar berdasarkan rentang usia yaitu anak muda dalam rentang usia 20-30 tahun awal. Lebih spesifik target pasar yang disasar adalah para pembaca buku, yang mencari alternatif bacaan bagus. Untuk mencapai segmentasi dan target pasarnya, Post berusaha menempatkan diri sebagai ruang baca alternatif yang nyaman dan bersahabat dengan semua pembaca dan penulis. Menurut Setiawan (2015) komunikasi pemasaran harus diintegrasikan untuk mengantarkan pesan yang konsisten dan mencapai positioning strategis. Post sesuati dengan konsep tersebut, mencapai poisis yang strategis dengan berusaha untuk menjadi sebuah ruang baca yang tidak sekedar menawarkan produk berupa buku-buku, lebih dari itu Post adalah sebuah usaha atau entitas yang non-profit oriented. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa Post Santa tidak serta merta murni sebuah bisnis atau usaha, melainkan usaha yang berorientasi sosial. Hal ini dapat diketahui dari tujuannya yang tidak mengejar keuntungan untuk pendiri atau pengelola. Melainkan keuntungannya akan digunakan kembali untuk biaya operasional dan kegiatan-kegiatan yang tidak berbayar. Intinya usaha toko buku berjalan untuk menujang operasional dan keberlanjutan Post. Konsep yang lebih dekat dengan Post adalah socialentrepenur atau sociopreneurhip, sebuah spirit atau gerakan kewirausahaan yang berwawasan sosial. Dengan demikian, strategi dan kegiatan komunikasi pemasaran Post melalui media sosial Instagram akan banyak dipengaruhi konsep sociopreneurship yang tidak selalu berorientasi profit.
1.
Mengidentifikasi Pemirsa Sasaran Berdasarkan hasil analisis dengan Post Santa, pemirsa yang menjadi sasaran kegiatan komunikasi pemasaran adalah para anak muda yang berusia 20 hingga 30-an, yaitu para pembaca yang mencari alternatif buku bacaan bagus. Target pasar Post Santa adalah para penulis baru. Penetapan pemirsa sasaran pada kegiatan komunikasi pemasaran disesuaikan dengan target dari konsumen Post Santa. Penetapan target konsumen disesuaikan dengan produk (yaitu buku-buku yang dijual) dan kegiatan kreatif seperti kelas-kelas menulis yang dibuat oleh Post Santa. 2.
Menentukan Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi pemasran tidak dapat dipisahkan dari tujuan perusahaan. Sehingga sebelum memahami dan merumuskan tujuan komunikasi pemasaran sebaiknya pemasar atau pelaku usaha memahami terlebih dahulu tujuan usaha tersebut. Post Santa dari awal berdiri tujuannya lebih dari sekedar usaha. Pemasar dapat menentukan tujuan melakukan komunikasi pemasaran, salah satunya membuat pemirsa atau konsumen membeli produk dan juga membangun kesadaran merek (brand awareness) (Kotler dan Keller, 2012). Namun, Post sebagai ruang baca alternatif diarahkan sebagai usaha non-profit, sehingga dalam melakukan komunikasi pemasaran tidak mengutamakan target penjualan. Berdasarkan hasil analisis dengan Post Santa, tujuan utama dilakukannya komunikasi pemasaran atau promosi adalah untuk memperkenalkan produk (buku) dan kegiatan penulisan. Terkait dengan tujuan komunikasi pemasaran agar menciptakan dorongan membeli, menurut Post konten dan postingan yang menarik dengan sendirinya akan menarik konsumen agar berminat untuk membeli produk. Sebagai ruang baca alternatif Post juga memiliki tujuan untuk memperkenalkan para penulis baru dan penulis lama serta menjadi jembatan komunikasi antar penulis. Post Santa sendiri menampung dan melakukan kurasi terhadap bukubuku dari penerbit independen. Berdasarkan hasil penelitian terdapat kesesuaian dengan konsep menentukan tujuan komunikasi. Terdapat tujuan dilakukannya komunikasi pemasaran atau promosi,
11
yaitu agar konsumen tertarik dengan produk dan kegiatan yang ada. Namun yang lebih utama adalah menciptakan brand awareness terhadap brand Post. Dalam postingan di Instagram Post tidak melakukan penawaran atau penjualan langsung. Informasi yang disampaikan hanyalah ulasan tentang buku, kenapa buku itu bagus. Pemirsa sasaran yang membaca dan tertarik akan bertanya dengan sendirinya, terkait informasi buku maupun harga serta cara pemesanan. Informasi yang disampaikan melalu Instagram lebih ditujukan untuk meningkatkan brand awareness Post Santa daripada memancing atau mendorong pemirsa untuk belanja atau membeli (purcashing). Post Santa bahkan cenderung menghindari postingan yang sifatnya penawaran atau meminta pemirsa untuk melakukan pembelian.
marketing (WOM). Pengunjung yang datang akan bercerita kepada orang atau penjunjung lain. Pemateri dalam kelas-kelas menulis pun akan menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan di Pasar Santa. Dengan kata lain, pemateri atau penulis senior tersebut telah melakukan word of marketing dengan bercerita atau mengulas Post Santa melalui akun media sosial penulis tersebut. Dari analisis tersebut dapat diketahui bahwa Post telah merancang pesan dan komunikasi sesuai dengan pesan utama dan tujuan awal usaha. Selain itu Post mengelaborasi pesan dengan memanfaatkan orang-orang terkenal, dalam hal ini penulis terkenal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Post telah melakukan rancangan pesan dan komunikasi yang efektif 4.
3.
Merancang Komunikasi Tujuan merancang komunikasi adalah untuk merumuskan komunikasi yang nantinya dapat mencapai respon yang diinginkan, strategi kreatif dengan menggunakan daya tarik informasional yaitu mengelaborasikan manfaat atau kelebihan produk dan sumber pesan yaitu pesan dihantarkan oleh sejumlah orang terkenal atau selebriti (Kotler dan Keller, 2012). Berdasarkan hasil analisis, dalam merancang pesan dan komunikasi Post kembali ke tujuan awal yaitu pesan bahwa menulis dan membaca itu menggembirakan. Sesuai dengan pendapat Machfoedz (2010 yang menyatakan bahwa komunikasi pemasaran digunakan untuk menerangkan arus informasi tentang produk dari pemasar sampai kepada konsumen. Post Santa tidak hanya menyampaikan informasi tentang produknya, melainkan juga apa yang berada dibalik produk. Setelah menentukan pesan utama (grand message), selanjutnya Post menentukan komunikasi strategi yang dilakukan untuk mendapat respon dari konsumen yaitu dengan membuat komunikasi atau promosi semenarik mungkin, unik, dan berbeda dengan cara yang lain. Untuk menarik pembeli Post tidak menjual buku, melainkan menjual cerita di balik buku. Sehingga pengunjung atau pemirsa sasaran menjadi lebih tertarik. Selain itu Post Santa juga memaksimalkan pemasaran dari mulut ke mulut atau word of
Memilih Saluran Komunikasi Memilih sarana yang efisien untuk dapat membawa pesan, terdapat dua saluran yaitu saluran komunikasi pribadi dan komunikasi non-pribadi. Saluran komunikasi pribadi adalah berkomunikasi bertatap muka atau secara langsung, sedangkan saluran komunikasi non-pribadi adalah promosi yang diarahkan ke lebih dari satu konsumen atau berjumlah banyak sekaligus (Kotler dan Keller, 2012). Berdasarkan hasil analisis dengan Post, yaitu memilih untuk menggunakan saluran komunikasi yang dapat sekaligus menarik banyak konsumen. Berdasarkan hasil wawancara diatas, terdapat kesesuaian dengan konsep memilih saluran komunikasi. Post Santa lebih memilih saluran komunikasi non-pribadi, yaitu akun resmi Instagram dan Twitter Post Santa yang dapat sekaligus mencangkup konsumen dengan jumlah yang banyak meskipun saluran pribadi tetap dipakai. 5.
Menetapkan Total Anggaran Komunikasi Pemasaran Menetapkan berapa besar uang yang akan dihabiskan dalam komunikasi pemasaran, salah satu metodenya adalah metode terjangkau yaitu mengabaikan peran promosi sebagai investasi dan dampak terhadap penjualan (Kotler dan Keller, 2012). Berdasarkan hasil analisis Post Santa, yaitu tidak menetapkan anggaran secara khusus dalam biaya yang dikeluarkan untuk komunikasi pemasaran atau promosi.
12
Post saat ini hanya memaksimalkan fungsi media sosial sebagai media komunikasi pemasaran mereka, terkait dengan biaya-biaya yang relatif murah dan mudah penggunaannya. Media ini cocok untuk usaha kecil atau start-up, apalagi jika semangatnya adalah social movement atau bisa disebut social entrepreneursip. Post hadir untuk memfasilitasi penulis-penulis baru dan penerbit-penerbit independen. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat kesesuaian dengan konsep menetapkan total anggararan komunikasi pemasaran, bahwa Post Santa tidak secara khusus menyiapkan biaya untuk promosi yang dapat berdampak terhadap penjualan. Post santa hanya memaksimalkan media sosial dan pemaran dari mulut ke mulut dari para peserta kegiatan, pengunjung serta penulis-penulis yang mengisi kelas menulis di Post.
6.
Memutuskan Bauran Media Perusahaan harus mengalokasikan anggaran komunikasi pemasaran agar dapat memutuskan komunikasi apa yang cocok dan yang akan dipakai untuk mempromosikan produk (Kotler dan Keller, 2012). Berdasarkan hasil analisis Post Santa, cara pemilihan komunikasi pemasaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu anggaran, perkembangan teknologi, dan perkembangan zaman. Post untuk saat ini belum merancang dan memutuskan bauran media promosi yang kompleks. Post masih memanfaatkan media sosial, WOM, dan kolaborasi event bersama dengan pihak lain. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan kesesuaian dengan konsep memutuskan bauran media. Salah satu keputusan Post Santa dalam memilih komunikasi pemasaran didasarkan dari biaya atau budget. Bauran media promosi yang dipakai meliputi, undangan (poster), hubungan masyarakat dan publisitas, acara dan pengalaman (kesan pesan), pemasaran langsung dan interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut 7.
Mengukur Hasil Setelah mengimplementasikan rencana komunikasi, tahap selanjutnya adalah mengukur hasil komunikasi, apakah berdampak bagi bisnis atau tidak (Kotler dan Keller, 2012). Post Santa tidak
memperhitungkan hasil komunikasi terhadap pendapatan penjualan. Post Santa tidak mengukur hasil atau dampak menggunakan paramater penjualan. Namun Post melihat dari antusiasme pengunjung di setiap hari atau setiap event. Berdasarkan hasil penelitian, pengukuran hasil untuk melihat dampak dari komunikasi pemasaran masih sangat sederhana. Salah satu indikator yang dipakai dalah dengan melihat antusiasme peserta untuk mengukur keberhasilan promosi acara. Melihat buku-buku yang terjual untuk mengukur keberhasilan komunikasi pemasaran melalui ulasan-ulasan buku. Terdapat kesesuaian dengan konsep mengukur hasil komunikasi meskipun masih sangat sederhana.
8.
Mengelola Komunikasi Pemasaran Terintegrasi Mengelola komunikasi pemasaran terintergrasi adalah mengkoordinasikan media dan mengimplementasikan bauran promosi. Tujuannya adalah untuk mengoordinasikan media adalah menggabungkan saluran komunikasi pribadi dan saluran komunikasi non-pribadi. IMC bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan agar dapat menjangkau pelanggan yang tepat, dengan pesan yang tepat, dan di tempat yang tepat. Post Santa hanya menggunakan beberapa saluran komunikasi, yaitu saluran komunikasi pribadi dan non- pribadi. Selain pengunjung atau pembeli atau peserta yang saling berbagi kesan dan pengalaman kegiatan, Post juga diuntungkan dengan penulis yang menceritakan pengalamannya melakukan kegiatan bersama Post. Hal ini sesuai dengan pendapat Stokes dan Lomax (2002) dalam Cox (2012) yang menyatakan bahwa sumber yang paling penting dari pelanggan baru untuk perusahaan kecil adalah rekomendasi dari pelanggan lama. selain itu, Post Santa telah melakukan koordinasi media. Post menggunakan media sosial, kolaborasi event, pemasaran melalui orang terkenal dan pemasaran dari mulut ke mulut. Selain menggunakan akun resmi milik sendiri yaitu @post_santa, Post juga mengintegrasikannya dengan akun komunitas Pasar Santa yaitu @pasarsanta.
13
Berdasarkan data dan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa Post Santa melakukan Intergrated Marketing Communication dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, antara lain melaui media sosial, kolaborasi event, endorse tokoh terkenal (penulis) dan pemasaran dari mulut ke mulut (WOM). Media Sosial sebagai Saluran Komunikasi Pemasaran Menurut Sarah Cox (2012) dengan segala kelebihan dan kekurangannya media sosial tidak hanya sesuai untuk organisasi besar, tetapi untuk perusahaan ukuran kecil dan menengah. Hal ini memungkinkan bagi para pelaku UMKM dapat menggunakan media sosial sebagai media pemasaran. Post Santa sebagai salah satu bentuk bisnis kecil memilih media sosial sebagai salah satu media komunikasi pemasaran. Alasan memilih media sosial juga sesuai dengan pendapat Anggrahini &Surwati (2014) bahwa media sosial adalah sebuah media online yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Alasan Post memilih Instagram sebagai media sosial yang dipakai adalah karena fitur dan kualitas visualnya yang bagus, jika dibandingkan dengan Twitter. Alasan lain yang membuat Post memilih Instagram karena Instagram cenderung lebih tenang dan postingannya dapat bertahan lebih lama. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Fournier & Avery (2011) bahwa media sosial memungkinkan percakapan dua arah dengan konsumen dan memungkinkan merek untuk mendengarkan apa yang disampaikan konsumen dan menanggapinya. Menurut Sarah Cox (2012) untuk memaksimalkan manfaat dari media sosial, pemasar atau pelaku usaha harus mampu merancang dan menciptakan konten yang menarik. Konten yang menarik dalam postingan Post Santa berupa foto-foto buku yang diberi caption tentang ulasan buku tersebut. Melalui caption dan foto pemirsa menjadi tertarik untuk membaca lebih jauh. Post sejalan dengan pendapat Kaplan dan Heinlein (dalam Cox 2012), yang menyebutkan bahwa teknologi web 2.0 atau media sosial memungkinkan terjadinya pertukaran konten (user
generated content). Pertukaran konten ini dapat memicu interaksi sehingga Post memaksimalkan hal ini. Selanjutnya untuk memaksimalkan dampak dari pemasaran melalui media sosial, Post membentuk membentuk interaksi dengan pemirsa atau pengikut (follower). Post membentuk interaksi dengan berkomunikasi melalui kolom komentar dengan menjawab pertanyaan-pertanyan yang muncul dan dianggap penting untuk dibalas. Informasi yang lebih umum, diberikan di kolom bio Instagram (semacam profil singkat di halaman awal). Sesuai dengan konsep dari Sarah Cox (2012) syarat selanjutnya yang harus dilakukan oleh pemasar atau pelaku usaha adalah memonitoring atau memantau percakapan yang terjadi di akun media sosial. Percakapan yang biasanya muncul adalah respon dari postingan. Post tidak mengagendakan waktu atau jadwal tertentu untuk memantau, namun setiap hari, setiap saat ada kesempatan untuk membuka dan melihat, Post melakukannya. Waktu yang sering mereka temukan dan gunakan untuk melihat percakapan dan perkembangan adalah pagi hari, jam-jam pulang kantor dan sore hari. Percakapan di akun media perlu dikontrol agar sesuai dengan arah atau tujuan pemasaran dan tujuan perusahaan. Post melakukan kontrol dengan melibatkan diri dalam percakapan. Post menjawab pertanyaan dan merespon jika pemirsa menyebut (mention) Post di dalam komentarnya. Syarat yang terakhir adalah menwarkan reward atau penghargaan kepada pemirsa sasaran. Tujuannya adalah untuk menarik minat pemirsa sasaran untuk melihat postingan dan menjaga interaksi dengan pemirsa. Post santa tidak melakukan hal ini. Dari awal membuka akun Instagram Post belum pernah melakukan promosi dengan menawarkan reward atau kuis. Namun penawaran reward dan kuis potensial untuk dilakukan di waktu yang akan datang. Instagram dan Pemanfaatan Fitur-fiturnya Menurut Schawbel (2011) dalam Gunelius (2011), ada beberapa strategi dan usaha yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan pemanfaatan fiturfitur di media sosial. Strategi tersebut meliputi kesediaan, kesabaran, kreativitas dan komitmen. Berikut adalah pemaparan terkait strategi dan usaha-
14
usaha untuk memaksimalkan Instagram dan pemanfaatan fiturnya. Susan (2011) menyebutkan salah satu usaha untuk mengelola dan mengembangkan media sosial adalah mengatur jadwal atau create schedule. Kesediaan untuk mengalokasikan waktu dan memilih waktu yang tepat akan memaksimalkan hasil dan dampak kampanye melalui media sosial. Post santa telah melalukan pemasaran melalui media sosial sejak tahun 2014. Para pemasar dan pendiri mengalokasikan waktu untuk mengelola dan memantau media sosial di tengah kesibukan atau rutinitasnya. Kesabaran merupakan salah satu kunci dan strategi untuk mendapatkan hasil dan dampak yang maksimal dalam pemasran melalui media sosial. Kesabaran Post dalam mengelola dan melakukan pemasaran melalui media sosial ditunjukan dengan konsistensinya secara perlahan. Post tidak melakukan cara-cara lain untuk menambah follower atau mendapat respon yang banyak dari pemirsa. Caracara demikian terkadang dipakai untuk menambah pengikut dan menciptakan buzz. Hal ini sesuai dengan konsep dari Susan Gunelius (2011) bahwa untuk mengelola dan mengembangkan pemasaran di media sosial (maintaining social media), harus mengutamakan kualitas bukan kuantitas (quality not quantity) Menurut Post dengan tidak menggunakan jasa penambah follower dan buzzer maka interaksi yang terjadi antara Post dengan Pemirsa sasaran menjadi lebih menarik karena memang percakapan dan interaksinya berjalan secara alami. Berbeda dengan memiliki banyak follower namun karena memang bukan will atau kehendak dari follower maka tidak akan terjadi interkasi yang menarik dan berkelanjutan. Strategi dan usaha selanjutnya adalah kreativitas dalam menciptakan konten yang menarik dan kreatif melalui media sosial. Post Santa melalui pendirinya Tedy dan Maesy secara bersama-sama merumuskan dan merencanakan konten yang akan dimuat melalui media sosial, yaitu twitter dan Instagram. Konten yang menarik dan kreatif menurut Tedy dan Maesy adalah visual-visual yang menarik dan caption yang menarik sesuai dengan visual atau gambar. Post memaksimalkan fitur caption yang lebih
panjang di intagram untuk memunculkan ulasan yang menarik tentang buku maupun kegiatan. Hal ini juga sesuai dengan konsep Susan Gunelius (2011) yang dikembangkan dari Schawbel (2011), untuk menciptakan dampak dari media sosial dibutuhkan usaha menciptakan konten yang luar biasa (create amazing content). Schawbel (2011) menyebutnya sebagai kreativitas. Selain memperhatikan visual bagus dan caption yang menarik, Post juga memaksimalkan fitur tanda pagar atau hashtag, agar menciptakan buzz di media sosial dan mudah dicari. Post tidak melakukan edit menggunakan fitur filter yang ada, melainkan menggunakan aplikasi pihak ketiga yaitu VSCO cam untuk mempercantik visual. Strategi selanjutnya adalah komitmen. Sesuai dengan konsep dari Susan (2011) untuk menciptakan dampak dari media sosial perlu adanya integrasi kegaitan marketing dan perencanaan (integrated yout markeing efforts dan create schedule) Komiten dalam mengelola dan menghidupkan akun media sosial sangat diperlukan agar interaksi dan dan eksistensi sebuah merek di media sosial tetap terjaga. Komitmen yang ditunjukan oleh Post adalah dalam bentuk perencanaan konten di Instagram. Perencanaan tersebut biasanya digunakan untuk melakukan kampanye dan promosi kegiatankegiatan mereka, baik didalam maupun di luar Post. Post memaksimalkan pemasaran melalui Instagram dengan melakukan perencanaan, berbeda dengan Twitter yang cenderung lebih spontan. Instagram sebagai salah satu media sosial memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan media sosial lain (Hu, Wang, and Kambhampati 2013). Alasan Post memilih Instagram salah satunya adalah karena keunggulan visual yang ditawarkan namun Post tidak menggunakan fitur-fitur asli dari instagram. Post memakai aplikasi pengolah gambar pihak ketiga yaitu VSCO Cam. Fitur lain di Instagram adalah tag people atau penanda. Post tidak memaksimalkan fitur ini. Menurut mereka menandai orang untuk tujuan mendorong pembelian atau mengajak untuk membeli dinilai tidak etis karena dinilai dapat mengganggu kenyamanan orang lain. Post hanya menggunakan fitur penanda pada beberapa postingan yang memang dinilai perlu. Ini merupakan salah satu bentuk komitmen Post dalam
15
memahami dan menghargai pemirsa sasaran. Susan (2011) menyebutnya sebagai usaha untuk terus belajar dan memahami (keep learning). 4.3
Uji Triangulasi
Untuk menguji dan memastikan validitas dari data yang didapatkan dari proses wawancara mendalam kepada narasumber yang dipilih, yaitu Tedy Wijaya Kusuma terkait kapasitasnya sebagai pendiri, pemilik sekaligus yang mengeloa akun media sosial Post. Data dari wawancara dibandingkan dengan data yang didapat dari observasi dengan memperhatikan konsep dan teori terkait membangun komunikasi pemasaran efektif, media sosial dan membangun interaksi serta Instagram dan pemanfaatan fitur. Setelah dilakukan observasi konten atau postingan pada akun @post_santa dapat dibagi menjadi beberapa kategori yaitu, foto buku dan ulasan, foto selfie bersama pengunjung, suasana Post, poster dan informasi, serta foto kegiatan di Post. Observasi dilakukan dari 31 Januari 2016 sampai dengan 10 Januari 2016 terhadap konten dan postingan. Observasi dilakukan terhadap postingan dalam rentang satu bulan dari minggu pertama sampai dengan minggu terakhit bulan januari. a. Foto Buku dan Ulasan : 27 post b. Foto poster/informasi kegiatan : 5 post c. Foto kegiatan di dalam post santa : 17 post d. Foto selfie bersama pengunjung : 7 post e. Foto pengujung dan suasana Post : 11 post Dari data diatas dapat simpulkan bahwa konten yang paling bayak diposting melalui Instagram adalah foto buku dan ulasannya sebanyak 27 post. Foto kegiatan kreatif di dalam dan di luar post terbanyak kedua sebanyak 17 post. Selebihnya adalah tentang poster, foto selfie bersama pengunjung dan yang terakhir adalah suasan post.
Tabel. 4.3 Perbandingan Data yang bersumber dari Wawancara Mendalam dengan Data yang Bersumber dari Observasi Instagram untuk menguji Validitas Data Teori dan Konsep
Deep Interview Tedy Wijaya Kusuma
Observasi pada Akun Validitas Instagram @pasar_santa Membangun Komunikasi Pemasaran Efektif (Kotler &Keller, 2012) Target Anak muda usia 20Rata-rata usia muda dan Valid konsumen 30 tahun yang dewasa, dan tertarik mencari alternative pada buku bacaan bacaan bagus Tujuan Membangun brand Melaui hastag dan Valid awareness Post Santa publikasi via media sebagai ruang baca sosial tentang kegiatanalternatif kegiatan penulisan Rancangan Merancang pesan Bercerita tentang Valid dari Grand Message nikmatinya membaca dan tujuan buku dan alasan sebuah buku layak dibaca Saluran Saluran pribadi dan Twitter dan Instagram Valid non-pribadi Twitter dan Instagram Anggaran Tidak melakukan Hanya menggunakan Valid rancangan anggaran, social media (tidak komunikasi berbayar/gratis) pemasaran dilakukan sendiri Bauran Media Belum merancang Bauran media promosi Valid Promosi bauran media pada media sosial, promosi yang kolaborasi event dengan komplek, hanya pihak/lembaga lain, media sosial, WOM, word of marketing dan endorse tokoh kesan penulis. terkenal dan event dan pengalaman Ukuran Hasil Tidak memiliki alat Valid ukur atau parameter yang rigid, hanya melihat antusiasme peserta dan penjualan buku Komunikasi Tidak melakukan Menggunakan akun Valid Pemasaran koordinasi media resmi, akun pribadi dan Terpadu secara komplek, aku komunitas, kesan namun komunikasi dan pengalaman pemasarannya penulis, serta saling didukung oleh promosi antar lembaga beberapa factor, seperti WOM, dan akun sosial milik komunitas pasar santa. Media Sosial dan tahapan Membangun Interaksi (Sarah Cox, 2012) Monitoring Setiap hari selalu Rata-rata setiap hari Valid Media menyempatkan memposting dua post. untuk melihat, dan Setiap pertanyaan menjawab dijawab dalam kurun pertanyaan yang waktu yang cepat. muncul dari respon pemirsa sasaran. Memunculkan Memposting fotoPostingan berupa Valid konten atau buku yang diberi foto/gambar buku yang topik menarik caption ulasan disertai caption tentang
16
tentang buku tersebut, kenapa bagus dan kenapa layak dibaca, tentang kegiatan menulis di pasar dna kegiatan lain
Melibatkan diri dalam percakapan
ulasan buku, menarik pemirsa sasaran untuk bertanya. Rata-rata pertanyaannya tentang harga dan cara pembelian. Posting terkait kegiatan rata-rata direspon oleh pemirsa dengan kesan. Dalam kerumunan percakapan di kolom komentar, Post sering hadir merespon percakapan dan menjawab pertanyan.
Melibatkan diri Valid dalam percakapan, menjawab jika ada pertanyaan dan merespon jika ada yang menyebut atau mention Menawarkan Belum pernah Tidak ditemukan Valid reward/ mengadakan kuis postingan berupa kuis penghargaan dan menawarkan atau tawaran hadiah hadiah Instagram dan Pemanfaatan Fitur (Schawbel 2011) dan Gunelius (2011) Kesediaan Post mengalokasikan Setiap hari ada Valid waktu untuk postingan baru dan Post mengelola dan meluangkan waktu memonitoring akun untuk menjawab atau merepson pemirsa Kesabaran Post telah memiliki Sejak dibuat akun Valid dan mengelola akun Instagram sudah Instagram sejak juli melakukan 700 an post, 2014. Menghimpun yang artinya rata-rata pengikut dengan cara ada 1,5 post setiap yang wajar, tanpa hariny, minimal sehari meminta untuk ada sekali post. diikuti . Kreativitas Post memperhatikan Post menggunakan Valid visual yang bagus visual atau foto yang dan memproses menarik, dan terlihat menggunakan VSCO tidak menggunakan cam, membuat filter dari Instagram. caption yang menarik Menyertakan caption serta mengguakan yang simple dan hashtag yang menarik, serta menciptakan buzz menggunakan hashtag seperti yang khas, seperti #menulisdipasar. #menulisdipasar #bookworm dan #bookshop. Komitmen Komitmen yang Post komitmen Valid ditunjukan oleh Post menghadirkan konten adalah dalam bentuk yang provocative untuk perencanaan konten mengkampanyekan di Instagram. sebuah program atau Perencanaan tersebut kegiatan. Kontennya biasanya digunakan bersifat serial, untuk melakukan menggunakan hashtag kampanye dan yang sama menjelang promosi kegiatandan saat pelaksanaan kegiatan mereka, baik kegiatan. di dalam maupun di luar Post.
IV.
PENUTUP
Kesimpulan Dari penelitian mengenai “Kegiatan Komunikasi Pemasaran Efektif Melalui Media Sosial Instagram, Studi Deskriptif pada Pelaku UMKM di Pasar Santa, Jakarta” dapat ditarik beberapa kesimpulan. Sebelum membangun komunikasi pemasaran efektif, Post telah melaksanakan tahaptahap strategi komunikasi pemasaran yaitu menentukan segmentasi, targeting, dan positioning. Sejauh ini Post Santa telah melakukan langkah-langkah dalam membangun komunikasi pemasaran efektif, namun masih ada beberapa langkah yang belum dilakukan secara maksimal, yaitu: menetapkan total anggaran komunikasi pemasaran dan mengukur hasil komunikasi serta memutuskan bauran media. Berdasarkan tujuan awal berdirinya, Post Santa telah berhasil merancang pesan dan strategi komunikasi pemasaran. Post Santa telah berhasil menyasar segmentasi dan target pasar yang tepat serta memposisikan Post sebagai ruang buku atau ruang baca alternatif dimana para pengujung dapat menemukan alternatif bacaan bagus dari dalam dan luar negeri yang telah dikurasi. Post Santa bukan murni sebuah entitas bisnis atau usaha yang berusaha menggalang profit untuk para pemilik atau pendiri, melainkan lebih banyak berorientasi pada gerakan sosial. Dengan demikian, Post lebih tepat jika disebut sebagai sociopreneur atau social entrepreneur. Dimana keuntungan dalam usaha tersebut digunakan untuk menopang operasional dan kegiatan lain agar tetap berajalan dan berkesinambungan. Komunikasi pemasaran Post lebih bertujuan memperkuat kesadaran merek atau brand awareness daripada meningkatkan penjualan. Tujuan seperti ini lebih tepat untuk usaha yang bercorak sosial entrepreneur berdasarkan minat dan ketertarikan, dalam hal ini membaca dan menulis. Post membangun interaksi melalui media sosial dengan menciptakan konten yang menarik, memonitoring percakapan, melibatkan diri dalam percakapan. Post memilih instagram sebagai media komunikasi pemasaran karena keunggulan visual dan feed (update data dan informasi secara berkala atau rutin di internet) yang cenderung lebih tenang dan bertahan lama jika dibandingkan dengan twiter.
17
Fitur Instagram yang sering dipakai adalah tanda pagar (hashtag) tujuannya adalah untuk menciptakan buzz di media sosial. Fitur penanda atau tagging hanya digunakan untuk berbagi konten dengan orang yang dipandang tertarik dengan konten. Post tidak menggunakan fitur filter untuk mengedit foto, namun menggunakan aplikasi lain yaitu VSCO cam. Post melakukan perencanaan konten dalam melakukan komunikasi pemasaran pada Instagram. Perencanaan konten digunakan untuk membuat kampanye serial promosi kegiatan-kegiatan kreatif. Post Santa mampu memasimalkan Instagram dan fitur-fiturnya dengan kesediaan meluangkan waktu untuk memantau, kesabaran untuk mengelola percakapan, kreativitas menciptakan konten menarik, dan komitmen melakukan perencanaan. Saran Bagi Post santa Post telah melaksanakan strategi dan tahapan dalam membangun komunikasi pmasaran efektif dengan baik namun ada beberapa langkah yang belum maksimal. Peneliti menyarankan untuk memaksimalkan semua langkah, merancang anggaran komunikasi pemasaran sehingga dapat menentukan dan merumuskan bauran promosi selain melalui media sosial. Dengan menentukan bauran media promosi, Post dapat melakukan koordinasi bauran media sebagai bentuk komunikasi pemasaran terintegrasi (integrated marketing communication) Post telah membangun interaksi dengan baik di media sosial, namun selama ini Post belum pernah memberikan reward atau penghargaan bagi para pemirsa sasaan di media sosial. Peneliti menyarankan untuk mencoba sebagai bentuk usaha untuk membangun dan memperkuat interaksi dengan pemirsa sasaran. Selama ini Post tidak menentukan dan mengejar tager follower atau pengikut. Mengingat Post adalah sebuah usaha yang berorientasi sosial, follower yang banyak akan memaksimalkan gaung semangat sociopreneurhip, sehingga disarankan Post untuk mulai memikirkan bagaimana mencapai target pemirsa sasaran yang lebih banyak. Saran pelaku usaha kecil dan rintisan (start up) Pelaku usaha rintisan (start up) atau pelaku usaha kecil menengah disarankan untuk
memaksimalkan media sosial yang berbiaya murah dan mudah dalam penggunaan sebagai media komunikasi pemasaran. Pelaku usaha rintisan disarankan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari media sosial sehingga dapat menentukan strategi untuk membangun interaksi dengan pelanggan atau pemirsa sasaran. Strategi yang dapat ditempuh antara lain, monitoring, memunculkan konten kreatif, melibatkan diri dalam percakapan dan menawarkan reward. Pelaku usaha rintisan disarankan dapat memaksimalkan Instagram bersama fitur-fiturnya, antara lain filter untuk menciptakan konten yang menarik, hastag untuk menciptakan buzz, dan fitur penanda untuk berbagi dengan pihak yang dipandang memerlukan informasi dalam konten tersebut. Post disarankan dapat menjadi role model sebuah usaha yang berwawasan dan beorientasi sosial. Pelaku usaha disarankan mulai memikirkan bagaimana usaha atau bisnisnya memiliki dampak sosial yang lebih besar sehingga tidak selalu beorientasi profit namun juga manfaat.
DAFTAR PUSTAKA Anggrahini, D., & Surwati, C. H. (2014). Kegiatan Komunikasi Pemasaran Rown Division Melalui Media Sosial. Artisty, T. (2014, 4 11). Sosial Media Marketing: Efisien dan Menguntungkan. Retrieved 6 10, 2015, from Ecommece SOS: http://www.ecommercesos.com/sosial-mediamarketing-efisien-dan-menguntungkan/ Bone, L. E., & Kurtz, D. L. (2000). Pengantar Bisnis Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Cox, S. (2012). Social Media Marketing in a Small Business : A Case Study. Indiana: Purdue ePubs. Depkop. (2008). 2008. Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM. Fournier, S., & Avery, J. (2011). The Uninvited Brand. Business Horizons. Gunelius, S. (2011). 30 Minutes Social Media Marketing. New York: the McGraw-Hill Companies.
18
Halligan, B., Shah, D., & Scott, D. (2009). Inbound marketing: get found using Google, social media, and blogs (Vol. 1). John Wiley & Sons Inc. Hermawan, E. (2013, 12 1). Keuntungan Instagram untuk Bisnis. Retrieved 6 9, 2015, from http://www.buluxshero.com/2013/12/instagra m-untuk-bisnis.html How B2B marketers are finding success integrating social media & search marketing. (2010, September 21). Retrieved 6 10, 2015, from Business.com: www.business.com Hu, Y., Wang, L., & Kambhampati, S. (2013). What We Instagram: A First Analysis of Instagram Photo Content and User Types. Arizona: Arizona State University. Idrus, M. (2002). Metode Penelitan Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga. Instagram. Akron, Ohio: Akron-Summit County Public Library. Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall. Maxwell, J. (2005). Qualitative research design: An interactive approach 2nd Edition. California: Sage. Mayasari, I. (2013). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Greentea. Mitra, W. (2014, 4 23). Mari Mengenal Lebih Dalam Cara Memanfaatkan Penggunaan Instagram Bagi Brand Anda. Retrieved 6 10, 2015, from Startup Bisnis: http://startupbisnis.com/belajar-bisnis-onlinemari-mengenal-lebih-dalam-caramemanfaatkan-penggunaan-instagram-bagibrand-anda/ Ouwersloot, H., & Duncan, T. ( Integrated marketing Communication). 2008. Berkshire: McGrawHill Education. Rangkuti, F. (2004). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Edisi 8. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. . Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Saunders, M., Lewis, P., & Thornhill, A. (2009). Research Methode for Business Students. Essex, UK: Prentice Hall Limited.
Sekaran, U., & Bougie, R. (2009). Research methods for business: A skill building approach(5th ed.). West Sussex, UK: Wiley. Setiawan, R. A. (2015). Strategi Komunikasi Pemasaran Dalam Memikat Konsumen Melalui Media Sosial Instagram: Studi Deskriptif Kualitatif Pada Founder @Tausiyahku . Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga. Solomon, M. R., Stuart, G. W., & Stuart, E. W. (2013). Marketing: Real People Real Choice. New Jersey: Pearson Edition Prentice Hall. Walsh, M., & Lipinski, J. (2009). The role of the marketing function in small and medium sized enterprises. Journal of Small Business and Enterprise Development . Sumber Lain. http://rtv.co.id/read/family/486/nongkrong-akhirpekan-di-pasar-santa http://transmediapustaka.com/review/27327menerapkan-youth-marketing-dalamfenomena-pasar-santa http://www.businessweekindonesia.com/gallery/phot o/2014/09/17/193/kembalinya-pasarsanta#.VeWo7_ntmko http://jakarta.bisnis.com/read/20150328/384/416968/ pasar-santa-kini-jadi-pasar-start-up-danincaran-wira-usahawan-muda http://hot.detik.com/read/2014/10/08/163125/271330 7/1059/nongkrong-di-pasar-santa-hebohkarena-instagram https://dailysocial.net/post/laporan-akhir-tahunsumall-instagram-sebagai-media-sosial-palingefektif-dalam-memacu-bisnis http://www.ziliun.com/fenomena-pasar-santa-tempathipster-atau-ruang-kreatif/ http://startupbisnis.com/belajar-bisnis-online-marimengenal-lebih-dalam-cara-memanfaatkanpenggunaan-instagram-bagi-brand-anda/ https://www.maxmanroe.com/apa-itu-startup-bgmnperkembangan-dunia-bisnis-startup-diindonesia.html http://www.grevia.com/article/45/mengenal-bisnisstartup-di-indonesia
19
http://www.cnnindonesia.com/hiburan/201508092003 40-241-70986/secuil-gairah-menulis-danmembaca-di-tengah-pasar/ http://jakartaglobe.beritasatu.com/features/creativepost-pasar-santa/
20