KOMPETENSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Oleh:
A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara
Disampaikan pada
SEMINAR NASIONAL KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Diselenggarakan oleh
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FBS-UNIMED Medan, 24 Nopember 2007
A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. USU e-Repository©2008
KOMPETENSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI GURU BAHASA DAN SASTRA INDONESIA A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Penggunaan komputer dewasa ini telah menjadi bahagian dari hidup kita. Penyelesaian pekerjaan atau tugas sehari-hari menjadi semakin mudah dan tanpa disadari kita semakin tergantung pada mesin komputer. Demikian juga halnya dengan tugas dan beban kerja di kantor, dimana informasi disampaikan dengan cepat serta memudahkan pengelolaan dan operasional organisasi. Gabungan antara teknologi komputer dan komunikasi disebut teknologi informasi dan komunikasi (TIK). TIK berperan sebagai sarana untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan menyebarluaskan informasi dan pengetahuan dalam berbagai bentuk dan cara. Informasi dan pengetahuan tersebut dapat disebarkan dalam bentuk teks, gambar, grafik, suara, animasi, dan video, atau gabungan dari semuanya (multimedia) ke berbagai sasaran secara interaktif melalui jaringan intranet dan Internet. Proses pengajaran dan pembelajaran dapat ditingkatkan mutunya dan divariasikan cara penyampaian dan penerimaannya dengan menggunakan TIK. Penggunaan alat bantu mengajar ini dapat meningkatkan minat siswa dan dipandang atau diakui sebagai pendukung proses pengajaran dan pembelajaran. Penggunaan komputer yang semakin meluas dan didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi saat ini telah banyak memberikan manfaat bagi guru. Guru dapat memvariasikan bahan bantu mengajar, menyiapkan bahan ajar, merekam dan menyimpan informasi siswa, memproses ujian, hingga membuat pangkalan data inventaris peralatan, buku, dan sebagainya.
A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. USU e-Repository©2008
2
Dari segi pengajaran, penggunaan TIK memerlukan perencanaan yang baik dan efisien agar pembelajaran dapat lebih maksimal kepada setiap orang siswa. TIK yang digunakan dalam pengajaran juga dapat memberi peluang pembelajaran yang lebih dinamis, menarik minat serta meningkatkan ilmu pengetahuan yang relevan dan berguna bagi siswa. Bahkan TIK dapat memotivasi siswa berpikir secara kreatif selain dapat meningkatkan kegairahan bagi guru itu sendiri dalam proses pendidikan. Pengajaran yang terintegrasi dengan komputer pada dasarnya melibatkan penggunaan komputer untuk mencapai sasaran pengajaran dan pembelajaran. Selain itu, integrasi pengajaran dengan komputer turut membawa dimensi baru dalam budaya mengajar dan budaya belajar di sekolah. Oleh karena itu, guru dewasa ini seharusnya melengkapi diri dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dan secara terus menerus memperbaharuinya untuk mengikuti kebutuhan siswa dan lingkungannya saat ini. Persoalannya adalah apakah para guru sudah siap menerima perubahan yang ditawarkan TIK. Kompetensi apa yang diperlukan guru untuk mampu memanfaatkan TIK dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Program pelatihan seperti apa yang seharusnya disediakan untuk meremajakan pengetahuan dan keterampilan guru menggunakan TIK dan institusi mana yang akan melakukannya. Bagaimana tata cara mengukur penguasaan guru terhadap TIK. Bagaimana menyiapkan sarana dan prasarana TIK yang memadai untuk guru dan siswa di sekolah. Sejumlah pertanyaan tersebut akan dicoba untuk didiskusikan dalam uraian berikut ini. Kesiapan Guru Salah satu masalah dalam penggunaan TIK di mana saja adalah sikap yaitu pandangan, pendapat atau perasaan seseorang terhadap TIK, apakah para guru memiliki sikap positif untuk berubah dengan memanfaatkan TIK. Technophobia atau cyberphobia, yaitu suatu kekhawatiran yang berlebihan terhadap teknologi komputer, diidentifikasi sebagai suatu rintangan yang mungkin dimiliki oleh para guru terutama dalam bidang seni dan humaniora. Untuk keberhasilan penggunaan TIK, rintangan ini A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. USU e-Repository©2008
3
yang pertama harus disingkirkan agar para guru bisa menerima revolusi TIK dan peranannya yang sangat penting dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Komputer hendaknya jangan dilihat sebagai suatu ancaman terhadap waktu guru, cara melakukan sesuatu di dalam ruang kelas, dan kegiatan guru lainnya. Selain sikap, adakalanya terdapat pula skeptisme tentang perbedaan kepentingan apakah TIK harus digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Kompetensi TIK Suatu survei yang dilakukan oleh Anja Balanskat (2005) menunjukkan bahwa hampir semua negara Eropa memiliki kebijakan untuk mengembangkan keterampilan pedagogis untuk guru. Hal ini diartikan bahwa ada keinginan untuk mengintegrasikan TIK dalam praktek pedagogis, mulai dari TIK dalam ruang kelas (untuk pengajaran subyek) hingga penggunaan TIK untuk pembelajaran. Separuh negara Eropa disebutkan memandang bahwa penanganan informasi (information handling) sebagai kompetensi inti yang bersifat mutlak untuk guru. Selanjutnya, disebutkan bahwa sebagian
besar
kompetensi
guru
yang
diinginkan
adalah
kompetensi
untuk
mengintegrasikan TIK dalam subyek, penggunaan bahan referensi digital seperti ensiklopedi, penggunaan TIK untuk persiapan kelas, dan penggunaan perangkat TIK untuk ilustrasi (presentasi multimedia). Victor Benjie (2006) yang mengkaji pengembangan kapasitas TIK untuk guru bahasa dan perkembangan terbaru pendidikan berbantuan teknologi di negara-negara subSahara Afrika, menyebutkan bahwa
pengintegrasian TIK di dalam ruang kelas dan
penguatan penggunaan TIK di sekolah memiliki tiga fitur. Ketiga fitur tersebut adalah: (1) mengeksplorasi dan mendemonstrasikan bagamaina TIK dapat digunakan di sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mempersiapkan pemuda menjadi masyarakat pengetahuan (knowledge society); (2) mengembangkan perangkat lunak pendidikan interaktif dan bahan ajar berbasis TIK untuk diintegrasikan ke dalam pengajaran sains, matematika, dan bahasa; dan (3) melakukan pertukaran pengalaman dan praktek terbaik (best practice) dalam penggunaan TIK. A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. USU e-Repository©2008
4
Pada tingkat proses terdapat tiga sasaran kompetensi, selain sikap (attitudinal) yang telah
dibicarakan
sebelumnya,
adalah
pemahaman
(cognitive)/pengetahuan
(knowledge), dan operasional/manipulatif (Benji, 2006). Kognitif berkaitan dengan: (1) pemahaman tentang revolusi TIK dan perkembangannya, peran potensialnya di dalam pendidikan, penggunaannya dan pengaruhnya terhadap pengajaran dan pembelajaran; (2) pemahaman fungsional sistem komputer dan appresiasi pengguna terhadap berbagai komponen serta pengambilan keputusan untuk mengadopsi TIK dalam pendidikan bahasa; (3) apresiasi dan asesmen yang bersifat kritis terhadap hasil berbagai penelitian dalam pengajaran dan pembelajaran; dan (4) kapan seharusnya menggunakan teknologi tradisional dengan efek maksimal. Baron (2006) menyebutkan enam kategori kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, yang pada dasarnya adalah penggunaan program-program dalam perangkat lunak yang terdapat dalam Microsoft Office, sebagai berikut: 1. Operasional: terdiri dari tugas mulai dari menghubungkan peralatan TIK, memuat disk,
memformat
disk,
menyimpan
berkas,
menemu-balik
berkas,
dan
menggunakan mouse. 2. Pengolah kata: terdiri dari sub keterampilan seperti menyorot teks, menyisipkan teks, memformat karakter dan paragraf, menelusur teks, dan memformat margin halaman. 3. Basis data: terdiri dari sub keterampilan: menemu-balik data, menggunakan penelusuran sederhana, menampilkan grafik data dari basis data, dan mencetak data. 4. Spreedsheet terdiri dari sub keterampilan memahami data, memasukkan data, memanipulasi data, dan memasukkan formula dan setting pada Spreadsheet. 5. Internet/Multimedia terdiri dari sub keterampilan mulai dari browsing, menulis dan mengirim e-mail dengan lampiran, chating atau e-conversation hingga webauthoring,
web design, mengakses sumber daya pengajaran hingga mencari
pekerjaan, mengikuti kursus atau tutorial online hingga menggunakan Internet sebagai perpustakaan virtual. A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. USU e-Repository©2008
5
6. Keterampilan lanjut termasuk penggunaan video camcorder, membuat rekaman audio, mengambil foto fragmen, membuat slide Power Point, dan men-setting peralatan untuk presentasi. Sebagai perbandingan dan gambaran bagi para guru, berikut ini disajikan suatu alternatif standar kompetensi TIK untuk guru, yang bukan guru TIK (Saidin, 2006). Standar tersebut adalah standar pertama dari enam standar yang sebenarnya juga berlaku umum termasuk untuk guru bahasa dan sastra. Selain pemahaman, juga terdapat perancangan, pengimplementasian, pengevaluasian, penggunaan, dan etika. Kelima standar tersebut lebih menekankan pada
pengelolaan pengajaran dan
pembelajaran dengan memanfaatkan atau berbantuan TIK. Standar 1: Pemahaman Guru menunjukkan pemahaman yang baik tentang operasi dan konsep teknologi. Indikator: 1. Guru menunjukkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman konsep yang berkaitan dengan TIK pada tingkat pengenalan. 2. Menunjukkan perkembangan pengetahuan dan keterampilan yang berkelanjutan mengikuti teknologi yang muncul dan mutakhir. Kompetensi Dasar: 1. Mengenal komponen-komponen perangkat keras dan fungsinya masing 2. Mengenal fungsi sistem operasi dasar (icon, windows, dan menu) 3. Menghidupkan dan mematikan komputer 4. Memasang dan mengoperasikan printer dan proyektor LCD 5. Memiliki keterampilan papan tombol dan mouse dasar 6. Memahami dan bisa menggunakan fungsi sistem operasi dasar a. File, folder dan direktori b. Menggunakan menu dan desktop
A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. USU e-Repository©2008
6
7. Mengetahui kategori perangkat lunak: pengolah kata, presentasi, penerbitan, spreadsheet, database, multimedia dan komunikasi 8. Melakukan operasi pengolah kata dasar seperti a. Create, open, copy, save, delete, dan edit folder, file dan dokumen b. Mencetak dokumen. 9. Melakukan presentasi dan operasi multimedia seperti a. Create, open, copy, save, delete, dan edit folder, file dan dokumen b. Mempresentasikan multimedia yang ada atau yang sudah tersedia c. Mencetak dokumen 10. Mengenal peralatan memory (CD-ROM, internal atau external hard disk, memory card, flash disk, dsb) dan kegunaannya masing. 11. Mampu mengakses Internet: a. Menggunakan fungsi dasar browser untuk menelusur dan menemukan informasi b. Menanda halaman (bookmark pages) c. Copy, paste dan save dari halaman Web d. Mengenal situs Web dan portal pendidikan Indonesia 12. Mengenal teknologi perangkat keras dan perangkat lunak tingkat lanjutan Kompetensi Menengah: 1. Meng-install dan mengoperasikan peralatan tambahan (printer, scanner, digital camera, digital video, dsb.) 2. Memahami dan mampu menggunakan fungsi-fungsi sistem operasi lainnya a. Melakukan pencegahan virus b. Mem-backup file 3. Mengorganisasikan file, folder dan direktori 4. Memiliki pengetahuan yang baik tentang perangkat lunak dan mampu menggunakan berbagai kategori perangkat lunak 5. Melakukan operasi pengolah kata seperti a. Menyisipkan (insert) file obyek dan grafik
A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. USU e-Repository©2008
7
b. Menggunakan perkakas seperti spellchecker, grammar check, dan thesaurus c. Membuat dan memanipulasi gambar dan image d. Membuat dan memanipulasi tabel e. Mengubah setting halaman atau style 6. Melakukan presentasi dasar dan operasi multimedia seperti a. Menyisipkan obyek, grafik, animasi, video, suara, file, dsb b. Mengembangkan presentasi multimedia sederhana c. Mengadopsi pertunjukan multimedia yang telah dibuat 7. Menggunakan peralatan memory (CD-ROM, internal dan external hard disk, flash disk, memory card, dsb). 8. Men-download perangkat lunak freeware dan shareware 9. Melakukan penelusuran lanjutan untuk menemukan informasi 10. Mengorganisasikan e-mail a. Create and delete e-mail b. Attach dan mengirim file c. Forward e-mail d. Mengorganisasikan buku alamat e. Mampu menggunakan fasilitas lain yang tersedia 11. Mampu menggunakan perangkat keras baru dan peralatan tambahan dan perangkat lunak Kompetensi Lanjutan 1. Melakukan pemeliharaan perangkat keras dan peralatan tambahan secara terjadwal 2. Mampu memecahkan kesulitan masalah berkaitan dengan perangkat keras, perangkat lunak dan peralatan tambahan yang umum 3. Mampu bekerja dalam lingkungan jaringan a. Share file dan folder b. Akses dan menggunakan peralatan tambahan jaringan c. Akses dan menggunakan perangkat lunak bagi-pakai (sharing) A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. USU e-Repository©2008
8
4. Mampu mengelola komputer lokal menggunakan perangakat sistem yang tersedia dalam sistem operasi a. Membersihkan disk b. Defragmentasi c. Backup dan restore file dan setting 5. Mampu bekerja lintas kategori perangkat lunak yang berbeda 6. Melakukan operasi pengolah kata lanjutan seperti a. Merge file b. Mail merge c. Use macros d. Hyperlink e. Create form f. Use and create template 7. Melakukan operasi presentasi dan multimedia lanjutan a. Mengembangkan presentasi multimedia yang ditingkatkan b. Create hyperlink c. Edit klips multimedia 8. Delete, copy dan memindahkan file dari satu peralatan memory ke yang lainnya 9. Mampu membuat memory lebih yang tersedia a. Delete temporary file b. Membersihkan disk 10. Men-setup koneksi baru Internet 11. Mampu bergabung dan berpartisipasi dalam e-group 12. Membuat dan meng-upload halaman Web 13. Menggunakan dan mengelola learning management system (LMS) online 14. Meng-install dan uninstall perangkat keras, peralatan tambahan dan perangkat lunak baru.
A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. USU e-Repository©2008
9
Program Pelatihan Ada sejumlah alternatif untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan TIK bagi para guru untuk memenuhi standar kompetensi yang diinginkan. Pertama, pengetahuan TIK sudah diperoleh pada saat mengikuti pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Oleh karena itu para guru terutama yang masih baru dapat langsung mengikuti proses sertifikasi. Kedua, untuk para guru yang telah bekerja dan belum memperoleh pendidikan dan pelatihan di bidang TIK seyogianya disediakan program pelatihan melalui berbagai cara dan format. Pelatihan seperti itu dapat dilakukan bekerjasama dengan perguruan tinggi atau pusat-pusat pelatihan TIK yang terdekat dengan domisili guru. Program pelatihan juga seharusnya dapat dirancang untuk digunakan secara online atau pembelajaran jarak jauh. Pola Asesmen dan Evaluasi Banyak negara termasuk di Eropa berupaya mendefinisikan suatu kerangka kompetensi TIK yang bersifat umum dengan mengembangkan sertifikasi, standar tata cara atau benchmark, atau dengan menunjukkan best practice. Terdapat juga kecenderungan mensertifikasi guru pada akhir suatu program pelatihan guru di tempat bekerja atau pada tahap lebih awal sewaktu di tingkat perguruan tinggi, seperti dilakukan di Denmark dan Perancis. Selain itu, ada juga yang mengembangkan sertifikasi nasional TIK untuk guru baik pada tahap awal atau di tempat bekerja. Penerapan kredit belajar dan penggunaan portofolio elektronik dalam pelatihan guru juga diterapkan di beberapa negara (Balanskat, 2005). Penyiapan Sarana dan Prasarana Penyiapan sarana dan prasarana TIK di semua sekolah seharusnya menjadi salah satu prioritas dalam upaya mengembangkan pendidikan yang bermutu, sebagaimana juga kita seyogianya memprioritaskan pembangunan pendidikan dalam pembangunan nasional. Para ahli ekonomi mengidentifikasi tiga faktor yang dapat menuntun pada A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia - 10 A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. USU e-Repository©2008
peningkatan produktifitas yang berbasis pertumbuhan yaitu: capital deepening (penggunaan peralatan yang lebih produktif dibandingkan versi sebelumnya); higher quality labor (angkatan kerja yang lebih berpengetahuan yang tentu lebih produktif); dan technological innovation (penciptaan, pendistribusian dan penggunaan pengetahuan baru) (Unesco, 2007). Ketiga faktor produktifitas tersebut menjadi basis tiga pendekatan (technology
literacy,
knowledge
deepening,
dan
knowledge
creation)
yang
menghubungkan kebijakan pendidikan dan pengembangan ekonomi. Hal di atas juga sejalan dengan kebijakan yang telah dicanangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional yaitu broad based education yakni program pendidikan yang berbasis masyarakat luas dengan orientasi memberikan kecakapan hidup (life skills) kepada siswa (Departemen Pendidikan Nasional, 2007). Ini berarti bahwa siswa tidak hanya dibekali dengan kemampuan akademik namun juga kecakapan khusus yang dapat dipraktekkan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu dari kecakapan khusus tersebut selain kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris, tentu saja kemampuan menggunakan TIK. Sumberdaya TIK yang seharusnya tersedia meliputi antara lain komputer server, PC, LCD projector, infrastruktur jaringan intranet sekolah, dan koneksi ke jaringan Internet serta tenaga TIK untuk mengelola dan memelihara infrastuktur TIK. PC disediakan dengan rasio yang memadai terhadap jumlah siswa. Di perguruan tinggi standar minimum jumlah PC saat ini adalah 1 berbading 30 untuk mahasiswa, 1 berbanding 5 untuk dosen. Penyediaan akses jaringan tanpa kabel (wireless) juga perlu dipikirkan untuk mendorong kepemilikan laptop bagi siswa dan guru di sekolah menengah umum dan kejuruan. Penyediaan koneksi ke Internet memerlukan kapasitas bandwidth yang memadai yang dapat diperoleh secara berlangganan. Standar minimum bandwidth di perguruan tinggi saat ini adalah 1 Kbps untuk setiap mahasiswa. Untuk sekolah perlu dilakukan pengkajian untuk membuat suatu standar minimum yang harus dipenuhi.
A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia - 11 A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. USU e-Repository©2008
Kesimpulan Sikap guru terhadap TIK merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam keberhasilan pengintegrasian TIK ke dalam pengajaran dan pembelajaran. Kompetensi TIK bagi setiap guru sudah menjadi kebutuhan untuk meningkatkan produktifitas guru terlepas dari apakah ada keharusan sertifikasi atau tidak dalam bidang TIK. Kompetensi minimal TIK yang harus dimiliki oleh setiap guru adalah keterampilan menggunakan perangkat lunak aplikasi untuk pengolah kata, presentasi, spreadsheet, pangkalan data, sistem operasi, browsers, search engines, dan e-mail. Selanjutnya adalah kemampuan untuk mengintegrasikan keterampilan tersebut ke dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Program pelatihan bagi guru yang belum memiliki kompetensi TIK diperlukan dan harus dirancang dengan baik sehingga dapat diikuti oleh setiap guru tanpa merasa menjadi beban yang memberatkan. Demikian juga halnya dengan pola asesmen seharusnya dirancang dengan memperhatikan berbagai faktor termasuk lingkungan tempat bekerja guru. Program peningkatan kompetensi guru di bidang TIK tidak akan berhasil dan bermanfaat apabila lingkungan sekolah tidak difasilitasi dengan sarana dan prasarana TIK yang mencukupi berdasarkan standar tertentu yang juga seharusnya diterapkan bagi setiap institusi sekolah. Rujukan Balanskat, Anja (2005). Assessment schemes for teachers’ ICT competence- A policy analysis. European Schoolnet.
1/11/2007. Baron, Georges-Louis. (2006) ICT competencies, for students and teachers: dilemmas, paradoxes and perspectives: The French case. Benjie, Victor (2006). Building the ICT capacity of language teachers: empirical insights and lessons for sub-Saharan Africa. Current Developments in TechnologyAssisted Education.
A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia - 12 A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. USU e-Repository©2008
Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (2007). Pusat Pengembangan Penataran Guru Bahasa. Standar Kompetensi Guru. . 1/11/2007. Saidin, Sazali (2006). Teacher information communication technology competency gauge. <www.kmph.matrik.edu.my/WebRnD/Kompetensi.PDF> 21/11/2007. Unesco (2007). ICT Competency Standards for Teachers. <www.unesco.org> 21/11/2007.
A. Ridwan Siregar: Kompetensi TIK Guru Bahasa dan Sastra Indonesia - 13 A. Ridwan Siregar : Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, 2008. USU e-Repository©2008