KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI GEUMPANG KABUPATEN PIDIE Oleh: Yusran Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program kerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi pengajaran, tehnik supervisi pengajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah, kendala kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kinerja guru, dan tindak lanjut kepala sekolah dalam meningkatkan supervisi pengajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Prosedur analisis data adalah reduksi data, display data, dan verifikasi. Sedangkan subjek penelitian adalah ketua komite sekolah, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Program kerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi pengajaran memiliki rancangan yang baik untuk jangka waktu satu tahun ke depan dan dirumuskan kembali di tahun yang akan datang; (2) Tehnik supervisi pengajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah dilakukan dengan pendekatan langsung dan tidak langsung; (3) Kendala yang dihadapi kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kinerja guru antara lain sedikitnya waktu yang dimiliki oleh kepala sekolah sehingga pelaksanaan supervisi sulit untuk diagendakan, lebih memperhatikan pada aspek psikologis guru, sehingga pelaksanaan supervisi pengajaran disesuaikan dengan kondisi guru, dan perilaku guru sangat variatif dan menyulitkan kepala sekolah menyesuaikan dengan keadaan sekolah; dan (4) Tindak lanjut kepala sekolah dalam meningkatkan supervisi pengajaran dilakukan dengan cara melaksanakan kegiatan supervisi pengajaran sesuai dengan perencanaan kerja yang tepat sasaran dan tidak terkendala dengan kegiatan rutin kepala sekolah, mengupayakan strategi pelaksanaan supervisi pengajaran dengan strategi yang baik, dan menyesuaikan teknik pelaksanaan supervisi pengajaran dengan perilaku guru di sekolah. Kata Kunci: Kompetensi Kepala Sekolah, Supervisi Pengajaran, dan Kinerja Guru.
Pendahuluan Seorang guru diharapkan memiliki kinerja yang baik dalam proses pembelajaran. Dengan demikian siswanya dapat belajar lebih mudah dan dapat mencapai hasil belajar lebih optimal. Para guru atau pun staf lainnya akan mempunyai kinerja yang baik apabila kepala sekolah mampu menerapkan kepemimpinan secara efektif. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja guru, perlu diperhatikan aspek kepemimpinan yang Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kinerja Guru 132 | Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015
Yusran ( 133 dari 18 )
diterapkan di sekolah. Salah satu program peningkatan mutu pendidikan adalah meningkatkan mutu pengelolaan dan kepemimpinan kepala sekolah melalui kegiatan supervisi pengajaran. Pembinaan untuk meningkatan pengetahuan, kepemimpinan, dan kemampuan pengelolaan kepala sekolah perlu terus digalakkan dalam rangka mendukung tercapainya peningkatan kinerja guru di sekolah. Kemampuan supervisi kepala sekolah merupakan faktor utama yang harus segera dikembangkan. Kepala sekolah tidak hanya cakap dalam menangani masalah administrasi saja, akan tetapi juga harus memiliki kecakapan dalam memonitor kehadiran guru, melakukan observasi kelas, membuat laporan supervisi, dan masih banyak kegiatan lainnya yang dapat dikembangkan oleh kepala sekolah. Pembahasan Kepala Sekolah sebagai Supervisor Pendidikan Kepala sekolah merupakan seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang terdapat di sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama. Jabatan kepala sekolah bila dikaitkan dengan pengertian profesional adalah suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar tercapainya tujuan sekolah. Wahjosumidjo mengemukakan bahwa: “Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”.1
Adapun
sekolah
merupakan
institusi
yang
memiliki
tanggungjawab dan otoritas penuh secara mandiri menetapkan program-
1
. Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Permasalahannya, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), h. 83.
Teoritik,
dan
Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kinerja Guru Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni 2015 | 133
Yusran ( 134 dari 18 )
program pendidikan dan berbagai kebijakan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan yang hendak dicapai oleh sekolah. Dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tanggal 17 April 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah disebutkan bahwa standar kompetensi yang harus dikuasai oleh kepala sekolah antara lain mencakup kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial. Adapun dalm kompetensi supervisi tersebut, setidaknya kepala sekolah berkemampuan untuk menjabarkan dan merencanakan program supervisi pengajaran dalam rangka peningkatan kinerja guru, melaksanakan supervisi pengajaran terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, dan menindaklanjuti hasil supervisi pengajaran terhadap guru dalam rangka peningkatan kinerja guru. Tinjauan Supervisi Pengajaran Sebagai supervisor pendidikan, kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya harus mampu bekerjasama dengan masyarakat, orang tua siswa, dan para guru di sekolah yang dipimpinnya. Kaitannya bekerja dengan para guru, selain memberikan motivasi dalam peningkatan kinerja juga dalam rangka pengembangan kurikulum dan supervisi. Kegiatan supervisi sangat penting dalam rangka tertib administrasi serta peningkatan kualitas pengelolaan proses pembelajaran serta peningkatan kualitas kinerja guru, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Purwanto menyatakan bahwa: “Supervisi merupakan suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif”.2 Pendapat lain mengenai deskripsi supervisi menurut Purwanto menyebutkan 2
. M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 76. Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kinerja Guru 134 | Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015
Yusran ( 135 dari 18 )
bahwa: “Kegiatan yang dilakukan terhadap orang yang menimbulkan atau yang potensial, menimbulkan komunikasi dua arah”.3 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi pada hakikatnya merupakan segala bentuk bantuan yang diberikan dari pemimpin sekolah dengan tujuan untuk perkembangan kepemimpinan guru dan karyawan di dalam mencapai tujuan pendidikan dalam bentuk dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru. Tujuan Supervisi Pengajaran Pada prinsipnya tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan hanya memperbaiki kemampuan mengajar, tetapi juga untuk pengembangan potensi dan kualitas guru. Supervisi pendidikan bertujuan untuk perbaikan dan perkembangan proses pembelajaran secara total bukan hanya sekedar untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti yang luas, termasuk di dalamnya pengadaan fasilitas, pelayanan kepemimpinan dan pembinaan human relation yang baik kepada semua pihak yang terkait. Berdasarkan rumusan tujuan supervisi sebagaimana diuraikan di atas, Sahertian, menyatakan bahwa: Kegiatan supervisi sebaiknya diarahkan pada hal-hal sebagai berikut: (1) Membangkitkan dan merangsang semangat guru serta pegawai sekolah dalam menjalankan tugas masing-masing dengan baik: (2) Mengembangkan dan mencari metode-metode belajar-mengajar yang baru dalam proses pembelajaran yang lebih baik serta lebih relevan: (3) Mengembangkan kerjasama yang baik dan harmonis antara guru dengan siswa, guru dengan guru, guru dengan kepala sekolah, dan seluruh staf sekolah; (4) Berusaha meningkatkan kualitas wawasan dan pengetahuan guru serta pegawai dengan cara mengadakan pembinaan secara berkala, baik dalam bentuk workshop, seminar, in service training, up grading yang kesemuanya dimaksudkan untuk memberikan pelayanan secara 3
. M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik..., h. 77. Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kinerja Guru Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni 2015 | 135
Yusran ( 136 dari 18 )
prima kepada personal yang ada di bawah tanggungjawab dan kewenangan para supervisor yang bersangkutan.4 Melalui kegiatan supervisi pendidikan diharapkan akan terjadi perbaikan dan perkembangan dalam proses pembelajaran, bukan hanya sekedar untuk memperbaiki mutu mengajar guru tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru. Peningkatan Kinerja Guru di Sekolah Dalam percakapan sehari-hari, sering kita mendengar banyak orang yang menyebutkan kinerja. Bagi pemula, istilah ini sangat membingungkan, di samping tidak mengerti, istilah ini juga mungkin merupakan istilah yang baru saja didengar, meskipun demikian, sejumlah orang mengaitkan kinerja tersebut dengan pekerjaan seseorang. Kinerja guru dalam pandangan para ahli pendidikan memiliki sudut pandang yang berbeda. Suhardiman menjelaskan bahwa: “Kinerja atau prestasi kerja merupakan terjemahan dari kata performance dalam bahasa Inggris. Kinerja erat kaitannya dengan prestasi kerja yang dicapai seseorang atau lembaga dalam melaksanakan tugasnya”.5 Oleh karena itu, kinerja ada hubungannya dengan dengan pencapaian organisasi. Jika tujuan organisasi tercapai dengan baik, maka dapat dikatakan bahwa kinerja dari suatu organisasi tersebut baik. Sebaliknya, jika tujuan organisasi tidak tercapai dengan baik, maka kinerja organisasi tersebut kurang baik. Sejalan dengan uraian di atas, Uno dan Lamatenggo menyatakan bahwa: “Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang. Pengertian menurut Whitmore merupakan pengertian yang menuntut kebutuhan paling minim untuk berhasil”.6 Oleh karena itu, Whitmore 4
. Piet A Sahertian, Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 25.
5
. Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 26. 6
. Hamzah B Uno dan Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 61. Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kinerja Guru 136 | Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015
Yusran ( 137 dari 18 )
mengemukakan pengertian kinerja yang dianggapnya representatif, maka tergambarnya tanggungjawab yang besar dari pekerjaan seseorang. Pandangan lain dikemukakan King (dalam Uno dan Lamatenggo) menjelaskan
bahwa:
“Kinerja
adalah
aktivitas
seseorang
dalam
melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepadanya”.7 Mengacu dari pandangan di atas, dapat diinterpretasikan bahwa kinerja seseorang dihubungkan dengan tugas-tugas rutin yang dikerjakannya. Misalnya sebagai seorang kepala sekolah tugas rutinnya adalah memastikan proses belajar mengajar di sekolah berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan visi dan misi sekolah yang sudah ditetapkan. Hasil yang optimal tersebut merupakan kinerja kepala sekolah. Memang banyak sekali batasan yang diberikan para ahli mengenai istilah kinerja. Semuanya mempunyai visi yang agak berbeda, tetapi secara prinsip mereka semua setuju bahwa kinerja mengarah pada upaya dalam rangka mencapai prestasi kerja yang lebih baik. Begitu pula halnya dengan kinerja guru. Berhasil tidaknya tujuan dan cita-cita dalam kepemimpinan kepala sekolah di setiap satuan pendidikan sangat tergantung bagaimana proses kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah. Adapun terdapat sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam pencapaian produktivitas kerja dalam suatu organisasi, begitu pula halnya dengan guru. Selanjutnya, Suhardiman mengatakan bahwa: “Kinerja seorang pegawai akan baik, jika pegawai tersebut memiliki keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya imbalan/upah yang layak dan mempunyai harapan masa depan”.8 Secara teoretis, ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu, yaitu variabel individu, variabel organisasi, dan variabel psikologis.
7
. Hamzah B Uno dan Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukurannya..., h. 62.
8
. Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala..., h. 34. Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kinerja Guru Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni 2015 | 137
Yusran ( 138 dari 18 )
Begitu pula halnya dengan lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal harus kondusif atau mendukung pada proses produksi atau kegiatan yang dilakukan organisasi. Berdasarkan uraian di atas banyak faktor yang mempengaruhi kinerja, sekurang-kurangnya terdapat tiga faktor yang akan mempengaruhinya, yaitu kemampuan, upaya, dan peluang atau kesempatan. Dengan kata lain, kinerja merupakan fungsi dari ketiga faktor tersebut. Faktor kemampuan maksudnya adalah kemampuan pegawai dalam kegiatan produksi. Para pegawai harus memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan. Jadi kemampuan yang dimiliki harus mendukung pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu mendeskripsikan dan mengananalisis tentang kompetensi kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie. Pendekatan yang digunakan melalui pendekatan kualitatif. Salah satu ciri penyajian data yang dikumpulkan dalam bentuk uraian dan analisa dari hasil temuan penelitian. Metode dekriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang ditujukan untuk mengkaji berbagai permasalahan yang ada di lapangan dan memperoleh makna yang lebih sesuai kondisi lingkungan tempat dilakukannya penelitian. Secara teknis, penelitian ini dilakukan dengan cara mendiskripsikan secara jelas dan terarah tentang temuan lapangan berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap fenomena alamiah yang terjadi. Patilima bahwa: “Alasan penggunaan pendekatan kualitatif adalah penelitian tersebut bertujuan memahami suatu situasi sosial, peristiwa, peran, interaksi, dan kelompok”.9
9
. Patilima Hamid, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 61.
Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kinerja Guru 138 | Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015
Yusran ( 139 dari 18 )
Dengan demikian, maksud dalam penelitian ini tidak bermaksud untuk mencari teori-teori baru. Menurut Creswell (dalam Patilima), menyebutkan bahwa: “Metode pendekatan kualitatif merupakan sebuah proses investigasi. Secara bertahap peneliti berusaha memahami fenomena sosial dengan membedakan,
membandingkan,
meniru,
mengkatalogkan,
dan
10
mengelompokkan objek studi”.
Peneliti memasuki dunia informan dan melakukan interaksi terusmenerus dengan informan, dan mencari sudut pandang informan. Penelitian diskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu tetapi menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel. Sehubungan dengan deskripsi tersebut, Moleong menyimpulkan bahwa: Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memamfaatkan berbagai metode ilmiah.11 Dari berbagai deskripsi di atas, menggambarkan bahwa penelitian kualitatif dapat dipahami bahwa peneliti sebagai instrumen utama langsung mendatangi sumber data, data yang dikumpulkan cendrung berbentuk katakata dari pada angka-angka, peneliti lebih menekankan pada proses, bukan semata-mata pada hasil, peneliti melakukan analisis induktif cenderung mengungkapkan makna dari keadaan yang diamati, dan kedekatan peneliti dengan responden sangat penting dalam penelitian. Selanjutnya Moleong menambahkan bahwa: “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
10
. Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif..., h. 61.
11
. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 6. Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kinerja Guru Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni 2015 | 139
Yusran ( 140 dari 18 )
bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah”.12 Selain itu, landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam menemukan data yang benar tentang kompetensi kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie, peneliti
mengunakan
teknik
pengumpulan
data
melalui
observasi,
wawancara dan studi dokumentasi. Selanjutnya untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan sejak awal penelitian sampai akhir penelitian mengunakan teknik reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil Pembahasan Dalam hasil pembahasan, akan diupayakan untuk menginterpretasikan hasil temuan penelitian di lapangan yang telah diperoleh. Hal ini didasarkan pada suatu persepsi bahwa tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memperoleh pemaknaan atas realita yang terjadi. Selanjutnya secara sistematis pembahasan hasil penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut: Program Kerja Kepala Sekolah dalam Melaksanakan Supervisi Pengajaran di SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie Hasil penelitian menunjukkan bahwa program kerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi pengajaran di SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie sudah dirancang dengan baik dalam jangka waktu satu tahun ke depan, dan akan dirumuskan kembali di tahun yang akan datang. Adapun pelaksanaan supervisi pengajaran dilakukan sesuai jadual dan perkembangan situasi pembelajaran di sekolah. Pengembangan program kerja pelaksanaan supervisi pengajaran merupakan sejumlah rumusan tentang apa yang akan dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 12
. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif..., h. 6.
Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kinerja Guru 140 | Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015
Yusran ( 141 dari 18 )
Perencanaan Pembelajaran Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penyusunan program kerja supervisi pengajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah pada SD Negeri Geumpang
Kabupaten
Pidie
mencakup
komponen
perencanaan
pembelajaran. Proses pengembangan perencanaan pembelajaran terkait erat dengan unsur-unsur dasar kurikulum yaitu tujuan materi pelajaran, pengalaman belajar, dan penilaian hasil belajar. Sehubungan dengan deskripsi tersebut, Sudjana, menyebutkan bahwa: “Unsur yang harus diperhatikan dalam perencanaan mengajar atau satuan pelajaran adalah tujuan instruksional, bahan pengajaran, kegiatan belajar, metode dan alat bantu mengajar, dan evaluasi”.13 Dalam perencanaan pembelajaran sampai saat ini masih mempergunakan pendekatan sistem, artinya perencanaan pembelajaran merupakan kesatuan utuh yang memiliki komponen (tujuan, materi, pengalaman belajar dan evaluasi) yang satu sama lain saling berinteraksi. Sejalan dengan upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan, banyak program inovatif yang muncul kaitannya dengan perubahan paradigma dan pembaharuan dalam dunia pendidikan. Perubahan paradigma pendidikan tidak hanya cukup dengan perubahan dalam sektor kurikulum, baik struktur maupun prosedur perumusannya. Dengan demikian, inti dari perencanaan pembelajaran adalah proses memilih, menetapkan dan mengembangkan, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran, menawarkan bahan ajar, menyediakan pengalaman belajar yang bermakna, serta mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran dalam mencapai hasil pembelajarannya. Proses Belajar Mengajar Hasil penelitian membuktikan bahwa penyusunan program kerja supervisi pengajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah pada SD Negeri 13
. Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2011), h. 137. Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kinerja Guru Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni 2015 | 141
Yusran ( 142 dari 18 )
Geumpang Kabupaten Pidie mencakup komponen proses belajar mengajar. Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu cara untuk dapat memelihara dan meningkatkan terciptanya proses berfikir dari setiap individu belajar. Dalam kata pembelajaran ditekankan pada kegiatan belajar siswa melalui usaha-usaha yang terencana dalam sumber belajar agar terjadi proses belajar. Ciri utama dalam proses pembelajaran adalah adanya interaksi antara peserta didik dengan lingkungan belajarnya, baik dengan guru, teman-teman, dan sumber-sumber belajar lainnya. Sedangkan ciri-ciri lain dari pembelajaran berkaitan dengan komponen-komponen pembelajaran itu sendiri antara lain tujuan, materi/bahan ajar, metode, media, evaluasi, peserta didik, dan adanya pendidik/guru. Oleh karena itu, kriteria keberhasilan sebuah proses pembelajaran adalah munculnya kemampuan belajar berkelanjutan secara mandiri. Menurut Majid menjelaskan bahwa: Suatu proses pembelajaran yang baik akan membentuk kemampuan berfikir kritis dan munculnya kreativitas, paling tidak harus melibatkan tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Melalui pembelajaran itulah diharapkan terjadinya pengembangan yang terdapat pada setiap individu yang belajar, seperti minat, bakat, potensi.14 Dengan demikian, suatu proses pembelajaran diharapkan akan diperoleh suatu hasil belajar yang mengacu pada setiap pembelajaran yang dicapai. Penggunaan Alat Peraga Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyusunan program kerja supervisi pengajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah pada SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie mencakup komponen penggunaan alat peraga. Komponen ini merupakan padanan kata yang sering diistilahkan dengan media pembelajaran. Kata “alat peraga” merupakan salah satu komponen yang terdapat dalam media pembelajaran. Kata media merupakan bentuk
14
. Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2007), h.
26. Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kinerja Guru 142 | Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015
Yusran ( 143 dari 18 )
jamak dari kata medium. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Menurut Nata menjelaskan bahwa: Alat pengajaran adalah setiap peralatan yang dapat menunjang efektivitas dan efesiensi pengajaran. Karena sifatnya yang demikian itu, maka sebagian orang yang ada berpendapat atau menyebutkan alat pengajaran sebagai sarana belajar. Alat pengajaran ini juga termasuk bagian dari sumber pengajaran karena dapat mempengaruhi tingkah laku para siswa.15 Dari uraian di atas dapatlah dipahami bahwa alat pengajaran merupakan saran belajar yang dapat mempengaruhi tingkah laku belajar siswa. Dengan menggunkan sejumlah alat peraga dalam pembelajaran di kelas, maka peserta didik dihartapkan mampu menggugah minat belajar dan yang terpenting adalah penjelasan makna pembelajaran dengan menggunakan alat-alat pendidikan mampu memberikan pemahaman yang bermakna bagi peserta didik. Itulah sebenarnya yang diharapkan dari aktivitas belajar. Teknik Evaluasi Pengajaran Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyusunan program kerja supervisi pengajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah pada SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie juga meliputi teknik evaluasi pengajaran. Setiap kegiatan memerlukan pengukuran dan evaluasi. Pembahasan tentang evaluasi merupakan unsur penting yang selalu dibicarakan oleh semua komponen dalam organisasi pendidikan. Dalam tinjauan Sagala menyebutkan bahwa: “Pengawasan atau evaluasi adalah dikaitkan dengan upaya untuk mengendalikan, membina dan pelurusan sebagai upaya pengendalian mutu pembelajaran dalam arti luas. Melalui evaluasi pembelajaran yang efektif, suasana pembelajaran dapat dilaksanakan dengan lebih baik”.16 15
. Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), h. 301. 16
. Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2012),
h. 59. Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kinerja Guru Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni 2015 | 143
Yusran ( 144 dari 18 )
Berdasarkan deskripsi tersebut, evaluasi memiliki tujuan untuk memperbaiki cara belajar-mengajar, pengayaan bagi peserta didik serta menempatkan peserta didik pada situasi belajar mengajar yang lebih tepat dan sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya. Seorang guru dapat dikatakan berhasil dalam mengajar apabila sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Teknik Supervisi Pengajaran Yang Dilakukan Oleh Kepala Sekolah pada SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie Hasil penelitian membuktikan bahwa teknik supervisi pengajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah pada SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie dilakukan dengan pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung. Namun mengunakan teknik supervisi pengajaran yang bersifat individual, yaitu kunjungan kelas, observasi kelas, dan percakapan pribadi. Supervisi berasal dari bahasa Inggris yaitu supervision. Super artinya di atas, sedangkan vision berarti melihat. Dengan demikian, supervisi mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau penilaian yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan. Supervisi dalam konteks sekarang bukanlah seperti paradigma lama yaitu mencari kesalahan-kesalahan anak buah atau pekerja. Namun paradigma baru mengenai supervisi yaitu memberi bantuan kepada bawahan agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang menuju sasaran yang ditetapkan. Hal tersebut diungkapkan Sagala bahwa: “Usaha untuk memperbaiki situasi belajar mengajar sebagai bantuan bagi guru dalam mengajar untuk membantu siswa agar lebih baik dalam belajar”.17 Dapat disimpulkan bahwa supervisi pengajaran adalah pembinaan dan pengembangan kepada guru dalam rangka meningkatkan profesionalnya dan kemampuannya guna meningkatkan kualitas pembelajaran. 17
. Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer..., h. 228.
Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kinerja Guru 144 | Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015
Yusran ( 145 dari 18 )
Supervisi pengajaran harus didesain secara baik agar terarah dalam pelaksanaannya. Dalam kehidupan sekolah, kepala sekolah harus mampu memainkan peran dan fungsi sebagai supervisor pendidikan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi kepala sekolah sebagai supervisor pengajaran sangat penting karena dapat meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya. Kepala sekolah harus dapat membina dan membimbing guru sehingga guru nyaman dalam bekerja dan dapat meningkatkan kompetensi guru. Kendala Kepala Sekolah sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie Hasil penelitian membuktikan bahwa kendala kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie dapat diidentifikasi melalui indikator berikut, yaitu: Pendekatan Supervisi Pengajaran Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi pengajaran dalam aspek pendekatan supervisi pengajaran antara lain sedikitnya waktu yang dimiliki oleh kepala sekolah sehingga pelaksanaan supervisi sulit untuk diagendakan. Teknik Supervisi Pengajaran Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie dari segi teknik supervisi pengajaran antara lain lebih memperhatikan pada aspek kepribadian guru. Faktor ini sangat menentukan jalannya pelaksanaan program supervisi pengajaran. Perilaku Guru pada Saat Dilakukan Supervisi Pengajaran Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie dalam aspek perilaku guru pada saat dilakukan supervisi pengajaran di antaranya kondisi guru-guru sangat variatif dan sangat Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kinerja Guru Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni 2015 | 145
Yusran ( 146 dari 18 )
tergantung pada teknik yang digunakan oleh kepala sekolah. Sebenarnya, apabila kita mau mencermati bahwa pekerjaan seberat apapun tidak akan memiliki kendala apabila kita mau mengikuti aturan sesuai pedoman. Begitu pula halnya dengan kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi pengajaran. Tidak semua kepala sekolah mengerti dan memahami maksud peran dan tanggungjawab sebagaimana tercantum dalam program pendidikan. Seseorang yang memegang jabatan kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan. Selanjutnya Wahyudi menjelaskan bahwa: “Tugas dan tanggungjawab kepala sekolah dapat digolongkan kepada dua bidang, yaitu tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi dan tugas kepala sekolah dalam bidang supervisi”.18 Adapun tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi, mencakup kegiatan pengelolaan pengajaran, pengelolaan kepegawaian, pengelolaan siswa, pengelolaan gedung dan halaman sekolah, pengelolaan keuangan sekolah, dan pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat. Sedangkan tugas kepala sekolah dalam bidang supervisi antara lain memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar. Tindak Lanjut Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Supervisi Pengajaran di SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie Hasil penelitian membuktikan bahwa tindak lanjut kepala sekolah dalam meningkatkan supervisi pengajaran di SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie dapat ditinjau dari aspek kendala yang diperoleh pada saat melakukan supervisi pengajaran di sekolah. Aspek tersebut antara lain; Pertama, pendekatan supervisi pengajaran, upaya yang dilakukan dengan cara
18
. Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization), (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 30. Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kinerja Guru 146 | Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015
Yusran ( 147 dari 18 )
melaksanakan kegiatan supervisi pengajaran sesuai dengan perencanaan kerja yang tepat sasaran dan tidak terkendala dengan kegiatan rutin kepala sekolah. Kedua, teknik supervisi pengajaran, tindak lanjut yang dilaksanakan antara lain mengupayakan strategi pelaksanaan supervisi pengajaran dengan strategi yang baik, karena dalam aspek ini kepala SD Negeri Geumpang Kabupaten Pidie tidak memiliki kendala, bahkan lebih memperhatikan faktor psikologis guru sebelum melakukan kegiatan supervisi pengajaran. Ketiga, perilaku guru pada saat dilakukan supervisi pengajaran, tindak lanjut yang telah dilakukan adalah menyesuaikan teknik pelaksanaan supervisi pengajaran dengan perilaku guru-guru
di
sekolah sehingga tidak
menimbulkan ketegangan guru pada saat penyampaian materi ajar di kelas. Sebagaimana sudah penulis kemukakan pada bab sebelumnya bahwa tujuan utama dari supervisi pengajaran adalah untuk memperbaiki pengajaran. Pengajaran sebagai suatu sistem merupakan suatu pendekatan mengajar yang menekankan hubungan sistemik antara berbagai komponen dalam pembelajaran. Hubungan tersebut menurut Muslim mendeskripsikan bahwa: “Komponen yang terpadu dalam suatu pengajaran sesuai dalam fungsinya saling berhubungan satu sama lain dan membentuk suatu kesatuan. Hubungan sistemik atau penekanan pada sistem dan penekanan pada perilaku merupakan ciri-ciri pengajaran yang dapat diamati dan diukur”.19 Pengawasan sekolah, kepala sekolah, dan guru merupakan komponen yang berada dalam suatu sistem pembelajaran dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Apabila seorang supervisor pendidikan ingin mengefektifkan perannya sebagai pemimpin pendidikan, maka supervisor tersebut memerlukan lebih dari sekedar memahami dan memperkirakan
19
. Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 136. Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kinerja Guru Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni 2015 | 147
Yusran ( 148 dari 18 )
perilaku para yang dibinanya. Sehubungan dengan deskripsi tersebut, Sagala menyebutkan bahwa: “Untuk memahami dan memperoleh informasi dan mengubah perilaku guru binaannya, maka perilaku supervisor diarahkan pada penerapan prinsip-prinsip pembelajaran”.20 Komitmen yang tinggi baik supervisor maupun guru binaannya adalah sebagai syarat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran harus ditunjukkan secara terus menerus sehingga supervisor perlu mengembangkan kemampuannya untuk mengarahkan, mengubah, dan mengendalikan perilakunya sendiri maupun perilaku guru binaannya ke arah yang lebih positif dan produktif. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa salah pendukung keberhasilan dalam melaksanakan supervisi pengajaran adalah perilaku supervisor sendiri apakah menunjukkan komitmen yang tinggi ataukah sebaliknya. Kesimpulan Dari pembahasan di atas, dapat penulis simpulkan beberapa hal, antara lain; Pertama, program kerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi pengajaran memiliki rancangan yang baik untuk jangka waktu satu tahun ke depan dan dirumuskan kembali di tahun yang akan datang. Kedua, teknik supervisi pengajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah dilakukan dengan pendekatan langsung dan pendekatan langsung dan tidak langsung. Ketiga, kendala yang dihadapi kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kinerja guru antara lain: (a) sedikitnya waktu yang dimiliki oleh kepala sekolah sehingga pelaksanaan supervisi sulit untuk diagendakan, (b) lebih memperhatikan pada aspek psikologis guru, sehingga pelaksanaan supervisi pengajaran disesuaikan dengan kondisi guru, dan (c) perilaku guru sangat variatif dan menyulitkan kepala sekolah menyesuaikan dengan keadaan sekolah. 20
. Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 234. Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kinerja Guru 148 | Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi: No. 1, Vol. 1, Juni 2015
Yusran ( 149 dari 18 )
Keempat, tindak lanjut kepala sekolah dalam meningkatkan supervisi pengajaran dilakukan dengan cara melaksanakan kegiatan supervisi pengajaran sesuai dengan perencanaan kerja yang tepat sasaran dan tidak terkendala dengan kegiatan rutin kepala sekolah, mengupayakan strategi pelaksanaan supervisi pengajaran dengan strategi yang baik, dan menyesuaikan teknik pelaksanaan supervisi pengajaran dengan perilaku guru-guru di sekolah. Daftar Pustaka Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012). Muslim, Sri Banun, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru, (Bandung: Alfabeta, 2013). Nata, Abuddin, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009). Patilima, Hamid, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011). Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009). Sagala, Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2012). ....................., Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010). Sahertian, Piet A. Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011). Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2011). Suhardiman, Budi, Studi Pengembangan Kepala Sekolah Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012). Uno, Hamzah B dan Lamatenggo Nina, Teori Kinerja dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012). Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Permasalahannya, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011).
Teoritik,
dan
Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization), (Bandung: Alfabeta, 2012).
Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Kinerja Guru Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, No. 1, Vol. 1, Juni 2015 | 149